View
12
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK
KANAK HAPPY KIDS KUALA TUNGKAL TANJUNG JABUNG BARAT
TESIS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar magister pendidikan islam dalam konsetrasi pendidikan anak usia dini
Oleh:
FADULAH ARIFIN NIM : MPU 182912
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2020
2
3
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI JL. ArifRahman Hakim Telanaipura Jambi Telp. ( 0742 ) 60731 FAX. (0741) 60548
Pembimbing I : Dr. H.M. Syahran Jailani, M.Pd Jambi,17 November 2020 Pembimbing II : Dr. Minnah El Widdah, M.Ag Alamat : Pascasarjana UIN STS Jambi Kepada
Jln. Arif Rahman Hakim Bapak Direktur Telanaipura Jambi Pascasarjana UIN STS Jambi
di- JAMBI
NOTA DINAS
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku di Pascasarjana UIN STS Jambi, maka kami
berpendapat bahwa tesis saudara Fadulah Arifin NIM. MPU.182912,
dengan Judul “Kompetensi Pedagogik Guru Paud dalam
Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-
kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat” telah dapat
diajukan untuk ujian tesis sebegai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister (S2) Program Study Manajemen Pendidikan dalam
Konsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini pada Pascasarjana UIN STS
Jambi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada bapak, semoga
bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wssalamu ‘alaikum Wr. Wb. Pembimbing I Pembimbing II Dr. H. Syahran Jailani, M.Pd Dr. Minnah El Widdah, M.Ag
4
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI JL. ArifRahman Hakim Telanaipura JambiTelp. ( 0742 ) 60731 FAX. (0741) 60548
PENGESAHAN TESIS
Tesis dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru PAUD Dalam
Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Happy
Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat” yang diujiankan oleh Sidang Pascasajana UIN STS Jambi Pada : Hari/Tanggal : Senin/ 16 November 2020 Jam : 14.30 – 16.00 WIB Tempat : Ruang Sidang ( Aplikasi Zoom ) Online Nama : Fadulah Arifin NIM : MPU. 182912 Judul :“Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam
Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung
Barat” Telah diperbaiki sebagaimana sidang diatas dan telah diterima
sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Dua (S2) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini pada Pascasarjana UIN STS Jambi.
No Nama Tandatangan Tanggal
1
.
Dr. Badarussyamsi, S.Ag., M.A
( Ketua Sidang ) 17 – 11 2020
2. Dr. H. M. Syahran Jalilani, M.Pd
( Pembimbing I ) 17 – 11 2020
3. Dr. Minnah El Widdah, M.Ag
( Pembimbing II ) 17 – 11 2020
4 Dr. Yusria, M.Ag
( Penguji I ) 17 – 11 2020
5. Dr. Diana Rozelin, M.Hum
( Penguji II ) 16 – 11 2020
5
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI JL. ArifRahman Hakim Telanaipura Jambi Telp. ( 0742 ) 60731 FAX. (0741) 60548
PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK UJIAN TESIS
Pembimbing I Pembimbing II Dr.H. Syahran Jailani, M.Pd Dr. Minnah El Widdah, M.Ag
Mengetahui,
Wakil Direktur
Dr. Badarussyamsi, S.Ag. MA
Nama : FADULAH ARIFIN Nim : MPU. 182912 Judul : KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI 5 – 6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK HAPPY KIDS KUALA TUNGKAL TANJUNG JABUNG BARAT
6
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI JL. ArifRahman Hakim Telanaipura Jambi Telp. ( 0742 ) 60731 FAX. (0741) 60548
PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fadulah Arifin NIM : MPU.182912 Tempat/Tgl. Lahir : Lumahan, 15 Juni 1993 Konsentrasi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini Alamat : Jln. Jamrud RT 04 Desa Lumahan
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnyabahwa tesis yang berjudu “Kompetensi Pedagogik Guru Paud dalam Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat” adalah benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggungjawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan Pascasarjana UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui tesis ini
Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Jambi, Oktober 2020 Penulis FADULAH ARIFIN NIM. MPU.182920
7
MOTTO
ئك ة يدعون إلى ٱلخير ويأمرون بٱلمعروف وينهون عن ٱلمنكر وأول نكم أم ولتكن م
لحون هم ٱلمف
Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung ( Q.S. Ali Imran : 104).1
1 Anonim, Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka (Banten:
Kalim, tt), hal. 544.
8
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan untuk Kedua orang tuaku
Ayahandaku Abdul Gani dani bundaku Siti Nurbayah
Saudara-saudariku yang kusayang
Yang sudah memberikan dukungan dan supportnya
mengiringiku dengan Do’a
Majelis Guru di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal, Para
Guru dan Dosenku, yang telah mendidik, membimbing, dan memotivasi dalam menuntut ilmu mulai dari awal hingga Akhir
.
9
ABSTRAK
Fadulah Arifin : Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pengembangan
Kognitif_Anak Usia”Dini 5–6 Tahun di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat
Masalah pokok dari penelitian ini ialah mengapa kompetensi pedagogik guru belum optimal didalam pengembangan kognitif anak usia dini, dengan indikator guru melakukan proses pembelajaran secara terpisah dengan bermain, guru melakukan kegiatan belajar tidak berdasarkan rencana kegiatan harian secara kreatif, guru hanya menggunakn buku paket saja. Penelitian ini bertujuan agar memperoleh informasi mengenai mengapa kompetensi pedagogik guru belum optimal didalam pengembangan kognitif anak usia dini. Penelitian ini berfokus tentang Kompetensi Pedagogik Guru dalam pengembangan Kognitif Anak Usia Dini Usia 5–6 Tahun diTaman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat pada kelas B. Manfaat dari penelitian ini yakni memberi konstribusi sebagai masukan serta perbandingan guru sehingga bias memberi peningkatan kompetensi pedagogiknya sehingga dapat mengembangkan kognitif anak usia dini.
Penelitian kualitatif sebagai metode pendekatan dengan tekhnik Pusposive Sampling. Cara peneliti melakukan pengumpulan data yakni dengan observasi, wawancara serta dokumentasi Tahap tekhnik analisi data meliputi mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data, serta verifikiasi atau menyimpulkan, mengecek keabsahan data dilaksanakan melalui memperpanjang keikut sertaan, ketelitian dalam mengamati, triangulasi, serta melaksanakan konsultasi kepada pembimbing.
Hasil temuan dalam penelitian pertama, Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 5–6 Tahun di Taman Kanak-kanak Happy Kids, guru diTaman Kanak-kanak Happy Kids masih ada yang belum berkompetensi pedagogik pengembangan materi serta konsep bidang ilmu kognitif anak usia dini, belum melakukan rancangan beragam kegiatan dalam perkembangan secara kreatif, belum melakukan evaluasi. Kedua, factor latar belakang pendidikan guru, faktor anggapan tuntutan administrasi, faktor minimnya sarana dan prasarana yang menjadi penyebab rendanya Kompetensi pedagogik guru Ketiga, Upaya untuk mengembangkan kompentensi pedagogik anak usia dini meliputi melanjutkan kuliah jurusan paud, mengikuti pelatihan dan pembinaan guru, pengadaan media belajar. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik Guru, Kognitif anak usia dini
10
ABSTRACT
Fadulah Arifin: Teacher_Pedagogical Competence in Early Childhood Cognitive Development 5–6 Years at Happy Kids Kuala Tungkal Kindergarten, Tanjung Jabung Barat
The main problem of this research is why the pedagogical competence of teachers is not optimal in early childhood cognitive development, with the indicator that the teacher carries out the learning process separately by playing, the teacher does the learning process not based on creative daily activity plans, which the teacher uses in the learning process only uses textbook course. The purpose of this study was to obtain information about why teachers' pedagogical competence was not optimal in early childhood cognitive development. This research focuses on Teacher Pedagogical Competence in the development of Early Childhood Cognitive Age 5–6 Years at Happy Kids Kuala Tungkal Kindergarten, Tanjung Jabung Barat in class B. The benefit of this research is to contribute as input and comparison of teachers in order to improve pedagogic competence so as to develop early childhood cognitive.
Qualitative research as an approach method with Pusposive Sampling technique. The way researchers collect data is through observation, interviews and documentation. The data analysis technique stage includes data collection, data reduction, data presentation, and verification or drawing conclusions, while checking the validity of the data is done by extending participation, careful observation, triangulation, and consulting with the supervisor. .
The findings in the first study, Teacher Pedagogic Competence in Early Childhood Cognitive Development 5–6 Years in Happy Kids Kindergarten, Happy Kids Kindergarten teachers still have no pedagogical competence in developing materials and concepts in early childhood cognitive science. , have not designed various creative development activities, have not conducted an evaluation. Second, the factor of teacher education background, the factor of perceived administrative demands, the factor of the lack of facilities and infrastructure which is the cause of the low teacher's pedagogical competence.Third, efforts to develop pedagogic competence in early childhood include continuing studies majoring in paud, participating in teacher training and coaching, procurement of learning media . Keywords: Teacher Pedagogic Competence, Early childhood cognitive
11
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang
memberikan nikmat kesehatan sehingga penulisan tesis ini bisa
terselesaikan.
Sholawat beriring salam selalu dilimpahkan pada baginda Nabi besar
Muhammad SAW. karena beliaulah yang kita harap-harapkan syafa’atnya
di hari kiamat nanti Amin.
atas bimbmbingan dan arahan dalam penyelesaian tesis ini penulis
haturkan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.Suaidi Asy’ari, MA,.Ph.D , Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
2. Bapak Prof Dr. Ahmad Syu’ri SS. MA, Direktur Pasca Sarjana Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
3. Bapak Dr. Badarussyamsi, MA selaku Wakil Direktur Pascasarjana UIN
STS Jambi
4. Bapak Dr.H. Syahran Jailani, M.Pd selaku Pembimbing I
5. Bapak Dr. Minnah El Widdah, M.Ag selaku pembimbing II
6. Bapak/Ibu Dosen Konsentrasi Magister Pendidikan di Pascasarjana
UIN SulthanThaha Saifuddin Jambi
7. Bapak/Ibu Kepala Perpustakaan Pascasarjana UIN STS Jambi.
Penulis berharap, atas jasa dan budi baik dari mereka semua semoga senantiasa mendapat ridho Allah swt. Semoga hasil tesis ini semoga bias memberikan manfaat untuk dibaca
Jambi, September 2020 Penulis,
FADULAH ARIFIN NIM. MPU.182912
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
LEMBAR LOGO ................................................................................. ii
HALAMAN NOTA DINAS .................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ........................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .......................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
LITERASI ..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 11
C. Fokus Penelitian ....................................................................... 12
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
A. Landasan Teori ........................................................................ 14
B. Penelitian yang Relevan........................................................... 60
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................. 63
B. Situasi Sosial ............................................................................ 65
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 68
D. Tehnik dan Pengumpulan Data ................................................ 70
13
E. Tehnik Analisis Data ................................................................. 73
F. Uji Keterpercayaan Data (Trusthworthines) .............................. 75
G. Rencana dan Waktu Penelitian ................................................ 79
BAB IV DISKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 80
B. Temuan Penelitian Dan Pembahasan Penelitian ........................ 103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 144
B. Impikasi ................................................................................................... 144
C. Rekomendasi .......................................................................................... 146
D. Saran ...................................................................................................... 148
DAFTAR PUSTAKA
14
DAFTAR TABEL
Table 1. indikator perkembangan Anak Usia Dini ............................... 56 Tabel 2. Upaya pencapaian perkembangan kognitif ........................... 57 Tabel 3 Rencana dan waktu penelitian .............................................. 79 Tabel 4. Tenaga Pendidik Taman Kanak-Kanak Happy Kids .............. 89 Tabel 5. KeadaanTenaga Kependidikan TK Happy Kids .................... 91 Table 6. Jumlah Peserta Didik Taman Kanak-Kanak Happy Kids ....... 92 Table 7. Dafatar Sarana dan Prasarana TK Happy Kids ..................... 94 Tabel 6. Jadwal Kegiatan Pembelajaran TK Happy Kids .................... 100
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi TK Happy Kids ................................... 85 `
16
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Hakikatnya pendidikan anak usia dini ialah pendidikan bertujuan
agar mempasilitasi tumbuh kembang anak secara merata ataupun lebih
ditekankan terhadap pengembangana keseluruhan aspek perkembangan
anak. Secara istitusi pendidikan anak usia dini merupakan suatu bentuk
pelaksanaan pendidikan yang dititikberatkan terhadap penetapan dasar
yang mengarah pada tumbuh kembang , baik motoric (halus maupun
kasar), kecerdasan emosi, jamak, serta spiritual.2
Menurut Berk sebagaimana yang dikutip Hendra, anak usia dini
adalah individu yang mengalami proses pengembangan secara peat
terhadap kehidupan berikutnya. Anak usia dini pada rentang umur 0 sampai
8 tahun. Proses tumbuh kembang dimasa ini dengan beragam aspek telah
menjalani periode yang cepat didalam pengembangan kehidupan manusia.
Pengembangan kognitifsebagai bentuk perilaku yang diberi kepada anak
perlu melihat karakter yang ada pada tiap tahap pengembangannya. 3
Pendidikan anak usia dini ialah priode pendidikan yang sangat
ditentukan oleh pengembangan serta mengarah kemasa depan mereka
dikarenakan pendidikan yang berawal sejak dini akan melekat baik apabila
dimasa pengembangannya dihadapi dengan kondisi yang terbaik,
harmonis, serasi, serta memberi kesenangan.4 Pendidikan anak usia dini
ini ialah ujung tombak dari pendidikan yang akan datang dengan tantangan
serta masalah yang akan dijalani oleh mereka. Sehingga pendidikan usia
dini menjadi ujung tombak bagi mereka.
2Suyadi dan maulidya ulfah, Konsep Dasar PAUD (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm. 17. 3Hendra sofyan, Perkembangan Anak Usia Dini Dan Cara Praktis Peningkatanya
(jakarta : medika, 2014), hal. 48. 4Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini
(Jakarta : Gaung Persada Pres, 2010), hal. 3
17
Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting didalam
kehidupan berbangsa, dikarenakan pendidikan dapat mewarisi kebudayaan
terhadap anak usia dini selanjutnya meliputi pengetahuan, keterampilan,
sikap, serta tata nilai. Allah akan mengangkat derajat seseorang yang
berilmu dan dengan pendidikan seseorang akan hidup bahagia, dalam
surah Al- Mujadallah ayat 11 Allah SWT berfirman :
ا إذا قيل لكم تفسحوا أيها ٱلذين ءامنو لس فٱفسحوا يفسح ٱلله لكم وإذا قيل ٱنشزوا ي في ٱلمج
ت وٱلله بما تعملو ر ن خبيفٱنشزوا يرفع ٱلله ٱلذين ءامنوا منكم وٱلذين أوتوا ٱلعلم درج
Artinya : wahai orang-orang beriman ! jika dikata kan padamu "Berilah
kelapangan didalam majelis-majelis" maka lapangkan lah niscaya
allah akan memberikan kelapangan padamu, dan jika di
katakan,"Berdirilah kamu", maka berdiri lah. Niscaya allah swt
mengangkat derajar orang-orang yang beriman diantara kamu
maupun mereka yang diberikan ilmu bebrapa derajat, dan allah
maha teliti sesuatu yang engkau kerjakan (QS. Al-Mujadallah : 11)5
Surat Al-Mujadilah ayat 11 menyebutkan bahwasanya orang-orang
berilmu akan allah angkat deajatnya dan dimuliakan. Maka kita sebagai
orang dewasa disekitar anak memberikan ilmu kepada anak dengan
pendidikan yang disesuaikan terhadap apa yang dibutuhkannya, agar anak
mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan dan wawasan dalam menunjang
aspek perkembangan anak. Seperti yang tercantum dalam UU RI Nomor
20 tahun 2003 tetang siste pendidikan Nasional dijelaskan bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk melakukan pengembangan potensi
pada anak sehingga membentuk manusia yang beriman serta bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak yang mulia memiliki ilmu,
menjadikan warga yang demokratis serta memiliki tanggung jawab.6
5Anonim, Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka
(Banten: Kalim, tt), hal. 544. 6Anonim, Undang Undang Diknas (system pendidkan Nasional) 2004 (Jakrta : sinar
Grafika, 2007), hal. 5-6.
18
Pendidikan anak usia dini menjadi pondasi dan mempunyai peranan
strategis terhadap perkembangan anak, menjadi dasar padai anak yang
mempengaruhi kedewasaannya. Apabila dasarnya baik, maka
pengembangan itu menjadi baik ataupun sebaliknya. Semua itu tidak
terlepas dari pendidkan yang akan diperolehnya kelak. Sebagaimana hadits
Rasulullah SAW sebagai berikut :
ه دان ال رسول الله صلى الله عليه وسلم : قال مامن مولود إلايولدعلى الفطرةفأبواه يهو قسانه )رواه البخارى رانه أويمج )أوينص
Artinya ; setiap anak dilahir kan atas pitrah (kesucian agama yang
disesuaikan dengan naluri), hingga lancer lidah nya.makatergantung kedua
orangtuanyalah yang menjadi kan mereka beragama yahudi, nasrani
ataupun majusi. (HR . Bukhari)7
Pendidkan PAUD adala upaya membina yang tertuju pada anak
sejak dilahirkan hingga berusia 6 tahun yang dilaksanakan dengan memberi
stimulus pendidikan sehingga memberi bantuan tumbuh kembang jasmani
maupun rohani sehingga mereka siap ketika measuki pendidkan
selanjutnya8
Keberhasilan mengoptimalkan keseluruhan pengembangan potensi
anak usia dini dipengaruhi berbagai factor. Factor tersebut diantaranya
yaitu mutu guru didalam perancangan serta pelaksanaan kegiatan belajar,
kurikukum maupun saran prasarana yang ada serta memotivasi peserta
didik, factor lain ialah strategi guru dalam belajar, mengelola proses
pembelajaran serta pemberi penguatan, factor pentig yaitu guru karena
guru factor dalam menunjang keberhasilan pendidkan anaka usia dini yang
tergambar pada pengembangan potensi peserta didik ketika
pengembangan kognitif dengan cara bermain yang disesuaikan pada tema
ketika kegiatan pembelajaran9
7 Muhammad bin islmail al-bukhari, Al Jami’Al-Shalih
8Anonim, peraturan menteri pendidikn dan kebudayaan RI nomor 146 Tahu 2014 tentang Krikulum 2013 pendidikn anak usia dini hal. 3.
9Hendra Sofyan, Op. Cit., hal. 3.
19
Guru diminta agar membuat kondisi menyenangkan sehingga
peserta didiki aktif berekplarasi serta menanyakan , menyampaikan
gagasannya, hakikat pembelajaran merupakn kegiatan aktif peserta didik
didalam menumbuhkan pengetahuannya. Peserta didik berartisipasi aktif
didalam membentuk generasi yang berkreativitas sehingga memiliki
kemampuan memperoleh sesuatu demi kebutuhan diri anak, maupun
masyarakat dilingkungan nya. Kognitif dapat dimiliki peserta didik dengan
kegiatan belajar yang diusahakan guru melalui penciptaan proses
pembelajaran yang berbagai macam hingga mereka memberikan perhatian
secara menyeluruh mengenai sesuatu yang ia pelajari.10
Oleh karena itu guru harus memili tugas maupun fungsi yang
komplek sehingga memerlukan kompetnsi yang standar. Kompetensi guru
yang lebih personal serta komplek dan menjadi suatu kesatuan lengkap
yang memberi gambaran potensi meliputi pengetahuan, keterampilan,
sikap serta nilai, yang ada pada guru sesuai profesi nya sehingga bisa
disampaikan didalam pengamalan maupun kinerja guru melalui
pengelolaan kegiatan belajar disekolah.11
Guru pendidikan anak usia dini harus dilakukan revatalisir potensi
yang menyeluruh sehingga bisa melakukan pekerjaan yang mengantarkan
peserta didik agar mengenali potensi besar yang ada serta cara
pengasahan maupun pengembangan yang konsisten maupun continu.
Golden age (usia emas) anak jangan sampai terabaikan tidak mempunyai
pendidikan yang bermutu, dikarenakan pada golden agelah, potensi,
karakter, serta kepribadian anak dapat tercipta secara baik.12
Masa anak usia dini ialah massa yang subur dalam pengembangan
berbagai kognitif, serta sangat kritis terhadap perkembangan kogniti dan
intelektual yang lain. Proses mentalitas berkembang pada anak usia dini
10E.Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 64. 11E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hal. 32. 12Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Praktis Manajemen Mutu Guru PAUD (Yogyakarta:
DIVA Press, 2015), hal. 13.
20
membentuk sesuatu yang permanen pada setiap individu, yang berdampak
pada perkembangan intelektualnya. Perkembangan anak usia dini dalam
berpikir, dan berpripalaku kresatif sehingga terbentuk pondasi kuat
terhadap prestasi orang dewasa didalam bidang keilmuan. Seni serta
teknologi, agar menikamti kehidupan yang mendalam..13
Dilembaga pendidikan anak usia dini factor penentu dan
berkembangnya kreatifas anak terletak pada guru, serta kelengkapan
sarana prasasrana, media dan sumber belajar anak yang di sediakan oleh
lembaga itu. Mendidk anak anak usia dini guru harus mempunyai sosok
kreatif dan guru harus mampu mengembangkan pembelajaran berorientasi
kreatif, karena hamper sebagian komponen lingkungan membutuhkan
peanan guru utnuk mengolah dan mengoperasikan memjadi pengalaman
keartif bagi anak.14
Setiap pekerjaan apabila dilakukan oleh ahli dalam bidangnya maka
pekerjaan akan lebih baik dan optimal hasilnya, dan begitu sebaliknya jika
pekerjaan tersebut diserahkan pada yang bukan ahlinya , amak pekerjaan
akan sulit untuk dikembangkan, dan besar kemungkinan mengalami
kegagalan dan kehancuran.15 Pada umumnya guru ialah seorang yang
memberi bantuan orang lain dalam proses pembelajaran. Tetapi
sesungguhnya guru lebih melaksanakan berbagai hal daripada hanya
memberi penjelasan, menerangkan, maupun memberikan pelatihan. Guru
merancang materi, menciptakan tugas, melakukan evaluasi prilaku anak
didik, serta penetapan kedisiplinan. Guru diharuskan memiliki
penilaian/pencatatan, pengaturan ruangan kelas, membentuk rasa nyaman
dalam pembelajaran, berbincang dengan orang tua wali serta memberi
bimbingan anak didik.16
13E. Mulyasa, Op.Cit., hal. 103. 14Masnipal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2013), hal. 233-234. 15Zulmaizarna, Akhlak Mulia bagi Para Pemimpin, (Bandung: Pustaka Al-Fikriis,
2009), hal 153. 16Anita E. Woolfolk dan Lorraine McCune-Nicolich, Mengembangkan Kepribadian dan
Kecerdasan Anak-anak, (Jakarta: Inisiasi Press, 2004), hal. 3.
21
Tujuan dasar pembelajaran adalah bagaimana mentransfer ilmu
pengetahuan secara efektif dan menyeluruh (totality) dalam artian bahwa
pengembangan kognitifdituntut untuk membentuk pola berpikir dalam
konsep pengetahuan yang lengkap dan detail, sehingga perlu strategi yang
efektif pula dalam mencapai proses tersebut. Dalam pengaruhnya lebih
lanjut dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan keperibadian
anak. Diperlukan penemuan terbaru serta usaha lebih lanjut didalam
system pendidikan hingga perlu peningkatan kualitas pendidikan dengan
memperbaiki maupun membenahi secara terus-menerus.
Memberi pengalaman yang membangkitkan tumbuh kembang
seluruh potensi siswa. Pengalaman ini dilakukan penggambaran kemudian
dibuat didalam rangcangan belajar. Oleh karnanya dibutuhkan keadaan
serta sitimulasi disesuaikan terhadap apa yang dibutuhkan sehingga
pengembangan mereka tercapai dengan optimal.17
“The golden ages ialah masa keemasan pada anak, yakni pada saat
anak memiliki berbagai potensi yang terbaik untuk dikembangkannya.
Ditahap tersebutlah, waktu paling tepat dalam penanaman nilai karakter
yang baik sehingga anak bisa menciptakan kepribadian sendiri.”18
Prinsip-prinsip penyelengaraan pendidkan anak usia dini yakni :
1. Berorientasi terhadap apa yang dibutuhkan peserta didik. Proses belajar
diharuskan selalu tertuju sehingga apa yang dibutuhkan terhadap
pengembangan anak dapat terpenuhi secara individu.
2. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan cara permainan. Melalui
permainan yang memberi kesenangan bisa memicu anak agar
mengekplorasi yang mempergunakan benda yang berada disekitar nya,
hingga mereka memperoleh pengetahuan yang didapat dari benda yang
anak mainkan.
17Anita, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman- kanak-kanaK, ( Jakarta
Kencana:2011), hal. 21. 18Muhammad Fadlillah dan Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 48.
22
3. Lingkungan diharuskan menciptakan lingkungan yang menarik serta
memberi kesenangan terhadap bagi anak ketika melakukan permainan.
4. Pengembangan kecakapan kehidupan anak, mengarahkan dalam
membentuk anak mandiri, di siplin, maupun bersosialisasi, mempunyaii
keterampilan mendasar yang bermanfaat terhadap kehidupan anak.
5. Memicu timbulnya kognitif serta inovasi. Dicerminkan dengan kegiatan
yang menciptakan kefokusan, ketertarikan, keseriusan serta konsentrasi.
6. Mengacu pada perinsip-perinsip perkembangan anak dan dilakukan
melalui tahapan serta berulang-ulang.
7. Mempergunakan banyak sumber maupun media pembelajaran yang
tersedia di lingkungan sekitarnya.
8. Perangsangan pendidikan mempunyai sifat menyeluruh yang meliputi
seluruh aspek pengembangan. Pada tiap kegiatan anak mampu
melakukan pengembangan segala aspek kecerdasanya. Tugas pendidik
(guru/kader/pamong) iaalah memberikan fasilitas supaya segala aspek
pengembangan anak bisa berkembang dengan optimal.19
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan mendasar serta
berkedudukan sebagai Golden ege yang strategis didalam sumber daya
manusia. Maka tidak jarang dikatakan bahwa pendidikan anak usia dini
juga menjadi cerminan dimasa depan, karna apa bila masa kanak-kanak ini
dilalui dengan baik ini akan sangat berpengaruh terhadap kelak masa
dewasa anak. Pengembangan anak tidak sama dari segi integritas, minat,
kognitif, emosi yang matang, kepribadian, mandiri baik jasmani dan social
anak. Namun apabila anak mendapat ransangan di masa kecil anak maka
akan ditemukan potensi yang menonjol pada diri anak. Sehingga, anak
membutuhkan suatu program pendidikan yang mempu melihat suatu
kompetensi yang tidak terlihat pada anak. Disamping itu program
pendidikan anak usia dini yang memiliki kualitas serta sesuaidengan
19Diknas, Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT)
(Pendekatan Sentra dan Lingkaran) dalam Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Departamen Pendidikan Nasional, 2006), hal. 4.
23
perkembangan anak sehingga memperoleh efek positif baik jangka pendek
ataupun jangka panjang dalam pengembangan kognitif maupun sosialnya.
Anak sukses dalam pendidkannya tergantung pada mutu pendidkan yang
diberikan
Dikemukakan didalam undang-undang No 14 tahun 2005 mengenai
Guru maupun Dosen bahwah kompetensi Pedagogik Guru Paud
merupakan kemampuan dalam pengelolaan proses belajar anak.
Depertemen pendidkan Nasional menyebutkan Kompetensi sebagai
“kompetensi pengelolaan pembelajaran” kompetensi inidapat diamati
melalui indikatornya yaitu kemampuan melaksanakan intraksi atau
mengelola kegiatan pembelajaran, kemapuan merangcang program
pembelajaran serta mampu melakukan penilaian.20
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republic
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Mengenai Standar Nasional
Pendidkkan, menjelaskan Kompetensi Pedagogik Guru PAUD meliputi
hal-hal berikut :
1. Menyatukan aspek pengembangan disesuaikan terhadap krakterisktik anak
usia dini
2. Memeriksa teori dalam permainan yang disesuaikan terhadap aspek maupun
tahap pengembangan apa yang dibutuhkan, bakat, potensi, maupun minat
mereka
3. Melakukan perancangan proses pengembangan anak yang disesuaikan
dengan kurikulumnya
4. Menggunakan teknilogi, informasi, dan komunikasi untuk penyelenggaran
proses pengembanganyang mendidk
5. Mengembanagkan potensi anak usia dini
6. Berkomunikasi secara efektif, santun dan empatik
20 Diknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, (Jakarta: Ciputat Press, 2006), hal. 66.
24
7. Menyusun laporan penilaian, evaluasi proses maupun hasil pembelajaran
anak
8. Hasil pembelajaran anak usia dini ditentukan dengan lingkup sasaran
asesmen proses
9. Mempergunakan hasil penilaian, perkembangan serta mengevaluasi program
terhadap apa yang penting bagi perkembangan anak usia dini
10. Melaksanakan tindangan korktif, reflektif, serta inovatif didalam peningkatan
mutu proses maupun hasi perkembangan anak usia dini.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka peneliti
menemukan permasalahan didalam penelitian tersebut. Diantara beberapa
gejala yang ditimbulkan diantaranya :21
1. Guru kurang memahami bagaimana membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPPH) serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan (RPPM)) Kenyataan ini menunjukkan bahwasanya
kompetensi pedagogik guru belum optimal.
2. Guru belum Melakukan pengorganisasian aspek pengembangan yang
disesuaikan terhadap karakter anak usia dini
3. Didalam bidang tehnologi guru belum melakukan pemanfaatan
tehnologi, informasi maupun komunikasi dalam kegiatan belajar, guru
masih gaptek (gagap tehnologi) hingga jarang menggunakan internet
dalam mendapatkan informasi yang diperlukan.
4. Guru kurang mampu membangun suana belajar yang kondusif untuk
belajar mandiri,dan kegiatan eksplorasi diri.
5. Guru kurang memanfaatkan profesi seutuhnya, dikarenakan kebanyakan
guru bekerja diluar sekolah dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya
21 Observasi Awal peneliti, tanggal 02 September – 07 September 2019
25
hingga waktu dalam membaca maupun menulis dalam peningkatan
dirinya tidak tersedia.
Berdasarkan penemuan tersebut ada kesenjangan yang perlu diteliti
hingga kompetensi pedagogic guru paud penting dikarenakan saling
berkaitan serta perkembangan anak dari setiap individual anak usia dini.
Bertolak dari latarbelakang diatas sehingga peneliti tertaris
melaksanakan penelitian berjudul “KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PAUD DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI 5 – 6
TAHUN DITAMAN KANAK-KANAK HAPPY KIDS KUALA TUNGKAL
TANJUNG JABUNG BARAT”
B. Rumusan Masalah
Sesuai latarbelakang yang telah dijelaskan, sehingga pertanyaan
pertama peneliti ialah mengapa kompetensi Pedagogik guru belum optimal
didalam perkembangan kognitif anak usia dini diTaman-taman Happy Kids
Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat ? Sehingga perumusan masalahnya
yakni :
1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam pengembangan kognitif
Anak Usia Dini 5 sampai 6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids
Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat?
2. Apa kendala guru yang menyebabkan rendahnya kompetensi pedagogik
guru dalam pengembangan kognitif Anak Usia Dini 5 sampai 6 Tahun
diTaman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung
Barat?
3. Upaya apa saja yang dilaksanakan guru didalam mengoptimalkan
kemampuan pedagogik dalam pengembangan kognitif Anak Usia Dini 5
sampai 6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal
Tanjung Jabung Barat?
C. Fokus Penelitian
26
Supaya tidak terjadi simpangsiur didalam penelitian tersebut, oleh
karena itu Peneliti lebih fokus dalam memahami kemampuan pedagogik
guru didalam Pengembangan kognitif anak Usia Dini 5-6 Tahun diTaman
Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat pada
kelas B. yakni Melakukan pengorganisasian aspek pengembangan yang
disesuaikan terhadap karakter anak usia dini, Melakukan perancangan
proses perkembangan anak usia dini sesuai kurikulum, melakukan
komunikasi yang efektif, empatik serta santun.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan agar memperoleh informasi mengetahui
pengetahuan pedagogic guru didalam pengembangan kognitif anak usia
dini, yaitu :
a. Mengetahui Kompetensi pedagogik guru dalam Pengembangan kognitif
anak Usia Dini 5 sampai 6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids
Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat
b. Mengetahui kendala guru yang menyebabkan rendahnya kompetensi
pedagogik guru dalam Pengembangan kognitif anak Usia Dini 5 sampai
6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung
Jabung Barat
c. Mengetahui upaya yang dilakukan guru dalam mengoptimalkan
kompetensi pedagogik dalam Pengembangan kognitif anak Usia Dini 5
sampai 6 Tahun diTaman Kanak-Kanak Happy Kids Kuala Tungkal
Tanjung Jabung Barat
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan penelitian ini, diharapkan penelitian ini dapat memberi
berbagai manfaat, diantaranya :
a. Dapat memberikan kontribusi sebagai bahan masukan dan
perbandingan kepada pihak-pihak terkait di Taman Kanak-Kanak
27
Happy Kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat khususnya, dan
dilembaga pendidikan anak usia dini yang lain
b. Dapat menambah hazanah keilmuan serta literatur tentang
kemampuan pedagogik guru paud didalam perkembangan kognitif
anak usia dini
c. Memberikan kontribusi pemikiran kepada guru dalam melaksanakan
pengembangan kognitif yang disesuaikan terhadap prinsip belajar anak
usia dini
d. Agar guru selalu berusaha meningkatkan kompetensi pedagogik
semaksimal mungkin, sehingga tanggungjawabnya sebagai seorang
pendidik anak usia dini dapat berhasil dengan baik.
28
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Kompetensi Pedagogik Guru
a. Pengertian Kompetensi
Pendapat Danim Sudarman kompetensi ialah seperangkat keterampilan,
pengetahuan, serta nilai mendasar yang di refleksikan melalui kebiasaan berpikir
serta bertindak bagi tenaga pedagogik. Kompetensi juga berarti perincian suatu
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang ada pada guru yang
menerapankan didalam bekerja disesuaikan terhadap standarisasi kinerja yang
diperlukan masyarakat maupun didunia pekerjaan.22
Kompetensi menurut John M. Ivancevich, much more general than
traditional knowledge, skills, and abilities needed to perform one specific
job,competencies are general attributes employees need to do well across
multiple jobs or within the organizations as a whole. Kompetensi adalah sifat
umum pegawai yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan
dengan baik dan termasuk kedalam keseluruhan organisasi. Hal ini lebih
umum dari pengetahuan, skill, dan kemampuan yang dibutuhkan pada satu
pekerjaan yang spesifik.23
Menurut Munsyi sebagaimana yang dikutip Hamzah kompetensi
ialah mampu didalam melakukan hal yang didapat dari pendidkan.
Kompetensi menunjukan tindakan secara rasional, agar terpeenui
spesifikan tertentu didalam melakukan tugas pendidikan. Hal itu disebut
rasional dikarenakan memilikii arah serta tujuan, Performance ialah
tindakan nyata yang tidak hanya diperhatikan tapi berupa prihal yang
tidak.24
22Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru: Dari Prajabatan, Induksi, Ke
Profesional Madani (Jakarta: Prenamdia Group, 2011), hal. 111. 23John M. Ivancevich, Human Resource Management (New York: McGraw Hill, 2007),
hal. 169. 24Hamzah Uno dan Nina Lamatengo, Tugas Guru dalam Pembelajaran : aspek yang
mempengaruhi (Jakarta : bumi Aksara, 2016. 11-12.
29
Kompetensi menurut Luciano L’Abate et,. Al, competence has been
defined in so many ways that would be difficult to limit it, except by how
effectively we are in dealing with ourselves and others. Kompetensi telah
didefinisikan dalam banyak cara yang akan sulit untuk membatasinya,
kecuali dengan seberapa efektif kita dalam mengarahkan diri kita sendiri
dan orang lain kepada kebaikan.25 Firman Allah dalam Al-qur’an surah al-
an’am ayat 135
قبة ٱلدار إن فسوف تعلمون من تكون لهۥ ع قوم ٱعملوا على مكانتكم إن ي عامل فلح هۥ لا ي قل ي لمون
ٱلظ
Artinya: Katakanlah: "Hai umatku, berbuat lah sepenuh kemampuan mu,
Sesungguh nya aku pun berbuat (pula). kelak kamu akan
mengetahui, siapa (diantara kita) yang akan mendapat hasil yang
baik didunia ini. Sesunggunya orang zalim itu tidak dapat
keberuntungan. (QS. Al-an’am: 135)26
Kompetensi adalah kecakapan ataupun kemampuan dalam
pengerjaan sesuatu pekerjaan, selain itu kompetensi juga diartikan sebagai
sifat (karakter) orang yang mempunyai kecakapan, kemampuan,
wewenangan, keterampilan, pengetahuan dalam menyelesaikan sesuatu
yang dibutuhkan. Lebih jauh lagi kompetensi diartikan sebagai prilaku atau
kinerja rasional dalam mencapai tujuan yang memberi kepuasan atas dasar
kondisi (prasyarat) yang diinginkan.27
Spencer and Spancer sebagaimana yang dikuti Sagala melihat
bahwasanya kompetensi sebagai karakter yang muncul dari individu yang
mempunyai hubungan bagi kinerja yang efektif ataupun superior didalam
pekerjaan situasi.28Hall dan Jones Sebagaimana yang dikutip Sagala
kompetensi ialah pernyataan yang memberi gambaran penampilan dari
25Luciano L’Abate et.al, Relational Competence Theory, (New York: Springer
Science+Business Media, 2010), hal. 7 -9. 26Departemen Agama RI, Op. Cit., hal. 145. 27Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.
44. 28Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif (Jakrta: Bumi Aksara, 2012), hal. 78.
30
kemampuan tertentu yang bulat yakni menyatukan diantara pengetahuan
serta kemampuan yang bisa dilihat maupun di ukur.29Menurut Littrel
sebagaimana yang dikutip Hamzah, kompetensi ialah kekuatan mental
maupun fisik dalam melaksanakan tugas ataupun keterampilan yang
diajarkan dengan pelatihan serta praktik.30
Elizabeth Moore Plionis dalam bukunya mengatakan competency in
social work practice requires that students acquire and value skill sets for
both direct and indirect practice, critically assess the available empirical
evidence when making decisions, realistically appraise a variety of theories,
and master the art and science of relationship building in direct and indirect
practice. Kompetensi adalah praktek pekerjaan social mengharuskan siswa
memperoleh dan keterampilan nilai untuk melatih diri baik langsung dan
tidak langsung, kritis menilai bukti empiris yang adak etika membuat
keputusan, realistis menilai dalam berbagai teori, dan menguasai seni dan
ilmu membangun hubungan antara teori dan praktek.31
b. Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan karakteristik mendasar seseorang yang
berhubungan pada kinerja yang berkreteria unggul serta efektif didalam
pekerjaan serta setuai tertentu. Menurut Muhaimin, kompetensi ialah
seseorang yang harus memiliki sifat intelegen, tanggung jawab, ahli
didalam melakukan pekerjaan didalam bidang tertentu.32 Sipat intelegen
perlu diperlihatkan sebagai keterampilan, ketetapan maupun keberhasilan
dalam berprilaku. Sipat tanggungjawab perlu diperlihatkan sebagai sesuatu
yang benar sesuai tindakan baik dilihat berdasarkan sudut teknologi,
pengetahuan ataupun etika.
29Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung:
Alfabeta, 2013), hal. 157. 30Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Op. Cit., hal. 12. 31Elizabeth Moore Plionis, Competency in generalist practice: a guide to theory
andevidence-based decision making (New York : Oxford University Press, 2007), hal. xi. 32
Muhaimiin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004. Hal 151
31
Kompetensi_guru ialah menguasai kemampuan yang terdapat
didalam diri guru sehinga bisa terwujud kinerja yang tepat serta ifektif.
Berdasarkan Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, standarisasi
kompetensi guru ada 4 komponen, yakni : 1). Mengeloa
pembelajaran, 2). Mengembangkan potensi 3). Menguasai akademik, 4).
Sifat kepribadian. Semua standarisasi kompetensi guru terbagi menjadi 7
kompetensi diantaranya : 1). Penyusugnan perencanaan kegiatan belajar,
2).Melaksanakan interaksi pembelajaran, 3). Menilai prestasi pembelajaran
bagi anak, 4).Melaksanakan penindaklanjutan hasil peenilaian prestasi
pembelajaran anak, 5).Mengembangkan profesi, 6). Memahami wawasan
pendidikan, 7).Menguasai materi pengkajian akademik.33
Kompetensi ialah peleburan terhadap pengetahuan (daya berpikir),
sikap (daya kalbu), serta ketrampilan (daya fisik) yang terwujud didalam
bentuk tindakan. Sehingga kompetensi ialah gabungan dari menguasai,
pengetahuan, ketrampilan, nilai maupun sikap yang direfleksi didalam
kebiasaan_berpikir serta melakukan tindak didalam melakukan tugas
ataupun pekerjaanya. Kompetensi ialah penggabungan terhadap
kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, memahami,
mengapresiasi serta pengharapan yang didasari pada karakter seseorang
agar berunjuk pekerjaan didalm menyelesaikan tugas ataupun bekerja agar
tercapai standarisasi mutu bekerja nyata.
Perumusan kompetensi t terdiri dari 3 aspek yakni : 1)
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, bersikap, sifat, memahami,
mengapresiasi maupun harpan yang berciri serta berkarakter bagi
seseorang didalam melaksanakan tugasnya. 2) ciri serta karakteristik
kompetensi yang tergambar didalam aspek pertama ini menampilkan
secara nyata didalam prilaku, tingkah laku serta unjuk kerja. 3) unjuk kerja
tersebut yakni terpenuhinya suatu kriteria standarisasi mutu tertentu.34
33 Kunandar, Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 56 34 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan (Bandung
ALFABETA, 2013), hal. 23.
32
Pendapat Barlow yang mana dikutip oleh Muhibbin Syah bahwo
kompetensi guru ialah keterampilan seorang guru didalam melakukan
kewajibannya dan mmpertanggung jawabkannya secara layak.35
Dari gambaran diatas kesimpulannya bahwa kompetensi guru ialah
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan serta wewenang yang perlu ada, di
hayati serta di kuasai guru didalam melakukan pekerjaan professional nya.
Menurut Mulyasa sebagaimana yang dikutip Nurhabibullah
kompetensi guru ialah memadukan antar kemampuan personal, ilmu,
tehnologi, sosial, maupun spiritualnya berdasarkan kaffah terbentuk
kompetensi standarisasi profesi guru, meliputi materi, memahami anak,
proses belajar yang mendidik, pengambangan kepribadian maupun
rofesional.36 Kompetensi guru berkaitan bagi keseluruhan kemampuan
yang dilaksanakan bagi guru didalam pengembangan amanat serta
bertanggungjawab didalam mendidik, mengajarkan, bimbingan,
pengarahan serta mengarakan peserta didik agar tercapai tingkatan
kedewasaan maupun kematangan nya yang dilaksanakan dengan
profesional.37
Kompetensi guru diartikan sebagai penggambaran mengenai
sesuatu yang seyogya nya bisa dilaksanakan bagi guru didalam melakukan
pekerjuaanya seperti kegiatan, berprilaku serta hasil yang
bisa*ditampilkan.38 Menurut Barlow sebagaimana yang dikutip Hamzah
kompetensi guru ialah kemampuan guru didalam melakukan kewajibannya
dengan pertanggung jawaban yang layak.39. Kompetensi guru
mecarminkan tugas1kewajiban guru, yang perlu dilaksanakan
berhubungan terhadap arti jabatan guru yang dituntut bagi kompetensi
tertentu.
35 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000),
hal. 230. 36Nurhabibullah Dkk, Pembinaan Profesi Guru di Indonesia (Bandung: Mujahid Press,
2017), hal. 127. 37Ibid., hal. 127. 38Sri Marmoah, Profesi Kependidikan (Bandung: Rizqi Press, 2015), hal. 62. 39Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Op.Cit., hal.17.
33
Istilah pendidik pada anak usia dini berkaitan erat terhadap istilah
guru yang umum. Guru di identifikasi sebagai: seorang yang mempunyai
kharisma ataupun kewibawaan sehingga harus di tiru serta di teladani,
orang dewasa dengan sadar memperrtanggung jawabkan didalam
pendidikan, pengajaran, serta membimbing peserta didik, seseorang yang
mampu melakukan perancangan program belajar agar memiliki
kemampuan penataan maupun pengelolaan kelas.40
Menurut David Elkind sebagaimana yang dikutip Suyadi dan
Maulidya menyatakan bahwasanya guru pendidikan anak usia dini harus
paham 3 perinsip yang merupakn fondasi terhadap-pendidik didalam
pembelajaran, berikuti ini ialah tiga prinsip tersebut :41
1) Mengelompok peserta didik didalam beragam umur, yang
memerhatikan pengembangan peserta didik yang bergarum dan
bervariasi.
2) Materi kurikulum tidak-trikat tingkatan kelas (non grade curricular
material). Materi kurikulum dipergunakan berdasarkan pengembangan
peserta didik yang tidak sama diberbagai jenjang.
3) Pembelajaran yang interaktif (interactive teaching), yang mana guru
memberi layanan peserta didik serta memiliki fungsi sebgai perantara
.(matc Maker) karena peserta didik serta materi ataupun peralatan
pembelajaran serta permainan. Didalam pembelajaran yang interaktif
ini, guru perlu memiliki arti yang berkomprehensif mengenai tuntunan
intelektual berdasarkan materi serta kecakapan kognitif peserta didik.
Adapun Prinsip yang digunakan dalam pengembangan kognitif anak
usia dini yang tertera didalam peraturan menteri-pendidikan dan
kebudayaan Republik Indonesianomor 146 tahun 2014, yakni :42
1. Belajar dengan bermain; Peserta didik dibawah umur enam tahun ada
dimasa bermain. Memberi rangsangan pendidikan melalui cara yang
40Mukhtar Latif Dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Aplikasi
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hal. 245. 41Suyadi dan Maulidya Ulfah, Op. Cit.,hal. 162. 42Anonim, Op Cit., hal.64-65.
34
tepat dengan permainan, sehingga bisa memberi pengajaran yang
mempunyai makna kepada peserta didik.
2. Beroreintasi terhadap pengembagan peserta didik; Pendidik
diharuskan bisa melakukan pengembangan segala aspek
pengembangan disesuaikan terhadap tahap usia peserta didik.
3. Berorientasi terhadap apa yang dibutuhkan peserta didik; Guru
Pendidik diharuskan bisa memberikan rangsaingan pendidikan ataupun
stimulasi yang disesuaikan terhadap apa yang dibutuhkan peserta
didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
4. Memusat kepada peserta didik; Pendidik diharuskan menumbuhkan
situasi yang dapat memotivasi semangat pembelajaran, dorongan,
minat, kognitif, inisiatif, inspirasi, berinovasi, serta mandiri yang
disesuaikan terhadap karakter, minat, potensi, tingkatan
pengembangan, serta apa yang dibutuhkan peserta didik.
5. Pembelajaran aktif; Pendidik diharuskan bisa membentuk situasi
sehingga memotivasi peserta didik agar aktif melakukan pencarian,
menemukan, menetapkan pilihan, menyampaikan pendapat, serta
melaksanakan dan mengalaminya sendiri.
6. Berorientasi terhadap perkembangan nilai karakteristik; yang memberi
rangsangan pendidikan yang mengarah dalam pengembangan nilai
sehingga membentuk karakteristik yang positif bagi peserta didik.
Perkembangan nilai yang berkarakter tdak melalui proses belajar
secara langsung, tapi dengan belajar mengenai pengembangan
kompetensi pengetahuan serta keterampilan dengan kebiasaan
maupun keteladanan.
7. Berorientasi terhadap perkembangan kecakapan hidup; memberikan
rangsangan pendidikan yang mengarah pada pengembangan
kemandirian peserta didik. Perkembangan kecakapan hidup
dilaksanakan dengan terpadu melalui proses belajar sehingga dapat
mengembang kan kemampuan pengetahuan serta keterampilan
dengan kebiasaan maupun keteladanan.
35
8. Didukung dari lingkungan yang kondusif; Lingkungan belajar dibentuk
sedemikian rupa sehingga menarik, memberi kesenangan, keamanan,
serta kenyamanan terhadap peserta didik. Menata ruangan disusun
sehingga peserta didik bisa melakukan interaksi antara pendidik,
pengasuh, serta peserta didik lainnya.
9. Berorientasi terhadap proses belajar secara demokratis; Proses belajar
secara demokratis sangatlah dibutuhkan agar pengembangan rasa
saling menghargai diantara peserta didik dengan guru, antar peserta
didik dengan peserta didik yang lainnya.
10. Memanfaatkan-media pembelajaran, sumber pembelajaran, serta
narasumbernya; menggunakan media pembelajaran, sumber
pembelajaran, maupun narasumber yang berada dilingkungan PAUD
yang memiliki tujuan sehingga kegiatan belajar menjadi kontekstual
serta memiliki makna. Narasumber ialah seorang yang memiliki profesi
tertentu yang melibatkan disesuaikan pada tema, seperti dokter, polisi,
nelayan, serta petugas pemadam kebakaran.
Untuk menerapkan prinsip belajar anak usia dini, maka diperlukan
pedidik anak usia dini yang mempunyai kualifikasi akademik serta
kemampuan dengan syarat, sehat jasmani, rohani atau mental, serta
sosialnya. Kompetensi guru PAUD dimana tertera pada peruturan menteri-
pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 tahun 2013,
meliputi kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial, serta pedagogik.43
c. Kompetensi Pedagogik Guru
Kompetensi pedag0gik dijalaskan didalam standar nasional
pendidikan pasal’28 ayat 3 butir a dijelaskan bahwasanya kompetensi
pedagogik ialah: Kemampuan pengelolaan belajar anak diantaranya
pemahaman mengenai anak, merencanakan serta melaksanakan proses
belajar, mengevaluasi hasil pembelajaran, serta mengembangkan anak
43Anonim, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
137 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, hal. 14-15.
36
agar melakukan aktualisasi beberapa potensi yang dimilikinya.44
Kompetensi pedagogik ialah kompetensi khas, yang memberi perbedaan
antar guru terhadap profesi yang lain. Menguasai kompetensi pedagogik di
sertai pedagogik bisa menjadi penentu tingkatan berhasilnya proses
maupun hasil belajar anak. Kompetensi bisa terlihat dari kemampuan
perencanaan program pembelajaran, mampu melakukan hubungan
ataupun pengelolaan proses pembelajaran, serta mampu melaksanakan
penilaian.
Menurut Hoogveld “pedagogik ialah ilmu yang memplajari
permasalahan terhadap bimbingan peserta didik menuju arah tujuan-
tertentu, agar nantinya bisa lebih mandiri dalam penyelesaian tugas hidup
nya. Kompetensi pedagogik adalah suatu jenis kompetensi yang wajib
dikuasi pendidik. Kompetensi pedagogik ialah guru mampu didalam
pengelolaan kegiatan belajar anak. Kompetensi pedagogik memberi
perbedaan antara guru terhadap profesi yang lain serta menetapkan
tingkatan berhasilnya proses maupun hasil dari kegiatan belajar anak.45
Penyataan dari berbagai ahli tersebut, sehingga kesimpulannya
yaitu kompetensi pedagogic iyalah ilmu yang perlu pengkajian serta di
pelajari orang dewasa dalam pengelolaan proses belajar ataupun
membimbing peserta didik sehingga nantinya memiliki kemampuan mandiri
dalam penyelesaian tugasnya. Guru yang memiliki kompetensi terlihat dari
tingkatan berhasilnya proses serta hasil bagi anak didik.
Seiring dengan Badan Standar*Nasional Pendidkan “kompetensi
pedagogik ialah mampu didalam mengelola anak didik mencakup,
memahami wawasan ataupun landasan anak, pemhaman mengenai anak,
mengembangkan kurikulum atau silabus, merancang kegiatan belajar,
melaksanakan proses belajar yang memberi didikan serta dialogis,
44 Nur Habibullah. Op.Cit, hlm. 127
45 Sadulloh, Uyoh, dkk, Pedagogik Ilmu Mendidik . (Bandung : CV. Alfabeta 2011). Hlm 54
37
mengevaluasi hasil pembelajaran, maupun mengembangkan anak agar
melakukan aktualisasi dari beragam potensi yang dimilikinya.46
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan-
Republik indonesia Nomor 137 Tahun 2014 mengenai Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini kompetensi pedagogik PAUD yaitu :47
Kompetensi Sub Kompetensi
1. Pedagogik
A. Mengorganisasi kan aspek
prkembangan berdasarkan
pengembangan karakter
anak usia dini
1. Melakukan telaah aspek
pengembangan berdasarkan karakter
anak usia dini
2. Melakukan pengelompokan=anak usia
dini berdasarkan apa yang dibutuhkan
terhadap beragam aspek
pengembangan
3. Melakukan identifikasi kemampuan
utama anak usia dini didalam beberapa
bidang perkembangan
4. Melakukan identifikasi hal yang sulit
bagi anak usia dani didalam beberapa
bidang Perkembangan
B. Melakukan analisis-teori
permainan disesuaikan
atas aspek serta tahap
pengembangan, apa yang
dibutuhkan,
potensi, bakat, serta minat
anak usia dini
1. Memahumi berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip bermain sambil belajar
yang mendidik yang terkait dengan
berbagai bidangpengembangan di
PAUD
2. Melakukan telaah teori belajar didalam
konteks permainan serta pembelajaran
yang disesuaikan berdasarkan apa
yang dibutuhkan bagi aspek
pengembangan anak usia dini
3. Melakukan penerapan beberapa
pendekatan, strategi, metode, maupun
46 Musfah, Jejen. “Peningkatan Kompetensi Guru” (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group 2011).hlm. 89 47 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
38
tehnik permainan sembari belajar
memiliki sifat holistik, disesuaian
dengan yang dibutuhkan anak usia
dini, serta memiliki makna, yang
berkaitan dengan beberapa bidang
perkembangan diPAUD
4. Melakukan rancang-kegiatan
permainan yang menjadi bentuk
kegiatan belajar yang membimbing
anak usia dini
C.Melakukan rancangan
proses perkembangan
anak usai dini sesuai
kurikulum
1. Melakukan penyusunan isi program
perkembangan peserta didik
berdasarkan tema serta apa yang
dibutuhkan anak usia dini terhadap
aspek pengembangan
2. Merancang proses bermain kedalam
program tahunan, semester,
mingguan, serta harian
D.*Menyelenggaraka
kegiatan perkembangan
yang memberi didikan
1. Menentukan prinsip perkembangan
yang membimbing serta memberi
kesenangan
2. Melakukan rancangan proses
perkembangan yang memberi didikan
serta lengkap, baik terhadap kegiatan
didalam kelas dan diluar kelas
3. Melakukan penerapan proses bermain
yang memiliki sifat holistik, autentik,
serta memiliki makna
E. Memberi manfaat
teknologi, informasi
dan komunikasi untuk
kepentingan
penyelenggaraan
kegiatan
pengembangan yang
memberi didikan
1. Menentukan tehnologi informasi
maupun berkomunikasi dan materi
pengajaran berdasarkan kegiatan
perkembangan anak usia dini
2. Mempergunakan tehnologi informasi
maupun berkomunikasi dalam
peningkatan mutu kegiatan
perkembangan yang memberi didikan
39
F. Melakukan
pengembangan
potensi anak usia dini
untuk
pengaktualisasian diri
1. Menentukan sarana kegiatan maupun
sumber pembelajaran dalam
perkembangan anak usia dini
2. Menciptakan media proses
perkembangan anak usia dini
3. Melakukan pengembangan potensi
serta kreativitas anak usia dini dengan
proses bermain sembari belajar
G.Melakukan komunikasi
yang efektif, empatik, serta
santun
1. Menentukan beragam strategi
komunikasi efektif, empatik serta
santun pada anak usia dini
2. Melakukan komunikasi yang efektif,
empatik, serta santun pada anak usia
dini
H. Melakukan
penyelenggaraan
maupun pembuatan
laporan penilaian,
mengevaluasi proses
maupun keberhasilan
pembelajaran anak usia
dini
Paham prinsip dalam menilai serta
mengevaluasi proses maupun
keberhasilan pembelajaran anak usia dini
I. lingkup sasaran asesmen
proses maupun hasil
belajar bagi anak usia dini
1. Menentukan pilihan pendekatan,
metode serta tehnik asesmen proses
mapun hasil perkembangan bagi anak
usia dini
2. Mempergunakan prinsip serta prosedur
asesmen proses maupun hasil
perkembangan anak usia dini
3. Melakukan administrasi dalam menilai
proses serta hasil pembelajaran yang
mempunyai kesinambungan dengan
mempergunakan beragam instrument
4. Penentuan tingkatan pencapaian
pengembangan anak usia dini
40
5. Melakukan analisis hasil dalam menilai
proses serta keberhasilan
pembelajaran bagi beragam tujuan
6. Mengevaluasi proses serta hasil
pembelajaran
J. Mempergunakan hasil
penilaian,pengembangan
serta mengevaluasi
program demi kebutuhan
perkembangan anak usia
dini
1. Mempergunakan informasi hasil menilai
serta mengevaluasi bagi
kesinambungan pembelajaran anak
usia dini
2. Melakukan program remedial serta
pengayaan
3. Memanfaat kan informasi keberhasilan
dalam menilai serta mengevaluasi
proses belajar guna peningkatan mutu
belajar
4. Mengkomunikasi kan hasil dalam
menilai perkembangan serta
mengevaluasi program bagi pemangku
kepentingannya
K. Melaksanakan tindakan
reflektif, korektif dan
inovatif dalam peningkatan
kualitas proses dan hasil
pengembangan
anak usia dini
1. Melakukan refleksi bagi kegiatan
perkembangan anak usia dini yang
sudah dilakukan
2. Melakukan peningkatan mutu
perkembangan anak usia dini dengan
meneliti tindakan kelas
3. Melaksanakan penelitian kegiatan
kelas
*berdsarkan penjelasan diatas, bisa memahami bahwasanya
kompetensi pedagogik sangat penting dipunyai oleh pendidik terutama guru
Pendidikan Anak Usia Dini dikarenakan kompetensi pedagogik iaalah
landasan awal didalam melaksanakan kegiatan belajar dikelas dengan
kunci keberhasilan mencapai tujuan belajar teradap anak. Dikarenakan
41
kompetensi pedagogik ialah mampu mendidik, menumbuhkan situasi serta
pengalaman pembelajaran yang beragam didalam mengelola anak untuk
pemenuhan kurikulum yang dipersiapkan misalnyai kemampuan
pengembangan kurikulum atau silabus; kemampuan penyusunan rencana
kegiatan belajar, melakukan kegiatan belajar yang mendidik serta dialogis;
mengevaluasi keberhasilan pembelajaran sesuai aturan yang benar.
Menjadii pendidik, ia diharuskan mempunyai ilmu yang bisa di
ajarkan. Dikarenaan pendidik tidak mungkin memberi suatu pada orang lain
jika pendidik itu tidak mempunyainya. Apa yang diajari perlu di kuasai
pendidik sebelumnya, dan langsung di ajarkan ke yang lainnya. Keadaan
tersebut diartikan didalam ilmu pendidikan sebagai personifikasi pendidik.
Pendidikan anak usia dini merupukan aktifitas yang terus ikut serta
terhadap hidup manusia, berawal dari bangsa yang sederhana peradaban
nya hingga bangsa yang tinggi peradaban nya. Permasalahan ini timbul
bersamaan bagi keberadaan manusia dilingkungannya, disebabkan
manusia ialah mahluk yang sering memperoleh didikan serta membantu
kehidupannya lebih jauh karena manusia haruslah bisa memberi didikan
terhadap diri sendiri, keluarga serta masyarakat yang ada dilingkungannya.
Dengan demikian pendidik atau guru memiliki fungsi dan berperan penting
didalam pendidikan. Hal ini diungkapkan juga dalam surat At-Taubah ayat
122 berbunyi:
Artinya: “Tidak lah sepatut nya orang mukmin pergi semua (kemedan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap golongan diantara mereka beberapa orang agar mendalami pengetahuan mereka mengenai agama (ad-din) serta untuk memberikan peringatan pada kaum
(٢١١)التوبة:
42
nya jika mereka sudah kembali kepada nya agar mereka bisa menjaga dirinya” (Q.S. 9: 122).48
Dalam surah Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT juga berfirman keutamaan
seorang bertakwa yang berkorelasi positif dengan orang yang berilmu
berikut ini:
Artinya: “ hai_manusia sesungguh nya Kami menciptakan engkau dari seorang laki-laki maupun seorang perempuan serta menjadi kan kamu berbangsa - bangsa serta bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguh nya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang bertakwa di antara kamu. Sesungguh nya Allah Maha Mengetahui maupun Maha Mengenal (Q.S. 49: 13).49
*kak seto menjalaskan bahwasanya dunia peserta didik ialah dunia
permainan, yakni dunia yang secara spontan serta memberi kesenangan.
Berbagai hal bisa dilaksanakan oleh peserta didik dengan bersemangat jika
berkaitan dengan situasi yang menimbulakn keseenangan.50 Anak-anak
butuh banyak permainan. Tentu saja permainan yang dimaksud di sini
adalah permainan edukatif sehingga mampu meningkatkan kecerdasan,
mengasah imajinasi, dan semakin meluas wawasannya.51 Untuk itu,
manjatuhkan pilihan hidup_sebagai PAUD sangat bertanggungjawab
besar. Karena membimbing peserta didik diusia dini tidak dapat dipandang
remeh.52
48Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), hal.
301-302. 49Ibid., hal. 847. 50Kak Seto, “Peran Pendidikan dalam Membangun Karakter Anak” dalam Arismantoro
(Penyunting), Tinjauan Berbagai Aspek Character Building: Bagaimana Mendidik Anak berkarakter, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008), hal. 3.
51Ajeng Yusriana, Kiat-Kiat Menjadi Guru PAUD yang disukai Anak-Anak, (Jogyakarta: Diva Press, 2012), hal. 82.
52Lily Alfiyatul Jannah, Kesalahan-Kesalahan Guru PAUD yang sering Diangggap Sepele, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), hal. 21.
(٣١׃)الحجرات
43
Melalui kegiatan belajar, guru diharuskan mempunyai kemampuan
dalam bimbingan serta memberi fasilitas peserta didik supaya ia paham
kekuatan maupun kemampuan ysng dimiliki, kemudian memotivasi supaya
peserta didik terdorong agar melakukan pekerjaam ataupun belajar dengan
baik agar terwujud hasil yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.53
Guru memengaruhi keputusan berdasarkan berpartisipasi di
antaranya :
1. Perencanaan_Program Pembelajaran (Planning Instructional Program)
walaupun guru bisa menuntut berfikir dengan alternatif serta lateral,
merencanakan program belajar yang begitu sangat diperlukan.
Merencanakan program belajar terkait dengan substansi material,
runtut material, tugas terstruktur mandiri terhadap peserta didik, standar
pencapaian, instrumen evaluasi, dan lainnya. Keseluruhan menjadi
acuan mendasar bagi guru didalam melaksanakan pengembangan
kognitifdi kelasnya, praktik dilaboratorium, beserta program lain yang
menunjang.
2. Pengembangan program Pembelajaran (Developing Instructional
Program). Didalam diri guru profesional timbul proses kreatifv bagi
kegiatan belajar. Dalam merencanakan program mengacu pada
pekerjaan yang bisa dirubah berdasarkan apa yanh dibutuhkan serta
konteks belajar yang berlangsung.
3. Pemantauan Program Pembelajaran (Monitoring Instructional
Programs). Program tersebut dilakukan penyusunan yang
mengusahakan sesuatu agar menghindari deviasi ataupun tidak
melebihi dari suatu dokumen. Memantau program belajar yang sudah
dibentuk dalam menetapkan apa kah standarisasi tersebut bisa di ikuti
dengan ketaatan terhadap asas serta mampu melakukan modifikasi
ditingkat belajar yang riil.
53Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 13.
44
4. Peningkatan_mutu Program Pembelajaran (Improving Instructional
Programs). Filosofi Kaizen ialah tidak terdapat kalimat berhenti
menciptakan mutu serta didalam kerangka tersebut tidaklah bisa timbul
lompatan yang mempunyai kecepatan. Sehingga, memperbaiki kualitas
pembelajaran haruslah fokus lebih teliti dalam belajar sendiri, misalnya
manajerial kegiatan belajar, gaya mengajar pendidik, metode yang
dipergunakan, media yang digunakan, instrumen dalam mengevaluasi,
mengatur ruangan, buku-buku, tugas bagi peserta didik, serta
menganalisis hasil penilaian.54
Kompetensi pedagogik guru didalam pengembangan aspek kognitif
anak diTaman Kanak-Kanak adalah:
Pertama, Merencanaan Kegiatan Program Pendidikan, Pengasuhan
dan Perlindungan. Perencanaan yaitu memikirkan ataupun proses dalam
melakukan pekerjaan ataupun dalam pengambilan hal yang diputuskan
terhadap hal yang ingin dilakukan seseorang guna menggapai tujuan
tertentu sebagaimana yang sudah ditentukan berdasarkan prosedur
ataupun tahap yang terstruktur dengan melihat prinsip dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya.55 Specify your goals and visualize
the results you want to achieve. Planning involves knowing how to system
work and finding the resources and information or need.56
Pengembangan kognitif merupakan suatu usaha dalam
pengembangan serta menumbuh kan semua aspek kepribadian didalam
menyiapkan kehidupan yang mulia serta keberhasilan didalam masyarakat.
Dengan demikian, penerapan kurikulum yang ada dilaksanakan dengan
sistematis serta direncanakan diawali dari merencanakan, melaksanakan
serta mengevaluasi.
Hal ini juga sama dengan pernyataan Schmoker, komunitas
pembelajaran profesional menyaratkan para guru untuk menetapkan
54Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal.
169-170. 55Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 69. 56Sharon K. Ferrett, Peak Performance, (New York: Mcgraw-Hill, 2006), hal. 312.
45
kurikulum bersama yang penting dan ringkas, lalu mengajarkannya kepada
siswa dalam jadwal yang disepakati bersama.57 Tantangan utama dewasa
ini adalah merancang sebuah kurikulum yang relevan sekaligus akuntabel.
Akuntabilitas dapat dicapai, sebagian dengan pencocokan kurikulum.
Pencocokan berarti bahwa standar, konten, penilaian, dan strategi
pengajaran itu koheren, dan menciptakan satu kecocokan komplementer.58
Menurut Marzano, dikutip Stronge, fakor-faktor yang harus
dipertimbangkan di tingkat sekolah salah satunya adalah kurikulum yang
terjamin dan memungkinkan untuk dilaksanakan.59
The practice of planning a curriculum withaout the involment of the
students for whom it is designed originated fom a time before contruktivist
theories of learning had begun to be widely influential.60 “Perencanaan
belajar ialah suatu panduan ataupun bimbingan pekerjaan guru yang
tersusun dengan terencana menjadi acuan didalam pekerjaan agar
mengalir pada materi yang terpilih terhadap metode pengorganisasian
kedalam rangkaian proses maupun prosedur bekerja.”61 Pengembangan
rencana pembelajaran sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 mengenai
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini adalah perencanaan dalam
menyelenggarakan PAUD meliputi Merencanaan Semester, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) serta Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM), berdasarkan prinsip-prinsipnya yakni :
1. Memperhati kan tingkatan pengembangan, yang dibutuhkan, minat serta
karakter peserta didik.
57Mike Schmoker, Results Now, Terj. Devri Bernadi Putra, (Danvers MA: Clearance
Centre, 2006), hal. 102. 58Susan M. Drake, Creating Standards-Based Integrated Curriculum: The Common
Core State Standards Edition, Terj. Benyamin Molan, (California: Teller Road Thousand Oaks, 2012), hal. 40
59James H. Stronge, Holly B. Richard dan Nancy Catano, Qualities of Effective Principals, Terj. Siti Mahyuni, (Alexandria VA, Association for Supervision dan Curriculum Development (ASCD) N. Beauregard St. 2008), hal. 94.
60David N. Aspin and Judith D. Chapman, Values Education and lifelong Learning, (AA. Dordrecht, The Netherlands: Springer, 2007), hal. 282.
61Mukhtar Latif, dkk, op. cit., hal. 86.
46
2. Melakukan integrasi kesehatan, gizi, pendidikan, mengasuh serta
melindungi.
3. Proses belajar dilakukan dengan bermain.
4. Proses belajar dilaksanakan dengan bertahap, berkesinambungan serta
sifat pembiasaan.
5. Pengembangan kognitifbersifat aktif, kreaktif, interaktif, efektif serta
memberikan kesenangan.
6. Pengembangan kognitifberpusat pada anak.62
Pengorganiasian rencana pembelajaran taman kanak-kanak adalah:
1) Memilih metode yang sesuai serta beragam, 2) Memilih peralatan
permainan maupun sumber pembelajaran yang tersedia dlingkungannya
dan 3) Memilih tehnik serta peralatan sehingga dalam menilai disesuaikan
bagi kegiatan yang dilakukan.63 Dalam pengukuran kualifikasi guru, siap
mengenai materi yang akan disampaikan, siap merencanakan kegiatan
belajar maupun mampu mempergunakan media atau peralatan praktek
yang dipergunakan ketika praktek terjadi. Allah SWT juga berfirman:
Artinya: hai_orang _yang beriman, bertakwa lah pada Allah serta hendaknya tiap diri memperhati kan apa yang sudah dilakukannya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwa lah pada Allah, sesungguh nya Allah Maha Mengetahui terhadap suatu yang kamu kerjakan (Q.S 59: 18).64
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap orang harus memperhatikan yang
diperbuatnya, termasuk yang dilakukan guru dalam mengajar. Kompetensi
pedagogik guru TK dijelaskan secara rinci yakni :
1. *Penguasaan karakter anak berdasarkan aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, serta intelektual.
62Diknas, Peraturan Menteri… op. cit., hal. 20. 63Ibid., hal. 21. 64Departemen Agama R.I, Al-Qur’an… op. cit., hal. 919.
(٣١: لحشر١)
47
2. Penguasasan teori pembelajaran serta prinsip belajar yang mendidik.
3. Pengembang kurikulum yang berhungan pada bidang perkembangan
yang di ambil.
4. Penyelenggaraan proses perkembangan yang memberi didikan
5. Pemanfaatan tehnologi informasi serta komunikasi demi kepentingan
dalam menyelenggarakan kegiatan perkembangan yang memberi
didikan.
6. Memberi fasilitasi perkembangan potensi anak dalam mengaktualisasi
beragam kemampuan yang ada.
7. Melakukan komunikasi yang efektif, berempatik, serta santun bagi anak
didik.
8. Penyelenggaraan dalam menilai serta mengevaluasi kegiatan hasil
pembelajaran
9. Pemanfaatan hasil dalam menilai serta mengevaluasi demi
kepentingan proses belajar.
10. Melaksanakan kegiatan reflektif agar meningkatkan mutu belajar.65
*salah satu faktur yang menjadi penentu didalam usaha peningkatan
mutu SDM dengan pendidikan ialah guru, dari guru pendidikan dilakukan
implementasi didalam tatanan mikro, artinya bahwasanya sebagaimana
mutu pendidikan serta hasil belajar ada pada sebagaimana guru melakukan
pekerjaannya berlandaskan dari nilai mendasar kehidupan bukan hanya
penilaian materil tetapi penilaian transenden yang bisa menjadi proses
pendidikan kearah situasi yang ideal serta memiliki makna terhadap
kebahagiaan kehidupan anak, guru maupun masyarakat yang menyelurun.
Implementasi kurikulum dilihat dari aspek kompetensi pedagogik
akan-menampakan ciri-ciri (1) mempunyai pengetahuan wawasan ataupun
landasan kependidikan; (2) memahami anak didik (3) kemampuan dalam
pengembangan kurikulum ataupun silabus yang relevan berdasarkan apa
yang dibutuhkan stakeholder; (4) kemampuan penyusunan kurikulum
65Diknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 op. cit., hal.
5-8.
48
kedalam bentuk pengalaman pembelajaran lebih lanjut masuk kedalam
rancangan belajar; (5) melakukan kegiatan belajar sesuai apa yang sudah
direncanakan berdasarkan cara-cara yang komunikatif, mendidik, menarik
serta dialogis; (6) melaksanakan penilaiani hasil pembelajaran melalui
prosedur serta tagihan yang sesuai kebenaran; serta (7) memiliki
kemampuan dalam penyediaan pengalaman pembelajaran melalui
pengembangan anak mengaktualiasikan potensi yang dimilikinya. Oleh
karena itu perlu validasi kurikulum yang menggambarkan kompetensi
pedagogik, memastikan bahwa pendidik telah menyusun (1) silabus yang
memuat kompetensi, indikator, dan materi pelajaran; (2) perancanaan
pembelajaran yang mengatur strategi belajar, media serta peralatan yang
digunakan serta sumber pembelajaran, (3) menyiapkan pengalaman
pembelajaran yang memungkinkan anak lebih terampil sebagaimana
kompetensi yang disiapkan.66
Sentuhan pedagogis guru merupkan uraian kemapuan yang
memadai dari segi pengetahuan, keterampilan, sikap, serta penguasaan
standarisasi materi. Kemampuan tersebut perlu ada serta di kembangkan
dengan kemajuan maupun berlanjut searah bagi pengembangan anak
disesuaikan terhadap materi standarisasi yang di ajarkan guru. Pekerjaan
mengajar membutuhkan kompetensi pedagogik. Seluruh kemampuan itu
disatukan membentuk wawasan yang secaran utuh pada saat guru
mengajar dikelas.
Kedua, Melaksanakan Proses Pendidikan, Pengasuhan dan
Perlindungan. Pengembangan kognitifyang dilaksanakan melalui
pendekatan kompetensi pedagogik ialah proses pendeteksian kemampuan
mendasar pada tiap peserta didik sehingga memberi kemudahan
terciptanyu tujuan secara teoritis serta praktis. Sehingga kompetensi dasar
ialah kemampuan minimal didalam materi pembelajaran yang perlu ada
bagi lulusan, kemampuan yang perlu dilaksanakan ataupun di tampilkan
66Syaiful Sagala, op. cit., hal. 159-160.
49
bagi peserta didik berdasarakan standar kompetensi terhadap suatu materi
pembelajaran.
Change strategy and the rapid growth of basic discipline knowledge
and andvanced analytical tool drive the need for new knowledge and
competencies.67 Pada awal sebuah pelajaran, guru harus menjelaskan
tugas akademiknya supaya siswa jelas akan tugas tersebut dan memahami
tujuan-tujuan dari pelajarannya.68 Guru dapat membantu siswa untuk
memperhatikan pelajaran; untuk mengidentifikasi apa yang penting, sulit
atau tidak akrab; untuk mengingat kembali informasi yang telah diajarkan
sebelumnya; dan untuk memahami materi baru dengan
menghubungkannya dengan informasi yang sudah ada pada memori
jangka panjang.69
Pelaksanaan pembelajaran bagi anak di Taman Kanak-Kanak
adalah: 1) Membentuk kondisi bermain yang memberi rasa aman,
kenyamanan, kebersihan, kesehatan serta menarik, 2) Menggunakan
peralatan bermain edukatif agar terpenuhinya standar keamanan,
kesehatan serta disesuaikan terhadap fungsi stimulasi yang sudah
terencana dan 3) Memanfaat kan lingkungannya.70 Pengorganisasian
proses pembelajaran bagi anak diTaman Kanak-Kanak adalah:
1. Kegiatan dilakukan didalam maupun diluar ruangan kelas
2. Kegiatan dilakukan didalam situasi yang memberi kesenangan.
3. Mengelola kegiatan belajar terhadap anak yang berusia 4 sampai 6 tahun
dilaksanakan oleh individu, kelompok kecil maupun kelompok besar
diantaranya 3 kegiatan pokok, yakni pembukaan, inti serta penutup.
4. Melibat kan orangtua atau keluarga.71
67Susan E. Jackson, et. Al, (Editors), Managing Knowledge for Sustained Competitive
Andvantage, (San Francisco: Jossey-Bass, 2003), hal. 104. 68David W. Johnson, Roger T. Johnson dan Edythe Johnson Holubec, The Ne Circle
Learning, Terj. Narulita Yusron, (Virginia: Alexandria, 2004), hal. 70. 69Anita E. Woolfolk dan Lorraine McCune-Nicolich, Educational Psikology for Teacher,
Terj. M. Khairul Anam, (Englewood Cliffs NJ: College Division Prentice Hall, 2004), hal. 279.
70Diknas, Peraturan Menteri… op. cit., hal. 21. 71Ibid., hal. 21.
50
Di samping guru sebagai pendidik profesional, guru anak usia dini
juga memiliki fungsi:
1) Fungsi Adaptasi. Memiliki peran didalam membantu peserta didik
melaksanakan kesesuaian diri mengenai beragam kondisi lingkungan
yang melakukan penyesuaian terhadap diri mereka.
2) Fungsi Sosialisasi. Memiliki peran didalam membantu peserta didik
supaya mempunyai keterampilan sosial yang digunakan didalam
pergaulan maupun kehidupan kesehariannya.
3) Fungsi pengembangan. Berhubungan terhadap perkembangan beragam
potensi yang ada pada peserta didik.
4) Fungsi bermain. Berhubungan dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik dalam bermain, dikarenakan bermain ialah hak mereka.
5) Fungsi ekonomi ialah pendidikan yang direncanakan bagi peserta didik
termasuk investasi jangka panjang orangtua.72
Pola pendidikan sekarang ini akan semakin jelas tentang kedudukan
guru dan anak didik pada saat terjadinya proses belajar mengajar, karena
murid dipandang sebagai titik sentral (student oriented aktivities) terjadinya
proses belajar dan kedudukan guru sebagai penggerak untuk membawa
siswa pada suatu taraf kematangan. Maka salah satu cara untuk
meningkatkan pemahaman terhadap pelajaran ialah berdasarkan segi
metode pembelajaran yang dipergunakan guru didalam kegiatan belajar,
dikarenakan materi pelajaran menuntut adanya kemampuan guru
memberikan sebuah metode penyampaian yang diharapkan siswa dapat
mengerti dan dapat menerapkannya. Metode yang tepat dalam setiap kali
belajar yang dilaksanakan oleh seorang guru sehingga mendorong
pembelajaran peserta didik, karena dengan kreasi atau ragam bentuk
metode yang dipakai dalam pembelajaran tentu melahirkan suasana atau
iklim belajar yang berbeda pula dan itu bisa sebagai pendorong semangat
belajar anak. Menurut suatu pendapat bahwa guru memerlukan banyak
72Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini), (Ciputat: Gaung Persada Press Graoup, 2013), hal. 30.
51
pendekatan agar terpenuhinya tujuan mereka berdasarkan populasi
peserta siswa yang begitu beragam. Sebuah pendekatan ataupun metode
tunggal tidak lagi mencukupi.73
Berkaitan terhadap hal tersebut, maka sistem pendidikan anak usia
dini yang ideal adalah:
1. Proses pembelajaran peserta didik dikelas 1 dilaksanakan seperti diTK,
yakni bermain sembari belajar serta belajar yang mengajak peserta didik
agar sering bergerak.
2. Proses pembelajaran dikelas 2, dilaksanakan melalui tahapan serta
dapat dirubah ke arah yang formal misalnya kanak-kanak kelas nya.
Sehingga, ketika peserta didik masuk kekelas 3, dia telah memiliki
kesiapan menjadi peserta didik praremaja awal.74
Dari penjelasan di atas telah terungkap bahwa bagaimana
penggunaan metode dengan segala prosedur yang ada. Jika penggunaan
metode mengikuti pola yang telah disebutkan di atas maka tidak mustahil
akan menghasilkan suatu pelaksanaan metode yang baik sesuai dengan
teori yang dipelajari oleh guru itu sendiri saat mereka menempuh jenjang
pendidikan sebelumnya.
Metode pengajaran balita dan anak pra sekolah/taman kanak-kanak
adalah:
1. Bermain. Bermain ialah beragam bentuk kegiatan yang memberi rasa
puas bagi peserta didik yang memiliki sifat tidak serius, kelenturan serta
bahan permainan yang ada didalam kegiatan yang imajinatif
ditarnformasikan sama terhadap dunia kedewasaan. Bermain
mempunyai makna terpenting terhadap tumbuh kembang peserta didik.
2. Karyawisata. Berkarya wisata memiliki arti terpenting terhadap
pengembangan peserta didik dikarenakan bisa membangkit kan minat
peserta didik terhadap suatu hal, informasi yang diperoleh lebih meluas,
73Richard I. Arends, Learning to Teach, (Buku Satu), Terj. Helly Prajitno Soejipto dan
Sri Mulyantini Soejipto, (Yogjakarta: Pustaka Pelajaran, 2008), hal. 25. 74Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), hal.
365.
52
memperkaya lingkungan program proses pembelajaran anak balita
yang tidak di hadirkan dikelas (misalnya seperti melihat berbagai hewan
ataupun melihat proses pertumbuhannya).75
Belajar ialah proses menumbuhkan arti serta pemahaman, peserta
didik, bagi pengelaman informasi yang di saring melalui pendapat,
pemikiran perasaan, sehingga belajar dijadikan kegiatan memperoleh
gagasan. Yang berarti peserta didik perlu menyampaikan materi
pembelajaran yang telah diajarkan baik berupa tulisan ataupun kedalam
bentuk presentasi. Peserta didik perlu menghasilkan gagasan kegiatan
pembelajaran yang inivartif, mempunyai kreativitas, serta produktif.
Sehingga implementasi kompetensi pedagogis terhadap guru tentunya
memotivasi prilaku pembelajaran sehingga termotivas agar senantiasa
melaksanakan perubahan. Agar mendapatkan kualitas hasil pembelajaran
yang bisa bersaing tentunya guru perlu mempunyai kemampuan serta
berkeinginan melaksanakan perubahan yang berinovatif serta berkreatif
mempergunakan strategi yang menarik melalui sentuhan pedagogis.76
Dalam kondisi ini maka guru harus bisa berkomunikasi secara efektif.
Menurut DuBrin, berkomunikasi secara kuat dan dramatis bisa
mempengaruhi dan memberi inspirasi orang lain. Tipe komunikasi yang
dibutuhkan untuk membantu orang tumbuh dan berkembang adalah
komunikasi yang lembut.77
Pengalaman menunjukkan profil guru yang tidak mempergunakan
pendekatan pedagogik diantaranyan (1) guru kebanyakan ceramah serta
berinteraksi belajarnya searah; (2) media tidak di manfaatkan; (3)
mengelola pembelajaran lebih klasikal serta kegiatannya tidak terlalu
bervariasi ; (4) tuntutan pendidikan mengenai keberhasilan dalam
pembelajaran serta produktiftas rendah ; (5) tidak adanya hasil karya
peserta didik yang pantas untuk diperlihatkan; (6) pendidik maupun buku
75Maimunah Hasan, op. cit., hal. 359-362. 76Syaiful Sagala, op. cit., hal. 159. 77Andrew J. DuBrin, The Complete Ideal’s Guides: Leadership, Terj. Tri Wibowo BS,
(Jakarta: Prenada, 2009), hal. 286.
53
yang menjadi sumber pembelajaran; (7) seluruh peserta didik di anggap
sama; (8) Menilainya dalam bentuk test; serta (9) pelatihan ataupun
tugasnya tidak menantang. Pengalaman ini tentunya tidak dpat terabaikan
lebih lanjut. Proses belajar yang hanya memusat kepada guru, perlu
dirubah agar memusat kepada peserta didik. Pendidik mengutamakan
metode dalam memahami serta menjadi syarat dalam pemenuhan
kompetesi. Sehingga kemampuan guru harus di tingkatkan melalui
kemantapan terhadap kemampuan pedagogis.78
Proses belajar ialah suatu hubungan antar guru dengan peserta didik
guna pencapai tujuan yang sudah ditentukan didalam proses belajar.
Interaksi ini bertujuan untuk menambahkan pengalaman peserta didik baik
teori ataupun praktek serta merubah prilaku peserta didik. Pengembangan
kognitifmembutuhkan tersedianya kegiatan berkomunikasi. Komunikasi
muncul dikarenakan terdapat hubungan timbal balik diantara guru dengan
peserta didik yang ber tujuan agar berpengaruh pada perubahan intelek,
watak serta sosial karena hubungan itu berdasarkan kepada hubungan
yang memiliki sifat mendidik. Didalam kegiatan belajaran, dibutuhkan ada
nya aksi serta reaks sebagai hubungan antar guru dengan peserta didik
yang memiliki fungsi yang tidak sama, yakni guru memiliki fungsi menjadii
pengajar sedangakan peserta didik sebagai pelajar. Dialam kegiatan
belajar, peserta didik di hadapkan pada beragam masalah didalam
menerima pembelajaran. Oleh Karen itu perlu ada motivasi (dorongan) dari
seorang guru.
Peran guru anak usia dini didalam melaksanakan proses belajar
adalah:
1. Peranan_guru ketika berinteraksi
2. Peranan_guru ketika pengasuhan
3. Peranan_guru ketika tekanan/stress
4. Peranan_guru ketika memberi fasilitas
78Ibid., hal. 159.
54
5. Peranan_guru ketika perencanaan
6. Peranan_guru ketika pengayaan
7. Peranan_guru ketika menangani masalah
8. Peranan_guru ketika pembelajaran
9. Peranan_guru ketika bimbingan serta pemeliharaan.79
Sebagai salah satu aspek terpenting dalam pengembangan
kognitifaktivitas siswa merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu
pengembangan kognitiftersebut. Dengan aktivitas belajar yang tinggi, maka
sumbangan partisipasi siswa akan optimal, sehingga mempercepat dalam
mencapai kemandirian serta dapat mengembangkan cakrawala berpikir
siswa. Dengan demikian aktivitas belajar siswa menjadi keharusan dalam
pengembangan kognitifagar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal. Ketentuan yang telah dijelaskan sebagai usaha yang dilaksanakan
bagi tenaga pengajar atau institusi penyedia layanan pendidikan agar bisa
mengembangkan potensi peserta didik agar sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran.
Peranan guru terpenting didalam memotivasi peserta didik ialah
peningkatan apa yang diinginkan peserta didik ataupun motivasinya dalam
pembelajaran.80 Menurut Wlodkowski dan Jaynes, ketika siswa ingin
melaksanakan usaha selanjutnya yang diperlukan, guru memiliki tanggung
jawab untuk menbentu anak tersebut merasakan keberhasilan. semua
metode, jangan siswa akan bosan di sekolah akibat masa yang lama.81
Salah satu cara meningkatkan keterlibatan siswa dalam suatu unit
bidang penjelasan pelajaran adalah dengan meminta siswa untuk
mengindentifikasi sesuatu yang menarik bagi mereka diluar tujuan belajar
yang sudah ditentukan oguru.82 Artinya guru harus kreatif dalam
79Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, op. cit., hal. 31-32. 80David A. Jacobsen, Paul Eggen dan Donald Kauchak, Methods for Teaching, Terj.
Achmad Fawaid dan Khoirul Anam, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 11. 81Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta: Cerdas
Pustaka, 2004), hal. 146. 82Robert T. Marzano, The Art and The Science of Teaching, Terj. Rahmat Purwono,
(Jakarta: Indeks, 2013), hal. 24.
55
mengembangkan anak. Kognitif secara umum merujuk kepada
kecenderungan umum untuk berpikir secara kreatif dalam beragam
situasi.83 Berfikirlah tentang setiap proses kreatif sebagai mempercepat
sesuatu, membuatnya menjadi lebih baik dan lebih cepat. Kalau kita berpikir
tentang kognitif dengan cara ini. Maka kita bisa menentukan apakah suatu
proses itu benar-bena kreatif atau tidak.84
Dalam kelas yang berorientasi pembelajar, siswa dianggap sebagai
pemikir independen yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komunitas
belajar yang lebih besar. Tiap siswa merupakan jati diri dari persoarangan
yang kompleks. Adanya peluang bagi siswa untuk berbagi pemikiran dan
mempertimbangkan pendapat orang lain sangatlah penting. Ketika siswa
bisa berbeda pendapat dengan tetap saling menghormat dan kemudian
bisa mencapai kesepakatan, berarti mereka belajar cara mengkaji
persoalan dari beragam sudut panjang.85
Pertama, siswa perlu didorong dalam setiap tahanan pembelajaran
yang mereka lalui untuk mengadopsi sikap aktif terhadap pendidikan
mereka. Mereka sebaiknya tidak hanya menerima pelajaran, tetapi juga
mencari tahu tentang pelajaran yang mereka dalami. Ini perilaku yang
sangat berharga untuk ditanamkan, karena di dalam dunia kerja tidak ada
yang akan memberi tahu Anda formula yang seharusnya digunakan.
Kesuksesan bergantung pada kemampuan dalam pemecahan permasalah
melalui cara kreatif serta baru. Lagi pula, memimta anak-anak bersikap aktif
tidak lebih daripada meminta mereka menjadi diri sendiri. Apakah alami
bagi anak untuk duduk diam selama sejam, sekedar mendengarkan orang?
Tidak, yang alami bagi mereka adalah keinginan melakukan sesuatu, sibuk
dengan pekerjaan atau permainan, dan berinteraksi. Siswa secara alamiah
tidak pasif. Sebaliknya, mereka harus diajarkan menjadi pasif. Kepasifan
83Gary A. Davis, Anak berbakat dan Pendidikan Keberbakatan, Terj. Ati Cahayani,
(Jakarta: indeks, 2012), hal. 262. 84Andrei G. Aleinikov, Mega Creativity Five Steps to Tinking Like a Genius, Terj.
Gunardi, (Yogyakarta: Imperium, 2012), hal. 42. 85Laura Lipton dan Deborah Hubble, Sekolah Kreatif, (Bandung: Nuansa Cendekia,
2013), hal. 131.
56
kemudian menjadi kebiasaan yang membuat mereka lebih penurut,
mungkin, tetapi kurang kritis, kurang terlibat dalam apa yang mereka
sedang kerjakan. Tarik ulur semacam ini mungkin membantu kelas
konvensional yang padat jam pelajarannya untuk tetap tertib, tetapi bukan
berarti ini cara terbaik bagi siswa untuk belajar.86
Strategi-pengajaran utama iyalah kemampuan yang ada padai
seluruh pendidik, terlepas daripada pengalaman, kelas yang guru ajari,
ataupun materi agar memenuhi kuantitas pengetahuannya. Modeling serta
antusiasme, harapan, peduli serta evektifitas pembelajaran guru ialah
mempunyai kesamaan yang penting utama dalam memotivasi prose belajar
sebagai mana penting bagi seluruh peserta didik terhadap usaha dalam
membentuk iklim ruangan kelas yang positif. Strategi pengajaran utama
seperti menyusun proses pembelajaran agar waktu yang ada untuk
pengajaran bisa semaksimal mungkin, melakukan komunikasi dengan
jelas, menarik serta mempertahan kan focus peserta didik, memberi
feedback informasi mengenai kemajuan pembelajaran, pemantauan tanda
apa kah peserta kebingungan ataupun kurang memperhatikan,
mengajukan Tanya jawab dengan cakap dalam melibati seluruh peserta
didik, serta melakukan review informasi penting agar memasti kan
kevalidan dalam memahaminya.87
Menggabungkan strategi-strategi diskusi ke dalam ruang kelas yang
aktif bisa menolong peserta didik dalam peningkatan kemampuan berbicara
serta mendengarkannya. Strategi tersebut memberikan kesempatan pada
peserta didik dalam melakukan interaksi bersama rekan-rekan sekelas,
menumbuhkan koneksi diantara sesuatu yang dibaca dan yang di
diskusikan, menginteraksikan berita baru, mempertanggungjawabkan
pengetahuannya terhadap subjek ia pelajari. Menyenangkan rasanya.
Maka, peserta didik tidak lagi Cuma duduk terdiam dimeja mereka sendiri,
86Salman Khan, The One Word Schoolhouse, (Jakarta: Noura Books, 2013), hal. 63. 87Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: Indeks,
2012), hal. 120.
57
menunggu giliran berbicara. Strategi diskusi menuntut peserta didik agar
tahu materinya, ikut melibatkan diri didalam pembicaraan dalam tingkata
yang tidak sama, serta bekerja sama bersama pihak lainnya agar
menumbuhkan kemampuan mereka. Guru yang memasuk kan beragam
tehnik diskusi bisa menjadi ruangan kelas yang hidup dengan gembira: tiap
minggu terdapat tantangan serta strategi terbaru, agar peserta didik agar
terdorong serta semangat dalam pembelajaran. Seketika, ruangan kelas
penuh dengan ucapan semangat mengenai pembelajar serta saling
berbagi, yang mana peserta didik membawakan pengalaman pribadi yang
memiliki keistimewaan kedalam diskursus yang cerdas tentang apa yang
telah mereka baca dan teliti.88
Proses komunikasi dialam dunia pendidikan sama bagi
perkembangan kognitifkecuali terhadap aspek konteks terjadinya
komunikasi proses instruksional (PBM). Sumber informasi ialah tenaga
guru,peserta didik, orang lain, materi dan lainnya. Media pembelajaran
beragam serta fungsinya dialam menyampaikan informasi serta alat
bantuan ddalam proses belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka media
pembelajaran sebagai sarana untuk memperlancar jalannya
pengembangan kognitifjuga harus dikelola oleh kepala sekolah.
Tiap materi pembelajaran tentunya mempunyai tingkatan kesulitan
yang beragam. Disatu sisi terdapat materi pembelajaran tanpa perlu alat
bantuan, tapi dari pihak lainnya terhadap bahan pembelajaran yang
membutuhkan alat bantuan seperti globe, grafik, gambar dan lainnya. Dan
di dalam buku strategi belajar mengajar dijelaskan fungsi media sebagai
berikut: Media berfungsi melicinkan jalan ke arah tercapai nya tujuan
pembelajaran. Hal tersebut berlandaskan pada kepercayaan bahwasanya
proses pembelajaran berdasarkan bantuan media dalam proses
pembelajaran peserta didik didalam tenggang waktu yang agak lama.
88Andi Stix dan Frank Hrbek, Guru Sebagai Pelatih Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hal. 8.
58
Dalam artian proses pembelajaran peserta didik melalui bantuan media
agar mendapat hasil pembelajaran yang terbaik tanpa dibantu media.89
Media pendidikan menjadii salah satu sumber pembelajaran
mengikuti guru dalam memperluas wawasan peserta didik. Beragam bentuk
serta jenis media dipergunakan guru sebagai sumber keilmuan terhadap
pengetahuan peserta didik. Didalam menjelaskan suatu benda, guru bisa
membawa benda langsung kehadapan peserta didik dikelas.
Terdapat 4 fungsi media belajar diantaranya ialah :.
1. Fungsi-atensi ialah penarikan serta pengarahan perhatian peserta didik
dalam berkonsentrasi terhadap isi pembelajaran yang berhubungan
terhadap arti visual yang di tampilkan disertai teks materi pembelajaran.
2. Fungsi-afektif media visual terlihat berdasarkan tingkatan kenimatan
peserta didik pada saat melakukan pembelajaran ataupun pembacaan
teks bergambar. Gmabar bisa menimbulkan emosi serta tindakan
peserta didik, milsanya informasi yang berhubungan dengan
permasalahan sosial serta ras.
3. Fungsi kognitif, bahwasanya lambang visual ataupun gambar
melancarkan dalam mencapai agar paham ataupun ingat informasi serta
pesan yang ada didalam gambar.
4. Fungsi kompensantoris, media visual yang memberi konteks agar
mengerti teks sehingga menolong peserta didik yang lemah didalam
membaca agar melakukan organisasi informasi didalam teks sehingga
ingat lagi.90
Media pembelajaran ialah semua hal yang bisa dipergunakan
pendidik dalam menyampaikan pesan dari pengirim (guru) kepenerima
(siswa) agar bisa merangsang pemikiran, rasa, perhatian serta minat
peserta didik hingga proses pembelajaran dapat berlangsung.
89Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Surabaya: Usaha Nasional,
2003), hal. 11. 90Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), hal. 17.
59
Berdasarkan media pendidikan yang tersedia serta berdayaguna didalam
proses belajar dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Bahan (material), yakni suatu yang berisi pesan belajar; baik yang di niati
khusus misalnya film pendidikan, peta, grafik, buku paket, yang di sebut
media pembelajaran (instruktional media), serta memiliki sifat umum;
berupai film dokumentasi dalam memilih presiden dapat di manfaatkan
demi kebutuhan proses belajar.
2. Alat dan peralatan (tools and equipment), yakni media pendidikan dalam
memproduksi serta mempermainkan sumber lainnya. Alat dan peralatan
dalam memproduksi seperti kamera dalam memproduksi foto, serta tape
recorder untuk perekaman. Sedangkan alat dan peralatan yang
dipergunakan dalam memain kan sumber lainnya, seperti proyektor film,
pesawat televisi, maupun pesawat radio.91
Dalam menggunaan media ditahap orientasi pembelajaran sangat
menolong keevektifan pengembangan kognitifdan menyampaikan pesan
maupun isi pembelajaran disaat tersebut. Selain menumbuhkan dorongan
serta minat peserta didik, mediaopun bisa menolong mereka dalam
peningkatan dalam memahaman penyajian data yang memiliki ketertarikan
serta dipercaya sehingga mudah menafsirkan data maupun memadat kan
informasi.
Ketiga, Melakukan Penilaian mengenai Proses serta Hasil
Pendidikan, mengasuh serta melindungi. Penilaian ialah proses
mengumpulkan serta mengolah informasi dalam penentuan tingkatan untuk
mencapai pengembangan peserta didik yang meliputi tehnik menilai yakni
mengamati, melakukan tugas, unjuk pekerjaan, mencatat anekdot,
pembicaraan atau dialog, laporan orangtua, serta dokumentasi hasil karya
(fortofolio) serta deskripsi profil peserta didik.92
91E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 177-178. 92Diknas, Peraturan Menteri… op. cit., hal. 21.
60
"Penilaian berhubungan pada informasi mengenai dirinya didalam
suatu kegiatan, waktu ataupun dorongan tertentu. Informasi didapat atas
dasar peraturan tertentu secara keseluruhan. Infomasi tidak cuma
bermanfaat bagi seseorang yang diberi penilaian, tapi terhadap yang lain
misalnyai guru maupun orangtua.”93 Penilaian hasil belajar diantaranya
membuat pertimbangan mengenai jasa, penilaian ataupun manfaat dari
program, proses serta hasil belajar. Penilaian ialah proses terstruktur yang
berisi informasi, analisis serta interpretasi informasi tersebut untuk
membuat keputusan-keputusan.94 Program pedagogik umum yang
diuraikan di sini dianggap pemahaman yang akurat dari profil kecerdasan
orang yang sedang belajar. Prosedur menilai secara saksama seperti itu
mungkin pemilihan karier serta hobi telah memperoleh informasi yang
lengkap. Prosedur ini juga memungkinkan pencarian yang terarah untuk
mengatasi kesulitan. Menilai kekurangan bisa mengira sesuatu yang sulit di
hadapi oleh peserta didik, dan bisa juga diberik saran rute alternatif
terhadap sasaran pendidikan. Penilaian mempunyai peran sentral dalam
sistem pendidikan.95
Lingkup menilai bagi proses serta hasil pendidikan, mengasuh
maupun melindungi ialah 1) Meliputi keseluruhan tingkatan dalam
mencapai pengembangan anak dan 2) Meliputi data mengenai status
kesehatannya, mengasuh maupun dan mendidik.
Sedangkan proses penilaian meliputi:
1. Dilaksanakan dengan berkala, intensif, memiliki makna, keseluruhan
serta berkelanjutan.
2. Pengamatan dilaksanakan ketika peserta didik melaksanakan aktifitas
sehari-hari.
3. Secara berkala tim guru melakukan kajian kembali pencatatan
pengembangan peserta didik terhadap beragam informasi lainnya
93Anita Yus, op. cit., hal. 40. 94Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2007), hal. 357. 95Howard Gardner, Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk: Teori dan Praktek),
Terj. Alexander Sindoro, Batam: Interaksara, 2003), hal. 55.
61
seperti kebutuhan khusus peserta didik dikumpul berdasarkan
pencatatan pengamatan, anekdot, cheklist maupun portofolio.
4. Berkomunikasi bersama orangtua mengenai pengembangan peserta
didik, seperti kebutuhan khusus mereka.
5. Dilaksanakan dengan terstruktur, terpercaya serta konsisten.
6. Memonitor keseluruhan aspek tingkatan dalam mencapai
pengembangan peserta didik.
7. Mengutama kan pemrosesan yang berdampak hasil.
8. Belajar sambil bermain menggunankan benda konkrit.96
Mengelol hasil dari penilaian proses pendidikan di Taman Kanak-
Kanak adalah:
1. Guru menyimpulkan serta membuat pelaporan kemajuan peserta didik
sesuai informasi yang ada.
2. Guru melakukan penyusunan serta penyampaian pelaporan
pengembangan peserta didik melalui tulisan pada orangtua dengan
berkala, minimal sekali didalam satu semester.
3. Pelaporan pengembangan peserta didik di sampaikan pada orangtua
kedalam bentuk pelaporan lisan maupun tulisan yang bijak, serta saran
yang bis dilaksanakan orangtua dirumah.97
Penilaian yang ada sesuai kurikulum saat ini juga mempunyai fungsi
yaitu :
1. Formatif, ialah umpan balik guru yang menjadi dasar dalam melakukan
perbaikan proses pembelajaran serta pengadaan program remedial
terhadap peserta didik yang tidak mengetahui sepenuh nya teori yang
disampaikan.
2. Sumatif, yakni bisa mengetahui tingkatan penguasaan peserta didik
mengenai materi pembelajaran, penentuan angka nilai yang menjadi
bahan dalam menentukan kenaikan kelas serta pelaporan
96Diknas, Peraturan Menteri … op. cit., hal. 21-22. 97Ibid., hal. 22.
62
pengembangan pembelajaran peserta didik, sehingga bisa
menumbuhkan dorongan pembelajaran bagi peserta didik.
3. Diagnostik, yakni bisa mengetahui latarbelakang peserta didik
(psikologis, fisik, serta lingkungan) yang sulit dalam memahami
pembelajaran.
4. Seleksi dan penempatan, yakni hasil menilai bisa menjadi dasar dalam
melakukan seleksi serta penempatan peserta didik berdasarkan minat
serta kemampuan mereka.98
Pelaksanaan penilaian dalam hal ini ingin mengetahui hasil belajar
siswa mestinya berlangsung terus menerus setiap kali selesai memberikan
materi pelajaran dan di akhir pertemuan dalam satu waktu tertentu.
Penilaian terhadap pengembangan kognitifmasih kurang memperoleh
perhatian dibanding kan dalam menilai suatu hasil belajar yang diinginkan
mereka.
Prinsip-prinsip penilaian bagi perkembangan anak TK diantaranya :
1. Menyeluruh. artinya dalam menilai dilaksanakan baik bagi proses
ataupun hasil tindakan peserta didik.
2. Berkesinambungan. Penilaian dilaksanakan terencana, memilik tahapan
serta terus menerus. Dilaksanakan supaya informasi yang didapat
memang benar dari gambaran pengembangan hasil pembelajaran anak
sebagai hasil didikan pada kegiatan melaksanakan program.
3. Berorientasi pada proses dan tujuan. Penilaian dilakukan berorientasi
kepada tujuan serta proses tumbuh kembang peserta didik.
4. Objektif. Penilian perlu memenuhi prinsip objektifitas. Penilaian obyektif
ialah cara menilai yang bisa memberi informasi yang sesungguhnya
mengenai obyek keterampilan ataupun perubahan tumbuh kembang
peserta didik.
98Kunandar, op. cit., hal. 369.
63
5. Mendidik. Hasil penilaian bisa melakukan pembinaan serta melakukan
dorongan munculnya keinginan peserta didik dalam peningkatan tumbuh
kembangnya.
6. Kebermaknaan. Hasil penilaian perlu mempunyai arti terhadap orangtua,
peserta serta pihak lainnya yang memiliki kepentingan terhadap tumbuh
kembang peserta didik.
7. Kesesuaian. Penilaian mengarah pada penyesuaian diantara hasil
ataupun penilaian yang didapat peserta didik serta sesuatu yang
dilaksanakan ataupun yang diajari pendidik.99
Tindak lanjut dalam menilai proses pendidikan diTaman-Kanak-
Kanak ialah:
1. Guru mempergunakan hasil penilaian dalam peningkatan komampuan.
2. Guru mempergunakan hasil penilaian dalam melakuka perbaikani
program, metode, jenis aktifitas/kegiatan, menggunakan serta menata
peralatan bermaian edukatif, peralatan kebersihan maupun kesehatan,
dalam melakukan perbaikan sarana serta para sarana bagi peserta didik
terhadap apa yang dibutuhkan secara khusus.
3. Melakukan pertemuan bersama orangtua atau keluarganya guna
melakukan diskusi serta peniindak lanjutan demi kemajuan
pengembangannya.
4. Guru memberi perujukan atas terlambatnya pengembangan peserta
didik pada ahli nya melalui orangtua.
5. Melakukan perencanaan program layanan bagi peserta didik yang
mempunyai kebutuhan khusus.100
Setiap guru harus memahami tujuan penilaian kelas dengan baik
agar fungsi yang telah disebutkan terlaksana. Kalau ada masalah maka
diharapkan guru segera mencari pemecahan masalahnya. Usaha remedial
belajar yang jarang dilaksanakan oleh pendidik, menyebabkan strategi
99Anita Yus, op. cit., hal. 56-59. 100Diknas, Peraturan Menteri… op. cit., hal. 22.
64
belajar belum menunjuk terdapatnya perubahan yang memiliki arti dari
waktu kewaktu serta dari situasi kesituasi.
2. Perkembangan Kognitif Anak usia dini
a. Pengertian perkembangan kognitif
Pada usia dini terutama saat berumur 1-5 tahun . Perkembangan membaca
dan berfikir anak itu kalau dalam dunia psikologi disebut kognitif.
Bagaimana melihat proses masuknya persepsi terhadap informasi-
informasi yang masuk ke dalam otaknya. Barangkali bila disebutkan
menjadi lebih simple itulah pengetahuan, atau pemahaman terhadap
sesuatu yang dari tidak tahu sebelumnya menjadi tahu.
Proses masuknya informasi-informasi tersebut berkembang sesuai
tahapan-tahapannya. Melewati pembelajaran yang modelnya bermacam-
macam dan teknik yang beranekaragam pula. Neisser (1967) menunjuk
secara tepat “arti kognisi mengarah terhadap keseluruhan proses di mana
input sensorik dirubah, dilakukan pengurangan, dilakukan pemaknaan,
dilakukan penyimpanan, diambil kembali, serta dipergunakan. Terlihat
bahwasanya kognisi terlibat didalam seluruh perihal yang akan
dilaksanakan anak; bahwasanya keseluruhan peristiwa psikologis iaalah
peristiwa kognitif.101
Perkembangan kongnitif diterapkan kepada anak melalui cara
mengetahui sesuatu. Dan upaya menguasai bahkan mengaplikasikan akan
suatu stimulus pelajaran yang dapat dilihat melalui keterkaitan stimulus dan
respon. Seperti apa yang berlangsung didalam pemrosesan mental anak.
Pendekatan kongnisi bahasa lainnya ditekankan pada struktur mental
ataupun pengaturan/organisasi, yaitu keahlian untuk mengatur
pengalaman, yang menjadi faktor stimulant didalam pengembangan
kognisi.
101 Robbert L.SOLSO dkk. Psikologi Kognitif. (Jakarta: Penerbit Erlangga), hal.10
65
b. Proses Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Menurut Piageit, peserta didik lahir melalui berbagai skemata
sensorimotorik, yang memberikan kerangka terhadap hubungan pertama
peserta didik terhadap lingkungan. Pengalaman utama peserta didik bisa
ditentu kan berdasarkan skemata sensorimotorik. Sehingga, Cuma
peristiwa yang bisa diasimilasi keskemata inilah yang bisa direspons
peserta didik, dankarenanya peristiwa tersebut menentu kan keterbatasan
pengalaman peserta didik. Melaluipengalaman, skemata utama tersebut
dilakukan modifikasi.
Sedangkan pendapat_Howard (1983) selain bahwasanya kognisi
mempunyai 3 ciiri yang sudah dijelaskan, terori kognisi, bisa dikatakan teori
pemrosesan informasi, yang mempunyai 3 asumsi yaitu :
Pertama, asumsi yang mengatakan bahwasabya diantara dorongan
serta tanggapan bagi serangkaian tahap prosessan pada setiap tahapan
yang membutuhkan jumlah waktu yang mempunyai kepastian. Kedua
asumsi yang mengatakan bahwasanya apabila dorongan di proses dengan
tahap itu sehingga bentuk maupun isi (form and context) dorongan diasumsi
kan sudah melewati berbagai tahap perubahan dan informasi. Ketiga,
asumsi yang mengatakan bahwasanya tiap tahap pada system
pemrosesan mempunyai kapasitas terbatas, yang berarti terdapat
keterbatasan didalam julah proses yang dilaksanakan berkesinambungan.
Berdasarkan pendekatan pemprosesan tersebut, yang menentukan
serangkaian tahap sehingga terbentuk suatu kognisi serta menentukan sifat
pada perubahan ataupun transformasi yang berlangsung ditahapan itu,
sangatlah penting agar bisa memahimi siat kognisi peserta didik102
Betapa pada usia dini yang begitu awal sekali anak-anak menerima
informasi data berupa pengetahuan.Menjadi hal yang harus diperhatikan
dalam kurikulum bahkan titik fokus bagi institusi negara. Terutama kepada
102 Seto Mulyadi, M.Psi dkk Psikologi Pendidikan.(Jakarta: Rajawali Press, 2016)
hal 206
66
para pengajarnya yakni guru-guru yang berada di PAUD maupun taman
kanak-kanak. Karena pada dasarnya anak-anak di usia saat itu benar-benar
tinggi rasa keingintahuannya akan sesuatu yang baru diluarnya. Namun
tidak semua yang terlihat oleh panca indera mereka merupakan sesuatu
yang baik dan bermanfaat bagi mereka. Jadi dibutuhkan penjagaan dari
orang tua atau guru yang mengawasi proses berlangsungnya
perkembangan kognitif anak-anak.
Menurut Martinis Yamin tujuan kongnitif memiliki orientasi terhadap
kemampuan “berpikir”, meliputi kemampuan intelektual yang paling
sederhana seperti mengingatkan, hingga kepada kemapuan pemecahan
permasalahan yang menuntu peserta didik agar menghubugkan dan
menggabbungkan gagasan metode ataupun prosedur yang sebelum nya
mempelajari pemcahan permasalahan itu. Hingga bisa disimpulakan
bahwasanya kawasan kognitif ialah sub taksonomi yang menjelaskan
mengenai kegiatan mental yang dimulai dari tingkatan “mengingat’ hingga
tingkatan tertinggi yakni “menciptakan”.103
Perkembangan kognitif menjadi sesuatu yang harus diperhatikan
dalam model pembelajaran anak usia dini. Karena kegiatan yang diberikan
bagaimana menstimulus kemampuan berfikir anak-anak mulai dari yang
sederhana. Melalui permainan bergambar, maupun berbentuk angka, atau
susunan geometri. Supaya dapat melatih perkembangan kognitif anak usia
dini tentang nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan.
c. Pendekatan Pembelajaran dalam Perkembangan Kognitif Anak usia
dini
Sebagaimana sudah diketahui bersama istilah kognitif sudah
menjadi salah satu diskursus penting dalam ilmu psikologi. Untuk itu
perlunya juga pendekatan pembelajaran yang merangsang perkembangan
kognitif anak usia dini agar dapat tumbuh dengan subur kecerdasaanya.
103 Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik,(Jakarta: Referensi,
2012) hal 41
67
Adapun kegiatan pembelajaran tersebut ialah yang mewajibkan
kemampuan berfikir diawali berdasarkan yang paling sederhana. Cuma
sekadar mengetahui hingga sesuatu yang utuh yakni menilai terhadap
suatu yang terbaik ataupun terburuk, benar ataupun salah, memiliki
manfaat ataupun sebaliknya. Dalam mencapai semuanya tadi menurut
Bloom, mesti melewati aspek kognitif yang terdiri atas enam tingkatan,
diantaranya sebagai berikut :
1) Knowledge (Pengetahuan); Aktifitas belajar menginginkan anak berfikir
agar mengingatkan ulang mengenai pengetahuan yang sudah
didapatkan diantaranya fakta, data, konsep, ide, frase, kalimat, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus teori, serta penyimpulan. Dengan
menghafal, menanamkan, menerjemahkan, membuat daftar, mengenal
kembali, menemukan arti, mendiskripsikan sesuatu lewat jalan
pencitraan atau penguraian apa yang telah terjadi maupun sudah
dikerjakan.
2) Comprehension (Pemahaman): dalam proses kegiatan pembelajaran
ini menginginkan anak didik paham hubungan antar faktor, antar konse
serta antar data, hubungan sebabakibat, serta penyimpulan sesudah
proses mengetahui maupun mengingat. Dengan menunjukan
pemahamannya melalui bercerita menjelaskan ide, gagasan pokok
memakai kata-kata sendiri.
3) Application (Penerapan): kegiatan belajar yang memberikan
keterampilan bagai mana penerapan pengetahuan tentang Ide, konsep,
teori ataupun petunjuk tehnis didalam kehidupan kesehariannya serta
mempergunakan pengetahuan dalam pemecahan permasalahan
kegiatan pembelajaran. Dengan menyelesaikan masalah, menghitung
seberapa kebutuhan dan melakukan percobaan ringan saja.
4) Analysis (Analisis): kegiatan_pembelajaran menujukkan suaru gagasan
serta hubungan antara bagian dari pembelajaran suatu permasalahan
serta bagaimana menyelesaikannya. Didalam kegiatan pembelaiarna
analisis anak diajar kan bagai mana memilah suatu kesatiu dari
68
berbagai unsur maupun bagian yang bisa memberi petunjuk hierarki
dan susunan tersebut.
5) Synthesis (Sintesis) pembelajaran ini iyalah aktifitas belajar dengan
melakukan penggabungan bermacam informasi membentuk satu
konsep serta menyimpulkan, mengungkap kan maupun melakukan
perangkaian beragam gagasan sebagai sesuatu yang terbaru. Melalui
kemampuan sintesis individu bisa mempersatukan berbagai unsur
ataupun bagian menjadikan bentuk baru yang kompleks secara
keseluruhan.
6) Evaluation (Evaluasi) iyalah aktifitas belajar dengan melakukan
pertimbangan maupun penilaian mengenai suatu ide, gagasan,
pandangan, aktifitas, prilaku, sikap, kebiasaan, nilai, benar ataupun
salah, baik ataupun buruk, memiliki manfaat ataupun tidak sesuai
standaritas tertentu.104
Pendidik mesti mengikuti setiap aspek yang ditawarkan pendekatan
perkembangan kognistif dalam ilmu psikologi. Agar anak-ank usia dini yang
dalam dunia belajarnya sambil bermain—menguunakan alat permainan
misalnya seperti tangram benar-benar sampai kepada maksud informasi
yang akan dihantarkan.
d. Indikator perkembangan kognitif Anak usia dini
Berkaitan terhadap indikator pengembangan kognitif anak usia dini,
Piaget memiliki pendapat bahwasanya anak ada ditiap tahapan ataupun
priode Pra operasional, yang mendeskripsikan kemampuannya pada tabel
dibawah ini :105
Tabel 1.1 Indikator perkembangan anak usia dini
104 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), hal. 152 105 Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT
Raja Grasindo, 2012), hal. 55
69
Lingkup
`Perkembangan
Indikator-Indikator praoperasional
Kognitif
(pengetahuan)
*mampu berfikir dengan mengegunakan
simbolnya (symbolic- function). Kemampuan
tersebut ialah subtahapan utama kepada pra
operasional, yang berlangsung pada umur 2
sampai 4 tahun. Ditahap ini, anak bisa
melakukan pengembangan kemampuan dalam
membayang kan melalui mental dari obyek
(misalnya manusia, rumah, hewan, dan
sebagainya.) yang tidak tersedia.
Cara pikirnya terbatas terhadap persepsi nya.
Mereka meya- kini sesuatu yang terlihat, serta
berfokus pada satu atribut/dimensi bagi suatu
obyek dlam waktu yang bersamaan ,Cara
berfikir memiliki sifat memusat (centering).
Perhatian tersebut berpusat pada satu
karakteristik serta mengesampingkan
karakteristik lain.
Cara Berpikir terlihat kaku belum fleksibel. Cara
pikirnya berfokus pada kondisi awal ataupun
akhir bagi suatu transformasi (perubahannya),
bukan pada transformasi itu sendiri yang
mengantarai kondisi itu.
Cara Berpikir terlihat kaku belum fleksibel. Cara
pikirnya berfokus pada kondisi awal ataupun
akhir bagi suatu transformasi (perubahannya),
bukan pada transformasi itu sendiri yang
mengantarai kondisi itu.
70
Berdasarkan tabel diatas terlihat bagaimana melalui alat permainan
tangram diharapkan anak usia dini untuk bisa mengembangkan daya
berfikirnya. Tanpa mesti dipaksakan tetapi melalui pembimbingan yang
intens agar informasi-informasi masuk kedalam kognisinya. Benar-benar
menyerap persepsi yang diarahkan oleh pendidik khususnya guru.
e. Pencapaian perkembangan kognitif anak usia dini
Tabel 1.2 Upaya pencapaian perkembangan kognitif anak usia dini106
Lingkup Aspek Pencapaian Upaya Perkembangan
Intelektual
(Kecerdasan)
Keberbakatan/Kognitif/
Daya Pikir/Daya Cipta
a. Memberikan contoh
ataupun memotivasi
anak agar gemar
membaca
b. Memperkenalkan
lingkungan ataupun
melakukan stimulasi
anak dalam beragam
informasi yang ada
dilingkungannya
(berupa sosial, alam
(flora, fauna),
transportasi peralatan
serta komunikasi).
c. Mengenalkan angka,
huruf, serta bangun
geometri (berupa segi
tiga, segi empat
kubus, serta
trapesium)
106 Ibid, hal. 56-57
71
d. Melatih anak agar
belajar berfikir
sebabakibat
e. Membiasakan anak
agar memberanikan
diri dalam
pengungkapan
ide/eagasan serta
mengaju kan
pertanyaan
f. Melatih problem
solving
(bertanyajawab
dengan anak
mengenai pemecahan
permasalahan dalam
hidup sehari-harinya,
misalnya cara
pemeliharaan gigi
supaya tidaksakit,
serta pemeliharaan
diri supaya sehat)
g. Mendorong
kemandirian anak
melaksanakan
pekerjaannya sendiri
(misalnya pengerjaan
PR).
h. Pengembangan
kemampuan
72
berimajinatif / berdaya
cipta anak
(mengarang, melukis,
merupa, serta
meneliti)
i. Pengadaan program
yang memberi
peluang bagi anak
agar berkompetisi,
misalnya perlombaan
meng gambar,
bernyanyi, dan
berdeklamasi.
j. Melakukan identifikasi
kecerdasan anak
dengan melalui tes
kecerdasan, serta
Memanfaatkannya
untuk pelayanan
bimbingan ).
k. Pengenalan pada
anak mengenai
produk tekhnologi
yang berkaitan dengn
komunikasi
informatika (misalnya
HP, komputer, video,
televisi, transportasi
(pesawat terbang, laut
kereta api,
73
mobil, dsb
Anak usia dini iyalah individu yung tengah menjalani proses tumbuh
kembang yang cepat, sehingga disebut sebagai batu loncatan
pengembangan.107 Pendidikan anak usia dini hakekatnya adalah
pendidikan yang bertujuan untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak
secara keseluruhan.108
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas, tampak
jelas bahwa upaya pencapaian perkembangan kognitif pada anak usia dini
dalam lingkup perkembangan intelektual (kecerdasan) atau kognisi yang
berhubungan dengan alat permainan tangram adalah mengenalkan kepada
anak tentang angka, warna, huruf serta sebab dan akibat dari setiap pilihan
yang nantinya dalam memainkan alat edukatif berupa tangram.
A. Penelitian yang Relevan
1. Nurtaniawati yang berjudul peran guru dan media pemebelajaran
didalam menstimulasi perkembangan kognitif anak diTaman kanak-
kanak dikelompok A ditaman kanak-kanak negeri Pembina sadang
serang bandung. Dalam penelitian tersebut diangkat permasalahan
belum optimal nya peranan guru serta media pemebelajaran didalam
melakukan stimulasi pengembangan kognitif anak ditaman kanak-kanak
negeri Pembina sadang serang bandung, penelitian ini bertujuan dalam
memberi gabaran yang berkaitan terhadap proses stimulasi kognitif anak
dengan peranan guru serta media belajar. Penelitian ini mempergunakan
pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus terhadap kelompok A (
berusia 4 - 5 tahun) diamana didalam nya terdapat proses pembelajaran
dengan dua orang guru menjadi responden. Hasil penelitian mengatakan
bahwasanya guru mempunyai peran terpenting didalam stimulasi
107 Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal.16. 108 Suyadi dan Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, (Bandung: PT. Remaja
Rosdkarya, 2016), hal. 17
74
pengembangan anak, guru memiliki peran menjadi creator melalui
pembuatan rencana belajar, guru sebagai fasilitator didalam
melaksanakan rencana belajar serta guru sebagai evaluator didalam
penelitian. Persamaannya penelitian kami disini dalam perkembangan
kognitifnya yang menjadi pembedanya saja adalah alat yang di gunakan.
2. Penelitian Yuhasriati dalam jurnal nya berjudul Upaya Guru Didalam
peningkatan Kognitif Melalui Kartu Angka Bergambar diTK Bungong
Seulanga Lamteuba Dro Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian nya
menunjukkan bahwa dengan alat permainan edukatif kartu angka
bergambar dapat meningkat kan kognitif anak yaitu melalui berhitung.
Penggunaannya yaitu memberi pertanyaan dan menunjuk kan gambar
yang ada pada alat permaianan edukatif kartu angka bergambar.
Penelitian ini berkaitanterhadap penelitian yang dilakukan yakni
samasama melakukan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan
kognitif anak melalui alat permaianan edukatif,hanya yang berbeda alat
permainan edukatifnya saja yaitu kartu angka bergambar dan tangram.
3. Penelitian Eka Cahya Maulidiyah dalam jurnalnya yang berjudul
Peningkatan kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan
Membilang Benda Sekitar.Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa penerapan kegiatan membilang yang di lakukan dengan
menggunakan berbagai variasi kegiatan (bermain, bernyanyi, berlomba,
dan bertepuk) dan variasi alat (jari, balok, biji jagung, dan
kelereng).sesuai dengan karakteristik dan lingkungan sekitar anak
mampu meningkatkan kognitif anak melalui kegiatan
membilang.Penelitian berkaitan terhadap penelitian yang dilakukan
karna mempunyai kesamaan dalam meningkatkan kemampuan kognitif
anak, tapi yang berbeda hanya pada kegiatan pembelajaranntya
saja,bila peneliti diatas melalui kegiatan membilang benda sekitar
penulis dengan alat permaianan edukatif tangram. 6. Penelitian Ramaikis
Jawati dalam jurnalnya yang berjudul
75
peneingkatan kemampuan kognitif anak melalui permaianan
ludo geometri di PAUD Habibul Ummi II.Hasil penelitiannya
menunjukan bahwasanya dengan permainan ludo geometri mampu
meningkat kan kemampuan kognitif anak usia dini 5 sampai 6 tahun
didalam aspek pengenalan bentuk geometri,pengenalan bilangan serta
mengelompokan warna. Penitian ini berkaitan pada penelitian yang
dilakukan karna sama-sama meningkatkan kognitif anak.
76
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Perkembangan metodologi penelitian sampai saat ini muncul banyak
paradigma, namun dalam pembagian garis besarnya terdiri dari dua aliran
yakni metodologi penelitian kualitatif serta metodologi penelitian kuantitatif
dengan masing-masing pendekatan yang berbeda. Penelitian ini
mengangkat judul “Kompetensi pedagogikguru dalam pengembangan
kognitif anak usia dini 5 sampai 6 tahun ditaman kanak-kanak Happy Kids
Tanjung Jabung Barat” pendekatan yang dilakukan peneliti adalah studi
kualitatif, untuk mengetahui lebih dekat aktifitas yang dilakukan guru
didalam pengembangan kognitif anak usia dini.
Menurut taylur dan bogdan dikutip oleh-meleong, mengartikan
kualitatif ialah prosedur penelitian yang memperoleh data deskriptif seperti
kata tertulis maupun lisan dari orang serta prilaku yang diteliti. Pendekatan
tersebut ditujukan kepada latar serta individu dengan cara holistic (utuh).
Sehingga, tidak diperbolehkan untuk melakukan isolasi individu ataupun
organisasi didalam variabel dan hipotesisnya, tapi harus melihat sebagai
bagian sesuatu yang utuh.109 Adapun alasan penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif iyalah karna didalam penelitian ini data yang diperoleh
seperti data deskriptif dari data seperti tulisan, kata-kata maupun dokumen
dari informan yang diamati sehingga bisa di percaya.
Penelitian kualitatif dilakukan dengan proses induktif, yakni berasal
dari konsep khusus keumum, terkonseptualisasi, kategorisasi, serta
deskripsi dilakukan pengembangan berdasarkan permasalahan yang
berlangsung dilapangan. Sehingga didalam penelitian kualitatif
mengumpulkan data bisa diilaksanakan dengan cara simultan atas dasar
109Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosda Karya, 2010),
hal. 4
77
analisis data selama penelitian dilaksanakan. Penelitian kualitatif bertujuan
agar mengerti peristiwa setting sosial yang ada di lapangan, memiliki sifat
melingkar atau siklus. Kajian kualitatif menyajikan perhatian deskriptif
secara terstruktur sesuai konteks sehingga bisa mendapatkan kesempatan
terhadap peneliti dalam pembelajaran mengenai sesuatu sistem maupun
hubungan seluruh aktifitas didalam sistem itu yang terlihat dengan cara
global serta tidak hanya bagiannya saja.
Metode kualitatif dipergunakan atas berbagai tinjauan, 1).
penyesuaian metode kualitatif menjadi mudah jika berhadapan terhadap
kenyataan ganda, 2). Metode ini mengutarakan langsung hakikat yang
berhubungan diantara peneliti dengan respondennya, 3). Metode ini lebih
peka serta bisa melakukan penyesuai diri dalam mempertajam
pengaruhnya secara bersama maupun dengan pola nilai yang dijalani.110
Didalam penelitian kualitatif pengumpulan data mungkin menjadi
kunci bagi sesuatu yang telah diamati. Sehiingga, isi dari laporan penelitian
berupa kutipan data yang menggambarkan penyampaian laporan. Data ini
diperoleh dari naskah wawancara, pencatatan dilapangan, tape recorder,
dokumen pribadi, memo serta dokumen resmi yang lain.111 Penelitian
kualitatif menginginkan supaya penelitian serta hasil interpretasinya yang
didapat dilakukan perbandingan lalu di sepakati bagi individu yang menjadi
sumber data.
Pendekatan penelitan kualitatif deskriptif sangat membantu peneliti
dan pihak terkait atau pihak yang berkepentingan terhadap riset yang
dilakukan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan pendekatan
penelitian adalah112 :
110Ibid., hal. 9-10. 111Ibid., hal. 11. 112Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriftif Kualitatif (Jakarta : GP Press Group,
2013), hal. 86.
78
1. Mempertegas metode penelitian yang dipilih dan model penelitian yang
digunakan
2. Memandu peneliti agar penelitiannya benar-benar fokus pada masalah
dan tujuan penelitian yang dirumuskan.
3. Memperjelas wilayah keilmuan dan kompetensi seorang periset baik
rumpun ilmu hingga konsentrasi yang menjadi keahliannya.
4. Mengungkap pihak mana yang terlibat dan berkepentingan dengan
peneliti yang dilaksanakan atau hanya untuk kepentingan akademis.
5. Lebih memaksimalkan hasil penelitian disesuaikan terhadap
perencanaan serta desain yang sudah disiapkan sebelum nya.
6. Memperjelas serta mempertegas hasil penelitian agar dengan sangat
mudah dikenali oleh pembaca bahwa hasil penelitian adalah problem
solving atau pemecahan masalah dan bukan memuat masalah baru.
Dengan demikian, didalam penelitian tersebut peneliti
mempergunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriftif, didalam
operasionalisasinya, peneliti terjun langsung kelapangan di Taman kanak-
kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat untuk mendengarkan, mengamati
dengan cermat, bertanya, dan mencatat untuk kemudian difahami dan
dimengerti atas dasar interpretasi peneliti, lalu dilakukan perbandingan
berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan bagi peneliti yang lalu,
dengan mempergunakan sumber agar menjadi sandaran serta penguat
data yang didapatkan dilapangan.
B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian
1. Situasi Sosial
Situasi sosial ialah lokasi ataupun tempat yang ditentukan dalam
melaksanakan penelitian. Dikarenakan penelitian ialah riset sosial ataupun
lingkungan masyarakat serta budaya secara ilmiah yang disebut situasi
sosial. Situasi sosial langsung mengarah pada peneliti misalnya peneliti
yang tinggal didalam rumah, supaya orang yang melakukan riset berfokus
79
kepada kondisi didalam rumah yang diamati.113 Ada beberapa
pertimbangan yang dapat dilakukan peneliti dalam menetapkan situasi
sosial diantaranya adalah114 :
a. Peneliti harus bukan bagian dari situasi sosial yang diteliti misalnya
tempat bekerja, tempat mengajar, bagian dari manajemen dan
kepemiminan.
b. Situasi sosial tidak terlalu luas. Jarak yang terlalu jauh dan terpisah
disuatu lokasi dan lokasi lainnya.
c. Situasi sosial dapat didatangi kapanpun oleh peneliti untuk mendapat
informasi melalui snawball data dan proses elaborasi data.
d. Situasi sosial bukan sesuatu yang asing sama sekali bagi peneliti baik
menyangkut lokasi, nama, istilah dan keberadaan kelembagaan
maupun eksistingnya.
e. Situasi sosial memiliki informasi ataupun data yang disesuaikan pada
judul serta permasalahan penelitian yang mungkin bisa dikumpul kan.
Adapun situasi sosial didalam penelitian ini ialah diTaman kanak-
kanak Happy Kids. Taman kanak-kanak ini terletak di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, tepatnya di Jalan Mawar RT. 008, kelurahan Tungkal III
kecamatan Tungkal Ilir. Adapun alasan memilih lokasi ialah :
a. Letak geografis sangatlah strategis, dikarenakan terletak tidak
berjauhan dari rumah peneliti, dan mudah dijangkau hingga
mempermudah peneliti dalam pengambilan data kapanpun peneliti
butuhkan.
b. Didalam kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan dari berbagai
penelitian yang lalu diTaman kanak-kanak Happy Kids belum terdapat
ada nya peneliti yang telah meneliti masalahan ini.
113Ibid., hal. 88. 114Ibid., hal. 90-91.
80
c. Data-data nya lengkap serta tidak sulit diperoleh, sehingga
memudahkan bagi peneliti untuk meneliti masalah yang berkaitan
dengan fokus penelitian.
2. Subjek Penelitian
Menemukan subyek penelitian mempergunakan tehnik purposive
sampling, yakni tehnik mengambil sampel sumber data berdasarkan
pertimbangan.115 Menentukan subyek bertujuan dalam peningkatan fungsi
informasi yang diperoleh berdasarkan subyek kecil. Peneliti melakukan
pemilihan subyek yang memiliki pengetahuan serta informasi mengenai
peristiwa yang sedang di teliti. Didalam pemilihan subyek penelitian,
menjadi informasi utama, peneliti mengarah kepada ungkapan Spradley
yang di kutip Sugiono, bahwasanya subyek yang di pilih ialah:116
a. Mereka yang menguasai ataupun paham permasalahan yang dilakukan
penelitian.
b. Mereka yang sedang melibatkan diri terhadap kegiatan yang diteliti.
c. Mereka yang memilikii waktu yang cukup agar di mintai informasi.
d. Mereka yang tidak berkeinginan melakukan penyampaian informasi
hasil kemasan peneliti
e. Mereka yang awalnya asing bagi peneliti hingga menimbulkan gairah
agar di jadikan sebagai guru ataupun narasumber.
Subyek didalam penelitian ini ialah kepala sekolah, 2 Guru kelas B1,
dan untuk mendapatkan data yang asli dibutuhkan diskusi bersama subyek
lainnya, misalnya ketua yayasan, staf tata usaha beserta personil-personil
taman kanak-kanak Happy Kids lainnya yang dianggap perlu terlibat
langsung ataupun tidak langsung dalam kompetensi pedagogik Guru
PAUD. Adapun informasi kunci (key informan) ialah kepala sekolah.
115Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 300. 116Ibid., hal. 303.
81
C. Jenis dan Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong *mengatakan
bahwa sumber pertama didalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, serta
tindakan selebih nya yaitu data tambahan berupa dokumen dan lainnya.
Kata serta tindakan sesorang diteliti ataupun dilakukan wawancara menjadi
sumber utama. Sumber data utama ditulis melalui pencatatan tertulis
ataupun perekaman video, pengambilan foto maupun film dan lain-lain.117
1. Jenis Data
Data ialah keseluruhan informasi empiris serta dokumentatif yang
didapat dilapangan mendukung kearah kontruksi ilmu yang ilmiah dan
akademis. Data_penelitian iyalah data tersebut suatu yang di ketahui atau
diakui. Yang berarti suatu yang telahh berlangsung berdasarkan fakta yang
tersedia.118
Manfaat data iyalah, agar mengetahui atao mendapat
penggambaran mengenai suatu kondisi ataupun permasalahan. Kedua,
agar menciptakan keputusan ataupun pemecahan masalah. Dikarenaan
masalah yang muncul tersebut ada penyebab nya, sehingga pemecahan
masalah artinya menghilang kan faktor yang menjadi penyebab munculnya
masalah.119 Adapun jenis data yang berkaitan dalam bahan pengkajian
penelitian diantaranya :
a. Data Kualitatif
Data kualitatif ialah data yang tidak dapat di ukur ataupun diberi nilai
dalam bentuk angka dengan langsung, seperti kalimat-kalimat, catatan foto,
rekaman suara, gambar dan lain-lain.120 Diantara data kualitatif didalam
penelitian ini yakni :
1) Kompetensi pedagogikguru ditaman kanak-kanak Happy Kids.
2) Kognitif anak-usia dini ditaman kanak-kanak Happy Kids.
117Lexy J. Moleong, Op Cit., hal. 157. 118Mukhtar, Op.Cit., hal. 99. 119Ibid., hal. 99. 120Ibid., hal. 103.
82
3) Penggambaran umum obyek yang diteliti, diantaranya : Sejarah berdiri
nya, letak geografis, struktur berorganisasi, visi misi, motto dan tujuan,
kurikulum pendidikan maupun prestasi nonakademik ditaman kanak-
kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif yakni data berbentuk angka. Data tersebut
dipergunakan agar : mengetahui jumlah guru, karyawan, jumlah siswa,
jumlah sarana pra sarana serta fasilitas lainnya ditaman kanak-kanak
Happy Kids yang menunjang.
2. Sumber Data
Sumber data didalam penelitian ialah subyek darimana data bisa
didapatkan dengan lengkap dan jelas.121 Didalam penelitian tersebut
sumber data yang dipergunakan oleh peneliti ialah sebagai berikut :
a. Sumber liteter, yakni memiliki tujuan dalam mendapatkan data teoritis
melalui pembelajaran serta pembacaan sumber yang berhubungan
terhadap masalah dalam penelitian.
b. Sumber Field Reseach ataupun sumber dilapangan, terdapat dua
macam yakni :
1) Data Primer
Data_primer iayalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumber nya, dengan tidak ada perantara. Sumber yang di maksud, seperti
benda, situs, ataupun manusia. Tehnik mengumpulkan data didalam
konteks data primer bergantung pada data yang dibutuhkan, apabila data
tersebut berkaitan dengan manusia, peneliti bisa mendapatkannnya melalui
persiapan berbagai peralatan instrumen, ataupun melaksanakan
pengamatan langsung bagi subjek ataupun setting social yang diteliti.122
121Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:
Rineka Cipta. 2010), hal. 172. 122Mukhtar. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah (Jakarta: Gaung Persada
Press. 2007), hal. 87.
83
Data primer yang berkaitan dengan permasalahan yang ada didalam
penelitian ini ialah meliputi :
a) Bagaimana kompetensi petagogik guru didalam pengembangan
kognitif anak usia dini ditaman kanak-kanak Happy Kids Kuala
Tungkal?
b) Apa faktor penghambat kompetensi pedagogik guru didalam
pengembangan kognitif anak Usia Dini diTaman Kanak-Kanak Happy
KidsKuala Tungkal ?
c) Apa upaya yang dilakukan guru didalam mengoptimalkan kompetensi
pedagogik dalam perkembangan kognitif anak Usia Dini di Taman
Kanak-Kanak Happy KidsKuala Tungkal?
2) Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang tidak diupayakan sendiri daam
mengumpulkannya, seperti biro statistik, majalah, koran, keterangan serta
publikasi yang lain.123 Adapun data sekunder dalam penelitian ini meliputi,
sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan guru maupun siswa, fasilitas
yang dimiliki taman kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat beserta
dokumen lainnya yang berhubungan terhadap penelitian ini.
D. *teknik pengumpulan data
Teknik mengumpulkan data adlah tahapan utama didalam
penelitian, dikarenakan bertujuan dalam memperoleh data. Apabila tidak
diketahui tehnik mengumpulkan data, peneliti tidak bisa memperoleh data
yang sesuai standarisasi data yang ditentukan.124 Agar memperoleh data
yang nyata serta berkaitan terhadap permasalahan yang di bahas,
sehingga didalam-penelitian ini mempergunakan* metode yaitu :
123Ibid., hal. 91. 124Sugiyono, Op. Cit., hal. 308.
84
1. Observasi
Observasi/ pengamatan diartikan oleh Creswel yaitu suatu peralatan
panting dalam_mengumpulkan data didalam penelitian kualitatif.
Mengamati artinya memperhati kan kejadian menggunakan 5 indra peneliti,
menggunakan instrument ataupun perangkat serta melakukan perekaman
yang bertujuan ilmiah.125, *Pengobservasian (observer) harusnya sudah
menentukan dulu aspek yang ingin diamati. Aspek itu harusnya sudah
dilakukan perumusan dengan cara operasional, agar observasi yang ingin
ditulis nantinya hanya sesuatu yang sudah dirumus kan tersebut.
Lebih lanjut Creswell mengklasifikasi mengenai_jenis pengamatan
terlihat berdasarkan berbagai sudut pandang diantaranya :126
a. Partisipan sempurna, yakni peneliti melibatkan diri sepenuhnya
terhadap seseorang yang sedang diamati nya.
b. Partisipan sebagai pengamat, yakni peneliti berpatisipasi didalam
aktifitas ditempat penelitian. Peran menjadi partisipan lebih banyak
daripada peran sebagai pengamat.
c. Nonpartisipan, yakni peneliti ialah outsider berdasarkan kelompok yang
sedang dilakukan penelitian, melihat serta membuat pencatatan
dilapangan dari kejauhan. Peneliti bisa melakukan perekaman data
yang tidak ikut langsung terhadap aktifitas ataupun masyarakat.
d. Pengamatan sempurna, yakni peneliti tidak tampak atau diketahui oleh
masyarakat yang sedang diteliti.
Didalam pengamatan ini peneliti tidak meilbatkan diri langsung
dengan aktivitas orang yang diamati, serta dengan cara terpisah memiliiki
kedudukan sebagai pengamat. Ditahapan ini peneliti memilih jenis ke 2,
yakni mengamati secara langsung dan membuat catatan lapangan
terhadap lokasi fisik dan aktivitas yang dilaksanakan bagi seseorang yang
125Jhon W. Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih diantara Lima
Pendekatan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal. 231. 126Ibid., hal. 232.
85
di teliti, untuk mendapatkan informasi terlengkap tentang Kompetensi
pedagogikguru dalam pengembangan kognitif anak usia dini 5 sampai 6
tahun ditaman kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat.
2. *Wawancara
*wawancara iyalah suatu pembicaraan yamg mengarah kepada
permasalahan tertentu serta proses bertanyajawab dengan lisan antara 2
orang ataupun lebih yang bertatap muka secara fisik.127 Wawancara ialah
bentuk komunikasi verbal membentuk pembicaraan yang memiliki tujuan
dalam mendapatkan informasi. Wawancara juga *proses tanyajawab antar
peneliti bersama subyek penelitian ataupun informan didalam suatu kondisi
sosial. Wawancara tersebut dilaksanakan didalam bentuk tidak mempunyai
struktur secara terbuka tapi tetap berfokus terhadap permasalahan sebagai
topik yang dibicarakan. Didalam pengumpulan data tersebut tidak
memerlukan instrumen dalam bentuk berbagai pertanyaan terlengkap
berdasarkan redaksionalnya.
Didalam hal tersebut, peneliti bertanya langsung pada kepala
sekolah, guru, dan personil yang dianggap perlu di taman kanak-kanak
Happy Kids Tanjung Jabung Barat, baik terlibat secara langsung maupun
tidak dalam kompetensi pedagogikguru terhadap kognitif anak usia dini.
3. *Dokumentasi
Dokumentasi merupakan usaha untuk pencarian data tentang_hal
seperti pencatatan, gambar, peta, grafik, struktur organisasi, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan lainya. Metode
dokumentasi merupakn pencatatan peristiwa yang telah terjadi. Dokumen
seperti tulisan, penggambaran, ataupun karya monumental dari
seseorang.128 tehnik tersebut dipergunakan dalam pengumpulan data yang
telah ada didalam pencatatan dokumen. Yang berfungsi mendukung serta
127Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), hal. 160. 128Ibid., hal. 176.
86
melengkapi berbagai data primer yang didapat dari pengamatan serta
wawancara mendalam.
Data yang ditemukan dengan teknik dokumentasi ialah data-data
tentang geografis dun historis, struktur_organisasi, keadaan guru, keadaan
siswa, keadaan sarana serta pravsarana ditaman kanak-kanak Happy Kids
Tanjung Jabung Barat, maupun data yang berkaitan terhadap penelitian ini.
E. Teknik analisis Data*
Analisis data iyalah_proses mengolah serta penyusunan dengan
cara sistematis data yang didapat berdasarkan wawancara, pencatatan
dilapangan, serta dokumentasi, melalui pengorganisasian data ke dalam
kategori, penjabaran melalui unit-unit, melaksanakan sintesa, penyusunan
pola, Menentuksn suatu yang penting serta yang ingin di pelajari dan
menyimpulkan agar mempermudah didalam memahami diri sendiri ataupun
orang lain.129
Pada penelitian tersebut, analisis yang dipergunakan ialah
berdasarkan analisis interaktif yaitu model analisis data berlangsung
ataupun mengalir (Flow model analysis) sebagaimana di kemukakan oleh
miles dan Huberman. Analisis itu terbagi menjadi 4 aktifitas didalam analisa
data yakni : mengumpulkan data, mereduksi data, display data, serta
verifikasi/penyimpulan. Masing-masing di jelaskan sebagai berikut :130
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ialah proses yang berlansung disepanjang
penelitian dengan mempergunakan berbagai instrumen yang sudah
dipersiapkan untuk mendapat informasi data dengan pengamatan,
wawancara, serta dokumentasi. Instrumen utama didalam penelitian
tersebut ialah peneliti tersendiri. Didalam proses mengumpulkan data,
129Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2010), hal. 244. 130Mukhtar, Op.Cit., hal. 135.
87
seorang peneliti bisa melaksanakan analisis langsung berdasarkan
informasi data yang didapat dari lapangan.’
2. Reduksi Data
Reduksi_data ialah bentuk’ analisis yang memiliki ketajaman,
keringkasan, fokus mengeluarkan data yang tidak berguna serta melakukan
organisasi data melakukan penggambaran maupun memverrifikasi
penyimpulan akhir. Reduksi data menunjuk pada proses melakukan seleksi,
terfokus, penyederhanaan, melakukan abstraksi maupun trasnformasi data
mentah yang ada didalam menulis pencatatan dilapangan.
Menurut Mattew B. Miles & A. Michael Huberman reduksi data
dimaknakan suatu proses memilih, memusatkan pandangan kepada
sesuatu yang sederhana, mengabstraksikan, serta mentransformasikan
data mentah yang timbul berdasarkan pencatatan tertulis dilapangan. Yang
mana kita tahu, mereduksi pendataan, terjadi terus-menerus saat projek
yang berorientasikan kualitatif terjadi.131
Proses reduksi data tersebut didasarkan atas relevansi dan
kecakupan informasi, sehingga semua data harus relevan dengan hal yang
disajikan dalam reduksi data, kemudian data di seleksi sesuai dengan yang
menjadi pertanyaan. Dalam penelitian ini penulis telah mengorganisasikan
data-data yang ada. Data yang tidak terkait dalam penelitian ini tidak
digunakan dan di pisahkan dengan data yang dipergunakan didalam
penelitian tersebut.
3. Penyajian Data (Display Data)
ketiga kegiatan analisis iyalah Menyajikan data. Kami melakukan
batasan terhadap penyajian berbagai informasi yang disusun sehingga
memungkinkan tersedianya penyimpulan serta mengambil tindakan.132
Menyajikan data_berusaha dalam menampil kan ataupun menjelaskan data
dengan transparan. Menyajikan data yang diartikan didalam teks naratif
131Matthew B. Miles & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI
Press. 2009),hal 16. 132Ibid., hal. 17
88
maupun tabel. Teknik*menyajikan data yang terus menerus serta terstruktur
memberi bantuan peneliti didalam penyimpulan maupun verifikasi yang
memadai dalam bentuk pola hubungan yang konsisten antar kepala
sekolah, guru, staf serta siswa.
Penelitian kualitatif dalam menyajikan data dapat dilaksanakan
didalam bentuk penjelasan singkat, bagan, hubungan antara kategori
ataupun yang sering dipergunakan ialah melalui teks naratif. Sehingga
mempermudah dalam pemahaman sesuatu yang terjadi, perencanaan
pekerjaan berikutnya atas dasar sesuatu yang sudah dimengerti.
4. Kesimpulan dan Verifikasi
Menurut Mattew B. Miles & A. Michael Huberman kegiatan
analisis_terpenting adlah penyimpulan serta memverifikasi. Menarik
kesimpulan, didalam pandangan kami, hanya sebagian daripada suatu
kegiatan konfigurasi secara komplet. Kesimpulanpun dilakukan verifikasi
selama penelitian terjadi. Makna-makna yang timbuul dary data perlu
dilakukan pengujian kebenaranya, kekokohanya, serta kecocokanya, yaitu
kevaliditasnya. Apabila tidak seperti itu, yang kita punyai ialah cita-cita yang
memukau tentang suatu yang berlangsung serta tidak memiliki kejelasan
apa yang benar maupun manfaatnya.133
Verifikasi ialah aktivitas analisis dimana diawal mengumpulkan data,
seorang analisis memulai penentuan apakah hal tersebut mempunyai
makna ataupun tidak ada ketentuan, pola, kejelasan, kemungkinan bentuk,
hubungan penyebab serta profosisi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
ini dilaksanakan dalam menjawab perumusan permasalahan yang
dijelaskan pada bab sebelumnya.
F. ‘Uji keterpercayaan data (Trusthworthines)
Tehnik dalam memeriksa_dilaksanakan melalui kriteria yakni
kepercayaan (credibility). Standarisasi credibility dibutuhkan supaya hasil
133Ibid., hal. 18.
89
dari penelitian kualitatif bisa terpercaya serta diakui kebenaran nya bagi
partisipan yang diamati. Ada empat pemeriksaan data yang dipergunakan
didalam penelitian ini:
1. ‘Perpanjangan_Keikutsertaan
Ditahap-awal peneliti’ mengunjungi lapangan, peneliti disangka
orang asing, hingga informasi yang disampaikan tidak lengkap, tidak
menyeluruh, serta terlalu banyak yang di rahasiakan. Dengan
memperpanjang pandangan, peneliti melakukan pengecekan ulang
benarkah data yang sudah disampakan ialah data yang tepat. Apabila data
yang didapat selama ini sesudah dilakukan pengecekan salah, peneliti bisa
mengamati kembali yang lebih meluas serta menyeluruh agar didapatkan
data yang sudah benar. Apabila sesudah dilakukan pengecekan lagi
kelapangan data telah mempunyai kebenaran yang artinya meyakinkan,
agar waktu memperpanjang pengamaatan bisa dihentikan.
2. Meningkatkan_Ketekunan
Dalam penelitian tersebut ketentuan’yang diamati peneliti sangatlah
dibutuhkan dalam penemuan ciri-ciri fenomena ataupun gejala sosial
didalam kondisii yang relevan hingga peneliti bisa memusat kan
perhatiannya dengan rinci serta mendalam. Ketekunan dalam mengamati
member bantuan dalam penyediaan secara mendalam tentang informasi
berdasarkan ketelitian dan rinci yang berkesinambungan.
‘Dengan meningkatkn ketekunan sehingga peneliti bisa mengecean
ulang apakah data yang sudah didapat ada kesalahan ataupun tidak, serta
peneliti bisa mendeskripsikan data yang tepat maupun terstruktur. Menjadi
bekal peneliti dalam peningkatan ketekunan melalui membaca beragam
sumber ataupun hasil penelitian serta dokumentasi yang berkaitan dengan
penemuan yang di teliti.
90
3. Triangulasi;
Triangulasi data merupakan tehnik yang dipergunakan untuk
menguji kepercayaan data (memeriksa keabsahan data), melalui
pemanfaatan hal lainnya yang berada di luar data itu bagi kebutuhan
mengecek ataupun membandingkan data yang sudah di kumpulkan.134
Data tersebut dijamin abash jika mempergunakan tehnik triangulasi,
sehingga_didalam penelitian tersebut mempergunakan 4 bentuk
triangulasi, diantaranya :
a. ‘Triangulasi data ialah-usaha peneliti melakukan perbandingan berbagai
data yang didapat melalui teknik serta sumber data yang memiliki
kesamaan. Triangulasi tersebut dilaksanakan didalam 2 bentuk yakni 1)
kevalidan data berdasarkan sisi masa, yakni mengamati tanggal berapa
data itu disah kan, sehingga peneliti mengusahakan sumber
berdasarkan dokumen yang baru. 2) kevalidan data berdasarkan sisi
rasionalitas, yakni mengamati data itu apakah rasional ataupun
sebaliknya diamati melalui sisi angka yang ada didokumen, rasionalitas
wawancara serta observasi, dan data dokumen dimaksud kan dalam
menguatkan hasil wawancara, ataupun tidak.
b. ‘Triangulasi sumber_ialah melalukan perbandingan serta pengecekan ulangi
derajat kepercayaan berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber yang
tidak sama. Yang dilaksanakan melalui perbandingan data yang didapat dari
satu sumber terhadap data yang dari sumber lainna. Tehnik yang dilaksanakan
ialah melakukan perbandingan data yang didapat berdasarkan hasil
wawancara yang dilaksanakan dengan guru terhadap data yang didapat
berdasarkan hasil wawancara dengan yang lainnya serta melakukan
perbandingan hasil wawancara terhadap dokumen disekolah.
c. ‘Triangulasi metode adalah usaha membanding kan data yang didapat
melalui cara yang tidak sama. Metode tersebut dipergunakan dalam
mengecek derajat legalitas hasil penelitian yang ditemukan melalui
134Mukhtar. Op. Cit., hal. 84.
91
berbagai tehnik dalam mengumpulkan data. Seperti data yang didapat
dengan pengamatan dibanding kan bersama data dari hasil wawancara.
d. Triangulasi teori adalah peneliti melakukan konfirmasi data yang didapat
melalui teori yang sudah dijelaskan sebelum nya. Jika tidak memiiliiki
kecocokan, data itu diteliti lagi karena bisa saja ada yang salah didalam
mengumpulkannya.
Berdasarkan teknik triangulasi diatas, dalam pengecekan sesuatu
yang benar serta keaslian data yang didapat dari lapangan mengenai
kompetensi pedagogik guru didalam perkembangan ‘kognitif anak usia dini
ditaman kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, berdasarkan hasil
pengamatan, wawancara serta dokumentasi hingga bisa diberi
pertanggungjawaban atas keseluruhan data yang didapat dilapangan dari
penelitian ini.
4. Berkonsultasi_dengan pembimbing
Berkonsultasi bersama pembimbing dilakukn melalui konsultasi hasil
yang ditemukan sementara agar memperoleh petunjuk serta jalan keluar
daripada beragam masalah yang ada dilapangan. Konsultasi ini penting
serta mempunyai manfaat bagi akhir penelitian yang dilaksanakan.
G. Waktu penelitian
‘Kegiatan penelitian dimulai dengan membuat proposal sampia
menyusun tesis yang perencanaannya enam bulan serta dilakukan dibulan
April hingga Mei 2019. Tahap serta dan waktu kegiatannya dijelaskan
dalam tabel dibawah ini.
Tabel 1. Rencana dan Waktu Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2019
April Mei Juni Juli Agustus Sept
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan proposal
√ √ √ √
2 Perbaikan hasil seminar
√ √ √
√
92
3 Pengumpulan data
√
√ √
√ √ √ √ √
4 Verifikasi dan analisis data
√ √
5 Konsultasi pembimbing
√ √
6 Perbaikan √ √
7 Penggandaan Laporan
√ √
Catatan : Jadwal penelitian ini dapat berubah sesuai waktu
93
BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah dan Letak Geografis
a. Sejarah Taman Kanak-kanak Happy Kids
Pada mulanya Taman Kanak-Kanak didaerah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat ini sangat sedikit/ jarang, yang telah ada dan banyak pada
saat itu yakni Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) serta Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), sementara untuk
pendidikan anak usia dini itu sangat sedikit sekali, padahal jumlah anak usia
dini pada saat itu sudah cukup banyak terlebih di kecamatan Tungkal Ilir.
Pada saat itu masyarakat mulai berfikir dan sadar bahwa pentingnya
pendidikan anak sejak usia dini, maka beberapa penduduk Kelurahan
Tungkal IV yakni Ibu Kartika Sari dan Bapak Sugiran,yang sudah lama
tinggal didaerah Kelurahan Tungkal IV yang memiliki sebidang tanah dan
bangunan milik pribadi dengan panjang 25 M dan Lebar 15 m, menjadi luas
keseluruhan 375 M2, sehingga dengan adanya bangunan tersebut mereka
mempunyai niat baik umtuk membuka lembaga pendidikan
Taman Kanak-kanak Happy Kids ialah sebuah taman kanak-kanak
yang terletak di jalan mawar RT 08 Kelurahan Tungkal IV Kota Kecamatan
Tungkal Ilir. Taman Kanak-kanak ini di dirikan berdasarkan kesepakatan
masyarakat yang tergabung dalam BKMT (Badan Kontak Majelis Ta’lim)
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Berdasarkan hasil musyawarah ibu-ibu
yang ikut gabung didalam Badan Kontak Majelis Ta’lim Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, maka pada tahun 2011 berdirilah Taman Kanak-kanak
tersebut, yang diberi nama Taman Kanak-kanak Happy Kids dengan
Jumlah bangunan awal 5 ruangan, 4 ruang kelas, serta 1 ruang kantor.
Dananya diperoleh dari hasil sumbangan masyarakat setempat, khususnya
dalam lingkungan kecamatan Tungkal ilir, terutama para hartawan dan
dermawan.
94
Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat mulai
beroperasional pada tahun 2011, pertama kali dikelola oleh Ibu Kartika
Sari,S.Pd, AUD dan guru sebanyak 5 orang yakni, Aminah Zuhria, S.Pd.I
dan Herly yanti untuk kelas play group, Susanti, S.Pd memegang kelas A1,
Mariyani, S.Pd,I mengelola kelas B1 dan Diana Fitra, S.Kom,I memegang
kelas B2. dengan Jumlah peserta didik keseluruhan sebanyak 40 orang.
Taman Kanak-kanak Happy Kids sejak berdiri pada tahun 2011
sampai sekarang belum pernah berganti pengelola, pada tahun 2011
sampai sekarang Taman Kanak-kanak Happy Kids dikelola oleh Ibu Kartika
Sari, S.Pd AUD
Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat sejak
beroperasional pada tahun 2011 sampai sekarang tetap berjalan dan
berkembang walaupun harus mengalami pasang surut, Hal ini terbukti dari
banyaknya para orang tua yang berminat memasukkkan anaknya ke
Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat.
Berikut data umum megenai Taman Kanak-kanak Happy Kids
Tanjung Jabung Barat :135
1) Nama Lembaga : TK HAPPY KIDS
2) Alamat : Jln.Mawar RT 08 Kel. Tungkal IV
3) Nama Kepala/ Pengelola : Kartika Sari, S.Pd AUD
4) No. Telp/ Hp : 0852667346
5) NPSN : 69791965
6) Tahun Berdiri : 2011
7) Status Tanah : Milik Pribadi
8) Status Bangunan : Milik Pribadi
9) NPWP Lembaga :
10) Email happykids243@gmail.com
Sejak tahun 2014 hingga sekarang Taman Kanak-kanak Happy Kids
telah memiliki gedung yang tergolong permanen, bila dibandingkan tahun-
135Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2020
95
tahun sebelumnya. Taman Kanak-kanak ini setahap demi setahap
mengalami kemajuan, terutama telah dimasukkannya pembelajaran
membaca dan menghafal Alqur’an yang disesuaikan dengan tingkatan
masing-masing peserta didik.
b. Letak Geografis
Letak geografis Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat terletak di Jalan Mawar Kelurahan Tungkal IV Kecamatan Tungkal Ilir
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, terdiri 2 Lantai parmanen dengan luas
kepemilikan tanah yakni panjang tanah 25 M dan Lebar 15 M dengan Batas-
batas tanah sebagai berikut :136
1) Sebelah utara berbatasan dengan jalan umum
2) Sebelah selatan berbatasan dengan Rumah Penduduk
3) Sebelah Barat berbatasan dengan Rumah Makan Soto
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Wisma Balqis
Disisi lain Taman Kanak-kanak Happy Kids mempunyai lokasi
berdekatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
sehingga Taman Kanak-kanak ini sangat mudah dijangkau dan sangat
strategis karena Taman Kanak-kanak ini letaknya padat penduduk.Taman
Kanak-kanak Happy Kids termasuk kedalam wilayah kecamatan Tungkal
Ilir. Tepatnya terletak dijalan Mawar RT.08 kelurahan Tungkal IV kecematan
Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat.137
2. Struktur Organisasi
Mengelola suatu lembaga pendidikan, yang berstatus negeri dan
berstatus swasta keseluruhannya memerlukan organisasi pendidikan yang
menjadi tempat implementasi dan aktualisasi program pendidikan.
Keberadaan organisasi didalam lembaga pendidikan mempengaruhi
didalam tumbuh kembang lembaga pendidikan yang saling berkaitan,
136Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2020 137Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2020
96
sehingga media organisasi tersebut tidak memiliki daya fungsi jika tidak ada
sokongan personali dari organisasi yang mempunyai kewajiban terhadap
kemajuan berorganisasi.
Struktur organisasi merupakan suatu susunan yang keterkaitan
antarsatu dan lainnya untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi. Begitu
pula organisasi kepenguruasan Taman Kanak-kanak, di mana suatu
lembaga apabila tidak ada kepengurusan maka tidak akan berjalan sesuai
yang diharapkan, dan tujuan dari suatu pendidikan anak usia dini belum
sesuai terhadap apa yang diinginkan.
Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang
mempunyai bermacam kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan anak
usia dini. Dalam mengatur maupun penyusunan program kegiatan ditaman
kanak-kanak supaya mengalami kelancaran serta sistematis, memerlukan
satu organisasi untuk membagi tugas dengan rata maupun profesional dan
pengurusnya disesuaikan terhadap jabatan masing-masing.
Struktur organisasi merupakan tolak ukur didalam suatu lembaga
organisasi baik lembaga pendidikan ataupun lembaga lainnya. Organisasi
yang baik dapat menunjukkan kegiatan yang baik dan juga merupakan
pendukung dan pelaksanaan semua program kerja organisasi tersebut.
Susunan struktur organisasi pun dapat memudahkan dalam mencapai
tujuan pendidikan yang ditentukan.
Sebagai satuan organisasi tidak akan lepas daripada suatu struktur
organisasi kepengurusan, dikarenakan kepengurusanlah yang bisa
menyelenggarakan roda organisasian. Maju ataupun mundur organisasi
bergantung kepada manusia yang berada dipeguruan itu. Selanjutnya
tugas seorang pemimpin untuk mengurus serta memberi kebijaksanaan
dalam menyusun tahapan yang akan dilalui dikarenakan pemimpin memiliki
kewenangan serta bertanggungjawab sepenuhnya serta konsekuen.
97
Lembaga pendidikan formal sebagai penyelanggaraan organisasi
kerja, diselenggarakan secara sistematis, terpimpin dan terarah, karena
organisasi dilaksanakan untuk menciptakan proses serangkaian yang
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai organisasi kegiatan
kerja maka untuk mencapai tujuan organisasi kegiatan bekerja sehingga
dalam mencapai tujuan organisasi itu perlu penyusunan menjadi
tatalaksana sehingga bisa melaksanakan tugas sendiri untuk tujuan umum
maupun tujuan khususnya berdasarkat jenisnya serta tingkatan tersendiri.
Struktur sangat berperan penting dalam setiap lembaga pendidikan, untuk
menyusun perencanaan pendidikan bersama-sama dan mencapai tujuan
pendidikan, sehingga didalam melaksanakan tugasnya, kepala Taman
Kanak-kanak diberi bantuan guru serta stafnya diTaman Kanak-kanak
tersebut.
Oleh karena itu, maka tiap pengurus ataupun anggotanya yang
memperoleh tugas serta amanah supaya melaksanakan tugasnya secara
terbaik. Disamping itu tindakan anggota organisasi yang tidak melakukan
tugas serta tidak bertanggungjawab diberi perbaikan dan mengutamakan
asas musyawarah guna mencarikan mufakat serta memperoleh solusinya.
Dalam memudahkan manajemen organisasi Taman Kanak-kanak Happy
Kids Tanjung Jabung Barat, maka Taman Kanak-kanak ini memiliki struktur
organisasi. Agar lebih jelas dibawah ini struktur organisasi Taman Kanak-
kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat :
98
Gambar1. Struktur Organisasi Taman Kanak-Kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat Tahun 2019/2020138
Berdasarkan bagian struktur organisasi diatas menggambarkan
bahwa Kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat
memberi tugas, wewenang dan tanggung jawab pada anggota organisasi
dari bendahara, tata usaha,guru, samapai security Struktur Organisasi
bertujuan supaya tiap anggota memahami tugas, kewajiban, hak serta
bertanggungjawab .
Kepengurusan organisasi Taman Kanak-kanak Happy Kids sudah
ada sejak berdirinya, akan tetapi sering mengalami perubahan. Organisasi
Taman Kanak-kanak yang baik adalah suatu organisasi yang didalamnya
terdapat kepala Taman Kanak-kanak, guru, pegawai tata usaha, bendahara
serta siswa mempunyai tugas dan kedudukan sesuai dengan fungsinya.
Dengan adanya susunan kepengurusan organisasi, maka kelangsungan
138Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2020
Kepala TK Kartika Sari, S.Pd AUD
Bendahara Nia Natalia, A.Ma Pd. TK
Sekretaris Diana Fitri, S.Kom.I
Guru Kelas
A1 : Herli Yanti
A2 : Fitriani, S.Pd.I
A3 : Aminah Zuhria, S.Pd
A4 : Samarsih
A5 : Mariani, S.Pd
Kebersihan
Jubaidah
Security M. Arifin
Koki
Guru Kelas
B1 : Jainah
B2 : Desi Wulandari, S.Sos
B3 : Sari Banun
B4 : Susanti
B5 : Anita, S.Sos
99
pengembangan kognitifpada Taman kanak-kanak tersebut dapat berjalan
dengan baik serta dalam menjalankan tugasnya sehari-hari haruslah
didasari rasa tanggung jawab.
3. Keadaan Guru, Pegawai Tata Usaha dan Peserta Didik
a. Keadaan Guru
‘Guru ialah suatu faktor dominan didalam menetapkan kelancaran
serta mencapai’ tujuan terhadap pengembangan kognitif anak usia dini,
tidak bergantung kepada jumlah guru yang tersedia juga termasuk dari
kualitas guru tersebut misalnya pengalaman serta latarbelakang pendidikan
yang dimiliki harus berdasarkan pendidikan guru anak usia dini. Secara
menyeluruh proses pendidikan ditingkat operasional, guru menentukan
berhasilnya suatu pendidikan, dengan kinerjan ditingkat institusional,
instruksional, serta eksperiensial. Seiring pada tugas utama menjadi
pendidik disekolah, guru melaksanakan tugas kinerja pendidikan
berdasarkan bimbingan, ajaran, maupun pelatihan.
Keberadaan guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik dalam
dunia pendidikan sangatlah dibutuhkan *guru mempunyai peranan didalam
membantu tumbuh kembang anak didik dalam mencapai tujuan hidup yang
optimal. Kepercayaan tersebut timbul dikarenakan manusia ialah makhlu
lemah, didalam perkembangan mereka selalu memerlukan orang lain, mulai
dilahirkan sampai meninggal dunia.139
Hal ini berarti bahwasanya tiap manusia memerlukan manusia lain,
Begitu juga dengan anak usia dini, minat, bakat, kompetensi, serta potensi
yang ada pada anak usia dini tidak mengalami perkembangan dengan
maksimal tanpa dibantu oleh guru atau pendidik, karena itu seorang guru
yang baik haruslah memberikan perhatian yang sama kepada semua
139E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal.
35.
100
peserta didiknya, guru perlu dipacu didalam kegiatan belajar mengajar agar
dapat mengoptimalkan semua perkembangan anak usia dini.
Penjelasan diatas jelas bahwasanya peran guru sangat besar dalam
proses pembelajaran, karena itu dapat dikatakan jika tidak ada guru
lembaga pendidikan tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Disamping itu
guru juga harus memberi bantuan peserta didik yang mengalami
perkembangan agar belajar suatu hal yang tidak mereka ketahui,
dikarenakan untuk pencapaian tujuan pendidikan maka diperlukan tenaga
guru berkualitas serta berkompetensi yang sesuai dengan bidangnya.
Adapun guru yang aktif didalam kegiatan belajar mengajar diTaman
Kanak-kanak Happy Kids berjumlah 11 orang. Pendidik yang mempunyai
kompetensi, terampil dan mempunyai kemauan keras, ikhlas dalam
menjalankan tugas serta disiplin. Selain itu di Taman Kanak-kanak Happy
Kids juga terdapat komponen lain selain guru yang mempunyai andil yang
cukup besar dalam memperlancar dan mensukseskan kegiatan
pembelajaran yaitu tenaga administrasi atau tata usaha.
Penulis menemukan di lapangan ketika mengadakan observasi
bahwa 80% tenaga pendidik yang mengajar diTaman Kanak-kanak Happy
Kids tidak berdasarkan pendidikan guru anak usia dini, hal ini menjadi
kendala tersendiri dalam mendisiplinkan guru untuk meningkatkan mutu
pendidikan.140 Berdasarkan hasil observasi di atas, bahwa masih
ditemukan pendidik di Taman Kanak-kanak Happy Kids yang mengajar
belum sesuai dengan keilmuan yang dimilikinya, dan bahkan masih ada
yang pendidikanya belum Strata Satu sehingga untuk meningkatkan mutu
pendidikan belum dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan demikian, maka tingkat pendidikan tenaga pendidik di
Taman Kanak-kanak Happy Kids bagi mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan strata satu dan sebagian masih tingkat sekolah menengah atas,
140Observasi, 19 Januari 2020, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat
101
belum dapat dijadikan sebagai standar kualitas pembelajaran yang
mencerdaskan peserta didik dan untuk peningkatan mutu pendidikan anak
usia dini.Adapun tenaga pengajar diTaman Kanak-kanak Happy Kids
Tanjung Jabung Barat, dijelaskan pada tabel dibawah ini :
102
Tabel 2.Tenaga Pendidik Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat141
Dari tabel diatas masih banyak yang mesti dibenahi, dalam
administrasi harus di tata rapi kembali dokumen-dokumen yang ada, guru
jugabanyak mengadakan pelatihan karena 90% guru tidak sesuai dengan
bidang keprofesionalan seorang itu dalam mengajar di lembaga pendidikan
anak usia dini. Dari guru-guru ini ternyata hanya satu orang yang lulusan
Sarjana Paud, dan tidak ada yang berstatus sebagai pegawai Negeri Sipil
141Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2019
No Nama guru Status Kepegawaian Jabatan
1. Kartika Sari, S.Pd AUD
GTY Kepala Sekolah
2. Aminatun,
S.Pd.I GTY Guru
3. Desi Wulandari,
S.Sos GTY Guru
4. Janainah, S.Pd.I GTY Guru
5. Aminah Zuhria
S.Pd.I GTY Guru
6. Susanti, S.Pd GTY Guru
7. Herli Yanti GTY Guru
8. Diana Fitri,
S.Kom.I GTY
Guru/Sekretaris
9. Nia Natalia, A.Ma Pd. TK
GTY Guru/Bendahara
10. Sari Banun GTY Guru
11. Anita, S.Sos GTY Guru
12. Fitriani, S.Pd GTY Guru
13. Mariani, S.Pd.I GTY Guru
103
(PNS), karena memang Taman Kanak-kanak Happy Kids adalah yayasan
pendidikan swasta.
b. Keadaan Tenaga Kependidikan
Suatu lembaga pendidikan, agar proses pembelajaran berjalan
lancar, urusan peserta didik, perpustakaan serta interaksi masyarakat
dibutuhkan karyawan tata usaha, merupakan individu yang bertugas
disuatu lembaga (kantor atau perusahaan dan sejenisnya) kemudian
memperoleh gaji. Didalam peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2013 dijelaskan, tenaga
kependidikan anak usia dini ialah tenaga yang memiliki tugas melakukan
administrasi, mengelola, mengembangkan, mengawas serta melayani
teknis agar menunjang kegiatan pendidikan disuatu program pendidikan
anak usia dini.
Adapun operasional kegiatan administrasi ditaman kanak-kanak
tidak terlepas daripada upaya maksimal yang dilaksanakan tenaga
pendidik. Begitupun diTaman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat, peran aktif mereka dalam administrasi Taman Kanak-kanak
mengantarkan Taman kanak-kanakHappy Kids Tanjung Jabung Barat terus
terlaksana hingga sekarang.
Tugas karyawan (Tata Usaha) yakni melakukan penyusunan
program kerja tata usaha Taman kanak-kanak, mengelola keuangan,
pengurusan administrasi perlengkapan, penyusunan serta penyajian
data/statistik. Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat,
jumlah karyawan (TU) berjumlah 1 orang yang membantu dalam
pelaksanaan proses administrasi.
104
Tabel 3. Keadaan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2018/2019142
No Nama Pendidikan Jabatan
1 Desi Wulandari, S.Sos S1 Tata Usaha
2 M. Arifin MAN Penjaga Sekolah
3 Halimah SMA Koki
Sesuai tabel tersebut, penulis paparkan bahwasanya tenaga
kependidikan yang dimiliki Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung
Jabung Barat ada 3 orang tenaga kependidikan dan memiliki kualifakasi
pendidikan S1, MAN dan SMA. Jika dilihat dari kualifikasi pendidikannya
tenaga kependidikan yang dimiliki oleh taman kanak-kanak Happy Kids
belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan sebagai tenaga
kependidikan.
c. Keadaan Peserta Didik
Keadaan peserta didik sangat berperan penting dalam mendukung
Taman kanak-kanak tersebut. Apabila Taman kanak-kanak tanpa peserta
didik, tentu tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Keberadaan peserta
didik di Taman kanak-kanak Happy Kids ialah unsur utama didalam
menyelenggarakan pendidikan serta kegiatan belajar. Jika tidak ada
peserta didik maka pelaksanaan pendidikan kegiatan belajar tidak bisa
dilaksanakan. Peserta didikadalah objek dari tujuan pendidikan. Sehingga
adanya peserta didik sangat penting dalam mencapai sasaran pendidikan
diTaman kanak-kanak.
142Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2020
105
Dari sumber data yang penulis peroleh mengenai kondisi peserta
didik diTaman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat tahun ajaran
2019/2020 terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Jumlah Peserta Didik Taman Kanak-kanak Happy KidsTahun Ajaran 2018/2019143
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 A1 5 6 11
2 A2 6 7 13
3 A3 8 6 14
4 B1 4 6 10
5 B2 6 6 12
6 B1 4 8 12
Jumlah 33 39 72
Tabel tersebut diatas menjelaskan tentang keadaan peserta didik
Taman kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat pada tahun ajaran
2019/2020 berjumlah 119 orang anak, yang terdiri dari 6 kelas yakni kelas
A1 berjumlah 11 peserta didik, kelas A2 sebanyak 13 peserta didik, kelas
A3 sebanyak 14 peserta didik, kelas B1 sebanyak 10 peserta didik, kelas
B2 sebanyak 12 peserta didik, kelas B1 sebanyak 18 peserta didik, Dari
sumber data yang penulis peroleh dapat diketahui bahwa jumlah peserta
didik secara kuantitas tergolong banyak karena letak Taman Kanak-kanak
yang berada di tengah kota dan penduduk masyarakatnya juga tergolong
banyak, sehingga anak yang sekolah di Taman Kanak-kanak Happy Kids
ini lumayan banyak.
143Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2020
106
4. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana serta prasarana ialah suatu bentuk dari instrumen yang perlu
dan mesti ada didalam proses belajar mengajar. Dan suatu faktor yang
mendasar didalam menyelenggarakan pendidikan serta sebagai faktor
yang menentukan berhasilnya pendidikan dan pengajaran.Tanpa adanya
sarana dan prasarana ataupun sarana serta prasarana tidak mencukupi
atau kurang komplit sehingga akan menghambatproses kegiatan
pembelajaran dan tidak tercapainya tujuan pembelajaran dan keberhasilan
pendidikan dan pengajaran.
Sarana maupun prasarana menjadi faktor baik langsung serta tidak
langsung menjadi penunjang maupun penentu bagi lancarnya proses
pendidikan serta pembelajaran. Fungsi nya agar memudahkan mencapai
tujuan pendidikan. Untuk menunjang lancarnya proses pembelajaran,
sarana dan prasarana sangat diperlukan. Jika tidak ada sarana serta
prasarana, pendidikan maupun pembelajaran tidak bisa terlaksana secara
baik maupun lancar.
Umumnya terdapat 3 faktor penting yang harus ada didalam
lembaga pendidikan, dimana ketiga faktor tersebut sebagai penentu
kegiatan pendidikan serta kegiatan belajar mengajar dalam setiap sekolah,
terutama diTaman Kanak-kanak. Ketiga faktor ini adalah guru, peserta didik
dan instrumen pembelajaran. Apabila satu yang tidak ada dari ketiga faktor
itu maka pengembangan kognitiftidak akan berjalan dengan baik dan
maksimal. Jika sarana dan prasarana tidak mendukung, maka pelaksanaan
pengembangan kognitifdi Taman Kanak-kanak tersebut tidak berjalan
sempurna berdasarkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula
sebaliknya, ketersediaan sarana serta prasarana yang memadai serta
memilki kelengkapan dapat berimplikasi pada kegiatan pembelajaran.
Sarana dan prasarana yang lengkap bisa memberikan variasi dalam
kegiatan belajar, secara khusus ataupun umum didalam implementasi
pembelajaran.
107
Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat yang
menjadi lembaga pendidikan tidak lepas dari sarana serta prasarana
menjadi salah satu instrumen bagi tercpainya tujuan proses pembelajaran.
Adapun kelengkapan sarana serta prasarana yang ada diTaman Kanak-
kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat dalam rangka menunjang dan
membantu terlaksananya kegiatan pendidikan dan pengembangan
kognitifdapat terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5. : Daftar Sarana dan Prasarana Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat144
144Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy KidsTanjung Jabung Barat 2020
No
Nama Barang
Jumlah Kondisi
A
B
Bangunan / Gedung :
- Ruang Kepala Sekolah
- Ruang Tata Usaha
- Ruang Majelis Guru
- Ruang Kelas
- Kamar Kecil
- Dapur
- Ruang Kesehatan
Meubeler
- Meja Anak
- Kursi Anak
- Papan Tulis
- Rak Mainan
- Rak Sepatu
- Rak Buku
- Meja Majelis Guru
- Kursi Majelis Guru
- Kursi Tamu
- Almari
-
1 Kelas
1 Kelas
6 Kelas
1 Unit
1 Unit
-
30 Buah
59 Buah
7 Buah
4 Buah
5 Buah
7 Buah
3 Buah
9 Buah
2 Buah
1 Buah
-
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
-
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
108
Berdasarkan tabel tersebut disampaikan bahwasanya jumlah sarana
serta prasarana yang ada diTaman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung
Jabung Barat belum cukup memadai, karena seperti yang dikatakan oleh
C
D
E
F
G
Perlengkapan Administrasi / TU
- Komputer
- Printer
- Mesin Tik
- Meja TU
- Kursi TU
Alat Permainan Edukatif Dalam
- Pazzel
- Boneka Tangan
- Balok Bangunan
- Menjahit
- Mainan Masak
- Geometri
- Pengeras Suara
- Televisi
- VCD
- Dispenser
Alat Permainan Edukatif Luar
- Ayunan
- Jembatan
- Jungkat Jangkit
- Mangkuk Putar
- Perosotan
- Kuda
Fasilitas Keterampilan
- Alat Drum Band
Sumber Air dan Penerangan
- PAM
- PLN
1 Unit
2 Unit
-
1 Buah
1 Buah
20 Set
6 Set
7 Set
4 Set
10 Set
6 Set
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah
1Paket
1 Unit
1 Unit
Baik
Baik
-
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
KurangBaik
Baik
KurangBaik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
109
kepala Taman Kanak-kanak, bahwa kurangnya biaya untuk melengkapi
sarana dan prasarana seperti peralatan bermain edukatif didalam, diluar,
maupun lokasi untuk sekolah itu sendiri.145
Walaupun keadaanya seperti ini diharap kan guru dapat melakukan
proses pembelajaran secara optimal disekolah serta peserta
didikdapatmengembangkan potensinya secara maksimal disekolah.
Sarana serta prasarana ialah peralatan yang digunakan ataupun
dibutuhkan demi melancarkan jalan nya pengembangan kognitifdi Taman
Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, baik dalam bentuk gedung
atau peralatan lain yang menjadi penunjang agar tercapai tujuan pendidikan
anak usia dini.
5. Visi dan Misi Taman Kanak-kanak Happy Kids
Dalam era kepemimpinan modern, person pemimpin sangat
menentukan arah kebijakan sebuah lembaga, bahkan ditangan pemimpin
atau kepala taman kanak-kanak setelah dilantik menjadi kepala sekolah
dituntut kompetensinya dalam merencanakan pembangunan masa depan
sekolah. Untuk mencapai maksud dan tujuan kepemimpinannya maka
seorang kepala taman kanak-kanak wajib meletakkan sebuah visi dan misi
untuk dijabarkan lebih lanjut kedalam tujuan, sasaran, strategi pencapaian,
program kerja dan kegiatan, bahkan diperlukan adanya indikator-indikator
ketercapaian untuk mengukur keberhasilan kerjanya.
Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat adalah
lembaga pendidikan milik masyarakat yang diharapkan dapat menjadi
lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan output yang berkualitas
sesuai tujuan pendidikan nasional. Selain harapan pemerintah, harapan
dan tuntutan juga lahir dari masyarakat sebagai pemesan dan pengguna
jasa. Untuk mendorong lahirnya lembaga pendidikan yang berkualitas dan
145Kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika Sari,
Wawancara, 19 Januari 2020, Keadaan Sarana Prasarana.
110
mutu yang standar nasional, maka diperlukan perencanaan-perencanaan
yang terukur dan bertahap.
Sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat
dapat membantu peserta didik didalam menggapai cita-cita maupun dimasa
depannya, sehingga seluruh kegiatan perlu terencana dengan baik dengan
dipandu sebuah visi yang menantang masa depannya yang dibangun oleh
pimpinannya khusus kepala Taman kanak-kanak yang diberi mandat untuk
mengembangkannya.
a. Visi Taman Kanak-kanak Happy Kids
Visi Taman Kanak-kanak Happy Kids adalah “Membentuk anak
cerdas, baik, terampil serta beretika hingga terwujudnya anak yang kreatif
serta mandiri.”146 Visi tersebut menggabarkan bahwa pentingnya cerdas dan
akhlak sebagai tujuan utama dari pendidikan di taman kanak-kanak Happy
Kids ini, disisi lain taman kanak-kanak ini ingin mencapai keunggulan dalam
mencetak generasi yang berfikir cerdas serta berprestasi dan mandiri. Visi
tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yakni melahirkan
generasi berakhlak, mandiri serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Misi Taman Kanak-kanak Happy Kids
Dalam mencapai tujuan ataupun visi dari taman kanak-kanak, maka
sangat diperlukan berbagai misi sehingga dapat berjalan lancar dan
tercapailah tujuan pendidikan anak usia dini. Adapun misi dari Taman
Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat adalah, Berupaya
semaksimal mungkin:147
1) Melakukan proses belajar yang aktif, kreatif, efektif serta inovatif
2) Mendidik anak dengan maksimal berdasarkan kompetensi anak
146Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2020 147Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2020
111
3) Mempersiapkan peserta didik menuju kejenjang Pendidikan dasar
melalui pencapaian kompetensi dasar berdasarkan tahap
pengembangan mereka.
Keberhasilan pendidikan ditaman kanak-kanak inilah yang bisa di uji
dengan misi-misi yang dibuat oleh sekolah dalam memajukan taman kanak-
kanaknya. Sehingga peran serta kepala Taman Kanak-kanak, guru, peserta
didik, dan seluruh warga sekolah sangatlah penting dalam mewujudkan
Taman Kanak-kanak yang diinginkan sesuai dengan visi Taman Kanak-
kanak tersebut.
c. Tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak Happy Kids
Tujuan ialah mengimplementasikan ataupun menjabarkan misi serta
merupakan suatu yang hendak digapai ataupun diperoleh dalam masa
waktu yang ditentukan. Tujuan UmumTaman Kanak-kanak Happy Kids
adalah Pembentukan identitas muslim sejak dini, dan tujuan khususnya
adalah sebagai berikut :148
1) Membentuk anak-anak yang cerdas
2) Melakukan pengembangan kreavifitas keterampilan anak didik dalam
mengekspresi kan dirinya didalam karya seni
3) Mengembangkan kurikulum dan perangkat pembelajaran yang inovatif
4) Peningkatan profesionalisme tenaga guru didalam melakukan
pengelolaan Pendidikan yang member kesenangan serta memiliki potensi
yang bermutu.
d. Ruang Lingkup Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran anak usia dini berperan penting didalam membentuk
kemampuan serta perilaku dalam pembelajaran ditahap selanjutnya.
Pembelajaran juga menggambarkan hubungan dinamis diantara unsur-
148Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2020
112
yang berkaitan dengan proses belajar, yakni guru, anak didik, materi,
sarana, proses serta yang mempengaruhi proses belajar hingga mengarah
menjadi kegiatan yang dilaksanakan dalam mengoordinasikan peserta didik
supaya bisa melaksanakan kegiatan pemmbelajaran.
Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat merupakan
Taman kanak-kanak yang menerapkan model pembelajaran kelompok,
yaitu pola pembelajaran yang mana diwaktu yang bersamaan, kegiatannya
dilaksanakan semua peserta didik didalam satu kelas (dengan cara
klasikal).149 Model tersebut ialah model yang pertama digunakan pada
pendidikan prasekolah, melalui sarana belajar yang umum nya dibatasi.
Model pembelajaran kelompok kebanyakan dipergunakan Taman
Kanak-kanak diKabupaten Tanjung Jabung Barat, salah satunya ialah
Taman Kanak-kanak Happy Kids. Perkembangan model pembelajaran
selalu berkembang dan bervariatif, seperti melalui kegiatan pengaman,
ialah pola pembelajaran yang mana peserta didik dibedakan jadi beberapa
kelompok, seperti biasa peserta didik dibedakan jadi 2 atau 3 (tiga)
kelompok, tiap kelompoknya melaksanakan kegiatan yang tidak sama.
Didalam sekali pertemuan, anak diharuskan menyelesai kan 2 sampai 3
kegiatan didalam kelompoknya dengan bergiliran. Jika didalam pertukaran
kelompok, ada peserta didik yang telah selesai melakukan tugas tercepat
dari teman nya, peserta didik itu bisa melanjutkan kegiatan lainnya selama
dikelompok lain ada tempat. Tetapi jika tidak ada tempatnyya, peserta didik
itu bisa bermain ditempat tertentu dalam kelasnya yang sudah dipersiapkan
guru yang dinamakan kegiatan pengaman.
Pelaksanaan pembelajaran di Taman Kanak-kanak meliputi kegiatan
pembukaan, inti, serta penutup. Kegiatan pembuka yang dilaksanakan
pendidik ialah usaha menyiapkan anak didik dengan cara psikis maupun
fisik dalam melaksanakan beragam aktifitas pembelajaran. Kegiatan inti
149Observasi, 16 Februari 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat
113
dilaksanakan sebagai usaha belajar yang dilaksanakan pendidik pada anak
didik dengan kegiatan permainan agar peserta didik mendapatkan
langsung pengalamannya. Terakhir kegiatan penutup, dimana pendidik
mengingatkan lagi pengalaman permainan peserta didik yang sudah
dilaksanakan didalam 1 hari dan memotivasi peserta didik untuk ikut proses
belajar selanjutnya. Adapun jadwal kegiatan belajar secara umum Taman
kanak-kanak Happy Kids terlihat ditabel dibawah ini:
Tabel 6. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Taman Kanak-Kanak Happy
Kids Tanjung Jabung Barat 2018 – 2019150
JAM/ WAKTU
SENIN SELASA RABU
07.00-07.15
Datang kesekolah dan mempersiapkan alat kelengkapan dan proses belajar anak
Datang kesekolah dan mempersiapkan alat kelengkapan dan proses belajar anak
Datang kesekolah dan mempersiapkan alat kelengkapan dan proses belajar anak
07.15-07.30
Menyambut kedatangan peserta didik dengan salam dan ramah
Menyambut kedatangan peserta didik dengan salam dan ramah
Menyambut kedatangan peserta didik dengan salam dan ramah
07.30-08.00
Pembiasaan sikap perilaku: berbaris dan upacara
Pembiasaan sikap perilaku: Berbaris dan motorik kasar
Pembiasaan sikap perilaku: Berbaris dan motorik kasar
08.00-08.30
Pengembangan Agama : Tahfiz dan Tahsin
Pengembangan Agama : Tahfiz dan Tahsin
Pengembangan Agama : Tahfiz dan Tahsin
08.30-09.00
Kegiatan Awal / Pembuka : tanya jawab, bercakap-cakap, dan berbagi cerita mengenai tema
Kegiatan Awal / Pembuka : tanya jawab, bercakap-cakap, dan berbagi cerita mengenai tema
Kegiatan Awal / Pembuka : tanya jawab, bercakap-cakap, dan berbagi cerita mengenai tema
09.00-10.00
Kegiatan Inti : Peserta diberi kesempatan untuk belajar melalui bermain dengan Sudut/ Area. Dengan mengembangkan NAM dan SosEm,
Kegiatan Inti : Peserta diberi kesempatan untuk belajar melalui bermain dengan Sudut/ Area. Dengan mengembangkan NAM dan SosEm,
Kegiatan Inti : Peserta diberi kesempatan untuk belajar melalui bermain dengan Sudut/ Area. Dengan mengembangkan NAM dan SosEm,
150Dokumentasi Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat 2019
114
Mengembangkn Kemampuan Dasar : Kognitif, Bahasa, Fisik Motorik Halus
Mengembangkn Kemampuan Dasar : Kognitif, Bahasa, Fisik Motorik Halus
Mengembangkn Kemampuan Dasar : Kognitif, Bahasa, Fisik Motorik Halus
10.00-10.30
Merapi kan lagi peralatan bermain yang telah dipergunakan, Berdoa serta makan Bersama
Merapi kan lagi peralatan bermain yang telah dipergunakan, Berdoa serta makan Bersama
Merapi kan lagi peralatan bermain yang telah dipergunakan, Berdoa serta makan Bersama
10.30-10.45
Bermain diluar / didalam kelas
Bermain diluar / didalam kelas
Bermain diluar / didalam kelas
10.45-11.00
Kegiatan Akhir / Penutup : bertanyajawab kegiatan 1 hari, doa dan pulang
Kegiatan Akhir / Penutup : bertanyajawab kegiatan 1 hari, doa dan pulang
Kegiatan Akhir / Penutup : bertanyajawab kegiatan 1 hari, doa dan pulang
JAM/ WAKTU
KAMIS JUMAT SABTU
07.00-07.15
Datang kesekolah dan mempersiapkan alat kelengkapan dan proses belajar anak
Datang kesekolah dan mempersiapkan alat kelengkapan dan proses belajar anak
Datang kesekolah dan mempersiapkan alat kelengkapan dan proses belajar anak
07.15-07.30
Menyambut kedatangan peserta didik dengan salam dan ramah
Menyambut kedatangan peserta didik dengan salam dan ramah
Menyambut kedatangan peserta didik dengan salam dan ramah
07.30-08.00
Pembiasaan sikap perilaku: Berbaris dan motorik kasar
Pembiasaan sikap perilaku: Berbaris dan motorik kasar
Pembiasaan sikap perilaku: Berbaris dan motorik kasar
08.00-08.30
Pengembangan Agama : Tahfiz dan Tahsin
Kegiatan Awal / Pembuka : Tanya Jawab, Bercakap-cakap
KegiatanAwal / Pembuka : Tanya Jawab, Bercakap-cakap
08.30-09.00
KegiatanAwal / Pembuka : Tanya Jawab, Bercakap-cakap, dan berbagi cerita mengenai tema
KegiatanInti : Pengembangan nilai agama, praktek wudhu
KegiatanInti : Pengembangan Fisik Motorik Kasar
09.00-10.00
Kegiatan Inti : Peserta diberi kesempatan untuk
Lanjutan Kegiatan Inti :
Sabtu Ceria Sabtu Bersih-bersih Sabtu Kreatif
115
belajar melalui bermain dengan Sudut/ Area. Dengan mengembangkan NAM dan sosem, Mengembangkan Kemampuan Dasar : Kognitif, Bahasa, Fisik Motorik Halus
Praktek Sholat, Bacaan Sholat, Bercerita, berdoa, makanbersama Kegiatan Akhir : BertanyaJawab Kegiatan 1 hari, Berdoa dan Pulang
Sabtu Jalan-jalan Berdoa, makan Bersama Kegiatan Akhir : BertanyaJawab Kegiatan 1 Hari Berdoa dan Pulang
10.00-10.30
Merapi kan lagi peralatan bermain yang telah dipergunakan, Berdoa serta makan Bersama
10.30-10.45
Bermain diluar / didalam kelas
10.45-11.00
Kegiatan Akhir / Penutup : Tanya Jawab Kegiatan 1 hari, Doa dan Pulang
Dari tabel tersebut diketahui bahwasanya pengembangan kognitif
Taman Kanak-kanak Happy Kids dimulai mulai hari senin sampai sabtu.
Mulai hari senin sampai kamis kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
mulai jam 07.30 sampai 11.00 Wib, dan hari jum’at serta sabtu jam 07.30-
10.00 WIB di awali kegiatan Berbaris dihalaman dan membaca ikrar,
setelah itu di mulai kegiatan pembelajaran didalam kelas pukul 08.00-11.00
WIB.
B. Temuan Penelitian
1. Kompetensi pedagogik guru dalam pengembangan Kognitif_Anak
Usia Dini 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung
Jabung Barat
a. Merancang berbagai kegiatan pengembangan
Menjadi pendidik Taman Kanak-kanak merupakan keahlian dalam
bekerja_kemahiran, keahlian serta khusus yang mencapai standarnya.
Disaat ini standarnya berpacu kepada Peraturan Menteri Pendidkan dun
116
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor_137 Tahun 2013 mengenai
standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Pada Permendikbud tersebut
ditegaskan bahwu pendidik pendidikan anak usia dini* ialah tenaga
profesional yang memiliki tugas melakukan perencanaan, melakukan
pembelajaran, penilaian hasil pembelajarannya, melaksanakan bimbingan,
melatih, mengasuh serta melindungi anak usia dini.
Didalam pengembangan kognitif_anak usia dini diperlukan
*seorang guru berkompetensi pedagogic dalam merancang kegiatan
pengembangan *pada anak usia dini. perencanan sangatlah penting
keberadaannya bagi pengembangan kognitif diTaman Kanak-kanak (TK),
karena perencanaan adalah pijakan dalam mencapai tujuan sehingga
dalam perencanaan pembelajaran_ditaman kanak-kanak akan
menentukan apakah anak akan diberi kesempatan terbaik untik
memperoleh kemajuan dalam perkembangan atau malah melenceng dari
program pembelajaran yang harus diterima oleh anak pada saat usianya
yang masih dini.
Sebelum mengajar, hendaknya guru memikirkan dan
merencanakan kegiatan mingguaan yang isinya berbagai
materi_perkembangan diri bahan pengembangan diri berdasarkan bidang
perkembangan yang terpadu serta terstruktur. *kegiatan mingguan ini
terbagi didalam kegiatan harian, Untuk kegiatan harian isinya penjelasan
mengenai tindakan yang hendak dilakukan para guru dihari yang
ditentukan. Didalam menyusun suatu kegiatan harian, perlu di ingat
bahwasanya melaksanakan pengembangan peserta didik harus melalui
permainan, dan menarik. Selain itu juga memungkiinkan anak untuk
melakukan-kegiatan berdasarkan kebutuhan, minat, serta kemampuannya
yang mandiri.
Sebagian guru yang mengajar di Taman Kanak-kanak Happy Kids,
mempersiapkan program semester, mingguan dan harian. Mengelola
program pembelajaran meliputi peerencanaan pada jangka waaktu tertentu
yangberisi tentang yang ingin dilaksanakan*guru didalam mengajar.
117
Sehingga, proses mengajar ialah usaha untuki mengira kegiatan yang ingin
dilaksanakan didalam proses belajar. Perencanaan pembelajaran dibuat
agar mengkordinasikan komponen belajar. Mengenai perencanaan
pembelajaran berikut wawancara dengan SB guru kelas B1 yang
mengatakan bahwa untuk melakukan pembelajaran di kelas, maka terlebih
dahulu harus menyiapkan beberapa hal tentang pembelajaran itu sendiri
yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran harian atau disebut RPPH. Hal itu
meliputi semester mingguan-, hari dan tanggal, kelompok, tema/ sub tema,
tingkatan mencapai pengembangan, kegiatan belajar, peralatan atau
sumber pembelajaran, menilai kegiatan proses pembelajaran.151
Dalam mensukseskan suatu kurikulum, guru Taman Kanak-kanak
mengelola program dimulai dari perencanaan belajar, dalam
mengidentiifikasi standar kompetensinya,_kompetensi mendasar, tema
kegiatan, peralatan serta sumber belajar, dan menilai. Mengenai
perencanaan pelaksanaan belajar, berikut wawancara dengan JN seorang
guru kelas B1, mengatakan bahwa untuk melakukan pembelajaran dikelas,
maka terlebih dahulu guru menyiapkan beberapa hal tentang pembelajaran
itu sendiri. Hal itu meliputi mempersiapkan standar kompetensi, kompetensi
dasar, tema pembelajaran, kegaiatan belajar, peralatan maupun sumber
belajar, dan menilai proses belajar terhadap suatu materi yang akan
diajarkan nantinya di kelas.152
Wawancara penulis dengan KS selaku kepala sekolah Taman
Kanak-kanak Happy Kids, mengatakan bahwa proses *kegiatan
pembelajaran yng dilakukan dikelas B. maka setiap guru wajib membuat
rencana_pelaksanaan pembelajarann harian (RPPH), hal ini dikarenakan
adanya keinginan bersama untuk membangun Taman Kanak-kanak ini
menjadi yang lebih baik, serta upayanya yaitu menciptakan lulusan darii
lembaga pendidikan menjaidi lebih baik. Hal itu bisa9terwujud, dikarenakan
151Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Merancang-Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini. 152Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Jainainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Merancang-Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini.
118
pendidik membentuk perencanaan kegiatan anak secara terstruktur
maupun berkelanjutan didalam pengembangan kognitifnya sendirii.153
Tujuan membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk
memberi arah pada pengembangan kognitif anak usia dini. Tanpa
perencanaan guru tidak bisa melakukan pengembangan kognitif dengan
baik. Guru tidak memiliki gambaran tentang tujuan yang ingin dicapai. Guru
juga tidak bisa menentukan arah dan cara yang dipakai dalam mencapai
tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya akan menjadi membingungkan.
Oleh karena itu perencanaan juga harus disusun secara jelas.
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak Happy Kids
Tanjung Jabung Barat, ketika guru melakukan pengembangan kognitif tidak
mengacuu pada rencana pembelajaran_harian (RPPH) yang telah dibuat.
Terlihat guru melakukan pengembangan kognitif ‘menggunakan buku-buku
bergmbaar yang telah disediakan” oleh pihak sekolah, padahal di dalam
rencana kegiatan peserta didik tidak tertera mengenai buku-buku yang
diajarkan tersebut.154
Wawancara dengan salah seorag guru kelas B1 Taman Kanak-
kanak Happy Kids mengatakan, dalam melakukan pengembangan kognitif
biasanya anak-anak saya berikan tugas kegiatan sesuai dengan perintah
yang ada didalam buku. Biasanya isi dari buku tersebut mengidentifikasi
gambar, mewarnai gambar, menebalkan huruf, menghitung gambar dan
lain-lain. Buku-buku tersebut telah disediakan oleh sekolah, setiap anak
wajib memiliki buku-buku tersebut agar guru tidak kesulitan melakukan
proses pembelajaran. Pada semester ganjil, buku-buku yang digunakan
sebanyak 7 buah buku, dan pada semester genap, buku yang digunakan
sebanyak 8 buah buku sebagai sumber utama untuk anak belajar.155
153Kepala Sekolah Taman-Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Merancang Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini. 154Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat. 155Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, ‘Merancang Kegiatan_Pengembangan Anak usia Dini.
119
Lebih dalam lagi peneliti menanyakan tentang rencana pelaksnaan
pembelajarran harian yang”dibuat oleh guru’, wawancara dengan SB salah
seorang guru kelas B1 mengatakan, rencana kegiatan pembelajaran yang
telah kami tulis di dalam buku agenda yang besar menjadi acuan dalam
melakukan pengembangan kognitif menggunakan pendekatan tematik,
tetapi kami para guru di Taman Kanak-kanak Happy Kids mengajar
menggunakan buku yang telah disediakan, dan buku-buku tersebut tidak
sesuai dengan tema yang telah kami rencanakan, sehingga pelaksanaan
pengembangan kognitif berbeda dengan rencana pembelajaran yang telah
kami buat.156
Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran dengan cara menyalin
punya teman, baik dalam perencanaan, pelaksaan, maupun evaluasi.8guru
harus slalu membuat dan melihat proses stiap mau melakukan_kegiatan
pembelajaran, harus selalu di ingat mengajar tanpa proses ialah jalan pintas
serta prilaku yang membahayakan, bagi pengembangan anak serta
member ancaman terhadap kenyamanannya.
Wawancara dengan JN, guru kelas B1 diTaman Kanak-kanak
Happy Kids. Ketika ditanya mengenai cara memnbuat rencana
pelaksanaan-pembelajaran harian (RPPH), mengatakan Setiap pendidik
diTaman kanak-kanak Happy Kids diwajibkan memiliki dan membuat
Rencana pelaksanaan pembelajaran’’harian (RPPH) oleh kepala sekolah.
Terkadang saya hanya menyalin Rencana pelaksanaan pembelajaran
harian yang dibentuk oleh ibu SB atau ibu JN, kemudian saya tinggal
mengganti nama saya dan nama kelas yang saya pegang.157
Lebih lanjut SB guru kelas B1 diTaman Kanak-kanak Happy Kids,
ketika peneliti menanyakan tentang cara membentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH), mengatakan, saya biasanya membuka
google untuk mencari rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH),
156Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Merancang-Kegiatan Pengembangan”Anak usia Dini. 157Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Merancang ‘Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini.
120
yang sesuuai terhadap model belajar diTaman Kanak-kanak0Happy Kids
yakni model kelompok atau klasik, di google banyak sekali bisa kita
temukan berbagai macam rencana pelaksanaan pembelajaran harian
(RPPH). Namun saya tetap harus mencari yang sesuai terhadap model
belajar diTaman Kanak-kanak Happy Kids yakni model kelompok.158
7Perencanaan kegiatan pembelajaraan sangatlah menolong guru
didalam pengarahan maupun pengoptimalan proses pembelajaran dengan
cara bermain peserta didik, agar dapat meningkatkan perkembangan anak
dengan optimal. Melihat pentingnya serta manfaatnya merencanakan
proses belajar sehingga guru perlu mengenali, belajar dan menggunakan
perencanaan proses pembelajaran sebelum melaksanakan proses
pembelajaran.
Kompetensi pedagogik guru salah satu indikatornya adalah guru
mampu membuat rancangan proses perkembangan anak usia dini. Dalam
pengembangan kognitif anak usia dini sangat diperlukan seorang guru yang
mampu merancang kegitan pengembangan anak usia dini dengan baik.
Permasalahan yang terjadi adalah dari beberapa hal yang menunjukkan
mengenai kompetensi pedagogik seorang guru adalah masalah
perencanaan pembelajaran yang belum dibuat oleh guru itu sendiri
dikarenakan guru belum memahami cara membuat rencana kegiatan
tersebut dan lemahnya semangat belajar guru.
Berdasarkan observasi peneliti, sebagian guru masih ada yang
belum maksimal membuat perencanaan pembelajaran untuk menunjang
perkembangan kognitif anak usia dini. Sebagian guru juga membuat
rencana kegiatan pembelajaran dengan cara menyalin milik guru lainnya,
bahkan guru menjadikan rencana kegiatan hariah (RPPH) sebagai syarat
perlengkapan mengajar tetapi tidak dilaksanakan sebagai bahan acuan
dalam mengajar. Setiap guru mempunyai RPPH untuk dijadikan pedoman
dalam mengajar )supaya peroses belajar mengajar terarah dan supaya
158Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Merancang Kegiatan Pengembangan Anak usia Dini.
121
tujuan pembelajaran tercapai,* Namun di Taman Kanak-kanak Happy Kids
Tanjung Jabung Barat guru mempunyai RPPH tetapi tidak digunakan dalam
proses pembelajaran.159
Mengenai sebagian guru di Taman Kanak-kanak Happy Kids lebih
memilih cara praktis untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
harian (RPPH), dengan cara menyalin milik teman sesama guru kelas B.
Berikut wawancara dengan SB salah seorang guru kelas B Taman Kanak-
kanak Happy Kids mengatakan, saya membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH) melihat milik ibu JN, karena Tema setiap
minggunya sama, jadi saya samakan saja, antara rencana^pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH) dikelas saya dengana(RPPH) kelas ibu JN.160
b. Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak
Happy Kids
Berdasarkan Permendikbudd137 Tahun 2014 mengenai standar
nasional pendidikan anak usia dini bahwas penilaian belajar anak usia dini
dilaksanakan oleh guru PAUD dengan penerapan prinsip menilai. Prinsip
dalam pembelajaran tersebut, ialah membimbing,, memiliki
kesinambungan,-obyektif, akuntabel, transparan, terstruktur, utuh, serta
mempunyai makna.#.
“Penilaian pada pendidikaan anak usia dini dilakukan ketika peserta
didik melaksanakan berbagai tindakan. Dari peserta didik tiba, berbaris, ikut
kegiatan belajar, melakukan cuci tangan, makan bekal, istirahat atau
permainan bebas, hingga mereka pulang. Penilaian tersebut dilaksanakan
dengan_alami, baik atas keadaan nyata yang timbul berdasarkan sikap
peserta didik dalam tiap kegiatan ataupun hasil kegiatan itu.
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala
Tungkal bahwa ketika anak datang, guru menyambut anak dengan
159Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat. 160Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, penilaian Anak Usia Dini.
122
senyuman dan sapaan manis sembari bersalaman dan mempersilahkan
anak bermain secara bebas sambil menunggu teman lainnya datang. Hal
itu dilakukan hingga semua anak berkumpul di halaman TK. Setelah semua
anak berkumpul, guru menginstruksikan agar anak berbaris dengan rapi
untuk memulai kegiatan pembukaan.161
Begitu pula, hasil wawancara terhadap guru kelas kelompok B1,
bahwa diTaman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal selalu memulai
kegiatan dengan berbaris di halaman sambil melakukan beberapa kegiatan
ringan sebagai pemanasan atau kegiatan pembuka sebelum masuk kelas.
Pemanasan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan anak secara fisik dan
psikis agar siap mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan biasanya
bernyanyi sambil menggerak-gerakkan anggota badan.162
Kegiataan pembelajaran dalm pendidikan_anak usia dini diatur guna
membolehkan peserta didik bermain. Tiap tindakan diharuskan
menggambarkan jiwanya bermain, yakni kesenangan, merdeka, serta
demokratis. Sehingga tiap permainan yang diajarkan perlu diberikan
muatan pendidikan agar peserta didik bisa sambil melakukan kegiatan
pembelajaran. Maka guru PAUD haruslah berkreatif memandang potensi
dilingkungannya serta melakukan desain proses belajar yang memberi
kesenangan.
Pengamatan peneliti di lapangan, mendapati bahwa kegiatan
pembelajarann di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal sudah
mencerminkan jiwa bermain. Sehingga anak yang mengikuti kegiatan
tersebut merasa gembira, meskipun sesungguhnya mereka sedang belajar.
Kegembiraan tersebut menggambarkan bahwa anak terlibat dalam
kegiatan pembelajaran.163
161Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019. 162Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Sari
Banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini. 163Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019.
123
Hasil wawancara bersama SB guru di Taman Kanak-kanak Happy
Kids Kuala Tungkal bahwa hasil penilaian yang guru lakukan terhadap
anak, selalu guru jadikan pedoman untuk mengkaji ulang yang berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran. Terutama dalam pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Guru juga selalu mengamati
anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, jika pembelajaran hari ini
kurang menarik bagi anak, maka keesokan harinya guru berusaha untuk
membuat yang berbeda dari hari ini”.164
Terkait dengan hasil wawancara diatas, peneliti melakukan
observasi. Hasil pengamatan peneliti yang dilaksanakan diTaman Kanak-
kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa guru belum terlihat melaksanakan
penilaian. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru terlihat sibuk
menyiapkan lembar kerja dari area pembelajaran yang satu kearea
pembelajaran lainnya. Terkadang, guru juga terlihat sibuk membantu
peserta didik yang tidak bisa mengerjakan tugasnya berdasarkan apa yang
disampaikan pada area pembelajaran tertentu .165
Penilaian ialah proses yangg diintegrasikan terhadap aktifitas
pendidik didalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Menurut Dewi Fitri
bahwa penilaian_bagi anak usia dini, tempat serta waktunya dilaksanakan
berdasarkan waktu kegiatan melaksanakan program tersebut.166
Penilaian=itu dilaksanakan dengan cara alami, yakni ketika peserta didik
bermain, membuat gambar ataupun karyanya.167
Untuk memastikan keabsahan data, peneliti mengadakan
wawancara kepada guru pendamping Taman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal bahwa guru melakukan penilaian terhadap lembar kerja
164Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, sari
banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini. 165Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019. 166Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak .......Op. Cit., hlm. 64. 167Rohita dan Nurfadilah, pelaksanaan penilaian pembelajaran.......Op. Cit., hlm. 60.
124
anak. Setelah anak menyelesaikan tugasnya, guru akan meminta lembar
kerja tersebut dan mengumpulkannya menjadi satu.168
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala
Tungkal bahwa lembar kerja yang dikumpulkan guru, kemudian disimpan
dalam lemari TK setelah guru mempersilahkan anak untuk istirahat sambil
makan bekal bagii anak yang membawa0bekal. Dan bagi anak yang tidak
membawa bekal, maka guru mempersilahkan anak tersebut untuk bermain
di halaman TK dan melarang untuk bermain di luar halaman TK.169
Terkait fenomena diatas, untuk menguji keabsahan data peneliti
mengadakan wawancara bersama Kepala Taman Kanak-kanak Happy
Kids Kuala Tungkal bahwa lembar kerja yang guru kumpulkan itu menjadi
penilaian bagi guru untuk membuat laporan diakhir semester. Selain itu,
guru juga selalu melakukan pengamatan terhadap anak mengenai
perkembangan belajarnya. Dan saya juga yakin, pasti guru sudah hapal
masing-masing perkembangan anak didiknya. Karena memang guru yang
selalu bersama anak dalam setiap harinya.170
Penilaian yang guru lakukan tidak sesuai dengan prinsip penilaian itu
sendiri, dimana hasil penilaian diharapkaan dapat memberikan feedback
bagi anak untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Dan bagi guru bisa
di gunakan dalam pengkajian kembali rangsangan pendidikan yang
disampaikan, salah satunya metode maupun media dalam belajar, proses
ataupun hubungan bersama peserta didik, perencanaan belajar, dan
lainnya. Maka penilaian ialah proses yang diintegrasikan terhadap aktifitas
guru didalam pelaksanaan kegiatan belajar.*.
Ketika penilaian yang dilakukan guru hanya sebatas pengamatan
tanpa menggunakan lembar observasi. Maka sulit bagi pendidik tahu
tingkatan pelaksanaan program serta keberhasilan peserta didik dalam
168Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 169Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019. 170Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini
125
pencapaian kemampuan yang diinginkan. Sehingga tidak ada tolak ukur
bagi guru untuk memperbaiki perencanaan kegiatan pembelajaran
berikutnya.
Guru melakukan penilaian belajar terhadap anak usia_dini secara
berkesinambungan, maksudnya ialah proses penilaian dilakukan secara
terencana, bertahap, dan selalu mempergunakan metode maupun
peralatan penilaian yang benar. Hal itu dilakukan agar mendapat cerminan
dari proses tumbuh kembang peserta didik. Kemudian_hasilnya tersebut
dipergunakan sebagai masukan dalam perencanaan program belajar
sehingga peserta didik bisa mencapai tingkatan pengembangan tertinggi.171
Hasil wawancara bersama guru di Taman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal bahwa penilaian pembelajaran sudah terencana di dalam
RPPH. Guru juga selalu membawa RPPH ketika melaksanakan
pembelajaran sebagai acuan agar pembelajaran yang diberikan tidak
keluar dari apa yang direncanakan. Dan penilaian guru terhadap anak juga
berdasarkan yang ada dalam RPPH.
*Hasil pengamatan peneliti dilapangan, juga menemukan bahwa
penilaian pembelajaran sudah terencana di dalam RPPH. Yang mana
RPPH tersebut selalu dibawa oleh guru setiap kali melaksanakan
pembelajaran. Namun untuk pelaksanaannya, guru belum terlihat
melakukan penilaian karena belum adanya alat penilaian ataupun catatan-
catatan mengenai informasi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak
sebagai bukti bahwa guru telah melaksanakan penilaian.172
Untuk memastikan keabsahan data mengenai fenomena belum
adanya alat penilaian yang membuktikan bahwa guru sudah melakukan
penilaian, peneliti melaksanakan wawancara bersama guru kelas B1
diTaman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa penilaian yang
guru lakukan memang tidak menggunakan alat penilaian. Guru sekedar
mengamati anak. Dan pengamatan itu menjadi penilaian bagi guru apakah
171Kemendikbud, Penilaian dalam Pembelajaran .hlm. 19. 172Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
126
anak sudah mencapai target apa belum, sebagaimana yang sudah
direncanakan dalam RPPH.173
Penjelasan serupa juga disampaikan oleh kepala Taman Kanak-
kanak Happy Kids Kuala Tungkal saat ditemui di ruangannya, bahwa guru
belum mempunyai alat penilaian. Dan untuk teknis penilaian pembelajaran
anak, kepala lembaga memberikan wewenang sepenuhnya kepada para
guru. Karena gurulah yang selalu bersama anak, jadi merupakan hal yang
wajar jikalau guru hapal mengenai masing-masing anak didiknya. Sebab
guru merasa hapal, sehingga guru tidak perlu mencatatnya kembali.174
Sebagaimana definisi penilaian menurut Mulyasa bahwa penilaian
dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan bukti terpercaya, teliti serta
konsisten.175 Tujuan penilaian guru harus dibuktikan dengan bukti-bukti
yang autentik agar hasilnya bisa diakses secara terbuka bagi orangtua serta
seluruh pihak yang berkepentingan secara langsung tanpa ada yang
disembunyikan.
Berhubungan dengan alat penilaian di Taman Kanak-kanak Happy
Kids Kuala Tungkal, guru kelas memberikan penjelasan saat ditemui di
ruangannya ketika jam istirahat, guru menjelaskan bahwa pada semester
ganjil lalu, guru menggunakan alat penilaian, yaitu berupa: ceklis, catatan
anekdot dan hasil karya. Pada waktu itu, guru mengisinya ketika anak
sudah pulang. Apa yang diamati selama pembelajaran, itulah yang akan
dituangkan dalam alat penilaian. Namun untuk semester ini, guru belum
menggunakan itu karena belum ada disediakan dari sekolah. 176
Untuk menguji kebenaran data, peneliti mengadakan wawancara
bersama kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa
173Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini. 174Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 175Mulyasa, Manajemen PAUD.......Op. Cit., hlm. 195. 176Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini
127
memang benar pada semester lalu penilaian guru *mempergunakan ceklis,
pencatatan anekdot, serta hasil karyanya. Kemarin dari TK yang
membuatkan itu semua. Untuk sekarang ini, belum sempat dibuatkan
karena beberapa faktor. Insyaallah dengan segera akan diadakan kembali.
Supaya penilaian yang guru lakukan itu terbukti.177
Menurut Een dalam safitri terdapat beberapa alat penilaian yang bisa
mengungkapkan beberapa kemampuan aspek tertentu tetapi tidak bisa
digunakan untuk aspek lainnya.178
Penilaian pembelajaran anak usia dini yang didasarkan pada
indikator capaian perkembangan anak harus mempergunakan prinsip
objektivitas,_berarti disesuaikan deengan keadaan. Sehingga, pendidik
diinginkan mampu memisah diantara kenyataan dan dugaan berupa
memberi panggilan khusus pada peserta didik atau hal-hal subyektif
lainnya.
Hasil wawancara bersama guru diTaman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal bahwa penilaian guru tidak pernah dicampuri unsur-unsur
apapun. Murni dari hasil pengamatan selama berkegiatan dan hasil yang
telah dibuat anak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Semuanya
berdasarkan apa adanya. Guru yang selalu bersama anak pasti tahu
mengenai sikap sehari-hari, pengetahuan, dan juga keterampilan yang
dihasilkan. Itu semua guru nilai tanpa unsur pilih kasih dan lain-lainnya”.179
Pelaksanaan penilaian tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
hasil dari kegiatan belajar anak. Hasil belajar tersebut digunakan untuk
merancang kembali pelajaran yanq akan dilakukan hari berikutnya. Oleh
karena itu, penilaian harus selalu dilakukan untuk mendapatkan informasi-
informasi yang berbeda dalam setiap harinya agar rancangan pembelajaran
177Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 178Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 2. 179Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini
128
dihari berikutnya lebih bervariatif dan inovatif. Hal ini sebagaimana
pendapat Al Tabany bahwa+penilaian iyalah upaya pengumpulan serta
penafsiran beberapa informasi yang terstruktur, berkala,
berkesinambungan, keseluruhan mengenai pengembangan anak yang
tercapai dengan belajar.180
Untuk memastikan keaslian data mengenai guru melaksanakan
penilaian, peneliti mengadakan wawancara kepada guru pendamping di
Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa pengamatan guru
itu merupakan penilaian. Kemudian hasil kegiatan anak setelah mengikuti
pembelajaran itu juga penilaian. Guru selalu mengumpulkan hasil kegiatan
anak dalam tiap harinya. Meskipun, kadang-kadang sebagian dari hasil
karya anak ditempel di dinding kelas sebagai hiasan. Namun sebelum
ditempel, guru memerintahkan kepada anak untuk memberi nama pada
hasil karyanya. Jadi walaupun ditempel, guru tetap bisa kasih nilai.181
Hasil pengamatan peneliti di lapangan, bahwa guru Taman Kanak-
kanak Happy Kids Kuala Tungkal memang selalu mengumpulkan hasil
belajar anak dan menyimpannya dalam sebuah lemari sebelum hasil karya
tersebut diamati dan diukur tingkat perkembangan yang membuat karya
tersebut. Hingga anak pulang dan sampai keesokan harinya karya tersebut
tidak di amati kembali oleh guru, sebagai upaya untuk mendapatkan
informasi mengenai perkembangan anak melalui hasil karya.182
“melaksanakan pengamatan pendidik harusnya mencatat yang
menjadi bukti serta mengingatkan semua hal yang diamati. *hal iini perlu
dilaksanakan sebab terbatasnya kemampuan dalam mengingatkan lagi
sesuatu yang sudah berlangsung disepanjang hari dengan peserta didik.
Kemudian tepat serta cepatnya dokumentasi sangatlah mempengaruhi
180Trianto *Ibnu Badar Al Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik
(Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 213. 181Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 182Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
129
ketelitian terhadap kegiatan hasil penilaian. Maka guru harusnya
mempunyai berbagai strategi dalam mendokumentasikan.
Hasil wawancara peneliti dengan guru kelas kelompok B1 diTaman
Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal bahwa guru selalu mengamati
perkembangan anak ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Terlebih saat
anak aktif dalam menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan guru ketika
kegiatan belajar berlangsung. Namun guru memang belum
mendokumentasikan pengamatan yang dilakukan, guru hanya sebatas
menghapal siapa saja yang mengalami perkembangan.183
Penjelasan serupa dari kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal bahwa sesungguhnya guru selalu melakukan pengamatan
perkembangan anak. Hanya saja guru belum mempunyai cara yang tepat
dalam mendokumentasikan hasil penilaian tersebut. Saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, guru disibukkan dengan mendampingi anak
dan terkadang menyiapkan media pembelajaran. Sehingga tidak sempat
mencatat atau mendokumentasikan hasil pengamatannya. Kemudian
setelah anak pulang, guru juga mungkin sudah merasa lelah, sehingga ingin
segera pulang kerumah, begitu seterusnya. Namun saya yakin bahwa guru
mampu memberikan penilaian terhadap ketercapaian perkembangan
anak.184
Salah satu tujuan guru mendokumentasikan hasil penilaian
pembelajaran adalah agar guru dengan mudah menganalisis agar tahu
pencapaian kemampuan peserta didik, apa kah ada dalam kemampuan
Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai
Harapan (BSH), atau Berkembang Sangat Baik (BSB). Sesuai hasil
pengamatan peneliti diTaman Kanak-kanak Happy Kids Kuala Tungkal
183Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 184Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini
130
bahwa guru belum menerapkan skala pengembangan anak usia dini
didalam penilaiannya. Sehingga memungkinkan pendidik akan kesulitan
dalam menganalisis aspek-aspek perkembangan anak berdasarkan skala
perkembangan.185
Skala perkembangan tersebut digunakan untuk mengukur
ketercapaian aspek perkembangan anak, kiranya anak berada pada skala
yang mana. Sehingga penilaian yang dilakukan guru harus meliputi seluruh
aspek tumbuh kembang peserta didik baik prilaku, pengetahuan ataupun
keterampilannya. Sehingga diketahuilah status pertumbuhan dan
pengembangan peserta didik keseluruhan. Sebagaimana yang terdapat
dalam prinsip penilaian.
Selain itu, hasil penilaian yang dilakukan guru PAUD harus
bermakna atau memiliki arti, serta dapat memberi informasi yang berguna
terhadap peserta didik, orang tua, guru, serta pihak lainnya. Hasil penilaian
juga bukan hanya dokumen yang perlu diselesaikan tepat waktu.
*Dengan demikian, hasil penilaian haruslah mampu memberi
gambaran tentang peserta didik secara tepat, agar orang tua ataupun pihak
lainnya yang mempergunakan bisa mengerti. Seperti, pada saat hasil
penilaian mempergunakan kategori, misalnya mulai berkembang,
berkembang ataupun berkembang sangat baik, sehingga 3 kategori itu
haruslah memiliki kejelasan makna. Sehingga, indikator yang dipergunakan
haruslah operasional, dan diberi penjelasan secara benar kepada yang
menggunakan hasil penilaian. Jika hasil penilaiannya tidak memilki makna,
Cuma berbentuk dokumen yang disimpan rapi didalam lemari arsip,
sementara hasil penilaian sebenarnya ialah “sepenggalan pencatatan hidup
peserta didik”.
Hasil wawancara peneliti bersama guru Taman Kanak-kanak Happy
Kids Kuala Tungkal bahwa guru selalu berusaha memberikan kegiatan
185Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
131
pembelajaran yang memiliki arti bagi kehidupan anak. Dengan harapan,
kegiatan-kegiatan yang diberikan dapat menggambarkan tentang kemajuan
perkembangan dan pembelajaran anak. Sehingga hasil penilaiannya pun
dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.186
Terkait kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak Happy Kids
Kuala Tungkal, pengamatan peneliti pada saat kegiatan inti, mendapati
bahwa guru memberikan kegiatan pembelajaran yang berbeda-beda pada
setiap area pembelajaran. Guru memberikan kegiatan pembelajaran
berdasarkan tema pembelajaran yang telah dibahas sebelumnya pada
kegiatan pembukaan, yaitu rekreasi/tempat-tempat rekreasi. Setiap anak
diberikan kesempatan untuk memilih area pembelajaran yang diminati.
Namun setelah selesai kegiatan dalam satu area, anak akan di rolling
secara bergantian untuk mengikuti kegiatan di area lainnya. Pada area
bahasa, kegiatannya menulis nama tempat-tempat rekreasi dan menempel
huruf nama beberapa binatang. Pada area seni, kegiatannya mewarnai
binatang dan bernyanyi kebun binatang. Pada area berhitung, kegiatannya
melakukan penjumlahan. Pada area balok, kegiatannya anak bebas
berekspresi dengan menggunakan balok-balok tersebut.187
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala
Tungkal bahwa banyaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan,
namun guru belum juga terlihat melakukan penilaian selain mengumpulkan
lembar kerja anak setelah selesai pembelajaran. Dan lembar kerja itu pun
hanya disimpan dalam lemari TK, ditinggalkan begitu saja tanpa
memberikan penilaian. Dan kemudian guru mendampingi kegiatan bermain
anak saat jam istirahat sebelum pulang. Setelah semua anak pulang, guru
pun menyegerakan diri untuk pulang. Tanpa mengecek kembali lembar
186Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Penilaian Anak usia Dini 187Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
132
kerja anak yang tersimpan dalam lemari untuk mendapatkan informasi
ketercapaian kegiatan pembelajaran hari itu.188
Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemukakan_diatas,
kesimppulannya bahwasanya penilaian belajar anak usia dini yang
dilakukan oleh guru PAUD di Taman Kanak-kanak Happy Kids Kuala
Tungkal belum berdasarkan aspek penilaian dalam pendidikan anak usia
dini. Karena penilaiannya belum terbukti terlaksana secara sistematis,
berkesinambungan, akuntabel dan terintegrasi bersamaan dengan
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dan hasil penilaiannya juga belum
bisa dikatakan mendidik, autentik, objektif, transparan, dan menyeluruh.
Sebab belum ada bukti secara dokumentasi
1. Faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi Pedagogik guru
dalam pengembangan Kognitif_anak usia dini 5-6 tahun di taman
kanak-kanak’ Happy Kids Tanjung Jabung Barat
Setiap suatu kebijakan yang dilaksanakan apabila kurang optimal,
tentu ada beberapa faktor penyebabnya, begitu juga mengenai kompetensi
pedagogic guru Didalam perkembangan kognitif’anak usia dini, belum
sepenuhnya bejalan sempurna sebagaimana yang di inginkan. dalam
kenyataannya, terdapat beberapa penyebab rendahnya kompetensi
pedagogic guru didalam perkembangan kognitif anak usia dini.
hasil temuan dilapangan, faktor yang menyebabkan rendahnya
kompetensi pedagogic guru dalam pengembangan kognitif “anak usia dini
5 sampai 6 tahun diTaman Kanak-kanak Happy Kids adalah :
a. Faktor Latar Belakang Pendidikan Guru
Permasalahan yang terjadi adalah dari beberapa hal yang
menunjukkan mengenai kompetensi Pedagogik guru adalah masalah
latar_belakang pendidikan guru itu sendiri. Pendidik anak usia dini
diharuskan berlatar belakang keilmuan pendidikan anak usia dini atau
188Observasi peneliti di TK Happy Kids, tanggal 02 September 2019
133
psikologi perkembangan, agar mempunyai keahlian akademik maupun
intelektual. Harusnya_pendidik mempunyai kesamaan diantara
latarbelakang keilmuannya terhadap subyek yang ia bina. Kemudian
pendidik mempunyai pengetahuan serta pengalaman didalam
menyelenggarakan kegiatan belajar. Secara nyata dua hal ini bisa
disertakan dengan ijazah keahliannya dalam pengajaran (akta mengajar)
yang diperoleh dari lembaga yang terakreditasi dari pemerintah.
Kualifikasi akademik pendidik atau guru pendidikan anak usia dini
sesuai aturan yang telah ditetapkan didalam Permendikbud nomor 137
tahun 2013 yakni sebagai berikut:
1. Mempunyai_ijazah Diploma empat (D-IV) ataupun sarjana (S-1) didalam
bidang pendidikan anak usia dini didapat daripada program studi yang
diakreditasi.
2. Mempunyai“ijazah diploma empat (D-IV) ataupun sarjana (S-1)
kependidikan lainnya yang berkaitan ataupun psikologi yang
mempunyai sertifikat pendidikan profesi guru (PPG) PAUD dari
perguruan tinggi yang diakreditasi.
Berdasarkan deskripsi diatas, * Secara_kualifikasi akademik tidak
terdapat perbedaan diantara guru PAUD dan guru SD, SMP, ataupun SMA.
Sehingga tuntutan kualifikasi akademik S1 terhadap guru PAUD sudah
menyajarkan kedudukan mereka sebagai guru profesional terhadap guru
lain. *ijazaah S1 yang ada pada guru PAUD mempresentasikan ataupun
setidaknya sebagai legalitas formal bahwasanya pendidik PAUD sudah
ahli, mahir, serta cakap dengan terpenuhinya standarisasi pendidikan anak
usia dini.
KS selaku kepala sekolah mengatakan bahwa guru
pendidikan_anak usia dini yang mengajar diTaman Kanak-kanak Happy
Kids, berlatarbelakang pendidikan_yang tidak sama, tidak semua guru
berpendidikan anak usia dini (PAUD) yakni terdapat Strata Satu (S1) dari
berbagai disiplin ilmu, antara lain ada guru yang lulusan dari Pendidikan
134
Agama Islam (PAI), dan terdapat pula alumni dari Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA) sederajat.189
Ketika peneliti melakukan observasi, peneliti memang menemukan
guru Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat yang
kualifikasi pendidikannya tidak sesuai dengan pendidikan anak usia dini,
belum mempunyai sertifikat pendidik anak usia dini, dan guru mengajar
hanya menggunakan buku kegiatan anak saja sebagai sumber
pembelajaran, sehingga bisa dikatakan belum terpenuhinya salah satu
indikatur sebagai guru yang memiliki kompetensi pedagogik.190
Kompetensi guru didalam melakukan kegiatan pembelajaran bisa
dilihat dari bagaimana guru tersebut melakukan proses pembelajaran, jika
hanya menggunakan buku kegiatan anak saja dalam melaksanakan proses
pembelajaran, maka bisa dikatakan bahwa guru tersebut belum memenuhi
standar sebagai seorang guru yang berkompetensi pedagogik, karena
salah satu indikator guru yang memiliki kompetensi pedagogic dalam
melakukan pengembangan kognitif harus menggunakan setertegi dan
sarana belajar yang berkaitan terhadap tema yang dijelaskan kepada
peserta didik.
Wawancara dengan SB guru kelas B1, ketika ditanya tentang latar
belakang pendidikannya, beliau mengatakan, saya mulai mengajar di
Taman Kanak-kanak Happy Kids sejak Tahun 2016. Pada saat tahun
pertama dan kedua mengajar, saya dipercaya mengajar anak-anak kelas
A, sedangkan pada tahun ini saya diamanahkan untuk mengajar di kelas
B1. Saya alumni Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kuala Tungkal,
dan di tahun 2017 saya baru bisa *melanjutkan pendidikan kesalah satu
perguruan tinggi satu perguruan tinggi yakni di stai An-Nadwah_Kuala
Tungkal Tanjung Jabung Barat.191
189Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
sari, Wawancara, 19 Februari 2020 Latar Belakang Pendidikan Guru. 190Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat. 191Guru Kelas B3 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Sari
Banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Latar Belakang Pendidikan Guru.
135
Untuk memahami prinsip bermain seraya belajar yang dapat
mengembangkan kognitif anak usia dini, maka seorang guru harus
mengajar sesuai dengan bidang yang dikuasai dan memiliki_latar belakang
pendidikan yang disesuaikan terhadap pendidikan anak usia dini. Ketika ia
mengajar anak usia dini, maka guru tersebut harus berlatarbelakang
pendidikan keguruan pendidikan anak usia dini ataupun psikologi serta
Bimbingan Konseling, agar pendidik yang bersangkutan mudah melakukan
proses pembelajaran, sehingga bisa melakukan pengembangan kognitif
anak usia dini yang baik.
Wawancara dengan JN salah seorang guru kelas B diTaman
Kanak-kanak Happy Kids menuturkan bahwa guru diTaman Kanak-kanak
Happy Kids Tanjung Jabung Barat ini hanya ibu KS yang sarjana
pendidikan anak usia dini. Guru lainnya berlatarbelakang pendidikan yang
tidak sama, terdapat guru berPendidikan Agama Islam (PAI), ada yang
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan ada pula yang alumni SMA,
sedangkan saya sendiri mulai melanjutkan studi mengambil jurusan guru
pendidikan Agama Islam (PAI) An-Nadwah Kuala Tungkal.192
Hasil observasi di lapangan, sebagian pendidik yang mengajar
diTaman Kanak-kanak Happy Kids belum sesuai dengan bidang
keprofesionalan.193 latarbelakang pendidikan yang bukan dari pendidikan
anak usia dini, sehingga akan mengakibatkan guru kesulitan didalam
perencanaan serta pelaksanaan proses belajar. Karena prinsip
pembelajaran anak usia dini yang berbeda dengan prinsip belajar SD, SMP,
maupun SMA. Seperti salah satu prinsip pembelajarannya, yakni prinsip
belajar seraya bermain.
b. Faktor Anggapan Tuntutan Administrasi
Dalam program pendidikan anak usia dini (PAUD)
perencanaan_pembelajaran ialah tahap utama yang terpenting dalam
192Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat,Janainah
Wawancara, 18 Februari 2020, Latar Belakang Pendidikan Guru. 193Observasi, 23 Februari 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
136
memberi arahan yang sesuai didalam melaksanakan kegiatan belajar, dan
perencananaan belajar diatur guna memberi panduan didalam penyiapan
proses belajar yang disesuaikan terhadap kompetensi peserta didik.
Menyusun perencanaan proses belajar haruslah sesuai pada tahapan
pengembangan dan prinsip pembelajaran anak usia dini.
Perencanaan pelaksaan pembelajaran sangat perlu dibuat oleh
para pendidik Taman Kanak-kanak, sesuai dengan tujuan_yaitu agara
pelaksanaan pembelajran berlangsung secara evektif serta efisien. Setiap
kegiatan pembelajaran haruslah disusun matang agar berjalan sesuai
dengan tujuan yang di inginkan. Sebelum pembelajaran berlangsung harus
ada perencanaan yang jelas sehingga alur pembelajaran menjadi terarah.
Namun berdasarkan hasil pengamatan peneliti, yang menjadi masalah
mengenai rencana kegiatan pembelajaran ini, bagi sebagian pendidik di
Taman kanak Happy Kids dianggap hanya sebatas perlengkapan
administrasi, dan dalam kegiatan pembelajaran tidak memiliki esensi yang
tinggi.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sampai detik ini masih
dipahami sebagai formalitas dalam dunia pendidikan saja. Rencana
pelaksanan pembelajaran dipandang sebagai tuntutan administrasi yang
harus dipenuhi oleh guru sebagai persyaratan akademik, bukan sebagai
bahan landasan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai nantinya. Padahal
rencana pembelajaran merupakan pedoman dalam kegiatan
pengembangan kognitif dan nantinya juga menjadi bahan evaluasi guru
atas kegiatan pembelajaran yang sudah dijalani, apakah tujuan belajar telah
tercapai sepenuhnya atau sebaliknya secara efektif dan efisien.
* Hasil pengamatan yang dilakukan, sebagian guru kelas B
diTaman Kanak-kanak Happy Kids masih ada yang belum maksimal
membuat rencana kegiatan pembelajaran anak usia dini. Sebagian guru
menganggap bahwa rencana itu tidak penting dan hanya sebagai syarat
administrasi saja. Sehingga membuat perencanaan pelaksanaan
137
pembelajaran hanya untuk kepentingan administrasi bukan untuk
kepentingan proses pembelajaran.194
*Wawancara dengan salah satu guru kelas B, mengatakan, setiap
guru kelas diTaman Kanak-kanak Happy Kids diwajibkan untuk membuat
rencana_pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM) serta rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), melalui 2 cara, ada yang diketik
di komputer dan ada pula ditulis dengan tangan di buku agenda yang besar,
hal ini dilakukan atas instruksi dari kepala sekolah untuk keperluan
administrasi Taman Kanak-kanak Happy Kids dikemudian hari, misalnya
untuk keperluan akreditasi, untuk diperlihatkan kepada pengawas Taman
Kanak-kanak dan lain-lain.195
Pembuatan rencana kegiatan mingguan dan harian dengan tujuan
seperti itu mencerminkan guru belum berkompetensi pedagogikmerancang
kegiatan pengembangan terhadap anak usia dini. Sistem pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) sebagai syarat
administrasi di Taman Kanak-kanak Happy Kids,hanya dilakukanoleh satu
atau dua orang guru untuk seluruh anak kelas B, sehingga guru kelas B
yang lain tinggal menyalin/ copy paste dan hasilnya RPPM maupun RPPH
dibuat secara seragam.
Fungsi perencanaan kegiatan pengembangan anak usia dini yakni
dapat mendorong seorang guru untuk melakukan kegiatan pengembangan
dengan matang, dan dapat meng-efektifkan pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran yang akan dilakukan. Namun ketika peneliti melakukan
pengamatan saat guru mengajar, peneliti melihat rencana kegiatan tidak
dilaksanakan sesuai tahapannya, adapula pendidik yang mengajarkan tidak
mengacu terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dan
tidak menjadikannya bahan acuan dalam pembelajaran.196
194Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat. 195Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Sari
Banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Anggapan Tuntutan Administrasi. 196Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
138
Wawancara dengan JN seorang guru kelas B Taman kanak-kanak
Happy Kids, mengungkapkan bahwa saya membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH), selain digunakan untuk acuan melakukan
proses pembelajar juga digunakan sebagai bahan kelengkapan
administrasi Taman kanak-kanak, karena setiap guru kelas diTaman
Kanak-kanak ini diharuskan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
harian (RPPH) oleh kepala sekolah.197
Wawancara dengan JN, guru kelas B diTaman Kanak-kanak
Happy Kids, mengatakan, ketika saya melakukan pengembangan kognitif
tidak mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH),
karena RPPH harian belum diberikan oleh ibu KS kepada saya, biasanya
beliau yang buat rencana pelaksanaan pembelajaran harian dan diberikan
kepada guru-guru kelas B, jadi terkadang RPPH waktunya terlambat,
akhirnya RPPH dibuat setelah pengembangan kognitif selesai.198
Pelaksanaan pembelajaran selayaknya berpedoman terhadap
sesuatu yang dituangkan didalam rencana pelaksanaan pembelajaran
harian (RPPH). Berdasarkan pengamatan peneliti,sebagian guru kelas B
diTaman kanak-kanak Happy Kids sudah memiliki RPPH, akan tetapi
rencana yang tersedia tersebut tidak digunakan ketika melakukan proses
kegiatan pembelajaran.199 Padahal berdasarkan RPPH seorang guru
diharapkan menerapkan pembelajaran secara terprogram. Hal ini terjadi
dikarenakan guru menganggap bahwa fungsi perencanaan pembelajaran
yang dibuat hanya untuk keperluan administrasi, bukan untuk diaplikasikan
dalam pengembangan kognitifdi kelas.
Dengan demikian apabila hal ini masih saja berlangsung, maka
akan dapat dipastikan hasil dari pengembangan kognitif tidak akan tercapai
dengan baik, efektif dan efisien. Seorang guru harus benar-benar
197Guru Kelas B1 Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Jainah,
Wawancara 18 Feberuari 2020, Anggapan Tuntutan Administrasi. 198Guru Kelas B2,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Anggapan Tuntutan Administrasi. 199Observasi, 02 September 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
139
memahami fungsi dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)
ini, bukan hanya sekedar tuntutan formalitas administrasi saja, akan tetapi
memang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam pengembangan
kognitifdan bahan evaluasi nantinya setelah selesai proses pembelajaran.
c. Faktor Minimnya Sarana dan Prasarana
Suatu aspek yang perlu diperhatikan tiap pendidikan anak usia dini
ialah tentang sarana serta prasarana pendidikan ataupun fasilitas
pendidikan. Sarana pendidikan secara umum meliputi seluruh fasilitas yang
langsung dipergunakan serta menjadi penunjang didalam kegiatan
pendidikan, diantaranya gedung, ruang belajar atau kelas, peralatan sarana
pendidikan, meja, kursi dan lainnya Fasilitas ataupun prasarana yakni
secara tidak langsung sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan
pendidikan diantaranya halaman, kebun atau taman, perjalanan kesekolah.
Maka, sarana pra sarana pendidikan ialah seluruh benda bergerak serta
tidak bergerak yang menjadi penunjang dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran, secara langsung ataupun tidak langsung.
*sarana prasarana dialam kontek lembaga pendidikan sangat
penting, terutama didalam kontek pendidikan diTaman Kanak-kanak yang
identik dengan bermain sebagai instrumen pembelajaran.
Penyelenggaraan_pendidikan’diTaman Kanak-kanak haruslah sadar akan
hal tersebut, karena Taman kanak-kanak yang memiliki sarana dan
prsarana yang memiliki kelengkapan disukai masyarakat. Melalui sarana
pra sarana yang lengkap, proses belajar bisa dilaksanakan dengan
bervariatif serta kreatif. Tidak hanya disatu tempat, satu pendekatan, serta
satu permainan. Melalui bantuan sarana dan prasarana, peserta didik bisa
merasakan perkembangan kognitif yang disampaikan. Kegiatan bermain
yang diadakanpun bermutu berdasarkan sarana dan prasarana yang
tersedia.
Taman Kanak-kanak yang tidak menunjang sarana prasarana
lengkap sulit melakukan penerapan tehnik belajar. Kegiatan bermain yang
yang ada tidak terlalu menarik tanpa adanya sarana dan prasarana.
140
Dengan demikian ketersediaan sarana prasarana penting didalam
mendorong proses belajar. Wawancara dengan KS selaku kepala sekolah
Taman Kanak-kanak Happy Kids, mengatakan, Guru Taman Kanak-kanak
akan semakin pedagogik jika sarana prasarana lengkap. Paling tidak,
sarana prasarana minimal yang harus ada diTaman Kanak-kanak yakni alat
permainan edukatif yang dipergunakan dalam pengembangan
pembelajaran.200
Suasana belajar di isi peralatan bermain disesuaikan terhadap apa
yang dibutuhankan serta bisa bermanfaat dalam melatih peserta didik
supaya kognitif mereka mengalami perkembangan yang baik. Guru
hendaknya menggunakan seluruh sarana yang dperoleh dari lingkungan
alam sekitarnya, murah ataupun bahan bekas, walaupun ada yang di beli,
mengingat tingkatan kompetensi memerlukan presisi (ketepatan) serta
teknologi lainnya. Yang paling penting pendidik mempergunakan sarana
pembelajaran itu seefektif dan seefisien mungkin.
Sesuai hasil pengamatan, peneliti melihat bahwasanya sarana
yang tersedia diTaman Kanak-kanak Happy Kids meliputi meja, kursi, rak
sepatu, papan tulis, balok bangunan, puzzle, mainan masak, pohon angka,
ayunan, mangkuk putar dan lain-lain. Dari hasil observasi tersebut dapat
dilihat bahwa sarana prasarana yang tersedia di Taman Kanak-kanak
Happy Kids masih tergolong belum cukup memadai sebagai penunjang
pengembangan potensi dan kognitif anak usia dini.201
Proses belajar diTaman Kanak-kanak pasti memerlukan beberapa
peralatan peraga, media, permainan, serta alat bantu yang lain,
dikarenakan umur anak sekolah diTaman Kanak-kanak mesih memerlukan
semuanya. Sehingga pendidik diTaman Kanak-kanak haruslah kreatif,
berimajinatif, serta komunikatif dialam membentuk ataupun mendapatkan
beragam peralatan bermain serta media bagi anak didiknya.
200Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 Februari 2020 Minimnya Sarana Prasaran. 201Observasi, 02 september 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
141
Guru Taman Kanak-kanak sering kali dihadapi dengan masalah
pemilihan media yang pas dalam proses belajar anak diTaman Kanak-
kanak. Terkadang kesulitan itu bukan karena pendidik tidak mampu
menentukan media, tapi media yang sama dengan tingkatan
pengembangan peserta didik tidak ada. Guru dituntut mampu memecahkan
persoalan ini, melalui perancangan, pengembangan, serta pembuatan
sendiri media yang dibutuhkan khususnya bagi media sederhana.
Sarana prasarana merupakan pendukung proses pembelajaran,
tercapainya tujuan pembelajaran juga bisa ditentukan dengan kualitas
sarana prasarana yang tersedia, apabila sarana dan prasarana baik dan
digunakan secara optimal, maka proses belajar akan efektif sehingga dapat
meningkatkan perkembangan kognitif anak. Namun apabila sarana dan
prasarana yang ada tidak digunakan dengan maksimal, maka berdampak
tidak baik terhadap efektif pengembangan kognitifdan perkembangan anak.
Wawancara dengan JN, guru kelas B1 diTaman Kanak-kanak
Happy Kids, Mengatakan apabila sarana prasarana yang tersedia memadai
serta digunakan dengan baik, maka perkembangan anak dan tujuan
pembelajaran yang kita harapkan akan dapat tercapai, namun saat ini
Taman Kanak-kanak Happy Kids belum bisa menyediakan sarana
prasarana secara lengkap, dikarenakan terbatasnya kemampuan pihak
Taman Kanak-kanak Happy Kids dalam mengadakan sarana prasarana
tersebut. Saat ini kami hanya bisa menggunakan sarana yang tersedia dan
menjaganya dengan baik.202
Wawancara dengan DF, guru kelas B2 diTaman Kanak-kanak
Happy Kids, mengatakan sarana pembelajaran seperti alat permainan
edukatif didalam ruangan, jarang kami gunakan sebagai sumber atau media
pembelajaran, kami para guru melakukan pengembangan kognitif anak
menggunakan media seadanya, seperti kertas origami dan gambar-gambar
yang telah disediakan dibuku pembelajaran anak. Adapun alat permainan
202Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020 , Minimnya Sarana Prasaran.
142
edukatif didalam ruangan seperti pohon angka, mainan masak-masak
belum diberikan sepenuhnya kepada kelas, hal ini dilakukan karena
keterbatasan jumlah mainan yang tidak sebanding dengan jumlah anak.203
Wawancara dengan KS, kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids,
mengatakan sarana pembelajaran seperti alat permainan edukatif didalam
ruangan belum kami berikan kepada guru dan anak-anak sepenuhnya,
sebab jumlah mainan yang tidak sebanding dengan jumlah anak yang
banyak. Oleh sebab itu APE (alat permainan edukatif) didalam ruangan,
kami simpan di kantor dengan tujuan sebagai perawatan sarana, karena
dikawatirkan rusak di mainkan/ diperebutkan oleh anak-anak, sementara
itu, alat permaianan edukatif yang ada tidak tergolong murah.204
Sarana dan prasarana menjadi instrument pendukung
pelaksanaan pengembangan kognitif anak usia dini. Agar kognitif peserta
didik bisa berkembang secara baik diperlukan sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan belajar seraya bermain anak.
*Hasil wawancara serta pengamatan yang dipaparkan, diketahui
Faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi pedagogic*guru dalam
pengembangan kognitif anak usia dini diTaman kanak-kanak Happy Kids
disebabkan oleh faktor latar belakang pendidikan guru, faktor anggapan
tuntutan administrasi serta faktor minimnya sarana dan prasarana.
3. *Upaya yang dilakukan_untuk mengembangkan kompetensi pedagogik
guru dalam pengembangan kognitif anak usia dini 5-6 tahun di taman
kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat
a. Upaya Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD
Sama halnya seperti guru SD, SLTP, SMA sederajat,_menjadi guru
anak usia dini harus memenuhi syarat berpendidikan S1 pendidikan guru
203Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Minimnya Sarana Prasaran. 204Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara,18 Februari 2020, Minimnya Sarana Prasaran.
143
anak usia dini. Artinya untuk menjadi_guru anak usia dini butuh pendidikan
dan keahlian khusus. Guru tidak bisa dilakoni oleh semua orang.
Pemerintah telah mensyaratkan untuk menjadi guru, minimal harus
memenuhi dua syarat, yaitu kualifikasi akademik dan kompetensi.
Menurut KS, selaku kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids, guru
Taman Kanak-kanak Happy Kids yang belum memiliki kualifikasi akademik
sarjana pendidikan guru PAUD terlihat perbedaaanya baik
dalam_memahami anak ataupun didalam proses pembelajaran. Guru
Taman Kanak-kanak yang memiliki kualifikasi akademik bukan dari sarjana
pendidikan anak usia dini secara-pisik terlihat memiliki kemampuan didalam
pembelajaran, tetapi kejiwaan sebagai pendidik yang mampu didalam
pehamaman karakter anak serta keterampilan didalam mpembelajaran
terlihat kurangtampak. Didalam pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH), terlihat beda diantara guru yang memiliki
kualifikasi akademik sarjana pendidikan anak usia dini terhadap yang bukan
sarjana pendidikan anak usia dini.205
Lebih jauh lagi JN mengatakan, mengenai kegiatan harian dan
pengembangan kognitif. Dalam pengembangan kognitif juga demikian, guru
yang berkualifikasi akademik sarjana pendidikan anak usia dini terlihat
memiliki kemampuan memberik materi belajar, yakni melalui metode yang
bervariasi serta teknik belajar yang menarik serta menyenangkan, jika
dibandingkan dengan guru yang bukan dari sarjana pendidikan anak usia
dini.206
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh kepala Taman Kanak-
kanak Happy Kids KS, mengatakan bahwa setelah beliau menyelesaikan
S1 pendidikan guru anak usia dini, sangat menjiwai peserta didik daripada
sebelum nya. Menurutnya memahami karakter peserta didik sangat
penting, baik karakter pengembangan fisik, sosial emosional, kognitif serta
205Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari , Wawancara, 19 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD. 206Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD
144
aspek pengembangan lain.” Sehingga mempunyai implikasi yang penting
untuk guru didalam memahami seluruh prilaku peserta didik.207
Melanjutkan kuliah jurusan pendidikan anak usia dini menjadi suatu
alternatif terbaik guna peningkatan kompetensi guru. Namun selain
mahalnya kuliah pendidikan anak usia dini, tempat juga menjadi kendala
yang lain. Perguruan tinggi yang membuka program pendidikan anak usia
dini masih jarang dan kebanyakan berada dikota-kota besar, sehingga
guru-guru dipedesaan merasa kesulitan melanjutkan studi. Mereka
memerlukan waktu dan biaya besar untuk menjangkaunya. Tempat yang
jauh menjadi pertimbangan, paling tidak mereka harus mempunyai
penginapan selama studi.
Wawancara bersama SB, Guru Kelas B1 diTaman Kanak-kanak
Happy Kids mengatakan, Pihak Taman Kanak-kanak Happy Kids
memberikan izin belajar kepada guru yang ingin melanjutkan kuliah
pendidikan anak usia dini. Saya bersama ibu JN kuliah di sekolah tinggi
agama Islam (STAI) Mauizah Kabupaten Tanjab Barat dan mengambil
juruan pendidikan anak usia dini.208
Wawancara dengan JN Guru Kelas B1, mengatakan ketua
yayasan menghimbau kepada guru yang mengajar di Taman Kanak-kanak
Happy Kids untuk melanjutkan kuliah dengan jurusan pendidikan guru anak
usia dini, sebab jika tidak kuliah S1 maka akan diganti dengan guru yang
baru dan berkualifikasi akademik pendidikan guru anak usia dini. Atas
himbauan ini saya melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka, dan
mengambil jurusan pendidikan guru anak usia dini.209
Berdasarkan observasi peneliti, Sebagian guru Taman Kanak-
kanak Happy Kids ada yang=lanjut kuliah diSekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Mauizzah, ada pula yang melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka
207Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari , Wawancara, 19 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD 208Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Sari
Banun, Wawancara, 17 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD 209Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Melanjutkan Kuliah Jurusan PAUD
145
(UT) di Tanjung Jabung Barat dengan jurusan pendidikan_guru anak usia
dini. Biasanya bagi guru yang kuliah di STAI Mauizzah setiap bulannya
meminta izin dengan kepala sekolah untuk tidak masuk mengajar karena
harus memenuhi tanggung jawab belajar di kampus yang jauh dengan jarak
tempuh 3 jam menggunakan mobil.210
b. Upaya Mengikuti Pelatihan Guru
Pelatihan dan pengembangan guru ^pendidikan anak usia dini ialah
2 konsep yang mempunyai kesamaan, yakni sama-sama dilakukan guna
peningkatan pengetahuan, keterampilan serta kemampuan=guru
pendidikan anak usia dini. Sehingga dalam pelatihan dan pengembangan
guru pendidikan anak usia dini dilakukan serangkaian usaha dalam
meningkatkan kinerja guru pendidikan anak usia dini dimasa kini maupun
dimasa yang akan datang melalui peningkatan pengetahuan, sikap, dan
kepribadian.
Pelatihan dan pengembangan guru pendidikan anak usia dini
sangatlah penting untuk dilakukan apabila dihadapkan dengan berbagai
perubahan, baik itu perubahan dari diri sendiri maupun dari luar dirinya.
Guru pendidikan anak usia dini diharuskan mempunyai kemauan dan
kemampuan agar selalu belajar meng-upgrade dirinya agar pengetahuan
dan keterampilannya tidak usang ditengah berbagai perubahan yang
melanda. Hal itu dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan
pengembangan guru pendidikan anak usia dini.
Sadari atau tidak, kognitif anak usia dini dapat berkembang dengan
baik apabila memang dalam proses perkembangannya diikuti dengan
proses yang baik pula, dan salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan
teknis guru pendidikan anak usia dini dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran yang efisien. Sebagai rujukan, kegiatan pembelajaran bagi
anak usia dini dikatakan efisien manakala:
210Observasi, 02 september, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat.
146
1) Kegiatan pembelajaran dilaksanakan_berdasarkan rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang telah disusun.
2) Kegiatan pembelajaran *dapat mengokomodir yang membedakan tiap
anak usia dini.
3) Proses pembelajaran yang di fasilitasi guru bisa menghantarkan anak
usia dini mencapaii tujuan belajaryang sudah ditetapkan.
Kegiatan pembelajaran yang efisien di atas menitikberatkan
terhadap seorang guru yang harus mampu memahami dan memfasilitasi
kegiatan pembelajaran dengan baik. Dimulai dari penyusunan_rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), melakukan akomodir yang
membedakan tiap individu anak usia dini, dan memfasilitasi proses
pembelajaran yang telah di rencanakan. Kesemuanya ini apabila dipahami
akan mengerucutkan bagaimana seorang guru harus mampu memahami
dengan baik bidang pembelajaran anak usia dini dan dituntut meningkatkan
kompetensinya dengan terus belajar.
Peningkatan kompetensi pedagogic guru_terhadap anak usia dini
pada dasarnya bisa dilaksanakan dengan menyelenggarakan workshop,
pendidikan serta pelatihan (diklat), training of trainer (TOT), shortcourse,
dan lain sebagainya yang mengarah bagi meningkatnya kompetensi
pedagogic guru dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal bagi
anak usia dini.
Wawancara peneliti kepada kepala Taman Kanak-kanak Happy
Kids yang berinisial KS, mengatakan bahwa guru jangan hanya berjalan di
tempat dan tidak mau mengikuti pelatihan sebagai bentuk pengembangan
diri.Guru sangat penting mengikuti pelatihan-pelatihan, seperti seminar dan
workshop, karena dengan guru mengikuti seminar dan pelatihan, maka
akan menambah wawasan dan menimbulkan suatu inovasi terbaru dalam
pendidikan anak usia dini, khususnya dari segi perencanaan pembelajaran
di Taman Kanak-kanak. Terkadang yang menjadi kesulitan adalah
147
kurangnya waktu dan biaya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut
karena banyaknya aktifitas dan keperluan guru diluar sekolah.211
Pentingnya mengikuti pelatihan-pelatihan guru pendidikan anak
usia dini agar guru mampu menyerap pengetahuan, skill, teknik, metode,
dan aplikasinya. Memang akan banyak biaya yang dikeluarkan untuk
mengikuti pelatihan, apalagi jika mengadakan sendiri. Namun biaya
tersebut seimbang atau jauh lebih murah dari ilmu yang didapatkan.
Biasanya, peserta mendapatkan paper makalah, multimedia, wawasan,
serta praktik yang diaplikasikan.
Wawancara peneliti kepada guru kelas B1 Taman Kanak-kanak
Happy Kids, mengatakan saya jarang mengikuti pelatihan, workshop atau
seminar, karena waktu saya gunakan untuk mengurus keperluan rumah
tangga, selain itu juga saya memiliki anak kecil yang harus saya jaga dan
perhatikan dirumah. jika ada pelatihan maka saya sering tidak ikut serta dan
lebih memilih dirumah untuk menjaga dan mengawasi anak-anak saya,
karena masih kecil dan kasihan, setiap harinya saya titipkan dirumah orang
tua saya ketika saya mengajar kesekolah.212
Hasil “obserasi dan wawancara peneliti dengan guru diTaman
Kanak-kanak Happy Kids, menunjukkan guru ditaman Kanak-kanak Happy
Kids Tanjung Jabung Barat sudah berkeluarga, dan memiliki anak usia 0-4
tahun, Hal ini menyebabkan guru disibukkan dengan urusan keluarga, dan
keperluan rumah tangga lainnya, sehingga guru kurang berminat untuk
mengikuti pelatihan dan seminar-seminar yang biasa diadakan oleh
organisasi keguruan di luar maupun di dalam Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.213
Lain halnya dengan JN, +merupakan guru kelas B1 diTaman
Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat yang mengatakan bahwa,
211Kepala Sekolah,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari , Wawancara, 19 Februari 2020, Mengikuti Pelatihan Guru. 212Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Saribanun,
Wawancara, 17 Februari 2020, Mengikuti Pelatihan Guru. 213Observasi, 02 september 2019,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat.
148
selalu ikut serta dalam pelatihan maupun seminar pendidikan anak usia dini
yang di adakan oleh organisasi keguruan, dengan alasan selain
mendapatkan ilmu, paserta juga mendapatkan sertifikat pelatihan yang
dapat digunakan sebagai bahan administrasi mengajukan sertifikasi
guru.214 Dalam meningkatkan pengetahuan tentang membuat-rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH), maka guru jangan hanya
menunggu dan menyalin milik guru yang lain saja, guru harus belajar
membuat sendiri perencanaan pembelajaran dan bersikap kreatif dalam
menjalankan proses pembelajaran. Guru harus mencari tau strategi agar
dapat mengembangkan kognitif anak sehingga berkembang lebih baik. Hal
inilah yang diperlukan, sehingga guru dapat membuat perencanaan belajar
yang terbaik disesuaikan dangan tingkat perkembangan apa yang
dibutuhkannya.
Kepala Taman-kanak-kanak Happy Kids member penjelasan,
bahwasanya tiap guru harus mempertanggung jawabkan terhadap sesuatu
yang sudah di amanahkan, dan harus menjalankan amanah tersebut. Guru
di Taman Kanak-kanak Happy Kids harus mampu membuat rencana
kegiatan mingguan dan harian dengan baik yang disesuaikan+terhadap
pengembangan serta aspek belajar anak usia dini, jika terkendala oleh
pengetahuan guru itu sendiri, maka guru wajib belajar dengan berbagai
cara, salah satunya dengan cara mengikuti seminar, pelatihan, baik yang
diadakan oleh pemerintah maupun ornagisasi keguruan, dan bekerja sama
antara satu dan yang lainnya didalam pencapaian tujuan belajar diTaman
Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat.215
Kurangnya pemahaman guru mengenai penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) diTaman Kanak-kanak,
menuntut guru untuk belajar dan mengembangkan diri secara terus
menerus, guru jangan hanya berdiam diri dalam keadaan ketidaktahuan,
214Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, janainah,
Wawancara, 18 Februari 2020, Mengikuti Pelatihan Guru. 215Kepala SekolahTaman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 februari 2020, Mengikuti Pelatihan Guru..
149
guru harus banyak membaca buku tentang cara penyusunan RPPH, dan
berdiskusi bersama teman sesama guru diTaman Kanak-kanak guna
menanyakan mengenai cara membuat RPPH yang benar dan sesuai
terhadap pengembangan peserta didik.
Kegiatan workshop, diklat, dan pelatihan-pelatihan terpadu lainnya
setidaknya mesti dilakukan dua kali dalam satu semester pembelajaran, di
awal penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dan
pada saat evaluasi pembelajaran. Sehingga para guru merasa dibimbing
dan diawasi dan tumbuh semangat serta kompetensinya.
Adapun dari kegiatan di lingkungan sekolah, kegiatan peningkatan
kompetensi guru berjalan sekadarnya saja. Peningkatan kompetensi guru
hanya di dapat melalui perkumpulan, kemudian melakukan evaluasi dan
berdiskusi secara bersama dengan cara berbagi pengalaman. Hal ini pada
hakikatnya juga berdampak positif bagi para guru karena jika ini dibiasakan,
guru akan kompak dan berjuang bersama-sama dalam pengembangan
kognitif anakmelalui penyusunan rencana pembelajaran anak yang baik
dan berdasarkan tujuan yang diharapkan.
Wawancara bersama KS, kepala sekolah Taman Kanak-kanak
Happy Kids, mengatakan bahwasannya semangat belajar guru sangatlah
penting dalam menunjang peningkatan kompetensi seorang guru. Dengan
adanya semangat belajar dari guru, maka guru akan memiliki strategi
khusus dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian
(RPPH) dan pelaksanaannya. Namun, yang terjadi saat ini adalah para guru
terkadang kurang mendapatkan pelatihan khusus, pengembangan hanya
dilakukan berbentuk pelatihan yang sangat jarang diadakan. Kebutuhan
guru yang kreatif dalam mendidik anak di Taman Kanak-kanak sangatlah di
perlukan.216
*Memberi pendidikan serta pelatihan (diklat) dengan jenjang
tingkatan dasar bertujuan agar memberi bekal mendasar yang dimiliki guru
216Kepala SekolahTaman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 februari 2020, Mengikuti Pelatihan Guru..
150
pendidikan anak usia dini, yakni perkembangan pengetahuan ataupun
keterampilandalam perencanaan, pengelolaan serta melakukah evaluasi
belajar yang berkualitas, yaitu disesuaikan terhadap tahapan
pengembangan peserta didik, member kesenangan serta memilki makna.
Kegiatan diklat ini dilakukan bertujuan agar memberi pengetahuan
mengenai rancangan pendidikan anak usia dini yangbenar, beretika serta
berkarakter pendidik yang memiliki kekuatan.
c. Upaya Pengadaan Media Pembelajaran
Penggunaan berbagai media membutuhkan pengetahuan serta
pemahaman pendidik mengenai media pembelajaran anak usia dini. Media
dapat dipergunakan dalam mengantar proses belajar yang utuh pun
bermanfaat dalam penyampaian sesuatu dari proses belajar, memberi
penguat ataupun dorongsn yang mempergunakan media dlam
pembelajaran sehingga terdapat informasi atau pesan yang jelas mengenai
materi belajar yang didapat peserta didik.
Kemampuan tersebut sangatlah penting dikuasai oleh guru Taman
Kanak-kanak. Karna bnanyak teori yang mengatakan bahwasanya anak
usia dini ada ditaraf pikiran yang kongkret (nyata), sehingga didalam proses
mengajar guru harus kontinew mempergunakan media belajar melalui
pertimbangan utama bahwasanya media bisa mengkongkretkan hal
abstrak, kemudian banyaknya keuntungan yang didapatkan jika guru
menggunakan media didalam melaksanakan proses belajar, antara lain
peserta didik jadi tertarik merasa senang, terdorong dalam pembelajaran
serta tumbuh rasa keingintahuan anak.
Wawancara_dengan KS kepala Taman kanak-kanak Happy Kids
mengatakan, pembelajaran di Taman Kanak-kanak=sangat memerlukan
beragam peralatan peraga, media, permainan, serta peralatan bantuan lain,
kerana umur anak sekolah diTaman Kanak-kanak memerlukan semuanya.
Sehingga guru Taman Kanak-kanak diharuskan kreatif, berimajinatif, serta
151
komunikatif didalam membentuk serta atau mendapatkan semua peralatan
bermain maupun media bagi peserta didik nya.217
Wawancara bersama JN, guru kelas B1 diTaman Kanak-kanak
Happy Kids mengatakan, guru Taman Kanak-kanak sering kali bertemu
masalah menentukan media berdasarkan proses belajar peserta didik
diTaman Kanak-kanak. kesulitan itu bukan karena guru tidak mampu
didalam pemilihan media, namun media yang diperlukan yang disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak memang tidak tersedia. Guru diharap
kan mampu memecahkan persoalan ini, melalui perancangan,
pengembangan, serta menciptakan sendiri media yang dibutuhkan
khususnya bagi media sederhana.218
Semangat pembelajaran peserta didik bisa meningkatkan dengun
sumber pembelajaran yang bermacam-macam, peralatan peraga yang
menarik. Media yang memberi dukungan serta sesuai. Sumber
pembelajaran dihubungkan terhadap tema serta sub tema dihari tersebut.
Misal, dalam membelajarkan tema tanaman dan sub tema bagian tanaman
serta fungsi nya, pendidik perlu memikirkan media yang menarik. Guru
hebat tidak berfikir sekedar menyediakan gambar tanaman di karton,
apalagi Cuma dengan spidol di papan tulis. Ia pasti berfikir lebih, misalnya
menghadirkan media berupa video tentang proses tumbuh tanaman (akar,
batang, daun, ranting, bunga, kelopak bunga, dan buah).
Sebagai salah satu komponen untuk menunjang pengembangan
kognitif anak=usia dini, media pembelajaran diTaman Kanak-kanak harus
diadakan dengan berbagai jalan, seperti dengan membeli, menyewa, atau
meminjam. Setelah diadakan barulah diberdayakan oleh pendidik Taman
217Kepala SekolahTaman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 februari 2020, Mengikuti Pelatihan Guru.. 218Guru Kelas B1,Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, janainah,
Wawancara, 18 februari 2020, Pengadaan Media Pembelajaran.
152
kanak-kanak dun peserta dididk dalam melaksanakan* kegiatan belajar
mengajar.
Wawancara dengan kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids
mengatakan, pengadaan alat permainan edukatif bagi anak usia dini
dilakukan dengan cara droping pemerintah, biasanya pemerintah
memberikan bantuan kepada Taman kanak-kanak, akan tetapi bantuan ini
sifatnya terbatas sehingga pengadaan media pembelajaran harus
diusahakan dengan cara yang lain, seperti melalui sumbangan dari orang
tua/wali murid.219
Berdasarkan observasi peneliti, media pembelajaran Taman kanak-
kanak yang sudah dibeli terlihat disimpan didalam lemari kantor, dan tidak
digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran, hal ini dikarenakan
alasan guru dan pihak Taman kanak-kanak yang ingin memelihara media
yang telah dibeli, agar bisa digunakan apabila ada pemeriksaan dan
kegiatan akreditasi di Taman kanak-kanak Happy Kids.220
Wawancara dengan KS kepala Taman Kanak-kanak Happy Kids
mengatakan bahwa, alat permainan edukatif didalam ruangan, sebagian juga kami
rawat dan kami simpan dengan baik untuk keperluan administrasi Taman Kanak-
kanak Happy Kids, jika suatu saat ada pemeriksaan terkait sarana pembelajaran,
seperti untuk kepentingan akreditasi Taman Kanak-kanak dan lain sebagainya.
Jika alat permainan edukatif ini di berikan seluruhnya kepada guru dan peserta
didik, maka dikhawatirkan akan rusak atau hilang dan tidak bisa di gunakan
kembali, oleh sebab itu kami berinisiatif untuk memelihara dengan cara
menyimpan alat permainan tersebut, dan tidak kami berikan kepada peserta
didik.221
219Kepala SekolahTaman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 februari 2020, Mengikuti Pelatihan Guru.. 220Observasi, 02 september 2019, Taman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung
Barat. 221Kepala SekolahTaman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat, Kartika
Sari, Wawancara, 19 februari 2020,
153
=Hasil wawancara serta pengamatan yang dipaparkan peneliti, di
ketahui bahwasanya upaya yang dilakukan untuuk mengembangkan
kompetensi pedagogic guru dalam pengembangan kognitif anak usia dini 5
sampai 6 tahun diTaman kanak-kanak Happy Kids meliputi, upaya
melanjutkan kuliah jurusan paud, upaya mengikuti pelatihan dan
pembinaan guru serta upaya pengadaan media pembelajaran.
C. Analisis Hasil Penelitian
Analisi hasil-penelitian yang dilakukan tentang kompetensi
pedagogic guru dalam pengembangan kognitif anak usia dini 5 sampai 6
tahun diTaman Kanak-kanak Happy Kids Tanjung Jabung Barat.
Kompetensi pedagogic guru_dalam pengembangan kognitif anak
usia dini diTaman kanak-kanak Happy Kids menunjukkan, guru belum
berkompetensi pedagogic mengerti atau paham beragam teori
pembelajaran serta menerapkan prinsip bermain seraya belajar, ditandai
pengembangan kognitif yang terpisah dengan bermain. guru belum
berkompetensi pedagogic merancang kegiatan pengembangan anak,
ditandai dengan guru membuat rencana kegiatan pengembangan dengan
cara menyalin milik Taman Kanak-kanak lain serta belum
mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran. guru belum
berkompetensi pedagogic mengembangkan potensi dan kognitif anak,
ditandai dengan kegiatan pembelajaran yang searah, dan buku sebagai
sumber utama yang di gunakan.
Adapun Faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi
pedagogic guru8dalam pengambangan kognitif anak usia dini diTaman
kanak-kanak Happy Kids disebabkan oleh faktor latar belakang pendidikan
guru, faktor anggapan tuntutan administrasi serta faktor minimnya sarana
dan prasarana.
154
Adapun uapaya’ yang dilakukan untuk mengembangkan
kompetensi pedagogic guru dalam pengembangan kognitif anak usia dini 5
sampai 6 tahun diTaman kanak-kanak Happy Kids meliputi, upaya guru
melanjutkan kuliah jurusan paud, upaya guru mengikuti pelatihan dan
pembinaan guru serta upaya pengadaan media pembelajaran.
155
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
*Sesuai uraian yang sudah dijelaskan_tersebut, ada bebarapa hal
penting yang dapat peneliti ambil sebagai kesimpulan yakni sebagai berikut
:
Pertama, kompetensi pedagogik guru dalam pengembangan
kognitif ‘anak usia dini 5 sampai 6 tahun diTaman kanak-kanak Happy kids
menunjukkan, guru belum berkompetensi pedagogik mengembangkan
berbagai materi dan konsep bidang keilmuan kognitif anak usia dini, guru
belum berkompetensi pedagogik merancang berbagai kegiatan
pengembangan secara kreatif, serta guru belum berkompetensi pedagogik
melakukan proses pembelajaran
Kedua, faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi
kompetensi pedagogic ‘guru dalam pengambangan kognitif anak usia dini
diTaman kanak-kanak Happy Kids disebabkan oleh faktor latar belakang
pendidikan guru, faktor anggapan tuntutan administrasi serta faktor
minimnya sarana dan prasarana.
Ketiga, usaha’ yang dilaksanakan dalam pengembangan
kompetensi pedagogic guru dalam pengembangan kognitif anak usia dini 5
sampai 6 tahun diTaman kanak-kanak Happy Kids meliputi, upaya guru
melanjutkan kuliah jurusan paud, upaya guru mengikuti pelatihan dan
pembinaan guru serta upaya pengadaan_media pembelajaran.
A. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka pada bagian ini akan
disampaikan implikasi yang berhubungan dengan kajian tesis ini, yaitu:
156
1. Kepala sekolah Taman Kanak-kanan Happy kids Tanjung Jabung Barat
dapat menjadikan data yang telah peneliti kumpulkan sebagai bahan
evaluasi bagi Taman Kanak-kanak Happy kids Tanjung Jabung Barat
dalam memperbaiki kompetensi_pedagogik guru didalam
pengembangan koginitif anak usia dini, memahami dan mampu
mengimplementasikan kurikulum yang sangat mempengaruhi *terhadap
pengembangan kognitif anak usia dini.
2. Kepala Sekolah mengevaluasi sarana serta prasarana diTaman Kanak-
kanak Happy kids Tanjung Jabung Barat, serta mengevaluasi dan
mengkoreksi kembali rencana kegiatan harian para guru anak usia dini
diTaman Kanak-kanak Happy kids Tanjung Jabung Barat bagi
terciptanya proses pembelajaran sehingga tercapainya tujuan belajar
dengan baik, efektif serta efisien.
3. Taman Kanak-kanak Happy kids Tanjung Jabung Barat harus
mengevaluasi kembali latar pendidikan guru anak usia dini tidak
berdasarkan latar belakang pendidikan anak usia dini, atau lulusan
jurusan lain yang tidak linier dengan pendidikan anak usia dini, terlebih
lagi guru yang hanya lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTA)
dengan memberikan pendekatan-pendekatan baik berupa pelatihan
secara massif hingga merekomendasikan agar mereka mengambil
belajar pendidikan anak usia dini.
4. Taman Kanak-kanak Happy kids Tanjung Jabung Baratmeng evaluasi
kembali terkait sarana serta prasarana yang diperlukan guru maupun
anak usia dini dalam proses belajar mengajar secara umum, dan dalam
kajian ini khususnya sarana dan prasarana yang berkaitan langsung
dengan pengembangan komptensi pedagogik guru terhadap
perkembangan potensi dan kognitif anak usia dini diTaman Kanak-kanak
Happy kids Tanjung Jabung Barat.
5. Kompetensi pedagogik guru merupakan instrument yang sangat
mempengaruhi pengembangan potensi dan kognitif anak. Sehingga guru
perlu menyadari hal tersebut dan terus meningkatkan kompetensinya
157
demi tercapainya proses kegiatan pembelajaran maupun tujuan belajar
secara efektif serta efisien.
6. Memberikan kesadaran terhadap para guru anak usia dini terutama
diTaman Kanak-kanak Happy kids Tanjung Jabung Barat akan
pentingnya meningkatkan kompetensi pedagogiknya, dan memahami
bagaimana dampak yang ditimbulkan apabila kompetensi pedagogik
guru belum optimal bagi pengembangan potensi dan kognitif anak usia
dini diTaman Kanak-kanak Happy kids Tanjung Jabung Barat.
7. Peneliitian ini juga diinginkan menjadi bahan masukan terhadap
pemerintah didalam pengambilan sebuah kebijakan dimana berkaitan
dalam pemberian pelatihan-pelatihan terpadu terhadap para guru anak
usia dini baik berupa workshop, diklat, training center, seminar-seminar,
dan pelatihan-pelatihan lainnya yang dilakukan setidaknya dua kali
dalam satu semester, yakni pada saat awal dibuatnya rencana kegiatan
harian oleh para guru di awal pembelajaran dan kemudian dilakukan lagi
pada akhir pembelajaran *sebagai evaluasi terhadap proses kegiatan
belajar mengajar’ telah dilakukan. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik guru anak usia dini.
B. Rekomendasi
Setelah melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, serta
mengkaji data-data yang ada, maka berikut ini akan diajukan beberapa
pemikiran sebagai masukan yang menurut pendapat peneliti diharapkan
akan berguna dan dapat meningkat kesadaran guru Taman Kanak-kanak
Happy kids dalam mengembangkan kompetensi pedagogiknya antara lain.
1. Taman Kanak-kanak
a. Taman kanak-kanak Happy kids Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat
harus mengevaluasi dan melengkapi_sarana serta prasarana
ditaman*kanak-kanak, khususnya sarana serta prasarana yang
berkaitan langsung terhadap pengembangan kompetensi pedagogik
158
guru dan pengembangan potensi dan kognitif anak usia dini, serta
mengevaluasi dan mengkoreksi kembali rencana kegiatan harian para
guru anak-usia-dini diTaman Kanak-kanak Happy kids Tanjung Jabung
Barat bagi terciptanya proses kegiatan pembelajaran agar tercapainya
tujuan belajar dengan baik, efektif maupun efisien.
b. Taman kanak-kanak Happy kids Tanjung Jabung Barat
merekomendasikan kepada guru untuk terus belajar dalam
meningkatkan kompetensinya. Memberikan pelatihan-pelatihan agar
guru anak usia dini mampu terus mengembangkan teori pembelajaran.
c. Taman kanak-kanak Happy kids Tanjung Jabung Barat
merekomendasikan pada guru *anak usia dini berlatar pendidikannya
tidak berdasarkan pendidikan anak usia dini untuk melanjutkan studi,
baik kursus maupun perkuliahan khususnya bagi guru anak usia dini
yang hanya lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
2. Bagi Guru Anak Usia Dini
a. Guru harus kembali memompa semangatnya untuk terus belajar,
memperbaiki latar belakang pendidikan mereka apabila belum sesuai
dengan kapasitas *pendidikan anak usia’ dini, baik dengan cara ikut
pelatihan, belajar dengan yang lebih berpengalaman dalam jangka
waktu pendek, dan kuliah pendidikan anak usia dini bagi yang lulusan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dalam jangka waktu panjang.
b. Guru anak usia dini harus menyadari arti penting kompetensi pedagogik
bagi pengembangan kognitif anak usia dini baik dalam mengembangkan
berbagai materi dan konsep bidang keilmuan seni dan kreativitas anak
usia dini, mempelajari kembali kurikulum pendidikan anak usia dini, dan
menjadikan rencana kegiatan harian yang menjadi pedoman serta
panduan didalam proses pembelajaran, bukan semata formalitas dan
tuntutan akademik saja.
c. Melakukan upaya kerja sama antar sesama guru dengan diskusi dan
saling memotivasi, berbagi pengalaman didalam peningkatan
159
kompetensi pedagogik guru, serta melakukan upaya kerjasama dengan
Taman Kanak-kanak terdekat sharing berbagi data dan saling
memotivasi, mengkritisi dalam konsep konstruktif (membangun).
d. Pemerintahdapatmenyelenggarakanpelatihan-pelatihan terhadap para
guru anak usia dini baik berupa workshop, diklat, training center,
seminar-seminar, dan pelatihan-pelatihan lainnya yang dilakukan
setidaknya dua kali dalam satu semesterdenganharapanpelatihan-
pelatihantersebutdapatmeningkatkan kompetensi profesional guru
anakusiadinisecaraumum, dankhususnya Taman Kanak-kanakHappy
kidsTanjungJabung Barat.
3. Bagi Insan Akademis
Insan akademis harus menjadi garda terdepan dalam upaya
meningkatkan kompetensi pedagogik guru anak usia dini baik dalam
mengembangkan berbagai materi dan konsep bidang keilmuan kognitif
anak usia dini.
Insan akademis harus memberikan pemahaman dalam bentuk saling
mengingatkan dalam artian kritik yang membangun akan pentingnya
‘kompetensi-pedagogik guru didalam penrkembangan kognitif anak usia
dini. Di samping itu kepada para akademisi selanjutnya dapat melakukan
kajian-kajian yang lebih mendalam lagi terhadap permasalahan kompetensi
pedagogik guru didalam pengembangan kognitif anak usia dini, sehingga
sumbangan pemikirannya dapat berguna bagi pengembangan kompetensi
pedagogik guru anak usia dini diTaman Kanak-kanak pada masa
mendatang.
C. Saran
Adapun Saran-saran-berdassarkan hasil penelitian’ pada tesis ini
yaitu :
1. Diharapkan kepada Kepala Taman kanak-kanak Happy kids Kuala
Tungkal Tanjung Jabung Barat harus mengevaluasi dan melengkapi
‘saran_dan prasarana Taman Kanak-kanak, khususnya sarana serta
160
prasarana yang berkaitan langsung dengan pengembangan
kompetensi pedagogik guru dan pengembangan potensi dan kognitif
anak usia dini, serta mengevaluasi dan mengkoreksi kembali rencana
kegiatan harian para guru t bagi terciptanya proses kegiatan balajar
mengajar sehingga’ tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik,
efektif dan efisien
2. Kepada guru harus kembali memompa semangatnya untuk terus
belajar, memperbaiki latar belakang pendidikan mereka apabila belum
sesuai dengan kapasitas pendidikan anak usia dini, baik dengan cara
mengikuti pelatihan-pelatihan,
3. Kepada peneliti selanjut nya, Peneliti berharap adanya penelitian yang
dalam mengenai kompetensi pedagogik guru paud karena menurut
peneliti hal tersebut merupakan bagian dari tercapainya atau tidaknya
tujuan pembelajaran yang baik.
161
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Departemen Agama’ RI (Alqur’an dan_Tafsir PerKata Tajwid Kode’ Angka). Banten :
Anonim. Panduan_Penulisan Karya Ilmiyah_Profesional’Tesis dan Disertasi.Jambi: PPs IAIN STS Jambi. 2013.
‘Peraturan Menteri_pendidkan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
*Peraturan_menteri_Pendidiakan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
*Undang-Undang_Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.
Syaiful_Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2008),
*Asrori. Perkembangan_Peserta_Didik: Pengembangan Kompetensi Pedagogis Guru. Yogyakarta: Media Akademi. 2015.
E.Mulyasa._Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.*
Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012.
*Elizabeth_Moore Plionis.’Competency in generalist practice: a guide to theory andevidence-based decision making.New York: Oxford University Press. 2007.
*Hamzah_Onu dan Nina Lamatenggo.Tugas Guru dalam Pembelajaran: Aspek yang Mempengaruhi.’Jakarta: Bumi Aksara. 2016.*
Hamzah B. Uno.Model_Pembelajaran:_Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.Jakrta: Bumi Aksara. 2012.
Hendra Sofyan.“perkembangan Anak_Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya. Jakarta: Infomedika. 2014.
*Jamal_Ma’mur Asmani.Panduan Praktis Manajemen Mutu Guru PAUD. Yogyakarta: DIVA Press. 2015,*
162
John_M. Ivancevich._Human Resource Management.New York: McGraw Hill. 2007*.
Luciano L’Abate et.al.Relational Competence Theory.New York: Springer Science+Business Media. 2010.
*Muhammad bin Ismail_Al-Bukhari, Al-Jami’ Al-Shahih
Martinis*Yamin dan Jamilah Sabri Sanan.Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada Press. 2010.
*Masnipal_Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2013.
Mukhtar Latif Dkk.Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2013.
Nurhabibullah Dkk. Pembinaan Profesi Guru di Indonesia.Bandung: Mujahid Press. 2017.
Sri Marmoah.Profesi Kependidikan. Bandung: Rizqi Press. 2015.
*Sudarwan_Danim.Pengembangan Profesi Guru: Dari Prajabatan, Induksi, Ke Profesional Madani. Jakarta: Prenamdia Group. 2011.
Suyadi dan Maulidya Ulfah.Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2015.
Syaiful Sagala.Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. 2013.
Udin Syaefudin Saud.Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. 2013.
Lily Alfiyatul Jannah, Kesalahan-Kesalahan Guru PAUD yang sering Diangggap Sepele, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),
Diknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Ciputat Press, 2006),
Zulmaizarna, Akhlak Mulia bagi Para Pemimpin, (Bandung: Pustaka Al-Fikriis, 2009),
Anita E. Woolfolk dan Lorraine McCune-Nicolich, Mengembangkan Kepribadian dan Kecerdasan Anak-anak, (Jakarta: Inisiasi Press, 2004)
163
Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana: 2011)
Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008)
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008)
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)
Suwardi, Manajemen Pembelajaran: Menciptakan Guru yang Kreatif dan Berkompetensi, (Jawa Tengah: STAIN Salatiga Press, 2007).
Diknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007, (Jakarta: Diknas, 2007),
Kak Seto, “Peran Pendidikan dalam Membangun Karakter Anak” dalam Arismantoro (Penyunting), Tinjauan Berbagai Aspek Character Building: Bagaimana Mendidik Anak berkarakter, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008),
Ajeng Yusriana, Kiat-Kiat Menjadi Guru PAUD yang disukai Anak-Anak, (Jogyakarta: Diva Press, 2012)
Lily Alfiyatul Jannah, Kesalahan-Kesalahan Guru PAUD yang sering Diangggap Sepele, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009)
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
Sharon K. Ferrett, Peak Performance, (New York: Mcgraw-Hill, 2006)
Mike Schmoker, Results Now, Terj. Devri Bernadi Putra, (Danvers MA: Clearance Centre, 2006),
Susan M. Drake, Creating Standards-Based Integrated Curriculum: The Common Core State Standards Edition, Terj. Benyamin Molan, (California: Teller Road Thousand Oaks, 2012)
164
James H. Stronge, Holly B. Richard dan Nancy Catano, Qualities of Effective Principals, Terj. Siti Mahyuni, (Alexandria VA, Association for Supervision dan Curriculum Development (ASCD) N. Beauregard St. 2008),
David N. Aspin and Judith D. Chapman, Values Education and lifelong Learning, (AA. Dordrecht, The Netherlands: Springer, 2007)
Susan E. Jackson, et. Al, (Editors), Managing Knowledge for Sustained Competitive Andvantage, (San Francisco: Jossey-Bass, 2003
David W. Johnson, Roger T. Johnson dan Edythe Johnson Holubec, The Ne Circle Learning, Terj. Narulita Yusron, (Virginia: Alexandria, 2004)
Anita E. Woolfolk dan Lorraine McCune-Nicolich, Educational Psikology for Teacher, Terj. M. Khairul Anam, (Englewood Cliffs NJ: College Division Prentice Hall, 2004)
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Ciputat: Gaung Persada Press Graoup, 2013)
Richard I. Arends, Learning to Teach, (Buku Satu), Terj. Helly Prajitno Soejipto dan Sri Mulyantini Soejipto, (Yogjakarta: Pustaka Pelajaran, 2008),
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2011)
Sadulloh, Uyoh, dkk, Pedagogik Ilmu Mendidik . (Bandung : CV. Alfabeta 2011)
Musfah, Jejen. “Peningkatan Kompetensi Guru” (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2011).
Richard I. Arends, Learning to Teach, (Buku Satu), Terj. Helly Prajitno Soejipto dan Sri Mulyantini Soejipto, (Yogjakarta: Pustaka Pelajaran, 2008)
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2011),
David A. Jacobsen, Paul Eggen dan Donald Kauchak, Methods for Teaching, Terj. Achmad Fawaid dan Khoirul Anam, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
Andrew J. DuBrin, The Complete Ideal’s Guides: Leadership, Terj. Tri Wibowo BS, (Jakarta: Prenada, 2009)
165
Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta: Cerdas Pustaka, 2004)
Robbert L.SOLSO dkk. Psikologi Kognitif. (Jakarta: Penerbit Erlangga)
Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik,(Jakarta: Referensi, 2012)
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018)
Suyadi dan Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD, (Bandung: PT. Remaja Rosdkarya, 2016),
Andrew J. DuBrin, The Complete Ideal’s Guides: Leadership, Terj. Tri Wibowo BS, (Jakarta: Prenada, 2009)
David A. Jacobsen, Paul Eggen dan Donald Kauchak, Methods for Teaching, Terj. Achmad Fawaid dan Khoirul Anam, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta: Cerdas Pustaka, 2004)
Robert T. Marzano, The Art and The Science of Teaching, Terj. Rahmat Purwono, (Jakarta: Indeks, 2013
Gary A. Davis, Anak berbakat dan Pendidikan Keberbakatan, Terj. Ati Cahayani, (Jakarta: indeks, 2012)
Andrei G. Aleinikov, Mega Creativity Five Steps to Tinking Like a Genius, Terj. Gunardi, (Yogyakarta: Imperium, 2012)
Laura Lipton dan Deborah Hubble, Sekolah Kreatif, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2013)
Salman Khan, The One Word Schoolhouse, (Jakarta: Noura Books, 2013)
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: Indeks, 2012),
Andi Stix dan Frank Hrbek, Guru Sebagai Pelatih Kelas, (Jakarta: Erlangga, 2007
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Surabaya: Usaha Nasional, 2003)
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009),
166
*E. Mulyasa,_Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
*Kunandar, Guru-Profesional, (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2007)
Howard Gardner, Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk: Teori dan Praktek), Terj. Alexander Sindoro, Batam: Interaksara, 2003)
*Lexy J. Moleong,_Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosda Karya, 2010)
*Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriftif Kualitatif (Jakarta : GP Press Group, 2013)
Sugiyono,_Metode_Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2011)
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta. 2010)
Mukhtar. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah (Jakarta: Gaung Persada Press. 2007
Jhon W. Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih diantara Lima Pendekatan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015)
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2010)
“Matthew B. Miles & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press. 2009)
Recommended