View
96
Download
9
Category
Preview:
DESCRIPTION
resume berbagai jurnal mengenai arus laut
Citation preview
ARUS, ARUS LAUT DAN ARUS LAUT INDONESIA
( Dyah Hafizha Nadhira, Yuki Aditya Rachman, Deni Sihabudin Pratama )
Arus
Arus adalah pergerakan air yang begitu luas yang ada diseluruh lautan yang ada di dunia. Arus laut
adalah gerakan massa air dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arus mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal besar. Arus laut terjadi dimana saja di laut
Pada dasarnya, energi yang menggerakkan massa air laut berasal dari matahari. Adanya perbedaan
pemanasan matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang diterima
permukaan bumi.
Menurut Sverdrup et al. (1961) arus adalah gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal
dan vertikal massa air.
Menurut kidson (1982) arus adalah gerakan air yang diakibatkan oleh perpindahan berkala. Kombinasi
antara arus dan pasut akan berperan di dalam transportasi sedimen pantai. Jika arus bergerak kuat dapat
mengikis dan membawa sedimen sejauh tunggang air yang dibentuk di saat pasang tertinggi dan surut
terendah.
Menurut Gross (1990), Berdasarkan gaya-gaya yang menimbulkannya, arus dibagi menjadi 4 macam,
yaitu:
1. Arus bentukan angin (Wind Driven Current) yang disebabkan oleh gesekan
angin.
2. Arus geostropik (Geostropic Curren) yang disebabkan oleh adanya gradien
tekanan mendatar dan gaya coriolis
3. Arus termohalin (Thermohaline Current) yang disebabkan oleh adanya
perbedaan jenis suhu air laut.
4. Arus pasang surut (Tidal Current) yang disebabkan oleh adanya gaya pembangkit pasang surut.
Arus berdasarkan gaya-gaya yang ditimbulkan dapat dibagi kedalam beberapa kelompok seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini (Farhudin,1999) :
Pembagian arus berdasarkan gaya yang ditimbulkan
1. Arus angin (arus Ekman)
Radiasi matahari merupakan faktor utama yang menyebabkan timbulnya arus. Di laut intensitas
yang berbeda menyebabkan tekanan udara yang berbeda di permukaan bumi. Angin berhembus
dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Bila angin bertiup di atas permukaan air, massa air laut
di bagian bawah akan ikut terseret sehingga timbul arus (Sidjabat,1973).
Pada umumya permukaan air yang langsung bersentuhan dengan angin akan menimbulkan arus
di lapisan permukaan dengan kecepatan arus ± 2% dari kecepatan angin itu sendiri ( Hutabarat
dan Evans,1985). Arah arus yang ditimbulkan akan bergerak tidak searah pergerakan angin
karena adanya gaya Coriolis yang menyebabkan timbulnya perubahan arah arus sesuai dengan
pertambahan kedalaman. Gaya Coriolis terjadi akibat rotasi bumi mengelilingi sumbunya.
2. Arus Gradien
Arus gradient atau slope current merupakan arus laut yang disebabkan adanya kemiringin
bidang isobar dengan bidang rata (level surface) seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah
ini (Pond and Pickard,1983).
Kemiringan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan permukaan laut yang disebabkan oleh
angin gradien. Angin yang bertiup secara tetap dengan arah tertentu dan mengakibatkan air
„tertimbun‟ yang menyebabkan air di beberapa daerah lebih tinggi dari pada daerah yang lain.
Karena sifat air yang ingin selalu mencapai keseimbangan, maka terjadilah pergerakan air yang
mendatar atau arus meskipun perbedaan ini kecil.
3. Arus Tetap
Arus tetap merupakan arus yang selalu ada walaupun tidak terjadi hembusan angin atau pasang
surut. Arus ini terdiri dari dua macam yaitu, arus konveksi, yang terjadi karena perbedaan
intensitas penyinaran matahari terhadap perairan di muka bumi dan arus dasar yang terjadi
akibat topografi suatu perairan.
4. Arus pasang surut
Arus pasang surut (tidal current) merupakan pergerakan air laut secara horizontal yang
dihubungkan dengan naik turunnya permukaan air laut secara periodik. Kondisi arus pasang
surut di suatu perairan sangat ditentukan kondisi pasang surut di daerah tersebut, dimana arah
dan kecepatan berubah secara periodik. Pada waktu pasang, arus laut bergerak kea rah pasang
dan sebaliknya arus bergerak dari arah daerah yang memiliki pasang pada waktu air surut.
Dilihat dari pola gerakan muka lautnya, pasang surut di Indonesia dapat dibagi dalam 4 jenis
yaitu,
1. pasang surut harian tunggal ( diurnal tide)
hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut setiap hari. Contohnya terjadi di sekitar
Selat Karimata.
2. harian ganda (semi diurnal tide)
tiap hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama misalnya
terjadi di Selata Malaka dan Laut Andalan.
3. jenis pasang surut campuran cenderung ke harian ganda (mixed tide, prevailing semidiurnal)
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, tetapi berbeda tinggi dan waktunya,
misalnya terdapat di perairan Indonesia Timur.
4. Jenis pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tideprevailling diurnal).
Pada jenis ini, terjadi satu kali pasang dan satu kali surut setiap harinya yang terkadang juga
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang berbeda tinggi dan waktunya, misalnya yang
terjadi di Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat
Gambar tipe – tipe arus pasang surut
Arus laut
Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat atau posisi ke tempat yang lain. Arus laut terjadi
dimana saja di laut berada. Pada dasarnya, energi yang menggerakkan massa air laut tersebut berasal
dari matahari. Adanya perbedaan pemanasan matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan juga
perbedaan energi yang diterima oleh permukaan bumi. Perbedaan energi yang diterima oleh permukaan
bumi inilah yang menimbulkan feomena arus laut dan angin yang menjadi mekanisme untuk
menyeimbangkan energi di seluruh muka bumi. Fenomena arus laut dan angin tersebut saling berkaitan
satu sama lain. Angin merupakan salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus laut selain
gaya yang timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan pendinginan air laut.
Menurut Nining (2002) sirkulasi dari arus laut terbagi atas dua kategori yaitu sirkulasi di permukaan
laut (surface circulation) dan sirkulasi di dalam laut ( intermediate or deep circulation) . Arus pada
sirkulasi di permukaan laut didominasi oleh arus yang ditimbulkan angin sedangkan arus pada sirkulasi
di dalam laut didominasi oleh arus termohalin. Arus termohalin timbul sebagai akibat dari adanya
perbedaan densitas karena berubahnya suhu dan salinitas massa air laut. Sirkulasi yang digerakan oleh
angin terbatas pada gerakan horizontal dari lapisan atas air laut. Berbeda dengan sirkulasi yang
digerakan angin secara horizontal tersebut, sirkulasi termohalin memiliki komponen gerakan vertical
dan merupakan agen dari pencampuran massa air di lapisan dalam.
Arus permukaan laut umumnya digerakan oleh angin yang ada pada permukaan laut. Angin mendorong
lapisan air di permukaan laut dalam arah gerakan angin. Tetapi karena pengaruh rotasi bumi atau
pengaruh gaya Coriolis, arus tidak bergerak searah dengan arah angin tetapi dibelokan ke arah kanan
dari arah angin di belahan bumi utara dan arah kiri di belahan bumi selatan. Arus yang dibangkitkan
angin ini kecepatannya berkurang dengan bertambahnya kedalaman dan arahnya berlawanan dengan
arah arus di permukaan
Variasi dari arus yang dibangkitkan oleh angin terhadap kedalaman diterangkan secara teoritik oleh
Ekman (1905) melalui persamaan matematis sebagai berikut :
Dimana Az = koefisien eddy arah vertikal ;Ñ = densitas perairan ; u,v = komponen kecepatan
horizontal ; f = gaya coriolis dan z = kedalaman perairan yang ditinjau.
Solusi dari persamaan ini menggambarkan struktur atau distribusi kecepatan horizontal arus yang
ditimbulkan oleh angin dalam kolom air yang ditinjau. Struktur dari kecepatan horizontal dari solusi ini
menunjukkan spiral teoritik yang dikenal dengan spiral Ekman (dijelaskan pada gambar 1 )
Pada kedalaman yang cukup besar antara 500- 2000 m, kecepatan arus yang ditimbulkan angin ini
menjadi nol. Kedalaman dimana kecepatan arus sama dengan nol disebut dengan kedalaman tanpa
gerakan atau kedalaman Ekman. Perubahan arah dan kecepatan arus terhadap kedalaman
menimbulkan suatu transpor massa air yang arahnya tegak lurus ke arah kanan arah angin di belahan
bumi utara dan ke arah kiri di belahan bumi selatan. Transpor massa air ini juga disebut sebagai
transpor Ekman. Transpor Ekman dapat digunakan untuk menjelaskan mekanisme timbulnya fenomena
laut yang dikenal dengan “upwelling” dan “downwelling” .
Upwelling adalah naiknya air dingin dari lapisan dalam ke permukaan laut, sedangkan downwelling
adalah turunnya air permukaan laut ke lapisan lebih dalam. Salah satu keuntungan Upwelling adalah
upwelling memperbesar jumlah plankton di laut,karena daerah upwelling merupakan daerah perikanan
yang kaya.
Upwelling terjadi karena adanya kekosongan massa di lapisan permukaan dan harus diganti oleh massa
air di lapisan dalam. Downwelling terjadi karena adanya penumpukan massa di lapisan permukaan
yang harus dialirkan ke lapisan dalam. Mekanisme terbentuknya upwelling diperlihatkan pada Gambar
2.
Arus laut dapat juga terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara tempat yang satu dengan tempat
yang lain. Perbedaan tekanan ini terjadi sebagai hasil adanya variasi densitas air laut dan slope
permukaan laut.
Jenis-Jenis Arus Laut
Beberapa jenis arus yang umum dikenal adalah arus pasang surut, arus akibat gelombang (arus sejajar
pantai), arus akibat tiupan angin, dan arus yang disebabkan perbedaan densitas air laut.
1. Arus pasang surut
Arus pasang surut adalah arus yang terjadi karena perubahan tinggi permukaan air laut akibat
pasang surut. Karakteristik arus pasang surut adalah mempunyai periode yang tetap, mengikuti
pola pasang surut. Kecepatan maksimum arus umumnya tercapai pada saat menjelang pasang
dan pada saat menjelang surut, sedangkan arah arus pasang surut sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan atau topografi setempat.
2. Arus gelombang atau arus sejajar pantai
Arus gelombang atau arus sejajar pantai adalah arus yang terjadi akibat gelombang yang
menghempas ke daerah pesisir dan membuat sudut miring dengan garis pantai. Arah arus
gelombang atau ars sejajar pantai ini sejajar kontur kedalaman dan mempunyai kecepatan tinggi
pada periode yang singkat, umumnya hanya beberapa menit dan berlangsung secara periodic
sesuai kondisi gelombang. Arus gelombang atau arus sejajar pantai ini penting dalam transport
sedimen karena kecepatannya dan terjadinya pengadukan sedimen dasar oleh gelombang.
Pertemuan dua arus gelombang sejajar pantai yang berlawanan pada suatu lokasi menimbulkan
arus yang dikenal dengan nama „ rip-current‟
3. Arus yang diakibatkan oleh angin
Arus yang diakibatkan oleh angin merupakan arus dominan yang terjadi di lapisan permukaan
perairan laut lepas. Pengaruh tiupan angin musim menyebabkan terjadinya pembalikan pola
sirkulasi air laut mengikuti pola tiupan angin. Selama musim angin barat , aliran air bergerak
menuju timur, dan berubah ke aarah barat pada saat musim timur. Jenis arus ini mempunyai
arah dan kecepatan yang berbeda sesuai dengan pertambahan kedalaman air, dan umumnya
menjadi sangat lemah pada kedalaman lebih dari 100 meter. Arah arusnya membentuk spiral
yang dikenal dengan nama „spiral Ekman‟ (seperti yang dijelaskan pada pembahasan
sebelumnya) . Di perairan lintang utara arah putaran searah dengan putaran jarum jam,
sedangkan di perairan lintang selatan arah putarannya berlawanan dengan putaran jarum jam.
4. Arus akibat perbedaan densitas air
Arus akibat perbedaan densitas air adalah arus yang terjadi karena adanya perbedaan ketinggian
permukaan laut secara mendatar akibat dari perbedaan densitas air. Umumnya jenus arus ini
terjadi di daerah muara. Perairan yang didominasi oleh arus jenis ini mempunyai pola sirkulasi
dua arah dengan arah arus di lapisan permukaan yang berdensitas lebih rendah berlawanan
dengan arah arus di lapisan dekat dasar perairan.
Arus Lintas Indonesia (ARLINDO)
Arus lintas Indonesia (arlindo) adalah suatu sistem di perairan Indonesia di mana terjadi
lintasan arus yang membawa massa air dari Lautan Pasifik ke Lautan Hindia. Massa air Pasifik
tersebut terdiri atas massa air Pasifik Utara dan Pasifik Selatan. Terjadinya arus lintas Indonesia
terutama disebabkan oleh bertiupnya angin pasat tenggara di bagian selatan Pasifik dari wilayah
Indonesia. Angin pasat tenggara tersebut mengakibatkan permukaan bagian tropik Lautan
Pasifik Barat lebih tinggi dari pada Lautan Hindia bagian timur. Hasilnya terjadinya gradien
tekanan yang mengakibatkan mengalirnya arus dari Lautan Pasifik menuju ke Lautan Hindia.
Arus lintas Indonesia Selama Muson Tenggara umumnya lebih kuat dari pada di Muson Barat
Laut.
Resume dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan arus laut :
KAJIAN KONDISI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR PADA SAAT MUSIM TIMUR
DI PERAIRAN SEMARANG-DEMAK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah pulau lebih dari 17.000 pulau. Hal itu menjadi
alasan Indonesia mempunyai banyak pelabuhan. Untuk mengikutin perkembangan zaman, maka perlu
banyak pengembangan pelabuhan dan membangun pelabuhan-pelabuhan baru. Tetapi harus
memerhatikan pemilihan lokasi karena bergantung pada beberapa factor seperti geologi, sedimen dasar,
kedalaman, gelombang, arus dan sedimentasi. Kondisi bawah laut dalam hal ini adalah sedimen dasar
laut dan tinjauan kondisi arus yang harus memungkinkan untuk membangun suatu pelabuhan dan
kemungkinan untuk pengembangan dimasa yang akan datang.
Penelitian dilakukan di perairan Semarang-Demak untuk mendapatkan informasi mengenai
kondisi oseanografi berupa kondisi sedimen dasar (pasir) dan kondisi arus untuk menunjang
pengembangan dan pembangunan pelabuhan.
Pengambilan data arus dilakukan dengan cara/metode pengukuran eulerian dengan
pengaplikasian ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler. Sedangan pengambilan data sample
Sedimen Dasar mengunakan grab sample. Data arus tersebut diolah dengan menggunakan software
world current untuk mendapatkan gambaran scatter plot. Dan hasilnya yaitu terlihat bahwa arus
dominan menuju ke barat daya, hal ini diperkuat pada keadaan bulan Agustus di perairan Semarang-
Demak memasuki musim timur. Dapat dikatan arus perairannya relative tenang, karena kecapatan
arusnya tenang. Untuk sedimen dasar dapat disimpulkan untuk jenis sedimen didominasi oleh pasir,
berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa perairan Semarang-Demak cocok/ mempunyai daya dukung
untuk pengembangan dan pembangunan di daerah tersebut.
STUDI ARUS LAUT DAN SEDIMEN DASAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
KONDISI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU PARANG KEPULAUAN
KARIMUNJAWA JEPARA JAWA TENGAH
Kepulauan Karimun Jawa merupakan salah satu taman nasional di provinsi Jawa Tengah.
Kepulauan Karimun Jawa ditetapkan sebagai taman nasional sejak tahun 1988, berdasarkan SK
Menteri Kehutanan No. 161/Menhut/1988. Luas wilayahnya sekitar 111.625 Ha, terdiri
dari luas daratan 7.033 Ha dan luas perairan 104.592 Ha.
Pulau Parang merupakan salah satu pulau di kepulauan Karimun Jawa, di pesisir pulau Parang
terdapat tutupan terumbu karang. Terdapa arus disekitar terumbu karang yang berperan untuk
mentransportasikan sedimen tersuspensi, nutrien dan larva serta mensuplai oksigen bagi karang batu.
Terumbu karang seringkali rusak oleh meningkatnya muatan sedimen yang berperan menutupi jumlah
cahaya yang masuk dan menggangu proses fotosintesis terumbu karang. Hal tersebut bisa
menyebabkan kematian bagi terumbu karang.
Sedimen dasar diketahui dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respon terumbu
karang terhadap lingkungannnya di pulau Parang. Pada penelitisnnya data yang digunakan adalah data
primer arus laut, sedimen dasar, kondisi terumbu karang, pasang surut, suhu, salinitas,
kecerahan,kedalaman, pH, DO dan data sekunder peta rupa bumi Kepulauan Karimunjawa.
Dari hasi penelitian tersebut, menunjukan bahwa terdapat hubungan antara arus laut dan
sedimen dasar dengan kondisi terumbu karang di sekitar pulau Parang. Pergerakan air atau arus
diperlukan untuk ketersediaan nutrien dan oksigen agar karang terhindar dari timbunan endapan dan
kotoran. Arus sangat bermanfaat untuk pemindahan nutrien, larva, oksigen,dan sedimen. Selain itu
kecepatan air dan turbulensi juga memiliki pengaruh kuat terhadap morfologi umum dan komposisi
taksonomi dari ekosistem terumbu karang.
STUDI ARUS LAUT PADA MUSIM BARAT DI PERAIRAN PANTAI KOTA CIREBON
Arus perairan di wilayah pesisir dipengaruhi oleh morfologi pantai, letak geografis, maupun
batimetri perairan. Informasi tentang arus tersebut sangat berguna dalam beberapa kepentingan seperti
untuk bahan pertimbangan dalam pembangunan dermaga pelabuhan, bangunan lepas, budidaya
perairan dan lain lain. Perairan Cirebon merupakan tipe perairan pantai teluk terbuka di laut jawa dan
kedalamannya relatif dangkal, memiliki banyak sungai. Perairan pantai Kota Cirebon telah mengalami
pekembangn yang cukup pesat. Maka dari itu pola arus laut sangat mempengaruhi aktivitas
pengembangan dan pembangunan di pesisir pantai Kota Cirebon.
Kecepatan arus laut dapat diukur dengan menggunakan Current Meter, sedangkan untuk
menentukan arah arus menggunakan kompas. Dominasi arah arus laut di perairan Kota Cirebon
menunjukan arus bergerak ke Barat Laut dan Tenggara.
Pola arus laut di Perairan Pantai Kota Cirebon dipengaruhi oleh morfologi Pantai Cirebon yang
memanjang dari Selatan ke Utara. Pola arus laut didominasi oleh aliran yang menuju ke arah Tenggara
yang kemudian berbelok ke arah Timur pada saat pasang menuju surut maksimum. Pada saat surut
menuju pasang maksimum arus pasang surut didominasi oleh aliran menuju ke arah Barat yang
kemudian berbelok ke arah Barat Laut.
Kesimpulan
Arus adalah pergerakan air yang begitu luas yang ada diseluruh lautan yang ada di dunia. Arus laut
adalah gerakan massa air dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arus mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal besar. Arus laut terjadi dimana saja di laut
Pada dasarnya, energi yang menggerakkan massa air laut berasal dari matahari. Adanya perbedaan
pemanasan matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang diterima
permukaan bumi.
Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat atau posisi ke tempat yang lain. Arus laut terjadi
dimana saja di laut berada. Pada dasarnya, energi yang menggerakkan massa air laut tersebut berasal
dari matahari. Adanya perbedaan pemanasan matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan juga
perbedaan energi yang diterima oleh permukaan bumi. Perbedaan energi yang diterima oleh permukaan
bumi inilah yang menimbulkan feomena arus laut dan angin yang menjadi mekanisme untuk
menyeimbangkan energi di seluruh muka bumi. Fenomena arus laut dan angin tersebut saling berkaitan
satu sama lain. Angin merupakan salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus laut selain
gaya yang timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan pendinginan air laut.
Beberapa jenis arus yang umum dikenal adalah arus pasang surut, arus akibat gelombang (arus sejajar
pantai), arus akibat tiupan angin, dan arus yang disebabkan perbedaan densitas air laut.
1. Arus pasang surut
Arus pasang surut adalah arus yang terjadi karena perubahan tinggi permukaan air laut akibat
pasang surut. Karakteristik arus pasang surut adalah mempunyai periode yang tetap, mengikuti
pola pasang surut. Kecepatan maksimum arus umumnya tercapai pada saat menjelang pasang
dan pada saat menjelang surut, sedangkan arah arus pasang surut sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan atau topografi setempat.
2. Arus gelombang atau arus sejajar pantai
Arus gelombang atau arus sejajar pantai adalah arus yang terjadi akibat gelombang yang
menghempas ke daerah pesisir dan membuat sudut miring dengan garis pantai. Arah arus
gelombang atau ars sejajar pantai ini sejajar kontur kedalaman dan mempunyai kecepatan tinggi
pada periode yang singkat, umumnya hanya beberapa menit dan berlangsung secara periodic
sesuai kondisi gelombang. Arus gelombang atau arus sejajar pantai ini penting dalam transport
sedimen karena kecepatannya dan terjadinya pengadukan sedimen dasar oleh gelombang.
Pertemuan dua arus gelombang sejajar pantai yang berlawanan pada suatu lokasi menimbulkan
arus yang dikenal dengan nama „ rip-current‟
3. Arus yang diakibatkan oleh angin
Arus yang diakibatkan oleh angin merupakan arus dominan yang terjadi di lapisan permukaan
perairan laut lepas. Pengaruh tiupan angin musim menyebabkan terjadinya pembalikan pola
sirkulasi air laut mengikuti pola tiupan angin. Selama musim angin barat , aliran air bergerak
menuju timur, dan berubah ke aarah barat pada saat musim timur. Jenis arus ini mempunyai
arah dan kecepatan yang berbeda sesuai dengan pertambahan kedalaman air, dan umumnya
menjadi sangat lemah pada kedalaman lebih dari 100 meter. Arah arusnya membentuk spiral
yang dikenal dengan nama „spiral Ekman‟ (seperti yang dijelaskan pada pembahasan
sebelumnya) . Di perairan lintang utara arah putaran searah dengan putaran jarum jam,
sedangkan di perairan lintang selatan arah putarannya berlawanan dengan putaran jarum jam.
4. Arus akibat perbedaan densitas air
Arus akibat perbedaan densitas air adalah arus yang terjadi karena adanya perbedaan ketinggian
permukaan laut secara mendatar akibat dari perbedaan densitas air. Umumnya jenus arus ini
terjadi di daerah muara. Perairan yang didominasi oleh arus jenis ini mempunyai pola sirkulasi
dua arah dengan arah arus di lapisan permukaan yang berdensitas lebih rendah berlawanan
dengan arah arus di lapisan dekat dasar perairan.
Arus Lintas Indonesia (ARLINDO)
Arus lintas Indonesia (arlindo) adalah suatu sistem di perairan Indonesia di mana terjadi
lintasan arus yang membawa massa air dari Lautan Pasifik ke Lautan Hindia. Massa air Pasifik
tersebut terdiri atas massa air Pasifik Utara dan Pasifik Selatan. Terjadinya arus lintas Indonesia
terutama disebabkan oleh bertiupnya angin pasat tenggara di bagian selatan Pasifik dari wilayah
Indonesia. Angin pasat tenggara tersebut mengakibatkan permukaan bagian tropik Lautan
Pasifik Barat lebih tinggi dari pada Lautan Hindia bagian timur. Hasilnya terjadinya gradien
tekanan yang mengakibatkan mengalirnya arus dari Lautan Pasifik menuju ke Lautan Hindia.
Arus lintas Indonesia Selama Muson Tenggara umumnya lebih kuat dari pada di Muson Barat
Laut.
Saran
Dengan bertambahnya ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh rakyat Indonesia dan para mahasiswa yang
mempelajari arus, arus laut dan arus lintas Indonesia, seharusnya Indonesia bisa dapat lebih
memanfaatkan potensi yang ada di perairan dengan menguasai ilmu pengetahuan tersebut. Karena pada
dasarnya Indonesia merupakan Negara yang kaya akan potensi dari perairannya.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, M.Furqon. 2006. Gerak Air di Laut. Oseana, Volume XXXI, Nomor 4, Tahun 2006 : 9 –
21. www.oseanografi.lipi.go.id
Harso, Eka Yogi. DKK.2014w. Studi Arus Laut dan Sedimen Dasar Dalam Hubungannya
dengan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa
Jepara Jawa Tengah. Journal of Oceanography. Volume 3 Nomor 2: 181-190
Hutabarat, Sahala, dkk. 1986. Pengantar Oseanografi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press)
Leksono, Anindito. DKK. 2013. Studi Arus Laut Pada Musim Barat di Perairan Pantai Kota
Cirebon. Jurnal Oseanografi. Volume 2 Nomor 3: 206-213
Nugraha, R.Bambang Aditya. 1998. Analisis Air Laut Perairan Kartini dan Tanjung Jati, Jepara,
Tengah. Skripsi. FPIK IPB.
Permana, Hendra. DKK. 2012. Kajian Kondisi Arus dan Sebaran Sedimen Dasar pada Saat
Musim Timur di Perairan Semarang-Demak. Journal of Oceanography. Volume 1 Nomor
1: 121-128
Purba, P.Noir. dkk. KAJIAN ENERGI BARU DARI ARUS LINTAS INDONESIA (ARLINDO).
Jurnal Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Universitas Padjadjaran
Sudarto. PEMBUATAN ALAT PENGUKUR ARUS SECARA SEDERHANA. Oseana, Volume
XVIII, Nomor 1 : 35 – 44. www.oseanografi.lipi.go.id
Sugianto, Denny Nugroho, dkk. 2007. Studi Pola Sirkulasi Arus Laut di Perairan Pantai
Provinsi Sumatera Barat. ILMU KELAUTAN. Juni 2007. Vol. 12 (2) : 79 – 92. Program
Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan FPIK UNDIP Semarang. Kampus Tembalang,
Semarang 50359, Indonesia. www.ik-ijms.com
Yuningsih, Ai,dkk. 2011. POTENSI ENERGI ARUS LAUT UNTUK PEMBANGKIT TENAGA
LISTRIK DI KAWASAN PESISIR FLORES TIMUR, NTT. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Hal. 13-25, Juni 2011.
Recommended