View
2
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
intelijen.docx
Citation preview
1. INTRODUKSI
Kata intelijen berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” (kata benda), yang sacara
harfiah berarti kecerdasan (pengertian umum). Secara khusus yang berkaitan dengan
upaya mengamankan Negara dan Bangsa.
Intelijen dapat kita bedakan yaitu intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah
diolah, sebagai Organisasi dan sebagai Kegiatan. Ketiga pengertian ini, walaupun
terpisah namun selalu berkaitan satu dengan yang lain.
1. INTELIJEN SEBAGAI BAHAN KETERANGAN YANG SUDAH DIOLAH
Intelijen diperoleh melalui suatu proses pengolahan dari bahan keterangan/informasi
yang didapat. Bahan keterangan merupakan bahan dasar yang masih mentah. Bahan
mentah ada yang memenuhi syarat dan ada yang tidak memenuhi syarat untuk
dijadikan intelijen. Bahan mentah yang memenuhi syarat untuk dijadikan intelijen
adalah bahan – bahan yang berkaitan dengan masalah keamanan, yang dapat
dipercaya sumbernya dan relevan dengan masalah yang dicari atau dibutuhkan.
Intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah diolah adalah merupakan hasil terakhir
atau produk daripada pengolahan yang selanjutnya disampaikan kepada pihak – pihak
pemakai untuk dipergunakan sebagai bahan penyusunan rencana dan kebijaksanaan
yang akan ditempuh dan yang memungkinkan untuk bahan mengambil keputusan.
Dalam hal ini initelijen juga merupakan suatu pengetahuan yang perlu diketahui
sebelumnya, dalam rangka untuk menentukan langkah – langkah dengan resiko yang
diperhitungkan. Dengan kata lain, intelijen diperlukan untuk membuat keputusan yang
tepat dalam tiga aspek, yaitu perencanaan, kebijaksanaan dan cara bertindak (cover of
action).
1. Dilihat dari segi tujuan penggunaan, intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah
diolah dapat dibedakan :
1) Intelijen Strategis
Intelijen strategis adalah bahan – bahan keterangan yang dicari, dikumpulkan dan diolah
untuk dipergunakan bagi kepentingan strategi. Intelijen ini mencakup hal – hal yang
meliputi pokok – pokok persoalan :
a) Politik
b) Ekonomi
c) Perkembangan Ilmu Pengetahuan
d) Sistim Komunikasi
e) Geografi Militer
f) Demografi
g) Kebudayaan
h) Biografi Personalia penting
i) Angkatan Bersenjata
j) Dan lain – lain
Dengan demikian kita mengenal istilah – istilah intelijen politik, intelijen ekonomi,
intelijen militer dan sebagainya. Penggunaan intelijen tersebutt antara lain untuk
kepentingan diplomasi, untuk menentukan langkah – langkah yang akan diambil dalam
bidang politik, di bidang ekonomi, sosial-budaya, militer dsb. Sesuai dengan
kepentingannya dan keadaan/situasi yang dihadapi.
2) Intelijen Taktis
Intelijen Taktis adalah bahan – bahan keterangan yang dicari, dikumpulkan dan diolah
untuk dipergunakan bagi kepentingan yang bersifat taktis.
Intelijen ini mencakup hal – hal yang meliputi ipoleksosbudkam dan keadaan medan,
cuaca, musuh secara terbatas, sepanjang hal – hal ini diperlukan untuk kepentingan
taktis. Penggunaan intelijen taktis ini ialah untuk kepentingan taktis, yang memberikan
kemungkinan kepada pihak yang mempergunakannya untuk menentukan tindakan –
tindakan yang akan dengan resiko yang diperhitungkan, bagaimana cara
mempergunakan sarana – sarana yang ada padanya secara berdaya guna dan berhasil
guna dalam batas waktu tertentu, di daerah tertentu untuk mencapai sasaran yang
ditentukan oleh pihak atasan yang berwenang sesuai dengan bagian strategi yang
digariskannya.
1. Dilihat dari segi pengertiannya sebagai produk atau pengetahuan, intelijen sebagai
bahan keterangan yang sudah diolah dapat dibedakan :
1) Intelijen Dasar
Intelijen dasar digunakan untuk pengetahuan dasar atau catatan dasar bagi pihak yang
menggunakan yang bertujuan untuk memberikan arti pada gejala – gejala dan
perubahan – perubahan yang terjadi pada suatu waktu di masa lalu. Tanpa adanya
pengetahuan dasar mengenai sesuatu masalah tertentu, sukar untuk dinilai secara
tepat suatu fenomena atau perubahan yang terjadi mengenai masalah tersebut, dan
mungkin tidak akan ada artinya pengetahuan mengenai perkembangan mengenai
masalah tersebut di masa yang akan datang. Dengan demikian intelijen dasar -
mencakup bidang – bidang yang luas, umum dan bersifat statis.
Pada hakekatnya intelijen dasar digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Pengetahuan – pengetahuan dasar yang dinilai belum mengandung spot intelijen
2. Pengetahuan – pengetahuan dasar yang sudah mengandung nilai intelijen atau spot
intelijen yang juga disebut Intelijen Dasar Diskriptif (IDD).
Intelijen Dasar Diskriptif meliputi : Basic Research, Encyclopedia Intelligence,
Fundamental Research, Monographic Data dan Basic Data.
Intelijen Dasar Diskriptif dapat dikelompokka :
1. Wilayah/negara/daerah
2. Golongan/kelompok/organisasi
3. Perorangan/tokoh – tokoh prominen
4. Masalah
2) Intelijen yang aktual
Dalam perumusan intelijen sebagai pengetahuan perlu dinyatakan pengertian tersebut
sebagai bagian pengetahuan yang telah dipilih dan yang mempunyai dasar kekuatan
yang berarti bagi penentuan tindakan – tindakan yang akan diambil oleh pihak yang
berwenang untuk menggunakannya tepat pada masalahnya, yang biasa disebut :
Current Reportorial Form atau laporan perkembangan yang sedang terjadi
Contoh : Current Intelligence, Current Evaluation, Current Appreciations, Hot
Intelligence, yang dimuat dalam laporan harian, laporan khusus (lapsus), dan
memorandum.
Konsekwensi dari perumusan ini ialah bahwa intelijen dasar diskriptif yang bersifat
umum, luas dan statis tersebut pada suatu waktu tertentu perlu ditonjolkan untuk
digunakan oleh pihak yang berwenang pada masalahnya sesuai dengan keadaan dan
situasi yang dihadapi pada waktu itu. Dengan demikian intelijen aktual menonjolkan
perkembangan masalah yang sedang ada dalam proses pada waktu itu dan mempunyai
hubungan dengan intelijen dasar diskriptif yang relevan dengan masalah tersebut.
3) Intelijen yang diramalkan
Intelijen yang diramalkan mempunyai peranan penting bagi intelijen. Karena
perkembangan yang lampau dan perkembangan yang sedang terjadi dicerminkan oleh
Intelijen Dasar Diskriptif fan Intelijen Aktual, sedangkan intelijen yang diramalkan
meramalkan perkembangan yang akan terjadi di masa datang sebagai lanjutan proses
perkembangan yang sedang terjadi. Dengan kata lain sebagai bentuk gambaran
spekulatif tentang apa yang akan terjadi. Dengan demikian intelijen yang diramalkan
mempunyai arti sebagai “peringatan dini” (early warning) bagi pihak yang bertanggung
jawab untuk menentukan rencana – rencana dan langkah – langkahnya, contoh :
Estimate (perkiraan keadaan), Staf Intelijen, Capabilities Intelligence.
Catatan :
Elemen – elemen IDD pada butir 1).a) merupakan basis bagi butir 2) dan 3) karena
merupakan pekerjaan pendahuluan yang sangat berarti bagi perkembangan sehari –
hari dan merupakan landasan yang kokoh untuk tinggal landasnya
spekulasi/perkiraan/estimasi/ramalan.
Elemen pada Intel Aktual (Current Reportorial) mempunyai tugas untuk mengikuti jejak
perkembangannya. Dia juga bertugas agar elemen – elemen IDD selalu up to date (tidak
ketinggalan) dan juga selalu siap dan waspada terhadap perkembangan yang dapat
mempengaruhi kepentingan nasional.
Akhirnya bisa merupakan jembatan bagi butir 1) dan butir 3) atau jembatan antara The
Past and The Future.
Elemen ketiga (3) – intel ramalan, merupakan tugas paling penting, akan tetapi paling
sulit, dalam proses produk/intelijen. Secara spekulatif dia harus dapat
memperkirakan/meramalkan sesuatu yang bakal terjadi jauh ke depan dan dapat
memberikan peringatan/waning yang dini, dengan mengelaborasi indikator atau faktor
kunci yang benar – benar relevan dengan kepentingan nasional.
Adapun isi dari bentuk – bentuk tersebut di atas pada dasarnya mengandung tiga
masalah pokok sebagai berikut :
a) Kemampuan (capability)
b) Kelemahan (Vulnerability)
c) Kemungkinan cara bertindak (probable course of action)
1. INTELIJEN SEBAGAI ORGANISASI ATAU BADAN
Intelijen dalam pengertiannya sebagai organisasi merupakan badan/alat yang
dipergunakan untuk menggerakkan kegiatan – kegiatan intelijen sesuai dengan
fungsinya, baik berupa penyelidikan, pengamanan maupun penggalangan untuk
mencapai tujuan – tujuan intelijen guna memnuhi kepentingan pihak atasan yang
berwenang dan bertanggung jawab. Yang penting untuk diperhatikan dalam
penyusunan organisasi intelijen adalah faktor efisiensi, efektifitas dan produktivitas.
Intelijen sebagai Organisasi/Badan menyangkut hal – hal dasar pengorganisasian dan
bentuk organisasi.
1. Dasar – dasar Organisasi
Prinsip dan dasar – dasar organisasi pada umumnya berlaku juga organisasi intelijen
selama ia tidak bertentangan dengan kepentingan untuk mencapai tujuan, terutama
prinsip – prinsip, kekenyalan dan keserbagunaan.
Dasar – dasar yang dipergunakan khusus dalam penyusunan organisasi intelijen adalah :
1) Kemampuan untuk mengamat – amati keadaan dan kemampuan untuk
memberikan ramalan yang tepat mengenai perkembangan yang akan datang
berdasarkan pengetahuan tentang keadaan yang lampau dan keadaan perkembangan
sekarang yang masih dalam proses.
2) Kemampuan untuk dapat meyakinkan bahwa pengetahuan yang diperolehnya
memenuhi kebutuhan pihak – pihak yang menggunakan (yang berwenang dan
bertanggung jawab) dalam pengambilan keputusan yang tepat, lengkap, teliti dan cepat
sesuai masalahnya.
3) Mempunyai efisiensi dan efektifitas yang maksimal dalam melaksanakan
fungsinya. Untuk mencapai hal ini Organisasi Intelijen harus disusun dengan
menggunakan atau memilih salah satu dari pada dasar – dasar berikut :
a. Penyusunan atas dasar fungsi – fungsi.
b.Penyusunan atas dasar kegunaan.
c. Penyusunan atas dasar wilayah.
d.Penyusunan atas dasar pokok – pokok persoalan.
e.Penyusunan atas dasar stratifikasinya.
1. Penyusunan atas dasar kombinasi daripada dasar – dasar tersebut di atas.
1. Bentuk – bentuk organisasi yang disusun atas dasar tersebut di atas antara lain sebagai
berikut :
1. Fungsi – fungsi :
i. Penyelidikan
ii. Pengamanan
iii. Penggalangan
1. Kegunaan
i. Strategis
ii. Operasi
iii. Taktis
1. Wilayah
i. Luar Negeri
ii. Dalam Negeri
1. Pokok – pokok persoalan
i. Politik
ii. Ekonomi
iii. Sosial Budaya
iv. Ilmu Pengetahuan
v. Militer
vi. Teknologi dst.
Pokok – pokok persoalan tersebut akan terus bertambah jenisinya sesuai dengan
perkembangan proses dinamika dan spesialisasi tugas – tugas intelijen.
1. Startifikasi
i. Individual
ii. Taktis (combat)
iii. Strategis (departemental)
iv. Strategis (nasional/negara)
1. INTELIJEN SEBAGAI KEGIATAN
1. Kegiatan intelijen mencakup semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang
diwujudkan dalam bentuk penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.
Dalam hal ini dibedakan menjadi kegiatan rutin dan operasi intelijen, sebagai berikut :
1. Kegiatan Rutin Intelijen
Adalah usaha, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara rutin dan terus menerus
serta berdasarkan suatu tata cara kerja yang tetap. Kegiatan ini bisa mempunyai aspek
jangka pendek dan bisa pula mempunyai aspek jangka panjang.
1. Operasi Intelijen
Ialah suatu usaha, kegiatan dan tindakan yang dilakukan berdasarkan suatu rencana
untuk mencapai suatu tujuan yang diperinci secara khusus di luar daripada tujuan yang
rutin dalam hubungan ruang dan waktu yang ditetapkan dan yang dilakukan atas dasar
perintah dari pihak atasan yang berwenang.
Dalam pelaksanaan operasi intelijen dapat dimasukkan komponen – komponen lain di
luar komponen – komponen intelijen sepanjang hal tersebut diperlukan karena
kaitannya dengan intelijen.
1. Penyelidikan
Penyelidikan ialah semua usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara
berencana dan terarah untuk memperoleh keterangan – keterangan yang dibutuhkan
mengenai masalah tersebut untuk dapat membuat perkiraan mengenai masalahnya
yang dihadapi.
Penyelidikan dapat dilakukan dengan sumber – sumber terbuka di dalam maupun luar
negeri, dengan cara – cara yang terbuka.
Untuk mendapatkan bahan – bahan keterangan yang tidak mungkin diperoleh melalui
cara – cara terbuka, dipergunakan cara – cara tertutup. Penyelidikan dilakukan secara
terus menerus. Dilihat dari segi proses dan sasarannya, maka kegiatan intelijen dapat
dibedakan menjadi :
1. Penyelidikan Strategis
Penyelidikan strategis dilakukan secara terus menerus sebelum perang, selama perang
dan sesudah perang dengan cara – cara yang terbuka tetapi dimana perlu juga cara –
cara yang tertutup, di dalam maupun di luar negeri.
Sarana – sarana penyelidikan strategis berada pada eselon – eselon mulai dari tingkat
departemen samapai kepada tingkat eselon strategis yang terendah.
1. Penyelidikan Taktis
Penyelidikan taktis dilakukan di medan pertempuran atau di medan yang terbatas yang
menjadi tanggung jawab eselon – eselon taktis. Penyelidikan taktis dilakukan terus
menerus dalam arti yang relatif selama perang dan dilakukan juga sebelum dan
sesudah perang.
Cara – cara yang digunakannya biasa terbuka, tetapi ada kalanya juga dipergunakan
cara – cara yang tertutup. Sarana – sarana yang dipergunakan adalah sarana – sarana
organik yang berada pada satuan – satuan taktis mulai dari tingkat yang tertinggi
sampai kepada tingkat yang terendah.
Disamping kedua bentuk tersebut juga terdapat kegiatan penyelidikan yang bersifat
terbuka dan penyelidikan yang tertutup.
1. Pengamanan
Pengamanan ialah semua usaha, kegiatan dan tindakan yang bertujuan untuk :
1. Mencegah berhasilnya usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan pihak lawan untuk
memperoleh keterangan mengenai keadaan kita sendiri, untuk melakukan sabotase dan
untuk melakukan penggalangan terhadap personil pihak kita sendiri.
2. Mencegah terjadinya kebocoran dan kehilangan bahan keterangan, materiil serta
kerugian personil sebagai akibat kelalaian, kealpaan, kebocoran pihak sendiri.
3. Memberikan proteksi secara maksimal atas materiil dan personil terhadap bencana.
4. Menumpas usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan pihak lawan/musuh yang
melakukan spionase, sabotase dan penggalangan.
Dilihat dari sifatnya, kegiatan pengamanan dapat dibedakan menjadi pengamanan
preventif dan pengamanan represif.
1. Penggalangan
Penggalangan ialah semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan
secara berencana dan terarah dengan sarana – sarana intelijen , khusus untuk
membuat, menciptakan/merubah suatu kondisi di daerah atau kelompok tertentu,
dalam jangka waktu tertentu yang menguntungkan atau sesuai kehendak atasan yang
berwenang untuk menghilangkan hambatan – hambatan dalam rangka mendukung
kebijaksanaan yang akan ditempuh /akan ditempuh oleh pimpinan.
Kondisi menguntungkan yang menjadi tujuan daripada penggalangan bisa mencakup
bidang IPOLEKSOSBUDMIL, atau beberapa bidang saja, atau juga hanya salah satu
bidang saja.
Penggalangan bisa dilakukan di wilayah asing, penggalangan tidak dilakukan secara
terus menerus tetapi secara insidentiil menurut keperluannya dan atas perintah
pimpinan/atasan yang berwenang, baik di waktu perang maupun di waktu damai.
Cara – cara penggalangan yang dipergunakan pada dasarnya tertutup, tetapi bisa pula
terbuka, hanya tujuan penggalangan harus selalu dirahasiakan.
BAB III
FUNGSI INTELIJEN SERTA PENYELENGGARAANNYA
1. INTRODUKSI
Badan – badan intelijen yang ada di Indonesia, baik yang bersifat strategis maupun
taktis mempunyai tugas pokok sendiri – sendiri yang berbeda satu sama lain. Tugas
pokok badan – badan intelijen tersebut adalah menyediakan intelijen yang dibutuhkan
Satuan Atasannya untuk keperluan penentuan suatu keputusan atau kebijaksanaan
pimpinan dalam rangka penyelenggaraan pengamanan negara dan bangsa serta
pengamanan pembangunan nasional.
Badan – badan intelijen yang berada atau bernaung di bawah satuan atasan
departemental atau setingkat adalah bersifat strategis, sedangkan badan – badan
intelijen yang berada pada satuan bawahan departemental atau setingkat adalah
bersifat taktis.
Badan – badan intelijen Angkatan, Kepolisian, Kehakiman, Kejaksaan dan lain – lain yang
setingkat dapat digolongkan sebagai Badan Intelijen Strategis. Sedangkan badan –
badan intelijen pada satuan – satuan bawahan seperti badan – badan intelijen yang ada
pada satuan – satuan militer kecil atau lainnya yang setingkat dapat digolongkan
sebagai Badan Intelijen Taktis.
Selain badan – badan intelijen tersebut di atas, negara membentuk vadan intelijen
strategis yang tertinggi di Indonesia yang disebut Badan Koordinasi Intelijen Negara
(BAKIN), yang Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsinya diatur dalam keputusan Presiden
No. 38 Tahun 1973 jo. Keputusan Presiden No. 8 Tahun 1976 dan disempurnakan
melalui keputusan Presiden No. 19 Tahun 1981. BAKIN mempunyai tugas
pokok : :membantu Presiden dalam menentukan kebijaksanaan Pemerintah di bidang
intelijen serta pengamanan pelaksanaannya”. Dan dalam melaksanakan tugas
pokoknya menyelenggarakan fungsi(Fungsi Badan), yaitu :
1. Mengolah semua bahan keterangan yang diterima maupun yang didapatnya menjadi
produk intelijen.
2. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan melaksanakan pembinaan teknis terhadap
seluruh kegiatan intelijen yang dilakukan oleh badan – badan intelijen di luar BAKIN,
baik dalam negeri maupun luar negeri, melalui rapat – rapat koordinasi.
3. Melakukan pengendalian dan pengawasan ke dalam atas pelaksanaan tugas pokok
BAKIN.
4. Mengadakan kegiatan – kegiatan maupun operasi intelijen lainnya baik di dalam negeri
maupun di luar negeri.
5. Mempersiapkan dan merumuskan kebijaksanaan – kebijaksanaan umum pemerintah di
bidang intelijen.
1. FUNGSI PENYELIDIKAN
Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara berencana dan
terarah untuk mengumpulkan bahan – bahan keterangan yang diperlukan, mengolah,
menafsirkan dan menyampaikannya kepada pihak pimpinan yang berwenang pada
semua tingkatan dalam peringkat pemerintahan, mulai dari tingkat nasional sampai
regional dan lokal, untuk digunakan bagi penyusunan kebijaksanaan dan pengambilan
tindakan secara diperhitungkan terlebih dahulu oleh masing – masing yang
bersangkutan, sesuai dengan bidang tanggung jawab dan masalahnya.
Penyelidikan mencakup bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan militer.
Pada tingkat nasional fungsi ini dilakukan secara terus menerus, di dalam dan di luar
negeri, pada umumnya secara terbuka tetapi dimana perlu tertutup. Pada tingkat
regional dan lokal dilakukan secara terus menerus, baik secara terbuka maupun
tertutup.
Penggunaan produk penyelidikan :
1. Pada tingkat nasional, oleh pemerintah pusat cq. Kepala Negara dan pimpinan tertinggi
Angkatan Bersenjata untuk menentukan kebijaksanaan dan strategi pemerintah
(nasional).
2. Pada tingkat regional dan lokal oleh pejabat/pimpinan regional dan lokal untuk
menentukan kebijaksanaan dan mengambil tindakan dalam batas – batas tanggung
jawab masing – masing dengan berpedoman pada pokok – pokok kebijaksanaan yang
telah digariskan oleh atasan masing – masing.
1. FUNGSI PENGAMANAN
1. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan tindakan yang dilakukan secara berencana dan
terarah untuk mencegah, mengusut, mencari dan menemukan jejak, menggagalkan,
melumpuhkan, menumpas dan menghancurkan usaha – usaha, pekerjaan dan kegiatan
penyelidikan, sabotase dan penggalangan pihak lawan.
Pencegahan dilakukan guna mencegah terjadinya hal – hal yang merugikan sebagai
akibat usaha – usaha dan kegiatan – kegiatan pihak lawan maupun sebagai hambatan –
hambatan serta kelemahan – kelemahan kita sendiri.
1. Pada hakekatnya, tujuan daripada pengamanan ialah untuk menjamin dan
terpeliharanya sejauh mungkin suatu kondisi di mana :
1) Tidak ada kesempatan dan peluang bagi pihak lain untuk berhasil melakukan
spionase.
2) Tidak ada kesempatan dan peluang bagi pihak lain untuk berhasil melakukan
sabotase.
3) Tertutup kemungkinan berhasilnya pihak lain melakukan subversi dan penggalangan.
1. Usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan pengamanan selalu diarahkan terhadap lawan
dan atau bakal lawan yang mengancam untuk melumpuhkan/menghancurkan sistim
urat nadi, yang mengatur penyelenggaraan pertahanan dan keamanan dan sistim urat
nadi yang mengatur kesatuan masyarakat. Selanjutnya mengenai penyelenggaraan
kegiatan – kegiatan pengamanan itu sendiri menurut sifatnya dapat dibagi dalam dua
kategori, yaitu :
1. Pengamanan Preventif
Pengamanan preventif mempunyai tujuan untuk menghalangi dan mencegah
berhasilnya usaha – usaha lawan.
Dalam hal dimana lawan berhasil mengatasi halangan rintangan yang diwujudkan dalam
sistim pengamanan preventif, usaha – usaha pencegahan dalam sistim tersebut akan
memaksa lawan untuk meninggalkan bekas.
Dalam menyelenggarakan pengamanan preventif digunakan tindakan – tindakan yang
aktif, dalam merintangi usaha lawan.
Dis amping tindakan – tindakan aktif, dilakukan pula tindakan – tindakan pasif, dalam
arti merahasiakan apa yang penting terhadap lawan. Selanjutnya dilakukan pula
tindakan – tindakan deseptif yang bertujuan untuk mengelabui dan menyesatkan lawan.
1. Pengamatan Represif
Pengamatan represif dilakukan sebagai tindakan – tindakan lanjutan daripada usaha –
usaha preventif, dalam hal ini dimana usaha – usaha yang tersebut belakangan ini
mengalami kegagalan. Dalam hal ini, bekas – bekas yang ditinggalkan oleh lawan
dipergunakan untuk melakukan pengusutan guna melumpuhkan, menumpas dan
menghancurkan lawan juga, tindakan – tindakan represif dapat dilakukan dalam hal
dimana terdapat indikasi – indikasi yang jelas tentang adanya usaha – usaha lawan yang
mengancam.
1. FUNGSI PENGGALANGAN
Meliputi semua usaha, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara
berencana dan terarah oleh sarana – sarana intelijen di daerah – daerah tertentu (baik di
luar maupun di dalam negeri) untuk membuat, menciptakan dan atau mengubah suatu
kondisi, kepada tingkat keadaan yang menguntungkan, guna mendukung kebijaksanaan
instansi atau pimpinan yang sedang ditempuh atau akan ditempuh, serta usaha – usaha
usaha untuk menghilangkan hambatan – hambatan terhadap kebijaksanaan tersebut.
Penggalangan dilakukan secara insidentiil, dalam jangka waktu tertentu dan atas
perintah pimpinan/instansi yang berwenang. Operasi – operasi penggalangan bisa
meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, psikologi, sosial budaya dan militer sesuai
dengan kebutuhan, dan pada dasarnya dilakukan secara tertutup dengan jalan
mengeksploitasi setiap kelemahan yang terdapat pada sasaran, sehingga
menguntungkan pihak yang menggalang, sekurang – kurangnya tidak merintangi dan
menghambat kepentingan – kepentingan pihak yang menggalang.
1. PENYELENGGARAAN FUNGSI INTELIJEN
Telah dikemukakan bahwa kegiatan intelijen meliputi tiga fungsi intelijen, yaitu
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.
Dengan kata lain bahwa melakukan kegiatan intelijen berarti melakukan kegiatan
penyelidikan, pengamanan atau penggalangan. Namun setiap melakukan penyelidikan,
pengamanan atau penggalangan, dua fungsi intelijen lainnya harus merupakan
kesatuan fungsi yang saling menunjang, sehingga didapatkan keterpaduan
penyelenggaraan kegiatan intelijen.
Sebagai contoh, bila kita melakukan penyelidikan, harus juga melakukan tindakan
pengamanan dan melakukan penggalangan bila diperlukan. Dalam melakukan
pengamanan, juga harus melakukan penyelidikan dan penggalangan. Demikian pula bila
melakukan penggalangan, melakukan penyelidikan dan pengamanan.
Oleh sebab itu bagi insan intelijen yang profesioanl, fungsi intelijen adalah merupakan
naluri intelijen yang harus dihayati dan diterapkan secara terampil dan profesional.
Guna memahami lebih lanjut, berikut ini akan diuraikan bagaimana cara
penyelenggaraan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.
1. Penyelenggaraan Penyelidikan
Penyelidikan dilakukan melalui 4 tahap yang disebut roda perputaran penyelidikan (RPP)
yang berputar secara terus menerus, yang terdiri dari :
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Pengumpulan
3. Tahap Pengolahan
4. Tahap Penyampaian
1) Perencanaan
a. Perencanaan dilakukan untuk memberikan pengarahan kepada kegiatan – kegiatan
penyelidikan, bahan –bahan keterangan ap yang harus dikumpulkan sesuai dengan
kebutuhan, bilamana waktunya harus selesai, badan – badan pengumpulan keterangan
mana yang digunakan sesuai dengan kemampuan masing – masing, dan seterusnya.
Pengarahan tersebut dituangkan dalam bentuk – bentuk perintah – perintah dan
permintaan – permintaan, dimana ditentukan penyelidikan yang harus dilakukan
(tertutup atau terbuka).
b.Pejabat- pejabat yang bertanggung jawab atas penyusunan rencana pengumpulan
keterangan, merumuskan keterangan – keterangan yang dibutuhkan dalam bentuk
pertanyaan – pertanyaan yang disebut unsur utama keterangan (UUK), unsur utama
keterangan ini memuat pertanyaan mengenai hal – hal yang belum diketahui atau
belum jelas, yang perlu diketahui sebagai faktor – faktor yang harus diperhitungkan
dalam mempertimbangkan kebijaksanaan atau tindakan apa yang akan diambil dalam
rangka penunaian tugas/mencapai tujuan. Hal – hal yang belum jelas tersebut bisa
berupa keterangan – keterangan, tetapi bisa pula berupa indikasi – indikasi atau gejala –
gejala yang perlu diketahui, guna menjawab unsur utama keterangan tersebut dimana
jawaban ini bisa negatif dan bisa pula positif (artinya menyangkal atau membenarkan
serta meneguhkan UUK)
c. Rencana pengumpulan keterangan memuat :
1. Rumusan unsur utama keterangan yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan –
pertanyaan, yang dimuat dalam perintah – perintah dan permintaan – permintaan yang
disampaikan ke badan – badan pengumpul keterangan.
2. Daftar semua badan – badan pengumpul yang tersedia dan di antaranya badan – badan
pengumpul mana yang ditunjuk untuk melaksanakan perintah dan badan pengumpul
mana yang ditunjuk untuk diminta keterangan. Penunjukkan tersebut berdasarkan
pertimbangan tentang batas – batas kemampuan masing – masing badan pengumpul
dan faktor waktu yang terbatas.
3. Pembatasan jangka waktu bagi setiap badan pengumpul untuk menyampaikan
keterangan yang diperoleh kepada pihak yang memberi perintah/yang mengajukan
permintaan.
4. Penentuan tempat dimana badan – badan pengumpul keterangan tersebut harus
menyampaikan keterangan – keterangan yang dapat dikumpulkan.
Selanjutnya dikeluarkan perintah – perintah dan atau permintaan – permintaan kepada
badan – badan pengumpul keterangan yang ditunjuk sesuai dengan batas kemampuan
masing – masing dan faktor waktu. Dalam hal ini perlu diperhatikan, bahwa jaringan –
jaringan penyelidikan tertutup hanya dapat ditugaskan untuk mengumpulkan bahan –
bahan keterangan yang tak dapat diperoleh dengan jalan terbuka.
2) Pengumpulan
1. Pengumpulan dilakukan dengan jalan penelitian (research), pengamatan (observasi),
deteksi dan penyusupan (penetrasi).
2. Penelitian yang dilakukan hanya secara terpusat dengan mempelajari kepustakaan dan
pemeberitahuan umum, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun luar negeri,
digunakan untuk memperoleh keterangan – keterangan mengenai masalah – masalah
IPOLEKSOSBUDMIL yang proses perkembangannya perlu diikuti secara terus menerus.
Juga diperoleh keterangan – keterangan dengan jalan wawancara, interogasi dan
kegiatan – kegiatan riset.
1. Di samping usaha – usaha tersebut di atas, peneliti menyelenggarakan juga
pengamatan yang dilakukan dengan alat – alat teknologis untuk keterangan yang
serupa sifatnya dengan yang di atas.
1. Pengamatan dilakukan dengan jalan mengamati langsung keadaan – keadaan dan
peristiwa – peristiwa yang perlu diketahui, guna memperoleh keterangan yang segera
diperlukan mengenai masalahnya.
2. Di dalam pengamatan tidak langsung, dipergunakan alat – alat yang dapat
mengumpulkan keterangan dari jarak jauh atau dekat pada sasaran alat – alat tersebut,
antara lain : radar, kamera udara, satelit, infra merah dan alat – alat elektronika lainnya.
3. Deteksi dilakukan dengan alat – alat elektronika yang mampu memberikan keterangan –
keterangan untuk mengetahui hal – hal tertentu, seperti alat deteksi pemancar gelap,
radiasi atom, ranjau – ranjau, getaran – getaran eksplosi nuklir, alat – alat elektronika
untuk penyadap suara dan lain – lain.
4. Penyusupan adalah alat pengamatan yang tertutup langsung maupun tidak langsung,
yang dilakukan melalui penggalangan yang hanya dapat dibentuk di dalam jangka
waktu yang relatif lama.
Jaringan ini adalah jaringan yang paling lambat menghasilkan keterangan – keterangan.
Walaupun demikian, jaringan ini adalah jaringan yang penting dalam di dalam seluruh
sistim penyelidikan, karena dapat memberikan keterangan – keterangan yang tidak
dapat diperoleh dengan cara – cara penyelidikan lainnya.
1. Sarana – sarana pengumpulan.
Sarana – sarana pengumpulan terdiri dari :
1. Badan pengumpul keterangan yang organik berada di bawah komando langsung.
Badan – badan ini mengumpulkan keterangan atas perintah.
1. Badan – badan pengumpul keterangan yang non organik yang berada pada eselon
atasan atau samping badan – badan ini mengumpulkan keterangan atas permintaan.
2. Badan – badan pengumpul keterangan lainnya.
Badan – badan ini mengumpulkan keterangan atas permintaan.
3) Pengolahan
a. Bahan – bahan yang diterima, diolah melalui proses : pencatatan, penilaian, analisa,
integrasi, kesimpulan dan penafsiran, sehingga bahan – bahan keterangan yang pada
mulanya masih merupakan bahan mentah ditransformasikan menjadi produk yang
masuk.
b.Pencatatan yang dilakukan dalam buku harian, lembaran kerja adalah untuk
mencocokkan isi keterangan yang diperoleh ke dalam kotak – kotak yang
mempersatukan keterangan – keterangan yang sejenis di dalam rangkaian susunan
yang diperlukan, yang mempermudah pekerjaan – pekerjaan, memperbandingkan dan
menyimpulkan keterangan – keterangan serta menyusun laporan – laporan menurut
masalahnya.
c. Penyimpangan keterangan – keterangan yang diperoleh mutlak disusun menurut
urutan – urutan pencatatan pada buku harian dimana keterangan itu disimpulkan.
d.Lembaran – lembaran kerja yang dibuat menurut susunan rangkaian jenis – jenis
keterangan yang diperlukan dan disimpan secara berurutan.
e.Di samping penyimpanan yang tersusun ini, perlu disusun pula daftar penunjukkan
(index) berabjad yang memuat nama – nama orang, badan dan masalah – masalah yang
diberi penjelasan – penjelasan dimana keterangan yang bersangkutan dengan hal – hal
tersebut disimpan.
1. Dengan memperbandingkan keterangan – keterangan yang baru diterima dengan
keterangan yang telah ada, maka sumber bahan keterangan dan isinya dinilai dengan
menggunakan daftar penilaian atau neraca penilaian (Letter Figure System). Sebagai
berikut :
1. Kepercayaan terhadap sumber – sumber keterangan.
1. Dipercaya sepenuhnya
2. Biasanya dapat dipercaya
3. Agak dapat dipercaya
4. Biasanya tidak dapat dipercaya
5. Kepercayaannya tak dapat dinilai
6. Kebenaran isi bahan keterangan
1. Kebenarannya ditegaskan oleh sumber lain
2. Sangat mungkin benar
3. Mungkin benar
4. Kebenarannya meragu – ragukan
5. Tidak mungkin benar
6. Kebenarannya tidak dapat dinilai
g. Penyimpanan bahan – bahan keterangan dan penafsiran keterangan dilakukan secara
induksi dengan menggunakan lembaran – lembaran kerja, peta – peta, dan lain – lain
alat perbandingan atas dasar pengetahuan tentang peristiwa – peristiwa atau proses
yang dihadapi.
4) Penyampaian/Penggunaan
Recommended