Laporan praktikum kimia pengenalan alat dan bahan kimia

Preview:

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA PERTANIAN

Oleh :

Nama :Muhamad Hasan YudiantoNIM : A1D015068Rombongan : 13

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2015

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA PERTANIAN

ACARA IPENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA

Oleh :

Nama : Muhamad Hasan YudiantoNIM : A1D015068Rombongan : 13

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2015

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium kimia boleh jadi merupakan suatu tempat yang berbahaya,

terutama bila kita ceroboh dan kurang pengetahuan. Kehati-hatian dan tidak buru-

buru adalah syarat penting yang perlu dimiliki seseorang yang bekerja di

laboratorium kimia. Gambaran ini disampaikan tidak dengan maksud untuk

menakut-nakuti seseorang yang akan bekerja di laboratorium kimia, namun untuk

mengingatkan agar kita senantiasa waspada bila sedang bekerja di dalamnya.

Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian,

pelayanan, serta uji mutu atau quality control. Berbagai jenis laboratorium kimia

telah banyak dimiliki oleh sekolah lanjutan atas (SMA dan SMK), perguruan

tinggi, industri dan jasa serta lembaga penelitian dan pengembangan. Karena

perbedaan fungsi dan kegunaannya, dengan sendirinya berbeda pula dalam desain,

fasilitas, teknik, dan penggunaan bahan. Walaupun demikian, apabila ditinjau dari

aspek keselamatan kerja, laboratorium-laboratorium kimia mempunyai bahaya

dasar yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya.

Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya.

Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit maupun gangguan

kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman seseorang dapat bekerja dengan

aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan

keracunan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan apabila ada

kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan

kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada para pengguna, maupun orang

lain serta lingkungan di sekitarnya. Ini adalah tanggung jawab moral dalam

keselamatan kerja yang memegang peranan penting dalam pencegahan

kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu terhadap peraturan juga

memberikan andil besar dalam keselamatan kerja. Kedua faktor penting tersebut

bergantung pada faktor manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesar

kecelakaan di dalam laboratorium. Tujuan keamanan laboratorium adalah

menciptakan suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains yang aman.

Caranya adalah dengan meningkatkan pengetahuan praktisi sains (dosen, laboran,

mahasiswa) tentang keselamatan kerja, mengenal bahaya yang mungkin terjadi

serta upaya penanganannya Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan

memudahkan dalam cara penanganannya, yakni cara pencampuran, mereaksikan,

pemindahan atau transportasi, dan penyimpanan. Pengetahuan tentang nama dan

kegunaan alat dan bagaimana cara penggunaannya juga sangat penting. Misalnya

alat-alat gelas harus diperiksa sebelum digunakan. Apakah ada yang retak, pecah,

atau masih kotor. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang bagaimana perawatan

alat dan bahan praktikum kimia, bagaimana cara penyimpanannya sehingga

kerusakan alat dan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta bahaya-bahaya yang

ditimbulkan akibat penyimpanan dapat dicegah.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini supaya mahasiswa dapat:

1. Mengenal berbagai macam alat dan bahan kimia/kemikalia yang sering

dipakai dalam analisis atau percobaan kimia serta penggunaannya.

2. Menuliskan nama alat-alat yang telah diberi nomor dalam almari, contoh-

contoh alat dan penggunaannya.

3. Membaca dan menulis nama kemikalia, rumus, bobot molekul, bobot molekul

dan derajat kemurnian kemikalia yang ada dalam botol kemas, serta

penggunaannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami

cara kerja, serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari

kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-

masing alat dan bahan, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan

sempurna (Walton, 1998).

Pengenalan alat laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan sangatlah

penting, agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam

pelaksanaan praktikum dan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan

praktikum dapat langsung diatasi dengan cepat dan sebaik mungkin. Alat-alat

laboratorium tersebut ada yang berfungsi dalam proses pemanasan, misalnya

pembakaran gas. Ada juga alat-alat yang mempunyai jenis dan macam yang

kompleks sehingga dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-

hatian yang tinggi (Prabowo, 2009).

Laboratorium kimia merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk

melakukan suatu percobaan dan penelitian yang disebut praktikum. Praktikum di

laboratorium sangat dibutuhkan untuk mempelajari ilmu-ilmu kimia secara nyata

dan diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam

melakukan suatu percobaan, kita tentunya harus mengetahui alat-alat yang

digunakan dalam praktikum. Alat-alat yang digunakan tersebut disesuaikan

dengan tujuan percobaan. Akan tetapi, selain sudah mengetahui masing-masing

nama alat, praktiakn juga harus mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan dan

bagaimana cara menggukannya (Achmad, 1993).

Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata

dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui

dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memumungkinkan

penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk

generalilsasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik di laboratorium dan

eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran sains (Wahyudi,

2011).

Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi

hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakan di dalam wadah, bahan

kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari

asam (Neinlands, 1990).

Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang

ada di laboratorium, yatu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian

praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan (Ibnu, 1976).

Sebagian besar alat-alat yang dipakai dalam analisis kimia baik yang klasik

maupun instrumental dari tahap persiapan sampai tahap pengukuran sebagian

besar terbuat dari gelas. Selain itu ada pula alat yang terbuat dari porselin besi dan

karet (Tim Kimia, 2015).

Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan di dalam laboratorium

tersebut terbuat dari gelas (kaca). Meskipun alat-alat tersebut telah siap dipakai,

namun dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan 

sambungan-sambungan dengan gelas atau alat lain untuk membuat peralatan

khusus sesuai kebutuhan (Imam, 2010). Pemakaian bahan kimia akan sangat

berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan

bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, kayu, porselen,

aluminium, plastik dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-

alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap asam, tahan terhadap

panas dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu,

penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu

penelitian (Waltor, 2010).

Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam

laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada

hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat

berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar bila

tidak digunakan dengan baik. Seperti  pekerjaan lainnya, bekerja dalam

laboratorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat

disebabkan karena factor ketidaksengajaan, ketelodoran dan sebab-sebab lain

yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan penggunaan

alat dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui setiap

kemungkinan bahaya (Setiawati, 2009). Dalam mengukur suatu zat atau bahan

hendaknya menggunakan suatu alat. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu

zat kimia adalah gelas ukur. Akan tetapi, pengukuran dari gelas ukur ini

penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat praktikum

pengukuran yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi yaitu pipet ukur. Namun

pengukuran dengan pipet ukur ini tidak terlepas juga dari ketelitian praktikan

(Rohman, 2011).

Bahan kimia atau kemikalia yang sering dipakai dalam analisis-analisis

kimia tersedia dalam bentuk-bentuk cair atau padat, dan dikemas dalam botol

plastik atau botol gelas yang gelap. Semua kemikali dibuat oleh pabrik dengan

kemurnian yang berbeda-beda. Derajat kemurnian kemikalia yang dibuat di pabrik

harus dicantumkan padda label botol kemas bahan tersebut (Tim Kimia, 2014).

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja

atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan

fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium

yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan seseorang

dapat bekerja dengan aman, produktif dan efisien (Khasani, 1990). Pekerjaan

dalam labortorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan

alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat

diciptakan apabila ada kemauan dari praktikan, pekerja, pengguna maupun

kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan

kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri dan

orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk

mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium

dan penggunaannya (Ginting, 2000).

III.METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Pada praktikum pengenalan alat dan bahan ini, alat yang digunakan antara

lain labu erlemeyer, labu didih, labu ukur, gelas ukur, tabung reaksi, labu

desilator, cuvet, cawan porselin, filler, mortir, sendok spatula, desitator, statif,

pipet seukuran, flame fotometer, oven listrik, prop, pipet tetes, gelas arloji,

timbangan analitik, PH-meter, buret, deep froozer, Spectrofotometer, kompor

listrik, shaker, muffle-meter, DHL-meter, lentifuge, AAS, brosofetycabinen,

waterbath. Sedangkan untuk bahan meliputi asam asetat (CH3COOH), Magnesium

Oxida heavy (MgO), Amonnium Nitrat (NH4NO3), Potasium Cloride (KCl),

Natrium Carbonate Anhydrout (Na2CO3), Oxolyn Acid Dihydrate (H2C2O4),

Natrium Hydrade (NHOH), Ammonium Flouride (NH4F), Ammonium Solution

(NH3), Sucrose (C12H12O11), Asam Chloride(HCl), Asam Oksalat (C2H2O4+2H2O).

B. Prosedur Kerja

1. Alat-alat yang ada didalam almari contoh diamati.

2. Tiga puluh dua nama alat dan dua belas nama bahan beserta kegunaannya

ditulis sesuai dengan nomor alat dan bahan yang ada.

3. Label dalam botol kemasan kemikalia yang telah disediakan asisten dibaca

dan diamati.

4. Hasil pengamatan pengenalan alat dan bahan kimia dibuat lapor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Tabel 1. Hasil pengamatan alat-alat kimiaNo Nama alat Merk Kegunaan Gambar1 Labu erlemeyer Pyrex Menempatkan zat terlarut

seperti pada proses titrasi

2 Labu didih - Wadah zat terlarut/cairan yang didihkan/dipanaskan

3 Labu ukur Pyrex Mengukur vokume zat

4 Gelas ukur Pyrex Mengukur volume zat cair

5 Tabung reaksi Pyrex Mereaksikan zat

6 Labu desilasi Pyrex Tempat penyulingan larutan

7 Cuvet Pyrex Menampung larutan yang akan diukur di spektrrofotometer

8 Cawan Porselin - Wadah untuk menumbuk suatu zat

9 Filler - Mengangkat zat atau memindahkan suatu zat

10 Mortir - Menumbuk suatu zat

11 Sendok Spatula - Untuk mengambil bahan atau zat

12 Desikator - Menyimpan zat atau bahan supaya tetap kering

13 statif - Menempatkan buret agar bisa berdiri

14 Pipet seukuran - Mengukur volume larutan yang ingin dipindahkan

15 Flame fotometer

- Analisis logam, mengetahui kandungan logam yang ada

16 Oven listrik - Menghangatkan atau memanaskan suatu zat

17 Prop - Untuk menutup tabung/labu

18 Pipet tetes - Memindahkan larutan dengan ukuran yang relatif kecil

19 Gelas arloji - Tempat untuk penguapan dan pengeringan

20 Timbangan analitik

- Menimbang berat suatu benda

21 PH-meter Hanna Mengukur tingkat keasaman dan kebasaan suatu zat

22 Buret pyrex Mengukur volume zat yang dipindahkan

23 Deep froozer Nuaira Menjaga suhu agar bahan-bahan dapat diawetkan

24 spectrofotometer

- Mengetahui penjernihan absorbans cahaya

25 Kompor listrik Gerhori

Memanaskan suatu zat

26 Shaker - Memisahkan atau mencampur larutan

27 Muflle meter Thermolyne

Mengabukan atau menghanguskan suatu zat

28 DHL-meter - Mengukur daya hantar

listrik

29 Lentifuge - Memisahkan larutan berdasarkan berat jenis

30 AAS Hitachi z-2000

Pengukuran serapan sinar oleh atom mengggunakan lamda

31 Brosofetycabinet

- Menyimpan zat bahan atau alat agar tetap steril

32 Waterbath HH-8 Inkubasi pada analisa mikrobiologi

2. BahanNo Nama

Bahan

Kimia

Rumus

kimia

Bobot

molekul

Derajat

kemurnian

Keterangan lain

1 asam asetat CH3COOH 60, 05

g/mol

PA Serbuk putih, padat ,

cair

2 Magnesium

Oxida

heavy

MgO 40, 30

g/mol

USP Serbuk putih

3 Amonnium

Nitrat

NH4NO3 80, 00

g/mol

PA Serbuk putih, padat

4 Potasium

Cloride

KCl 74, 55

g/mol

PA Kristal putih

hidroskopis

5 Natrium

Carbonate

Anhydrout

Na2CO3 105, 99

g/mol

PA Kristal putih

hidroskopis

6 Oxolyn

Acid

Dihydrate

H2C2O4 38, 37

g/mol

PA Kristal

7 Natrium

Hydrade

NHOH 40, 00

g/mol

PA Korosif

8 Ammonium

Flouride

NH4F 37, 04

g/mol

PA Kristal putih

9 Ammonium

Solution

NH3 0, 96

g/mol

25% Cair

10 Sucrose C12H12O12 342, 30

g/mol

PA Serbuk putih

11 Asam

Chloride

HCl 36, 46

g/mol

37 % Cair

12 Asam

Oksalat

C2H2O4+2H2O 23, 09

g/mol

PA Serbuk putih

B. Pembahasan

1. Alat Kimia

Alat yang terbuat dari gelas yang digunakan di laboratorium umumnya

merupakan gelas boroksilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa / silikat oksida

berkualitas tinggi, boron oksida, aluminium oksida, dan natrium oksida. Gelas

jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan mempunyai angka mulai yang

kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan dapat direndam

didalam air dingin atatu es tanpa terjadi keretakan atau pecah. Selain itu gelas

boroksilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan

sebagai alat gela laboratorium. Di dalam perdagangan jenis gelas ini dikenal

dengan berbagai merk seperti: Pyrex, Yena, Vycor, Duran, Schott, Assistant

dan sebagainya. Selain dari kaca alat –alat kimia ada yang terbuat dari porselin,

karet dan besi.

a. Alat-alat kimia yang terbuat dari kaca atau gelas diantaranya:

1) Labu erlemeyer

Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang

dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur

erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai

kapasitas ukuran volume dari 25–2000 mL. Prinsip kerja labu

erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi

dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah

biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan

lemah. Fungsi labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk

titrasi dengan pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi,

alat destilasi dan sebagainya. Labu erlenmeyer tanpa tutup asah

digunakan untuk titrasi dengan pengocokan lemah hingga sedang.

perawatannya adalah menggunakan lap halus saat mengangkat

Erlenmeyer dari kompor listrik, sedangkan menurut literatur adalah

labu gelas untuk menampung larutan. Labu Erlenmeyer ada yang

berskala ada yang tidak, ada yang bertutup dan ada yang tidak bertutup.

Digunakan pada saat titrasi atau menampung larutan hasil destilasi

(Tim Pengampu, 2015).

2) Labu didih

Berupa labu yang memiliki jenis leher :single neck, double neck,

dan triple neck. Alasnya ada yang bundar (round bottom) dan ada yang

rata (flat). Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC.

Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsinya untuk

memanaskan larutan dan menyimpan larutan. Hal ini sesuai dengan

fungsi labu didih menurut literatur, yakni labu gelas digunakan untuk

mendidihkan larutan. Biasanya digunakan untuk destruksi jaringan

(Tim Pengampu, 2015).

3) Labu ukur

Labu ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas

antara 5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk

mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini

biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang

nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai

sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk

zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan

garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna,

penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher

labu ( meniskus berada di atas garis leher ). Sebelum menggunakan

instrumen ini, labu ukur harus dicuci terlebih dahulu. Lebih baik

menggunakan sabun agar zat – zat yang tidak dibutuhkan dapat terlarut

dan akhirnya terbuang. Dalam keadaan bagaimanapun, labu ukur yang

kering sangatlah baik untuk digunakan. Dalam rangka melakukan kerja

rutin di laboratorium, tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer

atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah

pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan

air yang pekat karena inilah cara pembelian yang paling ekonomis.

Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung

digunakan, dan karenanya harus diencerkan. Proses pengenceran

melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan

untuk memberikan volume akhir yang lebih besar. Selama proses ini,

banyak mol yang dalam larutan tetap, dan hanya volumenya yang

bertambah. Hal ini sesuai menurut literatur yaitu alat gelas berbentuk

labu dengan leher yang panjang dan memiliki tutup terbuat dari kaca,

namun tidak boleh terkena panas, untuk menghindarkan dari pemuaian

yang menyebabkan ukurannya tidak standar. Ketepatan (presisi) alat ini

sangat tinggi, karena digunakan dalam pembuatan larutan standar.

Selain itu, labu ukur juga digunakan untuk membuat larutan dengan

konsentrasi tertentu dan untuk mengencerkan larutan (Kenneth, 1992).

4) Gelas ukur

Gelas ukur adalah sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak

butuh ketelitian tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisis kimia

kualitatif atau untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisis

titrimetri/volumetri. Terdapat berbagai ukuran mulai dari 25 mL sampai

5 Liter. jadi tidak cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian

tinggi (secara kuantitatif), sedangkan menurut literatur adalah gelas

tinggi dengan diameter kecil (sekitar 0, 8-3cm) dengan skala volume

pada bagian dindingnya. Gelas ini tebuat dari bahan kaca ataupun

plastic yang tidak tahan panas. Alat ini digunakan untuk mengukur

volume larutan dengan ketepatan rendah pada volume yang minim

(sedikit). Ukurannya bervariasi dari 10 mL hingga 2000 mL (Tim

Pengampu, 2015).

5) Tabung reaksi

Adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik

yang dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi

kimia. Tabung Reaksi ada yang dilengkapi dengan tutup ada juga yang

tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran tergantung kebutuhan. Tabung

Reaksi disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture Tube adalah

tabung reaksi tanpa bibir yang biasanya digunakan untuk pembiakan

mikroorganisme dalam medium cair. fungsinya sebagai tempat dimana

kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium. Alat ini terbuat dari

bahan kaca bening sehingga proses reaksi kimia didalam tabung ini

dapat terlihat jelas oleh analisis. Tabung ini juga mempunyai sifat tahan

terhadap panas / api, karena seperti kita ketahui beberapa proses reaksi

kimia berjalan dengan membutuhkan panas. Beberapa macam reaksi

yang biasanya menggunakan tabung ini adalah reaksi oksidasi / reaksi

reduksi. . Hal ini sesuai dengan fungsi menurut literatur bahwa tabung

gelas berbentuk silinder yang dipakai untuk mereaksikan zat (Tim

Pengampu, 2015).

6) Labu destilasi

Labu destilasi adalah Tempat untuk menyimpan dan membuat

larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak

diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat cair. . Labu destilasi

ini bermerk Pyrex,sedangkan menurut literatur adalah labu gelas untuk

penyulingan (destilasi). Misalnya penyulingan amoniak pada analisis

nitrogen (Tim Pengampu, 2015).

7) Cuvet

Cuvet adalah alat yang berbentuk seperti tabung reaksi, namun

lebih kecil. Cuvet ini harus benar-benar bersih supaya dapat ditembus

cahaya . Digunkan untuk menampung larutan yang akan diukur oleh

spektrofotometri. Hal ini sesuai menurut literatur yaitu tabung gelas

yang digunakan untuk menampung larutan yang akan diukur dengan

spektrofotometer (Tim Pengampu, 2015).

8) Pipet seukuran

Pipet seukuran adalah alat yang berbentuk silinder tetapi

tengahnya berdiameter lebih besar. Fungsinya untuk mengambil larutan

dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian

pada bagian yang menggembung. Hal ini sesuai fungsi menurut literatur

yaitu pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan atau zat cair

dalam satuan ukuran volume tertentu. Besarnya volume pipet bervariasi

dari 1 mL sampai 100 mL. Tingkat kesalahannya kurang dari 0, 01 mL

(Tim Pengampu, 2015).

9) Pipet tetes

Pipet tetes adalah sebuah alat yang berbentuk silinder dengan

runcing dibawahnya dan atasnya terbuat dari karet. Fungsinya untuk

meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil. Hal ini sesuai

fungsi menurut literatur yaitu pipet yang digunakan untuk

memindahkan larutan dengan cara meneteskan larutan atau zat cair

tanpa memperhatikan volumenya (Tim Pengampu, 2015).

10) Buret

Buret adalah sebuah alat Untuk memisahkan dua larutan yang

tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah

biasa digunakan pada proses ekstraksi,sedangkan menurut literatur

adalah pipet ukur panjang , yang dilengkapi dengan kran untuk

mengukur volume cairan yang akan dikeluarkan atau dipindahkan

secara akurat sesuai dengan keinginan. Biasanya digunakan dalam

titrasi. Ukuran buret bervariasi dari 10 mL sampai 50 mL terbagi ke

dalam skala kecil 1/10mL (Tim Pengampu, 2015).

11) Gelas arloji

Gelas arloji sebuah alat yang berbentuk irisan bola atau bisa

disebut dengan cawan gelas. Fungsiya sebagai penutup saat melakukan

pemanasan terhadap suatu bahan kimia, menimbang bahan-bahan

kimia, mengeringkan suatu bahan dalam desikator,sedangkan menurut

literatur adalah cawan gelas berbentuk irisan bola yang digunakan

sebagai alas untuk penguapan atau pengeringan zat yang terlarut (Tim

Pengampu, 2015).

12) Desikator

Desikator adalah sebuah alat seperti toples namun terbuat dari

kaca yang berfungsi untuk identifikasi keasamaan larutan/zat. Caranya:

setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang

ada pada kotak kertas universal, sedangkan menurut literatur adalah alat

untuk menyimpan bahan atau benda supaya tetap kering, terutama

untuk bahan yang higroskopis (Tim Pengampu, 2015).

b. Alat-alat yang terbuat dari porselin

1) Cawan porselin

Cawan porselin adalah cawan bercucuk yang dipakai untuk

penguapan atau pengeringan padatan dalam bentuk tepung (Tim

Pengampu, 2015).

2) Mortar

Mortar adalah alat tumbuk yang terbuat dari porselin tebal untuk

menghancurkan zat dalam bentuk padatan (Tim Pengampu, 2015).

3) Sendok porselin (spatula)

Sendok porselin (spatula) adalah sendok terbuat dari porselin

yang digunakan untuk mengaduk dan mengambil bahan kimia

berbentuk tepung dan padatan (Tim Pengampu, 2015).

c. Alat-alat yang terbuat dari karet:

1) Filler

Filler adalah alat penyedot pipet yang terdiri dari bola karet yang

dilengkapi dengan tiga cabang leher. Digunakan untuk menyedot dan

mengeluakan larutan yang berbahaya (Tim Pengampu, 2015).

2) Prop

tutup botol atau labu yang terbuat dari karet, kadang dilubangi

untuk pipa destilasi (Tim Pengampu, 2015).

d. Alat-alat yang terbuat dari logam:

1) Statif

Sebuah tiang besi yang digunakan untuk memegang buret atau

gelas lainnya. Statif dilengkapi dengan manice dan klem (Tim

Pengampu, 2015).

2) Flame fotometer

Alat yang digunakan untuk mengetahui kandungan logam (Tim

Pengampu, 2015).

3) Oven listrik

Oven yang digunakan untuk menghilangkan atau menguapkan air

(Tim Pengampu, 2015).

4) Timbangan analitik

Timbangan adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan

massa dari suatu padatan ataupun cairan kimia yang akan digunakan

(Hendayana, 1994).

5) pH meter

Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau

kebasaan larutan (Tim Pengampu, 2015).

6) Deep freezer

Alat yang digunakan untuk menjaga suhu agar bahan dapat

diawetkan (Tim Pengampu, 2015).

7) Spektrofotometer

Alat yang digunakan untuk mengetahui penjernihan absorbs (Tim

Pengampu, 2015).

8) Kompor listrik

Alat yang digunakan untuk memanaskan zat/larutan (Tim

Pengampu, 2015).

9) Shaker

Alat yang digunakan untuk memisahkan atau mencampur

zat/larutan (Tim Pengampu, 2015).

10) DHL-meter

Alat yang digunakan untuk mengukur daya hantar listrik (Tim

Pengampu, 2015).

11) Muffle furnace

Alat yang digunakan untuk mengabukan atau mengarangkan

suatu zat (Tim Pengampu, 2015).

12) AAS

Alat yang digunakan untuk mengukur penyerapan sinar oleh atom

menggunakan lamda (Tim Pengampu, 2015).

13) Biosafety cabinet

Alat yang digunakan untuk menyimpan zat/bahan atau alat agar

tetap steril (Tim Pengampu, 2015).

14) Waterbath

Alat yang digunakan untuk memanaskan larutan tanpa kontak

langsung dengan sumber panas (Tim Pengampu, 2015).

i. Bahan-bahan kimia

1) Asam asetat (CH3COOH)

Asam Aseta memiliki Bobot molekul 60, 05 g/mol, derajat

kemurnian PA, dan berbentuk serbuk putih, padat , cair.

2) Ammonium Flouride (NH4F)

Ammonium Flouride (NH4F) memiliki bobot molekul 37, 04

g/mol, derajat kemurnian PA,dan berbentuk Kristal putih.

3) Ammonium nitrat (NH4NO3)

Bobot molekul 80, 04 g/mol. Derajat kemurnian PA. Berbentuk

serbuk padat putih.

4) Ammonia (NH3)

Bahan berbentuk gas umumnya tetapi pada praktikum ini

berbentuk cair, berbau, mudah larut dalam air. Bobot molekul 0, 91 kg.

Derajat kemurnian 25%. Bahan dan formulasi yang ditandai dengan

notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut

atau  kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika

masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau

kontak dengan kulit.

5) Asam klorida (HCl)

Asam klorida (HCl) memiliki bobot molekul 36, 46 g/mol, derajat

kemurnian 37%, dan berwujud cair. Berbahaya.

6) Asam oksalat (C2H2O4+2H2O)

Asam oksalat (C2H2O4+2H2O) adalah senyawa asam dekarboksilat

berupa kristal jernih, higroskopis dan tak berbauBahan dan formulasi

yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak

kesehatan sedang  jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut

(ingestion), atau kontak dengan kulit. Bobot molekul 23, 09 g/mol.

Derajat kemurnian PA. Berbentuk serbuk putih.

7) Magnesium oksida (MgO)

Magnesium oksida (MgO)memilik bobot molekul 40, 30 g/mol.

derajat kemurnian USP,dan berbentuk serbuk putih.

8) Natrium karbonat (Na2CO3)

Natrium karbonat (Na2CO3) mimiliki bobot molekul 105, 99

g/mol, derajat kemurnian PA, berbentuk Kristal putih higroskopis.

9) Natrium hidroksida (NaOH)

Basa berupa padatan putih, tak berbau, berbentuk pelat atau

flakes. Amat korosif baik bentuk padatan maupun larutannya. Bobot

molekul 40, 00 g/mol. Derajat kemurnian PA. Bahan dan formulasi

dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu

bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat

diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)

dan basa (pH>11, 5), ditandai sebagai bahan korosif (Achmad, 1993)

10) Asam oksalat (C2H2O4)

Asam oksalat (C2H2O4) memilik bobot molekul 38, 37 g/mol,

derajat kemurnian PA, berbentuk Kristal.

11) Kalium klorida (KCl)

Kalium klorida (KCl) memiliki bobot molekul 74, 55 g/mol,

derajat kemurnian PA, berbentuk Kristal putih.

12) Sukrosa (C12H12O5)

Sukrosa (C12H12O5) memiliki bobot molekul 342, 30 g/mol, derajat

kemurnian PA, dan berbentuk serbuk putih.

Simbol berbahaya bahan-bahan kimiaNo Simbol Keterangan1 Nama : Explosive

Lambang : EArti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga api, gesekan atau benturan.Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

2 Nama : OxidizingLambang : OArti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi.Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

3 Nama : FlammableArti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan api.Contoh : Minyak terpentin.

4 Nama : Highly FlammableLambang : FArti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh kelembapan.Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.Contoh : Aseton dan Logam natrium.

5 Nama : Extremely FlammableLambang : F+Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).

6 Nama : Very ToxicLambang : T+Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem pernapasan.Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan Atripin.

7 Nama : ToxicLambang : TArti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit.Contoh : Metanol, Benzena.

8 Nama : CorrosiveLambang : CArti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas.Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam.Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

9 Nama : IrritantLambang : XiArti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

10 Nama : Dengerous For the EnvironmentLambang : NArti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin.

11 Nama : HarmfulLambang : XnArti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.Tindakan : Jangan  dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit.Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam menggunakan alat-alat dilaboratorium harus sesuai dengan

petunjuk seperti cara penggunaan alat, meletakkan dan juga cara

menggunakan alat dari listrik.

2. Terdapat alat yang terbuat dari kaca atau gelas, porselin, logam, dan karet ,

namun kebanyakan alat terbuat dari kaca atau gelas karena gelas

merupakan bahan yang tahan panas, kuat dan transparan.

3. Perlu memperhatikan sifat dari bahan kimia karena ada yang berbahaya.

4. Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan steril.

5. Alat-alat yang terbuat dari gelas mempunyai tingkat kerentanan yang

tinggi dibandingkan alat-alat lainnya, karena alat-alat gelas terbuat dari

kaca yang mudah pecah.

6. Bahan-bahan kimia yang mempunai derajat kemurnian yang berbeda-beda

dan sifat yang berbeda seperti beracun, berbahaya, korodif, dan mudah

terbakar.

C. Saran

1. Sebaiknya alat-alat kimia yang sudah rusak dan tidak layak pakai

seharusnya sudah tidak boleh digunakan maupun disimpan lagi karena hal

tersebut akan membahayakan pada saat praktikum.

2. Botol bahan kimia yang label keterangannya sudah berkelupas atau sudah

pudar sebaiknya tidak digunakan lagi karena dapat mempersulit dalam

pembacaan informasi

3. Setiap praktikum harus menjaga kebersihan dari alat dan ruang

laboratorium dan teliti saat praktikum

4. Alat-alat kimia disimpan dalam almari sesuai bahan pembuatnya agar tetap

bersih dan steril.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 1993. Penuntun Dasar-dasar Praktikum Kimia. ITB, Bandung.

Ginting, T. 2000. Penuntun Kimia Dasar I. Unsri, Palembang.

Ibnu. 1976. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga,Jakarta.

Imam, K, 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta.

Khasani. 1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Liberty, Yogyakarta

Neinlands. 1990. Analisa Kimia. Erlangga, Jakarta.

Prabowo, E. 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung Mangkurat,Banjar baru.

Rohman, T. , 2011. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Karbon Akibat Kontak dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia, Banjarbaru.

Setiawati. 2009.  Biokimia I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tim Kimia. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed, Purwokerto.

Tim Pengampu. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed,Purwokerto.

Waltor, M. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta, Jakarta.

Waltor M. , 2010. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta. Jakarta.

LAMPIRAN

bahan kimia

Alat-alat kimia

alat-alat kimia