Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DANA BOPTN 2015
Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL)
Dalam Rangka Peningkatan Akses Listrik Masyarakat
di Kabupaten Lombok Timur
Oleh :
Ketua : Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng., Ph.D. (Teknik Kelautan – FTK)
Anggota 1: Dr. Eng. Rudi Walujo P., S.T., M.T. (Teknik Kelautan – FTK)
Anggota 2: Aries Sulisetyono, ST., MA.Sc., Ph.D. (Teknik Perkapalan – FTK)
Anggota 3: Yoyok Setyo H., ST., MT. (Teknik Kelautan – FTK)
Anggota 4: Erik Sugianto, ST., MT. (Transportasi Laut – FTK)
Sesuai Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat No:
020728.167/IT2.11/PN.08/2015
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2015
2
3
4
EXECUTIVE SUMMARY
Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit Listrik
Tenaga Arus Laut (PLTAL) Dalam Rangka Peningkatan Akses Listrik
Masyarakat di Kabupaten Lombok Timur
Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng., Ph.D. 1, Dr. Eng. Rudi W.P., ST., MT.
1,
Aries Sulisetyono, ST., MA.Sc., Ph.D.2, Yoyok Setyo H., ST., MT.
1,
Erik Sugianto, ST., MT. 3
,
1Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS
2Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 3Jurusan Transportasi Laut, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari
kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur, ITS (Institut Teknologi
Sepuluh Nopember), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), RGU (Robert-
Gordon University), dan ICEES (Indonesian Counterpart for Energy and Environmental
Solutions). Kolaborasi ini dibentuk untuk memulai pengembangan energi baru dan terbarukan
dari energi arus laut. Dalam rangka untuk memenuhi komitmen ini, ITS memberikan
kontribusi dengan melakukan kegiatan survei arus laut di Selat Alas.
Pemanfaatan energi arus laut ini dimaksudkan agar bisa membantu memenuhi kebutuhan
listrik dan meningkatkan akses listrik masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, dimana
masih banyak lokasi terpencil yang belum teraliri listrik. Listrik yang dihasilkan dari energi
arus laut tersebut bisa digunakan untuk kegiatan sosial-ekonomi, budidaya perikanan,
keperluan domestik, dan sebagainya. Sehingga berbagai informasi mengenai potensi energi
arus laut di Selat Alas yang berada di Kabupaten Lombok Timur sangat diperlukan dan dapat
diperoleh dengan melakukan survei arus laut.
Kegiatan survei atau pengukuran arus laut dilakukan untuk mengumpulkan berbagai
informasi arus laut di Selat Alas. Informasi aktual arus laut di Selat Alas ini selanjutnya akan
digunakan sebagai input dalam perhitungan perkiraan potensi daya listrik pembangkit listrik
tenaga arus laut. Perkiraan potensi daya listrik yang telah dihitung ini yang akan mendasari
tahap proses selanjutnya bagaimana penempatan alat turbin energi arus laut dapat ditentukan
berdasarkan informasi dimana kecepatan arus yang paling baik dalam segala macam aspek
pertimbangan. Di samping itu, juga akan mempengaruhi tahapan pembangunan pembangkit
listrik tenaga arus laut lainnya, seperti desain, proses instalasi, dan pengoperasian energi arus
laut, dimana secara keseluruhan juga akan berdampak terhadap biaya pemanfaatan energi
arus laut.
Hasil luaran dari kegiatan ini adalah masukan dan rekomendasi potensi energi laut yang akan
diberikan kepada Bupati Kabupaten Lombok Timur yang mencakup perkiraan data kecepatan
arus berkisar antara 0,30 – 1,50 m/s sehingga memiliki perkiraan potensi energi arus laut
pada satu lokasi selama satu tahun dengan nilai sebesar 47,7 MWh di Selat Alas. Jenis
PLTAL yang digunakan ini bertipe Darrieus yang memiliki kapasitas sebesar 10 kW, oleh
karena itu disarankan untuk melakukan penambahan jenis PLTAL tipe Darrieus 10 kW
dengan sistem farming agar daya listrik yang dihasilkan lebih besar.
5
EXECUTIVE SUMMARY
Tidal current survey for supporting development of Marine Current
Energy Pilot Project in order to enhance of community access to electricity
in Lombok Timur
Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng., Ph.D.
1, Dr. Eng. Rudi W.P., ST., MT.
1,
Aries Sulisetyono, ST., MA.Sc., Ph.D.2, Yoyok Setyo H., ST., MT.
1,
Erik Sugianto, ST., MT. 3
,
1Ocean Engineering Dept., Faculty of Ocean Technology, ITS
2Naval Architecture Dept., Faculty of Ocean Technology, ITS
3Sea Transportation Dept., Faculty of Ocean Technology, ITS
This program is part of collaboration work between Lombok Timur Local Government with
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Robert Gordon University (RGU), and Indonesian Counterpart for Energy and
Environmental Solutions (ICEES). This collaboration is formed to initiate development of
new and renewable energy from marine energy resources. In order to fulfill this commitment,
ITS contribute to do a tidal current survey around the Alas Strait. Development of marine
current energy is intended to enhance electricity access for local community in Lombok
Timur, where there are still many remote locations with no electricity. So, electricity that
generated from the marine current energy can be used for socio-economic, aquaculture,
domestic activities, and so on. So that why, we need information of marine current energy
resources in Alas Strait, it can be obtained by conducting an ocean current survey. Ocean
current survey is conducted to gather information of ocean currents in Alas Strait. So we can
obtain estimated local marine current energy resources, and this information can be used for
how to design the turbine, how to deploy marine current energy turbine, what kind of
platform type will use, etc. In other words, this information will affect the design, installation,
and operation of marine current energy devices. The output from this program are marine
current energy resources’ recommendation for East Lombok Regent which are included
marine current velocity: 0,3 – 1,5 m/s, and estimated annual marine current energy
production in Alas Strait: 47,7 MWH.
6
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, bahwa kami dapat menyusun laporan akhir Pengabdian
kepada Masyarakat “Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit Listrik
Tenaga Arus Laut (PLTAL) dalam Rangka Peningkatan Akses Listrik Masyarakat di
Kabupaten Lombok Timur.” Kegiatan ini merupakan bagian dari hibah pengabdian kepada
masyarakat BOPTN 2015 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (LPPM ITS). Kegiatan ini berupa survei
dalam rangka mengembangkan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi kinetik dari
arus laut. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi sebagai langkah awal pengabdian
kepada masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya energi arus laut sehingga
kebutuhan listrik masyarakat Lombok Timur dapat terpenuhi.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh bantuan dan
dukungan yang diberikan dari berbagai pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
laporan akhir kegiatan ini. Mudah-mudahan kerjasama yang terjalin baik selama ini dapat
terus berlanjut untuk pengembangan energi laut di Indonesia. Demikian prakata laporan akhir
ini dan semoga bermanfaat bagi yang membaca maupun untuk pengembangan energi laut di
Indonesia.
Surabaya, November 2015
Tim Penyusun
7
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan 2
Executive Summary 4
Prakata 6
Daftar Isi 7
Daftar Tabel 8
Daftar Gambar 9
BAB I PENDAHULUAN 10
1.1 Latar Belakang 10
1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan 12
1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan 13
1.4 Target Luaran 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16
BAB III STRATEGI DAN PERENCANAAN KEGIATAN 24
BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA 27
4.1 Hasil pengabdian dan luaran yang telah diperoleh 27
4.2 Analisis Capaian Luaran Terhadap Target Luaran 35
4.3 Kendala yang dihadapi dan solusinya 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 37
BAB VI RENCANA SELANJUTNYA 39
DAFTAR PUSTAKA 40
Lampiran-Lampiran
8
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data kecepatan arus di Selat Alas 31
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Pulau Lombok 1 10
Gambar 2. Rasio Elektrifikasi di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat 11
Gambar 3. Skema Kolaborasi Proyek Percontohan (50-100 kW) 13
Gambar 4. PLTAL Tipe Darrieus 19
Gambar 5. Kurva pasang surut dan beberapa elevasi muka air 21
Gambar 6. Proses pemasangan Tide Staff 22
Gambar 7. ADCP di atas kapal yang siap diterjunkan 23
Gambar 8. ADCP yang siap digunakan 24
Gambar 9. Kegiatan pada hari pertama di Lombok Timur 28
Gambar 10. FGD antara Sekretariat Daerah PemKab Lombok Timur
dengan tim ITS-ICEES-RGU 28
Gambar 11. Ilustrasi Transek (alur) perahu mengukur arus laut di Lombok Timur 29
Gambar 12. Kegiatan pada hari kedua di Lombok Timur 30
Gambar 13. Kegiatan pada hari ketiga di Lombok Timur 30
Gambar 14. Grafik kecepatan minimum, maksimum, dan rata-rata terhadap
jarak dari permukaan laut di Selat Alas 32
Gambar 15. Data kecepatan arus pada jarak 3 meter dari permukaan Selat Alas 32
Gambar 16. Perkiraan daya nominal pembangkit yang dapat dihasilkan PLTAL
pada lokasi di Selat Alas 34
10
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah salah satu bentuk tindak lanjut dari kerjasama
antara Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur, ITS (Institut Teknologi Sepuluh
Nopember), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), RGU (Robert Gordon
University), dan ICEES (Indonesian Counterpart for Energy and Environmental Solutions).
Kolaborasi ini dibentuk untuk menginisiasi pengembangan energi baru dan terbarukan dari
energi arus laut. Dalam rangka untuk memenuhi komitmen ini, ITS memberikan kontribusi
dengan melakukan kegiatan survei arus laut di Selat Alas, Lombok Timur.
Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu daerah dari sembilan kabupaten/kota yang
berada di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kabupaten ini terletak pada 116° - 117°
bujur timur dan 8° - 9° lintang selatan, yang berbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara
dan Lombok Tengah di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara, Samudera Hindia di
sebelah selatan, dan Selat Alas di sebelah timur, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta Pulau Lombok
11
Luas daerah Kabupaten Lombok Timur mencapai sekitar 2.679,88 km2 yang terdiri dari
daratan seluas 1.605,55 km2 (59,91%) dan lautan seluas 1.074,33 km
2 (40,09%). Kabupaten
Lombok Timur terdiri dari 20 kecamatan. Kecamatan-kecamatan yang terletak di bagian
utara, misalnya Sembalun, Sambelia, Pringgabaya, dan Aikmel umumnya lebih luas
dibanding kecamatan lainnya. Populasi Lombok Timur pada tahun 2013 sebanyak 1.130.365
jiwa. Sebagian besar penduduk Lombok Timur bekerja di sektor pertanian sekitar 43,38%
pada tahun 2013, selanjutnya sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi sebesar
21,77% (BPS Lombok Timur, 2014).
Di sisi lain, rasio elektrifikasi di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2014 baru mencapai
67,57% (PLN, 2014). Hal ini menandakan bahwa tingkat ketersediaan listrik di daerah NTB
masih rendah dibandingkan dengan Jawa-Bali, lihat pada Gambar 2. Padahal, kita ketahui
bahwa Nusa Tenggara Barat memiliki berbagai macam potensi energi terbarukan berupa
matahari, angin, air, dan laut. Apabila potensi energi terbarukan ini bisa dimanfaatkan dengan
baik, maka akan menjadi sebuah solusi komprehensif dalam meningkatkan rasio elektrifikasi
di wilayah NTB sekaligus sebagai upaya dalam menghadapi ancaman krisis energi fosil.
Gambar 2. Rasio Elektrifikasi di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat (Statistik PLN, 2014)
Sebagai daerah yang banyak berbatasan langsung dengan lautan, Lombok Timur tentunya
mempunyai potensi energi laut yang menonjol, salah satunya adalah energi arus laut dari
Selat Alas. Berdasarkan Ray, et.al. (2005), wilayah perairan Selat Alas adalah salah satu
daerah perairan yang memiliki kecepatan arus maksimum. Dimana, Selat Alas adalah selat
12
yang memisahkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dengan panjang sekitar 50 km. Hal ini,
tentu akan menjadi faktor penguat pemanfaatan energi arus laut di Selat Alas.
Selain itu, menurut Blunden (2013), Selat Alas merupakan selat yang sangat prospektif untuk
pemanfaatan energi arus laut, dimana kedalamannya yang dangkal, kecepatan arus tinggi, dan
jauh dari lokasi pelayaran. Bahkan, jumlah energi per tahun yang dapat dieksploitasi di Selat
Alas bisa mencapai 330-640 GWh.
Oleh karena itu, kegiatan survei arus laut yang tergabung dalam rangkaian program
kerjasama lintas perguruan tinggi ITS dengan RGU, ICEES (LSM), dan BPPT (instansi
pemerintah) ini dapat diharapkan menjadi bibit proyek percontohan pembangkit listrik tenaga
arus laut di Indonesia yang dapat memberikan nilai strategis dan kontribusi terhadap
masyarakat berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh ITS, dan dalam hal ini berupa survei
arus laut. Serta, dapat menjadi langkah awal pengabdian kepada masyarakat dengan
memanfaatkan potensi sumber daya energi arus laut sehingga kebutuhan listrik masyarakat
Lombok Timur dapat terpenuhi.
1.2. Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan
Konsep kegiatan ini adalah pelaksanaan survei pengukuran arus laut di Selat Alas sehingga
dapat dihasilkan data berupa kecepatan dan arah arus laut pada Selat Alas. Informasi ini
selanjutnya akan digunakan sebagai masukan dalam perkiraan potensi daya listrik
pembangkit listrik tenaga arus laut. Selain itu, informasi tersebut bisa diperuntukkan
keperluan desain alat, pembangunan, proses instalasi, dan pengoperasian energi arus laut,
dimana secara keseluruhan juga akan berdampak terhadap biaya pemanfaatan energi arus
laut.
Kegiatan survei ini dipilih untuk bisa mendapatkan informasi berupa jumlah perkiraan
potensi daya listrik yang dihasilkan dari energi arus laut. Lokasi yang telah ditentukan ini
memiliki karakteristik berupa ruang dengan luas penampang aliran yang sempit pada mulut
selat atau tanjung sebab arus akan mengalami percepatan akibat adanya penyempitan secara
horizontal dan vertikal di dasar laut dan halangan pulau sekitar pantai.
13
Gambar 3. Skema Kolaborasi Proyek Percontohan (50-100 kW)
Konsep-konsep kegiatan yang dirumuskan di atas adalah salah satu tahapan kegiatan dari
strategi besar kerjasama yang dijalin oleh ITS-RGU-BPPT-ICEES-Pemda Lombok Timur
dalam mewujudkan pengembangan energi arus laut Indonesia. Skema kerjasama tersebut
dapat dilihat seperti pada Gambar 3.
Kerjasama pengembangan energi arus laut yang dijalin oleh ITS, RGU, BPPT, ICEES, dan
Pemda Lombok Timur ini memiliki output terwujudnya inisiasi proyek percontohan energi
arus laut dengan kapasitas 50-100 kW. ITS bersama RGU berkontribusi dalam hal
penyediaan tenaga ahli atau sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi di bidang
kelautan, mesin, dan teknologi energi terbarukan. Sedangkan, BPPT berperan sebagai
penyedia teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut yaitu PLTAL Tipe Darrieus. Dengan
bantuan dari Pemda Lombok Timur dan CSR perusahaan, tim LSM yang terdiri ICEES dan
CUSP-RGU akan menyediakan tim operasi dan manajemen proyek dan juga menyiapkan
program capacity building. Di samping itu, CUSP sudah berpengalaman dalam
pengembangan European Marine Energy Centre yang akan diimplementasikan dalam
pembangunan techno parks sehingga akan mempermudah pewujudan pengembangan energi
arus laut di Indonesia.
1.3. Tujuan, Manfaat dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan
Kegiatan survei arus ini dapat memberikan informasi bagaimana gambaran kondisi
pergerakan air laut. Dengan melaksanakan kegiatan eksplorasi seperti survei pengukuran arus
laut di selat yang berpotensi mengandung energi arus laut yang besar, maka hal ini termasuk
dalam upaya memanfaatkan energi laut di Indonesia lebih lanjut. Data-data yang telah
14
didapatkan dari kegiatan survei arus laut ini dinyatakan dalam data besaran kecepatan dan
arah arus, maka penempatan alat turbin energi arus laut dapat ditentukan berdasarkan
informasi dimana kecepatan arus yang paling baik dalam segala macam aspek. Kondisi ini
bisa tercapai apabila turbin arus dapat bekerja menghasilkan listrik.
Secara umum, kegiatan survei dalam rangka pemanfaatan potensi energi arus laut di Selat
Alas ini memiliki manfaat dan dampak yang sangat luas bagi masyarakat di Kabupaten
Lombok Timur, diantaranya adalah:
Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data melalui survei arus laut berperan penting
terhadap peningkatan akses listrik masyarakat di sekitar Selat Alas, Lombok Timur.
Inisiasi pengembangan salah satu energi baru dan terbarukan dari sumber daya laut
yaitu arus laut sehingga masyarakat juga dapat merasakan manfaat potensi energi
listrik yang terkandung dalam badan alam lokal Lombok Timur. Listrik yang
dihasilkan dari energi arus laut bisa digunakan untuk mendorong pengembangan
sumber daya manusia dan industri lokal, sehingga bisa mendukung kegiatan sosial-
ekonomi, pendidikan, budidaya perikanan, keperluan domestik, dan kegiatan lainnya.
Mendukung bangkitnya potensi wisata yang berbasis edukasi-bahari melalui pameran
teknologi.
Mendukung pengembangan sumber daya kelautan untuk turut serta mendukung
strategi ekonomi biru.
Peningkatan penyebaran dan difusi produk ilmu pengetahuan dan teknologi hasil
penelitian karya anak bangsa. Sehingga penerapan hasil ipteks dalam kegiatan ini
tidak hanya memberikan manfaat yang tinggi dan solusi nyata bagi masyarakat yang
membutuhkan, tapi juga menghasilkan perubahan pengetahuan dan sikap dari
masyarakat.
Mencapai reputasi nasional dan internasional sebagai dampak dari terjalinnya
kerjasama dalam kegiatan pengembangan energi arus laut antara ITS dengan RGU.
Sehingga pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kelautan, energi,
dan kemasyarakatan yang berwawasan lingkungan bisa maju secara pesat.
15
1.4. Target Luaran
Luaran dari kegiatan survei arus dalam rangka pengembangan energi arus laut ini adalah
masukan dan rekomendasi potensi energi laut kepada Bupati Kabupaten Lombok Timur yang
terdiri dari :
Perkiraan data pengukuran arus laut yang meliputi data kecepatan dan arah arus,
Hasil pengolahan data yang berupa perkiraan potensi daya listrik yang dapat
dihasilkan PLTAL pada lokasi di Selat Alas.
Kegiatan survei arus laut ini diusulkan agar dapat mendorong pengembangan dan
peningkatan akses listrik oleh masyarakat. Hasil kegiatan ini juga diharapkan dapat
membantu pengembangan ilmu pengetahuan melalui luaran kegiatan pengabdian masyarakat
yang berupa penyediaan informasi perkiraan data arus laut.
16
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Energi Laut
Energi laut memiliki definisi sederhana yakni energi yang dihasilkan dari laut. Berdasarkan
definisi yang dirumuskan oleh Wave Energy Centre (2007) yang berkolaborasi dengan
Implementing Agreement on Ocean Energy Systems, energi laut adalah energi yang
dihasilkan dari beberapa teknologi yang menggunakan sumber energi dari tenaga gelombang,
arus laut, pasang surut, perbedaan panas laut, dan perbedaan salinitas (kadar garam) untuk
menghasilkan listrik.
Sumber energi laut ini dapat dihasilkan secara langsung atau melewati serangkaian tahap
proses konversi. Salah satu sumber energi laut ialah fenomena gerakan massa air yang dapat
berupa arus laut, gelombang laut, dan pasang surut laut. Sumber energi lain yang perlu
melalui proses konversi yaitu panas laut yang diambil dari perbedaan suhu antara permukaan
air laut dengan air laut dalam di kedalaman tertentu. Sumber-sumber energi laut ini pada
akhirnya akan diubah menjadi energi listrik agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
Berangkat dari definisi di atas, jenis energi laut dapat dibedakan menurut sumber energinya
menjadi lima macam energi, yaitu:
1. Pasang surut (tidal rise and fall)
2. Arus laut (tidal/ocean current)
3. Gelombang laut (waves)
4. Panas laut (thermal gradient)
5. Perbedaan kadar garam (salinity gradient)
Pemanfaatan energi laut yang bersumber dari arus laut ini memiliki konsep sebagai berikut:
energi kinetik yang terkandung dalam setiap pergerakan horizontal massa air laut akibat arus
ditangkap menggunakan alat turbin sehingga dapat memutar turbin dan menghasilkan listrik.
Energi pasang surut menggunakan energi potensial air terkandung yang telah dibendung oleh
bendungan. Saat air tertahan dilepas, air tersebut akan memutar turbin.
Energi gelombang laut memanfaatkan hasil perpindahan energi yang berasal dari angin ke
badan air laut. Sedang, energi panas laut yang juga umum disebut sebagai Ocean Thermal
17
Energy Conversion (OTEC) ini menjadikan air laut bersuhu panas di permukaan laut untuk
menguapkan fluida tertentu yang selanjutnya untuk memutar turbin, dan kemudian
menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. Kemudian, air laut dalam yang
bertemperatur rendah digunakan mendinginkan fluida yang telah digunakan agar kembali
mencair dan agar dapat digunakan kembali ke dalam proses (Mukhtasor, 2015).
Pengembangan energi laut ini juga semakin dipacu, hal ini senada dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang juga
menitikberatkan prioritas pengembangan energi. Prioritas pengembangan energi ini dilakukan
melalui memprioritaskan penyediaan energi bagi masyarakat yang belum memiliki akses
terhadap energi listrik, gas rumah tangga, dan energi untuk transportasi, industri dan
pertanian. Prioritas pengembangan energi ini dilakukan dengan meminimalkan sumber daya
fosil dan memaksimalkan energi baru terbarukan.
2.2. Energi Arus Laut
Teknologi energi arus laut adalah teknologi yang mengubah sifat fisika mekanika air laut
yakni perpindahan massa air laut menjadi energi listrik. Pembangkit energi arus laut biasanya
identik dengan turbin dan turbin tersebut ditanam di laut terbuka, baik di dasar, tengah
maupun permukaan laut. Energi arus laut ini memanfaatkan energi kinetik arus di laut lepas.
Turbin energi arus laut terdiri dari ada yang berjenis sumbu horizontal, sumbu vertikal;
oscillating hydrofoil yang berbentuk seperti sayap pesawat; dan venturi effect tidal device
yang berbentuk seperti pipa venturi terbuka (Mukhtasor, 2015).
Desain teknologi ekstraksi turbin energi arus laut ini dilakukan dengan mengadaptasi prinsip
teknologi ekstraksi turbin energi angin yang telah lebih dulu dikembangkan, yaitu dengan
mengubah energi kinetik angin menjadi energi rotasi kemudian menjadi energi listrik. Oleh
karena densitas air laut lebih pekat 832 kali lipat daripada angin, maka ketika ingin
mendapatkan sejumlah energi yang sama, diameter turbin energi arus lebih kecil daripada
turbin angin sehingga lebih ekonomis.
Jumlah energi yang diperoleh dari arus laut akan setara dengan luas permukaan area alat dan
hal ini bergantung kecepatan alirannya. Sehingga penempatan alat energi arus laut paling
cocok di daerah yang memiliki saluran (sungai atau selat) yang sempit sehingga mampu
membuat aliran arus berkecepatan tinggi (sekitar 2 – 3 m/s atau lebih). Komponen
pembangkit listrik tenaga arus laut memiliki beberapa komponen, yaitu:
18
Rotor, untuk mengkonversi energi kinetik. Terdapat dua jenis rotor (daun turbin) yang
biasa digunakan, yaitu jenis rotor yang mirip dengan kincir angin (horizontal) atau
rotor Darrieus (vertikal).
Generator, dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Gearbox, berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada turbin energi arus laut
menjadi putaran tinggi agar dapat digunakan untuk memutar generator.
Sistem Pengereman (Brake System), digunakan untuk menjaga putaran pada poros
setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat arus yang besar. Alat ini
perlu dipasang karena generator perlu memiliki titik kerja aman dalam
pengoperasiannya (Azis, 2010).
Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC)
menjadi sinyal sumber arus searah (DC).
Baterai, untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan akan energi arus laut (tidak
sepanjang hari arus laut akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak
menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi berupa baterai (accu).
Inverter, digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi tegangan AC.
Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang tetap.
Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan baterai, cell bahan bakar, tenaga
surya, atau sumber tegangan DC yang lain (Awalia, 2014).
Salah satu contoh teknologi arus laut yang telah dikembangkan oleh Marine Current
Turbines (MCT) yang berlokasi di Irlandia Utara, UK adalah SeaGen. Teknologi ini
bersumbu horizontal dengan rotor terbuka (Open Rotor). Turbin Seagen terdiri dari dua rotor
aksial berdiameter 15 sampai 20 meter. Turbin Seagen ini dirancang untuk beroperasi dalam
aliran bi-directional (aliran dua arah) dengan adanya baling-baling yang dapat berputar 180°.
SeaGen berkapasitas sebesar 300 kW telah dipasang pada tahun 2003 di Devon, Inggris. Alat
ini masih beroperasi hingga hari ini. Lalu, Seagen dengan kapasitas sebesar 1,2 MW juga
telah dikembangkan pada bulan April 2008 di Strangford Lough, Irlandia Utara, UK. SeaGen
dengan kapasitas 1,2 MW adalah teknologi arus skala komersial yang sudah terhubung
jaringan listrik pertama kalinya di dunia.
Contoh alat energi laut lainnya adalah Kobold yang bersumbu vertikal dikembangkan oleh
Ponte di Archimede di Selat Messina, Italia. Rotor Kobold memiliki diameter luar sebesar 6
meter dan terdiri dari tiga baling-baling. Kobold dipasang pada platform terapung di
19
permukaan laut yang memiliki diameter sebesar 10 meter. Prototipe Kobold diujikan pada
tahun 2002 di Selat Messina dan turbin ini bisa berhasil membangkitkan daya sebesar 20 kW
dengan kecepatan arus sebesar 1,8 m/s, serta efisiensi keseluruhan sebesar 23%.
Pada tahun 2006 OpenHydro menjadi perusahaan pertama yang men-deployment turbin di
European Marine Energy Centre (EMEC). Alat ini berkapasitas 250 kW dengan diameter
sebesar 6 meter dan menjadi alat turbin arus laut pertama di Skotlandia yang menghasilkan
listrik ke jaringan listrik nasional (Lynn, 2014).
Terdapat pembangkit energi arus laut yang telah dikembangkan di Indonesia yaitu PLTAL
Tipe Darrieus yang dibuat oleh BPPH-BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
sejak tahun 2006 dan memiliki tiga buah baling-baling atau blade (Gambar 4). Turbin
Darrieus ini telah dipasang di Selat Larantuka, Flores dan berhasil membangkitkan listrik
hingga 10 kW. Turbin Darrieus ini juga mempunyai syarat kecepatan arus minimal sebesar
0,3 m/s. Sehingga pada kecepatan arus rendah turbin ini masih dapat terus beroperasi dengan
kecepatan putar 10 rpm dengan rated power 10 kW (Awalia, 2014).
Gambar 4. PLTAL Tipe Darrieus
Perhitungan daya listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi arus laut bisa melalui
persamaan yang diturunkan dari persamaan energi kinetik. Jumlah daya listrik yang
dibangkitkan dari aliran air yang melewati turbin sebanding dengan luas penampang A, dan
diformulasikan menggunakan persamaan:
(1)
dimana:
Prate = Daya nominal pembangkit (kW)
ρ = Densitas air
20
v = kecepatan aliran air (m/s)
A = Total luas permukaan efektif turbin (m2), yaitu bagian dimana terjadi perpotongan
aliran di daerah instalasi turbin
Dari persamaan di atas, terlihat bahwa besarnya daya nominal pembangkit bergantung energi
arus laut bergantung pada: densitas fluida, luas area penampang turbin, dan kecepatan aliran
arus laut. Selain itu, dari persamaan (1) bisa dilihat bahwa apabila kecepatan arus naik 2 kali
lipat, maka daya listrik yang didapatkan bisa mencapai 8 kali lipat. Sehingga sangatlah
penting untuk menempatkan alat energi arus laut pada lokasi yang berkecepatan tinggi
sehingga bisa menghasilkan listrik lebih banyak.
2.3. Metode Survei Pasang Surut Laut
Pasang surut adalah fenomena naik turunnya posisi permukaan air laut secara periodik yang
disebabkan oleh pengaruh gaya tarik-menarik antara bumi dan matahari, dan gaya tarik-
menarik antara bumi dan bulan, dan kombinasi keduanya, serta gaya sentrifugal akibat rotasi
atau perputaran bumi pada porosnya. Gaya tarik menarik, atau disebut gravitasi, tersebut
dipengaruhi oleh posisi tiga benda langit, yaitu matahari, bumi dan bulan. Posisi mereka
selalu berubah karena perjalanan melalui garis edar selama kurun waktu tertentu (Gambar 5).
Gambar 5. Kurva pasang surut dan beberapa elevasi muka air (Triatmodjo, 1999)
Posisi bumi, bulan, dan matahari akan berulang selama 29,5 hari, atau dalam satu bulan. Ini
berarti suatu kejadian tertentu dapat berulang dalam periode tertentu, misalnya kejadian
spring, yaitu saat kedudukan matahari segaris dengan sumbu bumi-bulan, dimana hal tersebut
21
menyebabkan air laut menjadi pasang maksimum pada titik di permukaan bumi yang berada
di sumbu kedudukan relatif bumi, bulan dan matahari. Peristiwa tersebut terjadi ketika bulan
baru dan bulan purnama.
Saat kedudukan matahari tegak lurus dengan sumbu bumi-bulan, atau disebut neap, terjadi
pasang surut air laut minimum pada titik di permukaan bumi yang tegak lurus sumbu bumi-
bulan. Saat tersebut terjadi di perempat bulan awal dan perempat bulan akhir.
Pengukuran pasang surut air laut dapat dilaksanakan secara sederhana, dengan menggunakan
tide staff, seperti pada Gambar 6. Alat tide staff dapat berupa papan yang telah diberi skala
panjang dalam meter atau centimeter. Survei pasang surut biasanya dilakukan sekurang-
kurangnya selama 15 hari dengan interval waktu pengukuran 1 jam. Hasil pengukuran pasang
surut berupa data ketinggian muka air. Lalu, data tersebut diolah dalam bentuk grafik pasang
surut. Sehingga dapat diketahui pola siklus pasang surut di wilayah tersebut.
Gambar 6. Proses pemasangan Tide Staff
2.4. Metode Survei Arus Laut
Arus laut adalah pergerakan air laut yang sangat luas dan terjadi pada seluruh lautan di dunia.
Pergerakan arus laut ini disebabkan oleh adanya aksi angin (wind driven currents) di atas
permukaan laut dan adanya perbedaan kerapatan massa jenis air laut (density driven currents)
akibat pemanasan matahari. Arus laut juga dapat dihasilkan dari aktifitas pasang surut (tidal
currents) dan pergerakan gelombang di pantai (longshore currents).
22
Arus laut perlu diukur besaran kecepatan dan arahnya dalam kaitannya dengan pemanfaatan
energi arus laut. Tujuan dilakukannya pengukuran arus laut adalah untuk mengetahui pola
arus di lokasi pengukuran dan dominasi jenis arus di perairan (arus pasang surut atau arus
non-pasang surut), sebagai data dasar dalam menganalisis kondisi eksisting untuk
pemanfaatan serta perencanaan, baik untuk keperluan rekayasa teknik, studi kelayakan, dsb,
dan juga untuk keperluan validasi/verifikasi pemodelan matematik arus suatu wilayah
perairan tertentu (Mukhtasor, 2015).
Metode pengukuran arus secara insitu dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode
Langrangian dan Euler. Metode Langrangian adalah suatu cara pengukuran aliran arus air
laut dengan melepaskan benda apung (biasanya pelampung) atau drifter ke laut, kemudian
mengikuti gerakan aliran arus air laut tersebut. Selama rentang waktu tertentu dan dalam
interval waktu tertentu pula, pengamat mencatat posisi pelampung tersebut. Akibat berada di
permukaan laut, pergerakan pelampung sangat dipengaruhi oleh tarikan angin dan dorongan
gelombang. Bagian atas alat ukur metode Langrangian dipasang alat yang mampu
mentransfer data posisi ke stasiun pengendali di darat melalui satelit.
Metode pengukuran Euler ialah dengan melakukan pengukuran pada satu titik saja pada
kurun waktu tertentu. Data yang diperoleh dengan pendekatan ini adalah kekuatan dan arah
arus pada suatu tempat sebagai fungsi dari waktu. Pada lingkungan laut yang didominasi
pasut (pasang surut), maka durasi pengukuran arus pasut setidak-tidaknya adalah sepanjang
periode pasut. Saat pengukuran arus pasut, sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga
mewakili kondisi pada saat bulan purnama dan bulan perbani.
Alat yang digunakan untuk pengukuran arus ialah alat yang menggunakan efek Doppler yaitu
ADCP (Accoustic Doppler Current Profile), seperti pada Gambar 7. Alat ADCP ini bekerja
dengan memanfaatkan gelombang suara atau akustik. Gelombang suara tersebut ditembakkan
sehingga bisa didapatkan hasil berupa perubahan frekuensi suara akibat gerakan partikel air
yang akan dipantulkan kembali ke alat.
23
Gambar 7. ADCP di atas kapal yang siap diterjunkan
Survei mulai dilakukan ketika ADCP sudah dipasang pada titik lokasi yang telah ditentukan
selama durasi waktu yang diinginkan. Survei arus laut dilakukan oleh tiga orang, yaitu satu
orang tenaga ahli survei, satu orang helper, dan satu orang pengemudi perahu. Output yang
dihasilkan dari kegiatan survei ini adalah waktu pengukuran, kecepatan arus dan arah arus.
24
BAB 3. STRATEGI DAN PERENCANAAN KEGIATAN
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan pada
kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan survei arus laut
Survei arus laut ini dilakukan untuk mengukur kecepatan dan arah arus laut pada
lokasi selat Alas. Survei arus laut dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode
Langrangian yang menggunakan benda apung (drifter) dan Eulerian yang
menempatkan alat ADCP (Accoustic Doppler Current Profile). Pada kegiatan survei
ini dipilih menggunakan metode Lagrangian dengan menggunakan alat ADCP seperti
pada Gambar 8. Alat ADCP ini bekerja dengan memanfaatkan gelombang suara atau
akustik. Gelombang suara tersebut ditembakkan sehingga bisa didapatkan hasil
berupa perubahan frekuensi suara akibat gerakan partikel air yang akan dipantulkan
kembali ke alat. Alat ADCP ditempatkan pada bagian samping kapal dengan suatu
frame. Lalu kapal bergerak sesuai dengan jalur yang ditentukan. Setiap satu menit tim
survei mencatat titik koordinat lokasi yang diukur beserta kecepatan angin. Titik
koordinatnya ditentukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System).
Data kecepatan dan arah arus tercatat secara otomatis pada alat ADCP. Hal ini
merupakan metode baru untuk mengukur kondisi arus laut.
Gambar 8. ADCP yang siap digunakan
25
2. Perhitungan perkiraan potensi daya listrik pembangkit listrik tenaga arus laut
Setelah mendapatkan perkiraan kondisi arus laut, maka perkiraan potensi daya listrik
yang dapat dihasilkan turbin bisa dihitung dengan menggunakan persamaan yang
diturunkan dari persamaan energi kinetik. Jumlah daya nominal pembangkit yang
dihasilkan dari aliran air yang melewati turbin diformulasikan menggunakan
persamaan:
(1)
dimana:
Prate = Daya nominal pembangkit (kW)
ρ = Densitas air = 1025 kg/m3
v = kecepatan aliran air (m/s)
A = Total luas permukaan efektif turbin (m2), yaitu bagian dimana terjadi
perpotongan aliran di daerah instalasi turbin
Perhitungan luas permukaan efektif turbin dilakukan dengan menentukan tipe turbin
yang akan digunakan. Disini, dipilih turbin sumbu vertikal, sehingga luas permukaan
efektif turbin bisa ditentukan. Luas ditentukan dengan pengalian diameter putaran dan
panjang blade. Besaran nilai perkiraan potensi daya listrik turbin energi laut nantinya
juga bisa digunakan untuk keperluan desain alat, proses instalasi, dan pengoperasian
energi arus laut, sehingga nanti dapat berpengaruh terhadap harga biaya listrik.
3. Perhitungan energi yang dihasilkan setiap tahunnya bisa menggunakan persamaan (2)
di bawah ini:
Ea = 8760 . Pave
Ea = 8760 . Prate . Cf (2)
dimana:
Ea = Energi yang dihasilkan per tahun (kWh)
Paverage = Daya pembangkit rata-rata (kW)
Cf = Capacity Factor, senilai 35% untuk energi terbarukan.
Dengan mengetahui perkiraan potensi daya listrik yang dapat dihasilkan maka hal ini
bisa menjadi bahan masukan dan rekomendasi bagi Bupati Lombok Timur. Sehingga
pemanfaatan energi terbarukan dapat semakin dikembangkan dan dapat membantu
memenuhi kebutuhan listrik masyarakat lokal.
26
4. Pendampingan
Keberlanjutan dalam kegiatan ini adalah langkah-langkah yang diambil setelah
serangkaian kegiatan survei arus laut. Salah satu tindak lanjut ini adalah
pendampingan terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan energi arus laut. Bentuk
pendampingan ini, bisa berupa pengawalan terhadap hasil perkiraan potensi daya
listrik energi arus laut kepada pihak Bupati Lombok Timur agar ijin pengoperasian
alat energi arus dapat segera diterbitkan. Pemberdayaan potensi energi laut yang
tersebar di selat daerah yang belum berkembang sehingga dapat dimanfaatkan untuk
mempercepat rasio elektrifikasi dan mempercepat masyarakat mendapatkan akses
listrik. Tindak lanjut ini bisa juga dengan melakukan kerjasama dengan Bupati atau
pemerintah daerah setempat, misalnya untuk mengoperasikan alat energi arus laut
sebagai sumber energi setempat.
27
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA
4.1. Hasil pengabdian dan luaran yang telah diperoleh
Hasil yang didapat dari kegiatan pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu bagian
dari pengembangan energi baru dan terbarukan dari energi arus laut ini sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan
Pada tanggal 1 November 2015 pagi hari tim survei mulai berangkat menuju Lombok
Timur dari Surabaya. Sesampai di penginapan, tim survei beristirahat sambil melakukan
persiapan alat yakni merakit frame (tempat ADCP diletakkan) sekitar 3 jam. Konfigurasi
frame tempat alat ADCP ini awalnya memiliki ukuran tiga meter ke bawah dan 1,5 meter
ke samping. Namun, pada prakteknya ukuran frame menjadi satu meter ke bawah dan
satu meter ke samping setelah menyesuaikan dengan kondisi kapal yang digunakan.
Frame diletakkan di bagian samping kapal. Secara garis besar peralatan yang dibutuhkan
dalam kegiatan survei ini adalah ADCP dan kabel konektornya, kunci pas, frame,
extended chord, genset, laptop, lakban, dan alat-alat lainnya.
Setelah cukup beristirahat, tim survei menuju ke lokasi survei pada sore hari untuk
melakukan tes atau pengujian alat. Sesampai di lokasi survei, frame, genset, laptop dan
ADCP diinstal dan diaktifkan di perahu, lalu ketika perahu bergerak, ADCP langsung
mulai bekerja dan merecord kecepatan dan arah arus laut. Survei ini menggunakan
metode Lagrangian dengan menempelkan alat ADCP terhadap perahu dan melakukan
transek pada lokasi pengukuran. Pola transek pengukuran ini sama dengan pola transek
pada pengukuran bathimetri. Pengujian alat ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
alat dapat berfungsi dengan baik ketika digunakan mengukur kecepatan dan arah arus
laut. Selain itu juga agar dapat mengetahui bagaimana hasil output, sudah bagus atau
tidak. Pengujian ini juga untuk memastikan bahwa framenya memungkinkah untuk
dipasang (diinstal). Apakah hasil instalasinya sudah sesuai atau belum. Pertimbangan
yang digunakan adalah penyesuaian dengan sarat kapal (tinggi kapal tercelup air) agar
kapal tetap stabil. Setelah output ujicoba ini dirasa memuaskan, maka tim survei
membongkar alat dan kembali pulang ke penginapan sekitar jam lima sore untuk
beristirahat dan briefing untuk persiapan kegiatan hari selanjutnya. Gambaran kegiatan
ini bisa dilihat pada Gambar 9.
28
Gambar 9. Kegiatan pada hari pertama di Lombok Timur
Tanggal 2 November 2015 pagi hari, tim melakukan pertemuan Focus Grup Discussion
(FGD) untuk kegiatan pendampingan antara Sekretariat Daerah (Sekda) Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur dengan tim ITS-ICEES-RGU, seperti pada Gambar 10.
Gambar 10. FGD antara Sekretariat Daerah PemKab Lombok Timur dengan tim ITS-ICEES-
RGU
29
Kegiatan FGD ini memaparkan progress penindaklanjutan pengembangan program
energi arus laut di Selas Alas. Sekda Pemkab Lombok Timur mendukung wilayah pesisir
Lombok Timur menjadi wilayah pengembangan teknologi energi arus laut. Sekda
Pemkab Lombok Timur pun mendukung tim ITS-ICEES-RGU dalam pelaksanaan teknis
pengembangan teknologi energi arus laut.
Setelah itu, siang hari tim pun melaksanakan survei arus laut dimulai dari Labuhan Haji
ke arah daerah yang bernama Taket setelah sebelumnya telah memasang alat dan frame
ke perahu dan melihat hasil output apakah sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Indikator awal output memiliki hasil yang bagus bila dikatakan tidak terpengaruh oleh
gelombang atau ombak.
Tim mulai bergerak dengan alur seperti yang digambarkan pada Gambar 11 berikut ini
atau bisa disebut sebagai transek. Tim surveyor dibagi deskripsi kerjanya, yakni
mengawasi hasil output keluaran (nilai kecepatan dan arah arus laut), mencatat posisi
koordinat transek dengan GPS, waktu setiap satu menit, juga kecepatan angin pada
ketinggian satu meter juga diukur dengan barometer, serta kecepatan kapal ditulis sesuai
dengan nilai yang tertera di GPS. Kegiatan survei ini bisa dilihat pada Gambar 12.
Kemudian, tim survei mulai bersiap untuk kembali pulang ke Surabaya (Gambar 13).
Detail foto kegiatan ini dapat dilihat pada Lampiran 2.
Gambar 11. Ilustrasi transek (alur) perahu mengukur arus laut di Lombok Timur
30
Gambar 12. Kegiatan pada hari kedua di Lombok Timur
Gambar 13. Kegiatan pada hari ketiga di Lombok Timur
31
a. Pengolahan Data dan Perhitungan Hasil Perkiraan Potensi Energi Arus Laut
Data yang diperoleh dari kegiatan survei arus ini dapat disebut sebagai data mentah
(raw data). Raw data ini akan dikoreksi dengan kecepatan perahu dan pasang surut.
Koreksi kecepatan arus terhadap kecepatan kapal dilakukan dengan menyesuaikan arah
kapal terhadap arah arus. Jika arah kapal dan arah arus searah maka koreksi dilakukan
dengan menambah, jika arah kapal berlawanan dengan arah arus maka koreksi
dilakukan dengan mengurangi. Jika arah kapal tegak lurus atau membentuk sudut
terhadap arah arus maka dilakukan koreksi menambah atau mengurangi dengan Rumus
Resultan Vektor Hukum Gaya Parallelogram. Karena tinggi permukaan laut yang terus
berubah akibat pasang surut, maka kecepatan arus juga dikoreksi pada setiap jarak.
Proses pengoreksian data ini membutuhkan waktu beberapa minggu lagi sehingga data
terkoreksi survei ini belum dapat dilampirkan pada laporan ini. Oleh karena itu, kita
melakukan perhitungan hasil perkiraan potensi energi arus laut dengan data yang sudah
tersedia. Data ini diperoleh dari pengukuran arus dengan ADCP metode eulerian pada
satu lokasi di sekitar Tanjung Gali Segara NTB. Alat ADCP ini merekam profil
kecepatan dan arah arus dari dasar laut. Dari data tersebut bisa diketahui kecepatan
minimum, maksimum, dan rata-rata arus seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan
Gambar 14. Gambar 15 di bawah ini menampilkan profil kecepatan arus laut pada cell
9 atau jarak 3 meter.
Tabel 1. Data kecepatan arus di Selat Alas (Diolah dari BPPT, 2006)
Jarak dari
permukaan (m)
Kecepatan
minimum (m/s)
Kecepatan
maksimum (m/s)
Kecepatan rata-
rata (m/s)
Cell1 15 0.013 1.912 0.8457
Cell2 13.5 0.014 2.100 0.9371
Cell3 12 0.012 2.301 1.0087
Cell4 10.5 0.014 2.374 1.0583
Cell5 9 0.020 2.098 0.9510
Cell6 7.5 0.011 2.129 0.8734
Cell7 6 0.015 2.314 1.0685
Cell8 4.5 0.018 2.187 0.9210
Cell9 3 0.004 2.071 0.7056
Cell10 1.5 0.015 1.936 0.6601
32
Gambar 14. Grafik kecepatan minimum, maksimum, dan rata-rata terhadap jarak dari
permukaan laut di Selat Alas
Gambar 15. Data kecepatan arus laut pada jarak tiga meter dari permukaan Selat Alas
33
Gambar 15 juga dapat menunjukkan bahwa kecepatan arus laut pada kedalaman tiga
meter di Selat Alas berkisar antara 30 – 150 cm/s. Pada sumber data pengukuran
diketahui bahwa cell start pada 1,5 meter dan cell end 16,5 meter dari dasar laut, hal
ini menandakan bahwa total jarak yang diukur sebesar 15 meter dengan rentang 1,5
meter setiap cell-nya.
Selanjutnya, tipe turbin yang akan digunakan ditentukan untuk melakukan
perhitungan perkiraan potensi dan juga luas permukaan efektif turbin yang
diperlukan. Disini, dipilih menggunakan turbin PLTAL bersumbu vertikal tipe
Darrieus yang telah dikembangkan oleh BPPT. Turbin ini memiliki panjang blade
sebesar 2,5 meter dan diameter sebesar 3,6 meter (Erwandi dkk, 2011). Sehingga,
luasnya bisa ditentukan dengan pengalian diameter (3,6 meter) dan panjang blade (2,5
meter) sama dengan 9 m2. Dikarenakan panjang blade turbin sebesar 2,5 meter, maka
data kecepatan arus pada jarak 3 meter digunakan untuk kegiatan perhitungan daya
nominal pembangkit yang dapat dihasilkan bisa dihitung dengan menggunakan
persamaan (1):
(1)
dimana:
Prate = Daya nominal pembangkit (kW)
ρ = Densitas air = 1025 kg/m3
v = kecepatan aliran air (m/s)
A = Total luas permukaan efektif turbin (m2), yaitu bagian dimana terjadi
perpotongan aliran di daerah instalasi turbin.
Gambar 16 di bawah ini memperlihatkan hasil daya nominal pembangkit yang bisa
dihasilkan teknologi PLTAL Tipe Darrieus bersumbu vertikal.
34
Gambar 16. Perkiraan daya nominal pembangkit yang dapat dihasilkan PLTAL pada
lokasi di Selat Alas
Setelah dilakukan perhitungan potensi daya listrik teknologi PLTAL Turbin Darrieus
dengan menggunakan data sekunder di atas, kita bisa mendapatkan perkiraan potensi
daya listrik dengan rentang sekitar 0,124 – 15,567 kW. Kemudian, untuk menghitung
energi yang dihasilkan setiap tahunnya bisa menggunakan persamaan (2) di bawah
ini:
(2)
dimana:
Ea = Energi yang dihasilkan per tahun (kWh)
Paverage = Daya pembangkit rata-rata (kW)
Cf = Capacity Factor, senilai 35% untuk energi terbarukan
Total perkiraan potensi daya rata-rata setiap tahunnya didapatkan dengan
menggunakan persamaan (1) yang dikalikan dengan capacity factor (Cf). Kecepatan
35
aliran air yang digunakan dalam perhitungan potensi perkiraan daya listrik sebesar 1,5
m/s. Nilai capacity factor disini ditentukan sebesar 35% untuk pembangkit listrik dari
sumber energi baru dan terbarukan (Lynn, 2014). Hasil perkiraan potensi daya listrik
rata-rata diperoleh 5,5 kW per titik dan energi yang dihasilkan setiap tahunnya
sebesar 47,7 MWh per titik. Jenis PLTAL yang digunakan ini bertipe Darrieus yang
memiliki kapasitas sebesar 10 kW, oleh karena itu disarankan untuk melakukan
penambahan jenis PLTAL tipe Darrieus 10 kW dengan sistem farming agar daya
listrik yang dihasilkan lebih besar.
4.2.Analisis Capaian Luaran Terhadap Target Luaran
Hasil perkiraan potensi energi arus laut yang didapatkan di atas merupakan termasuk potensi
teoritis yang terletak pada satu kawasan lokasi karena belum melibatkan batasan lain seperti
kendala kelembagaan, kelayakan eknomi, dan regulasi (peraturan). Oleh karena itu, semakin
banyak teknologi energi arus laut yang dimanfaatkan untuk memanen energi kinetik arus laut
menjadi listrik, semakin besar jumlah potensi energi arus laut. Sehingga hal ini akan
membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Khususnya masyarakat pesisir
yang belum menggunakan listrikagar semakin cepat bisa mendapatkan hak akses listriknya.
Secara makro, rasio elektrifikasi listrik NTB pun akan meningkat.
Dengan keluarnya hasil perkiraan potensi daya listrik energi arus laut, pihak pemerintah
setempat akan semakin terpacu untuk berkontribusi terutama dalam hal perijinan. Secara
teknis, nilai potensi energi arus laut ini bisa dipakai guna keperluan desain, proses instalasi,
dan pengoperasian energi arus laut. Sehinggapemanfaatan energi terbarukan dapat semakin
dikembangkan dan dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat lokal.
4.3.Kendala yang dihadapi dan solusinya
Selama menjalankan kegiatan pengabdian masyarakatsurvei arus laut, beberapa kendala pun
muncul dan diperlukan beberapa solusi untuk menyelesaikannya. Kendala kegiatan ini adalah
adanya keterbatasan dana yang disediakan untuk melakukan survei sehingga beberapa
tindakan penyusunan ulang strategi program perlu dilakukan.Perencanaan ulang dan
36
penyesuaian jenis kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan agar kegiatan masih tetap
relevan dengan tujuan kegiatan, walaupun anggaran berkurang.
Di samping itu, kendala teknis yang ditemukan pada saat pelaksanaan survei adalah frame
kurang fleksibel. Frame dibuat dalam konfigurasi semi-permanen sehingga frame harus
dipasang ketika berada di bibir pantai. Sehingga hal ini bisa mengurangi laju kapal dan
terhambat menuju titik lokasi survei yang diinginkan. Hal ini akhirnya mengurangi efisiensi
waktu pelaksanaan survei. Saran masukan ke depannya, adalah frame baiknya bisa dibongkar
pasang dengan cepat sehingga tim dapat segera menuju lokasi survei dengan kecepatan
penuh, baru ketika berada di lokasi kapal melaju perlahan. Frame bisa ditambahi juga dengan
engsel sehingga lebih mudah dibongkar pasang, namun juga harus diperhatikan getaran yang
bisa timbul untuk mencegah adanya fatigue.
Proses pengolahan data mentah yang memerlukan waktu yang sangat lama, membuat
perhitungan perkiraan potensi energi laut dengan data primer belum dapat dimulai. Solusinya
adalah perngoreksian tersebut harus segera diselesaikan.
37
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kegiatan pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu bagian dari
pengembangan energi baru dan terbarukan dari energi arus laut ini telah
melakukan kegiatan:
Kegiatan survei arus laut di Selat Alas, Lombok Timur, NTB dengan tim yang
terdiri dari ITS, ICEES, dan RGU pada tanggal 1-3 November 2015 telah
dilaksanakan dengan baik. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan
pengukuran arus laut, yaitu menggunakan metode Lagrangian dengan
menempelkan alat ADCP di bagian samping kapal dan kapal bergerak sesuai
transek pada lokasi survei.
Perhitungan hasil perkiraan potensi energi arus laut telah dilaksanakan pada
satu titik lokasi survei dengan menggunakan data sekunder yang sudah
tersedia. Hal ini dilakukan akibat proses pengoreksian data pengukuran yang
membutuhkan waktu beberapa minggu lagi sehingga data terkoreksi survei ini
belum dapat digunakan. Kecepatan arus laut di Selat Alas berkisar antara 0,30
– 1,50 m/s sehingga memiliki perkiraan potensi energi arus laut pada satu
lokasi selama satu tahun dengan nilai sebesar 47,7 MWh di Selat Alas. Jenis
PLTAL yang digunakan ini bertipe Darrieus yang memiliki kapasitas sebesar
10 kW, oleh karena itu disarankan untuk melakukan penambahan jenis PLTAL
tipe Darrieus 10 kW dengan sistem farming agar daya listrik yang dihasilkan
lebih besar.
Kegiatan pendamping terhadap pihak pemerintah Kabupaten Lombok Timur
sudah dilaksanakan. Pemkab Lombok Timur mendukung program kerjasama
pengembangan energi laut ini. Dalam waktu dekat, mereka akan memberikan
kontribusi di bidang perijinan pada wilayah pesisir Lombok Timur untuk
memperlancar pengembangan teknologi energi arus laut selanjutnya.
5.2. Saran
Kegiatan survei arus laut adalah bagian dari program kerjasama pengembangan
teknologi energi arus laut di Lombok Timur ini antara ITS, ICEES, dan RGU.
Oleh karena itu, manajemen waktu di dalam program ini perlu disinkronkan lebih
38
baik lagi untuk ke depannya. Kegiatan pengembangan survei arus laut ini pun
membutuhkan waktu yang lama dan dukungan dana secara keseluruhan. Sehingga
dana-dana penelitian atau pengabdian sebaiknya tidak dipotong agar hasil yang
diperoleh juga bagus dan komprehensif.
39
BAB 6. RENCANA SELANJUTNYA
6.1. Rencana Selanjutnya
Rencana program yang akan dilakukan selanjutnya adalah melakukan pengolahan
data mentah dengan memasukkan faktor koreksi dari kecepatan kapal. Kegiatan
pengoreksian ini memerlukan waktu yang cukup lama. Lalu perkiraan potensi
daya listrik energi arus laut yang dapat dihasilkan dihitung agar dapat
disampaikan kepada Bupati Lombok Timur sebagai progress pengembangan
energi terbarukan. Sehingga pemanfaatan energi terbarukan dapat semakin cepat
perkembangannya dan segeradapat membantu memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat lokal.
40
DAFTAR PUSTAKA
Awalia, Wilda R., 2014, Studi Konsep Pemanfaatan Arus Laut di Selat Lalang sebagai
Sumber Energi Terbarukan untuk FSO Ladinda. Surabaya: Jurusan Teknik Kelautan
ITS.
Azis, Asruldin, 2010, Studi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Arus Laut di Selat Alas
Kabupaten Lombok, NTB. Surabaya: Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Blunden, L.S., Bahaj, A.S., Aziz, N.S., 2013, Tidal Current Power For Indonesia? An Initial
Resource Estimation For The Alas Strait. Renewable Energy 49 (2013) 137e142.
BPS Kab. Lombok Timur, 2014, Statistik Daerah Kabupaten Lombok Timur 2014. Katalog
BPS: 1101.002.5. Nomor Publikasi: 5203.1403.
Erwandi, Afian K., P. Sasoko, Rina, B. Wijanarko, E. Marta, dan D. Rahuna. 2014. Vertical
Axis Marine Current Turbine Development in Indonesian Hydrodynamic Laboratory-
Surabaya for Tidal Power Plant. International Conference and Exhibition on
Sustainable Energy and Advanced Materials (ICE SEAM 2011) Solo-Indonesia.
October 3-4, 2011.
Lemonis, George, 2004, Wave and Tidal Energy Conversion, Encyclopedia of Energy,
Volume 6. © 2004 Elsevier Inc.
Lynn, Paul A., 2014, Electricity From Wave and Tide: An Introduction to Marine Energy.
UK: John Wiley &Sons Ltd.
Mukhtasor, 2015, Mengenal Energi Laut, Surabaya: Indonesian Counterpart for Energy and
Solutions.
PLN, 2014, Statistik PLN 2014, Jakarta: Sekretariat Perusahaan PT. PLN (Persero). Nomor
Katalog: 31:621.3. Nomor Publikasi: 02701 – 150430.
Ray, R. D., Egbert, G. D., dan Erofeeva, S.Y., 2005, A Brief Overview Of Tides In The
Indonesian Seas. Oceanography Vol. 18, No. 4, Dec. 2005.
Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta.
Wave Energy Centre, 2007, Ocean Energy Glossary, Prepared by the Wave Energy Centre
with support of the Co-ordinated Action of Ocean Energy EU funded Project (CA-
OE) within a collaborative action with the Implementing Agreement on Ocean Energy
Systems (IEA-OES).
41
Lampiran 1
Biodata Tim Pengabdi
1. Ketua
a. Nama Lengkap : Prof. Ir. Mukhtasor, M. Eng., Ph.D.
b. Jenis Kelamin : Pria
c. NIP : 196904201994031003
d. Fungsional/Pangkat/Gol.: Professor/ Guru Besar/Iva
e. Jabatan Struktural : -
f. Bidang Keahlian : Teknik Kelautan
g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Kelautan/Teknik Kelautan
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Perumdos ITS Blok X-14 Surabaya/082232429069
j. Riwayat penelitian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,
sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
Tahun Judul Penelitian Sumber Dana
2014
Perancangan Proses Produksi Pembangkit Listrik Tenaga
Gelombang Laut Sistem Bandul untuk Mendukung Kemandirian
Energi Listrik di Wilayah Kepulauan Indonesia
Dikti
Kemendikbud
2013-
2014
Pengembangan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Daya
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Kementerian
Riset dan
Teknologi
2012-
2013
Pengembangan Decision Support System Penanggulangan
Tumpahan Minyak di Laut
Dikti
Kemendikbud
k. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,
sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana
2014 Pelatihan Perancangan proses Produksi Pembangkit Listrik
Tenaga gelombang Laut Sistem Bandul untuk Mendukung
Kemandirian Energi Listrik di Wilayah Kepulauan Indonesia
RAPID
2013 Pengembangan dan Pelatihan Pembelajaran
Materi Tematik Kebaharian untuk Sekolah Dasar di Surabaya
Dikti
Kemendikbud
42
l. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)
Nama Penulis Tahun
terbit
Judul artikel Nama berkala
Mukhtasor, Zamrisyaf,
Irfan Syarif Arif, Rudi
Walujo Prastianto, Harus
Laksana Guntur, Hadi
Setiyawan dan
Mauludiyah
2013 Status Pengembangan
Pembangkit Listrik Tenaga
Gelombang Laut Sistem
Bandulan (PLTGL-SB) 20
KW
Prosiding Seminar Teori
dan Aplikasi Teknologi
Kelautan 2013,
FTK-ITS
Shade Rahmawati, Rudi
W.P., Eko B. D.,
Mukhtasor
2013 Analisis Dinamik Pembangkit
Listrik Tenaga Gelombang
Laut Sistem Bandul (PLTGL-
SB) dalam Gelombang
Reguler
Prosiding Pertemuan
Ilmiah Nasional Tahunan
X 2013 Ikatan Sarjana
Oseanologi Indonesia
Rumengen, I.F.M.,
Umboh, M.I.,
Mukhtasor Subandrio,
A.
2013 Rekolonisasi Makrobentos di
Daerah Penempatan Tailing
di Teluk Buyat Sulawesi
Utara
Pertemuan Ilmiah
Nasional Tahunan X 2013
Ikatan Sarjana Oseanologi
Indonesia
Nama Judul Buku Tahun Penerbit ISBN
Mukhtasor Mengenal Energi Laut 2015 ICEES 978-602-
71969-0-2
Mukhtasor, dkk Potensi Energi Laut
Indonesia
2014 Badan Litbang
ESDM – ASELI
-
Mukhtasor, dkk Peta Jalan Regulasi
Energi Laut
2013 Ristek – ASELI -
Mukhtasor Pengantar Teknologi dan
Operasi Produksi Minyak
dan Gas
2012 ITS Press 978-602-9494-
29-7
Mukhtasor, dkk Pengantar Ilmu
Lingkungan
2008 ITS Press
Mukhtasor Pencemaran Pesisir dan
Laut
2007 Pradnya
Paramita
978-979-408-
541-7
43
2. Anggota 1
a. Nama Lengkap : Dr. Eng. Rudi Walujo P., S.T., M.T.
b. Jenis Kelamin : Pria
c. NIP : 197105081997031001
d. Fungsional/Pangkat/Gol.: Lektor
e. Jabatan Struktural : Koordinator Pascasarjana Teknologi Kelautan ITS
f. Bidang Keahlian : Teknik Kelautan
g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Kelautan/Teknik Kelautan
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl. Setro Baru Utara X /52, Surabaya 60134 dan
081359761971
j. Riwayat penelitian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,
sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
Tahun Judul Penelitian Sumber Dana
2014
Perancangan Proses Produksi Pembangkit Listrik Tenaga
Gelombang Laut Sistem Bandul untuk Mendukung Kemandirian
Energi Listrik di Wilayah Kepulauan Indonesia
Dikti
Kemendikbud
2013-
2014
Pengembangan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Daya
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Kementerian
Riset dan
Teknologi
2012
Perencanaan Ponton dan Uji Laboratorium untuk Pengembangan
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem
Bandulan
Kementerian
Riset dan
Teknologi – RI),
LPPM-ITS –
KRT-RI
k. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,
sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana
44
l. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Teori dan Aplikasi
Teknologi Kelautan
Status Pengembangan
Pembangkit Listrik
Tenaga Gelombang
Laut Sistem Bandulan
(PLTGL-SB) 20 KW
Prosiding Seminar
Teori dan Aplikasi
Teknologi Kelautan
2013,
FTK-ITS
2 Seminar Nasional
Pascasarjana XII – ITS
Transient Effect on
Seastar Tension Leg
Platform due to Tendon
Breakdown
Institut Teknologi
Sepuluh Nopember,
Surabaya 12 Juli,
2012
3 Seminar Nasional
Kelautan VII
Analisa Tegangan pada
Skirt Pile akibat Beban
Operasional dan
Ekstrem
Universitas Hang
Tuah
Surabaya, 20 Mei
2011
No. Judul Buku Tahun Penerbit
1 Diktat Kuliah: Menggambar Teknik 2012 Jurusan Teknik
Kelautan, FTK, ITS
2 Salvage Pekerjaan Bawah Air: Handout 1999 Jurusan Teknik
Kelautan, FTK, ITS
3 Mekanika Teknik II: Handout 1999 Jurusan Teknik
Kelautan, FTK, ITS
45
3. Anggota 2
a. Nama Lengkap : Aries Sulisetyono, ST., MA.Sc., Ph.D. b. Jenis Kelamin : Pria
c. NIP : 197103201995121002 d. Fungsional/Pangkat/Gol.: Lektor/IIIc
e. Jabatan Struktural : Ketua Pusat Studi Kelautan ITS
f. Bidang Keahlian : Teknik Perkapalan
g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Kelautan/Teknik Kelautan
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Perum ITS Blok W-10 Sukolilo Surabaya dan
081331315737 j. Riwayat penelitian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,
sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
Tahun Judul Penelitian Sumber Dana
2011-
2014
Pengembangan Kapal Selam Nirawak
Menuju Kemandirian Teknologi
Pertahanan
Strategi
Nasional DP2M
DIKTI
2011&
2012
Rancang Bangun Kapal Hybrid
Trimaran Sebagai Angkutan
Penumpang Antar Pulau
Insentif Ristek
k. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,
sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana
2013 Development of Feasibility Study Report and
Port Master Plan Documents for the Offshore
Terminal Project in Madura Strait Water
HCML
2013 Optimization Study of LNG Transportation
System (From Simenggaris to Tanjung Batu and
Batakan)
PT Pertadayagas
l. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 TEAM Spectrum Parametric
Modification For
Analyzed Long And
Short Term Wave In
Indonesian Waterways
By Using Of
Fourier Transformation
Taiwan, 2013
46
2 5th
International Conference on
Technology And Operation Of
Offshore Support Vessels
An Investigation in to
the Coupling of
Sloshing Effects on an
FLNG Motions
Singapore, 2013
3 The 4th APTECS 2013,
International Seminar on
Applied Technology, Science
and Art
Development of a Fish
Tail Rudder to
Improve a Ship's
Maneuverability in
Seaway
Surabaya, 2013
4 SENTA
Analisa Seakeeping
Ferry Trimaran, Studi
Kasus Rute Pelayaran
Sapeken – Masalembu
Surabaya, 4-5
Desember 2012
5 Proc. ICSOT: Development in Ship
Design and Construction
Seakeeping Analysis of
the Trimaran Ferry Ship
in Short Crested Sea for
a Case of East Java
Water Condition
Ambon – Indonesia,
7-8 November 2012
4. Anggota 3
a. Nama Lengkap : Yoyok Setyo H., ST., MT.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 197111051995121001
d. Fungsional/Pangkat/Gol.: Lektor
e. Jabatan Struktural : Sekretaris Jurusan
f. Bidang Keahlian : Teknik Kelautan
g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Kelautan/Teknik Kelautan
h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Perumahan ITS Blok U, Jl. Teknik Kelautan II/65,
Surabaya/No. Telp . 031-5991009/081234158274
j. Riwayat penelitian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,
sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
Tahun Judul Penelitian Sumber Dana
2012 Pengembangan Teknologi Hybrid Floating Concrete untuk
Breakwater dan Budidaya Ikan PUPT
2011 Aplikasi Empirical Orthogonal Function untuk Analisa
Perubahan Garis Pantai dan Kondisi Lingkungan di Dekat Pantai PUM
47
k. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,
sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana
2013 Pengembangan dan Pelatihan Pembelajaran Materi Tematik
Kebaharian untuk Sekolah Dasar di Suarabaya
Hibah Iptek
l. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 America Journal of Enginering and
Applied Sciences
Taguchi Experiment
Design for Investigation
of Freshened Properties
of Self-Compacting
Concrete,
2010, USA
2 Journal of Engeneering and Applied
Sciences
Effect Superplasticizer
and Water-Binder Ratio
on Freshened Properties
abd Compressive
Strength of SCC
2009, Pakistan
48
5. Anggota 4:
a. Nama Lengkap : Erik Sugianto, S.T., M.T.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 19900401 201404 1001
d. Fungsional/Pangkat/Gol. : -/Penata Muda Tingkat I/ III B
e. Jabatan Struktural : -
f. Bidang Keahlian : Konseptual Desain Kapal
g. Fakultas/Jurusan : FTK / Transportasi Laut
h. Laboratorium : Telamatika Transportasi laut
i. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
j. Alamat Rumah : Keputih III/47 Surabaya, 60111
k. No. Telp. : 085646606118
l. Riwayat penelitian : -
m. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,
sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)
Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana
2014 Program Kemasyarakatan Pendukung Operasi’’ csr HCML HCML
n. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Teori dan Aplikasi
Teknologi Kelautan
Fatigue Crack Growth
Analysis on 5083 Aluminium
Ship Construction Base On
Diffrence Welding Directions
of Double Dided Friction Stir
Welding
Prosiding Seminar
Teori dan Aplikasi
Teknologi Kelautan
2013,
FTK-ITS
2 Seminar Nasional
Pascasarjana XIII– ITS
Pengaruh Pengelasan Dua
Sisi Friction Stir Welding
(FSW) terhadap Fatigue
Crack Growth pada
Konstruksi Kapal Berbahan
Aluminium 5083
Institut Teknologi
Sepuluh Nopember,
Surabaya 15 Agustus,
2013
49
Lampiran 2
Dokumentasi
50
51
52
53
54
55
Lampiran 3
Artikel/Berita