View
120
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
Makalah Kajian Tentang Amphibia
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak
tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal
dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup.
Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk
kehidupan yaitu di darat dan di air.
Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah
hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah
dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu,
amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi
mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang.
Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi
pun dapat berjalan di atas daratan.
Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab
dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat
basah tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu
kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang
umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernafas
dengan paru-paru. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan
kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka
insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai
mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara
melompat. (Zug, 1993)
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang
baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi
mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada
mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup.
Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna.
Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai
2
terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.
Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan
perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae,
tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam
fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada
beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada
waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa
jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak
terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb, 1986).
Amfibi dijumpai diseluruh dunia kecuali di kutub. Mereka menempati
sejumlah habitat yang berbeda-beda seperti hutan hujan, kolam, dan danau.
Mereka juga ada di daerah berumput di lereng pegunungan tinggi, bahkan juga di
gurun. Meskipun amfibi dewasa dapat bertahan hidup selama periode kemarau
panjang, umumnya mereka membutuhkan tempat-tempat lembab seperti sungai
dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis yang lembab, banyak katak dapat
bertahan hidup tanpa memiliki sumber air tetap. Sebagai hewan yang berdarah
dingin, amfibi tidak aktif dalam kondisi dingin. Pada kondisi ini mereka
melakukan hibernasi, biasanya dalam lumpur di dasar kolam. Musim kawin
amfibi sering berlangsung kacau. Amfibi jantan dan betina berkumpul bersama
dalam jumlah besar. Setelah membuahi telur, biasanya amfibi tidak lagi
mempedulikan telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi yang melindungi telur.
Umumnya spesies amfibi kecil mengandalkan penyamaran atau melarikan diri
saat terancam pemangsa. Ada pula amfibi yang mengandalkan kulit yang
mencolok untuk menakuti musuh. Ada jenis amfibi yang mempunyai racun. Katak
beracun dari Amerika Selatan memiliki warna yang mencolok sebagai tanda
bahaya pemangsanya. Racun katak sangat kuat ‘racun emas’ yang dimiliki kodok
dart dari kolombia misalnya, dapat menewaskan sekitar 1.000 orang sekaligus.
Kebanyakan orang kesulitan dalam membedakan anggota dari kelas amphibia
yaitu antara katak dan kodok. Maka dari itulah kita perlu mengenal kelas
amphibia lebih jauh lagi.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kedudukan klasifikasi class Amphibia?
2. Bagaimana morfologi class Amphibia?
3. Bagaimana anatomi class Amphibia?
4. Bagaimana karakteristik class Amphibia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kedudukan klasifikasi class Amphibia.
2. Untuk mengetahui morfologi class Amphibia.
3. Untuk mengetahui anatomi class Amphibia.
4. Untuk mengetahui karakteristik class Amphibia.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapt dioeroleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis dapat menambah wawasan mengenai kedudukan,
morfologi,anatomi dan karakteristik dari Class Amphibi.
2. Bagi pembaca dapat memberikan infromasi lebih lengkap mengenai
kedudukan, morfologi,anatomi dan karakteristik dari class Amphibi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan Klasifikasi
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan
bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam, yakni di air dan di
daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab
dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat
basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu
kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang
umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas
dengan paru-paru.
Amfibia mempunyai ciri-ciri:
Penutup tubuh kulit yang berlendir
Alat gerak dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput
renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya
berfungsi untuk melompat dan berenang.
Alat pernapasan pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah
dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan
hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke
dalam rongga mulut ketika menyelam
Suhu tubuh tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya
(berdarah dingin/poikiloterm)
Peredaran darah Tertutup
Alat
penglihatan
Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut
membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam
Berkembang
biak
dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan
di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal
Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
5
Adapun kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
Menurut Verma anggota amphibia dapat dibedakan menjadi 3 ordo yaitu
Urodela (Salamander), Apoda (Gymnophiona ), dan Anura (katak dan kodok).
1. Ordo Apoda (Gymnophoina)
Ordo Caecilia Gymnophiona mempunyai anggota yang ciri umumnya
adalah tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing
(gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai
kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada
beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor. Di bagian anterior terdapat
tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2
bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan
insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di
dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara
internal. Ordo Gymnophiona mempunyai 5 famili. yaitu Rhinatrematidae,
Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili
Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu Dermophinae, Caecilinae dan
Typhlonectinae. ( Webb et.al, 1981). Famili yang ada di Indonesia adalah
Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya
pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang
bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang
walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis.
Anggota famili ini yang ditemukan di Indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di
propinsi DIY.
6
2. Ordo Urodela
Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh
memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.
Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies
mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian
kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi.
Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di
darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah
Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.
3. Ordo Anura
Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya,
anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu
dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai
belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya
yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-
jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang
cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata
berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan
prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal. Ordo Anura dibagi
menjadi 27 famili, yaitu:
Ascaphidae Leiopelmatidae
Bombinatoridae Discoglossidae
Pipidae Rhinophrynidae
Megophryidae Pelodytidae
Pelobatidae Allophrynidae
Bufonidae Branchycephalidae
Centrolenidae Heleophrynidae
Hylidae,Leptodactylidae Myobatrachidae
Pseudidae Rhinodermatidae
Sooglossidae Arthroleptidae
Dendrobatidae Hemisotidae
7
Hyperoliidae Microhylidae,
Ranidae Rachoporidae
Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae,
Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae
a. Bufonidae
Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar
dan berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan
terdapat pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Sacral
diapophisis melebar. Bufo mempunyai mulut yang lebar akan tetapi tidak
memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan
dan jari-jari tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara
eksternal. Famili ini terdiri dari 18 genus dan kurang lebih 300 spesies.
Beberapa contoh famili Bufo yang ada di Indonesia antara lain: Bufo
asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus dan Leptophryne borbonica.
b. Megophryidae
Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti
tanduk di atas matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya.
Pada umumnya famili ini berukuran tubuh kecil. Tungkai relatif pendek
sehingga pergerakannya lambat dan kurang lincah. Gelang bahu bertipe
firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase berudu terdapat alat
mulut seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan air. Adapun
contoh spesies anggota famili ini adalah Megophrys montana dan
Leptobranchium hasselti.
c. Ranidae
Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif
ramping. Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput
untuk membantu berenang. Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang
berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada
pematang seperti pada Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut
di bagian maxillanya. Sacral diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal
dan bersifat ovipar. Famili ini terdiri dari 36 genus. Adapun contoh
spesiesnya adalah: Rana chalconota, Rana hosii, Rana erythraea, Rana
8
nicobariensis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya limnocharis,
Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana
d. Microhylidae
Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif
panjang dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan
mandibulanya, tapi beberapa genus tidak mempunyai gigi. Karena anggota
famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara horizontal. Gelang
bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina.
e. Rachoporidae
Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai
kulit yang kasar, tapi kebanyakan halus juga berbintil. Tipe gelang bahu
firmisternal. Pada maksila terdapat gigi seperti parut. Terdapat pula gigi
palatum. Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan ovipar dan
fertilisasi secara ekstern
2.2 Morfologi Kelas Amphibi
Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit
lembab tanpa bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu
berupa berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah
dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi
termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan
suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.
Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada
leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Pada kepala
mempunyai mulut yang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares
externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan, terdapat
sepasang mata yang bulat, dibelakangnya terdapat 2 lubang pipih tertutup oleh
membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang
suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya
mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila
berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil
9
untuk membuang sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/
telur atau sperma dari alat reproduksi.
Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang.
Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium),
tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur),
betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti)..
Tubuh katak bentuknya bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan
kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan
adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung
atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput,
kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat
pelvis serta bagian kaudal pendek.
Gambar morfologi katak
Pada rongga mulut ( cavum oris), dibatasi oleh maxillae (rahang atas),
sedangkan dibagian bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah) dan os hyoid.
Pada rongga mulut terdapat lingula yang pipih berpangkal pada dasar sebelah
antrior mulut.Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil yang dilapisi
oleh lendir dan dapat dijulurkan dari belkang ke muka untuk menangkap mangsa.
Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedangkan
dibelakang maxillae terdapat gigi vormerin yang berfungsi untuk menahan
mangsa yang akan ditelan.Dekat denta vomerin terdapat dua lubang nares interna
yang berhubungan dengan nares eksterna. Glotis terletak pada medium ventral
10
pharynx sebelah belakang lingula yang merupakan pintu menuju ke pulmo.
Dibelakang masing-masing mata di dekat sudut mulut terdapat ostium
pharyngeum dari tuba Eustachii yang menghubungkan cavum oris dengan ruang
telinga dalam.Pada katak jantan dari banyak spesies memiliki saccus vocalis (saku
suara) yang terbuka disebelah muka dari ostium pharyngeum auditiivae Eustachii.
Saku suara ini dapat dikembang kempiskan sehingga menimbulkan suara.
2.3 Anatomi Kelas Amphibia
2.3.1 Sistem Rangka
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-
bagian yang lunak. Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh
yang vital, melekatnya otot daging berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase
cebong (berudu) tulang-tulang masih lunak.Kemudian pada fase dewasa menjadi
keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dengan
permukaan yang licin.Tempurung kepala,vertebrae dan sternum merupakan
skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.
Tempurung kepala yang besar serta pipih terdiri atas:
1. Cranium yang sempit
2. Beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengar dan kapsula
yang besar untuk mata.
3. Tulang-tulang rahang, os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skleton viseral).
Bangsa amphibi merupakan Vertebrata yang pertama mempunyai sternum
(tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya
pendek dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan sternum
seperti yang terjadi pada reptil, burung atau mamal.
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan empat jari
kaki pada kaki depan dan lima jari kaki belakang.Jumlah jari mungkin ada yang
berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada
Caecillia.Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tapi ada semacam tanduk pada
jari-jarinya.
Tulang punggung yang bersambung dengan kepala dan extrimitas
berfungsi menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna
11
vertebralis dan urostyl, yang merupkan silindris, masing-masing vertebrae
merupakan satu segmen pendek yang fleksibel seperti vertebrae lainnya. Tiap-tiap
vertebrae terdiri atas centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus
neuralis) sebagai tempat sumsum.Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis
terdapat sepasang processus articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit
bergerak; tidak memunyai tulang rusuk (costale).
Tempat tumpuan extemitas anterior berupa cingulum cranialis (pectoral
gridle) yang berbentuk sebagai rangka yang melingkari alat-alat dalam thorax.
cingulum cranialis melekat pada vertebrae dengan otot daging. Masing-masing
setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar. Supra scapula sebelah dorsal, scapula
kecil sebelah lateral dan clavicula yang silindris dan coracoid yang lebar sebelah
ventral.Coracoid bergabung dengan sternum yang berupa tulang rawan besar,
tersusun atas episternum, omosternum,mesosternum,xiphisternum.Pada sternum
bertemulah os scapula dan carocoid, dan terbentuk mangkok cavitalis glenoidalis
yang merupakan sendi tempat kepala os humerus.
Tumuan extemitas posterior berupa cingulum posterior (pelvic gridle)
merupakan persatuan tulang yang mempunyai bentuk yanng terdiri atas os illium
sebelah anterior, os oschium sebelah posterior dan os pubis sebelah ventral. Pada
ketiga tulang tersebut bertemu teerdapat mangkokan yang disebut acetabulum
tempat kepala os femur melekat.Tiap-tiap bagian dari sepasang os illium yang
merupakan tulang yang memanjang sejajar dengan urostyl dan sejajar dengan
sacrum.
Gambar Sistem Rangka Katak
12
Bentuk tulang mempunyai hubungan erat dengan tugasnya.Tulang
tempurung kepala bersenyawa, sedang cingulum anterior dengan cingulum
posterior merupakan tulang-tulang yang terangkai menjadi satu. Tulang yang
bersenyawa tidak dapat digerak-gerakkan terhadap satu sama lain. Pada humerus
dan femur terdapat satu hubungan bentuk bola dan mangkokan yang
menyebabkan gerak putar. Hubungan engsel terdapat pada siku dan lutut.
Gerakan-gerakan itu dimungkinkan oleh adanya otot ligamen dari jaringan
ikat.Kecuali itu juga disebabkan oleh otot-otot daging yang dapat memanjang dan
memendek, sebagai penggeraknya.Pada tulang yang panjang dibedakan atas
bagian central yang disebut diaphyse sedang kedua ujungnya disebut
epiphyse.Pada tulang-tulang yang bersenyawa terdapat hubungan satu sama lain,
dan amsing-masing epiphyse dan diaphyse juga terdapat hubungan tidak teratur
dan terkunci oleh sutura.Pada katak sutura masih berupa tulang rawan, sehingga
tulang itu dapat tumbuh terus.Pada burung dan sebagian besar mamalia, masing-
masing sutura menjadi tulang keras pada saat tertentu. Dengan demikian
pertumbuhan menjadi lebih besar lagi tidak mungkin terjadi.
2.3.2 Sistem Otot
Sistem otot pada amfibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai
transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot paada ikan berpusat pada gerakana
tubuh ke lateral, membuka dan menutup mulut serta gill apertura (celah insang)
dan gerakan sirip yang relatif sederhana.Kebutuhan hidup di darat mengubah
susunan ini.
Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai
tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral.
Bagian dari otot epeksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral
adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi.
Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi-bagi dalam lapisan-lapisan,
kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal,oblique internal dan otot
tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang.Berbagai macam gerakan pada
amfibi yaitu, berenang,berjalan, meloncat atau memanjat, melibatkan
13
perkembangan berbagai tipe otot.Beberapa diantaranya terletak dalam tungkai itu
dan berupa otot intrinsik.
Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging,
yaitu otot daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat
melintang. Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisologis. Otot
daging sebelah luar tediri atas otot daging skletal atau otot daging yang melekat
pada tulang-tulang.Otot daging tersebut terkendalikan oleh kemauan pada
gerakannya.Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama
lain digabung oleh jaringan ikat.Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang
berlainan.Bagian central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal
yang merupakan bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot
daging yang memiliki perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat
membungkus sebelah ujung tulang yang disebut “tendon”.
Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni
memanjang-memendekkan jari;dengan demikian kedua tulang yang terikat
olehnya akan bergerak.Otot daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang
berlawanan. Dibawah ini akan disebutkan tipe umum dari otot-otot daging dengan
model aktivitasnya dengan masing-masing contoh:
Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps
sebagai pengikat lengan bawah dengan lengan atas.
Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh triceps
meluruskan lengan bawah pada lengan atas.
Abductor : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau
anggota); contoh deltoid menarik lengan ke samping.
Adductor : Menarik satu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau
anggota); contoh atianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.
Depressor : Menurunkan suatu bagian; contoh depresor manbulae
menggerakkan kebawah rahang bawah untuk menggerakkan mulut.
Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian;contoh
masseter mengangkat rahang untuk menutup mulut.
Rotator : Memutar suatu bagian;contoh pyriformis, meninggikan
dan memutar femur.
14
Otot daging yang tunduk kepada kemauan dibagian atas tiga bentuk
struktur umum: (1) otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan
transversus yang membentuk didnding abdomen; (2) otot daging gilik (silindris)
dengan ujung yang menyisip, misalnya biceps atau deltoid dan (3) otot daging
sphincter dengan serat melingkar, misalnya sphincter ini yang berfungsi untuk
menutup anus.
Dalam banyak gerakan berbagai tubuh beberapa otot daging bereaksi
bersama-sama dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut
dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap-tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir
ujung saraf motoris yang membawa perintah untuk merangsang kontraksi.
2.3.3 Sistem Sirkulasi
Fungsi yang terpenting dari sistem sirkulasi yaitu:
1. Mengangkut oksigen dan karbon dioksida antara alat pernafasan dengan
jaringan-jaringan di seluruh tubuh.
2. Mengangkut zat makanan dan air dari tractus digestivus ke organ lain.
3. Mengangkut persediaan zat makanan dari satu tempat ke tempat lain.
4. Mengangkut sisa-sisa zat organik dan garam mineral yang sudah tidak
berguna lagi ke alat ekskresi (ren).
5. Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke tempat-tempat yang
membutuhkan.
Jantung amfibi terdiri dari tiga ruang yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel.
Sebagian besar amfibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang
menerima darah oksi dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung
oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya pencampuran dua jenis darah
tersebut, amfibi telah mengembangkan ke arah sistem sirkulasi transisional.
Jantung mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikulur, dan pembagian konus
arteriosus dalam pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonari. Darah dari tubuh
masuk ke atrium kanan dari sinus venosus kemudian masuk ke sisi kanan
ventrikel, dan dari sini dipompa ke paru-paru. Darah yang mengandung oksigen
dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena pulmonalis kemudian menuju sisi
kiri ventrikel untuk selanjutnya dipompa menuju ke seluruh tubuh. Beberapa
15
pengecualian terjadi pada salamander yang didak mempunyai paru-paru, di mana
celah interatrial tidak lengkap dan vena pulmonalis tidak ada.
2.3.4 Sistem Lymphatica
Terdiri dari banyak pembuluh-pembuluh yang bermacam-macam ukuran
meliputi berbagai organ dan sukar dilihat. Pada katak antara kulit dan tubuh
terdapat saccus lymphatic yaitu:
1. Saccus submaxillaris
2. Saccus pectolaris
3. Saccus abdominalis
4. Saccus lateralis
5. Saccus brachialis
6. Saccus femuralis
7. Saccus inter-femuralis
8. Saccus cruralis
Sistem lymphaticus ini pada beberapa tempat berhubungan dengan vena
tubuh dan antara lain vena vertebralis anterior dan vena illiaca transversa. Kecuali
itu terdapat jantung lympha yaitu sebelah caudal, sepasang, di sebelah cranial di
sekitar vertebrae cervicalis. Cairan lympha mengandung leukosit dan sedikit
eritrosit dan beberapa protein yang melayang dalam darah.
2.3.5 Sistem Pencernaan
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan di akhiri oleh anus.
Pada beberapa bagian dari trackus digestoria mempunyai struktur dan ukuran
yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan
akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah.
Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagus yang menghasilkan
sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk ke dalam vetriculus yang
berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus
meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang
mengandung enzim, yang merupakan katalisator. Enzim yang dihasilkan oleh
ventriculus dan intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase
16
untuk lemak. Di samping itu ventrikulus menghasilkan asam klorida untuk
mengasamkan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan
berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Makanan masuk ke dalam
intestinum dari ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yang besar
ialah hepar dan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum.
Hepar yang besar terdiri dari beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang
dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan
dituangkan dalam intestinum melalui ductus Cystecus dahulu kemudian melalui
ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan dengan saluran
yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak. Bahan yang
merupakan sisa di dalam intestinum mayor menjadi feses dan selanjutnya di
keluarkan melalui anus.
Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya.
Ada beberapa amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar
bangsa Amfibi mempunyai lidah yang dapat dijulurkan ke luar serta katak dan
kodok lidah digulung ke lambung. Usus menunjukkan berbagai variasi. Pada
Caecillia menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak dibedakan antara usus kecil
dan usus besar, pada katak dan kodok terdapat usus yang relatif panjang,
menggulung yang membuka kloaka.
2.3.6 Sistem Respirasi
Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh. Sistem ini
terdiri atas paru-paru (pulmo) dan cutan (kulit), serta lapisan rongga kulit. Alat-
alat ini mempunyai permukaan yang basah (lapisan epithelium yang banyak
mengandung pembuluh darah). Oksigen yang berasal dari udara larut dalam cairan
permukaan respirasi dengan jalan difusi masuk ke pembuluh darah. Dalam proses
ini hemoglobin memegang peranan dalam oksidasi yang selanjutnya akan dibawa
ke jaringan-jaringan tubuh yang memerlukan. Sebagian besar karbondioksida
diangkut oleh plasma darah dari jaringan ke alat respirasi. Struktur paru-paru
amphibi masih sederhana. Paru-paru katak terdiri atas dua sakus yang elastis yang
berisi lipatan yang membentuk kamar-kamar kecil yang disebut alviola, yang
masing-masing diliputi oleh pembuluh-pembuluh kapiler. Masing-masing sakus
17
paru-paru dihubungkan dengan saluran bronchi yang pendek, kemudian kedua
bronchi bersatu menuju larynx (kotak suara) dengan lubangnya yang disebut
glottis.
Dengan gerakan teratur, udara dapat masuk ke dalam cavum oris melalui
nares dan peristiwa ini disebut inspirasi. Kemudian dalam cavum oris ditekan
masuk ke dalam pulmo, karena adanya kontraksi otot daging dasar mulut.
Selanjutnya udara dari pulmo dikelurkan ke cavum oris dengan bantuan desakan
dari dinding badan dan juga karena elastisitas pulmo. Inilah yang disebut dengan
ekspirasi dan pada waktu itu klep nares interna terbuka sehingga udara keluar.
Pada waktu inspirasi, klep nares interna menutup.
Otot daging yang bekerja pada waktu pernafasan yaitu sepasang musculus
sub mandibularis, sepasang musculus sternohyoideus, musculus genio hyoideus,
kecuali pada waktu ekspirasi dibantu pula oleh musculus obliqus externa.
Pernafasan melalui kulit terutama dilakukan pada waktu hibernasi (tidur,
misalnya katak Eropa waktu “winter sleep”). Selama tahap larva dan berudu,
sebagian besar amphibi melakukan pernafasan dengan insang tipe eksternal yang
merupakan perluasan epithel larynx yang banyak mengandung pembuluh darah.
Larynx diperkuat oleh tulang rawan dan di dalamnya terentang tali suara yang
menggetar bila udara terhembus dari paru-paru. Nada suara diatur dengan
mengencangkan dan mengendorkan pita tersebut. Struktur insang luar adalah
filamenous, tertutup epithelium bersilia, umumnya mereduksi selama
metamorfosis. Pada beberapa amfibi berekor, insang luar ini ada selama hidupnya.
Gambar mekanisme respirasi pada katak
18
2.3.7 Sistem Urogenital
Organon Uropetricum
Ginjal amfibi, seperti pada ikan sejenis opistonefros. Amfibi berekor
ginjalnya berstruktur elongasi seperti pada Elasmobranchii tetapi pada jenis Anura
ada tendensi menjadi pendek. Banyak amphibi yang sebagian atau seluruh
hidupnya berada dalam air, korpuskel renalis nya berkembang untuk membantu
mencegah pengenceran yang berlebihan dari cairan tubuh. Pembuluh arkinefrik
amfibi jantan berupa genital ekskretori. Pembuluh arkinefrik tersebut hanya
melakukan transport sperma.
Sistem ini masih disebut sebagai suatu sistem gabungan karena masing-
masing sistem masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk
sistem ekskresi maupun untuk sistem reproduksi, dan kecuali untuk feses.
Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna
pada amphibi dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak
berguna itu dilepaskan oleh hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan
oleh ren. Ren yang berbentuk bulat panjang, berwarna coklat terpisah dari coelom
di bawah vertebrae. Pemisahan ini disebut “retroperitonial”. Ren merupakan alat
filter selektif untuk membuang sisa-sisa zat organis dan garam-garam mineral dari
pembuluh darah. Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis. Sebuah capsula
renalis terdiri atas:
1. Pembuluh darah kecil yang berlekuk-lekuk yang disebut “glomerulus”
2. Dinding ganda yang berbentuk mangkokan yang disebut “capsula
bowman”
3. Tubulus uriniferus yang merupakan pembuluh lanjutan dari capsula
bowman dililiti oleh pembuluh darah arteri. Tubulus itu akan menyalurkan
isinya pada pembuluh pengumpul yang disebut ductus Wolfian atau ureter,
yang merupakan pembuluh sepanjang dorsal menuju ke vesica urinaria
sebagai penyimpan sementara. Akhirnya urin sebagai bahan sampah
dibuang ke kloaka dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.
19
Organon Genitale
Organon ini terdiri atas:
Organon genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentu oval
berwarna keputih-putihan, terletak di sebelah anterior dari ren; diikat oleh
alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan
peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum, suatu
zat lemak yang berwarna kekuning-kuningan, sedang di sebelah median
dataran testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut vasa efferentia
yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju ke kloaka. Akhir
dari ureter mengalami pembesaran dan disebut vesicular seminalis,
sebagai tempat penampungan spermatozoa sementara.
Organon genitalis femimus yang terdiri atas sepasang ovarium dilekatkan
dengan bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut
mesovarium, yang terjadi dari lipatan peritoneum. Pada hewan yang telah
dewasa kadang-kadang terdapat ova yang berwarna hitam dan putih
berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang
berwarna kekuning-kuningan. Pada “breeding season” ova yang telah
masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduct, yaitu
suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak
berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar
dengan dinding yang tipis, kadang-kadang ada yang menyebut sebagai
uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papilae. Fertilisasi
terjadi di luar tubuh, tapi walaupun demikian pada “breeding season”
katak jantan menempel di punggung katak betina untuk memudahkan
terjadinya fertilisasi.
20
Gambar Sistem Reproduksi Katak
2.3.8 Sistem saraf
Terdiri atas sistem nervorum central dan sistem nervorum periforium.
Dalam Sistem nervorum central terdiri dari encephalon (otak) dan medulla
spinalis (nervecord). Encephalon terdapat dalam kotak otak (Cranium). Dari
pandangan sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorius menuju saccus
nasalis, dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ovoid
yang dihubungkan oleh comissura anterior sedang bagian anteriornya bergabung
dengan diencephalon medialis. Di bagian belakang terdapat dua bulatan lobus
opticus yang ditumpu otak tengah (mesencephalon) sebelah bawah dan
selanjutnya diikuti oleh cerebellum (otak kecil) yang merupakan bagian kecil. Di
belakangnya terdapat bagian yang terbuka sebelah atas yaitu medulla oblongata
yang selanjutnya berhubungan dengan medulla spinalis, berakhir di sebelah
caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan sebelah dorsal
yang disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah diencephalon terdapat
chiasma opticua, yang selanjutnya diikuti oleh infudibulum yang tumbuh keluar
sebagai segitiga tumpul dengan hypophyse atau glandulae pituitaria pada
posteriornya. Di dalam otak terdapat rongga-rongga yang disebut ventriculus.
Cairan cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus tersebut dan sekitar otak.
Pertukaran zat atau metabolism pada otak dilakukan oleh pembuluh-pembuluh
21
darah arteri dan venulae yang meliputi jaringan permukaan otak. Otak dan
medulla spinalis dibungkus oleh dua membran yang tebal yaitu duramater yang
berbatasan dengan tulang, dan membran halus yaitu piamater yang berbatasan
dengan jaringan saraf. System nervorum perivorum terdiri atas nervi Cranialis dan
nervi spinalis. Nervi spinalis berpusat pada otak di berbagai lobus.
2.3.9 Organ Indra
Perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan merupakan rangsangan
bagi organon sensoris atau receptor tubuh. Organon sensoris mempunyai
hubungan dengan nervi sensori yang membawa rangsangan ke pusat (lobos pada
otak). Tiap-tiap rangsangan akan merangsang organon sensoris tertentu. Organon
visus akan menerima rangsangan yang berupa gelombang sinar, sedangkan
reseptor kulit menerima rangsangan yang berupa sentuhan. Pada lingua terdapat
papil-papil yang berupa tonjolan yang berisi reseptor perasa yang peka terhadap
zat-zat kimia yang larut dalam air. Saccus nasalis yang mengandung receptor yang
peka terhadap rangsangan yang berupa gas. Telinga yang berisi organon
auditorius dan alat kesetimbangan tubuh.
Lensa mata tetap dan tidak berubah kecembungannya untuk jarak
pandangan yang relative jauh. Kelopak mata kurang bagus bagi yang di air tetapi
berkembang bagus pada spesies yang di darat. Kelopak bagian bawah biasanya
lebih mudah bergerak daripada bagian atas karena kornea amphibi darat menjadi
kering akibat evaporasi, sehingga perlu dibasahi dengan cairan yang dihasilkan
oleh kelenjar Harderian. Parietal dan pinael body berfungsi sebagai fotoreseptor,
sensitive terhadap gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan dalam
termoregulasi dan orientasi arah. Untuk alat pendengaran, salamander dan
golongannya tidak mempunyai pendengaran tengah, sedangkan katak dan kodok
mempunyai pendengaran tengah dan gendang telinga.
2.3.10 Sistem Kelenjar Endokrin
Sistem endokrin mirip dengan vertebrata tingkat tinggi. Pada dasar otak
terdapat glandula pituitari atau glandula hypophysa. Bagian anteriokelenjar ini
pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol
22
pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang. Bila seekor berudu diambil bagian
anterior glandula hypophysanya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak.
Tapi bila potongan ini ditranspantasikan kembali, maka pertumbuhan akan terjadi
sebagaimana mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior
glandula hypophysa ini baik secara oral maupun suntik mengakibatkan
pertumbuhan raksasa. Kelenjar paratiroid ada (tidak ada pada ikan), sebagai
regulator kalsium dalam sistem endokrin.
Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan
hormon yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika dilakukan
inplantasi kelenjar ini dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam
keadaan berkembangbiak , maka mulai saat itu segera terjadi perubahan.
Inplantasi pada katak betina menyebabkan hewan ini menghasilkan ovum yang
telah masak. Inplantasi pada katak jantan mengakibatkan hewan ini menghasilkan
sperma.
Bagian tengah glandula pituitaria akan menghasilkan hormon
intermidine yang mempunyai peranan dalam pengatran chromorophora dalam
kulit.
Bagian posterior glandula pituitaria menghasilkan suatu hormon yang
mengatur pengambilan air.
Glandula thyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid
menghasilkan hormon thyroid yang mengatur metabolisme secara umum.
Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorphose menjadi katak.
Jika kelenjar ini di ambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Bila ekstrak ini
disuntikan pada berudu yang secara normal memerlukan waktu dua tahun (untuk
katak yang diam di daerah dingin ) untuk berubah menjadi dewasa maka waktu
metamorphose ini akan dipercepat. Kelenjar tiroid tidak hanyamengatur aktivitas
metabolisme tubuh tetapi dipercaya sangat penting dalam mempengaruhi periode
pengelupasan lapisan luar kulit.
Kelenjar pancreas di samping menghasilkan enzim juga menghasilkan
hormon insuline yang mengatur metabolisme zat gula. Hormon ini juga dihasilkan
oleh sekelompok sel dalam pulau Langerhans.
23
Pada permukaan sebelah luar dari ginjal terdapat glandulae supra renalis
atau glandulae adrenalis yang menghasilkan hormon adrenalin atau
aphinephrine yang bekerja berlawanan dengan insuline (hormon adrenalin
mengubah glycogen menjadi glucosa, kecuali itu menyebabkan pigmen
mengumpul sehingga kulit berwarna lebih gelap. Kelenjar adrenal, korteks dan
medula bergabung tidak terpisah seperti pada ikan.
2.4 Karakteristik Kelas Amphibi
2.4.1 Kulit dan kelenjar kulit
Kulit amphibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit
amphibi terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:
Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening
untuk memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.
Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang menghasilkan zat racun
pada tingkat tertentu dapat secara efektif mematikan hewan lain.
Racun yang terdapat pad amphibi sangat bervariasi. Kodok yang hidup di laut
(Bufo marinus) racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Studi
tentang kodok neotropik dari keluarga Dendrobatidae yang baracun,
menunjukkan bahwa racun itu merupakan steroid alkaloid yang berefek pada
saraf dan aktivitas otot sel korban. Tipe racun lain pada amphibi adalah
neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik, dan local irritant.
Kelenjar mukus dan kelenjar racun dikelompokkan sebagai kelenjar
alveolar. Klenjar alveolar adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran
pengeluran tetapi produknya dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri secara
alami. Akat tetapi ada juga beberapa amphibi yang mempunyai kelenjar
alveolar tubular, kelenjar demikian sering ditemukan di ibu jari pada katak dan
kodok dan terkadang juga ditemukan di bagian dadanya. Kelenjar ini menjadi
fungsional selama musim reproduksi selama musin reproduksi dan
mengeluarkan cairan yang membantu pejantan dalam melekatkan diri ke
betina selama musim kawin, bahkan pada salamander terdapat kelenjar tubular
pada dagu pejantannya yang mengeluarkan cairan khusus untuk menarik
betina selama musim reproduksi.
24
2.4.2 Warna tubuh
Amphibi sangat beraneka ragam warnanya, hijau terang, kuning, orange,
dan emas, sedangkan warna merah dan biru sangat jarang ditemukan. Warna
tubuh amphibi disebabkan oleh pigmen atau secara struktural atau dihasilkan
oleh keduanya (paduan pigmen dan struktural). Macam chromatophora (sel
pigmen) yaitu: Melanophora yang berisi pigmen hitam atau coklat, Lipophora
yang berisi pigmen merah atau kuning, Guanophora yang berisi kristal-kristal
putih. Umumnya lipophora terletak di dekat permukaan kulit, lebih ke arah
dalam terdapat guanophora dan yang paling dalam terdapat melanophora.
Chromatophora bentuknya agak ameboid dengan prosesus protoplasmik
meluas ke luar dari tubuh selnya ke sel lain. Pigmen pada sitoplasma dalam
chromatophora mampu berpindah sehingga pigmen dapat terkonsentrasi dan
mengumpul untuk menebalkan warna atau terpencar sehingga menipiskan
warna. Sel pigmen, khususnya lippphora mampu melakukan gerakan ameboid
dan dapat berpindah mendekat atau menjauh dari permukaan kulit. Seringkali
perubahan dari hijau ke kuning merupakan hasil kontraksi dari melanophora
dan perpindahan lipophora ke posisi di antara atau di bawah guanophora.
Warna pada amphibi ketika ditempatkan di lingkungan gelap tampak
bercahaya, adalah merupakan hasil dari simulasi kelenjar pineal menghasilkan
melatonin (sejenis hormon) yang mampu mengurangi kuantitas cahaya atau
sinar gelombang panjang. Kemudian kontak dengan horman kromatotrofik
hipofise yang menyebabkan perluasan melanophora sehingga melanophora
berkontraksi dan menghasilkan efek tubuh menjadi lebih bercahaya di tempat
gelap. Pada katak warna hijau yang dihasilkan merupakan hasil pemantulan
secara kimiawi dan struktur mikroskopis pada kulit sebelah luar (tidak ada
pigmen hijau).
2.4.3 Pergantian kulit
Seluruh kulit amphibi terlepas secara periodik. Proses ini berlangsung di
bawah kontrol hormon. Lapisan kulit luar tidak hanya satu bagian, tidak
sebagaimana pada reptil, tetapi dalam fragmen, meskipun tungkai biasanya
utuh dan mengelupas secara bersamaan. Frekuensi bergantinya kulit
25
bermacam-macam pada spsies yang berbeda. Pengelupasan kulit pada katak
pohon hijau mungkin terjadi setiap bulan atau lebih.
2.4.4 Alat gerak (appendages)
Amphibia memiliki dua pasang tungkai yang terjadi variasi oleh karena
adaptasi untuk hidup di darat, air, arboreal (hidup di atas pohon)dan di bawah
tanah. Sebagian besar amphibi modern memiliki empat tungkai relatif lemah
yang tidak cocok untuk berjalan cepat di tanah. Umumnya kaki depan
memiliki 4 jari dan kaki belakang 5 jari, tetapi pada bebrapa spesies terjadi
pengurangan.
Secara umum katak dan kodok, jumah jari tungkai depan biasanya 4
buah, tungkai belakang memanjang dan biasanya untuk melompat.
Kebanyakan katak dan kodok memiliki 5 jari pada tungkai belakang dan dan
jari tambahan yang diketahui sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk
ini pada Spadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang-tulang tajam yang
digunakan untuk menggali, untuk bersembunyi di dalam tanah.
Ada berbagai variasi struktur kaki belakang Anura, ada yang berselaput
meluas sampai ke jari dan yang lainnya ada tetapi tidak sampai meluas ke jari
atau bahkan tidak ada sama sekali. Anura tidak mampu melakukan regenerasi
tungkai ataupun jari yang hilang tetapi pada salamander mampu
melakukannya.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
3.1.1 Kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
3.1.2 Adapun morfologi kelas amphibi yaitu kepala dan badan lebar bersatu,
ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Kaki katak
terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki
depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah
(antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki
belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari
(digiti).
3.1.3 Anatomi kelas amphibi yaitu
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh
bagian-bagian yang lunak.Fungsi rangka adalah untuk melindungi
bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging berguna
untuk gerak dan berjalan.
Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai
tampak tanda-tanda perbedaan. Tubuh katak dan vertebrata lainnya
mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot daging berserat
halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang.
Jantung amfibi terdiri dari tiga ruang yaitu 2 atrium dan 1
ventrikel. Jantung mempunyai sekat interatrial, kantong
ventrikulur, dan pembagian konus arteriosus dalam pembuluh
sistemik dan pembuluh pulmonari.
27
Sistem lymphatic terdiri dari beberapa macam saccus yaitu :
Saccus submaxillaris, Saccus pectolaris, Saccus abdominalis,
Saccus lateralis, Saccus brachialis, Saccus femuralis, Saccus inter-
femuralis dan Saccus cruralis.
Sistem pencernaan terdiri atas beberapa alat pencernaan yaitu
cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, intestinum dan di
akhirin oleh anus.
Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh.
Sistem ini terdiri atas paru-paru (pulmo) dan cutan (kulit), serta
lapisan rongga kulit.
Sistem urogenital disebut sebagai suatu sistem gabungan karena
masing-masing sistem masih tergabung pada kloaka sebagai muara
bersama baik untuk sistem ekskresi maupun untuk sistem
reproduksi, dan kecuali untuk feses. Terdiri dari organon
uropetricum dan organon genitalis. Organon genitalis terdiri dari
organon genitalis masculinus dan organon genitalis feminus.
Sistem saraf terdiri atas sistem nervorum central dan sistem
nervorum periforium.
Sistem indra terdiri dari beberapa organ seperti lingua, organon
visus Saccus nasalis, telinga.
Sistem endokrin terdiri dari beberapa glandula yang menghasilkan
hormone tertentu yaitu glandula pituitari atau glandula hypophysa,
glandula thyroidea, kelenjar pancreas, glandulae supra renalis atau
glandulae adrenalis
3.1.4 Karakteristik kelas amphibi yaitu Kulit amphibi berfungsi dalam
respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi terdapat kelenjar kulit
yang terbagi atas dua macam yaitu: Glandulae mucosa (kelenjar
lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk memudahkan katak
melepaskan diri bila ditangkap. Glandulae toxicon (kelenjar racun)
yang menghasilkan zat racun pada tingkat tertentu dapat secara
efektif mematikan hewan lain. Pad amphii terdapat beberapa macam
sel pigmen yaitu Melanophora, Lipophora dan Guanophora..
28
Pergantian kulit pada amphibi terjadi secara periodic dan berbeda-
beda tiap spesies. Amphibia memiliki dua pasang tungkai yang
terjadi variasi oleh karena adaptasi untuk hidup di darat, air, arboreal
(hidup di atas pohon)dan di bawah tanah.
Recommended