View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Tugas Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu : Dr. Budi Usodo M.Pd.
Disusun Oleh :
Aura Nisa Ramadhani
K1319019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA GEOFRACTION
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
OPERASI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 5 CILACAP
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................ 2
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................................... 2
D. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 3
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................................ 5
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS ................................................ 5
A. Kajian Pustaka ................................................................................................................ 5
B. Kerangka Berpikir ......................................................................................................... 11
C. Hipotesis ....................................................................................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................... 14
METODE PENELITIAN......................................................................................................... 14
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................................... 14
B. Desain Penelitian .......................................................................................................... 14
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................................... 15
D. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................................ 16
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 16
F. Teknik Validasi Instrumen Penelitian ........................................................................... 17
G. Teknik Analisis Data..................................................................................................... 19
H. Prosedur Penelitian ....................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. Tanpa belajar kita tak dapat
memperoleh ilmu untuk berkembang menjadi insan yang lebih baik. Belajar dapat
dilakukan dimana saja, baik dalam lingkungan formal, nonformal, maupun informal.
Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2015:10) belajar adalah suatu perilaku.
Ketika seseorang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sedangkan ketika
seseorang tidak belajar, responnya akan menurun. Slameto (2015:2) berpendapat
bahwa belajar merupakan proses yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman sendiri dan interaksi dengan
lingkungannya. Adapun menurut Ihsana (2017:4) belajar adalah aktivitas dimana
terdapat sebuah proses dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti
menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa utuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Dari pendapat-pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, melalui
kegiatan belajar siswa mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, guru
juga harus bisa menumbuhkan nilai-nilai sikap pada saat belajar agar dapat membentuk
karakter yang baik pada diri siswa.
Salah satu mata pelajaran yang populer di kalangan siswa adalah matematika.
Matematika kerap dianggap sebagai momok bagi siswa karena materinya berisi tentang
angka dan perhitungannya sehingga sulit dan membosankan. Adanya anggapan ini,
diharapkan guru dapat mengusahakan agar siswa tidak lagi merasa kesulitan saat belajar
matematika. Menurut Pitajeng (2006:49) ada berbagai cara agar siswa tidak
menganggap bahwa matematika itu sulit, salah satunya yaitu dengan penggunaan media
belajar berupa alat peraga yang mempermudah siswa.
2
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika masih tergolong
kurang optimal karena beberapa alat peraga nyata ada yang ukurannya terlalu besar atau
komponen-komponennya terlalu banyak serta cara penggunaannya kurang praktis dan
bahannya mudah rusak. Sedangkan untuk penggunaan alat peraga maya, ada beberapa
guru senior yang kurang mengerti teknologi sehingga dianggap sulit dan merepotkan.
Peneliti melakukan observasi pada transkrip nilai ulangan harian siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Cilacap pada materi operasi pecahan dan didapatkan informasi
bahwa nilainya cenderung rendah. Dari literatur internet, materi tentang pecahan ini
memang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa kelas VII. Oleh karena itu peneliti
akan melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction
sebagai media pembelajaran maya untuk mempermudah siswa pada materi operasi
pecahan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang muncul antara lain:
1. Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.
2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika kurang optimal.
3. Guru enggan menggunakan alat peraga karena dianggap tidak praktis dan
merepotkan.
4. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap pada materi operasi
pecahan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, diperlukan adanya
pembatasan masalah agar pembahasan menjadi lebih terfokus. Masalah yang akan
dibahas adalah masalah nomor 3 dan 4, yaitu guru enggan menggunakan alat peraga
3
karena dianggap tidak praktis dan merepotkan, serta rendahnya hasil belajar siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Cilacap.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian yang terdapat pada pembatasan masalah, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction terhadap hasil belajar
siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap?
2. Seberapa besar pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction terhadap hasil
belajar siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction
terhadap hasil belajar siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5
Cilacap.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan alat peraga Geofraction terhadap
hasil belajar siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan dan dapat dijadikan acuan untuk
penelitian kedepannya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
4
Memberikan informasi bagi guru tentang pentingnya penggunaan alat peraga
dalam pembelajaran matematika agar mempermudah siswa dalam memahami
materi,
b. Bagi siswa
Memberikan kemudahan untuk memahami materi matematika khususnya
operasi pecahan dengan bantuan alat peraga Geofraction.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Alat Peraga Matematika
Alat peraga merupakan suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk
memudahkan penyampaian suatu informasi. Dalam dunia pendidikan, alat peraga
dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
Alat peraga matematika bisa diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit
yang dibuat, didesain, serta disusun secara sengaja yang digunakan untuk
membantu menanamkan serta memahami konsep-konsep atau prinsip-prinsip pada
matematika. Dalam memahami konsep matematika yang abstrak, anak
memerlukan alat peraga seperti benda-benda konkrit (riil) sebagai perantara atau
visualisasinya. Dalam pembelajaran matematika, penggunaan alat peraga pula
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Terkadang suatu proses pembelajaran dapat menjadi terhambat karena
kurangnya motivasi siswa untuk belajar. Siswa tak jarang merasa bosan ketika
dihadapkan dengan materi matematika karena sebagian dari mereka menganggap
bahwa matematika itu pelajaran yang sulit. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat
memanfaatkan alat peraga. Ketika guru masuk ke dalam kelas kemudian
membawakan sesuatu yang baru, maka siswa akan terfokus kepada hal itu.
Demikian pula yang terjadi pada alat peraga. Fokus-fokus siswa yang mulai
terbangun dari awal kepada alat peraga akan meningkatkan motivasi belajar.
Kondisi seperti inilah yang dapat dimanfaatkan guru untuk menjelaskan materi
6
menggunakan bantuan alat peraga asehingga materi tersebut dapat lebih mudah
dipahami.
Yang terpenting dari alat peraga adalah cara penggunaannya. Guru harus
terampil menggunakan alat peraga. Jika guru tidak bisa menguasai alat peraga yang
digunakan maka materi yang disampaikan dengan alat peraga tidak akan dipahami
dengan baik. Pada era sekarang ini, guru tidak diharuskan untuk membuat alat
peraga sendiri karena sudah banyak alat peraga yang dapat dibeli dan diakses.
Dalam dunia yang serba digital seperti sekarang ini ada banyak alat peraga maya
yang dapat digunakan guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran di kelas. Alat
peraga maya sendiri adalah sebuah representasi visual obyek dinamis berbasis web
yang interaktif dan memungkinkan untuk digunakan mengkonstruk pengetahuan
matematika (Patricia, Johnna, dan Mark:2002). Pada dasarnya alat peraga maya
merupakan sebuah program interaktif berbasis komputer yang dapat membangun
pengetahuan matematika. Ada banyak alat peraga maya online dari berbagai situs,
salah satu yang paling terkenal dalam pembelajaran matematika adalah Geogebra.
Geogebra adalah suatu software matematika dinamis yang dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran
matematika Geogebra dapat dimanfaatkan sebagai berikut; 1) Geogebra untuk
media demontrasi dan visualisasi. 2) Geogebra sebagai alat bantu kontruksi. 3)
Geogebra sebagai alat bantu penemuan konsep matematika. 4) Geogebra untuk
menyiapkan bahan-bahan pengajaran. Mahmudi (2010:471) mengemukakan
bahwa penggunaan Geogebra sebagai alat peraga memberikan beberapa
keuntungan diantaranya yaitu:
1) Lukisan-lukisan biasanya dihasilkan dengan cepat dan teliti dibandingkan
dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka.
7
2) Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada
program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas
kepada siswa dalam memahami konsep matematika.
3) Dapat dimanfaatkan sebagai balikan/evaluasi untuk memastikan bahwa
lukisan yang telah dibuat benar.
4) Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan sifat-sifat
yang berlaku pada suatu objek matematika.
2. Pengertian Geofraction
Geofraction merupakan salah satu alat peraga matematika berbasis
Geogebra yang dirancang oleh Amellia Putri dkk, mahasiswi Pendidikan
Matematika semester 5 Universitas Sebelas Maret. Geofraction ini dirancang
khusus untuk materi pecahan mulai dari mengenal pecahan, mengurutkan pecahan,
serta operasi pecahan sehingga dapat memudahkan siswa untuk memahami materi
tersebut. Berikut merupakan contoh tampilan applet operasi pecahan dari alat
peraga geofraction.
Applet operasi penjumlahan
8
Selain kedua operasi di atas, ada pula operasi pengurangan dan pembagian.
Geofraction juga dilengkapi dengan latihan soal agar siswa dapat mengetahui
seberapa jauh pemahaman tentang materi.
Alat peraga ini diharapkan dapat membantu siswa yang mengalami
kesulitan pada materi pecahan. Cara penggunaan alat ini juga sangat mudah, siswa
hanya perlu mengakses ke link berikut geogebra.org/m/w3nx5wft kemudian siswa
dapat mengeksplor alat peraga secara mandiri karena Geofraction ini sudah
dilengkapi dengan petunjuk penggunaan pada tiap applet-nya serta ada penjelasan
berupa penjelasan konsep yang ada dibawah applet sehingga setelah siswa
mengeksplor applet yang interaktif, dapat dilanjutkan dengan membaca penjelasan
konsep agar lebih paham materi yang dipelajari.
3. Pengertian Hasil Belajar Matematika
Menurut Sudjana (2005:22) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang
telah dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami proses belajarnya. Adapun M. Nur
Applet operasi perkalian
9
Ghufron dan Rini Risnawita (2012:9) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan
hasil yang diperoleh oleh siswa atau mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajar
yang dituangkan dalam bentuk angka atau huruf. Rofiqoh Nur R. (2014:23)
mengemukakan hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam
kegiatan belajar yang dapat dilihat dari penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan
perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam nilai angka/ huruf.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan sebuah hasil yang didapatkan siswa setelah melakukan
proses/aktivitas pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf dan
dapat ditinjau dari aspek pengetahuan, ketrampilan, serta sikap. Pada penelitian ini
yang dimaksud hasil belajar adalah nilai akhir yang didapatkan siswa setelah
melaksanakan pembelajaran matematika.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika
Slameto (2010:54) mengemukakan bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu:
1) Faktor internal
Faktor internal artinya segala sesuatu yang ada dari pada diri sendiri. Faktor
internal dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor fisiologis serta psikologis.
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang bisa mempengaruhi hasil belajar misalnya seperti
keadaan kesehatan, yaitu ketika siswa dalam keadaan baik segenap
badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit; dan keadaan tubuh
yaitu faktor jasmaniah berupa cacat tubuh yang bersifat bawaan maupun
kecelakaan.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar misalnya seperti
perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa
10
harus mempunyai perhatian terhadap materi yang dipelajarinya. Bila
materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka siswa akan
menjadi bosan dan tak semangat untuk belajar; minat ialah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
kegiatan; bakat merupakan kemampuan untuk belajar dan akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah belajar atau berlatih;
dan kesiapan merupakan kesediaan untuk memberi respon atau reaksi.
Kesiapan siswa dalam belajar yang dimaksud disini ialah pengetahuan
awal yang dimiliki siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2) Faktor eksternal
Kebalikan dari faktor internal, faktor eksternal merupakan segala sesuatu
yang Asalnya berasal dari luar tubuh. faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain yaitu:
a. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah aktivitas yang diberikan pada
siswa. Aktivitas itu sebagian besar adalah menyajikan materi pelajaran
supaya siswa menerima, menguasai serta mengembangkan materi
pelajaran tersebut.
b. Metode mengajar
Adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang
tidak baik juga.
c. Relasi
Hubungan antara guru dan siswa. Bila antara keduanya mempunyai
relasi yang baik maka siswa akan lebih mudah menerima serta
memahami materi yang dipelajari.
d. Tingkat kedisiplinan sekolah
11
Disiplin di sekolah erat hubungannya dengan kerajian siswa dalam
sekolah dan juga dalam belajar. Supaya siswa belajar lebih maju, maka
harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah.
e. Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,
sebab perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat
mengajar digunakan juga oleh siswa untuk menerima materi yang
diajarkan.
f. Keadaan gedung sekolah
Keadaan gedung yang baik akan memberikan kenyamanan bagi siswa
untuk belajar.
g. Perpustakaan
Perpustakaan adalah pusat informasi bagi pendidik serta siswa. Selain
itu perpustakaan juga merupakan sebuah gedung yang isinya berupa
buku- buku dan bahan bacaan dari berbagai sumber pengetahuan yang
dapat dimanfaatkan oleh siswa buat menambah ilmu pengetahuannya.
h. Keluarga
Kondisi keluarga dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang nantinya
juga akan berakibat pada hasil belajar siswa.
B. Kerangka Berpikir
Belajar sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. Tanpa belajar kita tak dapat
memperoleh ilmu untuk berkembang menjadi insan yang lebih baik. Belajar dapat
dilakukan dimana saja, baik dalam lingkungan formal, nonformal, maupun informal.
Dengan belajar, manusia mendapatkan ilmu pengetahuan baru yang berguna untuk
masa depan.
Kegiatan belajar formal biasanya dilakukan di sekolah. Salah satu mata
pelajaran yang populer di kalangan siswa adalah matematika. Matematika kerap
12
dianggap sebagai momok bagi siswa karena materinya berisi tentang angka dan
perhitungannya sehingga sulit dan membosankan. Adanya anggapan ini, diharapkan
guru dapat mengusahakan agar siswa tidak lagi merasa kesulitan saat belajar
matematika. Salah satu usaha yang dapat ditempuh oleh guru adalah penggunaan alat
peraga sebagai media pembelajaran agar membantu siswa dalam memahami materi
pelajaran.
Kurang optimalnya penggunaan alat peraga membuat materi matematika yang
abstrak tidak tersampaikan dengan baik. Kemudian ditemukan informasi bahwa nilai
hasil belajar matematika siswa pada materi operasi pecahan masih tergolong rendah,
sehingga perlu alat yang membantu siswa memahami materi sekaligus mengatrol nilai
hasil belajarnya yaitu berupa alat peraga Geofraction. Alat tersebut pun harus yang
mudah digunakan dan menarik sehingga siswa tidak cepat bosan dan pembelajaran
dapat berjalan efektif. Apabila alat peraga digunakan dengan optimal, maka akan
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi operasi pecahan.
Penelitian yang akan dilakukan ini dapat digambarkan dalam paradigma berikut.
Keterangan :
X : alat peraga
Y : hasil belajar matematika
Penggambaran variabel di atas menunjukkan adanya pengaruh antara variabel X (alat
peraga) terhadap variabel Y (hasil belajar matematika). Kedua variabel tersebut akan
diteliti untuk dapat membuktikan bahwa variabel X akan mempunyai pengaruh
terhadap variabel Y.
C. Hipotesis
Riduwan (2011:37) berpendapat bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan
sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Penggunaan alat
X Y
13
peraga Geofraction berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi operasi
pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap”.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 5 Cilacap, Kecamatan Cilacap
Utara, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai bulan
Januari 2022.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian diperlukan suatu rancangan atau desain agar penelitian dapat
berjalan dengan baik dan terarah. Terkait dengan penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis penelitian korelasional kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk
mendeteksi sejauh mana variansi-variansi pada suatu suatu variabel tertentu berkaitan
dengan variansi-variansi pada satu atau lebih variabel lain.
Terkait dengan variabel, Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel
penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, lalu ditarik
kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2010:61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel
bebas pada penelitian ini adalah alat peraga. Alat peraga adalah suatu alat bantu
yang dapat digunakan untuk memudahkan penyampaian suatu informasi.
15
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar
matematika. Hasil belajar matematika adalah nilai yang diperoleh siswa pada saat
akhir suatu pembelajaran matematika.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Riduwan (2011:11) populasi merupakan objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Populasi yang akan diteliti pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap.
2. Sampel Penelitian
Riduwan (2011:11) mengemukakan pendapat bahwa sampel adalah
bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan
diteliti. Jumlah sampel yang akan diteliti pada penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Taro Yamane yaitu sebagai berikut.
𝑛 =𝑁
𝑁. 𝑑2 + 1
Dengan keterangan sebagai berikut.
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan (5%)
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang ditentukan
adalah sebagai berikut.
𝑛 =𝑁
𝑁. 𝑑2 + 1
𝑛 =256
256. 0,052 + 1
16
𝑛 =256
1,64= 156,09756 ≈ 157
Berdasarkan hitungan tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
157 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang akan digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah teknik simple random sampling. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010:255)
dalam teknik pengambilan sampel secara acak, setiap individu mempunyai peluang
yang sama dan bebas untuk dipilih menjadi anggota sampel karena individu-individu
tersebut memiliki karakteristik yang sama.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Dokumentasi
Sugiyono (2013:240) berpendapat bahwa dokumen artinya catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi pada penelitian ini
adalah transkrip nilai ulangan harian materi operasi pecahan siswa kelas VII
SMP Negeri 5 Cilacap yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa sebelum diberikan perlakuan. Selain itu, metode dokumentasi digunakan
juga untuk mengetahui daftar nama dan nomor absen siswa.
2. Tes
Tes adalah cara atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan. Dengan kata lain, tes adalah
alat ukur untuk mengevaluasi hasil belajar sehingga mengetahui seberapa jauh
tujuan pembelajaran yang telah tercapai.
17
Dalam penelitian ini, tes yang dilakukan akan digunakan untuk mengukur
seberapa jauh pemahaman siswa setelah melaksanakan pembelajaran materi
operasi pecahan dengan menggunakan alat peraga Geofraction. Tes ini memuat
soal-soal pilihan ganda yang berkaitan dengan operasi pecahan. Adapun
langkah-langkah penyusunan soal tes yaitu sebagai berikut.
1) Membuat kisi-kisi soal tes
2) Membuat butir-butir soal tes
3) Menguji validitas dan reliabilitas soal tes
4) Menguji coba soal tes
5) Melakukan revisi
F. Teknik Validasi Instrumen Penelitian
Teknik validasi instrumen tes pada penelitian ini terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Validitas
Instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji
validitas sendiri terbagi menjadi 3 yaitu validitas isi, validitas kriteria, dan validitas
konstruk.
Instrumen memenuhi validitas isi jika instrumen tersebut merupakan sampel yang
representatif dari keseluruhan isi hal yang diukur. Langkah-langkah dalam
melakukan validitas isi:
1) Mendefinisikan domain kerja yang diukur
2) Membentuk panel ahli
3) Menyediakan kerangka terstruktur untuk mencocokan butir-butir soal dengan
kinerja terkait
4) Mengumpulkan dan menyimpulkan berdasarkan data
Validitas kriteria adalah validitas yang ditinjau dari segi hubungan dengan alat
pengukur lain yang dipandang sebagai kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya
18
validitas alat ukur yang dipersoalkan. Langkah-langkah melakukan validitas
kriteria:
1) Identifikasi tingkah laku kriteria yang cocok
2) Identifikasi sampel dari peserta tes
3) Selenggarakan tes dan simpan skor tes
4) Ketika kriteria sudah diperoleh, lakukan pengukuran kinerja pada kriteria
tersebut
5) Tentukan kekuatan relasi (misalnya dengan koefisien korelasi) antara skor tes
dengan skor kinerja sebagai kriteria
Validitas konstruk adalah sejauh mana tes tersebut mengukur konstruk atau
kemampuan yang dimaksudkan untuk diukur. Langkah-langkahnya sejalan dengan
validitas isi.
2. Konsistensi internal
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tes yang telah dibuat
benar-benar konsisten artinya instrumen tersebut memiliki daya pembeda yang
dapat membedakan antara anak yang pandai dengan anak yang kurang pandai.
Untuk menghitung konsistensi internal, menggunakan rumus Karl Pearson.
Dengan:
rxy = indeks validitas/koefisien korelasi suatu butir tes
X = skor butir tertentu
Y = skor total
N = banyaknya siswa
Dalam penelitian ini, butir soal dikatakan valid jika nilai rxy ≥ 0,3. Soal dikatakan
tidak konsisten dan harus dibuang apabila nilai rxy < 0,3.
19
3. Reliabilitas
Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor yang konsisten. Ada beberapa
cara untuk menghitung koefisien reliabilitas, salah satunya menggunakan rumus
Cronbach Alpha.
Dengan:
G. Teknik Analisis Data
Menurut Riduwan (2011:132), penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka
perlu menggunakan analisis data. Analisis ini berkaitan dengan perhitungan menjawab
rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Sugiyono (2009:147)
berpendapat bahwa bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat
menggunakan statistik deskriptif maupun statistik inferensial. Pada penelitian ini
menggunakan statistik inferensial yaitu teknik analisis data sampel yang hasilnya dapat
digeneralisasikan ke populasi.
Statistik inferensial terdiri atas statistik parametrik dan non parametrik. Statistik
parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji
ukuran populasi melalui data sampel. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini
menggunakan analisis statistika parametrik.
20
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
penggunaan alat peraga Geofraction terhadap hasil belajar siswa pada materi operasi
pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap serta seberapa besar pengaruhnya sehingga
penelitian ini menggunakan analisis korelasi dan regresi sederhana. Sebelum menguji
hipotesis dalam analisis korelasi dan regresi terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratannya yaitu uji normalitas dan linearitas.
1) Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Terdapat beberapa cara untuk melakukan pengujian ini, dalam
penelitian ini uji normalitas akan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov
dengan bantuan program SPSS 25. Kriteria data berdistribusi normal yaitu jika
nilai signifikansi ≥ 0,05, sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
2) Uji linearitas
Pada analisis regresi mengharuskan adanya hubungan fungsional antarvariabel
pada populasi linear. Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua
variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Dalam
penelitian ini, uji linieritas dilakukan menggunakan Test of linearity pada taraf
signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS 25. Kriteria dua variabel
dikatakan linear secara signifikan jika nilai signifikansinya < 0,05.
3) Uji hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0 = Penggunaan alat peraga Geofraction berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap
H1 = Penggunaan alat peraga Geofraction tidak berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada materi operasi pecahan kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap
21
Duwi Priyatno (2012:117) mengemukakan bahwa analisis regresi
sederhana adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara satu
variabel independen dengan satu variabel dependen. Pada penelitian ini analisis
regresi dilakukan dengan bantuan program SPSS 25.
Di dalam analisis regresi terdapat uji t. Menurut Duwi Priyatno
(2012:125) uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
berpengaruh secara signifikan/ tidak terhadap variabel dependen.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
Berdasarkan signifikansi
Jika nilai signifikansi < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima
Jika nilai signifikansi ≥ 0,05, H0 diterima dan H1 ditolak
Berdasarkan uji t
thitung > ttabel maka H1 diterima, H0 ditolak
thitung < ttabel maka H1 ditolak, H0 diterima (Duwi Priyatno, 2012:125)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur pokok yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memilih dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
2. Melakukan studi atau kajian pustaka terkait masalah yang dipilih, dalam hal ini
yaitu terkait penggunaan alat peraga dan hasil belajar siswa.
3. Menentukan sampel yaitu 157 siswa kelas VII SMP Negeri 5 Cilacap.
4. Memilih dan menyusun instrumen tes dan teknik analisis data yang cocok.
5. Mengumpulkan data.
6. Menganalisis dan menginterpretasi data.
7. Membuat laporan penelitian.
22
DAFTAR PUSTAKA
Annisah, S. (2017). Alat peraga pembelajaran matematika. Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 11(01), 1-15.
Kadir, A. (2015). Menyusun dan menganalisis tes hasil belajar. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian
Ilmu Kependidikan, 8(2), 70-81.
Musa, L. (2018). Alat Peraga Matematika. Penerbit Aksara Timur.
Nur, I. M. (2017). Pemanfaatan Program Geogebra dalam Pembelajaran Matematika. Delta-
Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 5(1).
Nur, R. R. (2014). Pengaruh Cara Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Kelas IV SD Se-Gugus Imam Bonjol Kecamatan Purbalingga. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurhasanah, F. (2012). Abstraksi dan Alat Peraga Maya dalam Pembelajaran Matematika.
In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika UNIMED.
Yusuf, A. M. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan.
Prenada Media.
Recommended