View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan bahan pertimbangan dan referensi bagi
peneliti dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu digunakan sebegai
data pembanding dan acuan terkait dengan analisis diskriminan yang dihasilkan.
Berikut penelitian terdahulu, antara lain :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Judul Alat analisis Hasil
Veby
Dwi
Yanti
(2013)
Analisis Diskriminan
Kecenderungan Perilaku
Belanja pada Pasar
Tradisional dan Pasar Modern
di Kota Surabaya
Analisis
Diskriminan
Demografi yang terdiri dari
Pendidikan, Usia dan
Penghasilan Terbukti
Membedakan Konsumen
Dalam Memilih Tempat
Berbelanja
Nama Judul penelitian Alat Analisis Hasil
Dian
Hardiana
(2006)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pola
Konsumen Buah di Kota
Bekasi
Analisis
Diskriminan
dan Analisis
Regresi
Hasil dari Analisis
Diskriminan Diketahui
Bahwa Tempat Pembelian
Variabel Yang Mempunyai
Perbedaan Antar Grup atau
Memiliki Hubungan dengan
Asal buah yang dikonsumsi
oleh Konsumen Di kota
Bekasi
Sumber: Peneliti terdahulu
7
B. Landasan Teori
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Women dan Minor ( 2002 ), menedefinisikan perilaku konsumen
sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi, dan penggunaan barang, jasa, pengalaman, serta ide-
ide. Sedangkan, menurut Kotler dan Keller ( 2009 ), mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai studi tentang bagaimana individu, kelompok,
dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang,
jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka.
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu ( Kotler & Keller, 2009 ) :
a. Faktor Budaya
Kelas budaya, sub budaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan
perilaku seseorang.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial juga memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen
seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status. Kelompok
referensi seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh
langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
orang tersebut.
8
c. Faktor pribadi
Karateristik pribadi juga mempengaruhi keputusan pembelian.
Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli;
pekerjaan dan keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta gaya
hidup dan nilai. Karena banyak dari karateristik ini yang mempunyai
dampak yang sangat langsung terhadap perilaku konsumen.
2. Proses Keputusan Pembelian
Menurut Peter dan Olson ( 2013 ), mendefinisikan suatu keputusan
mencakup suatu pilihan diantara dua atau lebih tindakan ( perilaku
alternatif ). Sedangkan, menurut Kotler & Keller ( 2009 ) terdapat lima
tahap dalam pengambilan keputusan pembelian yaitu pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku
pasca pembelian. Berikut definisi dari lima tahap dalam pengambilan
keputusan pembelian, Menurut Sumarwan ( 2002 ) :
a. Pengenalan masalah
Tahap ini merupakan tahap pertaman dalam proses pengambilan
keputusan. Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen
menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat
perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang
sebenarnya terjadi.
9
b. Pencarian infomasi
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang
bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang
tersimpan di dalam ingatannya ( pencarian internal ) dan mencari
informasi dari luar ( pencarian eksternal ).
c. Evaluasi alternatif
Tahap berikutnya setelah konsumen mendapatkan informasi yang
dibutuhkan, maka konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada.
Konsumen mengevaluasi pilihan produk dan merek serta memilihnya
sesuai dengan yang diinginkan. Pada tahap ini, konsumen
membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya.
d. Keputusan pembelian
Setelah konsumen menentukan alternatif yang akan dipilih, maka
konsumen akan menentukan produk atau merk yang akan dipilihnya
atau konsumen tersebut dapat membentuk nilai untuk membeli produk
yang paling disukai.
e. Perilaku pasca pembelian
Setelah membeli dan mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen
akan memliki perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa
yang dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli
dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan yang
10
tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan
pembelian kembali dan konsumsi produk terseut atau bahkan akan
beralih kepada produk pesaing.
Pada pelaksanaanya, proses pengambilan keputusan pembelian
suatu produk atau jasa oleh konsumen akan melibatkan berbagai pihak
sesuai dengan peran masing-masing ( Sumarwan, 2002). Peran yang
dilakukan tersebut adalah :
a. Initiator, seseorang yang memiliki dan memberikan informasi, ide,
atau gagasan untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk.
b. Influencer, seseorang yang selalu diminati pendapatnya
berpengaruh terhadap keputusan pembelian
c. Decider. Seseorang yang memiliki wewenang untuk memutuskan
apakah membeli, apa yang akan dibeli, dan bagaimana membelinya
suatu produk atau suatu merek.
d. Buyer, seseorang yang melakukan transaksi pembelian
sesungguhnya.
e. User, seseorang yang menggunakan atau mengkonsumsi produk
atau jasa yang dibeli.
3. Pasar Tradisional
Pasar merupakan tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk
melakukan jual beli barang atau jasa. Pasar tradisional merupakan pasar
yang dikelola dengan manajemen yang lebih tradisional dan simpel. Saat ini,
pasar tradisional juga di desain dengan baik, dimana lokasi, harga, tata
11
barang, jam buka, dan kualitas juga semakin terjaga dan tertata. Dilihat dari
harga, pasar tradisional lebih murah dan bisa ditawar.
Basu Swastha (1995), mendefinisikan pasar adalah orang yang
mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk
membelanjakannya. Menurut ilmu ekonomi, pasar adalah berkaitan dengan
kegiatannya bukan tempatnya, pasar mempunyai ciri khas yaitu adanya
kegiatan jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan
membawa uang untuk membayar harganya. Di dalam pasar tradisional, hal-
hal yang seharusnya perlu dilakukan untuk mengantisipasi persaingan
antara pasar tradisional dan pasar modern adalah dengan cara
mempertahankan pelanggan dan keberadaan usahanya.
Para pedagang di pasar tradisional harus mampu mengembangkan
strategi untuk memenuhi kebutuhan konsumen seperti yang dilakukan pasar
modern. Hal tersebut setidaknya dapat dilakukan oleh para pedagang pasar
tradisional, karena bagi para konsumn nilai harga atau uang tidak begitu
dijadikan masalah, melainkan tempat untuk berbelanja lebih nyaman dan
mudah bagi para konsumen. Berikut adalah beberapa ciri-ciri pasar
tradisional :
a. Proses jual beli barang yang Melalui proses tawar menawar harga.
b. Barang yang dijual umumnya keperluan memasak, dapur dan rumah
tangga.
c. Harga barang yang di perjualbelikan relatif murah dan terjangkau.
d. Area pasar tradisional biasanya di tempat yang terbuka.
12
4. Pasar modern ( Ritel )
Menurut Berman dan Evans (2007), mendefinisikan kata retail
dalam buku management sebagai “encompasses the bussiness activities
involved in selling goods and service to consumers for their personal, family,
or househole use” atau keseluruhan aktivitas bisnis yang menyangkut
penjualan barang dan jasa kepada konsumen untuk digunakan mereka
sendiri, keluarga dan rumah tangganya.
Sedangkan, menurut Davidson dalam sopiah dan syaihabudhin
(2008) memberika gambaran tentang bisnis retail sebagai “business
establishment that derives over 50% of its total sales volume to ultimate
consumers whose motive of purchase is for personal or family use” atau
suatu institusi kegiatan bisnis yang lebih dari 50% dari total penjualannya
merupakan penjualan kepada konsumen akhir yang motivasi berbelanjanya
adalah untuk kepentingan pribadi atau keluarganya.
Dari pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas maka
disimpulkan bahwa bisnis retail merupakan kegiatan jual beli barang atau
jasa secara langsung kepada konsumen yang digunakan untuk kebutuhan
pribadinya bukan untuk kegiatan bisnis. Bisnis ritel atau biasa disebut juga
pedagang eceran secara umum bisa diklarifikasikan menjadi dua kelompok
besar yaitu pedagang eceran besar dan pedagang eceran kecil. Menurut
sopiah dan syihabudhin ( 2008 ). Perdagangan eceran bisa dibagi menjadi:
13
a. Eceran besar
a) Specialty store
b) Department store
c) Supermarket
d) Minimarket
e) Discount house
f) Hypermarket
g) General store
b. Eceran kecil
a) Berpangkalan tetap : kios, depot, warung
b) Berpangkalan tidak tetap : kaki lima dan pasar sore
c) Berpangkalan pakai alat : roda dorong dan alat pikul
d) Tidak berpangkalan
Kebanyakan penjualan ritel mengambil tempat di sebuah toko ritel,
dimana konsumen akan pergi ke toko-toko ritel tersebut untuk berbelanja.
5. Proses Keputusan Mengenai Pilihan Toko
Engel ( 1994:252 ), memilih toko adalah proses interaksiantara strategi
pemasaran pengecer dan karateristik individual dan situasional dari pembeli.
Karateristik individual (seperti gaya hidup) menyebabkan pandangan umum
tentang dan aktifitas yang terlibat dalam perilaku belanja dan pencarian.
Para pengecer mempengaruhi ini dengan strategi iklan dan promosi.
Karateristik pembeli juga mempengaruhi citra toko. Citra toko pada
14
gilirannya mempengaruhi pilihan toko dan produk akhir atau pembelian
merek.
a. Profil Pembelanja
Pilihan toko dipengaruhi oleh karateristik pembeli. Jadi, beberapa toko
mempunyai pelanggan dengan profil tertentu sementara toko-toko lain
menarik profil pembelanja yang berbeda. Ada dua motif yang
mempengaruhi seseorang berbelanja (Engel, 1994,253 ) :
a) Motif Pribadi
1) Hiburan
Berbelanja dapat memberikan kesempatan untuk hiburan dari
rutin kehidupan sehari-hari dan dengan begitu mewakili suatu
bentuk rekreasi.
2) Pemuasan Diri
Suasana hati yang berbeda mungkin relevan untuk menjelaskan
mengapa dan kapan seseorang pergi berbelanja. Dalam hal ini,
perjalanan belanja dimotivasi bukan oleh keperluan konsumen
yang diharapkan, melainkan oleh keperluan proses berbelanja itu
sendiri.
3) Belajar tentang trend baru
Produk terjalin erat dengan aktivitas harian seseorang dan sering
berfungsi sebagai simbol yang mencerminkan sikap dan gaya
hidup. Individu belajar tentang trend dan gerakan yang
mendukung mereka ketika individu berkunjung ke toko
15
4) Aktivitas fisik
Berbelanja dapat memberi orang banyak sekali latihan jasmani
dengan langkah yang santai, menarik bagi orang yang hidup
dalam lingkungan perkotaan. Beberapa pembelanja jelas
menyambut baik kesempatan untuk berjalan-jalan di pusat-pusat
pembelanjaan.
6. Stimulasi indera
Lembaga-lembaga eceran memberikan banyak manfaat indera yang
potensial kepada para pembelanja. Pelanggan melihat-lihat di toko
memperhatikan barang dagangan atau memperhatikan satu sama lain,
sehingga mereka senang memegang barang serta mengenali harum atau
tempat barang itu berada.
b) Motif Sosial
1) Pengalaman sosial diluar rumah
Pasar secara tradisional merupakan pusat aktifitas sosial dan banyak
negara-negara yang tetap memiliki hari pasar, pasar malam, dan alun-
alun kota yang menawarkan waktu dan tempat untuk interaksi sosial.
2) Komunikasi dengan orang lain yang memiliki minat sama
Toko yang menawarkan barang atau jasa yang berkaitan dengan hobi
seperti mengumpulkan perangko, mendandani mobil, dan dekorasi
rumah memberikan kesempatan untuk berbicara dengan orang lain
tentang minat mereka dan dengan karyawan penjual yang memberikan
informasi khusus sehubungan dengan aktivitas bersangkutan.
16
3) Kesenangan dalam tawar-menawar
Banyak pembelanja tampak menyukai proses tawar-menawar, percaya
bahwa dengan tawar-menawar, harga barang dapat dikurangi hingga
harga yang lebih masuk akal, individu membanggakan diri dalam
kemampuannya untuk membuat pembelian yang bijaksana atau
mendapatkan harga yang murah sekali.
b. Profil demografi
Para pengecer paling berhasil ketika mereka mengimbau pangsa
pasar tertentu. Jika toko-toko mengerti profil pelanggan inti mereka
dengan variabel demografi seperti usia, penghasilan, dan tempat
tinggal, maka tempat jual bersangkutan dapat memaksimumkan
daya tariknya melalui produk dan bauran pelayanannya.
7. Atribut determinan dalam pilihan toko
Proses pemilihan toko tertentu merupakan fungsi dari karateristik
konsumen dan karateristik toko. Konsumen memilah-milah atau
membandingkan-karateristik toko yang dirasakan dengan kriteria evaluasi
dari pelanggan inti. Pemilihan toko merupakan fungsi dari empat variabel :
a. Kriteria evaluasi
b. Karateristik toko yang dirasakan
c. Proses pembandingan
d. Toko-toko yang dapat diterima dan tidak diterima.
17
Determinan keputusan tentang pilihan toko bervariasi menurut pangsa pasar
dan menurut kelas produk. Atribut yang mencolok biasanya masuk kedalam
kategori berikut ini :
a. Lokasi
Lokasi dekat atau jauh dapat mempengaruhi biaya produksi ( Agustina :
2011 ). Lokasi atau jarak sangat mempengaruhi konsumen untuk
memutuskan berbelanja. Para pengecer harus sangat berhati-hati dalam
memilih lokasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi
adalah rasio parkir, arus pejalan kaki, arus lalu lintas, jalan keluar/masuk,
akses transportasi umum, keadaan sekitar, akses ke area pedagangan.
b. Sifat dan kualitas keragaman
Para pengecer harus memanfaatkan beberapa keinginan konsumen yaitu
Kedalaman, luas, dan kualitas keragaman barang-barang tersebut yang
terdapat pada toko-toko di pusat pembelanjaan.
c. Harga
Pentingnya harga sebagai determinan untuk berlangganan di toko
bervariasi menurut jenis produk yang dijual. Menurut James. F. Engel
( 1994:259 ), harga adalah variabel penuh risiko untuk dijadikan dasar
dalam mengembangkan program pemasaran, tetapi beberapa pengecer
bekerja baik dengan harga sebagai salah satu daya tarik mereka.
d. Iklan dan promosi
18
Iklan dan promosi merupakan variabel yang penting dengan pilihan toko.
Keefektifannya bervariasi menurut kategori produk karena beberapa
produk dan jasa memiliki sifat yang lebih menarik dibandingkan yang
lain. Kotler (2003) menyebutkan bahwa ada tiga keuntungan
menggunakan promosi penjualan yaitu :
a) Komunikasi, promosi penjualan memunculkan perhatian dan
mengarahkan konsumen pada produk.
b) Insentif, promosi penjualan dapat memberikan kontribusi tertentu
yang menambah nilai bagi konsumen.
c) Undangan, promosi penjualan dapat mengajak konsumen untuk
melakukan transaksi sekarang juga secara spontan atau melakukan
pembelian secara impulsif ( impulse buying ).
a. Pelayanan yang diberikan
Fasilitas yang strategis, kemudahan pengembalian barang,
penyerahan, kredit, dan pelayanan barang menyeluruh semuanya
merupakan pertimbangan-pertimbangan yang mempengaruhi citra
toko.
b. Atribut fisik toko
Fasilitas seperti lift, penerangan, AC, toilet yang startegis dan mudah
dilihat, tata letak, penempatan lorong, dan lebarnya, dan arsitektur
didapatkan sebagai faktor-faktor yang pnting dalam citra dan pilihan
toko.
Berikut gambar proses pemilihan toko merupakan fungsi dari empat variabel :
19
Gambar 2.1
Proses Pemilihan Toko Merupakan Fungsi dari Empat Variabel
Sumber : James. F. Engel (1995)
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dibuat
suatu kerangka pemikiran yang dapat menjadi landasan dalam penulisan
penelitian ini yang pada akhirnya dapat diketahui variabel mana yang paling
dominan konsumen yang berbelanja ke pasar tradisional dan konsumen
yang berbelanja ke pasar modern. Kerangka pemikiran ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Dari kerangka pikir dibawah dijelaskan bahwa terdapat beberapa
variabel yang membedakan antara konsumen yang berbelanja di pasar
Pasar Tradisional :
1. Lokasi
2. Harga
3. Iklan dan promosi
4. Pelayanan
Pasar Modern :
1. Lokasi
2. Harga
3. Iklan dan
promosi
4. Pelayanan
Proses
Perbandingan
Beda Sama
20
tradisional dan konsumen yang berbelanja di pasar modern terhadap
keputusan dalam pemilihan toko yaitu lokasi, harga, iklan atau promosi, dan
pelayanan yang diberikan. Selanjutnya dari kedua variabel pemilihan toko
tersebut kemudian diolah dalam analisis diskriminan. Dimana analisis
diskriminan bertujuan untuk membedakan keputusan pembelian konsumen
antara kelompok yang berebanja di pasar tradisional dan pasar modern. Dari
hasil analisis diskriminan yang dilakukan dalam penelitian ini akan
diketahui variabel apa yang paling dominan yang membedakan keputusan
pembelian konsumen yang berbelanja di pasar tradisional dan konsumen
yang berbelanja di pasar modern.
21
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Sumber : Maholtra (2009
Analisis
Diskriminan
Beda Sama
1. Hiburan : menyenangkan
2. Pemuasan diri : Kebutuhan terpenuhi
3. Belajar tentang trend baru : Model baru
4. Aktivitas fisik : Jalan-jalan
5. Stimulasi indera : Indera pendengaran
6. Kesenangan dalam tawar menawar : Kesepakatan harga
7. Lokasi : Ketersediaan parkir
8. Harga : Terjangkau / Parkir
9. Sifat dan kualitas keragaman : Ketersediaan Produk
10. Pelayanan : Ramah
11. Atribut fisik toko : Tertata rapi
Konsumen yang
berbelanja ke
pasar tradisional
Konsumen yang
berbelanja ke pasar
modern
22
Recommended