View
56
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
BAB IV
ANALISIS
Pada bab ini, akan dibahas mengenai analisis dari berbagai aspek untuk mendukung
perancangan Apartemen ini agar kenyamanan serta kebutuhan istirahat pengguna
bangunan tersebut dapat terpenuhi, khususnya para Penghuni. Aspek-aspek tersebut,
diantaranya aspek manusia, bangunan, dan lingkungan.
IV.1 Analisa Aspek Manusia
IV.1.1 Analisa Fungsi Apartemen
Fungsi sebuah unit apartemen pada umumnya sama dengan fungsi rumah yang
terdapat pada suatu komplek perumahan, yaitu sebagai hunian yang dapat disinggahi
keluarga kecil, keluarga besar, ataupun lajang. Dengan keterbatasannya dan mahalnya
lahan di tengah kota dan pengefisiensi asepk-aspek yang ada, makan terwujudlah hunian
vertikal sebagai pengganti hunian berupa rumah ditengah kota. Perwujudan akan
penciptaan ruang-ruang yang nyaman akan menjadi salah satu fungsi dari apartemen ini
nantinya.
Fungsi lain, dengan keberadaannya hunian apartemen ditengah kota ini dapat
menjadi alternative hunian bagi para masyarakat urban yang memiliki aktivitas rutin di
ibukota, sehingga akan mengurangi dampak kemacetan bila mereka tinggal dekat dengan
kantor atau kampus. Dan telah menjadi life style bagi suatu kalangan untuk bertempat
tinggal di apartemen.
IV.1.1A Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe Pengelolaan
Berdasarkan tipe pengelolaannya apartemen yang akan dirancang masuk dalam
kategori apartemen perseorangan (Condominium), yang dimana menyesuaikan dengan
tingkat sosio yang akan menempati apartemen ini adalah berasal dari kalangan
menengah keatas sehingga apartemen ini dapat dimiliki menjadi milik perseorangan.
Dimana untuk biaya perawatan dan pelayanan mereka membayar pada pengelola
apartemen.
IV.1.1B Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Lokasi
Sedangkan dalam perancangan aparetemen ini dengan ditinjau dari lokasi yang
berada di tengah kota dan dengan ditinjau dari peruntukan dan kebutuhan masyarakat
urban, sehingga apartemen ini masuk dalam klasifikasi City apartemen yang berdefinisi
apartemen yang berada ditengah kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota.
IV.1.1C Klasifikasi Apartemen berdasarkan Jenis dan Besar Bangunan
Jika berdasarkan jenis dan besarnya bangunan, jenis apartemen yang dipilih dalam
perancangan apartemen ini adalah apartemen kelas high rise, apartemen dengan
ketinggian bangunan 15 lantai sehingga konsentrasi pada kemewahan dan fasilitas
penghuni lebih terfokuskan.
IV.1.1D Klasifikasi Apartemen berdasarkan Tipe Unit
Ditinjau dari target penghuni yaitu berasal dari kalangan menengah keatas, maka
untuk klaasifikasi tipe unit yang ada dalam perancangan ini adalah tipe 1 hingga 3 kamar
dengan tipe hunian loft dikarenakan pola perumahan yang terdapat di Indonesia
merupakan rumah 2 lantai dengan halaman hijau dibelakang rumah. Dan perbandingan
rasio banyaknya tipe unit, ditinjuau dari lokasi yang merupakan wilayah yang dekat
dengan daerah bisnis, sehingga rasio tipe unit terbanyak adalah studio, menjadi 50:35:15.
Dan 35% untuk tipe dua ruang tidur dan 15% untuk 3 ruang tidur.
IV.1.1E Klasifikasi Apartemen berdasarkan Tujuan Pembangunan
Apartemen yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, dan biasanya dimiliki
suatu perusahaan atau instansi yang dipergunakan oleh para pegawai maupun tamu yang
berhubungan dengan pekerjaan.
IV.1.1F Klasifikasi Apartemen berdasarkan Penghuni
Dan dari klasifikasi berdasarkan penghuni, apartemen ini mengarah pada :
• Apartemen Keluarga
Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya. terdiri
dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum termasuk kamar tidur pembantu yang tidak selalu
ada. Biasanya dilengkapi dengan balkon untuk interaksi dengan dunia luar.
• Apartemen Lajang
Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah dan biasanya
tinggal bersama teman. Mereka menggunakan apartemen sebagai tempat tinggal,
bekerja, dan beraktivitas lain diluar jam kerja.
IV.1.1G Klasifikasi Apartemen berdasarkan Jumlah lantai per Unit
Pengklasifikasian apartemen yang terdapat pada apartemen ini adalah duplex untuk
unit dua ruang tidur dan tiga ruang tidur, sedangkan untuk unit dengan satu ruang tidur
memiliki jenis simpleks.
IV.1.2 Analisa Kelas Apartemen
Sasaran utama apartemen ini adalah para masyarakat kota menengah keatas,
sehingga perancangan apartemen ini diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan
penghuni dengan tingkat sosio ke atas yang dengan memiliki konsep green building
dengan pengefisienan energi sebagai konsep dari bangunan ini.
Dengan konsentrasi utamanya adalah pemenuhan kebutuhannya bukan dari nilai
ekonomisnya, sehingga biaya tidak terlalu menjadi masalah. Karena itu desain
apartemen ini akan mendekati permasalahan berdasarkan perilaku penggunanya,
tuntutan dan kebutuhannya.
IV.1.3 Analisa Pengguna Bangunan
• Pelaku kegiatan :
- Penghuni
- Manager
- Staff
- Cleaning service
- Security
- Masyarakat umum sbg pengunjung
• Alur Kegiatan
1. Penghuni
Pengguna utama dari apartemen ini adalah para penghuni apartemen.
Apartemen ini merupakan hunian bagi masyarakat kota yang memiliki
aktivitas harian ditengah kota, dengan fungsi bangunan yang sama dengan
hunian yang kebanyakan berada pada perumahan, aktivitas harian para
penghuni pun sama dengan aktivitas yang tinggal di perumahan.
4.1 Tabel Kegiatan, Lokasi dan Kebutuhan dalam Unit
Pelaku Kegiatan Lokasi Kebutuhan
Penghuni
Tidur. Tidur. Istirahat.
Ruang Tidur Nyaman, bersih, tidak sesak, luas
Mandi. Gosok gigi. Buang air.
Kamar mandi Bersih, mudah dicapai, kapasitas cukup
Makan. Makan bersama. Mengobrol.
R. Makan Bersih, intim, nyaman, tidak sesak
Berkumpul Bersantai Mengobrol Menonton TV
R. Keluarga Luas, nyaman, terang alami,bersih, intim
Masak Menyiapkan makan
Pantry Bersih, nyaman, cukup luas, kelengkapan sesuai kebutuhan
Masuk unit Melepas sepatu
Foyer Bersih
Mencuci Bersih-bersih Menyetrika
R. service Bersih, nyaman, kelengkapan sesuai kebutuhan, letak disesuaikan fungsi
Menyimpan barang
Gudang Luasan cukup, lokasi terpencil
Melihat pemandangan Bersantai
Balkon Bersih, aman, strategis, tidak sesak, mudah dicapai
4.2 Tabel Kegiatan, Lokasi dan Kebutuhan di luar Unit
Pelaku Kegiatan Lokasi Kebutuhan
Penghuni
Parkir Kendaraan
Parkir Basement Luas, mudah dicapai, kapasitas memadai,
aman
Olah raga Fitness Bilas Ganti pakaian
Fitness center
R. bilas R. ganti
Bersih, mudah dicapai, kapasitas cukup, kelengkapan sesuai kebutuhan Bersih, kapasitas cukup Bersih, kapasitas cukup,
Olah raga Berenang Bilas Ganti pakaian
Kolam renang
R. bilas R. ganti
Bersih, luas sesuai kapasitas penghuni Bersih, kapasitas cukup Bersih, kapasitas cukup,
Relaksasi Spa Sauna Therapy Massage
Spa
Luas, nyaman, bersih,
Bersantai Bermain bilyar Bermain catur Nonton bersama Membaca
R. bermain/ Lounge Bersih, nyaman, cukup luas, kelengkapan sesuai kebutuhan , kapasitas cukup
Anak-anak bermain
Play ground Bersih, luas, kapasitas cukup, permainan yang cukup dan aman
Masuk apartemen
Lobby 1 Luas, terdapat di dekat pintu utama dan pintu akses samping, aman, nyaman, mewah
Sakit Poliklinik Bersih, nyaman, mudah diakses, kelengkapan sesuai dengan kebutuhan, terkena matahari langsung
2. Manager (pengelola)
Manager atau pengelola bangunan adalah penangung jawab dari
keberlangsungannya segala sistem yang ada pada apartemen ini, dari
pelayanan (service) hingga keadaan sistem bangunan. Tapi itu semua
dibantu oleh staff yang menangani tiap-tiap divisi sesuai dengan
kemampuan, pendidikan dan pengalaman mereka.
4.3 Tabel Kegiatan, Lokasi dan Kebutuhan Manager
Pelaku Kegiatan Lokasi Kebutuhan
Manager
Parkir kendaraan
Parker basement Luas, mudah dicapai, kapasitas memadai, aman
Bekerja
R. kerja Bersih, nyaman, cukup luas, kelengkapan sesuai kebutuhan
Makan. Makan bersama. Mengobrol.
Restaurant Bersih, intim, nyaman,
Buang air
Kamar mandi Bersih, nyaman, dalam ruangan kerja
Rapat Memimpin rapat
Ruang rapat Bersih, nyaman,kapasitas cukup, kelengkapan sesuai kebutuhan
3. Staff ( per divisi )
Staff bekerja sesuai dengan divisi yang dipegangnya masing-masing, dan
sebagai penanggung jawab dari tiap divisi ini terdapat kepala divisi yang
mengontrol kerja para bawahannya. Yang masuk dalam kategori staff ini
adalah yang menangani sistem pelayanan apartemen, menangani sistem
bangunan atau perawatan dari bangunan, dan resepsionis.
4.4 Tabel Kegiatan, Lokasi dan Kebutuhan Staff
Pelaku Kegiatan Lokasi Kebutuhan
Staff
Parkir kendaraan
Parker basement Luas, mudah dicapai, kapasitas memadai, aman
Bekerja
R. kerja Bersih, nyaman, cukup luas, kelengkapan sesuai kebutuhan
Bekerja Lobby Luas, terdapat di dekat pintu utama dan pintu akses samping, aman, nyaman, mewah
Istirahat Tidur
R. tidur Bersih, nyaman,sesuai kapasitas
Buang air
Kamar mandi Bersih, nyaman, dalam ruangan kerja
Administrasi Management office Mudah dicapai, kapasitas cukup, aman,
fasilitas memadai.
Perawatan
Gudang
R. Kontrol
Bersih, mudah dicapai, aman
Rapat
Ruang rapat Bersih, nyaman,kapasitas cukup, kelengkapan sesuai kebutuhan
4. Cleaning service
Cleaning service adalah pekerja yang menangani kebersihan, perawatan
dan pelayanan dari apartemen ini.
4.5 Tabel Kegiatan, Lokasi dan Kebutuhan Cleaning Service
Pelaku Kegiatan Lokasi Kebutuhan
Cleaning service
Parkir kendaraan
Parker basement Luas, mudah dicapai, kapasitas memadai, aman
Menyimpan barang Mengganti pakaian
R. loker R. ganti
Bersih, nyaman, cukup luas, kelengkapan sesuai kebutuhan
Istirahat R..santai Pantry
Bersih, sesuai kapasitas
Bekerja
Janitor Kapasitas cukup
Makan. Makan bersama. Mengobrol.
Kantin staff Bersih, nyaman, sesuai kapasitas
Istirahat Tidur
R. tidur Bersih, nyaman,sesuai kapasitas
Buang air
Kamar mandi Bersih, nyaman, dalam ruangan kerja
Perawatan
Menyimpan barang
Gudang
R. Kontrol
Bersih, mudah dicapai, aman
5. Security
Security bekerja sebagai penanggung jawab dari keamanan apartemen dan
juga fasilitas penunjang lainnya.
4.6 Tabel Kegiatan, Lokasi dan Kebutuhan Security
Pelaku Kegiatan Lokasi Kebutuhan
Security
Parkir kendaraan
Parker basement Luas, mudah dicapai, kapasitas memadai, aman
Menyimpan barang Mengganti pakaian
R. loker R. ganti
Bersih, nyaman, cukup luas, kelengkapan sesuai kebutuhan
Istirahat R..santai Pantry
Bersih, sesuai kapasitas
Bekerja
Janitor Kapasitas cukup
Makan. Makan bersama. Mengobrol.
Kantin staff Bersih, nyaman, sesuai kapasitas
Istirahat Tidur
R. tidur Bersih, nyaman,sesuai kapasitas
Buang air
Kamar mandi Bersih, nyaman, dalam ruangan kerja
Mengawasi ruang
R. CCTV
R. Kontrol
Bersih, aman
6. Masyarakat umum / Pengunjung
Masyarakat umum disini dimaksudkan hanya pengunjung dari apartemen
ini, bukanlah penghuni bangunan ini. Karena apartemen ini memiliki
fasilitas penunjang yang memiliki sifat yang umum maka dari pihak
apartemen memberi keleluasaan bagi para pengunjung untuk menikmati
beberapa fasilitas dan penunjang bangunan karena akan menghasilkan
pendapatan pula. Tetapi walaupun memiliki kebebasan untuk menjangkau
beberapa daerah di sekitar apartemen, apartemen ini tetap memiliki zona
privat bagi para penghuninya yang tidak bisa diakses dengan mudah bagi
para pengunjung. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengunjung, juga
dapat dilakukan oleh penghuni apartemen.
4.7 Tabel Kegiatan, Lokasi dan Kebutuhan Pengunjung dan Penghuni
Pelaku Kegiatan Lokasi Kebutuhan
Pengunjung
Penghuni
Parkir Kendaraan
Parkir Basement Parkir luar
Luas, mudah dicapai, kapasitas memadai, aman
Rekreasi / bersantai • Mengambil uang • Membeli obat • Belanja keperluan • Makan • Makan
Mall
• ATM • Drug store • Super market • Food court • Restauran
Luas, nyaman, lengkap
Bersantai Berkumpul Mengobrol Hang out Makan Minum kopi
• Coffe shop • Café Nyaman, memiliki
view langsung keluar, semi outdoor
Masuk apartemen
Lobby Luas, terdapat di dekat pintu utama dan pintu akses samping, aman, nyaman, mewah
IV.1.4 Skema Organisasi Ruang
a. Organisasi ruang makro
Gambar 4.1 Organisasi ruang makro
b. Organisasi ruang unit
Gambar 4.2 Organisasi ruang mikro
c. Organisasi ruang fitnes
Gambar 4.3 Organisasi ruang fitnes
d. Organisasi ruang lounge
Gambar 4.4 Organisasi ruang Lounge
WC
Mushola
WC
e. Organisasi swimming pool
Gambar 4.5 Organisasi ruang kolam renang
f. Organisasi ruang spa
Gambar 4.6 Organisasi ruang spa
g. Organisasi ruang poliklinik
Gambar 4.7 Organisasi ruang poloklinik
h. Organisasi ruang café dan coffee shop
Gambar 4.8 Organisasi ruang café dan coffe shop
Memiliki hubungan ruang yang sangat dekat (fungsi sejenis,
fungsi berkaitan), akses dan pencapain sangat mudah
Memiliki hubungan ruang yang terjangkau (berbeda fungsi),
akses dan pencapaian mudah
Memiliki hubungan ruang yang tidak langsung namun saling
berkaitan, akses dan pencapaian cukup mudah
Tidak memiliki hubungan ruang yang khas, akses dan
pencapaian sulit
IV.1.5 Analisis kebutuhan ruang dan luasnya
IV.1.5a Program Ruang
4.8 Tabel Program Ruang Indoor
Ruang Sifat Ruang
Standar Ruang (m²)
Kapasitas (orang)
Luasan (m²)
Jumlah Ruang
Luas Total
Sumber
Erat
Cukup Erat
Tidak Ada Hubungan
Sangat Erat
Unit A
- Foyer
- R. Keluarga
- Balkon
- R. Makan
- R. Tidur
- K. Mandi
- Pantry
- R. Servis
- Gudang
Privat
--------
1.5 m2/org
9 m2/org
3 m2/org
4 m2/org
8 m2/org
5 m2/org
3 m2/org
4 m2/org
3 m2/org
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
2 orang
1 orang
2 orang
1 orang
1 orang
80 m2
3 m2
18 m2
6 m2
8 m2
16 m2
5 m2
6 m2
4 m2
3 m2
50 Unit
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
4000 m2
3 m2
18m2
6 m2
8 m2
16 m2
5 m2
6 m2
4 m2
3 m2
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Unit B
- Foyer
- R. Keluarga
- Balkon
- R. Makan
- R. Tidur Utama
- KM utama
- R. Tidur
- K. Mandi
- Pantry
- R. Servis
- Gudang
- RT Pembantu
- KM Pembantu
Privat --------
1.5 m2/org
9 m2/org
3 m2/org
5 m2/org
8 m2/org
5 m2/org
8 m2/org
5 m2/org
5 m2/org
5 m2/org
4 m2/org
6 m2/org
3 m2/org
4 orang
2 orang
4 orang
3 orang
3 orang
2 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
150 m2
3 m2
36 m2
9 m2
15 m2
16 m2
5 m2
8 m2
5 m2
10 m2
5 m2
4 m2
6 m2
3 m2
46 Unit
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
6900 m2
3 m2
36 m2
9 m2
15 m2
16 m2
5 m2
8 m2
5 m2
10 m2
5 m2
4 m2
6 m2
6 m2
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Sirkulasi/ tangga 20 % x 125 = 25 150 m2
Unit C Privat -------- 5 orang 180 m2 25 Unit 4500 m2
- Foyer
- R. Keluarga
- Balkon
- R. Makan
- R. Tidur Utama
- KM utama
- R. Tidur 1
- R. Tidur 2
- K. Mandi
- Pantry
- R. Servis
- Gudang
- RT Pembantu
- KM. Pembantu
1.5 m2/org
9 m2/org
3 m2/org
5 m2/org
8 m2/org
5 m2/org
8 m2/org
8 m2/org
5 m2/org
5 m2/org
5 m2/org
4 m2/org
6 m2/org
3 m2/org
2 orang
5 orang
3 orang
4 orang
2 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
3 m2
45 m2
9 m2
20 m2
16 m2
5 m2
8 m2
8 m2
5 m2
10 m2
5 m2
4.5 m2
6 m2
3 m2
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
3 m2
45 m2
9 m2
20 m2
16 m2
5 m2
8 m2
8 m2
5 m2
10 m2
5 m2
4 m2
6 m2
6 m2
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Sirkulasi/ tangga 20 % x 150 = 30 180 m2
Fitnes Center
- Lobby
- Front desk
- R. Fitness
- R. Loker
- R. Ganti
- Shower
- WC
- Sauna
-R.Senam/Yoga
Semi Public
--------
0.65-0.9 m2/org
10 m2/unit
3 m2/alat
16 m2/unit
0.9 m2/unit
1,5 m2/org
1.25 m2/org
0.9 m2/org
--------
10 orang
2 orang
30 Alat
2 Unit
1 orang
1 orang
1 orang
6 orang
10 orang
--------
9 m2
10 m2
90 m2
26 m2
7.2 m2
15 m2
6 m2
5.4 m2
80 m2
15 m2
--------
1 Ruang
1 unit
1 Ruang
2 unit
8 unit
10 ruang
4 ruang
2 ruang
1 Ruang
1 ruang
359,4m2
9 m2
10 m2
90 m2
32 m2
7.2 m2
15 m2
7,5 m2
10.8 m2
80 m2
15 m2
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
- Gudang 80 m2/unit
12-20 m2/unit
NAD
Sirkulasi 30% x 276,50 = 82,95 359,45 m2
Spa
- Lobby
- R. Pijat single
- R. pijat couple
- Whirlpool room
- Chilledpool room
- Locker
- R. Ganti
- Sauna
- WC
- Gudang
Semi Publik
0.9 m2/org
40 m2/unit
60 m2/unit
2 m2/org
0.9 m2/unit
16 m2/unit
1.25 m2/org
0.9 m2/org
1,5 m2/unit
12-20 m2
10 orang
2 orang
4 orang
2 orang
1 orang
2 Unit
1 orang
3 orang
1 orang
9 m2
240 m2
180 m2
4 m2
5.4 m2
16 m2
5 m2
2.7 m2
1,5 m2
15 m2
1 ruang
6 ruang
3 ruang
6 ruang
4 unit
2 unit
4 ruang
2 ruang
4 ruang
1 ruang
676 m2
9 m2
240 m2
180 m2
24 m2
5.4 m2
32 m2
5 m2
5.4 m2
4.5 m2
15 m2
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Sirkulasi 30% x 520= 156 676 m2
Lounge
- Area Duduk
- Area Permainan
- Area Buku dan majalah
- Pantry
Semi publik
4 m2 /org
8 m2 /org
0.65-0.9 m2/org
0.6x1.2 m2/furn
20 m2
WC: 1,6 m2
60 orang
15 orang
10 orang
4 orang
1 orang
240 m2
120 m2
9 m2
12 m2
20 m2
6 m2
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
2 ruang
536 m2
240 m2
120 m2
20 m2
20 m2
12 m2
Asumsi
Asumsi
NAD
Asumsi
NAD
- Toilet Washbasin: 0,6
m2
Urinal: 0,9 m2
1 orang
1 orang
Sirkulasi 30% x 412= 123 536 m2
Klinik
- R. Periksa
- R. Dokter
- R. Physio
- Gudang Pengobatan
Semi
publik
--------
10 m2/org
12 m2
12 m2
12-20 m2
--------
5 orang
1 orang
1 orang
--------
--------
50 m2
12 m2
12 m2
20 m2
--------
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
94 m2
50 m2
12 m2
12 m2
20 m2
NAD
NAD
NAD
NAD
Lobby Apartemen
- Entrance Hall
- Receptionist
- Security
- R. Tunggu
- Toilet
publik --------
1 m2/orang
Asumsi: 2 m2/org
2 m2/ org
1,2 m2/orang
15 m2/org
12 m2
WC: 1,6 m2
Washbasin: 0,6
m2
Urinal: 0,9 m2
--------
50 orang
3 orang
2 orang
15 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
--------
50 m2
6 m2
4 m2
18 m2
15 m2
12 m2
1,6 m2
0,6 m2
0,9 m2
--------
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
5 Ruang
4 Ruang
2 Ruang
120,8m2
50 m2
6 m2
4 m2
18 m2
15 m2
12 m2
8 m2
2,4 m2
1,8 m2
3,66 m2
NAD
Asumsi
NAD
NAD
NAD
Sirkulasi 30% x (8 m2 + 2,4 m2 + 1,8 m2 ) 120,86 m2
Area Pengelola
- Lobby
privat --------
25
--------
1 orang
--------
25 m2
--------
1 ruang
810 m2
25 m2
NAD
- R. Manager
- R. SDM
- R. Marketing
- R. Humas
- R. Sekretaris
- R.Finance
- R. Administrasi
- R. Arsip
- R. Rapat
- R. Tamu
- R. Istirahat
- R.Pantry
- R. Penanggung Jawab Harian
- R. Toilet
m2/org
25 m2/org
25 m2/org
25 m2/org
25 m2/org
15 m2/org
--------
Asumsi 12 m2
2 m2/org
2 m2/org
5% dari kantor
4 m2/org
16 m2/org
WC: 1,6 m2
Washbasin: 0,6
m2
Urinal: 0,9 m2
1 orang
1 orang
5 orang
2 orang
1 orang
5 orang
--------
55 orang
5 orang
--------
10 orang
3 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
25 m2
25 m2
125 m2
50 m2
15 m2
--------
12 m2
110 m2
10 m2
5%x549
40 m2
12 m2
16 m2
0,9 m2
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
4 ruang
25 m2
125 m2
50 m2
15 m2
125 m2
12 m2
110 m2
10 m2
24,75m2
40 m2
12 m2
16 m2
3,6 m2
3,72 m2
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Sirkulasi 30% x 623= 187 810 m2
Food Station
- Super Market
- ATM
- Tanent
--------
Asumsi
350 m2
8 m2
120 m2
--------
--------
350m2
--------
1 ruang
2 ruang
14 ruang
3627m2
350 m2
16 m2
1680 m2
Asumsi
Survey
Asumsi
1(resto)
- Tanent 2(café)
- Plaza
- Musholla
R. Shalat
Tempat Wudhu
- Toilet
54 m2
400 m2
20m x 5m
1,25 m2/org
0.9 m2/org
WC: 1,6 m2
Washbasin: 0,6
m2
Urinal: 0,9 m2
15 orang
4 orang
1 orang
1 orang
1 orang
100 m2
0.9 m2
6,25 m2
4,5 m2
1,6 m2
0,6 m2
0,9 m2
4 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
2 ruang
1 ruang
1 ruang
5 ruang
5 ruang
216 m2
400 m2
100 m2
6,25 m2
4,5m2
8 m2
3 m2
9 m2
6 m2
Asumsi
Survey
Survey
NAD
NAD
NAD
Sirkulasi 30% x2790= 837 3627 m2
Area Service
- R.Staff
R. Ganti Staff
R. Istirahat
Loker
R. Tidur
Pantry
- R. Operator Tlp
- R. Mesin AC
- R. Genset
- R. Trafo
- R. Panel
- R. Pompa
- Workshop
--------
1,25 m2/org
Asumsi30m2
2 m2/org
0,125 m2/org
Asumsi15m2
48 m2
200 m2
200 m2
20 m2
24 m2
Asumsi25m2
Asumsi1
--------
25 orang
25 orang
5 orang
25 orang
--------
--------
--------
--------
--------
--------
--------
--------
3 orang
--------
31,25 m2
30 m2
10 m2
3,125 m2
15 m2
48 m2
200 m2
20 m2
12 m2
24 m2
25 m2
10 m2
--------
1 ruang
1 ruang
2 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
849 m2
31,25m2
30 m2
20 m2
3,125m2
15 m2
100 m2
48 m2
200 m2
20 m2
12 m2
24 m2
25 m2
10 m2
6 m2
NAD
Asumsi
NAD
NAD
NAD
Asumsi
Survey
Survey
Survey
Survey
Survey
NAD
Asumsi
Asumsi
- Pantri
- Gudang
- R. CCTV
- R. Kontrol
- R. Lift
- Toilet
0m2
2 m2
12-20 m2
20 m2
20 m2
3x3m
WC: 1,6 m2
Washbasin: 0,6
m2
1 orang
2 orang
2 orang
1 orang
6 m2
15 m2
1,6 m2
0,6 m2
1 ruang
1 ruang
1 ruang
2 ruang
3 ruang
3 ruang
15 m2
20 m2
20 m2
18 m2
4,8 m2
1,8 m2
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Sirkulasi 30% x 651.97= 197 849 m2
4.9 Tabel Program Ruang Parkir
Jenis Kendaraan Jumlah Standart Luas (m2)
Mobil karyawan atau pengelola.
25 2,5 x 5 m2
Sirkulasi 100% 625 meter2
Mobil penghuni 192
(A:50,B:92,C:50)
2,5 x 5 m2
Sirkulasi 100% 2400 meter2
Mobil tamu & Staff 500 2.5 x 5 m2
sirkulasi 100% 6250 meter2
Motor Karyawan 150 1 x 2 meter2
Sirkulasi 100% 300 meter2
Motor tamu 100 1 x 2 meter2
Sirkulasi 100% 200 meter2
Total Kebutuhan Lahan Parkir 9775 meter2
4.10 Tabel Program Ruang Outdoor
Ruang Sifat Ruang
Standar Ruang (m²)
Kapasitas (orang)
Luasan (m²)
Jumlah Ruang
Luas Total
Sumber
Play Ground
- Area Permainan
Semi Publik
30 orang 100 m2 1 ruang 100 m2 Asumsi
Area Olah Raga
-Bike Track
Public --------
500 m2
--------
--------
500 m2
--------
1 Area
500 m2
500 m2
Asumsi
K. Renang
- Kolam Renang Anak
- Kolam Renang Dewasa
- Area Berjemur
Semi Publik
1.4 m2/org
3.4 m2/org
0.9x 2m2/org
50 orang
25 orang
30 orang
300 m2
120 m2
54 m2
1 kolam
1 kolam
1 ruang
616.2 m2
300 m2
120 m2
54 m2
NAD
Sirkulasi 30% x 474= 142.2 616.2 m2
4.11 Tabel Rekapitulasi Luas Bangunan
Rekapitulasi Luas Lantai Bangunan
Apartemen unit A 4000 m2
Apartemen unit B 6900 m2
Apartemen unit C 4500 m2
Fitnes Center 359,4 m2
Spa 676 m2
Lounge 536 m2
Klinik 94 m2
Lobby Apartemen 120,86 m2
Area Pengelola 810 m2
Food Station 3627 m2
Area Parkir 9775 m2
Area Service 849 m2
Total 32.247.26 m2
4.12 Tabel Rekapitulasi Luas Area Outdoor
Rekapitulasi Luas Lantai Bangunan
Play Ground 100 m2
Bike Track 500 m2
Kolam Renang 616.2 m2
Total 1216.6 m2
Sirkulasi 30% 364.86 m2
Total Luas 1581.46 m2
IV.2 Analisa Aspek Lingkungan
IV.2.1 Analisa Tapak
4.13 Tabel Analisa Tapak
IV.2.2. Analisa Vegetasi.
Di sekitar lokasi tapak dipenuhi oleh penghijauan berupa rerumputan
dan pepohonan, karena keadaan tapak ini sekarang merupakan tanah kosong
sehingga tertanam penghijauan secara alami. Lalu vegetasi disekitar tapak pun
cukup rindang karena daerah ini merupakan daerah perumahan yang telah
lama terbangun sehingga sudah banyak pepohonan rindang.
Gambar 4.13 Kondisi Tapak Gambar 4.14 Kondis Vegetasi Tapak
sumber . google maps
IV.2.3 Analisa Pintu masuk.
Gambar 4.15 Analisa Entrence
Pemilihan letak main entrance didapat berdasarkan pertimbangan :
� Kemudahan pencapaian baik untuk pejalan kaki, kendaran pribadi.
� Mudah terlihat.
� Kelancaran arus lalu lintas di sekitar tapak
� Kondisi lingkungan yang dilalui sebelum mencapai tapak.
� Dekat dengan arah tujuan jika dari dalam tapak
Alasan peletakan Entrance :
• Main Entrence Utara : Untuk memudahkan pencapaian kedalam tapak
dari arah Bekasi, dan pintu keluar untuk mengarah langsung ke
Cempaka mas dan Bekasi
• Main Entrence Timur : Untuk memudahkan pencapaian kedalam tapak
dari arah Kelapa Gading, Pulomas dan Cempaka Mas, dan Pintu keluar
untuk yang akan mengarah ke Kelapa Gading, Pulomas ( Dengan
memutar arah di arah Kelapa Gading), juga ke Bekasi.
Alasan menempatkan 2 Entrence pada tapak :
Main Entrance utara
Main Entrance Timur
U
• Untuk menghindari kepadatan dan kemacetan untuk keluar ataupun asuk
tapak.
• Menciptakan sirkulasi yang baik dalam tapak.
• Tapak berada pada persimpangan jalan besar, sehingga memudahkan
pengunjung menuju ke luar dan kedalam tapak.
IV.2.4 Analisa Pedestrian
Gambar 4.16 Analisa Pedestrian
Pada lokasi tapak pedestrian berada mengelilingi tapak, ukuran
pedestrian memiliki lebar sekitar 2 meter. Pedestrian ini lebih dikhususkan
bagi pengunjung. Tetapi jarak yang harus ditempuh pejalan kaki untuk menuju
kedalam tapak memiliki jarak yang cukup jauh, terlebih lagi jika pejalan kaki
berasal dari seberang jalan tapak. Karena ditinjau dari analisa tersebut, maka
pada tapak diberikan 2 pintu untuk pedestrian tepat pada zona publik
bangunan, agar memudahkan mereka, sehingga pintu masuk yang dekat
dengan bangunan hunian tidak disediakan jalur pedestrian karena cukup untuk
3 pintu saja agar area ini tetap tidak terganggu keprivatannya.
U Pulomas
Bekasi
Kelapa gading
Cempaka Mas
IV.3 Analisa Aspek Bangunan
IV.3.1 Analisa Zoning
Menurut Ir. Tin Budi Utami, M.T., umumnya, hal yang paling menentukan
dalam penentuan zoning adalah hubungan ruang, orientasi matahari, dan kebisingan.
Secara sederhana dapat digambarkan melalui diagram berikut :
Zoning Horisontal
Gambar 4.17 Analisa Zoning Vertikal
Bila ditinjau dari kebisingan, di sepanjang sisi jalan besar yakni utara dan timur
merpuakan zona yang bising dan dilalui banyak pejalan kaki dan kendaraan, sehingga
bangunan hunian utama diletakan jauh dari keramaian tersebut.
Sedangkan dari sisi orientasi matahari, zona servis diletakan di belakang tepat di
zona yang terkena matahari sore, dan posisi massa bangunan untuk hunian adalah
memanjang menghadap sisi utara dan selatan tapak, sedangkan untuk letak massa
bangunan publik diletakan memiring agar tidak terkena paparan langsung cahaya.
Dan dari ihubungan ruang, dapat dilihat hubungan dari gambar diatas, dapat
dilihat hubungan untu area privat yang letaknya jauh dari pusat kebisingan yang lalu di
berikan akses khusus untuk sampai ke zona publik.
Zoning Vertikal
Untuk zoning vertikal, yang perlu diperhatikan adalah faktor aktivitas penghuni
apartemen dan pengunjung, untuk dapat memisahkan zona privat dan publik, maka
U
Public
Semi Public
Service
Private
Semi Private
terjadilah 2 massa bangunan dengan perbedaan fungsi dan sifat. Di mana dapat
dianalisis dengan menggunakan diagram berikut:
Gambar 4.18 Analisa Zoning Horizontal Zona Privat
Pertimbangan penggunaan basement untuk memenuhi kebutuhan parkir dan
memperkecil kemungkinan cross sirkulasi. Untuk basement mengingat tempatnya yang
tidak mendapat udara luar dan cahaya alami, maka lebih cocok digunakan sebagai area
service. Untuk level dasar, sebagai tempat kegiatan-kegiatan yang dapat diakses public,
seperti lobby, cafetaria, dan juga tempat parkir, maka dikategorikan sebagai zona
public.
Level berikutnya adalah semi private sebagai peralihan dari zona public ke zona
private, seperti poliklinik, ruang serbaguna, ruang briefing, dan sebagainya. Level
berikutnya adalah zona private di mana terdapat management building (office) dan unit-
unit hunian berada.
Gambar 4.19 Analisa Zoning Horizontal Zona Publik
Untuk pertimbangan servis diletakan dibawah sebagai area parkir kendaraan.
Dan juga akan lebih memudahkan bai para penghuni dengan langsung dapat mengakses
ke tempat parker tanpa perlu keluar bangunan.
Level berikutnya merupak area zona publik dikarenakan perutnutkan untuk zona
ini adalah area mall, sehingga semua level bersifat publik bagi pengunjung.
IV.3.2 Analisa Tata Ruang Bangunan
Hal yang paling mempengaruhi di dalam penentuan tata ruang di dalam
bangunan adalah hubungan ruang dan skema organisasi ruang di dalam bangunan.
Menurut buku Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Edisi 2), Francis D.K. Ching,
cara-cara dasar menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan apartemen satu sama
lain, terdiri dari 4 cara, yakni :
a. Ruang di dalam ruang
Contoh : dapur dan ruang penyajian makanan di dalam cafetaria, backstage di dalam
ruang serbaguna, ruang dokter dan kamar rawat di dalam poliklinik, dan sebagainya.
b. Ruang-ruang yang saling berkaitan
Ruang-ruang yang saling berkaitan ini didasari oleh ruang-ruang yang memiliki
sifat dan fungsi yang hampir sama. Selain itu, ruang-ruang yang saling berkaitan ini
dapat berupa ruang-ruang yang fleksibel fungsinya.
c. Ruang-ruang yang bersebelahan
Contoh : unit hunian satu dengan yang lainnya.
d. Ruang-ruang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama
Contoh : lounge dihubungkan oleh lobby.
Selanjutnya dari hubungan ruang tersebut diorganisir menjadi pola-pola bentuk
dan ruang yang saling terkait. Hal tersebut menjadi faktor penentu mudah tidaknya
pencapaian. Akses dan sarana sirkulasi (horizontal dan vertikal) menjadi penting untuk
memudahkan pencapaian. Organisasi ruang secara umum terpusat pada bagian lobby
dan dibagi per cluster sesuai dengan kebutuhan ruang yang dibutuhkan berdasarkan
mobilitas kegiatan harian penghuni apartemen.
IV.3.3 Analisa Bentuk Massa Bangunan
Pada sub bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa apartemen ini memiliki pemisah
antara dua jenis bangunan dimana antara bangunan yang bersifat public dan komersial
dengan yang bersifat private yakni hunian, dengan peletakan area service di arah barat
dan area outdoor yang menjadi fasilitas penghuni di area selatan dimana sisi inilah yang
sangat nyaman dalam hal menerima paparan sinar matahari.
Dengan penzoningan yang memisahkan area privat dan area publik dengan
fasilitas semi publik sehingga dapat memberikan jarak untuk tetap menjaga kenyamanan
dan keamanan bagi penghuni apartemen ini.
Secara skematik dapat dijelaskan melalui diagram berikut :
Gambar 4.20 Pembagian Fungsi Bangunan
Bentuk massa bangunan juga sangat berpengaruh dan memiliki hubungan erat
dengan topic yang telah dipilih yakni penghematan energy.
4.14 Tabel Analisa Bentuk Bangunan
No Bentuk Massa Bangunan Analisa
Fungsi hunian ditaruh di atas karena
privasinya lebih tinggi, view juga lebih
baik dan di bagian dalam tapak agar
jauh dari keramaian Yakni terdapat mall dan fasilitas penunjang yang bersifat publik dan sebagai area communal sehingga area ini merupakan area yang ramai dan padat, sehingga peletakan bangunan ini di depan tapak terpisah dengan bangunan inti
Fasilitas penunjang di bawah fungsi
hunian untuk mempermudah akses.
Bentuknya melebar untuk
memaksimalkan fungsi
Service diletakkan di
basement sebagai
penunjang fasilitas-
fasilitas seperti parkir,
genset, dsb
Jalan yang melintang menjadikan pemisah antara ruang public dengan ruang privat
1.
Bentuk dari massa bangunan yang
menjulang vertikal ini, memiliki core
ditengah sehingga koridor yang menuju
unit pun berada ditengah-tengah
bangunan, dapat dipastikan koridor
tersebut tidak memperoleh cahaya
matahari langsung dan tidak mendapati
sirkulasi angin yang dimana dapat
dimanfaatkan untuk mengurangi
konsumsi energy listrik.
2.
Bentuk massa bangunan horizontal
pipih ini, memiliki dua alternative
koridor, yakni single loaded dan double
loaded, untuk double loaded, koridor
hanya dapat memperoleh sinar dan
angin dari sisi tepi-tepi bangunan
sehingga penerimaan sinar dan angin
tidak maksimal, sedangkan single
loaded
Koridor memiliki kesempatan banyak
untuk memperoleh pemasukan cahaya
matahari secara maksimal, begitu juga
dengan sirkulasi angin. Sehingga
pemanfaatan angin dan matahari dapat
maksimal dengan sistem ini. Dan tipe
bangunan seperti ini lah yang
mendukung tema dan topic dari
penghematan energy listrik.
IV.3.4 Analisa Penghematan Energi Listrik
Disesuaikan dengan sub pembahasan sebelumnya, dimana tema dan topic
dari proyek ini adalah merupakan bangunan berkelanjutan dengan sistem
pengefisiesnian energy listrik, dengan begitu poin-poin yang menunjang dan
menciptakan bangunan hemat energy listrik :
4.15 Tabel Analisa Penghematan Energi Listrik
No Poin Penunjang Analisa
1. Letak Bangunan
Dengan meletakan hunian (merah)
tidak berhadapan langsung dengan arah
matahari sehingga nyaman dan tidak
mengakibatkan panas yang berlebih
dan mengakibatkan penggunaan AC
yang berlebih. dan area publik (kuning)
yang menyerong sehingga tidak
menghadap langsung pada matahari
dan tetap dapat memaksimalkan
pemanfaatan cahaya alami
2. Bentuk Massa Bangunan
Bentuk massa yang pipih horizontal ini
membuat bangunan dapat menerima
cahaya alami dan sirkulasi udara yang
baik, kondusif, maksimal dan merata
untuk dimasing-masing unitnya
3.
Sisi barat dan utara adalah yang
sebenarnya menjadi sisi dengan
pemaparan panas matahari yang
mengganggu, karena di pulau jawa
arah matahari itu condong tenggelam
di antara barat-timur laut, sehingga
diperlukannya façade semi solid untuk
menjadi sun shading bagi sisi tersebut,
agar dapat mengurangi penggunaan
pendingin buatan. Tetapi sun shading
tersebut tetap diberi lubang-lubang
agar pencahayaan alami dan angin
tetap dapat masuk kearea yang tertutup
ini
4.
Begitu pula apabila menggunakan
sistem single loaded, membuat koridor
yang menjadi ruang sirkulasi mendapat
pencahayaan alami dan penghawaan
alam, sehingga dapat mengurangi
penggunaan energy listrik pada
wialayah ini. Dan dengan membuka
koridor ini menjadi seperti balkon,
membuat aliran angin dan sinar dapat
maksimal masuk, terlebih dengan di
tambahkannya tanaman vertikal.
IV.3.5 Analisa Gubahan Massa
Analisa Gubahan massa tercipta dari adanya faktor-faktor
lingkungan yakni iklim, tata letak tapak juga tercipta dari kebutuhan dari si
pengguna bangunan tersebut pula
Gambar 4.21 Anlisa Massa Bangunan
IV.3.6 Analisa Sistem Struktur Bangunan
Sistem struktur dapat mempengaruhi ketahanan dan lamanya masa bangunan
dan ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak bangunan seperti gempa bumi,
bencana angin, faktor biologis (hewan perusak), dan sebagainya. Sistem struktur
bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
- Sub Structure (Struktur bawah)
Merupakan bagian struktur bawah yang menahan beban yang bekerja dari
atas kebawah.
- Upper Structure (Struktur atas)
Upper-structure merupakan struktur utama yang bertugas untuk menerima
seluruh beban hidup atau beban lateral yang diterimanya untuk diterukan
pada pondasi.
4.16 Tabel Penggunaan Jenis Structure
Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan Tiang Pancang - Waktu pelaksanaan cepat
- Relatif murah
- Cocok untuk menahan beban
vertikal
- Lebih efisien dalam
penggunaan energi
• Memerlukan banyak
sambungan dan ketelitian
yang tinggi, kurang
ekonomis bagi wisma
atlet tapi bagi hotel
ekonomis
• Menimbulkan bising dan
getaran
Portal
(kolom dan balok)
- Kekakuan cukup
- Fleksibel dalam penataan
interior unit apartemen
- Struktur sederhana dan
ringan
• Dimensi relatif besar
untuk bentang lebar
• Trafe kolom relatif kecil
Berdasarkan analisa sub structure pada tabel diatas, maka bangunan
apartemen ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang dipilih
karena relatif murah, pengerjaan cepat, dan bersih, juga karena kemampuannya
untuk menahan beban yang cukup besar dan juga dalam tahap pengerjaannya tidak
mengganggu keadaan sekitar atau gangguan relatif kecil.
Untuk upper strcucture, penggunaan sistem struktur portal, karena bentuk
unit dari apartemen ini akan lebih diaplikasikan dengan penggunaan sistem struktur
portal. Portal ini juga tergolong sederhana dan mudah pengerjaannya.
IV.3.7 Analisa Material
Bahan material yang akan digunakan dalam proyek tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
4.17 Tabel Penggunaan Bahan Material
Aspek Alternatif A Atlernatif B Alternatif C Kesimpulan
Dinding Bata merah
Kedap suara, lebih kedap air, lebih kuat, namun pengerjaan lama, dan boros adukan
Bata Hebel
Pengerjaan Cepat, ringan, tahan api, namun harga mahal, dan rembes air
Batako
Kedap air, kedap suara, pemasangan cepat, namun harga mahal, dan mudah dilubangi
Yang dibutuhkan untuk wisma atlet adalah kedap suara, kedap air, sehingga yang cocok adalah bata merah
Pelapis Dinding
Cat
Pengerjaan mudah, cepat, murah, namun tidak tahan air, mudah terkelupas
Keramik
Mudah dibersihkan, tahan air, lebih kedap suara, namun harga lebih mahal, dan terdapat nat pada dinding
Panel & Wallpaper
Pengerjaan cepat, mudah, dan memiliki banyak motif, namun tidak tahan air, mudah terkelupas,
Untuk hunian dapat menggunakan panel ataupun wallpaper karena akan mengakibatkan ruang menjadi lebih indah, sedangkan ruang-ruang lainnya dapat menggunakan cat, sedangkan toilet menggunakan dinding keramik agar tahan air dan mudah dibersihkan. Dan untuk dinding luar bangunan menggunakan cat berwarna putih agar dapat
memantulkan panas matahari sehingga suhu dalam ruang tetap nyaman.
Lantai Keramik
Tahan lama, perawatan murah, mudah didapat, namun menghantarkan dingin, nat cepat kotor, dan mudah pecah
Marmer
Motif beragam, terkesan mewah, tahan lama, namun harganya mahal, pemasangannya lama, sulit dibersihkan
Kayu
Memberi kesan alami dan hangat, warnanya tidak mudah pudar, bisa di-finishing/ coating, namun harga relatif mahal, pengerjaannya lama, dan tidak tahan air
Untuk unit hunian, yang cocok adalah kayu parket, sedangkan untuk ruang besar lebih cocok mengunakan marmer yang terkesan mewah. Dan untuk area kolam renang menggunakan kayu ulin bekas.
Plafond Gypsum
Mudah dipasang, mudah dibentuk, sambungan tidak terlihat, namun tidak tahan air, dan perlu dipelitur
GRC Board
Ringan, tahan air, tidak mudah lapuk, tahan api, namun perlu diberi rangka permodul dan terlihat adanya nat
Beton ekspose
(tanpa plafond)
Yang cocok digunakan adalah gypsum, karena mudah dibentuk (drop ceiling,dsb), dan juga tidak ada nat.
Atap Beton (Atap datar)
Praktis, tidak perlu rangka, dapat dimanfaatkan untuk kegiatan, namun sangat rawan bocor, dan juga ruang dibawahnya menjadi panas
Genteng Keramik
Tahan lama dan kuat, warnanya tidak mudah luntur, namun sudut kemiringan atap minumun harus 30o, dan pemasangannya perlu ketelitian
Genteng Metal
Pemasangan mudah dan cepat, hemat material, dilapisi anti karat, kuat (anti pecah),tahan panas, anti lumut, rapi, namun pemasangannya perlu ketelitian tinggi
Yang cocok digunakan adalah beton (atap datar) yang nantinya d lapisi oleh penghijauan untuk menunjang kenyamanan pada penghawaan di ruangan bawahnya
Kusen & Daun
Kayu
Kuat, Kokoh, warna alami, terkesan mewah, namun mahal, tidak tahan air, dan dapat dimakan rayap
Alumunium
Ringan, pembuatan dan pemasangan cepat, terkesan modern, namun kurang kokoh
PVC
Murah, ringan, namun tidak kokoh, mudah retak/patah.
Yang cocok digunakan pada pintu adalah kusen kayu karena dibutuhkan kekokohan dan kemewahan, sedangkan pada kusen jendela dan pintu balkon adalah kusen alumunium karena modernintas, praktis, dan kuatnya namun untuk pintu Toilet dapat menggunakan pintu PVC supaya lebih tahan air.
Façade (sun shading)
Raagka dengan alumunium compposit bonding
Kuat, kokoh, ringan, pemasangannya mudah, dapat menghalau panas dan menghantarkan panas
Kayu
Menarik, memiliki warna alami, terkesan elegan, namun mahal dan cukup sulit dalam pemasangannya
Kisi-kisi Plat
Menarik, ringan, mudah disesuaikan bentuk, tetapi perlu di sanbung-sambungkan dan mudah melendut
Sehingga material façade yang cocok untuk bangunan ini adalah rangka dengan alumunium dengan lubang-lubang untuk mengalirkan cahaya dan angin alamai masuk dalam bangunan dengan di kombinasi dengan perforated disisi selatan agar tetap menerima cahaya dengan angin secara maksimal, juga dapat menyaring masuknya ke dalam gedung
IV.3.8 Analisa Sistem Utilitas
1. Penghawaan
Penghawaan ini dapat dibagi menjadi dua jenis :
a. Penghawaan alami
Untuk mendukung konsep efisiensi energy, maka penghawaan alami
perlu diperhatikan, contohnya dengan menggunakan cross ventilation. Dengan
memanfaatkan penghawaan alami pada fungsi-fungsi tertentu pada ruang
kumpul pada masing-masing unit, koridor-koridor, dan kamar mandi.
Penghawaan alami bisa dengan membuat cross ventilation pada
bangunan maupun pada unit-unit apartemen. cross ventilation pada bangunan
bisa dipenuhi dengan adanya jarak antara bangunan yang cukup luas dan juga
terdapat ruang terbuka untuk memasukan udara skycourt.
Gambar 4.22 Cross Ventilation
Untuk cross ventilation pada unit-unit bangunan harus memilih jenis
sirkulasi udara yang menyilang, terdapat inlet maupun outlet. Outlet hendaknya
lebih besar dibandingkan dengan inlet agar udara bisa mengalir. Tapi pada iklim
tropis lembab arah angin agak sulit ditentukan, tapi rancangan mengacu pada
arah angin yang dominan. Dan untuk menciptakan penghawaan alami lainnya
adalah dengan menggunakan single loaded sebagai pilihan jenis koridor yang
akan diaplikasikan pada bangunan. Karena dengan single loaded akan
tercapainya bangunan yang hemat energi, hal ini karena pencahayaan dan
pengudaraan alami dapat tercapai. Cross ventilation dapat maksimal sehingga
penghuni apartemen bisa tetap nyaman walaupun tidak menggunakan
pengkondisian udara.
b. Penghawaan buatan
Karena bangunan hunian ini merupakan apartemen bagi kalangan atas,
penghawaan buatan menjadi sebuah kebutuhan dalam mencapai kenyamanan,
dalam hal ini penghawaan buatan yang digunakan adalah dengan menggunakan
Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005, Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Air Conditioner (AC). Air Conditioner disini digunakan hampir disetiap ruang
kecuali beberapa ruang servis dan ruang semi outdoor. AC yang digunakan
adalah tipe AC Split Inverter karena dapat menghemat ruang AHU, chiller dan
cooling tower dan untuk konsumsi energinya rendah. Namun yang jadi masalah
dari penggunaan AC split adalah peletakan outdoor unit. Dalam kasus
apartemen yang mempunyai balkon atau teras maka peletakan outdoor di
balkon.
Gambar 4.23 Peletakan Outdoor AC
2. Pencahayaan
Pencahayaan pada bangunan terdapat dua macam pencahayaan, yaitu
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami adalah
pencahayaan yang didapat dari cahaya matahari. Pemanfaatan pencahayaan alami
harus semaksimal mungkin. Penempatan bukaan bukaan harus lebih di tata secara
baik sehingga cahaya dapat masuk kedalam ruangan secara cukup dan tidak
berlebihan. Dan luasan bukaan yang maksimal namun tetap memberikan
kenyamanan bagi pengguna ruang tersebut.
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dilakukan dengan
menggunakan lampu. Tipe lampu yang dapat digunakan adalah lampu PL, neon T5
atau LED karena cahaya yang dihasilkan nyaman untuk mata dan juga dapat
menekan penggunaan energy listrik secara berlebih.
3. Proteksi Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran berfungsi sebagai daerah atau tempat
perlindungan yang di manfaatkan oleh penghuni gedung apabila terjadi kebakaran
atau situasi darurat.Daerah ini seharusnya mampu bertahan hingga 2 jam. Jarak
radius untuk mencapai tangga darurat adalah 32 meter dan 12 meter dari dead
corridor (koridor buntu).
Perletakkan Outdoor
Unit di balkon
Sumber : Pribadi
Gambar 4.24 Tangga Kebakaran
Proteksi kebakaran ini terdiri dari 2, yaitu berupa proteksi aktif contohnya
hidran, sprinkler, smoke detector dan proteksi pasif berupa tangga darurat atau
struktur bermaterial tahan api.
Pemadam api berupa hidran juga perlu disediakan. Hidran dalam biasanya
ditempatkan di dekat atau di dalam tangga kebakaran, dilengkapi selang, katup,
tabung pemadam, serta alarm atau tombol panggil. Air yang digunakan diambil dari
menara air, yang memang sebagian isinya dicadangkan untuk keperluan darurat.
Hidran luar berupa kepala hidran dan selang. Sumber airnya dari sistem hidran kota.
4. Pengolahan dan Pembuangan Limbah
Pada jaringan instalasi air akan terdiri dari dua macam yaitu pipa air saluran
air bersih dan pipa air saluran air kotor. Pipa saluran air bersih ini berfungsi
mengalirkan air bersih yang biasanya bersumber dari PDAM ataupun sumber air
bersih lain nya ke seluruh ruangan yang membutuhkan, seperti kamar mandi,
westafel dan lain lain.
Sedangkan pipa saluran air kotor berfungsi mengalirkan air kotor atau air
yang sudah dipakai dari ruangan ke tempat pembuangan seperti Septic tank dan lain
lain. Pipa pembuangan limbah kamar mandi sebaiknya mudah diakses untuk
mempermudah maintenance apabila terjadi kerusakan, maka biasanya kamar mandi
dalam tiap unit kamar ditempatkan pada sisi yang berbatasan dengan koridor agar
shaf-shaft pipa dapat diakses dari koridor.
Limbah kamar mandi padat disalurkan ke STP untuk diolah agar dapat
dibuang ke lingkungan dan riol kota dengan aman dan tidak mencemari. Limbah
kamar mandi cair disalurkan ke WTP untuk diolah. Hasil olahannya di re-use dan
dapat digunakan kembali untuk penyiram taman dan flush toilet.
Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005, Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Di apartemen ini akan direncanakan air hujan akan dimasukkan ke dalam
sumur resapan (sesuai peraturan pemerintah PP No.36) dan sebagian ada yang
dialirkan ke dalam bak kontrol dan kemudian disalurkan ke riol kota. Pembuatan
sumur resapan perlu diupayakan terkait dengan upaya perbaikan drainase tapak.
Juga dengan adanya sumur resapan yang dijadikan sebagai sistem penampungan air
hujan sementara yang dapat di re-use menjadi air untuk menyiram tanaman, flush
toilet atau mencuci mobil.
5. Instalasi Listrik
Untuk penggunaan energy listrik, instalasi listrik mengambil arus dari PLN.
Selain dari PLN, tersedia pula panel surya yang dapat menyimpan energi sehingga
energy yang telah tersimpan dapat digunakan sebagai sumber energy listrik pada
bangunan yang nantinya akan digunakan bergantian dengan penggunaan listrik dari
PLN. Namun, disiapkan pula pembangkit listrik cadangan berupa generator atau
genset yang akan dioperasikan apabila PLN atau sistem panel surya mengalami
gangguan.
Penempatan ruang genset dan ruang-ruang panel utama bisa ditempatkan
pada basement agar bunyi dan getaran yang mungkin dihasilkan tidak mengganggu
kenyamanan apartemen. Selain itu pengantaran bahan bakar untuk solar juga dapat
dilakukan dengan mudah tanpa menggangu penghuni begitu juga saat terjadi
kerusakan.
Dan untuk menekan pemakaian listrik berlebih di unit apartemen, bangunan
ini menggunakan Building Automatic System (BAS), sehingga penggunaan listrik
dapat terkontrol ketika penghuni sedang tidak didalam unit mereka.
6. Penangkal Petir
Bangunan ini merupakan bangunan hunian tempat tinggal dengan tpe high
rise dan disekitarnya belum ada bangunan setinggi apartemen ini, maka harus
diberikan proteksi terhadap penangkal petir sebagaimana telah diatur dalam PP No.
36. Hal ini dibutuhkan mengingat bangunan ini mempunyai ketinggian yang cukup
tinggi dibanding dengan bangunan di sekitarnya. Sehingga apabila ada petir yang
menyambar, maka bangunan ini riskan untuk terkena petir.
Sistem penangkal petir yang lazim digunakan adalah sistem Thomas. Sistem
ini mempunyai jangkauan perlindungan yang luas, daerah bangunan yang
terlindungi dalam radius 60 m dan luas lahan yang terlindungi dalam kerucut
perlindungannya dalam radius 125 m. sistem ini dianggap cocok karena terbilang
efisien apabila di letakan di bagian teratas bangunan untuk jangka panjang.
Sehingga bisa melindungi bangunan-bangunan rendah, pohon-pohon dalam tapak.
Gambar 4.25 Skematik Penangkal Petir Sistem Thomas
7. Pembuangan Sampah.
Jenis bangunan apartemen ini merupakan hunian dengan fungsi dan
kebutuhan yang sama dengan rumah tinggal sehingga memiliki sampah rumah
tangga sehingga sistem pembuangan sampah dapat dilakukan dengan sistem shaft,
yaitu menyediakan sebuah ruangan shaft yang langsung berhubungan dengan lantai
dasar tanpa penyekat antar lantai. Pada bagian bawah terdapat ruangan
penampungan. Penggunaan shaft ini lebih efisien pada apartemen ini karena sampah
sudah terkumpul pada bagian lantai dasar bangunan yang berada pada titik tertentu.
Dan dalam shaft ini terdapat pemisah antara sampah organik dan non organik
sehingga sampah-sampah non organik yang ada dapat lebih mudah di proses ke
penampungan sampah non organik, sedangkan untuk sampah organik, dapat
diproses menjadi pupuk yang dapat digunakan diarea hijau pada tapak. Dengan
adanya fasilitas shaft khusus ini dapat membuat kebiasaan juga bagi penghuni dan
pengelola untuk membiasakan diri memisahkan dua jenis sampah yang dihasilkan.
Gambar 4.26 Skematik Pembuangan Sampah
Gambar 4.27 Shaft Sampah
Unit
bangunan
Shaft
sampah
TPA Penampung
sementara
Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005, Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005, Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Recommended