Klaster Pangan Kota dan Ketahanan Pangan

  • View
    457

  • Download
    2

  • Category

    Design

Preview:

Citation preview

KLASTER PANGAN KOTA (METROPOLITAN) DAN KETAHANAN PANGAN*)

Sugeng Budiharsono**)

*) Dipresentasikan di Forum Kedaulatan Pangan, Bogor, 25 januari 2014 **) Chief Technical Advisor for Local Economic Development di Bappenas dan Staf Ahli di Sekretariat Jenderal DPD RI Dosen Pascasarjana di Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor

URBANISASI, FENOMENA DUNIA

Penduduk Perkotaan Mempunyai Daya Beli Lebih Besar

Afrika (Sub-Sahara)

India, Cina, Asia Tenggara, Amerika Latin

Eropa Timur

Jepang, Amerika Utara, Eropa

Barat dan Australia

Meningkatnya konsumsi produk olahan

Meningkatnya konsumen yang mengkonsumsi makanan aman, sehat dan berkualitas tinggi

Meningkatnya transparansi rantai makanan dari ladang sampai ke meja makan

Makanan pokok (karbohidrat)

Susu, Daging, Ikan, Diversifikasi buah dan sayuran, Jus buah segar,

Makanan yang nyaman, snack dan makanan siap saji

Diet/ Fungsional/ Makanan organik

Surviving Mass Market Convenience Food Service Snacking

Quality Hygiene

High Technology

Perubahan Pola Konsumsi Penduduk Perkotaan

• Lebih banyak protein hewani

• Sayur-sayuran dan buah-buahan segar sepanjang tahun

• Makan di luar

• Kenyamanan

• Fungsional/makanan sehat

• Makanan organik

• Keberlanjutan

Klaster Pangan Kota (KPK) dan Tantangan Masa Mendatang

• Pertumbuhan penduduk

• Urbanisasi

• Perubahan pola konsumsi

• Perubahan permintaan dan pasokan pangan

• Perdesaan yang mengalami backwash effects.

• Di beberapa negara maju dan berkembang KPK dapat menjawab tantangan tersebut

KUNCI INOVASI KPK

• Efisiensi penggunaan sumber daya dan tingginya produktifitas.

• Agrologistik

• Vertical and Horizontal Integration of Chain

• Co-design: Keterpaduan antara Hardware, Orgware dan Software

Contoh Efisiensi Penggunaan Sumber Daya dan Peningkatan Produktifitas

Agrologistik

Pengiriman produk dalam bentuk segar ke pasar merupakan teknologi kunci. Kontrol kualitas produk sangat dibutuhkan.

Keterpaduan Horisontal dan Vertikal

Komponen Klaster Pangan Kota (KPK)

Fungsi-fungsi Komponen KPK

• Rural Transformation Center (RTC) adalah (wilayah) satelit di daerah perdesaan yang berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses input produksi. RTC juga berfungsi sebagai BLK untuk meningkatkan kapasitas petani.

• Agropark atau Kawasan Pertanian (mirip dengan Kawasan Industri – Industrial Park) adalah klaster spasial yang berfungsi memproduksi tanaman dan hewan dengan produktifitas tinggi yang dikombinasikan dengan input teknologi dan pengetahuan yang tinggi dalam suatu mode industri. Penerapan indudtri berbasis ekologi akan mengurangi biaya dan emisi lingkungan.

• Di Consolidation Center (CC) bahan mentah maupun produk jadi yang berasal dari daerah perdesaan ataupun Agropark dan dikombinasikan dengan input dari impor, bila perlu dilakukan proses lebih lanjut, kemudian direkombinasikan dan didistribusikan ke kota (metropole).

Dasar Teori KPK Konsep Keterkaitan Desa-Kota

M. Douglass (1998)

Peran Inovasi dalam KPK dan Agropark TRIPLE HELIX INNOVATION (GOLDEN TRIANGLE)

Inovasi dan Kewirausahaan

KPK dan Agropark

yang Berdaya Saing

AKADEMIA

DUNIA USAHA

PEMERINTAH

Kunci Produksi Kunci

Penyetabil Interaksi

Kunci Pengetahuan

Pengajaran dan Pelatihan Riset dan Pengembangan

Farinha dan Fereira

b. Komponen Inovasi dan Evolusinya

Perguruan Tinggi dan Litbang

Dunia Usaha/ Dunia Industri

Pemerintah Masyarakat/CSO berbasis media dan budaya

Lingkungan/ Masyarakat (CSO) berbasis Lingkungan

Keterangan: Triple Helix: PT dan Litbang, DuDi dan Pemerintah Quadruple Helix: PT dan Litbang, DuDi, Pemerintah dan CSO berbasis media dan budaya Quintuple Helix: PT dan Litbang, DuDi, Pemerintah, CSO berbasis media dan budaya dan Lingkungan

c. Quintuple Helix of Innovation

Hasil dari quintuple helix of innovation adalah eco-innovation, dan eco-innovatioan dalam serial cascading dengan meminimal limbah sampai mendekati 0 disebut Blue Economy (Gunter Pauli, 2012).

HUBUNGAN INOVASI DENGAN DAYA SAING DAERAH

Keterampilan Perusahaan

Inovasi/Kreatifitas Persaingan

Investasi H. M. Treasury. 2004

Masuknya perusahaan baru akan meningkatkan persaingan

Meningkatnya pesaingan akan memberikan insentif untuk investasi usaha

Investasi modal fisik akan meningkatkan kapasitas inovasi perusahaan

Keterampilan akan meningkatkan kapasitas perusahaan dalam mengembangkan dan menggunakan teknologi baru

Peningkatan persaingan mendorong persaingan

Ketrampilan manajemen akan meningkatkan kewirausahaan dan keunggulan bisnis. Perusahaan baru akan meningkatkan permintaan terhadap keterampilan

PERBEDAAN KREATIFITAS DAN INOVASI

No Kreatifitas Inovasi

1. Intuitif/Imaginatif Rasional, percobaan,

2. Individualistik Kolektif

3. Lebih berhubungan dengan estitika dan bakat (talenta)

Lebih berkaitan dengan penciptaan/penemuan

4. Alat untuk inovasi/disruptive Sering berasosiasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Susah mengukurnya (copyright) Mudah mengukurnya (paten, kerja yang terpublikasi)

Assimilated to progress

6, Lebih spontan Metode, spesifikasi dan proses, evaluasi

7. Ekspresi dari nilai-nilai dan human spirit

CONTOH-CONTOH AGROPARK DAN KPK DI MANCA NEGARA

• Venlo, Netherland yang menjadi KPK bagi daerah Ruhr du Jerman (7 juta konsumen)

• Green field, Agropark, Agriport 7, Amsterdam

• Greenport Caofedian, China

• IFFCO Greenport Nellore-SEZ, India

• Meksiko

URGENSI AGROPARK DAN KPK DI INDONESIA

URBANISASI DI INDONESIA

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00 1

96

0

19

62

19

64

19

66

19

68

19

70

19

72

19

74

19

76

19

78

19

80

19

82

19

84

19

86

19

88

19

90

19

92

19

94

19

96

19

98

20

00

20

02

20

04

20

06

20

08

20

10

20

12

Kota Desa

Juta

Jiw

a

Dalam kurun waktu 1950-1999 sekitar 60 Kota Otonom, bertambah sekitar 33 kota otonom dalam periode 2000-2013

Pertambahan Kota Otonom

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Kecil 8 10 11 11 11 11

Sedang 57 59 59 58 57 56

Besar 13 13 14 15 16 17

Metropolitan 13 13 14 14 14 14

Jumlah 91 95 98 98 98 98

91 95 98 98 98 98

0

20

40

60

80

100

120

Jum

lah

ko

ta

JUMLAH KOTA MENURUT TIPOLOGINYA

Sumber: KSPPN, BAPPENAS (2013)

2005 2006 2007 2008 2009 2010

PDRB ADHB Tahun (miliar rupiah)

Kecil 4,480.00 5,567.00 6,402.75 7,344.51 9,466.79 10,631.47

Sedang 200,604.00 225,708.00 249,035.97 301,355.27 310,777.05 346,253.49

Besar 269,807.00 310,112.00 351,484.54 430,919.43 478,714.31 544,853.13

Metropolitan 612,554.00 710,963.00 832,120.27 978,629.23 1,096,886.62 1,250,482.63

-

200,000.00

400,000.00

600,000.00

800,000.00

1,000,000.00

1,200,000.00

1,400,000.00

mil

iar

rup

iah

PDRB ADHB KOTA MENURUT TIPOLOGINYA

Sumber: KSPPN, BAPPENAS (2013)

KONVERSI LAHAN PERTANIAN

• Konversi lahan pertanian selama periode 1983-1993 mencapai 1.280.268 hektar dan sebagian besar terjadi di Jawa.

• Periode 1993-2003 konversi lahan pertanian sebesar 1.284.109 hektar terjadi di Sumatera.

• Pada tahun 2004 laju alih fungsi lahan pertanian dari lahan sawah ke non sawah sebesar 187.720 ha per tahun, dengan rincian bahwa alih fungsi ke non pertanian sebesar 110.164 ha per tahun dan alih fungsi ke pertanian lainnya sebesar 77.556 ha per tahun. Alih fungsi lahan kering pertanian ke non pertanian sebesar 9.152 ha per tahun.

• Berdasarkan sintesis data dan informasi dari sejumlah hasil penelitian dan data yang dipublikasikan oleh sejumlah lembaga terkait, diperkirakan luas lahan sawah yang terkonversi tidak kurang dari 150.000 hektar/tahun. Apabila produktivitas 1 ha sawah 6 ton gabah/tahun, maka produksi gabah yang hilang sebesar 900.000 ton gabah/tahun.

• Bagaimana dengan ketahanan pangan?

Perubahan Penggunaan Lahan DKI Jakarta Tahun 1970 dan 1980

Perubahan Penggunaan Lahan DKI Jakarta Tahun 1990 dan 2000

Program Berbasis Wilayah

• Banyak program yang berbasis wilayah yang saat ini dan akan dilaksanakan, seperti: (1) KTM, (2) Agropolitan; (3) Minapolitan; dan (2) Sentra Industri

• Keseluruhan program belum dapat meningkatkan produktifitas secara signifikan, walaupun sudah banyak yang menjadi sentra-sentra produksi pangan.

• Belum dapat meningkatkan keterkaitan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Karena program-program tersebut belum dapat menumbuhkan ‘kota-kota kecil baru’, terkecuali program KTM

Peluang Pengembangan KPK dan Agropark

• Pengembangan KPK untuk kedaulatan pangan bisa diterapkan di kota-kota metrapolitan apalagi megapolitan.

• Agropark dapat dikembangkan di kawasan yang menjadi program-program yang berbasis kawasan yang sudah ada.

• KPK dan Agropark akan meningkatkan produksi pangan

• KPK dan Agropark akan meningkatkan citra pertanian sebagai penggerak ekonomi bangsa.

Daya Saing KPK dan Agropark

• Promosi produk yang diproduksi KPK dan Agropark

• Promosi kawasan yang merupakan area KPK dan Agropark (Region Branding)

• dll

TERIMA KASIH

Recommended