View
20
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8
`BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Sistem sangat berperan penting bagi manajemen pada semua tingkatan,
terutama sistem informasi. Sistem informasi digunakan untuk mendukung
pengambilan keputusan. Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian atau komponen
yang terpadu untuk suatu tujuan yaitu adanya masukan, pengolahan data dan
keluaran. Saat ini sistem dapat dikembangkan hingga menyertakan media
penyimpanan. Sistem banyak memberikan manfaat dalam memahami lingkungan
sekitar yang saling berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-
sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut James A O’Brien dan George M Marakas dalam Husda dan
Wangdra (2016:91) “Sistem informasi adalah kombinasi terorganisasi apapun dari
manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data dan
kebijakan serta prosedur yang terorganisasi yang menyimpan, mengambil,
mengubah, dan memisahkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem informasi
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-
prosedur dan pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi
penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada
manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal
yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan
keputusan.
9
2.1.1. Definisi Sistem
Menurut Yakub dalam bukunya Darmawan dan Fauzi (2015:7) sistem dapat
diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Klasifikasi tersebut di antaranya:
sistem abstrak, sistem fisik, sistem tertentu, sistem tak tentu, sistem tertutup dan
sistem terbuka.
1. Sistem Abstrak, adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan
manusia dengan Tuhan.
2. Sistem Fisik, adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem
komputerisasi, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem pendidikan, sistem
sekolah, dan lain sebagainya.
3. Sistem Tertentu, adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat
diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga
kesabarannya dapat diramalkan.
4. Sistem Tak Tentu, adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak
dapat diprediksikarena mengandung unsur probabilitas.
5. Sistem Tertutup, adalah sistem yang tidak dapat bertukar materi, informasi,
atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak
dipengaruhi oleh lingkungan.
6. Sistem Terbuka, adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya sistem perdagangan.
10
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto (2014:3) “Sebuah sistem dapat mempunyai model
utama berupa input, proses, output”. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau
sifat-sifat sebagai berikut:
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-
komponen system atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem
atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media penghubung antara subsistem dengan
subsitem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber
daya mengalir dari suatu subsistem ke subsitem yang lainnya.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal
input).
11
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
7. Pengolah Sistem (Proses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau
suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada
gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem
dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.1.3. Klasifikasi Dasar Sistem
Menurut Jogiyanto (2014:6) “sistem adalah suatu kelompok yang erat
berhubungan dan memiliki bagian-bagian serta tujuan yang sama. Sistem
diklasifikasikan sebagai berikut
1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak
tampak secara fisik, misalnya sistem teologi. Sistem fisik merupakan sistem
yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer.
2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human
Made System)
12
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat
oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia
adalah sistem yang dirancang oleh manusia.
3. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi,
misalnya sistem komputer. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi
masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas.
4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.
2.1.4. Komponen Sistem Informasi
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Jogiyanto (2014:11)
“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Menurut Mulyadi (2014:12) “Komponen bangunan sistem informasi terdiri
dari enam blok (disebut dengan information system building block)”.
1. Blok Masukan (Input Block)
Masukan adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi beserta
metode dan media yang digunakan untuk menangkap dan memasukkan data
13
tersebut ke dalam sistem. Masukan terdiri dari transaksi, permintaan,
pertanyaan, perintah dan pesan.
2. Blok Model (Model Block)
Blok ini terdiri dari logico-mathematical yang mengolah masukan dan data
yang disimpan dengan berbagai cara, untuk memproduksi hasil yang
dikehendaki atau keluaran. Logico-mathematical model dapat
mengkombinasikan unsur-unsur data untuk menyediakan jawaban atas suatu
pertanyaan atau menggabungkan data menjadi suatu laporan ringkas.
3. Blok Keluaran (Output Block)
Produk suatu sistem informasi adalah keluaran yang berupa informasi yang
bermutu dan dokumen untuk semua tingkatan manajemen dan pemakai
informasi, baik pemakai intern maupun pemakai luar organisasi.
4. Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi ibarat mesin untuk menjalankan sistem informasi. Teknologi
menangkap masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan menyampaikan keluaran, serta mengendalikan seluruh
sistem.
5. Blok Basis Data (Database Block)
Basis data merupakan tempat untuk menyimpan data yang digunakan untuk
melayani kebutuhan pemakai informasi. Basis data dapat diperlukan dua
sudut pandang secara fisik yang berupa media penyimpanan data dan secara
logis berupa tempat sesungguhnya suatu data disimpan.
14
6. Blok Kendali (Control Block)
Suatu sistem informasi harus dilindungi dari bencana dan ancaman, seperti
bencana alam, api, kecurangan, kegagalan sistem, kesalahan dan
penggelapan.
2.1.5. Kualitas Informasi
Menurut Husda dan Wangdra (2016:95) menyatakan, kualitas informasi
tergantung dari tiga pilar yaitu akurat, tepat waktu dan relevan.
1. Akurat
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke
penerima informasi kemungkinan terjadi gangguan yang dapat merubah atau
merusak informasi tersebut.
2. Tepat Waktu
Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena
informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila
pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi
organisasi. Saat ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya
informasi itu didapat sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir
untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.
15
3. Relevan
Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda-beda.
2.1.6. Basis Data
Menurut Martin, dalam Husda dan Wangdra (2016:119) “Basis data adalah
suatu kumpulan data yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa
mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data dengan cara-cara
tertentu sehingga mudah untuk digunakan dan ditampilkan kembali, dapat
digunakan untuk satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data dapat
disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan
menggunakan, serta disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan,
pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.
Sehingga basis data sendiri dapat disimpulkan sebagai :
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang
diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali
dengan cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersamaan
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan, untuk memenuhi kebutuhan.
3. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam
media penyimpanan elektronis.
16
2.1.7. Model pengembangan Perangkat Lunak
Menurut Sukamto dan Salahuddin (2014:26) mendefinisikan bahwa “Model
pengembangan perangkat lunak atau Software Developmet Life Cycle (SDLC)
adalah proses pengembangan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan
menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk
mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya”.
Disini penulis fokus kepada pengembangan model waterfall dimana sering
juga disebut sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic
life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak
secara sequensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian,
dan Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance). Berikut adalah
gambar model air terjun :
Sumber: Shalahuddin (2014:26)
Gambar II.1. Ilustrasi Model Waterfall
a. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk
menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami,
perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi
kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.
b. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur
Pemeliharaan Analisis Desain Pengodean Pengujian
17
perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur-prosedur
pengkodean. Tahap ini mentranlasi kebutuhan perangkat lunak dari tahapan
alisis kebutuhan kerepresentasi desain agar dapat di implementasikan
menjadi program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang
dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.
c. Pembuatan kode program
Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak. Hasil dari
tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat
pada tahap desain.
d. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logik dan fungsional
dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan.
e. Pendukung (support) atau Pemeliharaan (maintenance)
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan
ketika sudah dikirim ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya
kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat
lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau
pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis
spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak
untuk membuat perangkat lunak baru.
18
2.2. Teori Pendukung
Peralatan pendukung merupakan alat yang tepat digunakan untuk
menggambarkan bentuk logical model dari suatu sistem dimana simbol-simbol,
lambang-lambang, dan diagram yang menunjukkan secara tepat arti fisiknya.
Logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada user tentang
bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja.
Logical model dapat digambarkan dengan menggunakan Diagram Alir Data
(DAD) dan harus data yang ada didalam diagram alir data dapat dijelaskan
didalam kamus data (Data Dictionary).
2.2.1. Diagram Alir Data (DAD)
Menurut Kenneth E.Kendall dan Julie E.Kendall (2008:263), Diagram Alir
Data adalah grafik yang menggambarkan pandangan sejauh mungkin mengenai
input, proses, output sistem, yang berhubungan dengan input, proses, output dari
model secara umum.
1. Simbol Alir Data (DAD)
Ada empat buah simbol atau lambang yang digunakan pada Data Alir
Diagram yaitu:
a. Entitas Luar (External Entity)
Merupakan sumber atau tujuan data, dapat berupa orang, bagian dari
organisasi atau sistem lainnya yang berada dilingkungan luarnya yang
akan menerima output dan memberi input. Entitas luar digambarkan
dengan bujur sangkar.
b. Arus Data (Data Flow)
19
Digambarkan dengan tanda panah. Arus data ini mengalir diantara
proses, simpanan data dan kesatuan luas. Arus data ini menunjukan
masukan dari suatu sistem atau hasil proses sistem.
c. Proses (Process)
Digambarkan dengan lingkaran atau persegi empat tanda sudut, dan
nama proses ditulis tegak, suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang
dilakukan oleh orang, mesin atau komputer.
d. Simpanan Data (Data Store)
Digambarkan dua garis sejajar atau dengan dua garis dengan salah satu
sisi terbuka. Aliran data proses ke data tidak memakai nama, namun
demikian alir data ini membaca atau menyimpan keluaran yang
dihasilkan proses.
2. Cara Membuat Diagram Alir Data :
a. Mulai dari yang umum atau tingkatan yang lebih tinggi, kemudian
diuraikan atau dijelaskan sampai dengan yang lebih detail atau tingkatan
yang lebih rendah, yang dikenal dengan istilah “Top Down Analysis”.
b. Jabarkan proses yang terjadi didalam diagram alir data sedetail mungkin
sampai tidak teruraikan lagi.
c. Pelihara konsistensi entity, process, data flow dan data store terjadi
dalam satu flow diagram.
3. Kelebihan Diagram Alir Data adalah :
a. Dapat menggambarkan sistem secara terstruktur dengan memecah-mecah
menjadi level yang lebih rendah.
b. Dapat menggambarkan secara paralel di sistem.
20
c. Dapat menunjukan arus data didalam sistem.
d. Dapat menunjukan simpanan data.
e. Dapat menunjukan kesatuan luar.
4. Tahapan Proses Pembuatan Diagram Alir Data (DAD)
Didalam membuat diagram alir data dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
a. Diagram Konteks
Untuk menggambarkan sistem secara keseluruhan dari sistem yang ada
dengan cara menggunakan notasi atau simbol-simbol.
b. Diagram Nol
Diagram ini dibuat untuk menjelaskan tahapan-tahapan proses yang ada
diagram konteks secara lebih rinci.
c. Diagram Detail
Diagram yang menggambarkan arus pada sistem secara lebih detail dan
terperinci dari tahapan proses yang ada dalam diagram nol.
5. Aturan Main Diagram Alir Data
a. Didalam diagram alir data tidak diperbolehkan menghubungkan eksternal
entity dengan eksternal entity lainnya secara langsung.
b. Didalam diagram alir data tidak diperbolehkan menghubungkan data
store dengan data store lainnya secara langsung.
c. Didalam diagram alir data tidak diperbolehkan menghubungkan data
store dengan eksternal entity lainnya secara langsung.
d. Setiap proses harus ada alir data yang masuk dan harus ada yang keluar.
6. Kesalahan Umum Pembuatan Diagram Alir Data (DAD)
a. Black Hole
21
Proses ini mempunyai input tetapi tidak menghasilkan output. Kesalahan
ini disebut dengan lubang hitam (black hole), karena data masuk kedalam
proses dan lenyap tidak berbekas seperti dimasuk kedalam lubang hitam
yang dalam sekali.
b. Miracle
Proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerima input dan
kesalahan ini disebut dengan ajaib (miracle), karena secara ajaib
dihasilkan output tanpa pernah menerima input.
2.2.2. Kamus Data
Menurut Kenneth E, Kendall dan Julie E. Kendall (2008:265), “Kamus data
adalah suatu aplikasi khusus dari jenis kamus-kamus yang digunakan sebagai
referensi kehidupan setiap hari. Sebagai satu dokumen, kamus data berguna untuk
mengumpulkan dan mengkoordinasi istilah-istilah tertentu dan menjelaskan apa
arti setiap istilah yang ada. DAD merupakan satu titik awal yang baik untuk
mengumpulkan elemen-elemen data.
Kamus data dibuat dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada
tahap perancangan sistem. Pada tahap analisa kamus data digunakan sebagai alat
komunikasi antara sistem analisis dengan pemakai (user) tentang data yang
mengalir pada sistem tersebut.
Sedangkan pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk
meracang input, output laporan dan database. Selain dapat menjelaskan suatu
model sistem, kamus data juga berfungsi untuk menghindari penggunaan kata-
kata yang sama karena kamus data disusun menurut abjad.
22
Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada adalah data flow
diagram. Arus data yang ada di DFD sifatnya adalah global dan hanya ditunjukan
hanya datanya saja. Kamus data atau data dictionary harus dapat mencerminkan
keterangan yang jelas tetang data yang dicatatnya. Untuk maksud keperluan ini,
maka kamus data harus memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Nama Arus Data
Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di data flow
diagram, maka nama dari arus data juga harus dicatat dikamus data,
sehingga mereka membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut
tentang suatu arus data tertentu di data flow diagram dapat langsung
mencarinya dengan mudah di kamus data.
2. Alias
Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda
untuk orang atau departemen yang satu dengan yang lainnya.
3. Bentuk Data
Bentuk dari data yang mengalir dapat berupa dokumen dasar atau formulir,
dokumentasi hasil cetakan komputer, laporan cetak, parameter dan field-
field.
4. Arus Data
Arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data akan
menuju.
5. Penjelasan
23
Untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus
data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan
tentang arus data tersebut.
6. Periode
Periode ini menunjukan kapan terjadinya arus data.
7. Volume
Volume perlu dicatat didalam kamus data adalah tentang volume rata-rata
dan volume puncak dari arus data.
8. Struktur Data
Struktur data menunjukan arus data yang dicatat pada kamus data yang
terdiri dari item-item atau elemen-elemen data.
Selain hal tersebut diatas, kamus data juga mempunyai satu bentuk untuk
mempersingkat arti atau makna dari simbol yang dijelaskan dan dibagi menjadi
dua bagian yaitu sebagai berikut:
a. Notasi Tipe Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi format input maupun output
suatu data.
Tabel II.1. Notasi Tipe Data
NOTASI KETERANGAN
X Setiap karakter
9 Angka Numerik
A Karakter alphabet
Z Angka nol ditampilkan sebagai spasi kosong
. Titik,sebagai pemisah ribuan
24
‘ Koma,sebagai pemisah pecahan
~ Hypen,sebagai tanda penghubung
/ Slash,sebagai tanda pembagi
Sumber: Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall(2008:267)
b. Notasi Struktur Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi elemen data.
Tabel II.2. Notasi Struktur Data
NOTASI KETERANGAN
= Terdiri dari
+ And (dan)
() Pilihan (boleh ya atau tidak)
{} Iterasi/pengulang proses
[] Pilih salah satu pilihan
| Pemisah pilihan di dalam tanda []
* Keterangan atau catatan
@ Petunjuk (key field)
Sumber: Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall (2008:267)
2.2.3. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Husda dan Wangdra (2016:112) “ERD adalah suatu pemodelan
dari basis data relasional yang didasarkan atas persepsi di dalam dunia nyata,
dunia ini senantiasa terdiri dari sekumpulan objek yang saling berhubungan antara
satu dengan yang lainnya. Suatu objek disebut entity dan hubungan yang
dimilikinya disebut relationship. Suatu entiy bersifat unik dan memiliki atribut
25
sebagai pembeda dengan entity lainnya. Contoh entity Mahasiswa, mempunyai
atribut nama, umur, alamat, dan nim.
Diagram hubungan entitas digunakan untuk mengkontruksikan model data
konseptual, memodelkan struktur data dan hubungan antar data dan
mengimplementasikan basis data secara logika maupun secara fisik dengan
DBMS (Database Management system). Dengan diagram hubungan entitas ini
kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang dilakukan. Diagram
hubungan entitas dapat membantu dalam menjawab persoalan tentang data yang
diperlukan dan bagaimana data tersebut saling berhubungan.
Kardinalitas (cardinality) adalah jumlah minimum dan maksimum
kemunculan satu entitas yang mungkin dihubungkan dengan kemunculan tunggal
dari entitas lain.
a. Satu-ke-satu ( 1:1 )
Tingkat hubungan dinyatakan satu-ke-satu jika satu kejadian pada entitas
yang pertama hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian yang
ada pada entitas kedua, dan sebaliknya, satu kejadian pada entitas yang kedua
hanya bisa mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang
pertama.
Barang Memiliki kategori1 1
Gambar II.2. Kardinalitas ERD (1:1)
26
b. Satu-ke-banyak ( 1:N atau N:1 )
Tingkat hubungan satu-ke-banyak adalah sama dengan banyak pada satu,
tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian
pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan
kejadian pada entitas kedua, sebaliknya untuk satu kejadian pada entitas yang
kedua hanya bisa mempunyai satu hubungan pada entitas yang pertama.
user Melakukan Pengeluaran1 n
Gambar II.3. Kardinalitas ERD (1:n)
c. Banyak-ke-banyak ( N:N atau M:N )
Tingkat hubungan banyak-pada-banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah
entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas
lainnya, baik dilihat dari sisi entitas yang pertama, maupun dilihat dari sisi
entitas yang kedua.
barangMemiliki
Stokm n
Gambar II.4. Kardinalitas ERD (m:n)
2.2.4. LRS (Logical Relation Structure)
Menurut Hasugian dan Shidiq (2012:608) memberikan batasan bahwa LRS
adalah “sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER akan
mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu dalam kaitanya dengan konvensi
27
ke LRS”. Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut
(Hasugian dan Shidiq,2012:608) :
1. Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak.
2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika
hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan
cardinality yang paling membutuhkan referensi).
3. Sebuah relasi dipisah dalam bentuk sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas
baru) jika tingkat hubungannya M:M (many to many) dan memiliki foreign
key sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya
saling berhubungan.
2.2.5. Pengkodean
Menurut Husda dan Wangdra (2016:56),“Pengkodean adalah suatu teknik
yang dilakukan untuk memberikan penegasan pada proses yang terlibat (data dan
pensinyalan) transmisi data. Dalam proses tersebut perlu diperhatikan pula
fasilitas-fasilitas komunikasi dan media yang tersedia, Pengkodean data adalah
suatu sistem yang bertjuan untuk menjadikan tiap karakter dalam sebuah
informasi digital yaitu ke dalam bentuk biner untuk dapat ditransmisikan.
Adapun tujuan pengkodean data adalah :
a. Tidak ada komponen dc
b. Tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level 0 dalam
waktu lama
c. Tidak mengurangi laju data
d. Kemampuan deteksi kesalahan
28
Dalam merancang kode yang baik ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
sebagai berikut :
a. Harus mudah diingat
Agar kode mudah diingat, maka dapat dilakukan dengan cara
menghubungkan kode tersebut dengan obyek yang diwakili dengan
kodenya.
b. Harus unik
Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakili. Unik berarti
tidak ada kode yang kembar atau sama.
c. Harus efisien
Kode harus sependek mungkin, sehingga mudah diingat dan juga akan
efisien bila direkam atau disimpan di dalam komputer.
d. Harus fleksibel
Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau
penambahan item baru tetap dapat diwakili oleh kode.
e. Harus konsisten
Kode harus konsisten dengan kode yang telah digunakan.
f. Harus distandarisasi
Kode harus distandarisasi untuk seluruh tingkatan dan departemen dalam
organisasi. Kode yang tidak standart akan mengakibatkan kebingungan,
salah pengertian dan cenderung dapat terjadi kesalahan pemakai begitu juga
dengan yang menggunakan kode tersebut.
g. Hindari spasi
29
Spasi dalam kode sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan
kesalahan dalam menggunakannya.
h. Hindari karakter yang mirip
Karakter-karakter yang hampir serupa bentuk dan bunyi pengucapannya
sebaiknya tidak digunakan dalam kode.
Ada beberapa macam tipe kode yang dapat digunakan dalam sistem informasi,
antara lain :
a. Kode Mnemonik (Mnemonic Code)
Bertujuan supaya kode mudah diingat, dibuat dengan dasar singkatan atau
mengambil sebagian karakter dari item yang akan diwakili dengan kode ini.
b. Kode Urut (Sequential Code)
Disebut juga dengan kode seri, merupakan kode yang nilainya urut antara
satu kode dengan kode berikutnya.
c. Kode Blok (Block Code)
Mengklasifikasikan item kedalam kelompok blok tertentu yang
mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar pemakai maksimum yang
diharapkan.
d. Kode Grup (Group Code)
Kode yang berdasarkan field-field dan tiap-tiap field kode mempunyai arti
tertentu.
e. Kode Desimal (Decimal Code)
Mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit angka desimal dimulai dari
angka 0 sampai dengan angka 9 atau dari 00 sampai dengan 99 tergantung
dari banyaknya kelompok.
30
2.2.6. HIPO
Menurut Jogiyanto (2008:787) “Hipo (Hierarchy Plus Input-Process-
Output) merupakan metode yang dikembangakan dan didukung oleh IBM. Hipo
sebenarnya adalah sebagai dokumentasi dalam sikus pengembangan sistem. Hipo
digambarkan oleh sistem utamanya”.
Fungsi-fungsi sistem digambarkan oleh hipo dalam tiga tingkatan untuk
masing-masing tingkatan digambarkan dalam bentuk diagram tersendiri. Dengan
demikian hipo menggunakan tiga macam diagram untuk masing-masing
tingkatannya antara lain sebagai berikut :
1. Visual Table Of Contens (VTOC)
Diagram ini menggambarkan hubungan dari fungsi-fungsi di sistem secara
berjenjang.
2. Overview Diagram
Overview Diagram merupakan secara garis besar hubungan dari input-
process- output. Bagian input menunjukan item-item data yang akan
digunakan oleh bagian proses. Bagian proses berisikan seumlah langkah-
langkah yang menggambarkan kerja dari fungsi. Bagian output berisikan
item-item data yang dihasilkan atau modifikasi oleh langkah-langkah
proses.
3. Detail Diagram
Diagram ini berisikan elemen-elemen dasar yang menggambarkan secara
rinci kerja dari fungsi. Variasi lain adalah Visual Table Of Content (VTOC)
dari paket hipo disebut dengan Hierarchy Cart untuk menggambarkan
fungsi-fungsi dari sistem secara berjenjang dan diagram hipo untuk
31
menggambarkan hubungan input, proses dan bagian terstruktur (structure
chart) sebagai pengganti Hierarchy Chart untuk menggambarkan fungsi-
fungsi dari sistem secara berjenjang.
Recommended