View
27
Download
7
Category
Preview:
DESCRIPTION
resusitasi mata kuliah gawat darurat
Citation preview
ORGANISASI RESUSITASI
Ikhda Ulya
Background
Kondisi kolaps dapat terjadi dimana saja dan kapan saja serta dapat terjadi pada siapa saja
Dibutuhkan seorang layrescuer yang terlatih untuk meningkatkan angka harapan hidup
Kondisi kolaps mendadak serangan jantung
Resusitasi
Resusitasi merupakan serangkaian tindakan atau usaha untuk menghidupkan kembali seseorang yang tiba-tiba kolaps (Martin, 2008 dalam Bowdan, 2011)
Tujuan resusitasi mengembalikan sirkulasi dan pernapasan spontan, mepertahankan sirkulasi ke otak
Cont’...
Otak akan mengalami kerusakan jika selama 4 menit tidak mendapatkan suplai oksigen
Tindakan dasar resusitasi bagi orang awam (lay person) yaitu dengan melakukan kompresi dada
Con’t...
Untuk tenaga kesehatan, tindakan resusitasi merupakan rangkaian tindakan yang lebih kompleks dimulai dari pengenalan korban kolaps hingga mencegah terjadinya henti jantung.
Rangkaian tindakan resusitasi digambarkan sebagai “Chain of Survival” beserta intervensi good outcome (Nolan et al, 2011 dalam Bodan, 2011)
Cont’...
Resusitasi : Di luar rumah sakit dan di rumah sakit
Resusitasi di luar rumah sakit sesuai dengan algoritme AHA (2010) yang terdiri dari chain of survival
Sedangkan resusitasi di rumah sakit dilakukan oleh tim khusus
Cont’...
Resusitasi dilakukan melalui kerja tim yang telah disiapkan, terorganisasi, dan terlatih.
Tim resusitasi terdiri dari : 1 atau 2 dokter (tim leader) dan 3 perawat. Atau jika tidak ada dokter maka 1 perawat (tim leader) dan 3 perawat.
Pendekatan tim secara terorganisir dapat: Mengurangi kesalahan dalam
pemberian prosedur Mencegah tindakan dilakukan berulang Mencegah kebingungan tim Mencegah kekacauan Meningkatkan patient safety mengurangi tingkat stress anggota tim
tugas sudah jelas dan siap
Untuk tim resusitasi perawat Perawat 1 tim leader Perawat 2 ventilator Perawa 3 kompresor Perawat 4 medikasi Perawat 5 defibrillator Perawat 6 recorder
Tugas P1
Sebagai decision maker Monitoring kondisi klien dan
menentukan langkah berikut Melakukan komunikasi dengan seluruh
anggota tim
Tugas P2
Bertanggung jawab terhadap airway-breathing klien
Secara otomatis akan bergantian dengan P3 (kompresor) ketika melakukan RJP
Tugas P3
Melakukan kompresi dada ketika terjadi cardiac arrest
Bergantian dengan P2 (ventilator) dalam melakukan RJP
Monitoring TTV
Tugas P4
Membuat jalur intavena Menyiapkan dan memberikan obat-
obatan sesuai perintah dari leader
Tugas P5
Bertanggung jawab atas pengoperasian mesin defibrillator
Memberikan shock sesuai hasil pembacaan monitor jantung atas perintah dari tim leader
Tugas P6
Mendokumentasikan segala sesuatu yang dilakukan selama proses resusitasi
Kewajiban semua anggota tim:
Melakukan komunikasi dengan jelas Close loop communication Menyiapkan diri sebagai anggota tim Melaporkan segala sesuatu yang telah
dilakukan dokumentasi Mutual respect antar anggota tim
Fase Resusitasi
Fase antisipasi kesiapan alat + tim Fase entry get baseline & new VS +
ass. ABC Fase resusitasi Fase maintenance Fase pemberitahuan terhadap keluarga Fase transfer Fase kritis
Resusitasi di rumah sakit (intrahspital resuscitation)
Kejadian kolaps dapat terjadi di ruang gawat darurat maupun di ruang perawatan atau bahkan di ruang pemeriksaan
Di rumah sakit terdapat tim khusus untuk menangani resusitasi
Tim resusitasi di rumah sakit code blue team
Code blue team Code blue sistem respon cepat untuk melakukan
resusitasi emergency dan stabilisasi pada situasi medical emergency yang terjadi di area rumah sakit.
Code blue team kemampuan khusus untuk melakukan chain of survival pada pasien yang mengalami henti jantung.
Setiap anggota team code blue memahami peran masing-masing ketika memberikan respon untuk melakukan resusitasi.
Code blue team tenaga medis dan paramedis (medical assistance dan staf perawat).
Respon basic life support dan kemudian secara simultan juga dilakukan advance life support.
Chain of survival
Penatalaksanaan VF/VT tanpa nadi Kurang lebih sekitar 90% penyebab cardiac
arrest adalah VF/VT tanpa nadi Termasuk irama shockable Butuh defibrilasi 120 - 200J (bifasik) dan
360J (monofasik) tiap 2 menit Kemudian dilanjutkan CPR Analisis irama tiap 2 menit Obat resusitasi : Epineprin dan
amiodaron Manajemen airway
Penatalaksanaan PEA/Asystole
Lakukan CPR 30:2 Analisis irama tiap 2 menit Jika ditemukan irama shockable, maka
delivery shock Jika non-shockable, lanjutkan CPR Obat resusitasi : Epineprin tiap 3-5
menit Manajemen airway
Manajemen Airway
Persiapan alat: Laringoskop Pipa ETT Stilet Forsep margil Gel Spuit 20cc Stetoskop Bantal, plester, gunting Suction
Prosedur
Siapkan dan cek alat Hiperventilasi 30 detik Letakkan bantal pada kepala dan
perahankan ekstensi Penghisapan lendir Buka mulut dan masukkan laringoskop Masukkan pipa ETT Lepas mandrin, cek penempatan ETT Fiksasi
Terima kasih
Referensi Neumar et al. (2010). Part 8: Adult Advanced Cardiovascular Live Support
2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Journal of The American Heart Association, 729-767.
Bowden, T. (2011). In-hospital resuscitation : 2010 guideline in practice. British Journal of Cardiac Nuring, 6,(5), 234-238.
Andrew H. Travers, T. D. R., Bentley J. Bobrow, Dana P. Edelson, Robert A.Berg, Michael R. Sayre, Marc D. Berg, Leon Chameides, Robert E. O'Connor and Robert A. Swor. (2010). Part 4: CPR Overview: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Journal of The American Heart Association, 676-684.
Robert A. Berg, R. H., Benjamin S. Abella, Tom P. Aufderheide, Diana M. Cave, Mary Fran Hazinski, E. Brooke Lerner, Thomas D. Rea, Michael R. Sayre and Robert A. Swor. (2010). Part 5: Adult Basic Life Support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Journal of The American Heart Association, 685-705.
Linden, B. (2010). Resuscitation guidelines: 2010 update. (2011). British Journal of Cardiac Nursing, 6,(2), 84-86.
Graves, J. (2007). Code Blue Protocol : Royal Brisbane and Women’s Hospital Health Services District. Queensland Health : Queensland.
Contoh Kasus
Kasus
Di ruang perawatan intensif jantung, seorang perawat menemukan pasien yang tidak sadar.
Apa yang harus dilakukan?
Recommended