View
33
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 1
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada Era Globalisasi sekarang ini pembangunan disegala bidang maju sangat pesat.
Dalam bidang teknik sipil, kita mengenal bangunan terdiri dari bagian atas kita namakan
upper structure dan bagian bawah kita namakan sub structure.
Komponen terpenting dalam membangun gedung atau rumah tinggal di atas permukaan
tanah adalah pondasi. Pondasi merupakan struktur bawah gedung atau bangunan
tempat tinggal yang harus mampu menopang beban beban yang disebabkan antara
lain : beban sendiri bangunan, beban hidup yang harus dipikul serta beban gempa.
Penentuan daya dukung pondasi dangkal dan dalam sampai sekarang masih terus
dikembangkan. Baik secara empiris maupun langsung dari hasil in situ testing. Yang
menarik disini adalah hasil uji insitu merupakan input yang sangat baik dalam
menentukan parameter parameter tanah. Karena kita tahu bahwa dengan uji
langsung di lapangan (uji in situ )kita tidak memerlukan sample tanah dan kondisi tanah
uji terbebas dari disturbance. Salah satu uji in situ yang sampai sekarang dipakai adalah
uji CPT.
Pengujian CPT (Cone Penetration Test) yang kita mengenal di Indonesia dengan
sebutan sondir. Sondir dikembangkan pertama kali oleh orang dari Belanda yang
bernama Barentseen, 1936. Sondir merupakan uji lapangan yang sangat praktis dipakai
untuk memprediksi kedalaman tanah keras dan klasifikasi tanah. Hasil pengujian adalah
tahanan ujung sondir (conus resistance) dan tahanan gesek sondir (friction resistance).
Sondir Merupakan uji lapangan yang praktis dan murah.
1.2. Tujuan 1. Membandingkan lebar (B) terhadap kedalaman (D) dan daya dukung ijin pondasi (qa)
dangkal.
2. Membuat chart untuk memudahkan perencanaan pondasi disekitar bendan duwur
I.I. Batasan Masalah Dalam penelitian ini kami membatasi :
1. Data data sondir yang diambil di sekitar Jl. Pawiyatan luhur Bendan Duwur
2. Klasifikasi tanah menggunakan chart milik Schmertmann
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 2
3. Perhitungan daya dukung dengan menggunakan Metode Mayerhof
II. Pustaka Sondir mempunyai 2 (dua) bagian yaitu silimut dan conus (lihat gambar 2.1).
Gambar 2.1 : Conus dengan selimutnya
(sumber : Robertson, CPT in Geotechnical Practice)
Gambar 2.2 : Detail ujung conus
(sumber : Robertson, CPT in Geotechnical Practice)
Penampang luas dari ujung conus adalah 10 cm2, sedangkan sudut yang dibentuk oieh conus
adalah 60. Luas selimut adalah 150 cm2, dalam perkembangannya sondir
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 3
mengalami beberapa kali penambahan :
Penambahan selimut di belakang conus oleh Begemann
Penambahan selimut sondir untuk menghindari partikel tanah yang masuk oleh
Vermeiden, 1948,. Kemudian pengukuran gesekan selimut (friction resistance)
dikembangkan oleh Begemann, 1953. Standarisasi alat sondir di Indonesia belum dilakukan dan
sampai kini masih mengacu pada ASTM D3411-75T : Tentative Method of Deep Quassi-Static,
Cone and Friction, Cone Penetration Test in Soils, 1975. Pada second Europe Symposium on
Penetration Testing di Amsterdam tahun 1982 dan First International Symposium on Penetration
Testing di Florida tahun 1988, disepakati standar konfigurasi alat dan kecepatan penetrasi tidak
lebih dari 2 cm/det.
Jenis sondir sebenarnya ada 2 macam yaitu :
1. sondir mekanis dan
2. sondir listrik (elektrik)
Cara pembacaan hasil uji sondir mekanis adalah : penetrasi ujung conus dilakukan
mendahului selimutnya, gaya pada conus diukur, kemudian baru penetrasi ujung dan selimut
dilakukan bersama sama sehingga tercatat perlawanan total. Selisih antara pengukuran
perlawanan kedua dan pertama adalah gaya yang bekerja pada selimut sondir.
II.l. Manfaat Uji Sondir Mekanis
Uji sondir merupakan salah satu uji lapangan yang dapat diterima oleh praktisi dan pakar
geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukan manfaat untuk memprediksi profil tanah terhadap
kedalaman tanah. Jenis - jenis tanah dapat didentifikasikan dari kombinasi hasil pembacaan
tahanan ujung dan gesekan selimutnya. Alasan para praktisi dan pakar geoteknik menggunakan
uji sondir adalah sebagai berikut:
1. Cukup ekonomis
2. Dapat dicek ulang dengan hasil yang relatif sama
2. Korelasi empiris yang terbukti semakin handal
3. Perkembangan semakin meningkat khususnya dengan adanya penambahan
sensor batu pori, tekanan air pori, strees cell pada sondir listrik
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 4
Gambar 2.3 : Potongan melintang dari sondir listrik (sumber : Robertson, CPT in Geotechnical Practice)
Adapun kekurangan sondir adalah
1. Tidak dilakukan pengambilan sampel tanah
2. Kedalaman penetrasi terbatas 20 m
3. Tidak dapat menembus pasir padat dan kerikil
Cara pelaporan hasil sondir dapat dilakukan dengan cara memploting hasil bacaan tahanan
ujung dan tahanan selimut pada sumbu x sedangkan sumbu y kedalaman tenah. Bila
penggunaan uji sondir untuk mendapatkan daya dukung pondasi tiang, maka
nilai tahanan ujung (qc) dan jumlah total hambatan pelekat QHP) yaitu nilai kumulatif gesekan
sepanjang kedalaman sondir. Cara pelaporan lainnya yaitu dengan membandingkan gesekan
selimut (fs) dan rasio gesekan (Rf) terhadap kedalaman. Cara ini umumnya dipakai untuk
memprediksi identifikasi dan proftl tanah terhadap kedalaman.
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 5
Gambar 2.4 : Interprestasi hasil uji Sondir
(Sumber : arsip proyek, Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik)
II.2. Interprestasi Hasil Uji Pada uji sondir, terjadi perubahan kompleks dari tegangan tanah saat penetrasi sehingga hal
ini mempersullt interprestasi secara teoritis. Oalam prakteknya sampai sekarang penggunaan uji
sondir masih bersifat empiris.
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 6
II.2.1.Conus Resistance/Tahanan ujung (qc) Besaran penting yang diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yang diambil sebagai
gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir. Besamya gaya ini seringkali menunjuka
identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah yang berbuBr kasar (pasir) tahanan
ujung jauh lebih besar dari pada tanah yang berbutir halus. Terutama pasir padat, sondir ringan
umumnya tidak dapat menembus lapisan ini. Inilah kelemahan dari sondir ringan. Terhentinya
penetrasi pada lapisan pasir padat ada kemungkinan lapisan tanah pendukung sebetulnya beium
dicapai. Pada tanah pasir, pembacaan tahanan ujung tidak mulus karena tanah mengalami
keruntuhan (slip) dan kembali kokoh atau memperoleh kekuatannya kembali secara berselang
seling. Pada tanah lempung perubahan seperti ini lebih cepat sehingga profil tahanan ujung
kelihatan lebih halus.
II.2.2.Gesekan selimut/Friction Resistance (fs) Pengukuran gesekan selimut mula - mula diperkenalkan oleh Bagemann (1953). Data gesekan
selimut bila dipakai untuk mendisain pondasi tiang, nilai gesekan selimut dibanding dengan nifai
tahanan ujung sehingga dikenal dengan rasio gesekan (Rf). Rasio gesekan tidak berdimensi.
Rasio ini dapat dipakai untuk menentukan jenis tanah berbutir halus dan kasar. Bila nilai Rf < 2%
maka tanah termasuk jenis tanah berbutir kasar sedangkan bila nilai Rf > 2% maka tanah
termasuk jenis tanah berbutir halus seperti lanau dan lempung
II.2.3.Faktor - faktor yang mempengaruhi Interprestasi Hasil Uji Sondir Asumsi yang dipakai disini adalah pelaksanaan uji sondir bebas dari ketergantungan pada
operator dan tidak disesatkan oleh akurasi alat, maka untuk interprestasi sondir periu
memperhatikan aspek- aspek sebagai berikut:
II.2.4.Konfiguarsi Alat Bentuk conus sangat memberikan pengaruh yang amat besar terhadap nilai tahanan ujung
sondir. Sondir standar mempunyai sudut puncak conus sebesar 60 dan mempunyai luas
proyeksi 10 cm2.
Menurut Rahardjo (1990), Sondir dengan ujung yang lebih runcing akan memberikan nilai
tahanan ujung yang lebih kecil. Ukuran sondir juga mempengaruhi tahanan ujung khususnya
pada tanah berbutir seperti pasir, sedangkan pada tanah bebutir halus efek skala dari ukuran
sondir tidak banyak pengaruhnya.
II.2.5.Tegangan Vertikal Tanah
In situ tesfing memiliki peran yang amat besar untuk interprestasi hasil uji sondir. Pengaruh ini
tidak signifikan pada tanah lempung.
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 7
II.2.6.Kecepatan dan Metode Penetrasi Kecepatan standar dari penetrasi sondir adalah 2 cm/det Pada kecepatan ini perilaku pasir
dapat dianggap terdrainase (drained) sedangkan tanah lempung dianggap tidak terdainase
(undrained) sehingga tekanan air pori sangat besar. Ini dibuktikan dengan memakai sondir listrik.
II.3. Daya Dukung Pondasi Dangkal Daya dukung pondasi dangkal menggunakan metode Mayerhof (1963) dimana dalam
formula ini Mayerhof memberi pertimbangan yang cukup baik yaitu penurunan ijin
(settlement) sebesar 1 inchi = 2.54 cm.
Formula ini dipakai untuk tanah yang tidak jenuh.
401.1..
+=
BD
Bqq fca ................................................................ (2.1.1)
Dimana :
qa = daya dukung ijin
qc = tahanan konus rata rata pada kedalaman B sampai dengan 2B di bawah
pondasi
Df = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi
Mayerhof mengambil hubungan langsung antara daya dukung ijin pondasi dangkal dan lebar
pondasi
II.4. Klasifikasi Tanah Metode Schmertmann
Klasifikasi tanah dapat menggunakan chart berikut ini :
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 8
Gambar 2.5 : Chart Klasifikasi Tanah Milik Schmertmann
Schmertmann mengklasifikasikan tanah berdasarkan harga qc dan rasio gesekan.
III. Metode Penelitian Data sondir diambil dari penyelidikan tanah di lokasi Jl. Pawiyatan Luhur Semarang. Berikut
Diagram Alir Penelitian atau fow chart penelitian sebagai berikut :
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 9
Start
Collection Data CPT
Klasifikasi tanah dengan Metode Schmertmann
Finish
Hitung Daya dukung ijin pondasi dangkal
Buat Chart Hubungan D Vs Daya Dukung Ijin
Gambar 3.1 : Digram alir penelitian
IV. Pembahasan IV.1. Klasifikasi tanah dengan metode Schmertmann Data tanah yang dipakai untuk sumber penelitian ada 2 (tiga) lokasi yaitu :
1. data tanah di Jl. Teuku Umar no.25 Smg
2. data tanah di Jl. Pawiyatan Luhur :
a. proyek kost putri
b. kampus unika : Gedung Hendrikus Contant Blok B
Tabel 4.1 : Data Sondir dan Lokasi titik sondir di Jl. Pawiyatan Luhur
No. Lokasi Sondir Jumlah titik sondir
1 Jl. Teuku Umar no. 25 4 titik
2. Jl. Pawiyatan Luhur
- Kost putri 6 titik
- Gd. Hendrikus Constant 8 titik
Dari ke tiga lokasi tersebut, lokasi di dalam kampus Unika Soegijapranata
Tabel 4.2 : Kedalaman uji sondir di lokasi
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 10
No. Lokasi Titik Kedalaman
Maksimum (m)
Nilai qc
(kg/cm2)
1 Jl. Teuku Umar no. 25 S1 7.20 200
S2 2.00 200
S3 8.60 200
S4 11.60 200
2 Kost Putri S1 1.40 150
(Jl. Pawiyatan Luhur) S2 2.60 150
S3 5.60 175
S4 4.60 180
S5 1.80 58
S6 1.20 180
3 Gd. Hendrikus Constant S1 4.20 65
(Jl. Pawiyatan Luhur) S2 3.40 90
S3 4.00 70
S4 4.60 29
S5 3.80 150
S6 3.80 90
S7 3.80 200
S8 3.20 200
Pada lokasi Jl. Teuku Umar, semua titik sondir dapat mencapai tanah keras.
Klasifikasi dengan menggunakan Metode Schmertman Tabel 4.3 : Klasifikasi tanah pada Lokasi Jl. Teuku Umar 25
Lokasi 1 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 8.00 Inorganic clay very stiff 0.40 11.00 Inorganic clay very stiff 0.60 17.00 Inorganic clay very stiff 0.80 21.00 Inorganic clay very stiff 1.00 20.00 Inorganic clay very stiff 1.20 20.00 Inorganic clay very stiff 1.40 17.00 Inorganic clay very stiff 1.60 15.00 Inorganic clay very stiff 1.80 20.00 Inorganic clay very stiff 2.00 30.00 Inorganic clay very stiff 2.20 11.00 Inorganic clay very stiff 2.40 11.00 Inorganic clay very stiff 2.60 15.00 Inorganic clay very stiff 2.80 15.00 Inorganic clay very stiff 3.00 17.00 Inorganic clay very stiff 3.20 25.00 Inorganic clay very stiff 3.40 25.00 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 11
Depth qc (m) (kg/cm2)
Soil Prediction
3.60 40.00 Inorganic clay very stiff 3.80 20.00 Inorganic clay very stiff 4.00 17.00 Inorganic clay very stiff 4.20 17.00 Inorganic clay very stiff 4.40 17.00 Inorganic clay very stiff 4.60 17.00 Inorganic clay very stiff 4.80 15.00 Inorganic clay very stiff 5.00 15.00 Inorganic clay very stiff 5.20 25.00 Inorganic clay very stiff 5.40 25.00 Inorganic clay very stiff 5.60 30.00 Inorganic clay very stiff 5.80 45.00 Inorganic clay very stiff 6.00 60.00 Inorganic clay very stiff 6.20 65.00 Inorganic clay very stiff 6.40 60.00 Inorganic clay very stiff 6.60 60.00 Inorganic clay very stiff 6.80 100.00 Inorganic clay very stiff 7.00 150.00 Inorganic clay very stiff 7.20 200.00 Inorganic clay very stiff
Lokasi 2 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 11.00 Inorganic clay very stiff 0.40 11.00 Inorganic clay very stiff 0.60 11.00 Inorganic clay very stiff 0.80 10.00 Inorganic clay very stiff 1.00 10.00 Inorganic clay very stiff 1.20 17.00 Inorganic clay very stiff 1.40 20.00 Inorganic clay very stiff 1.60 70.00 Inorganic clay very stiff 1.80 150.00 Inorganic clay very stiff 2.00 200.00 Inorganic clay very stiff
Lokasi 3 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 20.00 Inorganic clay very stiff 0.40 21.00 Inorganic clay very stiff 0.60 15.00 Inorganic clay very stiff 0.80 15.00 Inorganic clay very stiff 1.00 17.00 Inorganic clay very stiff 1.20 25.00 Inorganic clay very stiff 1.40 31.00 Inorganic clay very stiff 1.60 21.00 Inorganic clay very stiff 1.80 19.00 Inorganic clay very stiff 2.00 19.00 Inorganic clay very stiff 2.20 19.00 Inorganic clay very stiff 2.40 21.00 Inorganic clay very stiff 2.60 23.00 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 12
Depth qc (m) (kg/cm2)
Soil Prediction
2.80 31.00 Inorganic clay very stiff 3.00 25.00 Inorganic clay very stiff 3.20 21.00 Inorganic clay very stiff 3.40 21.00 Inorganic clay very stiff 3.60 21.00 Inorganic clay very stiff 3.80 35.00 Inorganic clay very stiff 4.00 27.00 Inorganic clay very stiff 4.20 19.00 Inorganic clay very stiff 4.40 19.00 Inorganic clay very stiff 4.60 17.00 Inorganic clay very stiff 4.80 17.00 Inorganic clay very stiff 5.00 21.00 Inorganic clay very stiff 5.20 20.00 Inorganic clay very stiff 5.40 19.00 Inorganic clay very stiff 5.60 20.00 Inorganic clay very stiff 5.80 25.00 Inorganic clay very stiff 6.00 25.00 Inorganic clay very stiff 6.20 21.00 Inorganic clay very stiff 6.40 19.00 Inorganic clay very stiff 6.60 20.00 Inorganic clay very stiff 6.80 25.00 Inorganic clay very stiff 7.00 30.00 Inorganic clay very stiff 7.20 40.00 Inorganic clay very stiff 7.40 45.00 Inorganic clay very stiff 7.60 50.00 Inorganic clay very stiff 7.80 50.00 Inorganic clay very stiff 8.00 90.00 Inorganic clay very stiff 8.20 150.00 Inorganic clay very stiff 8.40 110.00 Inorganic clay very stiff 8.60 200.00 Inorganic clay very stiff
Lokasi 4 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 15.00 Inorganic clay very stiff 0.40 15.00 Inorganic clay very stiff 0.60 35.00 Inorganic clay very stiff 0.80 31.00 Inorganic clay very stiff 1.00 17.00 Inorganic clay very stiff 1.20 17.00 Inorganic clay very stiff 1.40 20.00 Inorganic clay very stiff 1.60 21.00 Inorganic clay very stiff 1.80 21.00 Inorganic clay very stiff 2.00 50.00 Inorganic clay very stiff 2.20 45.00 Inorganic clay very stiff 2.40 25.00 Inorganic clay very stiff 2.60 25.00 Inorganic clay very stiff 2.80 21.00 Inorganic clay very stiff 3.00 21.00 Inorganic clay very stiff 3.20 21.00 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 13
3.40 25.00 Inorganic clay very stiff Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
3.60 25.00 Inorganic clay very stiff 3.80 21.00 Inorganic clay very stiff 4.00 21.00 Inorganic clay very stiff 4.20 40.00 Inorganic clay very stiff 4.40 51.00 Inorganic clay very stiff 4.60 17.00 Inorganic clay very stiff 4.80 17.00 Inorganic clay very stiff 5.00 20.00 Inorganic clay very stiff 5.20 19.00 Inorganic clay very stiff 5.40 17.00 Inorganic clay very stiff 5.60 17.00 Inorganic clay very stiff 5.80 25.00 Inorganic clay very stiff 6.00 25.00 Inorganic clay very stiff 6.20 15.00 Inorganic clay very stiff 6.40 15.00 Inorganic clay very stiff 6.60 17.00 Inorganic clay very stiff 6.80 17.00 Inorganic clay very stiff 7.00 21.00 Inorganic clay very stiff 7.20 21.00 Inorganic clay very stiff 7.40 35.00 Inorganic clay very stiff 7.60 21.00 Inorganic clay very stiff 7.80 20.00 Inorganic clay very stiff 8.00 25.00 Inorganic clay very stiff 8.20 19.00 Inorganic clay very stiff 8.40 19.00 Inorganic clay very stiff 8.60 19.00 Inorganic clay very stiff 8.80 21.00 Inorganic clay very stiff 9.00 25.00 Inorganic clay very stiff 9.20 25.00 Inorganic clay very stiff 9.40 30.00 Inorganic clay very stiff 9.60 35.00 Inorganic clay very stiff 9.80 35.00 Inorganic clay very stiff
10.00 40.00 Inorganic clay very stiff 10.20 37.00 Inorganic clay very stiff 10.40 60.00 Inorganic clay very stiff 10.60 60.00 Inorganic clay very stiff 10.80 60.00 Inorganic clay very stiff 11.00 90.00 Inorganic clay very stiff 11.20 90.00 Inorganic clay very stiff 11.40 150.00 Inorganic clay very stiff 11.60 200.00 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 14
Tabel 4.4 : Klasifikasi tanah pada Lokasi Kost Putri Jl. Pawiyatan Luhur
Lokasi 1 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 3.00 Inorganic clay very stiff 0.40 3.00 Inorganic clay very stiff 0.60 3.00 Inorganic clay very stiff 0.80 3.00 Inorganic clay very stiff 1.00 50.00 Inorganic clay very stiff 1.20 90.00 Inorganic clay very stiff 1.40 150.00 Inorganic clay very stiff
Lokasi 2 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 3.00 Inorganic clay very stiff 0.40 3.00 Inorganic clay very stiff 0.60 90.00 Inorganic clay very stiff 0.80 90.00 Inorganic clay very stiff 1.00 140.00 Sandy and silty clays 1.20 120.00 Sandy and silty clays 1.40 90.00 Inorganic clay very stiff 1.60 130.00 Inorganic clay very stiff 1.80 40.00 Inorganic clay very stiff 2.00 100.00 Inorganic clay very stiff 2.20 130.00 Inorganic clay very stiff 2.40 120.00 Inorganic clay very stiff 2.60 150.00 Inorganic clay very stiff
Lokasi 3 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 8.00 Inorganic clay very stiff 0.40 10.00 Inorganic clay very stiff 0.60 12.00 Inorganic clay very stiff 0.80 16.00 Inorganic clay very stiff 1.00 16.00 Inorganic clay very stiff 1.20 20.00 Inorganic clay very stiff 1.40 10.00 Inorganic clay very stiff 1.60 24.00 Inorganic clay very stiff 1.80 24.00 Inorganic clay very stiff 2.00 24.00 Inorganic clay very stiff 2.20 50.00 Inorganic clay very stiff 2.40 60.00 Inorganic clay very stiff 2.60 40.00 Inorganic clay very stiff 2.80 150.00 Sandy and silty clays 3.00 60.00 Inorganic clay very stiff 3.20 50.00 Inorganic clay very stiff 3.40 45.00 Inorganic clay very stiff 3.60 40.00 Inorganic clay very stiff 3.80 65.00 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 15
4.00 65.00 Inorganic clay very stiff 4.20 110.00 Inorganic clay very stiff
Depth qc (m) (kg/cm2)
Soil Prediction
4.40 100.00 Inorganic clay very stiff 4.60 95.00 Inorganic clay very stiff 4.80 80.00 Inorganic clay very stiff 5.00 55.00 Inorganic clay very stiff 5.20 80.00 Inorganic clay very stiff 5.40 140.00 Silt-sand mixtures 5.60 175.00 Inorganic clay very stiff
Lokasi 4 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 10.00 Inorganic clay very stiff 0.40 40.00 Inorganic clay very stiff 0.60 58.00 Clayey-sands and silts 0.80 42.00 Sandy and silty clays 1.00 40.00 Inorganic clay very stiff 1.20 23.00 Inorganic clay very stiff 1.40 18.00 Inorganic clay very stiff 1.60 22.00 Inorganic clay very stiff 1.80 38.00 Inorganic clay very stiff 2.00 36.00 Inorganic clay very stiff 2.20 66.00 Clayey-sands and silts 2.40 68.00 Sandy and silty clays 2.60 80.00 Inorganic clay very stiff 2.80 66.00 Clayey-sands and silts 3.00 120.00 Inorganic clay very stiff 3.20 85.00 Inorganic clay very stiff 3.40 65.00 Inorganic clay very stiff 3.60 100.00 Inorganic clay very stiff 3.80 105.00 Sandy and silty clays 4.00 25.00 Inorganic clay very stiff 4.20 130.00 Inorganic clay very stiff 4.40 140.00 Sandy and silty clays 4.60 180.00 Inorganic clay very stiff
Lokasi 5 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 19.00 Inorganic clay very stiff 0.40 19.00 Inorganic clay very stiff 0.60 18.00 Inorganic clay very stiff 0.80 19.00 Inorganic clay very stiff 1.00 39.00 Inorganic clay very stiff 1.20 30.00 Inorganic clay very stiff 1.40 36.00 Inorganic clay very stiff 1.60 22.00 Inorganic clay very stiff 1.80 58.00 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 16
Lokasi 6 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0.20 25.00 Inorganic clay very stiff 0.40 30.00 Inorganic clay very stiff 0.60 11.00 Inorganic clay very stiff 0.80 11.00 Inorganic clay very stiff 1.00 10.00 Inorganic clay very stiff 1.20 20.00 Inorganic clay very stiff
Tabel 4.5 : Klasifikasi tanah pada Lokasi Hendrikus Constant Jl. Pawiyatan Luhur
Lokasi 1 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0,4 4 Inorganic clay very stiff 0,6 20 Inorganic clay very stiff 0.80 32 Inorganic clay very stiff
0.100 35 Inorganic clay very stiff 0.120 45 Inorganic clay very stiff 0.140 50 Inorganic clay very stiff 0.160 52 Inorganic clay very stiff 0.180 57 Inorganic clay very stiff 0.200 60 Inorganic clay very stiff 0.220 60 Inorganic clay very stiff 0.240 60 Inorganic clay very stiff 0.260 65 Inorganic clay very stiff 0.280 60 Inorganic clay very stiff 0.300 65 Inorganic clay very stiff 0.320 63 Inorganic clay very stiff 0.340 65 Inorganic clay very stiff 0.360 65 Inorganic clay very stiff 0.380 65 Inorganic clay very stiff 0.400 65 Inorganic clay very stiff 0.420 65 Inorganic clay very stiff 0.440 65 Inorganic clay very stiff
Lokasi 2 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0,2 3 Inorganic clay very stiff 0,4 20 Inorganic clay very stiff 0,6 30 Inorganic clay very stiff 0,8 30 Inorganic clay very stiff 1 35 Inorganic clay very stiff
1,2 50 Inorganic clay very stiff 1,4 50 Inorganic clay very stiff 1,6 70 Inorganic clay very stiff 1,8 70 Inorganic clay very stiff 2 65 Inorganic clay very stiff
2,2 50 Inorganic clay very stiff 2,4 60 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 17
Depth qc (m) (kg/cm2)
Soil Prediction
2,6 60 Inorganic clay very stiff 2,8 70 Inorganic clay very stiff 3 70 Inorganic clay very stiff
3,2 75 Inorganic clay very stiff 3,4 90 Inorganic clay very stiff
Lokasi 3 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0,2 7 Inorganic clay very stiff 0,4 7 Inorganic clay very stiff 0,6 7 Inorganic clay very stiff 0,8 7 Inorganic clay very stiff 1 7 Inorganic clay very stiff
1,2 7 Inorganic clay very stiff 1,4 7 Inorganic clay very stiff 1,6 7 Inorganic clay very stiff 1,8 7 Inorganic clay very stiff 2 7 Inorganic clay very stiff
2,2 10 Inorganic clay very stiff 2,4 10 Inorganic clay very stiff 2,6 15 Inorganic clay very stiff 2,8 20 Inorganic clay very stiff 3 25 Inorganic clay very stiff
3,2 35 Inorganic clay very stiff 3,4 50 Inorganic clay very stiff 3,6 30 Inorganic clay very stiff 3,8 50 Inorganic clay very stiff 4 70 Inorganic clay very stiff
Lokasi 4 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0,2 0 Inorganic clay very stiff 0,4 0 Inorganic clay very stiff 0,6 4 Inorganic clay very stiff 0,8 4 Inorganic clay very stiff 1 4 Inorganic clay very stiff
1,2 4 Inorganic clay very stiff 1,4 4 Inorganic clay very stiff 1,6 4 Inorganic clay very stiff 1,8 4 Inorganic clay very stiff 2 4 Inorganic clay very stiff
2,2 4 Inorganic clay very stiff 2,4 4 Inorganic clay very stiff 2,6 10 Inorganic clay very stiff 2,8 12 Inorganic clay very stiff 3 12 Inorganic clay very stiff
3,2 12 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 18
Depth qc (m) (kg/cm2)
Soil Prediction
3,4 15 Inorganic clay very stiff 3,6 18 Inorganic clay very stiff 3,8 18 Inorganic clay very stiff 4 30 Inorganic clay very stiff
4,2 30 Inorganic clay very stiff 4,4 22 Inorganic clay very stiff 4,6 29 Inorganic clay very stiff
Lokasi 5 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0,2 3 Inorganic clay very stiff 0,4 12 Inorganic clay very stiff 0,6 15 Inorganic clay very stiff 0,8 15 Inorganic clay very stiff 1 10 Inorganic clay very stiff
1,2 10 Inorganic clay very stiff 1,4 12 Inorganic clay very stiff 1,6 14 Inorganic clay very stiff 1,8 14 Inorganic clay very stiff 2 10 Inorganic clay very stiff
2,2 20 Inorganic clay very stiff 2,4 30 Inorganic clay very stiff 2,6 50 Inorganic clay very stiff 2,8 50 Inorganic clay very stiff 3 50 Inorganic clay very stiff
3,2 55 Inorganic clay very stiff 3,4 70 Inorganic clay very stiff 3,6 90 Inorganic clay very stiff 3,8 150 Inorganic clay very stiff
Lokasi 6 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0,2 5 Inorganic clay very stiff 0,4 12 Inorganic clay very stiff 0,6 12 Inorganic clay very stiff 0,8 17 Inorganic clay very stiff 1 18 Inorganic clay very stiff
1,2 19 Inorganic clay very stiff 1,4 13 Inorganic clay very stiff 1,6 22 Inorganic clay very stiff 1,8 30 Inorganic clay very stiff 2 30 Inorganic clay very stiff
2,2 40 Inorganic clay very stiff 2,4 50 Inorganic clay very stiff 2,6 55 Inorganic clay very stiff 2,8 70 Inorganic clay very stiff 3 70 Inorganic clay very stiff
3,2 100 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 19
Depth qc (m) (kg/cm2)
Soil Prediction
3,4 60 Inorganic clay very stiff 3,6 65 Inorganic clay very stiff 3,8 90 Inorganic clay very stiff
Lokasi 7 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0,2 0 Inorganic clay very stiff 0,4 15 Inorganic clay very stiff 0,6 15 Inorganic clay very stiff 0,8 15 Inorganic clay very stiff 1 11 Inorganic clay very stiff
1,2 20 Inorganic clay very stiff 1,4 30 Inorganic clay very stiff 1,6 40 Inorganic clay very stiff 1,8 40 Inorganic clay very stiff 2 40 Inorganic clay very stiff
2,2 50 Inorganic clay very stiff 2,4 50 Inorganic clay very stiff 2,6 45 Inorganic clay very stiff 2,8 40 Inorganic clay very stiff 3 40 Inorganic clay very stiff
3,2 47 Inorganic clay very stiff 3,4 57 Inorganic clay very stiff 3,6 150 Inorganic clay very stiff 3,8 200 Inorganic clay very stiff
Lokasi 8 Depth qc
(m) (kg/cm2) Soil Prediction
0,2 25 Inorganic clay very stiff 0,4 30 Inorganic clay very stiff 0,6 11 Inorganic clay very stiff 0,8 11 Inorganic clay very stiff 1 10 Inorganic clay very stiff
1,2 20 Inorganic clay very stiff 1,4 45 Inorganic clay very stiff 1,6 35 Inorganic clay very stiff 1,8 20 Inorganic clay very stiff 2 11 Inorganic clay very stiff
2,2 60 Inorganic clay very stiff 2,4 80 Inorganic clay very stiff 2,6 120 Inorganic clay very stiff 2,8 120 Inorganic clay very stiff 3 150 Inorganic clay very stiff
3,2 200 Inorganic clay very stiff
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 20
Hasil dari plotting data sondir ke dalam chart milik Schmertmann, jelnis tanah disemua lokasi
adalah sama atau homogen yaitu inorganic clay very stiff
IV.2. Hasli Analisis perhitungan qa dengan menggunakan formula persamaan (2.1.1) sebagai berikut :
Lokasi 1 : Gd. Hendrikus Contant Blok B
qa
Depth B kg/cm2 (m) (m) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5 Lokasi 6 Lokasi 7 Lokasi 8 0,50 35,311 69,719 1,313 0,450 4,611 6,332 4,840 2,978
1,00 70,888 99,152 1,313 0,450 3,750 8,325 22,875 28,194 1,50 87,763 116,450 1,313 0,450 4,169 19,019 40,500 12,375 2,00 95,840 115,963 3,549 0,975 28,194 59,007 59,007 188,861 2,50 98,961 134,138 10,250 3,353 63,125 106,438 43,924 424,125 3,00 106,438 171,188 37,215 5,813 129,299 141,563 180,269 1002,500
3,50 106,438 63,125 12,375 361,500 151,125 767,813 4,00 106,438 18,563 4,50 5,00 5,50
6,00
0,50
0,50 1,694 4,205 0,263 0,150 0,475 0,631 0,819 0,825 1,00 2,825 3,250 0,375 0,200 0,667 1,283 1,833 1,592 1,50 3,771 4,250 0,583 0,313 1,438 2,365 2,760 3,396 2,00 4,725 5,089 1,438 0,675 3,188 4,813 3,400 9,125 2,50 5,585 6,388 2,552 1,152 5,323 6,125 5,527 12,906 3,00 6,500 8,250 4,700 2,050 9,125 7,875 11,350 20,000 3,50 7,313 5,625 2,756 13,500 8,719 19,688 4,00 8,125 3,375 4,50 5,00 5,50 6,00
1,00
0,50 2,506 5,104 0,367 0,200 0,667 1,117 1,450 1,239
1,00 3,674 4,063 0,625 0,347 1,458 2,285 2,465 3,549 1,50 4,625 5,100 1,133 0,550 2,442 3,892 3,267 6,633 2,00 5,571 5,938 2,382 1,021 5,493 5,833 6,601 10,646 2,50 6,422 7,300 3,688 1,744 7,357 7,286 8,271 14,750 3,00 7,313 9,281 5,288 2,447 10,266 8,859 12,769 22,500
3,50 8,125 6,250 3,063 15,000 9,688 21,875 4,00 8,938 3,713 4,50 5,00 5,50
6,00
1,50
0,50 71,167 69,719 2,125 0,744 9,174 20,737 27,803 38,892 1,00 89,930 99,152 4,819 1,215 20,859 52,014 40,867 154,144 1,50 97,726 116,450 9,885 2,138 42,913 73,083 74,813 196,666 2,00 102,908 115,963 25,200 5,813 99,311 111,944 143,240 371,590 2,50
2,00
103,915 134,138 34,455 9,175 136,239 133,615 172,075 545,750 3,00 106,438 171,188 55,813 12,098 209,305 156,023 323,475 1002,500
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 21
qa
Depth B kg/cm2 (m) (m) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5 Lokasi 6 Lokasi 7 Lokasi 8 3,50 106,438 63,125 15,313 361,500 151,125 767,813 4,00 106,438 18,563 4,50 5,00 5,50 6,00
0,50 4,120 4,205 0,916 0,461 1,902 2,925 2,588 4,784 1,00 3,043 3,250 1,000 0,446 2,232 2,550 3,032 3,914 1,50 3,929 4,250 1,615 0,790 3,141 3,552 4,161 5,528 2,00 4,793 5,089 2,363 1,246 4,708 5,000 5,658 9,125 2,50 5,619 6,388 3,227 1,655 6,438 6,375 7,238 12,906 3,00 6,500 8,250 4,700 2,175 9,125 7,875 11,350 20,000
3,50 7,313 5,625 2,756 13,500 8,719 19,688 4,00 8,125 3,375 4,50 5,00 5,50
6,00
2,50
0,50 4,916 5,104 1,373 0,651 2,816 3,670 3,773 5,581 1,00 3,836 4,063 1,458 0,723 2,790 3,188 3,790 4,892 1,50 4,714 5,100 1,938 1,069 3,769 4,263 4,994 6,633 2,00 5,592 5,938 2,756 1,454 5,493 5,833 6,601 10,646
2,50 6,422 7,300 3,688 1,891 7,357 7,286 8,271 14,750 3,00 7,313 9,281 5,288 2,447 10,266 8,859 12,769 22,500 3,50 8,125 6,250 3,063 15,000 9,688 21,875 4,00 8,938 3,713 4,50 5,00 5,50 6,00
3,00
0,50 87,922 90,174 12,424 3,595 41,678 54,014 73,102 107,297 1,00 99,543 111,313 15,653 5,445 53,731 69,488 97,245 160,014 1,50 104,276 121,550 18,962 6,323 67,523 85,724 116,660 203,299 2,00 107,701 121,052 27,563 8,356 104,019 116,944 148,898 380,715 2,50 108,732 139,613 37,221 10,593 141,756 139,079 178,279 556,813 3,00 111,313 177,375 59,338 13,730 216,148 161,930 331,988 1017,500
3,50 111,313 66,875 17,150 370,500 156,938 780,938 4,00 111,313 20,588 4,50 5,00 5,50
6,00
3,50
0,50 6,478 6,563 2,319 1,329 4,401 5,036 5,890 7,176 1,00 7,672 8,125 2,917 1,639 5,580 6,375 7,580 9,784 1,50 8,643 9,350 3,554 1,959 6,909 7,815 9,155 12,161 2,00 9,586 10,179 4,725 2,492 9,417 10,000 11,317 18,250
2,50 10,436 11,863 5,992 3,073 11,955 11,839 13,441 23,969 3,00 11,375 14,438 8,225 3,806 15,969 13,781 19,863 35,000 3,50 12,188 9,375 4,594 22,500 14,531 32,813 4,00
4,00
13,000 5,400 4,50
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 22
qa
Depth B kg/cm2 (m) (m) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5 Lokasi 6 Lokasi 7 Lokasi 8 5,00 5,50 6,00
0,50 7,197 7,292 2,576 1,476 4,890 5,596 6,544 7,973 1,00 8,439 8,938 3,208 2,442 6,138 7,013 8,338 10,763 1,50 9,429 10,200 3,877 2,138 7,538 8,525 9,988 13,267 2,00 10,385 11,027 5,119 2,700 10,201 10,833 12,260 19,771 2,50 11,239 12,775 6,453 3,309 12,875 12,750 14,475 25,813 3,00 12,188 15,469 8,813 4,078 17,109 14,766 21,281 37,500 3,50 13,000 10,000 4,900 24,000 15,500 35,000 4,00 13,813 5,738 4,50
5,00 5,50 6,00
4,50
0,50 90,081 92,361 13,197 4,963 43,144 55,693 75,065 109,689 1,00 101,844 113,750 16,528 5,936 55,405 71,400 99,519 162,950
1,50 106,633 124,100 19,931 6,858 69,408 87,855 119,156 206,616 2,00 110,098 123,597 28,744 8,979 106,373 119,444 151,727 385,278 2,50 111,140 142,350 38,604 11,302 144,515 141,811 181,381 562,344 3,00 113,750 180,469 61,100 14,545 219,570 164,883 336,244 1025,000 3,50 113,750 68,750 18,069 375,000 159,844 787,500
4,00 113,750 21,600 4,50 5,00 5,50 6,00
5,00
0,50 8,637 5,928 3,092 1,771 5,868 6,715 7,853 9,568 1,00 9,973 10,563 3,792 2,131 7,254 8,288 9,854 12,719 1,50 11,000 11,900 4,523 2,494 8,794 9,946 11,652 15,478 2,00 11,983 12,723 5,906 3,115 11,771 12,500 14,146 22,813 2,50 12,844 14,600 7,375 3,782 14,714 14,571 16,543 29,500 3,00 13,813 17,531 9,988 4,622 19,391 16,734 24,119 42,500 3,50 14,625 11,250 5,513 27,000 17,438 39,375 4,00 15,438 6,413 4,50
5,00 5,50 6,00
5,50
0,50 9,357 9,479 3,349 1,919 6,357 7,274 8,507 10,365 1,00 10,741 11,375 4,083 2,294 7,813 8,925 10,613 13,698
1,50 11,786 12,750 4,846 2,672 9,422 10,656 12,484 16,583 2,00 12,782 13,571 6,300 3,323 12,556 13,333 15,089 24,333 2,50 13,647 15,513 7,836 4,018 15,634 15,482 17,577 31,344 3,00 14,625 18,563 10,575 4,894 20,531 17,719 25,538 45,000 3,50 15,438 11,875 5,819 28,500 18,406 41,563
4,00 16,250 6,750 4,50 5,00 5,50 6,00
6,00
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 23
Lokasi 2 : Kost Putri Jl. Pawiyatan Luhur
qa
Depth B kg/cm2
(m) (m) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5 Lokasi 6 0,50 0,467 2,667 0,367 1,167 0,633 2,875 1,00 4,500 4,250 0,675 0,788 1,100 7,875
1,50 4,500 1,200 1,600 2,000 2,00 8,333 3,125 4,458 2,50 11,250 6,250 6,650
3,00 3,938 7,292 3,50 5,667 7,667 4,00 11,438 16,875 4,50 9,583 22,500 5,00 18,104
5,50 26,250 6,00
0,50
0,50 2,220 4,125 0,613 1,269 1,025 5,203 1,00 6,000 5,083 1,267 1,692 1,825 10,500 1,50 6,979 2,313 3,229 2,500 2,00 10,000 5,125 6,063 2,50 13,125 5,615 7,525 3,00 6,250 8,500 3,50 8,906 12,750 4,00 10,833 18,750 4,50 14,323 24,750 5,00 19,750 5,50 28,438 6,00
1,00
0,50 2,960 5,167 1,089 1,906 1,586 6,938 1,00 7,500 6,875 2,792 2,896 2,281 13,125
1,50 8,375 4,017 4,842 3,000 2,00 11,667 5,444 7,340 2,50 15,000 6,944 8,622
3,00 8,125 11,672 3,50 9,583 14,167 4,00 14,352 20,625 4,50 15,625 27,000 5,00 21,396
5,50 30,625 6,00
1,50
0,50 3,700 6,818 1,682 2,790 1,982 8,672 1,00 4,500 4,125 1,745 2,120 1,369 7,875 1,50 5,583 2,577 3,391 2,000 2,00 8,333 4,176 5,170 2,50 11,250 5,591 7,473 3,00 6,244 9,078 3,50 9,136 11,333 4,00 11,742 16,875 4,50 13,021 22,500 5,00 18,104 5,50 26,250 6,00
2,00
0,50 2,50 4,440 8,182 2,979 4,082 2,379 10,406
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 24
1,00 6,000 5,500 2,364 3,186 1,825 10,500
qa
Depth B kg/cm2
(m) (m) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5 Lokasi 6
1,50 6,979 3,603 4,491 2,500
2,00 10,000 5,411 7,096 2,50 13,125 6,469 8,718 3,00 8,462 10,375 3,50 10,278 12,750 4,00 13,047 18,750
4,50 14,323 24,750 5,00 19,750 5,50 28,438 6,00
0,50 5,180 9,545 3,505 5,070 2,775 12,141 1,00 7,500 6,875 3,270 4,090 2,281 13,125 1,50 8,375 4,697 6,216 3,000 2,00 11,667 6,262 8,279 2,50 15,000 8,438 9,964 3,00 9,519 11,672 3,50 11,420 14,167 4,00 14,352 20,625 4,50 15,625 27,000 5,00 21,396
5,50 30,625 6,00
3,00
0,50 5,920 10,909 4,637 6,247 3,171 13,875 1,00 13,500 12,375 6,584 8,544 4,106 23,625 1,50 13,958 8,007 10,359 5,000
2,00 18,333 11,153 13,010 2,50 22,500 12,656 14,945 3,00 13,750 16,859 3,50 15,989 19,833 4,00 19,570 28,125
4,50 20,833 36,000 5,00 27,979 5,50 39,375 6,00
3,50
0,50 6,660 12,273 5,764 8,073 3,568 15,609 1,00 15,000 13,750 7,423 9,493 4,563 26,250 1,50 15,354 10,031 11,395 5,500 2,00 20,000 12,167 14,192 2,50 24,375 13,711 16,191 3,00 14,808 18,156 3,50 17,131 21,250 4,00 20,875 30,000 4,50 22,135 38,250 5,00 29,625
5,50 41,563 6,00
4,00
0,50 7,400 13,636 6,724 8,970 3,964 17,344 1,00 16,500 15,125 9,338 10,442 5,019 28,875 1,50
4,50
16,750 10,943 12,431 6,000
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 25
2,00 21,667 13,181 15,375
qa
Depth B kg/cm2
(m) (m) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 Lokasi 5 Lokasi 6
2,50 26,250 14,766 17,436
3,00 15,865 19,453 3,50 18,273 22,667 4,00 22,180 31,875 4,50 23,438 40,500 5,00 31,271
5,50 43,750 6,00
0,50 8,140 15,000 8,493 9,867 4,361 19,078 1,00 18,000 16,500 10,187 11,392 5,475 31,500 1,50 18,146 11,855 13,467 6,500 2,00 23,333 14,194 16,558 2,50 28,125 15,820 18,682 3,00 16,923 20,750 3,50 19,415 19,415 4,00 23,484 33,750 4,50 24,740 42,750 5,00 32,917 5,50 45,938 6,00
5,00
0,50 8,880 16,364 9,265 10,764 4,757 20,813 1,00 19,500 17,875 11,036 12,341 5,931 34,125 1,50 19,542 12,767 14,503 7,000 2,00 25,000 15,208 17,740 2,50 30,000 16,875 19,927
3,00 17,981 17,981 3,50 20,557 20,557 4,00 24,789 35,625 4,50 26,042 45,000 5,00 34,563
5,50 48,125 6,00
5,50
0,50 9,620 17,727 10,038 11,661 5,154 22,547 1,00 21,000 19,250 11,885 13,290 6,388 36,750 1,50 20,938 13,679 15,539 7,500 2,00 26,667 16,222 18,923 2,50 31,875 17,930 21,173 3,00 19,038 19,038 3,50 21,699 21,699 4,00 26,094 37,500 4,50 27,344 47,250 5,00 36,208 5,50 50,313 6,00
6,00
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 26
Lokasi 3 : Jl. Teuku Umar
qa
Depth B kg/cm2
(m) (m) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4 0,50 0,483 2,799 6,332 19,482 1,00 0,650 32,249 16,790 9,586
1,50 1,083 491,750 9,915 23,894 2,00 0,771 11,288 25,465 2,50 1,175 17,665 12,749
3,00 2,625 11,288 14,299 3,50 2,567 19,482 12,749 4,00 1,913 8,632 32,850 4,50 1,958 8,632 8,325 5,00 3,667 9,915 8,024
5,50 6,750 13,903 12,749 6,00
0,50
10,021 10,250 6,332 0,50 0,688 0,863 0,775 0,881 1,00 0,942 4,570 1,117 1,450 1,50 1,063 8,750 1,271 1,948 2,00 1,175 1,750 1,975 2,50 1,998 2,071 2,013 3,00 2,400 2,400 2,550 3,50 2,400 2,588 3,281 4,00 2,208 2,354 3,417 4,50 2,910 2,613 2,452 5,00 6,250 3,250 2,950 5,50 8,667 3,521 3,088 6,00
1,00
18,521 4,521 3,092 0,50 0,950 3,050 1,006 1,428 1,00 1,069 5,713 1,451 1,701
1,50 1,325 10,500 1,658 2,083 2,00 1,740 2,110 2,226 2,50 2,122 2,478 2,444
3,00 2,413 2,463 2,975 3,50 2,542 2,722 3,208 4,00 3,147 2,704 3,407 4,50 4,950 3,083 2,867 5,00 8,486 3,503 3,015
5,50 14,972 4,375 3,364 6,00
1,50
19,844 6,250 3,792 0,50 1,119 96,075 11,482 20,868 1,00 0,668 209,992 13,725 17,345 1,50 1,018 491,750 12,274 18,936 2,00 1,210 14,590 17,706 2,50 1,534 14,154 17,464 3,00 1,853 11,974 16,168 3,50 2,164 11,677 14,810 4,00 3,385 10,528 14,590 4,50 4,739 10,621 8,830 5,00 10,250 14,700 9,263 5,50 12,833 21,521 11,095 6,00
2,00
17,198 60,862 10,810 0,50 2,50 1,361 4,575 1,618 1,982
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 27
qa
Depth B kg/cm2 (m) (m) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4
1,00 1,004 4,570 1,186 1,279 1,50 1,241 8,750 1,438 1,705 2,00 1,404 1,693 2,009 2,50 1,750 1,981 2,150 3,00 2,379 2,157 2,400 3,50 3,279 2,459 2,652 4,00 4,920 2,563 2,786 4,50 8,515 3,133 2,583 5,00 11,182 4,382 3,054 5,50 13,903 7,080 3,401 6,00
18,521 11,442 3,554 0,50 1,745 5,338 1,881 2,297
1,00 1,230 5,713 1,477 1,637 1,50 1,463 10,500 1,678 2,109 2,00 1,652 1,952 2,264 2,50 2,094 2,225 2,363 3,00 3,220 2,447 2,644
3,50 4,125 2,695 2,828 4,00 7,743 3,068 3,042 4,50 9,289 3,881 2,991 5,00 12,114 6,591 3,341 5,50 14,972 10,063 3,620
6,00
3,00
19,844 12,260 3,926 0,50 1,963 98,363 14,466 19,764 1,00 2,155 216,847 14,849 19,912 1,50 2,414 502,250 13,900 20,061 2,00 2,909 14,213 17,672 2,50 3,987 14,593 15,631 3,00 5,799 13,652 14,466 3,50 9,008 15,434 14,213 4,00 10,559 19,764 14,785 4,50 12,386 37,565 11,922 5,00 15,841 75,625 12,212 5,50 19,250 87,688 13,043 6,00
3,50
25,135 112,600 15,108 0,50 2,180 6,863 2,470 3,054
1,00 2,405 11,425 2,810 3,232 1,50 2,763 19,250 2,979 3,536 2,00 3,764 3,336 3,664 2,50 4,836 3,606 3,676 3,00 8,567 4,017 3,892
3,50 9,651 4,777 4,259 4,00 11,263 7,067 4,514 4,50 13,160 10,261 4,260 5,00 16,773 11,988 4,693 5,50 20,319 13,656 5,282
6,00
4,00
26,458 16,346 6,095 0,50 2,406 7,625 2,703 3,260 1,00 2,888 12,568 3,071 3,449 1,50 3,700 21,000 3,288 3,781 2,00
4,50
5,058 3,595 3,805
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 28
qa
Depth B kg/cm2 (m) (m) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3 Lokasi 4
2,50 7,839 4,091 3,894 3,00 9,179 4,898 4,242 3,50 10,295 6,875 4,508 4,00 11,966 9,720 4,730 4,50 13,934 10,864 4,511 5,00 17,705 12,653 4,954 5,50 21,389 14,375 5,560 6,00
27,781 17,163 7,569 0,50 2,734 100,650 14,198 19,283 1,00 3,629 220,274 15,325 18,329 1,50 4,450 507,500 14,522 18,069 2,00 7,384 16,247 16,396
2,50 8,398 19,069 15,710 3,00 9,790 31,967 15,565 3,50 10,938 53,098 15,182 4,00 12,670 58,019 15,373 4,50 14,708 64,323 14,152
5,00 18,636 77,623 16,944 5,50 22,458 89,844 21,430 6,00
5,00
29,104 115,052 32,313 0,50 3,553 9,150 3,253 3,750 1,00 4,757 14,853 3,620 3,872
1,50 7,012 24,500 3,983 4,200 2,00 7,911 4,823 4,397 2,50 8,958 6,524 4,510 3,00 10,402 8,933 4,734 3,50 11,582 9,822 5,043 4,00 13,374 10,863 5,594 4,50 15,482 12,071 5,767 5,00 19,568 13,985 7,196 5,50 23,528 15,813 8,904 6,00
5,50
30,427 18,798 12,547 0,50 4,230 9,913 3,502 3,968 1,00 6,769 15,995 4,042 4,138 1,50 7,513 26,250 4,567 4,548 2,00 8,438 6,361 4,671
2,50 9,518 8,610 4,744 3,00 11,014 9,458 5,052 3,50 12,225 10,368 5,478 4,00 14,078 11,435 6,129 4,50 16,256 12,675 6,681
5,00 20,500 14,651 8,649 5,50 24,597 16,531 11,954 6,00
6,00
31,750 19,615 13,093
IV.3. Hasil analisis ke 3 lokasi tersebut, diplotting dalam bentuk chart dengan mengkelompokan berdasarkan lebar pondasi (B), sebagai berikut :
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 29
Chart 1 : Lokasi di Gedung Hendrikus Contant - Unika
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=0,5 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 0,764Ln(x) + 1,6783R2 = 0,9372
y = 0,0029x1,4139
R2 = 0,9778
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 200 400 600 800 1000 1200
Bearing Capacity (kg/cm2)D
epth
(m)
Gambar 4.1a : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 0,5 m,
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=1 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 1,0019Ln(x) + 2,4971R2 = 0,9801
y = 0,2652x1,311
R2 = 0,9923
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 5 10 15 20 25
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1b : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =1 m,
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 30
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=1,5 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 1,1218Ln(x) + 2,1606R2 = 0,9709
y = 0,4122x0,862
R2 = 0,9696
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 5 10 15 20 25
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1c : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 1,5 m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=2 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 0,9728Ln(x) + 0,6962R2 = 0,946
y = 0,0195x0,8734
R2 = 0,996
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 200 400 600 800 1000 1200
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1d : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =2 m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 31
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=2,5 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 1,5464Ln(x) + 1,88R2 = 0,9706
y = 0,2407x1,2553
R2 = 0,9914
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 5 10 15 20 25
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1e: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 2,5 m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=3 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 1,8779Ln(x) + 1,3934R2 = 0,9907
y = 0,121x1,5341
R2 = 0,9683
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 5 10 15 20 25
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1f: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =3 m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 32
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=3,5 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 2,0315Ln(x) - 2,267R2 = 0,9924
y = 0,0004x1,7049
R2 = 0,9695
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 200 400 600 800 1000 1200
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1g : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 3,5 m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=4 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 2,442Ln(x) - 0,2024R2 = 0,9984
y = 0,0385x1,7079
R2 = 0,9533
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1h : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =4m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 33
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=4,5 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 2,6408Ln(x) - 0,7122R2 = 0,9511
y = 0,0289x1,7681
R2 = 0,9551
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1i : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 4,5 m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=5 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 2,2793Ln(x) - 3,0416R2 = 0,9956
y = 0,0096x - 0,1697R2 = 0,9975
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 200 400 600 800 1000 1200
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1j : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =5m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 34
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=5,5 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 2,6535Ln(x) - 1,002R2 = 0,9984
y = 0,2681x - 1,2476R2 = 0,9928
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1k : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 5,5 m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=6 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 2,7119Ln(x) - 1,2468R2 = 0,9984
y = 0,1517x - 0,8399R2 = 0,9963
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.1l : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =6m
Lokasi di Gd. Hendrikus Constant
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 35
Chart 2 : Lokasi di Kost Puteri Jl. Pawiyatan Luhur
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=0,5 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 1,1445x0,5337
R2 = 0,9428
y = 0,2085x + 0,2606R2 = 0,9652
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
0 5 10 15 20 25 30
Bearing Capacity (kg/cm2)D
epth
(m)
Gambar 4.2a : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 0,5 m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=1 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 0,8118x0,6294
R2 = 0,9744
y = 0,2315x - 0,3035R2 = 0,9908
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
0 5 10 15 20 25 30
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2b : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =1m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 36
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=1,5 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 0,5218x0,7609
R2 = 0,9696
y = 0,2202x - 0,5081R2 = 0,9931
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
0 5 10 15 20 25 30 35
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2c : Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =1,5m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=2 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 0,5945x0,7641
R2 = 0,9019
y = 0,2502x - 0,1817R2 = 0,9781
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
0 5 10 15 20 25 30
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2d: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =2m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 37
DEPT Vs BEARING CAPACITY (B=2,5 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 2,0528Ln(x) - 1,2579R2 = 0,9755
y = 0,2304x - 0,2842R2 = 0,9921
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
0 5 10 15 20 25 30
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2e: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 2,5 m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=3 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 2,2599Ln(x) - 2,0415R2 = 0,9828
y = 0,2197x - 0,4989R2 = 0,9945
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
0 5 10 15 20 25 30 35
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2f: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =3 m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 38
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=3,5 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 0,1256x1,133
R2 = 0,9246
y = 0,1949x - 1,4424R2 = 0,9871
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2g: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 3,5 m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=4 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 0,089x1,2177
R2 = 0,9082
y = 0,189x - 1,6309R2 = 0,9862
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2h: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =4m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 39
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=4,5 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 3,014Ln(x) - 5,4797R2 = 0,972
y = 0,1834x - 1,8069R2 = 0,9855
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bearing Capacity (kg/cm2)D
epth
(m)
Gambar 4.2i: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 4,5 m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=5 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 3,2335Ln(x) - 6,3561R2 = 0,973
y = 0,1782x - 1,9729R2 = 0,9848
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2j: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =5m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 40
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=5,5 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 3,3134Ln(x) - 6,796R2 = 0,971
y = 0,1732x - 2,1295R2 = 0,9841
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
0 10 20 30 40 50 60
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2k: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 5,5 m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=6 m)Lokasi : Kost Puteri - Unika
y = 3,387Ln(x) - 7,2138R2 = 0,969
y = 0,1685x - 2,2774R2 = 0,9834
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
0 10 20 30 40 50 60
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.2l: Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =6m
Lokasi di Kost Peteri Jl. Pawiyatan Luhur
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 41
Chart 3 : Lokasi di Jl. Teuku Umar
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=0,5 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 2,2381Ln(x) + 2,1291R2 = 0,8852
0
1
2
3
4
5
6
0 1 1 2 2 3 3 4 4
Bearing Capacity (kg/cm2)D
epth
(m)
Gambar 4.3a Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 0,5 m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=1 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 1,5216x - 1,1766R2 = 0,9812
y = 1,1724x1,5423
R2 = 0,9637
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3b Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =1m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 42
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=1,5 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 3,8679Ln(x) - 1,0419R2 = 0,9892
y = 3,8457Ln(x) + 0,329R2 = 0,9298
0
1
2
3
4
5
6
7
0 1 2 3 4 5 6 7
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3c Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 1,5 m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
DEPT Vs BEARING CAPACITY (B=2 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 2,5552Ln(x) + 1,3852R2 = 0,9118
y = 3,9255Ln(x) - 6,8785R2 = 0,6467
0
1
2
3
4
5
6
7
0 5 10 15 20 25
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3d Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =2m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 43
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=2,5 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 1,2954x - 0,5506R2 = 0,975
y = 1,9872x - 0,9041R2 = 0,9931
0
1
2
3
4
5
6
7
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3e Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 2,5 m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=3 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 0,7866x + 0,0519R2 = 0,9578
y = 1,8325x - 1,2915R2 = 0,9423
0
1
2
3
4
5
6
7
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3f Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =3m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 44
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=3,5 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 2,2432Ln(x) - 0,7414R2 = 0,9477
y = 2,1688Ln(x) - 3,5587R2 = 0,9009
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 20 40 60 80 100 120
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3g Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 3,5 m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=4 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 1,457x - 2,6453R2 = 0,987
y = 0,7033x - 0,8713R2 = 0,9565
0
1
2
3
4
5
6
7
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3hChart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =4m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 45
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=4,5 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 1,1871x - 2,1166R2 = 0,9214
y = 0,2262x1,2086
R2 = 0,9224
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 20,00
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3i Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 4,5 m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=5 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 2,4248Ln(x) - 2,2358R2 = 0,9683
y = 2,3703Ln(x) - 5,2467R2 = 0,9512
0
1
2
3
4
5
6
7
0 20 40 60 80 100 120 140
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3j Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =5m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 46
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=5,5 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 4,4308Ln(x) - 4,2769R2 = 0,8964
y = 3,5291Ln(x) - 4,4161R2 = 0,9918
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3k Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B = 5,5 m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=6 m)Lokasi : Jl. Teuku Umar
y = 4,4299Ln(x) - 4,6165R2 = 0,9028
y = 4,2076Ln(x) - 6,6882R2 = 0,8931
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 5 10 15 20 25
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Gambar 4.3l Chart Depth Vs Bearing Capacity untuk B =6m
Lokasi di Jl. Teuku Umar
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 47
Contoh penggunaan chart :
Direncanakan pondasi dangkal di Unika yaitu Hendrikus Contant tahap II, bangunan 2 lantai
untuk gedung kuliah,
Maka dalam perencanaan,
Kita dapat menentukan lebar (B) pondasi
Diambil 1,5 m dan diletakan pada keladalaman (depth) 80 cm
DEPTH Vs BEARING CAPACITY (B=1,5 m)Lokasi : Gd. Hendrikus Constant Blok B - Unika
y = 1,1218Ln(x) + 2,1606R2 = 0,9709
y = 0,4122x0,862
R2 = 0,9696
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
0 5 10 15 20 25
Bearing Capacity (kg/cm2)
Dep
th (m
)
Pendekatan 1, adalah diambil nilai tengah dari 2 kurva (bagian tengah tengah diabsir) :
1,25 kg/cm2 (normal)
Pendekatan 2, adalah diambil kurva batas atas (warna merah) : 1,5 kg/cm2 (moderat)
Pendekatan 3, adalah diambil kurva batas bawah (warna biru) : 1 kg/cm2 (minimal)
Sehingga kita dapat mengambil nilai bearing capacity normal yaitu : 1,25 kg/cm2
Jadi beban ijin pondasi dangkal memikul beban sebesar :
AqQ a *= Q = beban ijin pondasi . kg
qa = bearing capacity ..kg/cm2
A = luas telapak pondasi, diambil (1,5 x 1,5) m
Maka Q = 1,25 *1,5 * 1,5 = 2,4 kg
0,80
1,25 1,5 1
Hubungan Kedalaman Dan Lebar (D/B) Pondasi Dangkal Dengan Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test) (Studi Kasus tanah di Jenis Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur - Semarang)
Peneliti : Daniel Hartanto 48
Bila dipakai pondasi lajur yaitu dihitung per-meter panjang, maka
Q = 1,25 *1,5 * 1 = 1.8 kg
V. Penutup Chart yang kami hasilkan ini masih perlu disempurnakan lagi dengan beberapa lokasi
lokasi lain sepanjang Jl. Pawiyatan Luhur
Semoga penelitian ini dapat berguna bagi perencana dalam mendisain pondasi dangkal
disekitar Jl. Pawiyatan Luhur dan sekitarnya.
VI.Daftar Pustaka: 1. Bowles, 1996, Analisa dan Disain Pondasi, Jilid 1, Erlangga
2. Robertson, 1997 ,Cone Penetration Testing in Geotechincal Practice,
Blackie Academic & Profesional
3. GEC (Geotechnical Engineering Centre), In situ Testing, Laboratorium
Mekanika Tanah, Universitas Parahyangan Bandung
4. Coduto,D.P.,1994,Foundation Design Principles And Practices, Prentice Hall, Inc.
Recommended