12
MACHINE-TO-MACHINE COMMUNICATIONS Potensi dan Regulasi ICT Weeks Universitas Multimedia Nusantara 15 Desember 2011 Heru Sutadi

Machine-to-Machine Communication

Embed Size (px)

DESCRIPTION

machine-to-machine communication: peluangan dan tantangan di Indonesia

Citation preview

Page 1: Machine-to-Machine Communication

MACHINE-TO-MACHINE COMMUNICATIONS

Potensi dan Regulasi

ICT WeeksUniversitas Multimedia Nusantara

15 Desember 2011

Heru Sutadi

Page 2: Machine-to-Machine Communication

M2M COMMUNICATIONSBukan merupakan hal baru

Komunikasi fixed melalui telepon maupun broadband Perangkat yang terkoneksi di slauran telepon atau internet untuk

mengunduh (download) data

Embedded mobile communications RFID Ticketing Mobile payment

Smart city

Manajemen transportasi

2

Page 3: Machine-to-Machine Communication

IMPLEMENTASI M2M COMMUNICATIONS

3

Akan lebih banyak terhubung mesin daripada handset

Page 4: Machine-to-Machine Communication

POTENSIAkan menjadi bukan saja besar, tapi sangat besar

Frost & Sullivan memperkirakan keterhubungan dengan mesin akan 10 x lebih banyak daripada keterhubungan dengan manusia, dan 15 x lebih banyak keterhubungan dengan mesin dibanding dengan handset (Nancee Ruzicka, 2010)

Apapun dapat diinstrumentasikan

4

Page 5: Machine-to-Machine Communication

FAKTOR PENGGERAK Perkembangan Teknologi

Informasi

Nirkabel - Ubiquitous

Web based applications

Infrastruktur yang kian kritis

Volume

Efisiensi

Produktivitas

Faktor Ekonomi

Peningkatan kebutuhan/volume yang memerlukan inovasi

Perkembangan proses pabrikasi

Peningkatan standar kualitas hidup

5

Page 6: Machine-to-Machine Communication

M2M Communications di Indonesia

Page 7: Machine-to-Machine Communication

STATISTIK

7

Sampai akhir 2010, status infrastruktur dan jasa ICT dapat diluhat sebagai berikut:

Fixed line subscribers (PSTN): 8.429.180 subs(3.55 %)

Fixed Wireless Access: 31.464.342 subs(13.37 %)

Mobile: 204.134.459 subs

(88.85 %)

Internet users: 60 Millions(27,15 %)

Page 8: Machine-to-Machine Communication

TARGET 2014

Penetrasi Broadband min. 30%

100% backbone serat optik antarpulau

88% jaringan broadband di Kabupaten

Akses broadband di 10,85 juta rumah tangga di 2014 dan 13 juta di 2015

E-gvernment index 3,4 (GOOD)

* Berdasar MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

8

Page 9: Machine-to-Machine Communication

POTENSI PEMANFAATAN Infrastruktur dan gedung

Transportasi

Industri

Layanan Pemerintahan

Layanan kesehatan

Layanan Pendidikan

Keamanan Keamanan

Rumah tanggaRumah tangga

PenjualanPenjualan

9

Page 10: Machine-to-Machine Communication

LINGKUNGAN M2MPabrik perangkat

Mobile device Perangkat jaringan Industri yang spesifik

Pengembang Software Aplikasi Operasi dan manajemen aplikasi Integrasi

System integrator Integrasi multivendor Menghubungkan konsumen-aplikasi-layanan-jaringan

10

Page 11: Machine-to-Machine Communication

TANTANGAN REGULASI

Penyediaan infrastruktur broadband

Alokasi frekuensi untuk pemanfaatan M2M communications nirkabel

Jaminan kualitas, reliabilitas dan keamanan pemanfaatan M2M communications

Interoperabilitas dan standardisasi

Koordinasi dan sinergi masing-masing industri terkait pengembangan

11

Page 12: Machine-to-Machine Communication

Terima Kasih

Heru SutadiEmail: [email protected]

Twitter: @herusutadi