View
270
Download
16
Category
Preview:
Citation preview
PENERAPAN AUGMENTED REALITY UNTUK KATALOG PRODUK
FURNITURE PADA TOKO ANDALAS JAYA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Rizkianto Hendrawan Priyambudi
09.01.2631
Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2013
APPLICATION OF AUGMENTED REALITY FOR FURNITURE PRODUCT CATALOG AT ANDALAS JAYA STORE
PENERAPAN AUGMENTED REALITY UNTUK KATALOG PRODUK FURNITURE PADA TOKO ANDALAS JAYA
Rizkianto Hendrawan Priyambudi
Tonny Hidayat Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Recently, in this modern era the rapid development of technology has made its function being varied and wider. One of the use of technology is as promotional media in marketing some products. However, it has not been implemented in small and middle bussiness. Entrepreneurs have not realized the importance of using technology as a media promotion to improve their sales. Whereas, technology play an important role as promotional media that can improve their bussiness and it will be different from the other competitors.
To solve the problem, researcher try to do a research whyle applying Augmented Reality as a technology to support media promotional of the bussiness through furniture product catalog. By displaying marker 3D objects in virtual imaging, the customers willbe more understand the detail of the offered products by Andalas Jaya stores. This catalog will replace the old modelcatalog. It is aslso as a market expansion strategy that hopefully can attract more suctomers through this interactive media promotion.
The research and implementation of the catalog products through Augmented Reality make the delivery of information about detailed products to the customers become more creative and more communicative than the other competitors. In this research, researcher use Google SketchUp Pro 8 software to make 3D models, ARToolKit library software to build Augmented Reality, and Adobe Photoshop CS3 to improve the designed catalog.
Keywords: Technology, Media Promotion, Augmented Reality
1
1. PENDAHULUAN
Kebutuhan teknologi berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
Bermacam teknologi telah diciptakan untuk berbagai keperluan dan pada berbagai
bidang ilmu. Terutama di dalam bidang informasi , edukasi, dan komunikasi. Adapun
perkembangan ini menimbulkan dampak positif pagi para pemakai atau user.
Dalam kebutuhan sehari-hari bentuk informasi dalam hal media promosi suatu
produk dalam dunia bisnis, utamanya UKM (Usaha Kecil Menengah) masih banyak
yang menggunakan cara konvensional dan belum memadukan unsur-unsur
teknologi modern. Salah satu bentuk teknologi yang berkembang sekarang yang
dapat digunakan adalah Augmented Reality (AR). Menurut bahasa, Augmented
Reality yaitu realita yang ditambahkan ke suatu media. Media ini dapat berupa
kertas, sebuah marker atau penanda melalui perangkat – perangkat input tertentu.
Adapun salah satu contoh dari UKM tersebut adalah ANDALAS JAYA
GROUP yang salah satunya bergerak dalam bidang toko furniture. Dalam kegiatan
operasionalnya, toko furniture Andalas Jaya hanya menggunakan katalog, dengan
gambar 2D di dalamnya sebagai media promosi atau mengenalkan produknya
kepada konsumen. Tentunya, cara tersebut dirasa masih kurang kreatif dan inovatif
yang bisa saja kurang tertariknya minat konsumen ataupun kurang dipahaminya
produk tersebut oleh konsumen.
Dengan adanya perpaduan dengan teknologi modern yaitu visualisasi 3D
dalam Augmented Reality, maka catalog produk furniture akan terasa lebih menarik
dan membuat konsumen semakin mengerti dengan produk yang sedang
diperkenalkan.
Teknologi ini tidak sepenuhnya menggantikan sebuah realitas , tapi
menambahkan (augment) sebuah atau beberapa benda–benda maya dalam bentuk
2 atau 3 dimensi ke dalam lingkungan nyata 3 dimensi dan ditampilkan secara real-
time atau waktu yang sebenarnya. Teknologi Augmented Reality ini berbeda dengan
teknologi Virtual Reality yang telah dikenal sebelumnya. Jika Virtual Reality benar-
benar mengacu pada penggabungan dari objek dunia nyata ke dunia maya atau
virtual.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengambil tugas akhir
dengan judul “Penerapan Augmented Reality Untuk Katalog Produk Furniture
di Toko Andalas Jaya” dengan harapan kedepannya menarik para konsumen dan
2
memberikan pemahaman mengenai segala produk pada Toko Andalas Jaya
sehingga dapat meningkatkan penjualan secara berkala.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Multimedia
2.1.2. Definisi Multimedia
Seperti yang dilakukan oleh Hofstetter dalam tulisannya Suyanto, M. (2003),
multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,
grafik, audio, dan video dengan menggabungkan link dan tool memungkinkan pemakai
melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Dalam definisi ini,
terkandung empat komponen penting multimedia. Pertama, harus tersedianya komputer
yang mengkoordinasikan apa yang dibuat dan didengar, yang berinteraksi dengan
manusia.
Kedua, harus ada link yang menggabungkan antara manusia dengan informasi.
Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu manusia, menjelajah jaringan informasi
yang saling terhubung. Keempat, multimedia menyediakan tempat kepada manusia
untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide manusia
itu sendiri. Jika salah satu komponen itu tidak ada, maka bukan multimedia dalam arti
yang luas namanya.
2.1.3. Objek Multimedia
Berdasarkan kata Multimedia, maka dapat diasumsikan bahwa multimedia
merupakan suatu wadah atau penyatuan beberapa media manjadi satu. Pada
kenyataannya, memang multimedia merupakan gabungan beberapa media yang
kemudian didefinisikan sebagai elemen-elemen dalam pembentukan multimedia.
Menurut Tay Vaughan (2004), terdapat lima obyek multimedia, yaitu:
a. Audio
Merupakan elemen penting dalam membangun suatu multimedia, karena tanpa
adanya peranan suara atau audio penyajian multimedia mungkin akan terasa
hambar. Media suara yang yang biasanya digunakan dalam pembuatan multimedia
menggunakan format .wav, karena biasanya format file audio tersebut memiliki
ukuran yang lebih kecil juga fleksibel serta hasil suara yang dihasilkan juga cukup
baik.
3
b. Animasi
Animasi merupakan pendefinisian sebagai pembuatan dari kumpulan gambar-
gambar yang bergerak dalam frame pada satuan kurun waktu tertentu.
c. Video
Merupakan integrasi yang sangat halus antara gambar bergerak dengan sinkronasi
suara. Dengan adanya video, aplikasi multimedia yang dihasilkan menjadi lebih
menarik bagi user.
d. Teks
Ini merupakan media yang berisikan keterangan untuk menjelaskan maksud dan
tujuan serta hal lain user dalam memperoleh informasi.
e. Grafik
Grafik memegang peranan penting dalam aplikasi multimedia yang interaktif. User
akan mendapatkan gambaran yang sebenarnya sesuai dengan situasi. Grafis juga
bisa berfungsi sebagai media penarik bagi user, karena pada dasarnya pengguna
lebih suka melihat grafik dari pada hanya sekedar membaca.
2.2. Konsep Dasar Augmented Reality
2.2.1. Pengertian Augmented Reality
Merupakan teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan
ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu
memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas
maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, namun Augmented Reality hanya
menambahkan atau melengkapi kenyataan
2.2.2. Kelebihan Augmented Reality
Kelebihan utama dari Augmented Reality dibandingkan Virtual reality adalah
pengembangannya yang lebih mudah dan murah. Sehingga tidak seperti Virtual Reality
yang sampai saat ini masih digunakan secara terbatas oleh kalangan tertentu,
Augmented Reality merebak secara cepat diberbagai bidang yang bahkan belum dapat
dijangkau oleh pendahulunya tersebut.
Kelebihan lain dari Augmented Reality yaitu dapat diimplementasikan secara luas
dalam berbagai media. Sebagai aplikasi dalam sebuah smartphone, console game,
dalam bingkisan sebuah produk, bahkan media cetak seperti buku, majalah atau koran.
4
2.3. ARToolKit
2.3.1. Pengertian ARToolKit
Pengertian ARToolKit secara luas adalah software library untuk membangun
Augmented Reality dan aplikasi ini adalah aplikasi yang melibatkan overlay pencitraan
virtual ke dunia nyata. Untuk melakukan hal tersebut, ARToolKit menggunakan cara
dengan pelacakan video,agar dapat menghitung posisi kamera yang nyata dengan
mengorientasikan pola pada kertas marker secara realtime.
2.3.2. Proses Kerja ARToolKit
Proses kerja ARToolKit menggunakan teknik visi komputer untuk melakukan
kalkulasi sudut pandang kamera nyata ke marker yang nyata. Secara sistematis ada 5
langkah dalam proses kerja dari ARToolKit, yaitu:
a. Kamera menangkap video dari dunia nyata dan megirimkannya ke komputer.
b. ARToolKit mencari setiap frame video pada kamera (nyata) yang berbentuk
kotak.
c. Apabila kotak persegi telah ditemukan oleh kamera, maka ARToolKit akan
melakukan perhitungan matematis untuk menghitung kamera ke bingkai hitam
marker.
d. Setalah posisi kamera diketahui, maka model objek 3D user akan di-render atau
digambarkan pada posisi marker yang telah telah ditemukan tersebut.
e. Terakhir, setelah di-render maka objek 3D akan tampil pada display komputer
user.
Gambar 2.1 Proses Kamera membaca Marker
2.4. Marker
Tahap pertama dalam membangun Augmented Reality adalah dengan mengenal
Marker. Marker merupakan sebuah gambar berpola khusus yang sudah dikenali oleh
Template Memory ARToolKit. Nantinya, marker tersebut berfungsi untuk dibaca dan
dikenali oleh kamera lalu dicocokkan dengan template ARToolKit. Setelah itu, baru
5
kamera akan melakukan render objek 3D diatas marker. Marker standar yang sering
dipakai oleh para user pemula Augmented Reality adalah Marker Hiro dan Marker
Kanji. Kedua pola Marker tersebut sudah ada pada Template Memory ARToolKit, jadi
user pemula dapat mengembangkan Augmented Reality lebih jauh lagi.
Pada umumnya, Marker yang bisa dikenali ARToolKit hanya marker dengan pola
berbentuk kotak dengan bingkai hitam didalamnya. Akan tetapi seiring dengan
berkembangnya Augmented Reality, sudah banyak para pengembang Augmented
Reality yang bisa membuat marker tanpa bingkai hitam.
2.5. Tahapan Pengembangan Sistem Multimedia
Agar multimedia dapat menjadi alat keunggulan bersaing bagi perusahaan,
pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan sebagai
berikut:
Mendefinisikan Masalah
Studi Kelayakan
Analisis Kebutuhan Sistem Aplikasi Multimedia
Merancang Konsep Aplikasi Multimedia
Merancang Isi Aplikasi Multimedia
Merancang Naskah Aplikasi Multimedia
Merancang Grafik Aplikasi Multimedia
Memproduksi Sistem Aplikasi Multimedia
Mengetes Sistem Aplikasi Multimedia
Menggunakan Sistem
Memelihara Sistem
2.6. Animasi 3D (3D Animation)
Animasi 3D adalah animasi yang berwujud 3 dimensi. Meskipun bukan dalam
wujud 3D yang sebenarnya, yaitu bukan sebuah objek 3D yang dapat disentuh dan
dirasakan wujud fisiknya, akan tetapi dalam wujud 3D dalam layar kaca 2D (media layar
6
TV, bioskop, komputer, proyektor, dan media sejenisnya). Tidak seperti animasi 2D
yang hanya memiliki dimensi panjang (X) dan lebar (Y), animasi 3D selain memiliki
kedua dimensi tersebut juga memiliki dimensi kedalaman (Z). Animasi 2D bersifat datar
(flat), sedangkan Animasi 3D memiliki kedalaman (volume) bentuk.
Animasi 3D dapat didefinisikan sebagai animasi yang dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang (point of view). Tahapan animasi 3D secara keseluruhan dikerjakan
dengan media komputer. Mulai dari tahapan modeling, texturing, lighting sampai
rendering. Keunggulan utama dari animasi 3D adalah visualisasi objek yang tampak
lebih nyata dan mendekati bentuk aslinya. Keunggulan lain adalah kemampuannya
untuk membuat dan mewujudkan visualisasi adegan sulit, yang tidak mungkin, atau
bahkan yang tampaknya mustahil.
2.7. Perangkat Lunak (Software) Pendukung Yang Digunakan
2.7.1. Google SketchUp
Google SketchUp merupakan suatu software pemodelan 3D yang dirancang
untuk arsitek, insinyur sipil, pembuat film, game developer, animator, dan beberapa
profesi terkait. Hal lain yang terkait antara Google SketchUp dengan Augmented
Reality ini adalah dalam hal pembuatan objek 3D, dengan cara lebih sederhana dan
tidak menggunakan terlalu banyak tools. Sehingga pada saat pengerjaannya, proses
pembuatan objek 3D akan lebih cepat dan ringkas. Tidak hanya itu saja, dengan
menggunakan Google SketchUp versi Pro, peneliti dapat langsung mengekspor hasil
gambar 3D ke format .wrl. Format inilah yang nantinya akan dibutuhkan ARToolKit
untuk melakukan rendering objek ketika marker dihadapkan pada kamera.
2.7.2. Adobe Photoshop CS3
Adobe Photoshop CS3 merupakan salah satu software pengolah gambar (digital
imaging) yang banyak digunakan dan memberikan kontribusi besar bagi dunia digital
dan cetak. Dalam perancangan tugas akhir ini, Adobe Photoshop CS3 digunakan untuk
mengolah gambar dan melakukan penyempurnaan desain untuk katalog dan
pembuatan marker baru apabila diperlukan agar lebih meminimalkan ukuran dari file
tersebut dengan kualitas yang baik.
7
3. ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1. Tinjauan Umum
Seperti halnya perusahaan lainnya, Andalas Jaya juga memiliki latar belakang,
struktur, Visi, dan Misi perusahaan yang dapat memperjelas tujuan bersama dari
perusahaan tersebut.
a. Visi Perusahaan
Menyediakan furniture dengan kreasi seni dan inovasi terkini sesuai kebutuhan
dan keinginan konsumen.
b. Misi Perusahaan
Menjadikan sebuah industri menjadi karya seni, dangan cita rasa, inovasi, dan
kreasi tinggi skala Nasional dan Internasional.
3.2. Analisis Kebutuhan Sistem
3.2.1. Aspek Hardware (Perangkat Keras)
Untuk menjalankan Augmented Reality pada katalog toko furniture Andalas Jaya,
dibutuhkan perangkat keras yang mampu mendukung dalam proses kerjanya, antara
lain:
a. Hardware yang digunakan dalam membangun sistem:
Laptop dengan processor Intel Core i3-330M (2.13 GHZ, 3 MB L3 Cache)
Kapasitas RAM 6 GB (Visipro 10.600 MHz)
Hardisk 320 GB
VGA NVDIA GeForce 310M (512 MB)
Webcam resolusi VGA (640 x 480 pixel)
b. Kebutuhan minimal hardware dalam menjalankan sistem
Laptop dengan processor 1 GHz
Kapasitas RAM 512 MB
Hardisk 80 GB
VGA card onboard 32 MB
Webcam resolusi VGA (640 x 480 pixel)
8
3.2.2. Aspek Software (Perangkat Lunak)
Perangkat lunak yang dibahas adalah perangkat lunak yang digunakan untuk
pembuatan Augmented Reality pada katalog produk furniture toko Andalas Jaya, antara
lain:
OS Microsoft Windows 7 (Ultimate) 32-bit
Adobe Photoshop CS3
Google SketchUp 7 (Pro)
Software Library ARToolKit
Inno Setup Compiler (additional)
3.2.3. Aspek Brainware (Sumber Daya Manusia)
SDM yang terlibat langsung dalam pembuatan katalog produk furniture
menggunakan Augmented Reality, yaitu manusia sebagai pembuat dan pengguna
aplikasi sehingga aplikasi ini dapat digunakan sesuai kegunaannya. Tanpa adanya
sumber daya manusia, maka ketersediaan software dan hardware tidak bisa digunakan.
Disini yang dibutuhkan adalah hanya sebatas sumber daya manusia yang dapat
menjalankan sistem tanpa mengetahui atau mengetahui proses pembuatan aplikasi
tersebut.
4. PEMBAHASAN
Setelah melakukan analisis dan perancangan yang telah dibahas pada Bab III,
maka untuk tahap selanjutnya adalah tahap implementasi sistem. Tahap implementasi
adalah proses realisasi dari model sistem yang sudah dirancang sebelumnya. Dalam
membuat aplikasi Augmented Reality ini, maka install terlebih dahulu semua software
yang akan digunakan, seperti Google SketchUp Pro 7 atau 8, ARToolKit (sudah include
Marker Generator/mk_patt.exe), Adobe Photoshop CS3, dan software pendukung lainya.
4.1. Pembuatan Desain Marker
Pembuatan desain marker pada Augmented Reality ini menggunakan software
Adobe Photoshop CS3. Marker yang akan dibuat adalah marker yang sudah dirancang
dan dijelaskan pada bab sebelumnya. Ada 2 marker yang akan dipergunakan dan
dibuat. Mengenai contoh desainnya adalah sebagai berikut:
9
Tabel 4.1 Hasil Desain Marker
Gambar Nama
patt.marker1
patt.marker2
4.2. Identifikasi Marker
Setelah marker selesai dibuat dan dicetak, maka tahap selanjutnya adalah
pengenalan marker pada kamera ARToolKit. Pada tahapan ini, sistem akan mengenali
bentuk dan pola yang ada pada marker. Sistem akan mencari bagian yang memiliki
bentuk segi empat dan akan menandainya. Jika pola serta letak marker dikenali oleh
kamera, maka akan muncul warna merah dan hijau pada sekeliling marker. Identifikasi
marker ini dilakukan dengan software ARToolKit Marker Generator.
Gambar 4.1 Proses Identifikasi Marker
10
4.3. Pembuatan Katalog
Dalam proses pembuatan desain dari katalog, peneliti menggunakan dari desain
yang sudah ada kemudian lebih disempurnakan. Penambahan fitur Augmented Reality
juga ditambahkan dan menghilangkan gambar furniture yang akan dipergunakan
sebagai contoh ilustrasi produk. Untuk contoh awal dari katalog ini, akan dicetak pada
kertas biasa terlebih dahulu dengan pertimbangan HVS di atas 80 gram atau kertas
buffalo warna putih dengan ukuran A4 dua sisi.
Dalam hal ini, ketebalan kertas sangat peneliti perhatikan karena kebutuhan
pilihan warna yang cukup banyak, sehingga jika menggunakan kertas HVS di bawah 80
gram warna antara satu sisi dengan sebaliknya akan bercampur sehingga akan
mengurangi estetika dari katalog itu sendiri. Setelah selesai dilakukan proses cetak,
katalog akan dilipat menjadi 3 bagian. Semua desain dalam katalog ini sudah
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan dari pemilik usaha (owner). Jika sudah
sempurna, sangat dimungkinkan akan dicetak lebih banyak dan menggunakan kertas
yang lebih baik dengan laminasi agar kualitas warna yang dihasilkan lebih baik. Selain
itu, agar konsumen tidak merasa bingung ketika menggunakan katalog ini, maka juga
akan diberikan petunjuk penggunaannya.
Gambar 4.2 Desain Katalog Bagian Luar
11
Gambar 4.3 Desain Katalog Bagian Dalam
4.4. Pembuatan Augmented Reality
4.4.1. Pembuatan Objek 3D
Secara umum menyempurnakan model 3D untuk furniture minimalis dengan
mempertimbangkan 3 aspek, yaitu dari model 3D itu sendiri, pewarnaan, dan jika
diperlukan bisa ditambahkan material. Perlu diperhatikan juga, bahwasannya dengan
pemberian material atau perpaduan warna khusus akan membuat objek 3D
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses rendering, baik itu oleh Google
SketchUp atau ARToolKit saat marker di arahkan ke kamera. Tidak hanya itu saja,
dengan penambahan ornament khusus seperti ukiran kayu yang cukup rumit, juga akan
membuat proses rendering membutuhkan waktu yang cukup lama.
Gambar 4.4 Objek Sofa Dalam 2D
12
Gambar 4.5 Objek Meja Dalam 2D
4.4.2. Memasukkan Objek 3D ke ARToolKit
Untuk tahap selanjutnya dalam pembuatan katalog dengan teknologi Augmented
Reality ini adalah memasukkan objek 3D yang telah jadi dan telah di-export ke format
*.wrl dengan ARToolKit. Untuk tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Buka folder ArToolkit/Bin/Wrl.
2. Pada folder ArToolkit sudah ada file sofa.wrl dan table.wrl. File tersebut
merupakan objek 3D yang telah diubah menjadi *.wrl.
3. Pada folder Wrl, terdapat file berkstensi .dat. File .dat tersebut merupakan
tempat untuk menaruh database objek 3D yang berbentuk Wrl. Untuk
menggunakannya dapat dipilih salah satu file .dat yang sudah tersedia dan
copy-paste file .dat tersebut di folder yang sama.
4. Setelah ter-copy, kemudian buka file .dat hasil copy tersebut dengan
Wordpad. Setelah file .dat tersebut terbuka, maka akan ditemukan source
code seperti ini:
test.wrl
0.0 0.0 0.0 # Translation
0.0 0.0 0.0 0.0 # Rotation
10.0 10.0 10.0 # Scale
Ganti format source code tersebut dengan:
sofa.wrl
0.0 0.0 0.0 # Translation
0.0 0.0 0.0 0.0 # Rotation
10.0 10.0 10.0 # Scale
Simpan kembali file .dat tersebut dengan nama sofa.dat.
13
5. Untuk membuat database file table.wrl, dapat mengulangi langkah no 3-5.
6. Jika database .dat telah diubah seluruhnya, maka saatnya untuk mengubah
database utama.
7. Agar lebih jelas dengan pemberian nama dan penggabungan marker pada
database utama, maka perhatikan terlebih dahulu skema pada table di bawah
ini:
8. Buka folder ArToolkit/Bin/Wrl/Data/. Di dalam folder tersebut, terdapat file
bernama object_data_vrml. Buka file tersebut dengan Wordpad, lalu terlihat
kembali beberapa source code. Isikan kembali source code seperti ini:
#the number of patterns to be recognized
2
#pattern 1
VRML Wrl/sofa.dat
Data/patt.marker1
80.0
0.0 0.0
#pattern 2
VRML Wrl/table.dat
Data/patt.marker2
80.0
0.0 0.0
Database ini berfungsi untuk membaca file-file .wrl yang sudah di sisipkan di
file .dat. Database ini juga berfungsi untuk membaca pattern marker yang
ingin digunakan. Bahkan di file object_data_vrml ini, juga bisa mengatur
berapa banyak file yang ingin di-render di kamera. Misalnya hanya ingin
merender 5 objek, maka cukup copy-paste source code di database-nya
sebanyak 5 kali dan tinggal diatur parameterya.
9. Setelah selesai meng-edit object_data_vrml, save kembali. Langkah
berikutnya membangun Augmented Reality dengan simplevrml.exe. Buka
folder ArToolkit/Bin/, jalankan simplevrml.exe. Muncul Dialog Property Sheet
Properties. Pilih Output Size (lebih baik 640 x 480), OK.
14
10. Secara otomatis simplevrml.exe akan membaca database utama
(object_data_vrml) dan melakukan rendering terhadap objek 3D dalam format
*.wrl tadi.
11. Setelah rendering selesai, maka layar kamera akan tampil. Arahkan marker
yang akan digunakan ke kamera dan bila berhasil maka hasilnya seperti yang
ditunjukkan pada gambar
Gambar 4.6 Hasil Objek Setelah Proses Render
4.5. Membuat Setup Installer ARToolKit
Untuk membuat setup installer ARToolKit, peneliti membutuhkan suatu software
tambahan yaitu Inno Setup Compiler. Sebelumnya, install terlebih dahulu aplikasi
tersebut dan kemudian jalankan. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam
pembuatan setup installer ARToolKit:
4.6. Uji Coba Sistem
Uji coba sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan
sesuai dengan perencanaan. Hal ini sangat penting dilakukan karena dapat memberikan
informasi pada bagian mana pada sistem yang harus dilakukan perbaikan.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penerapan Augmented Reality untuk
katalog produk furniture pada toko Andalas Jaya, maka dapat diambil kesimpulan pada
sistem baru yang telah dibuat adalah sebagai berikut :
1. Penerapan Augmented Reality untuk katalog produk furniture pada toko Andalas
Jaya dapat dibangun dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
15
a. Pembuatan objek 3D menggunakan Google SketchUp Pro 8.
b. Membuat desain marker dan katalog dengan Adobe Photoshop CS3.
c. Melakukan identifikasi marker.
d. Memasukkan objek 3D ke ARToolKit dan sedikit mengubah
database.
2. Pada saat proses identifikasi marker, desain marker ternyata mempengaruhi
waktu kamera dalam mengidentifikasi marker.
3. Dengan adanya penerapan teknologi Augmented Reality pada katalog produk,
akan meningkatkan daya saing bagi perusahaan dengan kompetitor.
4. Dengan media promosi yang baru dan menggeser fungsi dari media promosi
yang lama, dapat membantu perusahaan dalam menggambarkan objek produk
yang ditawarkan kepada konsumen.
5. Selain meningkatkan daya saing, dengan teknologi Augmented Reality akan
meningkatkan citra perusahaan di mata konsumen melalui media promosi yang
menarik, inovatif, dan kreatif.
6. Aplikasi Augmented Reality ini berbeda dari yang lainnya, karena memiliki file
installer, sehingga dapat di-install pada komputer atau laptop yang lainnya tanpa
perlu khawatir file yang didalamnya akan hilang dan mengakibatkan tidak bisa
dijalankannya Augmented Reality tersebut.
7. Kedepannya,pemilik dari Andalas Jaya akan meninjau kembali penyediaan unit
display barang furniture di setiap event pameran utamanya di luar kota. Karena
fungsi dari Augmented Reality ini dapat mewakilkan dari unit display. Dengan
demikian, akan menghemat pengeluaran keuangan perusahaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi Offset.
Andriyadi, Anggi. 2011. Augmented Reality with ARToolKit: Reality Leaves a lot to Imagine. Bandar Lampung: Augmented Reality Team.
Anonim. 2010. Permodelan Furniture Modern dengan Google SketchUp dan 3DSMax 2010. Yogyakarta: Andi Offset.
Suyanto, M. 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi Offset.
Syahputra, Aditia. 2012. Mahir Sekejap! Desain Arsitektur dengan Google SketchUp. Dari Install Hingga V-Ray dan Animasi. Yogyakarta: MediaKom.
Recommended