View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Agus Supriono (2007), dengan judul penelitian yaitu “ Pengadaan
Basis Dalam Lingkup Perekonomian Regional Wilayah Tapal Kuda
Dalam Periode Sebelum Dan Sesudah Pelaksanaan Otonomi Daerah”.
Dengan metode analisis Regresi dan dengan menggunakan variabel
dummy. Dengan hasil penelitian yaitu keberadaan penggandaan basis di
pulau Madura dan Teluk Madura bernilai positif dan relatif tinggi baik
pada sebelum dan setelah otonomi daerah tersebut, dapat menunjukkan
bahwa sektor dan sub sektor ekonomi basis di sub wilayah pulau Madura
dan Teluk Madura memiliki peran yang relatif tinggi dalam mendorong
perkembangan ekonomi regional. Sedangkan untuk selat Madura adalah
negatif dan tidak menunjukkan indikasi berbeda nyata antara sebelum dan
sesudah otonomi daerah.
Dini Sapta Wulan Fatmasari (2007), dengan judul penelitian “
Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Tangerang ( Pendekatan
Model Basis Ekonomi)”. Dengan metode analisis menggunakan LQ (
location quotient), dan Analisis Shift Share. Dengan hasil yang di dapat
yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan , dan sektor
angkutan yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah
kota Tangerang karena memiliki nilai LQ lebih dari satu.
12
Yeniwati (2013), dengan judul penelitian “ Ketimpangan Ekonomi
Antar Provinsi Di Sumatra”. Dengan metode analisis menggunakan
regresi kuadrat terkecil sederhana (OLS) dan Indeks Williamson. Dengan
hasil yang di dapat yaitu terdapat lima provinsi yang memiliki indeks di
bawah rata-rata provinsi yaitu Sumatra Barat ,Jambi, Bengkulu,Lampung
Bangka Belitung dan lima provinsi yang memiliki indeks rata-rata di atas
indeks rata-rata Sumatra NAD, Sumatra utara, Riau, Sumatra Selatan dan
Kepulauan Riau yaitu . Dan untuk hasil estimasi investasi ,aglomerasi dan
sumberdaya alam mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
ketimpangan ekonomi.
Adapun alasan peneliti mengambil penelitian tersebut diatas adalah
sebagai perbandingan karena sama-sama mengidentifikasi perekonomian
regional yang dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas dengan
menggunakan teknik analisis tipologi klassen, LQ, analisis shift share,
dan indeks williamson. Sedangkan yang membedakan dalam penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi atau daerah serta
keterkaitan pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan ekonomi..
B. Landasan Teori
1. Teori pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi di definisikan oleh beberapa ahli yaitu :
a. Menurut Adam Smith pembangunan ekonomi merupakan
proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan
kemajuan teknologi.
13
b. Todaro mengartikan pembangunan sebagai suatu proses
multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan
besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat , kelembagaan
nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi,
pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari
kemiskinan mutlak.
c. Sadono Sukirno mendefinisikan pembanguan ekonomi
sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam
jangka panjang.
d. Menurut Schumpeter pembangunan ekonomi bukan
merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi
merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus -
putus.
2. Teori pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
pemerintah daerah dan masyarakat mengelolah sumberdaya yang ada
dana membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru
dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dan wilayah
tersebut.(Arsyad,1999)
Menurut Todaro (2000: 23-24) ada beberapa tujuan
pembangunan ekonomi terdiri dari tiga hal yaitu :
14
a. Pertama, meningkatkan ketersediaan serta perluasan
distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang
pokok seperti pangan, sandang ,papan , kesehatan, dan
perlindungan keamanan.
b. Kedua peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa
peeningkatan pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan
lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta
peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan
kemanusiaan, yang semuanya itu tidak hanya untuk
memperbaiki kesejahteraan materil, melainkan juga
menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang
bersangkutan.
c. Ketiga, perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi
setiap individu serta bangsa secara keseluruhan, yakni dengan
membebaskan mereka dari belitan sikap menghamba dan
ketergantungan , bukan hanya terhadap orang atau negara
bangsa lain, namun juga terhadap setiap-setiap kekuatan
setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai
kemanusiaan mereka.
15
3. Teori pertumbuhan ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan
output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai
bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan
(Boediono 1999).
Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan
PDRB pada tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya
(PDRB t-1).
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 =𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 𝑥 100%
Konsep dasar pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan hasil
kegiatan ekonomi seluruh unit dalam suatu wilayah, atau bisa juga di
katakan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah peningkatan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dimana Produk atau hasil
kegiatan ekonomi dari seluruh unit ekonomi domestik adalah dalam
wilayah kekuasaan atau kabupaten.
Menurut Todaro Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
a. Akumulasi modal
Akumulasi modal adalah termasuk semua investasi baru
yang berwujud tanah (lahan), peralatan fiskal dan sumberdaya
manusia (human resources), akan terjadi jika ada bagian dari
pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian
16
diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan
datang. Akumulasi modal akan menambah sumberdaya-
sumberdaya yang baru dan akan meningkatkan sumberdaya-
sumberdaya yang telah ada.
b. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan
dengan kenaikan jumlah angkatan kerja dianggap sebagai faktor
yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, namun
kemampuan merangsang pertumbuhan ekonomi bergantung
pada kemampuan sistem ekonomi yang berlaku dalam menyerap
dan mempekerjakan tenaga kerja yang ada secara produktif.
c. Kemajuan teknologi
Menurut para ekonom, kemajuan teknologi merupakan
faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam
bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi
disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang
diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional.
4. Teori pertumbuhan ekonomi wilayah
Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan
masyarakat yang terjadi di suatu wilayah , yaitu kenaikan seluruh nilai
tambah yang terjadi di wilayah tersebut. (Robinson Tarigan 2005).
Terdapat beberapa teori pertumbuhan ekonomi wilayah sebagai
berikut :
17
a. Teori pertumbuhan klasik
Menurut Smith sistem ekonomi pasar bebas akan
menciptaka efisiensi, membawa ekonomi kepada kondisi
full employment dan menjamin pertumbuhan ekonomi
sampai tercapai posisi stationer. Sementara peranan
pemerintah adalah menjamin keamanan dan ketertiban
serta memberi kepastian hukum dan keadilan bagi para
pelaku ekonomi.
b. Teori Pertumbuhan neo- Klasik
Menurut Robert Solow tingkat pertumbuhan berasal
dari 3 sumber yaitu akumulasi modal, bertambahnya
penawaran tenaga kerja dan peningkatan teknologi. Teori
neo klasik sebagai penerus dari teori klasik menganjurkan
agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar
sempurna.
5. Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah
Menurut Sjafrizal (2012) salah satu model yang cukup
representatif untuk mengukur tingkat ketimpangan pembangunan
antar wilayah adalah Indeks Williamson yang di kemukakan oleh
Williamson (1965). Williamson mengemukakan model Vw (Indeks
tertimbang atau weighted index terhadap jumlah penduduk) dan Vuw
(tidak tetimbang atau un-weighted index) untuk mengukur tingkat
ketimpangan pendapatan per kapita suatu negara pada waktu tertentu.
18
Menurut Myrdal (1957) Ekspansi ekonomi suatu daerah
mempunyai pengaruh yang merugikn (backwash effect) bagi daerah
lain, karena tenaga kerja yang ada, modal, perdagangan akan pindah
ke daerah melakukan ekspansi tersebut. Khususnya migrasi tenaga
kerja, biasanya bersifat selektif, akibatnya migrasi itu sendiripun
cenderung untuk menguntungkan (spread effect) daerah – daerah lain.
(Arsyad 1999).
Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupakan
ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.
Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum
terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan muncul
karena adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam dan perbedaan
kondisi demografi yang terdapat pada masing-masing wilayah.
Sehingga kemampuan suatu daerah dalam proses pembangunan juga
menjadi berbeda. Oleh karena itu, pada setiap daerah terdapat wilayah
maju dan wilayah terbelakang. Ketimpangan juga memberikan
implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah
yang akan mempengaruhi formulasi kebijakan pembangunan wilayah
yang dilakukan oleh pemerintah.
6. Ketimpangan Pendapatan
Ketimpangan pendapatan adalah suatu kondisi dimana
distribusi pendapatan yang diterima masyarakat tidak merata.
Ketimpangan di tentukan oleh tingkat pembangunan, heterogenitas
19
etnis, ketimpangan juga berkaitan dengan kediktatoran dan
pemerintah yang gagal menghargai property rights ( Glaeser, 2006).
Menurut Alesina dan Rodrik (1994) ketimpangan pendapatan
akan menghambat pertumbuhan. Hal ini karena ketimpangan
menyebabkan kebijakan redistribusi pendapatan yang tentunya akan
mahal
Menururt Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa ketimpangan
pendapatan akan menyebabkan beberapa hal antara lain :
a. Ketimpangan pendapatan yang ekstrim akan menyebabkan
inefisiensi ekonomi.
b. Ketimpangan pendapatan yang ekstrim akan melemahkan
stabilitas sosial dan solidaritas
c. Ketimpangan pendapatan yang ekstrim umumnya dianggap tidak
adil.
7. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)
Produk domestik regional bruto (PDRB) menurut BPS
didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh unit
usaha dalam suatu wilayah. penyajian produk domestik regional bruto
di bagi menjadi 2 yaitu
a. PDRB atas dasar harga kontstan adalah jumlah nilai produksi atau
pengeluaran atau pendapatan yang dihitung menurut harga tetap.
Dengan cara menilai kembali atau mendefinisikan berdasarkan
harga-harga pada tingkat dasar dengan menggunakan indeks harga
20
konsumen. Dari perhitungan ini tercermin tingkat kegiatan
ekonomi yang sebenarnyamelalui PDRB riilnya.
b. Produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku yaitu
jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor
perekonomian disuatu wilayah.
PDRB merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu
wilayah/daerah. Karena keberhasilan suatu pembangunan sangat
tergantung pada kemampuan daerah tersebut dalam memobilisasi
sumberdaya yang terbatas adanya sedemikian rupa, sehingga mampu
melakukan perubahan structural yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan dan struktur ekonomi yang
seimbang. Perhitungan PDRB diperoleh melalui tiga pendekatan
(Robinson Tarigan, 2008):
a. Pendekatan Produksi
Dalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di
suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu( satu tahun).
b. Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan, PDRB adalah
penjumlahan semua komponen permintaan terakhir
yaitu:
21
• Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan
lembaga swasta yang tidak mencari untung
• Konsumsi pemerintah
• Pembentukan modal tetap domestik bruto
• Perubahan stok
• Ekspor neto, dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Ekspor neto adalah ekspor
dikurangi impor
c. Pendekatan Pengeluaran
Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB merupakan
jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi
yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah
dalam jangka waktu tertentu.
8. Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari
pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi
berlaku atau tidak. Laju pertumbuhan ekonomi diukur dengan
indikator perkembangan PDRB dari tahun ke tahun yang dinyatakan
dalam persen per tahun.
9. Potensi Daerah (Sektor unggulan)
Sektor yang unggulan menurut yuwono dalam Arifin (2007:7),
mengemukakan bahwa dalam suatu daerah ,suatu sektor dikatakan
22
unggul apabila sektor tersebut maupun memenangkan persaingan
dengan sektor lain.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional di
kabupaten/kota terutama untuk meningkatkan pendapatan perkapita
serta mengurangi tingkat kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar
wilayah, maka prioritas pembangunan haruslah diarahkan pada
potensi yang dimiliki daerah. Kontribusi dari sektor potensial untuk
mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah perlu mendapat
perhatian dalam perumusan kebijakan pembangunan ekonomi daerah
terutama untuk meningkatkan dan memberdayakan sektor unggulan
yang ada.
10. Teori Basis Ekonomi
Teori Basis ini di dasari oleh pemikiran J.S. Mill yaitu dalam
memecahkan masalah pertumbuhan dan pemerataan regional
diisyaratkan adanya perdagangan antar daerah, dengan mewujudkan
spesialisasi daerah. Dalam teori basis ini perekonomian regional
dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan-kegiatan basis dan non basis.
Kegiatan basis adalah kegiatan yang mengekspor barang dan jasa
ketempat diluar batas perekonomian yang bersangkutan atau
memasarkan barang dan jasa mereka kepada orang-orang yang datang
dari luar batas perekonomian masyarakat bersangkutan.
23
C. Kerangka Pemikiran
Sumber : ilustrasi peneliti,2017
PDRB
Potensi Pertumbuhan
Ekonomi dan
ketimpangan Ekonomi Jumlah penduduk
Sektor -sektor ekonomi
Recommended