View
291
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL
SIRKUS POHON KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLIKASINYA
DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
(Skripsi)
Oleh
Via Dilla Septika
FAKULAS KEGURUAN DAN ILMU DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL
SIRKUS POHON KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLIKASINYA
DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
Oleh
VIA DILLA SEPTIKA
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini bagaimanakah nilai-nilai pendidikan
karakter dalam novel Sirkus Pohon dan implikasinya pada pembelajaran sastra di
SMA. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter
dalam novel Sirkus Pohon dan implikasinya pada pembelajaran sastra di SMA.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data
penelitian adalah nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sirkus Pohon dan
implikasinya pada pembelajaran sastra di SMA. Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah analisis teks.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter dalam
novel Sirkus Pohon adalah nilai religius, nilai jujur, nilai kerja keras, nilai
menghargai prestasi, nilai mandiri, nilai bersahabat, nilai tanggung jawab, nilai
cinta tanah, nilai peduli sosial, nilai semangat kebangsaan, nilai cinta damai,
nilai peduli lingkungan, nilai ingin tahu, nilai demokrasi, dan nilai gemar
membaca
Nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sirkus Pohon memiliki implikasi
terhadap pembelajaran sastra di SMA. Pembelajaran yang berkitan dengan nilai-
nilai pendidikan karakter dalam novel Sirkus Pohon terdapat pada kelas XII yaitu
KD KD 3.9, yaitu menganalisis isi dan kebahasaan novel dan 4 yaitu merancang
novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan bacaan. Novel Sirkus Pohon
dapat digunakan sebagai bahan ajar karena dapat menambah wawasan tentang
nilai-nilai karakteristik tokoh cerita serta dapat menggunakannya sebagai referensi
dalam membuat atau merancang novel dengan memerhatikan isi dan bacaan.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL
SIRKUS POHON KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLIKASINYA
DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
Oleh
Via Dilla Septika
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Bandarlampung, pada 8 September
1996, sebagai anak tunggal, putri dari bapak Abdullah dan Ibu
Hartina.
Penulis pertama kali menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Dharma
Wanita pada tahun 2002. Pendidikan Sekolah dasar (SD) ditempuh di SD 2 Rawa
Laut (Teladan) kota Bandarlampung pada tahun 2008. Kemudian, penulis
menyelesaikan studi tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 29
Bandarlampung pada tahun 2011. Jenjang pendidikan selanjutnya yang ditempuh
adalah Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 10 Bandarlampung, yang
diselesaikan pada tahun 2014.
Tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Pada tahun 2017,
penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Bali, Yogyakarta,
dan Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2017 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di kecamatan Way Tuba, Way Kanan dan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMPN 4 Way Tuba, Waykanan.
MOTTO
“Daripada menyesali hari ini dengan air mata, lebih baik berjuang dengan air
keringat.” (Via Dilla)
“Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh” (Albert Einstein)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil Alamin,
Ya Allah, ya Tuhanku, dengan penuh rasa syukur dan bahagia kuucapkan terima atas
segala rahmat yang telah Engkau berikan untukku, sehingga atas izin-Mu penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala kerendahan hati dan sebagai tanda
baktiku kupersembahkan karya kecil ini untuk mereka yang selalu memberi semangat
dan doa untukku.
1. Orang tuaku tercinta, Bapak Abdullah dan Ibu Hartina yang senantiasa
memberikan cinta kasih, semangat, dukungan, dan doa dalam setiap sujud. Terima
kasih atas segala cinta dan kasih sayang yang kalian berikan untukku.
2. Siti dan Sidiku tercinta yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan doa
di setiap sujud.
3. Keluarga Besar Depos yang senantiasamemberikan semangat dan motivasi.
4. Almamater tercinta Universitas Lampung yang mendewasakanku dalam berfikir
dan bertindak.
SANWACANA
Puju syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahuwataala yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sirkus Pohon
karya Andrea Hirata dan Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA” adalah
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Lampung.
Pada proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima masukan, saran,
arahan, bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih kasih setulus-tulusnya kepada
1. Eka Sofia Agustina, M.Pd., selaku pembimbing I yang senantiasa membantu
dan membimbing penulis, serta memberikan motivasi dan nasihat yang sangat
berharga bagi penulis.
2. Bambang Riadi, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Drs. Ali Mustofa, M.Pd., selaku dosen penguji bukan pembimbing yang telah
memberikan kritik, saran dan motivasi kepada penulis.
4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
yang telah membimbing selama menempuh studi di Universitas Lampung.
5. Dr. Munaris, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah membimbing selama menempuh studi di Universitas
Lampung.
6. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing selama menempuh studi di Universitas Lampung.
7. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan Fkip Universitas Lampung.
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Lampung.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Abdullah dan Ibu Hartina yang tiada
hentinya memberikan kasih sayang, doa, semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Meki Andesa terima kasih atas dukungan, semangat, dan kesetiaan menemani
dalam menyusun skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat terbaikku, Rasella Kurniaty, Reka Septiana Rais, Sendyka
Vista Anggara.
12. Sahabat seperjuangan terbaik, Metha Puspita, Sintya Primalita, Istiqomah
Nurzafira, dan Lailatul Rohmah terima kasih atas persahabatan dan
kebersamaan selama ini.
13. Sahabat seperjuanganku dilorong penantian Batrasia Angkatan 2014, Mediati
Firdausa, Febri Ramadhani, Meriyati, Veppi Septira dan lain-lain yang tidak
bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas kebersamaan selama ini.
14. Teman-Teman Batrasia Angkatan 14
15. Keluarga KKN-KT/PPL 2017 (Puput Puspitasari, Bella Permatasari, Sovie
Seftia Fitri, Delvia Sri Mulyanti, Siti Rohmatun Nasikha, Meta Khoirotunnisa,
Dwi Rimbawan, dan Dana Jaya Putra) yang saling memberi semangat, semoga
waktu dua bulan bersama dalam satu atap kan tersimpan rapi dalam album
kenangan otak kita.
16. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Semoga Allah Subhanahu wataala membalas segala kebaikan, keikhlasan, amal,
semua pihak yang telah penulis sebutkan. Harapan penulis semoga skripsi ini
bermanfaat untuk dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Amin allahumma amiin ya rabbalalamin.
Bandarlampung, Juni 2018
Penulis,
Via Dilla Septika
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... iii
MOTTO............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN............................................................................................. v
SANWACANA.................................................................................................. vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 8
II. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Nilai Pendidikan Karakter............................................................. 9
2.1.1 Pengertian Nilai ........................................................................... 9
2.1.2 Pengertian Pendidikan ................................................................ 10
2.1.3 Hakikat Pendidikan Karakter ...................................................... 11
2.2 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ................................................................ 12
1. Nilai Religius .................................................................................... 12
2. Nilai Kejujuran ................................................................................. 13
3. Nilai Toleransi ................................................................................. 13
4. Nilai Disiplin ................................................................................... 13
5. Nilai Kerja Keras ............................................................................. 13
6. Nilai Kreatif ...................................................................................... 13
7. Nilai Mandiri .................................................................................... 13
8. Nilai Demokratis .............................................................................. 14
9. Nilai Rasa Ingin Tahu ..................................................................... 14
10. Nilai Semangat Kebangsaan ........................................................... 14
11. Nilai Cinta Tanah Air .................................................................... 14
12. Nilai Menghargai Prestasi .............................................................. 14
13. Nilai Bersahabat atau Komunikatif ............................................... 14
14. Nilai Cinta Damai ........................................................................... 15
15. Nilai Gemar Membaca ................................................................... 15
16. Nilai Peduli Lingkungan ................................................................ 15
17. Nilai Peduli Sosial .......................................................................... 15
18. Nilai Tanggung Jawab .................................................................... 15
2.3 Konsep Dasar Intrinsik dan Ekstrinsik ....................................................... 15
2.3.1 Pengertian Novel ......................................................................... 15
2.3.2 Unsur Intrinsik Novel .................................................................. 16
2.3.3 Unsur Ekstrinsik Novel ............................................................... 20
2.4 Pembelajaran Sastra di SMA ..................................................................... 25
2.4.1 Pengertian Pembelajaran ............................................................. 25
2.4.2 Pembelajaran Sastra di SMA Kurikulum 2013 Edisi Revisi ...... 26
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 30
3.2 Data dan Sumber Data ............................................................................... 31
3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis data ............................................ 31
3.4 Indikator Nilai-Nilai Pendidikan ............................................................... 32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................................................... 35
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 39
4.2.1 Nilai Religius .............................................................................. 39
4.2.2 Nilai Kejujuran ........................................................................... 44
4.2.3 Nilai Disiplin .............................................................................. 47
4.2.4 Nilai Kerja Keras ........................................................................ 50
4.2.5 Nilai Kreatif ................................................................................ 57
4.2.6 Nilai Mandiri .............................................................................. 60
4.2.7 Nilai Demokratis ........................................................................ 63
4.2.8 Nilai Rasa Ingin Tahu ................................................................ 66
4.2.9 Nilai Semangat Kebangsaan ....................................................... 68
4.2.10 Nilai Cinta Tanah Air ............................................................... 69
4.2.11 Nilai Menghargai Prestasi ........................................................ 72
4.2.12 Nilai Bersahabat dan Komunikatif ........................................... 75
4.2.13 Nilai Cinta Damai ..................................................................... 77
4.2.14 Nilai Gemar Membaca ............................................................. 79
4.2.15 Nilai Peduli Sosial .................................................................... 80
4.2.16 Nilai Tanggung Jawab ............................................................. 82
4.3 Implikasi Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata Terhadap
Pembelajaran SMA .............................................................................. 84
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................... 101
5.2 Saran .......................................................................................................... 102
Daftar Pustaka ................................................................................................ 103
Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan suatu bentuk komunikasi yang disampaikan dengan cara
yang khas dengan memberikan kebebasan kepada pengarang untuk menuangkan
kreativitas imajinasinya berupa ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah
maupun kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan karya sastra menjadi
kompleks sehingga memiliki berbagai kemungkinan penafsiran dalam memahami
karya sastra tersebut. Berawal dari inilah kemudian muncul berbagai teori untuk
mengkaji karya sastra, termasuk karya sastra novel.
Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan karya sastra
berbentuk prosa yang mengandung serangkaian cerita kehidupan. Sebuah novel
biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, pengarang berusaha semaksimal
mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita
kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Novel dibangun
melalui berbagai unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur novel yang bisa
dilihat dan diketahui pada saat buku novel tersebut dibaca, selain itu unsur-unsur
intrinsik novel juga merupakan komponen-komponen penting yang harus ada
untuk membangun sebuah novel. Unsur-unsur inilah yang bertanggung jawab
2
dalam membangun isi dari dalam cerita novel tersebut. Unsur-unsur itu seperti,
tema, tokoh, latar, alur, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur-unsur
tersebut merupakan struktur yang dibentuk untuk keutuhan cerita.
Mencermati fungsi pendidikan nasional, yakni mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak dan peradapan bangsa seharusnya memberikan pencerahan
yang memadai bahwa pendidikan harus berdampak pada watak manusia atau
bangsa Indonesia. Fungsi ini amat berat untuk dipikul oleh pendidikan nasional,
terutama apabila dikaitkan dengan siapa yang bertanggungjawab untuk
keberhasilan fungsi ini. Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul
dan diharapkan, proses pendidikan juga senantiasa selalu dievaluasi dan
diperbaiki. Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah munculnya
gagasan mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Penilaian ini didasarkan pada banyaknya lulusan sekolah dan sarjana
yang cerdas secara intelektual, namun tidak bermental tangguh dan berprilaku
tidak sesuai dengan tujuan mulia pendidikan.
Hal yang paling mendasar dari sebuah proses yang bernama pendidikan
adalah membangun karakter bagi para anak didik yang terlibat di dalamnya.
Inilah kenapa tidak sedikit yang berpendapat bahwa pendidikan karakter
adalah jiwa atau ruh dari sebuah pendidikan. Tanpa pendidikan karakter di
dalamnya, proses pendidikan tak lebih hanya sekedar pelatihan kecerdasan
intelektual atau hanya semacam mengasah otak bagi para anak didik di
sekolah. Bila ini terjadi alangkah mirisnya kehidupan para anak didik di masa
mendatang, yakni akan terjadi orang-orang yang mempunyai kecerdasan
3
secara intelektual, namun tidak terbangun karakternya secara baik. Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Tujuan pendidikan yang telah dikemukakan diatas, dapat diketahui
bahwa tujuan Pendidikan Nasional tersebut menitikberatkan pada ketakwaan,
pembinaan moral dan akhlak atau karakter siswa. Menurut Depdiknas dalam
buku Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup, menyatakan
bahwa pendidikan karakter memiliki kedekatan yang erat dengan kecapakan
hidup manusia. Dalam pendidikan karakter yang didalamnya terdapat nilai-
nilai luhur Agama, kebangsaan dan budaya menjadikan manusia mampu
menempatkan dirinya sebagai sosok personal sekaligus sosial. Hal inilah yang
akan menjadikan siswa memiliki kecakapan memahami diri dan kecakapan
dalam berpikir. Kecakapan mengenal diri merupakan penghayatan diri
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat danwarga
negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
sekaligus sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai sosok individu yang
bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter tidak harus melalui lembaga
pendidikan formal seperti sekolah saja, akan tetapi terdapat banyak sekali nilai-
nilai dalam karya sastra, yaitu nilai religius ( keagamaan ), nilai sosial, nilai
4
psikologis, nilai moral, nilai pendidikan, dan nilai budaya. Nilai pendidikan
karakter dalam sebuah novel berarti suatu ajaran bernilai luhur yang mendukung
tujuan pendidikan yang digambarkan dalam unsur-unsur sebuah cerita fiktif
naratif. Banyak sekali nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam suatu
novel, yaitu nilai-nilai pendidikan karakter (religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab). Banyaknya nilai
pendidikan karakter dalam suatu novel tidak semua orang dapat memetiknya
dengan sadar. Hal ini dikarenakan luasnya jangkauan sastra dan luasnya kajian
dunia pendidikan itu sendiri.
Novel Sirkus Pohon merupakan sebuah produk karya sastra yang
mencakup nilai-nilai karya cipta kreasi yang mengandung unsur realitas
pendidikan, kekeluargaan dan keberagaman masyarakat. Nilai-nilai karya sastra
tersebut diambil dari realita kehidupan yang terjadi di masyarakat. Berikut salah
satu contoh nilai ketuhanan dalam novel tersebut.
Tuhan menciptakan tangan seperti tangan adanya, kaki seperti kaki
adanya, untuk memudahkan manusia bekerja (Sirkus Pohon, 2017: 37).
Pada kutipan di atas terlihat bahwa pengarang mengajak pembaca untuk
mensyukuri segalah hal yang telah diberikan oleh Tuhan. Hal ini sejalan dengan
Kompetensi Inti 1 dalam kurikulum 2013 edisi revisi, yaitu menghayati dan
mengamalkan agama yang dianutnya.
Pengarang bernama Andrea Hirata, lahir di Belitung, 24 Oktober 1982. Sebagai
seorang penulis yang menapaki dunia sastra Andrea Hirata berhasil merebut
5
perhatian para penikmat sastra di Indonesia. Penghargaan yang pernah diraihnya
adalah Pemenang BuchAwards Jerman (2013), Pemenang Festival Buku New
York (2013), dan Honorary Doctor of Letters (Hon DLitt) dari Universitas
Warwick (2015). Karya yang telah dihasilkan oleh Andrea Hirata Laskar Pelangi,
Sang Pemimpi, Endensor, Maryamah Karpov, Pandang Bulan, Cinta di Dalam
Gelas, Sebelas Patriot, Laskar Pelangi Song Book, Ayah, dan Sirkus Pohon.
Sirkus Pohon adalah novel yang menjelma menjadi potret kondisi ramai bangsa
ini. Secara gamblang sindirannya terhadap kondisi perpolitikan negeri ini
diungkapnya. Namun dengan eksekusi yang sangat membumi. Berbeda dengan
tetralogi laskar pelangi, yang mengusung tema besar tentang impian dan kerja
keras. Sirkus Pohon juga menjelma menjadi roman yang bercerita tentang
kesabaran menunggu dalam cinta, tentang kesetiaan, tentang penerimaan cinta
yang tidak memandang rupa, harta, maupun tahta. Tentunya hal itu memiliki
banyak nilai-nilai pendidikan karakter di dalamnya yang dapat diteladani oleh
siswa SMA.
Terdapat penelitian yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu
penelitian yang dilakukan olehYesi Wariesta (Mahasiswa FKIP Unila, Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia) dengan judul penelitian Nilai-nilai Pendidikan
Karakter dalam Novel Tadarus Cinta Buya Pujangga Karya Akmal Nasery Basral
dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas.
Penelitian tersebut terbit pada tahun 2015 .Perbedaan penelitian saat ini dan
sebelumnya adalah sebagai berikut.
a. Objek yang diteliti adalah novel yang berbeda. Bila penelitian saat ini
objeknya adalah novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata, penelitian
6
sebelumnya menggunakan Novel Tadarus Cinta Buya Pujangga Karya
Akmal Nasery Basral.
b. Pada penelitian sebelumnya dijelaskan mengenai unsur intrinsik dan
tokoh, sedangkan pada penelitian saat ini tidak. Penelitian saat ini tidak
menjelaskan secara rinci mengenai keduahal tersebut, tetapi lebih berpusat
kepada pembahasan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter. Peneliti
memang tidak perlu dijelaskan dan hanya memusatkan penjelasannya
kepada nilai-nilai karakter, agar pembaca dapat lebih mudah memahami
tentang penelitian ini.
c. Bila pada penelitian sebelumnya menggunakan Kurikulum 2013.
Sedangkan, penelitian saat ini menggunakan kurikulum terbaru, yaitu
Kurikulum 2013 Edisi Revisi.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk menganalisis nilai-
nilai pendidikan karakter pada novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata dan
implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini sejalan dengan
Kurikulum 2013 Edisi Revisi dengan KI 4, yaitu mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan dan KD 3.9 menganalisis
isi dan kebahasaan novel dan 4.9 merancang novel atau novelet dengan
memerhatikan isi dan bacaan.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas terdapat rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Sirkus Pohon karya
Andrea Hirata dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA?” yang
akan diteliti adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Sirkus Pohon
karya Andrea Hirata?
2. Bagaimanakah implikasi penelitian tersebut terhadap pembelajaran sastra
di SMA?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan
karakter pada novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata dan implikasinya terhadap
pembelajaran sastra di SMA, dengan rincian sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Sirkus Pohon
karya Andrea Hirata.
2. Mengimplikasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Sirkus
Pohon karyaAndrea Hirata terhadap pembelajaran sastra di SMA.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis.
1. Manfaat Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu, terutama di bidang
sastra Indonesia yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter.
8
2. Manfaat Secara Praktis
Selain manfaat secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan juga dapat
dimanfaatkan secara praktis, misalnya sebagai berikut.
a. Membantu guru Bidang Studi Bahasa Indonasia di Sekolah Menengah
Atas dalam memberikan bahan pembelajaran yang berkaitan dengan
sastra, terutama nilai-nilai pendidikan karakter.
b. Bagi pembaca siswa SMA dapat memahami dan mengambil manfaat dari
nilai pendidikan karakter yang terdapat dalan novel Sirkus Pohon karya Andre
Hirata dan menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut di dalam
kehidupan siswa.
c. Bagi Peneliti diharapkan dapat membantu peneliti-peneliti sebagai salah
satu bahan refrensi yang bermanfaat untuk berbagai kepentingan, khususnya
di bidang analisis unsur intrinsik novel.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter (religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung
jawab) pada novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata dan implikasinya terhadap
pembelajaran sastra di SMA.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Nilai Pendidikan Karakter
Nilai pendidikan karakter dalam sebuah novel berarti suatu ajaran bernilai luhur
yang mendukung tujuan pendidikan yang digambarkan dalam unsur-unsur sebuah
cerita fiktif naratif. Banyak sekali nilai pendidikan karakter yang terkandung
dalam suatu novel. Banyaknya nilai pendidikan karakter dalam suatu novel tidak
semua orang dapat memetiknya dengan sadar. Hal ini dikarenakan luasnya
jangkauan sastra dan luasnya kajian dunia pendidikan itu sendiri.
2.1.1 Pengertian Nilai
Nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 783) memiliki
salah satu arti sebagai sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan. Nilai adalah harga atau ukuran; sifat-sifat yang berguna bagi
manusia dalam menjalani hidupnya. Nilai merupakan sesuatu yang berharga,
bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu dikatakan
bernilai bila sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
Nilai sebagai kualitas yang independen akan memiliki ketetapan atau tidak
berubah pada objek yang dikenai nilai. Persahabatan sebagai nilai (positif/ baik)
tidak akan berubah esensinya manakala ada pengkhianatan antara dua yang
bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan
10
di sekitarnya berlangsung. Sastra dan tata nilai merupakan dua fenomena sosial
yang saling melengkapi dalam hakikat mereka sebagai sesuatu yang eksistensial.
Kesatuan nilai dan sastra tak dapat dipisahkan tetapi bisa dikaji secara terurai
demi suatu tujuan.
2.1.2 Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pengajaran dan
pelatihan ini merupakan dua kata tetapi memiliki kepaduan makna dalam
ejawantahnya yang terus berlanjut.
Bukan pengajaran saja atau hanya pelatihan aksidensial. Istilah pendidikan
mempunyai bentuk kata yang hampir sama dengan dua istilah dari Yunani yaitu
paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan
paedagogiek berarti ilmu pendidikan (Purwanto, 2007: 11). Istilah paedagogie
sendiri berasal dari istilah untuk orang-orang yang mengawasi dan menjaga
anakanak yang pergi dan pulang sekolah, paedagogos. Paedos berarti anak, dan
agoge berarti saya membimbing atau memimpin.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah segala usaha orang dewasa
dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya ke arah kedewasaan. Pemberian definisi pada pendidikan sebenarnya
tidak terlepas dari latar belakang orang yang membahasnya. Dengan demikian,
tidak semua usaha memberikan bekal pengetahuan kepada anak didik dapat
11
disebut pendidikan jika tidak memenuhi kriteria yang dilakukan secara sadar dan
sistematis.
2.1.3 Hakikat Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan suatu proses mempengaruhi, memberi bantuan atau
tuntunan oleh orang yang bertanggung jawab kepada peserta didik sehingga
mampu membentuk kepribadian peserta didik yang reseptif, selektif, dan
continuous yang mampu memberikan inovasi, perubahan, dan perkembangan.
Karakter menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional berarti sifat-
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
lain, atau bermakna bawaan hati, jiwa, kepribadian, prilaku, personalitas, sifat,
tabiat, watak.
Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang
melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata
seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati
hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu
mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta
didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana prilaku guru, cara guru berbicara
atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan bagaimana hal
terkait lainnya.
Pendidikan karakter sudah tentu penting untuk semua tingkat pendidikan, yakni
dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Secara umum, pendidikan karakter
sesungguhnya dibutuhkan semenjak anak berusia dini. Apabila karakter seseorang
12
sudah terbentuk sejak usia dini, ketika dewasa tidak akan mudah berubah meski
godaan atau rayuan datang begitu menggiurkan. Dengan adanya pendidikan
karakter sejak usia dini, diharapkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan
yang akhir-akhir ini sering menjadi keprihatinan bersama dapat diatasi.
Sungguh, pendidikan di Indonesia sangatlah diharapkan dapat mencetak generasi
yang unggul, yakni para anak bangsa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
mempunyai keahlian di bidangnya, dan juga berkarakter.
Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan
mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan
(habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham
(kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai
yang baik dan biasa melakukannya (psikomotorik). Dengan kata lain, pendidikan
karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik
(moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good
(moral feeling), dan prilaku yang baik (moral action).
2.2 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-
menerus dipraktikkan dan dilakukan. Adapun nilai-nilai pendidikan karakter
mencakup mencakup aspek-aspek sebagai berikut.
1. Religius
Religius adalah sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup
rukun dengan pemeluk agama yang lain.
13
2. Jujur
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam segala perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi
Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda denga dirinya.
4. Disiplin
Disiplin adalah sikap atau tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan yang telah ada.
5. Kerja Keras
Kerja keras adalah prilaku yang menunjukkan upaya bersungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas-tugas, dan dapat menyelesaikannya
dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Kreatif adalah dapat berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil yang baru dari apa yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Mandiri adalah sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikian semua tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
14
8. Demokratis
Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya denagn orang lain.
9. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang telah dipelajari, dilihat, dan
didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri
sendiri dan kelompok.
11. Cinta tanah air
Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
12. Menghargai Prestasi
Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain, serta mengakui dan
menghormati keberhasilan yang telah di capai orang lain
13. Bersahabat atau Komunikatif
Bersahabat atau komunikatif adalah tindakan yang memperhatikan rasa senang
senang bekerja sama dengan orang lain.
15
14. Cinta Damai
Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadirannya.
15. Gemar Membaca
Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu luang untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebaikan untuk dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan untuk
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan prilaku seseorang dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,
dan budaya), negara dan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.3 Konsep Dasar Intrinsik dan Ekstrinsik
2.3.1 Pengertian Novel
Kata novel berasal dari bahasa Latin novellus yang diturunkan pula dari kata
novies yang berarti “baru” (Tarigan, 2011:167). Dikatakan baru karena bila
dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain,
16
maka novel ini muncul kemudian. Kehadiran bentuk novel sebagai salah satu
bentuk karya sastra berawal dari kesusastraan Inggris pada awal abad ke-18.
Timbulnya akibat pengaruh tumbuhnya filsafat yang dikembangkan John locke
(1632-1704) dalam Priyatni ( 2010:124) yang menekankan pentingnya fakta atau
pengalaman dan bahayanya berpikir secara fantastis.
Nurgiyantoro (1994: 10) mengemukakan bahwa novel merupakan karya fiksi
yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Novel adalah cerita dalam bentuk prosa yang cukup panjang.
Panjangnya tidak kurang dari 50.000 kata. Mengenai jumlah kata dalam novel
adalah relatif (Priyatni, 2010:125). Virginia Wolf dalam Tarigan (2011:167)
mengatakan bahwa novel ialah terutama sekali sebuah eksplorasi atau kronik
penghidupan, merenungkan dan melukiskan dalam bentuk tertentu, pengaruh,
ikatan, hasil, kehancuran, atau tercapainya gerak gerik manusia.
Berdasarkan beberapa pendapat pakar mengenai pengertian novel di atas, peneliti
mengacu pada pendapat Nurgiyantoro (1994: 10) karena pengertian novel tersebut
berkaitan dengan unsur intrinsik karya fiksi. Hal ini sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu mengidentifikasi salah satu unsur intrinsik, yakni sudut pandang
pencerita. Selain itu, pengertian novel yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro lebih
jelas dan mudah dipahami.
2.3.2 Unsur Intrinsik Novel
Novel sebagai karya fiksi dibangun oleh sebuah unsur yang disebut unsur
intrinsik. Unsur pembangun sebuah novel tersebut meliputi tema, alur, latar, tokoh
dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Unsur intrinsik sebuah
17
novel adalah unsur-unsur yang secara langsung ikut serta dalam membangun
cerita. Hal ini didukung oleh pendapat Nurgiyantoro (1994: 23) berikut.
Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya
sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir
sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika
orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-
unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan
antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud.
Atau, sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita)
inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang
dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot,
penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya
bahasa, dan lain-lain.
Berikut ini penjelasan mengenai unsur intrinsik suatu karya fiksi yang meliputi
tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.
a. Tema
Tema merupakan pokok pembicaraan dalam sebuah cerita atau dapat juga
berarti pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang (Adi, 2011:44).
Menurut Siswanto (2008:161) dalam Munaris (2010: 20) Tema adalah ide
yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak
pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Dalam
penulisan suatu karya sastra pengarang harus benar-benar bijaksana
memilih tema karangannya, penyimpangan cerita dari tema akan
mengakibatkan hilangnya selera pembaca. Hal ini harus diimbangi oleh
kemahiran pengarang dalam melukiskan watak setiap tokoh dalam
ceritanya, karena melalui tema ini pengarang dapat melukiskan karakter-
karakter pelakunya.
18
b. Tokoh dan penokohan
Tokoh merupakan pelaku-pelaku yang dihadirkan dalam suatu cerita,
(Munaris, 2010:20). Kehadirannya dapat diindikasikan dengan nama tokoh
atau kata ganti tertentu yang merujuk pada pelaku tertentu. Kehadiran
tokoh cerita, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung selalu ada di
semua novel. Dalam semua novel dibedakan antara tokoh statis dan tokoh
dinamis (Adi, 2011:46). Tokoh statis, jika sebagai tokoh utama di
sepanjang cerita wataknya tidak berubah. Sebaliknya, tokoh dinamis
wataknya sebagai seseoarang tokoh mengalami perubahan selama cerita
berlangsung. Kemudian, penokohan adalah salah satu unsur cerita yang
memegang peranan penting di dalam sebuah novel, karena tanpa pelaku
yang mengadakan tindakan, cerita itu tidak mungkin ada (Adi, 2011:47).
Istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan
“perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita,
bagaimana perwatakan, bagaimana penempatan, dan bagaimana
pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan
gambaran yang jelas kepada pembaca.
c. Alur
Alur atau sering juga disebut plot adalah suatu urutan cerita atau peristiwa
yang teratur dan terorganisasi (Aziz dan Hasim, 2010:68). Aminuddin
(2009:83) dalam Munaris (2010: 20) mengemukakan alur adalah
rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
19
d. Latar atau setting
Latar atau setting disebut juga landas tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan, Abrams (1981:175) dalam
Nurgiyantoro (1994:216). Sedangkan menurut Stanton (2007:35) latar
adalah lingkungan yang meliputi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta
yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.
e. Sudut pandang
Menurut Aminudin (2009:90) dalam Munaris (2010:21) sudut pandang
atau titik pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam
cerita yang dipaparkannya. Siswanto (2008:151) dalam Munaris (2010:21)
juga menyatakan bahwa titik pandang adalah tempat sastrawan
memandang ceritanya. Dari tempat inilah sastrawan bercerita tentang
tokoh, peristiwa, tempat, waktu dengan gayanya sendiri.
f. Gaya bahasa
Gaya bahasa dapat diartikan sebagai cara pengarang mengungkapkan
ceritanya melalui bahasa yang digunakan dalam cerita untuk
memunculkan nilai keindahan. Ratna (2009:3) dalam Munaris (2010: 22)
menyatakan gaya adalah cara-cara yang khas, bagaimana segala sesuatu
diungkapkan dengan cara tertentu, sehingga tujuan yang dimaksudkan
dicapai secara maksimal.
g. Amanat
Amanat ialah pesan atau kesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
melalui jalan cerita. Pesan dalam karya sastra bisa berupa, kritik, saran,
20
harapan, usul, dan lain-lain. Amanat selalu ada disetiap karya fiksi baik
itu novel, cerita pendek, dan lain sebagainya.
2.3.3 Unsur Ekstrinsik Novel
Novel sebagai karya fiksi dibangun oleh sebuh unsur yang disebut unsur
intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ektrinsik sebuah novel tersebut meliputi
latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, dan nilai yang
terkandung dalam novel. Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur
ekstrinsik yang terdapat dalam novel.
a. Latar Belakang Masyarakat Latar belakang masyarakat adalah merupakan
salah satu unsur yang mempengaruhi cerita berupa faktor-faktor yang ada
di dalam lingkungan masyarakat. Penulis merupakan orang yang ada
dalam masyarakat sehingga berpengaruh terhadap hasil karya yang
dihasilkannya. Beberapa hal yang mempengaruhi karya sastra berdasarkan
latar belakang masyarakat adalah sebagai berikut: Ideologi suatu negara,
kondisi ideologi suatu negara sangat mempengarui sebuah karya sastra,
baik itu cerpen maupun novel. Setiap negara mempunyai ideologi yang
berbeda dengan negara lainnya sehingga akan melahirkan hasil karya
sastra yang berbeda pula.
Kondisi politik suatu negara,kondisi politik suatu negara atau wilayah
akan sangat mempengaruhi sebuah karya sastra. Politik yang berkembang
pada suatu negara akan menjadi gambaran atau cerminan dari kegiatan
21
politik yang ada dalam negara tersebut. Kondisi ekonomi suatu negara,
kondisi perekonomian sebuah bangsa atau negara akan sangat berpengaruh
terhadap terhadap sebuah karya sastra. Kondisi sosial suatu negara, kondisi
sosial masyarakat juga akan mempengaruhi terhadap hasil sebuah karya
sastra.
b. Latar Belakang Penulis Latar belakang penulis merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi suatu karya sastra dari luar. Faktor-faktor
dari dalam pengarang itu sendiri yang mempengaruhi atau memotivasi
penulis dalam membuat karya sastra. Latar belakang penulis sebagai
berikut: riwayat hidup penulis, riwayat hidup penulis berkaitan tentang
biografi penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan
pikiran penulis dalam membuat karya satra, misal novel atau cerpen.
Dalam menulis karya sastra, penulis lebih banyak menggunakan
pengalaman-pengalaman penulis dan imajinasi yang dipikirkannya. Faktor
ini akan mempengaruhi gaya bahasa atau gaya penulisan dari penulis
(genre dari seorang penulis tersebut). Kondisi psikologis, kondisi
psikologis berkaitan dengan motivasi seorang penulis dalam membuat
karya sastra. Keadaan psikologis penulis akan mempengaruhi apa yang
ada di dalam ceritanya. Pengarang dalam keadaan mereka sedang sedih
atau gembira mereka akan membuat alur atau jalan cerita yang senang pula
dan juga sebaliknya. Aliran sastra penulis, setiap penulis memiliki aliran
sastra yang berbeda-beda dengan penulis lainnya. Hal ini sangat
22
berpengaruh terhadap gaya penulisan penulis di dalam membuat karya-
karyanya.
c. Nilai yang Terkandung dalam Novel Nilai adalah sesuatu yang
dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang
baik atau buruk, sebagai abstraksi, pandangan atau maksud dari berbagai
pengalaman dalam seleksi perilaku yang ketat. Nilai merupakan petunjuk-
petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu nilai dapat
katakan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas,
dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga
atau berguna bagi kehidupan manusia. Persahabatan sebagai nilai
(positif/baik) tidak akan berubah esensinya manakala ada pengkhianatan
antara dua bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketetapan yang ada
bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung.
Nilai merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari,
sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai, singkatnya adalah
sesuatu yang baik. Nilai adalah tentang hal baik buruk serta pengaturan
perilaku. Nilai-nilai tertentu digunakan sebagai landasan pengambilan,
keputusan untuk berperilaku secara konsisten dan menjadi kebiasaan
dalam hidup bermasyarakat. Nilai merupakan sesuatu yang berguna bagi
manusia baik jasmani maupun rohani (Darmodiharjo dalam Setiadi, 2006:
11).
23
Dengan demikian, nilai merupakan preferensi yang melakukan sesuatu.
Dalam kaitan ini, nilai adalah konsep, sikap dan keyakinan seseorang
terhadap sesuatu yang dipandang berharga olehnya. Adapun sumber nilai
yang berlaku dalam kehidupan manusia dapat digolongkan menjadi dua
macam sebagai berikut. Berikut ini adalah nilai-nilai yang terkandung
sebuah novel.
1) Nilai Budaya Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang berkenaan
dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat yang berlaku
dalam masyarakat.
2) Nilai Estetika Pengalaman estetik bukanlah suatu yang mudah
muncul, atau mudah diperoleh bagi para penikmat sastra. Pembaca
karya sastra (penikmat sastra) membutuhkan pemusatan atau perhatian
yang sungguh-sungguh. Hambatan yang sering dihadapi oleh pembaca
adalah sifat emosional penghayat. Seseorang penghayat (penikmat
sastra) yang merasakan adanya kepuasan setelah menghayati suatu
karya maka orang tersebut dikatakan memperoleh kepuasan estetik.
Kepuasan estetika merupakan kombinasi antara sifat subyektif dan
kemampuan persepsi secara kompleks. Pada dasarnya pengalaman
estetik merupakan hasil dari suatu interaksi antara suatu karya sastra
dengan penghayatnya. Interaksi ini tidak akan terjadi tanpa adanya
suatu kondisi yang memenuhi persyaratan. Kondisi yang dimaksud
adalah kondisi penangkapan atas karya sastra yaitu kondisi intelektual
dan kondisi emosional.
24
3) Nilai Agama Nilai keagamaan adalah nilai yang berhubungan dengan
prinsip kepercayaan kepada Tuhan beserta ajaran-ajaran-Nya, seperti,
berbuat baik kepada sesama manusia, bertobat, beribadah, menyembah
Tuhan, dan sebagainya. Nilai agama merupakan hal-hal yang dapat
dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam novel yang berkaitan
dengan nilai atau ajaran agama.
4) Nilai Moral Nilai moral merupakan nilai-nilai yang terkandung di
dalam sebuah karya sastra yang berkaitan dengan akhlak atau etika
yang berlaku di dalam masyarakat. Dalam sebuah karya sastra (cerpen
atau novel) mengandung nilai moral yang dapat diambil dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Nilai Sosial Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap
buruk oleh masyarakat dalam tata pergaulan atau hubungan antar
individu. Nilai sosial juga biasanya menentukan sesuatu itu dikatakan
baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses
menimbang. Nilai sosial merupakan nilai yang dapat diambil dari
interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam karya sastra.
Biasanya interaksi tokoh ini dapat dianalisis menggunakan pendekatan
sosiologi sastra yang membahas tentang tokoh dan lingkungan tokoh
dalam sebuah karya sastra.
6) Nilai Pendidikan Nilai pendidikan merupakan nilai-nilai yang
berkaitan dengan pendidikan dalam sebuah karya sastra. Nilai
pendidikan ini menyangkut aspek-aspek yang berkaitan dengan nilai
25
pendidikan, misalnya perjuangan tokoh dalam memperoleh ilmu. Nilai
pendidikan juga adalah suatu nilai yang diyakini kebenarannya dan
mendorong orang untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri
atau bermasyarakat. Nilai pendidikan dalam karya sastra adalah nilai-
nilai yang bertujuan mendidik seseorang atau individu agar menjadi
manusia yang baik dalam arti berpendidikan.
2.4 Pembelajaran Sastra di SMA
Subbab ini terdiri atas dua hal. Kedua hal tersebut yaitu pengertian pembelajaran
dan pembelajaran sastra di SMA. Berikut ini penjelasan mengenai hal-hal yang
dimaksud.
2.4.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mencapai
tujuan pembelajaran (Hamalik, 2009: 57). Dalam pembelajaran melibatkan
beberapa unsur, seperti manusia, material, fasilitas dan perengkapan, serta
prosedur. Manusia yang terlibat dalam pembelajaran terdiri atas siswa, guru, dan
tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material dalam pembelajaran
meliputi buku-buku, papan tulis, spidol atau kapur, fotografi, slide, film, audio,
dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan dalam pembelajaran terdiri dari
ruangan kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Dalam pembelajaran
memiliki prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,
belajar, ujian, dan sebagainya.
26
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk
mencapai tujuan belajar tertentu. Namun proses tersebut didominasi oleh siswa.
Dalam suatu proses pembelajaran, guru bertindak sebagai fasilitator bagi siswa.
Pembelajaran merupakan proses yang secara kreatif menuntut siswa untuk
melakukan beberapa kegiatan dalam rangka membangun pengetahuan dan
mengembangkan kreativitasnya secara mandiri. Hal ini didukung oleh pendapat
Abidin (2012: 3) berikut ini.
Pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru agar siswa
belajar. Dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan proses yang
berisi seperangkat aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan
belajar. Berdasarkan dua pengertian ini, pada dasarnya pembelajaran adalah
serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar
tertentu dalam bimbingan, arahan, serta motivasi dari seorang guru.
Sementara itu, pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu proses belajar
yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam rangka mengembangkan keterampilan
berbahasa yang dimiliki oleh siswa. Keterampilan berbahasa tersebut terdiri atas
empat aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Hal ini
sesuai dengan pendapat Abidin (2012: 5) berikut ini.
Pembelajaran bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas
yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu.
2.4.2 Pembelajaran Sastra di SMA Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Pembelajaran sastra adalah suatu pembelajaran yang telah ditetapkan dalam
kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia dan merupakan bagian dari tujuan
pendidikan nasional. Salah satu tujuan tersebut yakni membentuk manusia yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas.
27
Dalam Kurikulum 2013 edisi revisi, pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks yang dimaksud yaitu teks sastra dan
teks non sastra. Teks sastra terdiri atas teks naratif dan teks nonnaratif. Contoh
teks naratif yakni cerita pendek dan prosa, sedangkan contoh teks non naratif
seperti puisi.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 edisi revisi
mengisyaratkan suatu pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pendekatan
saintifik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran secara lebih intens, kreatif, dan
mandiri. Peserta didik dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran.
Dalam pendekatan ini, keberhasilan akan tampak apabila peserta didik mampu
melakukan langkah-langkah saintifik. Langkah-langkah tersebut meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Langkah-
langkah tersebut merupakan satu kesatuan dan saling berkaitan.
Melalui pendekatan saintifik, guru dapat membangkitkan keingintahuan peserta
didik akan sebuah karya sastra. Karya sastra dihidupkan dalam pembelajaran.
Dengan demikian, pembelajaran akan menjadi menarik, menantang, serta
memotivasi peserta didik untuk terus menggali yang ada dalam suatu karya sastra.
Adapun salah satu tujuan pembelajaran sastra adalah menuntut peserta didik untuk
dapat memahami makna yang terkandung dalam suatu karya sastra yang
diajarkan. Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang diajarkan dalam
suatu pembelajaran sastra di SMA.
28
Hal tersebut tertuang dalam KI 4, yaitu mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan dan KD 4.2 memproduksi
teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel yang
koheren sesuai dengan karakteristik teks baik secara lisan maupun tulisan.
Selain sebagai bahan ajar, novel juga dapat dijadikan sebagai (1) sarana
pendukung untuk memperkaya bacaan siswa, (2) membina minat baca siswa, dan
(3) meningkatkan semangat siswa untuk menekuni bacaan secara lebih mendalam.
Dalam pembelajaran sastra, novel dapat dijadikan sebagai salah satu bahan ajar.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya novel dengan kisah atau
cerita yang beragam yang berkembang pesat di masyarakat. Selain itu, novel
mulai diminati oleh kalangan anak muda, khususnya anak SMA.
Sebagai bahan ajar pembelajaran sastra, novel memiliki kelebihan dibandingkan
dengan karya sastra lain. Salah satu kelebihan novel untuk dijadikan bahan ajar
pembelajaran sastra adalah novel mudah untuk dinikmati dan memungkinkan
siswa dengan kemampuan membacanya terbawa dalam keasyikan kisah atau
cerita dalam novel.
Pemilihan bahan ajar dalam pembelajaran sastra merupakan salah satu tugas guru
bidang studi untuk menciptakan pembelajaran yang asyik dan menarik bagi siswa.
Selain itu, pemilihan bahan ajar dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat
sudut pandang pencerita dalam novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata.
29
Selanjutnya penelitian tersebut diimplikasikan pada pembelajaran sastra.
Implikasi yang dimaksud yaitu mengenai layak atau tidaknya novel Sirkus Pohon
tersebut untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA. Layak atau
tidaknya novel tersebut dijadikan sebagai bahan ajar pembelajaran sastra dilihat
berdasarkan indikator pemilihan bahan ajar pembelajaran sastra yang telah
diuraikan di atas.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisikan metode penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan
data, dan selain itu dijelaskan data dan sumber datanya, serta teknik pengumpulan
data dan analisis data dalam penelitian.
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Semi (2012:30–31) mengemukakan bahwa salah satu ciri penelitian kualitatif itu
bersifat deskriptif, artinya dalam penelitian ini data terurai dalam bentuk kata-kata
atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angka-angka. Data umumnya berupa
pencatatan, bukan dalam bentuk angka-angka. Penelitian kualitatif ini tentu saja
tidak untuk penelitian bidang teknologi dan eksakta. Penelitian kualitatif lebih
sesuai untuk penelitian hal-hal yang bersangkut paut dengan masalah kultur dan
nilai-nilai, seperti sastra.
Dikatakan penelitian sastra lebih sesuai dengan penelitian kualitatif adalah bahwa
sastra merupakan suatu bentuk karya kreatif, yang harus diberikan interpretasi
(Semi, 2012:34). Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Sirkus Pohon karya
Andrea Hirata dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA.
31
3.2 Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif merupakan
kutipan-kutipan berupa kata-kata maupun kalimat yang terkait dengan nilai-nilai
pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Sirkus Pohon karya Andrea
Hirata.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata.
Novel tersebut diterbitkan pada tahun 2017 dengan jumlah halaman xiv + 410,
dan diterbitkan oleh penerbit PT Bentang Pustaka.
3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis data
Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut.
Teknik pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian ini adalah analisis
teks. Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk megumpulkan dan
menganalisis data dalam novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata adalah sebagai
berikut.
1. Membaca novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata secara keseluruhan
dengan seksama.
2. Menandai data yang terdapat dalam novel Sirkus Pohon karya Andrea
Hirata yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter.
3. Menganalisis data terpilih yang berkaitan dengan menentukan nilai-nilai
pendidikan karakter berdasarkan bagian teks novel Sirkus Pohon karya
Andrea Hirata.
4. Mendeskripsikan bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter pada
novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata.
32
5. Menyimpulkan hasil analisis mengenai nilai-nilai pendidikan karakter
pada novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata.
6. Mengimplikasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada novel Sirkus Pohon
karya Andrea Hirata terhadap pembelajaran sastra di Sekolah Menengah
Atas (SMA).
3.4 Indikator Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Indikator nilai-nilai pendidikan karakter yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Indikator Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
No. Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya.
2. Jujur Prilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan prilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
33
No. Nilai Deskripsi
5. Kerja Keras Prilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hakdan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
Tahu mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
Kebangsaan menempatkan kepeentingan bangsa dan Negara di atas diri
dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
Air menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial.
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
Prestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
Komunikatif bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
Membaca bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
34
16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
Lingkungan kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkanupaya-upayauntukmemperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin member bantuan
Padaorang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung
Jawab
Sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dankewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
dirisendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
(Puskur Kemendikbud dalam Sahlan dan Prasetyo, 2012: 39-40)
101
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan novel Sirkus Pohon karya Andrea
Hirata peneliti menyimpulkan sebagai berikut.
1. Novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata memuat 16 nilai-nilai pendidikan
karakter meliputi religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung
jawab. Jumlah nilai pendidikan karakter yang ditemukan sebanyak 68 data
(terlampir).
2. Implikasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sirkus Pohon karya Andrea
Hirata terhadap pembelajaran sastra di SMA dapat dilihat melalui rancangan skenario
pembelajaran mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sirkus
Pohon karya Andrea hirata. Novel tersebut layak dijadikan sebagai bahan ajar karena
sudah memenuhi kriteria dalam pemilihan bahan ajar ditinjau dari (1) aspek
kurikulum, (2) aspek pendidikan karakter, dan (3) aspek kesastraan.
102
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata, peneliti
menyarankan sebagai berikut.
1. Guru bidang studi mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat menjadikan
penelitian ini sebagai salah satu tambahan bahan pembelajaran sastra
mengenai nilai-nilai pendidikan karakter.
2. Bagi pembaca siswa SMA dapat memahami dan mengambil manfaat dari nilai
pendidikan karakter yang terdapat dalan novel Sirkus Pohon karya Andre
Hirata dan menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut di dalam
kehidupan siswa.
3. Bagi Peneliti diharapkan dapat membantu peneliti-peneliti sebagai salah satu
bahan refrensi yang bermanfaat untuk berbagai kepentingan, khususnya di
bidang analisis unsur intrinsik novel.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2013. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Auillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di
Sekolah. Yogyakarta: Laksana.
Aqib, Zainal & Ahmad Amrullah. 2017. Pedoman Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa. Yogyakarta: Gava Media.
Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
Gunawan, Heri. 2017. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi.
Bandung: Alfabeta.
Kurniawan, Syamsul. 2016. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Mu’in, Fatchul. 2016. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Munaris. 2012. Karya Sastra dan Pembaca. Tulungagung: Cahaya Abadi.
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Priyatni, Endah Tri, 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Salahudin, Anas & Irwanto Alkrienciehie. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung:
Pustaka Setia.
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Prinsi-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Bandung
Angkasa.
Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Lampung:
Universitas Lampung
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Recommended