BAB I baru

Preview:

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam

bidang manufaktur. Desain produk yang baik akan dapat

meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga

dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan

tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk

tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan

kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang

lain pun akan terkena imbasnya (Lestari, 2013).

Dalam perencanaan produk, produk harus dipandang

sebagai pemecahan masalah bagi konsumen, dimana jika

seorang konsumen membeli sebuah produk mereka dapat

memperoleh manfaat dari penggunaan produk tersebut. Dan

yang terpenting disini adalah bagaimana konsumen percaya

bahwa suatu produk dapat memenuhi kebutuhannya, bukan

bagaimana penjual memandang produk tersebut. Jika

kebutuhan konsumen sudah terpenuhi, diharapkan timbul

kepuasan dalam diri mereka sehingga dimasa yang akan

datang mereka akan melakukan pembelian berikutnya

terhadap produk yang sama (Chandra, 2013).

Industri cat adalah salah satu industri tertua di

dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia yang hidup di

gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi,

dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-

material yang tersedia di alam seperti arang (karbon),

darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang

memiliki warna yang menarik (Setyarini, 2012). Cat tembok

adalah cat yang paling banyak penggunaannya, pengembangan

produk yang bisa dilakukan sejalan dengan produksi cat

tembok yaitu cat anti bocor, cat genteng, cat lukis, dan

cat air. Untuk memproduksinya, dapat dilakukan mulai dari

skala kecil sampai skala besar (Robbani, 2012).

Kebutuhan akan cat rumah atau cat tembok tanpa kita

sadari, saat ini juga sudah mulai berkembang menjadi

kebutuhan primer karena semua manusia membutuhkan rumah

untuk hidup dan semua rumah yang layak tentu saja dicat

secara rapi minimal sekali setahun, namun dalam hal yang

sama pengembangan industri cat juga sangat cepat dan

persaingan mulai terjadi, oleh sebab itu pengembangan

kualitas dan fungsi dari cat menjadi sangatlah penting.

Oleh sebab itu sangatlah penting untuk diproduksi cat

dengan fungsi-fungsi tertentu yang unik, baru dan tetap

dibutuhkan oleh konsumen sehingga produk cat yang

dihasilkan nantinya dapat bersaing dengan produk cat lain

yang telah ada sebelumnya.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang ada diantaranya adalah:

a. Bagaimana kebutuhan masyarakat terhadap suatu produk

cat.

b. Bagaimana inovasi produk cat yang harus dibuat.

c. Bagaimana produk yang dihasilkan dapat bersaing di

pasaran.

1.3 Tujuan

Adapun tujuannya adalah:

a. Mengidentifikasi produk baru yang diminati oleh

konsumen.

b. Menghasilkan produk baru dengan fungsi dan inovasi

baru.

c. Mengidentifikasi kemampuan produk bersaing di

pasaran.

1.4 Manfaat

Adapun manfaatnya adalah:

a. Dapat mengidentifikasi produk baru yang diminati

oleh konsumen.

b. Dapat menghasilkan produk baru dengan inovasi fungsi

yang unik.

c. Dapat mengidentifikasi kemampuan produk bersaing di

pasaran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggunaan Cat di Indonesia

Industri cat di dalam negeri  terus berkembang sejalan

dengan pertumbuhan sektor properti dan perumahan, yang

pada tahun 2012 yang lalu pertumbuhannya diperkirakan

tidak kurang dari 10% per tahun. Pertumbuhan ekonomi yang

stabil dan cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir,

kemudian pertumbuhan industri properti dan perumahan yang

juga cukup tinggi turut memegang andil pertumbuhan

industri cat ini. Dari hasil survey PT Mars Indonesia,

nilai pasar cat di Indonesia mencapai Rp 10,47 triliun

pada 2010. Kemudian pada 2011 meningkat sekitar 8,6% atau

sekitar Rp 11,37 triliun. Pada 2012 diperkirakan nilai

pasar cat ini tidak kurang dari Rp 12,57 triliun atau

naik 10%.

Dari sisi volume pasar, pada 2010 yang lalu total cat

bermerek dalam negeri mencapai 688.770 ton, dimana pada

2011 meningkat menjadi 748.004 ton. Pada tahun 2012 yang

lalu menurut hasil survey PT Mars Indonesia mencapai

822.804 ton.

Dari segi wilayah, Daerah Jawa masih pengkonsumsi

terbesar cat di dalam negeri, yakni mencapai 55% dari

total konsumsi nasional. Daerah luar Jawa yang memiiki

konsumsi cat tergolong besar adalah Sumatera Utara,

Lampung dan Bali.

Jenis cat yang paling menggiurkan para produsen adalah

cat dekoratif, yang mencapai share 60% dari total cat

dalam negeri, atau 490 ribu ton. Di jenis cat ini, tampak

terjadi persaingan pasar yang ketat oleh pemain-pemain

pasar utama, sebut saja diantaranya PT ICI dengan Dulux

dan Catylac-nya, PT Nippon Paint dengan Vinilex-nya, dan

PT Avitex Company Inc dengan Avitex-nya. Tak heran, jika

ketiga pemain utama ini sangat gencar melakukan promosi,

terutama melalui televisi, yang menurut konsistensi hasil

survey merupakan sumber pengenalan merek yang sangat kuat

dibandingkan media pengenalan merek lainnya.

Meskipun pasar cat dalam negeri sangat besar, namun

tidaklah mudah bermain di bisnis cat ini. Kuatnya

persaingan pasar di antara merek-merek cat yang

dipasarkan dalam negeri ditandai dengan fakta hasil

survei PT Mars Indonesia, bahwa paling tidak ada 60 merek

cat yang beredar di 6 kota utama (Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Medan dan Makasar). Bahkan, di

kalangan bawah dikenal cat “kiloan”, yakni cat tanpa

merek, yang juga lumayan memiliki pasar tersendiri

meskipun diperkirakan pasarnya relatif kecil saja

dibandingkan total konsumsi nasional informasi lebih

rinci penggunaan cat menurut provinsi dapat dilihat pada

table di bawah ini.

Tabel 2.1 Tabel Pengunaan Cat di Indonesia pada Tahun

2010-2012

(Mars, 2013)

2.2 Cat

Cat adalah suatu produk yang berfungsi untuk melindung 

(proteksi) dan ataumenghiasi atau dekorasi dengan tanpa

warna suatu objek dengan cara mengkovernya dengansuatu

lapisan. Cat dapat diaplikasikan ke hampir seluruh objek

pada tembok, kayu,logam, plastic, kanvas sampai permukaan

jalan raya. Jenis-jenis dan tipe cat adalah sangat

banyak dan beragam, untuk mengklasifikasikannya bisa dari

bermacam-macam mulai dari bahan penyusunnya sampai

kegunaannya. Jika cat diklasifikasikan dari

pembawa/pelarutnya, catdibagi menjadi dua bagian besar,

yaitu cat basis air dan cat basis solvent (Ahoiy, 2012).

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga

produk yang digunakan untuk melindungi dan

memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan

melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan

pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk

menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk

membuat lukisan), salutan industri (industrial coating),

bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet untuk

mencegah korosi atau kerusakan oleh air. Cat memiliki

beberapa sifat dasar sebagai berikut:

Daya rekat.

Mudah diaplikasikan.

Dapat menutupi permukaan dengan mudah dan membentuk

kohesive film (bagian cat yang menempel).

Memberi perlindungan.

Dapat tahan lama.

Kualitas yang konsisten

(Setyarini, 2012).

2.3 Jenis-Jenis Cat

Banyak teori yang berkembang untuk mengelompokan cat,

diantaranya adalah berdasarkan bahan baku utama,

mekanisme pengeringan, letak dan dimana cat itu dipakai,

kondisi cat, jenis dan keberadaan solvent, fungsi,

methode pengecatan, jenis substratnya dan lain-lain.

Tabel pengelompokan berikut memberi kemudahan dalam

kita mempelajari cat.

DASAR PENGELOMPOKAN JENIS DAN KETERANGANBAHAN BAKU Berdasarkan jenis resin yang

dipakai: cat epoxy,

polyurethane, acrylic,

melamine, alkyd, nitro

cellulose, polyester, vinyl,

chlorinated rubber, dll

Berdasarkan ada tidaknya

pigment dalam cat tersebut,

yaitu varnish atau lacquer

(transparent, tidak mengandung

pigment); duco atau enamel

(berwarna dan menutup

permukaan bahan, mengandung

pigment).FUNGSI Cat dempul (filler), anti

karat (anti corrosion), anti

jamur (anti fungus), tahan

api, tahan panas (heat

resistance), anti bocor (water

proofing), decorative,

protective, heavy duty,

industrial dll.METHODE PENGECATAN Cat kuas, spray, celup,

wiping, elektrostatik, roll,

dll.PEMAKAIAN Cat Primer (sebagai dasar),

undercoat, intermediate

(ditengah-tengah), top

coat/finishing (pada permukaan

paling atas dari beberapa

lapisan cat), interior (di

dalam tidak terkena secara

langsung sinar matahari) dan

exterior (di luar), dll.JENIS SUBSTRAT Cat besi (metal protective),

lantai (flooring systems),

kayu (wood finishing), beton

(concrete paint), kapal

(marine paint), mobil

(automotive paint, plastik,

kulit, tembok, dll.KONDISI DAN BENTUK

CAMPURAN

Cat pasta, ready-mixed, emulsi,

aerosol, dll.ADA TIDAKNYA SOLVENT Water base, cat solvent base,

tanpa solvent, powder, dllMEKANISME PENGERINGAN Cat kering udara (varnish dan

syntetic enamel), cat stoving

(panggang), cat UV curing, cat

penguapan solvent (lacquer dan

duco), dll.

Tabel 2.2 Tabel Pengelompokkan Jenis Cat

(Archibald, 2012)

2.4 Komponen-Komponen Cat

 Cat merupakan produk yang tersusun dari berbagai

jenis bahan, baik bahan organik atau anorganik. Bahan

organik misalnya getah yang digunakan untuk perekat.

Secara umum cat tersusun dari beberapa bahan utama yaitu

pigmen untuk memberikan tampilan warna, solvent secara

umum sebagai pelarut, resin atau binder sebagai pengeras,

ekstender untuk mengisi lapisan dan aditif sebagai bahan

tambah untuk meningkatkan sifat-sifat cat.

Kualitas dan harga cat tergantung dari jenis bahan

penyusun yang digunakan. Cat dibuat dengan mencampurkan

semua bahan utama yang ada dengan takaran yang telah

ditentukan. Dalam menentukan takaran yang akan dicampur

dibutuhkan keahlian dan pengalaman yang tinggi. Karena

apabila terjadi sedikit kesalahan dalam takaran maka

produk yang dihasilkan akan kurang baik (Ahoiy, 2012).

Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai jenis-

jenis komponen dalam cat:

1. Resin atau Binder

Resin atau binder merupakan komponen utama dalam cat.

Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan

melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan

(membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer

dimana pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi)

bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak

jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro

Cellulose, Polyester, Melamine, Vinyl Acrylic, Epoxy,

Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Cellolosic, dll.

Resin dibagi berdasarkan mekanisme mengering atau

mengerasnya dalam pembentukan film (Archibald, 2012).

Pemilihan resin yang dipakai sangat dipengaruhi oleh

banyak pertimbangan diantaranya adalah sebagai berikut:

Pemakaian, jika akan digunakan dengan kuas maka

sebaiknya dipakai resin yang secara alami encer dan

agak lambat keringnya. Resin yang cocok adalah alkyd

dengan kadar oil yang cukup banyak (alkyd long oil). Resin

dengan kekentalan tinggi dan cepat kering sangat tidak

cocok dipakai untuk pemakain dengan kuas, akan

menimbulkan permukaan yang tidak rata setelah cat

kering. Begitu juga resin yang encer dan lambat kering

sangat tidak cocok untuk pemakaian dengan spray pada

permukaan vertical.

Kekuatan, jika dibutuhkan cat dengan daya tahan tinggi

terhadap sinar matahari, maka resin yang tepat adalah

Acrylic atau Polyurethane, namun jika dibutuhkan cat

dengan kekuatan tinggi terhadap kimia, gesekan,

benturan, dll namun untuk pemakian di dalam, maka

resin Epoxy adalah jawabannya.

Dan pertimbangan-pertimbangan yang lain seperti

ongkos/harga, substrat (permukaan bahan yang akan di

cat), lingkungan (berair, kering, korosif), dan lain-

lain (Libryanti, 2011).

2. Pigmen dan Extender (Filler)

Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant. Dyestuff

bersifat larut dalam solvent, sedang pigment tidak.

Pigment merupakan padatan halus (bubuk) yang ditambahkan

ke dalam cat dengan beberapa fungsi berikut:

Optis

Fungsi ini memberi karakter khas pada penampakan cat

tersebut, seperti warna, derajat kilat, dan daya

tutupnya

Protektif

Fungsi ini memberi nilai tambah pada karakter

kekuatan cat, seperti kekuatan terhadap cuaca,

korosi, panas atau api. dll.

Reinforcing

Fungsi ini meningkatkan sifat, seperti meningkatkan

kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap abrasi,

dll. (Libryanti, 2011).

Kekuatan, daya tahan dan sifat-sifat lain yang

diinginkan dari cat dapat dibentuk atau diciptakan dengan

menambahkan pigment yang tepat dan konsentrasi yang

sesuai. Untuk memilih pigment yang tepat dan benar perlu

dipelajari sifat-sifat umum dari pigment itu sendiri.

Sifat-sifat pigment tersebut adalah:

Warna dasar

Bentuk dan ukuran partikel

Berat jenis, density atau specific gravity

Oil absorption

Hiding power (refractive index)

Daya tahan terhadap panas dan asam basa

PH

Muatan Listrik

(Archibald. 2012)

3. Solvent

Sekalipun setelah pemakaian solvent akan terbuang ke

lingkungan dan tidak menjadi bagian dari lapisan cat,

namun peran solvent selama proses pembuatan, penyimpanan

dan pemakaian cat, memperlihatkan peran yang dominan

dibanding komponen lainnya.

Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi

sedemikian rupa sehingga campuran mempunyai kekentalan

yang pas untuk diproses: diaduk, dicampur, digiling dan

lain-lain. Dengan penambahan solvent yang tepat dan cukup

akan menurunkan kekentalan dari resin atau campuran pada

suatu titik dimana kekentalannya memenuhi syarat untuk

masing-masing proses.

Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan

penambahan jenis solvent yang tepat dan dengan takaran

pas, maka cat bisa dikuas, dispray atau dilumurkan dengan

mudah pada obyek yang akan dicat. Komposi solvent yang

tepat juga memberi pengaruh optimal pula pada mekanisme

penguapan dari solvent-solvent yang ada, sehingga akan

membentuk film yang maksimal karakteristiknya, baik

textur permukaannya, sifat kilapnya maupun kecepatan

keringnya.

Membicarakan solvent tidak bisa lepas dari thinner,

karena keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain.

Thinner adalah campuran beberapa solvent yang dipakai

untuk melarutkan resin di dalam cat atau mengencerkan cat

selama penggunaan. Di dalam prakteknya resin atau cat

dilarutkan oleh tidak hanya satu jenis solvent , tetapi

oleh beberapa  macam kategori solvent (Archibald, 2012).

Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia

atau karakteristik fisikanya. Penggolongan solvent

berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:

Hidrokarbon

Sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari

solvent-solvent dimana unsur hidrogen (H) dan carbon (C)

menjadi struktur dasarnya. Golongan ini terbagi lagi

menjadi tiga sub golongan, yaitu: aliphatis, aromatis dan

halogenated hidrokarbon. Sedang sub golongan aliphatis

dibagi lagi menjadi aliphatis jenuh (saturated) dan tidak

jenuh (unsaturated). Solvent-solvent golongan hidrokarbon

hampir seluruhnya berasal dari hasil distilasi minyak

bumi yang  merupakan campuran dari beberapa sub-sub

golongan (bukan senyawa murni), sehingga titik didihnya

berupa range dari minimum sampai  maksimum, bukan

merupakan titik didih tunggal.

Oksigenated Solvent

Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah

solvent-solvent yang struktur kimianya mengandung atom

oksigen. Termasuk dalam kategori ini adalah golongan

ester,  ether, ketone dan alcohol (Libryanti, 2011).

4. Aditif

Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam

bab-bab sebelumnya, yaitu: resin, pigment dan solvent,

ada beberapa komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah

sangat sedikit ke dalam cat. Komponen-komponen ini,

sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun memberi

kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga

cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti harapan

kita.

Penambahan aditif yang ada dalam cat tidaklah serta

merta muncul begitu saja, merupakan suatu proses panjang

dari beberapa percobaan atau riset pada cat tersebut.

Selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian

dinilai kualitasnya secara menyeluruh, kemudian kelemahan

dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi dengan

variasi jenis dan takaran beberapa aditif, hingga

akhirnya muncul nama jenis dan takaran additive tertentu

yang pas untuk campuran cat tersebut.

Aditif ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan

solvent apa yang dipakai (solvent atau water base), apa

jenis resinnya, bagaimana pemakaiannya dan bagaimana

mekanisme pengeringannya. Setiap supplier aditif biasanya

memberi informasi yang jelas tentang apa dan bagaimana

additive harus digunakan. Aditif biasanya dibagi

berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa aditif

yang biasa dipakai dalam industri cat (Libryanti, 2011)

Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya.

Berikut ini adalah beberapa additive yang biasa dipakai

dalam industri cat:

KATEGORI NAMA KETERANGAN

MEMPERCEPAT

ATAU

MEMPERMUDAH

PROSES

WETTING AGENT

Mempermudah atau

mempercepat proses

penggantian udara dan air

oleh resin pada permukaan

pigment atau extender

DISPERSING

AGENT

Mempermudah distribusi

pigment dan extender ke

dalam cairan resin

MENGURANGI

AKIBAT JELEK

SELAMA

PENYIMPANAN

ANTI SKINNING

AGENT

Mencegah proses

pengulitan pada permukaan

cat (oil atau alkyd base

resin) selama penyimpanan

THICKENING

AGENT

Mempertahankan kekentalan

cat atau melindungi cat

selalu dalam kondisi

koloid

ANTI SETTLING

AGENT

Mempertahankan pigment

selalu berada pada

kondisi dispersi yang

stabil dalam campuran,

sehingga tidak mengendap.

MENGURANGI

AKIBAT JELEK

SELAMA

PEMAKAIAN

ANTI SAGGING

Mencegah turunnya atau

melelehnya cat jika

dipakai pada permukaan

tegak

LEVELLING AGENT

Meningkatkan kualitas

permukaan cat, sehingga

permukaannya rata tidak

bergelombang

ANTI FLOODING &

FLOATING

Mencegah pemisahan

pigment baik secara

vertikal maupun

horisontal

ANTI FOAMING

Mencegah atau

menghilangkan timbulnya

busa pada permukaan catMEMPERBAIKI

ATAU MERUBAH

ANTI

STATIC AGENT

Mencegah atau mengurangi

timbulnya arus listrik

SIFAT FILM

static selama pemaikaian

DRYER

Mempercepat reaksi

oksidasi dan polymerisasi

dari ikatan tak jenuh

pada cat jenis alkyd atau

synthetic (mengandung

drying oil).

CATALYST

Untuk mempercepat reaksi

crosslinking antara resin

amino dan alkyd polyol

(atau turunannya),

biasanya dipakai senyawa-

senyawa asam organik

maupun anorganik

PLASTICIZER

Meningkatkan

fleksibilitas cat,

terutama pada cat yang

mempunyai berat molekul

yang besar, seperti NC.

ANTI FOULING

AGENT

Mencegah timbulnya atau

melekatnya tumbuhan air

laut pada dasar dinding

kapal

MATTING AGENT

Menurunkan derajad kilap

lapisan cat (dari gloss

ke semi gloss atau dari

semi ke dof/matt)ANTI FUNGUS Mencegah timbulnya jamur

Tabel 2.3 Tabel Jenis-Jenis Zat Aditif dalam Cat

(Archibald, 2012)

BAB III

KEBUTUHAN, IDE, PENGELOMPOKKAN DAN SELEKSI

3.1 Tujuan Bisnis dan Target Pasar

Untuk membuat suatu bisnis yang mengembangkan produk

diharapkan dapat mengetahui tujuan bisnis dan target

pasar yang dituju. Adapun tujuan bisnisnya adalah

menciptakan produk cat yang memberikan inovasi yang baru

dengan ide-ide baru yang dapat bersaing di pasaran,

sedangkan target pasar untuk produk ini adalah seluruh

kalangan masyarakat yang tentu saja membutuhkan

penggunaan cat untuk rumah-rumah mereka.

3.2 Identifikasi Produk

Di dalam mengidentifikasi produk, ada pertanyaan-

pertanyaan yang harus dibuat:

1. Apa saja campuran atau komposisi dari cat.

2. Target apa yang harus dicapai atau tujuan dari produk.

3. Manfaat produk yang dihasilkan apakah berguna, penting

atau untuk kesenangan.

4. Siapa saja konsumen yang dituju.

5. Apa yang diinginkan oleh konsumen.

6. Dimana lokasi pemasaran yang cocok.

7. Apa yang harus dilakukan agar produk yang

dihasilkan dapat bersaing di pasaran.

8. Bagaimana harga yang cocok untuk dipasarkan.

9. Inovasi produk apa saja yang dapat dilakukan.

10. Strategi pemasaran apa yang dilakukan.

Dari pertanyaan-pertanyaan di atas maka dapat

didapatkan kebutuhan-kebutuhan dari pelanggan mengenai

produk cat yang baru ini yaitu:

1. Inovasi cat dengan fungsi-fungsi baru.

2. Pembuatan cat yang lebih murah.

3. Warna dan karakter cat yang lebih menarik.

4. Cat dengan kualitas yang lebih bagus.

3.3 Ide-Ide Produk

Untuk meningkatkan daya saing produk cat yang baru

nanti dengan produk cat-cat yang telah ada sebelumnya,

diperlukan suatu inovasi yang baru di dalam produksi cat-

cat ini. Telah banyak dikembangkan berbagai produk cat

dari berbagai pabrik cat yang saling bersaing di dalam

pasaran, agar produk cat ini nantinya dapat diterima di

pasaran dan dapat diminati konsumen, maka ide-ide kreatif

yang benar-benar sangat baru sangat diperlukan dalam hal

ini. Berikut beberapa ide inovasi cat yang dapat

dirangkum:

1. Cat yang tahan jamur.

2. Cat yang cepat kering.

3. Cat yang berwarna terang.

4. Cat yang ramah lingkungan.

5. Cat yang yang semurah mungkin.

6. Cat yang tidak mudah pudar warnanya.

7. Cat yang tahan panas.

8. Cat yang tidak mudah terbakar.

9. Cat yang dapat menghambat api.

10. Cat serbaguna untuk berbagai kebutuhan.

11. Cat yang dapat mengokohkan bangunan.

12. Cat dengan warna yang lebih menarik.

13. Cat yang transparan.

14. Cat yang tahan air.

15. Cat dengan bau yang tidak menusuk.

16. Cat yang berbau harum.

17. Cat yang dapat menyala dalam kegelapan.

18. Cat yang bisa membantu penerangan

19. Cat yang jika menempel gampang dibilas.

20. Cat yang dalam bentuk bubuk, seperti pewarna sachet.

21. Cat yang dapat menarik perhatian.

22. Cat yang tidak mudah tertempel noda.

23. Cat yang gampang dibersihkan.

3.4 Pengelompokkan Ide-Ide Produk

Ide-ide yang telah ada dapat dikelompokkan ke dalam 4

bagian besar:

A. Meningkatkan kualitas cat (Ide: 2,3,4,6,19,20 dan 23)

B. Memperbaiki sifat cat

Meningkatkan ketahanan cat (Ide: 1,7,14, )

Menambah sifat baru pada cat (Ide: 13,15,16)

C. Menambah fungsi-fungsi khusus dari cat

Fungsi artistik (Ide: 12,21 dan 22)

Fungsi penghambat api (Ide: 8 dan 9)

Fungsi pengokoh (Ide: 11)

Fungsi penerang (Ide: 17 dan 18)

D. Meningkatkan nilai ekonomis cat (Ide: 5 dan 10)

3.5 Seleksi Ide Produk

Setelah kita mengelompokkan ide-ide produk yang ada,

kemudian kita lanjutkan ke bagian seleksi ide-ide yang

ada. Faktor-faktor yang kami gunakan untuk melakukan

seleksi terhadap kelompok ide yang adalah daya saing,

kematangan ilmiah, kemudahan rekayasa, keamanan atau

resiko, dan dampak ke lingkungan.

1. Dari segi daya saing

Faktor daya saing di pasar kami jadikan sebagai

faktor seleksi yang pertama dan yang terpenting karena

produk cat yang ada sudah sangat banyak dengan

spesifikasi masing-masing, oleh sebab itu produk cat

yang dihasilkan nanti benar-benar harus memiliki

kelebihan agar dapat bersaing di pasaran

Dari keempat kelompok ide yang ada di atas kelompok

ide pertama dan ide keempat termasuk sudah terlalu

umum, dan kurang bisa dijadikan kelebihan dari produk

cat yang akan dihasilkan nanti, atau kurang bisa

menarik minat dari konsumen. Sedangkan untuk kelompok

ide kedua dan ketiga memenuhi persyaratan dan bisa

dipertimbangkan.

2. Dari segi kematangan ilmiah

Faktor yang kedua yang kami gunakan adalah

kematangan ilmiah, tanpa adanya kematangan ilmiah yang

jelas, maka ide-ide produk yang ada tidak bisa kita

realisasikan menjadi kenyataan. Dari sisa dua kelompok

ide yang ada yaitu kelompok ide kedua dan kelompok ide

ketiga, kita melakukan analisa dari bagian kematangan

ilmiah, dan hasil yang didapat adalah kelompok ide

yang ketiga lebih baik karena kelompok ide ketiga

lebih gampang untuk direalisasikan, dimana seperti

yang sudah dijelaskan di tinjauan pustaka bahwa

komponen cat terdiri dari empat diantaranya adalah

aditif, jadi dengan penambahan zat aditif tertentu ke

dalam cat dengan ketentuan-ketentuan tertentu, maka

fungsi-fungsi baru dari cat sudah bisa direalisasikan,

dan penambahan zat aditif ke dalam cat tidak terlalu

mempengaruhi keseluruhan susunan cat, sedangkan untuk

kelompok ide kedua “memperbaiki sifat cat atau

menambah sifat-sifat tertentu pada cat” sulit untuk

direalisasikan secara ilmiah, jadi kelompok ide ketiga

yang dipertimbangkan untuk factor seleksi selanjutnya.

3. Dari segi kemudahan rekayasa

Untuk kelompok ide ketiga terdapat empat bagian ide

yaitu menambah fungsi artistik, fungsi pengokohan,

fungsi penerangan, dan fungsi penghambat api, dari

keempat. Untuk peningkatan fungsi penghambat api, kita

menambahkan zat flame retardant berupa DAP (Diamonium

Phosphate), dengan penambahan zat aditif ini maka

fungsi khusus dari cat sebagai penghambat api atau

menyebabkan api tidak cepat menjalar dapat

direalisasikan dengan baik, kemudian untuk fungsi

artistik dan fungsi penerangan dapat digabung dalam

satu, dimana kita dapat menambahkan sifat glow in the dark

atau dapat bersinar atau memberi terang di dalam

keadaan gelap dengan penambahan pigmen ke dalam cat

berupa Stronsium Aluminate, yang dapat meningkatkan

fungsi zat sebagai penerang sekaligus menarik

perhatian, untuk ide penambahan fungsi cat sebagai

pengokoh sepertinya terlalu berat dan tidak mudah

dalam rekayasa pembuatannya, sehingga tidak

dipertimbangkan lagi di dalam faktor seleksi

berikutnya.

4. Dari segi keamanan atau resiko dan dampak bagi

lingkungan

Ketiga ide yang tersisa dapat direalisasikan dengan

penambahan zat aditif pada cat, tanpa terlalu mengubah

susunan atau komposisi cat pada umumnya sehingga

tergolong gampang untuk diterapkan, sedangkan untuk

dampak ke lingkungan, ketiga ide yanag tersisa tidak

memberikan dampak negatif ke lingkungan karena berupa

zat aditif yang digunakan di dalam cat dan tidak

dibuang ke lingkungan, dan juga tidak berbahaya Karen

zat-zat aditif yang disebutkan di atas tidak bersifat

racun bila terhirup, jadi masih aman dan tidak

beresiko besar.

Berikut adalah table seleksi yang kami gunakan untuk

memilih kelompok ide produk terbaik kami dari empat

kelompok besar ide yang ada yaitu:

Faktor

Seleksi

Faktor

Pemberat

Kualita

s Cat

Sifat

Cat

Fungsi

Cat*

Nilai

Ekonomi

s CatDaya Saing 0.4 1.2 1.2 3.2 0.8Kematangan

Ilmiah0.2 1.6 0.8 1.2 1.2

Kemudahan 0.2 1.6 0.8 1.2 1.2

RekayasaKeamanan dan

Dampak

Lingkungan

0.2 1.2 1.2 1.2 1.6

Total 1 5.6 4 6.8 4.8*Kelompok ide dengan nilai tertinggi

Tabel 3.1 Tabel Seleksi Terhadap Empat Kelompok Ide

Jadi dalam table ini dapat dilihat bawah kami lebih

menitikberatkan ke faktor daya saing karena menurut kami

faktor itu yang paling penting dan termasuk ke dalam

tujuan dari pembuatan produk baru kami, dan di sini kami

memberikan nilai dari 1 sampai 10 untuk kelompok-kelompok

ide yang sudah ada dan kemudian dikalikan dengan faktor

pemberatnya untuk melihat manakah yang merupakan kelompok

ide terbaik, dan dapat dilihat dari table 3.1 di atas

bawah yang merupakan kelompok ide yang terbaik adalah

kelompok ide ketiga atau kelompok ide C yaitu “menambah

fungsi-fungsi khusus dari cat”Kemudian dari kelompok besar ide yang telah ada kita

seleksi lagi ide-ide yang ada di dalamnya dengan faktor

seleksi dan faktor pemberat yang sama sehingga bisa didapatkan

ide produk terbaik yang dapat kita realisasikan, sebagai

berikut:

Faktor

Seleksi

Faktor

Pember

at

Fungsi

Artist

ik*

Fungsi

Penghamb

at Api*

Fungsi

Pengoko

h

Fungsi

Peneranga

n*Daya Saing 0.4 2.4 3.2 3.2 3.2

Kematangan

Ilmiah0.2 1.6 0.8 0.4 0.8

Kemudahan

Rekayasa0.2 1.6 0.8 0.4 0.8

Keamanan dan

Dampak

Lingkungan

0.2 1.2 1.2 1.2 1.2

Total 1 6.8 6 5.2 6*ide-ide terpilih

Tabel 3.2 Tabel Seleksi Ide-Ide Terpilih

Dari tabel 3.2 didapatkan hasil bahwa ide-ide yang

patut dan layak untuk diangkat ke dalam tugas perancangan

produk baru kami adalah ide untuk menambahkan fungsi

artistic, fungsi penerangan dan fungsi penghambat api

pada cat yang baru nantinya.

Jadi dari hasil seleksi ide yang telah dilakukan,

didapatkanlah ide produk terakhir yang dianggap kompeten,

mampu bersaing di pasaran, unik, dibutuhkan dan bisa

menarik minat konsumen, juga aman pada penggunaannya

yaitu ide produk:

“Pembuatan Cat Glow in The Dark dengan sifat Flame

Retardant”

dengan nama produk “Pixie Paint”.

3.6 Komponen-Komponen Penting dalam Pixie Paint

3.6.1 Kalsium Karbonat

Peran Kalsium Karbonat di sini adalah sebagai filler

yang merupakan salah satu fungsi extender. Extender

adalah material yang menyebar dalam cat, tidak larut

dalam binder. Fungsinya untuk memodifikasi dan

memperbaiki sifat cat seperti flow, gloss, filler atau

pengisi cat misalnya kalsium karbonat (Edupaint, 2011a).

Extender jenis filler yang biasanya banyak digunakan

dalam penerapan cat tembok adalah kalsium karbonat yang

memiliki kualitas menengah ke bawah. Alasannya, kalsium

karbonat memiliki warna putih dan harganya lebih murah

(Edupaint, 2012).

Kalsium karbonat umumnya bewarna putih dan umumnya

sering djumpai pada batu kapur, kalsit, marmer, dan batu

gamping. Selain itu kalsium karbonat juga banyak dijumpai

pada skalaktit dan stalagmit yang terdapat di sekitar

pegunungan. Karbonat yang terdapat pada skalaktit dan

stalagmit berasal dari tetesan air tanah selama ribuan

bahkan juataan tahun. Seperti namanya, kalsium karbonat

ini terdiri dari 2 unsur kalsium dan 1 unsur karbon dan 3

unsur oksigen. Setiap unsur karbon terikat kuat dengan 3

oksigen, dan ikatan ini ikatannya lebih longgar dari

ikatan antara karbon dengan kalsium pada satu senyawa.

Kalsium karbonat bila dipanaskan akan pecah dan menjadi

serbuk remah yang lunak yang dinamakan kalsium oksida

atau CaO (Ratnawaty, 2009). Berikut gambar dari serbuk

kalsium karbonat

Gambar 3.1 Gambar Serbuk Kalsium Karbonat

(Mplc, 2012)

3.6.2 Propylene Vinil Acrylic

Propylene vinil acrylic ini digunakan sebagai resin

atau binder pada pembuatan cat. Binder, sebagai pengikat

pigment merekatkan cat pada bidang permukaan dan

membentuk lapisan film. Contohnya, Acrylic, Vinyl

Acrylic, dan Styrene Acrylic (Edupaint, 2011b).

PVAC biasanya digunakan sebagai bahan perekat dan

pengental, sifat dari PVAC ini adalah berbentuk putih

lengket, dan fungsi pada cat tembok supaya tidak luntur

(Said, 2010).

3.6.3 Air

Air dalam pembuatan cat ini berfungsi sebagai solvent

atau pelarut. Air adalah substansi kimia dengan rumuskimia H2O: satu molekul air tersusun atas

dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu

atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,

tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu

pada tekanan 100 kPa (1 bar) andtemperatur 273,15 K

(0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang

penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak

zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,

beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu

keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih

lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida

lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik,

yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas,

sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel

periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi

oksigen adalah nitrogen,flor, dan fosfor, sulfur dan klor.

Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen

akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal.

Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen

membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen

lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen

lain tersebut kecuali flor (Wikipedia, 2013).

3.6.4 Stronsium Aluminat

Stronsium aluminat ( SRA , SrAl , SrAlO3 ) adalah zat

yang tidak berbau, tidak mudah menyala, berbentuk bubuk

solid, lebih berat daripada air . Stronsium aluminat

termasuk senyawa inert baik secara kimia maupun biologis.

Stronsium aluminat adalah senyawa fosfor yang jauh

lebih unggul dari pendahulunya yaitu seng sulfida dengan

zat pengaktif tembaga, yaitu sekitar 10 kali lebih

terang, 10 kali lebih lama bersinar, dan 10 kali lebih

mahal dari ZnS:Cu. Stronsium aluminat sering digunakan

dalam pembuatan mainan yang dapat bersinar dalam gelap ,

di mana ia menggantikan ZnS:Cu lebih murah tapi kurang

efisien (Glonation, 2010).

Stronsium aluminat ini digunakan dalam pembuatan cat

Pixie Paint sebagai pigmen warna yang bukan hanya memberikan

warna pada cat tetapi sekaligus memberikan sifat yang

dapat menyala dalam terang pada produk cat yang

dihasilkan.

Berikut gambar dari stronsium aluminat:

Gambar 3.2 Serbuk Stronsium Aluminat

(Kinski, 2013)

3.6.5 Diammonium Phosphate

Diammonium phosphate atau DAP dihasilkan dari reaksi

terkendali antara asam phospat dengan ammonia, dimana

kemudian bubur slurry yang dihasilkan didinginkan,

kemudian digranulasi dan diayak. DAP ini memiliki

penanganan dan penyimpanan yang cukup baik.

Selain dalam bidang agrikultur, DAP juga banyak

digunakan dalam berbagai aplikasi yaitu sebagai zat

penghambat api, misalnya campuran DAP dapat ditabur di

kawasan perhutanan untuk mencegah atau menghambat

kebakaran hutan, selain itu DAP juga banyak digunakan

dalam industri diantaranya dalam industri logam (IPNI,

2013).

Jadi dalam pembuatan cat Pixie Paint, DAP ini kami

gunakan sebagai zat aditif di dalam cat yang berfungsi

untuk menghambat menjalarnya api jika terjadi kebakaran

pada rumah, dan agar api nya tidak terlalu besar dengan

cepat sehingga pemilik rumah atau pemadam kebakaran

sempat untuk memadamkan api yang ada. Berikut gambar dari

diammonium phosphate:

Gambar 3.3 Gambar Bubuk Diammonium Phosphate

(Nuoguang, 2012)

3.7.6 Dioctyl Sodium Sulfosuccinate

Dioctyl sodium sulfosuccinate biasa disebut docusate,

merupakan padatan berwarna putih. Docusate termasuk agen

wetting yang sangat kuat, kemudian juga merupakan agen

penetrating yang baik dan dispersan. Aplikasi dari docusate

ini adalah di bidang agrokimia, pembuatan pulp dan

kertas, can dan tinta, resin dan tekstil, karet, logam,

dan minyak bumi (Chemicalland, 2013).

Pada produk cat Pixie Paint, senyawa docusate ini

dijadikan sebagai zat aditif yang ditambahkan ke dalam

cat sebagai agen wetting agar tidak terjadi pengendapan

dari padatan-padatan selama proses pengemasan,

pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan cat yang

diproduksi.

BAB IV

PROSES PEMBUATAN PRODUK

4.1 Aliran Proses

Gambar 4.1 Gambar Aliran Proses Pembuatan Cat

4.2 Proses Pembuatan Cat

1. Pertama – tama dilakukan pencampuran bahan baku berupa : solvent, resin, pigmen, dan filler ke dalam Pre-mix tank.

2. Di dalam Pre-mix tank bahan baku tersebut di campur hingga menjadi pasta.

3. Pasta dari keluaran Pre-mix tank akan dilanjutkan kedalam dispersion mill yang bertujuan untuk menghasilkan pasta dengan ukuran yang lebih halus dan terdispersi secara merata.

4. Produk keluaran dispersion mill kemudian dimasukan ke dalam Let-down tank

5. Dari let-down tank kemudian diumpankan ke filter yang berfungsi untuk menyaring sampah atau pun zat padat

6. Keluaran filter berupa limbah yang akan dimasukkan ke dalam gudang limbah serta berupa cat yang telah disaring

7. Cat yang dihasilkan dilakukan pengujian di quality control untuk melihat kualitas dari cat tersebut

8. Selanjutnya akan dilakukan labeling di labeling machine

9. Hasil dari pelabelan dan packing akan disimpan ke dalam gudang produk

BAB V

NERACA MASSA

1. PERHITUNGAN NERACA MASSA

Laju alir dari masing – masing bahan adalah sebagai berikut :

1. H2O =

250 kg/hari

2. CaCO3 = 312,5

kg/hari

3. PVAC = 250

kg/hari

4. Pigment ( Strontium Aluminat) = 100 kg/hari

5. DAP =

62,5 kg/hari

6. Dioctyl Sodium sulfosuccinate = 25 kg /hari

Total = 1000 kg/hari

A. Perhitungan Neraca Massa Tangki Premix ( PMT – 01)

F1 = H2O = 0,7 x 250 kg/hari

F2 = PVAC = 250 kg/hari

F3 = CaCO3 = 312,5 kg/hari

F4 = Pigment ( Strontium Aluminat) = 100 kg/hari

Asumsi : aliran tunak

Neraca masuk = neraca keluar

F1 + F2 + F3 + F4 = F5

0,7 x 250 + 250 + 312,5 + 100 = F5

F5 = 837,5 kg/hari

B. Perhitungan Neraca Massa Dispersion Mill (DM -01)

Asumsi : aliran tunak

Neraca masuk = Neraca keluar

F6 = F5 = 837,5 kg/hari

C. Perhitungan Neraca Massa Let Down Tank (LDT – 01)

F6 = 837,5 kg/hari

F7 = 0,3 x 250 kg/hari

F8 = 62,5 kg/hari

F9 = 25 kg/hari

Asumsi : aliran tunak

Neraca masuk = Neraca keluar

F6 + F7 + F8 + F9 = F10

837,5 + 0,3 x 250 + 62,5 + 25 = F10

F10 = 1000 kg/hari

F10

D. Perhitungan Neraca Massa Filter ( F-01)

F10 = 1000 kg/hari

F12 = 0,05 x F10

= 0,05 x 1000

F12 = 50 kg/hari

Asumsi : aliran tunak

Neraca masuk = Neraca keluar

F10 = F11 + F12

1000 = F11 + 0,05 1000

F11 = 950 kg/hari

F12 = 50 kg/hari

BAB VI

EVALUASI EKONOMI

Dalam rencana perancangan produk pembuatan cat

sebagai berikut:

Cat diproduksi selama 26 hari dalam 1 bulan.

Harga bahan disesuaikan dengan nilai tukar dollar

terhadap rupiah yaitu :

US$ 1 = Rp 11.985,- (Analisa, 12 Desember 2013).

Untuk mengevaluasi kelayakan suatu produk dan

tingkat pendapatan, maka dilakukan analisa perhitungan

secara teknik. Selanjutnya perlu juga dilakukan analisa

terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Dari hasil

analisa tersebut diharapkan berbagai kebijaksanaan dapat

diambil untuk pengarahan secara tepat. Suatu produk

dianggap layak diciptakan bila memberikan keuntungan.

Berbagai parameter ekonomi digunakan sebagai pedoman

untuk menentukan layak tidaknya suatu produk didirikan

dan besarnya tingkat pendapatan yang dapat diterima dari

segi ekonomi. Parameter-parameter tersebut antara lain:

1. Modal Kerja / Working Capital (WC)

2. Biaya produksi total / Total Cost (TC)

3. Marjin keuntungan / Profit Margin (PM)

4. Titik impas / Break Even Point (BEP)

5. Waktu pengembalian Modal / Return of Network (RON)

1. Modal Kerja

Modal kerja dihitung berdasarkan setiap kali

produksi.

Persediaan Bahan Baku

1.1 Bahan baku proses

1. CaCO3

Kebutuhan = 312,50 kg/hari

Harga = Rp 362,5/kg

(Agromaret, 2013)

Harga total = 312,50 kg/hari x Rp 362,5/kg x 26

hari

= Rp 2.945.312.5

2. PVAC

Kebutuhan = 250 kg/hari

Harga = Rp 9.500 /kg

(Agromaret, 2013)

Harga total = 250 kg/hari x Rp 9.500,-/kg x 26

hari

= Rp 61.750.000

3. H2O

Kebutuhan = 250 kg/hari

Harga = -

Harga total = -

4.  C20H37NaO7S (Dioctyl Sodium Sulfosuccinate)

Kebutuhan = 25 kg/hari

Harga = US $0,5 /kg

(Alibaba.com, 2013)

Harga total = 25 kg/hari x $0,5/kg x Rp 11.985/

$ x 26 hari

= Rp 3.886.350,-

5. (NH4)2HPO4 (Diammonium Phosphate)

Kebutuhan = 62,5 kg/hari

Harga = US $9,768,- /kg

(EnolTech.com, 2013)

Harga total = 62,5 kg/hari x $9,768/kg x Rp

11.985/ $ x 26 hari

= Rp 190.237.905,-

6. SrAl2O4 (Strontium aluminate)

Kebutuhan = 100 kg/hari

Harga = Rp 550.000/kg

(Ceriwis.com , 2013)

Harga total = 100 kg/hari x 550.000/kg x 26 hari

= Rp1.430.000.000,-

Harga total (1 bulan) = Rp 1.688.820.167,-

1.2 Kas

1.2.1 Gaji Pegawai

Tabel 6.1 Perincian Gaji Pegawai

Jabatan Jumlah

Gaji/orang (Rp)

Total Gaji(Rp)

Kepala Seksi Proses 1 5.000.000 5.000.000

Kepala Seksi Laboratorium, R&D 1 5.000.000 5.000.000

Karyawan Proses 10 2.000.000 20.000.000

Karyawan Laboratorium, R&D 2 2.000.000 4.000.000

Supir 1 1.500.000 1.500.000

Jumlah 15   35.500.000

1.2.2 Biaya Administrasi Umum

Diperkirakan 20 dari gaji pegawai = 0,2 Rp

35.500.000,- = Rp

7.100.000,-

1.2.3 Biaya Pemasaran

Diperkirakan 20 dari gaji pegawai = 0,2 Rp

35.500.000,- = Rp

7.100.000,-

Tabel 6.2 Perincian Biaya Kas

No

.

Jenis Biaya Jumlah (Rp)/bulan1. Gaji Pegawai Rp 35.500.000,-2. Administrasi Umum Rp 7.100.000,-3. Pemasaran Rp 7.100.000,-

Total Rp 49.700.000,-

1.2.4 Piutang Dagang

dimana: PD = piutang dagang

IP = jangka waktu kredit yang

diberikan (1 bulan)

HPT = hasil penjualan tahunan

Penjualan :

1. Harga Cat =

(ProBee, 2012)

Produksi Cat = 950

Hasil Penjualan Cat bulanan

= 950 30

= Rp 2.280.000.000,-

Piutang Dagang = Rp 2.280.000.000,-

= Rp 190.000.000,-

Perincian modal kerja dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

No. Modal Kerja Jumlah Bulanan (Rp)1. Bahan baku proses Rp 1.688.820.167,-2. Kas Rp 49.700.000,-

3. Piutang Dagang Rp 190.000.000,- Total Rp 1.928.520.167,-

Total Modal Kerja = Rp 1.928.520.167,-

Total modal Kerja merupakan modal invenstasi sendiri 100%

2. Biaya Produksi Total

2.1 Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)

2.1.1 Gaji Tetap Karyawan

Gaji total karyawan = Rp 35.500.000,-

2.1.2 Biaya Administrasi Umum

Biaya administrasi umum selama 1 bulan = Rp

7.100.000,-

2.1.3 Biaya Pemasaran dan Distribusi

Biaya pemasaran selama 1 bulan = Rp 7.100.000,-

Biaya distribusi diperkirakan 50 % dari biaya

pemasaran, sehingga :

Biaya distribusi = 0,5 x Rp 7.100.000,- = Rp

3.550.000,-

Biaya pemasaran dan distribusi = Rp

10.650.000,-

2.1.4 Biaya Asuransi

1. Biaya asuransi karyawan.

Biaya asuransi karyawan adalah 4,24% dari gaji

(PT. Jamsostek, 2007).

Maka biaya asuransi karyawan = 0,0424 x

Rp 35.500.000,-

= Rp

1.505.200,-

Total Biaya Tetap = Gaji total karyawan + Biaya

administrasi umum + Biaya pemasaran

dan distribusi + biaya asuransi

karyawan

= Rp 54.755.200,-

2.2 Biaya Variabel

2.2.1 Biaya Variabel Bahan Baku Proses per bulan

Biaya persediaan bahan baku proses selama 1 bulan

adalah Rp 1.688.820.167,-

Biaya Variabel Tambahan

1. Perawatan dan Penanganan Lingkungan

Diperkirakan 1 dari biaya variabel bahan baku

Biaya perawatan lingkungan = 0,01 Rp

1.688.820.167,-

= Rp 16.888.201,-

2. Biaya Variabel Pemasaran dan Distribusi

Diperkirakan 10 dari biaya variabel bahan baku

Biaya variabel pemasaran = 0,1 Rp

1.688.820.167,- =

Rp 168.882.016,-

Total biaya variabel tambahan = Rp

185.770.217,-

2.2.2 Biaya Variabel Lainnya

Diperkirakan 5 dari biaya variabel tambahan

= 0,05 Rp 185.770.217,-

= Rp 9.288.510,-

Total biaya variabel = Biaya persediaan bahan baku

+ biaya

variabel tambahan + Biaya

Variabel lainya

= Rp. 1.883.878.894,-

Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya

Variabel

= Rp 54.755.200,- + Rp.

1.883.878.894,-

= Rp 1.938.634.094,-

2.3 Perkiraan Laba/Rugi Perusahaan

2.3.1 Laba Sebelum Pajak (Bruto)

Laba atas penjualan = total penjualan –

total biaya produksi

= Rp 2.280.000.000,- -

Rp 1.938.634.094,-

= Rp 341.365.906,-

Bonus perusahaan untuk karyawan 0,5 % dari

keuntungan perusahaan

= 0,005 x

341.365.906,- =

Rp1.706.829,-

Pengurangan bonus atas penghasilan bruto sesuai

dengan UURI No. 17/00 Pasal 6 ayat 1 sehingga :

Laba sebelum pajak(bruto) = Rp 341.365.906,- −

Rp1.706.829,-

= Rp 339.659.077,-

2.3.2 Pajak Penghasilan

Berdasarkan UURI Nomor 17 ayat 1 Tahun 2000,

Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor

7 Tahun 2009 Tentang Pajak Penghasilan adalah

(Rusjdi, 2004):

Penghasilan sampai dengan Rp 50.000.000,-

dikenakan pajak sebesar 5.

Penghasilan Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp

250.000.000,- dikenakan pajak sebesar 10 .

Penghasilan Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp

500.000.000,- dikenakan pajak sebesar 25 %

Penghasilan di atas Rp 500.000.000,- dikenakan

pajak sebesar 30 .

Maka pajak penghasilan yang harus dibayar adalah:

-5 Rp 50.000.000 =

Rp 5.000.000,-

-10 (Rp 250.000.000 - Rp 50.000.000) =

Rp 20.000.000,-

-25 (Rp 339.659.077 - Rp 250.000.000)

= Rp 89.659.077,-

Total PPh

= Rp 114.659.077,-

2.3.3 Laba setelah pajak

Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – PPh

= Rp 339.659.077,- –

Rp114.659.077,- = Rp

225.000.000,-

3. Analisa Aspek Ekonomi

3.1 Profit Margin (PM)

PM = 100

PM =

= 14,90 %

3.2 Break Even Point (BEP)

BEP = 100

BEP =

= 13.82 %

Produksi Cat = 950 kg/hari

= 950 kg/hari x 26 hari/bulan x

= 24,7 ton/bulan

Kapasitas produksi pada titik BEP = 13.82% 24,7

ton/bulan

= 3,31 ton/bulan

Nilai penjualan pada titik BEP = 13.82% x Rp

2.280.000.000

= Rp 315.096.000 ,-

3.3 Return on Network (RON)

RON = 100

RON =

= 11,667%

BAB VII

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari tugas perancangan produk ini

adalah

1. Industri cat di dalam negeri  terus berkembang sejalan

dengan pertumbuhan sektor properti dan perumahan, yang

pada tahun 2012 yang lalu pertumbuhannya diperkirakan

tidak kurang dari 10% per tahun. Pertumbuhan ekonomi

yang stabil dan cukup tinggi dalam beberapa tahun

terakhir, kemudian pertumbuhan industri properti dan

perumahan yang juga cukup tinggi turut memegang andil

pertumbuhan industri cat ini.

2. Tujuan bisnisnya adalah menciptakan produk cat yang

memberikan inovasi yang baru dengan ide-ide baru yang

dapat bersaing di pasaran, sedangkan target pasar

untuk produk ini adalah seluruh kalangan masyarakat

yang tentu saja membutuhkan penggunaan cat untuk

rumah-rumah mereka.

3. Dari hasil seleksi ide yang telah dilakukan,

didapatkanlah ide produk terakhir yang dianggap

kompeten, mampu bersaing di pasaran, unik, dibutuhkan

dan bisa menarik minat konsumen, juga aman pada

penggunaannya yaitu ide produk “Pembuatan Cat Glow in

The Dark dengan sifat Flame Retardant” dengan nama produk

“Pixie Paint”.

4. Keuntungan dari produk cat kami ini adalah

bertambahnya fungsi dari cat itu sendiri yang selama

ini hanya untuk melapisi dinding, sekarang dengan

produk kami ini, cat dapat juga berfungsi sebagai

sarana penerangan ketika gelap, menambah nilai

artistik dan dapat menghambat jalannya api ketika

terjadi kebakaran

5. Kesimpulan dari Analisa ekonomi

Total biaya produksi sebesar Rp 1.938.634.094,-

Laba sebelum pajak(bruto) sebesar Rp

339.659.077,-

Laba setelah pajak sebesar Rp 225.000.000,-

Profit Margin (PM) sebesar 14,90%

Break Even Point (BEP) sebesar 13.82 %

Return on Network (RON) sebesar 11,667%

DAFTAR PUSTAKA

Agromaret,2013a.KalsiumKarbonat.http://agromaret.com/

jual/32390/kalsium_karbonat_caco3. Diakses pada 12

Desember 2013.

Agromaret, 2013b. Propilen Vinil Acrylic.

http://agromaret.com/jual/32468/propylene vinyl

acrylyc_pvac. Diakses pada 12 Desember 2013.

Ahoiy, Jameela. 2012. Makalah Cat.

http://www.scribd.com/doc/79452665/Makalah-Cat.

Diakses pada 12 Desember 2013.

Alibaba, 2013. Dioctyl Sodium Sulfosuccinate.

http://www.alibaba.com/product-gs/386365762/Dioctyl_

Sodium_Sulfosuccinate.html. Diakses pada tanggal 12

Desember.

Archibald, Wildan 2012. Makalah Industri Cat Kimia

Industri.

http://wildan-archibald.blogspot.com/2012/05/makalah

-industri-cat-kimia-industri.html. Diakses pada 12

Desember 2013

Ceriwis, 2013. Strontium Aluminate.

http://www.ceriwis.com/lukisan/659960-jual-bubuk-

fosfor-sebagai-efek-glow-pada-lukisan-anda.html

Chandra, Amelia Hutomo. 2013. Aplikasi Alat Pemasaran

Dalam Proses Pengembangan Produk.

http://www.scribd.com/doc/186485613/Aplikasi-Alat-

Manajemen-Pemasaran-Dalam-Proses-Pengembangan-

Produk. Diakses pada 12 Desember 2013

Chemicalland, 2013. Dioctyl Sodium Sulfosuccinate.

http://www.chemicalland21.com. Diakses pada 14

Desember 2013.

Edupaint, 2011a. Tentang Cat.

http://edupaint.com/cat/pengetahuan-dasar/456-read-

110615-tentang-cat.html. Diakses pada 14 Desember

2013

Edupaint, 2011b. Mengenal Jenis Dan Bahan Penyusun Cat.

http://www.edupaint.com/cat/pengetahuan-dasar/355-

read-110602-mengenal-jenis-dan-bahan-penyusun-

cat.html. Diakses pada 14 Desember 2013

Edupaint, 2012. Pigmen Extender Filler Pada Pembuatan

Cat. http://edupaint.com/cat/pengetahuan-dasar/1456-

pigment-extender-filler-pada-pembuatan-cat.html.

Diakses pada 14 Desember 2013

Enoltech, 2013. Diammonium

Phosphate.http://www.enoltech.com.au/products/ever-

mycoferm-yeast-mlf-cultures-nutrients/fermentation-

nutrients/diammonium-phosphate-d.a.p.html. Diakses

pada 12 Desember 2013

Glonation, 2010. Strontium Aluminate.

http://www.glonation.com/Templates/Strontium

%20Aluminate.htm. Diakses pada 14 Desember 2013

IPNI, 2013. Diammonium Phosphate.

http://www.ipni.net/publication/.pdf. Diakses pada

14 Desember 2012.

Kinski, Isabell. 2013. Strontium Aluminate.

http://www.ikts.fraunhofer.de/en/.html. Diakses pada

14 Desember 2013

Lestari, Suci. 2013. Perencanaan Dan Perencangan Produk.

http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-

dan-perancangan-produk.html. Diakses pada 12

Desember.

Libryanti, Ni Putu. 2011. Makalah Kimia Industri Cat.

http://vhuthu26.blogspot.com/2011/12/makalah-kimia-

industricat.html. Diakses pada 12 Desember 2013

MPLC, 2012. Kalsium Karbonat.

http://mlpcompany.blogspot.com/2012/04/kalsium-

karbonat.html. Diakses pada 14 Desember 2013.

Nuoguang, 2012. Diammonium Phosphate.

http://www.nuoguang.net/Item-584.aspx. Diakses pada

14 Desember 2013

Probee, 2013. Harga Cat.

http://www.problogger.web.id/2013/01/harga-cat-

2013.html#.UqnCdPnRu8M. Diakses pada 12 Desember

2013

PT Mars. 2013. Tidak Mudah Bersaing Dalam Bisnis Cat.

http://newsletter.marsindonesia.com/2013/05/21/tidak

-mudah-bermain-di-bisnis-cat/ Diakses pada 12

Desember 2013.

Ratnawaty, 2009. Kalsium Karbonat. http://ratna-wati-

chemistry.blogspot.com/2009/05/kalsium-karbonat-

caco3-ciri-ciri-dan.html. Diakses pada 14 Desember

2013.

Robbani, Sabila. 2012. Bahan Kimia pada Cat Tembok.

http://www.scribd.com/doc/174338005/97521080-Bahan-

Kimia-Pada-Cat-Tembok. Diakses pada 12 Desember 2013

Said, Sadiyah Purnomo. 2010. Bahan Kimia Dalam Cat.

http://sadiyahpurnomosaid.wordpress.com/2010/04/17/b

ahan-kimia-dalam-cat. Diakses pada 14 Desember 2013

Setyarini, Nur Aisyah. 2012. Industri cat.

http://aiido141.wordpress.com/2012/11/26/industri-

cat. Diakses pada 12 Desember 2013

Wikipedia, 2013. Air. http://id.wikipedia.org/wiki/Air.

Diakses pada 14 Desember 2013.