View
259
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Clinical Science Session
Diagnosis Banding Nyeri Lutut
Disusun oleh:
Mailan Komma Dijaya
Bintang Afifi Nasa
Preseptor: Dr. Ami Rachmi, Sp.KFR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
BAGIAN ILMU REHABILITASI MEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RS AL IHSAN BANDUNG 2015
ANATOMI DAN FISIOLOGI SENDI LUTUT
Lutut adalah salah satu sendi utama pemikul berat badan dan banyak menjadi korban
keausan dan regangan pada orang dengan keaktifan tinggi. Resiko aus dan cedera semakin
besar bila pekerjaan seseorang banyak melibatkan pelipatan lutut atau berjongkok.
Lutut merupakan perhubungan antara tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia). Di depan
perhubungan itu terdapat tulang yang disebut tempurung lutut (patela), dan sambungan ini
dilapisi oleh suatu selaput yang disebut kantung synovial yang menghasilkan cairan synovial
sebagai suatu pelumas. Selain itu juga terdapat jaringan lain yang meliputi tulang rawan, otot,
tendon, dan ligamen, serta terdapat alat penahan goncangan yang disebut menisci (singular
meniskus).
Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar pada tubuh manusia. Sendi ini terletak
pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri
dari dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis, lateralis dan condylus
tibiae yang terkait dalam sebuah sendi pelana , diantara patella dan fascies patellaris femoris.
1) Tulang pembentuk sendi lutut
Sendi lutut dibentuk dari empat buah tulang yaitu tulang femur, tulang tibia,
tulang fibula dan patella.
a. Tulang femur
Merupakan tulang panjang yang bersendi keatas dengan pelvis dan kebawah
dengan tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epiphysis proksimal, diaphysis dan
epiphysis distalis. Pada tulang femur ini yang berfungsi dalam persendian lutut adalah
epiphysis distalis. Epiphysis distalis merupakan bulatan sepanjang yang disebut
condylous femoralis lateralis dan medialis.
Dibagian proksimal tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecil yang disebut
epicondilus lateralis dan medialis. Bila dilihat dari depan, terdapat dataran sendi yang
melebar ke lateral yang disebut facies patelaris yang nantinya bersendi dengan tulang
patella. Dan bila dilihat dari belakang, diantara condylus lateralis dan medialis
terdapat cekungan yang disebut fossa intercondyloideal.
Gambar 1a. Tulang Femur Gambar 1b. Tulang Femur
tampak depan tampak belakang
b. Tulang patella
Merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh manusia dengan bentuk segitiga
dan gepeng dengan apex menghadap kearah distal. Pada permukaan depan atau
anterior tulang patella kasar sedangkan permukaan dalam atau dorsal memiliki
permukaan sendi yang lebih besar dan facies medial yang lebih kecil.
Gambar 2a. Patella tampak Gambar 2b. Patella tampak
Depan belakang
c. Tulang tibia
Merupakan salah satu tulang tungkai bawah selain tulang fibula, tibia merupakan
tulang kuat satu-satunya yang menghubungkan femur dan tumit kaki. Seperti halnya
tulang femur, tulang tibia dibagi tiga bagian, bagian ujung proksimal, corpus dan
ujung distal bagian dari tulang tibia yang membentuk sendi lutut adalah bagian
proksimal, dimana pada bagian ujung proksimal terdapat condillus medialis dan
tubercullum inter condiloseum lateral. Didepan dan dibelakang eminentia terdapat
fossa intercondilodea anterior dan posterior.
Gambar 3. Tulang Tibia
d. Tulang fibula
Tulang fibula ini berbentuk kecil panjang, terletak di sebelah lateral dari tibia juga
terdiri dari tiga bagian : epiphysis proximal, diaphysis dan epiphysis distalis.
Epiphysis proximalis membulat disebut capitulum fibula yang ke proximal.
Gambar 4. Fibula
2) Jaringan lunak sekitar sendi lutut
a. Meniscus
Meniscus merupakan jaringan lunak, meniscus pada sendi lutut adalah meniscus
lateralis. Adapun fungsi meniscus adalah:
Penyebaran pembebanan
Peredam kejut (shock absorber)
Mempermudah gerakan rotasi
Mengurangi gerakan dan stabilisator setiap penekanan akan diserap oleh meniscus dan
diteruskan ke sebuah sendi.
Gambar 5. Meniscus
Meniscus medialis
Meniscus medialis berbentuk semi sirkulasi dan bersatu dengan ligament
collateral medial.
Meniscus lateralis
Meniscus lateralis berbentuk hampir sirkuler, tempat-tempat perlengketannya
dekat satu sama lain. Meniscus lateralis tidak bersatu dengan kapsula atau ligament
collateral dan maka dari itu meniscus lateral lebih mobile daripada meniscus medialis.
b. Bursa
Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinya
gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membrane synovial. Ada
beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain :
bursa popliteus
bursa supra patellaris
bursa infra patellaris
bursa subcutan prapatelaris
bursa sub patellaris
c. Ligamen-ligamen Sendi Lutut
Ligamen mempunyai sifat yang cukup lentur dan jaringannya cukup kuat yang
berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilitas sendi.
Ada beberapa ligamen sendi lutut yaitu :
1) Ligamentum cruciatum anterior
Berjalan dari depan fossa intercondyloidea anterior ke permukaan medial condilus
lateralis femoris yang berfungsi menahan hiperekstensi dan menahan bergesernya
tibia ke depan.
2) Ligamentum cruciatum posterior
Berjalan dari facies lateralis condylus medialis femoris menuju ke fossa
intercondylodea tibia yang berfungsi menahan bergesernya tibia ke arah belakang.
3) Ligamentum collateral lateral
Berjalan dari epicondylus lateralis ke capitulum fibula yang berfungsi menahan
gerakan varus atau samping luar.
4) Ligamentum collateral mediale
Berjalan dari epicondylus medial ke permukaan medial tibia (epicondylus medialis
tibia) yang berfungsi menahan gerakan valgus atau samping dalam eksorotasi. Namun
secara bersamaan fungsi – fungsi ligament collateralle menahan bergesernya tibia ke
depan pada lutut 90°.
5) Ligamentum patella
Yang merupakan lanjutan dari tendon M. Quadriceps Femoris yang berjalan dari
patella ke tuberositas tibia.
6) Ligamentum retinacullum patella lateral dan medial
Ligament ini berada disebelah lateral dari tendon M. Quadricep Femoris dan berjalan
menuju tibia, dimana ligamen-ligamen ini melekat dengan tuberositas tibia.
7) Ligamentum popliteum articuatum
Terletak pada daerah condylus lateralis femoris erat hubungannya dengan M.
Popliteum.
8) Ligamentum popliteum oblicum
Berjalan dari condylus lateralis femoris kemudian turun menyilang menuju fascia
popliteum yang berfungsi mencegah hyperekstensi lutut.
3) Vascularisasi dan persarafan sendi lutut
Sendi lutut menerima darah dari descending genicular arteri femoralis, cabang-cabang
genucular arteri popliteal dan cabang descending arteri circumflexia femoralis dan
cabang ascending arteri tibialis anterior
Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri yang kemudian akan
memasuki vena femoralis.
Disarafi oleh :
N. Femoralis
N. Obturatorius
N. Peroneus communis
N. Tibialis
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi diperhatikan pula keadaan kulit, deformitas sendi dengan pertimbangan
apakah kelainan itu tergolong idiopatik, kongenital, neurologis ataukah oleh penyakit
reumatik.
Setelah dilakukan inspeksi, dilakukan palpasi dan perkusi untuk mencari
kemungkinan adanya rasa nyeri. Perlu juga diperhatikan adanya krepitasi, perubahan-
perubahan gerakan, adanya nyeri tekan, pembengkakan dan penilaian kekuatan pada
daerah sendi lutut.
Sendi-sendi ekstremitas bawah diperiksa pada posisi berbaring, dinilai kemampuan
ruang gerak sendi serta keadaan hipermobilitas yang dapat menjadi penyebab gangguan
sendi, serta dilihat adanya spastisitas/kaku kaki. Kekuatan masing-masing kelompok otot
utama juga diperiksa untuk memastikan rasa nyeri itu berasal, karena rasa nyeri tidak
selalu menunjukan arthtritis tapi juga dapat berasal dari tempat lain misalnya tendinitis
tanpa arthritis, bursitis, miositis, atau pada saraf maupun tulang.
Tes Lachman
Pasien posisi terlentang dengan pemeriksa menahan lutut pada posisi fleksi 15°.
Tulang paha ditopang dengan satu tangan dan diberikan tekanan pada tibia bagian proksimal
dan posterior untuk mengubahnya menjadi anterior. Hasil positif terjadi jika terdapat
perubahan anterior secara berlebihan pada tibia dengan titik akhir yang lembut.
Tes Drawer Posterior
Pasien dalam posisi terlentang dengan pinggul fleksi 45°, lutut fleksi 90°, dankaki
berada pada posisi netral pada meja. Pemeriksa menstabilkan kaki dengan cara duduk
diatasnya dan meletakkan kedua tangan dibelakang proksimal tibia dan jempol pada tibia.
Tekanan posterior diberikan pada tibia proksimal. Dengan adanya robekan pada ligamen,
peningkatan pergeseran tibia posterior dapat dirasakan.
Tes Valgus dan Varuss Stress
Pasien dalam posisi telentang di atas meja periksa. Pada tes Valgus, pemeriksa
mengambil kaki, dan meletakkan satu tangan pada lateral lutut dan menahan pergelangan
kaki dengan tangan lainnya. Tekananb33e Valgus diberikan pada posisi lutut fleksi 30°.
Sedangkan pada tes Varus, satu tangan pada lutut bagian medial dengan pergelangan kaki
dipegang dengan tangan lainnya. Lutut kemudian ditekan secara penjajaran varus dengan
lutut fleksi 30°. Gerakan berlebihan atau kurangnya ketegasan ujung akhir memberi kesan
adanya robekan ligamen medial dan kolateral.
Tes Patellofemoral Grind
Pasien dalam posisi terlentang dengan lutut ekstensi. Pemeriksa meletakkan jari
jempol pada patela bagian superior. Pasien disuruh untuk mengontraksikan otot kuadrisep,
sambil pemeriksa menekan patela kearah bawah. Timbulnya nyeri lutut anterior memberi
kesan disfungsi patelofemoral. Tes ini seringkali dirasakan tidak nyaman dan penggunaannya
harus benar-benar jika diperlukan.
Tes McMurray
Dengan posisi pasien berbaring telentang, lutut difleksikan dan di stabilkandengan
tangan pemeriksa, dimana diletakkan sepanjang garis sendi medial danlateral. Dengan tangan
lainnya, pemeriksa menahan kaki pada tumit dan memutar kaki pada paha dengan lutut tetap
dalam keadaan fleksi. Rotasi eksternal dilakukanuntuk memeriksa kartilago medial, dan
rotasi internal untuk kartilago lateral. Denganmengubah derajat dari fleksi lutut, berbagai
aspek dari kartilago dapat dinilai. Jikatedengar bunyi klik dan timbul nyeri, ini memberi
kesan robeknya meniskus.
Gambar 6. McMurray Test
Tes Drawer Anterior
Pasien duduk pada pinggir meja pemeriksaan dan pergelangan kaki diposisikan 90°,
pergelangan kaki ditahan pada sisi tibia dengan satu tangan. Jari telunjuk tangan tersebut
diletakkan pada talus dengan jari tengah pada maleolus tibia.Tumit ditarik secara anterior
dengan tangan lainnya. Adanya pergerakan relatif anteroposterior antara talus dan tibia dapat
dipalpasi atau dilihat. Tes ini dilakukan untuk menilai integritas ligamen pergelangan kaki
lateral
Recommended