Upload
johan-setiawan
View
1.230
Download
17
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Serial Bina Pra-nikah Spirit Oneness Persahabatan Rohani
Citation preview
SPIRIT ONENESS:
PersahabatanRohani
Seri Bina Pranikah
SPIRIT ONENESS:Persahabatan Rohani
DESAIN PRESENTASI: Johan Setiawan
SUMBER UTAMA:R. Paul Stevens, Marriage Spirituality: Ten Disciplines for Couples Who Love God, InterVarsity Press (Downers Grove: 1989). Terjemahan Indonesia: Membangun Pernikahan yang Rohani: 10 Disiplin bagi pasangan yang Mengasihi Allah, Gloria Graffa (Yogyakarta, cetakan kedua 2013).
Persahabatan Rohani
Persahabatan rohani muncul ketika orang-orang yang mengasihi dan memiliki komitmen terhadap satu sama lain berjanji untuk saling membantu dalam menjalani perjalanan rohani mereka.
Persahabatan Rohani
Pernikahan merupakan konteks yang ideal bagi persahabatan jiwa. Tragisnya, ini jarang tercapai. Pasangan suami istri puas dengan pernikahan yang bisa berlangsung lama atau hanya meminimalkan konflik dan memaksimalkan kesenangan.
Persahabatan Rohani
Terlalu banyak orang memiliki pernikahan yang stabil tetapi tidak memuaskan. Mereka puas dengan hal yang terlalu kecil. Mimpi menjadi sahabat jiwa terhadap pasangannya sepertinya terlalu ideal. Jadi mereka memuaskan diri dengan tuntutan yang tidak terlalu berat dengan menjaga penampilan dan kualitas keintiman yang cukup masuk akal. Persahabatan jiwa dalam pernikahan merupakan hal yang menantang, tetapi mungkin dicapai.
Persahabatan Rohani
Bagaimanakah pernikahan menolong kita bertumbuh
semakin serupa Kristus?
Bagaimanakah suami-istri dapat benar-benar menjadi
sahabat rohani satu sama lain?
Apakah artinya menjadi murid Kristus yang
menikah?
Spiritualitas Pernikahan
Ada banyak pembahasan tentang spiritualitas, yang biasanya hanya sedikit atau bahkan tidak memasukkan tentang pernikahan.Ada banyak pembahasan tentang pernikahan, yang biasanya hanya sedikit atau bahkan tidak memasukkan tentang spiritualitas.
Pembicaraan tentang spiritualitas seringkali menganggap seakan semua
orang adalah biarawan, menjalani hidup selibat, menarik diri dari dunia, dan menikmati apa yang mereka sebut “pernikahan rohani” dengan Tuhan
sendiri.
Spiritualitas Pernikahan
Kita perlu mempersatukan spiritualitas dan pernikahan, karena pernikahan itu sendiri merupakan jalan utama untuk membentuk kita bertumbuh dalam mengenal, mengasihi, mencerminkan, dan memuliakan Tuhan.
Spiritualitas Pernikahan
Sebagian besar pasangan kristiani mengalami ketidakpastian dan
kebingungan mengenai hubungan antara hidup
kerohanian dan pernikahan mereka.Dalam banyak pernikahan, ini menjadi sumber rasa frustrasi dan perselisihan. Ini adalah topik yang jarang dibicarakan, tetapi sangat
penting bagi terciptanya pernikahan kristiani yang sehat.
Spiritualitas Pernikahan
What if God designed marriage to make us holy more than to make us happy?
Bagaimana jika Tuhan merancang pernikahan untuk membuat kita lebih kudus daripada untuk membuat kita lebih bahagia?
Spiritualitas Pernikahan
Pernikahan lebih dari kesatuan dua pribadi. Pernikahan juga merupakan disiplin rohani yang menolong Anda semakin mengenal dan intim dengan Tuhan. Fokusnya bukan sekadar pada marital enrichment melainkan spiritual enrichment yang juga akan membuat Anda makin mengasihi pasangan Anda. Suatu pernikahan, baik yang menyenangkan maupun menyusahkan, penuh dengan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh dalam karakter Kristus.
Spiritualitas Pernikahan
Pernikahan mengajar kita:
• Mengasihi• Menghormati• Menyatakan dosa kita• Mengampuni• Memiliki hati hamba• Mengenal Tuhan• Menyadari kehadiran
Tuhan• Mengembangkan
panggilan hidup• dll.
Spiritualitas Pernikahan
Rintangan Menuju Persahabatan Rohani
1. Pernikahan Memiliki Terlalu Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan Takut Pada Keintiman
• tagihan-tagihan yang harus dibayar dan diperdebatkan• lutut anak-anak yang luka
dan perlu dibalut• mobil yang sering rusak
sehingga harus diganti
1. Pernikahan Memiliki Terlalu Banyak Agenda
• liburan yang harus direncanakan
• sampah yang harus dibuang keluar
• Bagaimana kita dapat menemukan waktu atau energi untuk berdoa bersama?
“Jika kamu mau lebih bebas melayani Kristus, jelas hidup melajang lebih baik. Pernikahan membutuhkan pengorbanan waktu yang lebih banyak.”
1. Pernikahan Memiliki Terlalu Banyak Agenda
Dua orang yang memiliki latar belakang dan pribadi berbeda tidak dapat hidup bersama tanpa menimbulkan berbagai pertentangan.
Suami terlalu berantakan; Istri membelanjakan uang dengan sembrono; Suami kurang perhatian; Istri tidak tertarik hubungan seks; Anak-anak membuat orang tua bertengkar; Masalah mertua, dst.
Tidak ada tenaga yang tersisa untuk berbincang-bincang di sore hari.
2. Pernikahan Memiliki Banyak Masalah yang Belum Selesai
Rasanya ingin menunggu sampai seluruh permasalahan itu terpecahkan sebelum menjalani sebuah perjalanan rohani bersama.
2. Pernikahan Memiliki Banyak Masalah yang Belum Selesai
Sekelompok teman dalam sebuah kelompok pemahaman Alkitab mungkin akan terinspirasi oleh hikmat dan kerohanian saya yang menyegarkan, namun pasangan kita tahu hal lain yang tidak beres dengan hidup kita.
3. Pasangan Sudah Terlalu Saling Kenal
“Jika pasangan saya mengenal saya dengan
begitu baik, apakah akan ada perkataan saya yang
kedengaran baru bagi dia?”
Tidak ada orang yang dapat terluka dan melukai lebih dalam daripada pasangan kita.
Bagaimana dua orang pendosa yang sedemikian dekat dapat menjadi sahabat rohani?
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
Liturgi harian sepasang suami-istri:
“Saya telah bersalah dan melukai hatimu. Saya menyesal. Maafkan
saya.”
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
seperti mempunyai mobil baru …
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan “Takut Pada Keintiman”
KebutuhanPribadi
KebutuhanPribadi
TERLUKA&
MELUKAI
• Tidak mau mengungkapkan perasaan yang mendalam
• Marah ketika terkena bagian yang luka• Mengalihkan pembicaraan ketika mulai terancam• Mutung, ngambek, diam untuk menghindari
penolakan• Menyibukkan diri dengan pekerjaan, kegiatan,
hiburan, “pelayanan” agar tidak perlu terlibat secara emosi
Lapisan Pelindung
Rintangan Menuju Persahabatan Rohani
1. Pernikahan Memiliki Terlalu Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan “Takut Pada Keintiman”
1. Pernikahan Memiliki Terlalu Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan “Takut Pada Keintiman”
Menikah dapat menjadi
malapetaka bagi kehidupan rohani
Anda. Banyak orang merasa bahwa persahabatan mereka dalam
Kristus berjalan lebih baik sebelum mereka menikah.
Rintangan Menuju Persahabatan Rohani
1. Pernikahan Memiliki Terlalu Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan “Takut Pada Keintiman”
Setiap rintangan dalam
membangun kerohanian
sebuah pernikahan pada
kenyataannya menjadi alasan yang baik untuk
memilih pasangan kita sebagai
sahabat rohani.
Rintangan Menuju Persahabatan Rohani
Kesempatan Menuju Persahabatan Rohani
1. Pernikahan Memiliki Terlalu Banyak Agenda
2. Pernikahan Memiliki Banyak Masalah yang Belum Selesai
3. Pasangan Sudah Terlalu Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
5. Pasangan “Takut Pada Keintiman”
OPPORTUNITY
“Jika kamu mau lebih bebas melayani Kristus, jelas hidup melajang lebih baik. Pernikahan membutuhkan pengorbanan waktu yang lebih banyak.Tetapi jika kamu mau menjadi lebih menjadi serupa Kristus, saya tidak dapat membayangkan cara yang lebih baik dari menikah. Menikah membuatmu mau tidak mau harus menghadapi berbagai masalah karakter yang masih bisa kamu hindari jika kamu tidak menikah.”
1. Pernikahan Memiliki Terlalu Banyak Agenda
Pernikahan tidak selalu bersuasana bulan madu, tetapi seharusnya juga tidak menjadi perjalanan yang suram. Persahabatan rohani membantu kita untuk mengatasi atau menggumul-kan masalah-masalah yang tidak terpecahkan (doa-doa yang tak terjawab, misteri penderitaan, kehilangan, dll.).
2. Pernikahan Memiliki Banyak Masalah yang Belum Selesai
Justru di tengah segala permasalahan, kita dapat mengalami kedalaman persahabatan rohani yang menumbuhkan pengharapan dan keintiman.
2. Pernikahan Memiliki Banyak Masalah yang Belum Selesai
Sahabat rohani adalah seseorang yang kita izinkan melihat bagian kehidupan kita apa adanya. Pengenalan yang dalam membuat kita membentuk kerohanian yang murni, yang tidak memungkinkan kita bersembunyi di balik kata-kata hampa.
3. Pasangan Sudah Terlalu Saling Kenal
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
4. Pasangan Memiliki Banyak Sejarah Dosa & Luka
Seringkali tidak ada orang yang dapat mengatakan kebenaran dengan lebih tepat, lebih menolong, atau yang lebih penuh kasih selain pasangan kita.
Melalui pasangan kita Tuhan menyingkap pertahanan diri kita yang berupa pembenaran diri sendiri dan mengenakan kepada kita jubah pengampunan. Ini adalah dasar keintiman yang sejati.
Kita takut pada keintiman karena hal itu dapat saja menyakitkan.
Namun akan terasa lebih menyakitkan lagi jika mengalami kesepian yang terjadi akibat saling menjauhi satu sama lain dalam jarak yang aman.
5. Pasangan “Takut Pada Keintiman”
KARYAROH KUDUS
PERISTIWASEHARI-HARI
DISIPLINROHANI
PertumbuhanRohani
Mengenal, Mengasihi, Mencerminkan, Memuliakan
Tuhan
Spiritualitas Pernikahan
Disiplin Rohanidg Pasangan
Dinamika HidupPernikahan
Disiplin Rohani bagi PasanganDOA: Berbagi Keintiman IstimewaPERCAKAPAN: Mendengarkan
Suara HatiSABAT: Bersama Bermain Surga RETRET: Berbagi KesunyianBELAJAR: Bersama
Mendengarkan TuhanPELAYANAN: Kemitraan PenuhKETAATAN: Bersama Melakukan
Kehendak TuhanPENGAKUAN: Penyembuhan oleh
PengampunanSALING MERENDAHKAN DIRI:
Membalikkan Kutukan
Spiritualitas Pernikahan
Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang
memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting
bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang
memberi pertumbuhan. (1 KORINTUS 3:6-7)