View
33
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
DI KECAMATAN WOYLA KABUPATEN ACEH BARAT
Skripsi
ABDUL HAMID
07C10404002
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH – ACEH BARAT
2016
ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
DI KECAMATAN WOYLA KABUPATEN ACEH BARAT
Skripsi
ABDUL HAMID
07C10404002
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian
Pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH – ACEH BARAT
2016
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Skripis : ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
DI KECAMATAN WOYLA KAB ACEH BARAT
Nama Mahasiswa : ABDUL HAMID
Nim : 07C10404002
Program Studi : AGRIBISNIS PERTANIAN
Menyetujui :
Komisi Pembimbing,
Ketua
Ir. RUSDI FAIZIN, M.Si
NIP. 196308111992031001
Anggota
KHAIRUNNISA, SP, MP
NIP.198201152010032001
Mengetahui,
Fakultas Pertanian
Dekan,
Ir. RUSDI FAIZIN, M.Si
NIP. 196308111992031001
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Ketua,
YOGA NUGROHO, SP, MM
NIP. 198801062015041002
Tanggal Kelulusan : 25 Agustus 2015
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/Tugas Akhir dengan Judul :
ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
DI KECAMATAN WOYLA KABUPATEN ACEH BARAT
Yang Disusun Oleh :
Nama : ABDUL HAMID
NIM : 07C10404002
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 25 Agustus 2015 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Ir. RUSDI FAIZIN, M.Si
(Dosen Pembimbing Ketua) : ...............................................
2. KHAIRUNNISA, SP, MP
(Dosen Pembimbing Anggota) : ..............................................
3. YOGA NUGROHO, SP, MM
(Dosen Penguji Ketua) : ................................................
4. AGUSTIAR, SP, MP
(Dosen Penguji Anggota) : ................................................
Alue Peunyareng, 26 Agustus 2015
Ketua Program Studi Agribisnis
YOGA NUGROHO, SP, MM
NIP. 198801062015041002
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ABDUL HAMID
NIM : 07C10404002
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Dengan ini saya menyatakan sesungguhnya yang bahwa di dalam skripsi yang
saya susun ini dengan judul “Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah Di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat” tidak terdapat bagian atau satu
kesatuan yang utuh dari skripsi, tesis, disertasi, buku atau bentuk lain yang saya
kutip dari karya orang lain tanpa saya sebutkan sumbernya yang dipandang
sebagai tindakan penjiplakan. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya
ilmiah atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang
dijadikan seolah–olah karya saya sendiri.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan bila mana diperlukan.
Alue Peunyareng, 26 Agustus 2015
Yang Membuat Pernyataan
ABDUL HAMID
NIM. 07C10404002
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sungguh, bersama kesukaran itu pasti ada kemudahan.
Oleh karena itu, jika kamu telah selesai dari suatu tugas,
kerjakan tugas lain dengan sungguh – sungguh
(Qs. Asy Syarh : 6-7)
Gunakanlah waktu semaksimal mungkin, maka dihari tua
kamu tidak akan mengatakan lagi
“Seandainya Saya Masih Muda”
Berjalanlah selaras dengan dinamika alam
Atau kamu menjadi bagian yang tereliminasi
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk Alm ayahda Bunddin dan ibunda Aja Syarifah tercinta serta keluargaku terkasih kakanda Mawardi, adinda Jamilah dan Habibie yang
selama ini selalu ada untuk memberiku semangat
Terima kasih kepada teman-teman yang seperjuangan
Program Studi Agribisnis Pertanian Angkatan 2007 yang telah
memberikan motivasi sehingga terselesainya skripsi ini.
Thank’s to My heart “istriku tercinta Melly” yang telah
ikut berpartisipsi dalam proses pembentukan skripsi ini
By : Abdul Hamid
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIAN MEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email :pertanian@utu.ac.id
Tanggal Lulus : 29Oktober 2015
Program Studi : Agribisnis
Jenjang : Strata Satu (S1)
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara:
Nama : Abdul Hamid
Nim : 07C10404002
Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah Di Kecamatan Woyla
Kabupaten Aceh Barat
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
Meulaboh.
Mengesahkan:
Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,
Ir. RusdiFaizin, M.Si
NIP. 19630811 199203 1 001
Khairun Nisa, S.P., MP
NIP. 19820115 201003 1 001
Mengetahui,
Fakultas Pertanian
Dekan,
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Ketua,
Ir. RusdiFaizin,M.Si
NIP. 196308111992031001
Yoga Nugroho, S.P., MM
NIP. 1988010 6201504 1 002
Program Studi : Agribisnis
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIAN MEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email :pertanian@utu.ac.id
Jenjang : Strata Satu (S1)
LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara :
Nama : Abdul Hamid
Nim : 07C10404002
Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah Di Kecamatan Woyla
Kabupaten Aceh Barat
Menyetujui
KomisiUjian
TandaTangan
1. Ketua : Ir. Rusdi Faizin.,M.S.i …………………………….
2. Sekretaris : Khairun Nisa. SP., MP …………………………….
3. Anggota : Yoga Nugroho, SP., MP .................................................
4. Anggota : Agustiar. SP., MP ..................................................
Mengetahui,
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Ketua,
Yoga Nugroho, SP., MM
NIP. 1988010 6201504 1 002
i
ABSTRAK
ABDUL HAMID (07C10404002) : Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah Di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat dibawah bimbingan Bapak Rusdi
Faizin dan Ibu Khairun Nisa.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui besaran pendapatan
Petani dalam usaha tani padi sawah di Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan petani responden adalah
0.308 Ha, maka rata biaya produksi berupa saprodi pertanian yang harus
dikeluarkan petani adalah Rp 466.000, rata – rata biaya tenaga kerja sebesar Rp
2.283.000 dan rata – rata penerimaan adalah Rp Rp 7.646.000. Rata – rata
penerimaan yang diperoleh petani padi sawah di wilayah penelitian sebesar Rp
5.097.000 dan biaya produksi dan tenaga kerja sebesar Rp 2.749.000, maka R/C
ratio diperoleh sebesar 1,8. Artinya, setiap Rp 1 yang dikeluarkan oleh petani
untuk biaya usahatani padi sawah maka akan menghasilkan keuntungan sebesar
Rp 1,8. Karena nilai R/C Ratio lebih besar dari pada 1 (R/C > 1) maka usahatani
padi sawah layak untuk diusahakan.
Petani responden pada usahatani padi sawah minimal harus mampu meningkatkan
produksi mencapai 2.233 kg per musim tanam dengan rata – rata luas lahan
dengan luas lahan 0.308 Ha agar tidak merugi. Sedangkan pendapatan minimal
yang harus diperoleh berdasarkan perhitungan titik impas yaitu sebesar Rp
3.167.000 per musim tanam padi
Kata Kunci : Biaya Usahatani, Penerimaan, Keuntungan Usahatani Padi
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat, taufik serta hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
skripsi ini dengan judul : “Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah Di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat” dapat terwujud sebagaimana
mestinya. Shalawat dan salam tak lupa pula penulis sanjungkan kepangkuan Alam
Nabi Besar Muhammad SAW dan keluarganya serta kepada para sahabatnya
sekalian. Penulis mengucapkan ribuan terimakasih kepada istriku tercinta, kedua
orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang telah menjadi inspirasi dan
penyemangat dalam menjalani hidup ini.
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami
berbagai kesulitan – kesulitan yang disebabkan kurangnya pengalaman dan
pengetahuan penulisan karya ilmiah, akan tetapi berkat ketekunan dan kesabaran
serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Terimakasih sebesar – besarnya kepada ayahda dan ibunda tercinta
yang telah mengasuh, membimbing dan mendidik ananda dengan penuh cinta, dan
kasih sayang. Berkat doa, pengorbanan dan dorongan serta nasehat ayahda dan
ibunda, ananda telah mampu menyelesaikan pendidikan sebagaimana yang
diharapkan oleh seluruh keluarga besar ananda.
Penulis menyadari sepenuhnya yang bahwa skripsi masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan dan di inginkan hanya karena
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangatlah penulis harapkan demi penyempurnaan
iii
lebih lanjut. Penulis juga sangat menyadari yang bahwa tanpa adanya bimbingan,
arahan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Rusdi Faizin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah membantu
dan mencurahkan tenaga dan pikiran demi perbaikan dan kesempurnaan
skripsi ini
2. Ibu Khairunnisa, SP, MP, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu
dan menuntun peneliti agar demi selesainya skripsi ini
3. Bapak Yoga Nugroho, SP, MM dan Bapak Agustiar, SP, MM selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini
4. Bapak Ir. Rusdi Faizin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian
5. Ibu Sri Handayani, SP, M.Si, selaku Ketua Prodi Agribisnis
6. Bapak M. Tabren, SP, selaku kepala Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan
dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Woyla
7. Seluruh tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di BP3K Woyla yang
mungkin tidak bisa penulis sebutkan nama satu per satu
8. Seluruh petani dan pengurus kelompok tani yang ada di Gampong Blang Mee,
Pasie Aceh, Aron Tunong dan Gempa Raya Kecamatan Woyla yang telah
membantu dalam memberikan berbagai informasi demi terselesainya
penulisan skripsi ini.
9. Kepada rekan – rekan seperjuangan pada prodi agribisnis yang senantiasa
memberikan semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini
iv
10. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa, dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Alue Peunyareng, Juli 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... viii
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
2.1. Padi Sawah ............................................................................... 6
2.2. Konsep Usahatani ...................................................................... 7
2.2.1. Biaya Usahatani ............................................................... 7
2.2.2. Penerimaan Usahatani ..................................................... 9
2.3. Pendapatan atau Keuntungan .................................................... 11
III. METODE PENELITIAN ................................................................. 14
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 14
3.2. Populasi dan Sampel ................................................................. 14
3.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 15
3.4. Metode Pengolahan Data .......................................................... 16
3.5. Analisis Usahatani Padi ............................................................ 17
3.6. Definisi Operasional ................................................................. 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 21
4.1. Geografis Wilayah Penelitian ................................................... 21
4.2. Karakteristik Petani Responden ................................................ 21
4.3. Luas Lahan Sawah Di Wilayah Penelitian ................................ 24
4.4. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah ............................. 25
4.4.1. Biaya Produksi ................................................................. 25
4.4.2. Produksi dan Harga Jual .................................................. 27
4.4.3. Pendapatan/Keuntungan .................................................. 29
4.5. Analisis Keuntungan Atas Biaya (B/C Rasio) .......................... 31
4.6. Analisis Titik Pulang Pokok (BEP) .......................................... 32
vi
V. PENUTUP ........................................................................................ 34
5.1.Kesimpulan ................................................................................ 34
5.2.Saran ......................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 36
vii
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian .......................................... 14
2. Rerata Karateristik Petani padi sawah menurut Desa Sampel ......... 22
3. Luas Lahan Para Responden ............................................................ 24
4. Rerata Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah ................................. 26
5. Rerata Biaya Tenaga Kerja ............................................................. 26
6. Rerata Produksi dan Harga Jual Padi Sawah Wilayah Penelitian .... 28
7. Rerata Penerimaan, Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan
Keuntungan ...................................................................................... 29
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ........................................................................ 37
2. Data Karakteristik Petani Responden ............................................. 38
3. Jumlah Luas Lahan Petani Responden Keseluruhan ....................... 39
4. Perincian Kebutuhan Tenaga Kerja ................................................ 40
5. Perincian Penggunaan Biaya Tenaga Kerja .................................... 41
6. Kebutuhan Sarana Produksi ............................................................. 42
7. Biaya Produksi Padi Sawah ............................................................. 43
8. Total Biaya Produksi Pada Sawah ................................................... 44
9. Perincian rata-rata Volume Produksi, Harga Jual,
Penerimaan, Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan Pendapatan 45
10. Kalayakan Usaha Budadaya Padi Sawah Di Wilayah Penelitian .... 46
11. Dokumen Penelitian ......................................................................... 47
1
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia pernah menjadi swasembada beras, disebabkan antara lain oleh
dukungan pemerintah yang memprioritaskan pembangunan pertanian disertai
kebijakan ekonomi makro yang mendukung, terobosan teknologi baru (Revolusi
Hijau) budidaya padi sawah dan kebijakan intensifikasi pertanian (BIMAS) yang
mengatur penerapan teknologi secara sentralistik. Namun, swasembada beras
hanya dapat dipertahankan sampai tahun 1993. Intensifikasi melalui program
BIMAS akhirnya berakhir, karena meningkatnya kerusakan lingkungan disertai
resistensi hama terhadap pestisida yang disebabkan konsumsi pestisida dan pupuk
kimia yang meningkat (Badan Litbang, 2006).
Sebagai salah satu pilar ekonomi negara, sektor pertanian diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan terutama dari penduduk pedesaan yang masih di bawah
garis kemiskinan. Untuk itu, berbagai investasi dan kebijakan telah dilakukan
pemerintah untuk mendorong pertumbuhan di sektor pertanian. Investasi di sektor
pertanian seringkali sangat mahal, ditambah lagi tingkat pengembaliannya sangat
rendah dan waktu investasinya juga panjang sehingga tidak terlalu menarik
swasta. Oleh sebab itu pembangunan irigasi, penyuluhan pertanian dan berbagai
bentuk investasi dalam bentuk subsidi dan lainnya pada umumnya harus dilakukan
oleh pemerintah.
Pembangunan pertanian penting dalam memaksimalkan pemanfaatan
geografi dan kekayaan alam Indonesia, memadukannya dengan teknologi agar
mampu memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Sektor pertanian
2
2
berperan penting dalam menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk
maupun menyediakan bahan baku bagi industri, dan untuk perdagangan ekspor
(Wisma, 2012). Hal ini diawali dengan meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia yang baik, dimana setiap individu dalam rumah tangga mendapatkan
asupan pangan dalam jumlah yang cukup, aman, dan bergizi secara berkelanjutan
yang pada gilirannya akan meningkatkan status kesehatan dan memberikan
kesempatan agar setiap individu mencapai potensi maksimumnya. Dengan
demikian ketahanan pangan merupakan komponen yang tak terpisahkan dari
ketahanan nasional, dimana ketahanan nasional berkaitan erat dengan kualitas
sumber daya manusia.
Program peningkatan ketahanan pangan diarahkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat di dalam negeri dari produksi pangan nasional.
Ketahanan pangan bagi suatu negara merupakan hal yang sangat penting, terutama
bagi negara yang mempunyai jumlah penduduk sangat banyak seperti Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 220 juta jiwa pada tahun 2020
dan diproyeksikan 270 juta jiwa pada tahun 2025 (Hasrimi, Moettaqien, 2012).
Sebagian besar petani padi merupakan masyarakat miskin atau
berpendapatan rendah, rata-rata pendapatan rumah tangga petani masih rendah,
yakni hanya sekitar 30% dari total pendapatan keluarga. Selain berhadapan
dengan rendahnya pendapatan yang diterima petani, sektor pertanian juga
dihadapkan pada penurunan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Hal ini
berkaitan erat dengan sulitnya produktivitas padi di lahan-lahan sawah yang telah
bertahun-tahun diberi pupuk input tinggi tanpa mempertimbangkan status
kesuburan lahan dan pemberian pupuk organik (Hasrimi, Moettaqien. 2012).
3
3
Pembangunan pertanian merupakan proses yang dinamis membawa
dampak perubahan struktural sosial dan ekonomi, pembangunan pertanian
dihadapkan pada kondisi lingkungan strategis, terus berkembang yang diarahkan
pada komoditas unggulan yang mampu bersaing hingga ke pasar internasional,
hal ini dihubungkan dengan kemajuan iptek di sektor pertanian untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan pasar (Salim, 1994).
Tujuan kebijakan ekonomi adalah menciptakan kemakmuran, salah satu
ukuran kemakmuran terpenting adalah pendapatan. Pendapatan regional adalah
tingkat besarnya pendapatan pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat
diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat
pada wilayah tersebut. Petani sebagai makhluk sosial juga ingin mempunyai taraf
hidup yang sesuai dalam hidupnya. Peningkatan taraf hidup tersebut diperoleh
petani dengan cara meningkatkan pendapatannya. Untuk memperoleh pendapatan
yang tinggi mereka melaksanakan berbagai kegiatan dengan mengembangkan
berbagai kemungkinan komoditi pertanian lain (diversifikasi usahatani) yang
secara ekonomis menguntungkan jika lahan pertaniannya memungkinkan
(Tarigan, 2005).
Alternatif yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah
program peningkatan produktivitas padi, melalui perbaikan kondisi fisik-kimia
tanah dengan memberikan bahan organik dan perluasan areal. Departemen
Pertanian pada tahun 2007 telah menghasilkan teknologi atau inovasi baru melalui
pendekatan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) untuk memacu
peningkatan produktivitas usahatani padi dan peningkatan pendapatan petani.
Pengunaan input produksi haruslah efisien, khususnya pada pertanaman padi
4
4
lahan irigasi dan non irigasi supaya tidak mengurangi pendapatan petani. Efisiensi
penggunaan faktor - faktor produksi bertujuan untuk meningkatkan hasil,
pendapatan petani dan pelestarian lingkungan.
Kecamatan Woyla merupakan salah satu Kecamatan yang berada dalam
Kabupaten Aceh Barat dan merupakan salah satunya daerah yang sangat
berpotensi dalam dalam swasembada pangan. Berdasarkan sumber BPS Aceh
Barat, BP3K Woyla luas lahan padi sawah di Kecamatan tersebut mencapai 1.780
Ha dan hampir sebagian besar penduduk di Kecamatan Woyla bermata
pencaharian sebagai petani. Luas lahan usaha belum tentu menjamin kesejahteraan
dan peningkatan pendapatan masyarakat di wilayah tersebut.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor Kecamatan
Woyla merupakan daerah tadah hujan sehingga potensi kemarau sangat tinggi,
kurangnya modal usaha yang dimiliki oleh petani, lembaga kelompok tidak
berjalan sebagaimana tupoksinya, sulitnya masyarakat tani menerima inovasi
baru, bantuan pemerintah tidak tepat sasaran dan belum optimalnya pembinaan
kelompoktani oleh BP3K setempat. Barbagai permasalah tersebut sangat
mempengaruhi produksi padi, penerimaan dan pendapatan para petani di
Kecamatan Woyla.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan mengangkat judul “Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat”
5
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang dijadikan
rumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Berapa besaran pendapatan petani dalam usahatani padi sawah di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat ?
2. Apakah usahatani padi sawah di Kecamatan Woyla layak untuk diusahakan ?
3. Berapa besaran BEP (Break Event Point) usahatani padi sawah di Kec Woyla ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut.
4. Untuk mengetahui besaran pendapatan petani dalam usahatani padi sawah di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat.
5. Untuk mengetahui kelayakan usahatani padi sawah di Kecamatan Woyla.
6. Untuk mengetahui Break Event Point usahatani padi sawah di Kec Woyla.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah
1. Sebagai bahan informasi bagi petani padi sawah tentang usahatani padi yang
lebih baik dan menguntungkan.
2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pihak pemerintah khususnya
Dinas Pertanian dan Petenakan Aceh Barat dalam mengambil kebijakan
pengembangan usahatani padi sawah.
3. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti khususnya dan semua pihak yang
berminat dalam penelitian usahatani padi sawah.
6
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Padi Sawah
Sejak lahir peradaban manusia, pertanian memainkan peran sebagai suatu
kegiatan yang sangat esensial dalam menopang hidup dan kehidupan manusia.
Sektor ini merupakan satu-satunya sektor yang sangat bergantung pada sumber
daya lahan, air, iklim dan ekosistem disekitarnya. Mengingat keadaan iklim,
struktur tanah dan air di setiap daerah berbeda maka jenis tanaman padi di setiap
daerah umumnya berbeda. Perbedaan tersebut umumnya terletak pada usia
tanaman, jumlah hasil mutu beras, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Tanaman padi pada umumnya berumur 100 – 110 hari setelah tanam tergantung
pada varietas yang akan ditanam dan produktivitas hasil mencapai 6 – 7,8 ton
perhektar (Suryana, 2003).
Petani tradisional umumya menanam padi hanya berdasarkan pengalaman,
karena pengetahuan yang terbatas maka satu jenis padi ditanam terus menerus
dalam suatu lahan. Pola tanam yang demikian bukan cara yang baik, terutama
terhadap kemungkinan besar serangan hama dan penyakit. Adapun jenis padi yang
diusahakan oleh petani yaitu :
1. Padi sawah, yaitu padi yang ditanam di sawah, yaitu lahan yang cukup
memperoleh air. Padi sawah pada waktu tertentu memerlukan genangan
air, termasuk sejak musim tanam sampai mulai berbuah.
2. Padi kering yaitu jenis padi yang tidak membutuhkan banyak air
sebagaimana padi sawah. Bahkan padi kerng ini dapat tumbuh hanya
mengandalkan curah hujan (Rosyidi, 1998).
7
7
2.2. Konsep Usahatani
Usahatani merupakan seluruh proses pengorganisasian faktor-faktor
produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh
perorangan atau sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat
memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain di samping bermotif mencari
keuntungan. Pada umumnya ciri-ciri usahatani di Indonesia adalah berlahan
sempit, modal relatif kecil, pengetahuan petani terbatas, kurang dinamik sehingga
berakibat pada rendahnya pendapatan usahatani (Rahardjo, P. 2001).
Keterbatasan modal seringkali menjadi penyebab petani tidak mampu
membeli teknologi. Sehingga kegiatan usahatani biasanya dilakukan dengan
menggunakan teknologi yang dimiliki petani. Tujuan setiap petani dalam
melaksanakan usahataninya berbeda-beda. Apabila dorongannya untuk memenuhi
kebutuhan keluarga baik melalui atau tanpa peredaran uang, maka usahatani yang
demikian disebut usahatani pencukup kebutuhan keluarga (Subsistence Farm).
Sedangkan bila motivasi yang mendorongnya untuk mencari keuntungan maka
disebut usahatani komersial. Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani terdiri
dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain teknologi,
penggunaan input, dan teknik bercocok tanam. Sedangkan faktor eksternal terdiri
dari iklim, cuaca, hama dan penyakit (Rahardjo, P. 2001).
2.2.1. Biaya Usahatani
Biaya adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang
diperlukan untuk menghasilkan sesuatu produk dalam suatu periode produksi.
Nilai biaya dinyatakan dengan uang, yang termasuk dengan biaya adalah :
Sarana produksi yang habis terpakai, seperti bibit, pupuk, pestisida, bahan
8
8
bakar, bunga modal, dalam penanaman lain.
Lahan seperti sewa lahan baik berupa uang atau pajak, iuran pengairan,
taksiran penggunaan biaya jika yang digunakan ialah tanah milik sendiri.
Biaya dari alat-alat produksi tahan lama, yaitu seperti bangunan, alat dan
perkakas, yang berupa penyusutan.
Tenaga kerja dari petani itu sendiri dan anggota keluarganya, tenaga kerja
tetap atau tenaga bergaji tetap
Biaya - biaya tak terduga lainnya (Hutabarat. B, 1995)
Menurut Supardi (2000) biaya adalah sejumlah nilai uang yang
dikeluarkan oleh produsen atau pengusaha untuk membiayai kegiatan produksi.
Biaya diklasifikasikan menjadi biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel
(Variable Cost). Klasifikasi biaya dalam perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu
biaya tetap dan biaya variabel yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang secara tetap dibayar atau dikeluarkan oleh
produsen atau pengusaha dan besarnya tidak dipengaruhi oleh tingat output.
Yang termasuk kategori biaya tetap adalah sewa tanah bagi produsen yang
tidak memiliki tanah sendiri, sewa gudang, sewa gedung, biaya penyusutan
alat, sewa kantor, gaji pegawai atau karyawan (Supardi, 2000).
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha sebagai akibat
penggunaan faktor produksi yang bersifat variabel, sehingga biaya ini besarnya
berubah-ubah dengan berubahnya jumlah barang yang dihasilkan dalam jangka
pendek. Biaya variabel adalah biaya tenaga kerja, biaya saprodi.
9
9
c. Biaya Total
Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan,
yaitu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel (Gasperz,
1999) dapat ditulis sebagai berikut
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC = Biaya Total
TFC = Total Biaya Tetap
TVC = Total Biaya Variabel
Biaya jangka pendek (Short Run Cost) berkaitan dengan penggunaan biaya
itu dalam waktu dan atau situasi yang tidak lama, jumlah masukan (faktor
produksi) tidak sama, dapat berubah-ubah. Namun demikian biaya produksi
jangka pendek masih dapat dibedakan adanya biaya variabel dan biaya tetap,
sedangkan dalam jangka panjang semua faktor produksi adalah biaya variabel
(Lipsey, et al, 1990).
2.2.2. Penerimaan Usahatani
Penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi.
Total pendapatan bersih diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total
biaya dalam suatu produksi. Soekartawi (2002), menyatakan bahwa keuntungan
adalah selisih antara penerimaan total dan biaya-biaya. Biaya ini dalam banyak
kenyataan, dapat diklasifiksikan menjadi dua yaitu biaya tetap (seperti sewa tanah,
pembelian alat pertanian) dan biaya tidak tetap (seperti biaya yang dikeluarkan
untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, pembayaran tenaga kerja.
10
10
Secara metematis dapat ditulis sebagai berikut :
TR = Q x P
Keterangan :
TR = Penerimaan Total
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
P = Harga Produk
Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi
harga per unit produksi yang bersangkutan, maka penerimaan total yang diterima
produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan
harganya rendah maka penerimaan total yang diterima produsen semakin kecil
(Soejarmanto dan Riswan, 1994).
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan
dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara
pengeluaran dan penerimaan dalam usahatani. Pendapatan sangat dipengaruhi
oleh banyaknya produksi yang dijual oleh petani sendiri sehingga semakin
banyak jumlah produksi maka semakin tinggi pendapatan yang diperoleh
(Soekartawi, 2002).
Pendapatan dari usahatani adalah total penerimaan dari nilai penjualan
hasil ditambah dari nilai hasil yang dipergunakan sendiri, dikurangi dengan total
nilai pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran untuk input (benih, pupuk,
pestisida dan alat-alat) pengeluaran untuk upah tenaga kerja dari luar keluarga
11
11
2.3. Pendapatan atau Keuntungan
Menurut Kotler (1997), pendapatan usahatani merupakan selisih biaya
yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Besarnya pendapatan yang
diterima merupakan balas jasa untuk tenaga kerja, modal kerja keluarga yang
dipakai dan pengelolaan yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Bentuk
dan jumlah pendapatan memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk memenuhi
keperluan sehari-hari dan memberikan kepuasan petani agar dapat melanjutkan
kegiatannya.
Menurut Lipsey, et al, (1990) keuntungan adalah penerimaan total
dikurangi biaya total. Jadi keuntungan ditentukan oleh dua hal, yaitu penerimaan
dan biaya. Jika perubahan penerimaan lebih besar dari pada perubahan biaya dari
setiap output, maka keuntungan yang diterima akan meningkat. Jika perubahan
penerimaan lebih kecil dari pada perubahan biaya, maka keuntungan yang
diterima akan menurun. Keuntungan akan maksimal jika perubahan penerimaan
sama dengan perubahan biaya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut.
π = TR – TC atau π = Q x P – (TFC + TVC)
Keterangan :
π = Keuntungan
TR = Penerimaan Total
TC = Biaya Total
Q = Jumlah Produksi
P = Harga Produk
TFC = Total Biaya Tetap
TVC = Total Biaya Variabel
12
12
Keuntungan atau laba menunjukkan nilai tambah (hasil) yang diperoleh
dari modal yang dijalankan. Setiap kegiatan yang dijalankan perusahaan tentu
berdasar modal yang dijalankan. Dengan modal itulah keuntungan atau laba
diperoleh. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dari setiap perusahaan
(Muhammad, 1995).
(Rahardjo, P, 2001) juga menyebutkan bahwa analisis pendapatan
usahatani mempunyai kegunaan bagi pemilik faktor produksi dimana ada dua
tujuan utama dari analisis pendapatan, yaitu (1) menggambarkan keadaan
sekarang dari suatu kegiatan usahatani, dan (2) menggambarkan keadaan yang
akan datang dari suatu kegiatan usahatani. Analisis pendapatan usahatani sendiri
sangat bermanfaat bagi petani untuk mengukur tingkat keberhasilan dari
usahataninya.
Usahatani dikatakan sukses apabila pendapatan yang diperoleh memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
a. Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi termasuk biaya
angkutan dan biaya administrasi yang mungkin melekat pada pembelian
tersebut.
b. Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan (termasuk pembayaran
sewa tanah atau pembayaran dana depresi modal).
c. Cukup untuk membayar tenaga kerja yang dibayar atau bentuk-bentuk upah
lainnya untuk tenaga kerja yang tidak diupah.
Menurut Ananta, (1999) struktur pendapatan akan mempengaruhi
permintaan terhadap barang dan jasa yang pada gilirannya mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Ekonomi sumberdaya manusia juga melihat struktur
13
13
pendapatan, sebagai akibat balas jasa yang diterima oleh pekerja. Adapun ukuran
pendapatan tenaga kerja antara lain :
1. Pendapatan kerja petani adalah pendapatan yang diperhitungkan dari
penerimaan dan penjualan hasil. Penerimaan yang diperhitungkan dari
yang digunakan untuk keluarga ditambah dengan kenaikan nilai inventaris
dikurangi pengeluaran yang diperhitungkan.
2. Pendapatan tenaga kerja petani dari pengahasilan yang diperoleh kerja
petani ditambah penerimaan yang diperhitungkan untuk keluarga.
3. Pendapatan tenaga kerja keluarga diperoleh dari penghasilan kerja petani
ditambah dengan nilai tenaga kerja keluarga.
4. Pendapatan keluarga diperoleh dari pendapatan keluaga berbagai sumber.
14
14
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di bulan Mei - Juli 2015. Lokasi penelitian di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan data dari BP3K Woyla
tahun 2014, sentra padi dengan luasan penanaman di wilayah kerja BP3K Woyla
terdapat Empat Gampong, yaitu Blang Mee, Pasie Aceh, Aron Tunong dan
Gempa Raya. Ke empat gampong tersebut memiliki luas tanam padi sawah
terbesar di Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat. Objek penelitian adalah
petani yang mengusahakan usahatani padi sawah di ke empat gampong tersebut
dalam wilayah Kecamatan Woyla. Ruang lingkup penelitian terbatas pada
pendapatan para petani responden dalam sekali musim tanam padi sawah.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan padi
sawah yang terbagi dalam 4 Gampong dengan jumlah petani 74 jiwa. Menurut
pendapat Bailey dalam Soepomo, (1997) pengambilan sampel dilakukan secara
sederhana sebanyak 50 persen dari jumlah populasi sudah memenuhi standar
penelitian. Jumlah sampel sebanyak 37 orang. Jumlah populasi dan sampel dapat
dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Petani Padi Sawah di Kecamatan Woyla
No Desa Sampel Jumlah Populasi (orang) Jumlah Sampel (orang)
1 Blang Mee 16 8
2 Pasie Aceh 34 17
3 Aron Tunong 14 7
4 Gempa Raya 10 5
Jumlah 74 37
Sumber: Data Primer (diolah, 2014)
15
15
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan pendekatan secara individual melalui
kegiatan observasi langsung ke lapangan untuk mengindentifikasi petani yang
mengusahatani padi sawah. Dalam kegiatan penelitian ini, penulis melakukan
pendekatan – pendekatan untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder.
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
- Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan langsung di lokasi
penelitian (lapangan) dari para petani padi sawah
- Data sekunder, yaitu diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber-sumber yang ada. Data ini diperoleh dari perpustakaan, Dinas
Pertanian dan Peternakan Aceh Barat, BP3K Kecamatan Woyla serta
instansi – instansi terkait lainnya.
3.3.2. Tehnik Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer di ambil langsung dari para petani padi sawah yang terpilih
sebagai responden (sampel), menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner)
dan wawancara langsung dengan responden. Data primer yang diambil
antara lain : luas lahan, produksi, harga jual dan pendapatan.
2. Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan untuk melengkapi penelitian ini
diperoleh dari berbagai instansi yang terkait Seperti Dinas Pertanian dan
Peternakan Aceh Barat, BP3K Kecamatan Woyla, perpustakaan,
publikasi ilmiah terutama yang relevan dengan penelitian ini.
16
16
Dalam mengumpulkan data, peneliti terjun langsung kelapangan, dengan
menggunakan beberapa metode, diantaranya :
- Kuesioner, yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada petani padi sawah.
Kuesioner yang digunakan adalah berupa daftar pertanyaan tentang besaran
pendapatan petani padi sawah dalam satu kali musim tanam
- Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan para petani yang
mengusahakan budidaya padi sawah.
- Observasi di lapangan, yaitu melakukan pengamatan langsung pada petani
yang mengusahakan budidaya padi sawah serta menganalisis hal – hal yang
mempengaruhi pendapatan petani padi sawah.
3.4. Metode Pengolahan Data
Pengumpulan data padi sawah menggunakan teknik observasi atau
pengamatan langsung dengan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena – fenomena yang diselidiki dan wawancara secara langsung dengan
narasumber yang mengetahui tentang objek yang diteliti. Data yang diperoleh
disusun dalam bentuk tabulasi pengolahan data.
3.5. Analisis Usahatani Padi
Analisis usahatani padi sawah meliputi analisis terhadap biaya usahatani,
penerimaan usahatani dan pendapatan usahatani padi sawah.
3.5.1. Biaya Produksi Padi
Analisis biaya usahatani budidaya padi sawah memiliki komponen biaya
usahatani yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel, diantaranya sebagai
berikut.
17
17
1. Biaya tetap, yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa
produksi. Biaya tetap yang tergolong dalam kelompok ini antara lain : sewa
tanah, biaya alat kerja, dan lain sebagainya
2. Biaya Variabel, yaitu biaya yang besar kecilnya sangat tergantung pada skala
produksi. Yang termasuk biaya variabel antara lain : benih, pupuk, pestisida,
upah tenaga kerja, biaya panen, biaya pasca panen, biaya transportasi dan lain
sebagainya (Dumairy, 2004).
Secara matematis, untuk menghitung biaya usahatani padi sawah di
Kecamatan Woyla maka digunakan rumus sebagai berikut.
TC = TFC + TVC................. (Dumairy, 2004)
Keterangan :
TC : Total Cost (Rp/Periode)
TFC : Total Fixed Cost (Rp/Periode)
TVC : Total Variabel Cost (Rp/Periode)
3.5.2. Penerimaan Usahatani Padi
Menurut Mulyadi, (2007) pendapatan usahatani adalah selisih antara
penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan. Pendapatan kotor atau penerimaan
adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi
biaya produksi. Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut.
TR = P x Q
Keterangan : TR = Penerimaan Total (Rp/Periode)
P = Harga Jual (Per/Kg)
Q = Jumlah Produksi (Kg/Periode)
18
18
3.5.3. Pendapatan atau Keuntungan Usahatani Padi
Menurut Mulyadi (2007), keuntungan bersih, yaitu seluruh pendapatan
yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama
proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil
sarana produksi. Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut
= TR – TC
Keterangan : = Pendapatan/Keuntungan
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
3.5.4. Analisis Kelayakan Usaha (R/C- Ratio)
R/C Ratio menyatakan kelayakan suatu usaha apakah menguntungkan,
impas atau suatu usaha dapat dikatakan mengalami kerugian (Firdaus, 2008).
Secara sistematis (R/C) dapat dirumuskan sebagai berikut.
R/C Rasio = TR
TC
Keterangan : TR = Total Revenue
TC = Total Cost
Kriteria berdasarkan R/C Ratio adalah :
R/C ratio > 1, usaha budidaya padi sawah layak untuk diusahakan
R/C ratio = 1, maka usaha budidaya padi sawah tidak untung dan tidak rugi
R/C ratio < 1, usaha budidaya padi sawah tidak layak untuk diusahakan
19
19
3.5.5. Analisis Titik Pulang Pokok (BEP)
Titik pulang pokok (Break Event Point) adalah suatu nilai penjualan
komersil pada suatu priode tertentu yang besarnya sama dengan biaya yang
dikeluarkan sehingga pengusaha pada saat itu tidak menderita kerugian juga tidak
mendapatkan keuntungan serta untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa
sehingga tercipta titik pulang pokok dan untuk mengetahui pada penerimaan
berapa sehingga tercipta titik pulang pokok (Rahardi, F, 2003). Adapun rumus
BEP yang digunakan adalah sebagai berikut.
BEP (Produksi) = 𝑇𝐶𝑃
(Sumber.Rahardi,F,2003)
BEP (Harga) = 𝑇𝐶𝑄 (Sumber, Rahardi, F, 2003).
Keterangan :
TC = Total Cost / Total Biaya (Rp)
P = Price / Harga (Rp)
Q = Produksi (Rp)
3.6. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pengeluaran usahatani adalah modal yang habis digunakan atau dikeluarkan
dalam usahatani
2. Biaya tetap adalah biaya yang sewaktu-waktu tidak akan berubah dan tidak
akan habis dalam satu masa produksi
3. Biaya variabel adalah biaya yang sewaktu-waktu dapat berubah yang besar
kecilnya tergantung pada skala produksi
20
20
4. Biaya produksi merupakan jumlah dari dua komponen biaya yaitu biaya tetap
dan biaya tidak tetap yang digunakan dalam produksi
5. Total biaya adalah jumlah biaya tetap dan tidak tetap
6. Biaya tunai usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian
peralatan usahatani
7. Biaya diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya
pendapatan kerja jika penyusutan alat dan nilai tenaga kerja dalam keluarga
diperhitungkan
8. Penerimaan tunai adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk
usahatani yang dihasilkan
9. Penerimaan diperhitungkan adalah nilai uang yang diterima dari hasil produksi
diluar penjualan produk secara tunai
21
21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Geografis Wilayah Penelitian
Kecamatan Woyla merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten
Aceh Barat dengan luas wilayah Kecamatan Woyla ± 249,04 Km2 yang terdiri dari
43 Gampong dan 3 kemukiman. Adapun batas – batas wilayahnya sebagai berikut
(BPS Aceh Barat, 2014).
Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kerja BP3K Bubon
Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Kerja BP3K Woyla Timur
Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kerja BP3K Bubon
Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja BP3K Woyla Barat
Secara geografis Kecamatan Woyla terletak pada 3,30o – 4,30o LU dan
diantara 950 hingga 970 BT dengan ketinggian berkisar 10 – 45 meter dari
permukaan laut dengan suhu rata-rata 18 – 330C dengan kelembaban 60 – 98 %
dan pH tanah 5,5 – 7. Sedangkan curah hujan pada umumnya merata sepanjang
tahun dengan curah hujan rata-rata 301,167 mm/tahun dengan rata-rata jumlah
hari perbulannya 13 – 14 hari. Keadaan topografi daerah kurang lebih 35% berada
pada daerah dataran rendah dan 65% daerah dataran tinggi (BPS Aceh Barat, 2014).
Iklim merupakan salah satu faktor alam yang sangat berperan untuk
menentukan terhadap pengembangan dan peningkatan produktivitas usahatani
disektor pertanian terutama curah hujan, angin dan suhu udara.
4.2. Karakteristik Petani Responden
Petani responden dalam penelitian ini adalah petani yang berusahatani
padi sawah yang ada di Gampong Blang Mee, Pasie Aceh, Aron Tunong dan
22
22
Gempa Raya Kecamatan Woyla, dimana responden yang dipilih adalah petani
yang melakukan musim tanam antara September 2014 sampai dengan Januari
2015, hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dari hasil wawancara lebih
akurat. Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting meliputi luas
lahan, umur, pendidikan, pengalaman dan tanggungan. Bagi petani yang usianya
lebih muda (usia produktif), biasanya akan lebih bersemangat dalam berusaha bila
dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Pendidikan adalah sarana belajar yang
selanjutnya memberikan arahan yang lebih menguntungkan menuju
pengaplikasian ilmu pertanian yang lebih modern.
Karakteristik tersebut dianggap penting karena selain mempengaruhi
pelaksanaan usahatani terutama dalam pelaksanaan teknik budidaya yang nantinya
akan berpengaruh terhadap produksi, juga diperlukan untuk melihat bagaimana
pengaruhnya terhadap biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani serta
produktivitas tanaman padi sawah. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan rata-
rata karakteristik petani padi sawah dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2. Rata-rata Karateristik Petani Padi Sawah Menurut Gampong Sampel di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat
No Karakteristik Rata - rata
1 Umur (th) 43
2 Pendidikan (th) 8
3 Pengalaman (th) 19
4 Jumlah Tanggungan (jiwa) 5
5 Luas Lahan (ha) 0.308
Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa rata-rata umur petani padi sawah
adalah 43 tahun. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir.
Petani yang berumur lebih muda dan sehat biasanya mempunyai kemampuan fisik
yang lebih kuat serta lebih cepat dalam mengadopsi inovasi baru dari pada petani
23
23
yang berumur tua. Hal ini di sebabkan karna petani muda lebih agresif dan lebih
berani dalam mengambil resiko, lebih dinamis, sehingga lebih cepat mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru bagi peningkatan produktifitas usahataninya.
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
keberhasilan kerja seseorang dan merupakan faktor penunjang di dalam
penyerapan teknologi oleh petani. Rata – rata pendidikan para responden adalah 8
tahun. Rendahnya pendidikan akan mempengaruhi daya serap petani terhadap
perkembangan teknologi menjadi lambat, sehingga terjadi kesulitan dan
membutuhkan waktu yang lama untuk mengadopsi inovasi-inovasi baru.
Sedangkan petani dengan adanya pendidikan yang tinggi umumnya mudah
menerima inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kegiatan usahatani mereka.
Usahatani padi sawah sudah menjadi profesi semenjak kecil sehingga rata – rata
pengalaman yang dimiliki oleh petani responden mencapai 19 tahun.
Jumlah tanggungan keluarga juga akan mempengaruh pendapatan dan
pengeluaran keluarga petani. Semakin banyak jumlah tanggungan akan menjadi
beban bagi petani bila di tinjau dari segi konsumsi. Namun, jumlah keluarga juga
merupakan aset yang penting dalam membantu kegiatan petani karena akan
menambah pencurahan tenaga kerja keluarga, sehingga biaya produksi yang harus
dikeluarkan oleh petani akan lebih kecil. Rata- rata jumlah tanggungan petani
sampel berjumlah rata – rata berjumlah 5 orang. Sedangkan rata – rata luas lahan
yang dimiliki oleh petani responden adalah 0.308 Ha.
Bila ditinjau dari luas lahan padi sawah di wilayah penelitian maka sangat
berpotensi untuk berswasembada pangan terutama di Kecamatan Woyla
Kabupaten Aceh Barat. Namun hal ini sangat sulit terjadi tanpa ada campur
24
24
tangan lembaga pemerintahan terkait seperti Dinas Pertanian dan Balai
Penyuluhan Pertanian Perikanan Peternakan dan Kehutanan (BP3K) selaku
lembaga pemerintahan yang berperan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan para petani.
4.3. Luas Lahan Sawah Di Wilayah Penelitian
Luas lahan juga akan menpengaruhi pendapatan petani padi sawah. Luas
lahan merupakan faktor produksi penting dalam usaha meningkatkan produksi
yang dapat mempengaruhi pendapatan dan keuntungan yang di terima oleh petani.
Berdasarkan hasil observasi di Gampong Blang Mee, Pasie Aceh, Aron Tunong
dan Gempa Raya, satu orang petani sampel memiliki 4 sampai dengan 12 petak
sawah Berdasarkan hasil survey, di Gampong Blang Mee, Pasie Aceh, Aron
Tunong dan Gempa Raya umumnya lahan sawah milik petani itu sendiri dengan
rata – rata luas per petak adalah 400 M2 dan 625 M2.
4.4. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah
Analisis pendapatan usahatani penting untuk diketahui guna memberikan
gambaran mengenai keuntungan dari kegiatan usahatani. Analisis pendapatan
usahatani meliputi analisis pendapatan atas biaya tunai dan analisis pendapatan
atas biaya total. Pada komponen biaya, biaya yang dikeluarkan oleh petani terdiri
dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya sarana
produksi yang digunakan dalam usahatani padi sawah seperti benih, pupuk,
pestisida, sewa lahan, biaya angkut, biaya tenaga kerja luar keluarga dan biaya
25
25
lain-lain. Sedangkan komponen biaya yang diperhitungkan termasuk didalamnya
adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga.
4.4.1. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua biaya atau modal baik yang dibayar tunai
maupun yang tidak dibayar tunai selama proses produksi berlangsung. Biaya tunai
adalah biaya yang dikeluarkan secara nyata dalam memproduksi padi sawah,
seperti membeli sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida dan lain sebagainya),
alat-alat pertanian dan upah tenaga kerja dari dalam dan luar keluarga. Biaya tidak
tunai yaitu biaya yang tidak dikeluarkan secara langsung tetapi diperhitungkan,
biaya tidak tunai dalam penelitian ini adalah upah tenaga kerja dalam keluarga
dan sewa tanah sawah (Hernanto, 1993).
Perincian biaya sarana produksi pada usahatani padi sawah per musim
tanam (rendengan dan gadu) di daerah penelitian sebagaimana tercantum pada
Lampiran 5 dan 6. Sedangkan rata-rata penggunaan biaya produksi dengan rata-
rata luas lahan 0.308 ha pada usahatani padi sawah di Kecamatan Woyla
Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 4. Rata – rata Biaya Usahatani Padi untuk luas lahan 0.308 ha di Kec Woyla
No Nama Komponen Satuan Volume Harga
(Rp/Kg)
Total
Harga (Rp)
1 Sarana Produksi :
a. Benih Kg 7.7 7,500 58,000
b. Pupuk Urea Kg 49 2,000 98,000
c. Pupuk Sp-36 Kg 10 2,400 24,000
d. Pupuk NPK Kg 39 3,200 125,000
e. Pestisida Liter 1 60,000 60,000
f. Insektisida Liter 0,5 75,000 36,000
2 Bahan :
- Goni/Karung Buah 25 2,000 50,000
Jumlah
466.000
Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)
26
26
Berdasarkan tabel 4 di atas, jika rata – rata luas lahan padi sawah untuk
setiap responden 0.308 Ha, maka jumlah biaya produksi yang harus dikeluarkan
dalam usahatani budidaya padi sawah untuk satu musim tanam yang meliputi
benih, pupuk Urea, NPK, Sp-36, pestisida, insektisida dan goni/karung adalah
sebesar Rp 466,000.
Sedangkan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan adalah untuk
kegiatan pengolahan tanah, penanaman, penyiangan, pemupukan pengendalian
hama penyakit panen dan pascapanen. Adapun biaya yang harus dikeluarkan
untuk tenaga kerja dengan luas lahan rata – rata 0.308 ha dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5. Rata – rata Biaya Tenaga Kerja untuk luas lahan 0.308 Ha
No Uraian Jumlah Biaya (Rp)
1 Pengolahan tanah 459.000
2 Penanaman 514.000
3 Penyiangan 64.000
4 Pemupukan 96.000
5 Pengendalian Hama dan Penyakit 64.000
6 Pemanenan 514.000
7 Pascapanen 579.000
Jumlah 2.283.000
Sumber : Petani Responden (2015)
Berdasarkan tabel 5 di atas, dari beberapa keterangan atau hasil
wawancara dengan responden bahwa total biaya tenaga kerja untuk kegiatan
pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan, pengendalian H/P,
pemanenan dan pascapanen yang harus dikeluarkan oleh petani responden jika
rata – rata luas lahan 0.308 ha adalah sebesar Rp 2.283.000.
27
27
4.4.2. Produksi dan Harga Jual
Jumlah produksi padi sawah yang dihasilkan oleh petani responden
tergantung pada sistem penanaman dan pemeliharaan yang intensif. Produksi
adalah bentuk fisik terhadap padi sawah yang dihasilkan oleh petani dan juga
merupakan salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya laba/keuntungan
yang akan diterima oleh para petani. Rata – rata nilai produksi dan harga jual/kg
diterima petani responden padi sawah di daerah penelitian dapat diperlihatkan
pada tabel berikut ini.
28
28
Tabel 6. Rata-rata Produksi dan Harga Jual Padi Sawah/Kg di Kecamatan Woyla,
Tahun 2015
No Sampel Luas Lahan
(Ha) Produksi (Kg)
Harga Jual
(Rp/Kg)
Penerimaan
(Rp)
1 0,143 570 4.200 2.394.000
2 0,120 480 4.200 2.016.000
3 0,365 1.460 4.100 5.986.000
4 0,263 1.050 4.100 4.305.000
5 0,205 820 4.000 3.280.000
6 0,320 1.280 4.000 5.120.000
7 0,228 910 4.000 3.640.000
8 0,143 570 4.000 2.280.000
9 0,125 500 4.200 2.100.000
10 0,753 3.010 4.200 12.642.000
11 0,548 2.190 4.200 9.198.000
12 0,160 640 4.200 2.688.000
13 0,263 1.050 4.150 4.357.500
14 0,240 960 4.150 3.984.000
15 0,183 730 4.150 3.029.500
16 0,268 1.070 4.150 4.440.500
17 0,143 570 4.200 2.394.000
18 0,285 1.140 4.200 4.788.000
19 0,228 910 4.200 3.822.000
20 0,205 820 4.100 3.362.000
21 0,268 1.070 4.100 4.387.000
22 0,445 1.780 4.100 7.298.000
23 0,223 890 4.100 3.649.000
24 0,325 1.300 4.100 5.330.000
25 0,410 1.640 4.100 6.724.000
26 0,205 820 4.100 3.362.000
27 0,423 1.690 4.100 6.929.000
28 0,330 1.320 4.100 5.412.000
29 0,205 820 4.100 3.362.000
30 0,575 2.300 4.100 9.430.000
31 0,268 1.070 4.100 4.387.000
32 0,330 1.320 4.200 5.544.000
33 0,570 2.280 4.200 9.576.000
34 0,365 1.460 4.200 6.132.000
35 0,525 2.100 4.200 8.820.000
36 0,330 1.320 4.200 5.544.000
37 0,410 1.640 4.200 6.888.000
Jumlah 11,395 45.550 153.000 188.600.500
Rata - rata 0,308 1.231 4.135 5.097.000
Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 6 di atas, total luas lahan responden di daerah
penelitian yaitu Gampong Blang Mee, Pasie Aceh, Aron Tunong dan Gempa
29
29
Raya adalah 11,395 ha dengan rata – rata luas lahan untuk satu orang responden
3.078 M2 (0.308 Ha) dan produksi GKP mencapai 5 – 6 ton/ha. Jumlah produksi
padi sawah untuk satu orang responden rata-rata mencapai 1.231 kg dengan harga
jual rata-rata mencapai Rp 4.135, sehingga diperoleh penerimaan rata – rata
sebesar Rp 5.097.000.
4.4.3. Pendapatan/Keuntungan
Usahatani budidaya padi sawah di daerah penelitian yaitu Gampong Blang
Mee, Pasie Aceh, Aron Tunong dan Gempa Raya terdapat keuntungan yang
bervariasi setelah dikurangi dengan biaya produksi dan biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh petani responden. Pendapatan atau keuntungan adalah selisih
antara penerimaan dengan pengeluaran dengan menggunakan rumus berikut ini.
= TR – TC
Dimana:
= Keuntungan Petani
TR = Total Revenue (Penerimaan Keseluruhan)
TC = Total Cost (Biaya Variabel + Biaya Tetap)
Untuk lebih jelasnya tentang rata-rata penerimaan, biaya produksi, biaya
tenaga kerja dan keuntungan bersih yang diperoleh petani padi sawah pada tiap
responden di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
30
30
Tabel 7. Rata – rata Penerimaan, Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan Keuntungan
tiap Responden di Kecamatan Woyla
No Luas Lahan
(Ha)
Penerimaan
(Rp)
Biaya
Produksi (Rp)
Biaya Tk
(Rp)
Keuntungan
(Rp)
1 0,143 2.394.000 237.100 1.065.000 1.302.100
2 0,120 2.016.000 205.600 1.065.000 1.270.600
3 0,365 5.986.000 523.400 2.840.000 3.363.400
4 0,263 4.305.000 400.800 2.130.000 2.530.800
5 0,205 3.280.000 333.000 1.420.000 1.753.000
6 0,320 5.120.000 464.700 2.840.000 3.304.700
7 0,228 3.640.000 360.100 1.420.000 1.780.100
8 0,143 2.280.000 237.100 1.065.000 1.302.100
9 0,125 2.100.000 210.800 710.000 920.800
10 0,753 12.642.000 1.060.000 5.680.000 6.740.000
11 0,548 9.198.000 831.200 4.260.000 5.091.200
12 0,160 2.688.000 252.700 1.420.000 1.672.700
13 0,263 4.357.500 396.500 2.130.000 2.526.500
14 0,240 3.984.000 374.900 2.130.000 2.504.900
15 0,183 3.029.500 311.000 1.420.000 1.731.000
16 0,268 4.440.500 410.400 1.775.000 2.185.400
17 0,143 2.394.000 237.100 1.065.000 1.302.100
18 0,285 4.788.000 426.000 2.130.000 2.556.000
19 0,228 3.822.000 362.100 1.420.000 1.782.100
20 0,205 3.362.000 335.000 1.420.000 1.755.000
21 0,268 4.387.000 410.400 1.775.000 2.185.400
22 0,445 7.298.000 670.000 3.550.000 4.220.000
23 0,223 3.649.000 352.600 1.775.000 2.127.600
24 0,325 5.330.000 471.900 2.485.000 2.956.900
25 0,410 6.724.000 635.600 2.840.000 3.475.600
26 0,205 3.362.000 335.000 1.420.000 1.755.000
27 0,423 6.929.000 655.500 3.550.000 4.205.500
28 0,330 5.412.000 478.300 2.130.000 2.608.300
29 0,205 3.362.000 338.200 1.420.000 1.758.200
30 0,575 9.430.000 828.000 3.905.000 4.733.000
31 0,268 4.387.000 410.400 1.775.000 2.185.400
32 0,330 5.544.000 478.300 2.130.000 2.608.300
33 0,570 9.576.000 820.800 4.260.000 5.080.800
34 0,365 6.132.000 557.700 2.840.000 3.397.700
35 0,525 8.820.000 774.900 4.260.000 5.034.900
36 0,330 5.544.000 478.300 2.130.000 2.608.300
37 0,410 6.888.000 571.300 2.840.000 3.411.300
Juml 11,395 188.600.500 17.236.700 84.490.000 101.726.700
Rerata 0,308 5.097.000 466.000 2.283.000 2.749.000
Sumber : Data Primer (Diolah, 2015)
Berdasarkan tabel 7 di atas, rata-rata luas lahan petani responden adalah
0.308 ha, rata – rata penerimaan sebesar Rp 5.097.000, rata – rata biaya produksi
31
31
adalah sebesar Rp 466.000, rata – rata biaya tenaga kerja sebesar Rp 2.283.000.
Setelah dikurangi biaya produksi dan tenaga kerja maka rata – rata keuntungan
yang diperoleh petani padi sawah di wilayah penelitian sebesar Rp 2.749.000.
Keuntungan yang diperoleh petani bervariasi menurut luas lahan
responden. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, kondisi lahan di
daerah tersebut sangat bagus untuk usahatani padi karena kondisi lahan selalu
dalam keadaan basah meskipun dalam musim kemarau sehingga tidak menjadi
kendala bagi masyarakat di daerah tersebut. Selain itu, menurut para Penyuluh
Pertanian Lapangan, petani di wilayah penelitian sangat cepat dalam mengadopsi
teknologi pertanian terutama dalam bidang budidaya padi sawah.
4.5. Analisis R/C Rasio
R/C Ratio menyatakan kelayakan suatu usahatani apakah menguntungkan,
balik modal atau tidak menguntungkan (rugi). Suatu usahatani padi sawah
dikatakan layak dan memberi manfaat apabila nilai R/C ratio > 1, semakin besar
nilai keuntungan atas biaya maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh
dari usaha tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan sistematis (R/C Rasio) maka
diperoleh nilai kelayakan sebagai berikut.
B/C Rasio = TR
= 5.097.000
= 1,8 TC 2.749.000
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, maka dapat diketahui
bahwa jika rata – rata penerimaan yang diperoleh petani responden di wilayah
penelitian sebesar Rp 5.097.000 dan jika rata – rata biaya tetap baik biaya
produksi maupun biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan petani responden
sebesar Rp 2.749.000 maka diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 1,8.
32
32
Artinya, setiap Rp 1 yang dikeluarkan oleh petani untuk biaya usahatani
padi sawah maka akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1,8. Karena nilai
R/C Ratio lebih besar dari pada 1 (R/C > 1) maka usahatani padi sawah layak
untuk diusahakan. Dengan demikian, bila petani menanaman padi dengan luasan
yang semakin besar maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.
4.6. Analisis Titik Pulang Pokok (BEP)
Titik pulang pokok (Break Event Point) adalah suatu titik level output
dimana kegiatan usahatani padi sawah tidak mendapatkan laba/untung dan pula
tidak mengalami kerugian.
BEP Harga = TC
= 2.749.000
= 2.233 Q 1.231
BEP Produksi = TC
= 2.749.000
= 664 P 4.135
Break Even Point atau titik impas pada usahatani padi sawah di
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat berdasarkan perhitungan menghasilkan
BEP Harga sebesar Rp 2.233 dan BEP Produksi 664 kg. Artinya, bila petani
responden di wilayah penelitian menghasilkan produksi padi sawah sebesar 664
kg dengan harga jual Rp 2.233/kg maka usahatani padi sawah mengalami titik
impas, yakni tidak mengalami kerugian atau mendapatkan keuntungan.
33
33
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Rata-rata luas lahan petani responden adalah 0.308 Ha, maka rata biaya
produksi berupa saprodi pertanian yang harus dikeluarkan petani adalah Rp
466.000, rata – rata biaya tenaga kerja sebesar Rp 2.283.000 dan rata – rata
penerimaan adalah Rp Rp 7.646.000.
2. Rata – rata penerimaan yang diperoleh petani padi sawah di wilayah penelitian
sebesar Rp 5.097.000 dan biaya produksi dan tenaga kerja sebesar Rp
2.749.000, maka R/C ratio diperoleh sebesar 1,8. Artinya, setiap Rp 1 yang
dikeluarkan oleh petani untuk biaya usahatani padi sawah maka akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1,8. Karena nilai R/C Ratio lebih besar
dari pada 1 (R/C > 1) maka usahatani padi sawah layak untuk diusahakan.
3. Break Even Point atau titik impas pada usahatani padi sawah berdasarkan
perhitungan menghasilkan BEP Harga sebesar Rp 2.233 dan BEP Produksi 664
kg. Artinya, bila petani responden di wilayah penelitian menghasilkan produksi
padi sawah sebesar 664 kg dengan harga jual Rp 2.233/kg maka usahatani padi
sawah mengalami titik impas, yakni tidak mengalami kerugian atau
mendapatkan keuntungan.
5.2. Saran
1. Diharapkan kepada para petani di wilayah Kecamatan Woyla untuk terus
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada sektor pertanian
34
34
terutama teknologi padi dan harus mampu menyerap inovasi – inovasi baru
yang menguntungkan yang disampaikan oleh instansi – instansi terkait
dengan harapan mampu mempengaruhi produksi padi dan peningkatan
pendapatan ke arah yang lebih baik sehingga mampu mensejahterakan
keluarga dan masyarakatnya.
2. Kepada para penyuluh pertanian lapangan selaku mitra kerja petani agar
meningkatkan kunjungan kepada kelompok – kelompok tani yang ada di
kecamatan woyla sehingga mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi
petani terutama tentang kendala budidaya padi sawah.
35
35
DAFTAR PUSTAKA
Ananta, Aris, Dkk, 1999. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : LDFE UI
Dumairy, 2004. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. BPFE
Firdaus, Muhammad, 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Gasperz, V, 1999. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta :
PT. Gramedia,
Hasrimi, Moettaqien, 2012. Analisis Pendapatan Petani Miskin dan Implikasi
Kebijakan Pengentasannya di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang
Bedagai. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera
Utara. Medan
Hutabarat, B, 1995. Pengukuran Dampak Nilai Tukar Terhadap Produksi Dan
Pendapatan Petani, Jurnal Agro Ekonomi, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pertanian, Departemen Pertanian
Kotler, Philip. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : PT Midas Surya Gravindo
Lipsey, G.R., Peter O.S. dan Douglas D.P., 1990. Pengantar Mikro Ekonomi Jilid
I. Jakarta : Erlangga
Muhammad, A, 1995. Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia. Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti
Mulyadi, 2007. Akuntansi Biaya, edisi ke-5. Yogyakarta : Graha Ilmu
Rahardi dan Hartono, 2000. Agribisnis Peternakan. Jakarta : Penebar Swadaya
Rahardi, F, 2003. Agribisnis Tanaman Buah. Jakarta : Penebar Swadaya
Rahardjo, P, 1995. Transformasi Pertanian Industrialisasi dan Kesempatan
Kerja. Jakarta : UI Press
___________, 2001. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar. Jakarta : UI Press
Rosyidi, S, 1998. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro dan Makro. Jakarta : Radja Grafindo
Salim, Emil, 1994. Perencanaan Pembangunan Dan Pemerataan Pendapatan.
Jakarta : Inti Dayu Press
36
36
Sodiq dan Abidin, Z, 2002. Biaya Usaha Tani. Jakarta : Agromedia Pustaka
Soedjarwanto dan Riswan, 1994. Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Batu
Bata di Kabupaten Dati II Banyumas. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
UNSOED. Purwokerto
Soekartawi, Soehardjo A. Dilou. J dan Handaken. B, 1994. Ilmu Usahatani dan
Pendidikan Pengembangan Pertanian Kecil. Jakarta : UI Press.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian
Edisi Revisi. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.
Agribisnis, Teori dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Gajah Grafindo
Persada
Supardi, S, 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi. Surakarta : UNS.
Soepomo, 1997. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia
Suryana. A, 2003. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan
Pangan. Edisi03/04. Yogyakarta : . BPFC
Tarigan, Robinson, 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Edisi
Revisi. Jakarta : Bumi Aksara
Wisma, 2012. Karakteristik Fungsi Produksi Usahatani Pangan di Indonesia.
Jurnal Ilmiah Edukasi Volume 2 Nomor 12 Tahun Kelima. Jakarta
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
DI KECAMATAN WOYLA KABUPATEN ACEH BARAT
Kuesioner Untuk Petani
Informasi Umum : Semua informasi yang disampaikan oleh petani dijaga kerahasiaannya.
Informasi yang dihimpun dari sampel petani hanya untuk keperluan
penelitian dalam rangka penulisan tugas akhir (Skripsi) pada Fakultas
Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh. Terima kasih.
I. DATA SAMPEL PETANI
1. Nomor Sampel :
2. Nama Petani :
3. Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan
4. Status Perkawinan : Kawin Belum Kawin
5. Alamat :
6. Pendidikan :
7. Status Kepemilikan Lahan : Milik Sendiri Sewa
8. Pekerjaan :
9. Jumlah Tanggungan :
10. Pengalaman :
II. USAHATANI PADI SAWAH
1. Luas sawah yang diusahakan :
2. Sumber air :
3. Sistem / pola tanam :
4. Penggunaan faktor produksi :
No Uraian Volume Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp)
1 Benih
2 Pupuk
3 Pestisida
5. Tenaga kerja yang digunakan
No Uraian kegiatan Volume Biaya / Satuan (Rp) Total Biaya (Rp)
1 Pengolahan tanah
2 Penanaman
3 Pemupukan
4 Pemeliharaan
5 Panen
6 Pasca panen
6. Total Biaya Produksi :
7. Jumlah produksi/Ha :
8. Harga Jual/kg :
9. Penerimaan Kotor :
10. Pendapatan Bersih :
Lampiran 3. Perincian Penggunaan Tenaga Kerja Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2015
No Sampel Luas Lahan
(M²) Olah Tanah
(HKP) Penanaman
(HKW) Penyiangan
(HKP) Pemupukan
(HKP) Pengendalian H/P (HKP)
Pemanenan (HKP)
Total HKP
1 625 1 3 2 1 1 3 1 12
2 400 1 2 1 1 1 2 1 9
3 400 1 2 1 1 1 2 1 9
4 400 1 3 2 1 1 3 1 12
5 400 1 2 1 1 1 2 1 9
6 625 1 3 2 1 1 3 1 12
7 400 1 2 1 1 1 2 1 9
8 400 1 2 1 1 1 2 1 9
9 400 1 2 1 1 1 2 1 9
10 625 1 3 2 1 1 3 1 12
11 400 1 2 1 1 1 2 1 9
12 625 1 3 2 1 1 3 1 12
13 625 1 3 2 1 1 3 1 12
14 400 1 2 1 1 1 2 1 9
15 625 1 3 2 1 1 3 1 12
16 400 1 2 1 1 1 2 1 9
17 400 1 2 1 1 1 2 1 9
18 400 1 2 1 1 1 2 1 9
19 625 1 3 2 1 1 3 1 12
20 625 1 3 2 1 1 3 1 12
21 400 1 2 1 1 1 2 1 9
22 625 1 3 2 1 1 3 1 12
23 400 1 2 1 1 1 2 1 9
24 400 1 2 1 1 1 2 1 9
25 625 1 3 2 1 1 3 1 12
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Jumlah
Rata-rata
Lampiran 4. Perincian Penggunaan Biaya Tenaga Kerja Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2015
No Sampel Luas Lahan
Sawah (M²)
Pengolahan Tanah Penanaman Penyiangan Pemupukan Pengendalian H/P Pemanenan Total Biaya Tenaga Kerja
(Rp)
Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp)
1 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
2 500 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.000
3 500 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.000
4 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
5 400 50.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 235.000
6 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
7 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
8 500 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.000
9 300 40.000 30.000 15.000 25.000 25.000 60.000 195.000
10 500 60.000 60.000 30.000 25.000 25.000 60.000 260.000
11 400 50.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 235.000
12 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
13 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
14 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
15 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
16 500 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.000
17 600 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
18 500 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.000
19 750 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
20 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
21 500 80.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 265.000
22 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
23 750 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
24 750 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
25 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
26 500 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.000
27 400 50.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 235.000
28 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
29 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
30 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
31 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
32 500 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.000
33 600 60.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 335.000
34 500 50.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 235.000
35 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
36 625 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000
37 625 80.000 90.000 30.000 25.000 25.000 80.000 330.000
Jumlah 21.200 2.620.000 2.880.000 915.000 1.475.000 925.000 2.680.000 11.495.000 Rata-rata 573 70.811 77.838 24.730 39.865 25.000 72.432 310.676
Lampiran 5.Kebutuhan Sarana Produksi Padi Sawah di Daerah Penelitian, Tahun 2015
Sampel
Luas
Lahan (M²)
Sarana Produksi
Benih (Kg) Urea (Kg) SP-36 (kg) NPK (Kg) Pestisida (Liter) Insektisida
(Liter) Goni/Karung
Vol Harga/kg Vol Harga/Kg Vol Harga/Kg Vol Harga/Kg Vol Harga/Ltr Vol Harga/Ltr Vol Harga/Buah
1 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
2 500 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 5 7.500
3 500 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 5 7.500
4 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
5 400 5 37.500 10 18.000 3 6.000 7 15.400 0,3 10.500 0,3 10.500 5 7.500
6 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
7 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
8 500 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 5 7.500
9 300 4 30.000 8 14.400 3 6.000 6 13.200 0,3 10.500 0,3 10.500 4 6.000
10 500 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 5 7.500
11 400 5 37.500 10 18.000 3 6.000 7 15.400 0,3 10.500 0,3 10.500 4 6.000
12 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
13 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
14 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
15 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
16 500 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000
17 600 7 52.500 14 25.200 5 10.000 9 19.800 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000
18 500 6 45.000 15 27.000 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000
19 750 8 60.000 18 32.400 6 12.000 12 26.400 0,6 21.000 0,6 21.000 8 12.000
20 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
21 500 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000
22 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 12 26.400 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
23 750 8 60.000 18 32.400 6 12.000 12 26.400 0,6 21.000 0,6 21.000 8 12.000
24 750 8 60.000 18 32.400 6 12.000 12 26.400 0,6 21.000 0,6 21.000 8 12.000
25 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 12 26.400 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
26 500 6 45.000 12 21.600 4 8.000 10 22.000 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000
27 400 5 37.500 12 21.600 3 6.000 8 17.600 0,3 10.500 0,3 10.500 5 7.500
28 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
29 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
30 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
31 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
32 500 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 5 7.500
33 600 7 52.500 14 25.200 5 10.000 10 22.000 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000
34 500 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,3 10.500 0,3 10.500 5 7.500
35 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
36 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
37 625 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500
Jumlah 243 1.822.500 515 927.000 170 340.000 49 767.800
584.500
584.500 234 351.000
Rata - Rata 7 49.257 14 25.054 5 9.189 9 20.751
15.797 - 15.797 6 9.486
Lampiran 6. Biaya Produksi Padi Sawah di Daerah Penelitian, Tahun 2015
No Sampel Luas Lahan Benih Urea SP-36 NPK Pestisida Insektisida Goni/Karung Total
(M²) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Ltr) (Rp/Ltr) (Rp/Buah) Biaya (Rp)
1 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
2 500 45.000 21.600 8.000 17.600 14.000 14.000 7.500 127.700
3 500 45.000 21.600 8.000 17.600 14.000 14.000 7.500 127.700
4 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
5 400 37.500 18.000 6.000 15.400 10.500 10.500 7.500 105.400
6 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
7 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
8 500 45.000 21.600 8.000 17.600 14.000 14.000 7.500 127.700
9 300 30.000 14.400 6.000 13.200 10.500 10.500 6.000 90.600
10 500 45.000 21.600 8.000 17.600 14.000 14.000 7.500 127.700
11 400 37.500 18.000 6.000 15.400 10.500 10.500 6.000 103.900
12 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
13 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
14 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
15 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
16 500 45.000 21.600 8.000 17.600 14.000 14.000 9.000 129.200
17 600 52.500 25.200 10.000 19.800 14.000 14.000 9.000 144.500
18 500 45.000 27.000 8.000 17.600 14.000 14.000 9.000 134.600
19 750 60.000 32.400 12.000 26.400 21.000 21.000 12.000 184.800
20 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
21 500 45.000 21.600 8.000 17.600 14.000 14.000 9.000 129.200
22 625 52.500 27.000 10.000 26.400 17.500 17.500 10.500 161.400
23 750 60.000 32.400 12.000 26.400 21.000 21.000 12.000 184.800
24 750 60.000 32.400 12.000 26.400 21.000 21.000 12.000 184.800
25 625 52.500 27.000 10.000 26.400 17.500 17.500 10.500 161.400
26 500 45.000 21.600 8.000 22.000 14.000 14.000 9.000 133.600
27 400 37.500 21.600 6.000 17.600 10.500 10.500 7.500 111.200
28 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
29 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
30 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
31 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
32 500 45.000 21.600 8.000 17.600 14.000 14.000 7.500 127.700
33 600 52.500 25.200 10.000 22.000 14.000 14.000 9.000 146.700
34 500 45.000 21.600 8.000 17.600 10.500 10.500 7.500 120.700
35 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
36 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
37 625 52.500 27.000 10.000 22.000 17.500 17.500 10.500 157.000
Jumlah 1.822.500 927.000 340.000 767.800 584.500 584.500 351.000 5.377.300
Rata - Rata 49.257 25.054 9.189 20.751 15.797 15.797 9.486 145.332
Lampiran 7. Perincian rata-rata Volume Produksi, Harga Jual, Penerimaan, Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan Pendapatan
Bersih di Daerah Penelitian, Tahun 2015
No Luas Areal Volume Produksi Harga jual Nilai Penerimaan Biaya Produksi Biaya Tenaga Kerja Pendapatan
Sampel Lahan (M²) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Rp) (Rp) Bersih (Rp)
1 625 225 4.200 945.000 157.000 355.000 433.000
2 500 200 4.200 840.000 127.700 245.000 467.300
3 500 210 4.100 861.000 127.700 245.000 488.300
4 625 275 4.100 1.127.500 157.000 355.000 615.500
5 400 190 4.000 760.000 105.400 235.000 419.600
6 625 250 4.000 1.000.000 157.000 355.000 488.000
7 625 240 4.000 960.000 157.000 355.000 448.000
8 500 220 4.000 880.000 127.700 245.000 507.300
9 300 150 4.200 630.000 90.600 195.000 344.400
10 500 200 4.200 840.000 127.700 260.000 452.300
11 400 180 4.200 756.000 103.900 235.000 417.100
12 625 230 4.200 966.000 157.000 355.000 454.000
13 625 240 4.150 996.000 157.000 355.000 484.000
14 625 220 4.150 913.000 157.000 355.000 401.000
15 625 250 4.150 1.037.500 157.000 355.000 525.500
16 500 210 4.150 871.500 129.200 245.000 497.300
17 600 220 4.200 924.000 144.500 355.000 424.500
18 500 190 4.200 798.000 134.600 245.000 418.400
19 750 310 4.200 1.302.000 184.800 355.000 762.200
20 625 230 4.100 943.000 157.000 355.000 431.000
21 500 200 4.100 820.000 129.200 265.000 425.800
22 625 240 4.100 984.000 161.400 355.000 467.600
23 750 300 4.100 1.230.000 184.800 355.000 690.200
24 750 290 4.100 1.189.000 184.800 355.000 649.200
25 625 220 4.100 902.000 161.400 355.000 385.600
26 500 200 4.100 820.000 133.600 245.000 441.400
27 400 200 4.100 820.000 111.200 235.000 473.800
28 625 250 4.100 1.025.000 157.000 355.000 513.000
29 625 300 4.100 1.230.000 157.000 355.000 718.000
30 625 290 4.100 1.189.000 157.000 355.000 677.000
31 625 310 4.100 1.271.000 157.000 355.000 759.000
32 500 195 4.200 819.000 127.700 245.000 446.300
33 600 260 4.200 1.092.000 146.700 335.000 610.300
34 500 210 4.200 882.000 120.700 235.000 526.300
35 625 300 4.200 1.260.000 157.000 355.000 748.000
36 625 310 4.200 1.302.000 157.000 355.000 790.000
37 625 290 4.200 1.218.000 157.000 330.000 731.000
JUMLAH 8.805 153.000 36.403.500 5.377.300 11.495.000 19.531.200
RATA - RATA 238 4.135 983.878 145.332 310.676 527.870
Recommended