View
72
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
IMPLIKASI PEMAHAMAN
INDIVIDU DALAM
PEMBELAJARAN
AYU WULANDARI,M.PD
PEMAHAMAN INDIVIDU
Pemahaman individu merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh konselor
berupa pengumpulan data, analisis data, penafsiran hasil analisis, dan penarikan
kesimpulan tentang diri individu untuk kepentingan layanan Bimbingan dan
Konseling.
Dari rumusan tersebut bisa diidentifikasi bahwa pemahaman individu adalah
suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan
atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok
individu.
Dengan demikian pemahaman individu adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang untuk mengerti dan memahami individu lain
Pentingnya Pemahaman Individu dalam
Bimbingan dan Konseling
Dalam peraturan pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah dikemukakan bahwa : ”Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan,
dan merencanakan masa depan”.
Berdasarkan pengertian bimbingan dan konseling di atas, dapat disimpulkan
bahwa perlunya pemahaman individu dalam bimbingan dan konseling sebagai
berikut:
1. Di dalam bimbingan dan konseling, kita tidak mungkin dapat
memberikan pertolongan kepada seseorang sebelum kita kenal atau paham
dengan orang tersebut.
2. Salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan konseling ialah
memahami individu secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar
belakangnya. Dengan demikian individu akan memperoleh bantuan yang tepat
dan terarah.
Dengan kata lain perlunya pemahaman individu dalam layanan bimbingan
dan konseling adalah agar individu memperoleh bantuan yang sesuai dengan
kemampuan dan potensinya agar apa yang diharapkannya dapat tercapai (artinya
individu dapat mencapai penyesuaian diri dengan dirinya sendiri, lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat).
Tujuan Pemahaman Individu
Tujuan pemahaman individu dalam Bimbingan dan Konseling yaitu agar
konselor semakin mampu menerima keadaan klien (individu/siswa) seperti apa
adanya, konselor semakin mampu memperlakukan klien sebagaimana mestinya,
konselor terhindar dari gangguan komunikasi sehingga proses konseling dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
Bagi konselor, kemampuan asesmen merupakan salah satu kompetensi yang
harus dimiliki konselor, ia adalah bagian penting dari kegiatan konseling. Dan jika
ada konselor yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang asesmen bisa
berdampak negatif bagi individu yang dibimbing.
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan
konseling bertujuan agar:
1. Kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya
dan sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya
2. Kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti
lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa
3. Kita terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan
relasi yang semakin baik
Mengenal Sasaran Pemahaman Individu
Sasaran yang dimaksud dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah
individu atau manusia.
Menurut Adler tiap orang adalah suatu konfigurasi motif - motif, sifat - sifat,
serta nilai - nilai yang khas; tiap tindak yang dilakukan oleh seseorang
membawakan corak khas gaya kehidupan yan bersifat individual.
Karena individu atau manusia adalah makhluk yang paling dinamis, setiap
saat manusia berkembang dan berubah, maka yang perlu dikenal dari setiap
sasaran (individu) adalah:
NEXT ...
1. Mengenal pribadinya (hakekat individu dan kebutuhannya).
2. Mengenal masalah dan perkembangannya.
3. Mengenal reaksi individu dalam menghadapi masalah.
4. Mengenal cara individu dalam menghadapi masalah.
Teknik Pemahaman Individu
Teknik Pemahaman Individu terdiri dari teknik tes dan teknik non tes. Tes dan
non tes :
Teknik Tes
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, pada umumnya tes yang
digunakan untuk memperoleh data klien adalah tes inteligensi, tes bakat, tes
kepribadian (minat, kecenderungan kepribadian), dan tes prestasi belajar.
Teknik Non Tes
Teknik non tes dimaksud antara lain observasi, kuesioner, wawancara,
inventori (DCM, AUM, ITP), dan sosiometri. Konselor sejak kuliah sudah berlatih
secara intensif menyusun dan menggunakan teknik non tes untuk memahami
individu dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling.
TERIMA KASIH
Bimbingan Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan
adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik)
agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri
secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami
lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana
masa depan yang lebih .
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara
tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor
melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan
khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING
Jadi
pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh
konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara
hak dan kewajibannya masing-masing.
Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan
(anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai
dengan ajaran agama yang dianut.
Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan baik yang terkait dengan keunggulan
maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain.
Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk
hubungan persahabatan, persaudaraan,
Tujuan Bimbingan Konseling
Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan
aspek akademik (belajar) adalah :
Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait
dengan aspek karir adalah
Fungsi penyesuaian
Fungsi pemahaman
Fungsi penyembuhan
Fungsi perbaikan
Fungsi preventif
Fungsi penyaluran
Fungsi pemeliharaan
Fungsi pengembangan
Fungsi adaptasi
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih bahagia, tenang dan
nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di
dalam diri kita.
Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat tingkat stress dan
depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula
mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.
Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang
lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat berdamai
dengan diri sendiri.
Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbinga konselin
Manfaat
a. Asas Kerahasiaan (confidential);
b. Asas Kesukarelaan;
c. Asas Keterbukaan
d. Asas Kegiatan
e. Asas Kemandirian
f. Asas Kekinian
g. Asas Kedinamisan
ASAS
Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli.
Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi.
Bimbingan menekankan hal yang positif.
Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama.
Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan
konseling.
PRINSIP
BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI SUATU SISTEM DAN IMPLEMENTASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
Linda Ika mayasari, M.Pd
PENGERTIAN BIMBINGAN
Achmad Badawi (1973)
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing terhadap
individu yang ,mengalami problem, agar si terbimbing mempunyai
kemampuan untuk memecahkan problemnya sendiri dan akhirnya dapat
mencapai kebahagiaan hidupnya, baik kebahagiaan dalam kehidupan individu
maupun sosial.
PENGERTIAN KONSELING
Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan sehingga bimbingan
lebih luas dari pengertian konseling. Oleh karena itu, konseling merupakan
bimbingan, tetapi tidak semua bentuk bimbingan merupakan konseling.
Konseling pada dasarnya dilakukan secara individual, yaitu antara konselor
dengan klien secara face to face. Pada bimbingan tidak demikian
halnya,bimbingan pada umumnya dijalankan secara kelompok. Pada konseling
sudah ada masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi klien, sedangkan
pada bimbingan tidak demikian.
ciri-ciri pokok konseling, yaitu:
adanya bantuan dari seorang ahli,
proses pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling,
bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar memperoleh
konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah guna memperbaiki
tingkah lakunya di masa yang akan datang.
RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING
Lingkungan keluarga
Sekolah
Masyarakat
Lapangan industri
Bidang-bidang sosial dll
BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI SISTEM
Sistem adalah suatu hal yang aktif, bergerak,dan menuju kepada arah atau produk tertentu. Oleh
karena itu konseling yang disusun berdasarkan suatu sistem, mengadakan penyesuaian atau
peninjauan kembali kegiatan pemrosesannya, tetapi juga sistem itu meninjau kembali dan mengubah
tolok ukurnya (baik berupa sasaran, target, tujuan maupun yang lainnya). Suatu sistem dikatakan
baik apabila sanggup mempertahankan kondisikeseimbangan terhadap perubahan lingkungan, dengan
kata lain elemen-elemen yang dianggap berpengaruh tidak boleh diabaikan dalam membangun
sistem sehingga terbentuk sinergi atau nilai yang jauh lebih besar dibandingkan penjumlahan biasa.
Setiap sistem bernaung dalam sebuah sistem yang lebih besar.
Bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
Fungsi pokok bimbingan dan konseling adalah mengusahakan terselenggaranya suasana sekolah dan suasana belajar mengajar yang sehat
dan sejahtera. Titik berat orientasinya ditujukan kepada para peserta didik yang sedang mengalami masalah maupun tidak (Guidance for
all).
Perlu dibentuk lembaga bimbingan dan konseling yang dikelola oleh tenaga yang profesional disamping dibantu oleh tenaga pengajar (staf
educatif).
Kerja bimbingan dan konseling tidak terbatas hanya di ruang bimbingan dan konseling, tetapi program bimbingan dapat dilaksanakan di
mana saja baik di sekolah, di muka kelas dan lain sebagainya.
Pendekatan bimbingan bersifat operasional, mempunyai jangkauan yang cukup luas dan bersifat pemahaman, pencegahan, pengentasan dan
pengembangan.
Adapun kebaikan dari pola bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan adalah
sebagai berikut :
Bimbingan tidak terpisahkan dari proses dan program
pendidikan, karena ia merupakan sub sistem pendidikan
yang eksistensinya tidak dapat diragukan lagi.
Seluruh personil pendidikan, baik sebagai guru atau
dosen, maupun tenaga administrasi disamping
tenaga atau guru pembimbing itu sendiri berperan
aktif dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling.
Seluruh siswa mendapat kesempatan yang sama untuk
memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Adapun kelemahan bimbingan dan konseling sebagai sub sistem pendidikan adalah
sebagai berikut :
Konsep pola ini sangat ideal akan tetapi
petunjuk operasional sering kurang jelas,
sehingga pelaksanaannya sering menemukan
kesulitan.
Bila job discription kurang baik, maka akan
sering terjadi kesimpang siuran (overlopping)
antara fungsi kepala sekolah atau pimpinan
perguruan tinggi dengan guru / dosen
pembimbing.
IMPLIKASI BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PROSES PEMBELAJARAN
layanan
orientasi
Layanan
penempatan
dan penyaluran
Layanan
konseling
individual
Layanan
bimbingan
kelompok
Layanan
konseling
kelompok
Layanan
informasi Layanan
pembelajaran
KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN KONSELING DIANTARANYA :
Himpunan data
Aplikasi instrumentasi
Konferensi kasus
Kunjungan rumah
Alih tangan kasus
IMPLIKASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM BEBERAPA
KASUS PEMBELAJARAN YAITU :
PERKEMBANGAN INDIVIDU
MASALAH KEBUTUHAN INDIVIDU
MASALAH PERBEDAAN INDIVIDU
MASALAH PENYESUAIAN DIRI DAN KELAINAN TINGKAH
LAKU
MASALAH BELAJAR
FENOMENA BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PROSES PEMBELAJARAN SAAT INI
Implementasi layanan BK di Indonesia juga berhadapan dengan berbagai hambatan dan
sejumlah kendala serius. Problematika tersebut tampak pada citra negatif yang muncul
di kalangan siswa dan sejumlah kalangan yang menganggap bahwa BK hanya
menangani ”anak-anak bermasalah” dan bertugas memberikan skoring pelanggaran atas
pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh siswa. Yang lebih ironis lagi, munculnya
pola sikap negatif dan kenakalan siswa pada umumnya seringkali dianggap sebagai
dampak dari kurang berfungsinya layanan BK di sekolah. Masalah-masalah tersebut
hampir dapat dikatakan sama persis dengan kondisi bimbingan dan konseling yang
terjadi di Amerika Serikat sebelum reformasi sekolah dimulai.
KESIMPULAN
Bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli dalam membuat interpretasi mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan pemilihan, rencana, atau penyesuaian yang ia butuhkan.
Bimbingan dan konseling sebagai sistem merupakan bagian integral dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah yang didasarkan atas pemikiran bahwa bimbingan merupakan suatu sistem, yang memiliki komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sistem bimbingan dan konseling merupakan sub sistem pendidikan, yang saling berhubungan dan bekerja sama pula untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas.
Implikasi bimbingan dan konseling pada proses pembelajaran adalah hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar. Di sinilah letak penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk rnembantu agar mereka berhasil dalam belajar.
KONSEP PEMAHAMAN INDIVIDU
DAN TEHNIK PEMAHAMAN INDIVIDU
Pengertian Pemahaman Individu
Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau
menaksir karakteristik, potensi, atau masalah-masalah (gangguan) yang ada
pada individu atau sekelompok individu. Pemahaman atau penilaian tersebut
dimaksudkan untuk kepentingan pemberian bantuan bagi pengembangan
potensi yang ada padanya (developmental) dan atau penyelesaian masalah-
masalah yang dihadapinya (klinis). Aiken (1997:1)
Dengan demikian pemahaman individu adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengerti dan memahami individu lain. Dalam konteks bimbingan dan konseling, mengerti dan
memahami tersebut dilakukan oleh konselor terhadap konseli, atau menemukan sumber data yang
bisa memberikan keterangan tentang konseling.
Tujuan Pemahaman Individu dalam
Bimbingan dan Konseling
Kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya
dan sekaligus keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun
kekurangannya.
Kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti
lain mampu memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa.
Kita terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi
yang semakin baik.
Teknik Pemahaman Individu
1.Mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah adalah langkah yang penting yang tidak boleh di
tinggalkan bagi seorang guru bimbingan dan konseling yang ingin berhasil
dalam memberikan bantuan kepada anak didiknya
2.Melakukan Diagnosis
Setelah masalah dapat diidentifikasi, pada langkah diagnosis ini adalah menetapkan masalah
tersebut bedasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah pada anak
didik.
3.Menetapkan Prognosis
Dalam tahapan prognosis ini seorang guru bimbingan dari konseling menetapkan alternatif tindakan
bantuan yang akan diberikan kepada anak didik.
Hakekat bimbingan konseling sendiri adalah mencapai kemandirian peserta didik. Strategi yang
digunakan harusnya sesuai dengan keadaan individu yang dimaksud (karakteristik dan permasalahan
oleh klien). Data yang didapat digunakan untuk dasar pemberian layanan, sehingga hasil yang dicapai
adalah perubahan tingkah laku konseli.
Sasaran Pemahaman Individu
1. Aspek Pribadi terkait dengan individu sbg pribadi, individu sebagai masyarakat
sosial, individu sbg peserta didik.
2. Aspek Rohani meliputi aspek kognitif (IQ, Bakat) dan aspek non kognitif ( SQ,
EQ, sikap, minat).
3. Aspek Sosial yang perlu dipahami adalah keadaan lingkungan, keluarga (status
keluarga, status ekonomi keluarga). Lingkungan tempat tinggal berpengaruh pada
perilaku.
4. Aspek masalah yang berisi faktor penyebab masalah, gejala masalah,
karakteristik masalah.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Evaluasi dapat dilakukan selama proses bimbingan dan konseling berlangsung
sampai akhir pemberian bantuan. Sedangkan, bahan untuk melakukan
evaluasi adalah data data primer yang muncul atau terkumpul selama
pertemuan dengan anak didik dan data data sekunder yang terus dikumpulkan
selama proses pemberian bimbingan dan konseling.
Teknik Tes dan Non tes
Teknik Pemahaman Individu terdiri dari teknik tes dan teknik non tes. Tes dan
non tes merupakan salah satu instrument untuk memahami individu dalam
keseluruhan layanan konseling.
Teknik non tes yang biasa digunakan dalam pemahaman individu adalah sebagai berikut:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Angket
d. Sosiometri
e. Otobiografi
f. Studi dokumenter
g. Studi Kasus
Memahami Individu Dengan Teknik Tes
Selain dengan menggunakan teknik non tes, dalam upaya memahami individu juga dapat
menggunakan tes psikologi.Terkadang lembaga pendidikan menyelenggarakan tes psikologi ini di awal
tahun masuk siswa baru yang tujuanya adalah untuk mengelompokan ataupun membaca potensi
siswa.
Ada beberapa macam tes psikologi antara lain:
1. Tes intelegensi umum
2. Tes bakat
3. Tes kepribadian
4. Tes hasil belajar
PEMAHAMAN INDIVIDU
DALAM PEMBELAJARAN
PEMAHAMAN INDIVIDU
Pemahaman individu merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh konselor berupa pengumpulan
data, analisis data, penafsiran hasil analisis, dan penarikan kesimpulan tentang diri individu untuk
kepentingan layanan Bimbingan dan Konseling.
Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik,
potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu.
Pemahaman individu adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengerti dan
memahami individu lain
Pentingnya Pemahaman Individu dalam
Bimbingan dan Konseling
Dalam peraturan pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa
: ”Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
1. memberikan pertolongan kepada seseorang sebelum kita kenal atau paham dengan orang tersebut.
2. memahami individu secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar belakangnya.
Dengan demikian individu akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah.
Tujuan Pemahaman Individu
Tujuan pemahaman individu dalam Bimbingan dan Konseling yaitu agar konselor semakin mampu
menerima keadaan klien (individu/siswa) seperti apa adanya, konselor semakin mampu
memperlakukan klien sebagaimana mestinya, konselor terhindar dari gangguan komunikasi sehingga
proses konseling dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Bagi konselor, kemampuan asesmen merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
konselor, ia adalah bagian penting dari kegiatan konseling. Dan jika ada konselor yang tidak memiliki
kemampuan dalam bidang asesmen bisa berdampak negatif bagi individu yang dibimbing.
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan konseling bertujuan
agar:
1. Kita semakin mampu menerima keadaan individu (siswa) seperti apa adanya dan sekaligus
keberadaan siswa baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya.
2. Kita semakin mampu memperlakukan siswa sebagaimana mestinya dalam arti lain mampu
memberikan bantuan seperti yang dikehendaki oleh siswa.
3. Kita terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu menciptakan relasi yang semakin
baik
Mengenal Sasaran Pemahaman Individu
Sasaran yang dimaksud dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu atau manusia.
Menurut Adler tiap orang adalah suatu konfigurasi motif - motif, sifat - sifat, serta nilai - nilai
yang khas; tiap tindak yang dilakukan oleh seseorang membawakan corak khas gaya kehidupan yan
bersifat individual.
Karena individu atau manusia adalah makhluk yang paling dinamis, setiap saat manusia
berkembang dan berubah, maka yang perlu dikenal dari setiap sasaran (individu) adalah:
1. Mengenal pribadinya (hakekat individu dan kebutuhannya).
2. Mengenal masalah dan perkembangannya.
3. Mengenal reaksi individu dalam menghadapi masalah.
4. Mengenal cara individu dalam menghadapi masalah.
Teknik Pemahaman Individu
Teknik Pemahaman Individu terdiri dari teknik tes dan teknik non tes. Tes dan non tes :
Teknik Tes. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, pada umumnya tes yang digunakan untuk
memperoleh data klien adalah tes inteligensi, tes bakat, tes kepribadian (minat, kecenderungan
kepribadian), dan tes prestasi belajar.
Teknik Non Tes. Teknik non tes dimaksud antara lain observasi, kuesioner, wawancara, inventori (DCM,
AUM, ITP), dan sosiometri. Konselor sejak kuliah sudah berlatih secara intensif menyusun dan
menggunakan teknik non tes untuk memahami individu dalam konteks pelayanan bimbingan dan
konseling.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN ANALISIS PROBLEM INDIVIDU
PENGERTIAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN ANALISIS
PROBLEM INDIVIDU
Identifikasi kebutuhan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk
meneliti dan menemukan hal-hal yang diperlukan dalam belajar dan hal-hal
yang dapat membantu tercapainya tujuan belajar itu sendiri, baik itu proses
belajar yang berlangsung di lingkungan keluarga (informal), sekolah (formal),
maupun masyarakat (non-formal). Sedangkan analisis problem individu adalah
sekumpulan proses untuk menemukan masalah dalam setiap individu. Setiap
individu memiliki kebutuhan, seperti minat, persepsi, sikap, nilai.
Identifikasi kebutuhan dan analisis problem individu dilakukan dengan dua
pendekatan.pendekatan yang bersifat asumtif prediktif, yaitu dengan
memprediksi kemungkinan - kemungkinan kebutuhan dan permasalahan
yang bakal dirasakan atau dihadapi oleh siswa. Kedua pendekatan yang
bersifat aktual obyektif, yaitu mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan
yang secara aktual dan obyektif benar - benar dirasakan dan dihadapi oleh
siswa.
Untuk memprediksi kemungkinan - kemungkinan kebutuhan dan
permasalahan yang bakal dirasakan atau hadapi oleh siswa dapat dilakukan
dengan mendasarkan pada asumsi - asumsi teoritik dan pengalaman -
pengalaman nyata sebelumnya. Asumsi teoritik terutama berkenaan dengan
tugas - tugas perkembangan, sedangkan pengalaman nyata adalah
kebutuhan dan permasalahan yang pernah atau biasanya dirasakan oleh
siswa.
ANALISIS PROBLEM INDIVIDU
Analisis Problem Individu merupakan kegiatan untuk mengumpul informasi yang
mengidentifikasi proses pembelajaran yang dimiliki setiap siswa, yang menjadi
masalah pada peserta didik untuk mencapai tujuan pengembangan
pembelajaran yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan.
Tujuan melakukan analisis adalah untuk mengetahui permasalahan yang
terjadi pada setiap siswa. agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik Jika
tidak ada problem dalam individu maka tercapailah kebututuhan individu yang
merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.
PROBLEM PENYESUAIN DIRI DAN KESEHATAN MENTAL
Proses penyesuaian diri ini menumbulkan berbagai masalah terutama bagi
individu sendiri. Jika indivudu mampu meyeseuaikan diri dengan
lingkungannya tanpa menimbulkan kerugian untuk individu tersebut, hal itu di
katan sebagai penyesuaian dengan baik
PENYESUAIAN DIRI MELIPUTI :
Penyesuaian normal yaitu, proses yang melibatkan respon-respon mental
dan perbuatan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan dan mengatasi
ketegangan, frustasi, dan konflik secara sukses, serta menghasilkan
hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau
tuntutan lingkungan di mana dia hidup.
Penyesuaian menyimpang yaitu, proses pemenuhan kebutuhan atau
pemecahan masalah dengan cara yang tidak wajar atau bertentangan
dengan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
PROBLEM INDIVIDU
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar maupun bagi pengajar. Keberhasilan belajar siswa di pengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
faktor internal meliputi :
Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental.
Gangguan fisik
Gangguan emosi
Faktor eksternal di bagi menjadi 2 meliputi :
Faktor sosial
Faktor non sosial
PROBLEM PERBEDAAN INDIVIDU
Timbulnya perbedaan individu ini dapat di kembalikan kepada faktor
pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama terbentuknya
perbedaan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan
pada individu meskipun individu berada dalam lingkungan yang sama.
Sebaliknya, walaupun individu memiliki pembawaan yang sama akan
memungkinkan perbedaan dalam individu karena lingkungan yang berbeda.
JENIS – JENIS PROBLEM YANG DI HADAPI INDIVIDU
Masalah
pengajaran atau belajar
Masalah pendidikan
Masalah pekerjaan
Masalah penggunaan
waktu senggang
Masalah sosial
Masalah pribadi
MENGUNGKAP TINGKATAN MASALAH
1) Masalah ringan, seperti : membolos, malas, berkelahi dengan sesama
teman sekelas, kesulitan belajar, dan lain-lain
2) Masalah sedang, seperti : berpacaran, berkelahi antar sekolah, perbuatan
asusila.
3) Masalah berat, seperti : kecanduan alkohol, narkotika, siswa hamil, dan lain
- lain.
KESIMPULAN
Identifikasi kebutuhan dan analisis problem individu adalah sekumpulan proses
untuk menemukan masalah dalam setiap individu. Setiap individu memiliki
kebutuhan, seperti minat, persepsi, sikap, nilai. Tanpa melakukan identifikasi yang
jelas dan mantap, maka problem yang di hadapi siswa belum tentu sesuai
dengan kebutuhan dan problem siswa.
LAYANAN DASAR DAN
LAYANAN RESPONSIF
Layanan dasar dalam bimbingan
Merupakan layanan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa
mengembangkan keterampilan-keterampilan hidup.
Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME
Kerja sama dalam kelompok
Peranan sosial laki-laki dan perempuan
Penerimaan keadaan diri
Pengembangan sikap dan perilaku emosional yang mantap
Persiapan diri kearah kemandirian ekonomi
Pemilihan dan persiapan kerja
Pengembangan sikap positif terhadap perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Pengembangan keterampilan intelektual dan pemahaman konsep-konsep yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik
Pengembangan sikap dan perilaku sosial yang bertanggung jawab
Pemahaman nilai-nilai dan etika hidup yang bermanfaat
Isi layanan dasar
Layanan Responsip
Merupakan layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu
memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat
ini.
Pendidikan
Belajar
Sosial
Pribadi
Disiplin
Narkotika
Perilaku seksual
Isi layanan responsive
Karakteristik guru
bimbingan konseling
Pengetahuan mengenai dirinya sendiri (self knowledge). pembimbing dengan
persepsi yang akurat akan dirinya maka dia juga memiliki persepsi yang kuat
terhadap orang lain.
Kompetensi (Kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral)
Kesehatan psikologis yang baik
Dapat dipercaya (konsisten, bertanggung jawab)
Kualitas keperibadian guru BK
menurut Cavanagh (1982)
Kejujuran. Memiliki kesesuaian dalam kualitas diri terhadap penilaian orang lain tentang dirinya.
Kekuatan atau daya. Membuat batas waktu bimbingan, fleksibel, & identitas diri jelas.
Ramah, penuh perhatian, kehangatan.
Pendengar aktif
Sabar
Peka
Kesadaran holistik
TUGAS GURU DALAM SISTEM
LAYANAN SERTA MEKANISME KERJA
BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
Guru BK buanlah satu-satnya orang yang memegang peranan untuk menangani
anak yang bermasalah di sekolah, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak
untuk menciptakan bimbingan yang efektif dan untuk dapat merubah sikap dan
prilaku siswa menjadi lebih baik.
a. Guru sebagai pendidik
Guru merupakan pendidik yang menjadi tokoh panutan bagi para siswa di
lingkungan sekolah sehingga guru wajib memiliki kopetensi dalam dirinya.
b. Guru sebagai pembimbing
Tugas guru tidak sebatas memberikan ilmu pengetahuan dan keterampitan
kepada siswa, tapi juga berperan sebagai pembimbing. ketika murid bermasalah
maka gurulah orang pertama yang wajib membantu menangani.
1. Guru sebagai pendidik dan
pembimbing
1. Mengumpulkan data tentang siswa
2. Mengamati tingkah laku siswa
3. Mengenal siswa yang memerlukan bantuan khusus
4. Mengadakan perteman secara individu maupun kelompok dengan orang tua siswa.
5. Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga-lembaaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa.
6. Membuat catatan pribadi siswa
7. Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu
8. Bekerja sama dengan “petugas” lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa.
9. Meneliti kemajuan siswa baik disekolah maupun diluar sekolah.
2. Guru sebagai pembimbing maka harus
melakukan hal :
Guru bidang studi merupakan guru yang paling tau keadaan siswa dikelas
(punya masalah/tidak)
Guru bidang studi merupakan orang pertama yang mengidentifikasi suasana
kelas (klasifikasi siswa bermasalah)
Stelad identifikasi, abrulah guru kelas menginfokan kepada guru BK
3. Guru sebagai informan siswa yang
bermasalah
1. Mengidentifikasi siswa yang memerlukan layanan BK
2. Membantu memberikan data dan informasi untuk keperluan layan BK
3. Membantu pelaksanaan “tindakan” (memberikan bantuan) pada siswa
melalui KBM.
4. Memberikan pengajaran perbaikan/remedial dalam rangka pelaksanaan
bimbingan.
5. Mengikuti konferensi kasus siswa.
6. Memberikan kuasa siswa yang memerlukan yanan BK pada guru pembimbing.
7. Berpartisipasi dalam upaya mengatasi masalah siswa.
4. Guru sebagai pembantu guru BK Thantawy R. Manajemen bimbingan dan konseling
memahami konsep dasar bimbingan
Memahami keragaman karakteristik siswa
Menandai siswa yang bermasalah dan gagal dalam menyelesaikan tugas perkembangan
Menciptakan suasana kelas yang kondusif
Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar
Memberikan kuasa kepada guru BK atas permasalahan siswa
Bekerja sala dengan guru BK dalam pemecahan masalah siswa
Memberikan informasi “keunggulan-kekurangan” siswa dalam KBM
Memahami perkembangan teknologi dan informasi untuk diinformasikan kepada siswa
Menampilkan pribadi yang matang
Memberi informasi mengenai mata pelajaran supaya KBM dapat berjalan dengan efektif.
FUNGSI UMUM GURU
Bimbingan merupakan Proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakkan
secara berkesinambungan sehingga individu tersebut dapat memahami dirinya
dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan keadaan keluarga dan
masyarakat. (Soetjipto dan Raflis kosasi , Profesi Keguruan)
Konseling merupakan suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu
dimana yang seorang berperan sebagai (konselor) membantu yang lain (konseli)
suapaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan
masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan
datang. (Soetjipto dan Raflis kosasi , Profesi Keguruan)
Pelayanan konsultasi
Pelayanan pemecahan masalah
Penyaluran bakat dan minat
Kegiatan Bimbingan Konseling
di sekolah
PERENCANAAN INDIVIDUAL
DUKUNGAN SISTEM
Pengertian Perencanaan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai proses bantuan kepada peserta
didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan
dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan
kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Tujuan Perencanaan Individual
1. Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya.
2. Mampu merumuskan tujuan, perencanaan atau pengelolaan
terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar dan karir.
3. Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan,
dan rencana yang telah dirumuskannya (Syamsu Yusuf,
2010:85).
Strategi Perencanaan Individual
1. Penilaian individual/kelompok kecil
2. Pemberian saran pada individual/kelompok
kecil
Fokus Pengembangan
1. Akademik. Meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan
lanjutan atau pendidikan jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan
memahami nilai belajar sepanjang hayat.
2. Karir. Meliputi mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-latihan
pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif.
3. Sosial-Pribadi. Meliputi pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan
keterampilan social yang efektif.
Pengertian Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja infra struktur, dan pengembangan
kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara
tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.
Strategi
1. Pengembangan Profesional
2. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
3. Manajemen Program
TEKNIK-TEKNIK DALAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
Teknik umum merupakan teknik konseling yang lazim digunakan dalam tahapan-tahapan konseling dan merupakan teknik dasar konseling yang harus dikuasai oleh konselor.
Untuk lebih jelasnya, akan disampaikan beberapa jenis teknik umum, diantaranya:
.
Teknik Umum Konseling
1. Perilaku Attending.Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen
kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat :
Meningkatkan harga diri klien.
Menciptakan suasana yang aman
Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas
2. Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berfikir
bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending,
tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati.Empati di bagi menjadi 2 yaitu : empati premier dan
empati tinggkat tinggi.
3. Refleksi. Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan,
pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya.
4. Eksplorasi. Adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien.
5. Menangkap Pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti
ungkapan klien dengan teliti mendengarkan pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang
mudah dan sederhana
6. Pertanyaan Terbuka (Opened Question) Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa
agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakan
teknik pertanyaan terbuka (opened question).
7. Pertanyaan Tertutup (Closed Question) Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan
pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup, yang
harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat.
8. Dorongan minimal (Minimal Encouragement) adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan
langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien.
9. Interpretasi Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan
dan pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan
pandangan subyektif konselor, dengan tujuan untuk
memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan
berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.
10.Mengarahkan (Directing) Yaitu teknik untuk mengajak dan
mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh
klien untuk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan
sesuatu.
11. Menyimpulkan Sementara (Summarizing) Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara
pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas.
12. Memimpin (leading) Yaitu teknik untuk mengarahkan pembicaraan dalam wawancara konseling
sehingga tujuan konseling .
13. FokusYaitu teknik untuk membantu klien memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan. Pada
umumnya dalam wawancara konseling, klien akan mengungkapkan sejumlah permasalahan yang
sedang dihadapinya.
14. Konfrontasi Yaitu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsistensi antara
perkataan dengan perbuatan atau bahasa badan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan
kepedihan, dan sebagainya.
15. 15.Menjernihkan (Clarifying) Yaitu teknik untuk menjernihkan ucapan-ucapan klien yang samar-
samar, kurang jelas dan agak meragukan.
16. Memudahkan (facilitating) Yaitu teknik untuk membuka komunikasi agar klien dengan mudah
berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara bebas.
17. Diam.Teknik diam dilakukan dengan cara attending, paling lama 5 – 10 detik, komunikasi yang
terjadi dalam bentuk perilaku non verbal.
18. Mengambil Inisiatif.Teknik ini dilakukan manakala klien kurang bersemangat untuk berbicara, sering
diam, dan kurang partisipatif. Konselor mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan diskusi.
19. Memberi Nasehat. Pemberian nasehat sebaiknya dilakukan jika klien memintanya. Walaupun demikian,
konselor tetap harus mempertimbangkannya apakah pantas untuk memberi nasehat atau tidak.
20. Pemberian informasi. katakan bahwa dia mengetahui hal itu. Kalau pun konselor mengetahuinya,
sebaiknya tetap diupayakan agar klien mengusahakannya.
21. Merencanakan. Teknik ini digunakan menjelang akhir sesi konseling untuk membantu agar klien dapat
membuat rencana tindakan (action), perbuatan yang produktif untuk kemajuan klien
22. MenyimpulkanTeknik ini digunakan untuk menyimpulkan hasil pembicaraan yang menyangkut :
bagaimana keadaan perasaan klien saat ini, terutama mengenai kecemasan;
memantapkan rencana klien
pemahaman baru klien; dan
pokok-pokok yang akan dibicarakan selanjutnya pada sesi berikutnya, jika dipandang masih
perlu dilakukan konseling lanjutan
1. Latihan AsertifTeknik
2. Desensitisasi Sistematis
3. Pengkondisian AversiTeknik
4. Permainan Dialog Teknik
5. Latihan Saya Bertanggung Jawab
6. Bermain Proyeksi-Proyeksi
7. Teknik Pembalikan Gejala-gejala
8. Bertahan dengan PerasaanTeknik
9. Home work assigments
10. AdaptiveTeknik
11. Teknik Bermain peran
12. ImitasiTeknik
Teknik Khusus Konseling Dalam konseling
STUDI KASUS DALAM BIMBINGAN
KONSELING
Pengertian studI kasus
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam
riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal
yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut
sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam
melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi , dan
pelaporan hasilnya.
Studi kasus merupakan metode penelitian yang mampu membawa
pemahaman tentang isu yang kompleks dan dapat memperkuat
pemahaman tentang pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya
(Doodley, 2005 ).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Studi Kasus
Seseorang harus mampu mengajukan pertanyaan yang baik dan mampu untuk menginterpretasikan
jawaban-jawaban.
Seseorang harus dapat menjadi pendengar yang baik dan tidak terperangkap oleh prakonsepsi sendiri.
Seseorang diharapkan mampu menyesuaikan diri dan fleksibel agar situasi yang baru dialami dapat
dipandang sebagai kesempatan/ peluang bukan ancaman.
Seseorang harus memiliki daya tangkap yang kuat terhadap isu-isu yang akan diteliti, apakah hal ini
merupakan orientasi teoritis atau kebijakan.
Sesorang harus tidak bias, oleh anggapan-anggapan yang sudah ada sebelumnya, seseorang harus
peka dan responsif terhadap bukti-bukti yang kontradiktif.
Prinsip pengumpulan data
Menggunakan multi sumber bukti
Menciptakan data dasar studi kasus
Memelihara rangkaian bukti
Macam – Macam Studi Kasus
Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul
observasi peran-serta atau pelibatan (participant observation).
Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan
maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah
yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier,
pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja,
sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus
kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan
tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas),
Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis
situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya
pengeluaran siswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari
sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-
temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci
lainnya.
Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit
organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau
suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang
sedang belajar menggambar.
Langkah – Langkah Penelitian Studi Kasus
1) Pemilihan kasus 2) Pengumpulan data 3) Analisis data
4) Perbaikan refinement
5) Penulisan laporan
Kelemahan dan Kelebihan Studi Kasus
Kelebihan Studi Kasus
Studi kasus mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik,unik dan hal-hal
yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi
kasus mampu mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa
adanya atau natural.
Kelemahan Studi Kasus
Dari kacamata penelitian kualitatif,studi kasus di persoalkan dari segi
validitas,reliabilitas dan generalilsasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik
dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam
penelitian kuantitatif,yang bertujuan untuk mencari generalisasi.
Metode Pengumpulan Data
Observasi
Observasi yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data yang diinginkan dengan melakukan
pengamatan secara langsung
Interview (Wawancara)
Wawancara ialah suatu metode untuk mendapatkan data dengan mengadakan face to face
relation.
Konselor Sebagai Penanggung jawab Studi Kasus
Didalam studi kasus seorang konselor melakukan kajian yang
mendalam dan lengkap terhadap perkembangan seorang siswa
beserta masalah yang dihadapinya sehingga dapat diidentifikasi
secara individualitas (spesifik, khusus, khas, berbeda dengan
individu lainnya). Selain konselor atau Guru BK yang bertanggung
jawab didalam studi kasus adalah Personil dari pihak Sekolah yang
secara umum dapat membantu konselor dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi para siswa-siswi di Sekolah.
Objek Studi Kasus
Menurut buku yang dikutip dari Drs. Susilo Rhardjo, M.Pd dan
Gudnanto, S.Pd.,M.Pd,.Kons bahwa yang menjadi objek studi
kasus biasanya seorang siswa yang menarik perhatian karena dia
mengalami kesulitan dalam belajar atau pergaulan sosial lebih
banyak dari pada siswa-siswa yang lain,atau menunjukkan perilaku
yang sedikitnya banyak menyimpang. Jadi, siswa yang menjadi
kasus khusus (problem case) adalah siswa yang membutuhkan
pelayanan khusus pula. Biasanya konselorlah yang menangani
studi kasus, sebelum,selama, dan sesudah diadakan studi kasus.
Dalam keadaan tertentu, bila konselor sampai pada kesimpulan
bahwa ia tidak berkompeten untuk melayani seorang siswa, studi
kasus disekolah menghasilkan rekomendasi supaya siswa itu
diserahkan kepada ahli diluar lingkungan sekolah institusi pendidikan
(referal). Biasanya yang dipilih menjadi objek studi kasus adalah
murid yang menjadi suatu problem (problem case) jadi seorang murid
membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan lebih baik,
asal murid itu dalam keadaan sehat rohani/tidak mengalami gangguan
mental.
Contoh studi kasus dalam bk
Identitas Diri
Nama : Muhammad rizki saputra
Tempat, Tanggal lahir : Jakarta,12 juli 2008
Usia : 10 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Isam
Alamat : Pulo jahe Rt 11/Rw 14 kel.
Jatinegara. Jakarta timur
Saudara kandung : 3
Keadaan sosial ekonomi : Kurang
Situasi belajar dirumah : Kurang
Bahasa sehari-hari : Bahasa indonesia
Jenis Masalah yang Dihadapi
Rizki adalah anak dari ibu suprapti, rizki merupakan siswa kelas 3 di SDN
06 jatinegara, rizki bermasalah dirumah maupun dikelasnya yaitu karena
malas dan kurang motivasi untuk belajar selain itu rizki juga selalu mencuri
uang. Baik itu dilingkungan sekolah dan juga di lingkungan rumah
sekitarnya dan sering berbahasa atau bicara kotor dan selalu bermain
dengan teman-teman yang bukan sebayanya rizki sekarang sudah tidak
bersekolah lagi dikarenakan mencuri uang amal sekolah sebanyak Rp 3
juta rupiah dan dari informasi yang di dapat dari lingkungan sekitar
rumahnya setelah rizki dikeluarkan dari sekolahnya.
Rizki juga sudah mencuri uang dari kotak amal masjid yang berada disekitar
rumahnya. Rizki merupakan anak dari keluarga yang broken home. Ayah dan
ibunya bercerai dikarenakan ada suatu masalah yang tidak bisa diselesaikan
lagi sehingga mereka bercerai rizki adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara
kakak-kakaknya juga mempunyai masalah di sekolahnya karena kurang
perhatian dari kedua orang tuanya.
Cara menangani
Pada kasus rizki dengan kurangnya motivasi untuk belajar telah
direncanakan untuk memberikan bantuan secara berlanjut dan individual.
Pada tahap pertama, diadakan pendekatan secara pribadi terhadap rizki
yaitu dengan menanyakan terlebih dahulu seperti apa keadaan orang
tuanya di rumah, bagaimana hubungan dengan orang tuanya, merangkul
dan mengajak serta memberi perhatian bahkan kasih sayang yang lebih
kepada rizki sehingga ia terbuka dan mau menceritakan semua masalah
yang sedang di hadapinya.
Tindak lanjut untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah:
a) Guru harus berkomunikasi dengan orang tua dan bekerja sama untuk melihat
perkembangan rizki selanjutnya.
b) Orang tua harus lebih memperhatikan rizki agar tidak lagi malas dan adanya
motivasi belajar.
c) Diberi motivasi dan dorongan agar rizki bisa terbuka terhadap dan mudah
berinteraksi dengan orang lain.
Kesimpulan
Di dalam studi kasus seorang konselor melakukan kajian yang mendalam dan lengkap teerhadap perkembangan seorang siswa beserta masalah yang dihadapinya Dalam studi kasus, data dikumpulkan dengan beraneka ragam teknik, yaitu pengamatan, wawancara, pemeriksaan dokumen atau catatan atau pekerjaan para siswa.
Studi kasus menjadi berguna apabila seseorang/peneliti ingin memahami suatu permasalahan atau situasi tertentu dengan amat mendalam dan dimana orang dapat mengidentifikasi kasus yang kaya dengan informasi.
Semoga Bermanfaat
Recommended