View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HAKEKAT KONSELING
Konseling Rasional-Emotif Behavior sebagai salah satu
pendekatan dalam konseling individu dan kelompok yang
ditemukan oleh Albert Ellis sejak tahun 1955. Albert Ellis
lahir di Pittsburg, Pensylvania tahun 1913. Konseling
Rational-Emotif Behavior lahir bermula dari ketidakpuasan
Ellis terhadap praktek konseling tradisional yang dinilai
kurang efisien, khususnya ancangan psikoanalitik klasik yang
pernah ditekuni. Berdasarkan pada temuan-temuan eksperimen
dan klinisnya, Ellis memperkenalkan pendekatan baru yang
lebih praktis, yaitu konseling Rasional-Emotif Behavior.
Konseling Rasional – Emotif Behavior tergolong pada
ancangan konseling yang berorientasi kognitif sejajar dengan
konseling Realitas yang dikembangkan oleh Glesser dengan
beberapa ciri menonjol, yaitu: bersifat didaktis, aktif,
direktif, menekankan situasi sekarang dan berfikir yang
lebih rasional serta menekankan pada segi aksi konseli. Dari
situlah maka konseling Rasional-Emotif Behavior tak ubahnya
merupakan proses perolehan pemahaman yang sekaligus tampak
pada perbuatan atau perilaku konseli.
Rational Emotive Behavior Therapy| 1
Konseling-Rasional-Emotif Behavior Therapy salah satu
bentuk konseling aktif-direktif yang menyerupai proses
pendidikan (education) dan pengajaran (teaching) dengan
mempertahankan dimensi pikiran daripada perasaan
(Corey,1982).
Selanjutnya Ellis tertarik dengan teori belajar
(conditioning) dan berupaya menerapkannya agar konseli secara
langsung bisa mengubah perilakunya sendiri (deconditioning),
yang akhirnya REBT banyak memakai teknik-teknik konseling
behavior seperti : relaksasi, didaktik, redukasi, berkhayal,
konfrontasi. Ancangan ini telah mengalami evolusi sehingga
menjelma menjadi ancangan yang komprehensif dan efektif yang
menekankan unsur-unsur berfikir, menilai, menganalis,
memutuskan, dan melakukan (Cerey,1982).
2.1.1 Teori Kepribadian
Hal penting yang perlu diperhatikan bagi pendekatan ini
adalah teori kepribadian, karena merupakan sentral dari
teori dan praktik konseling Rasional-Emotif Behavior. Teori
ABC adalah teori tentang kepribadian individu dari sudut
pandang Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT), kemudian
ditambahkan D dan E untuk mengakomodikasi perubahan
tersebut. Selanjutnya, ditambah G sebagai goal (tujuan)
yang ingin dicapai individu dan F sebagai perasaan baru yang
dimunculkan. Teori kepribadian yang dikenal dengan teori A-
Rational Emotive Behavior Therapy| 2
B-C-D-E-F-G sumbangannya telah banyak dirasakan.Secara garis
besar rincian teori tersebut dijelaskan berikut:
Komponen atau Aspek ProsesA = Activity, or action or
agent adalah hal-
hal,situasi,kegiatan atau
peristiwa yang mendahului
atau menggerakkan individu.
Bir = Beliefs irrational,
yakni keyakinan-keyakinan
irasional atau tidak layak
terhadap kejadian eksternal
(A)
Br = Belief rational, yakni
keyakinan-keyakinan yang
rasional atau layak dan
secara empiric mendukung
kejadian eksternal(A).
Cir = Concequencies
rational, yakni konsekuensi-
konsekuensi irasional atau
tidak layak atau dianggap
berasal dari (A)
External event adalah
kejadian di luar atau
sekitar individu.
Self-verbalization: terjadi
di dalam diri individu,
yakni apa yang secara terus
menerus ia katakana
hubungan dengan A terhadap
dirinya.
Concequence effektife
emotion:
Yakni konsekuensi yang
mempengaruhi emosi
individu- apakah positif
atau negative- sebagai
Rational Emotive Behavior Therapy| 3
Cr = Concequencies rational,
yakni konsekuensi-
konsekuensi rasional yang
dianggap berasal dari Br.
D = Dispute irrational
beliefs, yakni keyakinan-
keyakinan irrasional dalam
diri individu dalam
bertentangan (disputing).
Ec = Effect Cognitive of
disputing, yakni efek
kognitif yang terjadi dari
pertentangan dalam keyakinan
irasional.
Eb = Effect behavior of
disputing, yakni efek dalam
perilaku yang terjadi dari
pertentangan dalam keyakinan
irasional
F= new feeling, yakni Dengan
adanya perubahan kognitif
hasil dari self
verbalization.
Validate or invalidate
self-verbalization:
Yakni suatu proses
verbalisasi diri dalam diri
individu apakah valid atau
tidak.
Change sel-verbalization
terjadinya perubahan dalam
verbalisasi diri pada
individu.
Change behavior, yakni
terjadinya perubahan
tingkah laku dalam diri
individu.
Proses prubahan dari
berfikir irasional menjadi
rasional, akan menghasilkan
keyakinan pada diri
Rational Emotive Behavior Therapy| 4
dan behavioralnya, maka dia
dapat merubah cara berfikir
dari irasional menjadi
rasional. Selanjutnya dia
yakin terhadap kemampuan
diri sendiri.
G = Goal. Yakni tercapainya
tujuan yang diinginkan
individu
individu tersebut.
Keyakinan pada diri
individu akan menghasilkan
usaha keras sehingga dari
usaha ini akan tercapai
tujuan yang diinginkan
individu.Implikasi : teori A-B-C-D-E-F-G bagi konseling REB
Peta Konsep teori ABCDEFG
Rational Emotive Behavior Therapy| 5
A(Activiating even/Antecede
nt)
B(beliefs)
C(consequenc
e)(consequenc
e)
D(disputing)
E(Effect
)
F(New
Feeling)
G(Goal)
Kita telah ketahui bersama, konseling Rasional-Emotif
Behavior ancangannya lebih bersifat komprehensif. Konseling
Rasional-Emotif Behavior dalam praktiknya menekankan unsure
belief dan attitude serta pentingnya human values sebagai
pemegang peran bagi pencapaian tujuan REB. Reaksi-reaksi
emosional yang muncul pada komponen C setelah peristiwa atau
kejadian atau pengalaman terjadi pada komponen A hingga
menyebabkan timbulnya system keyakinan tertentu pada
komponen B. Ellis telah menegaskan bahwa A bukanlah yang
menyebabkan terjadinya C tetapi system keyakinan B terhadap
A-lah yang mengakibatkan munculnya C.
Teori A-B-C-D-E merupakan satu kesatuan proses yang
terjadi dalam diri individu dan tidak terpisah-pisah. Hasil
akhir dari proses A-B-C-D- berupa Effect (E) perilaku
kognitif dan emotif. Bilamana A-B-C-D berlangsung dalam
proses berfikir yang rasional dan logic maka hasil akhirnya
berupa perilaku positif, sebaliknya jika proses berfikir
yang irasional dan ilogik maka hasil akhirnya berupa tingkah
laku negative. Gambar teori A-B-C-D-E lebih jelas tampak
pada skematik berikut:
Rational Emotive Behavior Therapy| 6
Emotif
behavior
kognitif
emotif
behavior
2.2 TUJUAN KONSELING KELOMPOK REBT
a. Tujuan umum
1) Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara
berfikir, keyakinan dan pandangan-pandangan yang
irasional dan ilogis menjadi rasional dan logis
2) Menghilangkan gangguan emosional yang merusak diri
sendiri
b. Tujuan khusus
1) Self interest-social interest
Memberikan kemungkinan kepada konseli untuk
mereorganisasikan persepsinya sendiri terhadap
dirinya sehingga menumbuhkan diri sekaligus minat
sosial individu.
2) Self-direction
Mendorong konseli untuk mengarahkan dirinya sendiri,
dalam arti bahwa konseli harus menghadapi kenyataan
hidupnya dengan tanggungjawab sendiri bukan
bergantung atau minat bantuan orang lain.
Rational Emotive Behavior Therapy| 7
A Bir
D
C
E
3) Tolerance
Tujuannya mendorong dan membangkitkan rasa toleransi
konseli terhadap orang lai, meskipun ia bersalah.
Menghargai orang lain sangat diperlukan karena tidak
ada orang yang sempurna di dunia ini.
4) Acceptance of uncertainly
Memberikan pemahaman yang rasional kepada konseli
untuk menghadapi kenyataan hidup secara logis dan
tidak emosional
5) Flexible
Mendorong konseli agar luwes dalam bertindak secara
intelektual, terbuka terhadap suatu masalah sehingga
dapat diperoleh cara-cara pemecahannya yang
mendatangkan kepuasan kepad konseli sendiri.
6) Commitment
Membangkitkan sikap objektivitas dan komitmen
konseli untuk menjaga keseimbangan dalam
lingkungannya.
7) Scientific thinking
Berfikir rasional dan objektif
8) Risk thinking
Mendorong dan membangkitkan sikap keberanian dalam
diri sendiri (konseli) untuk mengubah nasibnya
Rational Emotive Behavior Therapy| 8
melalui kehidupan nyata, meskipun belum tentu
berhasil.
9) Self acceptance
Penerimaan diri terhadap kemampuan dan keyakinan
diri sendiri dengan rasa gembira dan senang secara
eksistensial adalah sikap positif dan merupakan
sasaran bagi konseling rasional emotif behavior.
2.3 PERAN KONSELOR DAN KONSELI PADA KONSELING KELOMPOK REBT
2.3.1 Konselor
Kegiatan utama dalam konseling REB adalah membebaskan
konseli dari pemikiran atau ide-ide yang tidak logis dan
belajar mensubstitusikan ide-ide yang logis dalam
dirinya. Hal ini berarti konselor mengajarkan konseli
menginternalisasikan pemikiran yang logis. Dalam hal ini
konselor mempunyai peran sebagai berikut :
1) Guru yakni mengajar konseli untuk mengubah pola
berfikir yang irasional menjadi rasional.
2) Ahli bahasa peran ini perlu diperhatikan sekali
terutama membantu konseli untuk mengubah bahasa dengan
baik pada saat menyimbulkan pikiran yang logik.
3) Modeling konselor hendaknya menjadi model/panutan
terhadap konseli dalam mengoprasionalkan cara berfikir
yang rasional.
Rational Emotive Behavior Therapy| 9
4) Penasihat peran ini diperlukan bagi konselor
berorientasi kognitif, terutama menunjukkan pemikiran
yang ilogik.
5) Counter-propagandist diperlukan untuk menantang self
defeating konseli. Dalam hal ini konselor mendorong,
memberikan persuasi, dan pada saat menugaskan konseli
mengambil alih peran konselor sebagai counter
propagandist dan konseli sendirilah yang melawan self
defeating.
2.3.2 Konseli
1) Proses konseling dapat dipandang sebagai proses
“reduktif” yang mana konseli belajar cara
mengaplikasikan pemikiran logis untuk memecahkan
masalahnya. Pengalaman yang dimiliki konseli ialah
pengalaman (here and now experiences). Dan kemampuan
konseli untuk mengubah pola berpikir dan emosinya yang
keliru.
2) Konseli lain ikut berpartisipasi dengan memberikan
gagasan yang bersifat merangsang sehingga anggota
kelompo dapat berperan untuk mendispute konseli secara
bergantian.
2.3.3 Situasi hubungan
Rational Emotive Behavior Therapy| 10
Pengertian personal dalam REBT agak berbeda dengan
model lain. Menurut REB – personal warmth, affection, dan
hubungan sekunder – antara konselor dank lien yang bersifat
intensif adalah factor sekunder. Adapun sifat-sifat
hubungan yang dianggap penting, yaitu :
1. Pertautan hubungan yang baik (good rapport).
2. Gaya hubungan dalam REB harus aktif, direktif, dan
objektif.
3. Dalam hubunga konseling, REB menekankan pentingnya full
tolerance, dan unconditioning positive regard.
4. Secara terus menerus konselor perlu menerima diri konseli
sebagai seorang worthwhile human being ( manusia hidup
berharkat dan bernilai) Karena the client exist (konseli
ada) dan bukan karena the client accomplishment (prestasi
konseli).
2.4 TAHAP PERKEMBANGAN KONSELING KELOMPOK REBT
DimensiTahap Awal
(Initial Stage)
Tahap Kerja
(Working Stage)
Tahap Akhir
(Final Stage)Kunci Tugas
Pekembangan
dan Tujuan
a)Tugas utama pada
tahap awal ialah
mengajarkan
anggota kelompok
mengenai teori
ABC sehingga
diharapkan
a) Kelompok berfokus
pada identifikasi
dan menekankan
kepada tiap
anggota untuk
“harus”,
“keharusan”, dan
a) Tujuan utamanya
adalah bahwa
peserta
menginternalisas
i filsafat
rasional
kehidupan, sama
Rational Emotive Behavior Therapy| 11
setiap anggota
kelompok dapat
memahami :
- bagaimana
mereka membuat
dan dapat
mengenali
gangguan mereka
sendiri,
- bagaimana
mereka dapat
mendeteksi belief
irasional mereka,
dan
- bagaimana
mereka bisa
mendebat
keyakinan yang
salah.
b) Selanjutnya
tiap anggota
kelompok perlu
belajar bahwa
situasi yang
sedang mereka
hadapi saat ini
“seharusnya”.
b) Anggota kelompok
belajar bahwa jika
hidup tidak sesuai
dengan jalan yang
mereka inginkan
terjadi, maka
hidup mereka akan
tidak
menguntungkan.
c) Dalam asumsi diri
sedniri, anggota
kelompok
menggabungkan
keyakinan yang
didasarkan pada
realitas.
d) Anggota kelompok
terus belaar untuk
melawan /
menantang
keyakinan
irasional mereka.
seperti mereka
diinternalisasi
seperangkat
keyakinan
irasional.
b) Fase ini
merupakan salah
satu penguatan
pembelajaran
baru untuk
menggantikan
pola keyakinan
yang lama.
c) Penekanan pada
metode mengajar
seseorang lebih
baik dari pada
menekankan pada
metode manajemen
diri. Hal ini
penting bagi
para anggota
untuk
berkomitmen
sehingga mereka
dapat terus
Rational Emotive Behavior Therapy| 12
bukanlah yang
menjadi penyebab
masalah
emosional,
melainkan belief
mereka tentang
situasi ini yang
menjadi penyebab
masalah.
c) Tujuan perbaikan
adalah merubah
keyakinan bukan
situasi.
bekerja dan
berlatih dalam
kehidupan nyata.
Peran dan
Tugas
Pemimpin
Kelompok
a) Pemimpin
kelompok
memperlihatkan
kepada para
anggota kelompok
bagiana mereka
telah
menyebabkan
pederitaan
mereka sendiri
dengan
mengajarkan
hubungan antara
a) Pemimpin
menghadapkan
anggota kelompok
dengan propaganda
mereka
yangawalnya
diterima tanpa
pertanyaan dan
dengan mana
mereka terus
mengindoktrinasi
diri.
b) Pemimpin kelompok
a) Terapis terus
bertindak
sebagai guru
dengan
menunjukkan
anggota kelompok
mengenai metode
pengendalian
diri, memberi
mereka pekerjaan
rumah yang
melibatkan
praktek aktif
Rational Emotive Behavior Therapy| 13
gangguan emosi
dengan perilaku
dan keyakinan
mereka sendiri.
b) Pemimpin
kelompok
mengajakan pada
anggota kelompok
mengenai
bagaimana
mendispute
keyakinan
irasional mereka
dan mengarahkan
agar para
anggota kelompok
dapat mengganti
keyakinan
irasional
tersebut menjadi
keyakinan yang
rasional.
berusaha untuk
memodifikasi
anggota kelompok
untuk berfikir
dengan menantang
asumsi-asumsi
dasar yang
mendasari ereka
tentang realitas.
dalam kehidupan
nyata, dan
memperbaiki
setiap pola yang
salah.
b) Pemimpin
kelompok
mendorong
penggunaan
metode
memmembantu diri
untuk
melanjutkan
perubahan.
Peran
Anggota
Kelompok
a) Anggota
kelompok memiliki
rasa disiplin
atas diri mereka
a) Anggota
kelompok belajar
bagaimana cara
menganalisis,
a) Anggota
kelompok
menggabungkan
apa yang telah
Rational Emotive Behavior Therapy| 14
dan bekerja
keras, baik
selama pembahasan
maupun di awal
dan akhir
pembahasan.
b) Mereka harus
aktif, baik di
dalam maupun di
luar kelompok,
yang bisa mereka
pelajari dengan
mempraktikkan dan
melakukan
(practicing and
doing). Kesadaran
anggota tambahan
dari cara-cara
khusus beberapa
dari mereka
mengenalkan
pemikiran
disfungsional
dengan memecahkan
masalah mereka.
c) Mereka belajar
mendispute, dan
mendebat dengan
menggunakan metode
scientific untuk
menanyakan sistem
keyakinan mereka.
b) Anggota
bertanya, ”Apa
bukti yang
mendukung
pengamatan saya?”.
Anggota belajar
hal yang baru,
belief rasionanl.
c) Mereka belajar
bagaimana cara
mendispute
dysfunctional dan self-
defiating self-talk.
Anggota
mengemukakan
aktivitas,
penugasan (PR)
seperti jalan
persaingan
keyakinan mereka.
mereka pelajari
dan dilanjutkan
dengan membuat
rencana-rencana
bagaimana mereka
praktik
menaggulanggi
pikiran yg
menggagalkan dan
perasaan di luar
kelompok.
b) Mereka
melanjutkan
dengan pemberian
penugasan
terhadap
pemikiran,
perasaan dan
perilaku di
kehidupan
sehari-hari.
Mereka
memperoleh lebih
banyak
penjelasan yang
rasional dan
Rational Emotive Behavior Therapy| 15
bagaimana mereka
mengganggu diri
mereka dan
bagaimana hal itu
terselesaikan.
filosofi hidup
yang efektif
agar mereka
mampu menghadapi
tantangan baru
dengan lebih
meyakinkan.Teknik a) Metode
pendidikan :
penggunaan kaset,
buku, dan kuliah
(saran, umpan
balik ke
kekelompok dan
dukungan direktif
lainnya),
konfrontasi yang
bersifat
mendidik, dan
metode yang
berorientasi pada
tindakan.
b) Konselor
menggunakan
berbagai teknik
kognitif, emotif
Teknik cepat dan
kuat yang menekankan
faktor kognitif yang
digunakan. Ini
termasuk persuasi,
pekerjaan rumah,
desensitisasi,
bermain peran,
model, dan imitasi,
perilaku latihan,
kontrol instrumental
berpikir dan
mengekspresikan
emosi, umpan balik
kelompok dan
dukungan,
restrukturisasi
kognitif, dan
pelatihan ketegasan.
Selanjutnya
menggunakan teknik
perilaku emotif
yang menggugah dan
kognitif yang bisa
digunakan sendiri
setelah
Menghentikan
terapi. Anggota
dapat terus
bekerja dengan dan
berlatih cara-cara
baru berpikir dan
bertindak seperti
saat mereka
menghadapi masalah
baru.
Rational Emotive Behavior Therapy| 16
dan perilaku agar
sesuai dengan
kebutuhan para
konseli / anggota
kelompok
knseling.Pertanyaan-
Pertanyaan
Pertimbanga
n
Apa yang ingin Anda
ajarkan kepada para
anggota tentang
cara-cara mereka
dalam membuat
gangguan?
Keyakinan irasional
umum yang
bagaimanakah yang
Anda harapkan dari
para anggota untuk
dibahas dalam
kelompok?
Dalam hal apa Anda
pikir sistem
kepercayaan anggota
terhubung kepada
cara orang
Dalam tingkatan apa
Anda dapat menyadari
dan menantang
“keharusan”,
“shoulds” dan
“kewajiban” Anda
sendiri? Sejauh mana
Anda dapat melihat
asumsi dan perilaku
Anda?
Apakah Anda setuju
behwa peran pemimpin
kelompok adalah
untuk bertindak
sebagai counter
propagandist yang
menentang para
anggota dengan
keyakinan-keyakinan
Jika Anda
menggunakan
strategi langsung
dan mendorong para
anggota untuk
melakukan aksi
spesifik, apakah
Anda merasa jelas
dengan alasan Anda
sendiri? Inginkah
Anda untuk
mengodisikan
motivasi Anda
kepada para
konseli? Apakah
Anda berbagi
dengan mereka
nilai-nilai Anda
yang menyinggung
pilihan-pilihan
Rational Emotive Behavior Therapy| 17
berperilaku dan
merasakan?
Bagaimana Anda bisa
menghadapi para
anggota dan
membantu mereka
mengenali pikiran
irasional mereka
tanpa menambahkan
kepada pembelaan
mereka?
Hubungan yang
seperti apa yang
ingin Anda bangun
dengan para anggota
sebelum Anda
menggunakan
prosedur yang ampuh
dan langsung?
Teknik-teknik
behavioral apa saja
yang akan Anda
gunakan dalam
yang mereka terima
tanpa berpikir dan
bertanya?
Metode spesifik apa
yang dapat Anda
ajarkan kepada para
anggota untuk
menganalisis,
membantah, dan
mendebat asumsi-
asumsi yang tidak
teruji?
Contoh-contoh tugas
REBT apa yang
kemungkinan besar
Anda gunakan selama
tahap inti?
Dapatkah Anda
menjaga diri Anda
dari menampakkan
nilai-nilai Anda
kepada para anggota?
Apakah Anda
yang mereka buat?
Dapatkah Anda
mengajarkan kepada
para anggota untuk
mempertahankan
pemikiran yang
konstruktif
setelah mereka
meninggalkan
kelompok? Dapatkah
Anda membantu para
anggota
mempertahankan
pencapaian yang
mereka buat dalam
menantang perilaku
self-defeating
(menggagalkan
diri)?
Mungkinkah Anda
ingin
mengembangkan
beberapa teknik
terapi lain dari
Rational Emotive Behavior Therapy| 18
kelompok REBT pada
tahap awal?
Bagaimana Anda
mempersiapkan
kelompok REBT
dengan budaya
konseli yang
berbeda-beda?
menantang mereka
untuk memikirkan
diri mereka sendiri?
pendekatan lain
selama tahap
akhir? Jika iya,
teknik dan
pendekatan apa?
Cara-cara apa yang
dapat Anda
evaluasi
keefektifannya
dalam kelompok
saat menuju tahap
terminasi?
2.5 TEKNIK KONSELING KELOMPOK REBT
Menurut pengelompokannya, teknik-teknik yang digunakan
oleh REB terdiri atas:
a. Teknik-teknik
emotif-eksperiensial/evokatif/afektif
Teknik ini dipakai untuk mengurangi atau menghilangkan
gangguan-gangguan emosional atau perasaan yang merusak
diri sendiri (self-defeating), yakni:
1) Teknik assertive training
Yakni teknik yang dipakai untuk melatih, mendorog,
dan membiasakan konseli agar secara terus menerus
Rational Emotive Behavior Therapy| 19
menyesuaikan dirinya dengan pola perilaku tertentu
yang diinginkan.
2) Teknik sosiodrama
Yaitu teknik yang digunakan untuk mengekspresikan
berbagai jenis perasaan yang menekan konseli (terutama
perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang
didramatisasikan sehingga konseli bebas mengungkapkan
dirinya sendiri secara lisan, tulis maupun melalui
gerakan-gerakan dramatis. Teknik ini digunakan untuk
melatih perilaku verbal dan nonverbal yang diharapkan
dari siswa. Dengan teknik ini, diperlukan konselor
yang ahli di bidang bahasa.
3) Teknik self-modelling
Yaitu teknik yang digunakan dengan meminta konseli
berjanji atau mengadakan komitmen dengan konselor
untuk menghilangkan perasaan atau perilaku tertentu.
Dalam teknik modelling ini, konseli diminta terus-
menerus menghindarkan dirinya dari perilaku negatif.
4) Teknik Imitasi
Yaitu teknik yag digunakan dimana konseli diminta
untuk menirukan secara terus menerus suatu model
perilaku tertentu dengan maksud mengkonter perilakunya
sendiri yang negatif.
Rational Emotive Behavior Therapy| 20
b. Teknik-teknik kognitif
1. Home Work assignment
Dalam teknik ini, konseli diberi tugas-tugas rumah
untuk berlatih membiasakan diri serta
menginternalisasikan sistem nilai tertentuyang
menentukan pola perilaku yang diharapkan.
2. Teknik Bibliotherapy
Teknik ini digunakan untuk membongkar akar-akar
keyakinan yang irasional dan ilogis dalam diri
konseli serta melatih konseli berpikir rasional
dan logis dengan mempelajari bahan-bahan yang
dpilih dan ditentukan oleh konselor.
3. Teknik diskusi
Teknik ini hampir sama dengan teknik
bibliotherapy, namun dilakukan dalam satu kelopok
diskusi.
4. Teknik Simulasi
Teknik ini digunakan untuk memberi kemungkinan
kepada konseli mempraktikkan perilaku-perilaku
tertentu melalui suatu kondisi simulatif yang
mendekati kenyataan.
Rational Emotive Behavior Therapy| 21
5. Teknik Gaming
Teknik ini digunakan untuk melatih konseli
menempatkan pada peran tertentu.
6. Teknik paradoxical intention
Teknik ini karakteristiknya hampir sama dengan
teknik counter-conditioning. Teknik ini didasarkan
pada asumsi bahwa seseorang yang mulai
memperhatikan keinginan atau hasrat yang tidak
baik dengan sendirinya akan menjadi ‘jera’ dengan
jalan menciptakan kondisi yang hiperintention, yakni
mempertinggi hasrat atau keinginan itu sehingga
dalam titik kulminasi tertentu orang tersebut
pasti akan bisa menghilangkan keinginannya sama
sekali.
7. Teknik assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam
mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu
yang diharapkan melalui bermain peran, latihan,
atau meniru model-model sosial.
c. Teknik-teknik behavioristik
1) Teknik reinforcement
Rational Emotive Behavior Therapy| 22
Yaitu teknik yang digunakan untuk mendorong
konseli kearah perilaku yang lebih rasional dan
logis dengan jalan memberikan pujian (rewaard)
ataupun hukuman (punishment).
2) Teknik social-modelling
Yakni teknik yang digunakan utuk membentuk perilaku-
perilaku baru konseli. Teknik ini dilakukan agar
konseli dapat hidup dalam suatu model sosial yang
diharapkan dengan cara mengimitasi, mengobservasi,
menyesuaikan diri dengan sosial model yag dibuat itu.
1. Live-models
Digunakan untuk menggambarkan perilaku-perilaku
tertentu, khususnya situasi interpersonal yang
kompleks dalam bentuk percakapan sosial, interaksi
dengan orang tua, orang dewasa, guru atau teman
kelompoknya.
2. Filmed models
Yakni suatu model perilaku yang difilmkan sehingga
konseli dapat mengimitasikan dan mengidentifikasikan
dirinya dengan model perilaku yang dimunculkan dalam
film.
3. Audio-tape recorder models
Model ini digunakan dengan maksud agar konseli dapat
mempelajari tingkah laku baru dengan melihat dan
Rational Emotive Behavior Therapy| 23
mendengarkan orang lain menyatakan perilakunya dalam
situasi tertentu.
d. Teknik-teknik counter-conditioning
Teknik ini digunakan untuk menanggulangi
perilaku-perilaku seperti: anxiety, fear, phobies,
defensiveness, dan perilaku malasuai lainnya. Dalam
teknik ini diindoktrinasikan respon-respon yang
menghilangkan perilaku yang bertentangan dengan
perasaan yang ingin dihilangkan tadi. Teknik-teknik
ini antara lain:
1. Teknik systematic desensitization
Dalam teknik ini konselor menciptakan kondisi
secara potensial merupakan penyebab dari munculnya
perasaan negatif konseli, namun kondisi tersebut
merupakan keadaan yang rileks bagi konseli.
2. Teknik relaksasi
Teknik ini relevan dengan yang digunakan oleh REB,
bila kondisi konseli sedang berada pada tahap
dispuing, yakni dalam diri konseli terjadi
pertentaangan antara keyakinan-keyakinan irasional
dan rasional dan menimbulkan ketegangan. Untuk itu
diperlukan teknik relaksasi.
3. Teknik self-control
Rational Emotive Behavior Therapy| 24
Recommended