View
242
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS PENGARUH HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN
ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR, KIMIA DAN ANEKA
INDUSTRI YANG TERCATAT DI BEI TAHUN 2011
Asep Suryadi
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
asep.suryadi@studentsite.gunadarma.ac.id
ABSTRACT
This study analyzed the effect of the relationship between accounting
earnings and operating cash flow with cash dividend on the company manufacturing
industry base, and various chemical industries in 2009 and 2010. This study was
conducted to find out which one has the most significant relationship to the cash
dividend. The data used in this study is the annual financial statement (Consolidated
Financial Statements) of each manufacturing company published on its official
website BEI is www.idx.co.id.
The method of analysis used in this study is a method of non-parametric
statistical inference, namely Spearman Rank correlation coefficients to examine the
relationship of accounting earnings and operating cash flow of the cash dividend.
Sampling in this study purposive random sampling method, in which the variables
used in this study are accounting earnings and operating cash flow as an
independent variable, and the cash dividend as the dependent variable. Samples
studied are 28 companies manufacturing for the year 2009 to 2010. This study
shows that both independent variables have a significant and strong relationship
with the cash dividend as the dependent variable, which proves that the previous
research done by Elizabeth (2000); Rosna (2007); Hery (2009) had results that were
not much different from the research this is where the results showed that the most
significant relationship is very strong and is the accounting profit with cash
dividends in 2009 amounted to 0.814, while the correlation is significant and strong
operating cash flow with cash dividends in 2010 amounted to 0.695.
Keywords: Accounting Earnings, Operating Cash Flow, Cash Dividends.
PENDAHULUAN
Perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek indonesia berkewajiban untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan. Investor memerlukan informasi
mengenai hasil kinerja perusahaan sebagai bahan evaluasi atas keputusan ekonomi
yang diambil. Laporan keuangan merupakan merupakan sumber berbagai informasi
bagi investror. Pengertian deviden merupakan hasil yang diperoleh dari setiap
lembar saham yang dimilki. Dividen berbentuk dividen saham (stock dividend)
ataupun dividen kas (cash dividend). Dividen kas adalah dividen yang dibayarkan
perusahaan kepada investor dalam bentuk uang tuna.
Elizabeth (2000) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan laba
akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas, dengan menggunakan koefisien
korelasi Spearman Rank, ia menganalisa 25 perusahaan yang go publik di BEJ pada
tahun 1992, 1993 dan 1994. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada
konsistensi hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan
dividen kas. Pada umumnya laba akuntansi lebih mempengaruhi besarnya dividen
kas yang dibagikan dari laba tunai.
Murtanto (2004) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan antara
laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. Mereka menganalisis perusahaan
industri barang konsumsi pada tahun 1999, 2000 dan 2001. Berdasarkan
penelitiannya itu disimpulkan bahwa adanya hubungan yang kuat dan positif antara
laba akuntansi terhadap dividen kas.
Rosna (2007) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan antara laba
akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEJ. Ia menganalisa 30 perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur
pada tahun 1999 – 2003. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan.
Hery (2009) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan laba bersih
dan arus kas operasi dengan dividen kas. Ia menganalisa 25 perusahaan publik top
dunia, bahwa terdapat pengaruh yang cukup kuat dan positif antara laba bersih
dengan dividen kas. Sedangkan arus kas dengan dividen kas mempunyai pengaruh
yang kuat dan positif.
Berdasarkan analisis terhadap penelitian sebelumnya Rosna (2007) maka
penelitian ini menambahkan pengaruh arus kas operasi. Sehingga dapat memberikan
kontribusi pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hal-hal
tersebut diatas, maka penelitian ini mengambil judul “ANALISIS PENGARUH
HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS OPERASI
TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SEKTOR INDUSTRI DASAR, KIMIA DAN ANEKA INDUSTRI YANG
TERCATAT DI BEI TAHUN 2011”.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam
perusahaan manufaktur yang bergerak dalam sektor industri dasar, kimia dan aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011. Teknik
penarikan sample penelitian ini adalah dengan menggunakan menggunakan metode
Purposive Non random Sampling, yaitu pengambilan sample penelitian secara non
random (tidak acak) sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama
akan terpilih menjadi sample penelitian (Supardi, 2005:114).
Berdasarkan situs www.idx.co.id atau Indonesia Stock Exchange di dapat
laporan keuangan konsolidasian untuk 98 perusahaan manufaktur sektor industri
dasar, kimia dan aneka industri. Berikut ini tabel daftar perusahaan manufaktur
sektor industri dasar, kimia dan aneka industri tahun 2011 yang berasal dari
www.sahamok.com. (lihat pada lampiran).
Penyeleksian sample penelitian menggunakan teknik purposive sampling
dimana terdapat kriteria-kriteria tertentu. Kriteria dalam penentuan sample
berdasarkan teknik purposive sampling antara lain:
1. Perusahaan manufaktur sektor industri dasar, kimia dan aneka industri yang
telah terdaftar di BEI dari tahun 2009 sampai 2011.
2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan pada tahun terakhir, yaitu
tahun 2009 sampai 2011.
3. Perusahaan tersebut mendapatkan laba bersih pada tahun 2009 dan 2010.
4. Perusahaan tersebut memperoleh arus kas operasi pada tahun 2009 dan 2010.
5. Perusahaan tersebut membayar dividen kas pada tahun 2009 sampai 2011.
Di bawah ini tabel 3.2 menampilkan seleksi sample dengan menggunakan teknik
Purposive Non-Random Sampling.
Data Penelitian
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
perusahaan manufaktur sektor industri dasar, kimia dan aneka industri yang terdaftar
di BEI. Data tersebut berupa laporan keuangan tahunan (Consolidated Financial
Statement) yang didapat dari www.idx.co.id atau Indonesia Stock Exchange. Data
laporan keuangan atau yang disebut juga data akuntansi yang dipakai adalah net
earning (Laba bersih) atau laba akuntansi, arus kas operasi, biaya penyusutan dan
nilai dividen kas perusahaan sektor industri dasar dan kimia. Adapun data tersebut
diambil dari :
1. Laporan Laba-Rugi
2. Neraca
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas
Periodisasi data penelitian ini meliputi data tahun 2009 dan 2010. Penggunaan data
beberapa periode akan mengungkap seberapa besar pengaruh laba yang dihasilkan
perusahaan terhadap besarnya nilai dividen kas suatu perusahaan. Berikut dibawah
ini merupakan data laba akuntansi, arus kas operasi dan dividen kas untuk tahun
2009 dan 2010, berdasarkan seleksi sample dengan Purposive Non-Random
Sampling (lihat pada lampiran).
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk pengujian hipotesis terdapat variabel laba akuntansi, arus kas operasi
dan dividen kas. Operasionalisasi dari ketiga variabel tersebut secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Variabel Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi
Laba akuntansi yang digunakan dalam penellitian ini adalah laba bersih yang
didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya
operatif maupun tidak. Ukuran laba bersih sebagai variabel laba akuntansi mendasar
pada penelitian Elizabeth (2000) dan Murtanto dan Febby (2004). Alasan
penggunaan laba bersih sebagai variabel laba akuntansi dikarenakan laba bersih
adalah laba yang menunjukan kinerja dan pertanggungjawaban manajemen. Arus
kas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenue –
producing ativities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.
Variabel Dividen Kas
Dividen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dividen kas. Besarnya
dividen kas dapat dilihat pada laporan keuangan tahunan pada bagian laporan
perubahan ekuitas tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan
untuk mencari keeratan hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai periode ini
dengan nilai dividen kas yang dibagikan perusahaan.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode statistik inferensi non parametrik
dimana variabel (data) yang diuji bertipe data nominal dan ordinal dimana distribusi
data populasinya tidak diketahui kenormalannya (Singgih Santoso, 2005: 4).
Penelitian ini menggunakan model korelasi Spearman Rank yang digunakan
untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila
masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar
variabel tidak harus sama (Wahid Sulaiman, 2003: 136). Menurut Kuncoro
(1986:15) inti dari analisis korelasi adalah mengukur kekuatan hubungan antar
variabel, tanpa menunjukan adanya sebab-akibat. Pada dasarnya korelasi Spearman
Rank ini adalah mencari korelasi antar jenjang atau posisi urutan data, bukan nilai
data (Syamsul Hadi, 2006: 138).
a. Rumus untuk menghitung korelasi Spearman Rank adalah:
úúúú
û
ù
êêêê
ë
é
--= å
)1(
61
2
2
nn
Drs
Dimana: rs = Koefisien Korelasi Spearman (Rank Order)
D = Merupakan perbedaan peringkat untuk setiap pasangan
n = Jumlah pasangan pengamatan
∑ = Sigma atau jumlah
b. Rumus untuk menghitung uji signifikan (Uji T) atau t hitung adalah:
rr
s
s
nt 2
1
2
--
=
Dimana: t = uji siginifikan rs
rs = Jumlah korelasi Spearman Rank
n = Jumlah pasangan pengamatan
Untuk mandapatkan basarnya nilai korelasi Spearman Rank, penelitian ini
dapat menggunakan perhitungan dengan menggunakan software Statistical Package
for the Social (SPSS) 19.
Tahapan Analisis Data
Tahapan sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur sektor industri dasar, kimia dan aneka industri yang
go public di BEI dipilih secara Purposive Non random Sampling sesuai
kriteria.
b. Menghitung laba akuntansi, arus kas operasi dengan dividen kas.
c. Melakukan analisis deskriptif.
d. Melakukan analisis asumsi klasik uji normalitas.
e. Menghitung koefisien peringkat Korelasi Spearman Rank secara manual dan
menggunakan program Statistical Package for the Social (SPSS) 19.
f. Melakukan uji signifikansi (Uji T).
Pengujian Hipotesis
Untuk selanjutnya kita akan mengadakan uji hipotesis mengenai koefisien
korelasi populasi yang tidak diketahui berdasarkan pada estimasi nilai koefisien
korelasi sampel, yaitu r (Wahid Sulaiman, 2005: 136). Pengujian hipotesis adalah
sebagai berikut:
a. H01 : Tidak terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas.
HA1 : Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas.
b. H02 : Tidak terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen
kas.
HA2 : Terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas.
Hipotesa ini sama sekali tidak mempermasalahkan arah hubungan jenjang
nilai, sehingga untuk tes hipotesa digunakan uji dua sisi (Syamsul Hadi, 2006: 140).
Kaidah Pengambilan Keputusan
Kaidah pengambilan keputusan untuk menentukan penerimaan atau
penolakan Ho adalah sebagai berikut:
a. Apabila sig. (2-tailed) 2/a£ maka ditolak H0 atau jika tttabelhitung ³
untuk %5µ= .
Apabila sig. (2-tailed) > 2/a maka diterima H0 atau jika tttabelhitung £ untuk
%5µ= .
PEMBAHASAN
Tabel 4.1.1 Data Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi dan Dividen Kas
Tahun 2009 (Disajikan dalam Rupiah)
Sumber : laporan keuangan konsolidasian yang diolah tahun 2012.
NO KODE NAMA PERUSAHAAN LABA AKUNTANSI ARUS KAS OPERASI DIVIDEN KAS 1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp2,746,654,000,000 Rp3,184,421,632,015 Rp828,277,000,000 2 SMGR PT. Semen Gresik Tbk Rp3,326,487,957,000 Rp4,246,497,651,000 Rp1,829,577,344,000 3 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk Rp67,293,000,000 Rp341,732,000,000 Rp17,360,000,000 4 ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk Rp63,888,414,158 Rp87,985,547,922 Rp12,847,504,208 5 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk Rp182,820,895,226 Rp227,572,798,490 Rp59,443,200,000 6 KRAS PT. Krakatau Steel Tbk Rp494,672,000,000 Rp883,379,000,000 Rp148,402,000,000 7 LION PT. Lion Metal Works Tbk Rp33,613,329,078 Rp50,456,390,635 Rp6,502,000,000 8 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk Rp2,400,507,034 Rp4,064,913,956 Rp288,000,000 9 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk Rp155,757,000,000 Rp296,909,000,000 Rp35,950,000,000 10 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk Rp482,884,000,000 Rp644,566,000,000 Rp83,766,000,000 11 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk Rp7,124,377,450 Rp20,281,483,012 Rp1,986,779,712 12 BRNA PT. Berlina Tbk Rp20,260,227,896 Rp27,083,258,750 Rp12,006,000,000 13 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk Rp24,740,866,566 Rp29,394,540,274 Rp2,916,613,465 14 TRST PT. Trias Sentosa Tbk Rp143,882,097,670 Rp315,372,607,771 Rp42,120,000,000 15 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Rp1,612,710,000,000 Rp1,855,546,000,000 Rp643,774,000,000 16 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk Rp75,970,111,000 Rp90,192,511,000 Rp42,714,000,000 17 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Rp814,451,000,000 Rp684,257,000,000 Rp10,359,000,000 18 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk Rp276,728,714,277 Rp868,140,069,724 Rp56,991,442,101 19 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Rp297,547,600,000 Rp1,372,287,200,000 Rp13,090,896,000 20 ASII PT. Astra International Tbk Rp10,040,000,000,000 Rp11,335,000,000,000 Rp5,263,000,000,000 21 AUTO PT. Astra Auto Part Tbk Rp768,265,000,000 Rp578,745,000,000 Rp450,356,000,000 22 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk Rp72,105,574,000 Rp206,581,717,000 Rp80,750,368,000 23 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk Rp109,463,940,000 Rp352,018,005,600 Rp8,874,791,325 24 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk Rp905,330,000,000 Rp1,137,405,000,000 Rp52,272,000,000 25 INDS PT. Indospring Tbk Rp58,765,937,255 Rp122,838,213,572 Rp1,875,000,000 26 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk Rp174,860,000,000 Rp180,729,000,000 Rp6,122,000,000 27 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk Rp132,850,275,038 Rp268,070,416,818 Rp35,991,721,500 28 ESTI PT. Ever Shine Textile Industry Tbk Rp7,687,037,574 Rp49,359,135,942 Rp4,030,417,440
Tabel 4.1.2 Data Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi dan Dividen Kas
Tahun 2010 (Disajikan dalam Rupiah)
NO KODE NAMA PERUSAHAAN LABA AKUNTANSI ARUS KAS OPERASI DIVIDEN KAS 1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp3,224,681,000,000 Rp3,390,048,000,000 Rp968,163,000,000 2 SMGR PT. Semen Gresik Tbk Rp3,633,219,892,000 Rp3,359,368,278,000 Rp1,485,260,454,000 3 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk Rp330,973,000,000 Rp481,895,000,000 Rp34,720,000,000 4 ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk Rp79,039,853,128 Rp115,491,387,547 Rp27,530,566,160 5 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk Rp193,797,649,353 Rp156,057,916,260 Rp39,628,800,000 6 KRAS PT. Krakatau Steel Tbk Rp1,062,683,000,000 Rp998,249,000,000 Rp94,650,000,000 7 LION PT. Lion Metal Works Tbk Rp38,631,299,358 Rp32,525,842,443 Rp10,403,200,000 8 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk Rp7,350,536,344 Rp9,647,718,776 Rp480,000,000 9 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk Rp46,847,000,000 Rp56,154,000,000 Rp48,762,000,000 10 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk Rp348,287,000,000 Rp579,350,000,000 Rp45,340,000,000 11 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk Rp14,749,983,545 Rp15,249,703,610 Rp3,311,299,520 12 BRNA PT. Berlina Tbk Rp34,760,866,434 Rp60,380,243,328 Rp12,420,000,000 13 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk Rp32,151,888,045 Rp84,926,087,634 Rp48,610,225,000 14 TRST PT. Trias Sentosa Tbk Rp136,727,109,110 Rp135,166,096,410 Rp56,160,000,000 15 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Rp2,210,266,000,000 Rp2,408,406,000,000 Rp652,640,000,000 16 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk Rp179,966,427,000 Rp148,915,331,000 Rp38,985,000,000 17 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Rp959,161,000,000 Rp1,098,162,000,000 Rp756,182,000,000 18 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk Rp283,001,824,437 Rp1,164,934,536,805 Rp141,239,660,859 19 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Rp418,728,852,000 Rp1,273,503,222,000 Rp21,273,528,000 20 ASII PT. Astra International Tbk Rp14,366,000,000,000 Rp2,907,000,000,000 Rp7,002,000,000,000 21 AUTO PT. Astra Auto Part Tbk Rp1,141,179,000,000 Rp399,127,000,000 Rp490,456,000,000 22 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk Rp134,160,199,000 Rp57,464,276,000 Rp62,130,611,000 23 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk Rp66,676,069,188 Rp175,538,890,395 Rp10,924,663,932 24 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk Rp830,624,000,000 Rp1,010,980,000,000 Rp41,818,000,000 25 INDS PT. Indospring Tbk Rp71,109,354,932 Rp7,369,876,033 Rp9,375,000,000 26 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk Rp176,082,000,000 Rp504,280,000,000 Rp6,122,000,000 27 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk Rp150,420,111,988 Rp151,302,099,412 Rp43,190,065,800 28 ESTI PT. Ever Shine Textile Industry Tbk Rp1,487,673,433 Rp21,595,584,330 Rp2,015,208,720
Sumber : laporan keuangan konsolidasian yang diolah tahun 2012.
Analisis Deskriptif
Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi bahwa data yang
digunakan dalam penelitian adalah data normal dan homogen (Syamsul Hadi, 2004:
102). Berikut ini hasil Descriptives Statis dari Statistical Package for the Social
(SPSS) 19.
Tabel 4.2 Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
LABA_AKUNTANSI 56 1487673433 1.E13 9.51E11 2.389E12 4.419 .319 21.344 .628
ARUS_KAS_OPERASI 56 4064913956 1.E13 8.98E11 1.737E12 4.366 .319 23.854 .628
DIVIDEN_KAS 56 288000000 7.E12 3.91E11 1.185E12 4.607 .319 22.291 .628
Valid N (listwise) 56 Sumber : Data Descriptive Statistics untuk Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi dan Dividen Kas yang diolah
dengan SPSS 19 tahun 2012.
Dapat dilihat dari tabel diatas, menunjukan bahwa data laba akutansi memiliki nilai minimum statistic sebesar Rp. 1,487,673,433 dan maximum statistic sebesar Rp. 14,366,000,000,000 , arus kas operasi memiliki nilai minimum statistic sebesar Rp. 4,064,913,956 dan maximum statistic sebesar Rp. 11,335,000,000,000 , dan dividen kas memiliki nilai minimum statistic sebesar Rp. 288,000,000 dan maximum statistic sebesar Rp. 7,002,000,000,000 pada tahun 2009 dan 2010.
Analisis Asumsi Klasik Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduannya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Hasil analisis statistik deskriptif dengan bantuan komputer program Statistical
Package for the Social (SPSS) 19 untuk uji normalitas terhadap laba akuntansi, arus
kas operasi dan dividen kas dengan Kolmogrov – Smirnov Goodness of Fit.
Tabel 4.3 NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LABA_AKUNTANSI ARUS_KAS_OPERASI DIVIDEN_KAS
N 56 56 56
Mean 2589.29 2625.37 2440.10 Normal Parametersa,b
Std. Deviation 195.612 177.418 215.692
Absolute .069 .061 .131
Positive .069 .040 .131
Most Extreme Differences
Negative -.055 -.061 -.067
Kolmogorov-Smirnov Z .520 .453 .983
Asymp. Sig. (2-tailed) .950 .986 .288
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data NPar Tests untuk Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi dan Dividen Kas yang diolah dengan SPSS
19 tahun 2012.
Gambar tabel diatas menunjukan bahwa data laba akuntansi memiliki nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,950, arus kas operasi sebesar 0,986 dan dividen kas
sebesar 0,288 untuk n (sample penilitian) adalah 56 sample dari tahun 2009 dan
2010. Hal tersebut menyatakan data dari ketiga variabel tesebut adalah distribusi
normal. Dimana nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari variabel – variabel tersebut > 0,05.
Perhitungan Korelasi Spearman Rank
Korelasi Spearman Rank digunakan mencari keeratan hubungan atau untuk
menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang
dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama
(Sugiyono, 1999:282). Perhitungan koefisien korelasi spearman dapat dihitung
secara manual maupun menggunakan bantuan software Statistical Package for the
Social (SPSS) 19. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara + 1 sampai dengan –
1. koefesien korelasi menunjukan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah
hubungan dua variabel random.
Menurut Jonathan Sarwono (2006: 189), ukuran korelasi adalah sebagai
berikut :
1. 0 yaitu tidak ada korelasi antara dua variabel.
2. > 0 – 0,25 yaitu korelasi sangat lemah.
3. > 0,25 – 0,50 yaitu korelasi cukup.
4. > 0,50 – 0,75 yaitu korelasi kuat.
5. > 0,75 – 0,99 yaitu korelasi sangat kuat.
6. 1 yaitu korelasi sempurna.
Perhitungan Korelasi Spearman Rank untuk Laba Akuntansi dan Dividen Kas
Tahun 2009
Berdasarkan hasil analisa koefisien korelasi tersebut, maka hubungan antara
laba akuntansi dan dividen kas menunjukan nilai rs sebesar 0,814. Nilai tersebut
dapat menjelaskan ada korelasi yang sangat kuat dan searah antara laba akuntansi
dengan dividen kas tahun 2009.
Tabel 4.5.1 Data Corelations Speaman’s rho antara Laba Akuntansi dan Dividen
Kas dengan SPSS 19 Tahun 2009 Correlations
LABA_AKUNTANSI DIVIDEN_KAS Correlation Coefficient
1.000 .814**
Sig. (2-tailed) . .000
LABA_AKUNTANSI
N 28 28 Correlation Coefficient
.814** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
Spearman's rho
DIVIDEN_KAS
N 28 28 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
DIVIDEN_KAS LABA_AKUNTANSI Correlation Coefficient
1.000 .814**
Sig. (2-tailed) . .000
DIVIDEN_KAS
N 28 28 Correlation Coefficient
.814** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
Spearman's rho
LABA_AKUNTANSI
N 28 28
Correlations
DIVIDEN_KAS LABA_AKUNTANSI Correlation Coefficient
1.000 .814**
Sig. (2-tailed) . .000
DIVIDEN_KAS
N 28 28 Correlation Coefficient
.814** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
Spearman's rho
LABA_AKUNTANSI
N 28 28 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data Korelasi Spearman Rank antara Laba Akuntansi dan Dividen Kas yang diolah dengan SPSS 19
tahum 2012.
Perhitungan Korelasi Spearman Rank untuk Laba Akuntansi dan Dividen Kas
Tahun 2010
Berdasarkan hasil analisa koefisien korelasi tersebut, maka hubungan antara
laba akuntansi dan dividen kas menunjukan nilai rs sebesar 0,771. Nilai tersebut
dapat menjelaskan ada korelasi yang sangat kuat dan searah antara laba akuntansi
dengan dividen kas tahun 2010.
Tabel 4.5.2 Data Corelations Speaman’s rho antara Laba Akuntansi dan Dividen
Kas dengan SPSS 19 Tahun 2010 Correlations
LABA_AKUNTANSI DIVIDEN_KAS Correlation Coefficient
1.000 .771**
Sig. (2-tailed) . .000
LABA_AKUNTANSI
N 28 28 Correlation Coefficient
.771** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
Spearman's rho
DIVIDEN_KAS
N 28 28 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
DIVIDEN_KAS LABA_AKUNTANSI Correlation Coefficient
1.000 .771**
Sig. (2-tailed) . .000
DIVIDEN_KAS
N 28 28 Correlation Coefficient
.771** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
Spearman's rho
LABA_AKUNTANSI
N 28 28 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data Korelasi Spearman Rank antara Laba Akuntansi dan Dividen Kas yang diolah dengan SPSS 19
tahum 2012.
Perhitungan Korelasi Spearman Rank untuk Arus Kas Operasi dan Dividen
Kas Tahun 2009
Berdasarkan hasil analisa koefisien korelasi tersebut, maka hubungan antara
arus kas operasi dan dividen kas menunjukan nilai rs sebesar 0,778. Nilai tersebut
dapat menjelaskan ada korelasi yang sangat kuat antara arus kas operasi dengan
dividen kas tahun 2009.
Tabel 4.6.1 Data Corelations Speaman’s rho antara Arus Kas Operasi dan Dividen
Kas dengan SPSS 19 Tahun 2009 Correlations
ARUS_KAS_OPERASI DIVIDEN_KAS Correlation Coefficient
1.000 .778**
Sig. (2-tailed) . .000
ARUS_KAS_OPERASI
N 28 28 Correlation Coefficient
.778** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
Spearman's rho
DIVIDEN_KAS
N 28 28 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
DIVIDEN_KAS ARUS_KAS_OPERASI Correlation Coefficient
1.000 .778**
Sig. (2-tailed) . .000
DIVIDEN_KAS
N 28 28 Correlation Coefficient
.778** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
Spearman's rho
ARUS_KAS_OPERASI
N 28 28 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data Korelasi Spearman Rank antara Arus Kas Operasi dan Dividen Kas yang diolah dengan SPSS
19 tahum 2012.
Perhitungan Korelasi Spearman Rank untuk Arus Kas Operasi dan Dividen
Kas Tahun 2010
Berdasarkan hasil analisa koefisien korelasi tersebut, maka hubungan antara
arus kas operasi dan dividen kas menunjukan nilai rs sebesar 0,695. Nilai tersebut
dapat menjelaskan ada korelasi yang kuat dan searah antara arus kas operasi dengan
dividen kas tahun 2010.
Tabel 4.6.2 Data Corelations Speaman’s rho antara Arus Kas Operasi dan Dividen
Kas dengan SPSS 19 Tahun 2010
Correlations
ARUS_KAS_OPERASI DIVIDEN_KAS Correlation Coefficient
1.000 .695**
Sig. (2-tailed) . .000
ARUS_KAS_OPERASI
N 28 28 Correlation Coefficient
.695** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
Spearman's rho
DIVIDEN_KAS
N 28 28 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
DIVIDEN_KAS ARUS_KAS_OPERASI Correlation Coefficient
1.000 .695**
Sig. (2-tailed) . .000
DIVIDEN_KAS
N 28 28 Correlation Coefficient
.695** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
Spearman's rho
ARUS_KAS_OPERASI
N 28 28 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data Korelasi Spearman Rank antara Arus Kas Operasi dan Dividen Kas yang diolah dengan SPSS
19 tahum 2012.
Analisis Uji Signifikan
Hasil korelasi belum bisa digunakan untuk membuktikan bahwa hubungan
antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun arus kas operasi dengan dividen
kas signifikan atau tidak. Oleh karena itu dilakukan uji signifikan parsial (Uji t)
antara variabel – variabel tersebut. Berikut perhitungan uji signifikan sebagai berikut
:
1. Berdasarkan korelasi dari spearman rank, maka perhitungan uji signifikan
parsial (Uji T) tahun 2009 adalah sebagai berikut:
a. Uji T antara Laba Akuntansi dan Dividen Kas.
rr
s
s
nt 2
1
2
--
= 145,7662596,01
228814,0 =
--
=
Dari nilai korelasi spearman rank antara laba akuntansi dan dividen kas tahun
2009 sebesar 0,814. Maka uji signifikan (thitung
) yang didapat yaitu 7,145.
b. Uji T antara Arus Kas Operasi dan Dividen Kas.
rr
s
s
nt 2
1
2
--
= 314,6605284,01
228778,0 =
--
=
Dari nilai korelasi spearman rank antara arus kas operasi dan dividen kas
tahun 2009 sebesar 0,778. Maka uji signifikan (thitung
) yang didapat yaitu
6,314.
2. Berdasarkan korelasi dari spearman rank, maka perhitungan uji signifikan
parsial (Uji T) tahun 2010 adalah sebagai berikut:
a. Uji T antara Laba Akuntansi dan Dividen Kas.
rr
s
s
nt 2
1
2
--
= 173,6594441,01
228771,0 =
--
=
Dari nilai korelasi spearman rank antara laba akuntansi dan dividen kas tahun
2010 sebesar 0,771. Maka uji signifikan (thitung
) yang didapat yaitu 6,173.
b. Uji T antara Arus Kas Operasi dan Dividen Kas.
rr
s
s
nt 2
1
2
--
= 929,4483025,01
228695,0 =
--
=
Dari nilai korelasi spearman rank antara arus kas operasi dan dividen kas
tahun 2010 sebesar 0,695. Maka uji signifikan (thitung
) yang didapat yaitu
4,929.
Dalam perhitungan uji signifikan diperoleh bahwa laba akuntansi dan
dividen kas meperoleh nilai signifikan yang tertinggi sebesar 7,145 pada tahun 2009.
Sedangkan nilai signifikan yang terendah sebsesar 4,925 dari arus kas operasi dan
dividen kas pada tahun 2010.
Untuk menentukan apakah ada hubungan atau tidak baik antara laba
akuntansi dan arus kas operasi dengan dividen kas, dengan hipotesa sebagai berikut :
c. H01 : Tidak terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas.
HA1 : Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas.
d. H02 : Tidak terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen
kas.
HA2 : Terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas.
Maka diperlukan mencari nilai dari ttabel
dimana pengambilan nilai t tabel
dengan %5µ= dan df = n – 2 atau df = 28 – 2 = 26 sehingga nilai ttabel
adalah
1.70562 atau 1,706.
Tabel 4.7
Tabel T (Df = 1 – 40)
Sumber :www.google.com
Berdasarkan perhitungan dari korelasi spearman rank, uji signifikan (uji t)
dan nilai tabel t, maka diketahui bahwa pengaruh hubungan antara laba akuntansi
dan arus kas operasi terhadap dividen kas untuk perusahaan manufaktur sektor
industri dasar, kimia dan aneka industri pada tahun 2009 dan 2010, sebagai berikut :
1. Hubungan laba akuntansi dan dividen kas tahun 2009
a. H01 : Tidak terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas
yaitu ditolak.
b. HA1 : Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas yaitu
diterima dan signifikan, karena nilai uji signifikan 7,145 > 1,706.
2. Hubungan laba akuntansi dan dividen kas tahun 2010
a. H01 : Tidak terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas
yaitu ditolak.
b. HA1 : Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas yaitu
diterima dan signifikan, karena nilai uji signifikan 6,173 > 1,706.
3. Hubungan arus kas operasi dan dividen kas tahun 2009
a. H02 : Tidak terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen
kas yaitu ditolak.
b. HA2 : Terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas
yaitu diterima dan signifikan, karena nilai uji signifikan 6,314 > 1,706.
4. Hubungan arus kas operasi dividen kas tahun 2010
a. H02 : Tidak terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen
kas yaitu ditolak.
b. HA2 : Terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas
yaitu diterima dan signifikan, karena nilai uji signifikan 4,929 > 1,706.
Hasil Pembahasan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dari hubungan laba akuntansi
terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar, kimia, dan
aneka industri untuk tahun 2009 dan 2010. Didapat penjelasan bahwa korelasi
Spearman Rank pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,814 dimana menunjukan terdapat
pengaruh yang sangat kuat antara laba akutansi (laba bersih) yang diperoleh 28
sample perusahaan manufaktur dalam membayarkan dividen kas (cash dividen).
Terbukti dari hasil uji signifikan (uji t) dengan nilai 7,145 > 1,706, yang menyatakan
bahwa hipotesa dari HA1 yaitu terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan
dividen kas dapat diterima. Disini perolehan laba akuntansi tertinggi berasal dari
PT. Astra International Tbk sebesar Rp. 10,040,000,000,000 dibandingkan dengan
perusahaan - perusahaan manufaktur sektor lainnya, dengan pembayaran dividen kas
tertinggi pula sebesar Rp. 5,263,000,000,000. Sedangkan untuk tahun 2010 korelasi
Spearman Rank yaitu sebesar 0,771 dimana menunjukan terdapat pengaruh yang
sangat kuat antara laba akutansi (laba bersih) yang diperoleh 28 sample perusahaan
manufaktur dalam membayarkan dividen kas (cash dividen). Terbukti dari hasil uji
signifikan (uji t) dengan nilai 6,173 > 1,706, yang menyatakan bahwa hipotesa dari
HA1 yaitu terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas dapat
diterima. Disini perolehan laba akuntansi tertinggi berasal dari PT. Astra
International Tbk sebesar Rp. 14,366,000,000,000 dibandingkan dengan perusahaan
- perusahaan manufaktur sektor lainnya, dengan pembayaran dividen kas tertinggi
pula sebesar Rp. 7,002,000,000,000. Maka dapat dilihat bahwa perusahaan
manufaktur PT. Astra International Tbk dari tahun 2009 – 2010, memiliki laba
akuntansi dan dividen kas tertinggi dari 27 sampel perusahaan manufaktur yang
dianalisis.
Dalam analisis berikutnya dari hubungan arus kas operasi terhadap dividen
kas pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar, kimia, dan aneka industri
untuk tahun 2009 dan 2010. Didapat penjelasan bahwa korelasi Spearman Rank
pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,778 dimana menunjukan terdapat pengaruh yang
sangat kuat antara kenaikan arus kas operasi yang diperoleh 28 sample perusahaan
manufaktur untuk pembayaran dividen kas (cash dividen). Terbukti dari hasil uji
signifikan (uji t) dengan nilai 6,314 > 1,706, yang menyatakan bahwa hipotesa dari
HA2 yaitu terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas dapat
diterima. Disini kenaikan arus kas operasi tertinggi berasal dari PT. Astra
International Tbk sebesar Rp. 11,335,000,000,000 dibandingkan dengan perusahaan
- perusahaan manufaktur sektor lainnya, dengan pembayaran dividen kas tertinggi
pula sebesar Rp. 5,263,000,000,000. Dan untuk tahun 2010 korelasi Spearman Rank
yaitu sebesar 6,173 dimana menunjukan terdapat pengaruh yang kuat antara
kenaikan arus kas operasi yang diperoleh 28 sample perusahaan manufaktur untuk
pembayaran dividen kas (cash dividen). Terbukti dari hasil uji signifikan (uji t)
dengan nilai 4,929 > 1,706, yang menyatakan bahwa hipotesa dari HA2 yaitu
terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas dapat diterima. Disini
kenaikan arus kas operasi tertinggi berasal dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk sebesar Rp. 3,390,048,000,000 dibandingkan dengan perusahaan - perusahaan
manufaktur sektor lainnya dan untuk pembayaran dividen kas sebesar Rp.
968,163,000,000. Akan tetapi pembayaran dividen kas teringgi berasal dari PT.
Astra International Tbk sebesar Rp. 7,002,000,000,000 dengan laba akuntansi Rp.
2,907,000,000,000. Maka dapat dilihat bahwa PT. Astra International Tbk untuk
tahun 2009, memiliki kenaikan arus kas operasi dan dividen kas tertinggi dari 27
sampel perusahaan manufaktur yang dianalisis. Pada tahun 2010 yang memiliki arus
kas operasi tertinggi yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan yang memiliki
dividen kas tertinggi yaitu PT. Astra International Tbk dilihat dari 27 sampel
perusahaan manufaktur yang dianalisis.
Dengan pertimbangan demikian, maka para investor atau calon investor
dapat mengambil keputusan untuk membeli, menjual atau menahan saham
berdasarkan harapan atas dividen kas yang dibagikan menggunakan informasi
terhadap korelasi Spearman Rank laba akuntansi dan arus kas operasi dari 56
perusahaan manufaktur sektor industri dasar, kimia dan aneka industri tahun 2009
dan 2010. Maka dapat dilihat dari aspek ekonomi, bahwa hubungan antara laba
akuntansi dengan dividen kas lebih memberikan penilaian yang baik untuk para
investor atau calon investor, dibandingkan dengan melihat hubungan antara arus kas
operasi dengan dividen kas.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Laba Akuntansi terhadap Dividen Kas
Perhitungan stastistik menunjukan bahwa variabel laba akuntansi terhadap
dividen kas pada tahun 2009, memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap dividen
kas dengan nilai korelasi spearman rank sebesar 0,814. Terbukti dari hasil uji
signifikansi dengan nilai 7,145 > 1,706. Dengan demikian H01 adalah tidak terdapat
hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas menjadi tidak dapat diterima dan
HA1 adalah terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas menjadi
dapat diterima. Sedangkan untuk tahun 2010, menunjukan bahwa variabel laba
akuntansi terhadap dividen kas memilki hubungan yang sangat kuat dengan nilai
korelasi spearman rank sebesar 0,771. Terbukti dari hasil uji signifikansi dengan
nilai 6,173 > 1,706. Dengan demikian H01 adalah tidak terdapat hubungan antara
laba akuntansi dengan dividen kas menjadi tidak dapat diterima dan HA1 adalah
terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas menjadi dapat diterima.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth
(2000); Rosna (2007); yang berhasil membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan dan kuat antara laba akuntansi dan dividen kas. Demikian pula halnya
dalam penelitian ini juga berhasil membuktikan bahwa adanya hubungan yang
signifikan dan sangat kuat antara laba akuntansi dan dividen kas pada tahun 2009
dan 2010.
Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas
Perhitungan stastistik menujukan bahwa variabel arus kas operasi terhadap
dividen kas pada tahun 2009, memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap dividen
kas dengan nilai korelasi spearman rank sebesar 0,778. Terbukti dari hasil uji
signifikansi dengan nilai 6,314 > 1,706. Dengan demikian H02 adalah tidak terdapat
hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas menjadi tidak dapat diterima
dan HA2 adalah terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas
menjadi dapat diterima. Sedangkan untuk tahun 2010, menunjukan bahwa variabel
arus kas operasi terhadap dividen kas memilki hubungan yang kuat dengan nilai
korelasi spearman rank sebesar 0,695. Terbukti dari hasil uji signifikansi dengan
nilai 4,929 > 1,706. Dengan demikian H02 adalah tidak terdapat hubungan antara
arus kas operasi dengan dividen kas tidak dapat diterima dan HA2 adalah terdapat
hubungan antara arus kas operasi dengan dividen kas dapat diterima.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Hery (2009) yang
berhasil membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan kuat antara
arus kas operasi dan dividen kas. Dan demikian pula halnya dalam penelitian ini
juga, berhasil membuktikan bahwa adanya hubungan yang signifikan dan sangat
kuat antara arus kas operasi dan dividen kas pada tahun 2009 dan hubungan yang
signifikan dan kuat antara arus kas operasi dan dividen kas pada tahun 2010.
Saran
1. Perusahaan sebaiknya dalam pembagian dividen kas berdasarkan pada laba
akuntansi, karena menurut penelitian yang telah dilakukan nilai koefisien
korelasi laba akuntansi terhadap dividen kas lebih besar dari koefisien
korelasi arus kas operasi terhadap dividen kas. Walaupun pada tahun 2009
nilai koefisien arus kas operasi terhadap dividen kas lebih besar daripada
koefisien antara laba akuntansi terhadap dividen kas, tetapi untuk tahun 2010
nilai koefisien laba akuntansi terhadap dividen kas lebih besar daripada
koefisien antara arus kas operasi terhadap dividen kas.
2. Sebaiknya penelitian dilakukan terhadap lebih dari satu jenis sektor
perusahaan sehingga hasilnya dapat dibandingkan antara perusahaan yang
satu dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Alih Bahasa
Marwata S.E, Akt , Jakarta: Salemba Empat.
Dermawan, Elizabeth Sugiarto, 2000. “Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan
Dividen Kas”, Jurnal Akuntansi, Vol. IV, No. 2:36 – 48.
Harahap, Rosna Khairani, 2007. “Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai
dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
BEJ”, Jurnal Akuntansi, Vol. 7, No. 1:51 – 72.
Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Jakarta: Raja Grafindo.
Hendriksen, Eldon S dan F. Van Breda, 2000. Teori Akunting, Edisi ke-5, Jakata:
Interaksara.
Hermi, 2004. “Hubungan Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas
Pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi Di BEJ Pada
Periode 1999-2002”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi,
Vol.4, No.3: 247-257.
Hery, 2009. “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas”,
Jurnal Akuntansi, Vol. 9, No.1:10 – 16.
http://junaidichaniago.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 Juli 2012.
http://sahamok.com/pasar-modal/emiten/daftar-perusahaan-manufaktur-di-bei/.
Diakses pada tanggal 15 Juli 2012.
http://www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/ReportDocument/tabid/91/language/id
-ID/Default.aspx. Diakses pada tanggal 28 Mei 2012.
Manurung, Indah Agustina. 2009. “Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
Terhadapa Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go
Publik”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara, Medan.
Muqodim, 2005. Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Yogyakarta: Ekonisia.
Murtanto dan Feby Feiruza Yuridya, 2004. “Analisis Hubungan Antara Laba
Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas”, Jurnal Media Riset
Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol.4, No.1: 85-105.
Nahibaho, 2000. “Pengaruh Laba dan Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Pada
Perusahaan yang GO Publik di Indonesia”, Tesis Tidak Dipublikasikan,
Program Pasca Sarjana, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Sarwono, Jonathan. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistics 19, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Sibarani, Surya Warni. 2011. “Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Arus Kas
Operasi dengan Deviden Tunai Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera
Utara, Medan.
Sihombing, Barita Stepanus. 2006. “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan
Laba Tunai dengan Dividen Kas (Studi Kasus pada Industri Makanan dan
Minuman yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta)”, Skripsi, Fakultas
Ekonomi Univesitas Sumatera Utara, Medan.
Siregar, Sahlan Habibi. 2010. “Analisis Pengaruh Laba Akunansi dan Laba Tunai
Terhadap Dividen Kas Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera
Utara, Medan.
Usman, H., dan Akbar, P. Setiady. 2008. Pengantar Statistika : Edisi Kedua,
Jakarta: PT. Bumi Askara.
Wahid Sulaiman, 2003. Statistik Non Parametrik Contoh Kasus Dan Pemecahannya
Dengan SPSS, Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Wijaya, Tony. 2011. Cepat Menguasai SPSS 19 Untuk Olah & Interprestasi : Data
Penelitian Dan Skripsi, Yogyakarta: Cahaya Atma.
www.google.com. Diakses pada tanggal 27 Juli 2012.
Recommended