View
16
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
I
KAJIAN POTENSI INKOMPATIBILITAS DAN INSTABILITAS
SEDIAAN RACIKAN KAPSUL BERISI HALOPERIDOL DAN
TRIHEKSIFENIDIL HIDROKLORIDA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Kresensia Novilinda Taek
NIM : 168114118
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Peracikan obat menjadi perhatian karena banyak memunculkan kejadian yang
tidak dikehendaki seperti masalah farmasetis (inkompatibilitas) dan interaksi obat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pengkajian
mengenai inkompatibilitas obat yang menyebabkan perubahan pada stabilitas obat.
Tujuan dari penulisan ini yaitu mengetahui adanya potensi inkompatibilitas dan
instabilitas sediaan racikan kapsul berisi obat haloperidol dan triheksifenidil
hidroklorida.
Penulisan ini menggunakan metode kepustakaan (Library Research)
kemudian dilakukan pengkajian mengenai inkompatibilitas dan instabilitas
menggunakan beberapa literatur dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Penelusuran kepustakaan dilakukan dengan melihat informasi umum sediaan obat,
sifat fisika dan kimia aktif dan potensi inkompatibilitas dan instabilitas yang
mungkin dapat terjadi.
Hasil penelusuran menunjukkan bahwa resep racikan mengandung
haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida memiliki potensi inkompatibilitas dan
instabilitas terhadap lembab, paparan cahaya matahari atau sinar UV, asam dan basa
dan juga suhu namun boleh kedua obat diracik dengan beberapa perhatian seperti
proses pembuatan dan penyimpanan sediaan racikan harus dijauhkan dari
jangkauan sinar matahari langsung, menggunaka silika gel untuk mencegah
cangkang kapsul terpapar oleh lembab, menggunakan kapsul HPMC yang lebih
stabil serta penyimpanan kapsul dalam ruang atau tempat yang tidak terlalu lembab
atau dingin dan kering, terbuat dari wadah plastik dan tertutup rapat.
Kata kunci: Peracikan; Kapsul; Inkompatibilitas; Instabilitas; Haloperidol;
Triheksifenidil Hidroklorida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACK
Drug compounding is a great concern because it may cause undesired effect
such as pharmaceutical problems (incompatibility) and drug interactions. To
overcome this problem, it is necessary to do a study about the incompatibility of
drugs that cause changes in drug stabilities. The purpose of this study is to find out
the potential incompatibility and instability of the compounding of capsules
containing haloperidol and ttrihexyphenidyl hydrochloride.
This writing uses the method of literature (Library Research) and then
assesses the incompatibility and instability using some literature with
predetermined criteria. A literature search is carried out by looking at general
information on drug preparations, active physical and chemical properties, and
potential incompatibilities and instability that may occur.
The search results show that prescription compounding containing of
haloperidol and trihexyphenidyl hydrochloride which have the potential for
incompatibility and instability against moisture, sunlight, UV light, acids and bases
and are also free to be used for medicines that are formulated with the help of
making and storing compounding greetings need to be kept away from possible
Direct sunlight, using silica gel to prevent capsule shells from being exposed to
moisture, uses a more stable HPMC capsule and also stores capsules in a room or
place that is not too moist or cold and dry, made of plastic containers and tightly
closed.
Keywords: Compounding; Capsule; Incompatibility; Instability; Haloperidol;
Trihexiphenidyl Hydrochloride.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
JUDUL SKRIPSI ............................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................................ii
PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... iiiv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................. v
PRAKATA..........................................................................................................................vi
ABSTRAK ....................................................................................................................iv
ABSTRACK ...................................................................................................................ixi
DAFTAR ISI .................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................xii
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
METODE PENULISAN ................................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
KESIMPULAN ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17
BIOGRAFI PENULIS.......................................................................................................23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Matriks Risiko Teknis berdasarkan Handbook of Extemporaneous
Preparation (Jackson and Lowey 2010)..................................................................3
Tabel 2. Matriks Risiko Klinis berdasarkan Handbook of Extemporaneous
Preparation (Jackson and Lowey 2010)..................................................................4
Table 3. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada haloperidol .................................. 8
Table 4. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada triheksifenidil hidroklorida ........ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur obat haloperidol ................................................................... 6
Gambar 2. Gugus fungsi haloperidol .................................................................. 7
Gambar 3. Struktur obat triheksifenidil hidroklorida ........................................... 9
Gambar 4. Gugus fungsi triheksifenidil hidroklorida ........................................ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Obat racikan (compounding medicine) adalah obat yang dibentuk dengan
mencampur bahan-bahan aktif serta mengubah suatu bentuk sediaan menjadi
bentuk sediaan lain. Di Indonesia masih banyak dokter yang memberikan obat
dalam bentuk racikan (serbuk, serbuk terbagi, dan kapsul racikan). Hal ini
dikarenakan beberapa obat dengan kekuatan utuh untuk dosis dewasa dengan
komposisi dan dosis tertentu tidak tersedia dalam bentuk sediaan jadi (Andriani et
al, 2013). Namun, peracikan obat menjadi perhatian karena terdapat berbagai resiko
yang bisa terjadi, memunculkan kejadian yang tidak dikehendaki seperti masalah
farmasetis (inkompatibilitas) dan interaksi obat kesalahan pengobatan (Turwewi,
2018).
Inkompatibilitas merupakan suatu kejadian dimana obat tidak tercampurkan
secara fisika maupun kimia dan berakibat pada hilangnya potensi, meningkatnya
toksisitas atau efek samping yang lain (Rochjana dkk, 2019). Inkompatibilitas obat
dapat terjadi sebelum obat mencapai pasien yang dihasilkan dari reaksi fisikokimia
antara beberapa obat, antara obat dengan pelarut atau dengan peralatan yang
digunakan (Mirzaqon et al., 2018). Contoh inkompatibilitas suatu obat seperti
serbuk menjadi lembab, terjadi perubahan warna pada sediaan dan terjadi endapan
pada suatu larutan. Ketika obat berubah warna, bau, dan bentuk serta terdapat
cemaran mikroba maka dapat disimpulkan bahwa obat tersebut tidak stabil. Suatu
obat dapat dikatakan stabil jika kadarnya tidak berkurang dalam penyimpanan
(Zaini and Gozali, 2016).
Resep racikan sediaan kapsul mengandung haloperidol dan triheksilfenidil
hidroklorida merupakan contoh peracikan yang dilakukan di rumah sakit dengan
permintaan resep kombinasi obat-obat ini sebesar 35,3% kasus (Permatasari, 2016)
dan potensi interaksi obat haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida sebesar 16%
(Rahmi, 2017). Namun informasi tentang resiko, stabilitas, dan kompatibilitas yang
komprehensif mengenai sediaan racikan tersebut masih belum tersedia. Studi ini
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai resiko peracikan, potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
instabilitas, dan potensi inkompatibilitas pada resep racikan sediaan kapsul yang
mengandung haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida. Hasil studi ini diharapkan
mampu memberikan gambaran bagi praktisi dalam melakukan peracikan sediaan
tersebut, supaya dapat menghasilkan sediaan yang aman dan efektif bagi pasien.
METODE PENULISAN
Desain dan Objek Studi
Studi ini menggunakan metode kepustakaan (Library Research). Pada studi
ini dilakukan analisis risiko serta analisis potensi instabilitas dan inkompatibilitas
pada kombinasi obat. Informasi dan data yang dikumpulkan pada studi ini
mengenai inkompatibilitas dan instabilitas obat haloperidol dan triheksifenidil
hidroklorida. Informasi diperoleh dengan bantuan berbagai macam material seperti
dokumen, buku, artikel, maupun catatan mengenai ketidakcampuran antar kedua
obat yang akan menghasilkan produk yang tidak diinginkan, yang dapat
mempengaruhi keamanan, kemanjuran, penampilan dan stabilitas produk farmasi.
Kejadian ketika terjadi perubahan warna, bau, bentuk, degradasi formulasi obat,
kehilangan potensi (bahan aktif), kehilangan bahan-bahan tambahan (pengawet,
antioksidan, dan lainnya) serta terdapat cemaran mikroba ketika obat haloperidol
dan triheksifenidil hidroklorida dicampurkan akan menyebabkan ketidakstabilan
pada produk obat. Salah satu contoh kasus mengenai resep yang mengandung
haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida memiliki frekuensi peresepan sebanyak
62 resep dalam satu bulan di sebuah Rumah Sakit. Salah satu contoh resep yang
mengandung formula tersebut adalah:
R/ Haloperidol 5 mg 10 tab
Triheksifenidil 2 mg 10 tab
m.f pulv. No. X da in caps
S 3 dd caps I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Sumber data
Pada analisis potensi instabilitas dan inkompatibilitas pada kombinasi obat
haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida menggunakan berbagai literatur secara
sistematis yaitu kompendia (Farmakope edisi V), database daring (Pubchem,
Drugbank), dokumen atau artikel dari situs resmi (BPOM, KeMenKes, FDA,
WHO, dll), buku referensi, dan berbagai artikel ilmiah. Pencarian artikel ilmiah
dilakukan secara sistematis menggunakan bantuan mesin pencari google scholar
dan PubMed dengan tanpa pengaturan batas minimal tahun penerbitan artikel. Kata
kunci yang digunakan untuk pencarian adalah nama masing-masing obat,
stabilitas/stability of (nama obat), inkompatibilitas/incompatibility of (nama obat
atau gugus fungsi obat), interaksi obat/pharmaceutical drug interaction of (nama
obat), degradasi/degradation of (nama obat atau gugus fungsi obat). Sedangkan
analisis resiko dilakukan menggunakan matriks analisis resiko (Tabel 1 dan Tabel
2) berdasarkan Handbook of Extemporaneous Preparation (Jackson dan Lowey,
2010).
Tabel 1. Matriks Risiko Teknis berdasarkan Handbook of Extemporaneous Preparation
(Jackson and Lowey 2010).
Kerumitan
perhitungan*
Kerumitan proses peracikan**
Rendah Sedang Tinggi
Sederhana Box A
(skor 2)
Box B
(skor 4)
Box C
(skor 6)
Sedang Box D
(skor 4)
Box E (
skor 6)
Box F
(skor 8)
Sangat rumit Box G
(skor 6)
Box H
(skor 8)
Box I
(skor 10)
*Justifikasi kerumitan perhitungan
Sederhana: tanpa perhitungan, perhitungan dengan penjumlahan, pengurangan, pembagian,
dan perkalian sederhana
Sedang: perhitungan dengan melibatkan perubahan satuan namun masih dalam unit sama
(contoh mg ke g)
Rumit : perhitungan dengan melibatkan perubahan satuan beda unit (satuan volume ke
bobot), pengenceran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
**Justifikasi kerumitan proses peracikan
Rendah: melibatkan < 3 tahap peracikan
Sedang: melibatkan 4-5 tahap peracikan
Tinggi: melibatkan > 6 tahap peracikan, atau peracikan menggunakan alat khusus (blender,
homogenator)
Tabel 2. Matriks Risiko Klinis berdasarkan Handbook of Extemporaneous Preparation
(Jackson and Lowey, 2010).
Efek samping yang ditimbulkan *
Indeks Terapi**
Luas Medium Sempit
(A) Efek samping minor, tetapi morbiditas yang
signifikan tidak terjadi
Box A
(skor 2)
Box B
(skor 4)
Box C
(skor 6)
(B) Efek samping sedang yang muncul akibat
dari obat yang underdose atau overdose
Box D
(skor 4)
Box E
(skor 6)
Box F
(skor 8)
(C) Efek samping yang menyebabkan kematian
dari obat yang underdose atau overdose
Box G
(skor 6)
Box H
(skor 8)
Box I
(skor 10)
*Data efek samping diperoleh dari Drug Information Handbook
**Justifikasi indeks terapi
Luas: indeks terapi > 4
Medium : indeks terapi 2-4
Sempit : indeks terapi < 2
Analisis data
Untuk melakukan analisis potensi instabilitas dan inkompatibilitas dari
campuran senyawa haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida dilakukan
pengkajian data informasi umum dari kedua obat seperti kandungan zat aktif,
indikasi atau informasi kedua obat untuk suatu penyakit serta bentuk sediaan obat
yang beredar dipasaran. Informasi mengenai sifat fisika dan kimia zat aktif masing-
masing komponen obat untuk melihat potensi instabilitas atau inkompatibilitas pada
publikasi ilmiah/literatur/studi. Kejadian instabilitas atau inkompatibilitas obat
pada kondisi lembab, suhu tertentu, asam dan basa, serta pada pH tertentu dikaji
dan jika obat peka pada beberapa kondisi yang ada maka faktor pemicu tersebut
tetap dipertimbangkan dapat berisiko menyebabkan instabilitas dan
inkompatibilitas. Untuk gugus fungsi yang pada masing-masing obat berperan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dalam reaksi tertentu, dilakukan pengkajian terhadap penyebab instabilitas pada
gugus fungsi tersebut yang kemungkinan dapat menghasilkan suatu produk toksik.
Data dari analisis gugus fungsional yang menjadi kandungan utama dalam senyawa
organik (obat) disajikan dalam uraian dan juga tabel, secara terperinci mengenai
inkompatibilitas dan instabilitas yang diperoleh. Mengacu pada data yang
diperoleh, dilakukan analisis untuk mencari potensi inkompatibilitas dan
instabilitas dari campuran senyawa.
Analisis resiko dilakukan menggunakan matriks analisis resiko (Tabel 1 dan
Tabel 2) berdasarkan Handbook of Extemporaneous Preparation (Jackson and
Lowey, 2010). Analisis resiko yang dilakukan terbagi menjadi 2 aspek yaitu resiko
teknis dan resiko klinis. Total skor analisis risiko adalah jumlah skor analisis risiko
teknis dan risiko klinis. Hasil skor total risiko diklasifikasikan menjadi rendah (nilai
15).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Informasi umum
Tablet haloperidol dengan kandungan zat aktif haloperidol yang digunakan
dalam studi ini merupakan tablet konfensional yang mengandung zat aktif
haloperidol. Haloperidol yang merupakan antipsikotik generasi pertama dan
merupakan obat yang paling utama pada penatalaksanaan semua tipe skizofrenia
(Tan & Rahardja 2015). Haloperidol juga merupakan pilihan utama pada terapi
tunggal pasien skizofrenia karena haloperidol merupakan salah satu obat turunan
butiroferon yang tersedia dalam bentuk generik dan parenteral (Paramitha S, dkk,
2018). Haloperidol juga merupakan terapi tambahan jangka pendek untuk agitasi
psikomotor, eksitasi, perilaku kekerasan atau impulsif yang berbahaya (PIONAS,
2020). Bentuk sendiaan yang tersedia dipasaran adalah haloperidol dengan bentuk
tablet konfensional dan injeksi (ISO, 2019).
Sedangkan, triheksifenidil hidroklorida yang digunakan juga merupakan
tablet konfensional berisi triheksifenidil hidroklorida yang merupakan obat
golongan antikolinergik yang digunakan untuk mengatasi gejala penyakit parkinson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan tremor (Dipiro, 2008). Triheksifenidil hidroklorida juga dipakai untuk
mengontrol gangguan ekstrapiramidal akibat efek samping obat sistem saraf pusat
seperti reserpin dan fenotiazin. Indikasi lain triheksifenidil hidroklorida adalah
untuk menangani pasien gangguan kejiwaan pada pasien skizofrenia (Kusuma dkk,
2017). Mekanisme kerja dari triheksifenidil hidroklorida yakni menekan dan
menghambat reseptor muskarinik sehingga menghambat sistem saraf
parasimpatetik, dan juga memblok reseptor muskarinik pada sambungan saraf otot
sehingga terjadi relaksasi (Vivi Swayami, 2014). Bentuk sediaan yang tersedia di
pasaran berupa triheksifenisil hidroklorida dalam bentuk tablet konfensional (ISO,
2019).
Analisis sifat fisika kimia obat haloperidol
(Sumber: PubChem)
Gambar 1. Struktur obat haloperidol
Tablet haloperidol mengandung haloperidol (C12H23CIFNO2) tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Haloperidol merupakan serbuk amorf atau serbuk hablur halus; putih hingga agak
kekuningan. Larutan jenuh bereaksi netral terhadap lakmus. Haloperidol stabil pada
pH 3.0-3.6, serta memiliki titik lebur antara 147ºC dan 152ºC. Haloperidol bersifat
tidak higroskopis dan dapat disimpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya. Haloperidol praktis tidak larut dalam air; larut dalam kloroform; agak sukar
larut dalam etanol; sukar dalam eter (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Stabilitas terhadap lembab
Pada penelitian Shameen (2014), dinyatakan bahwa tablet haloperidol yang
diuji menghasilkan hasil yang memuaskan. Pada suhu tinggi dan kelembaban tinggi
tablet haloperidol tidak memiliki efek buruk pada sifat fisik atau kimia tablet
(Shameen, 2014).
Stabilitas terhadap cahaya
Haloperidol stabil dalam berbagai bentuk sediaan. Namun pada penelitian
Gadhavi (2014), bubuk haloperidol disimpan pada ruang radiasi sinar UV selama 2
hari diketahui mengalami degradasi fotolitik sebanyak 10,95% (Gadhavi, 2014).
Stabilitas terhadap asam basa
Pada penelitian Gadhavi (2014), pengujian degradasi haloperidol dalam
medium asam dan basa diperoleh hasil berupa pada kondisi asam dengan yaitu
dengan penambahan larutan HCl 0,1N dan disimpan pada suhu 80˚C selama 2 jam
diperoleh hasil degradasi sebanyak 12,96%. Sedangkan haloperidol yang diberi
tambahan larutan NaOH 0,1N pada penyimpanan selama 2 jam dengan suhu 80˚C
diperoleh hasil degradasi sebanyak 16,14% (Gadhavi, 2014).
Stabilitas terhadap suhu
Untuk studi degradasi oleh panas, bubuk haloperidol yang disimpan pada
cawan petri dan beri suhu panas kering (80˚C) selama 12 jam dalam oven kemudian.
Hasil degradasi yang di peroleh yaitu sebanyak 10,95% (Gadhavi, 2014).
Gambar 2. Gugus fungsi haloperidol
1
3
2 Klorobenzena Keton
Alkohol tersier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Table 3. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada haloperidol
No Gugus fungsi Penyebab
instabilitas
Hasil
instabilitas
Pustaka
1. Klorobenzena Oksidasi Klorofenol Wu et al, 2014
2. Keton Oksidasi Ester dan lakton
Damayati dan Ikhsan,
2016
3. Alkohol
tersier
Oksidasi Keton atau
aldehid
Bakker, et al., 2012
Fessenden dan
Fessenden, 2015.
Terdapat pula reaksi ketidakcampuran antara haloperidol dan bahan-bahan tertentu
seperti:
Terhadap bahan tambahan tertentu
Untuk tindakan pencegahan, sebaiknya haloperidol dijauhkan dari oksidator
kuat. Dua zat pengoksidasi yang paling penting dan umum adalah asam kromat dan
kalium permanganate (Pasaribu, 2018). Beberapa contoh bahan kimia lain yang
merupakan oksidator yaitu permanganat, perklorat, dikromat, hidrogen peroksida,
periodat, persulfat, benzil peroksida, asetil peroksida eter oksida peroksida, dan eter
oksida (Wismono, 2007). Salah satu bahan yang pengandung zat oksidator yaitu
bahan pengikat tablet seperti polivinil pirolidon (PVP). Polivinil pirolidon (PVP)
atau pirolidon umumnya digunakan sebagai bahan pengikat tablet (Soedirman dkk,
2009). PVP juga digunakan sebagai bahan pembentuk film, dan juga untuk
membentuk dispersi amorf pada obat. PVP diproduksi oleh radikal bebas
polimerisasi N-vinylpyrrolidone menggunakan hidrogen peroksida sebagai
inisiator; PVP komersial selalu mengandung jejak peroksida yang tidak bereaksi
yang dapat mengoksidasi bahan aktif farmasi. Pada penelitian Bharate et al,
menyatakan ada interaksi yang kuat antara PVP dan haloperidol yang teramati
(Bharate, Bharate and Bajaj, 2010). Gugus yang dapat mengalami oksidasi yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
gugus alkohol dan keton. Oksidasi alkohol biasanya dilakukan dengan asam kromat
(H2CrO4) yang akan menghasilkan Na2Cr2O7 atau CrO3 (kromat anhidrat). Keton
dapat teroksidasi menggunakan asam peroksi yang menghasilkan ester dan asam
karboksilat (Pasaribu, 2018).
Terhadap zat lain
Ditinjau dari gugus fungsi yang dimiliki oleh zat aktif maka ada kemungkinan
terjadi reaksi substitusi nukleofilik antara atom H pada gugus alkohol dari
haloperidol dengan atom Cl dari HCl pada triheksifenidil hidroklorida
menyebabkan alkohol berubah menjadi alkilhalida dan H2O (Wade, 2010).
Alkilhalida diperoleh dari substitusi satu atau lebih atom hidrogen dengan atom
golongan halogen. Sebagai akibat dari reaksi ini kemudian dapat menyebabkan
serbuk kering menjadi lembab karena adanya molekul H2O yang dihasilkan
(Chemistry LibreTexts, 2020).
Analisis sifat fisika kimia obat triheksifenidil hidroklorida
Gambar 3. Struktur obat triheksifenidil hidroklorida
Triheksifenidil hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 102,0% C20H31NO.HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Triheksifenidil hidroklorida merupakan serbuk hablur putih atau hampir putih; bau
lemah; melebur pada suhu lebih kurang 250ºC. Triheksifenidil hidroklorida stabil
pada pH 5.0-6.0, serta titik lebur 115ºC (The International Pharmacopoeia, 2016).
Triheksifenidil hidroklorida sukar larut dalama air, larut dalam etanol dan dalam
+ HCl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kloroform (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Triheksifenidil hidroklorida juga
stabil dalam beberapa keadaan seperti:
Stabilitas terhadap cahaya
Pada penelitian Shetti dan Venkatachalam 2010, menyatakan studi
degradasi yang dilakukan untuk menunjukkan selektivitas dan stabilitas obat
dengan sampel tablet diberi degradasi fotolitik (yaitu dalam UV dan cahaya putih
selama 2,5 hari) menunjukkan triheksifenidil hidroklorida ditemukan peka terhadap
degradasi oksidatif, di mana uji turun menjadi 90,5% pada UV light dan 91,3%
pada white light (Shetti and Venkatachalam, 2010).
Stabilitas terhadap suhu
Pada penelitian Shetti dan Venkatachalam 2010 juga dilakukan pengujian
degradasi termal pada 105°C selama 4 jam dan hasilnya menunjukkan tablet
triheksifenidil hidroklorida ditemukan peka terhadap degradasi termal, di mana
pengujian turun menjadi 91,9% (Gadhavi, 2014).
Stabilitas terhadap asam dan basa
Pada penelitian Shetti dan Venkatachalam 2010, dilakukan pengujian
stabilitas terhadap asam dan basa dengan cara larutan sampel diberi larutan asam
0,1N HCl pada suhu 80°C selama 30 menit, larutan basa 0,1N NaOH pada suhu
80°C selama 60 menit, pengoksidasi (0,1% H2O2 pada suhu 30°C selama 30 menit
dan pereduksi 0,1% natrium metabisulfit pada suhu 30°C selama 30 menit. Hasil
pengujiannya menunjukkan penurunan persentase assay yang menandakan adanya
degradasi (Shetti and Venkatachalam, 2010).
Triheksifenidil hidroklorida juga memiliki beberapa gugus fungsi yang
masing-masing berperan dalam reaksi tertentu seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 4. Gugus fungsi triheksifenidil hidroklorida
Triheksifenidil hidroklorida memiliki beberapa gugus fungsi yang masing-
masing berperan dalam reaksi tertentu seperti berikut:
Table 4. Gugus fungsi dan potensi reaksi pada triheksifenidil hidroklorida
No Gugus fungsi Penyebab
instabilitas
Hasil
instabilitas
Pustaka
1. Alkohol
tersier
Oksidasi Keton/asam
karboksilat dan
alkil halida
Stoker, 2013
2. Amin tersier Dealkilasi Gugus NH2 Stoker, 2013
Terdapat juga reaksi ketidakcampuran antara triheksifenidil hidroklorida dan
bahan-bahan tertentu seperti:
Terhadap bahan tambahan
Berdasarkan (British Pharmacopoeia Commission, 2013), triheksifenidil
hidroklorida mengalami inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat. Seperti
pada haloperidol, gugus yang dapat mengalami oksidasi yaitu gugus alkohol.
Oksidasi alkohol biasanya dilakukan dengan asam kromat (H2CrO4) yang akan
menghasilkan Na2Cr2O7 atau CrO3 (kromat anhidrat). Zat pengoksidasi yang paling
penting dan umum adalah asam kromat dan kalium permanganate (Pasaribu, 2018).
+ HCl
1
2
Alkohol
Amin tersier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Beberapa contoh bahan kimia lain yang merupakan oksidator yaitu permanganat,
perklorat, dikromat, hidrogen peroksida, periodat, persulfat, benzil peroksida, asetil
peroksida eter oksida peroksida, dan eter oksida (Wismono, 2007).
Terhadap zat lain
Seperti pada haloperidol, ditinjau dari gugus fungsi yang dimiliki oleh zat
aktif maka ada kemungkinan terjadi reaksi substitusi nukleofilik antara atom H pada
gugus alkohol dari haloperidol dengan atom Cl dari HCl pada triheksifenidil
hidroklorida menyebabkan alkohol berubah menjadi alkilhalida dan H2O (Wade,
2010). Alkilhalida diperoleh dari substitusi satu atau lebih atom hidrogen dengan
atom golongan halogen. Sebagai akibat dari reaksi ini kemudian dapat
menyebabkan serbuk kering menjadi lembab karena adanya molekul H2O yang
dihasilkan (Chemistry LibreTexts, 2020).
Potensi inkompatibilitas dan instabilitas
Potensi instabilitas dan inkompatibilitas dilakukan dengan melihat sifat fisika
dan kimia zat aktif masing-masing komponen, serta berdasarkan studi stabilitas atau
studi kompatibilitas obat berdasarkan publikasi ilmiah. Pada studi ini dilakukan
penelusuran potensi inkompatibilitas dan instabilitas dari sediaan racikan kapsul
berisi haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida. Studi ini menggunakan metode
kepustakaan untuk mendapatkan informasi mengenai data inkompatibilitas dan
instabilitas dengan melihat sifat fisika kimia dari masing-masing obat. Informasi
sifat fisika kimia yang telah diperoleh digunakan untuk melihat adanya
kemungkinan inkompatibilitas dan instabilitas dari kedua obat.
Pada resep racikan kombinasi obat haloperidol dan triheksifenidil
hidroklorida terdapat beberapa permasalahan yang berpotensi menyebabkan
kejadian inkompatibilitas dan instabilitas pada sediaan racikan yang akan dibuat
diantaranya adanya potensi instabilitas fisik yaitu terjadinya lembab pada serbuk
yang dapat menyebabkan serbuk obat menggumpal sehingga obat tidak tercampur
dengan baik. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor seperti kelembaban udara
yang tinggi dari disuatu ruangan, sirkulasi udara yang tidak seimbang sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dapat merangsang pertumbuhan mikroba seperti virus, jamur, bakteri, protozoa dll
(Sri Arjani, 2011). Cangkang kapsul gelatin yang digunakan juga dapat mengalami
instabilitas fisik karena apabila disimpan pada tempat dengan kelembaban udara
yang tingi maka uap air akan terabsorpsi oleh kapsul gelatin dan kapsul akan
terdistorsi dan kehilangan bentuk yang kaku. Sebaliknya, dalam kondisi lingkungan
yang sangat kering, kelembaban yang ada dalam kapsul akan hilang dan kapsul
menjadi rapuh sehingga apabila kapsul tersebut dipegang akan mudah hancur. Oleh
karena itu, kapsul gelatin yang keras harus selalu dijaga pada lingkungan yang
bebas dari kelembaban atau kekeringan yang berlebihan (Murtini dan Elisa, 2018).
Tablet haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida juga diketahui mengalami
degradasi yang akan mempengaruhi stabilitas fisik dari produk sediaan racikan obat
oleh suhu tertentu, sehingga produk yang dihasilkan dari campuran kedua obat
kemungkinan dapat terdegradasi melalui jalur suhu/panas. Degradasi obat dapat
juga membuat obat berubah bentuk secara estetika sehingga tidak dapat digunakan
seperti perubahan warna dan bau (Sabdowati, 2015). Sensivitas masing-masing
obat terhadap suhu penyimpanan menyebabkan kedua obat harus dikemas dalam
kondisi wadah kedap udara (Suryani, Supandi and Sabdowati, 2019). Namun
kemungkinan pada proses peracikan ini tidak terjadi degradasi kedua obat
dikarenakan peracikan di rumah sakit dilakukan pada suhu <25°C dengan kelembab
relatif pada ruangan antara 40-50% serta dilengkapi dengan sistem pendingin yang
dapat menjaga suhu ruangan sesuai dengan Kemenkes RI tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis Standar. Pada Permenkes No. 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, suhu udara diruang bersih dan ruang steril
dipelihara pada suhu 16-25°C, terdapat juga lemari pendingin dan pendingin
ruangan untuk obat yang termolabil serta kelembaban relatif pada ruang antara 45-
55%.
Terdapat juga potensi instabilitas dari tablet haloperidol dan triheksifenidil
hidroklorida yang diketahui peka terhadap paparan cahaya matahari atau sinar UV
(UV light dan white light) (Shetti and Venkatachalam, 2010) pada penyimpanan
selama 2 sampai 2,5 hari. Oleh sebab itu, pada saat proses pembuatan harus dijauhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dari jangkauan sinar matahari, tidak boleh dikemas di plastik klip biasa karena dapat
merusak obat. Pada pengujian stabilitas pada pH dari masing-masing obat diketahui
adanya degradasi pada suasana asam maupun basa melalui reaksi hidrolisis.
Hidrolisis biasanya merupakan reaksi utama dari degradasi obat dalam bentuk
larutan sehingga pada sediaan ini kemungkinan tidak mengalami reaksi
dikarenakan sediaan racikan yang dibuat dalam bentuk sediaan solid (padat) yang
tidak memerlukan penambahan pelarut, obat dapat diformulasikan pada pH dengan
stabilitas optimum dan dengan mengontrol kadar obat sediaan (Sabdowati, 2015).
Permasalahan yang terjadi pada saat peracikan dapat diatasi dengan
beberapa alternatif penyelesaian diantaranya pencampuran kedua obat harus
dihindarkan dari sinar matahari langsung untuk mencegah terjadinya degradasi
fotolisis. Peracikan dapat dilakukan di ruangan yang mendapatkan cahaya dan
sirkulasi udara yang cukup. Jika memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air
conditioner) sesuai kebutuhan (Permenkes RI, 2016). Upaya mencegah cangkang
kapsul gelatin keras terpapar oleh lembab, maka seringkali cangkang kapsul-kapsul
tersebut dikemas bersama dengan kantong kecil yang berisi bahan penyerap
lembab, seperti: silika gel kering (Murtini dan Elisa, 2018). Cangkang kapsul
gelatin yang mudah lembab juga dapat diganti menggunakan kapsul HPMC-
keragenan dikarenakan cangkang kapsul HPMC-karagenan memiliki proteksi
terhadap perubahan kelembaban yang lebih baik dibanding gelatin (Richardson,
2011). Penyimpanan kapsul juga sebaiknya disimpan dalam ruang atau tempat yang
tidak terlalu lembab atau dingin dan kering, terbuat dari wadah plastik, tertutup
rapat dan diberi bahan pengering dan pada alumunium foil dalam blister atau strip
(Syamsuni, 2005).
Berdasarkan hasil penelusuran data potensi inkompatibilitas dan instabilitas
sediaan racikan kapsul berisi obat haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida yang
diperoleh, ditemukan adanya potensi ketidakstabilan dan inkompatibilitas yang
mungkin terjadi yaitu potensi terjadinya kelembaban pada serbuk, reaksi fotolisis
dan reaksi hidrolisis. Namun beberapa upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas obat dan menjamin keamanannya yaitu menggunakan cangkang kapsul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
HPMC-karagen, menyimpan sediaan dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari
cahaya matahari dan menambahkan silika gel sehingga kedua obat boleh diracik
dalam bentuk sediaan kapsul.
Analisis Risiko pada Resep
Resep racikan kapsul mengandung haloperidol dan triheksifenidil
hidroklorida termasuk dalam kategori risiko sedang berdasarkan Handbook of
Extemporaneous Preparation (Jackson dan Lowey, 2010) dengan total nilai yakni
6. Pada Matriks Risiko Teknis, resep racikan ini memiliki kerumitan perhitungan
termasuk dalam kategori sederhana dan kerumitan proses peracikannya termasuk
dalam kategori sedang dengan total skor yakni 2. Resep ini merupakan resep tanpa
perhitungan, perhitungan dengan penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan
perkalian sederhana serta melibatkan 4-5 tahap peracikan. Untuk Matrik Risiko
Klinis, resep racikan ini memiliki skor 2 dikarenakam obat haloperidol dan
triheksifenidil hidroklorida memiliki ) efek samping minor, tetapi morbiditas yang
signifikan tidak terjadi serta indeks terapi luas. Berdasarkan diatas, maka secara
garis besar risiko yang mungkin dihadapi dalam peracikan sediaan kapsul ini tidak
berakibat buruk/berbahaya bagi pasien sehingga boleh diracik secara bersamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
KESIMPULAN
Resep racikan kapsul yang mengandung haloperidol dan triheksifenisil
hidroklorida berpotensi mengalami ketidakstabilan seperti potensi terjadinya
kelembaban pada serbuk, reaksi fotolisis dan reaksi hidrolisis . Upaya pencegahan
yang dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian untuk meminimalisasikan kejadian
inkompatibilitas dan instabilitas dalam racikan kapsul yaitu penggunaan silika gel,
penggunaan kapsul HPMC-karagen dan penyimpanan sediaan dalam wadah
tertutup rapat, terhindar dari cahaya langsung pada suhu ruang. Namun, sediaan
racikan ini tidak berpotensi mengalami inkompatibilitas.
SARAN
Peracikan sediaan kapsul berisi haloperidol dan triheksifenidil hidroklorida
dapat dilakukan dengan memperhatikan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk
meminimalisasikan potensi instabilitas pada sediaan racikan kapsul sepertiini.
Meskipun demikian, potensi instabilitas yang ditemukan dalam studi ini masih
berdasar pada kajian pustaka, sehingga perlu dilakukan penelitian eksperimental
untuk mengetahui profil stabilitas dan kompatibilitas sediaan racikan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, D. et al., 2013. Profil Peresepan Sediaan Kapsul Racikan Di Apotek “ X
” Di Surabaya. 1(2). Departemen Farmasi Komunitas, Fakultas Farmasi,
Universitas Airlangga. Surabaya. pp. 42.
Bakker, P., Herman W., Vincet G.m Ben N., Rachel van der Kaaij, Nicolien W.,
2012. Dermatological Preparation for The Tropics A Formulary of
Dermatological Preparation and Background Information on Therapeutic
Choices, Production and Dispensing. Second revised edition, Beta Science
Shop. Netherland. 124-128.
Bharate, S. S., Bharate, S. B. and Bajaj, A. N., 2010. Interactions and
incompatibilities of pharmaceutical excipients with active pharmaceutical
ingredients: A comprehensive review. Journal of Excipients and Food
Chemicals. 1(3). pp. 3–26.
Bhermana, B. G., Safni and Syukri,. 2015). Degradasi Zat Warna Metanil Yellow
Secara Fotolisis Dan Penyinaran Matahari Dengan Penambahan Katalis
Tio2 -Anatase Dan Sno2. Journal of Islamic Science and Technology, 1(1),
pp. 49–62.
BPOM, 2019. Haloperidol http://pionas.pom.go.id/monografi/haloperidol diakses
pada tanggal 16 Oktober 2019 pukul 19.21.
BPOM, 2019. Triheksifenidil http://pionas.pom.go.id/monografi/triheksifenidil
diakses pada tanggal 16 Oktober 2019 pukul 19.42.
British Pharmacopoeia Commission., 2013. Safety data sheet: gliclazide assay
standard. (1), pp. 2–7.
Damayati dan Ikhsan, 2016. Aldehida & Keton: Aplikasi Augmented Reality pada
Pembelajaran Kimia. Augmented Reality Media. Yogyakarta. Hal. 71-72.
Desai, K., and Gokani, R., 2012. Stability Study: Regulatory Requirement.
International Journal of Advances in Pharmaceutical Analysis. 2(3). pp.
62–67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G., Posey L.M.,2008.
Pharmacotherapy a pathophysiologic approach. Edisi ke-7. McGraw-Hill
Companies. New York.
Fessenden dan Fessenden., 2015. Kimia Organik. Edisi 3. Penerbit Erlangga.
Jakarta. Hal. 27-30.
Gadhavi, R., 2014. Development and Validation of Stability Indicating Assay
Method of Haloperidol in Oral Solution. 4(5). pp. 2014319–329.
ISO., 2019. Haloperidodl. Volume 52. Isfi Penerbitan. Jakarta. Hal. 304.
ISO., 2019. Triheksifenidil. Volume 52. Isfi Penerbitan. Jakarta. Hal. 177-178.
Jackson, M., dan Lowey, A., 2010. Handbook of Extemporaneous Preparation.
Pharmaceuticals Press.
Kemendikbud, 2019. Reaksi Unsur Alkali dengan Asam Encer.
https://medukasi.kemendikbud.go.id/medukasi/produkfiles/kontenkm/km
2016/KM201610/ReaksiAlkaliDenganAsam.html diakses pada tanggal 17
Mei 2020 pukul 21.43.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., 2013. Dasar-Dasar Kefarmasian.
Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2014. Farmakope Indonesia edisi V.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. “Peraturan Menteri Kesehatan
No 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah
Sakit.”
Kirk Othmer, 1998, Encyclopedia of Chemical Technolog, 4nd edition. Vol.7.
Interscience Willey.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Krisantii, J.D., Sentosa, S., 2008. Metodologi Penelitian Biomedis Edisi 2.
Danamartha Sejahtera Utama. Bandung. hal. 47.
Kusuma D., Dewi A.K., dan Hermanto B., 2017. Pengaruh Pemberian
Triheksifenidil Dosis Bertingkat Per Oral terhadap Diameter Lumen
Tubulus Ginjal Mus Musculu. eJKI Vol. 5. Surabaya. Hal. 152.
Li, J., and Wu, Y., 2014. Lubricants in Pharmaceutical Solid Dossagr Form.
Lubricants. 2(1), pp. 21-43.
Luxminarayan, L. et al., 2017. Asian Journal of Pharmaceutical Research and
Development. Asian Journal of Pharmaceutical Research and
Development. 5(2). pp. 1–8.
Mirzaqon, A. et al., 2018. Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Dan
Praktik Konseling Jurnal Farmaka. Hal. 1-8.
Niazi and Sarfaraz, 2006. Handbook of Preformulation: Chemical, Biological, and
Botanical Drugs. Informa Healthcare USA Inc. New York.
Paramitha S. R., Endang S. E., dan Kartika U. M., 2018. Analisis Rasionalitas
Penggunaan Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Di Instalasi Rawat Inap
RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda Tahun 2016. Pharmacon: Jurnal
Farmasi Indonesia. Surakarta. Hal. 23.
Pasaribu, 2018. Sintesis Basa Schiff Antara Dialdehid Alginat Dengan Kitosan Dan
Pengujian Sifat Antibakteri. Universitas Sumatera Utara. Hal. 6 & 8.
Permatasari, V. D., 2016. Pola Penggunaan Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Grhasia, Yogyakarta Tahun
2014. Universitas Gadjah Mada, 2016. Diunduh dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/ pada tanggal 18 November 2019 pukul
11.14. pp. 3–4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Permekes, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Kemenkes RI. Jakarta. Hal. 28.
PIONAS, 2019. Haloperidol, diakses pada tanggal 19 November 2019 pukul 11.34
http://pionas.pom.go.id/monografi/haloperidol
PIONAS, 2019. Triheksifenidil, diakses pada tanggal 19 November 2019 pukul
11.42 http://pionas.pom.go.id/monografi/triheksifenidil
Pubchem, 2020. Terfenadin, diakses pada tanggal 05 Mei 2020 pukul 15.32
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/haloperidol diakses pada
tanggal 05 Mei 2020.
Rahmi, A., 2017. Pasien Skizofrenia Paranoid Rawat Jalan. Universitas Andalas.
Padang.
Rochjana A.U.H., Jufri M., Andrajati R., Sartika R.A.D., 2019. Masalah
Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien Pediatri: Studi
Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia. Depok. Hal. 43.
Sabdowati, R. A., 2015. Uji Stabilitas Obat Spironolakton Terhadap Perubahan
pH dengan Menggunakan Kromatografi Cair Kerja Tinggi (KCKT). UIN
Syarif Hifayatullah. Jakarta. Hal. 6-8.
Shamen, S., 2014. Development Of Analytical Methods For The Determination Of
Haloperidol In Commercial Dosages Forms. Department Of Chemistry
Aligarh Muslim University Aligarh. India. Pp. 2-7.
Shetti, P. and Venkatachalam, A. 2010. Stability indicating HPLC method for
simultaneous quantification of trihexyphenidyl hydrochloride,
trifluoperazine hydrochloride and chlorpromazine hydrochloride from
tablet formulation. E-Journal of Chemistry, 7(SUPPL. 1). doi:
10.1155/2010/529386.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Soedirman, I., Siswanto, A., dan Ernawati, Y., 2009. Pengaruh Metode
Penambahan Pvp Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisis Tablet
Asam Mefenama. Pharmacy, Volume 06. Purwokerto. Hal. 36.
Sri Arjadi I.A.M.., 2011. Kualitas Udara Dalam Ruang Kerja. Jurnal Skala
Husada, Vol. 8 (2): Denpasar. Hal. 181.
Stoker, H. S., 2013. General, Organic, and Biological Chemistry. 6th edition.
Belmont, USA: Brooks/Cole.
Tan H.T., dan Rahardja K., 2015. Obat–Obat Penting Edisi 7. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
The International Pharmacopoeia, 2016. Trihexyphenidyl hydrochloride
(Trihexyphenidyli hydrochloridum). Sixth Edition. WHO.
Tuerwewi, S.W., 2018. Evaluation Of Compounding Medicine Absorption And
Availibility Of Drug Formula For Pediatrics Patients In Pharmacies In
Kota Kupang. CHM-K Pharmaceutical Scientific Journal. Kupang. Hal. 54.
Vadas, E.B. (2010). Stability of Pharmaceutical Products. dalam Remington: The
Science and Practice of Pharmacy. Volume 1. Editor: Alfonso Gennaro.
London: Lippincott Williams & Wilkins.
Vivi Swayami, I., 2014. Aspek Biologi Triheksifenidil Di Bidang Psikiatri.
Medicina. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Bali. 45(2). pp. 88-
89.
Wade, Jr., L. G., 2010. Organic Chemistry. 7th edition. New York: Pearson Inc. Pp.
432-433, 478-488, 503, and 881.
Widyaswari, R. and Wiedyaningsih, C., 2012. Evaluasi Profil Peresepan Obat
Racikan Dan Ketersediaan Formula Obat Untuk Anak Di Puskesmas
Propinsi Diy Evaluation of Compounding Prescription Profile and
Availability of Medicine Pediatric Formulation in Primary Health Care
Diy Province. Chairun Wiedyaningsih Majalah Farmasuetik. 8(3). p. 227.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Wismono, J., 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Graneca Exact. Jakarta. Hal.
115.
Wu, R., Wang, S., and Wang, L., 2014. Atmospheric oxidation mechanism of
chlorobenzene. Chemosphere. China. Pp. 542.
Yulianty, M. D., Cahaya, N., and Srikartika, V. M., 2017. Studi Penggunaan
Antipsikotik dan Efek Samping pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit
Jiwa Sambang Lihum Kalimantan Selatan. 3(May). pp. 153–164.
Zain, E. R. and Rafaid, Y., 2019. Analisis Pengaruh Faktor Udara Ruang Produksi
terhadap Mutu Cangkang Kapsul Kosong secara Mikrobiologi Impactness
of Air Conditions at Production Room to Empty Hard Capsules Quality
based on Microbiologically.
Zaini, A. N., and Gozali, D., 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Obat
Sediaan Suspensi. Jurnal Farmaka. 14(2). pp. 1–13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Kajian Potensi
Inkompatibilitas Dan Instabilitas Sediaan Racikan
Kapsul Berisi Haloperidol dan Triheksifenidil
Hidroklorida” adalah Kresensia Novilinda Taek, lahir
di Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur pada 30
November 1998. Penulis merupakan anak pertama dari
pasangan suami-istri Patrisius Neonnufa dan
Gemirensiana Oni. Penulis memulai pendidikan SD
Katolik Yaperna Loel (2004-2010), SMP Negeri 1
Insana Utara (2010-2013), SMK St. Agustinus Kefamenanu (2013-2016). Penulis
melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2016. Selama masa perkuliahan penulis terlibat aktif dalam
beberapa kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi peserta Seminar Nasional
FACTION#3 dengan tema "Healthy Skin Makes a Dazzling New You", Seminar
Pendidikan FKIP USD 2019 dengan tema "Guru Merengkuh Teknologi dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan", menjadi volunteer AKSI World No Tobacco
Day 2017 dan juga sebagai anggota divisi konsumsi Kegiatan Perayaan Pekan Suci
2018 di Gereja Kampus Paingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Recommended