Upload
sylvia-dianita
View
65
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN DUA GEDUNG EMPAT
LANTAI MENGGUNAKAN TEKNIK ROUTING DYNAMIC ROUTING /
OSPF, BGP DAN FITUR HOTSPOT
A. TUJUAN
Mahasiswa memahami dan mampu merancang sebuah jaringan pada sebuah
gedung yang terdiri dari 4 lantai dengan dua ruangan pada setiap lantai dengan
menggunakan teknik peroutingan Dynamic Routing / OSPF, BGP dan terdapat
Fitur HotSpot.
B. ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
1. Personal Komputer / Laptop / Notebook yang memiliki NIC
2. Kabel UTP (Cross-Over dan Straight-through) dengan konektor RJ45
3. MikroTik RouterBoard, 5 buah router, dimana satu router untuk menjadi
router utama dan empat router lagi sebagai router utama dimasing-masing
lantainya.
4. Aplikasi WinBox
5. Akses ke jaringan Public, dapat menggunakan modem ataupun jaringan
internet kampus.
C. MATERI SINGKAT
Routing memegang peranan penting dalam suatu network terutama dalam
mengatur jalur data dari suatu komputer ke komputer lain. Perangkat yang
bertugas mengatur routing disebut ROUTER. Salah satu router yang paling
banyak dipakai adalah MikroTik, karena dipandang mudah dalam
pengoperasiannya dan kebutuhan hardware yang relative rendah.
Ada beberapa mekanisme routing, diantaranya:
a. Dynamic Routing / OSPF
OSPF(Open Shortest Path First) adalah routing protocol yang dikembangkan
untuk internet protokol (IP) yang berdasarkan pada pemilihan jalur yang dilalui
paket data yang terdekat. OSPF adalah link state routing protokol yang digunakan
untuk mengirim LSAs ke semua router di hirarki area yang sama. sebagai OSPF
router, link state mengumpulkan informasi, mereka menggunakan algoritma
SPF(sort path first) untuk menghitung jalur terpendek ke setiap nodenya.
Cara Penentuan Jalur terbaiknya dengan menggunakan nilai metric. metric
berdasarkan nilai OSPF cost = 10^8/nilai bandwidth terendah dalam bps. routing
update hanya akan dikirim ketika ada perubahan link up atau down. dan yang
membedakan ospf dengan routing-routing lain, pada ospf tedapat penggunaan
area-area.
Ada dua tipe hirarki dalam OSPF:
Transit Area (Backbone or area 0)
Regular areas (nonbackbone areas)
Area karakteristik OSPF:
Meminimalisir routing table.
Jika ada perubahan dalam satu area tidak akan mempengaruhi area lain,
karena LSA flooding hanya dikirim ke satu area tersebut.
Fitur :
OSPF adalah routing protocol yang hanya bekerja membedakan antara media
lain.
OSPF mendukung operasi yang melewati tiga tipe jaringan: Broadcast Multi
access, Point-to-Point, Nonbroadcast Multiaccess.
OSPF Interface secara default:
Mode OSPF pada Frame Relay main interface adalah non-broadcast
Mode OSPF pada Point-to multipoint subinterface adalah non-broadcast.
Mode OSPF pada Point-to-point Sub-interface mode adalah Point -to-point
Di dalam OSPF ada beberapa router type;
1. Internal Router = Semua interface nya berdampingan pada area yang sama.
2. Backbone Router = Biasa dikenal dengan area 0, Router Utama.
3. Area Border Router(ABR) = Router yang terkoneksi dua atau lebih area
ospf.
4. Autonomous System Boundary Router (ASBR) = router akan disebut ASBR
jika router ini terkoneksi dua atau lebih area, dan ada routingan lain yang di
redirect/ di inject ke dalam OSPF.
b. HotSpot
Hotspot System digunakan untuk memberikan layanan akses jaringan
(Internet/Intranet) di Public Area dengan media kabel maupun wireless. Hotspot
menggunakan Autentikasi untuk menjaga Jaringan tetap dapat dijaga walaupun
bersifat public.
Proses Autentikasi menggunakan protocol HTTP/HTTPS yang bisa dilakukan
oleh semua web-browser. Hotspot System ini merupakan gabungan atau
kombinasi dari beberapa fungsi dan fitur RouterOS menjadi sebuah system yang
sering disebut 'Plug-n-Play' Access.
Hotspot System bisa digunakan pada jaringan Wireless maupun jaringan
Kabel bahkan kombinasi dari keduanya. Jaringan Hotspot bersifat Bridge
Network
c. BGP (Border Gateway Protocol)
BGP(Border Gateway Protocol) merupakan inti dari protocol routing di
internet. protocol ini menjadi backbone dari jaringan internet di dunia. BGP
merupakan routing protocol. BGP dijelaskan dalam RFC4271. BGP bekerja
dengan cara memetakan sebuah ip table network yang menunjukkan ke jaringan
yang dapat dicapai antar AS(Autonomous System). BGP digambarkan sebagai
sebuah protocol path vector. BGP tidak menggunakan Metrik IGP(Interior
Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat keputusan routing berdasarkan path,
netwok polices dan rule set.
BGP General Operation
Mendengar dan mempelajari semua path, baik dari IGP maupun EGP
Memilih best path dan mengaktifkannya ke forwarding table
Best path dikirimkan ke external BGP neighbor
Filter/policy bisa diterapkan untuk mengatur proses pemilihan best path
BGP mendukung class-inter-domain dan menggunakan route aggregation
untuk mengurangi table routing. BGP diciptakan sebagai pengganti rotuing EGP
yang mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada
jaringan backbone saja.
BGP Attribute Type
Well-known Mandatory = Harus di ada di semua BGP router, ada di semua
BGP update dan dapat melewati semua BGP router. contoh = AS path, origin
dan next hop.
Well-known discretionary : Akan ada kalau di configurasikan = Local
Preference.
Optional Transitive : kalau attribute itu tidak di kenali maka attribute nya
akan dilewatkan. contoh = aggregator, community.
Optional Non-transitive: kalau attribute itu tidak dikenali maka attribute itu
akan di drop. contoh = Multi-exit Discriminator(MED), Originator ID.
noted : kata mandatory = kalau diartikan pasti ada di semua router BGP.
D. LANGKAH KERJA
TOPOLOGI
Rancanglah jaringan sebagaimana topologi berikut:
KETERANGAN TOPOLOGI:
Garis Merah ( ) : Penghubung router utama dengan jaringan
internet
Garis Kuning ( ) : Penghubung antar router backbone di masing
masing lantai
Garis Hitam ( ) : Penghubung antar router dilantai yang sama
Router ( ) : Sebagai Router Utama pembangun jaringan satu gedung
LANTAI 1
LANTAI 4
INTERNET
Client4
Eth1
Eth1
Eth2
Eth
3Et
h3
Eth 4
LANTAI 3
Client3
LANTAI 2
Client2
Client4
Eth2
LANTAI 1
Client1
Eth1
Eth2
Eth3
Eth
5
Eth
1
Eth
1
Eth
1
Eth 4
Eth
2
Eth1
Eth1
Eth1
LANTAI 4
LANTAI 3
Client3 LANTAI 2
Client2
Client4
Client1
Eth
1
Eth1
Eth1
Eth2
Eth2
Eth2
Eth
3
Eth1
Eth3 Eth1
Eth1
Eth 4
Eth3
Eth 4 Eth
1
Eth
2
Eth
5
Eth1
Eth
1
Eth2 Eth3
Gedung 1 Gedung 2
RU 1 RU 2 R1
R2
R3
R4
R3
R4
R2
R1
Eth
2
Eth 4
Eth
1
Eth 4
Eth2
RU
Router ( ) : Sebagai Router Utama/ backbone di tiap lantai
Eth1 , Eth2, Eth3, Eth4, Eth5
ALOKASI ALAMAT IP
a. JARINGAN BACKBONE (ROUTER UTAMA)
Yang dimaksud sebagai jaringan backbone pada jaringan ini adalah jaringan –jaringan
yang menghubungkan antara router utama ke router-router masing-masing lantai dan koneksi
antar router-router setiap lantai sehingga membentuk topologi mesh.
Dari topologi jaringan diatas maka pada Gedung 1 akan terbentuk 11 segment jaringan,
yaitu:
1. Segment 1 (RU1 dan R1) dengan NetAddress :192.168.1.0 /30
Interface Eth5 pada RU1 : 192.168.1.1 /30
Interface Eth1 pada R1 : 192.168.1.2 /30
2. Segment 2 (RU1 dan R2) dengan NetAddress :192.168.2.0 /30
Interface Eth2 pada RU1 : 192.168.2.1 /30
Interface Eth1 pada R2 : 192.168.2.2 /30
3. Segment 3 (RU1 dan R3) dengan NetAddress :192.168.3.0 /30
Interface Eth3 pada RU1 : 192.168.3.1 /30
Interface Eth1 pada R3 : 192.168.3.2 /30
4. Segment 4 (RU1 dan R4) dengan NetAddress :192.168.4.0 /30
Interface Eth4 pada RU1 : 192.168.4.1 /30
Interface Eth1 pada R4 : 192.168.4.2 /30
5. Segment 5 (R1 dan R2) dengan NetAddress :192.168.5.0 /30
Interface Eth3 pada R1 : 192.168.5.1 /30
Interface Eth3 pada R2 : 192.168.5.2 /30
6. Segment 6 (R2 dan R3) dengan NetAddress :192.168.6.0 /30
Interface Eth4 pada R2 : 192.168.6.1 /30
Interface Eth4 pada R3 : 192.168.6.2 /30
7. Segment 7 (R3 dan R4) dengan NetAddress :192.168.7.0 /30
Interface Eth3 pada R3 : 192.168.7.1 /30
Interface Eth3 pada R4 : 192.168.7.2 /30
8. Segment 8 (R1 dan Client1) dengan NetAddress :192.168.8.0 /30
Interface Eth2 pada R1 : 192.168.8.1 /30
Interface Eth1 pada Client1 : 192.168.8.2 /30
9. Segment 9 (R2 dan Client2) dengan NetAddress :192.168.9.0 /30
Interface Eth2 pada R2 : 192.168.9.1 /30
Interface Eth1 pada Client2 : 192.168.9.2 /30
10. Segment 10 (R3 dan Client3) dengan NetAddress :192.168.10.0 /30
Interface Eth2 pada R3 : 192.168.10.1 /30
Interface Eth1 pada Client3 : 192.168.10.2 /30
11. Segment 11 (R4 dan Client4) dengan NetAddress :192.168.11.0 /30
Interface Eth2 pada R3 : 192.168.11.1 /30
Interface Eth1 pada Client4 : 192.168.11.2 /30
Gedung 2 akan terbentuk 11 segment jaringan, yaitu:
1. Segment 12 (RU2 dan R1) dengan NetAddress :192.168.12.0 /30
Interface Eth5 pada RU2 : 192.168.12.1 /30
Interface Eth1 pada R1 : 192.168.12.2 /30
2. Segment 2 (RU2 dan R2) dengan NetAddress :192.168.13.0 /30
Interface Eth2 pada RU2 : 192.168.13.1 /30
Interface Eth1 pada R2 : 192.168.13.2 /30
3. Segment 3 (RU2 dan R3) dengan NetAddress :192.168.14.0 /30
Interface Eth3 pada RU2 : 192.168.14.1 /30
Interface Eth1 pada R3 : 192.168.14.2 /30
4. Segment 4 (RU2 dan R4) dengan NetAddress :192.168.15.0 /30
Interface Eth4 pada RU2 : 192.168.15.1 /30
Interface Eth1 pada R4 : 192.168.15.2 /30
5. Segment 5 (R1 dan R2) dengan NetAddress :192.168.16.0 /30
Interface Eth3 pada R1 : 192.168.16.1 /30
Interface Eth3 pada R2 : 192.168.16.2 /30
6. Segment 6 (R2 dan R3) dengan NetAddress :192.168.17.0 /30
Interface Eth4 pada R2 : 192.168.17.1 /30
Interface Eth4 pada R3 : 192.168.17.2 /30
7. Segment 7 (R3 dan R4) dengan NetAddress :192.168.18.0 /30
Interface Eth3 pada R3 : 192.168.18.1 /30
Interface Eth3 pada R4 : 192.168.18.2 /30
8. Segment 8 (R1 dan Client1) dengan NetAddress :192.168.19.0 /30
Interface Eth2 pada R1 : 192.168.19.1 /30
Interface Eth1 pada Client1 : 192.168.19.2 /30
9. Segment 9 (R2 dan Client2) dengan NetAddress :192.168.20.0 /30
Interface Eth2 pada R2 : 192.168.20.1 /30
Interface Eth1 pada Client2 : 192.168.20.2 /30
10. Segment 10 (R3 dan Client3) dengan NetAddress :192.168.21.0 /30
Interface Eth2 pada R2 : 192.168.21.1 /30
Interface Eth1 pada Client3 : 192.168.21.2 /30
11. Segment 11 (R4 dan Client4) dengan NetAddress :192.168.22.0 /30
Interface Eth2 pada R4 : 192.168.22.1 /30
Interface Eth1 pada Client4 : 192.168.22.2 /30
Segment 23 (RU1 dan RU) dengan NetAddress :192.168.23.0 /30
Interface Eth2 pada RU : 192.168.23.1 /30
Interface Eth1 pada RU1 : 192.168.23.2 /30
Segment 24 (RU2 dan RU) dengan NetAddress :192.168.24.0 /30
Interface Eth3 pada RU : 192.168.24.1 /30
Interface Eth1 pada RU2 : 192.168.24.2 /30
Interface-interface yang terdapat di ROUTER UTAMA GEDUNG 1 (RU1) adalah
1) Eth2 : 192.168.2.1 /30
2) Eth3 : 192.168.3.1 /30
3) Eth4 : 192.168.4.1 /30
4) Eth5 : 192.168.1.1 /30
Interface-interface yang terdapat di ROUTER UTAMA GEDUNG 2 (RU2) adalah
1) Eth2 : 192.168.13.1 /30
2) Eth3 : 192.168.14.1 /30
3) Eth4 : 192.168.15.1 /30
4) Eth5 : 192.168.12.1 /30
1. JARINGAN GEDUNG 1
a. Jaringan di Lantai 1 Gedung 1
Lantai satu memiliki sebuah Router (R1) yang memiliki 3 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 2 dan satu lagi terhubung ke client.
Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.1.2 /30
b. Eth2 : 192.168.8.1 /30
c. Eth3 : 192.168.5.1 /30
b. Jaringan di lantai 2 Gedung 1
Lantai dua memiliki sebuah Router (R2) yang memiliki 4 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 1, satu terhubung ke router 3 dan
satu lagi terhubung ke client. Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.2.2 /30
b. Eth2 : 192.168.9.1 /30
c. Eth3 : 192.168.5.2 /30
d. Eth4 : 192.168.6.1 /30
c. Jaringan di lantai 3 Gedung 1
Lantai tiga memiliki sebuah Router (R3) yang memiliki 4 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 2, satu terhubung ke router 4 dan
satu lagi terhubung ke client. Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.3.2 /30
b. Eth2 : 192.168.10.1 /30
c. Eth3 : 192.168.7.1 /30
d. Eth4 : 192.168.6.2 /30
d. Jaringan di lantai 4 Gedung 1
Lantai empat memiliki sebuah Router (R4) yang memiliki 3 buah interface yang mana
satu terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 3 dan satu lagi terhubung ke
client. Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.4.2 /30
b. Eth2 : 192.168.11.1 /30
c. Eth3 : 192.168.7.2 /30
2. JARINGAN GEDUNG 2
a. Jaringan di Lantai 1 Gedung 2
Lantai satu memiliki sebuah Router (R1) yang memiliki 3 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 2 dan satu lagi terhubung ke client.
Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.12.2 /30
b. Eth2 : 192.168.19.1 /30
c. Eth3 : 192.168.16.1 /30
b. Jaringan di lantai 2 Gedung 2
Lantai dua memiliki sebuah Router (R2) yang memiliki 4 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 1, satu terhubung ke router 3 dan
satu lagi terhubung ke client. Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.13.2 /30
b. Eth2 : 192.168.20.1 /30
c. Eth3 : 192.168.16.2 /30
d. Eth4 : 192.168.17.1 /30
c. Jaringan di lantai 3 Gedung 2
Lantai tiga memiliki sebuah Router (R3) yang memiliki 4 buah interface yang mana satu
terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 2, satu terhubung ke router 4 dan
satu lagi terhubung ke client. Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.14.2 /30
b. Eth2 : 192.168.21.1 /30
c. Eth3 : 192.168.18.1 /30
d. Eth4 : 192.168.17.2 /30
d. Jaringan di lantai 4 Gedung 2
Lantai empat memiliki sebuah Router (R4) yang memiliki 3 buah interface yang mana
satu terhubung ke router utama, satu terhubung ke router 3 dan satu lagi terhubung ke
client. Maka interface jaringan yang akan terbentuk adalah:
a. Eth1 : 192.168.15.2 /30
b. Eth2 : 192.168.22.1 /30
c. Eth3 : 192.168.18.2 /30
LANGKAH KERJA SETTING ROUTING OSPF
1. Hubungkan masing-masing router sesuai dengan topologi.
2. Jalankan Aplikasi WinBox pada masing-masing PC. Setiap satu router dikonfigurasi oleh
satu PC / laptop.
3. Reset-configuration masing-masing router
4. Atur masing-masing alamat IP pada router ditiap lantai gedung sesuai dengan topologi.
Dengan cara pilih menu “IP”, klik “Addresses”
5. Lalu, klik ikon “Tambah” untuk menginisialisasikan alamat IP pada masing-masing
ethernet (Eth) yang telah diatur sesuai dengan topologi. Perhatikan alamat IP harus
sesuai dengan Interface (Eth). (Lihat topologi dan Alokasi Alamat IP)
6. Lakukan secara benar untuk masing-masing router ditiap lantai.
7. Kemudian setelah alamat IP untuk setiap interface telah diinisialisasikan, maka kita akan
mensetting dynamic routing / ospf.
8. Caranya, pilih menu “Routing” pada WinBox, kemudian klik “OSPF”.
9. Setelah muncul jendela OSPF, maka pilih tab “Network”
10. Kemudian, klik ikon “Tambah” kemudian masukkan Net Address jaringan yang
terhubung secara langsung ke interface pada masing-masing Router. Contohnya pada
setting ospf router 1, maka net address yang kita daftarkan adalah 192.168.1.0 dan
192.168.5.0. karena pada router 1 ada dua interface yang terhubung ke router lainnya
pada jaringan utama yaitu : Eth1 = 192.168.1.2 dan Eth3 = 192.168.5.1.
11. Lalu untuk mengetes apakah ospf berjalan atau tidak yaitu dengan cara pilih menu
“Tools” lalu klik “TraceRouter”. Setelah itu muncul jendela Trace Router
12. Pada baris “Traceroute to” ketikkan alamat IP yang ingin dituju. Kemudian klik “start”
13. Maka, bila mekanisme ini berhasil, akan ditampilkan jalur-jalur yang dapat dilewati
paket data menuju alamat yang kita tuju tadi.
LANGKAH KERJA SETTING HOTSPOT
1. Lakukan akses ke router utama (RU) dengan Aplikasi WinBox.
2. Kemudian tentukan interface mana yang akan disetting menjadi interface public,
biasanya Eth 1 yang akan menghubungkan ke internet. Dan interface Eth 2, Eth 3, Eth 4
dan Eth 5 yang dipakai sebagai interface lokal, yang akan dikonfigurasi menjadi
hostspot.
3. Setelah itu pada Winbox, pilih menu “IP”, klik “Hotspot”.
4. Lalu muncul jendela hotspot. Kemudian pada tab “Servers” klik tombol Hotspot Setup.
5. Pilih Interface yang akan dijadikan sebagai interface jaringan Hotspot.
6. Setting Hotspot Address, masukkan IP address sesuai kebutuhan, klik Next.
7. Tentukan batasan IP DHCP. IP pada range tersebut akan dijadikan sebagai IP dynamic
yang diberi secara otomatis pada client, klik Next
8. Pada jendela Sertifikat, pilih “None” klik next.
9. Setting SMTP Server, biarkan 0.0.0.0 klik next
10. Konfigurasi DNS Server. Kita pakai DNS Google 8.8.8.8
11. DNS Name untuk hotspot yang dibuat, bisa juga dikosongkan.
12. Konfigurasi Hotspot selesai, klik OK.
13. Menambah User Baru
14. Untuk menambah atau mendaftarkan user baru, dapat dilakukan melalui WinBox pilih IP
| Hotspot |User, Klik tanda tambah.
15. Masukkan nama user dan password, lalu klik OK. Lakukan cara yang sama untuk
mendaftarkan user-user yang dibolehkan akses ke hotspot.
16. Menambah User dengan profil yang berbeda
17. Mikrotik hotspot memberikan untuk mengkonfigurasi user dengan profile yang berbeda,
misalnya ada 2 profile user VIP dan Biasa. Dimana VIP memperoleh kecepatan akses
yang lebih dari user Biasa, meskipun sama-sama
18. menggunakan faslitas hotspot yang sama.
.
Setup profile dapat dilakukan dengan cara memilih menu IP | Hotspot |
User Profiles |
19. Pada rate limit, isi 64k/20k 200k/200k 100k/40k 20/24 7 20k/20k. Nilai ini disesuaikan
dengan kebijan IT pada instansi tempat membangun hotspot.
20. Berikut format pengisiannya :
21. x1k/y1k 22. : Rate (TX rate/ RX rate misal :
128k/1024k)
23. x2k/y2k 24. : Burst Rate (misal : 256k/2048k)
25. x3k/y3k 26. : Burst Threshold (misal : 160k/1280k)
27. x5/y5 28. : Burst Time (dalam detik misal :
60/60)
29. P 30. : Prioritas (nilai 1-8), 1 adalah prioritas
utama
31. x6k/y6k 32. : Minimum rate: (i.e 32k/256k)
21. Penambahan User baru
Pada Winbox, klik IP | Hotspot | User |
Name : Isikan nama User
Password : masukkan password User
Profile : pilih profile dari user yang akan dibuat.
Lebih lengkapnya mengenai New Hotspot User, lihat gambar berikut :
22. Melihat hasil konfigurasi
a. Halaman Login
23. Jika konfigurasi sukses, setiap user yang akan browsing internet akan di redirect ke
halaman login seperti gambar berikut :
LANGKAH KERJA SETTING BGP
Konfigurasi pada Router 1 :
1. Setup ip address ether1 10.18.1.1/30. Command : ip address add address=10.18.1.1/30
interface=ether1
2. Setup ip address ether2 192.168.2.1/24. Command : ip address add
address=1192.168.2.1/24 interface=ether2
3. Setup AS Number Router1, kita setting AS nya 65529. Menu : Routing > BGP >
Instances
4. Setting Peer pada Menu Peer.
5. Name : disini disikan R2 karena peernya menuju R2.
Remote address : IP address peer, yaitu IP Router 2 10.18.1.2
Remote ASN : AS Number Router2.
6. Kemudian Klik menu networks.
Tambahkan networks 192.168.2.0/24 yang ada pada interface ether2 untuk diadvertise ke
Router2.
7. Konfigurasi pada Router 1 selesai.
Konfigurasi Router 2 :
1. Setup IP ether1 10.18.1.2/30. Command : ip address add address=10.18.1.2/30
interface=ether1.
2. Setup AS Number Router2, kita setting AS nya 65530. Menu : Routing > BGP >
Instances.
3. Lalu setup peernya
4. Pada router 2 tidak perlu menambahkan networks, karena tidak akan mengadvertise
routingan apapun ke router1.
5. Settingan selesai, dan lihat hasilnya pada menu IP > route.
Akan terlihat Status DAb, yang berarti Dynamic Active BGP