55
1 LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015 Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) Dalam Rangka Peningkatan Akses Listrik Masyarakat di Kabupaten Lombok Timur Oleh : Ketua : Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng., Ph.D. (Teknik Kelautan FTK) Anggota 1: Dr. Eng. Rudi Walujo P., S.T., M.T. (Teknik Kelautan FTK) Anggota 2: Aries Sulisetyono, ST., MA.Sc., Ph.D. (Teknik Perkapalan FTK) Anggota 3: Yoyok Setyo H., ST., MT. (Teknik Kelautan FTK) Anggota 4: Erik Sugianto, ST., MT. (Transportasi Laut FTK) Sesuai Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat No: 020728.167/IT2.11/PN.08/2015 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

1

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DANA BOPTN 2015

Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan

Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL)

Dalam Rangka Peningkatan Akses Listrik Masyarakat

di Kabupaten Lombok Timur

Oleh :

Ketua : Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng., Ph.D. (Teknik Kelautan – FTK)

Anggota 1: Dr. Eng. Rudi Walujo P., S.T., M.T. (Teknik Kelautan – FTK)

Anggota 2: Aries Sulisetyono, ST., MA.Sc., Ph.D. (Teknik Perkapalan – FTK)

Anggota 3: Yoyok Setyo H., ST., MT. (Teknik Kelautan – FTK)

Anggota 4: Erik Sugianto, ST., MT. (Transportasi Laut – FTK)

Sesuai Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat No:

020728.167/IT2.11/PN.08/2015

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2015

Page 2: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

2

Page 3: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

3

Page 4: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

4

EXECUTIVE SUMMARY

Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit Listrik

Tenaga Arus Laut (PLTAL) Dalam Rangka Peningkatan Akses Listrik

Masyarakat di Kabupaten Lombok Timur

Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng., Ph.D. 1, Dr. Eng. Rudi W.P., ST., MT.

1,

Aries Sulisetyono, ST., MA.Sc., Ph.D.2, Yoyok Setyo H., ST., MT.

1,

Erik Sugianto, ST., MT. 3

,

1Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS

2Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS 3Jurusan Transportasi Laut, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS

Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari

kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur, ITS (Institut Teknologi

Sepuluh Nopember), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), RGU (Robert-

Gordon University), dan ICEES (Indonesian Counterpart for Energy and Environmental

Solutions). Kolaborasi ini dibentuk untuk memulai pengembangan energi baru dan terbarukan

dari energi arus laut. Dalam rangka untuk memenuhi komitmen ini, ITS memberikan

kontribusi dengan melakukan kegiatan survei arus laut di Selat Alas.

Pemanfaatan energi arus laut ini dimaksudkan agar bisa membantu memenuhi kebutuhan

listrik dan meningkatkan akses listrik masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, dimana

masih banyak lokasi terpencil yang belum teraliri listrik. Listrik yang dihasilkan dari energi

arus laut tersebut bisa digunakan untuk kegiatan sosial-ekonomi, budidaya perikanan,

keperluan domestik, dan sebagainya. Sehingga berbagai informasi mengenai potensi energi

arus laut di Selat Alas yang berada di Kabupaten Lombok Timur sangat diperlukan dan dapat

diperoleh dengan melakukan survei arus laut.

Kegiatan survei atau pengukuran arus laut dilakukan untuk mengumpulkan berbagai

informasi arus laut di Selat Alas. Informasi aktual arus laut di Selat Alas ini selanjutnya akan

digunakan sebagai input dalam perhitungan perkiraan potensi daya listrik pembangkit listrik

tenaga arus laut. Perkiraan potensi daya listrik yang telah dihitung ini yang akan mendasari

tahap proses selanjutnya bagaimana penempatan alat turbin energi arus laut dapat ditentukan

berdasarkan informasi dimana kecepatan arus yang paling baik dalam segala macam aspek

pertimbangan. Di samping itu, juga akan mempengaruhi tahapan pembangunan pembangkit

listrik tenaga arus laut lainnya, seperti desain, proses instalasi, dan pengoperasian energi arus

laut, dimana secara keseluruhan juga akan berdampak terhadap biaya pemanfaatan energi

arus laut.

Hasil luaran dari kegiatan ini adalah masukan dan rekomendasi potensi energi laut yang akan

diberikan kepada Bupati Kabupaten Lombok Timur yang mencakup perkiraan data kecepatan

arus berkisar antara 0,30 – 1,50 m/s sehingga memiliki perkiraan potensi energi arus laut

pada satu lokasi selama satu tahun dengan nilai sebesar 47,7 MWh di Selat Alas. Jenis

PLTAL yang digunakan ini bertipe Darrieus yang memiliki kapasitas sebesar 10 kW, oleh

karena itu disarankan untuk melakukan penambahan jenis PLTAL tipe Darrieus 10 kW

dengan sistem farming agar daya listrik yang dihasilkan lebih besar.

Page 5: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

5

EXECUTIVE SUMMARY

Tidal current survey for supporting development of Marine Current

Energy Pilot Project in order to enhance of community access to electricity

in Lombok Timur

Prof. Ir. Mukhtasor, M.Eng., Ph.D.

1, Dr. Eng. Rudi W.P., ST., MT.

1,

Aries Sulisetyono, ST., MA.Sc., Ph.D.2, Yoyok Setyo H., ST., MT.

1,

Erik Sugianto, ST., MT. 3

,

1Ocean Engineering Dept., Faculty of Ocean Technology, ITS

2Naval Architecture Dept., Faculty of Ocean Technology, ITS

3Sea Transportation Dept., Faculty of Ocean Technology, ITS

This program is part of collaboration work between Lombok Timur Local Government with

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT), Robert Gordon University (RGU), and Indonesian Counterpart for Energy and

Environmental Solutions (ICEES). This collaboration is formed to initiate development of

new and renewable energy from marine energy resources. In order to fulfill this commitment,

ITS contribute to do a tidal current survey around the Alas Strait. Development of marine

current energy is intended to enhance electricity access for local community in Lombok

Timur, where there are still many remote locations with no electricity. So, electricity that

generated from the marine current energy can be used for socio-economic, aquaculture,

domestic activities, and so on. So that why, we need information of marine current energy

resources in Alas Strait, it can be obtained by conducting an ocean current survey. Ocean

current survey is conducted to gather information of ocean currents in Alas Strait. So we can

obtain estimated local marine current energy resources, and this information can be used for

how to design the turbine, how to deploy marine current energy turbine, what kind of

platform type will use, etc. In other words, this information will affect the design, installation,

and operation of marine current energy devices. The output from this program are marine

current energy resources’ recommendation for East Lombok Regent which are included

marine current velocity: 0,3 – 1,5 m/s, and estimated annual marine current energy

production in Alas Strait: 47,7 MWH.

Page 6: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

6

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, bahwa kami dapat menyusun laporan akhir Pengabdian

kepada Masyarakat “Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit Listrik

Tenaga Arus Laut (PLTAL) dalam Rangka Peningkatan Akses Listrik Masyarakat di

Kabupaten Lombok Timur.” Kegiatan ini merupakan bagian dari hibah pengabdian kepada

masyarakat BOPTN 2015 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (LPPM ITS). Kegiatan ini berupa survei

dalam rangka mengembangkan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi kinetik dari

arus laut. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi sebagai langkah awal pengabdian

kepada masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya energi arus laut sehingga

kebutuhan listrik masyarakat Lombok Timur dapat terpenuhi.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh bantuan dan

dukungan yang diberikan dari berbagai pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya

laporan akhir kegiatan ini. Mudah-mudahan kerjasama yang terjalin baik selama ini dapat

terus berlanjut untuk pengembangan energi laut di Indonesia. Demikian prakata laporan akhir

ini dan semoga bermanfaat bagi yang membaca maupun untuk pengembangan energi laut di

Indonesia.

Surabaya, November 2015

Tim Penyusun

Page 7: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

7

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan 2

Executive Summary 4

Prakata 6

Daftar Isi 7

Daftar Tabel 8

Daftar Gambar 9

BAB I PENDAHULUAN 10

1.1 Latar Belakang 10

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan 12

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan 13

1.4 Target Luaran 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16

BAB III STRATEGI DAN PERENCANAAN KEGIATAN 24

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA 27

4.1 Hasil pengabdian dan luaran yang telah diperoleh 27

4.2 Analisis Capaian Luaran Terhadap Target Luaran 35

4.3 Kendala yang dihadapi dan solusinya 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 37

BAB VI RENCANA SELANJUTNYA 39

DAFTAR PUSTAKA 40

Lampiran-Lampiran

Page 8: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

8

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data kecepatan arus di Selat Alas 31

Page 9: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Pulau Lombok 1 10

Gambar 2. Rasio Elektrifikasi di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat 11

Gambar 3. Skema Kolaborasi Proyek Percontohan (50-100 kW) 13

Gambar 4. PLTAL Tipe Darrieus 19

Gambar 5. Kurva pasang surut dan beberapa elevasi muka air 21

Gambar 6. Proses pemasangan Tide Staff 22

Gambar 7. ADCP di atas kapal yang siap diterjunkan 23

Gambar 8. ADCP yang siap digunakan 24

Gambar 9. Kegiatan pada hari pertama di Lombok Timur 28

Gambar 10. FGD antara Sekretariat Daerah PemKab Lombok Timur

dengan tim ITS-ICEES-RGU 28

Gambar 11. Ilustrasi Transek (alur) perahu mengukur arus laut di Lombok Timur 29

Gambar 12. Kegiatan pada hari kedua di Lombok Timur 30

Gambar 13. Kegiatan pada hari ketiga di Lombok Timur 30

Gambar 14. Grafik kecepatan minimum, maksimum, dan rata-rata terhadap

jarak dari permukaan laut di Selat Alas 32

Gambar 15. Data kecepatan arus pada jarak 3 meter dari permukaan Selat Alas 32

Gambar 16. Perkiraan daya nominal pembangkit yang dapat dihasilkan PLTAL

pada lokasi di Selat Alas 34

Page 10: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

10

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah salah satu bentuk tindak lanjut dari kerjasama

antara Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur, ITS (Institut Teknologi Sepuluh

Nopember), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), RGU (Robert Gordon

University), dan ICEES (Indonesian Counterpart for Energy and Environmental Solutions).

Kolaborasi ini dibentuk untuk menginisiasi pengembangan energi baru dan terbarukan dari

energi arus laut. Dalam rangka untuk memenuhi komitmen ini, ITS memberikan kontribusi

dengan melakukan kegiatan survei arus laut di Selat Alas, Lombok Timur.

Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu daerah dari sembilan kabupaten/kota yang

berada di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kabupaten ini terletak pada 116° - 117°

bujur timur dan 8° - 9° lintang selatan, yang berbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara

dan Lombok Tengah di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara, Samudera Hindia di

sebelah selatan, dan Selat Alas di sebelah timur, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Pulau Lombok

Page 11: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

11

Luas daerah Kabupaten Lombok Timur mencapai sekitar 2.679,88 km2 yang terdiri dari

daratan seluas 1.605,55 km2 (59,91%) dan lautan seluas 1.074,33 km

2 (40,09%). Kabupaten

Lombok Timur terdiri dari 20 kecamatan. Kecamatan-kecamatan yang terletak di bagian

utara, misalnya Sembalun, Sambelia, Pringgabaya, dan Aikmel umumnya lebih luas

dibanding kecamatan lainnya. Populasi Lombok Timur pada tahun 2013 sebanyak 1.130.365

jiwa. Sebagian besar penduduk Lombok Timur bekerja di sektor pertanian sekitar 43,38%

pada tahun 2013, selanjutnya sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi sebesar

21,77% (BPS Lombok Timur, 2014).

Di sisi lain, rasio elektrifikasi di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2014 baru mencapai

67,57% (PLN, 2014). Hal ini menandakan bahwa tingkat ketersediaan listrik di daerah NTB

masih rendah dibandingkan dengan Jawa-Bali, lihat pada Gambar 2. Padahal, kita ketahui

bahwa Nusa Tenggara Barat memiliki berbagai macam potensi energi terbarukan berupa

matahari, angin, air, dan laut. Apabila potensi energi terbarukan ini bisa dimanfaatkan dengan

baik, maka akan menjadi sebuah solusi komprehensif dalam meningkatkan rasio elektrifikasi

di wilayah NTB sekaligus sebagai upaya dalam menghadapi ancaman krisis energi fosil.

Gambar 2. Rasio Elektrifikasi di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat (Statistik PLN, 2014)

Sebagai daerah yang banyak berbatasan langsung dengan lautan, Lombok Timur tentunya

mempunyai potensi energi laut yang menonjol, salah satunya adalah energi arus laut dari

Selat Alas. Berdasarkan Ray, et.al. (2005), wilayah perairan Selat Alas adalah salah satu

daerah perairan yang memiliki kecepatan arus maksimum. Dimana, Selat Alas adalah selat

Page 12: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

12

yang memisahkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dengan panjang sekitar 50 km. Hal ini,

tentu akan menjadi faktor penguat pemanfaatan energi arus laut di Selat Alas.

Selain itu, menurut Blunden (2013), Selat Alas merupakan selat yang sangat prospektif untuk

pemanfaatan energi arus laut, dimana kedalamannya yang dangkal, kecepatan arus tinggi, dan

jauh dari lokasi pelayaran. Bahkan, jumlah energi per tahun yang dapat dieksploitasi di Selat

Alas bisa mencapai 330-640 GWh.

Oleh karena itu, kegiatan survei arus laut yang tergabung dalam rangkaian program

kerjasama lintas perguruan tinggi ITS dengan RGU, ICEES (LSM), dan BPPT (instansi

pemerintah) ini dapat diharapkan menjadi bibit proyek percontohan pembangkit listrik tenaga

arus laut di Indonesia yang dapat memberikan nilai strategis dan kontribusi terhadap

masyarakat berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh ITS, dan dalam hal ini berupa survei

arus laut. Serta, dapat menjadi langkah awal pengabdian kepada masyarakat dengan

memanfaatkan potensi sumber daya energi arus laut sehingga kebutuhan listrik masyarakat

Lombok Timur dapat terpenuhi.

1.2. Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

Konsep kegiatan ini adalah pelaksanaan survei pengukuran arus laut di Selat Alas sehingga

dapat dihasilkan data berupa kecepatan dan arah arus laut pada Selat Alas. Informasi ini

selanjutnya akan digunakan sebagai masukan dalam perkiraan potensi daya listrik

pembangkit listrik tenaga arus laut. Selain itu, informasi tersebut bisa diperuntukkan

keperluan desain alat, pembangunan, proses instalasi, dan pengoperasian energi arus laut,

dimana secara keseluruhan juga akan berdampak terhadap biaya pemanfaatan energi arus

laut.

Kegiatan survei ini dipilih untuk bisa mendapatkan informasi berupa jumlah perkiraan

potensi daya listrik yang dihasilkan dari energi arus laut. Lokasi yang telah ditentukan ini

memiliki karakteristik berupa ruang dengan luas penampang aliran yang sempit pada mulut

selat atau tanjung sebab arus akan mengalami percepatan akibat adanya penyempitan secara

horizontal dan vertikal di dasar laut dan halangan pulau sekitar pantai.

Page 13: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

13

Gambar 3. Skema Kolaborasi Proyek Percontohan (50-100 kW)

Konsep-konsep kegiatan yang dirumuskan di atas adalah salah satu tahapan kegiatan dari

strategi besar kerjasama yang dijalin oleh ITS-RGU-BPPT-ICEES-Pemda Lombok Timur

dalam mewujudkan pengembangan energi arus laut Indonesia. Skema kerjasama tersebut

dapat dilihat seperti pada Gambar 3.

Kerjasama pengembangan energi arus laut yang dijalin oleh ITS, RGU, BPPT, ICEES, dan

Pemda Lombok Timur ini memiliki output terwujudnya inisiasi proyek percontohan energi

arus laut dengan kapasitas 50-100 kW. ITS bersama RGU berkontribusi dalam hal

penyediaan tenaga ahli atau sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi di bidang

kelautan, mesin, dan teknologi energi terbarukan. Sedangkan, BPPT berperan sebagai

penyedia teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut yaitu PLTAL Tipe Darrieus. Dengan

bantuan dari Pemda Lombok Timur dan CSR perusahaan, tim LSM yang terdiri ICEES dan

CUSP-RGU akan menyediakan tim operasi dan manajemen proyek dan juga menyiapkan

program capacity building. Di samping itu, CUSP sudah berpengalaman dalam

pengembangan European Marine Energy Centre yang akan diimplementasikan dalam

pembangunan techno parks sehingga akan mempermudah pewujudan pengembangan energi

arus laut di Indonesia.

1.3. Tujuan, Manfaat dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan

Kegiatan survei arus ini dapat memberikan informasi bagaimana gambaran kondisi

pergerakan air laut. Dengan melaksanakan kegiatan eksplorasi seperti survei pengukuran arus

laut di selat yang berpotensi mengandung energi arus laut yang besar, maka hal ini termasuk

dalam upaya memanfaatkan energi laut di Indonesia lebih lanjut. Data-data yang telah

Page 14: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

14

didapatkan dari kegiatan survei arus laut ini dinyatakan dalam data besaran kecepatan dan

arah arus, maka penempatan alat turbin energi arus laut dapat ditentukan berdasarkan

informasi dimana kecepatan arus yang paling baik dalam segala macam aspek. Kondisi ini

bisa tercapai apabila turbin arus dapat bekerja menghasilkan listrik.

Secara umum, kegiatan survei dalam rangka pemanfaatan potensi energi arus laut di Selat

Alas ini memiliki manfaat dan dampak yang sangat luas bagi masyarakat di Kabupaten

Lombok Timur, diantaranya adalah:

Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data melalui survei arus laut berperan penting

terhadap peningkatan akses listrik masyarakat di sekitar Selat Alas, Lombok Timur.

Inisiasi pengembangan salah satu energi baru dan terbarukan dari sumber daya laut

yaitu arus laut sehingga masyarakat juga dapat merasakan manfaat potensi energi

listrik yang terkandung dalam badan alam lokal Lombok Timur. Listrik yang

dihasilkan dari energi arus laut bisa digunakan untuk mendorong pengembangan

sumber daya manusia dan industri lokal, sehingga bisa mendukung kegiatan sosial-

ekonomi, pendidikan, budidaya perikanan, keperluan domestik, dan kegiatan lainnya.

Mendukung bangkitnya potensi wisata yang berbasis edukasi-bahari melalui pameran

teknologi.

Mendukung pengembangan sumber daya kelautan untuk turut serta mendukung

strategi ekonomi biru.

Peningkatan penyebaran dan difusi produk ilmu pengetahuan dan teknologi hasil

penelitian karya anak bangsa. Sehingga penerapan hasil ipteks dalam kegiatan ini

tidak hanya memberikan manfaat yang tinggi dan solusi nyata bagi masyarakat yang

membutuhkan, tapi juga menghasilkan perubahan pengetahuan dan sikap dari

masyarakat.

Mencapai reputasi nasional dan internasional sebagai dampak dari terjalinnya

kerjasama dalam kegiatan pengembangan energi arus laut antara ITS dengan RGU.

Sehingga pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kelautan, energi,

dan kemasyarakatan yang berwawasan lingkungan bisa maju secara pesat.

Page 15: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

15

1.4. Target Luaran

Luaran dari kegiatan survei arus dalam rangka pengembangan energi arus laut ini adalah

masukan dan rekomendasi potensi energi laut kepada Bupati Kabupaten Lombok Timur yang

terdiri dari :

Perkiraan data pengukuran arus laut yang meliputi data kecepatan dan arah arus,

Hasil pengolahan data yang berupa perkiraan potensi daya listrik yang dapat

dihasilkan PLTAL pada lokasi di Selat Alas.

Kegiatan survei arus laut ini diusulkan agar dapat mendorong pengembangan dan

peningkatan akses listrik oleh masyarakat. Hasil kegiatan ini juga diharapkan dapat

membantu pengembangan ilmu pengetahuan melalui luaran kegiatan pengabdian masyarakat

yang berupa penyediaan informasi perkiraan data arus laut.

Page 16: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

16

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Energi Laut

Energi laut memiliki definisi sederhana yakni energi yang dihasilkan dari laut. Berdasarkan

definisi yang dirumuskan oleh Wave Energy Centre (2007) yang berkolaborasi dengan

Implementing Agreement on Ocean Energy Systems, energi laut adalah energi yang

dihasilkan dari beberapa teknologi yang menggunakan sumber energi dari tenaga gelombang,

arus laut, pasang surut, perbedaan panas laut, dan perbedaan salinitas (kadar garam) untuk

menghasilkan listrik.

Sumber energi laut ini dapat dihasilkan secara langsung atau melewati serangkaian tahap

proses konversi. Salah satu sumber energi laut ialah fenomena gerakan massa air yang dapat

berupa arus laut, gelombang laut, dan pasang surut laut. Sumber energi lain yang perlu

melalui proses konversi yaitu panas laut yang diambil dari perbedaan suhu antara permukaan

air laut dengan air laut dalam di kedalaman tertentu. Sumber-sumber energi laut ini pada

akhirnya akan diubah menjadi energi listrik agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-

hari.

Berangkat dari definisi di atas, jenis energi laut dapat dibedakan menurut sumber energinya

menjadi lima macam energi, yaitu:

1. Pasang surut (tidal rise and fall)

2. Arus laut (tidal/ocean current)

3. Gelombang laut (waves)

4. Panas laut (thermal gradient)

5. Perbedaan kadar garam (salinity gradient)

Pemanfaatan energi laut yang bersumber dari arus laut ini memiliki konsep sebagai berikut:

energi kinetik yang terkandung dalam setiap pergerakan horizontal massa air laut akibat arus

ditangkap menggunakan alat turbin sehingga dapat memutar turbin dan menghasilkan listrik.

Energi pasang surut menggunakan energi potensial air terkandung yang telah dibendung oleh

bendungan. Saat air tertahan dilepas, air tersebut akan memutar turbin.

Energi gelombang laut memanfaatkan hasil perpindahan energi yang berasal dari angin ke

badan air laut. Sedang, energi panas laut yang juga umum disebut sebagai Ocean Thermal

Page 17: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

17

Energy Conversion (OTEC) ini menjadikan air laut bersuhu panas di permukaan laut untuk

menguapkan fluida tertentu yang selanjutnya untuk memutar turbin, dan kemudian

menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. Kemudian, air laut dalam yang

bertemperatur rendah digunakan mendinginkan fluida yang telah digunakan agar kembali

mencair dan agar dapat digunakan kembali ke dalam proses (Mukhtasor, 2015).

Pengembangan energi laut ini juga semakin dipacu, hal ini senada dengan terbitnya Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang juga

menitikberatkan prioritas pengembangan energi. Prioritas pengembangan energi ini dilakukan

melalui memprioritaskan penyediaan energi bagi masyarakat yang belum memiliki akses

terhadap energi listrik, gas rumah tangga, dan energi untuk transportasi, industri dan

pertanian. Prioritas pengembangan energi ini dilakukan dengan meminimalkan sumber daya

fosil dan memaksimalkan energi baru terbarukan.

2.2. Energi Arus Laut

Teknologi energi arus laut adalah teknologi yang mengubah sifat fisika mekanika air laut

yakni perpindahan massa air laut menjadi energi listrik. Pembangkit energi arus laut biasanya

identik dengan turbin dan turbin tersebut ditanam di laut terbuka, baik di dasar, tengah

maupun permukaan laut. Energi arus laut ini memanfaatkan energi kinetik arus di laut lepas.

Turbin energi arus laut terdiri dari ada yang berjenis sumbu horizontal, sumbu vertikal;

oscillating hydrofoil yang berbentuk seperti sayap pesawat; dan venturi effect tidal device

yang berbentuk seperti pipa venturi terbuka (Mukhtasor, 2015).

Desain teknologi ekstraksi turbin energi arus laut ini dilakukan dengan mengadaptasi prinsip

teknologi ekstraksi turbin energi angin yang telah lebih dulu dikembangkan, yaitu dengan

mengubah energi kinetik angin menjadi energi rotasi kemudian menjadi energi listrik. Oleh

karena densitas air laut lebih pekat 832 kali lipat daripada angin, maka ketika ingin

mendapatkan sejumlah energi yang sama, diameter turbin energi arus lebih kecil daripada

turbin angin sehingga lebih ekonomis.

Jumlah energi yang diperoleh dari arus laut akan setara dengan luas permukaan area alat dan

hal ini bergantung kecepatan alirannya. Sehingga penempatan alat energi arus laut paling

cocok di daerah yang memiliki saluran (sungai atau selat) yang sempit sehingga mampu

membuat aliran arus berkecepatan tinggi (sekitar 2 – 3 m/s atau lebih). Komponen

pembangkit listrik tenaga arus laut memiliki beberapa komponen, yaitu:

Page 18: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

18

Rotor, untuk mengkonversi energi kinetik. Terdapat dua jenis rotor (daun turbin) yang

biasa digunakan, yaitu jenis rotor yang mirip dengan kincir angin (horizontal) atau

rotor Darrieus (vertikal).

Generator, dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik.

Gearbox, berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada turbin energi arus laut

menjadi putaran tinggi agar dapat digunakan untuk memutar generator.

Sistem Pengereman (Brake System), digunakan untuk menjaga putaran pada poros

setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat arus yang besar. Alat ini

perlu dipasang karena generator perlu memiliki titik kerja aman dalam

pengoperasiannya (Azis, 2010).

Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC)

menjadi sinyal sumber arus searah (DC).

Baterai, untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan akan energi arus laut (tidak

sepanjang hari arus laut akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak

menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi berupa baterai (accu).

Inverter, digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi tegangan AC.

Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang tetap.

Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan baterai, cell bahan bakar, tenaga

surya, atau sumber tegangan DC yang lain (Awalia, 2014).

Salah satu contoh teknologi arus laut yang telah dikembangkan oleh Marine Current

Turbines (MCT) yang berlokasi di Irlandia Utara, UK adalah SeaGen. Teknologi ini

bersumbu horizontal dengan rotor terbuka (Open Rotor). Turbin Seagen terdiri dari dua rotor

aksial berdiameter 15 sampai 20 meter. Turbin Seagen ini dirancang untuk beroperasi dalam

aliran bi-directional (aliran dua arah) dengan adanya baling-baling yang dapat berputar 180°.

SeaGen berkapasitas sebesar 300 kW telah dipasang pada tahun 2003 di Devon, Inggris. Alat

ini masih beroperasi hingga hari ini. Lalu, Seagen dengan kapasitas sebesar 1,2 MW juga

telah dikembangkan pada bulan April 2008 di Strangford Lough, Irlandia Utara, UK. SeaGen

dengan kapasitas 1,2 MW adalah teknologi arus skala komersial yang sudah terhubung

jaringan listrik pertama kalinya di dunia.

Contoh alat energi laut lainnya adalah Kobold yang bersumbu vertikal dikembangkan oleh

Ponte di Archimede di Selat Messina, Italia. Rotor Kobold memiliki diameter luar sebesar 6

meter dan terdiri dari tiga baling-baling. Kobold dipasang pada platform terapung di

Page 19: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

19

permukaan laut yang memiliki diameter sebesar 10 meter. Prototipe Kobold diujikan pada

tahun 2002 di Selat Messina dan turbin ini bisa berhasil membangkitkan daya sebesar 20 kW

dengan kecepatan arus sebesar 1,8 m/s, serta efisiensi keseluruhan sebesar 23%.

Pada tahun 2006 OpenHydro menjadi perusahaan pertama yang men-deployment turbin di

European Marine Energy Centre (EMEC). Alat ini berkapasitas 250 kW dengan diameter

sebesar 6 meter dan menjadi alat turbin arus laut pertama di Skotlandia yang menghasilkan

listrik ke jaringan listrik nasional (Lynn, 2014).

Terdapat pembangkit energi arus laut yang telah dikembangkan di Indonesia yaitu PLTAL

Tipe Darrieus yang dibuat oleh BPPH-BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)

sejak tahun 2006 dan memiliki tiga buah baling-baling atau blade (Gambar 4). Turbin

Darrieus ini telah dipasang di Selat Larantuka, Flores dan berhasil membangkitkan listrik

hingga 10 kW. Turbin Darrieus ini juga mempunyai syarat kecepatan arus minimal sebesar

0,3 m/s. Sehingga pada kecepatan arus rendah turbin ini masih dapat terus beroperasi dengan

kecepatan putar 10 rpm dengan rated power 10 kW (Awalia, 2014).

Gambar 4. PLTAL Tipe Darrieus

Perhitungan daya listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi arus laut bisa melalui

persamaan yang diturunkan dari persamaan energi kinetik. Jumlah daya listrik yang

dibangkitkan dari aliran air yang melewati turbin sebanding dengan luas penampang A, dan

diformulasikan menggunakan persamaan:

(1)

dimana:

Prate = Daya nominal pembangkit (kW)

ρ = Densitas air

Page 20: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

20

v = kecepatan aliran air (m/s)

A = Total luas permukaan efektif turbin (m2), yaitu bagian dimana terjadi perpotongan

aliran di daerah instalasi turbin

Dari persamaan di atas, terlihat bahwa besarnya daya nominal pembangkit bergantung energi

arus laut bergantung pada: densitas fluida, luas area penampang turbin, dan kecepatan aliran

arus laut. Selain itu, dari persamaan (1) bisa dilihat bahwa apabila kecepatan arus naik 2 kali

lipat, maka daya listrik yang didapatkan bisa mencapai 8 kali lipat. Sehingga sangatlah

penting untuk menempatkan alat energi arus laut pada lokasi yang berkecepatan tinggi

sehingga bisa menghasilkan listrik lebih banyak.

2.3. Metode Survei Pasang Surut Laut

Pasang surut adalah fenomena naik turunnya posisi permukaan air laut secara periodik yang

disebabkan oleh pengaruh gaya tarik-menarik antara bumi dan matahari, dan gaya tarik-

menarik antara bumi dan bulan, dan kombinasi keduanya, serta gaya sentrifugal akibat rotasi

atau perputaran bumi pada porosnya. Gaya tarik menarik, atau disebut gravitasi, tersebut

dipengaruhi oleh posisi tiga benda langit, yaitu matahari, bumi dan bulan. Posisi mereka

selalu berubah karena perjalanan melalui garis edar selama kurun waktu tertentu (Gambar 5).

Gambar 5. Kurva pasang surut dan beberapa elevasi muka air (Triatmodjo, 1999)

Posisi bumi, bulan, dan matahari akan berulang selama 29,5 hari, atau dalam satu bulan. Ini

berarti suatu kejadian tertentu dapat berulang dalam periode tertentu, misalnya kejadian

spring, yaitu saat kedudukan matahari segaris dengan sumbu bumi-bulan, dimana hal tersebut

Page 21: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

21

menyebabkan air laut menjadi pasang maksimum pada titik di permukaan bumi yang berada

di sumbu kedudukan relatif bumi, bulan dan matahari. Peristiwa tersebut terjadi ketika bulan

baru dan bulan purnama.

Saat kedudukan matahari tegak lurus dengan sumbu bumi-bulan, atau disebut neap, terjadi

pasang surut air laut minimum pada titik di permukaan bumi yang tegak lurus sumbu bumi-

bulan. Saat tersebut terjadi di perempat bulan awal dan perempat bulan akhir.

Pengukuran pasang surut air laut dapat dilaksanakan secara sederhana, dengan menggunakan

tide staff, seperti pada Gambar 6. Alat tide staff dapat berupa papan yang telah diberi skala

panjang dalam meter atau centimeter. Survei pasang surut biasanya dilakukan sekurang-

kurangnya selama 15 hari dengan interval waktu pengukuran 1 jam. Hasil pengukuran pasang

surut berupa data ketinggian muka air. Lalu, data tersebut diolah dalam bentuk grafik pasang

surut. Sehingga dapat diketahui pola siklus pasang surut di wilayah tersebut.

Gambar 6. Proses pemasangan Tide Staff

2.4. Metode Survei Arus Laut

Arus laut adalah pergerakan air laut yang sangat luas dan terjadi pada seluruh lautan di dunia.

Pergerakan arus laut ini disebabkan oleh adanya aksi angin (wind driven currents) di atas

permukaan laut dan adanya perbedaan kerapatan massa jenis air laut (density driven currents)

akibat pemanasan matahari. Arus laut juga dapat dihasilkan dari aktifitas pasang surut (tidal

currents) dan pergerakan gelombang di pantai (longshore currents).

Page 22: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

22

Arus laut perlu diukur besaran kecepatan dan arahnya dalam kaitannya dengan pemanfaatan

energi arus laut. Tujuan dilakukannya pengukuran arus laut adalah untuk mengetahui pola

arus di lokasi pengukuran dan dominasi jenis arus di perairan (arus pasang surut atau arus

non-pasang surut), sebagai data dasar dalam menganalisis kondisi eksisting untuk

pemanfaatan serta perencanaan, baik untuk keperluan rekayasa teknik, studi kelayakan, dsb,

dan juga untuk keperluan validasi/verifikasi pemodelan matematik arus suatu wilayah

perairan tertentu (Mukhtasor, 2015).

Metode pengukuran arus secara insitu dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode

Langrangian dan Euler. Metode Langrangian adalah suatu cara pengukuran aliran arus air

laut dengan melepaskan benda apung (biasanya pelampung) atau drifter ke laut, kemudian

mengikuti gerakan aliran arus air laut tersebut. Selama rentang waktu tertentu dan dalam

interval waktu tertentu pula, pengamat mencatat posisi pelampung tersebut. Akibat berada di

permukaan laut, pergerakan pelampung sangat dipengaruhi oleh tarikan angin dan dorongan

gelombang. Bagian atas alat ukur metode Langrangian dipasang alat yang mampu

mentransfer data posisi ke stasiun pengendali di darat melalui satelit.

Metode pengukuran Euler ialah dengan melakukan pengukuran pada satu titik saja pada

kurun waktu tertentu. Data yang diperoleh dengan pendekatan ini adalah kekuatan dan arah

arus pada suatu tempat sebagai fungsi dari waktu. Pada lingkungan laut yang didominasi

pasut (pasang surut), maka durasi pengukuran arus pasut setidak-tidaknya adalah sepanjang

periode pasut. Saat pengukuran arus pasut, sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga

mewakili kondisi pada saat bulan purnama dan bulan perbani.

Alat yang digunakan untuk pengukuran arus ialah alat yang menggunakan efek Doppler yaitu

ADCP (Accoustic Doppler Current Profile), seperti pada Gambar 7. Alat ADCP ini bekerja

dengan memanfaatkan gelombang suara atau akustik. Gelombang suara tersebut ditembakkan

sehingga bisa didapatkan hasil berupa perubahan frekuensi suara akibat gerakan partikel air

yang akan dipantulkan kembali ke alat.

Page 23: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

23

Gambar 7. ADCP di atas kapal yang siap diterjunkan

Survei mulai dilakukan ketika ADCP sudah dipasang pada titik lokasi yang telah ditentukan

selama durasi waktu yang diinginkan. Survei arus laut dilakukan oleh tiga orang, yaitu satu

orang tenaga ahli survei, satu orang helper, dan satu orang pengemudi perahu. Output yang

dihasilkan dari kegiatan survei ini adalah waktu pengukuran, kecepatan arus dan arah arus.

Page 24: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

24

BAB 3. STRATEGI DAN PERENCANAAN KEGIATAN

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan pada

kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan survei arus laut

Survei arus laut ini dilakukan untuk mengukur kecepatan dan arah arus laut pada

lokasi selat Alas. Survei arus laut dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode

Langrangian yang menggunakan benda apung (drifter) dan Eulerian yang

menempatkan alat ADCP (Accoustic Doppler Current Profile). Pada kegiatan survei

ini dipilih menggunakan metode Lagrangian dengan menggunakan alat ADCP seperti

pada Gambar 8. Alat ADCP ini bekerja dengan memanfaatkan gelombang suara atau

akustik. Gelombang suara tersebut ditembakkan sehingga bisa didapatkan hasil

berupa perubahan frekuensi suara akibat gerakan partikel air yang akan dipantulkan

kembali ke alat. Alat ADCP ditempatkan pada bagian samping kapal dengan suatu

frame. Lalu kapal bergerak sesuai dengan jalur yang ditentukan. Setiap satu menit tim

survei mencatat titik koordinat lokasi yang diukur beserta kecepatan angin. Titik

koordinatnya ditentukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System).

Data kecepatan dan arah arus tercatat secara otomatis pada alat ADCP. Hal ini

merupakan metode baru untuk mengukur kondisi arus laut.

Gambar 8. ADCP yang siap digunakan

Page 25: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

25

2. Perhitungan perkiraan potensi daya listrik pembangkit listrik tenaga arus laut

Setelah mendapatkan perkiraan kondisi arus laut, maka perkiraan potensi daya listrik

yang dapat dihasilkan turbin bisa dihitung dengan menggunakan persamaan yang

diturunkan dari persamaan energi kinetik. Jumlah daya nominal pembangkit yang

dihasilkan dari aliran air yang melewati turbin diformulasikan menggunakan

persamaan:

(1)

dimana:

Prate = Daya nominal pembangkit (kW)

ρ = Densitas air = 1025 kg/m3

v = kecepatan aliran air (m/s)

A = Total luas permukaan efektif turbin (m2), yaitu bagian dimana terjadi

perpotongan aliran di daerah instalasi turbin

Perhitungan luas permukaan efektif turbin dilakukan dengan menentukan tipe turbin

yang akan digunakan. Disini, dipilih turbin sumbu vertikal, sehingga luas permukaan

efektif turbin bisa ditentukan. Luas ditentukan dengan pengalian diameter putaran dan

panjang blade. Besaran nilai perkiraan potensi daya listrik turbin energi laut nantinya

juga bisa digunakan untuk keperluan desain alat, proses instalasi, dan pengoperasian

energi arus laut, sehingga nanti dapat berpengaruh terhadap harga biaya listrik.

3. Perhitungan energi yang dihasilkan setiap tahunnya bisa menggunakan persamaan (2)

di bawah ini:

Ea = 8760 . Pave

Ea = 8760 . Prate . Cf (2)

dimana:

Ea = Energi yang dihasilkan per tahun (kWh)

Paverage = Daya pembangkit rata-rata (kW)

Cf = Capacity Factor, senilai 35% untuk energi terbarukan.

Dengan mengetahui perkiraan potensi daya listrik yang dapat dihasilkan maka hal ini

bisa menjadi bahan masukan dan rekomendasi bagi Bupati Lombok Timur. Sehingga

pemanfaatan energi terbarukan dapat semakin dikembangkan dan dapat membantu

memenuhi kebutuhan listrik masyarakat lokal.

Page 26: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

26

4. Pendampingan

Keberlanjutan dalam kegiatan ini adalah langkah-langkah yang diambil setelah

serangkaian kegiatan survei arus laut. Salah satu tindak lanjut ini adalah

pendampingan terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan energi arus laut. Bentuk

pendampingan ini, bisa berupa pengawalan terhadap hasil perkiraan potensi daya

listrik energi arus laut kepada pihak Bupati Lombok Timur agar ijin pengoperasian

alat energi arus dapat segera diterbitkan. Pemberdayaan potensi energi laut yang

tersebar di selat daerah yang belum berkembang sehingga dapat dimanfaatkan untuk

mempercepat rasio elektrifikasi dan mempercepat masyarakat mendapatkan akses

listrik. Tindak lanjut ini bisa juga dengan melakukan kerjasama dengan Bupati atau

pemerintah daerah setempat, misalnya untuk mengoperasikan alat energi arus laut

sebagai sumber energi setempat.

Page 27: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

27

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN KEBERLANJUTANNYA

4.1. Hasil pengabdian dan luaran yang telah diperoleh

Hasil yang didapat dari kegiatan pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu bagian

dari pengembangan energi baru dan terbarukan dari energi arus laut ini sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kegiatan

Pada tanggal 1 November 2015 pagi hari tim survei mulai berangkat menuju Lombok

Timur dari Surabaya. Sesampai di penginapan, tim survei beristirahat sambil melakukan

persiapan alat yakni merakit frame (tempat ADCP diletakkan) sekitar 3 jam. Konfigurasi

frame tempat alat ADCP ini awalnya memiliki ukuran tiga meter ke bawah dan 1,5 meter

ke samping. Namun, pada prakteknya ukuran frame menjadi satu meter ke bawah dan

satu meter ke samping setelah menyesuaikan dengan kondisi kapal yang digunakan.

Frame diletakkan di bagian samping kapal. Secara garis besar peralatan yang dibutuhkan

dalam kegiatan survei ini adalah ADCP dan kabel konektornya, kunci pas, frame,

extended chord, genset, laptop, lakban, dan alat-alat lainnya.

Setelah cukup beristirahat, tim survei menuju ke lokasi survei pada sore hari untuk

melakukan tes atau pengujian alat. Sesampai di lokasi survei, frame, genset, laptop dan

ADCP diinstal dan diaktifkan di perahu, lalu ketika perahu bergerak, ADCP langsung

mulai bekerja dan merecord kecepatan dan arah arus laut. Survei ini menggunakan

metode Lagrangian dengan menempelkan alat ADCP terhadap perahu dan melakukan

transek pada lokasi pengukuran. Pola transek pengukuran ini sama dengan pola transek

pada pengukuran bathimetri. Pengujian alat ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

alat dapat berfungsi dengan baik ketika digunakan mengukur kecepatan dan arah arus

laut. Selain itu juga agar dapat mengetahui bagaimana hasil output, sudah bagus atau

tidak. Pengujian ini juga untuk memastikan bahwa framenya memungkinkah untuk

dipasang (diinstal). Apakah hasil instalasinya sudah sesuai atau belum. Pertimbangan

yang digunakan adalah penyesuaian dengan sarat kapal (tinggi kapal tercelup air) agar

kapal tetap stabil. Setelah output ujicoba ini dirasa memuaskan, maka tim survei

membongkar alat dan kembali pulang ke penginapan sekitar jam lima sore untuk

beristirahat dan briefing untuk persiapan kegiatan hari selanjutnya. Gambaran kegiatan

ini bisa dilihat pada Gambar 9.

Page 28: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

28

Gambar 9. Kegiatan pada hari pertama di Lombok Timur

Tanggal 2 November 2015 pagi hari, tim melakukan pertemuan Focus Grup Discussion

(FGD) untuk kegiatan pendampingan antara Sekretariat Daerah (Sekda) Pemerintah

Kabupaten Lombok Timur dengan tim ITS-ICEES-RGU, seperti pada Gambar 10.

Gambar 10. FGD antara Sekretariat Daerah PemKab Lombok Timur dengan tim ITS-ICEES-

RGU

Page 29: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

29

Kegiatan FGD ini memaparkan progress penindaklanjutan pengembangan program

energi arus laut di Selas Alas. Sekda Pemkab Lombok Timur mendukung wilayah pesisir

Lombok Timur menjadi wilayah pengembangan teknologi energi arus laut. Sekda

Pemkab Lombok Timur pun mendukung tim ITS-ICEES-RGU dalam pelaksanaan teknis

pengembangan teknologi energi arus laut.

Setelah itu, siang hari tim pun melaksanakan survei arus laut dimulai dari Labuhan Haji

ke arah daerah yang bernama Taket setelah sebelumnya telah memasang alat dan frame

ke perahu dan melihat hasil output apakah sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Indikator awal output memiliki hasil yang bagus bila dikatakan tidak terpengaruh oleh

gelombang atau ombak.

Tim mulai bergerak dengan alur seperti yang digambarkan pada Gambar 11 berikut ini

atau bisa disebut sebagai transek. Tim surveyor dibagi deskripsi kerjanya, yakni

mengawasi hasil output keluaran (nilai kecepatan dan arah arus laut), mencatat posisi

koordinat transek dengan GPS, waktu setiap satu menit, juga kecepatan angin pada

ketinggian satu meter juga diukur dengan barometer, serta kecepatan kapal ditulis sesuai

dengan nilai yang tertera di GPS. Kegiatan survei ini bisa dilihat pada Gambar 12.

Kemudian, tim survei mulai bersiap untuk kembali pulang ke Surabaya (Gambar 13).

Detail foto kegiatan ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

Gambar 11. Ilustrasi transek (alur) perahu mengukur arus laut di Lombok Timur

Page 30: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

30

Gambar 12. Kegiatan pada hari kedua di Lombok Timur

Gambar 13. Kegiatan pada hari ketiga di Lombok Timur

Page 31: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

31

a. Pengolahan Data dan Perhitungan Hasil Perkiraan Potensi Energi Arus Laut

Data yang diperoleh dari kegiatan survei arus ini dapat disebut sebagai data mentah

(raw data). Raw data ini akan dikoreksi dengan kecepatan perahu dan pasang surut.

Koreksi kecepatan arus terhadap kecepatan kapal dilakukan dengan menyesuaikan arah

kapal terhadap arah arus. Jika arah kapal dan arah arus searah maka koreksi dilakukan

dengan menambah, jika arah kapal berlawanan dengan arah arus maka koreksi

dilakukan dengan mengurangi. Jika arah kapal tegak lurus atau membentuk sudut

terhadap arah arus maka dilakukan koreksi menambah atau mengurangi dengan Rumus

Resultan Vektor Hukum Gaya Parallelogram. Karena tinggi permukaan laut yang terus

berubah akibat pasang surut, maka kecepatan arus juga dikoreksi pada setiap jarak.

Proses pengoreksian data ini membutuhkan waktu beberapa minggu lagi sehingga data

terkoreksi survei ini belum dapat dilampirkan pada laporan ini. Oleh karena itu, kita

melakukan perhitungan hasil perkiraan potensi energi arus laut dengan data yang sudah

tersedia. Data ini diperoleh dari pengukuran arus dengan ADCP metode eulerian pada

satu lokasi di sekitar Tanjung Gali Segara NTB. Alat ADCP ini merekam profil

kecepatan dan arah arus dari dasar laut. Dari data tersebut bisa diketahui kecepatan

minimum, maksimum, dan rata-rata arus seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan

Gambar 14. Gambar 15 di bawah ini menampilkan profil kecepatan arus laut pada cell

9 atau jarak 3 meter.

Tabel 1. Data kecepatan arus di Selat Alas (Diolah dari BPPT, 2006)

Jarak dari

permukaan (m)

Kecepatan

minimum (m/s)

Kecepatan

maksimum (m/s)

Kecepatan rata-

rata (m/s)

Cell1 15 0.013 1.912 0.8457

Cell2 13.5 0.014 2.100 0.9371

Cell3 12 0.012 2.301 1.0087

Cell4 10.5 0.014 2.374 1.0583

Cell5 9 0.020 2.098 0.9510

Cell6 7.5 0.011 2.129 0.8734

Cell7 6 0.015 2.314 1.0685

Cell8 4.5 0.018 2.187 0.9210

Cell9 3 0.004 2.071 0.7056

Cell10 1.5 0.015 1.936 0.6601

Page 32: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

32

Gambar 14. Grafik kecepatan minimum, maksimum, dan rata-rata terhadap jarak dari

permukaan laut di Selat Alas

Gambar 15. Data kecepatan arus laut pada jarak tiga meter dari permukaan Selat Alas

Page 33: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

33

Gambar 15 juga dapat menunjukkan bahwa kecepatan arus laut pada kedalaman tiga

meter di Selat Alas berkisar antara 30 – 150 cm/s. Pada sumber data pengukuran

diketahui bahwa cell start pada 1,5 meter dan cell end 16,5 meter dari dasar laut, hal

ini menandakan bahwa total jarak yang diukur sebesar 15 meter dengan rentang 1,5

meter setiap cell-nya.

Selanjutnya, tipe turbin yang akan digunakan ditentukan untuk melakukan

perhitungan perkiraan potensi dan juga luas permukaan efektif turbin yang

diperlukan. Disini, dipilih menggunakan turbin PLTAL bersumbu vertikal tipe

Darrieus yang telah dikembangkan oleh BPPT. Turbin ini memiliki panjang blade

sebesar 2,5 meter dan diameter sebesar 3,6 meter (Erwandi dkk, 2011). Sehingga,

luasnya bisa ditentukan dengan pengalian diameter (3,6 meter) dan panjang blade (2,5

meter) sama dengan 9 m2. Dikarenakan panjang blade turbin sebesar 2,5 meter, maka

data kecepatan arus pada jarak 3 meter digunakan untuk kegiatan perhitungan daya

nominal pembangkit yang dapat dihasilkan bisa dihitung dengan menggunakan

persamaan (1):

(1)

dimana:

Prate = Daya nominal pembangkit (kW)

ρ = Densitas air = 1025 kg/m3

v = kecepatan aliran air (m/s)

A = Total luas permukaan efektif turbin (m2), yaitu bagian dimana terjadi

perpotongan aliran di daerah instalasi turbin.

Gambar 16 di bawah ini memperlihatkan hasil daya nominal pembangkit yang bisa

dihasilkan teknologi PLTAL Tipe Darrieus bersumbu vertikal.

Page 34: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

34

Gambar 16. Perkiraan daya nominal pembangkit yang dapat dihasilkan PLTAL pada

lokasi di Selat Alas

Setelah dilakukan perhitungan potensi daya listrik teknologi PLTAL Turbin Darrieus

dengan menggunakan data sekunder di atas, kita bisa mendapatkan perkiraan potensi

daya listrik dengan rentang sekitar 0,124 – 15,567 kW. Kemudian, untuk menghitung

energi yang dihasilkan setiap tahunnya bisa menggunakan persamaan (2) di bawah

ini:

(2)

dimana:

Ea = Energi yang dihasilkan per tahun (kWh)

Paverage = Daya pembangkit rata-rata (kW)

Cf = Capacity Factor, senilai 35% untuk energi terbarukan

Total perkiraan potensi daya rata-rata setiap tahunnya didapatkan dengan

menggunakan persamaan (1) yang dikalikan dengan capacity factor (Cf). Kecepatan

Page 35: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

35

aliran air yang digunakan dalam perhitungan potensi perkiraan daya listrik sebesar 1,5

m/s. Nilai capacity factor disini ditentukan sebesar 35% untuk pembangkit listrik dari

sumber energi baru dan terbarukan (Lynn, 2014). Hasil perkiraan potensi daya listrik

rata-rata diperoleh 5,5 kW per titik dan energi yang dihasilkan setiap tahunnya

sebesar 47,7 MWh per titik. Jenis PLTAL yang digunakan ini bertipe Darrieus yang

memiliki kapasitas sebesar 10 kW, oleh karena itu disarankan untuk melakukan

penambahan jenis PLTAL tipe Darrieus 10 kW dengan sistem farming agar daya

listrik yang dihasilkan lebih besar.

4.2.Analisis Capaian Luaran Terhadap Target Luaran

Hasil perkiraan potensi energi arus laut yang didapatkan di atas merupakan termasuk potensi

teoritis yang terletak pada satu kawasan lokasi karena belum melibatkan batasan lain seperti

kendala kelembagaan, kelayakan eknomi, dan regulasi (peraturan). Oleh karena itu, semakin

banyak teknologi energi arus laut yang dimanfaatkan untuk memanen energi kinetik arus laut

menjadi listrik, semakin besar jumlah potensi energi arus laut. Sehingga hal ini akan

membawa manfaat yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Khususnya masyarakat pesisir

yang belum menggunakan listrikagar semakin cepat bisa mendapatkan hak akses listriknya.

Secara makro, rasio elektrifikasi listrik NTB pun akan meningkat.

Dengan keluarnya hasil perkiraan potensi daya listrik energi arus laut, pihak pemerintah

setempat akan semakin terpacu untuk berkontribusi terutama dalam hal perijinan. Secara

teknis, nilai potensi energi arus laut ini bisa dipakai guna keperluan desain, proses instalasi,

dan pengoperasian energi arus laut. Sehinggapemanfaatan energi terbarukan dapat semakin

dikembangkan dan dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat lokal.

4.3.Kendala yang dihadapi dan solusinya

Selama menjalankan kegiatan pengabdian masyarakatsurvei arus laut, beberapa kendala pun

muncul dan diperlukan beberapa solusi untuk menyelesaikannya. Kendala kegiatan ini adalah

adanya keterbatasan dana yang disediakan untuk melakukan survei sehingga beberapa

tindakan penyusunan ulang strategi program perlu dilakukan.Perencanaan ulang dan

Page 36: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

36

penyesuaian jenis kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan agar kegiatan masih tetap

relevan dengan tujuan kegiatan, walaupun anggaran berkurang.

Di samping itu, kendala teknis yang ditemukan pada saat pelaksanaan survei adalah frame

kurang fleksibel. Frame dibuat dalam konfigurasi semi-permanen sehingga frame harus

dipasang ketika berada di bibir pantai. Sehingga hal ini bisa mengurangi laju kapal dan

terhambat menuju titik lokasi survei yang diinginkan. Hal ini akhirnya mengurangi efisiensi

waktu pelaksanaan survei. Saran masukan ke depannya, adalah frame baiknya bisa dibongkar

pasang dengan cepat sehingga tim dapat segera menuju lokasi survei dengan kecepatan

penuh, baru ketika berada di lokasi kapal melaju perlahan. Frame bisa ditambahi juga dengan

engsel sehingga lebih mudah dibongkar pasang, namun juga harus diperhatikan getaran yang

bisa timbul untuk mencegah adanya fatigue.

Proses pengolahan data mentah yang memerlukan waktu yang sangat lama, membuat

perhitungan perkiraan potensi energi laut dengan data primer belum dapat dimulai. Solusinya

adalah perngoreksian tersebut harus segera diselesaikan.

Page 37: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

37

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kegiatan pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu bagian dari

pengembangan energi baru dan terbarukan dari energi arus laut ini telah

melakukan kegiatan:

Kegiatan survei arus laut di Selat Alas, Lombok Timur, NTB dengan tim yang

terdiri dari ITS, ICEES, dan RGU pada tanggal 1-3 November 2015 telah

dilaksanakan dengan baik. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan

pengukuran arus laut, yaitu menggunakan metode Lagrangian dengan

menempelkan alat ADCP di bagian samping kapal dan kapal bergerak sesuai

transek pada lokasi survei.

Perhitungan hasil perkiraan potensi energi arus laut telah dilaksanakan pada

satu titik lokasi survei dengan menggunakan data sekunder yang sudah

tersedia. Hal ini dilakukan akibat proses pengoreksian data pengukuran yang

membutuhkan waktu beberapa minggu lagi sehingga data terkoreksi survei ini

belum dapat digunakan. Kecepatan arus laut di Selat Alas berkisar antara 0,30

– 1,50 m/s sehingga memiliki perkiraan potensi energi arus laut pada satu

lokasi selama satu tahun dengan nilai sebesar 47,7 MWh di Selat Alas. Jenis

PLTAL yang digunakan ini bertipe Darrieus yang memiliki kapasitas sebesar

10 kW, oleh karena itu disarankan untuk melakukan penambahan jenis PLTAL

tipe Darrieus 10 kW dengan sistem farming agar daya listrik yang dihasilkan

lebih besar.

Kegiatan pendamping terhadap pihak pemerintah Kabupaten Lombok Timur

sudah dilaksanakan. Pemkab Lombok Timur mendukung program kerjasama

pengembangan energi laut ini. Dalam waktu dekat, mereka akan memberikan

kontribusi di bidang perijinan pada wilayah pesisir Lombok Timur untuk

memperlancar pengembangan teknologi energi arus laut selanjutnya.

5.2. Saran

Kegiatan survei arus laut adalah bagian dari program kerjasama pengembangan

teknologi energi arus laut di Lombok Timur ini antara ITS, ICEES, dan RGU.

Oleh karena itu, manajemen waktu di dalam program ini perlu disinkronkan lebih

Page 38: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

38

baik lagi untuk ke depannya. Kegiatan pengembangan survei arus laut ini pun

membutuhkan waktu yang lama dan dukungan dana secara keseluruhan. Sehingga

dana-dana penelitian atau pengabdian sebaiknya tidak dipotong agar hasil yang

diperoleh juga bagus dan komprehensif.

Page 39: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

39

BAB 6. RENCANA SELANJUTNYA

6.1. Rencana Selanjutnya

Rencana program yang akan dilakukan selanjutnya adalah melakukan pengolahan

data mentah dengan memasukkan faktor koreksi dari kecepatan kapal. Kegiatan

pengoreksian ini memerlukan waktu yang cukup lama. Lalu perkiraan potensi

daya listrik energi arus laut yang dapat dihasilkan dihitung agar dapat

disampaikan kepada Bupati Lombok Timur sebagai progress pengembangan

energi terbarukan. Sehingga pemanfaatan energi terbarukan dapat semakin cepat

perkembangannya dan segeradapat membantu memenuhi kebutuhan listrik

masyarakat lokal.

Page 40: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

40

DAFTAR PUSTAKA

Awalia, Wilda R., 2014, Studi Konsep Pemanfaatan Arus Laut di Selat Lalang sebagai

Sumber Energi Terbarukan untuk FSO Ladinda. Surabaya: Jurusan Teknik Kelautan

ITS.

Azis, Asruldin, 2010, Studi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Arus Laut di Selat Alas

Kabupaten Lombok, NTB. Surabaya: Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember.

Blunden, L.S., Bahaj, A.S., Aziz, N.S., 2013, Tidal Current Power For Indonesia? An Initial

Resource Estimation For The Alas Strait. Renewable Energy 49 (2013) 137e142.

BPS Kab. Lombok Timur, 2014, Statistik Daerah Kabupaten Lombok Timur 2014. Katalog

BPS: 1101.002.5. Nomor Publikasi: 5203.1403.

Erwandi, Afian K., P. Sasoko, Rina, B. Wijanarko, E. Marta, dan D. Rahuna. 2014. Vertical

Axis Marine Current Turbine Development in Indonesian Hydrodynamic Laboratory-

Surabaya for Tidal Power Plant. International Conference and Exhibition on

Sustainable Energy and Advanced Materials (ICE SEAM 2011) Solo-Indonesia.

October 3-4, 2011.

Lemonis, George, 2004, Wave and Tidal Energy Conversion, Encyclopedia of Energy,

Volume 6. © 2004 Elsevier Inc.

Lynn, Paul A., 2014, Electricity From Wave and Tide: An Introduction to Marine Energy.

UK: John Wiley &Sons Ltd.

Mukhtasor, 2015, Mengenal Energi Laut, Surabaya: Indonesian Counterpart for Energy and

Solutions.

PLN, 2014, Statistik PLN 2014, Jakarta: Sekretariat Perusahaan PT. PLN (Persero). Nomor

Katalog: 31:621.3. Nomor Publikasi: 02701 – 150430.

Ray, R. D., Egbert, G. D., dan Erofeeva, S.Y., 2005, A Brief Overview Of Tides In The

Indonesian Seas. Oceanography Vol. 18, No. 4, Dec. 2005.

Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta.

Wave Energy Centre, 2007, Ocean Energy Glossary, Prepared by the Wave Energy Centre

with support of the Co-ordinated Action of Ocean Energy EU funded Project (CA-

OE) within a collaborative action with the Implementing Agreement on Ocean Energy

Systems (IEA-OES).

Page 41: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

41

Lampiran 1

Biodata Tim Pengabdi

1. Ketua

a. Nama Lengkap : Prof. Ir. Mukhtasor, M. Eng., Ph.D.

b. Jenis Kelamin : Pria

c. NIP : 196904201994031003

d. Fungsional/Pangkat/Gol.: Professor/ Guru Besar/Iva

e. Jabatan Struktural : -

f. Bidang Keahlian : Teknik Kelautan

g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Kelautan/Teknik Kelautan

h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Perumdos ITS Blok X-14 Surabaya/082232429069

j. Riwayat penelitian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,

sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)

Tahun Judul Penelitian Sumber Dana

2014

Perancangan Proses Produksi Pembangkit Listrik Tenaga

Gelombang Laut Sistem Bandul untuk Mendukung Kemandirian

Energi Listrik di Wilayah Kepulauan Indonesia

Dikti

Kemendikbud

2013-

2014

Pengembangan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Daya

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Kementerian

Riset dan

Teknologi

2012-

2013

Pengembangan Decision Support System Penanggulangan

Tumpahan Minyak di Laut

Dikti

Kemendikbud

k. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,

sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)

Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana

2014 Pelatihan Perancangan proses Produksi Pembangkit Listrik

Tenaga gelombang Laut Sistem Bandul untuk Mendukung

Kemandirian Energi Listrik di Wilayah Kepulauan Indonesia

RAPID

2013 Pengembangan dan Pelatihan Pembelajaran

Materi Tematik Kebaharian untuk Sekolah Dasar di Surabaya

Dikti

Kemendikbud

Page 42: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

42

l. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)

Nama Penulis Tahun

terbit

Judul artikel Nama berkala

Mukhtasor, Zamrisyaf,

Irfan Syarif Arif, Rudi

Walujo Prastianto, Harus

Laksana Guntur, Hadi

Setiyawan dan

Mauludiyah

2013 Status Pengembangan

Pembangkit Listrik Tenaga

Gelombang Laut Sistem

Bandulan (PLTGL-SB) 20

KW

Prosiding Seminar Teori

dan Aplikasi Teknologi

Kelautan 2013,

FTK-ITS

Shade Rahmawati, Rudi

W.P., Eko B. D.,

Mukhtasor

2013 Analisis Dinamik Pembangkit

Listrik Tenaga Gelombang

Laut Sistem Bandul (PLTGL-

SB) dalam Gelombang

Reguler

Prosiding Pertemuan

Ilmiah Nasional Tahunan

X 2013 Ikatan Sarjana

Oseanologi Indonesia

Rumengen, I.F.M.,

Umboh, M.I.,

Mukhtasor Subandrio,

A.

2013 Rekolonisasi Makrobentos di

Daerah Penempatan Tailing

di Teluk Buyat Sulawesi

Utara

Pertemuan Ilmiah

Nasional Tahunan X 2013

Ikatan Sarjana Oseanologi

Indonesia

Nama Judul Buku Tahun Penerbit ISBN

Mukhtasor Mengenal Energi Laut 2015 ICEES 978-602-

71969-0-2

Mukhtasor, dkk Potensi Energi Laut

Indonesia

2014 Badan Litbang

ESDM – ASELI

-

Mukhtasor, dkk Peta Jalan Regulasi

Energi Laut

2013 Ristek – ASELI -

Mukhtasor Pengantar Teknologi dan

Operasi Produksi Minyak

dan Gas

2012 ITS Press 978-602-9494-

29-7

Mukhtasor, dkk Pengantar Ilmu

Lingkungan

2008 ITS Press

Mukhtasor Pencemaran Pesisir dan

Laut

2007 Pradnya

Paramita

978-979-408-

541-7

Page 43: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

43

2. Anggota 1

a. Nama Lengkap : Dr. Eng. Rudi Walujo P., S.T., M.T.

b. Jenis Kelamin : Pria

c. NIP : 197105081997031001

d. Fungsional/Pangkat/Gol.: Lektor

e. Jabatan Struktural : Koordinator Pascasarjana Teknologi Kelautan ITS

f. Bidang Keahlian : Teknik Kelautan

g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Kelautan/Teknik Kelautan

h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl. Setro Baru Utara X /52, Surabaya 60134 dan

081359761971

j. Riwayat penelitian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,

sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)

Tahun Judul Penelitian Sumber Dana

2014

Perancangan Proses Produksi Pembangkit Listrik Tenaga

Gelombang Laut Sistem Bandul untuk Mendukung Kemandirian

Energi Listrik di Wilayah Kepulauan Indonesia

Dikti

Kemendikbud

2013-

2014

Pengembangan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Daya

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Kementerian

Riset dan

Teknologi

2012

Perencanaan Ponton dan Uji Laboratorium untuk Pengembangan

Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem

Bandulan

Kementerian

Riset dan

Teknologi – RI),

LPPM-ITS –

KRT-RI

k. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,

sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)

Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana

Page 44: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

44

l. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 Seminar Teori dan Aplikasi

Teknologi Kelautan

Status Pengembangan

Pembangkit Listrik

Tenaga Gelombang

Laut Sistem Bandulan

(PLTGL-SB) 20 KW

Prosiding Seminar

Teori dan Aplikasi

Teknologi Kelautan

2013,

FTK-ITS

2 Seminar Nasional

Pascasarjana XII – ITS

Transient Effect on

Seastar Tension Leg

Platform due to Tendon

Breakdown

Institut Teknologi

Sepuluh Nopember,

Surabaya 12 Juli,

2012

3 Seminar Nasional

Kelautan VII

Analisa Tegangan pada

Skirt Pile akibat Beban

Operasional dan

Ekstrem

Universitas Hang

Tuah

Surabaya, 20 Mei

2011

No. Judul Buku Tahun Penerbit

1 Diktat Kuliah: Menggambar Teknik 2012 Jurusan Teknik

Kelautan, FTK, ITS

2 Salvage Pekerjaan Bawah Air: Handout 1999 Jurusan Teknik

Kelautan, FTK, ITS

3 Mekanika Teknik II: Handout 1999 Jurusan Teknik

Kelautan, FTK, ITS

Page 45: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

45

3. Anggota 2

a. Nama Lengkap : Aries Sulisetyono, ST., MA.Sc., Ph.D. b. Jenis Kelamin : Pria

c. NIP : 197103201995121002 d. Fungsional/Pangkat/Gol.: Lektor/IIIc

e. Jabatan Struktural : Ketua Pusat Studi Kelautan ITS

f. Bidang Keahlian : Teknik Perkapalan

g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Kelautan/Teknik Kelautan

h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Perum ITS Blok W-10 Sukolilo Surabaya dan

081331315737 j. Riwayat penelitian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,

sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)

Tahun Judul Penelitian Sumber Dana

2011-

2014

Pengembangan Kapal Selam Nirawak

Menuju Kemandirian Teknologi

Pertahanan

Strategi

Nasional DP2M

DIKTI

2011&

2012

Rancang Bangun Kapal Hybrid

Trimaran Sebagai Angkutan

Penumpang Antar Pulau

Insentif Ristek

k. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,

sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)

Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana

2013 Development of Feasibility Study Report and

Port Master Plan Documents for the Offshore

Terminal Project in Madura Strait Water

HCML

2013 Optimization Study of LNG Transportation

System (From Simenggaris to Tanjung Batu and

Batakan)

PT Pertadayagas

l. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 TEAM Spectrum Parametric

Modification For

Analyzed Long And

Short Term Wave In

Indonesian Waterways

By Using Of

Fourier Transformation

Taiwan, 2013

Page 46: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

46

2 5th

International Conference on

Technology And Operation Of

Offshore Support Vessels

An Investigation in to

the Coupling of

Sloshing Effects on an

FLNG Motions

Singapore, 2013

3 The 4th APTECS 2013,

International Seminar on

Applied Technology, Science

and Art

Development of a Fish

Tail Rudder to

Improve a Ship's

Maneuverability in

Seaway

Surabaya, 2013

4 SENTA

Analisa Seakeeping

Ferry Trimaran, Studi

Kasus Rute Pelayaran

Sapeken – Masalembu

Surabaya, 4-5

Desember 2012

5 Proc. ICSOT: Development in Ship

Design and Construction

Seakeeping Analysis of

the Trimaran Ferry Ship

in Short Crested Sea for

a Case of East Java

Water Condition

Ambon – Indonesia,

7-8 November 2012

4. Anggota 3

a. Nama Lengkap : Yoyok Setyo H., ST., MT.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 197111051995121001

d. Fungsional/Pangkat/Gol.: Lektor

e. Jabatan Struktural : Sekretaris Jurusan

f. Bidang Keahlian : Teknik Kelautan

g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Teknologi Kelautan/Teknik Kelautan

h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Perumahan ITS Blok U, Jl. Teknik Kelautan II/65,

Surabaya/No. Telp . 031-5991009/081234158274

j. Riwayat penelitian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,

sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)

Tahun Judul Penelitian Sumber Dana

2012 Pengembangan Teknologi Hybrid Floating Concrete untuk

Breakwater dan Budidaya Ikan PUPT

2011 Aplikasi Empirical Orthogonal Function untuk Analisa

Perubahan Garis Pantai dan Kondisi Lingkungan di Dekat Pantai PUM

Page 47: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

47

k. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,

sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)

Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana

2013 Pengembangan dan Pelatihan Pembelajaran Materi Tematik

Kebaharian untuk Sekolah Dasar di Suarabaya

Hibah Iptek

l. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 America Journal of Enginering and

Applied Sciences

Taguchi Experiment

Design for Investigation

of Freshened Properties

of Self-Compacting

Concrete,

2010, USA

2 Journal of Engeneering and Applied

Sciences

Effect Superplasticizer

and Water-Binder Ratio

on Freshened Properties

abd Compressive

Strength of SCC

2009, Pakistan

Page 48: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

48

5. Anggota 4:

a. Nama Lengkap : Erik Sugianto, S.T., M.T.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 19900401 201404 1001

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : -/Penata Muda Tingkat I/ III B

e. Jabatan Struktural : -

f. Bidang Keahlian : Konseptual Desain Kapal

g. Fakultas/Jurusan : FTK / Transportasi Laut

h. Laboratorium : Telamatika Transportasi laut

i. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

j. Alamat Rumah : Keputih III/47 Surabaya, 60111

k. No. Telp. : 085646606118

l. Riwayat penelitian : -

m. Riwayat pengabdian (2 terakhir yang didanai ITS atau nasional,

sebutkan sebagai Ketua atau Anggota)

Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana

2014 Program Kemasyarakatan Pendukung Operasi’’ csr HCML HCML

n. Publikasi ilmiah (2 terakhir dalam bentuk makalah atau buku)

No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 Seminar Teori dan Aplikasi

Teknologi Kelautan

Fatigue Crack Growth

Analysis on 5083 Aluminium

Ship Construction Base On

Diffrence Welding Directions

of Double Dided Friction Stir

Welding

Prosiding Seminar

Teori dan Aplikasi

Teknologi Kelautan

2013,

FTK-ITS

2 Seminar Nasional

Pascasarjana XIII– ITS

Pengaruh Pengelasan Dua

Sisi Friction Stir Welding

(FSW) terhadap Fatigue

Crack Growth pada

Konstruksi Kapal Berbahan

Aluminium 5083

Institut Teknologi

Sepuluh Nopember,

Surabaya 15 Agustus,

2013

Page 49: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

49

Lampiran 2

Dokumentasi

Page 50: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

50

Page 51: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

51

Page 52: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

52

Page 53: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

53

Page 54: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

54

Page 55: Survei Arus Laut untuk Mendukung Pengembangan Pembangkit

55

Lampiran 3

Artikel/Berita