View
233
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Membangun Citra Koperasi Indonesia
Citation preview
Volume 5, Nomor 2, Desember 2008 ISSN 1829-8028
Wadah Kreativitasdan Olah PikirIImiah
JURNAL
Ekonomi&Pendidikan
I
PengembanganMultiple IntelligencesMelalui KegiatanNon-IntrakurikulerdalamRangkaMeningkatkanMutu Prosesdan HasilPembelajaran
Oleh: Siskandar
ImplementasiBerbagaiTeori BelajardalamPembelajaranAkuntansiOleh: Siswanto
PeningkatanKualitasPembelajarandengan Model PembelajaranCooperative LearningOleh: BarkahLestari
PengaruhSukuBungaDeposito dan KursRupiahTerhadapHargaSahampada IndustriPerbankanOleh: MudasetiaHamid
KrisisFinansialAmerikaSerikatdan PerekonomianIndonesia
Oleh: TeguhSihono
Membangun CitraKoperasi IndonesiaOIeh: Sukidjo
Mediasi SebagaiAlternatifPenyelesaianSengketaAntaraNasabahdan BanksertaKonsepsi ke DepannyaOleh: BambangSuprayitno
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Jurnal Ekonomi & VolSNo.2Hal. 119-212Yogyakarta,ISSN
Pendidikan
Oesember 20081828-8028
Volume5 Nomor2, Desember2008
Jumal Bkonomi& Pendidikan
~~FTAR 151
ISSN : 1829-8028
000Dewan Redaksi--------------------------------------------u ----u--__u ---------- ii
Pengantar Redaksi----------------------------------------------------------------------- Hi
DaftarIsi----------------------------------------------------------------------------------- iv
1. Pengembangan Multiple Intelligences Melalui Kegiatan Non-Intrakurikulerdalam Rangka MeningkatkanMutu Proses dan HasilPembeIajaran -----------------u-u-uu-----u----u-u- -__-_- u_u _
Oleh:Siskandar_u u uu u u --- 119-135
2. ImplementasiBerbagaiTeoriBelajardalamPembelajaranAkuntansi------
Oleh:Siswanto-m-mumm-mm-m- ummm __u_nm_mm mm __ 136-144 V
3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran dengan Model PembelajaranCooperativeLeai'7ifi9u-n_--------u_-- u -u_--uu--n__-------n u_u_u
Oleh:Ba,kahLes:ciih_h_m_mmm m_mu_u__mmm_um_muun 145-153 II
4. pengaruhSuku Bunga Depositodan Kurs Rupiah Terhadap HargaSahampadaIndustriPerbankanUUU_h__mm __m mm_m mum
Oleh:r>ludasetiaHamiduu_u__mmuUUnmmmu_m_mmu_u_mmm 154-170
5. KrisisFinansialAmerikaSerikatdanPerekonomianIndonesiamn--mmu
Oleh:TeguhSihonOu-----m-mmm-m-mmu-m mum __mmum 171-192 V6. MembangunCitraKoperasiIndonesia_m_uh_mnm_um __mmm _
Oleh: 5ukidjon_-u__u nn --_uh - U_U__n_n__U h__n uu_u_
7. MediasiSebagaiAlternatifPenyelesaianSengketaAntaraNasabahdanBanksertaKonsepsikeDepannya_mmm_m mmm __n__m_m m
Oleh:BambangSuprayitno_m__mmumhmn_mmm __mmmnm __m_
BiodataPenuIis ----------------------------------- n__-----------------u _
PedomanPenulisan
193-203 V
204-212 V
213
MembangunCitra KoperasiIndonesia- Sukidjo
MEMBANGUN CITRA KOPERASI INDONESIA
Oleh : Sukidjo
(Stat Pengajar FISE UniversitasNegeri Yogyakarta)
Abstrak
Berdasarkanpenjelasan Pasal 33 UUD 1945, secara eksplisit koperasi
merupakanbangun perusahaanyang sesuai bagi perekonomianIndonesia.
Secara yuridis selama UUD 1945 masih merupakan landasan struktural
Indonesia maka semua warga negara dan pemerintah Indonesia wajib
menjaga keberadaan dan mengembangkan koperasi menjadi sektor
ekonomi yang kuat sehingga mampu berperan sebagai soko guru
perekonomianIndonesia.
Meskipun konsep koperasi merupakan konsep yang sifatnya general,
namun koperasi di Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda
dengankoperasidi negara lain. Koperasi Indonesia tidak sekedar sebagai
badan usaha seperti firma, perseroan terbatas, tetapi koperasi Indonesia
merupakan agen pembangunan untuk pengentasan kemiskinan,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berperan untuk
menyebarluaskanjiwa dan semangat koperasi untuk dapat dikembangkan
padaperusahaanswasta dan negara. Namun demikian, rendahnya kualitas
SDM koperasi, adanya kasus-kasus penyimpangan, serta kurang
optimalnyaperan pengawas menyebabkankehidupan dan kinerja koperasi
semakinterpuruksehingga masyarakattrauma dan memiliki persepsiyang
negatifterhadapkoperasi.
Untuk membangun kembali citra koperasi, maka pemerintah perlu
mensosialisasikansubstansi dan nilai-nilai luhur koperasi kepada seluruh
warga negara, khususnya generasi muda, mengembangkan jiwa dan
semangatkewirausahaanpada koperasi; membangunjaringan kerja sama
dengan pelaku ekonomi lainnya, serta dibutuhkannya political will yang
kuat dari pemerintah untuk mengembangkan koperasi, serta berani
bertindaktegas terhadapkoperasi yang tidak sehat maupun membubarkan
organisasiyang berkedokkoperasi.
Katakunci:citra koperasi,political wIllpemerintah
193
Jurnal Ekollomi & Pelldidikall, Volume5 Nomor2, Desember2008
A. pendahuluan
Sejak Negara Indonesia diproklamasikan telah ditetapkan dalam UUD 1945
bahwa perekonomian Indonesia dilaksanakanatas dasar demokrasi ekonomi, di mana
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Rumusan ini merupakan hasil pemikiran Bung Hatta beserta Bung Karno tentang
system perekonomian setelah mempertimbangkansaran dari Ki Hajar Dewantara.
Bangun perusahaan yang sesuai dengan perekonomian Indonesia adalah koperasi.
Berdasarkan atas penjelasan pasal 33 UUD 1945, dapat diketahui bahwa koperasi
merupakansalah satu sector ekonomi yang sangat kuat kedudukannya, karena jelas-
jelas diamanatkan oleh UUD 1945. Dari penjelasan pasal 33 UUD 1945 secara
eksplisit disebutkan bahwa pelaku ekonomi adalah sektor negara dan koperasi,
sedangkan sector swasta hanya disebut seeara implisit. Oleh sebab itu semua warga
negara Indonesia berkewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan koperasi
sebagai salah satu sektor ekonomi Indonesia sejajar dengan badan usaha milik
Negaradan usaha swasta.
Gambaran yang disampaikan Bung Hatta tentang koperasi, seperti keberadaan
Pabrik Semen Gresik atau PLTN Asahan yang dibentuk sendiri tanpa modal asing.
Demikian pula untuk kepentingan menjalankan kegiatannya juga tidak memerlukan
investasi asing. Jika terjadi kekurangan modal, pemeeahannya dilakukan dengan
meminjam modal dari luar negeri. Demikianjuga untuk memenuhi kebutuhan tenaga
ahli, dapat dilakukan dengan memanfaatkan tenaga-tenaga ahli asing namun tetap
berada dalam pengawasan dari manajemen sosial . Sektor swasta yang termasuk
dalam kelompok usaha keeildan usaha menengah disarankan untuk diwadahi dalam
badan usaha koperasi sebagai organisasi skala besar. Ide ini dipengaruhi oleh gerakan
koperasi di Skandinavia yang lebih concern dalam mengembangkan koperasi
dibanding dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan swasta (Dawam
Raharja, 1997 : xiv)
Penjelasan pasal 33 UUD 1945 mengisyaratkan Pemerintah harus memainkan
peran yang aktif untuk menjaga kelestariandan mengembangkankoperasi agar dapat
menjadi sektor ekonomi yang kuat sebagai soko guru perekonomian nasional. Namun
dalam realitanya, banyak kebijaksanaanekonomi yang ternyata merugikan kehidupan
perkoperasian, dan sebaliknya usaha swasta memperoleh berbagai fasilitas dan
keuntunganakibatnya kehidupan koperasi menjadi terpinggirkan sementara itu usaha
swasta tampil ke depan sebagai panglima ekonomi Indonesia. Hal ini boleh-boleh
saja, namun sayangnya usaha swasta yang berkembang ini hanya dimiliki oleh
beberapaorang yang sebagian besar merupakanwarga negara Indonesia non pribumi
ataupun milik swasta asing.
194
MembangunCitra KoperasiIndonesia - Sukidjo
B. Perbandingan Koperasi di Berbagai NegaraKonsep koperasi adalah konsep umum yang berlaku di seluruh dunia. Ciri khas
koperasi dapat dipandang sebagai jati diri yang sejak kelahirannya hingga dewasa ini
tetap eksis meskipun politik, ekonomi, social dan budaya dunia mengalami berbagai
perubahan. Menurut Ibnoe Sudjono (1997 : 2-5) kekhasan (ciri khas) koperasi secara
universaldapat dicirikan ke dalam tiga hal, yakni :
1. Nilai-nilai sosial merupakan bagian integral prinsip-prinsip koperasi. Hal ini
mengandung pengertian bahwa prinsip-prinsip koperasi yang ditegakkan
merupakan koreksi terhadap sistem kapitalisme yang mengagungkan
individualisme, profit motive, kebebasan, serta persaingan. Prinsip-prinsip
koperasi juga menolak faham komunisme,yang mengagungkan "sama rasa sama
rata", tidak diakuinya hak milik perseorangan, serta individu merupakan buruh
Negara. Nilai-nilai social yang dijunjung koperasi merupakan nilai universal antara
lain kebersamaan, demokrasi/kesamaan hak, kesejahteraan bersama sertakeadilan social.
2. Koperasi merupakan kumpulan orang-orang (people based-association). Koperasi
dapat dipandang sebagai perkumpulan dan juga sebagai perusahaan. Koperasi
sebagai kumpulan orang inilah yang membedakandengan perusahaan kapitalistik
sebagai perusahaan kumpulan modal/saham (capital based-corporation). Dalam
koperasiyang dipentingkaneksistensiorang-orang dan bukan modalnya.
3. Prinsip-prinsip koperasi merupakan garis pemandu atau penuntun pelaksanaan
kegiatan usaha koperasi, di mana pengendalian dilakukan secara demokratis dan
surplus ekonomi dibagikan atas besar-kecilnyajasa anggota terhadap koperasi.
Sedangkan surplus ekonomi yang berasal bukan dari anggota tidak boleh
dibagikan untuk anggota, melainkan harus digunakan untuk memajukan dan
mengembangkankoperasi guna meningkatkanpelayanan kepada anggota.
Menurut Subiyakto Tjakrawerdaja (2007) ide koperasi sebenarnya bukan berasal
dari Indonesia, melainkan berasaldari negara Eropa. Oleh sebab itu, peran koperasi
di Indonesia berbeda dengan di negara lain. Di berbagai Negara, koperasi dijadikan
sebagai salah satu bentuk dari suatu badan usaha yang dimiliki oleh banyak orang,
dengan prinsip satu anggota satu suara. Koperasi Indonesia tidak hanya sekedar itu,
melainkan masih diberikan peran yang strategis dalam pembangunan yakni sebagai
sarana untuk pengentasan kemiskinan. Konsep koperasi merupakan konsep umum
dunia, namun ketika koperasi akan diterapkan di Indonesia yang digagas oleh Bung
Hatta muncul perbedaanyang mendasartentang konsep Koperasi Indonesia. Koperasi
Indonesia tidak sekedar sebagai badan usaha seperti firma, perseroan terbatas"
195
Jurnal Ekonomi &Pendidikan, Volume5 Nomor2, Desember2008
tetapi koperasi Indonesia merupakanagen pembangunanuntuk pengentasankemiskinan.KoperasiIndonesiamengembanmisiuntuk meningkatkankesejahteraanmasyarakat.Selainitu, koperasiIndonesiamempunyaiperanuntukmenyebarluaskanjiwa dansemangatkoperasiuntukdapatdikembangkanpadaperusahaanswastadannegara.AdanyaperbedaanperankoperasiIndonesiadengankoperasidi negaralaindilatarbelakangibahwa koperasi di Indonesia lahir karena adanya kemiskinanstruktural,di manakemiskinanbukanlahmerupakanmasalahbarubagiIndonesiadandi lainpihaksebagianbesarpendudukIndonesiamasihberadadalamkategorimiskin.Oleh sebab itu, perlu adanya usaha untuk meningkatkankesadaranmasyarakatIndonesiaatas perandan manfaatkoperasiuntukmeningkatkantaraf hidupwargamasyarakatdengancaramemberikancontohuntukmeyakinkanbahwasesungguhnyakoperasimampumengelolausahadenganbaiksehinggamemberikankesejahteraankepadaanggota.Gambarankeberhasilankoperasidalammembantuperekonomiandapatdiketahuidaridatadi bawahini.
MenurutJangkungHandoyoMulya(2007), keberadaankoperasidi Jermantelahmampumemberikankontribusiyang nyatabagiperekonomianbangsasebagaimanahalnya koperasi-koperasidi negara-negara Skandinavia.Sementaraitu, koperasikonsumendi Singapura,Jepang, Kanada dan Finlandiamampumenjadi pesaing
terkuatperusahaan raksasaritel asingyang mencobamasukke negaratersebut.Bahkan di negara-negara maju tersebut, mereka berusaha mengarahkanperusahaannyaagar berbentuk koperasi dengan harapan masyarakatsetempatmempunyaipeluangbesaruntukmemanfaatkanpotensidanassetekonomiyangada
di daerahnya(Mutis,2003).MenurutThoby Mutis (2001),di AmerikaSerikat, creditunion(koperasikredit)
memilikiperan yang sangat pentingkhususnyadi lingkunganindustri,yakni untukmemantau kepemilikansaham maupun menyalurkangaji karyawan. Begitu
pentingnyakoperasikreditini, makatidakmengherankanjika paraburuhdi AmerikaSerikatdan Kanadamemberikanjulukan koperasikredit sebagai"people'sbank';
yangdimilikioleh anggotadan memberikanlayanansetiakepadaanggota.Demikianjuga, di CaliforniaterdapatkoperasiSunkisyang mampumensuplaibahan dasaruntukpabrikCoca Cola, sehingga pabrikCoca Cola tersebuttidak perlu memilikikebunsunkissendiri,melainkancukup membelisunkisdari koperasi yang dimiliki
olehparapetanisuknis.Di Jepang, koperasidifungsikansebagaiwadah perekonomianpedesaanyang
berbasispertanian.Di pedesaanJepang, koperasitelahmampumenggantikanfungsibanksehinggakoperasipedesaaninidikenalsebagai"bankrakyat", di manakoperasi
tersebutdalammenjalankanaktivitasnyatelahmenerapkansystemperbankan.
196
MembangunCitra Koperasi Indonesia - Sukidjo
Di Indonesia,banyakjuga koperasiyang berhasil,dan merupakanperusahaanyangbesardan handal,antaralain:GKBI yangbergerakdi bidangusahabatik,Kopti
yang bergerakdi bidangusahatahu dan tempe;serta KOSUDGAMAkoperasiyangberbasisdi perguruantinggi dan KUD pada era pemerintahanOrde Baru mampumenjagakestabilankomoditiberas.
Namun demikian, masih banyakjuga koperasi yang kinerjanyatidak sesuaidengan apa yang diharapkan,sehinggamenyebabkantrauma dan citra koperasimenjadinegative.Beberapafaktorpenyebabnyaantaralainadalah:I. Ketidakmampuankoperasimenjalankanfungsi yang dijanjikan.Banyakalasan
mengapaorang-orangmenginginkanterbentuknyakoperasi,antara lain untuk
memperolehpelayananusahayangoptimal.Denganberkoperasi,paraanggotamenginginkandapatmemperolehbarang-barangkebutuhanpokokdan barang-barangkebutuhanusahasecaratepatwaktudan hargayangrelativelebihmurah,memperolehpinjamandengansyaratyang lebih mudah,dapat menjualprodukdenganhargayang menguntungkan,meningkatkanposisitawar terhadappihaklain, dapat mengembangkanusaha lanjutan (misalnya pengolahan danpemasaran)serta meningkatkankekuatandalammenghadapipraktekmonopoli
maupunpersaingan.Apabilakoperasitidakmampumenjalankanfungsinyauntukmewujudkanapayangdiharapkananggotanya,sudahbarangtentuparaanggotamerasakecewayangakhirnyamunculcitrayangkurangbaikterhadapkoperasi.
2. Adanyapenyimpangankegiatanusahatidaksesuaidengankepentingananggota.Dalam perkembangannya,jika tidak hati-hati dapat terjadi penyimpangankegiatankoperasiyanglebihmengutamakankepentinganpengurusatauinvestor,
sehinggakebijaksanaanyang diambil justru digunakan untuk membeladanmelindungikepentinganpengurus/investor.Sebagai contoh dalam koperasisimpanpinjam,penerapanbungapinjamanyang relatiftinggi kepadaanggota,
dengan maksud dapat membayarbunga yang relatif tinggi terhadap parapenabung/investor.Contohlain,koperasidimanfaatkanuntukkepentinganpolitikataukelompoktertentu.
3. Kualitassumberdayamanusiayangrendah.Suatuorganisasitermasukkoperasi
akan dapat maju dan berkembangapabiladidukungoleh sumberdaya yangberkualitas,khususnyauntuk pengurusatau pengelola.Perlu disadaribersamabahwakoperasibukanmerupakanorganisasisocialyang usahanyamemberikansantunan,bantuancuma-cuma,bantuansocialdansebagainya.Adalahkeliru,jika
seseorangingin menjadianggotakoperasidengan maksuduntuk memperolehbantuan.Koperasimerupakanorganisasiekonomiyangberwataksocial,sehingga
dalam menjalankankegiatannyatetap berpegangpada prinsip-prinsipbisnis,
197
JUTIlal Ekonomi & Pendidikan, Volume5 Nomor2, Desember2008
berusaha mengembangkan usaha, memperoleh keuntungan, bertindak rasional,
mencaridan memanfaatkan peluang dengan tetap memperhatikanpelayanan dan
kepentingan anggota. Sebagai organisasi ekonomi, koperasi memerlukan
pengurus/pengelola yang berkualitas, sehingga mampu menjalankan manajemen
organisasi dan usaha yang baik, kreatif, inovatif dan mampu menjalin komunikasi
ke berbagai pihak. Sebaliknyajika pengurus/pengelola koperasi tidak berkualitas,
maka pengelolaan usaha dilakukan seadanya, hasil usaha yang dicapai rendah
atau usahanya tidak berkembang. Jika usaha koperasi tidak berkembang, para
anggota merasa dirugikan, akibatnya mereka merasa berkoperasi tidak ada
manfaatnyasehingga citra koperasi menjadi kurang baik.
4. pengawas bekerja tidak optimal. pengawas atau badan pemeriksa dipercaya oleh
rapat anggota ditugasi melakukan monitoring dan pengawasan jalannya
kehidupan koperasi baik organisasi, usaha, maupun administrasi pembukuan.
Adanya pengawas diharapkan dapat menyelamatkan harta kekayaan milik
organisasi, anggota maupun stakeholder yang lain. Untuk itu pengawas harus
melakukan pemeriksaan secara rutin, baik yang dilakukan secara mendadak
maupun periodik dan selanjutnya melakukan tindak lanjut apabila ditemukan
adanya penyimpangan. Kenyataannya, banyak pengawas yang tidak optimal
dalam menjalankan tugasnya, tidak melakukan pemeriksaan secara dini, hanya
memeriksasekali setahun dan dilakukan secara sekilas. Akibatnya tidak diketahui
adanya penyimpanganyang terjadi. Tidak berfungsinya pengawas memungkinkan
terjadinya penyimpangansehingga koperasi menderita kerugian
5. Pengurusjpengelola tidak jujur. Kejujuran berkaitan dengan sikap mental dan
moral. Banyak koperasi yang mengalami kebankrutan karena pengurusj
pengelolanyabersikap korup, ingin memperkayadiri serta memanfaatkan fasilitas
koperasi untuk memenuhi kepentingandiri sendiri atau golongan.
C. Menjaga dan Mengembangkan Eksistensi Koperasi
Secara normatif, koperasi merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan
kesejahteraankhususnya bagi golongan ekonomi lemah, baik untuk usaha mikro, kecil
maupun menengah. Koperasi dapat dimanfaatkan sebagai alat perjuangan ekonomi
untuk meningkatkan posisi tawar dalam menghadapi persaingan dengan usaha besar
kapitalis. Koperasi dapat digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan
sosial, melalui distribusi pendapatan sesuai dengan karya dan jasa masing-masing.
Selain itu, koperasi dapat difungsikan sebagai sarana mengembangkan kerjasama
kemitraan usaha di antara para anggota, antar koperasi maupun antara koperasi
dengan badan usaha non koperasi. Oleh sebab itu, terhadap koperasi-koperasi yang
198
MembangunCitra KoperasiIndonesia- Sukidjo
ada perlu dijaga keberadaannya untuk selanjutnya ditingkatkan, sehingga nantinya
mampu menjadi pelaku ekonomi yang dapat diandalkan sesuai dengan visi pasal 33UUD 1945.
Menurut Bayu Krisnamurti (2007), ada beberapa faktor fundamental yang
mempengaruhieksistensi koperasi,yakni :
1. Koperasiakan eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaikiekonomi
secara mandiri. Setiap orang memiliki kebutuhan untuk memperbaikiekonominya
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. Untuk itu, perlu ada kesadaran bagi
setiap anggota koperasi untuk mengembangkan diri secara mandiri di mana
koperasidifungsikan sebagai fasilitator. Dengandemikian, di dalam koperasi perlu
dikembangkankesadarankolektifdan kemandirian.
2. Koperasi akan berkembang apabila terdapat kebebasan (independenqlJ dan
otonomi untuk berorganisasi.Strukturorganisasi,jenis kegiatan harus disesuaikan
dengan karakteristik dan kebutuhan anggota. Pendirian koperasi hendaknya
dikembangkanberdasarkan pendekatan bottom-up, dari bawah, atas kesadaran
diri, sehingga muncul sense of belonging dan bukan bersifat top-down yangditentukanoleh faktor eksternal.
3. Keberadaankoperasi akan ditentukanoleh proses pemahamannilai-nilai koperasi.
Koperasi memiliki nilai-nilai atau prinsip-prinsip dasar yang tidak dimiliki oleh
organisasi lain. Oleh sebab itu, para stakeholder koperasi perlu memiliki
pemahaman terhadap nilai-nilai koperasi sebagai pilar utama dalam kehidupan
koperasi. Nilai-nilai koperasi itu, antara lain berupa keterbukaan, demokrasi,
partisipasi,kemandirian,kerjasama,pendidikandan kepedulianpada masyarakat.
Selanjutnya nilai-nilai koperasi itu hendaknya diimplementasikan dalam
mengembangkan koperasi, dan jika hal ini dapat dilakukan niscaya dukungan
anggota dan masyarakat akan semakin meningkat yang pada gilirannya dapat
menumbuhkancitra positif.
4. Adanya kesadaran dan kejelasan tentang keanggotaan. Setiap anggota koperasi
maupun masyarakatperlu memahamidan mengetahui secara jelas tentang hak,
kewajiban serta manfaat berkoperasi. Jika setiap anggota telah memahaminya
secara jelas, diharapkan akan meningkatkan loyalitas sehingga mereka akan
selalumemanfaatkankoperasinyadalam setiapmemenuhi kebutuhannya.
5. Koperas akan eksis, apabila mampu mengembangkan kegiatan usaha yang (a)
luwes sesuai kepentingananggota; (b) berorientasi pada pelayanan anggota; (c)
berkembangsejalan dengan perkembanganusaha anggota; (d) mampu menekan
biaya transaksi antara koperasi dengan anggota lebih kecil dibanding biaya
199
Jurnal Ekollomi & Pelldidikall, Volume5Nomor2, Desember2008
transaksi non koperasi; dan (e) mampu mengembangkanmodal koperasi maupun
modal anggota.
D. Kunci Sukses Koperasi.
Berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai koperasi di Indonesia yang sukses,
Jangkung Handoyo Mulyo (2007) mengidentifikasi beberapa factor kunci sukses
dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan koperasi. Faktor-faktor tersebutadalah :
I. Pemahaman pengurus dan anggota terhadap jati diri koperasi, yang dicitrakan
oleh pengetahuan mereka terhadap 'tiga serangkai koperasi' yang meliputi
pengertian koperasi (definitionof co-operative),nilai-nilai koperasi (valuesof co-operative)dan prinsip-prinsip gerakan koperasi (principlesof co-operative).Setelah dipahami,selanjutnya diimplementasikandalam setiap aktivitas koperasi.
2. Kemampuan pengurus untuk mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggota.
Melalui penjaringan aspirasi anggota akan dapat diketahui berbagai kebutuhan
yang diinginkan anggota, sehingga akan dapat diidentifikasi kebutuhan kolektif
para anggota.
3. Adanya kesungguhan pengurus dan pengeloladalam mengelola koperasi. Untuk
itu pengurus dan pengelola perlu kerja keras, ulet, inovatif, pantang menyerah,
jujur dan transparan. Agar koperasi berhasil, diperlukan figur pengurus yang
memang benar-benar dapat mengembanamanahanggota.
4. Kegiatan usaha koperasi harus bersinergi dengan usaha anggota, sehingga
koperasi akan mampu memfasilitasi dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya
apa yang diperlukan anggota.
5. Biaya transaksi antara koperasi dengan anggota lebih rendah jika dibandingkan
dengan biaya transaksiantara anggota terhadapbadan usaha non koperasi.
E. Bagaimana Membangun Citra KoperasiKita sadar, dewasa ini citra koperasi di mata masyarakat kurang baik sehingga
masyarakatcenderung memberi kesan negativeterhadap koperasi. Hal ini disebabkan
banyak koperasi yang gagaI, banyak koperasi yang disalahgunakan oleh pengurus,
dan banyak koperasi yang tidak professional.Oleh sebab itu, kita tidak perlu terkejut
atau heran terhadap berbagai atribut yang berupa ejekan yang diarahkan pada
koperasi. Berbagai ejekan tersebut, antara lain pengertian koperasi diartikan menjadi
"kuperas-i"; koperasi diidentikan dengan "korupsi", KUD diartikan "Ketua Untung
Dulu"; "Kamu Utang Dulu" dan sebagainya. Terhadap ejekan tersebut pengurus
koperasi tidak perlu "kebakaran jenggot", melainkan pengurus perlu menunjukkan
200
MembangunCitra KoperasiIndonesia - Sukidjo
kinerjayang baikdalampengelolaankoperasi.Jika pengurusmampumenunjukkanbukti-buktikeberhasilankoperasi,maka lama kelamaanperasaansinis dan citranegativesecaraperlahan-Iahanakanhilangdengansendirinya.
Upayayang perludilakukanuntukmemperbaikidan membanguncitra koperasiantaralain,sebagaiberikut:
1. Pemerintahperlumensosialisasikankembalihakikatdan substansipasal33 UUD1945,di manaperekonomiandisusunberdasarkanatasasaskekeluargaan.Istilah
disusunmengindikasikanpemerintahharusbertindakaktif menyusun,mengaturdan mengusahakanke arah perekonomianyang didasarkanatas demokrasiekonomidan jangan membiarkanperekonomiantersusunsendiriatas kekuatanpasar.
2. Pemerintahperlu memiliki politicalwill yang kuat terhadap eksistensidanpengembangankoperasi sebagai sarana membangunperekonomiannasionalmenujupada keadilandan kesejahteraansocial.Untuk itu, berbagaiperaturandan kebijaksanaanekonomidiharapkandapatmenumbuhkaniklimyangkondusifbagi pengembangankoperasi, memberikankepastian usaha , memberikanperlindunganterhadapkoperasi,menciptakankondisi persainganyang sehat,dalampelaksanaanmekanismepasar(UU No.25Tahun2000).
3. Pemerintahperlubertindaktegasuntukmemberisangsidan ataumembubarkanorganisasiyangberkedokkoperasi,koperasi-koperasiyang"tidur",koperasiyangtidaksehat,dan selanjutnyamembinakoperasiyang prospektifdan benar-benarsehat.
4. Membangunjaringankerjasamausahaantarakoperasidenganbadanusahalain
dengandilandasikemitraanyang saling menguntungkan.Kerjasamakemitraantersebutantara lain dalam hal : pengadaanbahan baku, proses produksi,
pemasaran,misalnyamelaluiprogrambapakangkat,joint venture,waralaba,inti-plasma,maupunsubkontrak.
5. Menyebarluaskaninformasiterhadapkoperasiyangberhasilmelaluimediamassa,sehinggamasyarakatmengetahuibahwabanyakkoperasiyang berhasil,patutmenjadi contoh dan. mampu berperan dalam perekonomianlocal maupunnasional.Sebaliknyamedia pers sebaiknyamengurangipemberitaannegativetentangkoperasi,untuk lebih menonjolkanberita positif keberhasilankoperasidariberbagaiwilayahdanberbagaijeniskoperasi.
6. Meningkatkanwawasandan nilai-nilai perkoperasiandi kalangangenerasimudamelaluipendidikanperkoperasiandi tiap sekolahmaupunlembagapendidikan
lainnya,sehinggagenerasimudamemahamibenartentangmanfaatdanperanankoperasidalammeningkatkankesejahteraandankeadilansocial.
201
Jurnal Ekollomi & Pelldidikall, Volume5 Nomor2, Desember2008
7. Meningkatkanjiwa dan semangatkewirausahaandalam koperasi, sehingga
terbentukkoperasimemilikibudayakewirausahaan,beranibersaing,sertamampumenciptakanproduk yang memilikikeunggulankomparatifdan keunggulankompetitif.
F. Kesimpulan.
Dalamera globalisasiini, kitaharusmengakuibahwacitrakoperasidi Indonesiamasihkurangbaik bahkanbanyakanggotamasyarakatyang memberikanpenilaian
negatifterhadapkoperasi.Hal ini disebabkanoleh kegagalankoperasiuntukdapatmemenuhi fungsinya, terjadinya praktek korupsi yang dilakukan olehPengurus/pengelolakoperasi, penyalahgunaanfungsi koperasiuntuk kepentinganpolitikserta lemahnyapolitical will pemerintahdalam mengembangkankoperasi.Nampak ada suatu keganjilan, di mana Indonesia yang secara yuridisperekonomiannya didasarkan atas demokrasi ekonomi, keberadaan dan
perkembangankoperasikurangmenggembirakan,di lainpihakdi negara-negaramajuyang menggunakanfaham liberalismesepertiAmerikaSerikat,Kanada,California,
Jepang, justru koperasinyaberkembangpesat dan mempunyaiperananpentingdalamperekonomian.
Untukdapatmempertahankaneksistensikoperasi,makapengurusdan anggotakoperasisenantiasaharus memahamidan mengimplementasikanjatidiri koperasi,pembentukankoperasiatas dasar kesadarananggota(bottom-up),kegiatanusaha
luwesdan sinergisdengankebutuhan.anggota,pengurusjujur dan bekerjakeras,berorientasipadapelayanananggotadanmampumenciptakanbiayatransaksiantara
koperasidengan anggota lebih rendahdibandingbiaya transaksiantara anggotadengannonkoperasi.
Untukmembangunkembalicitra koperasi,pemerintahperlu secara konsekuen
melaksanakanamanat pasal 33 UUD 1945, meningkatkanpolitical will dengan
menciptakankebijaksanaanguna melindungikoperasidan memberikaniklimyang
kondusif, meningkatkankerjasama kemitraanantar badan usaha, mengurangipemberitaannegatif dan menonjolkan pemberitaan positif tentang koperasi,menanamkanjiwa dan semangatkoperasimelaluipendidikanserta meningkatkanwawasandansemangatkewirausahaandalampengelolaankoperasi.
202
I
MembangunCitra KoperasiIndonesia- Sukidjo
Daftar Pustaka
Bayu Krisnamurti. (2007) Membangun Koperasi Berbasis Angota Dalam RangkaPengembanganEkonomi Rakyat. www.ekonomirakvat.org/edisi4/artikel :
Dawam Rahardjo (1997). Pengantar Koperasi Indonesia Menghadapi Abad ke-21.Jakarta: Dekopin.
Ibnoe Soedjono (1997). Sosialisasi dan Implementasi Prinsip-Prinsip Koperasi,Koperasi Indonesia MenghadapiAbad ke-21. Jakarta: Dekopin
Jangkung Handoyo Mulyo (2007). Revitalisasi Ekonomi Kerakyatan MelaliPemberdayaanGerakan Koperasi. http://io.ppi-jepang.org/article
Subiakto Tjakrawerdaya. (2007). Koperasi dan Amanat pengenasan Kemiskinan.www.damandiri.or.id/detail.
Thoby Mutis. 2003. Pengembangan Koperasi : Kumpulan Karangan. Seri PendidikanKoperasi.Jakarta: Grassindo.
Undang Undang No.25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional Tahun2000-2004.
203
Recommended