View
372
Download
10
Category
Preview:
DESCRIPTION
LAPORAN elektronika analog
Citation preview
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
1/39
PENGUKURAN DIODA
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Elektronika Analog yang
diampu oleh Bapak Drs. Suryono, M.T
Oleh
Mujib Riyadi
5301410068
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
2/39
1
A. Tujuan PratikumSetelah praktik selesai diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengetahui macam-macam dioda.2. Mengetahui cara membaca polaritas dioda.3. Mengetahui bagaimana mengecek keadaan dioda mengggunakan Ohm
Meter.
B.
Teori Dasar
Dioda semi konduktor yang dipakai pada teknik elektronika pada
umumnya digunakan untuk menyearahkan arus listrik AC menjadi DC.
Dioda dibentuk oleh atom P dan atom N yang digabungkan menjadi satu,
sehingga akan membentuk susunan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 1. Susunan dan simbol dioda semikonduktor
Dari gambar diatas atom P disebut sebagai anoda dan atom N sebagai
katoda. Bila anoda diberi muatan positip dan katoda diberi muatan negatip,
maka arus akan mengalir (lampu menyala), sebaliknya jika anoda diberi
muatan negatip dan katoda diberi muatan positip, maka arus tidak
mengalir.
Arah gerakan arus yang mengalir ini dinamai arah gerak maju atau
forwarddirection. Arah gerakan tanpa aliran arus ini dinamai arah gerak
tentang atau reversdirection.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
3/39
2
Gambar 2.Arus DC melalui dioda
Dioda dapat digunakan untuk menyearahkan arus AC menjadi arus
DC. Ada dua macam penyearah dioda yaitu penyearah setengah
gelombang dan penyearah gelombang penuh. Gambar 2-3 memperlihatkanrangkaian penyearah setengah gelombang.
C. Gambar Kerja1. Cara mengecek keadaan dioda Germaium, Silikon dan Zener.
Gambar 3. Cek Dioda Germanium/Silikon/Zener
2. Cara mengecek keadaan dioda bridge.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
4/39
3
Gambar 4.Rangkaian Dioda Bridge
Gambar 5. Cek Dioda Bridge
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
5/39
4
D. Alat dan Bahan1. Alat
a. Multimeter Analogb. Kabel Penghubungc. Eksperimen Board
2. Bahana. Dioda Germaium dan Silikon
b. Dioda Zenerc. Dioda Bridge
E. Langkah Kerja1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk dirangkai.2. Merangkai rangkaian seperti gambar kerja.3. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran yang ditunjukn Multimeter
pada dioda tersebut dan mencatat hasilnya pada tabel data pengukuran.
4. Melepasi rangkaian dan mengembalikanya kepada petugaslaboratorium.
5. Membuat laporan sementara hasil praktek.6. Membuat laporan individu hasil praktek.
F.
Data Pengukuran
Tabel 1Hasil pengamatan pengukuran Dioda Germanium/Silikon
No. Posisi Probe Ohm Meter Hasil Pengukuran Kesimpulan
a Probe merah => Katoda
Probe hitam => Anoda
Jarum bergerak bukan
menunjukkan nolBaik
b Probe merah => Anoda
Probe hitam => Katoda
Jarum tidak bergerakBaik
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
6/39
5
Tabel 2Hasil pengamatan pengukuran Dioda Zener
No. Posisi Probe Ohm Meter Hasil Pengukuran Kesimpulan
a Probe merah => Katoda
Probe hitam => Anoda
Jarum bergerak bukan
menunjukkan nolBaik
b Probe merah => Anoda
Probe hitam => Katoda
Jarum tidak bergerakBaik
G. Analisis dan Pembahasan1. Dioda Dalam Kondisi Baik
Probe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak
bukan nol.
Kemudian posisi dibalik:
Probe merah => anoda, probe hitam => katoda => Jarum tidak
bergerak.
2. Dioda Dalam Kondisi Rusak/ShortProbe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak atau
menunjuk nol.
Kemudian posisi dibalik:
Probe merah => anoda, probe hitam => katoda => Jarum bergerak atau
menunjuk nol.
3. Probe MerahProbe merah pada Multimeter merupakan sumber baterai berpolaritas
negatif.
4. Probe HitamProbe hitam pada Multimeter merupakan sumber baterai berpolaritas
positif.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
7/39
6
5. Kerja DiodaDioda dapat bekerja apabila mendapat bias maju/forward.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
8/39
KARAKTERISTIK DIODA P-N
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Elektronika Analog yang
diampu oleh Bapak Drs. Suryono, M.T
Oleh
Mujib Riyadi
5301410068
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
9/39
1
A. Tujuan PratikumSetelah praktik selesai diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengetahui cara mengecek keadaan dioda.2. Mengetahui cara memberi tegangan bias forward dan reverse pada
dioda.
3. Mengetahui bagaimana karakteristik suatu dioda.B. Teori Dasar
Kita mengenal hukum Ohm yaitu:
E = I R I = V / R R = I /ESehingga dapat disimpulkan :
Tegangan dinyatakan dengan nilai volts disimbolkan dengan E atauV
Arus dinyatakan dengan ampere, dan diberi simbol I
Hambatan dinyatakan dengan ohms diberi simbol R
Besarnya daya pada suatu rangkaian dapat dihitung dengan rumus
P = V . I P = /R
Dimana:
P : Daya, dengan satuan watt,
V : Tegangan dengan satuan volt
I : Arus dengan satuan ampere
Suatu diode yang diberi tegangan tertentu akan memiliki tegangan
diode () dan arus diode () yang saling berhubungan sehingga
membentuk karakteristik dari diode tersebut. Karakteristik diode umumnya
dinyatakan dengan grafik hubugan antara tegangan pada diode dengan arus
yang melewatinya sehingga disebut karakteristik tegangan-arus (V-I).
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
10/39
2
Secara teoritis, hubungan antara tegangan diode dan arus diode dinyatakan
oleh suatu persamaaan:
= ( e / )
= arus diode, positif jika di dalam diode arahnya dari anode ke katode
Is = arus mudor jenuh ( s.d A
= tegangan kesetaraan suhu
= koefisien emisi, antara 1-2 dan untuk silicon pada arus normal mendekati 2
e = bilangan natural = 2,72
C. Gambar Kerja
Gambar 1 Dioda forward Gambar 2 Dioda Reverse
D. Alat dan Bahan1. Alat
a. Multimeter Analogb. Multimeter Digitalc. Kabel Penghubungd. Eksperimen Boarde. Power Supplay
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
11/39
3
2. Bahana. Dioda germanium
b. Dioda silikon
E. Langkah Kerja1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk dirangkai.2. Merangkai rangkaian seperti gambar kerja.3. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran yang ditunjukn Multimeter
tersebut dan mencatat hasilnya pada tabel data pengukuran.
4. Melepasi rangkaian dan mengembalikanya kepada petugaslaboratorium.
5. Membuat laporan sementara hasil praktek.6. Membuat laporan individu hasil praktek.
F. Data PengukuranTabel 1Hasil pengamatan pada dioda silikon pada saat tegangan forward
No. V(Volt) ID(mA) VAA(Volt) R= VAA/ ID
1. 0 0 0,1
2. 0 0 0,2
3. 0 0 0,3
4. 0 0 0,4
5. 0 0 0,5
6. 0,25 0,02 0,6
7. 0,35 0,03 0,7
8. 0,4 0,04 0,8
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
12/39
4
9. 0,5 0,05 0,9
10. 0,6 0,06 1
11 1,05 0,09 1,5
12 1,55 0,13 2
13 2,05 0,19 2,5
14 2,2 0,24 3
Tabel 2Hasil pengamatan pada dioda silikon pada saat tegangan Reverse
No. V (Volt) ID(mA) VAA(Volt) R= VAA/ ID
1. 0 0 0,1
2. 0 0 0,2
3. 0 0 0,3
4. 0 0 0,4
5. 0 0 0,5
6. 0 0 0,6
7. 0 0 0,7
8. 0 0 0,8
9. 0 0 0,9
10. 0 0 1
11 0 0 1,5
12 0 0 2
13 0 0 2,5
14 0 0 3
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
13/39
5
Tabel 3Hasil pengamatan pada dioda germanium pada saat tegangan forward
No. V (Volt) ID(mA) VAA(Volt) R= VAA/ ID
1. 0 0 0,1
2. 0,1 0 0,2
3. 0,2 0,02 0,3
4. 0,3 0,03 0,4
5. 0,4 0,04 0,5
6. 0,5 0,05 0,6
7. 0,55 0,06 0,7
8. 0,65 0,07 0,8
9. 0,75 0,09 0,9
10. 0,8 0,1 1
11 1,25 0,14 1,5
12 1,75 0,21 2
13 2,25 0,27 2,5
14 3 0,29 3
Tabel 4Hasil pengamatan pada dioda pada saat tegangan Reverse
No. V (Volt) ID(mA) VAA(Volt) R= VAA/ ID
1. 0 0 0,1
2. 0 0 0,2
3. 0 0 0,3
4. 0 0 0,4
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
14/39
6
G. Analisis dan PembahasanApabila pada saat pengecekan:
a. Kerja DiodaDioda dapat bekerja apabila mendapat bias maju/forward.
b. Dioda Tak KerjaDioda tak dapat bekerja apabila dibias mundur/reverse.
5. 0 0 0,5
6. 0 0 0,6
7. 0 0 0,7
8. 0 0 0,8
9. 0 0 0,9
10. 0 0 1
11 0 0 1,5
12 0 0 2
13 0 0 2,5
14 0 0 3
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
15/39
PENGUKURAN DIODA ZENER
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Elektronika Analog yang
diampu oleh Bapak Drs. Suryono, M.T
Oleh
Mujib Riyadi
5301410068
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
16/39
1
A. Tujuan PratikumSetelah praktik selesai diharapkan mahasiswa dapat
menggambarkan kurva karakteristik dari diode Zener dan pengalaman
menggunakan peralatan ukur.
B. Teori DasarZener dioda atau juga dikenal sebagai voltage regulation dioda
adalah silikon PN junction yang bekerja pada revers bias didaerah
breakdown. Gambar 2-14 memperlihatkan simbol zener dioda serta
karakteristik reversbias nya.
Gambar 1. Simbol dan karakteristik zener dioda
Tegangan zener Vz benar-benar konstan meskipun arus yang
mengalir berubah-ubah besarnya. Tetapi dalam kenyataannya tegangan
zener akan berubah sedikit apabila arus dioda Izberubah. Hambatan arus
bolak-balik dalam daerah zener disebut hambatan zener (rz) = Vz/Iz.
Jadi perubahan tegangan Vz akan dapat ditentukan dari Vz = Iz.rz
Skema dasar rangkaian stabilisasi tegangan dengan dioda zener
adalah seperti terlihat pada gambar 2 dibawah ini.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
17/39
2
Gambar 2. Stabilisasi tegangan dengan zener dioda
Apabila arus beban semakin besar, maka arus zener akan
berkurang. Agar tegangan output (pada beban) tetap stabil, maka
pengurangan arus zener Iz tiak boleh sampai pada daerah lengkung yang
kurang curam, karena pada daerah itu tegangan zener dioda sudah tidak
stabil lagi. Untuk supaya arus beban mampu besar dengan arus zener Iz
tetap pada daerah lengkung yang curam, sehingga tegangan output tetap
stabil, maka dipasanglah Transistorseperti gambar skema dibawah ini.
Gambar 3.Stabilisasi tegangan dengan zener dioda dengan transistor
Dari gambar skema diatas rangkaian stabilisasi tegangan sebe
narnya berupa rangkaian commond emitor. Resistor beban merupakan
hambatan emitor. Tegangan basis distabilkan oleh zener dioda dan arus
beban sama dengan arus kolektor, maka berlakulah IBasis= IBeban/hFE.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
18/39
3
C. Gambar Kerja
Gambar 4. Rangkaian percobaan mengukur tegangan kerja diode zener
D. Alat dan Bahan1. Alat
a. Multimeter Analogb.
Multimeter Digital
c. Kabel Penghubungd. Eksperimen Boarde. Power Supplay
2. Bahana. Diode Zener 7,5 Volt
E. Langkah Kerja1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk dirangkai.2. Merangkai rangkaian seperti gambar kerja.3. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran yang ditunjukn Multimeter
tersebut dan mencatat hasilnya pada tabel data pengukuran.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
19/39
4
4. Melepasi rangkaian dan mengembalikanya kepada petugaslaboratorium.
5. Membuat laporan sementara hasil praktek.6. Membuat laporan individu hasil praktek.
F. Data PengukuranTabel 1 Hasil pengamatan pada dioda Zener 7,5 pada saat tegangan forward
No. VAA (Volt) V (Volt) A (mA)
1. 0 0 0
2. 1 1 0
3. 2 2 0
4. 3 3 0,01
5. 4 4 0,01
6. 5 5 0,02
7. 6 6 0,02
8. 7 6,8 0,03
9. 8 7,3 0,07
10. 9 7,4 0,16
11 10 7,4 0,26
12 11 7,4 0,36
13 12 7,4 0,46
Tabel 2 Hasil pengamatan pada dioda Zener 7,5 pada saat tegangan reverse
No. VAA (Volt) V (Volt) A (mA)
1. 0 0 0
2. 1 1 0
3. 2 2 0
4. 3 3 0,01
5. 4 4 0,01
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
20/39
5
6. 5 5 0,02
7. 6 6 0,02
8. 7 6,8 0,03
9. 8 7,3 0,07
10. 9 7,4 0,16
11 10 7,4 0,26
12 11 7,4 0,36
13 12 7,4 0,46
G. Analisis dan PembahasanApabila pada saat pengecekan:
a. Kerja DiodaDioda dapat bekerja apabila mendapat bias mundur/reverse.
b. Dioda Tak KerjaDioda tak dapat bekerja apabila dibias maju/forward.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
21/39
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
NPN & PNP
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Elektronika Analog yang
diampu oleh Bapak Drs. Suryono, M.T
Oleh
Mujib Riyadi
5301410068
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
22/39
1
A. Tujuan PratikumSetelah praktik selesai diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
karakteristik dari Transistor NPN dan PNP
B. Teori DasarNama Transistor diambil dari kata transfer dan resistor. Bahan semi
konduktor ini berasal dari bahan atom germanium, Indium dan Arsenikum
atau Silikon. Atom-atom ini sendiri termasuk bahan yang tidak
mengalirkan arus listrik, jadi termasuk jenis bahan isolator atau resistor.
Setelah mengalami proses peleburan, maka terbentuklah hasil campuran
yang dinamai P-Njunction. Bahan campuran ini mempunyai sifat setengah
menghantarkan arus listrik atau semikonduktor. Itulah sebabnya hasil
campuran ini sering dinamai semikonduktor. Jadi semikonduktor atau
Transistor ini hasil pencampuran lagi dari jenis P-N junction dan N-P
junction.
Bila dua jenis atom P dan N junction digabungkan, maka
terbentuklah bahan baru yang dinamai Transistor. Jadi Transistor terbentuk
dari bahan-bahan:
PN + NP menjadi PNP
Np + PN menjadi NPN
PN + PN menjadi PNPN
Gambar dibawah ini memperlihatkan simbol dari Transistor PNP
dan Transistor NPN
Gambar 1. Simbol Transistor PNP dan Transistor NPN
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
23/39
2
Macam-macam bentuk dan tipe Transistor terlihat seperti gambar
dibawah ini.
Gambar 2. Bentuk Transistor dari bermacam tipe
Dari gambar diatas terlihat bahwa Transistor ada yang mempunyai
2 kaki dan ada yang 4 kaki. Khusus untuk Transistor daya besar biasanya
mempunyai 2 kaki, kaki kolektor sama dengan badannya. Untuk Transistor
yang berkaki 4 biasanya untuk frekuensi tinggi, disitu terdapat kaki yang
dinamai shield (tameng) yang dihubungkan ke ground.
Agar Transistor dapat mengalirkan arus, maka Transistor harus
diberi sumber arus dari dua buah bateray. Sumber arus ini biasanya diberi
kode Vcc. Untuk Transistor jenis PNP negatif dan untuk NPN positif.
Transistor dipasang sedemikian sehingga harus memenuhi beberapa syarat
yaitu dalam arah maju (forward) dan arah balik (reverse).
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
24/39
3
Gambar 3. Cara pemberian tegangan bias pada Transistor
Pemberian tegangan bias pada Transistor yang dipakai dalam
rangkaian sebenarnya ialah dengan menerapkan resistor-resistor, dengan
demikian sumber tegangan baterinya cukup satu saja.
Gambar 4.Cara pemberian tegangan bias pada Transistor
Pada dasarnya fungsi Transistor ialah memperkuat arus. Dari
gambar skema dasar rangkaian Transistor dibawah ini, jika tegangan VBE
=
0, maka tidak ada arus basis IByang mengalir, demikian juga arus kolektor
IC = 0, Transistor dalam keadaan mati (cut off).
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
25/39
4
Gambar 5. Transistor sebagai penguat arus
Kalau tegangan basis VBE ada, maka mengalirlah arus basis IB,
emikian juga aru kolektor IC. Transistor dalam keadaan menghantar.
Semakin besar tegangan VBE, maka aru basis IB semakin besar dan juga
arus kolektor IC semakin besar. Antara arus kolektor ICdan arus basis IB
ada perbandingan yang konstan. Penguatan arus DC pada Transistor
merupakan perbandingan antara ICdan IByang dinyatakan sebagai hFE =
IC/IB. Jadi besarnya IC= hFE.IB
C. Gambar Kerja
Gambar 6.Rangkaian Transistor NPN
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
26/39
5
Gambar 7.Transistor PNP
D. Alat dan Bahan3. Alat
a. Multimeter Analogb. Multimeter Digitalc. Kabel Penghubungd. Eksperimen Boarde. Power Supplay
4. Bahana. Resistor
b. Potensiometerc. Transistor NPN dan PNP
E. Langkah Kerja1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk dirangkai.2. Merangkai rangkaian seperti gambar kerja.3. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran yang ditunjukn Multimeter
tersebut dan mencatat hasilnya pada tabel data pengukuran.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
27/39
6
4. Melepasi rangkaian dan mengembalikanya kepada petugaslaboratorium.
5. Membuat laporan sementara hasil praktek.6. Membuat laporan individu hasil praktek.
F. Data PengukuranTabel 1 Hasil pengamatan pada Transistor NPN
No Potensio Ib (mA) Ic (mA) VBE(V)
VCC(V)
VCE(mV)
1. 0 5,29 4,9 0,6 6 43,7
2. 1/4 1.31 4,91 0,6 6 30,2
3. 1/2 0,86 4,9 0,6 6 29,8
4. 3/4 0,64 4,90 0,6 6 27,1
5. Max 0,47 4,88 0,6 6 29,2
Tabel 2 Hasil pengamatan pada Transistor PNP
No Potensio Ib (mA) Ic (mA)VBE
(V)
VCC
(V)
VCE
(mV)
1. 0 5,4 5,8 0,6 6 10
2. 1/4 5.82 4,91 0,6 6 13,2
3. 1/2 5.82 4,9 0,6 6 17,2
4. 3/4 5.83 4,90 0,6 6 19,2
5. Max 5.84 4,88 0,6 6 22,2
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
28/39
PENGUKURAN SCR
( SILICON CONTROLED RECTIFIER )
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Elektronika Analog yang
diampu oleh Bapak Drs. Suryono, M.T
Oleh
Mujib Riyadi
5301410068
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
29/39
1
A. Tujuan PratikumSetelah praktik selesai diharapkan mahasiswa dapat memahami
karakteristik, prinsip kerja dan dapat menentukan kaki-kaki SCR (Silicon
Controled Rectifier).
B. Teori DasarThyristor adalah suatu bahan semikonduktor yang tersusun atas 4
lapisan (layer) yang berupa susunan P-N-P-N junction, sehingga thyristor
ini disebut juga sebagai PNPN diode.
Gambar 1. Struktur fisik dari thyristor dan simbolnya
Seperti tampak pada gambar 1. ketika tegangan anode dibuat lebih
positif dibandingkan dengan tegangan katode , sambungan J1dan J3berada
pada kondisiforward bias, dan sambungan J2berada pada kondisi reverse
bias sehingga akan mengalir arus bocor yang kecil antara anode dankatode. Pada kondisi ini thyristor dikatakan forward blockingatau kondisi
off-state, dan arus bocor dikenal sebagai arus off-state ID.
Jika tegangan anode ke katode VAK ditingkatkan hingga suatu
tegangan tertentu , sambungan J2 akan bocor. Hal ini dikenal dengan
avalance breakdowndan tegangan VAK tersebut dikenal sebagai forward
breakdown voltage, VBO. Dan karena J1dan J3sudah berada pada kondisi
ANODE
PINTU
KATODE
P
P
N
P
P
N
P
N
P
N
IA
IB1 IGn
IC2
IK
IB2IGp
IC1
A
K
J1
J2
J3
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
30/39
2
forward bias, maka akan terdapat lintasan pembawa muatan bebas
melewati ketiga sambungan , yang akan menghasilkan arus anode yang
besar. Thyristor pada kondisi tersebut berada pada kondisi konduksi atau
keadaan hidup. Tegangan jatuh yang terjadi dikarenakan oleh tegangan
ohmic antara empat layer dan biasanya cukup kecil yaitu sekitar 1 V.
Pada keadaan on, arus dari suatu nilai yang disebut dengan latching
current IL, agar diperoleh cukup banyak aliran pembawa muatan bebas
yang melewati sambungan-sambungan , jika tidak maka akan kembali ke
kondisi blocking ketika tegangan anode ke katode berkurang. Latching
current( IL) adalah arus anode minimum yang diperlukan agar membuat
thyristor tetap kondisi hidup, begitu thyristor dihidupkan dan sinyal
gerbang dihilangkan. Ketika berada pada kondisi on, thyristor bertindak
sebagai diode yang tidak terkontrol.
Devais ini terus berada pada kondisi on karena tidak adanya lapisan
deplesi pada sambungan J2 karena pembawa pembawa muatan yang
bergerak bebas. Akan tetapi, jika arus maju anode berada dibawah suatu
tingkatan yang disebut holding current IH, daerah deplesi akan terbentuk
disekitar J2 karena adanya pengurangan banyak pembawa muatan bebas
dan thyristor akan berada pada keadaan blocking. Holding current terjadi
pada orde miliampere dan lebih kecil dari latching current IL, IH>IL.
Holding current IH adalah arus anode minimum untuk mempertahankan
thyristor pada kondisi on.
Ketika tegangan katode lebih positif dibanding dengan anode,
sambungan J2 terforward bias, akan tetapi sambungan J1dan J3akan ter-
reverse bias. Hal ini seperti diode diode yang terhubung secara seri
dengan tegangan balik bagi keduanya. Thyrstor akan berada pada kondisi
reverseblockingdan arus bocor reverse dikenal sebagai reversecurrent IR.
Thyristor akan dapat dihidupkan dengan meningkatkan tegangan maju
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
31/39
3
VAK diatas VBO, tetapi kondisi ini bersifat merusak. dalam prakteknya,
tegangan maju harus dipertahankan dibawah VBO
dan thyristor dihidupkan
dengan memberikan tegangan positf antara gerbang katode. Begitu
thyristor dihidupkan dengan sinyal penggerbangan itu dan arus anodenya
lebih besar dari arus holding, thyristor akan berada pada kondisi
tersambung secara positif balikan, bahkan bila sinyal penggerbangan
dihilangkan . Thyristor dapat dikategorikan sebagai latching devais.
Thyristor dapat bertingkah seperti dua transistor dengan penurunan
rumus sebagai berikut :
IB1= IC2+ IGn
IB2= IC1+ IGp
Adapun karaktristik tegangan versus arus dapat dilihat pada gambar
II.2 sebagai berikut:
Gambar 2. Karakteristik Thyristor
Karaktristik tegangan versus arus ini diperlihatkan bahwa thyristor
mempunyai 3 keadaan atau daerah, yaitu :
1. Keadaan pada saat tegangan balik (daerah I)2. Keadaan pada saat tegangan maju (daerah II)3. Keadaan pada saat thyristor konduksi (daerah III)
VDVbo
iD
VR
IIIII
I
I
IH
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
32/39
4
Pada daerah I, thyristor sama seperti diode, dimana pada keadaan ini
tidak ada arus yang mengalir sampai dicapainya batas tegangan tembus
(Vr). Pada daerah II terlihat bahwa arus tetap tidak akan mengalir sampai
dicapainya batas tegangan penyalaan (Vbo). Apabila tegangan mencapai
tegangan penyalaan, maka tiba tiba tegangan akan jatuh menjadi kecil
dan ada arus mengalir. Pada saat ini thyristor mulai konduksi dan ini
adalah merupakan daerah III. Arus yang terjadi pada saat thyristor
konduksi, dapat disebut sebagai arus genggam (Ih = Holding Current).
Arus Ih ini cukup kecil yaitu dalam orde miliampere.
Untuk membuat thyristor kembali off, dapat dilakukan dengan
menurunkan arus thyristor tersebut dibawah arus genggamnya (Ih) dan
selanjutnya diberikan tegangan penyalaan.
Sil icon Controlled Rectif ier (SCR)
Komponen lain yang mempunyai karakteristik mirip dengan thyristor
adalah Silicon Controlled Rectifier (SCR), hanya disini tegangan
penyalaan dapat diubah ubah sesuai dengan besarnya arus yang
diberikan pada gerbang (gate) dari SCR tersebut. Makin besar arus yang
diberikan , makin besar pula tegangan penyalaanya. Hal ini dapat dilihat
pada karaktristik tegangan versus arus untuk SCR pada Gambar. 3 berikut
ini.
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
33/39
5
Gambar 3. Symbol SCR dan Karakteristik SCR
C. Gambar Kerja
Gambar 4.Rangkaian percobaan menentukan jenis transistor.
Gambar 5.Rangkaian SCR sebagai switch.
VD
iD
VR IH
VBO3 VBO2 VBO0VBO1
ig3 ig1ig2 _
ig1 < ig2 < ig3
Anoda
iD+
_
VDig
Gate
Katoda
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
34/39
6
D. Alat dan Bahan1. Alat
a. Multimeter Analogb. Multimeter Digitalc. Kabel Penghubungd. Eksperimen Boarde. Power Supplay
2. Bahana. Resistor
b. Ledc. Kapsitord. SCR
E. Langkah Kerja1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk dirangkai.2. Merangkai rangkaian seperti gambar kerja.3. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran yang ditunjukn Multimeter
tersebut dan mencatat hasilnya pada tabel data pengukuran.
4. Melepasi rangkaian dan mengembalikanya kepada petugaslaboratorium.
5. Membuat laporan sementara hasil praktek.6. Membuat laporan individu hasil praktek.
F. Data PengukuranTabel 1 Hasil percobaan mengukur transistor SCR
No. Posisi Probe Ohm Meter Posisi Jarum Ohm Meter
1.
Probe Merah---- X
Probe Hitam--- Y
Probe Merah---- Z
Jarum tidak menyimpang
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
35/39
7
2.
Probe Hitam--- Y
Probe Merah---- X
Probe Hitam--- Z
Jarum tidak menyimpang
3.
Probe Hitam--- Y
Probe Merah---- Z
Probe Hitam--- X
Jarum menyimpang
4.
Probe Hitam--- Z
Probe Merah---- Y
Probe Hitam--- X
Jarum tidak menyimpang
5.
Probe Hitam--- Z
Probe Merah---- X
Probe Hitam--- Y
Jarum tidak menyimpang
6.
Probe Hitam--- X
Probe Merah---- Z
Probe Hitam--- Y
Jarum menyimpang
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
36/39
PENGOPERASIAN OSILOSKOP
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Praktik Elektronika Analog yang
diampu oleh Bapak Drs. Suryono, M.T
Oleh
Mujib Riyadi
5301410068
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
37/39
1
A. Tujuan PratikumSetelah praktik selesai diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana cara mengoperasikan osiloskop.
B. Teori DasarOsiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk
gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung
sinar katoda.
C. Gambar Kerja
AFG CRO
D. Alat dan Bahan1. Alat
a. Osiloskopb. AFGc. Multimeter Analogd. Kabel Probe
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
38/39
2
E. Langkah Kerja1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk dirangkai.2. Merangkai rangkaian seperti gambar kerja.3. Mengukur besarnya resistor dengan Multimeter.4. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran yang ditunjukn Multimeter
tersebut dan mencatat hasilnya pada tabel data pengukuran.
5. Melepasi rangkaian dan mengembalikanya kepada petugaslaboratorium.
6. Membuat laporan sementara hasil praktek.7. Membuat laporan individu hasil praktek.
F. Data PengukuranTabel 1 Hasil pengamatan tegangan dengan CRO
Kalibrasi Internal : 2 cm/div
No. Posisi Tegangan AFG Terukur CRO
1 Putaran 3 cm div = 1,5 v
2 Putaran 5,4 cm div = 2,7 v
3 Putaran 7,4 cm div = 3,7 v
Tabel 2 Hasil pengamatan frekuensi dengan CRO
No. Frekuensi AFG (Sinus) Terukur CRO
1 50 Hz 50 Hz
2 100 Hz 100 Hz
3 500 Hz 500 Hz
4 1000 Hz 1000 Hz
5 2000 Hz 2000 Hz
5/22/2018 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG
39/39
3
6 3000 Hz 2000 Hz
G. Analisis dan Pembahasan1. Rt = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 = 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 50 K2. 1/Rt = 1/R1 + 1/R2 = 1/10 + 1/10 = 2/10, Rt = 10/2 = 5 K3. 1/Rt = 1/R3 + 1/R4 = 1/10 + 1/10 = 2/10, Rt = 10/2 = 5 K4. Rt = 1/R Paralel 1 + 1/R Paralel 2 = (1/R1 + 1/R2) + (1/R3 + 1/R4)
= (1/10 + 1/10) + (1/10 + 1/10) = (5 + 5) = 10 K
5. Rt = 1/R Paralel 1+ R3//1/R Paralel 2 = (1/10+1/10) + 10// (10 + 10)= 5 + (1/10 + 1/20) = 5 + 6.67 = 11, 67 K
Recommended