View
495
Download
7
Category
Preview:
Citation preview
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km² wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km² wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia. Pemanfaatan sumberdaya perikanan dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, mengikuti permintaan yang cenderung terus bertambah, baik jumlah maupun jenisnya. Meningkatnya upaya sumberdaya perikanan mendorong berkembangnya teknik dan taktik penangkapan (fishing technique and fishing tactics) untuk dapat memproduksi secara lebih efektif dan efisien.
Berhasil tidaknya suatu alat tangkap dalam operasi penangkapan sangatlah tergantung pada bagaimana mendapatkan daerah penangkapan yang baik, potensi perikanan yang ada dan bagaimana operasi penangkapan dilakukan. Beberapa cara dapat dilakukan dalam upaya optimalisasi hasil tangkapan diantaranya dengan menggunakan alat bantu penangkapan. Macam-macam alat bantu penangkapan yang umum digunakan dalam operasi penangkapan ikan di Indonesia diantaranya dengan menggunakan rumpon (FAD).
Secara alami tanda-tanda fisik daerah penangkapan ikan (Fishing ground) berdasarkan pengalaman nelayan, yang catchable area diantaranya ditandai oleh :Warna perairan lebih gelap dibandingkan perairan sekitarnya ; Ada banyak burung beterbangan dan menukik-nukik ke permukaan air ; Banyak buih di permukaan air ; dan Umumnya jenis ikan ini bergerombol di sekitar batang-batang kayu yang hanyut di perairan atau bersama dengan ikan yang berukuran besar seperti paus. Dengan adanya rumpon disuatu perairan maka daerah penangkapan ikan dapat dibentuk, sehingga nelayan dan unit kapal penangkap ikan tidak tergantung lagi dengan tanda-tanda fisik daerah penangkapan ikan yang bergantung pada kondisi lingkungan alami perairan. Oleh karena itu dengan penggunaan rumpon (FAD) dapat dikatakan sebagai pembentuk daerah penangkapan ikan buatan (Artificial fishing ground)
Rumpon yang sudah digunakan masyarakat Nanggroe Nanggroe Aceh Darussalam Darussalam sekarang ini hampir sama dengan dengan rumpon di daerah perairan lainnnya. Dimana komponen dan kontruksi rumpon terdiri dari:
1. PelampungSebagai alat pengapung yang dibuat dari besi plat yang dibentuk seperti tabung.
2. AtraktorMerupakan pemikat yang bertujuan untuk memikat ikan disekeliling rumpon yang terbuat dari daun nyiur atau daun kelapa.
3. Tali-temaliGuna sebagai pengikat pelampung dan pemberat bahannya terbuat dari polyethylene kemudian ditambahkan kawat baja untuk mengikat atraktor supaya cepat tenggelam dan tidak mengapung
4. PemberatMerupakan bahan untuk menenggelamkan rumpon dan rumpon tidak berpindah tempat yang dibuat dari semen yang dicor.
1.2 Batasan Masalah
Optimasi rumpon perairan dangkal pada kontruksi atraktor dan pelampung
1.3 Rumusan Masalah
Rumpon yang ada diperairan Nanggroe Aceh Darussalam menggunakan daun nyiur tau daun kelapa sebagai alat pemikat ikan/atraktor dimana periode daya tahan dari daun nyiur atau kelapa tidak lama karena pembusukan sehingga terdapat suatu solusi untuk menggunakan tali rafia sebagai penggantinya, tali rafia selain tahan lama juga memiliki kelebihan untuk memikat ikan dari pergerakannya yang melambai-lambai akibat arus. Dan pada pelampung rumpon yang digunakan di Nanggroe Aceh Darussalam hanya dilapisi dengan cat sehingga cepat terjadi korosi pada dinding pelampung, solusi yang diterapkan disini dengan menggunakan fiber sebagai pelapis.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari kegiatan penelitian ini yaitu:
Memaksimalkan daya tahan rumpon agar lebih tahan lama.
Memaksimalkan fungsi dari atraktor
1.5 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penulisan yang hendak dicapai, maka manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah:
Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang rumpon perairan dangkal.
Bagi Institusi Pendidikan
Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah wacana kepustakaan serta dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
Bagi Profesi
Dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi dunia perikanan.
Bagi masyarakat
Memberi informasi kepada masyarakat tentang kontruksi rumpon, pengaruh dari bahan yang digunakan, dan daya tahan yang dihasilkan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Rumpon
Rumpon atau Fish Aggregating Device (FAD) adalah salah satu jenis alat
bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun laut
dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar
berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap.
Definisi rumpon menurut SK Mentan No. 51/Kpts/IK.250/1/97 adalah alat
bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut.
Selanjutnya dalam SK Mentan No. 51/Kpts/IK.250/1/97 tentang
Pemasangan dan Pemanfaatan rumpon menjelaskan bahwa terdapat 3 jenis
rumpon,yaitu:
1. Rumpon Perairan Dasar
adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada
dasar perairan laut
2. Rumpon Perairan Dangkal
adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan
padaperairan laut dengan kedalaman sampai dengan 200 meter.
3. Rumpon Perairan Dalam
adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman di atas 200 meter.
2.2 Konstruksi dan Teknis Pemasangan Rumpon
Secara garis besar rumpon menurut Preston (1982) adalah tersusun dan tiga
bagian utama yang terdiri dan attraktor, mooring line dan pemberat. Konstruksi
rumpon, terdiri dan komponen-komponen yang sama bila dilihat berdasarkan
fungsinya seperti pelampung, alat pengumpul ikan, tali-temali dan pemberat.
tetapi untuk rumpon-rumpon yang dipergunakan oleh nelayan diberbagai lokasi di
Indonesia mempunyai perbedaan bila dilihat dan material masing-masing
komponen konstruksi rumpon tersebut.
Tim Pengkajian Rumpon IPB (1987) mengemukakan bahwa persyaratan umu
komponen komponen dan konstruksi rumpon adalah sebagai berikut:
1. Pelampung,
Mempunyai kemampuan mengapung yang cukup baik (bagian yang
mengapung diatas air 1/3 bagian)
Konstruksi cukup kuat
Tahan terhadap gelombang dan air
Mudah dikenali dari jarak jauh
Bahan pembuatnya mudah didapat;
2. Atraktor atau pemikat,
Mempunyai daya pikat yang baik terhadap ikan
Tahan lama
Mempunyai bentuk seperti posisi potongan vertikal dengan arah ke bawah
Melindungi ikan-ikan kecil
Terbuat dan bahan yang kuat, tahan lama dan murah;
3. Tali-temali,
Terbuat dan bahan yang kuat dan tidak mudah busuk
Harganya relatif murah mempunyai daya apung yang cukup untuk
mencegah gesekan terhadap benda-benda lainnya dan terhadap arus
Tidak bersimpul (less knot);
4. Pemberat,
Bahannya murah, kuat dan mudah diperoleh
Massa jenisnya besar, permukaannva tidak licin dan dapat mencengkeram.
2.3 Tingkah Laku Ikan Di Sekitar Rumpon
Asikin (1985) mengemukakan bahwa keberadaan ikan di sekitar rumpon karena berbagai sebab, antara lain:
1. Rumpon sebagai tempat bersembunyi di bawah bayang-bayang daun
rumpon bagi beberapa jenis ikan tertentu;
2. Rumpon sebagai tempat berpijah bagi beberapajenis ikan tertentu;
3. Rumpon itu sebagai tempat berlindung bagi beberapa jenis ikan yang
mempunyai sifat fototaksis negatif;
Samples dan Sproul (1985) mengemukakan teori tertariknya ikan yang berada di sekitar rumpon disebabkan karena:
1. Rumpon sebagai tempat berteduh (shading place) bagi beberapa jenis ikan
tertentu;
2. Rumpon sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan
tertentu;
3. Rumpon sebagai substrat untuk meletakkan telurnya bagi ikan-ikan
tertentu;
4. Rumpon sebagai tempat berlindung (shelter) dan predator bagi ikan-ikan
tertentu;
5. Rumpon sebagai tempat sebagai titik acuan navigasi (meeting point) bagi
i kan-ikan tertentu yang beruaya.
Hipotesis
H1 = Periode daya tahannya lebih lama dan lebih memikat
H0 = Periode daya tahan dan daya pemikatnya sama
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, artinya mengumpulkan dan mengkaji data sekunder.
3.2 Kerangka Kerja (Frame Work)
Gambar Kerangka Kerja Penelitian
3.3 Variabel penelitian
Variabel independent adalah faktor yang diduga berhubungan variabel
dependen (Nursalam & Pariani, 2001). Dalam penelitian ini variabel
independennya adalah daya tahan dan daya pemikat.
3.4 Cara Kerja
Meliputi pengumpulan data dan pengkajian data
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan memperoleh data sekunder (hasil penelitian orang lain, buku, berita, artikel) dari semua sumber.
2) Pengkajian data
Setelah data terkumpul dilakukan pengkajian data sekunder yang diperoleh untuk menyeleksi data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan.
Penyusunan proposal
Pengkajian data
Pengumpulan data
Penyusunan laporan akhir
3) Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama 2 bulan mulai bulan januari 2010 sampai februari 2010. Tempat pelaksanaan penelitian studi pustaka di Kampus Politeknik Negeri Jember.
JADWAL PELAKSANAAN
NO KEGIATANBULANJANUARI FEBRUARI1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan alat dan bahan 2 Pengumpulan data 3 Pengkajian data 4 Pembuatan laporan
PERKIRAAN BIAYA
No Uraian Jumlah Satuan Satuan (Rp) Nilai (Rp)
A Biaya Alat dan Bahan1 Alat :
a. Buku perpustakaan - buah - ,-b.Sewa jasa internet 42 jam 3000 126.000,-b. Sewa komputer 15 hari 10.000 150.000,-
JUMLAH 276.000,-2 Bahan :
a. Kertas A4 1 rim 45.000 45.000,-b. Jasa print 250 Lembar 400 100.000,-
JUMLAH 145.000,-TOTAL A (1+2)+ B 421.000,-
4. PENUTUP
Dengan menggunakan tali rafia pada atraktor dan fiber glass pada lapisan
besi plat pelampung diharapkan dapat meningkatkan daya tahan pelampung serta
meningkatkan fungsi atraktor sebagai alat pemikat ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam dan Pariani (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
Sudirman, 2003. Analisis Tingkah Laku Ikan untuk Mewujudkan teknologi Ramah Lingkungan Dalam Proses Penangkapan pada bagan Rambo (Tidak di Publikasikan.Disertasi) Program Pasca sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sumber : http://ocean.iuplog.com Rumponisasi, Konflik Nelayan dan Kelestarian Sumberdaya Ikan. Suhana, Peneliti Pada Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL-IPB) Sunday, February 17, 2008
Tajuddahmuslim.2009. Pembentukan Daerah Penangkapan Ikan Dengan Light Fishing Dan Rumpon.(http://tadjuddahmuslim. wordpress. Com /2009/ 01/ 28/ model-pengelolaan-kabupaten-kepulauan-wakatobi-provinsi-sulawesi-tenggara-berbasis-kluster-dan-karakteristik-tipologi/ ). Diambil 15 Desember 2009
Recommended