View
334
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
nefro
Citation preview
ANATOMI
Yang dimaksud dengan Tractus Urinarius atau Sistem Urinaria adalah suatu sistem
sistem kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal
atau Homeostatis, selain itu dalam sistem ini terjadi proses penyaringan darah sehingga darah
bebas dan bersih dari zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh.Hasil keluaran sistem urinari berupa urin atau air seni. Sistem
ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
/
Ginjal
Ginjal terletak di belakang rongga peritoneum dan berhubungan dengan dinding
belakang dari rongga abdomen, dibungkus lapisan lemak yang tebal. Ginjal terdiri dari dua
buah yaitu bagian kanan dan bagian kiri. Ginjal kanan lebih rendah dan lebih tebal dari ginjal
kiri, hal ini karena adanya tekanan dari hati. Letak ginjal kanan setinggi lumbal I sedangkan
letak dari ginjal kiri setinggi thorakal XI dan XII. Bentuknya seperti biji kacang tanah dan
margo lateralnya berbentuk konveks dan margo medialnya berbentuk konkav. Panjangnya
sekitar 4,5 inchi (11,25 cm), lebarnya 3 inchi (7,5cm), dan tebalnya 1,25 inchi (3,75cm).
Bagian luar dari ginjal disebut dengan substansia kortikal sedang bagian dalamnya disebut
substansia medularis dan dibungkus oleh lapisan yang tipis dari jaringan fibrosa.
1
Fungsi ginjal antara lain:
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
4. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan
amoniak.
FISIOLOGI
Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air (96%) air dan
sebagian kecil zat terlarut (4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam
kandung kemih dan dibuang melalui proses mikturisi. Urin dihasilkan dari penyaringan darah
yang dialirkan melalui cabang aorta abdominalis yaitu arteri renalis oleh nefron-nefron yang
ada di ginjal. Nefron itu melakukan fungsi-fungsi seperti Filtrasi, Reabsorbsi, dan Sekresi.
2
Nefron merupakan bagian terkecil dari ginjal yang
terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal, lengkung hendle,
tubulus distal, dan tubulus urinarius (papilla vateri). Pada
setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24
jam dapat menyaring darah 170 liter, arteri renalis membawa
darah murni dari aorta ke ginjal. Lubang-lubang yang
terdapat pada pyramid renal masing-masing membentuk
simpul dan kapiler suatu badan malphigi yang disebut
glomerulus. Pembuluh afferent bercabang membentuk
kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari
ginjal ke vena kava inferior.
Fungsi ginjal antara lain :
Proses pembentukan urin, yaitu :
1. Filtrasi (penyaringan): capsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam
glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein
dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urin primer). Di dalam filtrat ini
terlarut zat seperti glukosa, asam amino dan garam-garam.
2. Reabsorbsi (penyerapan kembali): dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urin
primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urin
sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.
3. Sekresi (pengeluaran): dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan
zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi
H+ dan K+. Selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.
NEFROLITIASIS
Definisi
Batu perkemihan dapat timbul dari berbagai tingkat dari system perkemihan (ginjal,
ureter, kandung kemih) tetapi yang paling sering ditemukan adalah di dalam ginjal
(Barbara, 1996 ).
3
Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal,
mengandung komponen kristal, dan matriks organik ( Soeparman, 2001 ).
Nefrolitiasis merupakan penyakit kencing batu yang terjadi di ginjal yang
menyebabkan tidak bisa buang air kecil secara normal dan terjadi rasa nyeri karena
adanya batu atau zat yang mengkristal di dalam ginjal.
Gambar: Batu ginjal pada kaliks mayor dan kaliks minor ginjal
Epidemiologi
Nefrolitiasis adalah kasus yang sering dijumpai dengan prevalensi 10% pada pria
dan5% pada wanita. Dari penelitian didapatkan bahwa prevalensi penyakit ini semakin
meningkat di Amerika Serikat, dimana survei pada tahun 1988-1994 menunjukkan
bahwa orang dewasa yang berusia 20-74 tahun memiliki prevalensi yang lebih tinggi
dibandingkan survei pada tahun 1976-1980 (5,2% vs 3,2%). Peningkatan terjadi pada
orang kulit putih tetapi tidak pada ras Afrika maupun Meksiko di Amerika, lebih tinggi
pada pria dibandingkan wanita, dan meningkat seiring dengan pertambahan usia.
4
Etiologi
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik yaitu:
1). Faktor intrinsik, meliputi:
Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.
Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
2). Faktor ekstrinsik, meliputi:
Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi
daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu).
Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
kemih.
Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian
dijadikan dalam beberapa teori :
1. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal mendukung
terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya
agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.
2. Teori matriks
5
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10%
heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan
kristal-kristal sehingga menjadi batu.
3. Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui
daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat
mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal.
Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
4. Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama,
salauh satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan
luarnya. Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan
mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti
pengendapan kalsium.
5. Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.
Jenis- jenis Batu Ginjal
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium
fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan
tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan
timbulnya batu residif.
1). Batu Kalsium
6
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak
ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu
kalsium adalah:
o Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi
karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif),
gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria
renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti
pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.
o Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat
dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah
terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber
dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
Pasien dengan batu kalsium hiperurikosuria memiliki pH > 5,5.
o Hiperoksaluria: Pasien dengan batu kalsium hiperurikosuria biasanya karena
gangguan utama di usus, pasien memiliki sejarah dari diare kronik yang sering
dikaitkan dengan inflammatory bowel disease atau steatorrhea. Asam askorbat
lebih dari 2 g/hari akan meningkatkan kadar oksalat urin. Ekskresi oksalat
urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca
pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi
instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.
o Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk
kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat.
Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal,
sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka
waktu lama.
7
o Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai
penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan
bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah
ikatan dengan kalsium ddengan oksalat.
2). Batu Struvit
Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu
ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah
golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease
dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana
basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat
membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.
3). Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak
dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika
dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet
tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6,
volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
Patofisiologi
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,
jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga
perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi
larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat
infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu.
8
Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium
yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 : 323)
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi
saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi
urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat
menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih
dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal
permanen (gagal ginjal)
Gejala Klinis
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam
kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat
ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau
kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang
hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang
menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.
Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam,
menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih,
terutama ketika batu melewati ureter.
Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air
kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang
akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan
ginjal.
9
Alur diagnosis
Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada letak batu, besar batu dan
penyulit yang telah terjadi. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan nyeri ketok di
daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis, ditemukan
tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine dan jika disertai infeksi didapatkan
demam/menggigil.
o Pemeriksaan sedimen urine
Menunjukan adanya lekosit, hematuria dan dijumpai kristal-kristal pembentuk
batu. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya adanya pertumbuhan
kuman pemecah urea. Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah,
nanah atau kristal batu yang kecil.
o Pemeriksaan faal ginjal
Bertujuan mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal dan untuk
mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu juga diperiksa kadar
elektrolit yang diduga sebagai penyebab timbulnya batu salran kemih (kadar
kalsium, oksalat, fosfat maupun urat dalam darah dan urine). pengumpulan air kemih
24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat
dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu.
o Pembuatan foto polos abdomen
Bertujuan melihat kemungkinan adanya batu radio-opak dan paling sering
dijumpai di atara jenis batu lain. Batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen).
10
Gambaran batu ginjal pada foto rontgent x-ray:
o Pemeriksaan pieolografi intra vena (PIV)
Bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat
mendeteksi adanya batu semi opak atau batu non opak yang tidak tampak pada foto
polos abdomen. Batu ginjal yang tampak pada pemeriksaan intravenous pyelogram
(ivp): Courtesy of Intermountain Medical Imaging, Boise, Idaho.
11
Gambar diatas menunjukan pemeriksaan x-ray dengan menggunakan
pewarnaan contrast (intravenous pyelogram, or IVP) pada ginjal, ureter dan kandung
kemih (panah putih). Gambar 1 menunjukkan aliran normal dari ginjal melalui ureter
dan kandung kemih, gambar 2 menunjukkan batu ginjal yang menghalangi aliran
normal dari urin pada ureter pada kanan gambar.
o Ultrasongrafi
Dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV seperti pada
keadaan alergi zat kontras, faal ginjal menurun dan pada pregnansi. Pemeriksaan ini
dapat menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (tampak sebagai echoic shadow),
hidronefrosis, pionefrosis atau pengkerutan ginjal.
Gambar menunjukkan nefrolitiasis
Ultrasongrafi memiliki kelebihan karena tidak menggunakan radiasi, tetapi
teknik ini kurang sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa memperlihatkan
ginjal dan ureter proksimal. Penelitian retrospektif pada 123 pasien menunjukkan
bahwa, dibandingkandengan CT Helikal sebagai gold standard, ultrasonografi
memiliki sensitivitas 24% danspesifisitas 90%. Batu dengan diameter lebih kecil
dari 3 mm juga sering terlewatkan dengan ultrasonografi.
12
o Non-contrast helical computed tomography of the abdomen (NCHCT)
Gambar menunjukkan nefrolitiasis
Teknik pencitraan yang dianjurkan pada pasien yang diduga menderita
nefrolitiasis. Teknik tersebut memiliki beberapa keuntungan dibandingkan teknik
pencitraan lainnya, antara lain: tidak memerlukan material radiokontras; dapat
memperlihatkan bagian distal ureter; dapat mendeteksi batu radiolusen (seperti
batuasam urat), batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2 mm; dan dapat
mendeteksi hidronefrosis dan kelainan ginjal dan intra-abdomen selain batu yang
dapat menyebabkantimbulnya gejala pada pasien. Pada penelitian yang dilakukan
terhadap 100 pasien yangdatang ke UGD dengan nyeri pinggang, CT helikal
memiliki sensitivitas 98%, spesifisitas100%, dan nilai prediktif negatif 97% untuk
diagnosis batu ureter.
Penatalaksanaan
Kebanyakan batu berukuran lebih kecil dari 5 mm dan dapat lewat tanpa
intervensi seperti litotripsi, ureteroskopi, atau nefrolitotomi perkutan. Pada kasus dimana
ukurannya mencapai 1cm, batu sebaiknya dibiarkan lewat secara spontan apabila
13
letaknya di ureter distal. Penatalaksanaan nyeri adalah yang terpenting pada pasien
dengan batu ginjal. Sebuah penelitian menduga bahwa NSAID parenteral sama
efektifnya dengan narkotika untuk mengontrol nyeri pada kolik ginjal. Diklofenak
(Voltaren) telah digunakan dalam beberapa penelitian.Untuk mempercepat keluarnya
batu, beberapa menyarankan memicu aliran urin yang tinggi dengan pemberian cairan
per oral, paling sedikit 2-3 L per 24 jam untuk memastikan output urin paling sedikit 2 L
per hari. Obat-obatn juga dapat membantu pengeluaran batu. Penelitian yang dilakukan
terhadap 210 pasien dengan batu ureter rata-rata berdiameter 6 mm menunjukkan bahwa
tamsulosin (Flomax) meningkatkan kecenderungan batu dapat lewat secara spontan.
Pada meta-analisis terhadap 693 pasien didapatkan bahwa alpha-blocker dan calcium
channel blocker juga efektif dalam pengeluaran batu dibandingkan dengan tidak
diberikan obat. Penelitian yang dilakukan oleh Borghi dkk terhadap 86 pasien dengan
batu ureter unilateral malaporkan bahwa pemberian metilprednisolon (Medrol) 16 mg/
hari ditambah nifedipin(Procardia) meningkatkan kecenderungan lewatnya batu
dibandingkan dengan mereka yangdiberikan metilprednisolon saja.
penatalaksanaan pada nefrolitiasis terdiri dari :
1. Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan
batu yang baru.
2. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
3. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
4. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di
dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.
5. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu
kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat
14
(misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu
sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi.
6. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme,
sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada kasus
ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu
asam urat.
7. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan
tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
8. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
9. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk
menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
Tindakan bedah
Niprolithomy adalah pengangkatan batu ginjal dengan adanya sayatan di
abdomen dan pemasangan alat, alat gelombang kejut, atau bila cara non bedah
tidak berhasil.
Komplikasi
1. Gagal ginjal : Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh
darah yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen
terhambat. Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal
ginjal
2. Infeksi : Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada
peritoneal.
15
3. Hidronefrosis : Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan
menumpuk diginjal dan lama-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan
urin.
4. Avaskuler ischemia : Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang
sehingga terjadi kematian jaringan.
Pencegahan
Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang
ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisis dan dilakukan pengukuran kadar bahan
yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.
o Batu kalsium
Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar
kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. Obat diuretik thiazid (misalnya
trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.
1. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
2. Diet rendah kalsium dan mengonsumsi natrium selulosa fosfat.
Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di
dalam air kemih, diberikan kalium sitrat. Kadar oksalat yang tinggi dalam air
kemih, yang menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari
mengonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-
kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut
dikurangi. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti
hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis
atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-
penyakit tersebut.
16
o Batu asam urat
Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena
makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air
kemih. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk
menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.
Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum air putih.
17
Recommended