View
228
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 8
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL
Pada bab ini menjelaskan mengenai pemahaman terhadap judul proyek
yang terdiri dari Pasar, Pasar tradisional, kajian objek sejenis, dan spesifikasi
umum tentang perencanaan pasar tradisional.
2.1 Pemahaman Terhadap Pasar
2.1.1 Pengertian Pasar
Menurut Permendag No. 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,
menyatakan definisi pasar yaitu area tempat jual beli barang dengan jumlah
penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar
tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
Pasar adalah sebuah proses yang melaluinya para pembeli dan penjual
berinteraksi untuk menentukan harga dan melakukan pertukaran barang dan jasa.
(Gregory, 2013).
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 9
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar ialah
suatu tempat atau area jual/beli barang dan jasa yang didalamnya terjadi proses
interaksi yang melibatkan dua pihak yaitu penjual dan pembeli.
2.1.2 Fungsi Pasar
Fungsi pasar ialah sebagai tempat atau wadah terkait pelayanan bagi
masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu (Darwis, 1984) :
a. Ekonomi.
Pasar berfungsi sebagai tempat transaksi antara produsen dan konsumen yang
mewadahi kebutuhan sebagai demand dan supply.
b. Sosial budaya
Pasar berfungsi sebagai sarana interaksi sosial yang bersifat informal dan
formal antara individu satu dengan yang lain secara langsung.
c. Arsitektur
Pasar dapat berfungsi sebagai media untuk menunjukan ciri khas arsitektur
kedaerahan yang menampilkan bentuk fisik ataupun ornament lokal daerah.
d. Rekreasi
Pasar dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi karena ada beberapa orang yang
datang kepasar hanya untuk melihat – lihat dan berwisata untuk memuaskan
keinginannya.
2.1.3 Jenis dan Klasifikasi Pasar
Adapun penjelasan terkait jenis dan klasifikasi dan pasar ditinjau dari dua
hal yaitu (Sudiasa, 2011: 8):
1. Pasar ditinjau dari kegiatannya.
a. Pasar Tradisional
Pasar Tradisional merupakan tempat transaksi antara penjual dan
pembeli secara langsung. tempat berjualannya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual ataupun dari pengelola
pasar. Pasar Tradisional umumnya menjual keperluan kebutuhan sehari-hari,
seperti: bahan makanan, sayuran, telur, daging, jajanan tradisional, buah,
keperluan upacara agama, dll. Sistem transaksi yang dipergunakan pada Pasar
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 10
Tradisional ialah proses tawar menawar dengan interaksi langsung antara
penjual dan pembeli untuk menentukan harga dan jumlah yang sesuai dan
disepakati bersama.
b. Pasar Modern
Pasar Modern merupakan tempat transaksi antara penjual dan pembeli
secara tidak langsung. Pada pasar modern pembeli melayani kebutuhannya
sendiri dengan mengambil keperluannya di tempat yang sudah di tata
sebelumnya. Kemudian harga barang juga sudah tercantum pada tabel yang
terdapat pada rak/tempat barang tersebut diletakan dan harga tersebut
merupakan harga pasti, yang tidak dapat ditawar.
2. Pasar ditinjau dari jenis dagangannya
a. Pasar Umum
Pasar Umum adalah pasar yang menjual atau menawarkan lebih dari satu
jenis barang dagangan. Dagangan yang ditawarkan ialah meliputi
keperluan dan kebutuhan sehari-hari.
b. Pasar Khusus
Pasar Khusus adalah pasar yang menjual atau menawarkan sejenis atau
beberapa barang dagangannya berserta kelengkapannya.
3. Pasar berdasarkan radius pelayanannya
a. Pasar Kota (regional) adalah pasar yang berada di pusat kota dengan
radius lingkup pelayanannya mencapai seluruh wilayah kota dan berada di
akses jalan regional kota.
b. Pasar Sub Kota adalah pasar yang berada di wilayah pusat kota dan berada
dekat dengan jalan utama dengan radius pelayanan 1600-2000 m.
c. Pasar Lokal adalah pasar yang berada di tengah daerah dengan lingkup
pelayanan 500-700 m dan mobilitas penduduk berkisar 40.000-60.000
orang.
d. Pasar Lingkungan adalah pasar yang berada di radius perumahan ataupun
lingkungan tertenru dengan lingkup pelayanan 200-400 m.
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 11
2.2 Pemahanan Terhadap Pasar Tradisional
2.2.1 Pengertian Pasar Tradisional
Permendag No. 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,
menyatakan definisi Pasar Tradisional ialah pasar yang dibangun dan dikelola
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan
Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha
berupa toko, kios, los, tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,
menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal
kecil dan dengan proses jual beli dagangan secara melalui tawar menawar.
Sehingga dari pengertian tersebut pasar tradisional ialah suatu tempat
usaha yang terdiri dari los, kios dan toko yang dibangun di tanah milik pemerintah
dan di miliki oleh pedagang skala kecil dan menengah dengan transaksi secara
tawar menawar.
2.2.2 Karakteristik Pasar Tradisional.
Berdasarkan Permendagri No.20 Tahun 2012 tentang Peraturan dan
Pemberdayaan Pasar Tradisional, menyatakan karakteristik dari pasar tradisional
adalah sebagai berikut:
1. Pasar Tradisional dimiliki, dibangun atau dikelola oleh pemerintah daerah.
2. Transaksi dilakukan secara tawar menawar.
3. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.
4. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan baku lokal.
2.2.3 Waktu Operasional Pasar Tradisional
Menurut waktu kegiatannya, pasar umumnya digolongkan menjadi 4 jenis,
yaitu :
1. Pasar pagi hari yang beroperasi dari jam 04.00-16.00.
2. Pasar malam hari yang beroperasi dari jam 16.00-04.00
3. Pasar siang malam yang beroperasi 24 jam non stop.
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 12
4. Pasar Darurat, ialah pasar yang menggunakan jalanan umum atau tempat
umum tertentu atas penetapan kepala daerah dan diadakan pada saat
peringatan hari-hari tertentu. Seperti : pasar murah.
2.2.4 Komponen Pasar Tradisional
1. Pelaku Kegiatan
Adapun pelaku kegiatan di pasar antara lain sebagai berikut (Pramono, 2011 :
94):
a. Pedagang
Pedagang pasar adalah pihak ketiga yang melakukan kegiatan dengan
menjual atau membeli barang dan jasa yang menggunakan pasar sebagai
tempat kegiatannya. Pada tabel 2.1 dijelaskan jenis pedagang berdasarkan
kriterianya
No Kriteria Jenis Pedagang
1 Menurut jumlah pelaku Pedagang individu
Pedagang gabungan
2 Menurut jenis kegiatan Pedagang formal
Pedagang informal
3 Menurut modal Pedagang modal kecil
Pedagang modal sedang
Pedagang modal cukup
Pedagang modal besar
4 Menurut status Pedagang tetap
Pedaganag temporer
5 Menurut tempat asal Pedagang desa
Pedagang kota
6 Menurut cara penyaluran Pedagang eceran
Pedagang grosir
Pedagang pengumpul
7 Menurut jangkauan pelayanan Pedagang regional
Pedagang kota
Pedagang wilayah
8 Menurut cara pelayanan Pedagang langsung
Pedagang tidak langsung
9 Menurut materi dagangan Pedagang barang real
Pedagang barang jasa
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Pedagang Pasar
Sumber : Pramono, Ananta H, dkk. 2011. Menahan Serbuan Pasar
Modern. hal. 94
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 13
b. Pembeli
Pembeli atau konsumen ialah semua golongan yang memiliki tujuan untuk
mendapatkan barang keperluan dengan harga murah dan dengan pelayanan
langsung.
c. Penunjang
Penunjang Pasar ialah:
Pemerintah sebagai pemberi izin berdiri dan beroperasinya pasar serta
sebagai pengelola pasar.
Swasta pedagang penyewa tempat, pelaksana pembangunan pasar.
Pengelola melaksanakan pembangunan, pengelola pemasaran tempat,
pengelola kebersihan, pengelola distribusi barang dan stabilitas harga.
Bank/Koperasi memperlancar kegiatan ekonomi.
2.2.5 Kegiatan Pasar Tradisional
Kegiatan pasar tradisional dapat di golongkan sebagai berikut (Roosdiana,
2013: 25):
1. Kegiatan Umum dalam Pasar Tradisional
Kegiatan Perdagangann di pasar pada umumnya terdiri dari:
A. Kegiatan penyaluran materi perdagangan.
1. Sirkulasi, Transportasi dan dropping barang.
2. Distribusi barang dagangan kesetiap unit penjualan di dalam pasar.
B. Kegiatan Pelayanan jual beli meliputi:
1. Kegiatan jual-beli antara pedagang dengan konsumen
2. Kegiatan penyimpanan barang dagangan.
3. Kegiatan pergerakan dan perpidahan pengujung:
- Dari luar lingkungan ke dalam bangunan pasar.
- Dari unit penjualan ke unit penjualan (dari jalur lintasan jual-beli)
C. Kegiatan transportasi pencapaian dari-hingga ke lokasi bangunan pasar.
D. Kegiatan pelayanan atau servis atau penunjang:
1. Pelayanan bank
2. Pelayanan pembersihan
3. Pelayanan pemeliharaan
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 14
2.2.6 Fasilitas Pasar Tradisional
Adapun fasilitas pasar tradisioanal ialah sebagai berikut:
a. Elemen utama
Elemen utama pada pasar terbagi menjadi 2 yaitu : elemen ruang terbuka
yang dipergunakan sebagai tempat los pedagang non permanen atau
sebagai areal parkir dan elemen ruang tertutup ialah ruangan yang tertutup
atap namun tidak tertutup sepenuhnya oleh didinding atau penyekat
ruangan. Contohnya: toko, kios, los, dasaran, kamar mandi, dan gudang.
b. Elemen penunjang
Adapun yang termasuk elemen penunjang ialah area bongkar muat barang
dagangan dan pos jaga.
c. Elemen Pendukung
Adapun yang termasuk elemen pendukung antara lain: pusat pelayanan
kesehatan, kantor pengelola pasar, pelayanan jasa, penitipan anak, koperasi
pasar, dan tempat ibadah.
d. Jaringan utilitas
Jaringan utilitas pada pasar ialah saluran listrik, air bersih, hydrant,
komunikasi, dan sampah. Selain itu terdapat pula saluran air kotor dan
limbah.
e. Area Parkir.
f. Fasilitas sosial.
Fasilitas sosial yang terdapat pada pasar tradisional ialah teras yang
berfungsi sebagai interaksi sosial, selain itu vegetasi juga dapat
digolongkan fasilitas sosial sebagai tempat berteduh dan menjalin interaksi
sosial di pasar.
2.2.7 Perencanaan Tapak Bangunan Pasar
Berdasarkan Permendag No. 86 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan
menyatakan Perencanaan Tapak Bangunan Pasar terdiri atas:
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 15
Gambar 2.1 Contoh Konsep Perencanaan Tapak Pasar
Sumber : Permendag, No. 86 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan
1. Kebutuhan Ruang Pasar
Dalam penataan tapak pasar identifikasi terhadap kebutuhan ruang pasar
memperhatikan jumlah pelaku di pasar. Ruang yang sebaiknya disediakan
dalam pasar ialah: bangunan utama los dan/kios, kemudian sarana penunjang
Toilet/MCK, tempat pembuangan sampah, sarana ibadah, dan pendukung
lainnya pos keamanan dan parkir area parkir, dan kantor pengelola pasar.
Adapun contoh tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Kebutuhan utama ruang dalam pasar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kios/Los Pasar, dengan penataan kios baik, antara lain:
1. Letak kios tidak menutupi arah angin dan sumber cahaya, seperti terlihat
pada gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Contoh perencanaan Kios
Sumber : Permendag, No. 86 Tahun 2012.
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 16
2. Letak kios sebagai pembatas antara jalan umum dan are pasar dapat dibuat
2 muka, seperti terlihat pada gambar 2.3 berikut.
3. Letak kios yang berbatasan dengan kavling tanah hak orang sebiknya di
buat satu muka, seperti terlihat pada gambar 2.4 berikut.
4. Memperhatikan letak sirkulasi pembuangan air kotor melalui pembuatan
saluran drainase yang baik.
b. Sarana Penunjang Pasar
Penataan sarana penunjang pasar, meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Kantor Pengelola
Letaknya dapat dijangkau pedagang dan pengunjung, dan memiliki papan
penanda identitas.
Gambar 2.3 Contoh Kios 2 muka
Sumber : Permendag, No. 86 Tahun 2012
Gambar 2.4 Contoh Kios 1 muka
Sumber : Permendag, No. 86 Tahun 2012
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 17
2. Toilet
Pemisahan toilet laki dan perempuan dengan papan penanda identitas (sign
board).
3. Tempat Penampungan Sampah Sementara dan Tempat Sampah
Tempat penampungan sampah sementara memiliki volume yang dapat
menampung seluruh sampah pasar perhari dan diletakan jauh dari aktivitas
pasar.
4. Area parkir.
Jika Luasan pasar memungkinkan area parkir berada tidak jauh dari akses
masuk utama dan ada perbedaan parkir pedagang.
5. Tempat ibadah
Ditempatkan di salah satu sudut pasar yang strategis dan apabila
memungkinkan lokasinya berjauhan dengan aktivitas jual beli di pasar.
6. Pos keamanan
Ditempatkan dekat pintu masuk dan keluar.
2. Sirkulasi Udara dan Pencahayaan
Hal lain dalam pengaturan tapak adalah terkait dengan sirkulasi udara dan
pencahayaan, antara lain:
a. Posisi bangunan kios atau los dalam pasar jika memungkinkan disesuaikan
dengan arah mata angina yang bertiup sehingga dapat membuat udara di
sekitar pasar dapat mengalir dengan baik.
b. Pencahayaan dalam bangunan pasar hendaknya mengoptimalkan
pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber pencahayaan bagi ruang di
pasar.
c. Aspek pencahayaan selain memperhatikan kenyamanan pengunjung
sebaiknya juga menghemat energy dengan tidak menggunakan listrik
secara berlebihan.
3. Struktur dan Bentuk Bangunan Fisik pasar.
Dalam desain struktur dan bentuk bangunan pasar, konsep desain yang pasar
yang disarankan ialah terbuka, dengan pertimbangan sebgai berikut:
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 18
a. Memudahkan dalam pemeliharaan pasar.
b. Mendapatkan pencahayaan matahari secara optimal dalam pasar.
c. Memberikan keleluasaan kepada pengunjung karena pengunjung berada di
sisi luar bangunan yang langsung bersinggungan dengan udara luar.
Sedangkan untuk pembangunan bagian kios dan los hendaknya berdasarkan
dengan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Desain sederhana, efisien, memenuhi kebutuhan fungsional tetapi tetap
mempertimbangankan unsur kedaerahan yang dapat di kembangkan secara
bersama-sama dan mudah diimplementasikan (dalam pelaksanaannya
mudah diterapkan).
b. Memudahkan pemeliharaan atas bangunan yang akan dikembangkan.
c. Biaya pengembangan pemeliharaan yang di keluarkan sangat efisien dan
efektif.
2.3 Kajian Objek Sejenis
Pada kajian objek sejenis ini bertujuan agar memperoleh informasi secara
langsung mengenai pasar tradisional dengan cara observasi kelapangan, selain
memperoleh informasi dari studi literatur. Dalam kajian objek sejenis terdapat
aspek yang ditekankan dapt diperoleh seperti: fasilitas yang mewadahi kegiatan
dan aktivitas yang terdapat di pasar tradisional tersebut. Adapun objek sejenis
yang distudi banding antara lain:
2.3.1 Pasar Badung
a. Tinjauan Umum
Pasar Badung merupakan pasar tradisional yang cukup terkenal di Bali.
pasar ini berdiri pada tahun 2000 dan terletak di Jl. Sulawesi. No.1 Dauh Puri,
Kecamatan Denpasar Barat. Sisi utara pasar berbatasan Jalan Gajah Mada, sisi
timur berbatasan dengan Jalan Sulawesi, sisi barat dan selatan berbatasan dengan
aliran sungai Tukad Badung. Secara umum pasar ini memiliki lingkup pelayanan
terhadap masyarakat kota Denpasar dan sekitarnya., sehingga pasar ini dapat
digolongkan sebagai pasar lokal dan regional. Pada gambar 2.5 dan 2.6
menjelaskan lokasi dan letak dari Pasar Badung tersebut.
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 19
b. Fasilitas dan Kondisi Pasar
Terkait fasilitas dan kondisi pasar badung termasuk pasar yang memiiliki
fasilitas cukup lengkap Hal tersebut terlihat dari pengunjunga yang hamper setiap
hari memadati pasar tersebut untuk memperoleh kebutuhan sehari-harinya. Pada
gambar 2.7 menjelaskan layout dari Pasar Badung dan beberapa fasilitas yang
berada di lantai 1 antara lain sebagai berikut.
Gambar 2.5 Peta Denpasar
Sumber : www.google.com
Gambar 2.6 Lokasi Pasar Badung
Sumber : www.googlemaps.com
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 20
Pada gambar diatas memperlihatkan ruang-runag yang berada dilantai 1
ialah fasilitas yang sifatnya lebih utama di cari dalam kebutuhan sehari-hari dari
Los Daging
Los Sayuran
Koperasi
Pura Melanting
Parkir
Toilet
Umum
Gambar 2.7 Layout Pasar Badung
Sumber : Arsip PD. Pasar Kota Denpasar
Area Bongkar
Muat
Los Ikan
Los Buah Los Jajanan
Bali
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 21
pengunjung pasar. Selain penataan ruang, tampilan depan dan kondisi dari Pasar
Badung tersebut dapat dilihat pada gambar 2.8 sebagai berikut.
Pasar Badung ini memiliki luasan tanah 6.230 m2 dengan luasan bangunan
8.016 m2. Pasar ini terbagi atas 4 lantai dan 1 lantai basement. Selain itu, Pasar
badung memiliki fasilitas yang berbeda di setiap lantainya seperti terlihat pada
gambar 2.9 berikut.
Pasar Badung ini jam operasi dipagi hari dan dimalam hari. Untuk dipagi
hari pasar badung ini buka mulai pukul 03.00 – 13.00 dengan memiliki fasilitas
utama seperti kios dengan jumlah 306 buah, los sejumlah 1372 buah, sedangkan
Gambar 2.9 Papan Informasi Pasar badung
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.8 Tampilan Pasar Badung
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 22
untuk dimalam hari beroperasi mulai dari pukul 14.00 – 00.00 pasar ini memiliki
pelataran sejumlah 289 buah. Selain itu pasar ini juga memiliki fasilitas kantor PD
Pasar Kota Denpasar, ruang informasi, koperasi, klinik, bank, ATM center, Toilet
umum, area parkir basement dll.
Adapun kondisi dari fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
1. Kios
2. Los
Gambar 2.13 Los Sayuran
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.12 Los Ikan
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.10 Kios-kios kain dan pakaian
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.11 Kios-kios sarana upakara
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 23
3. Koperasi dan ATM Center
4. Area Parkir
c. Permasalahan
Adapun permasalahan yang terdapat didalam pasar badung ini ialah:
1. Padatnya jumlah pedagang yang berjualan pada areal pasar.
2. Minimnya pengawasan terhadap pedagang bermobil.
3. Kebersihan dalam pasar dan penataan komoditi yang berlebih dan kurang
tertata.
4. Areal dalam pasar terkesan sempit dan sesak karena minimnya
penghawaan dan ruang atau sirkulasi.
Gambar 2.14 Koperasi
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.15 ATM Center
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.17 Parkir Basement
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.16 Parkir luar
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 24
d. Implikasi terhadap Desain
Berdasarkan dari tinjauan objek tersebut diharapkan perencanaan pasar
kedepannya lebih memperhatikan jumlah pedagang yang berjualan agar tidak
terjadi kepadatan jumlah pedagang atau over kapasitas di dalam areal pasar.
Selain itu pengawasan manajemen lebih di perhatikan dan diperketat terkait
jam operasi dan waktu operasi dari pedagang bermobil tersebut.
2.3.2 Pasar Satrya
a. Tinjauan Umum
Pasar Satrya merupakan pasar tradisional dan seni yang terdapat di kota
Denpasar selain pasar badung yang terkenal dengan pasar tradisionalnya dan pasar
kumbasari yang terkenal dengan pasar seninya. Pasar ini berdiri pada tahun 1978
dan terletak di Jl. Abimanyu Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur. Secara
umum pasar ini memiliki lingkup pelayanan terhadap masyarakat di sekitar desa
namun juga mencangkup masyarakat kota, sehingga pasar ini dapat digolongkan
sebagai pasar lokal. Pada gambar 2.18 menampilkan Lokasi Pasar Satrya.
Gambar 2.18 Lokasi Pasar Satrya
Sumber : www.googlemaps.com
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 25
b. Fasilitas dan Kondisi Pasar
Pasar Satrya ini memiliki luasan tanah 1.234 m2 dengan luasan bangunan
2.500 m2. Pasar ini terbagi atas 4 lantai. Lantai 1 dan 2 di fungsikan sebagai Los
dan kios pedagang, lantai 3 difungsikan sebagai Pusat seni, dan lantai 4 di
fungsikan sebagai kantor pengelola dan Koperasi. Pasar Satrya beroperasi hanya
dipagi hari. Pasar ini memulai aktivitasnya pada pukul 04.00 – 14.00 dengan
memiliki fasilitas utama seperti kios dengan jumlah 47 buah, los sejumlah 230
buah, dan pelataran sejumlah 38 buah. Berikut pada gambar 2.20 sampai gambar
2.28 penataan ruang dan kondisi dari fasilitas-fasilitas :
1. Kios
Gambar 2.19 Tampilan depan Pasar Satrya
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.20 Kios sembako
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.21 Kios patung atau art shop
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 26
2. Los
3. Koperasi dan Informasi
4. Tempat potong daging dan Kantor pengelola
Gambar 2.23 Los daging
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.22 Los rempah-rempah
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.24 Koperasi
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015 Gambar 2.25 Informasi
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.27 Kantor Pengelola
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Gambar 2.26 Tempat Potong Daging
Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 27
c. Permasalahan
Adapun permasalahan yang terdapat didalam Pasar Satrya ini ialah:
1. Kurangnya fasilitas parkir bagi pengunjung sehingga terkadang
menyebabkan kemacetan akibat parkir di badan jalan.
2. Minimnya pengawasan terhadap pedagang sehingga berjualan di areal
trotoar jalan
3. Kebersihan dalam pasar dan penataan komoditi yang berlebih dan kurang
tertata.
d. Implikasi terhadap Desain
Berdasarkan dari tinjauan objek tersebut diharapkan perencanaan pasar
sebaiknya memiliki fasilitas parkir sehingga tidak mempergunakan badan
jalan sebagai areal parkir pasar. selain hal tersebut pengawasan dan penertiban
terkait pedagang pasar lebih ditingkatkan agar penjual tidak berjualan di areal
luar pasar sehingga menyebabkan kemacetan dan kesan tidak teratur serta
perlunya sistem pengelolaan sampah bagi bangunan pasar yang bertingkat
agar lebih meminimalkan penumpukan sampah pada areal pasar seperti
penmanfaatan sistem shaft sampah
2.3.3 Pasar Anyarsari
a. Tinjauan Umum
Pasar Anyarsari merupakan pasar tradisional yang terletak di perbatasan
antara kecamatan Denpasar Barat dengan Denpasar Utara ini memperjualbelikan
buah-buahan dengan skala penjualan yang cukup banyak. Pasar ini berdiri pada
tahun 1994 dan terletak di Jl. Gn. Galunggung Padang Sambian, Kecamatan
Denpasar Barat. Secara umum pasar ini memiliki lingkup pelayanan terhadap
masyarakat di sekitar desa namun juga mencangkup masyarakat kota, sehingga
pasar ini dapat digolongkan sebagai pasar regional. Pada gambar 2.28
menampilkan lokasi dari Pasar Anyar Sari sebagai berikut.
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 28
b. Fasilitas dan Kondisi Pasar
Kondisi Pasar Anyarsari ini cukup ramai di datangi pengunjung. Fasilitas
dan keadaannya cukup baik, namun penataan parkir yang berada di sepanjang
jalan menuju kios cukup mengganggu sehingga terkadang terjadi kemacetan
akibat adanya parkir kendaraan tersebut. Pada gambar 2.39 dan 2.30 menampilkan
kondisi dan denah dari Pasar Anyarsari tersebut.
Gambar 2.29 Suasana Pasar Anyarsari
Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.28 Lokasi Pasar Anyarsari
Sumber : www.googlemaps.com
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 29
Pasar Anyarsari ini memiliki luasan tanah 20.900 m2 dengan luasan
bangunan 4.275,35 m2. Pasar ini tidak bertingkat namun memiliki massa
bangaunan lebih dari satu massa. Pasar ini dapat diakses melalui 2 jalur yaitu dari
Jalan Gn. Galunggung dan Jalan Kebo Iwa. Pasar Anyarsari atau sering disebut
sebagai Pasar Batu kandik ini beroperasi hanya dipagi hari. Pasar ini memulai
aktivitasnya pada pukul 04.00 – 14.00 untuk kios dan los yang berada di dalam
pasar namun untuk yang berada di sisi biasanya buka hingga pukul 18.00, Pasar
ini terdiri kios sejumlah 263 buah, los sejumlah 264 buah, dan pelataran sejumlah
59 buah, Selain itu pasar ini juga memiliki fasilitas Kantor Pengelola, Parkir, dan
Toilet Umum. Berikut denah dan kondisi dari fasilitas yang ada di pasar tersebut
seperti terlihat pada gambar 2.30 sampai 2.38.
Gambar 2.30 Denah Pasar Anyarsari
Sumber : Arsip PD. Pasar Kota Denpasar
2 2
2
4
4
8
4
6
7
8
9
1
3
2
5
KETERANGAN :
1. Pura Melanting
2. Kios dan Toko Buah
3. Pelataran
4. Los Sembako, Sayuran,
Jajanan Bali
5. Kios Sarana Upakara
6. Los Daging
7. Los Ikan
8. Pedagang Makanan jadi
9. Kantor pengelola dan
Koperasi
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 30
Adapun kondisi dari fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
1. Kios
2. Los
3. Pelataran dan Toilet Umum
Gambar 2.34 Los di Pasar Anyarsari
Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.33 Los Daging
Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.31 Kios buah-buahan
Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.32 Kios-kios di pasar
Anyarsari
Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.35 Pelataran
Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.36 Toilet Umum
Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 31
4. Area Parkir dan Kantor pengelola
c. Permasalahan
Adapun permasalahan yang terdapat didalam Pasar Anyarsari ini ialah:
1. Kurangnya pengawasan dan fasilitas parkir bagi pengunjung sehingga
terkadang pengunjung memarkir kendaraannya di depan kios pedagang.
2. Minimnya pengawasan waktu operasional terkait pedagang bermobil
sehingga menyebabkan bagian areal pasar sepi pengunjung.
3. Kebersihan dalam pasar dan penataan komoditi yang berlebih dan kurang
tertata.
d. Implikasi terhadap Desain
Berdasarkan dari tinjauan objek tersebut diharapkan perencanaan pasar
kedepannya lebih memperhatikan jumlah pedagang yang berjualan agar tidak
terjadi kepadatan jumlah pedagang atau over kapasitas di dalam areal pasar.
Fasilitas parkir pasar lebih diperhatikan agar pengunjung tidak memarkir
kendaraannya masuk kedalam areal utama pasar/areal jualan. Selain itu
pengawasan manajemen lebih di perhatikan dan diperketat terkait jam operasi
dan waktu operasi dari pedagang bermobil tersebut.
Gambar 2.38 Kantor Pengelola
Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.37 Area Parkir
Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 32
2.3.4 Pasar Sindhu Sanur
A. Tinjauan Umum
Pasar Sindhu merupakan pasar tradisional yang berada di daerah Sanur
Kecamatan Denpasar Timur. Pasar yang menjual kebutuhan sehari-hari ini
terletak di Jl. Danau Tamblingan, Desa Sindhu, Kelurahan Sanur. Secara umum
pasar ini memiliki lingkup pelayanan terhadap masyarakat di sekitar desa
sehingga pasar ini dapat digolongkan sebagai pasar lokal atau desa. Pada gambar
2.28 menampilkan lokasi dari Pasar Sindhu sebagai berikut.
B. Fasilitas dan Kondisi Pasar
Kondisi Pasar Sindhu ini cukup ramai di datangi pengunjung. Fasilitas dan
keadaannya cukup baik, penataan parkir yang berada di sepanjang jalan menuju
kios cukup mengganggu sehingga terkadang terjadi kemacetan akibat adanya
parkir kendaraan tersebut. Pada gambar 2.39 dan 2.30 menampilkan kondisi dan
denah dari Pasar Sindhu tersebut.
Gambar 2.28 Lokasi Pasar Sindhu
Sumber : www.googlemaps.com
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 33
Pasar Sindhu ini memiliki luasan tanah 5.200 m2 dengan luasan bangunan
3.700 m2 dan areal parkir 1.500 m
2. Pasar ini tidak bertingkat namun memiliki
massa bangaunan lebih dari satu massa. Pasar ini beroperasi hanya dipagi hari dan
malam hari. Pasar ini memulai aktivitasnya pada pukul 04.00 – 14.00 dan 16.00 –
22.00 untuk kios dan los yang berada di dalam pasar namun untuk yang berada di
sisi biasanya buka hingga pukul 18.00. Pasar ini terdiri kios sejumlah 87 buah, los
sejumlah 150 buah, Selain itu pasar ini juga memiliki fasilitas Pengolahan Sistem
Limbah Terpadu, Parkir, dan Toilet Umum. Berikut kondisi dari fasilitas yang ada
di pasar tersebut seperti terlihat pada gambar 2.30 sampai 2.38.
Gambar 2.30 Denah Pasar Sindhu
Sumber : Arsip Pasar Sindhu
2
6
4
7
1
3
KETERANGAN :
1. Pura Melanting
2. Kios/Toko
3. Pelataran
4. Los
5. Toilet
6. TPS
7. Pengolahan Sistem
Limbah Terpadu
2
2
2
2
2
4
4
4
4
5
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 34
Adapun kondisi dari fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
1. Kios
2. Los dan Pelataran
3. Toilet Umum dan TPS
Gambar 2.34 Pelataran Pasar Sindhu
Sumber : Observasi, 29 Januari 2016
Gambar 2.33 Los Pasar Sindhu
Sumber : Observasi, 29 Januari 2016
Gambar 2.31 Kios Kebutuhan Sehari-
hari
Sumber : Observasi, 29 Januari 2016
Gambar 2.32 Kios Pakaian
Sumber : Observasi, 29 Januari 2016
Gambar 2.35 Toilet Umum
Sumber : Observasi, 29 Januari 2016
Gambar 2.36 TPS Pasar Sindhu
Sumber : Observasi, 29 Januari 2016
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 35
4. Pengolahan Limbah dan Pura Melanting
c. Permasalahan
Adapun permasalahan yang terdapat didalam Pasar Sindhu ini ialah:
1. Perlunya penanaman vegetasi pada bagian parkir dan areal pasar.
2. Kebersihan dalam pasar dan penataan komoditi yang berlebih dan kurang
tertata.
d. Implikasi terhadap Desain
Berdasarkan dari tinjauan objek tersebut diharapkan perencanaan pasar
kedepannya lebih memperhatikan jumlah pedagang yang berjualan agar tidak
terjadi kepadatan jumlah pedagang atau over kapasitas di dalam areal pasar.
Fasilitas parkir pasar lebih diperhatikan agar pengunjung tidak memarkir
kendaraannya masuk kedalam areal utama pasar/areal jualan.
2.3.5 Kesimpulan terhadap Objek Sejenis
Berdasarkan dari tinjauan diatas, kesimpulan dari ketiga objek tersebut
menjelaskan fasilitas yang terdapat pada pasar tradisional, fungsi yang di wadahi,
komoditas, dan aktivitas yang diwadahi pada pasar tradisional tersebut dapat
dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Kesimpulan Objek Sejenis dan Pertimbangannya
No Aspek/Studi Pasar
Badung
Pasar Satrya Pasar
Anyarsari
Pasar
Sindhu
Pertimbangan
terhadap
desain
1 Jenis/Fungsi Pasar
Tradisional
Pasar Seni dan
Tradisional
Pasar
Tradisional
Pasar
Tradisional
Pasar
Tradisional
Gambar 2.38 Pura Melanting
Sumber : Observasi, 29 Januari 2016
Gambar 2.37 Pengolahan Limbah
Sumber : Observasi, 29 Januari 2016
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 36
(Pasar Kota) (Pasar Sub
Kota)
(Pasar Kota) (Pasar lokal/
Pasar desa)
(Pasar Sub
Kota)
Kecamatan
2 Fasilitas Kios, Los,
Pelataran,
Koperasi,
Informasi,
Kantor
Pengelola,
Parkir,
Klinik, Bank,
ATM, Pura
Kios dan Art
shop, Los,
Pelataran,
Koperasi,
Informasi,
Tempat
Pemotongan,
Kantor
Pengelola,
Parkir, Pura
Toko, Kios,
Los, Parkir,
Kantor
Pengelola,
Toilet
Umum, Pura
Toko, Kios,
Los, Parkir,
Kantor
Pengelola,
Toilet
Umum, Pura
Kios,Los,
Pelataran
Tempat
Pemotongan,Pel
ataran,Koperasi,
Informasi,
Kantor
Pengelola,
Parkir,
Klinik,Bank,
ATM, Pura
3 Komoditas/b
a-rang
dagangan
Sayuran,Jaja
nan,
Daging/ikan,
Sarana
upakara,Buah
, Sembako,
Kain dan
pakaian,
Aksesoris
Sayuran,
Daging,Sarana
upakara,
Buah,
Sembako,Kain
dan pakaian,
Patung dan
bingkai,
Topeng
Sayuran,Bua
h,Jajanan,
Daging, Ikan,
Sembako,
Pakaian
Sayuran,Bua
h,Jajanan,
Daging, Ikan,
Sembako,
Pakaian
Sayuran, Jajanan
Daging/ikan,
Sarana upakara,
Buah
Sembako, Kain
dan pakaian,
Aksesoris
4 Aktivitas Pasar Pagi
dan Malam
Pasar pagi Pasar Pagi Pasar Pagi
dan Malam
Pasar Pagi dan
Malam
5 Persyaratan
Ruang
Penghawaan
cukup,
namun
pencahayaan
dominan
pencahayaan
buatan.
Penghawaan
cukup dan
pencahayaan
buatan serta
alami
berimbang.
Penghawaan
cukup dan
pencahayaan
juga cukup
baik buatan
dan alami
berimbang.
Penghawaan
cukup dan
pencahayaan
juga cukup
baik buatan
dan alami
berimbang.
Mengoptimalka
n penghawaan
alami dan
pencahayaan
alami pada siang
hari serta buatan
pada malam
hari.
6 Zoning Zoning ruang
arah vertical
dan
horizontal
Zoning ruang
kearah vertical
saja.
Zoning
ruangan
hanya kearah
horizontal.
Zoning
ruangan
hanya kearah
horizontal..
Penggunaan
zoning kearah
vertical dan
horizontal.
7 Struktur Struktur
bangunan
atap baja dan
beton
bertulang.
Struktur atap
kayu dan
beton
bertulang.
Struktur atap
kayu dan baja
untuk
bangunan
baru dan
kolom beton.
Struktur
bangunan
atap baja
ringan dan
beton
bertulang.
Struktur atap
Baja dan beton
bertulang
dengan rencana
pondasi plat
lantai ataupun
tiang pancang.
8 Utilitas Perencanaan
utilitas sudah
baik melalui
shaft,namun
Perencanaan
utilitas cukup
baik dan
sistem
Sistem
utilitas cukup
walaupun
hanya 1
Sistem
utilitassangat
baik, bahkan
dalam
Penempatan
utilitas Nantinya
di letakan sesuai
zoning service
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 37
pengelolaan
sampah
masih buruk.
pengelolaan
sampahnya
juga cukup
baik.
lantai namun
untuk
sampah
masih kurang
baik.
pengolahan
sampah dan
limbahnya
dan pengelola
sehingga tidak
terlihat dari luar
ataupun oleh
pengunjung
pasar demi
aspek
kenyamanan dan
keamanan.
Kesimpulan dari ketiga objek tersebut memberikan pertimbangan terhadap
perencanaan seperti jenis barang yang diperjualbelikan mencakup lebih dari satu
jenis barang contohnya barang keperluan sehari-hari, aktivitas pasar di pagi dan di
malam hari karena berdasarkan studi banding masih kurangnya pasar yang
beroperasi saat dari sore hingga malam hari, dan jenis pasarnya ialah Pasar
Tradisional.
2.4 Spesifikasi Umum Proyek
Pada Spesifikasi umum ini, menjelaskan mengenai pengertian judul, fungsi,
tujuan dan sasaran, fasilitas, lingkup pelayanan, sistem pengelolaan,ruang
lingkup, aktivitas dan persyaratan lokasi.
2.4.1 Pengertian Judul
Berdasarkan penjelasan teori,bahwa perencanaan Pasar Tradisional ialah
suatu upaya merencanakan dan merancang bangunan yang berfungsi sebagai
pasar tradisional dengan dukungan dari pemerintah maupun swasta guna
meningkatkan kualitas pasar tradisional agar dapat berkembang serta
meningkatkan perekonomian masyarakat di kota Denpasar.
2.4.2 Fungsi
A. Ekonomi.
Pasar berfungsi sebagai penggerak perekonomian rakyat khususnya
masyarakat kecil dan menengah.
B. Sosial budaya
Pasar berfungsi sebagai sarana interaksi sosial yang bersifat informal dan
formal antara individu satu dengan yang lain secara langsung.
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 38
C. Arsitektur
Pasar dapat berfungsi sebagai media untuk menunjukan ciri khas arsitektur
kedaerahan yang menampilkan bentuk fisik ataupun langgam lokal daerah
Bali.
D. Rekreasi
Pasar dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi karena ada beberapa orang yang
datang kepasar hanya untuk melihat – lihat dan berwisata untuk memuaskan
keinginannya.
2.4.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan
- Menciptakan tempat perbelanjaan tradisional yang baru di kota Denpasar
- Memberikan wadah bagi pedagang skala kecil menegah untuk memperoleh
penghasilan
- Membantu program Pemerintah Pusat dan Daerah guna meningkatkan
kualitas dan penataan Pasar Tradisional dan meningkatkan perekonomian
masyarakat.
Sasaran dari perencanaan Pasar Tradisional ini adalah untuk
mempertahankan kelestarian dan meningkatan kualitas pasar tradisional
agar dapat tumbuh dan bersaing dengan pusat perbelanjaan milik swasta
yang saat ini terus berkembang.
2.4.4 Fasilitas
Sesuai dengan fungsi dan sifat kegiatannya, Pasar Tradisional memilki
fasilitas sebagai berikut.
A. Fasilitas Utama
Tersedianya tempat untuk penjual dan pembeli melakukan transaksi tawar
menawar barang dagangan. Seperti : kios, toko dan los.
B. Fasilitas Penunjang
Tersedianya tempat untuk melakukan sistem bongkar muat barang dan pos
keamanan.
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 39
C. Fasilitas Pendukung
Tersedianya ruangan pendukung aktivitas utama seperti : kantor pengelola,
toilet umum, pelayanan kesehatan, koperasi, tempat ibadah (pura), areal
parkir, sarana dan prasarana utilitas, dll.
2.4.5 Lingkup Pelayanan
Masyarakat umum yang bertempat tinggal di kota Denpasar atau sekitarnya
yang memiliki keinginan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan harga
yang terjangkau. Pasar yang direncanakan ialah Pasar Sub Kota dengan pelayanan
masyarakat desa.
2.4.6 Sistem Pengelolaan
Sistem pengelolaan Pasar Tradisional dikelola oleh Pemerintah kota
Denpasar, dalam hal ini instansi terkait Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar
(PD Pasar) ataupun menunjuk Kepala Pasar untuk mengelola pasar dan beberapa
instansi terkait baik negeri dan swasta serta peran serta masyarakat selaku
produsen (pedagang) dan konsumen (pembeli).
2.4.7 Ruang Lingkup
Mencakup bidang perdagangan, sosial masyarakat, dan pengembangan
perekonomian masyarakat kota melalui perencaraaan Pasar Tradisional tersebut.
2.4.8 Aktivitas dan Fasilitas
Adapun aktivitas yang dilakukan yaitu sebagai berikut.
Kegiatan transaksi tawar menawar antara penjual dan pembeli.
Kegiatan pengelolaan dan pengawasan sarana dan prasarana Pasar.
Kegiatan pelayanan masyarakat.
Kegiatan bongkar muat barang dagangan dan servis.
Adapun fasilitas yang dibutuhkan secara umum yaitu sebagai berikut.
Fasilitas Utama terkait Penjualan
Fasilitas Pengelolaan dan Pelayanan
Fasilitas Servis
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 40
2.4.9 Persyaratan Lokasi
Persyaratan lokasi yang harus dipenuhi dalam Pasar Tradisional ini dengan
pertimbangan :
1. Lokasi yang dipergunakan tanah milik Pemerintahan.
2. Lokasi yang termasuk kawasan perdagangan kota sesuai dengan RTRW kota.
3. Lokasi strategis dan tidak berada dalam lingkungan rawan bencana seperti :
tanah longsor, dekat sungai, dan banjir.
4. Lokasi mudah dicapai oleh masyarakat umum dan terjamin keamanannya.
Recommended