View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Menurut Piaget, dalam belajar telah
terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses
adaptasi. Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan
informasi yang diterimanya dengan struktur- struktur pengetahuan yang sudah
disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Proses adaptasi adalah
proses yang berisi dua kegiatan. Pertama proses menggabungkan atau
mengintegrasikan pengetahuan yang diterima oleh manusia disebut dengan
asimilasi. Kedua, mengubah stuktur pengetahuan yang sudah dimiliki dengan
struktur pengetahuan baru, sehingga terjadi keseimbangan (equilibrium).
Menurut Vygotsky (Esa Nur Wahyuni: 2008), belajar adalah sebuah
proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan
proses secara biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial
sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan
sosial budaya.
Dari dua pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan
proses manusia untuk mencari informasi dan meggabungkan informasi
tersebut dengan informasi yang sudah ada melalui pengalaman yang
dialaminya.
2.1.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan
pada diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, suatu keberhasilan dan kegagalan
merupakan suatu masalah yang selalu akan dihadapi oleh subjek belajar.
Keberhasilan dan kegagalan ini sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menurut Syah (2008)
menyatakan, Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
7
1. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran
(hlm. 133).
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dapat diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut:
1) Faktor Internal
a. Faktor Fisik
Faktor fisik adalah faktor yang berkenaan dengan keadaan fisik anak
yang pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
siswa. Faktor fisik meliputi: usia, kesehatan tubuh, kelainan atau cacat
tubuh, kemalangan, panca indera, dan keadaan lain yang berhubungan
dengan fisik.
b. Faktor Psikologis
1. Minat
Minat adalah suatu rasa suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat berupa kekuatan
yang berasal dari dalam yang menyebabkan seseorang menaruh
perubahan pada objek tertentu. Suatu minat dapat diekspresikan melalui
pernyataan yang dapat menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu
hal dari pada yang lainnya, dapat pula ditunjukkan dengan partisipasi
dalam suatu aktivitas, maka minat dapat mendorong siswa untuk belajar
lebih giat sehingga prestasi yang dicapai siswa akan meningkat.
2. Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses
dan hasil belajar siswa, karena apabila seseorang belajar pada bidang
yang sesuai bakatnya akan memperbesar kemungkinan berhasilnya
8
usaha itu. Hasil belajar yang dicapai bisa lebih tinggi jika bahan yang
dipakai sesuai dengan bakat yang dimiliki oleh siswa karena siswa
merasa senang dan lebih giat dalam belajar.
2. Motivasi
Motivasi adalah keadaan seseorang dimana pribadi seseorang yang
mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas. Jadi motivasi belajar
adalah kondisi psikologis yang mendorong individu untuk belajar,
peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa
senang dan semangat untuk belajar. Kuat lemahnya motivasi belajar
seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Dengan motivasi
yang kuat, seseorang akan berusaha untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya.
3. Konsentrasi
Dalam proses belajar konsentrasi sangat diperlukan, sehingga
segala informasi yang disampaikan sepenuhnya dapat dipahami.
Seorang siswa belajar, tetapi perhatiannya tidak dikonsentrasikan pada
hal yang dipelajari, maka hasilnya dapat berkurang.
4. Kepercayaan Diri Sendiri
Kepercayaan diri yang dimiliki akan mampu mendorong semangat
dalam mengikuti proses belajar. Kepercayaan bahwa dirinya memiliki
kemampuan yang sama dengan temannya, akan mampu meningkatkan
pencapaian hasil belajar sehingga prestasi belajar meningkat pula.
5. Intelegensi atau Tingkat Kecerdasan
Intelegensi atau tingkat kecerdasan besar pengaruhnya terhadap
kemajuan proses belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang
mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari
pada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa
yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil
dalam belajarnya, hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses yang
sangat kompleks dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Siswa yang mempunyai kondisi intelegensi normal akan dapat berhasil
9
dalam belajarnya jika kondisi yang diciptakan mendukung proses
belajar dengan baik.
6.Ingatan
Seseorang apabila mempunyai daya ingat yang baik dapat dengan
mudah mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan dialami dengan
baik pula, sedangkan seseorang yang mempunyai daya ingat yang
buruk akan mudah melupakan sesuatu yang telah dipelajari dan
dialami.
2) Faktor Eksternal
a. Faktor Sosial
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga, terdiri dari orang tua, kakak, adik, dan
kerabat keluarga. Cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, sikap dan
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan keluarga dapat
memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan
hasil belajar yang dicapai siswa.
2) Lingkungan Sekolah
Lingkugan sekolah, berupa hubungan antar teman, kemampuan
profesional guru mengajar, suasana kelas dan kondisi sekolah dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa, sikap guru dalam memberi
bimbingan yang baik dalam belajar akan memotivasi siswa dalam
belajar.
3) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat meliputi masyarakat dan teman bergaul
akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Belajar kelompok di
masyarakat akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Faktor Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial antara lain gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat
10
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-
faktor ini turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat diartikan sebagai cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu. Pendekatan belajar juga berpengaruh
terhadap keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut.
2.2 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
belajar merupakan suatu proses dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan bagi siswa.
Perubahan yang dimaksud adalah pengetahuan dan kecakapan baru maupun
penyempurnaan dari hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya. Hasil dari
kegiatan belajar sering disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan
kemampuan yang telah dicapai siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar.
Winkel (dalam Purwanto:2011) berpendapat bahwa hasil belajar
adalah merupakan salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau
keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot
atau nilai yang berhasil diraihnya.
Abdurrahman (2003:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh siswa setelah mereka melalui kegiatan
pembelajaran. Kingsley (dalam Sudjana, 2010:22) membagi 3 macam hasil
belajar, yaitu:(1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan
pengertian, (3) sikap dan cita-cita yang masing-masing dapat diisi dengan
bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Sedangkan menurut Gagne
membagi lima katagori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan
intelektual, stategi kognitif, sikap , dan keterampilan mororis. Hasil belajar
yang diperoleh siswa merupakan sebab akibat dari proses belajar yang
11
dilakukan siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang
dicapai siswa (Sudjana, 2010:3).
Dari pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan atau keberhasilan yang diperoleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran sesuai dengan nilai yang telah diraih.
2.3 Pengertian Pembelajaran IPA
IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berawal dari fenomena
alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan
fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan
menggunakan metode ilmiah.
Definisi di atas dapat diartikan bahwa IPA merupakan cabang
pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data,
dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat
kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data
terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA
merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa
fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu
rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
2.3.1 Karakteristik IPA
Disiplin ilmu IPA memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya.
Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri
khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah
merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan
antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis
serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari
kembali dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989: 93). Ciri-
ciri khusus tersebut dipaparkan sebagai berikut :
12
1) IPA mempunyai nilai ilmiah
artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang
dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang
dilakukan terdahulu oleh penemunya.
2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam.
3) IPA merupakan pengetahuan teoritis
Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus,
yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya
kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain
4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan
Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu
hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk
eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).
5) IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap
Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses
merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian
hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan.
2.4 Pengertian media belajar
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan
untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Wilkinson dalam (Ahsa, 2012)
mengartikan “media sebagai alat dan bahan selain buku teks yang dapat
dipergunakan untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar
mengajar”, sedangkan Gagne (dalam Ahsa, 2012) juga mengemukakan bahwa
“media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar”.
13
Dari kedua pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa media
belajar adalah alat yang digunakan oleh guru selain buku teks dalam
menyampaikan materi pembelajaran yang dapat merangsang kreatifitas dan
motivasi siswa dalam belajar.
Dalam upaya untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu untuk
mengajar menurut Edgar Dale (Azhar Arsyad, 2011 : 10-12) salah satu
gambaran yang dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media
dalam pembelajaran. Edgar Dale (Azhar Arsyad, 2011) membuat klasifikasi
sesuai tahapan belajar anak dari tingkat yang konkret sampai ke yang abstrak.
Gambar 2.1
Kerucut pengalaman menurut Edgar Dale
Dari klasifikasi yang disampaikan oleh Edgar Dale (Azhar
Arsyad,2011)dikenal dengan sebutan„kerucut pengalaman‟ yang kemudian
dijadikan pedoman dalam menentukan alat bantu yang sesuai untuk
pengalaman belajar anak.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan
beberapa hal sebagai berikut ini:
1. Sebagai sarana bantu dalam mewujudkan situasi pembelajaran yang
lebih efektif.
2. Sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan
komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang
diharapkan.
3. Mempercepat proses belajar.
4. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
5. Mengkongkritkan yang abstrak
14
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di
pahami oleh siswa, serta memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran dengan baik
c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan dari guru, siswa tidak bosan, dan
guru tidak kehabisan tenaga.
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi juga ada aktivitas lain
yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan
lain-lainya.
2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran Powerpoint
I Nyoman Sudana Degeng (1993) menyatakan bahwa media Powerpoint
merupakan salah satu media yang dibuat secara khusu untuk mampau
menampilka program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,
mudah dalam penggunaan dan relatih murah karena tidak membutuhkan alat
lain selain alat untuk menyimpan data. Powerpoint juga merupakan salah satu
media untuk menyampaikan presentasi.
Prosedur pembuatan media power point adalah:
a. Identifikasi program, hal ini bertujuan untuk melihat kesesuaian antara
program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar
belakang kemampuan, usia dan jenjang pendidikan. Dalam hal ini
diperlu jugauntuk mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung
seperti gambar, animasi, video, dll.
b. Mengumpulkan bahan pendukung yang sesuai dengan kebutuhan
materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan
bahan yang diperlukan dapat dilakukan dengan cara mencari melalui
internet (browsing), selain itu dapat menggunakan bahan yang sudah
15
ada, jika diperlukan untuk memproduksi sendiri, misalnya untuk
kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio dan untuk kebutuhan
gambar melalui scanning image. Berkaitan dengan penyampaian
materi dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan
utama misalnya buku, modul, makalah lengkap. Materi untuk
powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek atau pokok-
pokok bahasan.
c. Setelah semua bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum,
selanjutnya proses pengerjaan di Powerpoint hingga selesai.
Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk
Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe).
d. Setelah program selesai dibuat, tidak dapat langsung digunakan
sebaiknya dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak,
dan kebenaran konsep, selanjutnya jika masih ada yang kurang
dilakukan perbaikan dan powerpoint siap digunakan.
Menurut Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) tips
dalam membuat media menggunakan powerpoint yang menarik yaitu :
a. Gunakan background yang sederhana, kontras dan konsisten, serta
hindari background yang rumit karena dapat mengganggu sehingga
dapat mengurangi konsentrasi.
b. Gunakan huruf yang konsisten, sederhana, dan jelas seperti arial,
verdana, Tahoma dan trabucet, jangan gunakan huruf yang rumit dan
bersambung karena sulit untuk dipahami sehinggga tujuan presentasi
tidak dapat tercapai.
c. Visualisasikan pesan Anda, jangan gunakan tulisan hal ini dapat
membuat presentasi yang disampaikan kurang menarik karena peserta
sudah membaca materi pada slide.
d. Maksimalkan fitur power point seperti unsur gambar, video, animasi
dan suara agar materi yang disampaikan lebih menarik, tapi jangan
berlebihan karena dapat menyebabkan perhatian peserta tertuju pada
16
animasi yang ada dan kurang memperhatikan materi yang
disampaikan.
e. Buatlah background atau template sendiri untuk meningkatkan daya
tarik presentasi dan memperjelas pesan yang disampaikan.
f. Jika menggunakan latar dengan warna yang terang, sebaiknya teks
yang digunakan dengan intensitas yang gelap, demikian sebaliknya
agar peserta dapat membaca teks dengan jelas.
g. Gunakanlah warna yang menarik untuk memperindah tampilan
sekaligus memberikan fokus pada penyajian. Tapi jangan terlalu
banyak karena akan terkesan ramai dan mengganggu sajian materi.
h. Gunakan warna kontras atau warna yang serasi agar tampilan menjadi
lebih menarik perhatian
i. Hindari kombinasi warna lebih dari 3 dalam satu slide karena tidak
semua warna yang dikombinasikan dapat memberikan efek warna
yang baik.
j. Gunakanlah huruf-huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas, seperti
arial, Tahoma atau verdana hindari karakter atau jenis font dekoratif
karena hal ini dapat mengakibatkan teks sulit dibaca.
k. Besar huruf minimal 24 untuk kalimat dan 40 untuk judul
l. Maksimal 6 kalimat dan 25 kata dalam satu slide
m. Gunakan kata-kata yang powerful
2.4.2 Kelebihan dan kelemahan Power Point
a) Kelebihan
1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf Dan
animasi,baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.
2) Dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan
animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat
3) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi
tentangbahan ajaryang tersaji.
4) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
17
5) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar
yangsedangdisajikan.
6) Dapat diperbaiki dan diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat
dipakai secara berulang-ulang
7) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD /
Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.
b) Kekurangan
1) Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
2) Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka para
pendidik harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan
3) Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), maka
kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan
melihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC tersebut.
4) Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk
mengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak
hambatan.
2.5 Model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir pembelajran yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta
didik.
Model pembelajaran STAD adalah pembelajaran yang melibatkan adanya
sebuah kompetisi yang terjadi antar kelompok. Siswa dibagi kedalam
kelompok yang heterogen. Siswa diberi materi untuk dipelajari bersama dalam
kelompok. Siswa yang lebih memahami materi dapat mengajari teman yang
belum mengerti. Setelah semua memahami materi kemudian siswa diuji secara
individu melalui kuis. Dari kuis ini dapat diketahui seberapa besar pemahaman
siswa dalam mempelajari materi di dalam kelompok dengan nilai atau skor
yang diperoleh. Jadi, setiap anggota kelompok harus berusaha untuk
memperoleh nilai maksimal agar mendapatkan skor yang tinggi.
18
Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok belajar heterogen
beranggotakan 4-5 orang siswa dan setiap siswa saling bekerja sama,
berdiskusi dalam menyelesaikan tugas dan memahami bahan pelajaran yang
diberikan (Budi Wahyono, 2012). Menurut Pradyo Wijayanti (2002) STAD
merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana, dan merupakan pendekatan yang baik untuk guru yang baru
memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas (Budi
Wahyono, 2012).
Menurut Slavin ( 2005 ) STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu
presentasi kelas, tim/kelompok, kuis, skor perkembangan individu, dan
rekognisi tim”. STAD dibagi menjadi beberapa kegiatan pengajaran, yaitu
sebagai berikut:
1. Presentasi kelas
Tujuan pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai
dengan yang direncanaan. Setiap awal dalam model pembelajaran
kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian ini
mencakup pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing dari
keseluruhan pelajaran.
2.Tim
Tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru
dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.
Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih
keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan
teman satu kelompok. Guru mengamati kegiatan pembelajaran secara
seksama, memperjelas perintah, mereview konsep, atau menjawab
pertanyaan.
3.Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Tujuannya untuk menunjukkan apa
saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis
19
digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam
nilai kelompok.
4. Skor Kemajuan Individu
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan
kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka
bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada
sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal
kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat
melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa
diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa
selanjutnya akan mengumpulan poin untuk tim mereka berdasrakan
tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal
mereka.
5. Rekognisi tim
Langkah awal adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan
individu. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata
nilai perkembangan individu.
2.5.1 Kelebihan dan Kelemahan STAD
Menurut Purwanti Kartika Yuni ( dalam Kokom Komalasari:2010) suatu
strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Model
pembelajaran STAD mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai
berikut: (1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok, (2) Siswa aktif membantu dan memotivasi
semangat untuk berhasil bersama, (3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya
untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, dan (4) Interaksi antar
siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga
memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya sebagai berikut: (1)
Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum, (2) Membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembagian
kelompok sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan
20
pembelajaran kooperatif, (3) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga
tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif, dan (4) Menuntut
sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
2.6 Langkah - langkah penerapan metode Student Teams Achievement Divisions
(STAD)dengan media powerpoint
Tahap Kegiatan
Awal 1. Guru membuka pelajaran
2. Guru melakukan apersepsi untuk mendorong semangat siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dalam pembelajaran
4. Guru menyampaikan rencana kegiatan pembalajaran yang akan
dilakukan
Inti 1. Siswa dibentuk ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5
orang secara heterogen baik kemampuan, jenis kelamin dan
lain-lain.(pembagian tim)
2. Guru menampilkan materi dalam bentuk slide (presentasi
kelas penyampaian materi oleh guru)
3. Siswa mendengarkan guru dalam menyajikan pelajaran.
4. Siswa dengan panduan guru saling membantu mempelajari
materi kepada teman dalam kelompok, siswa yang sudah
memahami materi membantu teman yang lain. (kerjasama
tim)
5. Guru membagi lembar kegiatan siswa
6. Guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang akan dilakukan
siswa.
7. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan latihan soal dari
materi yang telah dipelajari.
8. Guru menjawab pertanyaan dari kelompok siswa yang kurang
memahami materi
9. Guru membagikan soal untuk kuis dari materi yang telah
21
dipelajari. (pelaksanaan kuis )
10. Guru menjelaskan petunjuk pengerjaan kuis kepada siswa,
dalam mengerjakan kuis siswa tidak diperkenankan saling
membantu.
11. Siswa bersama guru membahas kuis. (untuk memberikan skor
kemajuan individu)
12. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai hasil kuis
siswa
Akhir 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
memperoleh nilai tertinggi (Rekognisi tim)
2. Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
3. Siswa bersama guru melakukan refleksi apakah kegiatan
pembelajarannya menyenangkan atau tidak, dan
menyampaiakan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya..
4. Guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi
yang sudah dijelaskan.
5. Guru memberikan latihan soal sebagai tindak lanjut siswa,
dalam kegiatan ini guru membagikan soal pilihan ganda untuk
dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat
pemahaman.
6. Guru menutup kegiatan pembelajaran
2.7 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan Penelitian Apriyanto Riyadi Nugroho (2013) Penggunaan
metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) berdasarkan penelitian
tindakan kelas ini sudah teruji dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang
energi siswa kelas IV SDN Candiwulan, Kecamatan Adimulyo tahun ajaran
2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya indikator kinerja
penelitian yaitu jumlah siswa yang tuntas mencapai 85%. Selain itu, pada
siklus I rata-rata mencapai 75,26, siklus II 80,40 dan pada siklus III kembali
22
meningkat menjadi 83,26. Sedangkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus I
dan II mencapai 96,55% dan siklus III mencapai 100%.
Berdasarkan Penelitian Kartika Yuni Purwanti tahun 2013 dalam
skripsinya yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) Berbantuan VCD Pembelajaran Siswa
Kelas 5 SD Negeri Lanjan 01 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 terbukti bahwa hasil belajar IPA
meningkat setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan VCD pembelajaran. Peningkatan dapat terlihat dari nilai rata-rata
kelas dan yang pasti yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
yaitu ≥ 70 atau dapat di lihat dari indikator ketuntasan yaitu sebesar ≥ 85%.
2.8 Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka dan hasil
penelitian yang relevan, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Proses pembelajaran yang terjadi di
kelas V SD Negeri 01 Bojonegoro khususnya mata pelajaran IPA dapat
dikatakan masih belum optimal. Ditinjau dari segi guru, guru masih merasa
kesulitan untuk memilih model dan menggunakan media pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran IPA. Dari segi siswanya, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa
terlihat kurang antusias pada saat pelajaran IPA berlangsung, siswa kurang
memperhatikan dan kurang maksimal menggunakan kesempatan belajar yang
ada. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembelajaran juga masih
sangat terbatas. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa yang
ditunjukkan dengan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata
pelajaran IPA kelas V SD Negeri 01 Bojonegoro masih kurang maksimal.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran
23
STAD. Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Saat ini terdapat banyak model
pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan diajar guru.
Media pembelajaran merupakan salah satu alat yang digunakan oleh guru
dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap siswa. Hal ini sangat penting
karena dengan media diharapkan siswa dapat mempelajari materi yang
diajarkan oleh guru. Saat ini banyak perkembangan yang terjadi berkaitan
dengan media pembelajaran mulai dari yang paling sederhana sampai yang
paling modern. Dibutuhkan guru yang mampu menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai upaya untuk meningkatnya pemahaman guru tentang
materi yang diajarkan.
Model pembelajaran STAD dengan media pembelajaran powerpoint
belum digunakan untuk mengajar siswa kelas V di SD Negeri 01 Bojonegoro,
khususnya pada mata pelajaran IPA. Dengan penggunaan model dan media
pembelajaran ini siswa akan lebih tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Siswa lebih mudah memahami materi yang sulit. Dengan
menggunakan model pembelajaran STAD oleh guru pada kegiatan
pembelajaran mata pelajaran IPA ini, tentunya hasil belajar siswa dapat
mengalami peningkatan. Kerangka berpikir tersebut apabila digambarkan
adalah sebagai berikut:
24
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
2.9 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil
penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
”Penggunaan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) mengunakan media pembelajaran audio visual powerpoint diduga
dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 01
Bojonegoro tahun ajaran 2013/2014”
Guru masih
menggunakan
ceramah dalam proses
pembelajaran dan
belum menggunakan
media yang sesuai
Kondisi Awal Hasil belajar IPA
mencapai KKM ≥65
dengan jumlah 30%
dari jumlah siswa kelas
V yaitu 24 siswa
Tindakan Peningkatan hasil belajar siswa dilakukan dengan menerapakan
model pembelajaran STAD dengan media pembelajaran
powerpoint. Dengan model pembelajaran STAD siswa selain
mendapat penjelasan dari guru, siwa juga mendapat penjelasan
dari teman kelompoknya dengan bahasa yang sederhana
sehingga mudah mereka pahami. Selain itu dengan media
powerpoint yang digunakan dalam menyampaikan materi dapat
menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran . dengan
demikian hasil belajar siswa dapat meningkat.
Kondisi
Akhir
Hasil belajar IPA siswa di atas KKM ≥ 65 dengan jumlah
90% dari jumlah siswa kelas V yaitu 24 siswa
Recommended