View
263
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
KO
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan
salah satu upaya mewujudkan Indonesia berbudaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dalam menghadapi era perdagangan bebas. Hal ini diupayakan agar
pembangunan sejalan dengan agenda pemerintahan diantaranya peningkatan
kualitas hidup manusia, produktivitas dan daya saing, kemandirian ekonomi dan
revolusi karakter bangsa. Tantangan besar yang dihadapi di sektor kerja adalah
sumber daya manusia. Untuk itu dibutuhkan suatu usaha nyata guna
meningkatkan kualitas SDM dalam rangka mendorong terlaksananya
perlindungan K3 yang efektif dan efisien, meningkatkan upaya pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta menciptakan tempat kerja yang aman,
nyaman dan produktivitas.
Di sisi lain persyaratan K3 juga dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan
negara-negara maju khususnya negara yang menjadi representasi masyarakat
internasional terhadap persyaratan suatu produk barang atu jasa, diantaranya harus
memilki mutu yang baik, aman dipergunakan, ramah lingkungan, dan memenuhi
standar internasional tertentu seperti sistem manajemen mutu, manajemen
lingkungan dan manajemen K3 serta standar-standar lainnya.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan merupakan salah satu pelaksana fungsi dan
tugas urusan pemerintahan daerah berdsarkan azas otonomi dan tugas pembantuan
di bidang Kebersihan dan Pertamanan. Pegawai kebersihan dan pertamanan kota
merupakan pelaksana lapangan yang langsung bertugas untuk menangani suatu
masalah maupun tetap menjaga kebersihan dan keindahan suatu wilayah kerja.
Dalam melaksanakan tugasnya, para pegawai Kebersihan dan Pertamanan tidak
terlepas dari adanya suatu resiko kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini
berhubungan dengan situasi dan keadaan dimana para pegawai selalu dihadapkan
dengan masalah sampah yang dari hari ke hari semakin bertambah jumlahnya.
1
Minimnya kesadaran penggunaan alat pelindung diri merupakan salah satu
masalah yang perlu diperrhatikan terkait kesehatan yang dapat menimbulkan
adanya penyakit akibat kerja dan keselamatan kerja para pegawai kebersihan dan
pertamanan Kota Kupang.
Berdasarkan uraian dan data-data di atas maka tim penulis ingin mencoba
mengidentifikasi dan menganalisis faktor resiko yang berhubungan dengan
kesehatan dan keselamatan kerja para pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Kupang, dampak buruk pekerjaan terhadap kesehatan mereka, serta
penganan yang tepat untuk pencegahan dampak buruk dari pekerjaan mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang?
2. Bagaimana proses pengambilan dan pengangkutan sampah yang dilakukan
para pegawai keberihan dan pertamanan kota Kupang?
3. Apa saja risiko bahaya yang mungkin terjadi dari pekerjaan para Pegawai
Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang?
4. Bagaimana status kesehatan Pegawai Kebersihan dan Pertamanan Kota
Kupang?
5. Bagaimana mencegah serta menanggulangi bahaya kecelakaan kerja yang
mungkin terjadi pada Pegawai Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang .
2. Mengetahui proses atau alur kerja dilakukan para para pegawai keberihan
dan pertamanan kota Kupang
3. Mengetahui risiko bahaya yang mungkin terjadi dari pekerjaan para para
pegawai keberihan dan pertamanan kota Kupang
4. Mengetahui status kesehatan para para pegawai keberihan dan pertamanan
Kota Kupang
2
5. Mengetahui bagaimana cara mencegah serta menanggulangi bahaya
kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada para pegawai keberihan dan
Pertamanan Kota Kupang
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang kesehatan dan keselamatan kerja
terutama di bidang formal.
2. Bagi Tenaga Kesehatanan
Sebagai bahan masukan agar memperhatikan sistem kesehatan dan
keselamatan kerja pegawai kebersihan dan pertamanan di setiap wilayah
kerja pegawai kebersihan dan pertamanan kota Kupang.
3. Bagi Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang
Memberikan informasi dan edukasi kepada Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Kupang yang menaungi para pekerja
mengenai pentingnya penerapan sistem Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
Memberikan informasi untuk memperketat penggunaan APD
bagi pegawai kebersihan dan pertamanan
4. Bagi pegawai kebersihan dan pertamanan:
Memberikan informasi kepada para pegawai mengenai
pentingnya penggunaan APD pada saat bekerja.
Meningkatkan kesadaarn petugas untuk menggunakan APD
pada saat bekerja
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampah
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia
dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Banyak sampah organik
masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using), walaupun
akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan
kembali (Dainur, 1995). Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya
hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak
sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai,
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan
biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat
padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).
2.1.1 Jenis dan Karakteristik Sampah
1. Jenis Sampah
Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan
sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu :
4
1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
a) Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan
plastik
b) Sampah Organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan
sebagainya
2) Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
a) Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu.
b) Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas.
3) Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
a) Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging.
b) Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca.
2. Karakteristik Sampah
1) Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan
atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat
yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2) Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat
terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-
kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
3) Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar
baik dirumah, dikantor, industri.
4) Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan
trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang
terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
5
5) Dead Animal (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena
alam, penyakit atau kecelakaan.
6) Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes,
yang berasal dari perumahan.
7) Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil,
truk, kereta api.
8) Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-
industri, pengolahan hasil bumi.
9) Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.
10) Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan,
perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.
11) Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik
hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.
12) Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus
misalnya kaleng-kaleng cat, zat radiokatif.
3. Sumber-Sumber Sampah
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa
sumber berikut :
1) Pemukiman penduduk Sampah di suatu pemukiman biasanya
dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam
suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota.
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan
sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage),
6
sampah kering (rubbsih), perabotan rumah tangga, abu atau sisa
tumbuhan kebun.
2) Tempat umum dan tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang
berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat
perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam
itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu,
sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.
3) Sarana layanan masyarakat milik pemerintah Sarana layanan
masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan
umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan
(misalnya rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung
pertemuan, pantai empat berlibur, dan sarana pemerintah lain.
Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan
sampah kering.
4) Industri berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman,
industri kayu, industri kimia, industri logam dan tempat
pengolahan air kotor dan air minum,dan kegiatan industri lainnya,
baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja.
Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah,
sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus dan sampah
berbahaya.
7
5) Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian
seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa
bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian,
pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.
4. Pengelolaan Sampah padat
Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik,
diantaranya :
1) Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan
sebagainya) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara,
dalam hal ini tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering
sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk
memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan
sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi
persyaratan berikut berikut ini :
a) Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
b) Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan
c) Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan
kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini
berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah
rumah tangga. Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak
8
pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada bebarapa
persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya :
a) Dibangun di atas permukaan tanah dengan
ketinggian bangunan setinggi kendaraan pengangkut
sampah.
b) Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk
mengambil sampah
c) Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus
untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk ke
dalam dipo.
d) Ada kran air untuk membersihkan
e) Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau
tikus.
f) Mudah dijangkau masyarakat
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode :
1. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat sampah
basah
2. Sistem trio : tempat sampah basah, sampah kering dan
tidak mudah terbakar.
9
2) Tahap Pengangkutan
Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau
pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk pengangkut
sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota.
3) Tahap pemusnahan
Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode
yang dapat digunakan, antara lain :
a) Sanitary Landfill Sanitary landfill adalah sistem
pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini,
pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun
sampah dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang
dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah
tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak
menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat.
Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyatatan
yaitu tersedia tempat yang luas, tersedia tanah untuk
menimbunnya, tersedia alat-alat besar. Semua jenis sampah
diangkut dan dibuang ke suatu tempat yang jauh dari lokasi
pemukiman. Ada 3 metode yang dapat digunakan dalam
menerapkan teknik sanitary landfill ini, yaitu:
1. Metode galian parit (trench method)
Sampah dibuang ke dalam galian parit yang
memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk
10
menutup parit tersebut. Sampah yang ditimbun dan
tanah penutup dipadatkan dan diratakan kembali.
Setelah satu parit terisi penuh, dibuat parit baru di
sebelah parit terdahulu.
2. Metode area
Sampah yang dibuang di atas tanah seperti pada
tanah rendah, rawa-rawa, atau pada lereng bukit
kemudian ditutup dengan lapisan tanah yang
diperoleh dari tempat tersebut.
3. Metode Ramp
Metode ramp merupakan teknik gabungan dari
kedua metode di atas. Prinsipnya adalah bahwa
penaburan lapisan tanah dilakukan setiap hari
dengan tebal lapisan sekitar 15 cm di atas tumpukan
sampah
b) Incenaration
Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode
pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secara
besar-besaran dengn menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat
sistem ini, antara lain :
1. Volume sampah dapat diperkecil sampai
sepertiganya.
11
2. Tidak memerlukan ruang yang luas.
3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber
uap.
4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan
jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.
c) Composting
Pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat
organik oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi
tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos
atau pupuk hijau.
d) Hog Feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya:
babi). Perlu diingat bahwa sampah basah harus diolah lebih
dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan
penyakit cacing dan trichinosis.
e) Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem
pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan
sistem pembuangan air limbah memang baik.
f) Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah
lapangan, jurang atau tempat sampah.
12
g) Dumping in water
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya,
terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat
menimbulkan bahaya banjir.
h) Individual Incenaration
Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan
oleh penduduk terutama di daerah pedesaaan.
i) Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih
dapat dipakai atau di daur ulang. Contoh bagian sampah
yang dapat di daur ulang, antara lain plastik, kaleng, gelas,
besi, dan sebagainya.
j) Reduction
Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah
(biasanya dari jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih
kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.
k) Salvaging
Pemanfaatan sampah yang dipakai kembali misalnya kertas
bekas. Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat
menularkan penyakit
2.2 Petugas Pengelola Sampah
Petugas pengelola sampah adalah orang yang melakukan pekerjaan pengumpulan,
pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material
13
sampah. Material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
2.3 Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekeliling.
Dalam menyediakan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang
majikan adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang secara
individu. Penggunaan alat pelindung diri hanya dipandang perlu jika metode-
metode perlindungan yang lebih luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau.
Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai akan mengurangi kemungkinan
kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja. Jenis-jenis alat pelindung diri yang
aman bagi pekerja adalah :
a. Pakaian kerja Pakaian kerja jenis celana ; hindarkan bagian kaki yang
terlalu panjang, bagian bawah yang terlalu lebar atau terlipat keluar akan
mengurangi pergerakan dan mudah terkait atau jatuh. Pakaian kerja jenis
baju sedapat mungkin tidak boleh terlalu longgar.
b. Pemakaian sarung tangan Sarung tangan sangat membantu pada
pengerjaan agar terhindar dari kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.
14
c. Pemakaian sepatu kerja Pemakaian sepatu kerja sebagai pengaman kaki
harus diperhatikan terutama pemilihan bahan sepatu di daerah kerja yang
cocok dengan kondisi kerja, sepatu bengkel dengan pengaman, sepatu
laboratorium ataupun sepatu untuk kerja di lapangan. Semua hal tersebut
di atas terutama mengamankan kaki dari benda jatuh atau tergelincir pada
waktu kerja.
d. Pemakaian masker Pemakaian masker untuk melindungi pernafasan dari
gas tertentu
15
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
A. Jenis Kegiatan
Jenis Pekerjaan : Pegawai Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang
Kegiatan : Mangangkat sampah
B. Profil Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat
Nama Usaha kegiatan : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang
Alamat : Kota Kupang
Bidang Usaha : Pengangkutan Sampah
Nama Kepala :
Berdiri :
Lokasi tempat kerja:
1. Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang
2. Tempat Pembuangan Sampah
3. Penghijauan
Jumlah anggota yang diikuti : 6 orang
Jam kerja anggota : dimulai pukul 05.00 pagi -selesai
Nomor Telepon kantor :
C. Proses kegiatan
Aktivitas pengumpulan sampah yang dimaksud adalah kegiatan dari proses
pengumpulan atau pengambilan sampah dari berbagai sumbernya dan proses
pengangkutannya.
Adapun proses kegiatan yang dilakukan oleh pegawai kebersihan dan
pertamanan adalah :
16
1. Kegiatan Apel Pagi
Kegiatan apel pagi merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti
oleh setiap pegawai kebersihan dan pertamanan kota Kupang. Di dalam
apel pagi tersebut dipimpin oleh kepala dinas kebersihan dan pertamanan
kota Kupang.
Adapun hal-hal yang biasa dibahas adalah
mengenai kinerja kerja dan masukan dari masyarakat terkait hasil
kerja dari para pegawai kebersihan dan pertamanan kota Kupang.
Selain itu para pegawai juga wajib melakukan absen harian di pagi
hari pada saat apel pagi.
Saat apel pagi juga dibahas mengenai kehadiran sesuai dengan
rute kerja masing-masing.
Apabila didapatkan salah satu pegawai yang bertugas mengangkat
sampah pada rute yang panajang tidak hadir, maka pada saat itu
juga kepala dinas kebersihan dan pertamanan kota Kupang akan
mengatur kembali keanggotaan dari setiap rute perjalanan
mengangkut sampah.
Selanjutnya kegiatan apel pagi biasanya ditutup dengan doa
bersama.
2. Turun ke Lokasi
Setelah apel pagi, setiap pegawai langsung bergabung dengan
timnya masing-masing sesuai dengan pembagian rute (baik rute
panjang maupun pendek) untuk segera menyisir setiap tempat
pembuangan sampah.
Dalam tim tersebut terdiri dari 6 sampai 7 orang untuk rute panjang
sdangkan untuk rute pendek kenggotaan tim biasanya terdiri dari <
6 orang.
17
Saat turun ke lokasi, setiap tim menggunakan alat transportasi
berupa 1 buah truk. Sebagian pegawai menggunakan motor
pribadi.
Untuk setiap kali perjalanan, BBM yang dibutuhkan telah
ditanggung dari pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Kupang. Sedangkan bagi yang menggunakan kendaraan pribadi
BBM ditanggung sendiri
3. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah yang dimaksud adalah kegiatan dari proses
pengambilan sampah dari berbagai sumbernya dan proses
pengangkutannya. Alat yang digunakan dalam proses pengumpulan
sampah ini adalah sekop, sapu lidi dan karung.
Dalam proses pengumpulan sampah ini ditemukan:
Setiap pegawai tidak menggunakan APD dalam mengangkat
sampah padahal telah dibagikan kepada setiap pegawai setiap
tahunnya, berupa: masker (terbuat dari kain), sarung tangan
(terbuat dari kain) dan sepatu boot serta pakaian seragam.hanya
satu atau dua orang dari para pegawai yang menggunakan APD.
Jenis sampah yang diangkut merupakan sampah campuran.
Sampah tidak dipisahkan baik sampah basah dan sampah kering.
Umunya sampah yang diangkut merupakan sampah rumah tangga
dari warga di sekitar lokasi/titik pembuangan sampah.
Salah satu dari pegawai bertugas mengumpulkan sampah kertas
dan plastik. Sampah ini nantinya akan dikumpulkan dan ditimbang
serta dijual. Hasil dari penjualan tersebut, dijadikan sebagai uang
kas kelompok yang akan dibagikan setiap akhir bulan. Pegawai
yang bertugas ini sekaligus berperan sebagai bendahara dalam tim.
4. Pembuangan Sampah
Pada proses ini biasanya hanya dilakukan oleh satu pegawai yaitu
sopir. Sampah yang telah dikumpulkan akan dibawa menuju tempat
pembuangan akhir yakni di Alak.
18
5. Pembersihan taman kota
Kegiatan pembersihan taman kota terutama dilakukan di lokasi
penghijauan. Para pegawai bertugas membersihkan dan menata keindahan
taman kota dengan mencabut dan memotong rumput, merapikan
pepohonan dan bunga-bunga yang telah ditanam.
Alur Kegiatan
19
Setelah apel bersama, para pegawai langsung turun ke tempat atau setiap ttiik/lokasi pengumpulan sampah bersama tim masing-masing
Mulai proses pengumpulan sampah ( menyisir setiap lokasi/ titik pembuangan sampah dan mengumpulkan sampah)
Istirahat
Bagan 2. 1. Alur Kegiatan
Selesai
Sejak jam 05.00 pagi, para pegawai diwajibkan sudah berada di kantor Walikota Kupang untuk apel pagi bersama Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang
Pembuangan sampah pada Tempat Pembuangan Akhir di Alak
Pada sore hari mulai pukul 15.00 WITA berkumpul di lokasi penghijauan Penfui untuk melakukan kerja bakti bersama
Dokumentasi Alur Pengangkutan sampah.
20
21
22
23
D. Identifikasi Tenaga Kerja dan Status Kesehatan Tenaga Kerja
Berikut ini status kesehatan dari pegawai Kebersihan dan Pertamanan
Kota Kupang
Tabel 2.1. Identifikasi Tenaga Kerja dan Status Kesehatan Tenaga Kerja
No Nama Tanda Vital
Keluhan Pemeriksaan Fisik
Diagnosis
1. Tn.Wens Kopong(55tahun)Lama kerja : tahun
TD : 120/80 mmhgN=88 x/mRR=18 x/m
Kaki tangan sering keram dan pergelangan tangan sering kesemutan sampai sering terasa kebas terutama bila sedang mengendarai motorNyeri ulu hati. Riwayat kebiasaan:Pasien adalha seorang perokok. Setiap harinya pasien sudah sering menghabiskan rokok sebanyak 2 bungkus rokok per hari semenjak menjadi pegaawai kebersihan dan pertamanan kota Kupang. Namun pasien sudah mulai merokok sejak muda.
Mata :kedudukan bola mata simetris, ptosis (-), nistagmus (-), tanda radang (-), anemis (-/-), ikterik THT : Otorhea (-), nyeri tekan tragus (-), deviasi septum nasi (-), rhinorhea (-) Gangguan Penghidu (-), bibir kering warna merah kehitaman, gigi geligi normal, lidah di tengah, tonsil hiperemis (-)Pulmo :Inspeksi : pergerakan dada simetrisPalpasi : Vocal fremitus D=SPerkusi : Sonor di seluruh paru-paruAuskultasi : Ves +/+, Wh -/-, Rh -/-Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)Abdomen : datar, supel, bising usus (+), nyeri tekan epigastrium (+), hepar/lien tidak teraba, perkusi timpani selurh regio abdomen.Ekstremitas :
1.Gastritis 2. Perokok Berat
24
Deformitas (-), udem (-), kuku tampak sangat kotor.Kulit : kulit tangan keras dan tebal, scar -
2. Tn.Nimrat ( tahun)Lama kerja : tahun
TD : 120/70mmhgN=80 x/mRR=18 x/m
Kaki tanganjuga sering keram dan pergelangan tangan sering kesemutan sampai sering terasa kebas terutama bila sedang mengendarai motorNyeri ulu hati. Riwayat kebiasaan:Pasien adalha seorang perokok. Setiap harinya pasien sudah sering menghabiskan rokok sebanyak 2 bungkus rokok per hari semenjak menjadi pegaawai kebersihan dan pertamanan kota Kupang. Namun pasien sudah mulai merokok sejak muda.
Mata :kedudukan bola mata simetris, ptosis (-), nistagmus (-), tanda radang (-), anemis (-/-), ikterik THT : Otorhea (-), nyeri tekan tragus (-), deviasi septum nasi (-), rhinorhea (-) Gangguan Penghidu (-), bibir kering warna merah kehitaman, gigi geligi normal, lidah di tengah, tonsil hiperemis (-)Pulmo :Inspeksi : pergerakan dada simetrisPalpasi : Vocal fremitus D=SPerkusi : Sonor di seluruh paru-paruAuskultasi : Ves +/+, Wh -/-, Rh -/-Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)Abdomen : datar, supel, bising usus (+), nyeri tekan epigastrium (+), hepar/lien tidak teraba, perkusi timpani selurh regio abdomen.Ekstremitas :Deformitas (-), udem (-), kuku tampak sangat kotor.Kulit : kulit tangan keras dan tebal, scar -
1.Gastritis 2. Perokok Berat
3
4
Lodofikus Meomanu Lama kerja : 25 tahun
25
BAB III
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lingkungan Kerja
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang merupakan
Misi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang adalah:\
1. Meningkatkan kualitas SDM dan manajemen pelayanan di bidang
kebersihan dan keindahan
2. Menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat di
bidang kebersihan dan keindahan
26
3. Meningkatkan peran serta dunia usaha dalam pengelolahan
kebersihan dan pertamanan
4. Meningkatkan prasarana dan sarana kebersihan dan pertamanan
B. Proses Kegiatan
a. Apel Pagi
b. Turun ke Lokasi
c. Mengambil dan mengangkut sampah
d. Membuang sampah
e. Membersihkan taman kota
C. Gambaran Situasi Lingkungan Kerja
27
Tabel 2.2. Bahaya Potensial
Urutan Proses Kerja
Bahaya Potensial Gangguan Kesehatan yang Mungkin Terjadi
Fisik Biologi Ergonomi Psikologi
Mengumpulkan sampah
1.Resiko luka akibat terkena benda tajam 2. resiko gangguan saluran pernapasan akibat partikel debu saat mengangkat sampah3. resiko terkena penyakit kulit akibat terpapar/ terkontaminasi sampah yang bersifat iritan.4. resiko diare akibat tidak adanya kebiasan mencuci tangan 5. resiko cacingan akibat kebersihan
1.penyakit infeksi seperti: gangguan sal,pernapasan (ISPA), cacingan dan diare2.Luka lecet
28
kkuku yang tidak diperhatikan6. resiko terkena gigitan nyamuk dan binatang lain seperti kalajenking, ular, dll
Membuang sampahPembersihan taman kota
D. Status Kesehatan Pekerja
Dari hasil wawancara, identifikasi pekerjaan dan risiko yang dapat
ditimbulkan serta pemeriksaan fisik yang dilakukan, maka dapat diperoleh
penyakit terbanyak yang sering diderita dan dikeluhkan, berupa :
1. Sydrom Dyspepsia
Sindrom dyspepsia didefinisikan sebagai kumpulan gejala yang terdiri dari
nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung,
cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa atau rasa panas yang menjalar di
dada. Dyspepsia biasanya diderita sudah beberapa minggu yang sifatnya
hilang timbul atau terus menerus. Dyspepsia disebabkan oleh : Menelan
udara (aerofagi),Regurgitasi asam lambung, iritasi lambung (Gastritis),
dapat juga disebabkan oleh gangguan gerakan saluran cerna dan stress
psikologis. Pada buruh dyspepsia yang timbul disebabkan oleh sering
menunda makann dan mendahulukan pekerjaan karena jadwal kapal yang
tidak menentu, kadang membuat mereka menunggu terlalu lama
dipelabuhan dan menunda makan. 2,3
29
Pengobatan dyspepsia yang utama adalah dengan mengatur diet. Makanan
yang diberikan berupa diit lambung, harus lembek, mudah dicerna, tidak
merangsang dan kemungkinan dapat menetralisir asam lambung. Diet
lambung yaitu makan dalam porsi kecil namun sering. Obat yang
diberikan berupa Antasida, Antikolinergik, Antagonis reseptor H2 dan
golongan PPI yang bisa diberikan berdasarkan resep dokter.
Untuk mencegah dyspepsia pada buruh semakin parah maka disarankan
agar makan tepat waktu, hindari makanan berlemak tinggi, makanan yang
dapat menimbulkan gas (minuman bersoda), makanan pedis, mengandung
alkohol dan caffeine serta dapat mengelola stress yang dimiliki.
Disaranakan agar membawa bekal sehingga apabila ada perubahan jadwal
kapal, buruh dapat makan.
2. Luka Lecet
Luka adalah kerusakan kontinuitas jaringan atau kulit, mukosa membran
dan tulang atau organ tubuh lain. Luka lecet atau vulnus ekskoriasi adalah
cedera pada permukaan epidermis akibat bersentuhan dengan benda
berpermukaan kasar atau runcing. Luka ini banyak dijumpai pada kejadian
traumatic seperti kecelakaan lalu lintas, terjatuh maupun benturan benda
tajam ataupun tumpul.
Luka lecet pada para pegawai diakibatkan karena pada saat proses
mengumpulkan sampah tidak diperhatikan dengan baik keberadan benda
tajam diantara tumpukan sampah lainnya, apalagi mereka melakukannya
dengan emnggunakan tangan kosong.
3. Cedera pada tubuh
Cedera pada tubuh yang dialami berupa cedera pada otot dan tulang
akibat penggunaan otot dan tulang salah pada proses kerja mulai dari
proses pengumpulan, pengangkutan sampah sampai pembuangan sampah.
Proses kerja yang salah juga dapat beresiko jatuh dan mengakibatkan
cedera kepala terutama saat dalam perjalanan menyisir lokasi.
4. . Mialgia
30
Mialgia merupakan rasa nyeri pada otot. Mialgia merupakan keluhan
umum yang sering dikeluhkan oleh pasien dewasa saat datang ke
pelayanan kesehatan. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari kita tak luput
dari peranan otot yang berfungsi menggerakan tubuh, karena terus
menerus bekerja otot juga bisa mengalami kelelahan yang bisa
menimbulkan rasa nyeri. Adakalanya saat beraktifitas nyeri otot tidak
langsung dirasakan, namun ketika beberapa jam setelahnya barulah terasa
nyeri bahkan dapat menggangu istirahat.
Otot yang sakit berarti telah mengalami luka kecil atau microdamage
dalam serat otot dan jaringan ikat sehingga bila berlangsung lama bisa
menimbulkan peradangan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam
mengurangi nyeri otot antara lain istirahat, pemijatan, peregangan, aplikasi
krim oles anti nyeri otot, dan minum obat pereda nyeri.
Nyeri otot yang dialami oleh karyawan ABWS bisa disebabkan oleh
karena penggunaan otot yang berlebih yang dan waktu istirahat yang tidak
sebanding dengan penggunaan otot (overuse) .
5. ISPA
ISPA adalah infesksi saluran pernapasan akut yang melibatkan saluran
pernapsan bagian atas dan bawah. Seringnya para pegawai terpapar
dengan partikel debu dapat meningkatkan resiko terkenas ISPA.
6. Cepat lelah
Cepat lelah atau fatique adalah suatu rasa kelelahan yang oleh penderita
dikemukakan sebagai rasa lelah, capai, hilangnya semangat dan energi,
hilangnya ambisi atau keinginan dan vitalitas yang rendah. Sering disertai
dengan perasaan lemah badan dan keinginginan yang kuat untuk
beristirahat atau tidur. Fatique karena kerja berat merupakan suatu kondisi
yang normal. Fatique karena penyakit fisik biasanya kan berkurang dengan
istirahat atau tidur. Pasien umumnya akan merasa lebih segar setelah
beristirahat atau tidur.
7. Dermatitis
31
Dermatitis adalah peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh
faktor eksogen (misalnya bahan kimia, fisik, mikroorganisme) dan atau
faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan
keluhan gatal. Dermatitis cenderung menjadi residif dan kronik. Dermatitis
kontak akibat kerja adalah dermatitis yang timbul akibat kontak dengan
bahan pada lingkungan pekerjaan dan tidak akan terjadi jika penderita
tidak melakukan pekerjaan tersebut.
Dermatitis ini dapat ini terjadi akibat pajanan terhadap bahan iritan yang
terlalu sering seperti sabun cuci piring dimana paling sering terjadi di
tangan. Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh
bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan
tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan
mengubah dayaikat air kulit. Kebanyakan bahan iritan (toksin) nmerusak
membran lemak keratinosit, tetapi sebagian dapat menembus membran sel
dan merusak lisosom, mitokondria, atau komponen inti.
8. Jatuh akibat terpeleset
Jatuh akibat terpeleset terutama dalam posisi terduduk bisa sangat
membahayakan karena bisa mengalami cedera pada tulang ekor yang
berhubungan dengan saraf di tulang belakang. Tulang ekor (Os Coxygis)
merupakan salah satu tulang terkecil dalam tubuh, yang dapat menyebabkan
kesakitan yang luar biasa dan masalah kesehatan serius apabila mengalami cedera
saat terjatuh.
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Recommended