View
232
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
16
BAB II
ORGANISASI POTENSI SAR DAN
SEJARAH BERDIRINYA SAR MTA DI SURAKARTA
A. Potensi SAR di Surakarta
Search and Rescue (SAR) diartikan sebagai usaha dan kegiatan
kemanusiaan untuk mencari dan memberikan pertolongan kepada manusia dengan
kegiatan yang meliputi : Mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia
yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam bencana
atau musibah. Mencari kapal dan atau pesawat terbang yang mengalami
kecelakaan. Evakuasi pemindahan korban musibah pelayaran, penerbangan,
bencana alam atau bencana lainya dengan sasaran utama penyelamatan jiwa
manusia. Sedangkan Potensi SAR adalah sumber daya manusia, sarana, dan
prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan operasi SAR.1
Pembagian Potensi SAR sendiri dapat didasarkan dengan beberapa hal.
Secara hierarskis dan segi medan. Dari segi medannya, ada beberapa jenis SAR ;
1. Mountain and Remote Area SAR
Merupakan SAR yang bergerak di wilayah pegunungan dan hutam
2. Urban SAR (USAR)
Adalah SAR yang bergerak di wilayah perkotaan (padat penduduk) baik
saat terjadi musibah terkait bencana alam atau karena kelalain manusia.
1 PP No 12 Tahun 2000
17
3. Ground SAR
SAR yang secara khusus bergerak di wilayah gua yang berbentuk alami
ataupun buatan. Gua buatan dalam hal ini salah satunya adalah wilayah
pertambangan yang berada di bawah tanah.
4. Sea and Air SAR
Merupakan SAR yang bergerak di wilayah air (sungai, laut, danau dan lain
lain) serta udara.
5. Combat SAR.
SAR yang secara khusus bergerak di wilayah yang sedang terjadi
peperangan atau konflik.
Pembagian tersebut tentu saja berpengaruh terhadap sarana prasana
ataupun peralatan yang dimiliki masing masing tim SAR.2
Sedangkan dari segi hierarkis, potensi SAR dapat dibedakan menjadi 2
yakni :
a. SAR Induk
SAR induk adalah sumber daya manusia dan sarana prasana yang
merupakan unsure paling inti dalam keorganisasian SAR di wilayah tertentu. Di
Indonesia, SAR induk adalah BASARNAS (Badan SAR Nasional) sebagai
perwujudan utama dalam kegiatan Search And Rescue dalam lingkup nasional.
SAR induk inilah yang membawahi potensi SAR baik secara terikat maupun tidak.
2 https://muryanto.wordpress.com/program-latihan-fisik-pendakian-
gunung/manajemen-operasi-sar/. Diakses tanggal 11 Mei 2016 Pukul 00.37 WIB
18
BASARNAS secara khusus dan diatur dengan undang undang dapat
meminta bantuan secara langsung atau melalui instansi tertentu kepada berbagai
golongan potensi SAR.3 Diantaranya :
- Tentara Nasional Indonesia (TNI);
- Kepolisian Republik Indonesia;
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
- Kementerian Perhubungan;
- Kementerian Sosial;
- Kementerian Kesehatan
- Kementerian Hukum dan HAM
- Kementerian Keuangan;
- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika;
- Pemerintah Daerah;
- Badan Usaha Milik Negara;
- Badan Usaha Milik Daerah;
- Pemadam Kebakaran;
- Masyarakat;
- Badan Usaha lainnya;
- Organisasi profesi, organisasi hobi.
b. SAR Koordinatif
SAR koordinatif adalah Potensi SAR yang ada di dalam masyarakat,
dimana keberadaannya terhubung secara mengikat ataupun tidak dengan SAR
3 http://www.basarnas.go.id/halaman/110116-pengerahan-potensi-sar.
Diakses pada tanggal 13 Mei 2016. Pukul 01.24 WIB
19
Induk (BASARNAS). SAR koordinatif ini berasal dari berbagai instansi. Baik
masyarakat, organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah, NU, MTA dan lain
lain, organisasi kemahasiswaan, organisasi berdasarkan bakat, atau kelompok lain
yang dilaith secara khusus oleh SAR induk. Jika terjadi musibah pelayaran dan/
atau penerbangan, atau bencana atau musibah lainnya, setiap instansi/ organisasi
potensi SAR wajib membantu Basarnas dalam pelaksanaan operasi SAR sesuai
dengan permintaan Basarnas.
Dalam hal terjadi musibah pelayaran dan/atau penerbangan, atau bencana
atau musibah lainnya, setiap instansi atau organisasi potensi SAR wajib
membantu Basarnas dalam pelaksanaan operasi SAR sesuai dengan permintaan
Basarnas. Bantuan yang diberikan oleh instansi/organisasi bersifat tidak mengikat.
Potensi SAR yang tergabung dalam pelaksanaan operasi SAR tersebut berada di
bawah koordinasi operasi Basarnas. Potensi SAR yang melaksanakan operasi SAR
atas permintaan Basarnas akan diberikan penggantian biaya operasi berupa biaya
bahan bakar dan permakanan selama operasi SAR.
Sedangkan pembagian potensi SAR di kota Surakarta dapat digolongkan
sebagai berikut :
1) Potensi SAR berbasis organisasi keagamaan
Organisasi keagamaan memegang peran dan andil yang besar dalam
pembangunan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari aktivitasnya di berbagai
sektor seperti bidang pendidikan, ekonomi, budaya serta sosial, termasuk di
dalamnya giat dalam penanggulangan dalam mengatasi bencana. Tujuannya tidak
lain adalah mencapai hasil maksimal dalam berdakwah dan membantu sesama
manusia.
20
Potensi SAR yang demikian dapat dilihat dari berbagi contoh.
Muhammadiyah dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC),
Nahdlatul Ulama lewat BANSER (Barisan Serbaguna), serta Majlis Tafsir Al
Quran (MTA) lewat SAR MTA.
2) Potensi SAR berbasis minat dan bakat.
Potensi SAR berbasis minat dan bakat biasanya muncul karena adanya rasa
kesamaan dalam kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Elemen di dalamnya
juga sangat beragam dari masyarakat sampai kaum pendidikan. Di daerah
Surakarta potensi SAR berbasis minat bakat ini ada 2 yakni SAR HIMALAWU
dan SAR AGL (Anak Gunung Lawu). Kedua potensi SAR ini besar berawal dari
kecintaan para anggotanya dalam pendakian gunung.
3) Potensi SAR berbasis pendidikan
SAR berbasis pendidikan seringkali dijumpai di instansi pendidikan
seperti perguruan tinggi dan berbentuk organisasi atau unit kegiatan. Hampir di
tiap kampus di Surakarta memiliki tim SAR masing masing seperti BAKORLAK
UNS.
4) Potensi SAR berbasis kemasyarakatan
Potensi SAR berbasis kemasyarakatan adalah potensi SAR yang secara
khusus dibentuk oleh BASARNAS dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
lebih melek wacana penanggulangan bencana. Biasanya BASARNAS
mengadakan pelatihan berkala kepada masyarakat secara berkala.
5) Potensi SAR berbasis kepartaian
Partai politik juga memiliki potensi SAR yang dikembangkan untuk
membantu masyarakat. Hal ini sebagai bentuk pengabdian partai politik sebagai
21
wakil dari masyarakat itu sendiri. Diantaranya partai politik yang memiliki SAR
yaitu SAR PD (Partai Demokrat), SAR PDIP (Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan), SAR PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan SAR PKS (Partai
Keadilan Sejahtera).
B. Latar Belakang Berdirinya SAR MTA Surakarta
Surakarta sebagai daerah perkotaan, maka masyarakat Surakarta lebih
mementingkan kepentingan individu, hal ini merupakan ciri dari-masyarakat
kota. Mereka lebih mementingkan dirinya sendiri dari padakepentingan
disekitarnya, rasa kepedulian terhadap sesama juga mulai pudar. Namun tidak
semua masyarakat kota kurang peduli dengan sesamanya, hal ini dibuktikan
dengan munculnya sebuah organisasi sosial dibawah yayasan Majelis Tafsir Al-
Quran Surakarta yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.
Tujuan didirikannya MTA adalah untuk menyelenggarakan berbagai
kegiatan dalam bidang sosial dan keagamaan, seperti penyelenggaraan pendidikan
formal dan non-formal dan penyelenggaraan berbagai kegiatan pengajian dan
pendirian lembaga pendidikan keagamaan yang terkait. Tujuan tersebut
dimaksudkan sebagai upaya untuk mengajak umat Islam untuk kembali ke al-
Qur’an dengan tekanan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan al-
Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Selain misi dakwah, sebagai organisasi keagamaan, MTA juga melakukan
kegiatan sosial dalam bentuk pelayanan masyarakat. Kegiatan sosial merupakan
bentuk dakwah lain, yang mengatur hubungan manusia dengan manusia. Hal
inilah yang mendorong MTA juga fokus terhadap musibah yang menimpa
22
masyarakat terkait bencana alam atau musibah akibat kelalaian manusia. Untuk
itulah MTA kemudian membentuk satuan petugas SAR. Organisasi ini lahir
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kebutuhan masyarakat akibat musibah di Surakarta
Letak geografis Surakarta yang berada disekitar aliran sungai Bengawan
Solo, Kota Surakarta merupakan daerah yang sering mengalami banjir rutin
setiap tahunnya. Dari masa yang lalu telah tercatat berkali-kali banjir yang
pernah terjadi di Kota Surakarta. Salah satunya yang terjadi pada bulan
Desember 2007, banjir ini merupakan banjir terbesar setelah tahun 1966. Banjir
besar yang cukup berarti pada masa lalu sampai sekarang, yaitu yang terjadi
pada bulan Maret 1966, Maret 1968, Maret 1973, Februari 1974, Maret 1975,
Januari 1982, Desember 2007, Februari 2009.4
Selain hal tersebut, adanya gunung-gunung disekitar wilayah Surakarta
yang kadang mengundang sekelompok orang (pencinta alam) untuk
mendakinya. Gunung berapi yang masih aktif seperti gunung merapi, tidak
jarang juga menimbulkan musibah bagi masyarakat sekitar, selain musibah yang
berasal dari gunung berapi, juga berasal dari kelalaian para pendaki, sehingga
menyebabkan mereka tersesat/ hilang saat melakukan pendakian.5
Musibah yang sering terjadi di wilayah Surakarta bisa bersifat individual,
meliputi tenggelam, hanyut, kecelakaan di gunung/ hutan, maupun musibah
yang bersifat massal yang berupa banjir, tanah longsor, kebakaran. Musibah
4 Agustinus Budi Prasetyo. 2009. Pemetaan Lokasi Rawan Dan Risiko
Bencana Banjir Di Kota Surakarta Tahun 2007. Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNS. hlm. 5. 5 Bakorlak Emergency UNS, 10 Tahun Misi Pengabdian Kemanusiaan,
Surakarta, 1995, hlm. 4.
23
yang terjadi di Surakarta lebih banyak adalah musibah di air sedangkan musibah
yang terjadi di darat hanya sedikit jumlahnya. Musibah yang terjadi setiap saat
ini memerlukan suatu unit darurat atau SAR (Search And Research) yang setiap
saat memerlukan pertolongan.
2. Aktivitas SAR sebagai media dakwah MTA Surakarta.
Penanganan korban musibah di Surakarta masih kurang jika
dibandingkan dengan banyaknya musibah/kejadian yang terjadi. Melihat hal-hal
yang terjadi di masyarakat, khususnya dalam setiap musibah yang terjadi,
menggugah rasa kemanusiaan sekelompok masyarakat yang peduli akan derita
sesamanya untuk memberikan pertolongan. Belum adanya instansi/lembaga
pemerintah di Surakarta yang memiliki unit darurat, khususnya SAR, maka
Yayasan Majelis Tafsir Al-Quran Surakarta berusaha menjawab kebutuhan
masyarakat tersebut.
Pengamalan Al Qur’an dan Hadits membawa pada pembentukan
kehidupan bersama berdasakan ajaran Islam. Kehidupan bersama ini menuntut
adanya berbagai kegiatan yang terlembaga untuk memenuhi kehidupan para
anggota dan masyarakat umum. Oleh karena itu, disamping kegiatan pengajian,
Majelis Tafsir Al-Quran mendukung penuh berdirinya SAR MTA Surakarta
sebagai wadah warga MTA berkegiatan sosial kemanusiaan. Kegiatan sosial ini
merupakan salah satu langkah dakwah MTA dalam kehidupan bermasyarakat.
SAR MTA lahir dari kebutuhan masyarakat sebagai akibat dari
banyaknya musibah yang terjadi. SAR MTA merupakan suatu wadah kegiatan
Emergency yang berasal dari berbagai unsur dilingkungan yayasan Majelis
Tafsir Al-Quran, terpadu, terkoordinasi, dan terlatih untuk melaksanakan dan
24
menanggulangi keadaan darurat Emergency yang bersifat kemanusiaan. Selain
itu, SAR MTA Surakarta mempunyai tujuan untuk mendidik, mengarahkan dan
membina para seluruh warga MTA pada khususnya dan generasi muda pada
umumnya untuk menghayati dan meresapi nilai-nilai kemanusiaan yang
diajarkan oleh Al-Quran. SAR MTA mengusahakan bantuan baik berupa
fasilitas peralatan maupun tenaga pelaksana dalam menunjang kegiatan
kemanusian bagi masyarakat yang membutuhkan.
C. Sejarah Berdirinya SAR MTA Surakarta
Potensi SAR, pada dasarnya sudah dimiliki oleh setiap manusia. Di
wilayah Surakarta terdapat banyak komunitas pecinta alam, dimana setiap
anggotanya mempunyai potensi SAR. Pada saat terjadi musibah bencana besar
seperti tsunami Aceh 2004 memunculkan empati di seluruh penjuru Indonesia.
Majelis Tafsir Al-Quran Pusat Surakarta mengirimkan satuan tugas dan
menggabungan diri dengan ormas-ormas islam di Surakarta guna membantu
korban bencana tsunami Aceh.6
Setelah menyeleseikan tugas menjadi relawan bencana Tsunami Aceh
2004, beberapa warga MTA Surakarta yang terdiri dari, Ali Akbar, Ali
Muhammad, Wahid Marwanto, Fattah Yassin membahas bahwa Yayasan MTA
masih kurang dalam hal mewadahi kegiatan-kegiatan sosial kemanusiaan terutama
tentang Search And Rescue.7 Ali Akbar yang dulunya merupakan anggota
6 Wancara dengan Fatah Yasin, Pembina SAR MTA Surakarta, tanggal 17
September 2015. 7 Wawancara dengan Ali Akbar, Ketua Umum SAR MTA Surakarta,
tanggal 6 September 2015.
25
organisasi pecinta alam Anak Gunung Lawu dan beberapa warga MTA Surakarta
diatas sudah sering berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemanusiaan tetapi masih
dalam bentuk Satuan Tugas MTA Surakarta. Di lapangan Satuan Tugas MTA
banyak mengalami kendala dalam operasi-operasi pencarian dikarenakan
kurangnya pemahaman materi SAR dan minimnya peralatan penunjang operasi
pencarian.
Dalam pembahasan tersebut muncul permikiran tentang perlu adanya
Organisasi SAR di bawah Majelis Tafsir Al-Quran Surakarta yang menangani
musibah di wilayah Surakarta sekaligus mewadahi seluruh warga MTA Surakarta
yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemanusiaan.
Pada bulan Mei 2010 para pencetus ide perlu adanya organisasi SAR
dibawah yayasan MTA Surakarta mengajukan rancangan organisasi SAR kepada
pimpinan pusat yayasan MTA Surakarta. Rancangan organisasi SAR tersebut
mendapat tanggapan yang baik dari pimpinan pusat Majelis Tafsir Al-Quran
Surakarta. Selama proses persiapan pembentukan SAR MTA, Ali Akbar
melakukan konsultasi pembentukan organisasi SAR dengan Kantor SAR
BASARNAS Semarang karena belum ada pos Basarnas Surakarta. 8
Pada bulan Mei 2010 Ali Akbar, Ali Muhammad, Wahid Marwanto,
Fattah Yassin mengumpulkan calon personil SAR MTA yang diambil dari
cabang-cabang yayasan MTA di wilayah Surakarta dengan persyaratan
8 Wawancara dengan Fatah Yasin, Pembina SAR MTA Surakarta, tanggal
17 September 2015.
26
rekomendasi dari ketua cabang MTA setempat. Pengumunan perekrutan calon
anggota SAR MTA Surakarta di publikasikan lewat Radio MTA pusat Surakarta.9
Dari perekrutan tersebut mendapat 40 anggota yang akan melaksanakan
Pendidikan Dan Latihan Search And Rescue pada tanggal 26 Mei sampai dengan
tanggal 31 Juli 2010. Diklat SAR dilaksanakan selama 7 mendapat pendidikan
langsung oleh 6 instruktur dari Basarnas Kantor SAR Semarang.
Pada penutupan kegiatan Diklat SAR MTA telah lulus 35 peserta lulus
dalam Diklat SAR MTA yang kemudian akan dilantik menjadi anggota SAR
MTA. Pada acara pelantikan tersebut juga dilanjutkan dengan pengukuhan SAR
MTA Pusat Surakarta oleh Ketua Umum Yayasa Majelis Tafsir Al-Quran
Surakarta Drs. Ahmad Sukina. Pada tanggal 31 juli 2010 SAR MTA atau
singkatan dari Search And Rescue Majelis Tafsir Al-Quran Surakarta resmi berdiri
dan siap mengemban tugas melayani masayarakat yang tertimpa bencana dengan
baik dan tepat serta tidak menyimpang dari ajaran Al-Quran dan Sunah dalam
penanganan di setiap musibah dan bencana, dengan motto: “ Tak silau akan
pujian, tak akan mundur karena Celaan”.10
SAR MTA lahir dipelopori oleh:
a) Warga MTA Surakarta: Ali Akbar, Ali Muhammad, Wahid Marwanto, Fatah
Yasin, Sodiq.
b) Ketua Umum Yayasan MTA Pusat Surakarta: Drs. Ahmad Sukina
Langkah yang diambil oleh pihak pimpinan yayasan Majelis Tafsir Al-
Quran ini sesuai dengan maksud dan tujuan berdirinya Majelis Tafsir Al-Quran
9Wawancara dengan Sumarno, Kabid Bidang I SAR MTA Surakarta, 5
September 2015. 10
Wawancara dengan Ali Akbar, Ketua Umum SAR MTA Surakarta,
tanggal 6 September 2015.
27
yaitu mengajak umat Islam kembali mempelajari dan mendalami pengertian Al-
Quran dan tafsirnya secara berurutan (sistematis).
Menurut “teori krisis pemikiran” (Crisis Theory of Though), sebuah teori
tentang pertumbuhan sosial, yang menyebutkan bahwa kita hanya akan berpikir
bilamana timbul persoalan-persoalan, bilamana kebiasaan-kebiasaan lama kita
tidak berfungsi lagi dan kita akan membutuhkan kebiasaan-kebiasaan baru.
Teori ini selanjutnya mengatakan bahwa pemikiran sosial baru akan timbul
bilamana lembaga sosial ada adat kebiasaan lama tidak dapat bertahan lebih
lama lagi dan harus digantikan oleh penyesuaian-penyesuaian baru, yang
menghasilkan lembaga sosial baru dan adat kebiasaan baru. Yang di maksud
dengan "krisis" di dalam teori ini adalah suatu situasi yang menciptakan suatu
problema dan menuntut kemampuan berfikir untuk menyesuaikannya.11
Teori “Krisis Pemikiran” ini tepat dikaitkan dengan berdirinya SAR
MTA Surakarta, dimana masyarakat pada saat itu banyak membutuhkan suatu
lembaga/instansi milik pemerintah yang menangani setiap musibah yang terjadi,
dan banyak korban yang hilang dalam setiap musibah, menyebabkan timbulnya
rasa kemanusiaan terhadap sesama untuk saling menolong dan saling membantu
mereka yang sedang,tertimpa musibah. Semakin banyak masyarakat yang peduli
terhadap sesamanya dan dilandasi rasa kemanusiaan yang tanpa pamrih, maka
mereka membentuk sebuah badan/organisasi tempat mereka berkumpul dan
berkordinasi untuk saling memberikan pertolongan terhadap sesamanya.
11
Hotman M. Siahaan, Pengantar Ke Arah Sejarah dan Teori sosiologi,
Penerbit Airlangga, 1986, hal.49.
28
SAR MTA Surakarta itu juga lahir akibat adanya tanggapan positif dari
kalangan masyarakat, warga MTA dan karyawan yayasan MTA Surakarta untuk
menangani dan melayani kebutuhan masyarakat. panggilan kemanusiaan
menyentuh hati sanubari mereka untuk terjun ke lapangan. Motivasi inilah yang
menggerakkan secara nyata dan tulus memberikan pengapdiannya pada
masyarakat dibidang kemanusiaan melalui pertolongan-pertolongan yang
diberikan pada masyarakat.
D. Organisasi SAR MTA Surakarta
SAR MTA Surakarta merupakan wadah kegiatan Emergency dari unsur
lingkungan Majelis Tafsir Al-Quran. SAR MTA Surakarta diketuai oleh anggota
aktif yayasan MTA yang ditunjuk langsung oleh ketua yayasan MTA Pusat
Surakarta.12
Secara organisasi SAR MTA (di bawah bidang sosial kemasyarakatan
MTA) langsung dibawah ketua umum yayasan MTA Pusat Surakarta. Landasan
berdirinya SAR MTA Surakarta adalah Surat Keputusan Ketua Umum Yayasan
Majlis Tafsir Al Qur’an Surakarta. Nomor: 181/Kep-50/MTA-10/7/2010.
1. Keanggotaan SAR MTA Surakarta
SAR MTA Surakarta sebagai wadah kegiatan Emergency yang berasal
dari lingkungan Majelis Tafsir Al-Quran mempunyai anggota yang bersifat
sukarela atas dasar keinginan untuk mengabdi pada kemanusiaan, dengan
dilandasi dedikasi loyalitas kepada organisasi, disiplin, kemampuan pribadi
12
Wawancara dengan Ali Akbar, Ketua umum SAR MTA Surakarta. 6
September 2015.
29
untuk melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.13
Setiap anggota SAR MTA
dalam mencurahkan tugas kemanusiaan tidak pernah mengharapkan imbalan
jasa berupa apapun, bahkan mereka rela mengorbankan hartanya demi
kelancaran tugas kemanusiaan yang mereka emban. Dan kriteria anggota SAR
MTA sebagai berikut:
a. Anggota beragama islam
b. Terdaftar resmi sebagai anggota aktif yayasan Majelis Tafsir Al-
Quran
c. Telah lolos mengikuti Diklat dasar yang diadakan SAR MTA
Surakarta
d. Menjunjung norma kesopanan dan tidak melanggar hukum
e. Taat dan menghormati peraturan yang ditentukan oleh yayasan
Majelis Tafsir Al-Quran
f. Aktif mengikuti Kegiatan SAR MTA
Dalam melaksanakan misinya, SAR MTA Surakarta tidak boleh
menerima imbalan berupa apapun dari keluarga korban. Hal ini dimaksudkan
agar semua masyarakat mendapatkan perlakuan yang sama seperti yang
diajarkan dalam Al-Quran. Selain hal tersebut, sesuai dengan kesepakatan
bersama, bahwa ini merupakan bentuk kepedulian kita dalam hal kemanusiaan.14
Keanggotaan SAR MTA dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
13
Wawancara dengan Kusnandar Priyo S, Kabid Bidang II Operasional
SAR MTA Surakarta, 7 September 2015. 14
Wawancara dengan Ali Akbar, Ketua umum SAR MTA. 6 September
2015.
30
1) Anggota Pengelola
Merupakan anggota yang berasal dari lingkungan yayasan Majelis Tafsir
Al-quran Pusat Surakarta, yang diberi tugas oleh Ketua Umum yayasan Majelis
Tafsir Al-Quran untuk mengelola serta mengawasi semua kegiatan SAR MTA
Surakarta dilapangan dan memberikan laporan/ pertangung jawaban kepada
ketua umum yayasan Majelis Tafsir Al-Quran pusat. Syarat dan kriteria
keanggotaan pengelola ditetapkan sesuai dengan penunjukan dan keputusan oleh
ketua umum yayasan Majelis Tafsir Al-Quran pusat.
2) Anggota Pelaksana
Merupakan anggota yang berasal dari lingkungan Majelis Tafsir Al-Quran
,yang memiliki kriteria dan persyaratan sebagai anggota SAR MTA Surakarta,
yaitu: memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap misi kemanusiaan SAR MTA
Surakarta, memiliki salah satu kemampuan teknis dalam bidang emergency
(Search And Rescue, Medical care, Komunikasi Emergency, Mekanik), aktif
dalam kegiatan SAR MTA Surakarta dan ditetapkan oleh ketua SAR MTA
Surakarta.15
3) Anggota kehormatan
Merupakan anggota yang bukan anggota SAR MTA namun berasal dari
lingkungan yayasan Majelis Tafsir Al-Quran, yang karena profesi/jabatannya
menunjang kegiatan Majelis Tafsir Al-Quran. Syarat dan kriteria anggota
kehormatan adalah individu (yang karena profesi Jabatannya diperlukan dan
membantu kegiatan SAR MTA Surakarta), memiliki dedikasi dan loyalitas
15
Wawancara dengan Sumarno, Kabid Bidang I SAR MTA Surakarta, 5
September 2015.
31
terhadap misi kemanusiaan serta keaggotaannya ditetapkan oleh ketua SAR
MTA Surakarta.16
Kewajiban setiap anggota SAR MTA yaitu :
a) Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik SAR MTA.
b) Menolong sesama manusia tanpa memandang ras, golongan, agama
dan tanpa pamrih.
c) Mentaati, mematuhi dan menjalankan pedoman organisasi SAR MTA
Surakarta seperti yang telah ditetapkan pimpinan Majelis Tafsir Al-
Quran.
d) Menjalankan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan bidangnya.
e) Menjaga dan memelihara inventaris peralatan SAR MTA Surakarta.
f) Selalu meningkatkan kemampuan pribadi, sesuai dengan
perkembangan dengan mengikuti pendidikan-pendidikan, baik yang
diselenggarakan SAR MTA Surakarta maupun pihak luar.
g) Bagi anggota yang sudah memperoleh pendidikan SAR atau
pendidikan Emergency yang lain yang setara dengan kualifikasi
pendidikan dari SAR MTA Surakarta, masih berkewajiban untuk
melengkapi kemampuannya sesuai dengan standart SAR MTA.
h) Mematuhi kewajiban administrasi yang telah ditentukan SAR MTA.
i) Membina rasa persaudaraan persatuan dan kesatuan diantara para
anggota.
16
Wawancara dengan Ali Akbar, Ketua umum SAR MTA. 6 September
2015.
32
Kewajiban anggota Kehormatan:
a) Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik SAR MTA Surakarta.
b) Membina rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan diantara para
anggota, keluarga besar SAR MTA Surakarta.
c) Memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditentukan SAR MTA
Berbeda dengan kewajiban setiap anggota, yang dibedakan menurut
kelompok anggota pelaksana dan anggota kehormatan. Anggota SAR MTA
Surakarta mempunyai hak yang sama yaitu :
a) Mengikuti pendidikan dan latihan serta kegiatan resmi lain yang
diselenggarakan SAR MTA Surakarta.
b) Mendapatkan tanda pengenal dan atau identitas resmi yang
dikeluarkan SAR MTA Surakarta, sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan.
Anggota SAR MTA Surakarta harus mentaati setiap peraturan dan tata
tertib yang berlaku apabila anggota SAR MTA ini melakukan tindakan yang
melanggar peraturan dan tata tertib, maka anggota tersebut mendapatkan sanksi
atau dinyatakan indispliner oleh ketua SAR MTA Surakarta /pimpinan yayasan
Majelis Tafsir Al-Quran.17
Sanksi itu bermacam-macam tingkat pelanggarannya
meliputi: peringatan secara lisan, peringatan secara tertulis dan dikeluarkan dari
keanggotaan SAR MTA Surakarta. Pengunduran diri anggota SAR MTA
Surakarta biasa dilakukan apabila anggota tersebut meninggal dunia,
mengundurkan diri secara tertulis kepada ketua SAR MTA Surakarta atau
17
Wawancara dengan Sumarno, Kabid Bidang I Sekretariat SAR MTA
Surakarta. 5 September 2015.
33
dikeluarkan karena sanksi yang dijatuhkan oleh ketua SAR MTA Surakarta
/pimpinan Majelis Tafsir Al-Quran.
Pendidikan SAR MTA pertama kali di adakan tanggal 26 mei sampai
dengan tanggal 31 juli 2010. diberi nama Diklat SAR MTA I. Lokasi mengambil
3 tempat agar sesuai dengan materi yang disampaikan yaitu :
1. Jungle Rescue : Gunung Lawu, Karanganyar
2. Water Rescue : Waduk Delingan, Karanganyar
3. Vertical Rescue : Karang Lo, Karanganyar
Peserta Diklat SAR MTA diambil dari cabang-cabang yayasan MTA di
wilayah Surakarta dengan persyaratan rekomendasi dari ketua cabang MTA
setempat. Pengumunan perekrutan calon anggota SAR MTA Surakarta di
publikasikan lewat Radio MTA pusat Surakarta. Dalam setiap pendidikan
/pelatihan, SAR MTA selalu bekerja sama dengan unsur dari luar antara lain
dengan BASARNAS Kantor Semarang.18
Hal ini dimaksudkan untuk
mempererat persaudaraan dan menambah kemampuan setiap anggota SAR MTA
Surakarta. Mengingat banyaknya musibah yang terjadi di air, maka kemampuan
anggota SAR MTA harus dititik beratkan pada penguasaan penanganan musibah
di air atau Water Rescue. Setiap 2 minggu sekali berlatih di waduk-waduk
diwilayah Surakarta agar para anggota SAR MTA paham dengan medan wilayah
wilayah yang rawan musibah terutama di air.
2. Atribut/Identitas SAR MTA Surakarta
Lambang SAR MTA Surakarta berbentuk perisai yang di dalamnya
terdapat gambar bumi, siluet peta Indonesia, simbol kitab, bertuliskan SAR
18
Wawancara dengan Sumarno, Kabid Bidang I SAR MTA Surakarta. 5
September 2015.
34
MTA Surakarta. Warna dasar Kuning, bumi berwarna biru tua dan simbol kitab
berwarna hijau.
Gambar 1.
Lambang SAR MTA Surakarta.
Sumber : Arsip Bidang I Sekretariat SAR MTA
Surakarta tahun 2014.
Lambang SAR MTA Surakarta berbentuk perisai melambangkan anggota
SAR MTA Surakarta mampu melindungi diri sendiri serta mampu melindungi
semua mahkluk ciptaan allah di muka bumi serta melambangkan kebulatan
tekad untuk melakukan perbuatan yang agung di muka bumi.19
Siluet peta dunia di dalam simbol kitab yang melambangkan bahwa
dengan tuntunan Al-Quran anggota SAR MTA Surakarta mampu menjadi
penyelamat bagi seluruh mahkluk di muka bumi serta tidak mengenal
diskriminasi serta tidak mengenal pamrih seperti yang diajarkan oleh Al-Quran.
19
Wawancara dengan Sumarno, Kabid Bidang I SAR MTA Surakarta. 5
September 2015.
35
Tulisan SAR MTA Surakarta dengan warna hitam sebagai ketegasan
dalam melaksanakan tugas kemanusiaan yang meliputi seluruh wilayah
Surakarta dengan tekad para personilnya untuk bertindak dengan cepat, tepat
dan berani setiap saat diperlukan.
Sebagai organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan. SAR MTA
Surakarta juga mempunyai atribut khusus, yang bisa menjadi kebanggaan setiap
anggotanya dan menjadikan mereka lebih bersemangat dalam melaksnakan
misinya.20
Atribut-atribut ini berupa :
a. Kartu Tanda Anggota.
Merupakan identitas resmi keanggotaan SAR MTA Surakarta, yang
diberikan kepada setiap anggota untuk jangka waktu tertentu dan
dipergunakan sebagaimana mestinya.
b. Seragam.
Lazimnya aktivis SAR lainnya, SAR MTA juga dibekali dengan seragam
khusus SAR MTA. Terdapat 2 seragam resmi yang seringkali digunakan dalam
turun lapangan yakni seragam lapangan lengan panjang dan seragam formal
berkerah. Seragam formal berfungsi untuk menghadiri kegiatan formal seperti
pertemuan rutin, apel siaga, upacara resmi dan sebagainya. Seragam lapangan
digunakan untuk kegiatan operasi. Dua seragam tersebut adalah sebagai berikut :
20
Wawancara dengan Ali Akbar, Ketua Umum SAR MTA, tanggal 19
September 2015.
36
Gambar 2.
Seragam formal berkerah Panjang Tampak Depan.
Sumber : Arsip Bidang I Sekretariat SAR MTA Surakarta. Tahun 2014.
Gambar 3.
Seragam formal berkerah Panjang Tampak samping.
Sumber : Arsip Bidang I Sekretariat SAR MTA Surakarta. Tahun 2014.
37
Gambar 4.
Seragam lapangan lengan panjang tampak depan dan belakang.
Sumber : Arsip Bidang I Sekretariat SAR MTA Surakarta
Tahun 2014.
Dominasi warna yang digunakan pada seragam SAR MTA sama dengan
seragam SAR pada umumnya yakni warna orange. Warna orange dipergunakan
dalam kegiatan SAR karena beberapa pertimbangan diantaranya warna orange
paling terang tertangkap satelit dan paling terang memancarkan cahaya
(mencolok) di malam hari dan berbagai cuaca ataupun medan.
Di samping kanan seragam SAR MTA terdapat dua logo yaitu logo
BASARNAS dan logo SAR MTA. Samping kiri seragam, terdapat symbol
bendera kebangsaaan republic Indonesia (merah putih) dan logo bertuliskan
Emergency Management Rescue Service sebagai penanda SAR dalam
penanggulangan dan kewaspadaan pada bencana.
Sedangkan seragam kaos berlengan panjang juga dominan warna orange.
Bagian depan terdapat logo SAR MTA, dan bagian belakang terdapat tulisan
horizontal “SAR MTA”.
38
Identitas lain yang dipergunakan oleh SAR MTA Surakarta juga berupa
badge, lencana,topi, pita, syal, dengan logo dan tulisan SAR MTA Surakarta.
Identitas ini juga digunakan pada saat melaksanakan kegiatan Emergency atau
operasional SAR dan atau digunakan pada kegiatan yang bersifat formal. Selain
seragam kebanggaan, dan atribut-atribut. SAR MTA Surakarta juga mempunyai
bendera.
3. Struktur Organisasi SAR MTA Surakarta
SAR MTA Surakarta secara hierarki berada di bawah Yayasan Majlis
Tafsir Al-Quran Pusat Surakarta. Secara khusus SAR MTA masuk di bidang
Sosial Kemasyarakatan, dan bertanggungjawab langsung kepada ketua yayasan.
Berikut ini adalah susunan organisasi MTA Pusat Surakarta dan susunan
organisasi SAR MTA Surakarta.
39
a. Sususan Organisasi MTA Pusat Surakarta
Bagan 1.
Sususan Organisasi MTA Pusat Surakarta
Sumber: Sekretariat MTA Surakarta
Surakarta 2010 – 2014.
BIDANG
SOSIAL
KEMASYARA
KATAN
- Satgas
MTA
- SAR
MTA
BIDANG
EKONOMI
- BMT
Dirgantara
- Toko
Dirgantara
BIDANG
MEDIA
- Radio FM
dan online
- MTA TV
- Sosial
Media
BIDANG
PENDIDIKAN
- TK
- SD/MI
- SMP
- SMU
BIDANG
KESEHATAN
- Klinik
Pratama
MTA
KETUA UMUM
BENDAHARA
SEKRETARIS
40
b. Susunan Organisasi Bidang Sosial Kemasyarakatan SAR MTA
Bagan 2.
Susunan Organisasi Bidang Sosial Kemasyarakatan SAR MTA
Sumber: Arsip Bidang I Kesekretariatan SAR MTA Surakarta
2010 – 2014.
PELINDUNG
PENASEHAT
PEMBINA
KETUA UMUM
BENDAHARA
SEKRETARIS
KOMANDAN
POSKO
BIDANG I
(Kesekretariatan)
BIDANG II
(Operasional)
BIDANG III
(Pendukung
Operasi)
BIDANG IV
(Peralatan)
Sie. Humas
Sie. Dokumentasi
Sie. Operasi Air
Sie. Operasi
Darat
Sie. Komunikasi
Sie. Transportasi
Sie. Kesehatan
Sie. Peralatan
Sie. Peralatan Air
ANGGOTA
41
Setiap unsur SAR MTA Surakarta masing-masing mempunyai fungsi,21
menurut jabatannya masing-masing yaitu :
1. Fungsi Unsur Pimpinan Majelis Tafsir Al-Quran Surakarta
Adalah sebagai pelindung, penasehat dan pembina dalam SAR MTA
Surakarta, agar dalam pelaksanaan kegiatannya tidak menyimpang dari ajaran
Al-Quran dan Sunah.
2. Fungsi Unsur Pelaksana :
a. Fungsi Ketua :
1. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengadakan pengawasan semua
kegiatan yang dilaksanakan SAR MTA Surakarta
2. Sebagai Penanggung jawab semua kegiatan Emergency dan non
Emergency.
3. Bertanggung jawab langsung pada Ketua Umum Majelis Tafsir Al-
Quran.
b. Fungsi Sekretaris :
1. Merencanakan dan rnengawasi pelaksanaan tata tertib administrasi SAR
MTA Surakarta
2. Bertanggung jawab kepada ketua dan atau ketua umum dibidang
administrasi SAR MTA Surakarta.
c. Fungsi Bendahara:
1. Merencanakan, dan melaksanakan pembiayaan semua kegiatan
Emergency atau non Emergency.
21
Wawancara dengan Sumarno, Kabid Bidang I Sekretariat SAR MTA
Surakarta. 5 September 2015.
42
2. Bertanggung jawab kepada ketua umum, keuangan dan untuk semua
kegiatan SAR MTA Surakarta.
d. Fungsi Komandan posko :
1. Sebagai pusat kegiatan markas komando , baik kegiatan Emergency
maupun non Emergency.
2. Sebagai tempat penyerenggaraan administrasi SAR MTA Surakarta.
3. Sebagai tempat pelayanan emergency dan atau informasi darurat bagi
masyarakat yang memerlukan.
4. Penanggung jawab posko, ditunjuk seorang Komandan yang bertanggung
jawab terhadap peraksanaan kegiatan SAR MTA Surakarta, baik yang
bersifat Emergency maupun non Emergency, serta menjaga ketertiban
keamanan posko dan lingkungannya.
e. Fungsi Bidang-bidang :
1. Bidang I (Sekretariat dan Humas /Dokumentasi) :
a. Melaksanakan kegiatan administrasi /kesekretariatan posko SAR
MTA Surakarta.
b. Melayani informasi dari kepada masyarakat khususnya dibidang
Emergency.
c. Mendokumentasikan segala kegiatan SAR MTA Surakarta ,khususnya
kegiatan Emergency.
2. Bidang II (Operasional)
a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan emergency /operasional.
b. Membuat laporan hasil kegiatan Emergency /operasional dan
menyampaikan kepada ketua SAR MTA Surakarta.
43
3. Bidang III (Pendukung Operasi: Komunikasi, Transportasi,Kesehatan)
a. Mempersiapkan dan melaksanakan kebutuhan transportasi, pada
waktu pelaksanaan operasional /emergency.
b. Monitoring situasi lewat radio komunikasi serta Merencanakan,
mengkoordinir dan melaksanakan komunikasi.
c. Membantu pelaksanaan operasional di bidang tertentu. Terutama
tentang kesehatan.
4. Bidang IV (Peralatan)
a. Mencatat, menyimpan, merawat dan mengawasi inventaris peralatan
SAR MTA Surakarta.
b. Melaporkan peralatan yang rusak dan hilang.
c. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan peralatan operasional.
d. Menyediakan dan mendistribusikan logistik pada waktu kegiatan.
4. Susunan Kepengurusan SAR MTA Surakarta
Struktur Pengurusan kepengurusan SAR MTA Surakarta 2010-2015, terdiri
dari :
1. Unsur Pimpinan yayasan MTA.
Pelindung: Al Ustad Drs. Ahmad Sukina
Penasehat: Fatah Yasin Al Irsyadi
Pembina : Darpo Kusno Wibowo
2. Unsur Pelaksana.
I. Ketua Umum : Ali Akbar
II. Sekretaris : Ahmad Harmoko
Sumarno
44
III. Bendahara : Erwin Syarifudin
Suparjo
IV. Komandan Posko : Sugiyanto
V. Bidang bidang.
1. Bidang I (Sekretariat).
Kabid : Sumarno
Sie Humas : Heri Supriyadi
Sie Dokumentasi : Nurul
2. Bidang II (Opersional).
Kabid : Kusnandar Priyo
Sie Operasi Air : Mustofa
Sie Opersi Darat : Kholis
3. Bidang III (Pendukung Operasional).
Kabid : Khadimin
Sie Komunikasi : Sidiq
Sie Transportasi : Ali Muhammad
Sie Kesehatan : Taufan
4. Bidang IV (Peralatan)
Kabid : Sukiman
Sie Peralatan Darat : Nurdin
Sie Peralatan Air : Mustofa
Periode kepengurusan SAR MTA Surakarta untuk unsur pelaksana tidak
ditentukan jangka waktu tertentu untuk sebuah kepengurusan. Namun jika
45
terjadi pergantian kabid ataupun staf harus berdasarkan musyawarah seluruh
anggota SAR MTA Surakarta.
E. Perkembangan Organisasional SAR MTA Surakarta
Seiring dengan berjalanya waktu dan semakin dibutuhkanya SAR MTA
Surakarta dalam penanganan musibah, maka sedikit demi sedikit SAR MTA
Surakarta mulai membenahi diri. Hal ini bisa dilihat dari usaha usaha
peningkatan struktur yang ada di SAR MTA Surakarta, antara lain:
1. Keanggotaan
Sejak berdirinya, SAR MTA Surakarta telah banyak menerima
keanggotaan dari lingkungan Majelis Tafsir Al-Quran. Hal tersebut didasarkan
pada ide awal berdirinya SAR MTA yang merupakan wadah bagi seluruh warga
MTA yang memiliki kesamaan visi dalam bidang sosial kemanusiaan,
khususnya dibidang penanganan musibah di wilayah Surakarta. Dalam hal ini
Majelis Tafsir Al-Quran sebagai motor dan fasilitator. Anggota SAR MTA
Surakarta juga dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik, sehingga mampu
menangani musibah yang terjadi di masyarakat dengan cepat. Untuk penanganan
musibah di air, SAR MTA Surakarta telah mempunyai tim Water Rescue yang
tangguh. Tim tersebut terdiri dari 4 personel yang mengikuti pelatihan tingkat
lanjutan dan di sertifikasi oleh BASARNAS.22
Untuk pendidikan Water Rescue
sudah ada sejak Diklat SAR MTA Surakarta yang pertama, yaitu kerja sama
dengan BASARNAS Kantor SAR Semarang, namun kemapuan Water Rescue
untuk anggota tersebut masih dalam tingkatan dasar Water Rescue.
22
Wawancara dengan Ali Akbar, Ketua Umum SAR MTA, tanggal 19
September 2015
46
Pada tahun 2013, dua personil SAR MTA Surakarta juga mendapat
sertifikasi dari BASARNAS dibidang Vertical Rescue dan Jungle Rescue. Selain
itu delapan puluh persen personil SAR MTA mendapat kesempatan latihan dari
BASARNAS tentang SAR udara menggunakan helicopter di komplek TNI AU
Adi Sumarmo pada tahun berikutnya.
Dilihat dari personil yang mendapatkan penghargaan maupun mengikuti
pelatihan-pelatihan tingkat nasional tersebut, menjadikan SAR MTA Surakarta
semakin mantap dalam melaksanakan misi kemanusiaan pada masyarakat.
2. Peralatan
Peralatan peralatan yang digunakan, semakin lama semakin lengkap.
Peralatan merupakan penunjang bagi keberhasilan suatu operasi. Pada wal
berdirinya SAR MTA Surakarta alat yang dimiliki sangat minim, satu set alat
panjat tebing, 40 pelampung dan mobil Chevrolette bak terbuka.
Majelis Tafsir Al-Quran pusat bangga mendapatkan informasi dari
masyarakat tentang prestasi dan reputasi yang telah dicapai oleh SAR MTA
Surakarta dalam melaksanakan tugas tugas Emergency yang sesuai amanah.
Pada tahun 2012 yayasan Majelis Tafsir Al-Quran pusat medukung penuh usaha
usaha peningkatan pelayanan Emergency SAR MTA, Yaitu pengadaan dua
perahu LCR ( Landing Craft Rubber ) beserta satu mesin tempel. Peralatan
komunikasi, satu set peralatan panjat dan tenda pengungsian MER-C.23
Pada tahun 2014 agar sebanding dengan semakin bertambahnya jumlah
personil di SAR MTA surakarta, maka Majelis Tafsir Al-Quran pusat memberi
bantuan dua perahu LCR beserta satu mesin tempel. Total armada yang dimiliki
23
Wawancara dengan Ali Akbar, Ketua Umum SAR MTA, tanggal 19
September 2015
47
SAR MTA Surakarta untuk mendukung operasi di air berjumlah empat armada
perahu karet.24
SAR MTA Surakarta juga mengembangkan Urban Rescue yaitu dengan
pengadaan gergaji mesin, katrol, dan alat-alat pemadaman kebakaran. Untuk
memudahkan dalam pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan,
maka SAR MTA Surakarta menempati posko baru yang berada di pusat kota,
yang dilengkapi dengan fasitas seperti, komputer, Internet, kamera digital.
Sembilan puluh lima persen personil telah memiliki seragam yang lengkap.
24
Wawancara dengan Sumarno, Kabid Bidang I Sekretariat SAR MTA
Surakarta. 5 September 2015.
Recommended