View
13
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Lampiran 1
DATA HASIL PENELITIAN
Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan Kolesterol LDL dan HDL Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Nama : Kiki Adi Prasetiyo
NIM : 1513353017
Jurusan : Analis Kesehatan
No Kode
Sampel Diagnosis Umur
Jenis
Kelamin
Kadar
Glukosa
Kadar
LDL
Kadar
HDL
1 MYD DM tipe 2 46 L 111 133 44
2 SKH DM tipe 2 50 P 156 153 37
3 SGM DM tipe 2 56 P 163 160 30
4 MFK DM tipe 2 58 P 128 144 41
5 HY DM tipe 2 46 L 140 155 37
6 SFH DM tipe 2 60 P 129 132 42
7 NYT DM tipe 2 50 P 146 159 39
8 FD DM tipe 2 55 L 117 140 44
9 SWY DM tipe 2 54 P 135 150 39
10 STN DM tipe 2 55 P 132 147 38
11 RMY DM tipe 2 46 P 125 140 42
12 RDA DM tipe 2 46 P 122 134 43
13 SKR DM tipe 2 47 L 115 132 42
14 CSN DM tipe 2 50 P 130 141 41
15 RN DM tipe 2 51 P 122 138 33
16 ER DM tipe 2 62 P 192 160 24
17 EMW DM tipe 2 49 P 133 146 38
18 SH DM tipe 2 58 P 130 143 40
19 HLH DM tipe 2 51 P 128 138 39
20 AR DM tipe 2 60 L 119 133 44
21 ATK DM tipe 2 47 P 132 142 40
22 PA DM tipe 2 55 L 135 144 40
23 RT DM tipe 2 59 P 122 140 42
24 AMH DM tipe 2 58 P 152 158 28
25 NL DM tipe 2 58 P 139 147 37
26 ADN DM tipe 2 60 L 111 131 43
27 VR DM tipe 2 60 L 129 139 40
Lampiran 2
Frequencies
Statistics
Kadar Glukosa
Darah responden
Kadar LDL
responden
Kadar HDL
responden
N Valid 34 34 34
Missing 0 0 0
Mean 136.50 145.74 38.00
Median 132.00 144.00 40.00
Mode 122 140 40
Std. Deviation 19.599 9.551 5.135
Variance 384.136 91.231 26.364
Range 81 30 20
Minimum 111 131 24
Maximum 192 161 44
Sum 4641 4955 1292
Percentiles 25 122.00 138.75 36.00
50 132.00 144.00 40.00
75 147.00 155.00 42.00
persentaseLDL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid borderrline 33 97.1 97.1 97.1
tinggi 1 2.9 2.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
persentaseHDL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid normal 28 82.4 82.4 82.4
rendah 6 17.6 17.6 100.0
Total 34 100.0 100.0
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kadar glukosa darah responden 34 136.50 19.599 111 192
kadar LDL responden 34 145.74 9.551 131 161
kadar HDL responden 34 38.00 5.135 24 44
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kadar glukosa darah
responden
kadar LDL
responden
kadar HDL
responden
N 34 34 34
Normal Parametersa Mean 136.50 145.74 38.00
Std. Deviation 19.599 9.551 5.135
Most Extreme Differences Absolute .178 .108 .195
Positive .178 .108 .121
Negative -.097 -.101 -.195
Kolmogorov-Smirnov Z 1.035 .631 1.136
Asymp. Sig. (2-tailed) .234 .820 .151
Correlations
Correlations
kadar glukosa darah
responden
kadar LDL
responden
kadar HDL
responden
kadar glukosa darah
responden
Pearson Correlation 1 .861** -.830
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 34 34 34
kadar LDL responden Pearson Correlation .861** 1 -.725
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 34 34 34
kadar HDL responden Pearson Correlation -.830** -.725
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
AssalamualaikumWr.Wb.
Perkenalkan nama saya, Kiki Adi Prasetiyo mahasiswa DIV Jurusan
Analis Kesehatan Poltekkes Tanjung karang. Saya bermaksud akan melakukan
penelitian mengenai “Hubungan Kadar Glukosa Darah Dengan Kolesterol LDL
dan HDL Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek ”.
Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan
April-Juni 2019. Saya harap Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersedia untuk ikut serta
dalam penelitian saya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar
glukosa darah dengan kolesterol LDL dan HDL pada penderita diabetes mellitus
tipe 2 Di RSUD. Dr. H. Abdoel Moeloek, sehingga hasil penelitian ini dapat
memberi keuntungan berupa informasi kepada Bapak/ Ibu/Saudara/Saudari
tentang mengetahui hubungan kadar glukosa darah dengan kadar kolesterol LDL
dan HDL pada penderita diabetes mellitus tipe 2 Di RSUD. Dr. H. Abdoel
Moeloek. Dalam penelitian ini saya akan mengambil darah vena dari pergelangan
siku Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sebanyak 2 mL. Pengambilan darah ini hanya
dilakukan satu kali dan menyebabkan sedikit rasa sakit dalam penusukan jarum
dan pelepasan jarum saat melakukan pengambilan darah. Darah ini akan diperiksa
untuk mengetahui kadar kolesterol LDL dan HDL.
Ada resiko terjadinya hematoma atau terjadi memar kebiruan berkaitan
dengan pengambilan darah vena. Tetapi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari tidak perlu
khawatir karena terjadinya hematoma wajar terjadi dalam proses pengambilan
darah dan dapat diatasi dengan cara-cara sederhana seperti istirahat, mengompres
bagian di sekitar yang bengkak atau kebiruan, dan meninggikan bagian yang
terluka atau juga dapat diobati dengan salep khusus hematoma (salep
Thrombopop) yang akan disediakan oleh peneliti. Jika keadaan bagian bekas
pengambilan darah semakin memburuk, maka responden dapat menghubungi
peneliti melalui nomor peneliti, yaitu 089691717289.
Seandainya Bapak/Ibu/Saudara/Saudari tidak menyetujui cara ini,
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari boleh tidak berpartisipasi dalam penelitian ini. Untuk
itu Bapak/Ibu/Saudara/Saudari tidak akan dikenakan sanksi apapun. Indentitas
Bapak serta hasil pemeriksaan dari penelitian ini akan saya jaga kerahasiannya.
Setelah Bapak membaca maksud dan tujuan penelitian di atas, maka saya
berharap Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersedia menjadi responden saya, dan dapat
mengisi lembar persetujuan menjadi responden penelitian. Atas perhatian dan
kerjasama dari pihak responden dan wali responden, saya ucapan terimakasih.
WassalamualaikumWr.Wb.
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
DOKUMENTASI PENELITIAN
Melakukan penelusuran
rekam medik pasien
Menanyakan Informed
consent kepada keluarga
pasien
Melakukan
pengambilan sampel
penelitian
Melakukan pemeriksaan
LDL dan HDL dengan alat
ILAB 650
Melakukan pencatatan
hasil
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN
KOLESTEROL LDL DAN HDL PENDERITA DIABETES
MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
Kiki Adi Prasetiyo
1, Sri Ujiani
1, Nurminha
1
1Program Studi D IV Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Abstrak
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Meningkatnya prevalensi DM di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, dan hiperlipidemia.
Hiperlipidemia/dislipidemia akan menimbulkan gangguan metabolisme lipoprotein yang sering
disebut sebagai trias lipid meliputi peningkatan kadar trigliserida, LDL dan penurunan kadar
HDL.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah dengan kadar
kolesterol LDL dan HDL pada penderita DM tipe 2 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Jenis
penelitian adalah analitik dengan desaign cross sectional dengan uji korelasi Pearson. Penelitian
ini dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, pada bulan April sampai Juni 2019. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 34 sampel. Hasil penelitian ini didapakan p Value 0,000
(p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara kadar glukosa darah
dengan kadar kolesterol LDL pada penderita DM tipe 2 dan p Value 0,000 (p < 0,05), sehingga
dapat disimpulkan ada hubungan bermakna antara kadar glukosa darah dan kadar kolesterol HDL
pada penderita DM tipe 2.
Kata Kunci : Glukosa, LDL, HDL dan DM Tipe 2
RELATIONSHIP OF BLOOD GLUCOSE LEVELS WITH
CHOLESTEROL LDL AND HDL PATIENTS DIABETES
MELLITUS TYPE 2 IN RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
Abstract
Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that
occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. The increasing prevalence of DM
in developing countries including Indonesia causes degenerative diseases such as coronary heart
disease (CHD), hypertension, and hyperlipidemia. Hyperlipidemia / dyslipidemia will cause
lipoprotein metabolism disorders which are often referred to as triac lipids include increased levels
of triglycerides, LDL and decreased levels of HDL. H. Abdul Moeloek. This type of research is
analytic with cross sectional design with Pearson correlation test. This research was conducted at
Dr. H. Abdul Moeloek, from April to June 2019. Samples used in this study were 34 samples. The
results of this study were obtained p Value 0,000 (p <0.05), so it can be concluded that there is a
significant relationship between blood glucose levels with LDL cholesterol levels in patients with
type 2 DM and p Value 0,000 (p <0.05), so it can be concluded Significant relationship between
blood glucose levels and HDL cholesterol levels in people with type 2 diabetes.
Key Words : Glucose, LDL, HDL, Type 2 DM
Pendahuluan
Glukosa termasuk karbohidrat jenis
monosakarida yang merupakan karbohidrat
paling sederhana. Karbohidrat dalam makanan
diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa
dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati.
Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis
semua karbohidrat lain di tubuh seperti glikogen
untuk penyimpanan, ribosa dan deoksiribosa
dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa
susu, kombinasi dengan lipid dalam glikolipid,
dan kombinasi dengan protein dalam
glikoprotein dan proteoglikan (Murray, 2012).
Pada individu yang normal, kadar
glukosa dalam keadaan puasa berkisar 60-80
mg/dl dan setelah makan (post prandial) berkisar
antara 120-160 mg/dl (Pranadji, 2006). Nilai
normal kadar glukosa darah sewaktu berkisar
antara 140-200 mg/dl (Shadine, 2010).
Peningkatan kadar glukosa darah (hipergligemia)
terjadi akibat dari pankreas yang tidak
memproduksi insulin yang cukup atau tidak
dapat mengunakan insulin yang diproduksi
secara efektif disebut diabetes mellitus
(Kemenkes RI, 2014).
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya. Hiperglikemia pada DM berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau
kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah
(Pusnamasari, 2009).
Diabetes mellitus adalah penyebab utama
kematian dan kecacatan di seluruh dunia.
Prevalensi globalnya sekitar 8% pada tahun 2011
dan diperkirakan akan meningkat menjadi 10%
pada tahun 2030. Hampir 80% penderita diabetes
tinggal di negara berpenghasilan rendah dan
menengah (WHO, 2014). Indonesia menempati
peringkat ke tujuh di dunia dan prevalensi orang
dengan DM di Indonesia meningkat dari 5,7%
(2007) menjadi 6,9% (2013). Diabetes dengan
komplikasi merupakan kematian tertinggi ke tiga
di Indonesia (WHO, 2016).
Data Riskesdas tahun 2018, menyatakan
prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter
pada penduduk semua umur di Indonesia dengan
jumlah total 1.017.290 kasus. Lampung menurut
data Riskesdas 2018 diperoleh data DM yang
telah didiagnosa dokter yaitu 1,0% dengan
jumlah 32.148 individu (Riskesdas, 2018).
Meningkatnya prevalensi DM di negara
berkembang termasuk Indonesia akibat
kemakmuran, pendapatan perkapita, dan
perubahan pola hidup terutama di kota-kota besar
menyebabkan penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi,
hiperlipidemia dan lain-lain (Suyono, 2013).
Hiperlipidemia / dislipidemia akan
menimbulkan gangguan metabolisme lipoprotein
yang sering disebut sebagai trias lipid meliputi
peningkatan kadar trigliserida, Low Density
Lipoprotein (LDL) dan penurunan kadar High
Density Lipoprotein (HDL) (Arisman, 2013).
Metabolisme lipoprotein pada keadaan
resistensi insulin sedikit berbeda dengan keadaan
normal. Dalam keadaan normal tubuh
menggunakan glukosa sebagai sumber energi.
Pada keadaan resistensi insulin lipolisis
trigliserida meningkat sehingga menghasilkan
asam lemak bebas berlebihan. Asam lemak bebas
akan memasuki peredaran darah, sebagian akan
digunakan sebagai sumber energi dan sebagaian
akan dibawa ke hati. Di hati asam lemak bebas
akan kembali menjadi trigliserid dan bagian dari
VLDL. VLDL pada resistensi insulin akan kaya
dengan trigliserida, sehingga trigliserida yang
banyak di VLDL akan bertukar dengan
kolesterol ester dari kolesterol LDL dan HDL.
Hal ini akan menghasilkan LDL dan HDL yang
kaya dengan trigliserida tetapi kurang kolesterol
ester. Oleh karena itu pada resistensi insulin
terjadi kelainan lipid yang khas atau disebut lipid
triad (Adam, 2009).
Hasil penelitian yang dilakukan Rosidah
( 2017) di Klinik As Assyifa Pucuk Lamongan
didapatkan 30 kasus penderita diabetes mellitus
dan terdapat hubungan yang sangat signifikan
antara kadar glukosa darah dengan kenaikan
kadar trigliserida pada penderita diabetes
mellitus (Rosidah, 2017).
RSUD. Dr. H. Abdoel Moeloek
merupakan Rumah Sakit tipe B di Provinsi
Lampung yang menerima rujukan dari beberapa
Rumah Sakit tipe C di Provinsi Lampung.
Jumlah pasien DM yang melakukan pemeriksaan
di Rumah Sakit cukup banyak setiap bulannya
dan menempati urutan ke 3 dari 10 penyakit
terbanyak. Berdasarkan data yang diperoleh pada
tahun 2010 berjumlah 6279 kunjungan, tahun
2011 sebanyak 5744 kunjungan, tahun 2012
terdapat 4248 kunjungan, tahun 2013 terdapat
6972 kunjungan dan pada tahun 2014 pada bulan
Januari sampai Agustus terdapat 581 kunjungan
(Rohmah, 2017 ).
Berdasarkan uraian di atas hingga peneliti
melakukan penelitian tentang hubungan
kadar glukosa darah dengan kolesterol LDL
dan HDL penderita diabetes mellitus tipe 2
di RSUD. Dr. H. Abdoel Moeloek.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
distribusi frekuensi kadar glukosa darah
puasa, kolesterol LDL dan HDL penderita
diabetes mellitus tipe 2, persentase penderita
diabetes mellitus tipe 2 berdasarkan kadar
kolesterol LDL, persentase penderita
diabetes mellitus tipe 2 berdasarkan kadar
kolesterol HDL dan mengetahui hubungan
kadar glukosa darah dengan kadar kolesterol
LDL dan HDL penderita diabetes mellitus
tipe 2 di RSUD. Dr. H. Abdoel Moeloek
Metode
Jenis penelitian adalah analitik dengan
desaign cross sectional. Variabel terikat adalah
kadar kolesterol LDL dan HDL. Variabel bebas
adalah kadar glukosa darah. Populasi penelitian
ini adalah 92 penderita diabetes melitus tipe 2 di
RSUD. Dr. H. Abdoel Moeloek. Sampel
penelitian ini sebanyak 34 pasien yang sesuai
dengan kriteria inklusi sebagai responden
penelitian. Pada penelitian ini kadar glukosa
darah yang diteliti adalah kadar glukosa darah
puasa. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan
April sampai Juni 2019 Di RSUD. Dr. H. Abdoel
Moeloek. Analisa data yang digunakan pada
penelitian ini adalah analisa bivariat dengan uji
korelasi Pearson.
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi frekuensi kadar glukosa
darah puasa, kolesterol LDL dan
HDL
Data pada Tabel 1. menunjukkan kadar
glukosa darah puasa rata-rata penderita DM tipe
2 adalah 136,50 mg/dL. Kadar glukosa darah
puasa terendah adalah 111 mg/dL dan yang
tertinggi adalah 192 mg/dL. Kadar kolesterol
LDL rata-rata penderita DM tipe 2 adalah
145,74 mg/dL dengan nilai kolesterol LDL
terendah penderita DM tipe 2 yang menjadi
responden penelitian adalah 131 mg/dL dan
tertinggi adalah 161 mg/dL. Kadar kolesterol
HDL rata-rata penderita DM tipe 2 adalah 38,00
mg/dL dengan nilai kolesterol HDL terendah
penderita DM tipe 2 yang menjadi responden
penelitian adalah 24 mg/dL dan tertinggi adalah
44 mg/dL.
Gambar 1. menunjukkan bahwa
persentase penderita DM tipe 2 terhadap kadar
kolesterol LDL didapatkan 33 responden berada
dilevel borderline (97,1%) dan 1 responden
memiliki kadar tinggi (2,9%).
Gambar 2. menunjukkan bahwa
persentase penderita DM tipe 2 terhadap kadar
kolesterol HDL didapatkan 28 responden
memiliki kadar kolesterol HDL yang normal
(82,4%) dan 6 responden memeliki kadar
kolesterol HDL yang rendah (17,6%).
Tabel 2. Uji Normalitas Data Npar Test pada
Penderita DM tipe 2
Data pada Tabel 2. menunjukkan bahwa
kedua data tersebut memiliki nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) menghasilkan nilai >0,05, artinya
kedua data dinyatakan terdistribusi normal. Data
dapat dilanjutkan ke uji korelasi pearson
dikarenakan data terdistribusi normal.
Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Pearson Kadar
Glukosa Darah dengan Kadar
Variabel Rata-rata Terendah Tertinggi
Glukosa
Darah
(mg/dL)
136,50 111 192
Kolestero
l LDL
(mg/dL)
145,74 131 161
Kolestero
l HDL
(mg/dL)
38,00 24 44
Variabel Asymp. Sig. (2-tailed)
Glukosa Darah 0,234
LDL 0,820
HDL 0,151
Borderline (97,1%)
Tinggi (2,9%)
Normal (82,4%)
Rendah (17,6%)
Kolesterol LDL pada Penderita DM
tipe 2
Variabel Jumlah r p Value
Glukosa Darah
dengan LDL 34 0,861 0,000
Data pada Tabel 3. menunjukkan bahwa
korelasi antara kadar glukosa darah dengan kadar
kolesterol LDL terbentuk pola positif, artinya
semakin tinggi kadar glukosa darah, maka kadar
kolesterol LDL pasien DM tipe 2 semakin tinggi.
Hubungan tersebut masuk kedalam hubungan
kuat dengan Pearson’s correlation (r) sebesar
0,861. Hasil uji statistik menunjukkan p Value
0,000 yang berarti p < 0,05, sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan bermakna antara
kadar glukosa darah dengan kadar kolesterol
LDL pada penderita DM tipe 2.
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Pearson Kadar
Glukosa Darah dengan Kadar
Kolesterol HDL pada Penderita DM
tipe 2
Variabel Jumlah R p Value
Glukosa Darah
dengan HDL 34 -0,830 0,000
Data pada Tabel 4. menunjukkan bahwa
korelasi antara kadar glukosa darah dengan kadar
kolesterol HDL terbentuk pola negatif, artinya
semakin tinggi kadar glukosa darah, maka kadar
kolesterol HDL pasien DM tipe 2 semakin
rendah. Hubungan tersebut masuk kedalam
hubungan kuat dengan Pearson’s correlation (r)
sebesar -0,830. Hasil uji statistik menunjukkan p
Value 0,000 yang berarti p < 0,05, sehingga
dapat disimpulkan ada hubungan bermakna
antara kadar glukosa darah dan kadar kolesterol
HDL pada penderita DM tipe 2.
Pembahasan
Hasil penelitian kadar glukosa darah
pada penderita DM Tipe 2 terhadap 34
responden memiliki nilai rata rata adalah 136,50
mg/dL dengan nilai terendah 111 mg/dl dan nilai
tertingi adalah 192 mg/dl. Peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemia) pada penderita
DM terjadi akibat dari pankreas yang tidak
memproduksi insulin yang cukup atau tidak
dapat mengunakan insulin yang diproduksi
secara efektif (Kemenkes RI, 2014). Peningkatan
kadar glukosa darah menyebabkan penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung koroner
(PJK), hipertensi, hyperlipidemia (Suyono,
2013).
Berdasarkan penelitian rata-rata kadar
kolesterol LDL pada penderita DM tipe 2 adalah
145,74 mg/dl dengan nilai terendah adalah 131
mg/dl dan nilai tertinggi adalah 161 mg/dl.
Sebanyak 33 responden (97,1%) mengalami
tingkat kenaikan kadar kolesterol LDL yang
berada di level borderline dan terdapat 1
responden (2,9%) yang memiliki kadar kolesterol
LDL tinggi. Pada penderita DM tipe 2 tidak
dapat menggunakan glukosa sebagai sumber
energi. hormone sensitive lipase di jaringan
adiposa menjadi aktif sehingga lipolisis
trigliserida di jaringan adiposa akan meningkat
dan mengakibatkan asam lemak bebas yang
berlebihan. Asam lemak bebas akan memasuki
aliran darah dan sebagian digunakan sebagai
sumber energi dan sebagian lagi dibawa ke hati,
dimana di hati digunakan sebagai bahan
pembuatan trigliserida. Di hati asam lemak bebas
diubah menjadi trigliserida dan juga menjadi
bagian dari VLDL. VLDL pada keadaan
resistensi insulin ini akan kaya trigliserida
(Adam, 2009). Trigliserida yang banyak terdapat
di VLDL dalam sirkulasi akan bertukar dengan
kolesterol ester dari kolesterol LDL, sehingga
menghasilkan LDL yang kaya akan trigliserida
tapi kurang kolesterol ester. Trigliserida dalam
LDL tersebut dihidrolisis oleh enzime hepatic
lipase yang biasanya tinggi pada resistensi
insulin, sehingga menghasilakan LDL kecil
tetapi padat (small dense LDL). Small dense
LDL ini mudah teroksidasi sehingga mudah
menerobos endotel masuk kedalam pembuluh
darah.
Berdasarkan penelitian kadar kolesterol
HDL pada penderita DM tipe 2 menunjukan 28
responden (82,4%) memiliki kadar kolesterol
HDL normal dan 6 responden (17,6%) memiliki
kadar HDL yang rendah. didapatkan rerata kadar
kolesterol HDL adalah 38,00 mg/dL. Pada
penderita DM tipe 2 asam lemak akan meningkat
dan akan memasuki aliran darah dan sebagian
digunakan sebagai sumber energi dan sebagian
lagi dibawa ke hati, dimana di hati digunakan
sebagai bahan pembuatan trigliserida. Di hati
asam lemak bebas diubah menjadi trigliserida
dan juga menjadi bagian dari VLDL. Trigliserida
VLDL besar juga dipertukarkan dengan
kolesterol ester dari HDL yang akan
menghasilkan HDL dengan sedikit kolesterol
ester tapi kaya trigliserida. HDL seperti demikian
mudah dikatabolisme oleh ginjal sehingga
jumlah HDL serum akan menurun (Adam,2009).
Penurunan kolesterol HDL disebabkan
peningkatan trigliserida sehingga terjadi transfer
trigliserida ke HDL (Adam, 2009).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
korelasi antara kadar glukosa darah dengan kadar
kolesterol LDL terbentuk pola positif, artinya
semakin tinggi kadar glukosa darah, maka kadar
kolesterol LDL pasien DM tipe 2 semakin tinggi.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
korelasi antara kadar glukosa darah dengan kadar
kolesterol HDL terbentuk pola negatif, artinya
semakin tinggi kadar glukosa darah, maka kadar
kolesterol HDL pasien DM tipe 2 semakin
rendah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
bahwa dislipidemia pada DM tipe 2 ditandai
dengan peningkatan kolesterol LDL dan
penurunan kolesterol HDL. Peningkatan kadar
LDL dan Penurunan kadar kolesterol HDL dalam
darah akan meningkatkan risiko aterosklerosis
(Sherwood, 2001).
Atherosklerosis terjadi karena adanya
kerusakan dan mengakibatkan perubahan
permeabilitas endotel pembuluh darah.
Kerusakan endotel dalam kasus adanya
dislipidemia karena terjadinya cedera toksik pada
endotel. Dengan adanya kerusakan endotel,
faktor pertumbuhan (Growth factor) akan
dilepaskan dan akan merangsang masuknya
monosit dan lipid beserta komponen nya masuk
kedalam endotel pembuluh darah. Monosit yang
terangsang tadi akan menyusup diantara sel
endotel dan mengambil posisi di dalam sub
endotel. Di subendotel monosit akan berubah
menjadi makrofag yang disebabkan adanya
Macrofag Colony Stimulating Factor yang
dicetuslan adanya oksidasi komponen lipid.
Makrofag sendiri berfungsi untuk memakan dan
membersihkan lipid dan komponennya yang
sudah teroksidasi melalui scavenger receptor.
Scavenger receptor inilah yang akan
menyebabkan terjadinya pembentukan sel busa
(foam cell) dan sebagai cikal bakal terbentuknya
fatty streak (Price, 2005).
Fatty streak merupakan penumpukan
lipid di subintima pembuluh darah yang
merupakan lesi awal dari atherosklerosis dan
menjadi plak fibrosa. Plak yang matang akan
mengalmi ruptur dan merusak pembuluh darah.
Rupturnya plak fibrosa akan merangsang adhesi,
aktivitas dan agregasi trombosit. Proses agregasi
trombosit akan meningkatkan terjadinya
koagulasi darah dan menyebabkan timbulnya
pembentukan trombus. Trombus yang terbentuk
akan menyumbat percabangan pembuluh darah
di serebral. Jika pembentukan trombus terjadi
diluar pembuluh darah serebral (ekstranial) dan
terlepas yang dinamakan emboli akan
menyumbat pembuluh darah di serebral.
Penyumbatan pembuluh darah darah di serebral
menyebabkan suplai oksigen ke serebral akan
meningkatkan sistem kolateral
mengkompensasinya. Jika kompensasi tersebut
tidak dapat terlaksana akan menyebabkan
penyakit serebral yang mendadadk atau stroke
(Corwin, 2008).
Pengontrolan kadar glukosa darah pada
penderita DM tipe 2 dapat dilakukan dengan
mengatur gaya hidup dengan cara yaitu pola
makan dengan frekuensi 2 kali sehari, makan
tidak sampai kenyang dan mengurangi makanan
yang manis. Sedangkan dalam melakukan
aktifitas fisik penderita DM tipe 2 juga harus
rutin melakukan jalan pagi, olahraga dan
melakukan aktifitas yang mengeluarkan keringat
(Juwita, 2018).
Saran, diharapkan penderita DM tipe 2
dapat mengontrol kadar glukosa darah dengan
cara mengatur pola makan dan pola hidupnya
dengan membatasi makanan yang mengandung
lemak dan gula dibarengi dengan melakukan
olahraga yang teratur agar tidak terjadi
komplikasi akibat dari peningkatan kadar
kolesterol LDL dan penurunan kadar kolesterol
HDL.
Bagi penderita DM tipe 2 sebaiknya
melakukan pemeriksaan profil lipid agar dapat
dilakukan penanganan secara dini akibat dari
peningkatan kadar kolesterol LDL dan
penurunan kadar kolesterol.
Daftar Pustaka
Arisman, 2014, Obesitas, Diabetes Mellitus, &
Displidemia, EGC, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI 2018, Riset
Kesehatan Dasar 2018, Jakarta.
Champe, Pamela C; Harvey, Richard A; Ferrier,
Denise R, 2011. Biokimia: Ulasan
Gambar, Jakarta: EGC.
Corwin, E. J. Buku Saku Patofisiologi, ed 3 (ed
Egi Komara Yuda et al). Jakarta.
EGC. 2008
Juwita; Febrina., 2018. Model Pengendalian
Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes
Mellitus. Jurnal Endurance
Kementerian Kesehatan RI 2014, Pusat Data
dan Informasi, Jakarta Selatan.
Murray, Robert K; Granner, Daryl K; Rodwell,
Victor W, 2012. Biokimia Harper,
Jakarta: EGC.
Purnamasari, Dyah, 2009, Diagnosis dan
Klasifikasi Diabetes Melitus Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. edisi 5. Pusat
Penerbit FK UI. Jakarta
Rosidah; Mahmudah, Maghfirotul., 2017.
Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan
Kenaikan Kadar Trigliserida pada
Penderita Diabetes Mellitus Di Klinik As
Syifa Puncuk Lamongan. Jurnal Sains,
Vol.7 No.13.
Shadine, Mahannad, 2010. Mengenal Penyakit
Hipertensi, Sroke, dan Serangan Jantung
Pencegahan dan Pengobatan Alternatif.
Keenbooks.
Suyono, Selamet, 2013, Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu, FKUI,
Jakarta.
World Health Organization 2016, Diabetes Fakta
dan Angka, Available at:
http://www.8-whd2016-diabetes-facts-
and-numbers-indonesian.pdf [Diakses
November 14, 2018].
Recommended