33
Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 8 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL Pada bab ini menjelaskan mengenai pemahaman terhadap judul proyek yang terdiri dari Pasar, Pasar tradisional, kajian objek sejenis, dan spesifikasi umum tentang perencanaan pasar tradisional. 2.1 Pemahaman Terhadap Pasar 2.1.1 Pengertian Pasar Menurut Permendag No. 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, menyatakan definisi pasar yaitu area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar adalah sebuah proses yang melaluinya para pembeli dan penjual berinteraksi untuk menentukan harga dan melakukan pertukaran barang dan jasa. (Gregory, 2013).

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL. BAB II.pdf · Menurut Permendag No. 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan ... pelayanan jasa, penitipan anak, koperasi ... Toilet Pemisahan

  • Upload
    vokien

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 8

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL

Pada bab ini menjelaskan mengenai pemahaman terhadap judul proyek

yang terdiri dari Pasar, Pasar tradisional, kajian objek sejenis, dan spesifikasi

umum tentang perencanaan pasar tradisional.

2.1 Pemahaman Terhadap Pasar

2.1.1 Pengertian Pasar

Menurut Permendag No. 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,

menyatakan definisi pasar yaitu area tempat jual beli barang dengan jumlah

penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar

tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.

Pasar adalah sebuah proses yang melaluinya para pembeli dan penjual

berinteraksi untuk menentukan harga dan melakukan pertukaran barang dan jasa.

(Gregory, 2013).

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 9

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar ialah

suatu tempat atau area jual/beli barang dan jasa yang didalamnya terjadi proses

interaksi yang melibatkan dua pihak yaitu penjual dan pembeli.

2.1.2 Fungsi Pasar

Fungsi pasar ialah sebagai tempat atau wadah terkait pelayanan bagi

masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu (Darwis, 1984) :

a. Ekonomi.

Pasar berfungsi sebagai tempat transaksi antara produsen dan konsumen yang

mewadahi kebutuhan sebagai demand dan supply.

b. Sosial budaya

Pasar berfungsi sebagai sarana interaksi sosial yang bersifat informal dan

formal antara individu satu dengan yang lain secara langsung.

c. Arsitektur

Pasar dapat berfungsi sebagai media untuk menunjukan ciri khas arsitektur

kedaerahan yang menampilkan bentuk fisik ataupun ornament lokal daerah.

d. Rekreasi

Pasar dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi karena ada beberapa orang yang

datang kepasar hanya untuk melihat – lihat dan berwisata untuk memuaskan

keinginannya.

2.1.3 Jenis dan Klasifikasi Pasar

Adapun penjelasan terkait jenis dan klasifikasi dan pasar ditinjau dari dua

hal yaitu (Sudiasa, 2011: 8):

1. Pasar ditinjau dari kegiatannya.

a. Pasar Tradisional

Pasar Tradisional merupakan tempat transaksi antara penjual dan

pembeli secara langsung. tempat berjualannya terdiri dari kios-kios atau gerai,

los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual ataupun dari pengelola

pasar. Pasar Tradisional umumnya menjual keperluan kebutuhan sehari-hari,

seperti: bahan makanan, sayuran, telur, daging, jajanan tradisional, buah,

keperluan upacara agama, dll. Sistem transaksi yang dipergunakan pada Pasar

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 10

Tradisional ialah proses tawar menawar dengan interaksi langsung antara

penjual dan pembeli untuk menentukan harga dan jumlah yang sesuai dan

disepakati bersama.

b. Pasar Modern

Pasar Modern merupakan tempat transaksi antara penjual dan pembeli

secara tidak langsung. Pada pasar modern pembeli melayani kebutuhannya

sendiri dengan mengambil keperluannya di tempat yang sudah di tata

sebelumnya. Kemudian harga barang juga sudah tercantum pada tabel yang

terdapat pada rak/tempat barang tersebut diletakan dan harga tersebut

merupakan harga pasti, yang tidak dapat ditawar.

2. Pasar ditinjau dari jenis dagangannya

a. Pasar Umum

Pasar Umum adalah pasar yang menjual atau menawarkan lebih dari satu

jenis barang dagangan. Dagangan yang ditawarkan ialah meliputi

keperluan dan kebutuhan sehari-hari.

b. Pasar Khusus

Pasar Khusus adalah pasar yang menjual atau menawarkan sejenis atau

beberapa barang dagangannya berserta kelengkapannya.

3. Pasar berdasarkan radius pelayanannya

a. Pasar Kota (regional) adalah pasar yang berada di pusat kota dengan

radius lingkup pelayanannya mencapai seluruh wilayah kota dan berada di

akses jalan regional kota.

b. Pasar Sub Kota adalah pasar yang berada di wilayah pusat kota dan berada

dekat dengan jalan utama dengan radius pelayanan 1600-2000 m.

c. Pasar Lokal adalah pasar yang berada di tengah daerah dengan lingkup

pelayanan 500-700 m dan mobilitas penduduk berkisar 40.000-60.000

orang.

d. Pasar Lingkungan adalah pasar yang berada di radius perumahan ataupun

lingkungan tertenru dengan lingkup pelayanan 200-400 m.

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 11

2.2 Pemahanan Terhadap Pasar Tradisional

2.2.1 Pengertian Pasar Tradisional

Permendag No. 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,

menyatakan definisi Pasar Tradisional ialah pasar yang dibangun dan dikelola

oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan

Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha

berupa toko, kios, los, tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,

menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal

kecil dan dengan proses jual beli dagangan secara melalui tawar menawar.

Sehingga dari pengertian tersebut pasar tradisional ialah suatu tempat

usaha yang terdiri dari los, kios dan toko yang dibangun di tanah milik pemerintah

dan di miliki oleh pedagang skala kecil dan menengah dengan transaksi secara

tawar menawar.

2.2.2 Karakteristik Pasar Tradisional.

Berdasarkan Permendagri No.20 Tahun 2012 tentang Peraturan dan

Pemberdayaan Pasar Tradisional, menyatakan karakteristik dari pasar tradisional

adalah sebagai berikut:

1. Pasar Tradisional dimiliki, dibangun atau dikelola oleh pemerintah daerah.

2. Transaksi dilakukan secara tawar menawar.

3. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.

4. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan baku lokal.

2.2.3 Waktu Operasional Pasar Tradisional

Menurut waktu kegiatannya, pasar umumnya digolongkan menjadi 4 jenis,

yaitu :

1. Pasar pagi hari yang beroperasi dari jam 04.00-16.00.

2. Pasar malam hari yang beroperasi dari jam 16.00-04.00

3. Pasar siang malam yang beroperasi 24 jam non stop.

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 12

4. Pasar Darurat, ialah pasar yang menggunakan jalanan umum atau tempat

umum tertentu atas penetapan kepala daerah dan diadakan pada saat

peringatan hari-hari tertentu. Seperti : pasar murah.

2.2.4 Komponen Pasar Tradisional

1. Pelaku Kegiatan

Adapun pelaku kegiatan di pasar antara lain sebagai berikut (Pramono, 2011 :

94):

a. Pedagang

Pedagang pasar adalah pihak ketiga yang melakukan kegiatan dengan

menjual atau membeli barang dan jasa yang menggunakan pasar sebagai

tempat kegiatannya. Pada tabel 2.1 dijelaskan jenis pedagang berdasarkan

kriterianya

No Kriteria Jenis Pedagang

1 Menurut jumlah pelaku Pedagang individu

Pedagang gabungan

2 Menurut jenis kegiatan Pedagang formal

Pedagang informal

3 Menurut modal Pedagang modal kecil

Pedagang modal sedang

Pedagang modal cukup

Pedagang modal besar

4 Menurut status Pedagang tetap

Pedaganag temporer

5 Menurut tempat asal Pedagang desa

Pedagang kota

6 Menurut cara penyaluran Pedagang eceran

Pedagang grosir

Pedagang pengumpul

7 Menurut jangkauan pelayanan Pedagang regional

Pedagang kota

Pedagang wilayah

8 Menurut cara pelayanan Pedagang langsung

Pedagang tidak langsung

9 Menurut materi dagangan Pedagang barang real

Pedagang barang jasa

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Pedagang Pasar

Sumber : Pramono, Ananta H, dkk. 2011. Menahan Serbuan Pasar

Modern. hal. 94

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 13

b. Pembeli

Pembeli atau konsumen ialah semua golongan yang memiliki tujuan untuk

mendapatkan barang keperluan dengan harga murah dan dengan pelayanan

langsung.

c. Penunjang

Penunjang Pasar ialah:

Pemerintah sebagai pemberi izin berdiri dan beroperasinya pasar serta

sebagai pengelola pasar.

Swasta pedagang penyewa tempat, pelaksana pembangunan pasar.

Pengelola melaksanakan pembangunan, pengelola pemasaran tempat,

pengelola kebersihan, pengelola distribusi barang dan stabilitas harga.

Bank/Koperasi memperlancar kegiatan ekonomi.

2.2.5 Kegiatan Pasar Tradisional

Kegiatan pasar tradisional dapat di golongkan sebagai berikut (Roosdiana,

2013: 25):

1. Kegiatan Umum dalam Pasar Tradisional

Kegiatan Perdagangann di pasar pada umumnya terdiri dari:

A. Kegiatan penyaluran materi perdagangan.

1. Sirkulasi, Transportasi dan dropping barang.

2. Distribusi barang dagangan kesetiap unit penjualan di dalam pasar.

B. Kegiatan Pelayanan jual beli meliputi:

1. Kegiatan jual-beli antara pedagang dengan konsumen

2. Kegiatan penyimpanan barang dagangan.

3. Kegiatan pergerakan dan perpidahan pengujung:

- Dari luar lingkungan ke dalam bangunan pasar.

- Dari unit penjualan ke unit penjualan (dari jalur lintasan jual-beli)

C. Kegiatan transportasi pencapaian dari-hingga ke lokasi bangunan pasar.

D. Kegiatan pelayanan atau servis atau penunjang:

1. Pelayanan bank

2. Pelayanan pembersihan

3. Pelayanan pemeliharaan

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 14

2.2.6 Fasilitas Pasar Tradisional

Adapun fasilitas pasar tradisioanal ialah sebagai berikut:

a. Elemen utama

Elemen utama pada pasar terbagi menjadi 2 yaitu : elemen ruang terbuka

yang dipergunakan sebagai tempat los pedagang non permanen atau

sebagai areal parkir dan elemen ruang tertutup ialah ruangan yang tertutup

atap namun tidak tertutup sepenuhnya oleh didinding atau penyekat

ruangan. Contohnya: toko, kios, los, dasaran, kamar mandi, dan gudang.

b. Elemen penunjang

Adapun yang termasuk elemen penunjang ialah area bongkar muat barang

dagangan dan pos jaga.

c. Elemen Pendukung

Adapun yang termasuk elemen pendukung antara lain: pusat pelayanan

kesehatan, kantor pengelola pasar, pelayanan jasa, penitipan anak, koperasi

pasar, dan tempat ibadah.

d. Jaringan utilitas

Jaringan utilitas pada pasar ialah saluran listrik, air bersih, hydrant,

komunikasi, dan sampah. Selain itu terdapat pula saluran air kotor dan

limbah.

e. Area Parkir.

f. Fasilitas sosial.

Fasilitas sosial yang terdapat pada pasar tradisional ialah teras yang

berfungsi sebagai interaksi sosial, selain itu vegetasi juga dapat

digolongkan fasilitas sosial sebagai tempat berteduh dan menjalin interaksi

sosial di pasar.

2.2.7 Perencanaan Tapak Bangunan Pasar

Berdasarkan Permendag No. 86 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan

menyatakan Perencanaan Tapak Bangunan Pasar terdiri atas:

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 15

Gambar 2.1 Contoh Konsep Perencanaan Tapak Pasar

Sumber : Permendag, No. 86 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan

1. Kebutuhan Ruang Pasar

Dalam penataan tapak pasar identifikasi terhadap kebutuhan ruang pasar

memperhatikan jumlah pelaku di pasar. Ruang yang sebaiknya disediakan

dalam pasar ialah: bangunan utama los dan/kios, kemudian sarana penunjang

Toilet/MCK, tempat pembuangan sampah, sarana ibadah, dan pendukung

lainnya pos keamanan dan parkir area parkir, dan kantor pengelola pasar.

Adapun contoh tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

Kebutuhan utama ruang dalam pasar dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kios/Los Pasar, dengan penataan kios baik, antara lain:

1. Letak kios tidak menutupi arah angin dan sumber cahaya, seperti terlihat

pada gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Contoh perencanaan Kios

Sumber : Permendag, No. 86 Tahun 2012.

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 16

2. Letak kios sebagai pembatas antara jalan umum dan are pasar dapat dibuat

2 muka, seperti terlihat pada gambar 2.3 berikut.

3. Letak kios yang berbatasan dengan kavling tanah hak orang sebiknya di

buat satu muka, seperti terlihat pada gambar 2.4 berikut.

4. Memperhatikan letak sirkulasi pembuangan air kotor melalui pembuatan

saluran drainase yang baik.

b. Sarana Penunjang Pasar

Penataan sarana penunjang pasar, meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Kantor Pengelola

Letaknya dapat dijangkau pedagang dan pengunjung, dan memiliki papan

penanda identitas.

Gambar 2.3 Contoh Kios 2 muka

Sumber : Permendag, No. 86 Tahun 2012

Gambar 2.4 Contoh Kios 1 muka

Sumber : Permendag, No. 86 Tahun 2012

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 17

2. Toilet

Pemisahan toilet laki dan perempuan dengan papan penanda identitas (sign

board).

3. Tempat Penampungan Sampah Sementara dan Tempat Sampah

Tempat penampungan sampah sementara memiliki volume yang dapat

menampung seluruh sampah pasar perhari dan diletakan jauh dari aktivitas

pasar.

4. Area parkir.

Jika Luasan pasar memungkinkan area parkir berada tidak jauh dari akses

masuk utama dan ada perbedaan parkir pedagang.

5. Tempat ibadah

Ditempatkan di salah satu sudut pasar yang strategis dan apabila

memungkinkan lokasinya berjauhan dengan aktivitas jual beli di pasar.

6. Pos keamanan

Ditempatkan dekat pintu masuk dan keluar.

2. Sirkulasi Udara dan Pencahayaan

Hal lain dalam pengaturan tapak adalah terkait dengan sirkulasi udara dan

pencahayaan, antara lain:

a. Posisi bangunan kios atau los dalam pasar jika memungkinkan disesuaikan

dengan arah mata angina yang bertiup sehingga dapat membuat udara di

sekitar pasar dapat mengalir dengan baik.

b. Pencahayaan dalam bangunan pasar hendaknya mengoptimalkan

pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber pencahayaan bagi ruang di

pasar.

c. Aspek pencahayaan selain memperhatikan kenyamanan pengunjung

sebaiknya juga menghemat energy dengan tidak menggunakan listrik

secara berlebihan.

3. Struktur dan Bentuk Bangunan Fisik pasar.

Dalam desain struktur dan bentuk bangunan pasar, konsep desain yang pasar

yang disarankan ialah terbuka, dengan pertimbangan sebgai berikut:

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 18

a. Memudahkan dalam pemeliharaan pasar.

b. Mendapatkan pencahayaan matahari secara optimal dalam pasar.

c. Memberikan keleluasaan kepada pengunjung karena pengunjung berada di

sisi luar bangunan yang langsung bersinggungan dengan udara luar.

Sedangkan untuk pembangunan bagian kios dan los hendaknya berdasarkan

dengan aspek-aspek sebagai berikut:

a. Desain sederhana, efisien, memenuhi kebutuhan fungsional tetapi tetap

mempertimbangankan unsur kedaerahan yang dapat di kembangkan secara

bersama-sama dan mudah diimplementasikan (dalam pelaksanaannya

mudah diterapkan).

b. Memudahkan pemeliharaan atas bangunan yang akan dikembangkan.

c. Biaya pengembangan pemeliharaan yang di keluarkan sangat efisien dan

efektif.

2.3 Kajian Objek Sejenis

Pada kajian objek sejenis ini bertujuan agar memperoleh informasi secara

langsung mengenai pasar tradisional dengan cara observasi kelapangan, selain

memperoleh informasi dari studi literatur. Dalam kajian objek sejenis terdapat

aspek yang ditekankan dapt diperoleh seperti: fasilitas yang mewadahi kegiatan

dan aktivitas yang terdapat di pasar tradisional tersebut. Adapun objek sejenis

yang distudi banding antara lain:

2.3.1 Pasar Badung

a. Tinjauan Umum

Pasar Badung merupakan pasar tradisional yang cukup terkenal di Bali.

pasar ini berdiri pada tahun 2000 dan terletak di Jl. Sulawesi. No.1 Dauh Puri,

Kecamatan Denpasar Barat. Sisi utara pasar berbatasan Jalan Gajah Mada, sisi

timur berbatasan dengan Jalan Sulawesi, sisi barat dan selatan berbatasan dengan

aliran sungai Tukad Badung. Secara umum pasar ini memiliki lingkup pelayanan

terhadap masyarakat kota Denpasar dan sekitarnya., sehingga pasar ini dapat

digolongkan sebagai pasar lokal dan regional. Pada gambar 2.5 dan 2.6

menjelaskan lokasi dan letak dari Pasar Badung tersebut.

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 19

b. Fasilitas dan Kondisi Pasar

Terkait fasilitas dan kondisi pasar badung termasuk pasar yang memiiliki

fasilitas cukup lengkap Hal tersebut terlihat dari pengunjunga yang hamper setiap

hari memadati pasar tersebut untuk memperoleh kebutuhan sehari-harinya. Pada

gambar 2.7 menjelaskan layout dari Pasar Badung dan beberapa fasilitas yang

berada di lantai 1 antara lain sebagai berikut.

Gambar 2.5 Peta Denpasar

Sumber : www.google.com

Gambar 2.6 Lokasi Pasar Badung

Sumber : www.googlemaps.com

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 20

Pada gambar diatas memperlihatkan ruang-runag yang berada dilantai 1

ialah fasilitas yang sifatnya lebih utama di cari dalam kebutuhan sehari-hari dari

Los Daging

Los Sayuran

Koperasi

Pura Melanting

Parkir

Toilet

Umum

Gambar 2.7 Layout Pasar Badung

Sumber : Arsip PD. Pasar Kota Denpasar

Area Bongkar

Muat

Los Ikan

Los Buah Los Jajanan

Bali

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 21

pengunjung pasar. Selain penataan ruang, tampilan depan dan kondisi dari Pasar

Badung tersebut dapat dilihat pada gambar 2.8 sebagai berikut.

Pasar Badung ini memiliki luasan tanah 6.230 m2 dengan luasan bangunan

8.016 m2. Pasar ini terbagi atas 4 lantai dan 1 lantai basement. Selain itu, Pasar

badung memiliki fasilitas yang berbeda di setiap lantainya seperti terlihat pada

gambar 2.9 berikut.

Pasar Badung ini jam operasi dipagi hari dan dimalam hari. Untuk dipagi

hari pasar badung ini buka mulai pukul 03.00 – 13.00 dengan memiliki fasilitas

utama seperti kios dengan jumlah 306 buah, los sejumlah 1372 buah, sedangkan

Gambar 2.9 Papan Informasi Pasar badung

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.8 Tampilan Pasar Badung

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 22

untuk dimalam hari beroperasi mulai dari pukul 14.00 – 00.00 pasar ini memiliki

pelataran sejumlah 289 buah. Selain itu pasar ini juga memiliki fasilitas kantor PD

Pasar Kota Denpasar, ruang informasi, koperasi, klinik, bank, ATM center, Toilet

umum, area parkir basement dll.

Adapun kondisi dari fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:

1. Kios

2. Los

Gambar 2.13 Los Sayuran

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.12 Los Ikan

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.10 Kios-kios kain dan pakaian

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.11 Kios-kios sarana upakara

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 23

3. Koperasi dan ATM Center

4. Area Parkir

c. Permasalahan

Adapun permasalahan yang terdapat didalam pasar badung ini ialah:

1. Padatnya jumlah pedagang yang berjualan pada areal pasar.

2. Minimnya pengawasan terhadap pedagang bermobil.

3. Kebersihan dalam pasar dan penataan komoditi yang berlebih dan kurang

tertata.

4. Areal dalam pasar terkesan sempit dan sesak karena minimnya

penghawaan dan ruang atau sirkulasi.

Gambar 2.14 Koperasi

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.15 ATM Center

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.17 Parkir Basement

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.16 Parkir luar

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 24

d. Implikasi terhadap Desain

Berdasarkan dari tinjauan objek tersebut diharapkan perencanaan pasar

kedepannya lebih memperhatikan jumlah pedagang yang berjualan agar tidak

terjadi kepadatan jumlah pedagang atau over kapasitas di dalam areal pasar.

Selain itu pengawasan manajemen lebih di perhatikan dan diperketat terkait

jam operasi dan waktu operasi dari pedagang bermobil tersebut.

2.3.2 Pasar Satrya

a. Tinjauan Umum

Pasar Satrya merupakan pasar tradisional dan seni yang terdapat di kota

Denpasar selain pasar badung yang terkenal dengan pasar tradisionalnya dan pasar

kumbasari yang terkenal dengan pasar seninya. Pasar ini berdiri pada tahun 1978

dan terletak di Jl. Abimanyu Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur. Secara

umum pasar ini memiliki lingkup pelayanan terhadap masyarakat di sekitar desa

namun juga mencangkup masyarakat kota, sehingga pasar ini dapat digolongkan

sebagai pasar lokal. Pada gambar 2.18 menampilkan Lokasi Pasar Satrya.

Gambar 2.18 Lokasi Pasar Satrya

Sumber : www.googlemaps.com

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 25

b. Fasilitas dan Kondisi Pasar

Pasar Satrya ini memiliki luasan tanah 1.234 m2 dengan luasan bangunan

2.500 m2. Pasar ini terbagi atas 4 lantai. Lantai 1 dan 2 di fungsikan sebagai Los

dan kios pedagang, lantai 3 difungsikan sebagai Pusat seni, dan lantai 4 di

fungsikan sebagai kantor pengelola dan Koperasi. Pasar Satrya beroperasi hanya

dipagi hari. Pasar ini memulai aktivitasnya pada pukul 04.00 – 14.00 dengan

memiliki fasilitas utama seperti kios dengan jumlah 47 buah, los sejumlah 230

buah, dan pelataran sejumlah 38 buah. Berikut pada gambar 2.20 sampai gambar

2.28 penataan ruang dan kondisi dari fasilitas-fasilitas :

1. Kios

Gambar 2.19 Tampilan depan Pasar Satrya

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.20 Kios sembako

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.21 Kios patung atau art shop

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 26

2. Los

3. Koperasi dan Informasi

4. Tempat potong daging dan Kantor pengelola

Gambar 2.23 Los daging

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.22 Los rempah-rempah

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.24 Koperasi

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015 Gambar 2.25 Informasi

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.27 Kantor Pengelola

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Gambar 2.26 Tempat Potong Daging

Sumber : Observasi, 7 Oktober 2015

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 27

c. Permasalahan

Adapun permasalahan yang terdapat didalam Pasar Satrya ini ialah:

1. Kurangnya fasilitas parkir bagi pengunjung sehingga terkadang

menyebabkan kemacetan akibat parkir di badan jalan.

2. Minimnya pengawasan terhadap pedagang sehingga berjualan di areal

trotoar jalan

3. Kebersihan dalam pasar dan penataan komoditi yang berlebih dan kurang

tertata.

d. Implikasi terhadap Desain

Berdasarkan dari tinjauan objek tersebut diharapkan perencanaan pasar

sebaiknya memiliki fasilitas parkir sehingga tidak mempergunakan badan

jalan sebagai areal parkir pasar. selain hal tersebut pengawasan dan penertiban

terkait pedagang pasar lebih ditingkatkan agar penjual tidak berjualan di areal

luar pasar sehingga menyebabkan kemacetan dan kesan tidak teratur serta

perlunya sistem pengelolaan sampah bagi bangunan pasar yang bertingkat

agar lebih meminimalkan penumpukan sampah pada areal pasar seperti

penmanfaatan sistem shaft sampah

2.3.3 Pasar Anyarsari

a. Tinjauan Umum

Pasar Anyarsari merupakan pasar tradisional yang terletak di perbatasan

antara kecamatan Denpasar Barat dengan Denpasar Utara ini memperjualbelikan

buah-buahan dengan skala penjualan yang cukup banyak. Pasar ini berdiri pada

tahun 1994 dan terletak di Jl. Gn. Galunggung Padang Sambian, Kecamatan

Denpasar Barat. Secara umum pasar ini memiliki lingkup pelayanan terhadap

masyarakat di sekitar desa namun juga mencangkup masyarakat kota, sehingga

pasar ini dapat digolongkan sebagai pasar regional. Pada gambar 2.28

menampilkan lokasi dari Pasar Anyar Sari sebagai berikut.

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 28

b. Fasilitas dan Kondisi Pasar

Kondisi Pasar Anyarsari ini cukup ramai di datangi pengunjung. Fasilitas

dan keadaannya cukup baik, namun penataan parkir yang berada di sepanjang

jalan menuju kios cukup mengganggu sehingga terkadang terjadi kemacetan

akibat adanya parkir kendaraan tersebut. Pada gambar 2.39 dan 2.30 menampilkan

kondisi dan denah dari Pasar Anyarsari tersebut.

Gambar 2.29 Suasana Pasar Anyarsari

Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.28 Lokasi Pasar Anyarsari

Sumber : www.googlemaps.com

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 29

Pasar Anyarsari ini memiliki luasan tanah 20.900 m2 dengan luasan

bangunan 4.275,35 m2. Pasar ini tidak bertingkat namun memiliki massa

bangaunan lebih dari satu massa. Pasar ini dapat diakses melalui 2 jalur yaitu dari

Jalan Gn. Galunggung dan Jalan Kebo Iwa. Pasar Anyarsari atau sering disebut

sebagai Pasar Batu kandik ini beroperasi hanya dipagi hari. Pasar ini memulai

aktivitasnya pada pukul 04.00 – 14.00 untuk kios dan los yang berada di dalam

pasar namun untuk yang berada di sisi biasanya buka hingga pukul 18.00, Pasar

ini terdiri kios sejumlah 263 buah, los sejumlah 264 buah, dan pelataran sejumlah

59 buah, Selain itu pasar ini juga memiliki fasilitas Kantor Pengelola, Parkir, dan

Toilet Umum. Berikut denah dan kondisi dari fasilitas yang ada di pasar tersebut

seperti terlihat pada gambar 2.30 sampai 2.38.

Gambar 2.30 Denah Pasar Anyarsari

Sumber : Arsip PD. Pasar Kota Denpasar

2 2

2

4

4

8

4

6

7

8

9

1

3

2

5

KETERANGAN :

1. Pura Melanting

2. Kios dan Toko Buah

3. Pelataran

4. Los Sembako, Sayuran,

Jajanan Bali

5. Kios Sarana Upakara

6. Los Daging

7. Los Ikan

8. Pedagang Makanan jadi

9. Kantor pengelola dan

Koperasi

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 30

Adapun kondisi dari fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:

1. Kios

2. Los

3. Pelataran dan Toilet Umum

Gambar 2.34 Los di Pasar Anyarsari

Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.33 Los Daging

Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.31 Kios buah-buahan

Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.32 Kios-kios di pasar

Anyarsari

Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.35 Pelataran

Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.36 Toilet Umum

Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 31

4. Area Parkir dan Kantor pengelola

c. Permasalahan

Adapun permasalahan yang terdapat didalam Pasar Anyarsari ini ialah:

1. Kurangnya pengawasan dan fasilitas parkir bagi pengunjung sehingga

terkadang pengunjung memarkir kendaraannya di depan kios pedagang.

2. Minimnya pengawasan waktu operasional terkait pedagang bermobil

sehingga menyebabkan bagian areal pasar sepi pengunjung.

3. Kebersihan dalam pasar dan penataan komoditi yang berlebih dan kurang

tertata.

d. Implikasi terhadap Desain

Berdasarkan dari tinjauan objek tersebut diharapkan perencanaan pasar

kedepannya lebih memperhatikan jumlah pedagang yang berjualan agar tidak

terjadi kepadatan jumlah pedagang atau over kapasitas di dalam areal pasar.

Fasilitas parkir pasar lebih diperhatikan agar pengunjung tidak memarkir

kendaraannya masuk kedalam areal utama pasar/areal jualan. Selain itu

pengawasan manajemen lebih di perhatikan dan diperketat terkait jam operasi

dan waktu operasi dari pedagang bermobil tersebut.

Gambar 2.38 Kantor Pengelola

Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.37 Area Parkir

Sumber : Observasi, 9 Oktober 2015

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 32

2.3.4 Pasar Sindhu Sanur

A. Tinjauan Umum

Pasar Sindhu merupakan pasar tradisional yang berada di daerah Sanur

Kecamatan Denpasar Timur. Pasar yang menjual kebutuhan sehari-hari ini

terletak di Jl. Danau Tamblingan, Desa Sindhu, Kelurahan Sanur. Secara umum

pasar ini memiliki lingkup pelayanan terhadap masyarakat di sekitar desa

sehingga pasar ini dapat digolongkan sebagai pasar lokal atau desa. Pada gambar

2.28 menampilkan lokasi dari Pasar Sindhu sebagai berikut.

B. Fasilitas dan Kondisi Pasar

Kondisi Pasar Sindhu ini cukup ramai di datangi pengunjung. Fasilitas dan

keadaannya cukup baik, penataan parkir yang berada di sepanjang jalan menuju

kios cukup mengganggu sehingga terkadang terjadi kemacetan akibat adanya

parkir kendaraan tersebut. Pada gambar 2.39 dan 2.30 menampilkan kondisi dan

denah dari Pasar Sindhu tersebut.

Gambar 2.28 Lokasi Pasar Sindhu

Sumber : www.googlemaps.com

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 33

Pasar Sindhu ini memiliki luasan tanah 5.200 m2 dengan luasan bangunan

3.700 m2 dan areal parkir 1.500 m

2. Pasar ini tidak bertingkat namun memiliki

massa bangaunan lebih dari satu massa. Pasar ini beroperasi hanya dipagi hari dan

malam hari. Pasar ini memulai aktivitasnya pada pukul 04.00 – 14.00 dan 16.00 –

22.00 untuk kios dan los yang berada di dalam pasar namun untuk yang berada di

sisi biasanya buka hingga pukul 18.00. Pasar ini terdiri kios sejumlah 87 buah, los

sejumlah 150 buah, Selain itu pasar ini juga memiliki fasilitas Pengolahan Sistem

Limbah Terpadu, Parkir, dan Toilet Umum. Berikut kondisi dari fasilitas yang ada

di pasar tersebut seperti terlihat pada gambar 2.30 sampai 2.38.

Gambar 2.30 Denah Pasar Sindhu

Sumber : Arsip Pasar Sindhu

2

6

4

7

1

3

KETERANGAN :

1. Pura Melanting

2. Kios/Toko

3. Pelataran

4. Los

5. Toilet

6. TPS

7. Pengolahan Sistem

Limbah Terpadu

2

2

2

2

2

4

4

4

4

5

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 34

Adapun kondisi dari fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:

1. Kios

2. Los dan Pelataran

3. Toilet Umum dan TPS

Gambar 2.34 Pelataran Pasar Sindhu

Sumber : Observasi, 29 Januari 2016

Gambar 2.33 Los Pasar Sindhu

Sumber : Observasi, 29 Januari 2016

Gambar 2.31 Kios Kebutuhan Sehari-

hari

Sumber : Observasi, 29 Januari 2016

Gambar 2.32 Kios Pakaian

Sumber : Observasi, 29 Januari 2016

Gambar 2.35 Toilet Umum

Sumber : Observasi, 29 Januari 2016

Gambar 2.36 TPS Pasar Sindhu

Sumber : Observasi, 29 Januari 2016

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 35

4. Pengolahan Limbah dan Pura Melanting

c. Permasalahan

Adapun permasalahan yang terdapat didalam Pasar Sindhu ini ialah:

1. Perlunya penanaman vegetasi pada bagian parkir dan areal pasar.

2. Kebersihan dalam pasar dan penataan komoditi yang berlebih dan kurang

tertata.

d. Implikasi terhadap Desain

Berdasarkan dari tinjauan objek tersebut diharapkan perencanaan pasar

kedepannya lebih memperhatikan jumlah pedagang yang berjualan agar tidak

terjadi kepadatan jumlah pedagang atau over kapasitas di dalam areal pasar.

Fasilitas parkir pasar lebih diperhatikan agar pengunjung tidak memarkir

kendaraannya masuk kedalam areal utama pasar/areal jualan.

2.3.5 Kesimpulan terhadap Objek Sejenis

Berdasarkan dari tinjauan diatas, kesimpulan dari ketiga objek tersebut

menjelaskan fasilitas yang terdapat pada pasar tradisional, fungsi yang di wadahi,

komoditas, dan aktivitas yang diwadahi pada pasar tradisional tersebut dapat

dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2 Kesimpulan Objek Sejenis dan Pertimbangannya

No Aspek/Studi Pasar

Badung

Pasar Satrya Pasar

Anyarsari

Pasar

Sindhu

Pertimbangan

terhadap

desain

1 Jenis/Fungsi Pasar

Tradisional

Pasar Seni dan

Tradisional

Pasar

Tradisional

Pasar

Tradisional

Pasar

Tradisional

Gambar 2.38 Pura Melanting

Sumber : Observasi, 29 Januari 2016

Gambar 2.37 Pengolahan Limbah

Sumber : Observasi, 29 Januari 2016

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 36

(Pasar Kota) (Pasar Sub

Kota)

(Pasar Kota) (Pasar lokal/

Pasar desa)

(Pasar Sub

Kota)

Kecamatan

2 Fasilitas Kios, Los,

Pelataran,

Koperasi,

Informasi,

Kantor

Pengelola,

Parkir,

Klinik, Bank,

ATM, Pura

Kios dan Art

shop, Los,

Pelataran,

Koperasi,

Informasi,

Tempat

Pemotongan,

Kantor

Pengelola,

Parkir, Pura

Toko, Kios,

Los, Parkir,

Kantor

Pengelola,

Toilet

Umum, Pura

Toko, Kios,

Los, Parkir,

Kantor

Pengelola,

Toilet

Umum, Pura

Kios,Los,

Pelataran

Tempat

Pemotongan,Pel

ataran,Koperasi,

Informasi,

Kantor

Pengelola,

Parkir,

Klinik,Bank,

ATM, Pura

3 Komoditas/b

a-rang

dagangan

Sayuran,Jaja

nan,

Daging/ikan,

Sarana

upakara,Buah

, Sembako,

Kain dan

pakaian,

Aksesoris

Sayuran,

Daging,Sarana

upakara,

Buah,

Sembako,Kain

dan pakaian,

Patung dan

bingkai,

Topeng

Sayuran,Bua

h,Jajanan,

Daging, Ikan,

Sembako,

Pakaian

Sayuran,Bua

h,Jajanan,

Daging, Ikan,

Sembako,

Pakaian

Sayuran, Jajanan

Daging/ikan,

Sarana upakara,

Buah

Sembako, Kain

dan pakaian,

Aksesoris

4 Aktivitas Pasar Pagi

dan Malam

Pasar pagi Pasar Pagi Pasar Pagi

dan Malam

Pasar Pagi dan

Malam

5 Persyaratan

Ruang

Penghawaan

cukup,

namun

pencahayaan

dominan

pencahayaan

buatan.

Penghawaan

cukup dan

pencahayaan

buatan serta

alami

berimbang.

Penghawaan

cukup dan

pencahayaan

juga cukup

baik buatan

dan alami

berimbang.

Penghawaan

cukup dan

pencahayaan

juga cukup

baik buatan

dan alami

berimbang.

Mengoptimalka

n penghawaan

alami dan

pencahayaan

alami pada siang

hari serta buatan

pada malam

hari.

6 Zoning Zoning ruang

arah vertical

dan

horizontal

Zoning ruang

kearah vertical

saja.

Zoning

ruangan

hanya kearah

horizontal.

Zoning

ruangan

hanya kearah

horizontal..

Penggunaan

zoning kearah

vertical dan

horizontal.

7 Struktur Struktur

bangunan

atap baja dan

beton

bertulang.

Struktur atap

kayu dan

beton

bertulang.

Struktur atap

kayu dan baja

untuk

bangunan

baru dan

kolom beton.

Struktur

bangunan

atap baja

ringan dan

beton

bertulang.

Struktur atap

Baja dan beton

bertulang

dengan rencana

pondasi plat

lantai ataupun

tiang pancang.

8 Utilitas Perencanaan

utilitas sudah

baik melalui

shaft,namun

Perencanaan

utilitas cukup

baik dan

sistem

Sistem

utilitas cukup

walaupun

hanya 1

Sistem

utilitassangat

baik, bahkan

dalam

Penempatan

utilitas Nantinya

di letakan sesuai

zoning service

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 37

pengelolaan

sampah

masih buruk.

pengelolaan

sampahnya

juga cukup

baik.

lantai namun

untuk

sampah

masih kurang

baik.

pengolahan

sampah dan

limbahnya

dan pengelola

sehingga tidak

terlihat dari luar

ataupun oleh

pengunjung

pasar demi

aspek

kenyamanan dan

keamanan.

Kesimpulan dari ketiga objek tersebut memberikan pertimbangan terhadap

perencanaan seperti jenis barang yang diperjualbelikan mencakup lebih dari satu

jenis barang contohnya barang keperluan sehari-hari, aktivitas pasar di pagi dan di

malam hari karena berdasarkan studi banding masih kurangnya pasar yang

beroperasi saat dari sore hingga malam hari, dan jenis pasarnya ialah Pasar

Tradisional.

2.4 Spesifikasi Umum Proyek

Pada Spesifikasi umum ini, menjelaskan mengenai pengertian judul, fungsi,

tujuan dan sasaran, fasilitas, lingkup pelayanan, sistem pengelolaan,ruang

lingkup, aktivitas dan persyaratan lokasi.

2.4.1 Pengertian Judul

Berdasarkan penjelasan teori,bahwa perencanaan Pasar Tradisional ialah

suatu upaya merencanakan dan merancang bangunan yang berfungsi sebagai

pasar tradisional dengan dukungan dari pemerintah maupun swasta guna

meningkatkan kualitas pasar tradisional agar dapat berkembang serta

meningkatkan perekonomian masyarakat di kota Denpasar.

2.4.2 Fungsi

A. Ekonomi.

Pasar berfungsi sebagai penggerak perekonomian rakyat khususnya

masyarakat kecil dan menengah.

B. Sosial budaya

Pasar berfungsi sebagai sarana interaksi sosial yang bersifat informal dan

formal antara individu satu dengan yang lain secara langsung.

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 38

C. Arsitektur

Pasar dapat berfungsi sebagai media untuk menunjukan ciri khas arsitektur

kedaerahan yang menampilkan bentuk fisik ataupun langgam lokal daerah

Bali.

D. Rekreasi

Pasar dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi karena ada beberapa orang yang

datang kepasar hanya untuk melihat – lihat dan berwisata untuk memuaskan

keinginannya.

2.4.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan

- Menciptakan tempat perbelanjaan tradisional yang baru di kota Denpasar

- Memberikan wadah bagi pedagang skala kecil menegah untuk memperoleh

penghasilan

- Membantu program Pemerintah Pusat dan Daerah guna meningkatkan

kualitas dan penataan Pasar Tradisional dan meningkatkan perekonomian

masyarakat.

Sasaran dari perencanaan Pasar Tradisional ini adalah untuk

mempertahankan kelestarian dan meningkatan kualitas pasar tradisional

agar dapat tumbuh dan bersaing dengan pusat perbelanjaan milik swasta

yang saat ini terus berkembang.

2.4.4 Fasilitas

Sesuai dengan fungsi dan sifat kegiatannya, Pasar Tradisional memilki

fasilitas sebagai berikut.

A. Fasilitas Utama

Tersedianya tempat untuk penjual dan pembeli melakukan transaksi tawar

menawar barang dagangan. Seperti : kios, toko dan los.

B. Fasilitas Penunjang

Tersedianya tempat untuk melakukan sistem bongkar muat barang dan pos

keamanan.

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 39

C. Fasilitas Pendukung

Tersedianya ruangan pendukung aktivitas utama seperti : kantor pengelola,

toilet umum, pelayanan kesehatan, koperasi, tempat ibadah (pura), areal

parkir, sarana dan prasarana utilitas, dll.

2.4.5 Lingkup Pelayanan

Masyarakat umum yang bertempat tinggal di kota Denpasar atau sekitarnya

yang memiliki keinginan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan harga

yang terjangkau. Pasar yang direncanakan ialah Pasar Sub Kota dengan pelayanan

masyarakat desa.

2.4.6 Sistem Pengelolaan

Sistem pengelolaan Pasar Tradisional dikelola oleh Pemerintah kota

Denpasar, dalam hal ini instansi terkait Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar

(PD Pasar) ataupun menunjuk Kepala Pasar untuk mengelola pasar dan beberapa

instansi terkait baik negeri dan swasta serta peran serta masyarakat selaku

produsen (pedagang) dan konsumen (pembeli).

2.4.7 Ruang Lingkup

Mencakup bidang perdagangan, sosial masyarakat, dan pengembangan

perekonomian masyarakat kota melalui perencaraaan Pasar Tradisional tersebut.

2.4.8 Aktivitas dan Fasilitas

Adapun aktivitas yang dilakukan yaitu sebagai berikut.

Kegiatan transaksi tawar menawar antara penjual dan pembeli.

Kegiatan pengelolaan dan pengawasan sarana dan prasarana Pasar.

Kegiatan pelayanan masyarakat.

Kegiatan bongkar muat barang dagangan dan servis.

Adapun fasilitas yang dibutuhkan secara umum yaitu sebagai berikut.

Fasilitas Utama terkait Penjualan

Fasilitas Pengelolaan dan Pelayanan

Fasilitas Servis

Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar 40

2.4.9 Persyaratan Lokasi

Persyaratan lokasi yang harus dipenuhi dalam Pasar Tradisional ini dengan

pertimbangan :

1. Lokasi yang dipergunakan tanah milik Pemerintahan.

2. Lokasi yang termasuk kawasan perdagangan kota sesuai dengan RTRW kota.

3. Lokasi strategis dan tidak berada dalam lingkungan rawan bencana seperti :

tanah longsor, dekat sungai, dan banjir.

4. Lokasi mudah dicapai oleh masyarakat umum dan terjamin keamanannya.