View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1 Tinjauan Umum
Pengertian Asrama
Menurut Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary Eleventh Edition
(2003), “dormitory is:
- A room for sleeping especially a large room contain in numerous
beds;
- A Residence hall providing rooms for individuals or for groups
usually without private bath indential community inhabited
inhabitants shiefly.”
“Dormitory is a multiple-occupancy building which contains a series of
sleeping rooms, and common areas.” (Ernest Burden,2002)6
Menurut wiktionary.org
7
- A room containing a number of beds (and often some other furniture and/or
utilities) often applied to student and backpacker accommodation of this
kind. Common abbreviation: dorm.
, Dormitory:
Etymology: From Latin dormitorium (“a sleeping-room”), neuter of
dormitorius (“belonging to sleep”), dormitor (“a sleeper”) < domire (“to sleep”)
- A building or part of a building which houses students, soldiers, monks etc.
Who sleep there and use communal further facilities.
- Short for dormitory town, a suburban or rural settlement housing city
workers.
Pengertian Atlet
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
2002, Atlet adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau
pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).
Menurut wiktionary.org8
6 Burden,E. (2002). Illustrated Dictionary of Architecture. (2nd edition). New York: McGraw Hill. 7 Wiktionary. 2011. Dormitory. Diperoleh (03-17-2011) dari http://en.wiktionary.org/wiki/dormitory 8 Wiktionary. 2011. Athlete. Diperoleh (03-17-2011) dari http://en.wiktionary.org/wiki/athlete.
, Athelete:
8
Etymology: From Ancient Greek ἀθλητής (athlētēs) < ἀθλέω (athlēō,
“compete for a prize”) < ἆθλον (athlon, “prize”) or ἆθλος (athlos,
“competition”)
- A participant in a group of sporting activities which includes track and field,
road running, cross country running and racewalking.
- (US) A person who actively participates in physical sports, possibly highly
skilled in sports. (Known in British English as a “sportsperson”.)
- An exceptionally physically fit person.
Pengertian Asrama Atlet
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa asrama atlet yaitu
bangunan tempat tinggal yang terdiri atas sejumlah kamar tidur bagi orang yang
aktif berpartisipasi dalam olahraga yang biasanya mengikuti perlombaan atau
pertandingan.
II.2 Tinjauan Khusus Topik
Pengertian Energi Listrik
Menurut Prasasto Satwiko (2005)9
9 Satwiko,P. (2005). Arsitektur Sadar Energi. Yogyakarta: Andi.
, energi adalah kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu. Energi dapat ditemukan dalam beragam bentuk, seperti
energi kimia, energi listrik, energi cahaya, energi panas, energi mekanik, dan
energi nuklir. Hukum kekekalan energi menyebutkan bahwa energi tidak dapat
dimusnahkan dan diciptakan. Dia hanya dapat berubah-ubah bentuk.
Listrik adalah energi yang saat ini kita anggap sebagai energi yang paling
luwes. Listrik disebut sebagai sumber energi sekunder. Kita memperoleh energi
listrik dengan mengkonversi sumber energi lain (batubara, air, minyak, nuklir,
dll) menjadi listrik.
Idealisme dari Arsitektur Sadar Energi adalah bahwa kita harus
menyadari setiap resiko dari pilihan yang kita ambil untuk menggunakan energi,
sehingga melalui olah arsitektur akan membantu mesin AC bekerja secara
efisien dan efektif.
9
Pengertian Bangunan Hemat Energi
“Designing building to minimize the usage of energy without
constraining the building function nor the comfort of productivity of occupants”
(Hawkes Dean, 2002)10
Hemat energi menurut Tri Harso Karyono (2007)
. Desain hemat energi diartikan sebagai perancangan
bangunan untuk meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi
bangunan maupun kenyamanan atau produktivitas penghuninya. 11
Untuk mencapai tujuan itu, karya rancang bangun hemat energi dapat
dilakukan dengan pendekatan aktif maupun pasif. Pendekatan pasif
mengandalkan kemampuan perancang untuk mengantisipasi fluktuasi iklim luar
melalui solusi arsitektural, sedangkan pendekatan aktif mutlak memerlukan
kolaborasi perancang dan engineering melalui solusi teknologi (Jimmy
Priatman, 2007)
adalah suatu kondisi
dimana energi dikonsumsi secara hemat (minimal), tanpa harus mengorbankan
kenyamanan fisik manusia.
12
Menurut wiktionary.org
Perancangan Pasif 13
- Being subjected to an action without producing a reaction.
, Passive:
Etymology: From French passif, from Latin passivus (“serving to
express the suffering of an action; in late Latin literally capable of suffering or
feeling”), from pati (“to suffer”), past participle of passus, compare patient.
- Taking no action.
Menurut Ken Yeang (1999)14
10 Hawkes, Dean. Et al. (1987) Energy and Urban Built Form. Butterworhs, Department of Architecture, University of Cambridge 11 Karyono, T.H. (2007). Membangun Apartemen dengan Konsep Hemat Energi di Jakarta. Jurnal Partisi, 4(2), 89-92. 12 Priatman, J. (2007). Energy- Efficient Architecture, Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau. Dimensi Teknik Arsitektur. Surabaya. 13 Wiktionary. 2011. Passive. Diperoleh (03-17-2011) dari http://en.wiktionary.org/wiki/passive. 14 Yeang, K. (1999). The Green Skyscraper. New York: Prestel.
, Perancangan pasif berbasis pada kondisi
iklim setempat. Berikut ini adalah beberapa metode perancangan pasif yang
dapat digunakan dalam merancang green skyscraper dan bangunan sejenis
10
lainnya, dengan menggabungkan sistem pasif dan aktif demi bentuk
keberlanjutan ekologis dari energy:
- Konfigurasi bentuk bangunan dan perencanaan tapak.
- Orientasi bentuk bangunan (dari fasad utama dan bukaan).
- Desain fasad (termasuk jendela, lokasi, ukuran dan detail).
- Perangkat penahan radiasi matahari ( misalnya sun shading pada fasad dan
jendela)
- Perangkat pasif siang hari.
- Warna dan bentuk selubung bangunan.
- Tanaman vertical.
- Angin dan ventilasi alami.
Menurut sebuah artikel di Alpensteel.com15
Dalam bukunya Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick (2007)
, perancangan pasif
merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari
secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik.
Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan
bangunan dengan sendirinya mampu “mengantisipasi” permasalahan iklim luar.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan perancangan pasif
mengandalkan kemampuan perancang untuk mengantasi fluktuasi iklim luar
melalui solusi arsitektural
Iklim dan ruang 16
Iklim makro di Indonesia sendiri yaitu tropis lembab dimana daerah
beriklim ini mengalami hujan dan kelembapan tinggi dengan suhu yang hampir
menjelaskan, Iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam
jangka waktu dan daerah tertentu. Iklim pada tempat tertentu dapat diterangkan
berdasarkan urutan terjadinya keadaan-keadaan tersebut. Sesuai dengan titik
pandangan, maka bobot masing-masing keadaan berbeda dan iklim biasanya
digolongkan atas iklim makro dan iklim mikro.
15 Redaksi Info Bangunan. (n.d). Rancangan Bangunan Hemat Energi. Diperoleh (02-03-11) dari http://alpensteel.com 16 Frick, H., Suskiyatno, B. (2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Bandung: ITBPress
11
selalu tinggi. Angin sedikit, radiasi matahari sedang sampai kuat, dan pertukaran
panas kecil karena tingginya kelembapan.
Georg Lippsmeier (1980)17
Sementara Iklim mikro, menurut Heinz Frick, merupakan iklim di
lapisan udara dekat permukaan bumi (tinggi ± 2.0 m). Di sini gerak udara lebih
kecil karena permukaan bumi yang kasar dan perbedaan suhu lebih besar.
Keadaan tanaman atau batu dapat mengakibatkan perlawanan iklim yang besar
pada ruang sempit. Sebagai ilustrasi, jika kita tempatkan sebuah batu pada lahan
berumput kita mengubah iklim mikro sebagai berikut: Pada sisi batu yang kena
matahari iklim akan menjadi lebih panas, sedangkan pada sisi yang berlawanan
iklim menjadi lebih sejuk karena terlindung. Dengan terjadinya perubahan
tersebut, pertumbuhan tanaman akan berubah dan gerak udara berganti pula.
Pengaruh atas iklim oleh batu tersebut dapat dibandingkan dengan sebuah batu
dalam bukunya Bangunan Tropis
menjelaskan, Indonesia yang beriklim makro hutan hujan tropis termasuk dalam
daerah tropika basah. Ciri-ciri iklim di daerah ini yaitu kelembaban tinggi
dengan temperatur yang hampir selalu tinggi. Angin sedikit, radiasi matahari
sedang sampai kuat. Pertukaran panas kecil, karena tingginya kelembaban.
Masalah umum yang didapati dalam iklim ini yaitu panas yang sangat
tidak menyenangkan. Penguapan sedikit, karena gerakan udara lambat. Perlu
perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan, serangga; di sekitar lautan juga
diperlukan perlindungan terhadap angin keras.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan di Indonesia dengan iklim
tropika basah yaitu, bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup
antara masing-masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.
Orientasi utara-selatan, untuk mencegah pemanasan fasade yang lebih lebar.
Lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang. Ruang sekitar bangunan
diberi peneduh, tanpa mengganggu sirkulasi udara. Persiapan penyaluran air
hujan dari atap dan halaman. Bangunan ringan dengan daya serap panas yang
rendah.
17 Lippsmeier, G. (1980). Banguan Tropis. (Edisi ke-2). Jakarta: Erlangga.
12
wadas yang besar atau rumah. Di satu pihak kita mengubah iklim mikro dan di
pihak lain iklim mikro tersebut mengalami peningkatan.
Perbaikan Iklim Mikro
Lippsmeieir menyatakan, bentuk dan metode konstruksi bangunan
modern pada umumnya memungkinkan setiap bangunan menggunakan penyejuk
udara (AC) secara mekanis. Jika kondisi iklim diperhatikan paa pembuatan
instalasi penyejuk udara, maka ini adalah metode yang paling terjamin untuk
mendapatkan iklim ruangan dan iklim kerja yang paling optimum dalam
ruangan. Tetapi instalasi penyejuk udara yang baik pun bisa menimbulkan
masalah-masalah di berbagai tempat-terutama tentu saja di luar lingkungan kota
dan jangkauan perwakilan perusahaannya. Pemeliharaan selanjutnya merupakan
masalah yang lebih besar lagi. Anggaran biaya bangunan dan pemeliharaan
sangat banyak dipengaruhi oleh adanya instalasi penyejuk udara.
Iklim buatan mempengaruhi keseimbangan organisme manusia jika
perbedaan iklim luar dan iklim dalamnya besar. Gangguan kesehatan bisa timbul
bila berada lama atau sering keluar masuk ruangan seperti itu. Karena masalah-
maslah ini, maka semakin penting untuk dipikirkan bagaimana memperbaiki
kondisi ruangan dengan cara alamiah. Ini berarti dengan suatu perencanaan yang
tepat terhdap iklim. Beberapa metode perencanaan yang dapat mempengaruhi
iklim interior diantaranya: orientasi bangunan, ventilasi silang, pelindung
matahari.
Dengan penempatan bangunan yang tepat terhadap matahari dan angin,
serta bentuk denah dan konstruksi serta pemilihan bahan yang sesuai, maka
temperatur ruangan dapat di turunkan beberapa derajat tanpa bantuan peralatan
mekanis. Perbedaan temperatur yang kecil saja terhadap temperatur luar atau
gerakan udara lambat pun sudah dapat menciptakan perasaan nyaman bagi
manusia yang sedang berada di dalam ruangan. Bukan temperatur rendah yang
menunjang kenyamanan penghuni tetapi pendinginan yang jelas terhadap
temperatur luar. Jadi pendinginan memang merupakan tujuan pokok dari semua
tindakan ini.
13
Kenyamanan Termal (Thermal Comfort)
Pada dasarnya perancangan bangunan hemat energi dengan pendekatan
perancangan pasif bertujuan untuk mencapai kenyamanan termal. Menurut Frick
(2007), kenyamanan termal bersifat individual. Faktor-faktor alam yang pasti
mempengaruhi kenyamanan termal bagi manusia adalah suhu udara,
kelembapan udara, dan pergerakan udara.
Henry J Cowan (1983)18
Sementara menurut Prasasto Satwiko (2004),
memaparkan, The effect of temperature on
human comfort was already mentioned by Vitruvius in the first century B.C.
Leonardo da Vinci recognized the influence of humidity in the fifteenth century.
John Arbuthnot, a friend of the satirist Jonathan Swift, published in 1733 An
Essasy Concerning the effect of Air Movement on Human Bodies. However, the
other components of thermal comfort are physical activity and clothing, as the
result of C.P. Yaglou experiments at 1923. 19
- Suhu udara, T (Temperature), oC
enam faktor kenyamanan
termal (4 faktor lingkungan + 2 faktor manusia) adalah:
- Kecepatan angin, V (Velocity), m/dtk
- Kelembapan udara, RH (Relative Humidity), %
- Rata-rata suhu permukaan ruang, MRT (Mean Surface Radiant
Temperature), oC
dan
- Aktivitas manusia, met (Metabolism), W/m2 (1 met = 58,15 W/m2)
- Pakaian, clo (Clothing), m2K/W (1 clo = 0,155 m2K/W).
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan 3 faktor utama yang dapat
diusahakan pada bangunan yang baru untuk mencapai kenyamanan termal, yaitu
suhu udara, kelembapan udara dan gerakan udara. Berikut ini adalah pemaparan
ketiga faktor tersebut menurut Georg Lippsmeier (1980)20
dalam bukunya
Bangunan Tropis.
18 Cowan, H.J., Smith. P.R. (1983). Environmental Systems. New York: Van Nostrand Reinhold Company 19 Satwiko, P. (2004). Fisika Bangunan 1. Yogyakarta: Andi 20 Lippsmeier, G. (1980). Banguan Tropis. (Edisi ke-2). Jakarta: Erlangga.
14
Suhu udara (Temperatur)
Pada umumnya memang benar bahwa daerah yang paling panas adalah
daerah yang paling banyak menerima radiasi matahari, yaitu daerah
khatulistiwa. Tetapi pengurangan temperatur dari khaulistiwa. Tetapi
pengurangan temperatur dari khatulistiwa ke kutub tidak seragam, karena
pengaruh beberapa faktor, yaitu:
- Derajat lintang, musim.
Sudut jatuh cahaya matahari berkurang seiring dengan jauhnya suatu tempat
dari katulistiwa, tetapi, sebaliknya hari-hari pada musim panas akan lebih
panjang karena efek dari matahari. Jadi, maksimum penyinaran matahari
harian terjadi antara garis lintang 30o dan 45o. Tetapi, untuk nilai rata-rata,
berpengaruh juga musim dingin yang dingin, sehingga penyinaran tahunan
tertinggi berada sekitar garis lintang 15o.
- Atmosfir.
Sebagian radiasi matahari hilang sewaktu menembus atmosfir bumi.
Kehilangan terkecil terjadi bila cahaya matahari jatuh tegak lurus ke bumi,
yakni di sekitar khatulistiwa. Di sini energi hilang kira-kira sebesar 15%.
Dengan sudut jatuh miring, atmosfer yang harus ditembus cahaya matahari
semakin tebal, sehingga lebhi banyak energi radiasi yang hilang. Awan,
asap, debu dan partikel air banyak mengurangi radiasi matahari. Karena itu,
di daerah lembab lebih sedikit timbul panas dibandingkan dengan di daerah
kering.
- Daratan dan air.
Bidang daratan menjadi panas dua kali lebih cepat daripada bidang air
dengan luas yang sama. Bidang air kehilangan sebagian energi panasnya
karena penguapan. Karena temperatur udara sebagian besar ditentukan oleh
sentuhan udara dengan permukaan tanah, maka terjadilah temperatur yang
tinggi yang selalu berhubungan dengan kelembaban udara yang rendah, dan
temperatur sedang dengan kelembaban yang tinggi. Suatu gejala yang
dikenal adalah bahwa pada garis lintang yang sama dan waktu musim panas
yang sama, temperatur terendah terjadi di atas permukaan air dan teperatur
tertinggi di atas benua dalam musim dingin terjadi kebalikannya.
15
Panas tertinggi dicapai kira-kira 2 jam setelah tengah hari, karena pada
saat itu radiasi matahari langsung bergabung dengan temperatur udara yang
sudah tinggi. Karena itu pertambahan panas terbesasr terdapat pada fasade barat
daya atau barat laut (tergantung pada musim dan garis lintang) dan fasade barat.
Sebagai patokan dapat dianggap bahwa temperatur tertinggi sekitar 1-2 jam
setelah posisi matahari tertinggi, dan temperatur terendah sekitar 1-2 jam
sebelum matahari terbit. Temperatur sudah mulai naik lagi sebelum matahari
terbit disebabkan oleh penyebaran radiasi pada langit.
Sebanyak 43% radiasi matahari dipantulkan kembali, 57% diserap, yaitu
14% oleh atmosfer dan 43% oleh permukaan bumi. Sebagian besar radiasi yang
diserap ini dipantulkan kembali ke udara, terutama setelah matahari terbenam,
sejauh kondisi-kondisi atmmosfiris mengizinkan (awan). Proses ini dapat
dikendalikan biasanya terjadi radiasi balik yang besar (daerah kering),
kehilangan panas yang terlalu cepat pada waktu malam dapat dicegah dengan
penggunaan bahan-bahan yang menyerap pans. Di daerah hangat-lembab
dimana radiasi baliknya kecil, bahan-bahan penyerap ini tidak cocok. Dengan
bahan-bahan yang tepat serta pemanfaatan pergerakan waktu radiasi balik, dapat
diciptakan kondisi yang menyenangkan di dalam ruangan. Persyaratan-
persyaratan panas di dalam suatu konstruksi terutama tergantung pada
pertukaran panas antara dinding-dinding luar dan daerah di dekatnya, sedangkan
pada orientasinya terhadap matahari. Di daerah tropis, fasade timur dan barat
paling banyak terkena radiasi matahari. Tetapi radiasi tidak-langsung dapat
berpengaruh dari gejala arah pada fasade atau bagian bangunan disebabkan oleh
awan yang menutupi langit. Beberapa jenis bahan menyerap sebagian dari
radiasi matahari, jenis kain memantulkan panas yang besar. Ini terjadi terutama
pada dinding-dinding yang dicat dengan kapur putih. Dinding yang baru dicat
seperti ini menyerap tidak lebih dari 20% radiasi matahari.Cat yang sudah lama
menyerap lebih banyak. Di daerah tropis kering, dinding yang dicat putih, pada
kasus-kasus tertentu, memberi panas ke sekelilingnya sama atau hampir sama
banyaknya dengan panas yang diterimanya dari radiasi matahari. Sebagian besar
bahan-bahan menyerap sekitar 50% sampai 95% radiasi matahari.
16
Bagian dari radiasi panas atau radiasi matahari yang tidak dipantulkan
oleh sebuah bahan, tetapi diserap, akan mamanaskan bahan ini. Pada sebuah
bangunan, panas yang diterima ini akan mendesak ke dalam ruangan melalui
atap dan dinding jika tidak dicegah. Gerakan udarapada permukaannya, secara
alamiah atau buatan, akan membantu pengurangan panas. Dari luar, pemanasan
dapat disebabkan selain oleh radiasi matahari langsung juga oleh radiasi panas
yang dipantulkkan pada bangunan, angin panas dan juga oleh letaknya yang
berdekatan dengan benda-benda panas, misalnya: ketel, boiler, dsb.
Pengumpulan panas dapat juga terjadi dari dalam, dengan hadirnya manusia dan
hewan, adanya lampu, mesin yang bekerja, mamasak dan lain-lain.
Pemilihan bahan bangunan yang sesuai, berat atau ringan, sehubungan
dengan kecepatan atau kelambanannya dalam mengubah temperatur ruangan,
membantu membuat ruangan menjadi dingin jika digunakan. Untuk daerah
kering, adalah sangat ideal jika ruangan-ruangan yang hanya digunakan malam
hari tidak dikelilingi oleh atap dan dinding yang menyerap panas, sedangkan
ruangan-ruangan yang hanya siang hari sebaiknya dikelilingi oleh atap dan
dinding tebal yang hanya dapat ditembus oleh panas dengan lambat. Dalam
kasus pertama, panas yang diserap dilepaskan kembali dengan cepat setelah
matahari terbenam, sedangkan pada kasus kedua, pendinginan terjadi lebih
lambat: artinya pelepasan panas terjadi sepanjang malam. Karena itu kedua jenis
fungsi ini harus terpisah, baik secara ruang maupun konstruktif. Pada bangunan
tidak bertingkat sebaiknya digunakan konstruksi atap-ganda dengan lapisan
bawah yang dapat dibuka (misalnya digeser atau dilipat) pada malam hari.
Keuntungannya adalah sepanjang siang hari, radiasi panas akan dapat dikurangi
dan pada malam hari, pendinginan cepat berlangsung, sejauh lapisan atas dapat
menyalurkan panas dengan cepat. Ruang di antara atap ganda ini harus dapat
dilalui udara dengan baik dan lapisan bawahnya harus mengisolasi dan
memantulkan panas.
Jika dengan cara ini temperatur di sebelah bawah atap dapat diusahakan
sama dengan temperatur pada ketinggian sekitar tinggi tubuh, maka tinggi
ruangan yang di daerah tropis biasanya dibuat sangat besar, tidak diperlukan
lagi. Temperatur yang sama di bwah atap dan setinggi tubuh pada umumnya
17
hanya dapat dicapai dengan penyejuk udara (A.C), tetapi efek yang sama dapat
juga dihasilkan dengan pengudaraan alamiah serta cara pengisolasian yang
direncanakan dan berfungsi dengan baik.
Terlepas dari ini semua, pada kenyataannya bagian-bagian bangunan
mengalami perubahan-perubahan temperatur yang sangat tinggi di siang hari,
yang disebabkan oleh radiasi matahari.
Perbedaan temperatur sebesar 40o-50oC dapat terjadi dalam waktu yang
sangat singkat jika hujan tiba-tiba turundan mendinginkan permukaan yang
terkena cahaya matahari. Pada peralihan siang dna malam juga terjadi gejala-
gejala yang sama. Karena itu konstruksi sambungan-sambunganharus sangat
diperhatikan; jika memungkinkan, sambungan-sambungan ini sebaiknya dapat
terlihat.
Kelembapan udara
Kadar kelembaban udara, berbeda dengan unsur-unsur yang lain, dapat
mengalami fluktuasi yang tinggi dan tergantung terutama pada perubahan
temperatur udara. Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi pula kemampuan
udara menyerap air. Kelembaban absolut adalah kadar air dari udara, di
nyatakan dalam gram perkilogram udara kering. Cara yang lebih banyak
digunakan adalah dengan mengukur tekanan yang ada pada udara dalam kilo-
pascal (Kpa). Ini umumnya disebut sebagai tekanan uap air.
Kelembaban relatif menunjukkan perbandingan antara tekanan uap air
ayng ada terhadap tekanan uap air maksimum yang ugkin (derajat kejenuhan)
dalam kondisi temperatur uddara tertentu, dinyatakan dalam persen.
Udara ini telah jeuh, artinya tidak dapat menyerap air lagi jika alam
temperatur tertentu tekanan uap air maksimum telah tercapai. Misalnya udara
dengan 38oC dapat menyerapuap air sepuluh kali lebih banyak dibandingkan
udara dengan 0oC. Jadi, titik jenuh akan naik dengan meningkatnya temperatur.
“Temperatur lembab” menunjukkan kombinasi antara temperatur kering
yang diukur secara normal dan kadar kelembaban udara. Ini diukur dengan
sebuah thermometer yang dilebabkan. Tabung air raksa pada termometer ini
dibalut longgar dengan kain kasa yang ujungnya selalu berada dalam air. Karena
18
efek kapiler, thermometer ini senantiasa berada dalam keadaan lembab.
Kemudian dengan menggunakan peralatan sederhana thermometer ini diputar
cepat untuk mensimulasi gerakan udara sehingga terjadi penguapan dan derajat
kejenuhan tercapai langsung di dekat cairan pengukur. Nilai yang didapatkan
adalah temperatur lembab.
Untuk menilai kecocokan suatu iklim informasi mengenai kadar
kelembaban udara sangatlah penting. Semakin tinggi kadarnya, semakin sukar
iklim tersebut ditoleransi. Peningkatan ini terjadi oleh kombinasi antara
temperatur tinggi. Manusia merasakan kondisi iklim dengan tekanan uap air di
atas sekitar 2 Kpa mulai tidak menyenangkan. Penguapan pada kulit, yang
mengakibatkan pendinginan, mulai sukar terjadi dan udara itu sendiri tidak dapat
lagi menyerap cukup kelembaban.
Pergerakan udara
Gerakan udara yang terjadi disebabkan oleh pemanasan lapisan-lapisan
udara yang berbeda-beda. Skalanya berkisar mulai dari angin sepoi-sepoi sampai
angin topan, yakni kekuatan angin 0 sampai 12 (Skala Beaufort).
Angin yang diinginkan, lokal, sepoi-sepoi yang memperbaiki iklim
mikro mempunyai efek khusus dalam perencanaan, seperti memiliki gerakan
udara kuat yang tidakdiharapkan, seperti memiliki gerakan udara kuat yang tidak
diharpkan (badai, topan, siklon, tornado, tipone) berlawanan dengan ukuran
pencegahan harus diberikan.
Gambar II.2.1. Pengaruh Vegetasi terhadap Pergerakan Udara
Sumber: Bangunan Tropis (1980)
19
Gerakan udara di dekat permukaan tanah dapat bersifat sangat berbeda
dengan gerakan di tempat yang tinggi. Semakin kasar permukaan yang dilalui,
semakin tebal lapisan udara yang tertinggal diam di dasar dan menghasilkan
perubahan pada arah serta kecepatan gerakan udara. Dengan demikian bentuk
topografi yang berbukit, vegetasi dan tentunya bangunan dapat menghambat
atau membelokkan gerakan udara. Misalnya sebuah hutan tebal di daerah tropika
basah dan di daerah dengan angin musim, angin dapat menyebabkan kekuatan
angin berkurang setelah 30 m menjadi 60-80%, setelah 60m-50%, dan setelah
120m hanya tinggal 7% dari kekuatan angin semula. Pada pepohonan yang
jarang, misalnya pada hutan palem di daerah tepi pantai dan di daerah savana,
terjadi pengurangan kekuatan angin tetapi arah angin tetap. Sebaliknya
penebangan di tengah hutan yang lebat akan mengakibatkan pertutaran gerakan
udara. (Gambar II.2.1.)
Pada sebuah lansekap bebas yang datar yang tidak terlalu berpengaruh
pada angin, angin berhembus dengan arah berubah-ubah. Pegunungan, kota,
lembah dapat mengubah arah angin sampai 180o dan mengurangi kecepatannya.
Penelitian di kota-kota besar menunjukkan bahwa kecepatan angin di permukaan
jalan rata-rata hanya sepertiga dari kecepatan pada lansekap terbuka. Bangunan
tinggi memiliki pengudaraan yang lebih baik pada bagian sebelah atas, karena
disini intensitas gerakan udara lebih besar dari pada di lantai.
Gambar II.2.2. Perbaikan Arah angin oleh Bangunan tinggi
Sumber: Bangunan Tropis (1980)
Gambar II.2.3. Gerakan Udara antara Barisan Rumah yang Rapat dan Sejajar
20
Sumber: Bangunan Tropis (1980)
Di belakang bangunan tinggi terbentuk angin putar dan arus udara yang
berlawanan arah yang dapat menghasilkan pengudaraan bagi bangunan rendah
yang terletak di belakangnya (Gambar II.2.2). Deretan rumah yang tertutup dan
sejajar memerlukan jarak kira-kira tujuh kali tingginya. Hanya dengan jarak ini
kecepatan angin akan kembali seperti semula dan akan kembali ke permukaan
(Gambar II.2.3).
Gerakan udara merupakan faktor perencanaan yang penting karena
sangat mempengaruhi kondisi iklim, baik untuk setiap rumah maupun seluruh
kota. Gerakan udara menimbulkan pelepasan panas dari permukaan kulit oleh
penguapan. Semakin besar kecepatan udara, semakin besar panas yang hilang.
Tetapi ini hanya terjadi selama temperatur udara lebih rendah daripada
temperatur kulit. Jika tidak begitu maka akan terjadi kebalikannya, yaitu
pemanasan tubuh, karena efek pendinginan tidak mencukupi.
Jadi arah angin sangat menentukan orientasi bangunan. Jika di daerah
lembab diperlukan sirkulasi udara yang terus menerus, di daerah kering orang
cenderung membiarkan sirkulasi udara hanya pada waktu dingin atau malam
hari. Karena itu di daerah tropika basah, dinding-dingding luar sebuah bangunan
terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk
pencahayaan. Sedangkan di daerah kering, lobang cahaya biasanya dibuat lebih
kecil daripada yang diperlukan.
Data-data pengukuran lokasi bangunan yang direncanakan harus
diikutsertakan dalam studi sebagai kontrol terhadap data-data metereologi
umum. Karena dengan mengamati arah dan kecepatan angin serta faktor-faktor
yang dapat mengubahnya, kondisi iklim interior dapat diperbaiki.
Daerah Nyaman (Comfort Zone)
21
Selain suhu, kelembapan, dan gerak udara, kenyamanan dalam suatu
ruang juga bergantung pada kebudayaan dan adat istiadat manusia. Di samping
itu bau dan pencemaran udara, radiasi alam dan radiasi buatan, serta bahan
bangunan, bentuk dan struktur bangunan, warna dan pencahayaan juga ikut
mempengaruhi kenyamanan secara fisik maupun fisiologis.
Dari segi konstruksi bangunan dapat digunakan massa. Massa yang tidak
dikenai radiasi panas matahari dan atau menolak radiasi (misalnya pelat lantai
beton dengan ubin keramik putih) dapat menurunkan suhu di dalam gedung.
Kesejukan ini terkandung dalam konstruksi dnastruktur bangunan tersebut.
Tindakan konstruktif ini dapat mempengaruhi daerah nyaman (comfort zone) .16
Sementara menurut Prasasto Satwiko (2004)19, zona nyaman (comfort
zone) adalah daerah dalam bioclimatic chart yang menunjukkan kondisi
komposisi udara yang nyaman secara termal. Kenyamanan termal tidak dapat
diwakili oleh satu angka tunggal karena kenyamanan tersebut merupakan
perpaduan dari enam faktor. Namun, sebagai pedoman kasar, kenyamanan
termal untuk tropois lembab dapat dicapai dengan batas-batas 24oC < T < 26oC,
40% < RH < 60%, 0,6m/s < V < 1,5m/s, pakaian ringan dan selapis, dan
kegiatan santai tenang. Batas-batas tersebut berdasarkan pengalaman saja.
Untuk mencapai kenyamanan pada ketiga faktor tersebut usaha yang
dapat dilakukan diantaranya malalui perlindungan terhadap matahari dan
ventilasi silang. Berikutnya akan dibahas secara khusus perlindungan terhadap
matahari dan ventilasi silang.
Perlindungan Matahari
Untuk orientasi bangunan dan perlindungan terhadap cahaya matahari,
berlaku aturan-aturan dasar berikut:
20
- Sebaiknya fasade terbuka menghadap ke selatan atau utara, agar meniadakan
radiasi langsung dari cahaya matahari rendah dan konsentrasi tertentu yang
menimbulkan pertambahan panas.
- Di daerah iklim tropika basah diperlukan pelindung untuk semua lobang
bangunan terhadap cahaya langsung dan tidak langsung, bahkan bila perlu
22
untuk seluruh bidang bangunan, karena bila langit tertutup awan, seluruh
bidang langit merupakan sumber cahaya.
Perlindungan terhadap matahari di iklim tropis basah dapat dilakukan
dengan:
- Vegetasi
- Elemen bangunan horisontal yang tidak tembus cahaya
- Elemen bangunan vertikal yang tidak tembus cahaya
- Kaca pelindung matahari.
Pemanfaatan pohon dan semak belukar merupakan cara paling sederhana
untuk melindungi bangunan atau bagian bangunan dari cahaya matahari. Tetapi
ini hanya berlaku untuk bangunan rendah; di sini juga diingat akan kerugian
vegetasi padat untuk daerah lembab. Tumbuhan yang terlalu lebat mengurangi
sirkulasi udara yang diinginkan atau membelokkannya ke atas bangunan. Akar
pohon dapat menimbulkan kerusakan pada pondasi dan saluran pembuangan.
Tumbuhan yang terlalu lebat di samping bangunan dapat menjadi sarang
serangga dan hewan perusak.
Pada umumnya elemen bangunan diperlukan untuk pelindung matahari..
Elemen horisontal yang menonjol sangat efektif untuk menahan matahari tinggi,
artinya untuk fasade utara dan selatan; sedangkan elemen vertikal efektif untuk
matahari rendah, yaitu untuk fasade timur dan barat. Makin dekat sebuah
bangunan pada khatulistiwa, di mana matahari hampir vertikal di atas kepala,
makin mudah melindungi fasade utara dan selatannya. Pada lokasi ini, tritisan
atap yang kecil sudah cukup untuk melindungi bidang dinding yang luas.
Perlindungan matahari lebih sulit, untuk semua daerah, karena elemen vertikal
harus ditempatkan tegak lurus terhadap matahari, sehingga pandangan keluar
terbatas. Untuk ini, penyelidikan terbaik adalah elemen pelindung yang dapat
digerakkan, selain itu dengan terdapat kemungkinan untuk mengatur
pencahayaan fasade, yang berarti penerimaan energi panas, untuk daerah tropis
dengan periode dingin. Tetapi biasanya pelaksanaannya digagalkan oleh
biayanya dan kemungkinan perawatan dan perbaikannya.
Kedua jenis utama, yaitu elemen vertikal dan horisontal, dapat dibuat,
dikombinasikan dan disusun dalam bermacam-macam bentuk, yang praktis dan
23
tidak terbatas. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa elemen pelindung matahari
harus memenuhi sebuah fungsi tertentu dan permainan bentuk dapat
mempengaruhi efektifitasnya. Harus ditegaskan juga bahwa setiap pelindung
matahari hanya akan memenuhi fungsinya secara efektif bila ditempatkan diluar
bangunan artinya di deapan kaca. Elemen pelindung matahari di belakan bidang
kaca tidak ada gunanya, kecuali sebagai pelindung kesilauan.
Tirai Horisontal20
Elemen ini sangat cocok untuk posisi matahari tinggi, artinya untuk
semua fasade utara dan selatan, juga untuk fasade barat daya, tenggara, barat
laut dan timur laut, walaupun kurang efektif.
Bentuk paling sederhana adalah tritisan atap, lantai yang menjorok
keluar, atau balkon. Tetapi yang paling sering dipakai tirai yang disesuaikan
dengan posisi matahari, dipasang kuat, dan sering dikombinasikan dengan
komponen bangunan yang menonjol keluar. Bila harus dapat digerakan , maka
tirai horisontal paling baik di operasikan dengan tangan, dengan memakai tuas
atau engkol yang dapat menggerakkan beberapa elemen secara serentak.
Variasi sederhana untuk tirai horisontal yang dapat digerakkan adalah
krey, awning atau kajang. Jika kaca tidak diperlukan, sebagai pelindung
matahari dapat dipakai lamela, yang bisa terbuat dari semen asbes atau bahan-
bahan sejenisnya.
Pada perencanaan tirai horisontal harus diperhatikan bahwa udara panas
tidak membentuk aliran panas pada fasade. Letak yang terlalu rapat pada fasde
harus diihindari, jarak sebesar 10 cm sampai 20 cm sudah cukup.
Tirai Vertikal20
Paling efektif pada posisi matahari rendah, yaitu pada fasade barat, barat
daya atau barat laut, dan fade timur, tenggara atau timur laut (tergantung pada
letaknya, sebelah utara atau selatan dari khatulistiwa). Efektivitas tinggi tercapai
bila tirai ini, terhadap cahaya matahari, membentuk dinding yang tertutup secara
optis. Pandangan keluar masih mungkin melalui celah-celah vertikal yang
terlindung dari cahaya matahari. Di sini elemen yang dapat diputar memiliki
efektivitas tertinggi. Bentuk paling sederhana adalah dinding silang yang
24
menonjol keluar (tidak begitu efektif bila jaraknya terlalu jauh), kolom struktural
yang rapat berbentuk lamela, dan panil kayu yang dapat dilipas atau kain kanvas.
Yang paling sering digunakan adlah panil atau profil logal yang dipasang
bertikal pada fasade. Jarak antara elemen-elemennya disesuaikan dengan lama
peneduhan.
Kombinasi Tirai Vertikal dan Horisontal20
Dalam bentuk kisi-kisi, tirai ini sangat tepat dipasang di tempat yang
perubahan tinggi dan azimut mataharinya besar dan dapat dirasakan dengan
cepat, yaitu pada fasade yang berorientasi ke barat daya samapai barat laut atau
tenggara samapai timur laut. Jenis tirai ini menahan lebih banyak radiasi
matahari dibandingkan dengan tirai vertikal atau tirai horisontal dan sebaiknya,
bila terpasang kaku, hanya digunakan pada tempat yang tidak membutuhkan
panas matahari selama musim dingin.
Bentuk paling sederhana adalah loggja dan balkon yang sisinya tertutup,
tetapi pada umumnya dalam bentuk tirai dan lamerla atau blok pracetak
horisontal dan vertikal dengan jarak yang rapat. Yang dapat bergerak di sini
hanya elemen vertikal atau horisontal saja.
Kaca Pelindung Matahari20
Kaca pelindung matahari hanya dapat mengurangi radiasi matahari
sangat besar, bangunan yang bersangkutan harus memiliki penyejuk udara
penuh, karena jendela dengnan kaca pelindung matahari biasanya tidak dibuka.
Karena harganya dan biaya penyejuk udara tinggi, maka pemakaiannya hampir
tidak mungkin. Tetapi keuntungan jenis pelindung matahari ini adalah
pandangan yang bebas dan kemungkinan penampilan bangunan yang lebih baik.
Kaca pelindung matahari digunakan baik untuk kaca jendela maupun sebagai
elemen vertikal atau miring.
Aspek Lainnya dari Pelindung Matahari20
Jika sebuah bidang telah dilindungi terhadap cahaya matahari, tidak
berarti semua persoalan telah selesai. Radiasi difusi dan radiasi yang dilepaskan
25
oleh tirai matahari masih tetap ada. Terhadap difusi tidak banyak yang dapat
dilakukan, karena datang dari segala arah. Radiasi yang dipantulkan oleh tirai,
tergantung pada bahannya, tidak terlalu panas dan setelah pencahayaan matahari
berakhir sangat cepat menghilang. Tirai ini ditempatkan sedemikian ruapa
sehingga tidak ada pantulan langsung yang mengenai bangunan. Penempatan
yang salah dapat mengakibatkan di satu pihak terjadi pemantulan radiasi
matahari langsung pada bangunan, terutama pada bidang kaca, di pihak lain
terjadi radiasi tidak langsung oleh elemen yang telah menjadi panas. Terutama
yang harus diperhatikan bahwa udara panas yang terbentuk di dalam ruangan
sempit antara tirai dan fasade di luar bangunan dapat tersalur dengan cepat.
Elemen pelindung matahari yang berada diatas-nya sebisa mungkin tidak turut
menjadi panas.
Gambar II.2.4. Elemen Horisontal Pelindung Matahari
Sumber: Bangunan Tropis (1980)
Gambar II.2.3. adalah gambar skematis yang bisa berlaku dengan
sebagai suatu denah dengan elemen-elemen vertikal atau suatu potongan dengan
elemen-elemen horisontal. Gambar ini menunjukkan bahwa bentuk dan sifat
permukaan sisi yang terlindung dari cahaya matahari sangat penting karena
pemantulannya (langsung atau tidak langsung). Yang paling tidak
26
menguntungkan adalah pelat datar yang licin, karena baik pantulan langsung
maupun tidak langsung akan mengenai fasade.
Lamela kecil dan miring jauh lebih baik. Pantulan langsung, tidak
mungkin; pantulan tidak langsung dari sebagian kecil lamela mencapai fasade
hanya pada posisi matahari rendah; pada posisi matahari tinggi, semua
dipantulkan. Yang terbaik adalah bidang yang miring ke arah luar; tidak ada
pantulan yang mencapai fasade.
Selanjutnya, elemen yang menghasilkan bayangan harus dicegah agar
tidak menyalurkan panas ke bangunan melalui sambungan yang masif.
Pemisahan semua elemen yang menonjol dari bangunan utama memungkinkan
udara lebih bebas bergerak sepanjang fasade, jadi mengurangi transmisi panas
oleh sambungan-sambungan. Balkon tidak begitu cocok digunakan sebagai
pelindung matahari karena terjadi penyampaian panas yang kuat dari balkon ke
fade. Dalam hal ini harus dibuat celah ventilasi sepanjang fasade melalui semua
tingkat. Transmisi panas ini sangat besar, karena bidang horisontal menerima
radiasi matahari 3,5 kali lebih besar dibandingkan dengan bidang vertikal.
Dengan cara ini juga dapat dicegah penumpukan udara panas pada fasde.
Tirai matahari yang berat, misalnya beton, menimbulkan pergeseran
waktu antara pemanasan terbesar dan pelepasan panas. Pada sisi dalam tirai
seperti ini, panas mulai dilepaskan pada saat intentitas cahaya sudah hampir
menghilang. Hal ini untuk daerah tertentu dapat dimanfaatkan, tetapi biasanya
merupakan beban. Sebuah elemen yang siang hari berfungsi sebagai pendingin
sudah semestinya pada malam hari tidak menghasilkan kebalikannya.
Sering sekali, tidak hanya jendela tetapi seluruh fasade harus dilindungi
dari radiasi matahari, terutama untuk daerah tropika-basah dengna radiasi difusi
yang kuat, untuk dinding luar yang sangat tipis dan juga yang banyak menyerap
panas, serta untuk kasus di mana efek pendinginan untuk seluruh bangunan
harus sangat besar. Untuk ini tentu saja dapat digunakan elemen-elemen
pelindung matahari, seperti yang telah diuraikan di atas, tetapi alternatif lain
masih ada, misalnya dinding tirai yang reflektif yang ditempatkan di dekat
fasade dan diberi ventilasi yang baik.
27
Ventilasi Silang20
Pengudaraan ruangan yang kontiniu di daerah tropis berfungsi terutama
untuk memperbaiki iklim ruangan. Udara yang bergerak menhasilkan
penyegaran terbaik, karena dengan penyegaran yang baik terjadi proses
penguapan, yang berarti penurunan temperatur pada kulit. Udara lembab yang
tidak jenuh menyentuh tubuh, kelembaban kulit (keringat) berkurang, dan tubuh
merasakan pendinginan. Meningkatnya kelembaban udara (udara luar, atau
udara di dalam ruangan karena berkumpulnya manusia) dapat dikombinasi
dengan penambahan kecepatan udara. Pendinginan tidak dapat lagi dilakukan
bila, dalam kasus ekstrim, kelembaban udara hampir mencapai 100%. Tanpa
pengudaraan, ruang yang langsung berada di sekitar tubuh manusia akan cepat
sekali jenuh, tubuh tidak dapat lagi melepaskan kelembaban. Pendinginan
melalui pengudaraan hanya dapat dilakukan bila temperatur udara lebih rendah
dari temperatur kulit (35o-36oC). Jika temperatur udara lebih tinggi, pengudaraan
memang masih menimbulkan penguapan, tetapi pendinginan yang terjadi tidak
dapat lagi mengimbangi panas yang diterima oleh tubuh. Ini merupakan
penjelasan mengapa metode pengudaraan untuk memperbaiki iklim ruangan
hanya dapat dilakukan di daerah tropis lembab, karena disini temperatur udara
tidak pernah mencapai temperatur kulit.
Gambar II.2.5. Perilaku Udara
28
Sumber: Bangunan Tropis (1980)
Gerakan udara di dalam rumah dapat dihasilkan dengan memanfaatkan
angin atau melalui kontras antara bidang fasade yang terkena dan yang tidak
terkena cahaya. Kedua gaya ini bisa saling mendukung atau bertentangan,
tergantung pada orientasi bangunan dan pengaturan lobang-lobang udara dan
jendela. Suatu saat, derajat efektivitas tergantung pada perbedaan tekanan antara
kedua sisi bangunan dan pada saat lain tergantung perbedaan temperatur. Karena
itu untuk mendapatkan ventilasi silang, lobang-lobang harus dibuat pada sisi-sisi
bngunan yang berlawanan.
29
Ventilasi silang yang didasarkan pada perbedaan panas hambpir tidak
menghasilkan sesuatupun, karena kecilnya perbedaan temperatur di daerah iklim
hangat-lembab. Sebaliknya, perbedaan tekanan bisa sangat besar, tergantung
pada kecepatan angin, sehingga kemungkinan mendapatkan ventilasi silang
dengan cara ini akan dibahas lebih terperinci berikut ini.
Tujuan perencanaan adalah mendapatkan aliran udara yang tepat untuk
ruangan serta pengontrolannya. Ada berbagai kemungkinan, tetapi kesulitannya
terutama terletak pada kenyataan bahwa udara yang bergerak tidak mudah
berubah arah dan tidak mencari jalan terpendek antara lobang masuk dan keluar.
Dengan bantuan beberapa contoh dan gambar (menurut penelitian Texas
Engineering Experiment Station, USA), arus udara di dalam ruangan dan
bagaimana cara mempengaruhinya dapat dijelaskan.
Yang penting untuk pengarahan udara adlah lobang masukmasuknya dan
kondisi-kondisi tekanan udara pada dinding luar. Misalnya, letak jendela yang
tidak menguntungkan bisa sangat mengganggu aliran udara di dalam ruangan.
Di pihal lain, dengan tindakan yang tepat, udara dapat diarahkan sesuai dengan
keinginan. Aliran udara sebaiknya terbentuk pada tempat-tempat dimana
manusia berada, artinya di ruang keluarga pada ketinggian duduk dan berdiri, di
ruang tidur atau ketinggian berbaring (terutama di rumah sakit).
Aturan ini berlaku baik untuk denah maupun untuk tampak bangunan.
Setiap tindakan pada bangunan dapat mengubah aliran udara di dalam ruangan.
Sebagai contoh, sebuah jendela ditempatkan dengan benar pada dasar agar aliran
udara dapat mencapai daerah disekitar tubuh manusia. Adanya sebuah pelindung
matahari di atas jendela, dekat pada fasade dan dalam keadaan tertutup, atau
sebuah tonjolan tembok bisa sangat mengganggu, karena akan terbentuk tekanan
udara pada fasade tersebut, yang mendorong udara ke atas atau ke samping. Jika
pelindung matahari atau tonjolan tembok ini dihilangkan dari fasade, maka akan
didapatkan kembali kondisi yang diinginkan. Jika di dalam sebuah ruangan
gerakan udara harus ada baik pada ketinggian tubuh maupun pada sisi bawah
langi-langit, maka dua buah lobang saja pada sisi yang berlawanan belum
memadai. Lobang sebelah bawah harus memiliki jalusi, yang dapt mengubah
arah angin. Tanpa ini, arus juga akan dibelokan ke atas. Yang lebih penting
30
untuk pendinginan bukanlah banyaknya pertukaran udara setiap jam, tetapi
masuknya udara.
Gambar II.2.6. Bukaan Mempengaruhi Kecepatan Udara
Sumber: Bangunan Tropis (1980)
Kecepatan udara di dalam ruangan dapat ditingkatkan bila lobang keluar
lebih besar dari lobang masuk udara. Efek ini dikenal dari aerodinamika.
Singkatnya, untuk mencapai pendinginan yang efektif, lobang masuk udara
harus dirancang dan ditempatkan berdasarkan arah arus udara di dalam lobang
masuk keluarnya, udara di atas, sehingga diperoleh pengaliran alamiah yang
dapat di kontrol.
Perlu ditekankan bahwa dinding pemisah perabot besar, daerah yang
tidak persih, dan lain-lain, tidak hanya mengubah arah aliran udara, tetapi juga
mengurangi secara drastis. Tentu saja kecepatan udara tertinggi dicapai bila
ventilasi silang yang lebih baik dibandingkan bangunan tebal. Setiap sistem
pengudaraan juga harus berfungsi pada periode angin keras; karena itu selama
musim hujan yang dingin, dimana angin keras ini sering timbul, pengudaraan ini
harus dapat ditahan tanpa kehilangan fungsinya.
31
Gambar II.2.7. Pembelokan aliran udara oleh pertamanan
Sumber: Bangunan Tropis (1980)
Syarat untuk ventilasi silang yangn baik adalah anign mencapai
bangunan dengan arah yang menguntungkan. Gambar II.2. menunjukkan bahwa
situasi dapat diperbaiki dengan tindakan-tindakan yang tepat. Di sini pengaturan
tekanan dan lapisan pada fasade dan di sekitar bangunan merupakan dasar untuk
perubahan.
Pertimbangan Bangunan untuk Penghematan Energi Listrik Secara Pasif
Berdasarkan buku Arsitektur Sadar Energi (Prasasto Satwiko, 2005)7
- Lokasi daerah, yang meliputi:
terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan yang harus diperhatikan untuk
membangun bangunan hemat energi listrik, antara lain sebagai berikut:
Ketinggian. Tinggi rendah lokasi akan mempengaruhi arus angin dan
suhu. Udara di lokasi yang tinggi seperti di pegunungan akan lebih
sejuk daripada di dataran rendah. Untuk daerah beriklim panas
lembab, kesejukan akan mengurangi energi yang seharusnya
dialokasikan untuk AC.
- Lahan, yang meliputi:
Dimensi. Lahan luas akan memberikan keleluasaan untuk
menempatkan bangunan di tengah, sehingga semua sisi memperoleh
akses langsung ke ruang luar untuk memperoleh udara dan cahaya.
Sekeliling bangunan dapat ditanami tanaman sebagai peneduh; serta
32
Ketinggian Air Tanah. Jika tidak tersedia jaringan air minum kota,
maka terpaksa memperoleh air dari dalam tanah. Semakin dalam
sumber air, semakin besar ukuran pompa yang diperlukan, dan
semakin banyak energi yang diperlukan.
- Massa, yang meliputi:
Jumlah dan Bentuk. Untuk iklim tropis lembab, massa satu ruang
tersebar akan lebih tepat unutk penghawaan alami daripada massa
besar tunggal;
Orientasi. Arah selatan ke utara mengurangi luas dinding yang
terpapar panasnya matahari pagi hingga sore; sehingga akan
mengurangi penggunaan AC; serta
Ketinggian. Semakin tinggi bangunan, semakin besar energi untuk
transportasi vertikal, menaikkan air, dan sistem ventilasinya.
- Organisasi ruang, yang meliputi:
Pengelompokan. Ruang perlu dikelompokkan sesuai dengan
kedekatan aktivitas dan potensi, untuk menjadi penghalang panas
bagi ruang yang memerlukan kenyamanan.
- Elemen bangunan, yang meliputi:
Atap. Untuk iklim tropis yang baik adalah gabungan seng mengkilat
dan isolator di bawahnya. Seng itu akan memantulkan sebagian besar
panas matahari sedang yang diserap akan menjadikan seng panas,
namun ditahan oleh isolator; sehingga panas tidak masuk ke ruang
dibawahnya. Teritisan lebar juga perlu untuk menahan sinar matahari
langsun;
Dinding. Dinding ringan dan memiliki banyak bukaan. Sebaliknya,
jika memakai AC, dinding harus tertutup. Dinding seharusnya
terlindung dari sinar matahari langsung; serta
Lantai. Pemilihan lapis lantai yang tepat juga akan membantu
mengurangi panas dalam ruangan yang diserap oleh pelapis;
sehingga suhu di dalam ruangan tidak terlalu panas.
- Penerangan, yang meliputi:
33
Penerangan Alami. Penerangan alami sangat berlimpah di siang hari.
Gunakan cahaya dari matahari, namun bukan sinar langsung yang
dapat membawa panas; serta
Penerangan buatan. Gunakanlah lampu hemat energi. Lampu
penerangan umum tidak perlu terlalu terang, gunakan penerangan
yang wajar.
- Penghawaan, yang meliputi:
Penghawaan Alami. Gunakan penghawaan alami sebanyak-
banyaknya, apabila kualitas udara luar baik, sejuk, dan lingkungan
tidak bising. Hindari gangguan privasi visual dari luar; serta
Penghawaan Buatan. Hindari memasang temperature AC pada suhu
terlalu rendah, misalnya 16oC. Pasanglah pada 25oC atau 26oC
- Transportasi vertikal. Desain tangga sedemikian rupa sehingga untuk jarak
dekat penghuni lebih tertarik untuk memakai tangga daripada lift. Tangga
lebar, dengan tanjakan nyaman, akan mengundang orang memakainya,
daripada menunggu lift.
II.3 Tinjauan Terhadap Tapak
Lokasi Tapak Gambar II.3.1 Lokasi Tapak
Sumber: maps.google.com
34
Tapak berada di Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta 10270. Termasuk
dalam kecamatan Tanah Abang dan kelurahan Gelora. Lokasi tapak berada pada
RTH DKI Jakarta, oleh karena itu bangunan yang dapat dibangun hanya 20 %
dari luas lahan namun demikian, Lokasi tapak yang tepat berada di seberang
Gelora Bung Karno (GBK) dan bersebelahan dengan Gedung KONI Pusat
menjadikannya lokasi yang strategis untuk dibangun asrama bagi para atlet
nasional yang berlatih di Pelatnas Senayan ataupun bagi para atlet nasional
maupun internasional yang akan bertanding di kompleks GBK.
Sejarah Tapak
Wisma Fajar dibangun tahun 1974 oleh perusahaan Singapura yang
awalnya diperuntukan sebagai mess bagi pegawai Singapura di Jakarta. Namun
sejalan dengan waktu mess tersebut akhirnya berpindah tangan ke pengelola
Gelora Senayan.
Pada tahun 1989, pemerintah bermaksud membangun Wisma Atlet di
areal Gelora Bung Karno di Senayan. Wisma yang merupakan fasilitas untuk
atlet ini direncanakan dibangun di lahan gedung bekas Wisma Fajar. Mendengar
rencana itu, Kajima Overseas Asia ( perusahaan Jepang yang berbadan hukum
Singapura) lantas mengajukan lamaran kerja sama bisnis.
Pada 24 April 1989, ditekenlah Memorandum of Understanding (MoU)
antara Badan Pengelola Gelora Bung Karno dan Kajima Overseas. MoU tersebut
menegaskan kesepakatan kedua pihak untuk membangun Wisma Atlet. Pada 4
Juli 1989, MoU tadi lantas ditingkatkan menjadi perjanjian.
Sejumlah hal penting diatur dalam perjanjian itu, Misalnya, Kajima
Overseas wajib membangun Wisma Atlet dan kelak membiayai wisma ini.
Sebagai imbalannya, Kajima Overseas memperoleh kompensasi berupa lahan
seluas 20 ha di areal Gelora Bung Karno. Lahan itu kemudian dibangun menjadi
Plaza Senayan.
Namun pada kenyataannya, Wisma Fajar yang kemudian dijadikan
Wisma Atlet hanya direnovasi sekedarnya oleh Kajima Overseas hal ini terbukti
dari susunan ruang dan layout denahnya yang masih berupa layout unit
apartemen dengan 3 kamar tidur.
35
Tahun 1985 – 1995, sekitar 50 atlet pelatnas menempati Wisma Fajar.
Mereka hanya menempati 6 unit apartemen dengan masing-masing unit
ditempati kurang lebih 15 orang atlet. Sebagai informasi, Wisma Fajar di
Senayan ini terdiri dari 3 tower dengan masing-masing tower terdiri atas 20 unit.
Sisa unit-unit yang tidak terpakai disewakan kepada masyarakat umum.
Saat ini kondisi Wisma Fajar sudah sangat memprihatinkan dan sudah
tidak lagi ditempati oleh para atlet, melainkan disewakan kepada masyarakat
umum yang menggunakannya sebagai tempat tinggal ataupun kantor. Bahkan 2
tower Wisma Fajar disewa oleh sebuah kontraktor sebagai tempat tinggal para
pekerja konstruksi.
Luas dan Ukuran Tapak Gambar II.3.2. Denah Rencana Kota
Sumber: tatakota-jakartaku.net
36
Luas lahan : 10.891 m2
KDB : 20 %
KLB : 2,5
Jumlah lantai maksimal : 24 lantai
Peruntukan : Kut (Karya Utama Taman)
GSB
Timur Laut : 10 m
Tenggara : 0 m
Barat Daya : 8 m
Barat Laut : 0 m
Batas Tapak
Timur Laut : Jalan Pintu Satu Senayan
Tenggara : Hotel Atlet Century Park, Senayan
Barat Daya : Jalan Manila-Kebayoran Lama
Barat Laut : Gedung KONI Pusat
Bangunan Existing Tapak
- Terdiri dari 3 tower
- 1 lantai terdiri dari 2 unit (cermin)
- 1 tower terdiri dari 10 lantai (tipikal)
- 1 tower terdiri atas 20 unit
Foto II.3.1. Denah Rencana Kota
Sumber: Dok.Pribadi
37
Gambar II.3.3. Sketsa Layout Unit di Wisma Fajar
Sumber: Dok.Pribadi
Vegetasi Tapak Gambar II.3.4. Keadaan Vegetasi di Sekitar Tapak
Sumber: maps.google.com
Gambar II.3.5. Keadaan Vegetasi di Sekitar Gelora Bung Karno, Senayan
Sumber: maps.google.com
38
Keadaan vegetasi di sekitar tapak sudah sangat baik, hal ini wajar saja
mengingat lokasi tapak yang berada di daerah Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Namun apabila kita melihat lebih luas, keadaan vegetasi kota Jakarta umumnya
dan vegetasi di sekitar Gelora Bung Karno, Senayan, masih sangat sedikit.
Secara iklim mikro di sekitar tapak mungkin sudah baik, namun
meninjau iklim makro kota Jakarta, kawasan senayan sebagai paru-paru kota
masih dirasa kurang mengingat jumlah RTH di jakarta masih jauh dari ideal.
Dari total luas Jakarta sekitar 661, 53 km2, RTH hanya 9,6 persen.
Fungsi Sekitar Tapak
Gambar II.3.6. Fungsi Sekitar Wisma Fajar
Sumber: map.google.com
Terletak di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, tapak dikelilingi
fasilitas olah raga yang bertaraf internasional, seperti Stadion Utama Senayan
dan lapangan-lapangan olahraga lainnya. Berbatasan dengan tapak yaitu Gedung
KONI Pusat, di gedung inilah pengelola Gelora dan cabang-cabang induk
olahraga berkantor. Selain itu tapak juga berbatasan dengan Hotel Atlet Century
Park, hotel berbintang 4. Walaupun bernama Hotel Atlet, hotel ini tetap terbuka
untuk umum. Namun demikian, hotel Atlet Century Park menyediakan 3 lantai
khusus bagi atlet Pelatnas.
39
Fungsi lain sekitar tapak yaitu Senayan Golf Course, beberapa mix-used
building seperti FX building, Ratu Plaza, Plaza Senayan dan Senayan City, serta
gedung-gedung perkantoran di Jl. Jendral Sudirman
Potensi dan Kendala Tapak
Potensi tapak:
- Strategis, dekat dengan Gelora Bung Karno dan KONI Pusat.
- Tapak memanjang Timur ke Barat
- Di pinggir jalan besar
- Pemandangan perkotaan & Gelora Senayan
- Sudah tersedia lapangan parkir bersama di luar tapak
Kendala tapak:
- Peruntukan Kut sehingga KDB hanya 20%
- Luas tapak hanya 10.891 m2
- Hanya 2 sisi tapak yang menghadap jalan
II.4 Studi Banding
Wisma Atlet Ragunan
Terletak 20 Km dari pusat kota, GOR Ragunan menjadi pusat pelatihan
atlet di DKI Jakarta. Di dalamnya terdapat berbagai fasilitas olah raga seperti
lapangan sepak bola, kolam renang, dan hall untuk latihan para atlet. Di dalam
komplek ini juga terdapat asrama dan yang baru dibangun adalah sebuah wisma
atlet.
Foto II.4.1. Wisma Atlet Ragunan
Sumber: Dok. Pribadi
40
Wisma ini diperuntukan bagi atlet yang mewakili DKI Jakarta dalam
pertandingan nasional. Para atlet ini terdiri dari pelajar SMA yang masuk
berdasarkan audisi yang diadakan oleh Kemenpora. Prioritas bagi para atlet
muda ini adalah latihan, latihan dan latihan. Jadwal latihan para atlet sekitar 3
jam setiap harinya. Jadwal kegiatan para atlet berbeda sesuai dengan masing-
masing cabang olahraga. Cabang olahraga yang diwakili para atlet yang tinggal
di Wisma Atlet Ragunan diantaranya: basket, sepak bola, renang, tekwondo,
tenis meja, atletik, silat, judo, bulu tangkis, dll.
Bangunan Wisma Atlet Ragunan ini berbentuk U memeluk taman
ditengah-tengah wisma. Gedung ini terdiri atas 3 lantai, dimana lantai 1 terdapat
20 kamar, lantai 2 terdapat 26 kamar dan lantai 3 terdapat 26 kamar, sehingga
total keseluruhan kamar yang ada di Wisma Atlet Ragunan ini adalah sebanyak
72 kamar.
Gambar II.4.1. Layout Wisma Atlet Ragunan
Sumber: Dok. Pribadi
Beberapa fasilitas yang ada di wisma ini diantaranya: ruang serba guna,
ruang sholat, ruang pantry, ruang cuci pakaian, koneksi wifi, gudang, kantor
pengelola, dan ruang TV. Fasilitas penunjang kegiatan para atlet yang terpisah
dari wisma diantaranya: ruang makan, ruang fitnes, klinik, sekolah SMP dan
SMU Negeri, serta auditorium. Ruang Serba Guna dapat menampung 50-60
orang, di dalamnya dilaksanakan kegiatan seperti seminar, kumpul pelatih,
Satu kamar pada Wisma Atlet Ragunan ditempati 2 sampai 4 orang atlet.
Di dalam kamar terdapat 2 ranjang susun, meja rias, meja tulis, lemari, kamar
41
mandi dalam dan ruang untuk menjemur handuk. Sementara fasilitas cuci baju
sudah disediakan oleh pengelola. Total dimensi kamar yaitu 4 m x 5.5 m. Lebar
Koridor Selain untuk atlet, wisma ini juga disewakan untuk umum.
Foto II.4.2. Kamar di Asrama Atlet Ragunan
Sumber: Dok. Pribadi
Kelebihan dari Wisma Atlet di Ragunan ini antara lain:
- Vegetasi di sekitar tapak cukup banyak sehingga udara terasa sejuk.
- Bangunan masih baru dan terawat.
- Fasilitas cukup lengkap.
Sedangkan kekurangan dari Wisma Atlet di Ragunan ini antara lain:
- Fasilitas yang terpisah dari bangunan.
- Kurangnya privasi bagi para atlet karna wisma juga disewakan untuk umum.
Asrama PB (Perkumpulan Bulutangkis) Djarum, Kudus
Bangunan abu-abu bertingkat nan modern ini adalah tempat tinggal para
atlet dan pelatih. Asrama atlet putra terletak di sebelah kanan dan putri di
sebelah kiri, sementara tempat tinggal pelatih ditengah keduanya. Atlet yang
senior ditempatkan di lantai bawah, dan adik junior nya di lantai atas. Masing-
masing asrama putra dan putri terdiri dari 20 kamar, dan 1 kamar diisi oleh 2
orang atlet.
42
Foto II.4.3. Asrama PB Djarum, Kudus
Sumber: http://pbdjarum.org
Asrama ini dilengkapi dengan ruang pantry, ruang cuci, ruang loker
tempat baju yang sudah selesai dicuciin dan disetrika dan ruang koper. Kamar-
kamar yang ada pada asrama ini terasa nyaman, dengan jendela yang tinggi di
sebelah meja belaja. Kamar nya pun cukup besar untuk dihuni dua orang.
Dengan fasilitas AC di tiap kamar.
Di dekat area latihan, ada ruangan fisioterapi yang berfungsi sebagai
tempat pemulihan para atlet kalau-kalau ada yang cedera atau sekadar
memperbaharui fungsi-fungsi gerak para atlet. Setiap atlet yang cedera sudah
diatur jadwal fisioterapi nya oleh sang terapis.
Salah satu fasilitas di asrama ini adalah kantin seperti restoran modern
yang bersih, semua bangku dan meja tertata rapi. Di ruang makan ini juga
ditempel informasi mengenai gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Di
Asrama ini juga terdapat Hall of Fame, yaitu tembok yang berisi foto mantan
pemain berprestasi dari PB Djarum, lengkap dengan catatan prestasi masing-
masing. Mulai dari Liem Swie King, Hastomo Arbi, Alan Budikusuma, sampai
Sigit Budiharto. Yang istimewa pada asrama ini yaitu terdapat mading yang
43
berisi motivational quotes atau kutipan yang isinya menggugah semangat.
Kutipan-kutipan ini tersebar di asrama, kantin, GOR, dan area lainnya
Foto II.4.4. Suasana Kamar Asrama Putri.
Sumber: http://pbdjarum.org
Foto II.4.5. Ruang Fisioterapi & Kantin
Sumber: http://pbdjarum.org
44
Intiland Tower (Wisma Dharmala Sakti)
Foto II.4.6. Intiland Tower
Sumber: dok. Pribadi
Wisma Dharmala Sakti merupakan sedikit dari gedung perkantoran di
Jakarta yang menerapkan konsep green building. Gedung ini dibangun tahun
1983 di Jalan Jendral Sudirman kav 32. Gedung berlapis 24 lantai ini di desain
oleh Paul Rudolph, arsitek asal Amerika.
Foto II.4.7. Detail Fasad Intiland Tower
Sumber: dok. Pribadi
Fasad bangunan dibuat teritisan yang menjorok ke depan serta ditanami
tanaman. Fungsi dari bentuk fasad seperti ini adalah untuk menhalangi sinar
45
matahari langsung juga menurunkan suhu udara sekitar sehingga walaupun
gedung ini masih menggunakan pendingin udara buatan namun lebih hemat
dalam pemakaian energinya. Menurut Tatang, pengelola gedung ini,
penghematan energi listrik mencapai 20% dibandingkan bangunan berfasad kaca
seperti pada umumnya.
Perawatan pada fasad bangunan ini pun tidak sesulit yang dibayangkan
karena bangunan ini memiliki gondola khusus yang dapat menjangkau kaca
yang menjorok ke dalam. Menurut pengelola gedung, gondola jenis ini jarang
ditemui di dunia. Foto II.4.9. Gondola
Sumber: dok. Pribadi
Tanaman menjalar menjadi bagian penting pada fasad Dharmala Sakti.
Tanaman di tanam pada pot-pot yang diletakan pada balkon seperti terlihat pada
Foto II.4.8. Hal ini memudahkan perawatan tanaman oleh pengelola gedung. Foto II.4.8. Balkon pada lt.21 dengan pot tanaman
Sumber: dok. Pribadi
46
Walaupun tidak seperti perkantoran di Jakarta pada umumnya dengan
fasad yang dipenuhi kaca, bangunan ini juga tetap dapat menggunakan sinar
matahari sebagai penerangan alami bangunan pada siang hari, namun banyak
tenan penghuni gedung ini memilih menutup kaca mereka sehingga mereka
tetap harus menggunakan penerangan buatan pada siang hari.
Foto II.4.9. Penerangan Buatan
Sumber: dok. Pribadi
Allianz Tower
Gambar II.4.2. Allianz Tower Jakarta
Sumber: http://allianz.co.id
47
Allianz Tower akan menjadi ikon terbaru Kuningan. Sebagai menara
Utama di area pusat CBD di Jakarta, sangat penting bila arsitekturnya
merefleksikan aspek-aspek desain yang ramah lingkungan.
Berikut ini adalah serangkaian aspek-aspek yang selaras dengan konsep
dasar ESD (Environmental Sustainable Design) :
- Orientasi_Gedung
Desain dari menara ini adalah bagian paling ramping pada sisi timur dan
barat untuk mengurangi panas dan paparan UV dari sinar matahari langsung
yang diarahkan ke bagian depan.
- Penyerapan_air_secara_alami
Allianz Tower meminimalisasi area basement; oleh karena itu 70 persen dari
lokasi tersebut dapat difungsikan sebagai tempat penyerapan alami air hujan.
Ini merupakan hal yang penting sebagai solusi atas masalah banjir di Jakarta.
Dengan sistem ini dan pendauran ulang air hujan dan limbah air dari menara,
kita dapat mengurangi secara substansial jumlah air yang terbuang, yang
akan dibuang ke sungai. Tanah di sekitar Menara dimaksimalkan sebagai
penyerap alami air dan penyaring alami. Dewan Kota DKI Jakarta hanya
merekomendasikan minimum 30 persen dari area diperuntukan bagi area
penyerapan, Allianz Tower menyediakan hampir mencapai 70 persen.
- Daur_ulang_air
80% dari limbah air akan didaurulang untuk menyirami tanaman, air
flushing untuk toilet dan untuk mengoperasikan pendingin menara, seperti
pada sistem pendingin air untuk mendinginkan gedung.
- Pengumpulan_air_hujan
Air hujan dikumpulkan dari area atap dan disimpan di tangki air bawah tanah
untuk kebutuhan masa depan sebagai air daur ulang bersama dengan air daur
ulang dari limbah sisa penyiraman.
- Hanya 20% air kotor yang akan disalurkan ke Lokasi Pengolahan Air
Limbah yang telah ada, di sisi utara dari Allianz Tower dan dioperasikan
oleh Pemerintah DKI Jakarta.
- Konstruksi_kaca_teknologi_terkini
Konstruksi kaca ganda digunakan sebagai tampak bangunan; kombinasi dari
48
kaca reflektif setebal 8 mm dan kaca bening setebal 6mm, dengan jarak
hampa udara sebesar 12 mm di antaranya. Konstruksi kaca ganda ini akan
mengurangi panas secara drastis dan menghilangkan suara lalu lintas yang
berlebihan dari jalan utama.
- Menggunakan lampu hemat energi seperti LED dan T5 Fluorescence hampir
di sebagian besar area kantor untuk mengurangi penggunaan listrik.
- Rekomendasi penggunaan Cobble Stone sebagai dasar jalan dan landasan
area kemudi, sehingga setiap area di sekitar gedung mampu berfungsi
sebagai penyerap.alami air.
- Secara mayoritas areal parkir dibangun di atas tanah di dasar menara. Ini
akan mengurangi energi untuk operasional karena untuk ini tidak
membutuhkan ventilasi mekanis dan penerangan buatan (pada siang hari).
Pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan area parkir bawah tanah
multilevel. Areal parkir di atas lebih murah dibangun dan meminimalisasi
area cakupan bawah tanah, dengan begitu membebaskan 70 persen total area
dari 7.000 m2 sebagai tanah serapan untuk air hujan.
- Pepohonan yang besar dan asri akan ditanam pada area penyerapan air dan
area sekitar Allianz Tower. Lingkungan yang hijau akan mengurangi panas
matahari dan menurunkan suhu di sekitar gedung. Kami berharap Allianz
Tower dapat menumbuhkan semangat Green dan Sustainable dan menjadi
gedung yang melestarikan lingkungan.21
Allianz Tower merupakan hasil mahakarya arsitek Budiman
Hendropurnomo dari Denton Corker Marshall Indonesia, dengan pengembang
Medialand, anak perusahaan Kompas-Gramedia Group. Acara penutupan atap
terakhir (topping off ) gedung di kawasan kuningan Persada, Jakarta Selatan, ini
pada 28 Oktober 2010.
22
21 Allianz. (n.d). Environmental Sustainable Design. Diperoleh (16-03-11) dari http://allianz.co.id 22 Kompas Properti. (2010) Jacob Oetama: Lega dan Bangga Bangun “Green Buildiing”I. Diperoleh (16-03-2011) dari http://properti.kompas.com
Recommended