View
233
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
i
PENGARUH PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING
LEARNING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI
LAMBANG BILANGAN ROMAWI SISWA KELAS IV
SD N 1 JAMBUKULON KECAMATAN CEPER
KABUPATEN KLATEN
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh :
Sischa Putri Pratiwi
13108241014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
ii
PENGARUH PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHINNG
LEARNING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI
LAMBNAG BILANGAN ROMAWI SISWA KELAS IV SD NEGERI 1
JAMBUKULON KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN
Oleh :
Sischa Putri Pratiwi
NIM 13108241014
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengarh suatu variable terhadap variable lain. Tujuan
penelitian ini untuk mnegetaui pengaruh model pembelajaran CTL (contextual
teaching learning) terhadap prestasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 1
Jambukulon.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental Design Type Team
Series Design. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 1 Jambukulon
yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan. Kelas tersebut
sebelum diberikan perlakuan siswa mendapatkan pre test dan pengajaran degan
guru seperti biasa yang menggunakan model pembelajaran konfensional lalu siswa
mendapat treatment dari peneliti yang disertai post test. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan tes (pre-test dan post-test). Teknik analisis data
menggunakan statistic deskriptif, yang didukung dengan uji-t (t-test one sampel).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada
model pembelajaran CTL terhadap prestasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 1
jambukulon. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan skor rata-rata post test
yang lebih tinggi yakni 81 sedangkan untuk pre-test yakni 6,9. Berdasarkan hasil
uji-t diperoleh nilai t hitung 2,230 lebih besar dari t tabel sebesar 1,72 (2,230>1,72)
dan taraf signifikansi sebesar 0,039 lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar 0,05
pada taraf 5% (0,039<0,05). Berdasarkan hasil uji-t tersebut, dapat dinyatakan
bahwa ada pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Learning) terhadap prestasi siswa di kelas IV SD Negeri 1 Jambukulon.
Kata kunci: CTL (Contextual Teaching Learning), prestasi belajar, lambang
bilangan romawi
iii
THE EFFECT OF THE USE OF CTL (CONTEXTUAL TEACHING
LEARNING) MODEL IN TEACHING ROMAN NUMERALS SYMBOLS ON
THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FOURTH
GRADE STUDENTS OF SD N 1 JAMBUKULON, CEPER DISTRICT,
KLATEN REGENCY
By :
Sischa Putri Pratiwi
NIM 13108241014
ABSTRACT
This research investigated the effect of one variable to other variables. The
purpose of this research is to find out the effects of the Contextual Teaching
Learning (CTL) teaching method on the learning achievement of the fourth grade
students in SD N 1 Jambukulon.
This research is a quasi experimental design type team series design. The
subjects of this research are 20 students of the fourth grade in SD N 1 Jambukulon
which consist of 11 male students and 9 female students. Before given a treatment,
the students took a pre-test and were taught using the teaching method which was
usually implemented in their class, the conventional one. After that, the students
were given a treatment from the researcher and asked to take a post-test. The data
collection techniques were observation and tests (pre-test and post-test). The data
analysis technique used descriptive statistic supported with one-sample t-test.
The result of this research showed that there is a significant effect on the use
of Contextual Teaching Learning (CTL) teaching method on the learning
achievement of the fourth grade students in SD N 1 Jambukulon. It can be shown
from the result of the average scores from the post-test which reached a higher
score (81) than the pre-test (6.9). Based on the result of the t-test, it was found that
t-value of 2.230 higher than the t-table of 1.72 (2.230>1.72) and the degree of
freedomof 0.039 lower than the 0.05 significance value of 5% (0.039<0.05).
According to the result of the te-test, it can be concluded that there is a significant
effect on the use of Contextual Teaching Learning (CTL) teaching method on the
learning achievement of the fourth grade students of SD N 1 Jambukulon.
Keywords: CTL (Contextual Teaching Learning), learning achievement, Roman
numeral symbols
iv
v
vi
vii
MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku
(Filipi 6:10)
Selalu berusaha dan bersyukur
(Sischa Putri Pratiwi)
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir skripsi ini peneliti persembahan untuk:
1. Orang tua tercinta, bapak Wiwik Wijayatin dan ibu Istiana Susilowati
2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta
3. Agama, nusa dan bangsa Indonesia
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia, rahmat dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir Skripsi dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk endapat
gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengaruh Penerapan Model CTL
(Contextual Teaching Learning) terhadap Prestasi Belajar Matematika Materi
Lambang Bilangan Romawi Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambukulon Ceper
Klaten”. Tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan dan
kerjasama dengan pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak, yaitu sebagai berikut:
1. Bapak Drs. Purwono PA., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan semangat, dorongan dan bimbingan selama penyususnan Tugas
Akhir Skripsi ini.
2. Drs. Suparlan, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar beserta dosen dan staf yang telah memberkan
bantuan dan fasilitas selama proses penyususnan pra proposal sampai dengan
selesainya TAS ini.
3. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang juga telah memberikan ijin
pelaksanaan Tugas Akhir Skipsi.
4. Hery Wiyana, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Jambukulon yang telah
memebrikan ijin dan bantuan dala pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi.
5. Guru kelas IV yang telah membantu dan memberikan informasi yang diperlukan
dalam penelitian dan penyususnan tugas akhir skripsi.
x
6. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat
disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyususnan Tugas
Akhir Skripsi.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, Agustus 2017
Penulis
Sischa Putri Pratiwi
NIM 13108241014
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
ABSTRACT ....................................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ................................................................................ 1
B. IdentifikasiMasalah ..................................................................................... 6
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 6
D. RumusanMasalah ........................................................................................ 7
E. TujuanPenelitian .......................................................................................... 7
F. ManfaatPenelitian ........................................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Contextual Teaching Learning (CTL)
1. Elemen dan Karakter CTL..................................................................... 10
2. Prinsip Pembelajaran Kontekstual ......................................................... 11
3. Skenario Pembelajaran Kontektual ....................................................... 15
B. Prestasi Belajar ............................................................................................ 17
C. Matematika Sekolah Dasar
1. Pengertian Matematika .......................................................................... 19
2. Kajian Matematika SD .......................................................................... 20
D. Lambang Bilangan Romawi ........................................................................ 21
1. Mengenal lambang bilangan romawi .................................................... 22
2. Menyatakan bilangan cacah ke bilangan romawi .................................. 23
E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ............................................................. 25
F. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 28
G. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 28
H. Hipotesis ...................................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ......................................................................................... 31
B. Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 32
C. Setting Penelitian ......................................................................................... 33
D. Subyek dan Obyek Penelitian ...................................................................... 34
xii
E. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 34
F. TeknikPengumpulan Data ........................................................................... 35
G. Instrument Penelitian ................................................................................... 36
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 41
I. Kriteria Keberhasilan .................................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 46
1. Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian ................................................ 46
2. Deskripsi data Hasil Penelitian ............................................................... 46
a. Hasil Pre Test .................................................................................. 46
b. Hasil Obserasi ................................................................................. 48
c. Hasil Post Test ................................................................................. 52
d. Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test ..................................... 54
B. Uji Prasyarat ................................................................................................ 55
1. Uji Normalitas ........................................................................................ 55
2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 56
C. Uji Hipotesis ................................................................................................ 57
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 58
E. Keterbatasan penelitian ............................................................................... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 63
B. Saran ............................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi yang di Teliti ......................... 20
Tabel 2. Bilangan Romawi .................................................................................... 21
Tabel 3. Lambang Bilangan Romawi.................................................................... 22
Tabel 4. Hasil Validitas Soal Pre-test ................................................................... 38
Tabel 5. Hasil Validitas Soal Post-test .................................................................. 39
Tabel 6. Hasil Reliabilitas Soal Pre-test ............................................................... 40
Tabel 7. Hasil Reliabilitas Soal Post-test .............................................................. 40
Tabel 8. Hasil Pre-test........................................................................................... 47
Tabel 9. Hasil Observasi ....................................................................................... 49
Tabel 10. Hasil post-test ........................................................................................ 52
Tabel 11. Hasil Perbandingan Pre-test dan Post-test ............................................ 54
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 56
Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas .......................................................................... 56
Tabel 14. Hasil Uji t-test ....................................................................................... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir ............................................................................... 30
Gambar 2. Kemungkinan Hasil Penelitian ............................................................ 35
Gambar 3. Diagram Hasil Pre-test ........................................................................ 48
Gambar 4. Diagram Hasil Post-test ...................................................................... 53
Gambar 5. Diagram Hasil Perbandingan Pre-test dan Post-test .......................... 55
xv
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 68
Lampiran 2. Instrument penelitian ................................................................... 84
Lampiran 3. Soal Uji Coba Pre-test ................................................................. 94
Lampiran 4. Soal Uji Coba Post-test................................................................ 96
Lampiran 5. Data Hasil Uji Coba ..................................................................... 98
Lampiran 6. Uji Validitas ................................................................................. 103
Lampiran 7. Uji reliabilitas .............................................................................. 105
Lampiran 8. Hasil Uji Coba ............................................................................. 106
Lampiran 9. Data Hasil Pre-test ....................................................................... 110
Lampiran 10. Data Hasil Post-test…………………………………………... 111
Lampiran 11. Lembar Observasi ...................................................................... 112
Lampiran 12. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 116
Lampiran 13. Hasil Uji Prasyarat ..................................................................... 119
Lampiran 14. Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 120
Lampiran 15. Dokumen Hasil Penelitian ......................................................... 121
Lampiran 16. Dokumentasi .............................................................................. 125
Lampiran 17. Surat-Surat ................................................................................. 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan Negara yang ingin melangsungkan hidupnya, tentunya
akan selalu menempatkan pendidikan menjadi proritas utama dalam
pembangunan. Dalam pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia-manusia
yang berkualitas, maju dan mandiri serta menjadi generasi penerus pembangunan
bangsa sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi.Dalam
Undang-undang 1945 jelas dinyatakan bahwa salah satu tujuan pembentukan
Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Hal ini sangat
penting karena hanya bangsa yang cerdas yang sanggup mengisi kemerdekaannya
dan dapat mencapai tujuan bangsa.
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan yang
tertata dengan baik dapat menciptakan generasi yang berkualitas, cerdas, adaptif
dan bermoral. Untuk menciptakan tujuan tersebut di atas, Departemen Pendidikan
Nasional telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,
antara lain dengan mengadakan berbagai pelatihan dan meningkatkan kualitas
guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan, buku, alat pelajaran dan masih
banyak lagi. Meskipun demikian hasilnya masih jauh memuaskan. Pendidikan
merupakan suatu proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa yang
bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri
dan utuh.
Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam upaya
2
mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan mempunyai tujuan dan fungsi, sehingga
pendidikan adalah suatu sistem. Sistem pendidikan di Indonesia adalah suatu
keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang
berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan
nasional.Reaksi masyarakat luas juga menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan,
Dimana pun selalu mengacu pada kebutuhan praktis masyarakat disamping
memuaskan kebutuhan intelektual anak. Tingkat keberhasilan pendidikan diukur
dari tingkat kepuasan, guru dan orang tua.
Beberapa matapelajaran yang paling di pandang oleh masyarakat adalah
bahasa Indonesia, bahasa inggris, IPA, IPS dan matematika. Kelima mata
melajaran tersebut menjadi acuan keberhasilan siswa disekolah. Meskipun tidak
hanya kelima mata pelajaran tersebut yang di ajarkan di sekolah, namun hanya
kelima tersebut yang menjadi tolak ukur nasional. Salah satu yang paling
menonjol kesulitannya adalah mata pelajaran matematika.
Penyebab dari kurangnya berhasilan pada mata pelajaran matematika dalam
pelajaran adalah anak sulit memahami dan menghafalkan rumus-rumus yang terus
menerus diberikan saat kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan
oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan
perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut
terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa
pengetahuan, nilai-nilai kesusialaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan.
Matematika termasuk bahan pembelajaran yang paling sulit dipahami oleh siswa
sekolah dasar sekarang ini. Sedangkan guru saat ini hanya menggunakan model
3
pengajaran ceramah dan pemberian tugas. Apalagi pada materi lambang bilangan
romawi. Pada materi lambang bilangan romawi siswa perlu menghafal banyak
lambang bilangan romawi, sedangkan guru hanya bisa meminta siswa tanpa
memberi solusi cara menghafal yang baik dan dapat diingat untuk jangka panjang.
Siswa merasa materi yang diberikan terlalu rumit sehingga waktu yang disediakan
terasa kurang untuk memahami ataupun menghafalkan lambang bilangan
romawi, akibatnya siswa kurang menguasai. Guru kurang bervariasi dalam
mengajar. Hal ini dibuktikan dengan : (1) guru hanya menggunakan metode
cermah, (2) guru kurang menggunakan media pembelajaran, (3) pembelajaran
hanya terpusat pada guru saja. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru
dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran.
Penelitian tentang model pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa ahli di
Amerika sejak tahun 1950-an. Model-model yang ditemui, diubah, diuji kembali
dan dikembangkan, selanjutnya dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
berdasarkan pola pembelajaran yang digunakan.
Pemanfaatan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar di zaman
komunikasi ini mempunyai andil yang besar. Model pembelajaran memegang
peranan penting didalam membantu tercapainya proses belajar mengajar. Dunia
sekarang ini boleh dikatakan adalah dunia yang hidup penuh dengan model
pembelajaran. Belajar mengajar sekarang ini telah bergerak menuju dikuranginya
sistem penyampaian dengan ceramah dan berpindah kearah digunakannya banyak
model pembelajaran. Pemakaian model pembelajaran harus memperhatikan
berbagai factor, tingkah laku perkembangan siswa, kemampuan siswa,
4
kemampuan guru, serta metode yang digunakan, bahan pengajaran, sarana
prasarana yang ada disekolah. Kesabaran dan ketekunan para pendidik akan
banyak membantu tingkat tersebut. Hendaknya dipertimbangakan semakin cepat
kepada perhitungan yang sebenarnya, semakin sukar mengerti pengertian anak
menyebabkan kesukaran dan kelemahan dalam berhitung sehingga pelajaran
matematika akan menjadi pelajaran yang tidak menarik dan ditakuti oleh anak.
Oleh karena itu tahapan-tahapan dalam kegiatan mengajar matematika pada kelas-
kelas rendah sangat diperhatikan.
Model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai
prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyususn model pembelajaran
berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologi, sosiologi, analisis
sistem atau teori-teori lain yang mendukung Terdapat berbagai macam model
pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli. Dari model pembelajaran
yang hanya membuat siswa berkelompok hingga membuat individu siswa aktif.
Salah satu model pembelajaran yakni CTL (contekstual teaching learning).
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002:189). Dalam model pembelajaran ini
guru dapat mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa, apa yang pernah
siswa lihat dan rasakan. Membantu siswa memahami bukan dengan abstrak tetapi
5
dengan konkret. Guru membuat siswa membayangkan sendiri, mencari tahu
sendiri tentang permasalahan yang telah didapatnya.
Untuk memperkuat dimilikinya pengalaman belajar yang aplikatif bagi
siswa, tentu saja diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba dan mengalami sendiri
(learning to do), dan bukan sekedar pendengar yang pasif sebagaimana penerima
terhadap semua informasi yang disampaikan guru. Oleh sebab itu, melalui
pembelajaran kontekstual, mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru
kepda siswa dengan hafalan sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari
kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa
untuk mencari kemampuan untuk bisa hidup dari apa yang dipelajarinya. Dengan
demikian, pembelajaran akan lebih bermaksa, sekolah lebih dekat dengan
lingkungan masyarakat (bukan dekatdari segi fisik), akan tetapi secara fungsional
apa yang dipelajari di sekolah senantiasa bersentuhan dengan situasi dan
permasalahan kehidupan yang terjadi di lingkungan.
SD Negeri 1 Jambukulon adalah sekolah yang berada di kecamatan Ceper
tepatnya di desa Jambukulon. Siswa yang bersekolah disana relative adalah anak
yang bertempat tinggal di desa tersebut dan sekitarnya. Penelitian ini adalah siswa
kelas IV SD Negeri 1 Jambukulon yang memiliki berbagai keragaman latar
belakang dan aksesibilitas ke sekolah. Di sekolah tersebut terdapat masalah
tentang siswa kelas 4 yang mendapatkan materi lambang bilangan romawi namun
siswa belum paham dengan materi tersebut karena guru yang hanya menggunakan
metode ceramah dan pemberian tugas serta menghafal saja. Maka dari itu, dari
6
uraian diatas penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian dengan judul
pengaruh penerapan model CTL (contextual teaching learning) terhadap prestasi
belajar matematika materi lambang bilangan romawi siswa kelas IV SD N 1
Jambukulon Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang muncul sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa dalam pembelajaran materi lambang bilangan romawi
masih kurang.
2. Kurangnya variasi penggunaan model pembelajaran yang menyentuh kondisi
anak dalam pembelajaran didalam kelas.
3. Masih belum banyak atau belum terbiasa digunakan model pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dikelas.
4. Penggunaan metode yang kurang tepat.
C. Batasan masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian, maka peneliti membatasi
permasalahan mengingat keterbatasan waktu, dana dan tenaga peneliti. Adapun
permasalahan pada penelitian dibatasi pada :
1. Penggunaan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar matematika
di kelas.
2. Materi lambang bilangan romawi belum cukup dipahami siswa yang
mengajarkan dengan metode ceramah dan pemberian tugas.
7
3. Pengaruh penerapan model CTL terhadap prestasi belajar matematika pada
materi lambang bilangan romawi.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka secara operasional rumusan masalah yang akan dipecahkan
dalam penelitian ini adalah:Apakah penerapan model pembelajaran CTL
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar matematika materi lambang
bilangan romawi siswa kelas IV SD N 1 Jambukulon kecamatan Ceper?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan titik pijak untuk merealisasikan aktivitas yang
akan dilaksanakan sehingga perlu dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian perlu
adanya tujuan yang terarah dalam mencapai data sampai langkah pemecahannya.
Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh secara signifikan antara
penerapan model CTl terhadap prestasi belajarmateri lambang bilangan romawi
siswa pada kelas IV SD N 1 Jambukulon Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah adar penelitian ini dapat
dijadikan masukan bagi :
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil dari penelitian diharapkan dapat memberimasukan kepada
pembelajaran matematika utamanya dalam meningkatkanpemahaman konsep
dan prestasi belajar matematika siswa. Secara khususpenelitian ini diharapkan
dapat memberi kontribusi pada strategipembelajaran matematika.
8
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi siswa
Proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
siswa pada mata pelajaran matematika materi lambang bilangan romawi.
b. Bagi guru
Memberikan masukan untuk mengatasi masalah pembelajaran
matematika dengan cara inovasi dalampembelajaran.
c. Bagi peneliti
Dapat digunakan sebagai pengalaman menulis karya ilmiah dan
melaksanakan penelitian dalam pendidikan matematika sehingga dapat
menambah cakrawala pengetahuan, khususnya untuk mengetahui sejauh
mana peningkatan pemahaman konsep dan prestasi belajar matematika
dilakukan inovasi pembelajaran.
d. Bagi peneliti berikutnya
Dapat digunakan sebagai bahan pembanding atau dikembangkan lebih
lanjut serta sebagai referensi terhadap penelitian yang relevan dengan
permasalahan yang sejenis.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. CTL (Contextual Teaching Learning)
Menurut Elaine B. Johnson (dalam Rusman, 2010: 187) mengatakan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk
menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Elaine juga mengatakan bahwa
pembelajaran kontektual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan
otak yang menghasilkan makna dengn menghubungkan muatan akademis dengan
konteks dari kehidupan siswa sehari-hari. Jadi pembelajaran kontekstual cocok
untuk pembelajaran siswa SD dan dapat menghasilkan pembelajaran yang
bermakna bagi siswa.
Menurut Nurhadi (dalam Rusman, 2010: 189) pembelajaran kontektual
merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengkaitkan antara materi
yang diajarkan denagn situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubunga antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pemberian
pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi
bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiki siswa senantiasa terkait dengan
permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dengan
demikian dengan CTL guru mampu membuat sebuah konsep pembelajaran yang
mengkaitkan materi pembelajaran dengan peristiwa alam ataupun kejadian yang
sedang terjadi disekitar siswa agar siswa lebih mampu menangkap materi yang
diberikan guru serta pembelajaran akan diingat siswa karena sangat bermakna.
10
Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa
melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan
menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu
dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan budaya (Rusman, 2010:190)
1. Elemen dan Karakter CTL
Dalam bukunya Trianto Ibnu Basar mengatakan bahwa CTL memiliki lima
elemen belajar kontruktivistik, yaitu: (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah
ada; (2) pemerolehan pengetahuan baru; (3) pemahaman pengetahuan; (4)
mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman; (5) melakukan refleksi terhadap
strategi pengembangan pengetahuan.
Selain elemen pokok, CTL juga memiliki karakteristik yang membedakan
dengan model pembelajaran lainnya, antara lain: (1) kerja sama; (2) saling
menunjang; (3) menyenangkan, tidak membosankan; (4) belajar dengan
bergairah; (5) pembelajaran terintergrasi; (6) menggunakan berbagai sumber;
(7) siswa aktif.
Sejalan dengan pendapat Johnson B. Elaine (Rusman, 2010: 192) komponen
pembelajaran kontekstual meliputi: (1) menjalin hubungan-hubungan
bermakna; (2) mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti; (3) melakukan
proses belajar yang diatur sendiri; (4) mengadakan kolaborasi; (5) berpikir
kritis dan kreatif; (6) memberikan layanan secaa individual tinggi; dan (8)
menggunakan asesmen autentik.
11
2. Prinsip Pembelajaran Kontekstual
Ada tujuh prinsip pembelajaran kontektual yang harus dikembangkan oleh
guru, yaitu :
a) Kontruktivisme
Salah satu landasan teoritik pendidikan modern termasuk CTL adalah teori
kontruktivis. Kontruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam
CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sekidit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (Rusman,
2012: 193)
Landasan berpikir kontruktivisme berbeda dengan pandangan kaum
obyektivis, yang lebih menekankan pada hasi pembelajaran. Dalam
pandangan kontruktivis, strategi memperoleh dan mengingat pengetahuan.
Untuk itu, tugas guru yaitu memfasilitasi proses tersebut dengan :
1) Menjadikan pengetahuan bermakna dan rekevan bagi siswa;
2) Member kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya
sendiri; dan
3) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam
belajar (Badar, 2015: 146)
b) Inkuiri (menemukan)
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil menginat seperangkat fakta, melainkan ahsil dari
menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada
12
kegiatan menemukan, apapun materinya yang di ajarkan. Membiarkan
siswa menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru
akan membantu siswa mengingat lebih lama dan bermakna. Siklus inkuiri
menurut Badar terdiri dari :
1) Observasi
2) Bertanya
3) Mengajukan dugaan
4) Pengupulan data
5) Penyimpulan
Langkah-langkah kegiatan inkuiri sebagai berikut :
1) Merumuskan masalah
2) Mengamati atau melakukan observasi
3) Menganalisis dan menyajikan hasi dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, table dan karya lainnya.
4) Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru, atau audiens yang lain.
c) Bertanya
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari “bertanya”.
Bertanya merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya
dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru utuk mendorong,
membimbing dan mneilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan
bertanya merupakan kegiatan penting dalam melaksanakan pembelajran
yang berbasis inquiry, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa
13
yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum
diketahuinya (Badar, 2015:148)
Pendapat Rusmansejalan dengan pendapat (Badar, 2015:149) dalam
bukunya yang berjudul “Model-Model Pembelajaran”, yang menyatakan
bahwa melalui proses bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan
mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam,
dan akan banyak ditemukan unsur-unsur terkait yang sebelumnya tidak
terpikirkan baik oleh guru maupun oleh siswa.
d) Masyarakat Belajar
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk
melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-
teman belajarnya
e) Pemodelan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, rumitnya permasalahan
hidup yang dihadapi serta tuntutan siswa yang semakin berkembang dan
beranekaragam, telah berdampak pada kemampuan guru yang memiliki
kemampuan lengkap, dan ini yang sulit dipenuhi. Oleh karena itu, saat ini
guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa, karena dengan
segala kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan mengalami
hambatan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan siswa yang cukup heterogen. Oleh karena itu guru tidak harus
memaksakan siswa untuk mengerti apa yang diajarkannya, guru harus
14
membawa media jika memang siswa membutuhkan hal tersebut untuk
membantu siswa sebagai perantaranya.
f) Refleksi
Setiap guru harus melakukan refleksi untuk mengetahui sejauh mana siswa
mendapatkan materi dan mengetahui siapa saja yang belum paham tentang
materi yang telah disampaikan. Melalui model CTL, pengalaman belajar
bukan hanya terjadi dan dimiliki didalam kelas saja, akan tetapi bagaimana
siswa tersebut membawanya hingga ke kehidupan sehari-harinya dan
menerapkannya.
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru saja dipelajari. Dengan
kata lain refleksi adalah berpikir kebelakang tentang apa yang sudah
dilakukan dimasa lalu (Rusman, 2012: 197).
Siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari
sebelumnya pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna,
menimbang, membandingkan, menghayati dan melakukan diskusi dengan
dirinya sendiri (learning to be).
g) Penilaian Autentik
Assessment adalah proses pengmpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar dapat
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Dalam proses pembelajaran guru selalu mengambil data siswa dengan
melakukan penilaian. Penilaian tersebut dikumpulkan dan dijadikan satu
15
menjadi data siswa akhir yang akan dilihat guru apakah siswa telah
menguasai materi atau belum.
Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa. Penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain.
Karakteristik penilaian autentik :
1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
2) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif.
3) Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta.
4) Berkesinambungan.
5) Terintegrasi.
6) Dapat digunakan sebagai feedback.
3. Skenario Pembelajaran Kontekstual
Modal seorang guru sebelum melakukan pembelajaran tentu saja adalah
skenario pembelajaran, sama dengan model pembelajaran CTL tersebut skenario
yang harus guru tahu supaya tidak salah persepsi atau konsep dalam melakukan
pembelajaran. Pada intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut dalam
pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut.
a) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri,menemukan sendiri, dan mengontruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus dimilikinya.
b) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang
diajarkan.
16
c) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-
pertanyaan.
d) Menciptakan masyarakat belajar, seperti melakui kegiatan kelompok
berdikusi, tanya jawab dan lain sebagainya.
e) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi,
model, bahkan media yang sebenarnya.
f) Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
g) Melakukan penilaian secara obyektif, yaitu menilai kemampuan yang
sebenarnya pada setiap siswa.
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran merupakan
rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru, yaitu dalam bentuk scenario
tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam program terebut harus tercermin
penerapan dari ketujuh komponen CTL dengan jelas, sehingga setiap guru
memiliki persiapan yang utuh mengenai rencana yang akan dilaksanakan dalam
membimbing kegiatan belajar-mengajar dikelas.
Jika dilihat tidak ada perbedaan mendasar antara format program
pembelajaran kovensional seperti yang biasa dilakukan oleh guru-guru selama ini.
Adapun yang membedakannya, terletak pada penekanannya, dimana pada model
konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai,
sementara program pembelajaran CTL lebih menekankan scenario
17
pembelajarannya, yaitu kegiatan tahap demi tahap yang dilakukan oleh guru dan
siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu, program pembelajaran kontekstual hendak nya :
a) Nyatakan kegiatan utama pembelajarannya, yaitu sebuat pernyataan kegiatan
siswa yang merupakan gabungan antara kompetensi dasar, materi pokok dan
indikator pencapaian hasil belajar.
b) Rumusan dengan jelas tujuan umus pembelajaran.
c) Uraiankan secara terperinci media dan sumber pembelajaran yang akan
digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang diharapkan.
d) Rumuskan scenario tahap demi tahao kegiatan yang harus dilakukan siswa
dalam melakukan proses pembelajarannya.
e) Rumuskan dan lakukan sistem penilaian dengan memfokuskan pada
kemampuan sebenarnya yang dimiliki oleh siswa baik pada saat
berlangsungnya maupun setelah siswa tersebut selesai belajar.
B. Prestasi Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas (2005:895) prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui
mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.
Arifin (2009:12) mengatakan bahwa kata “prestasi” dari bahasa Belanda
yaitu “prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang
berarti hasil usaha. Menurut Syah (2003:141), prestasi adalah tingkat keberhasilan
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
18
Alwi (2005:895) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampian yang dikembangkan melalui mata pelajaran,
lazimnya ditujukan dengan nilai atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Adapun prestasi belajar menurut Oemar Hamalik (1989:5) adalah seberapa jauh
tujuan pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan
belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
biasanya ditujukan dengan nilai atau angka. Untuk mengetahui prestasi belajarnya
seseorang harus melakukan tes.
Prestasi belajar dinilai berdasarkan aspek kognitif dan non kognitif.
Klasifikasi ini berdasarkan pendapat dari Benjamin Bloom (Sudjana 2013:22),
pretasi belajar yang merupakan hasil prestasi belajar siswa selama pembelajaran
tersebut meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomor. Klasifikasi
pada aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan keterampian intelektual yang
meliputi: (a) pengetahuan, mengacu kepada kemampuan mengenal atau
mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-
teori yang sukar; (b) pemahaman, mengacu pada kemampuan memahami makna
materi; (c) aplikasi, mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan
materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan
aturan, prinsip; (d) analisis, mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke
dalam komponen-komponen atau factor penyebab dan mamapu memahami
hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya, sehingga struktur dan
19
aturannya dapat lebih dimenegerti; (e) sintetis, mengacu kepada kemampuan
memadukan konsep atau komponen-komponen, sehingga membentuk suatu pola
struktur dan bentuk baru. Aspek ini memerlukan tingkahlaku yang kreatif dan (f)
evaluasi, mengacu pada kemampuan memberikan pertibangan terhadap nilai-nilai
materi untuk tujuan tertentu.
Penilaian pada aspek kognitif dapat dilakuakan dengan dua tipe soal, yaitu
obyektif dan soal uraian. Herman dan Yustiana (2014:73), menyebutkan dalam
soal obyektif atau soal pilihan siswa memberikan jawaban dari setiap butir soal
yang disajikan dengan cara memilih jawaban yang sudah disediakan. Jenis soal
obyektif meliputi (a) soal benar dan salah (true-false); (b) pilihan ganda (multiple
choice); (c) menjodohkan (matching).
C. Matematika Sekolah dasar
1. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang perhitungan,
pengkajiandan menggunakan nalar atau kemampuan berpikir seseorang secara
logika danpikiran yang jernih.Sedangkan pembelajaran adalah proses yang
diselenggarakan oleh guru untukmembelajarkan siswa dalam belajar. Bagaimana
belajar memperoleh dan memprosespengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepadapeserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta
didikmemperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.Suatu
proses pembelajaran yang dimaksud adalah suatu kegiatan yangdilakukan guru
20
untuk menciptakan situasi kelas agar siswa belajar denganmenggunakan model
pembelajaran terbimbing.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, guru harus
mampumengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara
komponen yangsatu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis. Salah satu
komponen dalampembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan
metode pembelajaransecara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan
konteks pembelajaran.Sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat memilih
model pembelajaran sertamedia yang cocok dengan materi atau bahan ajar.
2. Kajian Matematika SD
Prestasi belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini menurut
Burhan adalah penguasaan siswa dalam belajar matematika khususnya pada
materi lambang bilangan romawi. Berikut adalah kompetensi dasar, indikator
serta materi menurut Burhan yang akan diteliti dalam penelitian ini:
Table 1 Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi yang dijadikan sebagai
Penelitian
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Tujuan
7.
menggunakan
lambang
bilangan
romawi
7.1 mengenal
lambang
bilangan
romawi
7.1.1 Mengenal
lambang bilangan
romawi
Setelah mendapatkan
penjelasan dari guru
siswa dapat
menuliskan bilangan
romawi dengan benar
7.2
menyataakan
bilangan
cacah sebagai
bilangan
7.2.1 mengubah
bilangan cacah
sebagai bilangan
romawi
Setelah mendapat
penjelasan dari guru
dan berdikusi dalam
kelompok siswa dapat
mengubah bilangan
21
romawi dan
sebaliknya
cacah menjadi
bilangan romawi
dengan benar
7.2.2 mengubah
bilangan romawi
sebagai bilangan
cacah
Setelah mendapat
penjelasan dari guru
dan berdiskusi dalam
kelompok siswa dapat
mengubah bilangan
romawi menjadi
bilangan cacah.
D. Lambang Bilangan Romawi
Mustaqim (2008:193), selain bilangan asli bilangan cacah, bilangan bulat,
maupun bilangan pecahan satu lagi himpunan bilangan yang dipelajari adalah
bilangan Romawi. Bilangan Romawi merupakan peninggaan kerajaan Romawi.
Bilangan Romawi ditemukan dari orang Etruscan, penduduk kuno italia.
Lambang bilangan romawi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh dalam penulisan gelar kerajaan, “Daerah Istimewa Yogyakarta
dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X”. huruf X merupakan lambang
bilangan romawi. Secara umum, bilangan romawi terdiri dari 7 angka
(dilambangkan dengan huruf) sebagai berikut.
Tabel 2 Bilangan Romawi
Huruf Angka
I 1
V 5
X 10
L 50
C 100
D 500
M 1000
22
Bilangan romawi adalah salah satu bilangan dari banyaknya bilangan yang
ada dalam matematika. Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana
membaca lambang bilangan romawi, menyatakan bilangan cacah sebagai lambang
bilangan romawi dan menyatakan lambang bilangan romawi sebagai bilangan
cacah.
1. Mengenal lambang bilangan Romawi
Pada bilangan cacah terdapat sepuluh angka. Angka tersebut adalah 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9. Bilangan yang lebih besar merupakan gabungan angka tersebut,
contoh:
12 merupakan gabungan dari angka 1 dan 2
35 merupakan gabungan dari angka 3 dan 5
470 merupakan gabungan dari angka 4, 7 dan 0
Angka untuk bilangan romawi berbentuk huruf seperti berikut :
Table 3 Lambang Bilangan Romawi
23
2. Menyatakan bilangan cacah ke bilangan romawi
Penulisan bilangan Romawi menggunakan penjumlahan atau pengurangan
angka dasar.
a) Penjumlahan, Aturan penjumlahan bilangan romawi
Untuk membaca bilangan romawi, dapat diuraikan dalam bentuk
penjumlahan seperti pada contoh berikut ini.
II = I+I
= 1+1
= 2
Jadi, II dibaca 2
VIII = V+I+I+I
=5+1+1+1
=8
Jadi, VIII dibaca 8
LXXVI= L+X+X+V+I
=50+10+10+5+1
= 76
Jadi, LXXVI dibaca 76
CXXXVII = C+X+X+X+V+I+I
=100+10+10+10+5+1+1
=137
24
Dari contoh diatas, dapat dilihat semakin ke kanan, nilaianya semakin kecil.
Tidak ada lambang bilangan dasar yang berjajar lebih dari tiga. Dapat dituliskan
aturan pertama dalam membaca lambang bilangan romawi sebagai bberikut.
1) Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di sebalah kanan,
maka lambang-lambang Romawi tersebut dijumlahkan.
2) Penambahannya paling banyak tiga angka.
b) Aturan pengurangan bilangan romawi
Jika lambang bilangan yang menyatakan angka lebih kecil terletak disebelah
kiri. Untuk membaca lambang bilangan romawi, dapat diuraikan dalam bentuk
pengurangan seperti pada contoh berikut ini. Contoh :
IV = V-I
= 5-1
= 4
Jadi, IV dibaca 4
IX = X-I
= 10-1
= 9
Jadi, IX dibaca 9
XL = L-X
= 50-10
= 40
Jadi, XL dibaca 40
25
Dari contoh diatas tersebut, dapat dituliskan aturan kedua dalam membaca
lambang bilangan romawi sebagai berikut :
1) Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kiri, maka
lambang romawi tersebut dikuragkan
2) Pengurangan paling banyak satu angka.
c) Aturan gabungan
Dari kedua aturan diatas (penjumalahan dan pengurangan) dapat
digabungkan sehingga bisa lebih jelas dalam membaca lambang bilangan romawi.
Contoh :
a) XIV = X+(V-I)
= 10+(5-1)
= 10+4
=14
Jadi XIV dibaca 14
D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Mengacu pada Piaget (dalam Desmita, 2012: 104) pemikiran anak-anak usia
sekolah dasar mengacu dalam tahap konkret-operasional (concrete operasional
thought), yaitu masa di mana aktivitas mental anak terfokus pada obyek-obyek
yang nyata atau berbagai kejadian yang pernah dialaminya. Maka dari itu guru
harus mampu membuat pembelajaran didalam kelas menjadi konkret,
menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa atau hal-hal
yang pernah dialami dan dilihatnya secara nyata.
26
Pada anak usia ini juga dapat mempertimbangkan secara logis hasil dari
sebuah kondisi atau situasi serta tahu beberapa aturan atau strategi berpikir seperti
penjumlahan, pengurangan, penggandaan, mengurutkan sesuatu secara berseri dan
mampu memahami operasi dalam sejumlah konsep. Biasanya hal tersebut
ditemukan pada anak sekolah dasar di kelas tinggi. Anak sekolah sekolah dasar
kelas tinggi telah mampi berpikir secara abstrak.
Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu
mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena ia telah mulai
mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan
kenyataan yang sesungguhnya. Misalnya mereka tahu bahwa air dalam gelas
besar pendek jika dipindah ke dalam gelas yang kecil yang tinggi maka gelas
tersebut akan menjadi penuh namun dengan jumlah air yang sama. Dengan bukti
tersebut maka mereka telah mampu menggunakan logikanya bukan lagi
mengandalkan persepsi penglihatannya..
Menurut Piaget (dalam Desmita, 2012: 105-106), anak-anak pada masa konkret
operasiona ini telah mampu menyadari konservasi, yakni kemampuan anak untuk
berhubungan dengan sejumlah aspek yang berbeda secara serempak. Hal ini
adalah karena pada masa ini anak telah mengembangkan tiga macam proses yang
disebut degan operasi-operasi, yaitu negasi, resiprokasi dan identitas.
a) Negasi (negation)
Pada masa pra-operasional anak hanya melihat keadaan permulaan dan
akhir dari deretan benda, yaitu pada mulanya keadaannya sama dan pada akhirnya
keadaan menjadi tidak sama. Anak tidak melihat apa yang terjadi diantaranya.
Tetapi, pada masa konkret operasional, anak memahami proses apa yang terjadi di
antara kegiatan itu dan memahami hubungan-hubungan anatara keduanya. Pada
27
deretan benda-benda, anak bisa mengembalikan atau membatalkanperubahan
yang terjadi sehingga bisa menjawab bahwa jumlah benda-benda adalah tetap
sama.
b) Hubungan timbal balik (resiprokasi)
Ketika anak melihat bagaimana deretan dari benda-benda itu diubah, anak
mengetahui bahwa deretan benda-benda bertambah panjang, tetapi tidak rapat
lagidibandingkan dengan deretan lain. Karena anak megetahui hubungan timbale
balik anatar banjang dan kurang rapat atau sebaliknya kurang panjang tetapi rapat,
maka anak tahu pula bahwa jumlah benda-benda yang ada pada kedua deretan itu
sama.
c) Identitas
Anak pada masa operasional konkret sudah bisa mengenal satu persatu
benda-benda yang ada pada deretan-deretan itu. Anak bisa menghitung, sehingga
meskipun benda-benda dipindahkan, anak dapat mengetahui bahwa jumlahnya
akan tetap sama.
Keterbatasan yang terjadi dalam kemampuan berpikir konkret anak ialah
egosentrisme. Artinya anakbelum mampu membedakan antara perbuatan-
perbuatan dan obyek-obyek yang secara langsung dialami dengan perbuatan-
perbuatan dan obyek-obyek yang hanya ada dalam pikirannya. Misalnya ketika
pada anak diberi soal untk dipecahkan, ia tidak akan mulai dari sdut pandang
obyeknya, melainkan ia akan mulai dari dirinya sndiri. Egosentrisme pada anak
terlihat dari ketidakmampuan anak untuk melihat pikiran dan pengalaman sebagai
dua gejala yang asing-masing berdiri sendiri.
28
E. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian Veni Iriani pada tahun 2011 dengan judul “Peningkatan
Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Cooperative Lerning Tipe STAD di
Kelas IVB SD Negeri 4 Wates Kulon Progo” menyimpulkan bahwa penerapan
Cooperative Learning Tipe STAD pada mata pelajaran matematika menunjukkan
adanya peningkatan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan
menyederhanakan pecahan ke dalam bentuk pecahan paling sederhana. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas sebelum tindakan 60,35 menjadi
75,71 pada siklus 1 dan 92,14 pada siklus II.
F. Kerangka Berpikir
Pendidikan adalah pondasi dalam mengembangkan sumber daya manusia
dalam mencapai kualitas hidup yang tinggi. Dengan pendidikan manusia dapat
mewujudkan dan mengembangkan segala potensi diri yang yang ada. Namun
untuk mencapai sebuah potensi diri tersebut manusia perlu melewati tahap-tahap
atau proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran, tak
terkecuali pembelajaran matematika. Melalui pembelajaran matematika siswa
mampu menggunakan konsep atau prinsip matematika dalam kehidupan sehari-
hari.
Namun kualitas pembelajarn matematika saat masih masih tergolong rendah
dan jauh dari harapan. Anak-anak selalu merasa takut saat menghadapi
pembelajaran matematika. Guru juga masih menghadapi banyak kritik, seperti
rendahnya prestasi siswa serta kurangnya motivasi atau keinginan terhadap mata
pelajaran tersebut. Salah satu factor penyebab rendahnya prestasi belajar siswa
29
antara lain kurangnya motivasi belajar juga dapat dikarenakan model
pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga anak sulit tertarik pada
pembelajaran matematika.
Paradigma baru pembelajaran disekolah dasar, matematika harus disajikan
dan disampaikan guru dengan suasaan yang menyenangkan sehingga
pembelajaran dapat bermakna dan membuat anak tertarik. Suasana belajar yang
menyenangkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru harus membuat
inovasi supaya pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran bermakna membantu
siswa mengingat lebih lama materi yang diberikan.
Inovasi yang dapat diberikan guru contohnya yaitu dengann menerapkan
model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Model pembelajaran
ini cocok untuk anak sekolah dasar. Melalui model pembelajaran tersebut, materi
yang diberikan anak lebih terasa real dan bermakna bagi anak.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini penting untuk dilakukan pada mata
pelajaran matematika pokok bahasan lambang bilangan romawi di kelas IV SD
Negeri 1 Jambukulon, karena prestasi belajar siswa kelas IV di SD tersebut masih
rendah. Dengan model pembelajaran CTL siswa akan merasa pembelajaran
menjadi menyenangkan dan lebih bemakna, sehingga siswa tidak hanya
mengingat namun juga pembelajaran lebih bermakna.
Penelitian ini berkaitan dengan dua variabel. Dalam penelitian ini, yang
akan diteliti adalah pengaruh variabel penerapan model Contextual Teaching
Learning (CTL) yang disimbolkan dengan (X) terhadap prestasi belajar
matematika siswa yang disimbolkan dengan (Y).
30
Gambar 1. Kerangka Berpikir
G. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Hipotesis alternative (Ha): “Penerapan CTL berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi belajar matematika materi lambang bilangan
romawi kelas IV SD N 1 Jambukulon”
KONDISI AWAL
Proses pembelajaran yang
berlangsung masih konfensional
Kurang menggunakan media
dan model pembelajaran
Prestasi siswa belum optimal
Penerapan model contextual
teaching learning pada saat proses
pembelajaran
TINDAKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
MENINGKAT
KONDISI AKHIR
31
2. Hipotesis nol (Ho): “Penerapan CTL tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar matematika materi lambang bilangan romawi kelas
IV SD N 1 Jambukulon”
32
BAB III
MODEL PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian (Aqib, 2005:5) merupakan kegiatan mencermati obyek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
Pendapat Aqib didukung oleh Sugiono yakni metode penelitian diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris dan sistematis.
Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian memang
tidak mudah, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui
validitasnya, dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan keguanaan tertentu. Secara umum
tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk
membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan
tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan
yang telah ada.
Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah Penelitian Quasi
Eksperimen. Menurut Sugiyono bentuk desain eksperimen ini merupakan
pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok control, tetapi kelompok control tidak dapat berfungsi
33
sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-
experimentan design. Quasi-exsperiment digunakan karena pada kenyataannya
sulit mendapat kelompok control yang digunakan untuk penelitian.
B. Definisi Operasional Variabel
1. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penguasaan siswa dalam belajar matematika melalui pembelajaran Contextual
Teaching Learning (CTL) pada pokok bahasan lambang bilangan romawi.
Serta mengetahui perbedaan hasil belajar yang diperoleh siswa, sebelum
diberikan treatmen dan setelah diberikan treatmen.
2. Contextual Teaching Learning (CTL)
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and
learning merupakan suatu konsep mengembangkan pemikiran siswa untuk
melakukan kegiatan yang lebih bermakna. Melaksanakan sejauh mungkin
kegiatan inkuiri, mengembangkan sifat ingin tahu siswa, menciptakan
masyarakat belajar, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran,
membiasakan anak melakukan refleksi dan guru dapat melakukan penilaian
secara obyektif.
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD negeri 1 Jambukulon Tahun ajaran
2016/2017, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Setting pembelajaran dalam
penelitian ini adalah kelas IV. Mata pelajaran yang akan diteliti adalah
34
matematika dalam materi lambang bilangan romawi. Pembelajaran dikelas akan
dilaksanakan oleh guru kelas dan peneliti.
D. Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambukulon,
Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2016/2017, dengan jumlah
siswa 20 siswa yang terdiri (11) laki-laki dan (9) perempuan.Adapun obyek
penelitian ini meningkatkan prestasi belajar pada pokok bahasan lambang
bilangan romawi pada mata pelajaran matematika.
E. Prosedur Penelitian
Pemilihan suatu desain didasarkan atas sesuatu hal. Eksperimen
dilaksanakan dengan menggunakan desain-desain tertentu, didasarkan atas
keefektifannya baik dalam mengungkap temuan yang terkait dengan hubungan
kasual maupun dalam menjamin terhindarnya kesimpulan dari ancaman-ancaman
terhadap kevalidan, baik kevalidan internal maupun eksternal. Desain itu adalah
Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretestsampai
dua kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan siswa. Setelah keadaan
siswa dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain ini hanya
menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok control.
Hasil pretest yang baik adalah O1=O2 dan hasil perlakuan yang baik adalah
O3=O4. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O3+O4)-(O1+O2).
35
Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukan pada gambar
berikut. Terlihat pada gambar berikut terdapat berbagai kemungkinan hasil
penelitian yang menggunakan desain time series.
Gambar 2. Kemungkinan Hasil Penelitian
Hasi penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada Grafik B. hasil
pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1=O2) setelah
diberikan perlakuan keadaan meningkat (O3=O4)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Sugiyono (2016:308) mengemukakan bahwa tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi
standar data yang tetap.
36
Adapun penjelasan tentang mode pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi menjadi hal yang penting dalam pengumpulan data karena
observasi sebagai proses pengamatan langsung dalam penelitian. Sugiyono
(2008:203) mengatakan bahwa sebagai teknik pengumpulan data mempnyai ciri
yang spesifik bila dibanding dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Walau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang,
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang lain.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif
atau untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dalam menguasai materi
pembelajaran yang dilakukan pada akhir pembelajaran.
G. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulakan data dalam penelitian dan observasi. Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes tertulis.
Lembar observasi berisi tentang penggunaan model pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru. Pedoman observasi dibuat oleh penelitian untuk melihat
kesesuaian langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan RPP. Adapun
kisi-kisi lembar observasi dalam penelitian ini dijelaskan dalam lampiran.
Instrument tes bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan
yang alternative jawabannya memiliki standar jawaban tertentu. Dalam instrument
ini menggunakan tes berbentuk pilihan jamak dan isian. Adapun kisi-kisi lembar
37
observasi dalam penelitian ini dijelaskan dalam lampiran. Tes tertulis berfungsi
sebagai alat ukur. Alat ukur data pada umumnya harus memenuhi dua syarat
utama. Alat tersebut harus valid dan harus reliable.
Sugiyono (2016:173) mengemukakan bahwa, dengan menggunakan
instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan
hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable. Jadi instrument yang valid dan
reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapat hasil penelitian yang valid dan
reliable.
1. Validitas
Validitas instrument pada penelitian ini menggunakan validitas isi (content
validity) sebgai pengukur validitasnya. Pengujian valididtas isi dapat digunakan
dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi pembelajaran yang
telah di ajarkan. Setelah instrument dikonsultasikan dengan ahli, amaka
selanjutkan diuji cobakan dan dianalisis dengan analisis item atau uji beda.
Pada penelitian ini uji coba instrument dilakukan kepada siswa yang bukan
menjadi subyek penelitian. Oleh karena itu, uji coba dilakukan di SD N 1 Klepu
kelas IV. Adapun rumus penghitungan validitas menggunakan SPSS for Windows
20.0.Soal dinyatakan valid apabila mempnyai indeks validitas ≥0,30.
Dari uji coba instrument yang dilakukan pada 33 responden di SD Negeri 1
Klepu Ceper Klaten yang dihitung menggunakan SPSS for windows 20.0,
diperoleh (22) butir soal dinyatakan valid dan (3) butir soal dinyatakan tidak valid
untuk pre test, sedangkan untuk post test diperoleh (20) butir soal dinyatakan
38
valid dan (5) butir soal dinyatakan tidak valid. Berikut adalah hasil perhitungan
butir soal variable prestasi belajar siswa.
Tabel 4 Hasil Validitas Instrument Pre Test
Variable Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Valid/tdk
valid
VAR00001 16,63 6,138 ,119 ,523 Valid
VAR00002 16,60 6,297 ,031 ,533 Valid
VAR00003 16,55 6,254 ,165 ,522 Valid
VAR00004 16,67 5,558 ,423 ,476 Valid
VAR00005 16,60 5,785 ,432 ,487 Valid
VAR00006 16,55 6,254 ,165 ,522 Valid
VAR00007 16,60 5,785 ,432 ,487 Valid
VAR00008 16,75 5,423 ,410 ,471 Valid
VAR00009 16,58 6,353 ,007 ,534 Valid
VAR00010 16,55 6,254 ,165 ,522 Valid
VAR00011 17,17 5,020 ,534 ,436 Valid
VAR00013 16,67 6,789 -,271 ,579 Tidak Valid
VAR00014 16,88 6,112 ,027 ,545 Valid
VAR00015 17,10 5,785 ,155 ,520 Valid
VAR00017 16,55 6,305 ,100 ,526 Valid
VAR00018 16,78 6,384 -,075 ,560 Tidak Valid
VAR00019 16,88 5,189 ,449 ,456 Valid
VAR00020 16,85 5,310 ,400 ,468 Valid
VAR00021 17,30 5,497 ,370 ,479 Valid
VAR00022 16,67 6,174 ,059 ,533 Valid
VAR00023 17,08 6,789 -,241 ,598 Tidak valid
VAR00024 16,63 6,189 ,085 ,528 Valid
VAR00025 16,92 6,122 ,017 ,548 Valid
39
Tabel 5. Hasil Validitas Instrument Post Test
Variabel
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Valid /tdk
Valid
VAR00001 19,70 6,267 ,364 ,486 Valid
VAR00002 19,68 6,379 ,343 ,492 Valid
VAR00003 19,63 6,958 -,085 ,531 Tidak valid
VAR00004 19,68 6,584 ,188 ,510 Valid
VAR00005 19,65 6,438 ,380 ,494 Valid
VAR00006 19,63 7,010 -,145 ,535 Tidak valid
VAR00007 19,85 6,695 ,011 ,537 Valid
VAR00008 19,73 6,307 ,293 ,493 Valid
VAR00009 19,63 6,856 ,039 ,524 Valid
VAR00010 19,88 7,240 -,219 ,577 Tidak valid
VAR00011 19,93 5,661 ,455 ,451 Valid
VAR00012 19,78 6,281 ,251 ,497 Valid
VAR00013 19,78 7,307 -,261 ,573 Tidak valid
VAR00014 19,80 6,318 ,212 ,502 Valid
VAR00015 19,83 6,661 ,033 ,533 Valid
VAR00016 19,70 6,421 ,260 ,499 Valid
VAR00017 19,65 6,592 ,240 ,507 Valid
VAR00018 19,80 6,113 ,317 ,484 Valid
VAR00019 19,83 6,353 ,179 ,508 Valid
VAR00020 19,98 6,179 ,203 ,503 Valid
VAR00021 19,93 6,789 -,041 ,549 Tidak valid
VAR00022 19,80 6,677 ,034 ,532 Valid
VAR00023 19,90 6,144 ,241 ,496 Valid
VAR00024 19,80 6,421 ,160 ,511 Valid
VAR00025 19,90 5,785 ,409 ,462 Valid
40
2. Realiabilitas
Reliabilitas merujuk pada pengertian apakah suatu tes dapat mengukur
secara konsisten suatu yang akan diukur dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui
apakah instrument reliable atau tidak, maka harus dapat dihitung koefisien
reliabilitasnya.
Sedangkan penghitungan realibitas instrument menggunakan SPSS 20.0 for
windows. Instrument dikatakan reliable jika nilai signifikansi untuk N = 33 adalah
0,344. Berikut adalah hasil dari reliable.
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Soal Pre Test
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,581 25
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Soal
PostTest
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,387 25
Dari tabel diatas, ketahui bahwa nilai Alpha untuk pre test sebesar 0,581
dan untuk post test sebesar 0,387 kemudian nilai ini dibandingkan dengan nilai r
tabel dengan nilai N=33 dicari pada distribusi nilai r table signifikan 5% diperoleh
nilai r tabel sebesar 0,344. Kesimpulannya Alpha pre test = 0,581 > r table= 0,344
41
dan Alpha post test = 0,387 > r table = 0,344 artinya instrument dapat dikatakan
reliable atau terpercaya sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data
Menurut Sanjaya (2007:106) menganalisis data adalah suatu proses
mengolah dan mengintepretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai
informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas
sesuai dengan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan
peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru;
sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan
prestasi belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru
(Sanjaya, 2007:106)
Data yang di analisis secara kuantitatif dalam peneitian ini berupa data
prestasi belajar siswa yang dinyatakan dengan skor yang dicapai melalui hasil uji
tes evaluasi. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menghitung rata-rata hasil
uji tes evaluasi. Sedangkan data kualitatif berupa data hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti terhadap siswa dan guru. Adapun teknik analisisnya
adalah sebagai berikut:
1. Analisis data dari lembar observasi
Lembar observasi proses pembelajaran di dalam kelas dianalisis secara
deskriptif kualitatif. Data observasi dapat memberi gambaran pada peneliti
42
tentang perilaku atau aktifitas yang terjadi dalam kelas. Sehingga dapat
diketahui hasil dari tindakan yang dilakukan pada setiap siklusnya. Hasil
refleksi yang didapat dijadikan rencana perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Teknik analisis tes hasil belajar
Hasil tes yang diperoleh dari tes siswa setiap akhir siklusnya, selannjutnya
dihitung nilai rata-ratanya. Setelah diperoleh nilai reratanya, kemudian
dibandingkan dengan rerata tes pra tindakan sebelumnya pelaksanaan
tindakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
Rumus menghitung rerata nilai :
𝑀 =𝛴𝑥
𝑁
Keterangan:
M = rata-rata kelas (mean)
𝚺X = jumlah skor/nilai siswa
N = jumlah siswa
Sedangkan untuk menghitung persentase siswa yang lulus sebagai berikut:
𝑃 =𝑓
𝑁𝑥 100%
Keterangan :
P = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah frekuensi atau banyaknya individu
43
2. Uji Prasyarat
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji statistic
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS for windows 20. Hasil
diperoleh dibandingkan dengan nilai signifikasi sebesar 0,05. Menurut Duwi
Priyatno (2012: 136), pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah jika
nilai signifikansi (asyn.sig)>0,05 maka data berdistribusi normal dan nilai
signifikansi (asym.sig)<0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data berasal dari varian yang
sama atau tidak. Uji homogenitas ini biasanya dilakukan sebagai prasyarat dalam
analisis Independent sampel T Test dan Anova. Menurut duwi Priyatno (2012: 23)
pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai signifikansi yang diperoleh yaitu
jika signifkansi > 0,05 maka varian sama dan sebaliknya jika nilai signifikansi <
0,05 dinyatakan varian berbeda.
3. Uji Hipotesis
Langkah-langkah dalam menganalisis data dengan menggunakan rumus uji-t
(t-test one sampel) program SPSS20 for windows adalah sebagai berikut
44
a. Menentukan hipotesis
Hipotesis alternative (Ha): “Penerapan CTL berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi belajar matematika materi lambang bilangan
romawi kelas IV SD N 1 Jambukulon”
Hipotesis nol (Ho): “Penerapan CTL tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi belajar matematika materi lambang bilangan
romawi kelas IV SD N 1 Jambukulon”
b. Menentukan t hitung dan t table
Penentuan t hitung dengan menggunakan t-test one sampel. Hasil dari t
hitung kemudian dicocokkan dengan t table pada taraf signifikasi 5% (t
table). T table dicari pada tebel signifikansi 0,05 dengan derajad
kebebasan (df) n-2.
c. Menentukan Kriteria pengujian
Hasil dari t hitung kemudian dicocokkan dengan t table pada taraf
signifikansi 5% (t table). Criteria yang digunakan dalan uji t ini adalah
sebagai berikut :
1) Jika t hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha diterima
2) Jika t hitung < t table maka Ho diterima dan Ha ditolak
Menurut Dwi Priyatna (2012:25) berdasarkan probabilitas atau nilai
signifikansi criteria yang digunakan dalam uji-t (t-test) ini adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi (P) < 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Jika nilai signifikansi (P) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
45
I. Kriteria Keberhasilan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri 1 Jambukulon pada mata
pelajaran matematika adalah 65. Namun saat ini nilai matematika masih di bawah
KKM. Keberhasilan penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa
mendapatkan nilai ≥ 65 setelah diberikan perlakuan.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Jambukulon, yang terletak di kota
Klaten tepatnya di desa Jambukulon kecamatan Ceper. Sekolah ini menjadi
tempat penelitian karena terdapat masalah di sekolah tersebut, tepatnya di kelas
IV pada mata pelajaran matematika. Penelitian dilakukan pada semester genap
tahun ajaran 2016/2017. Subyek penelitian yaitu siswa kelas IV di SD Negeri 1
Jambukulon yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan.
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
a. Hasil Pre Test
Pre test dilaksanakan sebelum siswa diberikan perlakuan. Pre test dilakukan
melalui soal yang berupa pilihan ganda dan isian singkat. Pre test dilaksanakan
pada hari selasa tanggal 13 Maret 2017. Hasil pre test dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
47
Tabel 8. Hasil Pre test
nama
siswa
pre test
1
pre test
2
1 OKT 8 7,3
2 AK 8,6 8
3 MR 10 8,6
4 RHP 10 7,3
5 SV 9,3 6,6
6 DL 8,6 7,3
7 CAR 8,6 8
8 DP 9,3 8,6
9 DF 8,6 8,6
10 WDN 6 6,6
11 FB 9,3 8,6
12 DAK 2,6 6
13 AD 4,6 6
14 FZ 1,3 4,6
15 IYS 4,6 5,3
16 ND 6,6 7,3
17 AHA 1,3 4
18 ASC 10 7,3
19 AL 6,6 6,6
rata-rata 6,7 6,9
48
Selanjutnya data hasil pre test disajikan dalam bentuk diagram batang.
Berikut adalah diagram batang hasil dari pre test.
Gambar 3. Hasil pre test
Dilihat dari diagram yang telah disajikan bahwa hasil pre test 1 dan pre test
2 stabil. Ditinjau dari hasil rata-rata yakni pre test 1 6,7 dan pre test 2 6,9. Pre test
dilakukan sebanyak dua kali untuk menunjukkan kestabilan siswa dan
membuktikan bahwa hasil tersebut bukan hanya kebetulan.
b. Hasil Observasi Pembelajaran
Observasi pembelajaran dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
yang berlangsung menggunakan bantuan lembar observasi. Melalui hasil kegiatan
observasi pembelajaran dapat diketahui apakah proses pembelajaran yang
dijalankan telah sesuai atau berbeda dengan rencana pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam observasi ini, peneliti melihat bagaimana cara guru
mengajar. Kegiatan observasi dilakuakan pada tanggal 4 Maret 2016. Hasil
observasi pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti adalah sebagai
berikut.
60
70
80
90
100
pre test 1 pre test 2
Rata-rata Nilai Pre Test
nilai
49
Tabel 9.Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru
No Aspek yang Diamati Teramati
Deskripsi Ya Tidak
1 Guru memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran
√ Guru tidak memeriksa
kesiapan siswa, guru
langsung pada inti mata
pelajaran yang akan di
ajarkannya.
2 Guru memberikan motivasi kepada
siswa agar siswa aktif dalam belajar
√ Guru mampu member
motivasi kepada anak-anak
yang mulai mengeluh karena
akan diberi mata pelajaran
matematika dengan
memberikan kata-kata yang
dapat membangun percaya
diri anak. “jika kalian ingin
bisa belajar matematika
kalian harus senang dulu
dengan pelajaran tersebut,
dengan hati dengan maka
pembelajaran akan terasa
menyenangkan”.
3 Guru melakukan apersepsi terkait
dengan materi yang akan disampaikan
√ Guru tidak melakukan
apesepsi.
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
√ Guru tidak menyampaikan
tujuan pembelajaran.
5 Guru menyajikan materi pelajaran
secara sistematis (mudah ke sulit,
konkret ke abstrak)
√ Guru menyampaikan materi
dengan baik, mulai dari
pengenalan lambang
bilangan romawi, membaca
lambang bilangan romawi
50
setelah itu pengurangan dan
penjumlahan lambang
bilangan romawi.
6 Guru menjelaskan prosedur
pelaksanaan pembelajaran
√ Guru menjelaskan prosedur
pembelajaran yang akan
dilakukan pada hari itu yaitu
anak harus mendengarkan
penjelasan guru, lalu
mengerjakan soal-soal yang
ada di LKS.
7 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan
pendapatnya (berupa pertanyaan atau
pengetahuan yang diketahuinya)
√ Siswa mampu
menyampaikan pendapatnya
dan guru pun memberikan
kesempatan bag siswanya.
Siswa bertanya tentang
materi lebih dalam, siswa
yang belum paham juga
berani bertanya.
8 Guru menyiapkan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran
√ Guru tidak menggunakan
media untu mengajar. Hanya
buku pedoman dari sekolah.
9 Guru melibatkan siswa dalam
penggunaan media pembelajaran
√ Guru melibatkan siswa
dalam segala kegiatan, siswa
menjawab soal di papan tulis
dan menjawab pertanyaan
guru secara langsung.
10 Guru memberikan batasan waktu
dalam penggunaan media
√ Guru memberikan batasan
waktu untuk anak dalam
menjawab soal di papantulis,
supaya anak dapat berpikir
51
dengan cepat.
11 Guru memberikan penghargaan bagi
siswa yang aktif.
√ Bukan penghargaan berupa
materi, namun hanya tepuk
tangan dan pujian untuk
anak.
12 Guru memberikan bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan
√ Selama siswa mengerjakan
soal-soal guru juga
berkeliling pada siswa untuk
melihat pekerjaan siswa.
Guru juga membantu siswa
yang masih kesulitan dalam
mengerjakan soal.
13 Guru menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa dalam
menanggapi guru
√ Guru yag mengajar sangat
meyenangkan dan bersikap
terbuka pada siswa. Siswa
yag merespon pertanyaan
ataupun pernyataan guru di
tanggapi guru dengan baik
14 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika ada hal yang
belum dimengerti
√ Guru juga memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya lebih lanjut
tentang hal-hal yang belum
dimengerti
15 Guru menyusun kesimpulan dengan
melibatkan siswa
√ Saat akhir pembelajaran guru
tidak memberikan
kesimpulan tentang
pembelajaran pada hari itu.
16 Guru memberikan tindak lanjut
pembelajaran
√ Guru tidak meberikan tindak
lanjut berupa pekerjaan
rumah ataupun tugas lain
52
untuk hari yang akan datang.
Berdasarkan tabel hasil observasi pembelajaran beberapa aspek telah
terpenuhi. Namun ada juga aspek yang belum terpenuhi atau tidak dilaksanakan
oleh guru. Dapat dilihat pada tabel diatas aspek yang terpenuhi adalah 62%.
c. Post Test
Post Test dilaksanakan setelah siswa diberikan perlakuan. Post test dilakukan
melalui soal yang berupa pilihan ganda dan isian singkat. Post test dilaksanakan
pada hari jumattanggal 16 April 2017. Hasil post test dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 10. Hasil Post Test
nama siswa
post test
1 post test 2
1 OKT 8 7,3
2 AK 7,3 8,6
3 MR 10 10
4 RHP 9,3 10
5 SV 9,3 9,3
6 DL 9,3 10
7 CAR 7,3 6,6
8 DP 7,3 9,3
9 DF 7,3 9,3
10 WDN 8 8
11 FB 6,6 8
12 DAK 4,6 8,6
13 AD 8,6 9,3
14 FZ 5,3 6
15 IYS 7,3 7,3
16 ND 7,3 8
17 AHA 5,3 6,6
18 ASC 8 6,6
19 AL 9,3 6,6
rata-rata 7,65 8,17
53
Selanjutnya data hasil post test disajikan dalam bentuk diagram batang.
Berikut adalah diagram batang hasil dari post test.
Gambar 4. Hasil post test
Dilihat dari diagram yang telah disajikan bahwa hasil post test 1 dan post 2
terdapat peningkatan. Ditinjau dari hasil rata-rata yakni post test 1 7,65 dan post
test 2 8,17. Post test dilakukan sebanyak dua kali untuk menunjukkan kestabilan
siswa dan membuktikan bahwa hasil tersebut bukan hanya kebetulan.
70
75
80
85
90
95
100
Post test 1 Post test 2
Nilai
Nilai
54
d. Perbandingan Hasil Pre test dan Post test
Data perolehan nilai pre test dan post test disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 11. Hasil Perbandingan pre test dan post test
Nama
Siswa
Pre
Test 1
Pre Test
2
Post
Test 1
Post
Test 2
OKT 8 7,3 8 7,3
AK 8,6 8 7,3 8,6
MR 10 8,6 10 10
RHP 10 7,3 9,3 10
SV 9,3 6,6 9,3 9,3
DL 8,6 7,3 9,3 10
CAR 8,6 8 7,3 6,6
DP 9,3 8,6 7,3 9,3
DF 8,6 8,6 7,3 9,3
WDN 6 6,6 8 8
FB 9,3 8,6 6,6 8
DAK 2,6 6 4,6 8,6
AD 4,6 6 8,6 9,3
FZ 1,3 4,6 5,3 6
IYS 4,6 5,3 7,3 7,3
ND 6,6 7,3 7,3 8
AHA 1,3 4 5,3 6,6
ASC 10 7,3 8 6,6
AL 6,6 6,6 9,3 6,6
6,7 6,9 7,65 8,17
Data hasil pre test dan post test selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram
batang sebagai berikut.
55
Gambar 5. Diagram Hasil pre test dan post test
Dilihat dari diagram yang telah disajikan bahwa hasil pre test dan post test
terdapat perbandingan peningkatan. Ditinjau dari hasil rata-rata yakni pre test 1
6,7 dan pre test 2 6,9 sedangkan post test 1 7,65 dan post test 2 8,17. Dapat
dilihatbahwa post test memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai rata-rata pre test
B. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS for windows 20. Rumus yang
digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas ini dilakukan pada hasil
pre-test dan post-test. Hasil dari uji normalitas padakedua kelompok disajikan
sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 2
pre test
post test
56
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas
No Data Probabilitas (P)
atau Sig. hitung
Sig. min Keterangan
1 Pre Test 1 1,003 0,05 Sebaran data normal
2 Pre Test 2 0,754 0,05 Sebaran data normal
3 Post Test 1 0,854 0,05 Sebaran data normal
4 Post Test 2 0,738 0,05 Sebaran data normal
Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi pada Kolmogorov-Smirnovpre-
test pre test 1 sebesar 1,003 dan pre test 2 sebesar 0,754. Nilai signifikansi pada
Kolmogorov-Smirnovpretest post test1sebesar 0,854 dan post-test 2sebesar 0,738.
Hasil uji normalitasmenyatakan bahwa distribusidata normal. Hal ini ditunjukkan
dengan P> 0,05 yang berartidataberdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilaksanakan setelah uji normalitas. Tujuannya adalah
mengetahui apakah data berasal dari populasi bervarian atau tidan. Uji
homogenitas menggunakan one way anova. Hasil dari uji homogenitas yang
diperoleh dengan bantuan program SPSS for windows 20 disajikan sebagai
berikut:
Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas
No Data Sig. hitung Sig. min Keterangan
1 Pre test Prestasi Belajar
siswa
0,098 0,05 Varian
sama/homogen
2 Post test Prestasi Belajar
Siswa
0,186 0,05 Varian
sama/homogen
57
Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas, diperoleh signifikansi untuk pre
test sebesar 0,098. Nilai signifikansi untuk post test sebesar 0,186. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa dalam keadaan varian sama. Homogeny, karena
mempunyai nilai signifikansi > 0,05.
C. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban dari pertanyaan atau permaalahan dalam
penelitian. Hipotesis diuji setelah data penelitian terkumpul. Hipotesis dalam
penelitian ini diuji menggunakan uji t-test one sample dengan tujuan untuk
mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika sebelum diberikan perlakuan
dan setelah diberikan perlakuan.
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan signifikan
hasil post test. Perhitugan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS for windows 20.
Hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah
1. Hipotesis alternative (Ha): “Penerapan CTL berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar matematika materi lambang bilangan romawi kelas IV
SD N 1 Jambukulon”
2. Hipotesis nol (Ho): “Penerapan CTL tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar matematika materi lambang bilangan romawi kelas IV
SD N 1 Jambukulon”
Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai thitung> ttabel dan atau sig <0,05
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan apabila nilai thitung< ttabel atau sig
>0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Setelah dianalisis menggunakan t test
diperoleh data sebagai berikut.
58
Tabel 14. Hasil Uji t-test one sampel
N Mean T Df Sig. (2-tailed)
Post test 19 81,791 2,230 18 0,039
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat pada tabel bagian t-test hasil analisis
uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung post test adalah 2,230 dengan sig.(2-tailed)
yang didapat yaitu 0,039 < 0,05. Maka Ha diterima dan Ho ditolak, maka dapat
disimpulkan bahwa Penerapan CTL berpengaruh positif dan signifikan terhadap
prestasi belajar matematika materi lambang bilangan romawi kelas IV SD Negeri
1 Jambukulon”
D. Pembahasan hasil penelitian
Pada penelitian ini, variabelnya adalah model pembelajaran CTL
(Contextual teaching Learning) sebagai variable bebas dan prestasi belajar siswa
sebagai variable terikat. Pada kelompok ini hanya ada satu kelompok yakni
kelompok kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen akan diberikan pre test
dan post test. Kelompok eksperimen diberikan pre test sebelum guru mengajar
dengan model konfensional, setelah guru selesai mengajar. Pada saat guru
mengajar, peneliti melakukan observasi tentang cara mengajar guru. Pada hari
berikutnya peneliti memberikan pre test kedua lalu melakukan perlakuan dengan
menggunakan model CTL (contextual teaching learning), setelah selesai peneliti
memberikan post test. Pada penelitian ini pemberian perlakuan dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan. Hal ini dilakukan untuk menyakinkan bahwa
perolehan data tersebut benar-benar merupakan akibat adanya perlakuan tersebut
dan bukan bersifat kebetulan.
59
Data yang diperoleh dalan penelitian ini berupa data tentang prestasi belajar
siswa dikelas IV yang diperoleh melalui pre-test (tes awal) dan post-test (tes
akhir). Pre test dan post test dilakukan dengan menggunakan soal pilihan ganda
dan soal isian singkat. Hasil skor siswa tersebut selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan pedoman dan rumus statistik tertentu.
Hasil pre test pada siswa diperoleh skor tertinggi sebesar 100 untuk pre test
pertama dan 86 untuk pre test kedua, serta nilai terendah sebesar 13 untuk pre test
pertama dan 40 untuk pre test kedua. Serta rata-rata sebesar 67 pada pre test
pertama dan 69 pada pre test kedua. Berdasarkan hasil awal hampir sama atau
tidak berbeda jauh, dimana hanya terdapat perbedaan nilai rata-rata sebesar 0,2.
Tahap selanjutnya adalah pemberian perlakuan atau treatment. Pemberian
perlakuan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelaran CTL
(contextual teaching learning). Pemberian perlakuan dilakukan sebanyak dua kali
pembelajaran. Observasi sebelum perlakukan pada saat guru sedang mengajar.
Observasi bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru telah sesuai atau berbeda dengan rancangan pembelajaran guru.
Setelah diberikan perlakuan, siswa diberikan post test untuk mengetahui
kondisi akhir siswa. Data hasil post test pada siswa diperoleh skor tertinggi 100
pada dua kali post test serta rata-rata pada post test pertama adalah 76 dan post
test kedua adalah 81. Perolehan rata-rata pada post test pertama76 sedangkan pada
pre test rata-rata sebesar 67, terjadi peningkatan yakni sebesar 9. Sedangkan pada
post test kedua mendapat nilai rata-rata sebesar 81 dan nilai pre test sebesar 69,
terjadi peningkatan yakni sebesar 12.
60
Hal ini juga didukung dengan uji-t (t-test one sampel) sebagai analisis
datanya. Hasil uji t pada skor rata-rata post test diperoleh nilai t hitung > t tabel
yaitu 2,230 > 1,72 dan nilai signifikannya adalah 0,039 lebih kecil dari 0,05
(0,039<0,05). Berdasarkan hasil uji-t (t-test one sampel) tersebut, dapat
dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran CTL
(contextual teaching learning) terhadap prestasi belajar matematika materi
lambang bilangan romawi siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambukulon.
Peneliti menggunakan model CTL sesuai dengan pendapat Mustaqim yakni
matematika pada materi lambang bilangan romawi banyak digunakan pada
kehidupan sehari-hari. CTL adalah model pembelajaran yang mengkaitkan
pengalaman nyata dan situasi sekitar siswa dalam materi pembelajaran. Anak pada
tahap ini juga membutuhkan contoh yang konkret agar tidak bingung dalam
menangkap teori dan materi yang di ajarkan guru, maka dari itu peneliti
menggunakan model CTL dalam mata pelajaran matematika materi lambang
bilangan romawi.
Hasil post test lebih tinggi daripada hasil pre test. Hal tersebut menunjukkan
bahwa prestasi siswa lebih baik jika guru menggunakan model pembelajaran. Hal
tersebut sesui dengan pendapat Rusman (2010:190) yakni system CTL (contextual
teaching learning) adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa
melihat makna dalam materi yang mereka pelajari. Melalui perlakuan model
pembelajaran ini, aktivitas pembelajarannya mempunyai makna tersendiri bagi
siswa yang bertujuan untuk membuat siswa mengingat pelajaran lebih lama.
Dalam buku Badar mengemukakan bahwa CTL (contextual teaching
61
learning)memiliki elemen belajar kontruktivistik yaitu: (1) pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada. Dalam hal ini sebelum memluai pembelajaran
peneliti mengorek kembali pengetahuan siswa tentang materi lamang bilangan
romawi yang sebelumnya siswa sudah baca dalam bukunya. (2) pemerolehan
pengetahuan baru. Pengetahuan baru yang diberikan oleh peneliti kepada siswa
adalah cara bagaimana siswa dapat menyampaikan pengalamannya yang dikaitkan
dengan materi yang sedang dipelajari. (3) pemahaman pengetahuan, siswa dapat
lebih paham dengan pengetahuan baru jika pengetahuan tersebut dikaitkan dengan
pengalaman siswa itu sendiri. (4) mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman.
Sama seperti yang telah dijelaskan bahwa siswa akan lebih paham pada
pengetahuan baru jika pengetahuan tersebut dikaitkan dnegan pengalaman siswa
yang nyata.
Selisih perolehan nilai rata-rata post test siswa lebih tinggi daripada pre test.
Hal ini dikarenakan pada saat sebelum mengerjakan post test siswa diberikan
treatmen dengan menggunakan model pembelajaran. Melalui model CTL
(contextual teaching learning, pengalaman belajar bukan hanya terjadi dan
dimiliki didalam kelas saja, akan tetapi bagaimana siswa tersebut membawanya
hingga ke kehdupan sehari-harinya. Menurut Rusman melaksanakan sejauh
mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang diajarkan. Dengan begitu siswa
dapat merasa puas dengan jawabanyang didapatnya sendiri.
Hasil analisis uji-t (t-test one sampel) menyatakan bahwa ada pengaruh
signifikan terhadap model CTL terhadap prestasi belajar smatematika materi
lambang bilangan romawi siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambukulon. Hal ini
62
ditunjukkan lewat hasil post test yang lebih tinggi dibandingkan pre test. Sesuai
dengan pendapat Nurhadi dalam Rusman bahwa pembelajaran disekolah tidak
hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang
bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiki
siswa senantiasa terkait dengan permasalahan-permasalahan actual yang terjadi
diingkungan sekitarnya. Dengan demikian CTL mampu membuat sebuah konsep
pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan peristiwa alam
ataupun kejadian yang sedang terjadi disekitar siswa agar siswa lebih mampu
menangkap materi yang diberikan guru serta pembelajara akan diingat siswa
karena sangat bermakna. Walaupun post test diberikan beberapa hari setelah
treatmen siswa tetap mengingat materi yang telah disampaikan karena materi
dirasa sangat bermakna.
E. Keterbatasan Penelitian
Setiap penelitian memiliki keterbatasan-keterbatasan tersendiri.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variable yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian tidak terkontrol secara ketat sehingga dapat memberikan bias dalam
penelitian.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan dari penerapan model pembelajaran CTL (contextual
teaching learning) terhadap prestasi belajar matematika materi lambang bilangan
romawi siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambukulon. Hal ini ditunjukkan denngan
perolehan skor rata-rata post test yang telah diberikan perlakuan menggunakan
model CTL (contextual teaching learning) mencapai 8,1 dan skor rata-rata pre test
atau tes awal yang belum diberi perlakuan mencapai 6,9. Dari tes awal hingga tes
akhir mengalami peningkatan sebesar 1,2 dari nilai rata-rata pre testnya.
Berdasarkan hasil analisis uji t (t-test one sampel) diperoleh nilai t hitung
2,230 lebih besar dari t tabel sebesar 1,72 (2,230 > 1,72) dan nilai signifikansi
sebesar 0,039 lebih kecil dari nilai signifikansi sebesar 0,05 pada taraf 5%
(0,03<0,05). Hal ini menunjuukan ada pengaruh secara signifikan dariperbedaan
perlakuan pada pre test dan post test. Dari hasil perhitungan uji-t (t-test one
sampel), maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CTL (contextual
teaching learning) memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar matematika
materi lambang bilangan romawi siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambukulon
Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil di atas, maka dapat disampaikan beberapa
saran kepada beberapa pihak sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
64
Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru untuk melakukan pembelajaran
inovatif seperti model pembelajaran CTL (contextual teaching learning).
Selain itu, sekolah juga dapat menyediakan buku-buku tentang model-model
pembelajaran sehingga guru dapat memiliki wawasan dan keterampulan
dalam menerapkan model pembelajaran tersebut untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa.
2. Bagi Guru
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sebaiknya guru menggunakan
model CTL (contextual teaching learning). Hal tersebut dikarenakan model
pembelajaran CTL (contextual teaching learning) terbukti berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
65
DAFTAR PUSTAKA
__________.(2017). SPSS Indonesia, Olah Statistik dengan SPSS. Diakses pada
tanggal 21 April 2017 pukul 19.15 dari
www.spssindonesia.com/2014.01/uji-reliabilitas-alpha-spss.html?m=1
Alwi. H, dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Aqib. Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas: Bandung. Yrama Widya
Arifin. Z. (2011). Penelitian Pendidikan Dan Paradigm Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Arikunto. S. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi
V. Jakarta: Rineka Cipta.
Badar. T. I. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan
Kontekstual. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dimyati dan Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dr. Rusman, M.Pd. (2012). Model-Model Pembelajaran. Kota Depok: Kharisma
Putra Utama.
Dra. Desmita, M.Si. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
ROSDA
Fathani. H.A. (2012). Matematika Hakikat dan Logika. Sleman: AR-Ruzz Media.
Hamalik. O. (1989). Teknik Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan. Bandung:
Mandar Maju.
Herman, Y. S. E., & Yustiana, W. H. (2014). Penilaian Belajar Siswa Di Sekolah.
Yogyakarta: PT. Kanisius.
Heruman, S.Pd., M.Pd. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah
Dasar. Bandung: ROSDA.
Iriani. V. (2011). Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model
Cooperative Learning Tipe STAD di Kelas IV B SD Negeri 4 Wates
Kulon Progo. Skripsi. UNY
Muhibbin Syah. (2003). Psikologi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo persada
66
Gatoto. M, dkk. (2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Mustaqim. B, dkk. (2008). Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Prastiwi. A. A. (2016). Penggunaan Alat Peraga kartu Bilangan untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas IV SDN 2
Sanggrahan Keamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Skripsi.
UNY.
Priyatno. D. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Medias
Sanjaya. W (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group.
Subarinah. S. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Sudjana. N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung; Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sumarmi. T, dkk. (2009). Asyiknya Belajar Matematika. Jakarta: BSE
67
LAMPIRAN
68
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Jambukulon
Kelas / Semester : IV / II
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
7. Menggunakan lambang bilangan Romawi
B. Kompetensi Dasar
7.1 Mengenal lambang bilangan Romawi
7.2 Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya
C. Indikator
7.1.1 Menulis bilangan Romawi
7.2.1 Mengubah bilangan cacah menjadi bilangan Romawi
7.2.2 Mengubah bilangan Romawi menjadi bilangan cacah
D. Tujuan
1. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru siswa dapat menuliskan
bilangan Romawi dengan benar
2. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru dan berdiskusi dalam kelompok
siswa dapat mengubah bilangan cacah menjadi bilangan Romawi dengan
benar
3. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru dan berdiskusi dalam kelompok
siswa dapat mengubah bilangan Romawi menjadi bilangan caca dengan
benar
E. Materi
1. Bilangan Romawi
F. Model/Pendekatan/Strategi/Metode
Model : CTL
Pendekatan : Student Center
Metode : Tanya Jawab, Ceramah,diskusi kelompok
69
G. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Pembuka 1. Siswa menjawab salam yang disampaikan
oleh guru
2. Siswa bersama guru berdoa untuk memulai
pelajaran dengan dipimpin oleh salah satu
siswa.
3. Siswa memperhatikan guru saat melakukan
presensi.
4. Siswa memperhatikan guru saat melakukan
apersepsi dengan cara bertanya jawab
5. Siswa mendengarkan guru saat
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
5 Menit
2. Kegiatan Inti 1. Siswa mengisi soal pre test yang telah
disediakan guru.
2. Guru mengajak siswa keluar kelas untuk
mencari contoh bilangan romawi.
3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
tentang materi lambang bilangan romawi.
4. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab
tentang materi yang diajarkan.
5. Siswa berkelompok, tiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa.
6. Siswa memperhatikan penjelasan mengenai
games yang akan dilakukan
7. Siswa melakukan games
8. Kelompok yang mendapatkan poin tertinggi
akan mendapatkan hadiah
60 Menit
70
3. Kegiatan Akhir 1. Siswa merefleksikan proses dan materi
pelajaran hari ini dengan bimbingan guru
2. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dipelajari.
3. Siswa mengerjakan soal evaluasi
4. Siswa mendapatkan tindak lanjut
5. Siswa bersama dengan guru mengakhiri
pelajaran dengan berdoa sesuai agama dan
keyakinan masing-masing.
6. Siswa menjawab salam dari guru
5 menit
H. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Kartu
2. Sumber : Buku Ayo Belajar Matematika SD dan MI kelas IV
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan, dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tertulis.
2. Instrumen Penilaian
a. Afektif
Bentuk : lembar pengamatan
Jenis : tertulis
b. Kognitif
Bentuk : Esai
Jenis : tertulis
3. Kriteria Keberhasilan
Pembelajaran dianggap berhasil apabila:
a. Nilai afektif : dikatakan berhasil jika 75% siswa mencapai nilai
minimal baik
71
72
Materi
A. Mengenal Lambang Bilangan Romawi
Selain bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, maupun bilangan
pecahan, terdapat satu lagi himpunan bilangan yang akan kita pelajari yaitu
bilangan Romawi.bilangan Romawi tidak banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Mari kita perhatikan contoh-contoh kalimat berikut:
a. Marbun tinggal bersama orang tuanya di Jalan Nuri III nomer 9
b. Daerah Istimewa Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono
X
c. Memasuki abad XXI, kita dituntut untuk lebih menguasai teknologi
Coba kamu perhatikan kembali huruf-huruf yang dicetak tebal pada pada
contoh-contoh kalimat di atas, III, X, XXI merupakan bilangan-bilangan Romawi.
Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan
huruf) sebagai berikut:
I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50
C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1000
Untuk bilangan-bilangan yang lain, dilambangkan oleh perpaduan
(campuran) dari ketujuh lambang bilangan tersebut
B. Membaca Bilangan Romawi
Pada system bilangan Romawi tidak dikenal bilangan 0 (nol). Untuk
membaca bilangan Romawi, maka harus menghafalkan ketujuh lambang bilangan
dasar Romawi. Lalu ada beberapa aturan membaca lambang bilangan romawi
73
1. Aturan Penjumlahan Bilangan Romawi
Untuk membaca bilangan Romawi, dapat diuraikan dalam bentuk penjumlahan
seperti pada contoh berikut:
Contoh:
a. II = I + I
= 1 + 1
= 2
Jadi, II dibaca 2
b. VIII = V + I + I + I
= 5 + 1 + 1 + 1
= 8
Jadi, VIII dibaca 8
c. LXXVI = L + X + X + V + I
= 50 + 10 +10 + 5 + 1
= 76
Jadi, LXXVI dibaca 76
d. CXXXVII = C + X + X + X + V + I + I
= 100 + 10 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1
= 137
Jadi, CXXXVII dibaca 137
Coba diperhatikan lambang bilangan Romawi pada contoh-contoh diatas.
Semakin ke kanan, nilainya semakin kecil. Tidak ada lambang bilangan dasar
yang berjajar lebih daei tiga.
Dari contoh-contoh tersebutm dapat kita tuliskan aturab pertama dalam
membaca lambang bilangan Romawi sebagai berikut
a. Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di kanan,
maka lambang-lambang Romawi tersebut dijumlahkan
b. Penambahan paling banyak tiga angka
74
2. Aturan Pengurangan Bilangan Romawi
Bagaimana jika lambang yang menyatakan angka lebih kecil terletak di sebelah
kiri? Untuk membaca bilangan Romawi, dapat kita uraikan dalam bentuk
pengurangan seperti pada contoh berikut
Contoh
a. IV = V – I
= 5 – 1
= 4
Jadi, IV dibaca 4
b. IX = X – I
= 10 – 1
= 9
Jadi, IX dibaca 9
c. XL = L – X
= 50 – 10
= 40
Jadi, XL dibaca 40
Dari contoh-contoh tersebut dapat kita tuliskan aturan kedua dalam membaca
lambang bilangan Romawi sebagai berikut
a. Jika lambang yang menyatakan angka lebih kecilterletak di kiri, maka
lambang-lambang bilangan Romawi tersebut dikurangkan
b. Pengurangan paling banyak satu angka
3. Aturan Gabungan
Dari kedua aturan di atas (penjumlahan dan penguranagan) daoat digabung
sehingga bisa lebih jelas dalam membaca lambang bilangan Romawi
Mari kita perhatikan contoh berikut ini
a. XIV = X + (V – I)
= 10 + (5 – 1)
= 10 + 4
= 14
75
Jdi, XIV dibaca 14
b. MCMXCIX = M + (M – C) + (C – X) + (X – I)
= 1000 + (1000 – 100) + (100 – 10) + (10 – 1)
= 1000 + 900 + 90 + 9
= 1999
Jadi, MCMXCIX dibaca 1999
76
Games
Petunjuk :
1. Siswa di bagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
2. Guru menuliskan nama kelompok pada papan tulis
3. Guru menaruh setiap kartu untuk kelompok di meja depan.
4. Setiap kelompok mempunyai ketua yang akan mengambil kartu setelah
kartu sebelumnya selesai dikerjakan.
5. Kartu hanya boleh diambil oleh ketua kelompok.
6. Setiap kelompok masing-masing mengerjakan 10 kartu
7. Guru memberikan waktu 20 menit
8. Jika waktu sudah selesai setiap kelompok berhenti mengerjakan
9. Kartu yang telah ditempel di papan tulis akan di koreksi bersama.
10. Jika kartu benar akan mendapatkan poin
11. Kelompok yang paling banyak mengumpulkan kartu dengan jawaban
benar akan mendapat hadiah
77
Instrumen Penilaian
A. Afektif
No Nama
Aspek Total
Skor Jujur Disiplin Kerja
Sama
1 Ani
2 Budi
Rubrik
Skor 4 : Semua indikator nampak (6)
Skor 3 : 5 indikator nampak
Skor 2 : 3-4 indikator nampak
Skor 1 : 1-2 indikator nampak
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =Jumlah Skor
Skor Maksimal (12) 𝑥 100
Sangat baik : 100-85
Baik : 84-70
Cukup baik : 69-60
Kurang baik : 59-50
1) Jujur
menurut Said Hamid Hasan, dkk (2010: 38), menyebutkan bahwa
indikator keberhasilan nilai kejujuran adalah sebagai berikut:
a. Tidak menyontek dalam mengerjakan tugas,
b. Mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok diskusi,
c. Mengenukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran,
d. Menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas,
e. Membayar barang yang dibeli di toko sekolah dengan jujur, dan
78
f. Mengembalikan barang yang dipinjam atau barang yang dtemukan di
tempat umum.
2) Disiplin
Menurut Forum diskusi Boemsa, 2 November 2009 jam 07.01
a. Kehadiran di kelas
b. Motivasi belajar
c. Partisipasi dalam kelas
d. Etika dan sopan santun
e. Kerapian berpakaian
f. Pencapaian KKM
3) Kerja Sama
a. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
b. Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
c. Aktif dalam kerja kelompok
d. Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
e. Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
f. Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri
sendiri dengan orang lain
B. Kognitif
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = Skor x 10
79
RPP Perbaikan Setelah Ujian TAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Jambukulon
Kelas / Semester : IV / II
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi
7. Menggunakan lambang bilangan Romawi
B. Kompetensi Dasar
7.1 Mengenal lambang bilangan Romawi
7.2 Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya
C. Indikator
7.1.1 Menulis bilangan Romawi
7.2.1 Mengubah bilangan cacah menjadi bilangan Romawi
7.2.2 Mengubah bilangan Romawi menjadi bilangan cacah
D. Tujuan
4. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru siswa dapat menuliskan
bilangan Romawi dengan benar
5. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru dan berdiskusi dalam
kelompok siswa dapat mengubah bilangan cacah menjadi bilangan
Romawi dengan benar
6. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru dan berdiskusi dalam
kelompok siswa dapat mengubah bilangan Romawi menjadi bilangan
caca dengan benar
E. Materi
2. Bilangan Romawi
F. Model/Pendekatan/Strategi/Metode
Model : CTL
Pendekatan : Student Center
Metode : Tanya Jawab, Ceramah,diskusi kelompok
80
G. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Pembuka 1. Siswa menjawab salam yang disampaikan
oleh guru
2. Siswa bersama guru berdoa untuk memulai
pelajaran dengan dipimpin oleh salah satu
siswa.
3. Siswa memperhatikan guru saat melakukan
presensi.
4. Siswa memperhatikan guru saat melakukan
apersepsi dengan cara bertanya jawab
5. Siswa mendengarkan guru saat
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
5 Menit
2. Kegiatan Inti 1. Siswa mengisi soal pre test yang telah
disediakan guru.
2. Guru mengajak siswa keluar kelas untuk
mencari contoh bilangan romawi.
3. Siswa mencari sendiri contoh bilangan
romawi di sekitar lingkungan sekolah, dan
mencatatnya dalam bukunya.
4. Setelah waktu yang ditentukan selesai siswa
di ajak masuk kembali kedalam kelas.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan sebelum masuk
pada materi pembelajaran
6. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan
siswa. Guru melempar kepada siswa lain
yang bersedia menjawab.
60 Menit
81
7. Guru meluruskan jawaban.
8. Guru menanyakan apakah ada yang sudah
mengerti tentang lambang bilangan romawi.
9. Guru meminta pendapat kepada beberapa
murid tentang lambang bilangan romawi
sesuia dengan apa yang diketahuinya.
10. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
tentang materi lambang bilangan romawi.
11. Guru dan siswa melakukan tanya jawab
tentang materi yang diajarkan.
12. Siswa di ajak berkelompok untuk
menciptakan masyarakat belajar di dalam
kelas. Dalam kelompok siswa melakukan
kegiatan berdiskusi dengan temannya, saling
mengutarakan pendapatnya.
13. Dalam setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
14. Siswa memperhatikan penjelasan mengenai
games yang akan dilakukan. Guru
menggunakan kartu-kartu bilangan romawi
untuk melakukan games tersebut.
15. Siswa melakukan games. Siswa diminta
menjawab pertanyaan yang ada pada kartu
tersebut secara berkelompok dan melakukan
diskusi.
16. Setelah games selesai, guru menghitung
jumlah point yang di dapatkan
17. Kelompok yang mendapatkan poin tertinggi
akan mendapatkan hadiah dari guru.
82
3. Kegiatan Akhir 1. Siswa merefleksikan proses dan materi
pelajaran hari ini dengan bimbingan guru
2. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dipelajari.
3. Siswa mengerjakan soal evaluasi
4. Siswa mendapatkan tindak lanjut
5. Siswa bersama dengan guru mengakhiri
pelajaran dengan berdoa sesuai agama dan
keyakinan masing-masing.
6. Siswa menjawab salam dari guru
5 menit
H. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Kartu Bilangan Romawi
2. Sumber : Buku Ayo Belajar Matematika SD dan MI kelas IV
I. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan, dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran sejak kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tertulis.
2. Instrumen Penilaian
c. Afektif
Bentuk : lembar pengamatan
Jenis : tertulis
d. Kognitif
Bentuk : Esai
Jenis : tertulis
3. Kriteria Keberhasilan
Pembelajaran dianggap berhasil apabila:
a. Nilai afektif : dikatakan berhasil jika 75% siswa mencapai nilai
minimal baik
83
b. Nilai Kognitif : dikatakan berhasil jika 75% siswa mencapai nilai
KKM, yaitu 65
84
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
Kisi-Kisi Soal Tes
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Tujuan
7.
menggunakan
lambang
bilangan
romawi
7.1 mengenal
lambang
bilangan
romawi
7.1.1 Mengenal
lambang bilangan
romawi
Setelah mendapatkan
penjelasan dari guru
siswa dapat menuliskan
bilangan romawi
dengan benar
7.2
menyataakan
bilangan cacah
sebagai
bilangan
romawi dan
sebaliknya
7.2.1 mengubah
bilangan cacah
sebagai bilangan
romawi
Setelah mendapat
penjelasan dari guru
dan berdikusi dalam
kelompok siswa dapat
mengubah bilangan
cacah menjadi bilangan
romawi dengan benar
7.2.2 mengubah
bilangan romawi
sebagai bilangan
cacah
Setelah mendapat
penjelasan dari guru
dan berdiskusi dalam
kelompok siswa dapat
mengubah bilangan
romawi menjadi
bilangan cacah dengan
benar
85
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL
Jenis sekolah : Sekolah Dasar
Jumlah soal : 15 butir soal
Mata pelajaran : Matematika
Bentuk soal/tes: Pilihan ganda dan Isian singkat
Kurikulum : KTSP
No. Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Kls/
smt
Materi
pokok
Indikator
soal
Nomor
soal
1.
7. menggunakan
lambang bilangan
romawi
7.1 mengenal
lambang
bilangan
romawi
7.2
menyatakan
bilangan
cacah sebagai
bilangan
romawi dan
sebaliknya
4/II Lambang
Bilangan
Romawi
7.1.1
mengenal
lambang
bilangan
romawi
7.2.1
mengubah
bilangan
cacah
sebagai
bilanga
romawi
7.2.2
mengubah
bilanga
romawi
sebagai
bilangan
cacah
Pre Tes :1
Post test : 1
Pre test : (A)
3,5. (C)
1,2,3,4,5
Post test : (A)
2,4. (B)
1,2,3,4,5
Pre test : (A)
2,4. (B)
1,2,3,4,5
Post test : (A)
3,5. (C)
1,2,3,4,5
86
No
Kompetensi
Dasar
Materi
Jumlah soal tes tulis Jumlah
PG Uraian
1 7.1 mengenal
lambang bilangan
romawi
2 - 2
2 7.2 menyataakan
bilangan cacah
sebagai bilangan
romawi dan
sebaliknya
8 20 28
Jumlah soal 10 20 30
87
Soal Pre Test
Nama :
No :
A. Pilihan Ganda
1. Lambang bilangan romawi yang nilainya paling kecil adalah …
a. L
b. C
c. V
d. X
2. XL nilai lambang bilangan cacahnya adalah …
a. 40
b. 45
c. 47
d. 48
3. Bilangan romawi yang menyatakan hasil akhir penjumlahan dari 15+5
adalah …
a. XX
b. VIII
c. XV
d. L
4. Hasil akhir dari pengurangan L+V+I adalah …
a. 61
b. 13
c. 10
d. 51
5. Indonesia merdeka pada tahun 1945. Pada tahun 2017 Indonesia
merayakan HUT yang ke 72. Tulisan yang bercetak tebal jika ditulis
dengan lambang bilangan romawi adalah …
a. MMXVII
b. MMVII
c. MMXV
d. MM
88
B. Ubahlah bilangan cacah ini menjadi bilangan Romawi
1. 8
2. 25
3. 130
4. 57
5. 37
C. Ubahlah bilangan Romawi ini menjadi bilangan cacah !
Sultan Hamengkubuwono X bertempat tinggal di jalan keraton I. sedangkan
pengawal Sultan bertempat tinggal di jalan keraton V. Jumlah pengawal
Sultan setidaknya ada DXLV, namun yang berhak mengawal Sultan secara
pribadi haya CL.
1. X :
2. I :
3. V :
4. DXLV:
5. CL :
89
Soal Post Test
Nama :
No :
A. Pilihan Ganda
1. Lambang bilangan romawi yang nilainya paling besar adalah …
a. L
b. C
c. D
d. M
2. CDL nilai lambang bilangan cacahnya adalah …
a. 460
b. 450
c. 470
d. 485
3. Bilangan romawi yang menyatakan hasil akhir penjumlahan dari 10+8
adalah …
a. XVIII
b. VIII
c. XV
d. L
4. Hasil akhir dari pengurangan MM-CD adalah …
a. 6100
b. 1300
c. 1000
d. 1600
5. Deni lahir pada tahun 2000, bulan Februari ini dia akan merakan ulang
tahun ke 17. Tulisan yang bercetak tebal jika ditulis dengan lambang
bilangan romawi adalah …
a. XVII
b. MVII
c. MXV
d. L
90
B. Tulislah lambang bilangan aslinya!
a. XI =
b. XC =
c. XLIX =
d. LXIX =
e. LVII =
C. Tulislah lambang bilangan romawinya!
Bilangan romawi berasal dari bangsa romawi kuno. Bangsa romawi telah ada
sejak tahun 510 SM. Kerajaan romawi dipimpin oleh 7 raja, namun semua
raja ingi menjadi pemimpin tunggal. Maka pada tahun 753 SM terjadi
peperangan besar dan hanya 2 orang raja uang sanggup memenangkan
pertempuran pada tahun 810 SM.
1. 510 :
2. 7 :
3. 753 :
4. 2 :
5. 810 :
91
Kisi-Kisi Lembar Observasi
Aspek Penilaian yang Diamati Jumlah
Butir
Nomor
Butir
1. Kegiatan awal pembelajaran
a. Memeriksa kesiapan siswa dakam mengikuti
pelajaran
b. Memberikan motivasi kepada siswa agar siswa
aktif dalam belajar
c. Memberikan apersepsi terkait dengan materi
yang akan disampaikan
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
4 1, 2, 3, 4
2. Kegiatan inti pembelajaran
a. Menyajikan materi pelajaran secara sistematis
(mudah ke sulit, konkret ke abstrak)
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan kegiatan
pembelajaran
c. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran
d. Melibatkan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran.
e. Member kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya.
f. Memberikan batasan waktu dalam penggunaan
media
g. Memberikan bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan.
h. Memfasilitasi dan membimbing jaannya diskusi
i. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa.
j. Memberikan klarifiasi tentang kebenaran
jawaban siswa.
10 5, 6, 7, 8,
9,10, 11,
12, 13, 14
3. Kegiatan akhir pembelajaran
a. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
jika ada hal yang belum dipahami.
b. Menyusun kesimpulan dengan melibatkan siswa
c. Memberikan tindak lanjut.
2 15,16
92
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru
No Aspek yang Diamati Teramati
Deskripsi Ya Tidak
1 Guru memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran
2 Guru memberikan motivasi kepada
siswa agar siswa aktf dalam belajar
3 Guru melakukan apersepsi terkait
dengan materi yang akan disampaikan
4 Guru menyaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
5 Guru menyajikan materi pelajaran
secara sistematis (mudah ke sulit,
konkret ke abstrak)
6 Guru menjelaskan prosedur
pelaksanaan pembelajaran
7 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan
pendapatnya (berupa pertanyaan atau
pengetahuan yang diketahuinya)
8 Guru menyiapkan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran
9 Guru melibatkan siswa dalam
penggunaan media pembelajaran
10 Guru memberikan batasan waktu dalam
penggunaan media
11 Guru memberikan penghargaan bagi
siswa yang aktif.
12 Guru memberika bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan
13 Guru menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa dalam
menanggapi guru
14 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika ada hal yang
belum dimengerti
15 Guru menyusun kesimpulan dengan
melibatkan siswa
16 Guru memberikan tindak lanjut
pembelajaran
93
Kunci Jawaban
I. Kunci jawaban soal Pre Test
A. Pilihan Ganda
1. C
2. A
3. A
4. D
5. A
B. Ubahlah bilangan cacah menjadi bilangan romawi
1. VIII
2. XXV
3. CXXX
4. LVII
5. XXIX
C. Ubahlah bilangan romawi menjadi bilangan cacah
1. 7
2. 32
3. 40
4. 165
5. 68
II. Kunci jawaban soal Post Test
A. Pilihan Ganda
1. D
2. B
3. A
4. D
5. A
B. Ubahlah bilangan romawi menjadi bilangan cacah
1. 11
2. 90
3. 69
4. 651
5. 44
C. Ubahlah biangan cacah menjadi bilangan romawi
1. VII
2. XXX
3. LVI
4. CXLIX
5. DXLVI
94
Lampiran 3. Soal Uji Coba Instrumen Pre-test
Soal Validasi Instrumen Pre Test
Nama :
No :
D. Pilihan Ganda
6. Lambang bilangan romawi yang paling kecil adalah …
e. L
f. C
g. V
h. X
7. XL lambang bilangan cacahnya adalah …
e. 40
f. 45
g. 47
h. 48
8. Bilangan romawi yang menyatakan hasil akhir penjumlahan dari 15+5
adalah …
e. XX
f. VIII
g. XV
h. L
9. Hasil akhir dari pengurangan L+V+I adalah …
e. 61
f. 13
g. 10
h. 56
10. Indonesia merdeka pada tahun 1945. Pada tahun 2017 Indonesia
merayakan HUT yang ke 72. Tulisan yang bercetak tebal jika ditulis
dengan lambang bilangan romawi adalah …
e. MMXVII
f. MMVII
g. MMXV
h. MM
95
E. Ubahlah bilangan cacah ini menjadi bilangan Romawi
6. 8
7. 25
8. 130
9. 57
10. 37
11. 40
12. 57
13. 90
14. 222
15. 1171
F. Ubahlah bilangan Romawi ini menjadi bilangan cacah !
1. VII
2. XVII
3. XXXII
4. XL
5. LX
6. CLXV
7. LXXX
8. MCC
9. MCL
96
Lampiran 4. Soal Uji Coba Instrumen Post-Test
Soal Validasi Instrumen Post Test
Nama :
No :
D. Pilihan Ganda
6. Lambang bilangan romawi yang paling besar adalah …
e. L
f. C
g. D
h. M
7. CDL lambang bilangan cacahnya adalah …
e. 460
f. 450
g. 470
h. 485
8. Bilangan romawi yang menyatakan hasil akhir penjumlahan dari 10+8
adalah …
e. XVIII
f. VIII
g. XV
h. L
9. Hasil akhir dari pengurangan MM-CD adalah …
e. 6100
f. 1300
g. 1000
h. 1600
10. Deni lahir pada tahun 2000, bulan Februari ini dia akan merakan ulang
tahun ke 17. Tulisan yang bercetak tebal jika ditulis dengan lambang
bilangan romawi adalah …
e. XVII
f. MVII
g. MXV
h. L
97
E. Tulislah lambang bilangan aslinya!
f. XI =
g. XC =
h. XLIX =
i. LXIX =
j. LVII =
k. DCLI =
l. DXXVII =
m. XLIV =
n. CCV =
o. MCC =
F. Tulislah lambang bilangan aslinya!
a. 7 =
b. 25 =
c. 30 =
d. 45 =
e. 56 =
f. 97 =
g. 149 =
h. 222 =
i. 546 =
j. 1171 =
98
Lampiran 5. Data Hasil Uji Coba Instrument
POST TEST
Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25
Ilham gani
ramadani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Anisa Purwanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Danu 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
Abdul Dwi N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
Putri Ariibah 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
Angga Triyanto 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Gurun Surya
Saputra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
Fathiya Nuzulaini 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Dani Hartanto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Yuanindya rahma
A 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Hendrik Wijaya
Nova P 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Nurul Kholimah 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
Khoirunisa Febri
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Hasan Arhaffi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Aldino Putra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Ahmad Bayu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
Dika Saputra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
Lang Yustama 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
Deny W 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
99
Bayu Widya
Handoko 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
Ary Nugroho 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Zaky Eka N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Muchamad Bayu
D 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
Taufik Kusnanto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
Yosa Evan
Hariyanto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Kharisma Setia N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Yusuf Imam S 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Nugroho Edo 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Firman Adi H 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
Nurul Putri S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
Susi Nur H 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
Bangkit Tri W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100
PRE TEST
Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
7 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
9 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
12 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
18 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
20 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
101
23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
103
Lampiran 6. Uji Validasi Hasil Uji Coba Instrument
Hasil Validasi Pre-test
Variable Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Valid/tdk
valid
VAR00001 16,63 6,138 ,119 ,523 Valid
VAR00002 16,60 6,297 ,031 ,533 Valid
VAR00003 16,55 6,254 ,165 ,522 Valid
VAR00004 16,67 5,558 ,423 ,476 Valid
VAR00005 16,60 5,785 ,432 ,487 Valid
VAR00006 16,55 6,254 ,165 ,522 Valid
VAR00007 16,60 5,785 ,432 ,487 Valid
VAR00008 16,75 5,423 ,410 ,471 Valid
VAR00009 16,58 6,353 ,007 ,534 Valid
VAR00010 16,55 6,254 ,165 ,522 Valid
VAR00011 17,17 5,020 ,534 ,436 Valid
VAR00013 16,67 6,789 -,271 ,579 Tidak Valid
VAR00014 16,88 6,112 ,027 ,545 Valid
VAR00015 17,10 5,785 ,155 ,520 Valid
VAR00017 16,55 6,305 ,100 ,526 Valid
VAR00018 16,78 6,384 -,075 ,560 Tidak Valid
VAR00019 16,88 5,189 ,449 ,456 Valid
VAR00020 16,85 5,310 ,400 ,468 Valid
VAR00021 17,30 5,497 ,370 ,479 Valid
VAR00022 16,67 6,174 ,059 ,533 Valid
VAR00023 17,08 6,789 -,241 ,598 Tidak valid
VAR00024 16,63 6,189 ,085 ,528 Valid
VAR00025 16,92 6,122 ,017 ,548 Valid
104
Hasil Validasi Post-test
Variabel
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Valid /tdk
Valid
VAR00001 19,70 6,267 ,364 ,486 Valid
VAR00002 19,68 6,379 ,343 ,492 Valid
VAR00003 19,63 6,958 -,085 ,531 Tidak valid
VAR00004 19,68 6,584 ,188 ,510 Valid
VAR00005 19,65 6,438 ,380 ,494 Valid
VAR00006 19,63 7,010 -,145 ,535 Tidak valid
VAR00007 19,85 6,695 ,011 ,537 Valid
VAR00008 19,73 6,307 ,293 ,493 Valid
VAR00009 19,63 6,856 ,039 ,524 Valid
VAR00010 19,88 7,240 -,219 ,577 Tidak valid
VAR00011 19,93 5,661 ,455 ,451 Valid
VAR00012 19,78 6,281 ,251 ,497 Valid
VAR00013 19,78 7,307 -,261 ,573 Tidak valid
VAR00014 19,80 6,318 ,212 ,502 Valid
VAR00015 19,83 6,661 ,033 ,533 Valid
VAR00016 19,70 6,421 ,260 ,499 Valid
VAR00017 19,65 6,592 ,240 ,507 Valid
VAR00018 19,80 6,113 ,317 ,484 Valid
VAR00019 19,83 6,353 ,179 ,508 Valid
VAR00020 19,98 6,179 ,203 ,503 Valid
VAR00021 19,93 6,789 -,041 ,549 Tidak valid
VAR00022 19,80 6,677 ,034 ,532 Valid
VAR00023 19,90 6,144 ,241 ,496 Valid
VAR00024 19,80 6,421 ,160 ,511 Valid
VAR00025 19,90 5,785 ,409 ,462 Valid
105
Lamporan 7. Uji Reliabilitas Hasil Uji Coba Instrument
1. Hasil Reliabilitas Pre-test
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,581 25
2. Hasil Reliabilitas Post-test
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,387 25
106
Lampiran 8. Hasil Uji Coba Instrumen
107
108
109
110
Lampiran 9. Data hasil pre-test
nama
siswa
pre test
1 nilai
pre test
2 nilai
1 OKT 12 8 11 7,3
2 AK 13 8,6 12 8
3 MR 15 10 13 8,6
4 RHP 15 10 11 7,3
5 SV 14 9,3 10 6,6
6 DL 13 8,6 11 7,3
7 CAR 13 8,6 12 8
8 DP 14 9,3 13 8,6
9 DF 13 8,6 13 8,6
10 WDN 9 6 10 6,6
11 FB 14 9,3 13 8,6
12 DAK 4 2,6 9 6
13 AD 7 4,6 9 6
14 FZ 2 1,3 7 4,6
15 IYS 7 4,6 8 5,3
16 ND 10 6,6 11 7,3
17 AHA 2 1,3 6 4
18 ASC 15 10 11 7,3
19 AL 10 6,6 10 6,6
rata-rata 6,7 6,9
111
Lampiran 10. Data hasil post test
nama
siswa
post test
1 nilai
post test
2 nilai
1 OKT 12 8 11 7,3
2 AK 11 7,3 13 8,6
3 MR 15 10 15 10
4 RHP 14 9,3 15 10
5 SV 14 9,3 14 9,3
6 DL 14 9,3 15 10
7 CAR 11 7,3 10 6,6
8 DP 11 7,3 14 9,3
9 DF 11 7,3 14 9,3
10 WDN 12 8 12 8
11 FB 10 6,6 12 8
12 DAK 7 4,6 13 8,6
13 AD 13 8,6 14 9,3
14 FZ 8 5,3 9 6
15 IYS 11 7,3 11 7,3
16 ND 11 7,3 12 8
17 AHA 8 5,3 10 6,6
18 ASC 12 8 10 6,6
19 AL 14 9,3 10 6,6
rata-rata 7,65 8,17
112
Lampiran 11. Lembar hasil observasi
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru
No Aspek yang Diamati Teramati
Deskripsi Ya Tidak
1 Guru memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran
√ Guru tidak memeriksa
kesiapan siswa, guru
langsung pada inti mata
pelajaran yang akan di
ajarkannya.
2 Guru memberikan motivasi kepada
siswa agar siswa aktif dalam belajar
√ Guru mampu member
motivasi kepada anak-anak
yang mulai mengeluh karena
akan diberi mata pelajaran
matematika dengan
memberikan kata-kata yang
dapat membangun percaya
diri anak. “jika kalian ingin
bisa belajar matematika
kalian harus senang dulu
dengan pelajaran tersebut,
dengan hati dengan maka
pembelajaran akan terasa
menyenangkan”.
3 Guru melakukan apersepsi terkait
dengan materi yang akan disampaikan
√ Guru tidak melakukan
apesepsi.
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
√ Guru tidak menyampaikan
tujuan pembelajaran.
5 Guru menyajikan materi pelajaran
secara sistematis (mudah ke sulit,
konkret ke abstrak)
√ Guru menyampaikan materi
dengan baik, mulai dari
pengenalan lambang
113
bilangan romawi, membaca
lambang bilangan romawi
setelah itu pengurangan dan
penjumlahan lambang
bilangan romawi.
6 Guru menjelaskan prosedur
pelaksanaan pembelajaran
√ Guru menjelaskan prosedur
pembelajaran yang akan
dilakukan pada hari itu yaitu
anak harus mendengarkan
penjelasan guru, lalu
mengerjakan soal-soal yang
ada di LKS.
7 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan
pendapatnya (berupa pertanyaan atau
pengetahuan yang diketahuinya)
√ Siswa mampu
menyampaikan pendapatnya
dan guru pun memberikan
kesempatan bag siswanya.
Siswa bertanya tentang
materi lebih dalam, siswa
yang belum paham juga
berani bertanya.
8 Guru menyiapkan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran
√ Guru tidak menggunakan
media untu mengajar. Hanya
buku pedoman dari sekolah.
9 Guru melibatkan siswa dalam
penggunaan media pembelajaran
√ Guru melibatkan siswa
dalam segala kegiatan, siswa
menjawab soal di papan tulis
dan menjawab pertanyaan
guru secara langsung.
10 Guru memberikan batasan waktu
dalam penggunaan media
√ Guru memberikan batasan
waktu untuk anak dalam
114
menjawab soal di papantulis,
supaya anak dapat berpikir
dengan cepat.
11 Guru memberikan penghargaan bagi
siswa yang aktif.
√ Bukan penghargaan berupa
materi, namun hanya tepuk
tangan dan pujian untuk
anak.
12 Guru memberikan bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan
√ Selama siswa mengerjakan
soal-soal guru juga
berkeliling pada siswa untuk
melihat pekerjaan siswa.
Guru juga membantu siswa
yang masih kesulitan dalam
mengerjakan soal.
13 Guru menunjukkan sikap terbuka
terhadap respon siswa dalam
menanggapi guru
√ Guru yag mengajar sangat
meyenangkan dan bersikap
terbuka pada siswa. Siswa
yag merespon pertanyaan
ataupun pernyataan guru di
tanggapi guru dengan baik
14 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jika ada hal yang
belum dimengerti
√ Guru juga memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya lebih lanjut
tentang hal-hal yang belum
dimengerti
15 Guru menyusun kesimpulan dengan
melibatkan siswa
√ Saat akhir pembelajaran guru
tidak memberikan
kesimpulan tentang
pembelajaran pada hari itu.
16 Guru memberikan tindak lanjut √ Guru tidak meberikan tindak
115
pembelajaran lanjut berupa pekerjaan
rumah ataupun tugas lain
untuk hari yang akan datang.
Catatan :Guru tidak membuat RPP saat akan melakukan pembelajaran, namun
guru menggunakan RPP yang sudah dibuat saat diklat. RPP yang ada pun dijilid
menjadi satu dari kelas I sampai kelas VI di semua materi pelajaran dan semester.
116
Lampiran 12. Analisis Data Statistic Deskriptif
Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation
Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Pretest_1 19 87 13 100 1339 70,47 6,650 28,987 840,263 -,946 ,524 -,302 1,014
Valid N
(listwise) 19
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation
Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
pretest_2 19 46 40 86 1326 69,79 3,097 13,501 182,287 -,690 ,524 -,059 1,014
Valid N
(listwise) 19
117
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation
Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
posttest_1 19 54 46 100 1454 76,53 3,414 14,882 221,485 -,454 ,524 -,249 1,014
Valid N
(listwise) 19
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation
Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
posttest_2 19 40 60 100 1554 81,79 3,044 13,269 176,064 -,095 ,524 -1,371 1,014
Valid N
(listwise) 19
119
Lampiran 13. Hasil Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pre1 pre2 post1 post2
N 19 19 19 19
Normal Parametersa,b
Mean 70,47 69,79 76,53 81,79
Std. Deviation 28,987 13,501 14,882 13,269
Most Extreme Differences
Absolute ,230 ,173 ,196 ,169
Positive ,154 ,115 ,120 ,146
Negative -,230 -,173 -,196 -,169
Kolmogorov-Smirnov Z 1,003 ,754 ,854 ,738
Asymp. Sig. (2-tailed) ,266 ,621 ,460 ,647
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
pretest1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,562a 4 11 ,098
a. Groups with only one case are ignored in computing
the test of homogeneity of variance for pretest1.
Test of Homogeneity of Variances
posttest1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,808a 5 12 ,186
a. Groups with only one case are ignored in computing
the test of homogeneity of variance for posttest1.
120
Lampiran 14. Hasil Uji Hipotesis (dengan t-test one sample)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
post_test_1 19 76,53 14,882 3,414
post_test_2 19 81,79 13,269 3,044
One-Sample Test
Test Value = 75
t Df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
post_test_1 ,447 18 ,660 1,526 -5,65 8,70
post_test_2 2,230 18 ,039 6,789 ,39 13,18
121
Lampiran 15. Dokumen contoh hasil pre test dan post test
122
123
124
125
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian
Guru mengajar dengan model
konfensional, peneliti sebagai
observer.
Siswa mengerjakan soal pre test 2
Peneliti melakukan treatment pada hari
pertama dengan menggunakan model
CTL
Siswa mengerjakan soal post test 1
126
Peneliti melakukan treatment pada hari
ke dua masih dengan model CTL
Siswa mengerjakan soal post test 2
Peneliti melakukan games untuk siswa Peneliti membimbing anak yang kurang
mampu mengikuti pembelajaran
Peneliti bersama siswa
127
Lampiran 17. Surat-surat
128
129
130
131
Recommended