View
30
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 1/21
ETIKA BISNIS
Etika dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Nama :
1.
2. May Mariani C1B011004
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Bengkulu
2013
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 2/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal
tolak pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-
nilai, pertanggungjawaban dan pilihan. Dalam dunia bisnis etika memeiliki peranan
yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan
organisasi. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada
etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan
motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang
kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti minum-
minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di temapt kerja, penyalahgunaan
email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada manajemen, serta
berbagai pelanggaraan etika lainnya. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius
mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta
perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik finansial maupun nonfinansial.Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang ditunjukkan karyawan
tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan saja, tetapi juga menyangkut
keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini manajemen sumber daya manusia
mempunyai peran penting untuk menjamin bahwa organisasi bertindak secara fair dan
etis kepada karyawan , klien, serta stakeholder lainnya. Manajemen sumber daya
manusia memainkan peran penting dalam membantu organisasi untuk meningkatkan
nilai-nilai etika organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi dalam usaha
melatih karyawan agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi,
sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah.
Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari
tindakan yang tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga
bertanggung jawab dalam usaha-usaha organisasi untuk menangani etika perilaku,
mampu menjadi penggerak organisasi dalam menanggani isu-isu etika, serta
bertanggung jawab dalam pengembangan dan pelatihan mengenai pentingnya
peningkatan moral karyawan.
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 3/21
Perilaku etis sangat penting dalam kesuksesan bisnis jangka panjang. Tapi
apabila yang timbul dan tumbuh adalah perilaku yang tidak etis maka akan berakibat
yang tidak inginkan. Dilihat dari dua perspektif yaitu perspektif mikro dan perspeltif
makro. Perspektif mikro etika diasosiasikan dengan adanya kepercayaan.
Kepercayaan yang dibangun melalui perilaku etika akan mempengaruhi hubungan
perusahaan dengan supplier, customer maupun dengan karyawan.Apabila
kepercayaan dibangun melakui perilaku yang tidak etis maka kepercayaan customer
akan berkurang kepada karyawan maupun organisasi. Sedangkan perspektif makro
etika meliputi suap-menyuap, paksaan, penyalahgunaan informasi, pencurian dan
diskriminasi akan mengakibatkan inefisiensi dalam pengalokasian sumberdaya.
Sebuah tindakan yang tidak etis, yang sekarang marak terjadi adalah mengenai
diskriminasi terhadap buruh perempuan yang dilakukan baik oleh perusahaan,
maupun orang-orang yang berperan dalam
perusahaan tersebut. Banyak kasus yang terjadi terhadap buruh perempuan. Di mana
beberapa kasus terjadi, wanita sering tidak mendapat izin untuk cuti, baik cuti hamil,
sakit dan sebagainya. Bahkan tak jarang terjadi PHK terhad
ap wanita hamil atau menyusui.
Oleh sebab itu, penulis mengambil masalah tentang diskriminasi buruh wanita
dalam pelanggaran etika. Dengan tujuan agar dapat mencari solusi yang tepat untuk
menghadapi masalah tersebut, karena kita ketahui pada zaman sekarang hak wanita
dan laki-laki itu sama. Di mana wanita bebas bekerja di mana saja sesuai dengan
bidangnya. Sehingga dengan demikian, kaum perempuan seharusnya mempunyai hak
yang sama dalam suatu perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep etika dalam manajemen sumber daya manusia?
2. Bagaimana implementasi konsep etika sumber daya manusia?
3. Apa yang menyebabkan terjadinya diskriminasi terhadap buruh perempuan?
4. Bagaimana kaitan antara etika dengan terjadinya diskriminasi perempuan?
5. Siapakah pihak yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran etika dalam hal
diskriminasi buruh perempuan?
6. Bagaimana diskriminasi buruh perempuan dipandang dari segi etika?
7. Bagaimana solusi yang tepat terhadap permasalahan etika dalam diskriminasi buruh
perempuan?
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 4/21
1.3 Batasan Masalah
Adapun ruang lingkup dalam penulisan makalah ini adalah mengenai pelanggaran
kode etik dalam sumber daya manusia, yang dikhususkan pada kasus “diskriminasi
terhadap buruh perempuan di …………..
1.4 Tujuan
1. Megetahui konsep etika dalam manajemen sumber daya manusia
2. Megetahui implementasi konsep etika sumber daya manusia
3. Mengetahui penyebab terjadinya diskriminasi terhadap buruh perempuan
4. Megetahui kaitan antara etika dengan terjadinya diskriminasi perempuan
5. Megetahui pihak yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran etika dalam hal
diskriminasi buruh perempuan
6. Megetahui sudut pandang etika terhadap diskriminasi buruh perempuan
7. Megetahui solusi yang tepat terhadap permasalahan etika dalam diskriminasi buruh
perempuan
1.5 Manfaat
1. Memberikan wawasan baru tentang peran etika di dalam sumber daya manusia
khususnya ketenaga kerjaan
2. Mengetahui pentingnya suatu etika didalam organisasi/perusahaan dalam mencapai
tujuan perusahaan
3. Sebagai mahasiswa yang akan terjun kedunia kerja materi ini memberikan gambaran
umum tentang batasan-batasan mengenai perlakuan dalam dunia kerja serta
mengetahui peraturan-peraturan yang mengatur mengenai ketenaga kerjaan
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 5/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Etika
Untuk memahami apakah “ etika “ maka perlu membandingkannya dengan
moralitas. Etika dan moralitas sering dimaknai dengan makna yang sama. .Sehubungan
dengan hal tersebut, secara teoritis dapat dibedakan kedua pengertian tersebut. Etika
berasal dari bahasa Yunani “ Ethos “ berarti adat istiadat atau kebiasaan. Sehingga dalam
pengertian ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri
seseorang maupun suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Hal ini berarti etika
berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala
kebiasan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi
ke generasi yang lainnya.
Pengertian tersebut relatif sama dengan moralitas. Moralitas berasal dari bahasa
latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “ Mores” berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Jadi pengeertai secara umum , etika dan moralitas ,sama-sama berarti sistem nilai tentang
bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah di institusinalisasikan
dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang
konsisten dan berulang dalam kurun waktu yang lama sebaimana layaknya sebuah
kebiasaan.Kedua, etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda dengan
moralitas. Dalam pengertian kedua ini etika mempunyai pengertian yang jauh lebih luas
dari moralitas dan etika dalam pengertian pertama diatas. Etika dalam pengertian kedua
ini sebagai filsafat moral , atau ilmu yang membahas nilai dan noerma yang diberikan
oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama. Dengan demikian, etika dalam
pengertian yang pertama berisikan nilai dan norma-norma konkrit yang menjadi
pedoman dan pegangan hisup manunia dalam kehidupanya. Hal ini berkaitan dengan
perintah dan larangan langsung yang nyata. Dan pengertain etika pada kedua adalah
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 6/21
lebih normatif dan oleh karena itu mengikat setiap pribadi manusia.Dengan demikian,
etika dalam pengertian kedua dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional
mengenai :
a. nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik
sebagai manusia
b. masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai
dan norma-norma moral yang umum diterima.
Menurut Magnis Suseno , Etika adalah Sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang
menurutnya adalah etika dalam pengertian kedua. Sebagai ilmu yang terutama menitik-
beratkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam kedua ini mempersoalkan apakah nilai
dan norma moral tertentu harus dilaksanakan dalam siuasi konkret tertentu yangdihadapai seseorang. Sehingga , etika membutuhkan evaluasi kritis atas semua seluruh
situasi yang terkait. Dibutuhkan semua informasi seluas dan selengkap mungkin baik
menyangkut nilai dan norma moral, maupun informasi empiris tentang situasi yang
bahkan belum terjadi atau telah terjadi untuk memungkinkan seseorang.bisa mengambil
keputusan yang tepat, baik tentang tindakan yang akan dilakukan maupun tentang
tindkan yang telah dilakukan oleh pihak tertentu.
Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk
bertindak seara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu
manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggung-jawabkan. Kebebasan
dan tanggung-jawab adalah unsure pokok dari otonomi moral yang merupakan salaah
satu prinsip utama moralitas, termasuk etika.
2.2 PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen SDM (sumber daya manusia) merupakan suatu proses menangani berbagai
masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya,
untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Menurut A.F. Stoner, Manajemen SDM merupakan suatu prosedur yang
berkelanjutan, yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan
orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat
organisasi memerlukannya.
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 7/21
Fungsi operasional dalam Manajemen SDM merupakan dasar pelaksanaan
proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi/ perusahaan.
Fungsi operasional tersebut terbagi lima, secara singkat sebagai berikut:
1. Fungsi Pengadaan, yaitu proses penarikan seleksi,penempatan,orientasi,dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan (the
right man in the right place).
2. Fungsi Pengembangan, yaitu proses peningkatan ketrampilan
teknis,teoritis,konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan
masa kini maupun masa depan.
3. Fungsi Kompensasi, yaitu pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung
berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output ) yang
diberikannya kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai
prestasi dan tanggung jawab karyawan tersebut.
4. Fungsi Pengintegrasian, yaitu kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan
saling menguntungkan. Dimana Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit
dalam Manajemen SDM, karena mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang
bertolak belakang antara karyawan dan perusahaan.
5. Fungsi Pemeliharaan, yaitu kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) .
Tidak bisa dipungkiri, perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa
organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan usahanya. Perubahan tersebut
telah menggeser fungsi-fungsi manajemen SDM yang selama ini hanya dianggap sebagai
kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan pegawai staffing, coordinating
yang dilakukan oleh bagian personalia saja. Saat ini manajemen SDM berubah dan
fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh
fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah
ditetapkan serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi,
dengan kata lain fungsi SDM lama menjadi lebih bersifat strategik. Oleh karena itu,
manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk memahami perubahan yang semakin
komplek yang selalu terjadi di lingkungan bisnis. Ia juga harus mengantisipasi perubahan
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 8/21
teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai memasuki bisnis, akibat
informasi yang berkembang cepat. Perubahan paradigma dari manajemen SDM tersebut
telah memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya didalam
organisasi. Ada kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan
pemusatan perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan
strategi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan
pembuatan keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi SDM. Dengan demikian, maka
akan semakin besar kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.
Berdasarkan uraian pengertian etika dan manajemen sumber daya manusia maka
etika manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu yang menerapkan
prinsip-prinsip etika tehadap hunungan dengan sumber daya manusia dan kegiataannya.
Untuk mencapai penanganan SDM sebagai Human Capital dapat dinilai dari
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Perencanaan dan Pengelolaan SDM
a. Seberapa jauh perencanaan SDM dikaitkan dengan strategi.
b. Seberapa jauh SDM dikaitkan dengan tujuan peningkatan kualitas.
c. Seberapa besar penggunaan data pegawai untuk peningkatan pengelolaan
SDM.
2. Peningkatan Pegawai
a. Seberapa besar insentif bagi keterlibatan pegawai dalam peningkatan
kualitas.
b. Seberapa besar wewenang yang diberikan kepada pegawai dalam area
kerja mereka.
c. Bagaimana pengukuran dan pemantauan pegawai dalam peningkatan
kualitas.
d. Bagaimana indicator monitoring keterlibatan pegawai pada semua
tingkatan.
3. Pendidikan dan Pelatihan
a. Bagaimana sistematika pengembangan program pelatihan dan pendidikan.
b. Bagaimana mengukur kaitan pelatihan dan pendidikan dengan pekerjaan
pegawai.
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 9/21
c. Seberapa jauh pengaruh hasil pelatihan berhubungan dengan area Pekerjaan
pegawai.
d. Bagaimana mengukur pelatihan pegawai dengan kategori pekerjaan.
4. Kinerja Pegawai dan Pengakuan
a. Seberapa jauh reward program mendukung tujuan peningkatan mutu.
b. Bagaimana intensitas organisasi meninjau ulang dan meningkatan reward program.
c. Bagaimana pengelolaan data dan bukti pengenalan setiap pegawai.
d. Bagaimana keberlanjutan peningkatan program untuk mencapai kepuasan pegawai.
5. Kepuasan Pegawai
a. Seberapa jauh program pengembangan pelayanan kepada pegawai;
b. Bagaimana system penilaian & evaluasi kepuasan pegawai;
c. Bagaimana kelengkapan data dalam peningkatan dan pelayanan pegawai.
2.3 Pengertian Etika Manajemen Sumber Daya Manusia
Etika manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu yang
menerapkan prinsip-prinsip etika tehadap hubungan dengan sumber daya manusia dan
kegiataannya.
2.4 Sebab Perilaku Tidak Etis
Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu:karyawan memiliki
kemampuan kognitif yang rendah menyebabkan tingkat penerimaan yang kurang baik,
adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial menjadi lebih menentukan
dalam mempengaruhi perilaku karyawan, adanya ethical dilemma yaitu situasi yang
menyebabkan adanya pilihan-pilihan yang muncul yang berpotensi menghasilkan
perilaku yang tidak dapat diterima, ethical dilemma muncul dikarena adanya
ketidaksesuaian antara personel, organisasional dan profesional.
2.5 Integrasi Konsep Etika Dengan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia yang mempunyai peran dalam mendukung dan
memberikan inisiatif dalam pelaksanaan konsep etika perusahaan mempunyai tugas
dalam mengontrol dan mengintegrasikannya ke dalam fungsi-fungsi organisasional yang
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 10/21
diembannya. Implementasi konsep etika ke dalam fungsi-funsi manajemen sumber daya
manusia yaitu
1. Seleksi, perilaku karyawan tidak terlepas pada karakter pribadi yang
dibawanya.Seperti contoh karyawan dengan kemampuan perkembangan moral yang
tinggi akan menunjukkan perilaku dan pemikiran yang lebih etis. Hal ini menjadi
penting dalam proses seleksi karyawan karena jika calon karyawan memiliki
kemampuan perkembangan moral yang tinggi maka akan lebih mudah menerima
prinsip-prinsip moral universal dibanding karyawan yang memiliki kemampuan
perkembangan moral yang rendah. Dalam hal ini biasanya manajemen mengunakan
tes untuk mengukur kemampuan perkembangan moral untuk menentukan kejujuran
dan personalitas serta sebagia alat untuk melihat karakteristik karyawan. Hal yang penting juga dalam prosse seleksi karyawan yang lebih menitiberatkan pada
penanaman nilai-nilai etika. Karyawan harus mempunyai komitmen pada etika dan
menjadi nyaman berbicara mengenai etika. Jika konsep etika diintegrasikan dalam
organisasi, maka calon karyawan yang dibutuhakan adalah orang-orang yang
menginginkan standar etika dapat diaplikasikan dalam pekerjaan.
2. Orientasi Karyawan, tujuan yang penting dalam konsep orientasi karyawan adalah
mengajarkan mereka norma-norma, attitude, dan beliefs yang berlaku dalam
organisasi. Nilai-nilai organisasi dapat dikomunikasikan melalui presentasi formal
dan secara implisit melalui sejarah dan mitos organisasi.
3. Training, dalam integrasi training menanamkan nilai-nilai etika agar karyawan
memilki lebih luas pengembangannya dan aktivitas training untuk karyawan
memiliki fokus yang berbeda-beda. Kareana karyawan diharuskan untuk tahu
mengenai aturan- aturan regulasi maupun kebajikan, maka penanaman nilai-nilai
etika juga harus memfokuskan pada sharing etika antar organisasi. Training juga
dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan karyawan dan manajer mengenai
kemampuan dalam mengaplikasikan framework etika dalam pemecahan masalah.
4. Penilaian Kinerja, proses penilaian kinerja juga dapat diartika sebagai perwujudan
proses keadilan yang mempunyai kriteria seperti konsisten, bebas dari bias,
didasarkan pada informasi yang akurat, dapat dikoreksi dan merupakan representasi
dari kinerja yang sebenarnya.. penilaian kinerja seharusnya dikomunikasikan dalam
cara penyampaian informasi mengenai keadilan antar individu. Karyawan
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 11/21
seharusnya diberikan keterangan, khususnya untuk hasil yang negatif dan mereka
seharusnya diperlakukan sesuai martabat dan rasa hormat.
5. Reward dan Hukuman, pendekatan yang kompleks dapat dilakukan dengan
pemberian reward untuk perlakuan yang etis dan hukuman untuk perlakukan kurang
etis. Dengan adanya reward, diharapkan bahwa tuntunan adanay perilaku yang lebih
beretika tidak dianggap sebagai suatu tambahan beban. Tentunya reward untuk
perilaku yang etis dapat menjadi sesuatu yang berlebih-lebihan. Manajemen sumber
daya manusia harus menunjukkan dukungan kepada karyawan yang menginginkan
standar etika yang tinggi. Sehingga melalui dukungan tersebut aspirasi program
penanaman nilai-nilai etika dapat dibicarakan sungguh-sungguh dan lebih berarti.
Hukuman menyediakan pembelajaraan sosial yang penting bagi karyawan untuk
menjadi lebih sadar dan mempunyai kemauan dalam menegakkan nilai-nilai dan
etika organisasi. Jika perlu tidak etis tidak perlu diberkan sanksi, maka karyawan
akan beranggapan bahwa mereka juga dapat terhindar dari hukuman.
2.6 Melawan Diskriminasi Buruh Perempuan
Meskipun Indonesia sudah meratifikasi sejumlah konvensi internasional
tentang perburuhan, konvensi tentang anti kekerasan dan perlindungan perempuan.
Tetapi, kasus diskriminasi terhadap buruh perempuan masih ada, Komnas Prempuan
mencatat pada tahun lalu, ini masih terjadi kekerasan dan diskriminasi terhadap buruh
perempuan. Mulai dari dipersulit untuk mendapatkan izin menikah, izin cuti hamil, izin
cuti haid, hingga tidak adanya fasilitas tempat menyusui atau ASI di tempat kerja.
Komnas Perempuan juga mencatat ada PHK sepihak pada perempuan yang
menimpa perempuan hamil dan PHK sepihak pada perempuan yang menjadi single
parents atau orang tua tunggal ada juga perempuan yang menjadi tulang punggung
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 12/21
pencari nafkah keluarga. Akhir tahun lalu Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
mengakui hingga kini diskriminas pada perempuan masih terus terjadi termasuk PHK
ketika perempuan itu menikah dan hamil ini suatu tragedi yang memutuskan bekerja
sebagai buruh di perusahaan karena pasti keuangan mereka terganggu. Bagaimana
melawan diskriminasi pada perempuan?
Koordinator Konfederasai Serikat Buruh Indonesia (KSBSI) wilayah Riau
Mohhamad Natsir Anas membenarkan diskriminasi kerap terjadi pada buruh perempuan.
Diskriminasi yang terjadi mulai dari tidak diberikan izin cuti hingga di PHK secara
sepihak oleh perusahaan tempat mereka bekerja. “ Ada buruh perempuan yang hamil
setelah melahirkan tidak boleh lagi bekerja. Dan ada juga buruh di hotel, dia bekerja
setelah pulang jam bekerjanya harus bekerja lagi di rumah majikan hotel tersebut. Jadi
melampaui jam bekerja” Ujar Anas.
Adanya diskriminasi pada buruh perempuan ini diakui oleh kepala Dinas Tenaga
Kerja kota Batam, Zarefriadi mengakui masih banyaknya dikriminasi terhadap buruh
perempuan. Malahan, hingga saat ini Dinas Tenaga Kerja tidak memiliki program khusus
untuk menentaskan diskriminasi tersebut. Zarefriadi mengatakan, Dinas Tenaga Kerja
Kota Riau hanya sebatas memberikan pelatihan terhadap para buruh perempuan. Kata dia
diskriminasi terjadi karena tidak baiknya hubungan anatara perusahaan dengan para
buruhnya. “ Sekarang yang tidak bisa kita pungkiri dalam hubungan yang harmonis
kadang-kadang masalah itu tidak teruangkap, tidak dilaporkan kalau hubungannya
harmonis antara pekerja dan buruh biasanya gak ada masalah yang timbul dari
perusahaan” kata Anas
Diskriminasi buruh perempuan tidak hanya terjadi di Batam, namun di seluruh
Indonesia pun terjadi. Salah satu perwakilan buruh Bernika mengungkap buruknya
perlakuan yang diberikan oleh perusahaan kepada buruh perempuan. Bernika adalah
salah satu contoh, buruh wanita yang dipecat secara sepihak karena dituduh mencuri oleh
perusahaannya. Ia juga mengeluhkan rendahnya fasilitas yang diberikan untuk
perempuan pada saat bekerja. Bernika mencontohkan tidak adaanya fasilitas transportasi
pada saat seorang buruh perempuan pulang diatas pukul 11 malam. “Cuman ya namanya
kita tidak ada transportasi dari PT, kita ya pulang malem itu kadang samapai jam 3
karena kita kejar dengan bahkan kita selalu pulang sendirian” Kata bernika.
Zarefriadi menilai, peraturan ketenaga kerjaan jelas menerangkan mengenai
perlindungan kepada para buruh perempuan ketika perusahaan mengharuskan untuk
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 13/21
pulang malam. Ketika dimintai ketegasan soal upaya untuk melawan diskriminasi pada
buruh perempuan tersebut.
Dinas Tenaga kerja Riau mengaku sulit untuk melakukan pembenahan terhadap
diskriminasi tersebut. Saat ini, pihaknya terus berusaha untuk memaksimalkan sosialisasi
akan peraturan ketenaga kerjaan pada perusahaaan-perusahaan. Meski tidak dapat
memastikan apakah bisa diksriminasi tersebut benar-benar bisa dihilangkan, pihaknya
saat ini terus berusaha melakukan pengawasan dan akan menambah jumlah orang yang
dapat mengawasi perusahaaan-perusahaan yang melakukan diskminasi.
Berbeda dengan Zarefriadi, Anas yang begitu peduli dengan nasib para buruh
perempuan, saat ini sedang terus berusaha menggelar pertemuan dengan perusahaaan-
perusahaan agar dapat melakukan perjanjian tertulis dengan para buruh perempuan.
Sehingga tidak lagi ada diskriminasi perempuan yang selalu merugikan kaum
perempuan.
Sumber :
http://www.portalkbr.com/berita/perbincangan/2499106_4215.html
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 14/21
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Bagaimana konsep etika dalam manajemen sumber daya manusia
Telah dijelaskan sebelumnya mengenai pengertian dari etika dan sumber daya
manusia. Namun, masih banyak yang salah memahami mengenai masalah etika. Di mana
dalam suatu peusahaan terdapat aturan yang mengatur tentang etika. Namun ternyata, aturan
tersebut bukan membawa perubahan baik dalam etika perusahaan. Karyawan perusahaan
hanya menganggap hal tersebut sebagai sebuah aturan. Hanya sebatas kode etik. Padahal,
etika seharusnya tidak perlu dibuat sebuah aturan untuk mengaturnya, karena etika
menunjukkan moral dari seseorang atau perusahaan tersebut. Di mana moral seharusnya
tumbuh dan berkembang di dalam diri individu tersebut, sehingga tidak perlu aturan untuk
memperbaiki moral mereka. Namun faktanya, dalam perusahaan moral karyawan harus diatur
dalam sebuah kode etik. Mirisnya, walaupun sudah ada aturan yang mengatur mengenai
etika, masih banyak karyawan, pengusaha atau siapapun yang tidak menunjukkan moralnya
dalam bekerja. Padahal aturan tersebut tentunya sangat bagus, karena akan mengembangkan
nama baik serta kualitas dari perusahaan. Hal itulah yang dikenal sebagai pelanggaran etika
atau pelanggaran kode etik.
Hal ini bisa terjadi karena karyawan hanya menganggap hal tersebut sebuah aturan
belaka, hanya sekedar kode etik yang bisa dilanggar tanpa memikirkan apa sebenarnya
maksud dari peraturan tersebut. Hal ini menunjukkan terjadinya kesalahan dalam penafsiran
mengenai konsep etika. Di mana yang seharusnya dipahami adalah konsep etika bukan
sekedar kode etik.
Kode etik menetapkan aturan kehidupan organisasi, termasuk tanggung-jawab professional, pengembangan professional, kepemimpinan yang etis, kejujuran dan
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 15/21
keadilan, konflik kepentingan, dan menggunakan informasi. Banyak organisasi yang
mempunyai kode etik yang formal dalam organisasi tetapi pengaruh kode etik dalam
perilaku anggotanya perlu dipertanyakan. Banyak anggota yang menganggap kode etik
hanya sebagai hiasan saja. Kode etik perusahaan tidak akan efektif jika tidak didukung
dengan norma-norma informal yang berlaku. Bagaimanapun juga kode etik harus sesuai
dengan norma-norma dalam organisasi , disebarluaskan kepada karyawan dan benar-
benar dijalankan. Kode etik perusahaan belum bisa mampu membangun sebuah
peusahaan etis. Oleh sebab itu perlu adanya konsep etika yang matang yang tidak hanya
mampu mengurangi kerugian yang berakibatkan perilaku karyawan yang tidak etis,
tetapi juga membuat suatu konsep etika yang mampu membangun budaya etis
organisasial.
Salah satu prinsip dasar dari kode etik perhimpunan Manajer SDM dan Standar
Profesional dalam MSDM ditetapkan bahwa ” Sebagai Profesioanl SDM, mempunyai
tanggung-jawab untuk memberikan nilai tambah pada organisasi yang dilayani dan
memberikan kontribusi bagi keberhasilan etika organisasi”.
Manajer SDM dapat membantu mendorong budaya etis, artinya lebih dari
sekedar menggantung poster kode etik di dinding. Sebaliknya, karena pekerjaan utama
profesional SDM adalah berhubungan dengan orang, mereka harus membantu untuk
mempraktekkan etika ke dalam budaya perusahaan. Mereka perlu membantu
membangun lingkungan di mana karyawan bekerja di seluruh organisasi untuk
mengurangi penyimpangan etika.
3.2 implementasi konsep etika sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia, konsep etika dapat di implementasikan
dalam bentuk pengawasan organisasaional yang didasarkan pada sosialisasi aturan-
aturan, memonitor perilaku dan disilpin karyawan, serta mempengaruhi perilaku
melalui pemberian hukuman bagi mereka yang sering melanggar etika. Penerapan yang
terlalu kuat pada konsep etika yang berorentasi pada pemenuhan etika tersebut,
mempunyai akibat yang kurang baik pada outcome yang dihasilkan, karena perhatian
karyawan akan tertumpu pada usaha-usaha untuk menghindari hukuman saja. Dengan
demikian, hanya akan tercipta atmosfir dimana karyawan berusaha untuk tidak tekena
hukuman, sedangkan keinginan ataupun cita-cita untuk meningkatkan mentalitas yamg
lebih etis dan bermoral mungkin kurang dapat diwujudkan. Pemenuhan etika secara
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 16/21
umum dapat membantu mengurangi pelanggaran etika meskipun tidak mempunyai
derajat yang sama dengan konsep etika yang berorentasi pada penanaman nilai-nilai
etika.
Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan untuk
kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan
terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti. Tujuan tersebut
disosialiasasikan dengan adanya sharing nilai-nilai etika dalam organisasi. Dalam hai
ini setiap anggota organisasi mempunyai status yang sama. Dengan begitu organisasi
membawa komitmen bersama yamg diaplikasikan secara sama pada semua anggota.
Karena karyawan mendapat perhatian atas kontribusinya, maka mereka akan merasa
bangga dengan nilai-nilai etika dalam organisasi.
Konsep penanaman nilai-nilai etika lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas
yang membantu karyawan dalam pembuatan keputusan, menyediakan nasihat-nasihat
dan konsultasi etika, serta mendukung konsensus mengenai etika bisnis. Manajemen
sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan antara
penanaman nilai-nilai etika dan pemenuhan etika tersebut.
Implementasi konsep etika harus mampu diintegrasikan dalam setiap aktivitas
manajemen sumber daya manusia. Adanya konsistensi antara kebijakan dan praktek
diharapkan dapat menghindari persepsi yang ambigu yang diterima karyawan. Sebagai
contoh, jika karyawan didorong untuk melaksanakan suatu standar etika tertentu, tetapi
standar tersebut tidak diintegrasikan dalam standar penilaian kinerja, reward, sistem
kompensasi serta sistem manajemen sumber daya manusia lainnya, maka akan
menimbulkan perasaan ketidakadilan bagi karyawan. Dengan mengintegrasikan
program etika ke dalam fungsi-fungsi organisasional diharapkan akan menjadikan
pelaksanaan konsep etika menjadi lebih efektif.
Hak-hak yang harus dipenuhi sebagai seorang karyawan agar konsep etika
dapat menghasilkan keputusan yang etis setiap level manajemen sumber daya manusia
adalah
1. Hak atas pekerjaan , kerja merupakan hak asasi manusia karena dengan hak akan
hidup.
2. Hak atas upah yang adil sehingga tidak ada diskrimanitif dalam pemberian upah.
3. Hak untuk berserikat dan berkumpul, dapat menjadi media advokasi bagi pekerja.
4. Hak untuk perlindungan keamanan dan kesehatan.
5. Hak untuk diproses hukum secara sah, hak untuk diperlakukan sama.
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 17/21
6. Hak atas rahasia pribadi.
7. Hak atas kebebasan suara hati.
Walaupun hak-hak para pekerja telah di penuhi kadang terjadi suatu
permasalahan-permasalahan yang di alami oleh para pekerja yaitu
1. Kolusi bentuk penyogokan yang terjadi pada calon karyawan yang ingin naik
jabatan (promosi jabatan).
2. Lamaran peluang kerja yang mencantumkan agama dan ras suku pada media massa.
3. Pelatihan-pelatihan (training) yang dilakukan hanya berdasarkan untuk
mendapatkan proyek tender saja. Jadi pelatihan dilaksanakan tidak berdasarkan
kebutuhan yang ada.
4. Pemberian hasil penilaian psikologis (ex: psikotest) kepada seseorang yang berada
di luar bidang yang berwenang. Contohnya, pemberian hasil penilaian psikologis
yang dimiliki secara otoritas oleh bidang HRD dalam proses kegiatan rekrutmen
kepada di luar bidang HRD.
5. Pemberitahuan besaran nominal jumlah gaji kepada pihak yang tidak berwenang.
Penjelasan dari permasalahan diatas, problem pertama termasuk dalam permasalahan
etika terkait dengan satu diantara tiga pengertian etika dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1988), yaitu nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
bermasyarakat. Perilaku kolusi menyogok jelas sekali merupakan tindakan jalur pintas
demi mencapai tujuannya. Jalan pintas yang dilakukan sebenarnya tidak akan menjadi
masalah jika dilakukan dalam kerangka norma kebaikan yang dapat diterima oleh
masyarakat. Namun, permasalahannya adalah jalan pintas yang digunakan bertentangan
dengan norma kebaikan yang semestinya tertera dalam kehidupan bermasyarakat.
Perjalanan untuk mencapai suatu tujuan yang baik haruslah pula menggunakan cara yang
baik. Cara yang baik itu adalah dengan memberikan usaha yang optimal melalui
kemampuan dirinya sendiri. Sehingga, promosi jabatan itu didapat melalui keringatnya
sendiri bukan berdasarkan unsur lain yang menyalahi noma kebaikan yang berlaku.
Problem etika yang kedua berkaitan erat dengan pengertian etika yang lain (masih dalam
pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988) yaitu, ilmu tentang yang baik dan apa
yang buruk. Norma baik yang tertanam dalam masyarakat umum adalah tidaklah etis
ketika pencantuman hal-hal yang bersifat pribadi dicantumkan dalam media massa yang
melibatkan berbagai macam kalangan pihak. Sehingga ketika pencatuman tersebut dalam
hal ini adalah ras agama ditampilkan, maka tentu menimbulkan ketidaksukaan masyarakat
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 18/21
akan hal tersebut. Lagi pula pencantuman kedua hal tersebut tidaklah menjadi hal esensi
dalam kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan..
Permasalahan ketiga juga termasuk permasalahan etika dalam kategori pengertian
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Dalam kode etik yang ditetapkan
dalam dunia SDM tidak dibenarkan jika pelaksanaan training hanya dijalankan semata-
mata untuk proyek saja. Buat apa menghabiskan banyak uang atau mendulang banyak
uang, namun tujuan sebenarnya dari pelatihan tidaklah didapat. Jadi, pelatihan hanya
formalitas kegiatan saja. Hal itu tentu saja merendahkan martabat.pelatihan itu sendiri.
Berkaitan dengan hal itulah menurut kelompok kami, kode etik itu ditetapkan.
Permasalahan keempat ini juga termasuk dalam etika dalam kategori pengertian kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Tidak etis ketika sumber data mengenai
deskripsi psikologis yang dimiliki oleh seseorang diketahui oleh banyak pihak.
Pengetahuan akan deskripsi psikologis tersebut haruslah mempertimbangkan izin dari
orang bersangkutan yang memiliki deskripsi psikologis tersebut dan tujuan yang jelas
kenapa data tersebut dibutuhkan. Selama kedua pertimbangan tersebut tidak ada, maka
tindakan mengetahui hasil data deskripsi psikologis tersebut tidak dibenarkan (tidak etis).
Problem kelima merupakan permasalahan etika dalam pengertian yang sama seperti
sebelumnya, yaitu kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Gaji
merupakan ranah area pribadi yang secara etis diketahui oleh orang yang bersangkutan
saja dan pihak diatas yang mengelola keuangan penggajian. Suatu hal pribadi jelas tidak
diperkenankan untuk diketahui oleh pihak lain tanpa seizin dari pihak yang memiliki
otoritas. Pemahaman itulah yang menjadi kumpulan dari nilai-nilai yang terbentuk dalam
suatu masyarakat sehingga membentuk perilaku akhlak seperti apa yang seharusnya
dilakukan.
Cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan permasalahan diatas dengan
cara menciptakan hubungan kerja yang sukses diantaranya:
1. Membentuk komite karyawan dan manajemen.
2. Membuat buku pegangan karyawan.
3. Sistem pengupahan yang profesional.
4. Menciptakan suasana kerja yang kondunsif
5. Menampung keluhan, saran, kritik karyawan.
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 19/21
3.3 Penyebab terjadinya diskriminasi terhadap buruh perempuan?
Munculnya diskriminasi di tempat kerja, karena pekerja perempuan dianggap memiliki
human capital (pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja) yang lebih sedikit dibanding
dengan pekerja laki-laki (Sumanto: 1993). Hal ini disebabkan, karena secara kultural
sebagian masyarakat masih dipengaruhi secara kuat oleh budaya patriarki yang menimbulkan
ketimpangan struktur sehingga perempuan menjadi terbatas untuk memperoleh akses
pendidikan, ekonomi dan berorganisasi (Hatta: 2006). Dampak lain dari sistem dominasi di
lingkaran budaya patriarki, ini membuat mitos ataupun stereotipe tersendiri bagi pekerja
perempuan, seperti sebagai berikut:
1. Perempuan sebagai pekerja ideal, terampil, rajin dan teliti;
2. Pekerja perempuan bahagia dengan kesempatan kerjanya, sehingga mudah diatur dan tidak
banyak menuntut.
Kedua hal di atas banyak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk
mengakumulasi modal (Tjandraningsih: 1997). Hal inilah yang menyebabkan munculnya
ketidakadilan dan melahirkan diskriminasi terhadap perempuan.
4 Bagaimana kaitan antara etika dengan terjadinya diskriminasi perempuan?
5 Siapakah pihak yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran etika dalam hal
diskriminasi buruh perempuan?
perusahaan
6. Bagaimana diskriminasi buruh perempuan dipandang dari segi etika
Diskriminasi tenaga kerja berarti membuat keputusan (atau serangkaian keputusan) yang
merugikan pegawai (atau calon pegawai) yang merupakan anggota kelompok tertentu karena
adanya prasangka yang secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tersebut.
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar, yaitu :
Keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih (atau calon pegawai) karena bukan
didasarkan pada kemampuan yang dimiliki, misalnya dalam melaksanakan pekerjaan
tertentu, senioritas atau kualifikasi-kualifikasi yang secara moral dianggap sah bagi yang
lainnya.
Keputusan yang sepenuhnya (atau sebagian) diambil berdasarkan prasangka rasial atau
seksual, streotipe yang salah, atau sikap lain yang secara moral tidak benar terhadap anggota
kelompok tertentu dimana pegawai tersebut berasal.
Keputusan (atau serangkaian keputusan) yang memiliki pengaruh negative atau merugikan
pada kepentingan-kepentingan pegawai, mungkin mengakibatkan mereka kehilangan
pekerjaan, kesempatan memperoleh kenaikan pangkat, atau gaji yang lebih baik.
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu argumen utilitarian, hak dan kewajiban
Argumen utilitarian, yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada
gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan berdasarkan kopentensi (atau kebaikan). Pekerjaan-pekerjaan yang berbeda menurut argumen
7/16/2019 ETIKA BISNIS.docx1
http://slidepdf.com/reader/full/etika-bisnisdocx1 20/21
ini memerlukan keahlian atau sifat kepribadian yang berbeda jika kita ingin agar semuanya
seproduktif mungkin.
Argumen hak, diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia.
Menurut Kant manusia haruslah diperlakukan sebagai tujuan dan tidak boleh hanya sebagai
sarana. Setidaknya prinsip ini berarti masing-masing individu memiliki hak moral untuk
diperlakukan sebagai seorang yang mardeka dan sejajar dengan semua orang lain, dan bahwasemua individu memiliki kewajiban moral korelatif untuk memperlakukan satu sama lain
sebagai individu yang mardeka dan sederajat.tidakan diskriminasi melanggar prinsip ini
dalam dua cara, yaitu :
Diskriminasi didasarkan pada keyakinan bahwa suatu kelompok tertentu dianggap lebih
rendah dibandingkan kelompok lain.
Diskriminasi menempatkan kelompok yang terdiskriminasi dalam posisi sosial dan ekonomi
yang rendah.
Argumen keadilan, melihat diskriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan.
John Rawls menyatakan bahwa diantara prinsip-prinsip keadilan yang menjelaskan posisi
asal, yang paling penting adalah prinsip kesamaan hak untuk memperoleh kesempatan.
Ketidak adilan sosial dan ekonomi sudah seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga dapatdisalurkan pada pekerjaan-pekerjaan yang terbuka bagi semua orang dalam kondisi yang
menjunjung kesamaan untuk memperoleh kesempatan. Diskriminasi melanggar prinsip ini
dengan cara menutup kesempatan bagi kaum minoritas untuk menduduki posisi-posisi
tertentu dalam sebuah lembaga sehingga otomatis berarti mereka tidak memperoleh
kesempatan yang sama dengan orang lain. Dan hilangnya kesempatan bersaing untuk
memperoleh pekerjaan tertentu adalah tidak adil, demikian kata Rawls.
6 Bagaimana solusi yang tepat terhadap permasalahan etika dalam diskriminasi buruh
perempuan?
Menciptakan hubungan yang harmonis antara pemilik usaha dengan karyawan perlu di bina,
karena pada dasarnya karyawan adalah mitra setia dan menjadi ujung tombak perusahaan.
Keberadaan karyawan, pada sebuah perusahaan memberikan arti yang sangat penting bagi
perkembangan perusahaan. Demikian pula sebaliknya dengan karyawan, mereka mempunyai
rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan akan semakin bangga
jika perusahaan maju dan berkembang. Untuk menumbuhkan rasa memiliki (sense of
belonging) terhadap perusahaan kepada para karyawan hal mendasar yang perlu diperhatikan
adalah kejelasan mengenai hak dan kewajiban mereka. Hubungan antara perusahaan dengan
karyawan akan terjalin lebih harmonis, apabila hak dan kewajiban karyawan dan perusahaan
terpenuhi.Menegakkan peraturan yang telah ditetapkan baik uu ketenaga kerjaan serta Hak asasi
manusia diakui secara universal sebagaimana tercantum dalam piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), Deklarasi universal hak-hak asasi manusia yang disetujui PBB tahun 1948,
Deklarasi ILO di Philadelphia tahun 1944 dan konstitusi ILO. Dengan demikian semua
negara di dunia secara moral dituntut untuk menghormati, menegakkan, dan melindungi hak
tersebut. Deklarasi Philadelphia menyatakan bahwa manusia semuanya, tanpa memandang
ras, kepercayaan, jenis kelamin, berhak untuk mengejar baik kesejahteraan materil maupun
kemajuan spirituil dalam suasana bebas dan terhormat, dan dalam suasana kemantapan
ekonomis dan kesamaan kesempatan, dan dengan mempertimbangkan juga bahwa
diskriminasi merupakan pelanggaran hak-hak yang dinyatakan dalam pernyataan universal
tentang hak-hak manusia.
Recommended