View
871
Download
9
Category
Preview:
Citation preview
TUGAS SAINS KEPERAWATANNURSING THEORIES
DISUSUN OLEH
DEWI EKA PUTRI 0806469565
TINEKE A TOLOLIU 0806469792
NURMAULID 0806446624
YULIANI BUDIYARTI 0806447160
DEWI SARTIKA 0806446082
GRACE C SIPASULTA 0806446284
MULIA HAKAM 0706195195
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2008I. PENDAHULUAN
Kebutuhan akan dasar keilmuan sebagai acuan praktik professional keperawatan
telah ditunjukkan melalui banyaknya hasil karya pakar keperawatan, termasuk
diantaranya dengan menjadikan keperawatan sebagai profesi yang dikenal dan
menghasilkan keberhasilan implementasi tindakan keperawatan yang profesional bagi
pasien (Saleem, 2008).
Tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu mendapatkan kesehatan
holistik yang berkualitas. Keperawatan sendiri sebagai profesi yang bidang ilmunya
terus menerus mengalami perkembangan juga memiliki paradigma yang merupakan
kerangka acuan atau dasar pemikiran dari teori keperawatan.
Keperawatan dalam paradigmanya memandang empat komponen utama yaitu :
manusia, perawat, kesehatan dan lingkungan, sehingga dalam pengembangan teori-teori
keperawatan selalu berpedoman pada empat komponen ini.Telah banyak pakar yang
mengemukakan teori-teori yang mendukung dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dalam bidang keperawatan.
Salah satu pakar yang ikut mengembangkan teori keperawatan adalah Hellen C
Erickson dengan Model Role Modeling (MRM). Role modeling didasarkan pada
asumsi bahwa semua manusia ingin berinteraksi dengan orang lain, mereka ingin
memainkan peran yang telah ditentukan dalam masyarakat. Role modeling
menggunakan klien model klien secara umum untuk merencanakan intervensi yang
sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan, perkembangan, dan penyembuhan klien.
Konsep utama dalam MRM berhubungan dengan pemikiran dasar dan kepercayaan
filosofis yang berkenaan dengan kemiripan manusia, perbedaan manusia satu sama lain,
dan apa yang harus dilakukan perawat.
2
Melihat konsep Model Role Modeling (MRM), maka kami tertarik untuk
mengetahui dan menganalisa konsep ini dalam kasus yang ada di tatanan pelayanan
keperawatan.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Teori modeling dan role modeling didasarkan pada kepercayaan filosofis dan
asumsi tentang manusia, lingkunan, kesehatan dan keperawatan. modeling dan role
modeling termasuk derivat induktif maupun deduktif dari pengalaman praktik, studi
empiris, dan beberapa dasar teori. Dasar teori modeling dan role modeling berasal dari
teori Maslow, Erikson, Piaget, Bowlby, Winnicot, Engel, Lindemann, Selye, Lazarus,
dan Seligman. Perbedaan antara dasar-dasar teori ini dan derivatnya (modeling dan role
modeling) adalah sintesa dari teori-teori dasar dalam teori modeling dan role modeling.
Dalam MRM (Modeling dan Role Modeling), modeling adalah untuk
meningkatkan pemahaman tentang dunia pasien dari perspektif klien, untuk
membangun sebuah “model” dari pandangan dunia klien. Role modeling didasarkan
pada asumsi bahwa semua manusia ingin berinteraksi dengan orang lain, mereka ingin
memainkan peran yang telah ditentukan dalam masyarakt. Role modeling menggunakan
klien secara umum untuk merencanakan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan,
pertumbuhan, perkembangan, dan penyembuhan klien. Role modeling membutuhkan
tujuan yang membangun kepercayaan, meningkatkan orientasi positif dan sense of
control, menyatakan kekuatan dan menetapkan tujuan timbal balik spesifik. Tujuan
keperawatan adalah untuk membantu individu mendapatkan kesehatan holistic yang
berkualitas.
Konsep utama dalam MRM berhubungan dengan pemikiran dasar dan
kepercayaan filosofis yang berkenaan dengan kemiripan manusia, perbedaan manusia
satu sama lain, dan apa yang harus dilakukan perawat. Konsep-konsep yang
berhubungan dengan bagaimana kemiripan manusia mencakup holisme, mind-body
connection, kebutuhan dasar termasuk kebutuhan affiliasi individual, dan kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan seumur hidup. Konsep yang merefleksikan bagaimana
4
manusia berbeda satu sama lain mencakup : anugerah genetik, main-body relationship
adaptasi, dan self care. Konsep-konsep yang berhubungan dengan perawat dan peran
perawat termasuk fasilitasi, pemeliharaan dan penerimaan tanpa syarat.
Kesamaan manusia
Holisme
Kepercayaan bahwa manusia lebih dari sekedar penjumlahan bagian-bagian dari
manusia tersebut: bahwa fungsi-fungsi tubuh, pikiran, emosi, dan spirit sebagai satu
unit, mempengaruhi, dan mengontrol bagian-bagian tersebut dalam interaksi dinamis
dengan orang lain yang menyebabkan sama pentingnya proses concious dan unconcious
Kebutuhan dasar
Berdasarkan hirarki Maslow tentang kebutuhan dasar dan pertumbuhan yang
menyebabkan manusia bertingkah laku. Kebutuhan dasar hanya dapat dicapai saat
seseorang merasa bahwa mereka telah mencapainya. Menurut Maslow, saat kebutuhan
telah terpenuhi, pertumbuhan dapat terjadi. Kecemasan adalah hal kedua untuk
memenuhi kebutuhan, ketika kebutuhan dasar tidak terpenuhi, situasi dapat dianggap
sebagai ancaman dan disstres serta illness fisik dan psikososial dapat terjadi.
Kekurangan pemenuhan kebutuhan perkembangan menyebabkan dihadapinya
kecemasan dan stimulasi pertumbuhan. Keingintahuan dan ketakutan untuk tahu
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan.
Affiliated-individuation
Konsep unik pada teori MRM berdasar pada kepercayaan bahwa semua orang
memiliki pergerakan instingtual untuk diterima dan bergantung pada support system
selama hidup sambil juga tetap mempertahankan rasa kemandirian dan kebebasan.
Berbeda dengan konsep interdependensi.
Pendekatan dan berduka
5
Manusia memiliki kecenderungan bawaan untuk mendekati obyek-obyek yang
berulangkali memenuhi kebutuhan mereka dan mereka berduka saat kehilangan obyek-
obyek tersebut. Berduka dapat menjadi nyata, dirasakan atau mengancam. Perasaan
berduka yang tidak diselesaikan menyebabkan kurangnya sumber-sumber untuk
mengatasi stressor harian yang menyebabkan berduka abnormal dan defisit kebutuhan
yang kronis.
Tahapan psikososial
Didasarkan pada teori Erickson bahwa penyelesaian tugas tergantung pada derajat
kebutuhan yang terpenuhi. Penyelasaian tugas-tugas pada tahap kritik mengarahkan ke
growth-promoting (trust) atau growth impending (mistrust) atribut residual yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara maksimal dan mampu
berespon sehat terhadap stressor harian. Saat seseorang bernegosiasi terhadap tugas-
tugas spesfik setiap tahapan usia, dia akan meningkatkan karakter abadi yang
membangun kekuatan dan sikap (kebaikan) seperti self-control atau willpower.
Tahap kognitif
Didasarkan pada teori Piaget, pemikiranyang menyatakan bahwa kemampuan juga
berkembang secara berurutan dan juga bermanfaat untuk memahami tahap
perkembangan apa yang kemungkinan sulit dihadapi atau membutuhkan bantuan. Yang
kemudian dengan pendidikan klien, membuat ionformasi tetap sederhana bagi klien.
Perbedaan antar manusia
Inherent endowment : merupakan bawaan genetik sebagaimana pengaruh prenatal
dan perinatal terhadap status kesehatan.
Model dun : perspektif seseorang tentang lingkungannya berdasarkan pengalaman
masa lalu, pengetahuan, status kehidupan dan lain-lain.
6
Adaptasi : cara seseorang berespon terhadap stressor yang menghubungkan
kesehatan dan perkembangan.
Potensial adaptasi. : Kemampuan individu berhadapan dengan stressor, yaitu
untuk menggerakkan sumber-sumber dapat diprediksikan dengan model pengkajian
(APAM) yang menggambarkan tigaa kategori koping : arousal, equilibrium dan
impoverishment. Sumber-sumber tersebut dapat berupa internal atau eksternal. Arousal
merefleksikan kecemasan dan tekanan. Equilibrium adalah posisi relatif yang tetap
terhadap keseimbangan dan mungkin saja dapat berupa adaptif atau maladaptive.
Adaptasi adalah hal positif, status maladaptive adalah salah satu cara seseorang dengan
stimulus yang stressful, tetapi hanya dengan mengorbankan energi dari subsistem yang
lain. Impoverishment adalah keadaan dimana seseorang orang telah mengurangi atau
menghabiskan sumber-sumber yang dimilikinya.
Stress: respon general terhadap stimulus stressful dalam perubahan pola,
melibatkan sistem endokrin, GI, dan limfatik yang diidentifikasi bagai gejala adaptasi
general (general adaptation syndrome/GAS) oleh Selye. Tiga fase GAS terdiri dari
alarm reaction, stage of resistance, dan stage of exhaustion. Stimulus dapat dirasakan
sebagai ancaman atau tantangan (Lazarus); dan sebagai stressful dan distressful (Selye).
Engle mengidentifikasi reaksi psikologis terhadap stress bersamaan dengan respon
flight atau fight. Teori MRM mensintesa keseluruhan hal tersebut dalam pandangan
yang lebih holistic.
Self care adalah proses mangatur respon-respon terhadap stressor. Self-care
termasuk apa yang kita ketahui tentang diri kita sendiri, sumber-sumber kita, dan
tingkah laku kita.
Self care knowledge adalah informasi tentang diri yang diyakini seseorang dapat
meningkatkan atau bertentangan dengan kesehatannya sendiri, pertumbuhan dan
7
perkembangan, apa yang mempengaruhi suatu keadaan sakit atau berkontribusi
terhadap masalah yang dihadapi atau terhadap kesehatan yang optimal. Termasuk data
mind-body.
Self-care resource adalah sumber-sumber bantuan internal dan eksternal untuk
koping terhadap stressor. Berkembang dari waktu ke waktu saat kebutuhan dasar
terpenuhidan tugas perkembangan diterima
Sel-care action adalah perkembangan dan penggunaan self-care knowledge dan
self care resources untuk meningkatkan kesehatan yang optimal. Termasuk didalamnya
keseluruhan tingkah laku sadar ataupun tidak sadar yang berhubungan dengan
kesehatan, pertumbuhan, perkembangan, dan adaptasi
Peran Perawat
Memfasilitasi, yaitu membantu klien untuk mengidentifikasi mengerakan dan
mengembangkan kekuatan personal dalam menggapai kesehatan.
Nurturance, yaitu secara lemah-lembut mendukung dan menyemangati klien untuk
berinteraksi dengan seluruh proses biofisik, kognitif, dan afektif dalam mennggapai
kesehatan.
Unconditional Acceptance, menggunakan empati untuk smenerima seseorang secara
keseluruhan dengan pantas tanpa disertai syarat
Tujuan Intervensi
Membangun kepercayaan, melalui hubungan perawat klien; menjaga janji-janji,
memenuhi kebutuhan dasar dan fisik dengan menjadi seseorang yang jujur dan dapat
dipercaya, menggunakan sentuhan dan meningkatkan kebutuhan akan harga diri melalui
penguatan komentar tentang kemampuan.
Peningkatan orientasi positif
8
Menerima klien sebagai seseorang yang memiliki manfaat, dan memfasilitasi
kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri ke masa dpan yang positif
Meningkatkan kontrol
Melihat kontrol sebagai kunci, menanyakan ke klien apa yang mereka butuhkan dan
bagaimana perawat dapat membantu, menawarkan pilihan dalam merencanakan
perawatan, mengenali pemenuhan kebutuhan kecil seperti mengontrol perdarahan dll.
Affirm and Promote Strengths
Pengulasan kekuatan-kekuatan kecil seperti tekanan nadi yang kuat, kemampuan untuk
mencegah, berjalan dari tempat tidur ke kursi.
Set Mutual, Health-Directed Goals
Melibatkan klien dalam pengembangan kesehatan yang berhubungan dengan intervensi
yang sesuai dengan model dunianya.
Pertalian dasar teori yang digunakan dalam praktik.
1. Resolusi tugas perkembangan berhubungan dengan kebutuhan kepuasan
2. Status kebutuhan dasar, object attachment and loss, pertumbuhan dan
perkembangan saling berhubungan
3. Potensial adaptif berhubungan dengan status kebutuhan
Tujuan intervensi
Teori MRM menggambarkan lima tujuan untuk perencanaan intervensi dengan
pasien:
1. Bangun kepercayaan
2. Tingkatkan orientasi positif melalui pemeliharaan self esteem dan harapan
3. Tingkatkan kontrol klien
4. Menguatkan dan meningkatkan kekuatan klien dan
9
5. Menentukan tujuan mutual-directed
Ada empat kategori data yang menuntun pengkajian keperawatan, yaitu : deskripsi
situasi, harapan-harapan, sumber-sumber, dan tujuan. Klien selalu merupakan sumber
primer data.
10
III. KASUS DAN PEMBAHASAN
Kasus
Seorang perawat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan menerapkan
konsep Erikson namun masih mengalami kesulitan dan hambatan karena pasien sangat
tidak kooperatif. Pasien tampak sering kaget ketika perawat mendatanginya dan
kemudian ia berteriak-teriak tidak mau didekati.
Langkah atau daftar alur pemecahan masalah
1. Identifikasi masalah apa yang terjadi
Pasien anak yang tidak kooperatif terhadap perawat yang melaksanakn proses
keperawatan
2. Identifikasi penyebab masalah
Penyebab masalah dapat dilihat melalui skema yang digambarkans sebagai berikut :
11
SKEMA PENYEBAB MASALAH
Pasien anak yang tidak kooperatif terhadap perawat
Komunikasi Penampilan
Koping Persepsi
Perawat Lingkungan Sistem
Pelayanan non medis
Pelayanan medis
Keluarga Lingkungan RS
Proses keperawatan
Maladaptive Buruk
12
3. Analisa faktor-faktor penyebab masalah ;
1. Persepsi → Anak yang tidak kooperatif terhadap tindakan keperawatan dapat
disebabkab karena adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
bagi anak sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap apa yang di
alaminya, misalnya anak pernah mengalami hospitalisasi sebelumnya, di mana
ia dirawat oleh seorang perawat yang tidak menerapkan prinsif “Caring”.
2. Kopping → Berdasarkan teori tunbuh kembang Erik Erikson, anak yang
menunjukan koping yang maldaptif dapat di sebabkan oleh pola asuh orang
tua yang kurang tepat, dimana pada saat kebutuhannnya tidak terpenuhi ia
menunjukan koping yang kurang adatif. Koping ini sering di gunakan anak
untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Perawat → Penampilan fisik dari perawat seperti pakaian putih dapat
menyebabkan anak merasa terancam, Prilaku perawat yang tidak “Caring”
pada saat melakukan Asuhan Keperawatan dapat menjadi salah satu stimulus
sehingga dapat menyebabkan anak menjadi tidak kooperatif, komunikasi
perawat terhadap pasien anak yang kurang terapeutik menyebabkan anak
menjadi tidak aman dan merasa tidak nyaman.
4. Lingkungan → Tidak adanya dukungan dari keluarga, seperti keinginan-
keinginan anak yang tidak terpenuhi, serta lingkungan rumah sakit yang tidak
kondusif seperti panas, bising ,dll dapat menyebabkan anak menjadi tidak
kooperatif terhadap tindakan keperawatan.
5. Sistem → Sistem pelayanan medik dan non medik yang diberikan kepada
anak yang tidak sesuai dengan dunia atau pola anak menjadikan anak
cenderung menolak asuhan yang akan diberikan oleh tenaga kesehatan dan
dapat dianggap sebagai ancaman.
13
4. Tentukan solusi yang tepat untuk masalah tersebut
Pemecahan masalah dapat dilakukan berdasarkan teori-teori keperawatan yang ada :
1. Persepsi,
Dalam teorinya Erikson mengatakan tentang potensial adaptasi, yaitu
Kemampuan individu berhadapan dengan stressor untuk menggerakkan sumber-
sumber dapat diprediksikan dengan model pengkajian (APAM) yang
menggambarkan tiga kategori koping yaitu arousal, equilibrium dan
impoverishment. Sumber-sumber tersebut dapat berupa internal atau eksternal.
Arousal merefleksikan kecemasan dan tekanan. Equilibrium adalah posisi relatif
yang tetap terhadap keseimbangan dan mungkin saja dapat berupa adaptif atau
maladaptive. Adaptasi adalah hal positif, status maladaptive adalah salah satu cara
seseorang berhadapan dengan stimulus yang stressful, tetapi hanya dengan
mengorbankan energi dari subsistem yang lain. Impoverishment adalah keadaan
dimana seseorang orang telah mengurangi atau menghabiskan sumber-sumber
yang dimilikinya
Perubahan persepsi tersebut dapat diatasai dengan cara mengorientasikan klien
terhadap lingkungan RS, sehingga klien dapat beradapatasi dan menimbulkan
persepsi baru tentang bagaimana lingkungan RS yang sebenarnya lebih baik.
2. Kopping
Didasarkan pada teori Erickson bahwa penyelesaian tugas tergantung pada
derajat kebutuhan yang terpenuhi. Penyelasaian tugas-tugas pada tahap kritik
mengarahkan ke growth-promoting (trust) atau growth impending (mistrust)
atribut residual yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara
maksimal dan mampu berespon sehat terhadap stressor harian. Saat seseorang
bernegosiasi terhadap tugas-tugas spesfik setiap tahapan usia, dia akan
14
meningkatkan karakter abadi yang membangun kekuatan dan sikap (kebaikan)
seperti self-control atau willpower.
Masalah anak yang kurang kooperatif tersebut dapat diatasi dengan cara
pendekatan tahapan trust pada klien sehingga apabila trus telah terbina antara anak
dan perawat koping anak menjadi efektif. Dalam teori Roy dikatakan bahwa
individu adalah mahluk holistik yang dapat beradaptasi antara lingkungan dan
individu sehingga koping yang adaptif akan tercapai.
3. Perawat
Salah satu peran perawat menurut teori Erikson adalah Memfasilitasi, yaitu
membantu klien untuk mengidentifikasi mengerakkan dan mengembangkan
kekuatan personal dalam mencapai kesehatan. Nurturance, yaitu secara lemah-
lembut mendukung dan menyemangati klien untuk berinteraksi dengan seluruh
proses biofisik, kognitif, dan afektif dalam mennggapai kesehatan. Unconditional
Acceptance, menggunakan empati untuk menerima seseorang secara keseluruhan
dengan pantas tanpa disertai syarat
Masalah dalam kasus ini dapat diselesaikan dengan memberikan fasilitas
serta memberikan semangat dalam menggapai kesehatan dengan menggunakan
empati perawat pada klien. Roy mengatakan tujuan keperawatan untuk
mendorong proses adaptasi dalam memberi kontribusi kesehatan dalam
keperawatan.
Teori “caring” Watson juga dapat digunakan oleh perawat dalam pendekatan
yang dilakukan terhadap pasien anak yang mengalami masalah seperti kasus
diatas.
15
4. Lingkungan
Erickson tidak membahas secara spesifik tentang lingkungan. Berdasarkan
kasus,anak berada pada lingkungan yang baru,sehingga membutuhkan
kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.Untuk dapat beradaptasi, anak
harus mampu mengenal lingkungan dimana dia berada.Lingkungan yang baru
akan terasa asing bagi anak sehingga perawat harus mampu memodifikasi
lingkungan agar anak merasa aman dalam proses perawatan yang akan dilakukan
terhadapnya.Dengan demikian dibutuhkan teori lain yang dapat mendukung untuk
pemecahan masalah. Adapun teori yang dapat digunakan sebagai pendamping
adalah teori Nightingale tentang modifikasi lingkungan.
5. Sistem
Erickson Percaya bahwa manusia lebih dari sekedar penjumlahan bagian-
bagian dari manusia tersebut: bahwa fungsi fungsi tubuh, pikiran, emosi, dan spirit
sebagai satu unit, mempengaruhi, dan mengontrol bagian-bagian tersebut dalam
interaksi dinamis dengan orang lain yang menyebabkan sama pentingnya proses
concious dan unconcious.
Konsep unik pada teori MRM berdasar pada kepercayaan bahwa semua
orang memiliki pergerakan instingtual untuk diterima dan bergantung pada
support system selama hidup sambil juga tetap mempertahankan rasa kemandirian
dan kebebasan. Berbeda dengan konsep interdependensi.
Berdasarkan kasus dapat dilihat bahwa anak adalah bagian dari anggota keluarga
yang juga merupakan suatu sistem.Jadi anak tidak hanya dipandang sebagai
individu tetapi dia juga membutuhkan dan tergantung kepada orang lain
khususnya orang tuanya. Oleh karena itu bila dilihat dari sistem, maka teori ini
16
sudah dapat diterapkan secara langsung kepada klien untuk mencapai pemecahan
masalahnya.
17
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa kelompok terhadap kasus yang dikaitkan dengan teori
Erikson, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Teori Erikson dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapa oleh
perawat dalam kasus
2. Teori Erikson dapat digunakan berdampingan dengan teori lain untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh perawat dalam kasus yang dibahas
3. Teori lain yang dianalisa kelompok dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus
adalah teori erik erikson tentang tumbuh kembang, teori Roy tentang adaptasi, teori
Nightingale tentang lingkungan, dan teori Watson tentang caring
18
DAFTAR PUSTAKA
Bridge, J, Cabell, S, dan Herring, B. 2007.Dorothea Orem’s self-care deficit theory. Retrieved from web September 22, 2008. http://www.prism.troy.edu
Hertz. 1997. Modeling and role-modeling theory: An Introduction. Diunduh pada 30 Oktober 2008. http://www.mrmnursingtheory.org/overview.htm
Hertz. 1997. Modeling and role-modeling theory: An Introduction. Diunduh pada 30 Oktober 2008. http://www.mrmnursingtheory.org/keyconcepts.pdf
Irvin. 1997. Modeling and role modeling : Selected definition. Diunduh pada 30 Oktober 2008. http://www.mrmnursingtheory.org/definitions.htm
Michalis, R.(2002).Nursing as an art.Retrieved from web September 4, 2008. http://www.nursing.gr/Artnursing.pdf
Tomey dan Aligood. 2006. Nursing theorists and their work. 6th ed. Mosby Elsevier : Philadelphia
Saleem. 2008.Introduction to nursing theory. Retrieved from web September 7, 2008. http://currentnursing.com/nursing_theory/introduction.htm
Saleem. 2008. The Roy’s adaptation model. Retrieved from web September 7, 2008. http://currentnursing.com/nursing_theory/Roy_adaptation_model.htm
Watson, J.(2007). Caring.Retrieved from web September 4, 2008. http://hschealth.uchsc.edu/son/faculty/theory_caring.htm
19
TUGAS KEPERAWATAN JIWASTRESS MANAGEMENT
DISUSUN OLEH
DEWI EKA PUTRI
0806469565
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATANKEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA
2008
20
21
Recommended