View
0
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
KAJIAN LARUTAN PENGAWET DAN PENAMBAHAN SEMPROTAN AIR
JERUK NIPIS UNTUK MEMPERPANJANG KESEGARAN BUNGA
GERBERA (Gerbera jamesonii)
Study of Pulsing Solution and Increment Spray Lime Water to Extend The Vaselife of
Gerbera Flower (Gerbera jamesonii)
Oleh:
Narulita Famelia Larassati, Etik Wukir Tini, dan Suwardi
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
Jalan. dr. Suparno 73, Purwokerto, 53122.
Alamat Korespondensi: narulitafamelia@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi larutan pulsing dan
penambahan semprotan air jeruk nipis terhadap masa kesegaran bunga potong
gerbera. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian,
Universitas Jenderal Soedirman pada bulan Maret 2015. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu
komposisi larutan pulsing A0: Air 300 ml ; A1 : Gula pasir 20 g/l + Clorox 1 ml/l +
Asam cuka 1 ml/l, A2 : Gula pasir 40 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l, A3 :
Gula pasir 60 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l, A4 : Gula pasir 30 g/l + Clorox
1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk nipis 3 ml/l, dan A5 : Gula pasir 30 g/l +
Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk nipis 6 ml/l. Faktor kedua adalah
penambahan semprotan jeruk nipis yaitu tanpa semprotan jeruk nipis (P0) dan
semprotan jeruk nipis (P1). Variabel yang diamati adalah total larutan pulsing yang
terserap, total larutan holding yang terserap, persentase penambahan diameter bunga,
penurunan diameter tangkai, warna bunga, saat bunga mulai layu dan masa kesegaran
bunga. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan komposisi larutan pulsing
memberikan pengaruh terhadap total larutan pulsing terserap 19,66 ml, masa
kesegaran 8,91 hari, penurunan diameter tangkai bunga 0,46 mm dan tidak
memberikan pengaruh terhadap variabel lain. Perlakuan penambahan semprotan jeruk
nipis memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan kontrol terhadap warna bunga
yaitu dengan skor 4,07 dan tidak memberikan pengaruh terhadap variabel lain.
Interaksi perlakuan antara komposisi pulsing dan penambahan semprotan air jeruk
nipis menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap semua variabel pengamatan.
Kata kunci: gerbera, larutan pengawet, dan kesegaran
2
ABSTRACT
The study aims to determine effect of composition of the solution and addition
pulsing spray lime water on cut flower vaselife gerbera period. Research conducted
at the Laboratory of Agronomy, Faculty of Agriculture, Unsoed in March 2015. The
experimental design used was a completely randomized design with three
replications. The first factor is the composition of pulsing solutions A0: 300 ml
water ; A1: sugar 20 g / l + clorox 1 ml / l + vinegar + 1 ml / l, A2: sugar 40 g / l +
clorox 1 ml / l + vinegar + 1 ml / l, A3: sugar 60 g / l + clorox 1 ml /+ vinegar 1 ml /
l, A4: sugar 30 g / l + Clorox 1 ml / l + vinegar 1 ml / l + lime water 3 ml / l, A5:
sugar 30 g / l + clorox 1 ml / l + vinegar 1 ml / l + lime water 6 ml / l. The second
factor is the addition of lime spray, which are without lime spray (P0) and spray
lime (P1). Observed variables were the total of absorbed pulsing solution, the total of
absorbed holding solution, the percentage of increase flowers’ diameter, the decrease
stem diameter, flower’s color, when the flower’s were wilt and the vaselife of flower’s.
The results showed the treatment effect of the composition of pulsing solutions give
effect of the total absorbed pulsing solution 19.66 ml, 8.91 vaselife day period, a
decrease of 0.46 mm diameter flower stalk and not give effect to the other variables.
The addition of lime treatment sprays gives better effect than control of flower color
that has a value of 4.07 and did not give effect to the other variables. The interaction
between pulsing composition and the addition of lime water spray showed no effect of
all the variables observed.
Keywords : gerbera, pulsing, and vaselife
PENDAHULUAN
Gerbera merupakan salah satu
jenis bunga potong yang berpotensi
untuk dibudidayakan secara intensif
berpola komersial. Bunga potong yang
banyak diminta pasar adalah gerbera.
Menurut Nurmalinda et al. (2009),
prospek agribisnis bunga potong cukup
cerah seiring dengan meningkatnya
permintaan pasar terhadap bunga
potong, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
Menurut Badan Pusat Statistik
(2014), produksi Gerbera meningkat
dari tahun 2008 sebesar 4.101.631
tangkai, tahun 2009 meningkat
menjadi 5.185.586 tangkai, tahun 2010
sebesar 9.693.487 tangkai dan 2011
menjadi 10.543.445 tangkai.
Peningkatan produksi ini menunjukkan
bahwa konsumsi terhadap bunga
potong gerbera semakin meningkat
tiap tahunnya. Produksi gerbera pada
tahun 2012 mengalami penurunan
3
menjadi 9.854.787 tangkai, dan 2013
sebesar 7.735.806. Hal ini dikarenakan
bunga gerbera sulit ditumbuhkan
ditempat yang rendah, walaupun
produksi menurun tetapi permintaan
bunga gerbera sebagai bunga potong
tetap tinggi dan kebutuhan bunga
potong gerbera yang belum dapat
tercukupi di dalam negeri.
Penambahan jumlah permintaan
yang terus meningkat ini sebaiknya
diikuti dengan pengembangan sistem
penanganan pascapanen sehingga
dihasilkan bunga potong dengan
standar mutu berkualitas. Menurut
Suyanti (2002), kendala utama pasca
panen adalah penurunan kualitas
bunga akibat dari proses respirasi dan
transpirasi serta kurangnya nutrisi
selama dalam peragaan. Kurang lebih
20 % dari produk bunga potong yang
dipanen tidak layak jual karena
penurunan kualitas dan kerusakan
yang terjadi mulai dari pemanenan,
pengemasan, pengiriman, dan
penjualan.
Kerusakan yang terjadi pada
bunga potong dapat diminimalkan
dengan cara pengawetan. Pengawetan
merupakan upaya kegiatan pascapanen
yang dilakukan untuk memperpanjang
kesegaran bunga potong. Menurut
Tisnawati (2005), untuk
memperpanjang masa simpan bunga
potong digunakan larutan perendam
(pulsing) sebagai larutan penyegar.
Penggunaan gula dapat dijadikan
sebagai sumber nutrisi utama dan
sumber energi untuk kelangsungan
proses metabolisme bunga potong
(Havely dan Mayak 1979). Gula
mengandung glukosa yang dapat
dijadikan makanan bagi bunga potong.
Menurut Simanjutak (2000), sukrosa
berperan dalam pemekaran kuncup
bunga dan dapat menunda kelayuan.
Pengendalian jasad renik dapat
digunakan pemutih pakaian (chlorox)
yang mengandung Sodium hipoklorit
(NaOCI) yang digunakan sebagai anti
bakteri (Handriatni, 2014). Air jeruk
nipis mengandung vitamin C atau
asam askorbat. Vitamin C bermanfaat
untuk meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap kekeringan dan
4
berperan dalam memperkuat tubuh
tanaman (Arisanti, 2012). Asam cuka
yang berfungsi untuk menurunkan pH
larutan sehingga dapat diserap secara
optimal oleh tangkai bunga (Yuniarti,
2009).
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh komposisi
gula dan air jeruk nipis dalam
larutan pengawet yang optimal
terhadap kesegaran bunga potong
gerbera.
2. Mengetahui pengaruh penambahan
semprotan air jeruk nipis terhadap
kesegaran bunga potong gerbera.
3. Mendapatkan interaksi komposisi
larutan pengawet dan penambahan
semprotan air jeruk nipis terbaik
dalam upaya memperpanjang masa
kesegaran bunga potong gerbera.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di
Laboratoriun Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas Jenderal
Soedirman, Karangwangkal,
Kecamatan Purwokerto Utara,
Kabupaten Banyumas. Bunga gerbera
diperoleh dari kebun petani di Dusun
Ngablak, Desa Candi, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Maret 2015.
Bahan yang digunakan untuk
penelitian adalah bunga potong
gerbera (Gerbera jamesonii) berwarna
orange varietas Ornella, air, gula pasir,
air jeruk nipis, malam (wax) dan
Clorox. Alat yang digunakan dalam
penelitian adalah gelas beker,
pengaduk kaca, gelas ukur,
termohigrometer, jangka sorong,
penggaris, pH meter, plastik, ember,
botol, kardus, lakban, gunting stek,
corong, kamera, dan alat tulis.
Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Percobaan terdiri dari 2 faktor, faktor
pertama adalah komposisi larutan
pulsing yang terdiri dari 6 taraf yaitu
A0:Air (tanpa penambahan bahan
kimia); A1: Gula pasir 20 g/l + Clorox
1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l; A2: Gula
pasir 40 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam
cuka 1 ml/l; A3: Gula pasir 60 g/l +
Clorox 1 ml/l +Asam cuka 1 ml/l; A4:
Gula pasir 30 g/l + Clorox 1 ml/l +
Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk nipis 3
5
ml/l; A5: Gula pasir 30 g/l + Clorox 1
ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air jeruk
nipis 6 ml/l. Faktor kedua yaitu Tanpa
semprotan air jeruk nipis (P0) dan
disemprot menggunakan jeruk nipis
(P1) 10 ml/l. Variabel yang diamati
adalah total larutan pulsing yang
terserap, total larutan holding yang
terserap, persentase penambahan
diameter bunga, penurunan diameter
tangkai, warna bunga, saat bunga layu
dan masa kesegaran bunga. Data yang
diperoleh dianalisis dengan uji F,
apabila berpengaruh, dilakukan uji
lanjut Least Significant Different
(LSD) pada taraf ketelitian 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis Tabel 1 dapat
dilihat bahwa perlakuan komposisi
larutan pulsing hanya berpengaruh
nyata terhadap masa kesegaran bunga,
total larutan pulsing terserap dan
sangat nyata pada penurunan diameter
tangkai bunga. Hasil analisis dari
perlakuan semprotan air jeruk nipis
hanya berpengaruh nyata terhadap
warna bunga tetapi untuk variabel
lainnya tidak berpengaruh nyata.
Interaksi antara komposisi pulsing dan
semprotan air jeruk nipis menunjukkan
tidak adanya pengaruh nyata terhadap
semua variabel pengamatan.
Tabel 1. Matriks hasil pada berbagai variabel penelitian
No Variabel P A P x A
1 Total larutan pulsing terserap tn n tn
2 Total larutan holding terserap tn tn tn
3 Masa kesegaran bunga tn n tn
4 Warna bunga n tn tn
5 Persentase penambahan diameter bunga tn tn tn
6 Diameter tangkai bunga tn sn tn
7 Saat bunga layu tn tn tn
Keterangan: P = Semprotan air jeruk nipis, A= Komposisi larutan pulsing, P x A =
Interaksi antara komposisi larutan pulsing dan penambahan semprotan
air jeruk nipis.
6
a. Pengaruh Komposisi Larutan
Pulsing terhadap Variabel
Pengamatan
Berdasarkan gambar 1
menunjukkan bahwa Komposisi
pulsing (A3) memiliki daya serap
19,66 ml lebih baik daripada
komposisi larutan lain yaitu A5 hanya
memiliki daya serap 16,33 ml dan
kontrol 18,83 ml. Hal ini dikarenakan
pada komposisi larutan A3 yang terdiri
Gula pasir 60 g/l + Clorox 1 ml/l +
Asam cuka 1 ml/l merupakan larutan
yang tidak terlalu pekat atau memiliki
konsentrasi tinggi. Komposisi A3 gula
pasir, Clorox dan asam cuka memiliki
komposisi yang lengkap untuk
mengoptimalkan proses penyerapan
larutan oleh tangkai bunga. Komposisi
sudah mengandung karbohidrat,
penurun pH dan penghambat
pertumbuhan bakteri. Sukrosa 6%
merupakan takaran yang optimal buat
larutan pada bunga gerbera.
Pernyataan yang sesuai dengan Mousa
(2009), konsentrasi sukrosa 6% dan
silver nanoparticles (SNP) juga
memberikan hasil yang terbaik untuk
mempertahankan masa kesegarannya
pada bunga gerbera. Konsentrasinya
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah. Penyerapan air sangat penting
untuk menanggulangi dehidrasi yang
disebabkan oleh proses transpirasi
(Amiarsih, 2008).
Gambar 1. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata total larutan
pulsing terserap
18,83 19,08 18,17 19,67 19,5 16,33
0
5
10
15
20
25
A0 A1 A2 A3 A4 A5
Tota
l lar
uta
n p
uls
ing
te
rse
rap
(m
l)
Konsentrasi larutan
Total Larutan Pulsing Terserap
7
Tabel 2. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata berbagai variabel
pengamatan
Perlaku
-an
Total
larutan
pulsing
terserap
(ml)
Total
larutan
holding
terserap
(ml)
Lama
kesegaran
bunga
(hari)
Warna
bunga
(skor)
Persentase
penambaha
n diameter
bunga (%)
Penuruna
n
Diameter
tangkai
(mm)
Saat
bung
a
layu
(hari
)
A0 18,83 ab 18,96 7,83a 4,04 8,23 0,46 a 5,91
A1 19,08 b 18,27 8,83 b 4,04 8,55 0,49 abc 6,58
A2 18,16 ab 19,30 8,66 ab 4,00 8,08 0,49 abc 6,41
A3 19,66 b 18,75 8,91 b 4,05 8,46 0,51 c 6,33
A4 19,50 b 17,68 8,41 ab 4,08 8,15 0,48 ab 6,58
A5 16,33 a 18,79 8,75 ab 4,05 8,37 0,51 bc 6,41
F hit 3,48 0,37 2,75 1,08 1,56 5,76 0,93
Ftab
5%
2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62
Ftab
1%
3,89 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89
Keterangan: A0 : Air (tanpa penambahan bahan kimia), A1 : Gula pasir 20 g/l +
Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l, A2 : Gula pasir 40 g/l + Clorox 1 ml/l
+ Asam cuka 1 ml/l, A3 : Gula pasir 60 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka
1 ml/l, A4 : Gula pasir 30 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1 ml/l + Air
jeruk nipis 3 ml/l, A5 : Gula pasir 30 g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1
ml/l + Air jeruk nipis 6 ml/l.
Total larutan holding tidak
mempengaruhi banyaknya jumlah
serapan larutan yang terserap. Hal ini
dikarenakan larutan air yang terserap
oleh bunga potong dipengaruhi oleh
transpirasi tanaman. Pernyataan yang
sesuai dengan Supardi (1997), bunga
akan mengalami transpirasi atau
kehilangan air dalam melakukan
aktivitas metabolismenya.
Tabel 2 menunjukkan bahwa
komposisi larutan pengawet mampu
memberikan masa kesegaran bunga
potong gerbera lebih lama
dibandingkan kontrol akan tetapi tidak
mampu mempertahankan warna
mahkota bunga dan saat bunga layu.
Hal ini dikarenakan tanaman akan
mengalami penuaan dan memiliki
hormon yang berbeda. Bunga potong
8
akan mengalami penuaan secara alami
(senescence). Beberapa tanaman
memiliki hormon yang dapat
mempengaruhi pigmentasi selama
masa penyimpanan terutama etilen dan
sitokinin. Pengaruh etilen pada
tanaman hias seperti terjadinya gugur
pada daun, bunga layu, kelopak bunga
atau secara umum terjadi pada daerah
sambungan (abscission zone)
(Setyadjit et al., 2012).
Gambar 2 menunjukkan lamanya
kesegaran bunga didapatkan pada
komposisi larutan A3. Larutan A3
didapatkan lama kesegaran harinya
yaitu 8,91 hari sedangkan kontrol
hanya didapatkan 7,83 hari. Supardi
(1997), bahwa bunga yang banyak
menyerap larutan mampu bertahan
hidup lebih lama karena dapat
menggantikan air yang hilang selama
proses aktivitas metabolismenya
setelah kegiatan pascapanen.
Gambar 2. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata masa
kesegaran bunga
Tabel 2 menunjukkan
komposisi larutan pengawet tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap
persentase diameter mahkota bunga
dan berpengaruh nyata menurunkan
diameter tangkai bunga gerbera.
Diduga pada saat panen, diameter
mahkota bunga gerbera telah
mengalami kemekaran maksimum.
Menurut Darliah et al. (2004), bunga
7,84
8,84 8,67
8,92
8,42 8,75
7
7,5
8
8,5
9
A0 A1 A2 A3 A4 A5Mas
a ke
sega
ran
bu
nga
(h
ari)
Komposisi larutan pulsing
Masa Kesegaran Bunga
9
yang terlalu cepat mekar akan
menyebabkan masa penyimpanan
bunga menjadi singkat.
Gambar 3 menunjukkan A0
menunjukkan paling sedikit
mengalami penurunan tangkai bunga
daripada A3 yaitu 0,46 mm. Hal ini
diduga karena masa peragaan bunga
potong gerbera ini, pada perlakuan A3
yang paling banyak terjadi
pertumbuhan mikroba sehingga
membuat penurunan diameter tangkai
mengalami penurunan paling tinggi
dibandingkan pada perlakuan lain.
Pernyataan diatas sesuai dengan Reid
(2004), tangkai gerbera mudah
mengalami penurunan karena salah
satu masalah pasca panen pada gerbera
adalah kontaminasi bakteri air batang.
Tangkai bunga menjadi salah satu
tempat penyimpanan cadangan
makanan, menjadi layu dan mengkerut
apabila cadangan makanan semakin
berkurang (Amini, 2012).
Gambar 3. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata masa penurunan
diameter tangkai bunga
b. Pengaruh Semprotan Air
Jeruk Nipis terhadap Variabel
Pengamatan
Tabel 3 menunjukkan total
larutan pulsing dan holding terserap,
lama kesegaran bunga, dan saat bunga
mulai layu tidak memberikan pengaruh
nyata. Hal ini dikarenakan larutan
yang digunakan untuk menyemprot
masih memiliki konsentrasi yang
tinggi. Konsentrasi yang tinggi
menyebabkan mahkota bunga tidak
mudah menyerap sehingga unsur-
unsur yang ada dalam kandungan air
0,47 0,491 0,49
0,52 0,48
0,51
0,4
0,45
0,5
0,55
A0 A1 A2 A3 A4 A5
Pe
nu
run
an d
iam
ete
r ta
ngk
ai (
mm
)
Komposisi larutan pulsing
Penurunan Diameter Tangkai Bunga
10
jeruk nipis tidak dapat dimanfaatkan
dengan baik. Pernyataan ini sesuai
dengan Arisanti (2012), pemberian
vitamin C dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan larutan perendam
bersifat pekat sehingga menyebabkan
tekanan osmotik cairan di luar sel lebih
besar maka cairan di dalam sel akan
keluar dan terjadi plasmolisis.
Tabel 3. Pengaruh semperotan air jeruk nipis terhadap rerata berbagai variabel
pengamatan
Perlakuan Total
larutan
pulsing
terserap
(ml)
Total
larutan
holding
terserap
(ml)
Lama
kesegaran
bunga
(hari)
Warna
bunga
(skor)
Persentase
penambahan
diameter
bunga (%)
Diameter
tangkai
Saat
bunga
layu
(hari)
P0 18,10 18,44 8,52 4,02 a 8,25 0,49 6,27
P1 19,00 18,78 8,61 4,07 a 8,36 0,48 6,47
F hit 2,24 0.19 0,18 5,74 0,89 2,60 0,87
F tab 5% 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25
F tab 1% 7,82 7,82 7,82 7,82 7,82 7,82 7,82
Keterangan: P0 : Tanpa semprotan air jeruk nipis, P1 : Semprotan air jeruk nipis
Penambahan semprotan air jeruk
nipis ternyata mampu
mempertahankan warna mahkota
bunga. Gambar 4 menunjukkan
perlakuan tanpa semprotan air jeruk
nipis (P0) skornya 4,02 lebih sedikit
dibandingkan dengan adanya
semprotan (P1) yaitu memiliki skor
4,07. Hal ini menunjukkan semprotan
air jeruk nipis mengandung senyawa
kalium yang memiliki fungsi dapat
mempertahankan warna bunga.
Perubahan pigmen lebih disebabkan
oleh struktur dan tekstur bunga serta
karakteristik bunga (Sumeru, 1995
dalam Handriatni, 2014). Menurut
Prabawati (2007), bahan perendam
atau penyegar bunga berperan dalam
memperpanjang masa segar,
meningkatkan ukuran bunga mekar,
menambah kuncup bunga yang akan
mekar, mempertahankan warna bunga
dan memperlambat pengeringan daun.
11
Gambar 4. Pengaruh komposisi larutan pulsing terhadap rerata masa penurunan
diameter tangkai bunga
c. Pengaruh Interaksi antar-
Perlakuan terhadap Semua Variabel
Pengamatan
Berdasarkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa interaksi antara
komposisi larutan pulsing dan
semprotan air jeruk nipis memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap semua
variabel pengamatan yaitu masa
kesegaran, total larutan pulsing, total
larutan holding yang terserap,
persentase penambahan diameter
bunga, penurunan diameter tangkai,
warna bunga, dan saat bunga layu.
Hasil analisis data dapat dilihat pada
Tabel 4.
Komposisi larutan pulsing yang
tepat dapat memperpanjang masa
kesegaran bunga. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Prabawati et al.
(2002), bahwa pulsing merupakan
perlakuan pengawetan bunga segera
setelah panen untuk memberi bekal
sumber nutrisi pada bunga dan
melindungi tangkai bunga dari
serangan mikroorganisme penyebab
penyumbatan pembuluh pada tangkai
bunga.
4,02
4,07
3,98
4
4,02
4,04
4,06
4,08
P0 P1
War
na
bu
nga
(sk
or)
Semprotan air jeruk nipis
Warna Bunga
12
Tabel 4. Pengaruh interaksi antar-perlakuan terhadap semua variabel pengamatan
Perlakuan Volume
larutan
pulsing
terserap (ml)
Volume
larutan
holding
terserap
(ml)
Lama
kesegaran
bunga (hari)
Warna
bunga
(skor)
Persentase
penambahan
diameter bunga
(%)
Penurunan
diameter
tangkai (mm)
Saat
bunga
layu
(hari)
P0A0 18,33 18,54 7,50 3,98 8,13 0,46 6,00
P0A1 18,50 18,45 8,83 4,02 8,50 0,49 6,50
P0A2 17,33 18,86 8,66 3,96 8,18 0,50 6,16
P0A3 20,00 19,25 9,16 4,02 8,48 0,54 6,33
P0A4 19,66 17,01 8,50 4,05 8,03 0,48 6,66
P0A5 15,33 18,56 8,50 4,09 8,18 0,50 6,00
P1A0 19,33 19,38 8,16 4,10 8,33 0,45 5,83
P1A1 19,66 18,08 8,83 4,06 8,60 0,49 6,66
P1A2 19,00 19,75 8,66 4,04 7,98 0,47 6,66
P1A3 19,33 18,25 8,66 4,08 8,45 0,49 6,33
P1A4 19,33 18,34 8,33 4,11 8,26 0,47 6,50
P1A5 17,33 18,88 9,00 4,02 8,56 0,52 6,80
F hit 0,66 0,22 0,80 1,52 0,49 1,82 0,61
F tab 5% 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 F tab 1% 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89 3,89
Keterangan: A0 : Air (tanpa penambahan bahan kimia), A1 : Gula pasir 20g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l, A2 :
Gula pasir 40g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l, A3 : Gula pasir 60g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka
1ml/l, A4 : Gula pasir 30g/l + Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l + Air jeruk nipis 3ml/l, A5 : Gula pasir 30g/l
+ Clorox 1 ml/l + Asam cuka 1ml/l + Air jeruk nipis 6ml/l, P0 : Tanpa semprotan air jeruk nipis, P1 :
Semprotan air jeruk nipis.
13
Interaksi komposisi larutan
pulsing dan semprotan air jeruk nipis
juga tidak memberikan lamanya masa
kesegaran bunga lebih baik
dibandingkan kontrol. Hal ini diduga
pada saat pengiriman bunga ke
laboratorium selama perjalanan bunga
gerbera telah mengalami kerusakan
selama transportasi baik dari tangkai
bunga dan mahkota bunga. Pernyataan
ini sesuai dengan Yuniati (2008),
kerusakan selama transportasi dapat
menyebabkan akumulasi etilen dan
pertumbuhan mikroorganisme. Hal
tersebut mempengaruhi kemekaran
bunga dan kesegaran bunga sehingga
larutan sukrosa yang akan
ditranslokasikan menuju sel tidak
dapat melewati membran sel,
akibatnya cairan sel keluar dan
mempengaruhi kemekaran bunga.
Adanya hal ini juga diduga menjadi
penyebab penyerapan larutan pulsing
dan holding yang tidak memberikan
hasil lebih baik daripada kontrol.
Bunga gerbera termasuk sangat peka
dalam ketahanan bunga saat
transportasi (Rismunandar, 1992).
Hasil terhadap masa kesegaran
dapat juga diduga karena bunga
gerbera direndam dalam jumlah yang
sangat banyak untuk satu ember.
Perendaman yang baik sebelum
dimasukkan dalam larutan pulsing
tidak boleh dalam jumlah yang banyak.
Hal ini sesuai dengan Rismunandar
(1992), jangan sekali-kali menyimpan
potongan bunga yang banyak dalam
tempat perendaman yang sama, sebab
akan memperpendek umur bunga.
KESIMPULAN
1. Perlakuan komposisi larutan
pulsing memberikan hasil lebih
baik terhadap total larutan pulsing
terserap yaitu 19,66 ml pada A3,
masa kesegaran bunga sampai
8,91 hari pada A3, dan penurunan
diameter tangkai bunga 0,46 mm
pada A0.
2. Perlakuan penambahan semprotan
air jeruk nipis memberikan
pengaruh nyata terhadap warna
yaitu 4,07 pada P1 dan tidak
memberikan pengaruh nyata pada
variabel lain.
14
3. Interaksi antara komposisi larutan
pulsing dan penambahan air jeruk
nipis menunjukkan tidak adanya
pengaruh nyata terhadap semua
variabel.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang komposisi larutan
pulsing dengan penambahan
konsentrasi air jeruk nipis, dan
penyemprotan air jeruk nipis dengan
konsentrasi yang lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Amiarsi, D. 2008. Memperpanjang
Masa Kesegaran Bunga Potong
Alpinia purpurata. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan
PascapanenPertanian;Bogor .Ip
tek hortikultutra no 4-agustus
2008 5 hal
Amiarsi, D., Yulianingsih,
Murtiningsih dan Sjaifullah.
2002. Penggunaan larutan
Perendam Pulsing untuk
Mempertahankan Kesegaran
Bunga Mawar Potong Idole
dalam Suhu Ruangan. Jurnal
hortikultura. 12(3): 178-183.
Amini, R. 2012. Pengaruh Pemberian
Kalsium Klorida dan
Komposisi Larutan Pengawet
terhadap Kesegaran Bunga
Potong Gerbera (Gerbera
jamesonii). Skripsi. Fakultas
Pertanian, Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto. 48 hal
Arisanti, D. dan S. Nintya. 2012.
Pengaruh Pemberian Vitamin C
(asam askorbat) terhadap
Kesegaran Bunga Krisan
(Chryanthenum sp) pada
kawasan sentra penghasil di
Desa Ngasem, Kecamatan Jetis,
bandunga, Jawa Tengah.
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX No.1 37-46 Biologi
UNDIP 10 hal
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014.
Produksi Tanaman Hias di
Indonesia, 1997-2013 Badan
Pusat Statistik Republik
Indonesia www.bps.go.id
diakses 16 desember 2014.
Darliah, W., Handayati, A.B.N
Maryam., dan D. Kurniasih.
2004. Keragaan Hasil dan
Kualitas Bunga Klon-Klon
Mawar Potong. J. Hort. 14
(Edisi Khusus): 320-325.
Halevy, A.H and S. Mayak 1979.
Senescence and Postharvest
Physiology of Cut Flower, part
1. Horticultural reviews 204-
236. 33 hal
Handriatni, A. 2014. Upaya
Mempertahankan Kesegaran
Beberapa Jenis Bunga Potong
dengan Pemberian Bahan
Pengawet. Laporan Penelitian.
Fakultas Pertanian Universitas
15
Pekalongan, Pekalongan. Hal
18-28
Mousa, S., K. Mosen, S.T. Toktam and
N. Roohangiz, 2009. Essential
Oils and Silver Nanopartirles
(SNP) as Novel Agents to
Extend Vase- life of gerbera
(Gerbera jomesonii cv. Dune)
flowers Postharvest Biology,
53(3): 155-158.
Nurmalinda., Y.A. 2009. Preferensi
Konsumen Hotel terhadap
Bunga Potong Gerbera. J. Hort.
19(4):450-458 2009 9 hal.
Prabawati, S. 2007. Menjaga Bunga
Potong Agar Tetap Segar.
Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Vol
29, No. 6: Bogor. 3 hal
Prabawati, S., Murtiningsih, A.S
Dondy dan Nurmalinda. 2002.
Pengaruh Komposisi Pulsing
terhadap Mutu Segar Bunga
Krisan. J. Hort. 12(2): 124-
130.
Reid, M.S. 2004. Gerbera, Transvaal
Daisy Recommendations for
Maintaning Postharvest Quality.
University of California, Davis
hal 1
Rismunandar. 1992. Budidaya Bunga
Potong. Penebar Swadaya.
Jakarta. 40 hal
Setyadjit, Sukasih E, Permana AW.
2012. Aplikasi 1-MCP dapat
Memperpanjang Umur Segar
Komoditas Hortikultura. Jurnal
Teknologi Pascapanen
Pertanian. Vol 8(1): 28-29. 8
hal
Simanjuntak, D.J. 2000. Pengaruh
Suhu dan Komposisi Larutan
Pulsing terhadap Kesegaran
Bunga Potong Anggrek Vanda
selama Penyimpanan. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor:
Bogor. 107 hal.
Supardi, 1997. Perlakuan Fisik dan
Kimia untuk Memperpanjang
Kesegaran Bunga Potong
Sedap Malam (Polianthes
tuberose L.). Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor. 111
hal.
Suyanti. 2002. Teknologi Pascapanen
Bunga Sedap Malam. Jurnal
Litbang Pertanian Vol 21 (1).
Balai Penelitian Tanaman Hias
(Balithi), Cianjur 7 hal
Tisnawati, 2005. Teknik
Memperpanjang Masa Simpan
Bunga Potong Alpinia. Buletin
Teknik Pertanian. Volume 10.
Nomor 1 hal 39-42
Yuniati, E. 2008. Pengaruh
Konsentrasi Larutan Sukrosa
dan Waktu Perendaman
terhadap Kesegaran Bunga
Sedap Malam Potong
(Polianthes tuberosa L.).
Jurnal Biocelebes Vol.2 No.1.
FMIPA UNTAD. Palu 11 hal
Recommended