View
224
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan
Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011)
SKRIPSI
OLEH
BUDI MUSTOFA NIM. X 1808092
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Budi Mustofa : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL
CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD
Negeri 1 Jambeyan Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV
SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 dalam
menyelesaikan soal cerita matematika dengan pembelajaran kooperatif.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus. Strategi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi Penelitian Tindakan Kelas
dengan langkah-langkah menyusun perencanaan mengadakan tindakan, melakukan
pengamatan atau observasi, melaksanakan analisis dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan tiap siklus dilaksanakan tiga
kali pertemuan dengan rata-rata hasil tes 63,30 dengan prosentase ketuntasan 66,66%
dengan KKM 60 dilaksanakan pada bulan Pebruari 2011. Pada siklus kedua
dilaksanakan pada bulan Maret 2011 setelah tes akhir yang diikuti oleh 6 siswa
diperoleh nilai rata-rata kelas 65,00 dan prosentase ketuntasan 83,33% dari 6 siswa
hanya 1 siswa yang belum memperoleh nilai sesuai dengan KKM yaitu 60,
sedangkan 5 siswa telah mencapai nilai KKM (di atas KKM). Data hasil penelitian
diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika.
Dari keseluruhan putaran siklus dapat disimpulkan bahwa peneliti mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika, serta
meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan penguatan dan memberi
kesempatan siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran.
Kata Kunci : Model Pembelajaran, Peningkatan Kemampuan, STAD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Bila ingin menguasai dunia
Kuasailah pemuda
(Moch Zamin)
Ing ngarso sung tuladha
Ing madya mangun karso
Tut wuri handayani
(Ki Hajar Dewantoro)
Buku adalah teman duduk yang sangat menguntungkan.
(Peneliti)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
dengan Judul PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL
CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD
Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011).
Dalam penyusunan skripsi peneliti telah banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka peneliti sampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dan
bimbingannya bagi penulis untuk menyusun skripsi ini.
2. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD dan Program PJJ
PGSD FKIP UNS Surakarta.
3. Dr. Riyadi, M.Si., Dosen Pengampu mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas UNS
Surakarta.
4. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan
kesabaran sehingga terwujud laporan PTK ini.
5. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah membimbing
dengan kesabaran sehingga terwujud skripsi ini.
6. Dosen PJJ S1 PGSD UNS Surakarta.
7. Sri Pujianti, S.Pd., Kepala SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom Klaten yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini.
8. Seluruh guru dan karyawan SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten yang
telah memberikan bantuan dalam melaksanakan penelitian.
Kritik dan saran perbaikan peneliti harapkan semoga Laporan ini ada
manfaatnya demi perkembangan dan kemajuan pendidikan.
Klaten, 5 Juni 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ..................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................... 4
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ............................ 4
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................... 5
3. Soal Cerita Matematika ............................................................ 8
4. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ............. 9
5. Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita ......................... 5
B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 11
C. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 13
B. Subjek Penelitian ........................................................................... 13
C. Data dan Sumber Data ................................................................... 13
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 14
E. Validasi Data .................................................................................. 14
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 14
G. Indikator Kinerja ............................................................................. 15
H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 20
B. Pembahasan .................................................................................... 24
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 25
B. Implikasi ........................................................................................ 25
C. Saran .............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat penting dan
menentukan. Pendidikan di sekolah dasar sangat perlu sebagai konsep dasar untuk
jenjang pendidikan selanjutnya. Ibarat sebuah bangunan, pendidikan di sekolah dasar
merupakan pondasinya. Bangunan akan tetap kokoh apabila mempunyai pondasi
yang kokoh pula.
Sasaran utama pendidikan di sekolah dasar adalah memberikan bekal secara
optimal tentang tiga kemampuan dasar yang meliputi kemampuan baca, tulis dan
hitung. Apabila tiga kemampuan dasar di sekolah dasar lemah, maka akan
berdampak negatif bagi pemahaman materi pelajaran yang lain.
Keberhasilan proses belajar mengajar umumnya diukur dengan keberhasilan
peserta didik dalam memahami dan menguasai materi yang diberikan. Semakin
banyak siswa yang mencapai tingkat pemahaman dan penguasaan materi, maka akan
semakin tinggi keberhasilan dari proses belajar mengajar tersebut. Tujuan proses
kegiatan belajar mengajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari sepenuhnya
dikuasai oleh siswa atau mastery learning atau belajar tuntas artinya penguasaan
penuh.
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui ulangan umum semester ternyata
mata pelajaran matematika memiliki nilai rata-rata rendah dibanding nilai mata
pelajaran lain. Dari hasil evaluasi matematika yang diikuto oleh 10 siswa
mengerjakan tentang soal cerita diperoleh hasil 6 siswa mendapat nilai < 6 (nilai
KKM 6), sedangkan 4 siswa mendapat nilai > 6. Capaian keberhasilan hanya 40%.
Pada dasarnya pengajaran matematika adalah mempersiapkan peserta didik
agar dapat menerapkan matematika secara tepat dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kata lain belajar menyelesaikan soal matematika bentuk cerita dapat
mempersiapkan peserta didik menggunakan Matematika dalam kehidupan nyata.
Penyelesaian soal-soal matematika bentuk cerita memerlukan berbagai
keterampilan dan pemahaman yang tidak hanya membutuhkan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
operasional tetapi juga pemahaman mengenai soal atau masalah yang ditanyakan.
Salah satu pendekatan yang selaras dalam penyelesaian soal cerita adalah pendekatan
bernuansa pemecahan masalah dan bersifat konstruktif. Strategi yang dapat
digunakan dalam pembelajaran matematika yang konstruktif adalah pembelajaran
kooperatif yang menciptakan keberhasilan individu dipengaruhi oleh keberhasilan
dalam kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Gagne dan Briggs melukiskan pembelajaran sebagai upaya orang yang
tujuannya adalah membantu orang belajar (Gradler, 1991:205).
Menurut Slavin (1985) pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya 4 - 6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Berdasar uraian tersebut di atas sangat diperlukan adanya upaya
mengoptimalkan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam menyelesaikan soal-soal Matematika dalam bentuk cerita, maka
penelitian ini diberi judul ”Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada
Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten Tahun Ajaran
2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diindentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Apakah melalui pembelajaran kooperatif Tipe STAD, meningkatkan
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Jambeyan?
2. Bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Tipe STAD
dalam meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk :
1. Meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom,
Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 dalam menyelesaikan soal cerita matematika
dengan pembelajaran kooperatif Tipe STAD.
2. Meningkatkan penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dalam
mencapai kebenaran menjawab soal matematika.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat :
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dengan pokok
permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini.
b. Menambah jumlah referensi yang berkaitan dengan metode pembelajaran
kooperatif.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk peserta didik/siswa
Peserta didik dapat berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain, selain itu
juga dapat meningkatkan keterampilannya dalam menyelesaikan soal-soal
matematika bentuk cerita.
b. Untuk guru
Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru sekolah dasar, khususnya guru
kelas IV dalam memperoleh pendekatan dan model pembelajaran yang tepat
dalam pembelajaran matematika kelas IV.
c. Untuk sekolah
Dapat digunakan sebagai acuan sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar
Matematika di kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Kecamatan Karanganom,
Kabupaten Klaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda.
Menurut Slavin (1985) Pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Sunal dan Hans (2000) mengemukakan pembelajaran kooperatif
merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus
dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama
selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl (1994) menyatakan pembelajaran
kooeratif dapat meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial.
Terkait dengan itu, hasil penelitian Suryadi (1999) pada pembelajaran
matematika menyimpulkan bahwa salah satu model pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas belajar dengan model kooperatif
dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya,
menghargai pendapat teman dan saling memberikan pendapat (sharing ideas).
Unsur-unsur pembelajaran kooperatif menurut Lungdren (1994) sebagai
berikut :
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam atau berenang
bersama.
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
d. Para siswa membagi tugas dan tanggung jawab di antara para anggota
kelompok.
e. Para siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagai kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerjasama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor yaitu
faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern sebagai berikut :
a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang.
b. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai untuk
mendukung pembelajaran.
c. Ada kecenderungan topik permasalahan meluas selama kegiatan diskusi.
d. Saat diskusi terkadang didominasi oleh seseorang, sehingga siswa lain pasif.
Faktor ekstern erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah tentang
pelaksanaan tes yang terpusat seperti EBTA/EBTANAS ataupun UAN sehingga
KMB di kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan NEM.
Adapun macam-macam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a. Metode STAD
b. Metode Jigsaw
c. Metode G (Group Investigasi)
d. Metode struktural yang meliputi : mencari pasangan, bertukar pasangan,
berkirim surat dan soal, bercerita berpasangan, dua tinggal dua tamu, keliling
kelompok, kancing gemerincing, teknik tebak pelajaran, dan teknik Team
Quiz (TQ).
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pengertian Metode STAD
Metode pembelajaran STAD atau Student Team Achievement Division
secara harfiah dapat diartikan sebagai pembagian pencapaian tim siswa. STAD
adalah salah satu metode dari pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh
Slavin. Metode pembelajaran ini merupakan teori belajar konstruktivisme yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
berdasar pada teori belajar kognitif. Dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator belajar dan bertugas menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi
peserta didik, sedangkan peserta didik bekerja sama dalam kelompoknya dalam
memecahkan masalah.
Menurut Slavin (2008:143) STAD merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang
paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode STAD adalah
salah satu model pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen (4 - 5 orang), diskusikan bahan belajar, LKS, modul secara
kolaboratif, sajian presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis
individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan
rekor tim dan individual dan berikan reward.
b. Komponen Metode STAD
Menurut Slavin (2008:143) menyatakan bahwa, STAD terdiri atas lima
komponen utama yaitu : presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan
rekognisi tim.
Presentasi kelas. Materi pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi
diperkenalkan di dalam kelas oleh guru. Dalam presentasi haruslah benar-benar
berfokus pada STAD.
Kelompok atau tim terdiri dari empat atau lima siswa yang berbeda tingkat
kemampuan, jenis kelamin, dan ras (suku). Siswa bekerja dengan kelompok
terhadap tugas yang diberikan dengan cara didiskusikan bersama anggota
kelompoknya. Bila siswa merasa kesulitan maka siswa yang mampu harus
membantu kesulitan teman sekelompoknya, jika kelompok taidak dapat
mengatasinya maka perlu meminta bantuan guru.
Kuis. Pelaksanaan kuis berlangsung setelah satu atau dua periode
penyampaian materi dan kerja kelompok. Selama kuis setiap siswa harus
mengerjakan sendiri dan tidak boleh bekerja sama dengan siswa lain meskipun
dengan teman kelompoknya. Berdasarkan hal itu siswa bertanggungjawab
terhadap dirinya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Skor kemajuan individual. Tujuan adanya skor kemajuan individual
adalah untuk memberikan hasil akhir yang maksimal pada setiap peserta didik.
Hal ini akan dapat diperoleh kalau siswa lebih keras dalam melaksanakan kuis.
Penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok ditentukan berdasarkan
nilai rata-rata kelompok yang diperoleh dengan cara menghitung nilai
perkembangan dari setiap anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota
kelompok tersebut.
Penerapan Student Teams Achievement Division (STAD) dalam proses
pembelajaran tidak jauh berbeda dengan tipe kooperatif yang lain. Student Teams
Achievement Division (STAD) mempunyai ciri khusus yaitu pada akhir
pembelajaran guru memberi kuis.
c. Langkah-langkah Metode STAD
Menurut Sugiyanto (2009:44) menyatakan bahwa, “Para guru
menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru
kepada siswa”. Dalam metode STAD terdapat beberapa langkah, langkah
pertama adalah memperkenalkan materi dalam presentasi di dalam kelas, baik itu
materi yang dibuat sendiri maupun materi yang diadaptasikan dari buku teks atau
sumber-sumber terbitan lainnya.
Langkah kedua dalam STAD adalah membagi siswa ke dalam Tim atau
kelompok, masing-masing terdiri empat atau lima anggota kelompok.
Diusahakan tiap tim memiliki anggota yang heterogen baik jenis kelamin, ras,
etnik mapun kemampuan. Bila perlu dibuat terlebih dahulu daftar siswa
berdasarkan kemampuannya sehingga mudah dalam membaginya ke dalam tim.
Langkah ketiga tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan
kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab
atau diskusi antar sesama anggota tim. Selanjutnya secara individual atau tim
dievaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang
telah dipelajari.
Langkah selanjutnya tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas
penguasaannya terhadap bahan ajar, dana kepada siswa secara individu atau tim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.
Bila perlu beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu
meraih suatu kriteria atau standar tertentu.
Berdasarkan uraian di atasa maka dapat disimpulkan bahwa inti dari
STAD adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung
dalam kelompoknya yang terdiri atas empat atau lima orang untuk
menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka
menyerahkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru.
Yang terakhir adalah adanya penghargaan terhadap tim.
Tipe ini dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi di antara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal.
Lima tahapan yang dijalani dalam kooperatif tipe ini adalah :
a. Penyajian materi.
b. Tahap kegiatan kelompok.
c. Tahap tes individual
d. Tahap penghitungan skor perkembangan individu.
e. Tahap pemberian penghargaan kelompok.
3. Soal Cerita Matematika
Soal cerita merupakan salah satu bentuk soal tes uraian di mana tes uraian
ini akan berfungsi untuk mendiagnosis kesulitan yang dialami siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa soal cerita matematika
adalah sebarang tugas atau kegiatan siswa dalam pelajaran matematika yang erat
kaitannya dengan masalah kehidupan sehari-hari, di mana soal tersebut dapat
digunakan untuk melatih siswa berpikir secara deduktif, membiasakan siswa
untuk melihat hubungan kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan matematika
yang telah diperoleh di sekolah, dan memperkuat pemahaman siswa terhadap
konsep matematika tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
Kemampuan berasal dari kata mampu yang memperoleh awalan ke- dan
akhiran -an yang berarti sanggup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
kemampuan diartikan kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu.
Kemampuan menyelesaikan soal cerita Matematika adalah kemampuan
atau kecakapan dalam menyelesaikan tugas atau soal dalam pelajaran
Matematika yang erat kaitannya dengan masalah kehidupan sehari-hari, di mana
soal tersebut disajikan dalam bentuk cerita.
5. Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita
Tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk
hitungan (kalimat matematika) yang dapat dilakukan penyelesaiannya secara
langsung. Penyelesaian soal cerita memerlukan tingkat pemahaman yang lebih
tinggi dibandingkan dengan penyelesaian soal berbentuk hitungan. Selain itu
pemilihan soal cerita akan mempengaruhi strategi yang akan digunakan oleh
siswa akan menyelesaikannya.
Menurut Gatot Muhstyo (2008:1.13) kendala utama peserta didik dalam
menyelesaikan soal cerita adalah mereka mengalami kesulitan memahami makna
bahasa dari kalimat yang digunakan karena adanya istilah matematika yang perlu
diganti dalam bentuk lambang. Misalnya jumlah, hasil kali, selisih, perbandingan
dan kaitannya dengan pengertian bahasa.
a. Kembalian (dalam pembelian) terkait penjumlahan.
b. Pajak (dalam pembelian) terkait penjumlahan.
c. Kehilangan terkait pengurangan.
d. Dan terkait dengan penjumlahan.
e. Setiap (harga barang) terkait perkalian.
Dalam pengajaran atau pembelajaran matematika seringkali berorientasi
kepada pendekatan pemecahan masalah atau penyelesaian suatu soal. Menurut
Polya dalam Ruseffendi (1988:177) menyatakan bahwa langkah-langkah yang
siswa lakukan dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan soal adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. Memahami persoalan
Untuk mengetahui apakah seorang siswa mengerti persoalannya siswa dapat
menulis kembali soal itu dalam kata-kata sendiri, menulis soal itu dalam
bentuk lain, menulis dalam bentuk yang lebih operasional, menulis dalam
bentuk rumus maupun dalam bentuk gambar.
b. Membuat rencana atau cara untuk menyelesaikannya
Dalam pembuatan rencana untuk menentukan cara yang akan digunakan
dalam menyelesaikan soal, dan dimungkinkan untuk membuat hipotesis
sebagai jawaban sementara.
c. Menjalankan rencana
Menyelesaikan soal itu dengan cara yang lebih ditentukan pada langkah
sebelumnya.
d. Melihat kembali
Langkah ini untuk mengecek benar tidaknya kita menyelesaikan soal itu, juga
untuk melihat alternatif penyelesaian atau cara yang lebih baik (praktis,
efisien dan lain-lain).
Terdapat empat langkah untuk menyelesaikan soal cerita seperti
dikemukakan oleh Nandang dalam Syafri Ahmad (2001:172) sebagai berikut :
a. Memahami soal cerita dengan menentukan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari soal tersebut.
b. Menerjemahkan soal itu ke dalam model (kalimat) matematika.
c. Menyelesaikan model (kalimat) matematika.
d. Memeriksa kembali hasil (jawaban) yang diperoleh.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
mengerjakan adalah sebagai berikut, langkah pertama menentukan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal, langkah kedua membuat kalimat
dengan mencari hubungan antara yang diketahui dan yang ditanyakan atau
dengan kata lain memilih operasi hitung yang sesuai dengan rumus-rumus yang
sesuai, langkah ketiga mengubahnya menjadi kalimat matematika, langkah
keempat menyelesaikan kalimat matematika dan langkah yang terakhir
menyimpulkan hasil jawaban yang diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
B. Kerangka Berpikir
Tujuan pembelajaran dapat diduga tercapai apabila guru dalam
menyampaikan bahan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
yang memiliki teknik yang tepat dalam menyajikan materi soal cerita matematika.
Melihat kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif pada pembelajaran
matematika dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal matematika dalam bentuk cerita.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelejaran yang memandang
keberhasilan individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok. Dalam hal ini,
siswa mendorong pada teman-temannya untuk bersama-sama berhasil dalam belajar.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam belajar dan
bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan. Model ini menekankan pada
tujuan dan keberhasilan kelompok yang dapat dicapai jika semua anggota kelompok
mempelajari apa yang diajarkan.
Dalam kerangka berpikir ini dijelaskan tindakan dan indikator pencapaian
target dari setiap siklus. Pada siklus pertama pada penyelesaian soal cerita, dengan
indikator pencapaian 80% siswa mencapai nilai KKM. Sedangkan bila pada siklus
pertama belum mencapai indicator pencapaian maka penelitian dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam gambar berikut ini :
─ Perencanaan
─ Tindakan
─ Observasi
─ Refleksi
─ Perencanaan
─ Tindakan
─ Observasi
─ Refleksi
Kondisi
Awal
Tindakan
Kondisi
Akhir
Guru menggunakan
pembelajaran
konvensional
Guru menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
dalam menyelesaikan
soal cerita matematika
operasi penjumlahan
bilangan pecahan
Dengan model pembelajaran
kooperatif Tipe STAD dapat
menyelesaikan kemampuan soal
cerita matematika
Kemampuan menyelesaikan
soal cerita matematika
rendah. Prosentase
ketuntasan 50%
Siklus I
Prosentase ketuntasan
66,66%
Siklus II
Prosentase ketuntasan
83,33%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dari kerangka berpikir yang telah diuraikan dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD dapat m eningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom, Klaten Tahun
Ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Jambeyan, Kecamatan
Karanganom, Kabupaten Klaten dengan alasan :
a. Peneliti sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut.
b. Peneliti ingin mengadakan inovasi pembelajaran pada sekolah tersebut.
c. Sekolah tersebut belum pernah dijadikan objek penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2010/2011 pada
bulan Pebruari sampai dengan April tahun 2011.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I : tanggal 9, 16, dan 23 Pebruari 2011
Pelaksanaan Tindakan Siklus II : tanggal 9, 16, dan 23 Maret 2011
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa SD Negeri 1 Jambeyan, Kecamatan
Karanganom, Kabupaten Klaten. Dengan jumlah 6 siswa terdiri dari 3 laki-laki dan
3 perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan ada tiga data yaitu data yang berhubungan dengan
proses, dampak tindakan yang akan dilakukan. Data yang berhubungan dengan
proses berupa data tentang peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika melalui pembelajaran kooperatif.
Dalam penelitian ini sumber data primer yang dapat dimanfaatkan antara
lain :
1. Data nilai akademik mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan,
baik nilai ulangan harian atau nilai Ulangan Akhir Semester.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 1
Jambeyan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam
penelitian diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan
objektif. Penetapan metode pengumpulan data berdasarkan tujuan penelitian yang
akan dicapai juga berdasarkan kebutuhan sumber data. Metode yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknis tes.
Untuk mendukung penggunaan teknik pengumpulan data maka diperlukan
alat pengumpulan data. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini antara lain adalah lembar observasi, lembar kerja siswa, dan lembar
evaluasi.
E. Validasi Data
Di dalam penelitian diperlukan adanya validasi data, maksudnya adalah
semua data yang dikumpulkan hendaknya dapat mencerminkan apa yang sebenarnya
diukur dan diteliti. Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam
kegiatan penelitian diusahakan kebenarannya.
Untuk menjamin dan menguji kesahihan data yanga digunakan, maka validasi
data dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data. Trianggulasi data
maksudnya yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang berbeda. Jadi data
dan informasi yang diperoleh selalu dikomparasi dan diuji dengan data dan informasi
lain, baik dari segi koheren yang sama atau sumber yang berbeda.
Trianggulasi data dalam penelitian ini seperti saat pengambilan data keaktifan
siswa dengan diobservasi oleh guru, hasil tes dinilai oleh guru.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
kualitatif model interaktif Milles dan Huberman. Menurut Sugiyono (2003:91),
model analisis interaktif mempunyai tiga komponen poko, yaitu reduksi data, sajian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk
interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai sesuatu proses siklus.
Untuk lebih jelasnya, proses analisis kualitatif dengan model interaktif dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat
dikumpulkan.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik
yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik di kelas.
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam persiapan
analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka
perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi
susunan laporan.
6. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.
7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian.
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam
menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini yang
menjadi indikator kinerja adalah: apabila 80% dari jumlah siswa kelas IV mencapai
nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 6,00.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap mengenai
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Prosedur penelitian
mencakup tahap-tahap:
1. Pengembangan Fokus Masalah Penelitian.
Untuk mengembangkan fokus masalah, dilakukan pembelajaran yang aktual, di
kelas dengan menggunakan perencanaan yang disusun oleh guru. Dari sini, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dapat memperoleh data tentang kondisi awal siswa. Data-data yang lain juga
dapat dikembangkan baik berasal dari guru, siswa, bahan ajar, interaksi
pembelajaran, hasil pembelajaran, media dan sebagainya.
2. Perencanaan Tindakan
Perencanaan-perencanaan tindakan yang perlu dipersiapkan untuk tindakan
perbaikan adalah: (1) Menyusun skenario pembelajaran. Dalam skenario
pembelajaran berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, bentuk-bentuk
yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah
direncanakan; (2) Mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan sarana pendukung yang
dioerlukan; (3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai
proses dari hasil tindakan perbaikan.
3. Pelaksanaan Tindakan
Setelah direncanakan dengan baik, tindakan perbaikan dilaksanakan dalam situasi
aktual. Pada saat yang bersamaan, tindakan perbaikan tersebut disertai dengan
observasi.
4. Observasi
Pada observasi ini, dilakukan perekaman mengenai segalam peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan dengan menggunakan blangko
pengamatan/lembar observasi.
5. Analisis dan Refleksi
Pada tahap analisis data, yang dilakukan adalah menyeleksi, menyederhanakan,
memfokuskan, mengabstrasikan, mengorganisasi data secara sistematikdan
rasional. Hasil analisis kemudian direfleksi, yaitu dikaji apa yang telah dan/atau
tidak terjadi. Apa yang telah dihasilkan atau dituntaskan oleh tindakan perbaikan.
Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah lanjut dalam rangka
mencapai tujuan penelitian tindakan kelas, apakah penelitian ini akan dilanjutkan
atau dihentikan.
6. Perencanaan Tindak Lanjut
Masalah yang diteliti diperkirakan belum tuntas hanya dengan satu siklus, maka
penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus ke 2. Pelaksanaan perbaikan,
pada siklus ke 2 dirancang berdasarkan pada hasil analisis dan refleksi dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
observasi pada siklus I. Dengan prosedur yang sama penelitian tindakan kelas
dilanjutkan pada siklus berikutnya apabila masalah yang diteliti belum tuntas
pada siklus ke 2.
Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
pada gambar di bawah ini :
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur tindakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Masalah
Rencana I
Tindakan I
Refleksi I
Observasi I
Rencana II
Tindakan II
Refleksi II
Observasi II
Masalah
Terselesaikan
SIKLUS I
SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1. Siklus 1
a. Rencana Tindakan
Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk
melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif
guna meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada penjumlahan
bilangan pecahan desimal.
b. Rencana Pelaksanaan Tindakan Kelas
Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan dalam
rangka mengatasi permasalahan penelitian. Tindakan yang ditempuh adalah
belajar kelompok untuk menyelesaikan beberapa soal cerita tentang operasi
hitung penjumlahan bilangan pecahan desimal.
c. Observasi
Observasi berarti pengamatan dan pencacatan terhadap pelaksanaan dan hasil
pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Guru mencacat kegiatan
belajar anak didiknya dalam mengerjakan soal tugas kelompok maupun kuis
secara individu.
d. Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data
kaitannya dengan indikator kinerja Sklus I. Evaluasi data penilaian untuk
menilai hasil atau dampak pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan
pada akhir siklus I. Sasaran dari evaluasi ini adalah paling tidak terdapat 80%
peserta didik yang dapat mencapai KKM dalam pengerjaan soal cerita
tentang operasi hitung penjumlahan pecahan desimal. Apabila dari hasil
evaluasi menunjukkan bahwa sasaran belum tercapai, maka perlu dilakukan
tindakan lanjutan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Rencana Tindakan
Dalam siklus ini direncanakan masih menggunakan pembelajaran kooperatif
tetapi dengan materi pelajaran yang lain yaitu penyelesaian soal cerita tentang
operasi hitung penjumlahan pecahan desimal. Program kegiatan ini yang akan
dilaksanakan pada tindakan II direncanakan akan dilaksanakan pada bulan
April.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Rencana Pelaksanaan Tindakan Kelas
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah mengadakan belajar
kelompok dalam menyelesaikan soal cerita tentang operasi hitung
penjumlahan pecahan desimal.
c. Observasi
Observasi berarti pengamatan dan pencacatan terhadap pelaksanaan dan hasil
pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II. Guru mencacat
kegiatan belajar anak didiknya dalam mengerjakan soal tugas kelompok
maupun kuis secara individu.
d. Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data
kaitannya dengan indikator kinerja Sklus II. Sasaran pada siklus II adalah
paling tidak terdapat 80% peserta didik yang dapat mencapai KKM dalam
pengerjaan soal cerita tentang operasi hitung penjumlahan pecahan desimal.
Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa sasaran belum tercapai, maka
penelitian ini dihentikan, namun bila sasaran pada siklus belum tercapai maka
perlu diadakan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Menurut data diperoleh dalam melaksanakan pembelajaran Matematika
sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar di kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan,
Karanganom, Klaten tahun ajaran 2010/2011 dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kondisi Awal
Kondisi awal di kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten
rata-rata hasil ulangan matematika 50% siswa memperoleh nilai di bawah KKM.
Nilai terendah dicapai siswa adalah 40 dan nilai tertinggi 70. Gambaran
keseluruhan nilai seperti pada daftar berikut :
Daftar Hasil Penilaian Rata-rata pada Kondisi Awal
KKM : 60
NOMOR
NAMA SISWA L/P NILAI
KETERANGAN
URUT INDUK TUNTAS BELUM
TUNTAS
1. 2810 ADI PRASETYO L 50 - √
2. 2826 FEBRIANAN D.S. P 70 √ -
3. 2827 ADI NUR PRIHATIN L 40 - √
4. 2843 YULI PURWANTO L 60 √ -
5. 2845 SUKMA PUTRI AYU P 50 - √
6. 2846 SEPTIANA FERAWATI P 70 √ -
JUMLAH 340 3 3
RERATA 56,6 - -
PROSENTASE - 50% 50%
Grafik Hasil Penilaian Kondisi Awal
7
6
5
4
3
2
1
0
Fre
kuen
si
0 - 59 60 - 100
Nilai Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dari data di atas dengan responden 6 siswa, hasil penelitian kondisi awal
dengan ketuntasan 50% dengan KKM : 60.
2. Siklus Pertama (Siklus I)
a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
matematika tentang pecahan desimal.
2) Menyiapkan media pembelajaran.
3) Menyiapkan soal tes.
4) Menyiapkan lembar penilaian.
5) Membuat lembar observasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang
dipersiapkan.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Pada kegiatan ini yang dilakukan peneliti :
1) Memonitor siswa selama proses pembelajaran.
2) Menilai hasil yang dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran.
Daftar Hasil Penilaian Rata-rata pada Siklus I
KKM : 60
NOMOR
NAMA SISWA L/P NILAI
KETERANGAN
URUT INDUK TUNTAS BELUM
TUNTAS
1. 2810 ADI PRASETYO L 50 - √
2. 2826 FEBRIANAN D.S. P 80 √ -
3. 2827 ADI NUR PRIHATIN L 50 - √
4. 2843 YULI PURWANTO L 70 √ -
5. 2845 SUKMA PUTRI AYU P 60 √ -
6. 2846 SEPTIANA FERAWATI P 70 √ -
JUMLAH 380 4 2
RERATA 63,3 - -
PROSENTASE - 66,66% 33,33%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Grafik Hasil Penilaian Siklus I
Dari data di atas dengan responden 6 siswa pada siklus I diperoleh
nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, rata-rata nilai 63,33, ketuntasan
66,66%.
d. Tahap Refleksi
1) Berdasarkan hasil observasi sebagian siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran perlu ditingkatkan kreatifitasnya.
2) Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih perlu ditingkatkan.
3) Perlu dilaksanakan tindakan siklus II.
e. Identifikasi kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus I.
Kendala dan masalah antara lain sebagai berikut :
1) Sebagian siswa kurang mampu memahami soal cerita matematika.
2) Sebagian siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran.
3) Belum mampu berdiskusi dengan baik.
3. Siklus Kedua (Siklus II)
a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan media pembelajaran.
3) Menyiapkan soal tes.
4) Menyiapkan lembar penilaian.
5) Membuat lembar observasi.
7
6
5
4
3
2
1
0
Fre
kuen
si
0 - 59 60 - 100
Nilai Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang
dipersiapkan.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yang
dilakukan peneliti adalah :
1) Memonitor siswa selama proses pembelajaran.
2) Menilai hasil yang dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran.
Daftar Hasil Penilaian Rata-rata pada Siklus II
KKM : 60
NOMOR
NAMA SISWA L/P NILAI
KETERANGAN
URUT INDUK TUNTAS BELUM
TUNTAS
1. 2810 ADI PRASETYO L 50 - √
2. 2826 FEBRIANAN D.S. P 70 √ -
3. 2827 ADI NUR PRIHATIN L 60 √ -
4. 2843 YULI PURWANTO L 70 √ -
5. 2845 SUKMA PUTRI AYU P 70 √ -
6. 2846 SEPTIANA FERAWATI P 70 √ -
JUMLAH 390 5 1
RERATA 65 - -
PROSENTASE - 66,66% 33,33%
Grafik Hasil Penilaian Siklus II
Dari data di atas dengan responden 6 siswa pada siklus II diperoleh
nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 50, rata-rata nilai 65, ketuntasan 83,33%.
7
6
5
4
3
2
1
0
Fre
kuen
si
0 - 59 60 - 100
Nilai Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisa dan observasi masih terdapat satu siswa
belum mencapai KKM yang ditetapkan. Pencapaian hasil ketuntasan pada
siklus II 83,33%, tidak perlu dilaksanakan siklus berikutnya.
e. Identifikasi kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus II.
Kendala dan masalah antara lain sebagai berikut :
Satu siswa mengalami lambat menangkap isi bacaan soal cerita karena masih
mengeja saat membaca.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan proses
pembelajaran pada siklus sebagai berikut :
1. Siklus I
Pada siklus I siswa sudah siap menerima materi tentang pecahan desimal.
Konsep pecahan mudah disampaikan terlebih dahulu, kemudian diberi tugas
rumah secara mandiri. Dengan demikian siswa dapat mencoba sendiri. Ketika
dihadapkan pada diskusi kelas hasil pembelajaran masih perlu adanya
pembenahan dari beberapa aspek pembelajaran agar mencapai hasil yang
lebih baik.
2. Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan siklus sebelumnya (siklus I). Hasil
observasi pada siklus ini menunjukkan bahwa hasil serta aktifitas belajar siswa
lebih baik dibandingkan dengan siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten.
Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.
Pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-rata mata pelajaran matematika kelas
IV semester genap adalah 56,60 dengan KKM 60 hanya 50% siswa yang mampu
mencapai nilai ≥ 60. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 63,30 dengan KKM
60 ketuntasan belajar siswa mencapai 66,66% yang berarti meningkat 16,66%.
Sedangkan pada siklus nilai rata-rata kelas mata pelajaran matematika 65,00 dengan
KKM 60 ketuntasan belajar siswa mencapai 83,33% yang berarti meningkat 33,33%
dari kondisi awal.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
pelaksanaan pembelajaran Matematika. Model yang dipakai dalam penelitian adalah
model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Adapun indikatornya
adalah menyelesaikan soal cerita matematika. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut :
a. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat dipertimbangkan untuk menambah model pembelajaran bagi guru
dalam memberikan materi pelajaran pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa
menyelesaikan soal cerita matematika.
b. Implikasi Praktis
Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan belajar
siswa khususnya soal cerita matematika.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk
meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar sehubungan dengan prestasi dan hasil belajar siswa yang
akan dicapai. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan model
pembelajaran yang tepat bagi siswa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Diharapkan guru-guru SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten mampu
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran
khususnya matematika.
2. Hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagai referensi bagi guru, kepala
sekolah dan orang tua siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman, dkk, 2010. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta. Dirjen Pendidikan
Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.
Gatot Muhsetyo. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
John A. Van De Walle. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta :
Erlangga.
Nyimas Aisyah, ddk, 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta.
Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.
Slavin Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori dan Praktek. Bandung : Nusa
Media.
Sugiyanto, 2009. Model-model Pembelajaran Kooperatif. Surakarta. Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Syarif Ahmad, 2001. Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Satu Langkah. Jurnal Ilmu Pengetahuan LPTK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 JAMBEYAN
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS / SEMESTER : IV / 2
WAKTU : 6 X 35 menit (3 X Pertemuan)
PELAKSANAAN : Pertemuan 1 : 9 Maret 2011
Pertemuan 2 : 16 Maret 2011
Pertemuan 3 : 23 Maret 2011
I. STANDAR KOMPETENSI
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. KOMPETENSI DASAR
6.4 Mengurangkan pecahan.
III. INDIKATOR
6.4.2 Menerapkan pengurangan bilangan pecahan dalam memecahkan
masalah.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah memperhatikan penjelasan guru siswa dapat :
1. Menyelesaikan soal pengurangan pecahan desimal.
2. Menyelesaikan soal cerita tentang pengurangan pecahan desimal.
3. Menyelesaikan soal pengurangan berbagai pecahan.
4. Menyelesaikan soal cerita tentang pengurangan berbagai pecahan.
V. DAMPAK PENGIRING
Setelah selesai pembelajaran siswa dapat terampil memecahkan masalah yang
berhubungan dengan pengurangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
VI. MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengurang pecahan desimal :
0,7 - 0,5 = …
0,930,5
……. -
2. Soal cerita tentang pengurangan pecahan desimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
VII. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode : Ceramah
Demonstrasi
Diskusi
Tugas
2. Model pembelajaran : Kooperatif Tipe STAD
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan No Kegiatan Waktu Metode
I 1 PENDAHULUAN
a. Mengkondisikan kelas siap
menerima pelajaran.
b. Tanya jawab tentang macam
pecahan.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
10 menit
Ceramah,
Tanya
jawab
2
KEGIATAN INTI
a. Siswa mengamati peragaan pe-
ngurangan pecahan.
b. Guru memfasilitasi siswa untuk
kerja kelompok.
c. Guru membagi kelas menjadi 2
kelompok masing-masing ber-
anggota 2 siswa.
d. Guru membagikan lembar kerja
untuk dikerjakan masing-masing
kelompok dengan diskusi.
e. Guru memberi umpan balik,
penguatan, serta motivasi kepada
siswa yang kurang aktif.
40 menit
Demonstrasi
ceramah
tugas
3
PENUTUP
a. Siswa mengerjakan evaluasi.
b. Siswa membuat kesimpulan
bersama guru.
c. Siswa bersama guru melakukan
refleksi.
d. Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
20 menit
Tugas
ceramah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
II 1. PENDAHULUAN
a. Mengkondisikan kelas siap
menerima pelajaran.
b. Tanya jawab tentang soal cerita.
c. Menjelaskan tujuan pem-
belajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai.
10 menit
Ceramah,
Tanya
jawab
2. KEGIATAN INTI
a. Siswa memperhatikan pen-
jelasan guru mengenai soal cerita
pengurangan pecahan.
b. Guru memfasilitasi siswa untuk
kerja kelompok.
c. Guru membagi kelas menjadi 2
kelompok masing-masing ber-
anggota 2 siswa.
d. Guru membagikan lembar kerja
untuk dikerjakan masing-masing
kelompok dengan diskusi.
e. Guru memberi umpan balik,
penguatan, serta motivasi kepada
siswa yang kurang aktif.
40 menit
Demonstrasi
ceramah
tugas
3. PENUTUP
a. Siswa mengerjakan evaluasi.
b. Siswa membuat kesimpulan
bersama guru.
c. Siswa bersama guru melakukan
refleksi.
d. Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
20 menit
Tugas
ceramah
III 1. PENDAHULUAN
a. Mengkondisikan kelas siap
menerima pelajaran.
b. Tanya jawab tentang soal cerita.
c. Menjelaskan tujuan pem-
belajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai.
10 menit
Ceramah,
Tanya
jawab
2. KEGIATAN INTI
a. Siswa memperhatikan pen-
jelasan guru mengenai soal cerita
pengurangan pecahan.
40 menit
Demonstrasi
ceramah
tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Guru memfasilitasi siswa untuk
kerja kelompok.
c. Guru membagi kelas menjadi 2
kelompok masing-masing ber-
anggota 2 siswa.
d. Guru membagikan lembar kerja
untuk dikerjakan masing-masing
kelompok dengan diskusi
e. Guru memberi umpan balik,
penguatan, serta motivasi kepada
siswa yang kurang aktif.
3. PENUTUP
a. Siswa mengerjakan evaluasi.
b. Siswa membuat kesimpulan
bersama guru.
c. Siswa bersama guru melakukan
refleksi.
d. Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
20 menit
Tugas
ceramah
IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : Gambar/model pecahan
Benda nyata yang dapat dibagi misal kue, pita dan
lain-lain.
2. Sumber Belajar : Matematika Kelas 4 SD, Nur Akhsin, S.Si. dkk,
Hal : 238 - 240
X. PENILAIAN
a. Prosedur : Tes akhir
b. Jenis : Tertulis
c. Bentuk : Isian, jawab singkat
d. Alat Tes : Soal tes
Jambeyan, 8 Maret 2011
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas IV
SRI PUJIANTI, S.Pd. BUDI MUSTOFA
NIP. 19610803 198304 2 009 NIP. X 1808092
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 JAMBEYAN
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS / SEMESTER : IV / 2
WAKTU : 6 x 35 menit (3 x Pertemuan)
PELAKSANAAN : Pertemuan 1 : 9 Pebruari 2011
Pertemuan 2 : 16 Pebruari 2011
Pertemuan 3 : 23 Pebruari 2011
I. STANDAR KOMPETENSI
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. KOMPETENSI DASAR
6.3 Menjumlahkan pecahan.
III. INDIKATOR
6.3.1 Mampu menjumlahkan bilangan pecahan.
6.3.2 Mampu melakukan penjumlahan bilangan pecahan.
6.3.3 Menerapkan penjumlahan pecahan dalam memecahkan masalah.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah memperhatikan penjelasan guru siswa dapat :
1. Menjumlahkan bilangan pecahan.
2. Menerapkan penjumlahan bilangan pecahan dalam memecahkan masalah
sehari-hari.
V. DAMPAK PENGIRING
Setelah selesai pembelajaran siswa dapat terampil memecahkan masalah yang
berhubungan dengan penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
VI. MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengurang pecahan desimal :
0,4 + 0,27 = …
0,4360,214
……. +
2. Soal cerita yang mengandung penjumlahan pecahan desimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
contoh :
Jarak rumah Deksa ke rumah Monik 0,5 km.
Jarak rumah Monik ke rumah Rendi 0,2 km.
Berapa km jarak rumah Deksa ke rumah Rendi melewati rumah Monik?
VII. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
1. Metode : Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
2. Model pembelajaran : Kooperatif Tipe STAD
VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Pertemuan Kegiatan Waktu Metode
1 I PENDAHULUAN
a. Mengkondisikan kelas siap
menerima pelajaran.
b. Tanya jawab tentang
penjumlahan pecahan.
c. Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
10 menit
Ceramah,
Tanya
jawab
2
KEGIATAN INTI
a. Siswa mengamati peragaan
penjumlahan pecahan.
b. Guru memfasilitasi siswa untuk
kerja kelompok.
c. Guru membagi kelas menjadi 2
kelompok masing-masing ber-
anggota 2 siswa.
d. Guru membagikan lembar kerja
untuk dikerjakan masing-masing
kelompok dengan diskusi.
e. Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok juara.
f. Guru memberi umpan balik,
penguatan, serta motivasi kepada
siswa yang kurang aktif.
40 menit
Demonstrasi
ceramah
tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3
PENUTUP
a. Siswa mengerjakan evaluasi.
b. Siswa membuat kesimpulan.
c. Siswa bersama guru melakukan
refleksi.
d. Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
20 menit
Tugas
ceramah
1 II PENDAHULUAN
a. Mengkondisikan kelas siap
menerima pelajaran.
b. Tanya jawab tentang
penjumlahan pecahan.
c. Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
10 menit
Ceramah,
Tanya
jawab
2
KEGIATAN INTI
a. Siswa mengamati peragaan
penjumlahan pecahan.
b. Guru memfasilitasi siswa untuk
kerja kelompok.
c. Guru membagi kelas menjadi 2
kelompok masing-masing ber-
anggota 2 siswa.
d. Guru membagikan lembar kerja
untuk dikerjakan masing-masing
kelompok dengan diskusi.
e. Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok juara.
f. Guru memberi umpan balik,
penguatan, serta motivasi kepada
siswa yang kurang aktif.
40 menit
Demonstrasi
ceramah
tugas
3
PENUTUP
a. Siswa mengerjakan evaluasi.
b. Siswa membuat kesimpulan.
c. Siswa bersama guru melakukan
refleksi.
d. Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
20 menit
Tugas
ceramah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1 III PENDAHULUAN
a. Mengkondisikan kelas siap
menerima pelajaran.
b. Tanya jawab tentang
penjumlahan pecahan.
c. Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
10 menit
Ceramah,
Tanya
jawab
2
KEGIATAN INTI
a. Siswa mengamati peragaan
penjumlahan pecahan.
b. Guru memfasilitasi siswa untuk
kerja kelompok.
c. Guru membagi kelas menjadi 2
kelompok masing-masing ber-
anggota 2 siswa.
d. Guru membagikan lembar kerja
untuk dikerjakan masing-masing
kelompok dengan diskusi.
e. Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok juara.
f. Guru memberi umpan balik,
penguatan, serta motivasi kepada
siswa yang kurang aktif.
40 menit
Demonstrasi
ceramah
tugas
3
PENUTUP
a. Siswa mengerjakan evaluasi.
b. Siswa membuat kesimpulan.
c. Siswa bersama guru melakukan
refleksi.
d. Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
20 menit
Tugas
ceramah
IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : Gambar/model pecahan
Benda nyata yang dapat dibagi-bagi
2. Sumber Belajar : Matematika Kelas 4 SD, Nur Akhsin, S.Si. dkk,
Hal : 235 - 239
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
X. PENILAIAN
a. Prosedur : Tes akhir
b. Jenis : Tertulis
c. Bentuk : Isian, jawab singkat
d. Alat Tes : Soal tes
Mengetahui, Jambeyan, 8 Pebruari 2011
Kepala Sekolah Guru Kelas IV
SRI PUJIANTI, S.Pd. BUDI MUSTOFA
NIP. 19610803 198304 2 009 NIP. X 1808092
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
LAMPIRAN
SOAL TES
Pertemuan 1 :
1. 0,2 + 0,7 = ….
2. 0,4 + 0,12 = ….
3. 0,25 + 0,85 = ….
4. 0,36 + 0,145 = ….
5. 0,196 + 0,217 = ….
Pertemuan II :
1. 0,75 + 1
2 = ….
2. 3
4 + 0,75 = ….
3. 6
105 + 0, 5 = ….
4. 12
100+ 0,375 = ….
5. 0,843 + 0,5 = ….
Pertemuan III :
Ubahlah menjadi pecahan desimal!
1. 2
4 = ….
2. 3
4 = ….
3. 11
2 = ….
4. 23
4 = ….
5. 2
5 = ….
Skor
Pertemuan Nomor Soal Skor Skor Maksimal
I 1 - 10 Betul = 1 Salah = 0
II 1 - 10 Betul = 1 Salah = 0
III 1 - 5 Betul = 2 Salah = 0
6.
0,30,6
……. +
7.
0,210,3
……. +
8.
0,150,85
……. +
9.
0,4360,286
……. +
10.
3,256,81
……. +
6. 3
4 + 0,85 = ….
7. 1
5 + 0,31 = ….
8. 0,196 + 2
4 = ….
9. 8,7 + 0,341 = ….
10. 80,25 + 17,5 = ….
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
KUNCI JAWABAN SOAL
Pertemuan I
1. 0,9
2. 0,52
3. 1,10
4. 0,181
5. 0,413
Pertemuan II
1. 1,25
2. 1,50
3. 1,1
4. 0,495
5. 1,343
Pertemuan III
1. 0,50
2. 0,75
3. 1,50
4. 2,75
5. 0,4
6. 0,9
7. 0,51
8. 1,00
9. 0,712
10. 10,06
6. 1,60
7. 0,51
8. 0,696
9. 9,041
10. 97,75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
LAMPIRAN :
A. Soal Test
Pertemuan 1
1.
0,75 0,6
……. -
2.
0,875 0,59
……. -
3.
4,5063,900
……. -
4.
10,72,875
……. -
5.
0,3750,290
……. -
6. Ibu membeli 13,50 kg beras, sesampainya di rumah diberikan kepada
tetangga 5,75 kg. Berapa kg sisa beras ibu?
7. Aminah membeli pita 10 m. Digunakan untuk membuat mainan sepanjang
4,25 m. Berapa sisa pita Aminah?
Pertemuan 2 :
1. 5
10 - 0,25 = ….
2. 6
8 - 0,2 = ….
3. 10,5 - 7 1
2 = ….
4. 2,350 - 650
1000= ….
5. Pak Ali panen gabah 3,5 ton, setelah digiling menghasilkan beras 3,405 ton.
Berapa kg penyusutannya?
6. Berat sebuah truk beserta muatannya 13,750 ton. Setelah muatannya
diturunkan berat truk sekarang 5,850 ton. Berapa ton berat muatan truk
tersebut?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Pertemuan 3 :
1. Ibu Mempunyai sebuah roti, Andi memakan roti itu 0,15 bagian, Bayu
memakan 0,10 bagian, Caca memakan 0,20 bagian dan Danu memakan ½
bagian roti.
c. Berapa bagian sisa roti ibu?
d. Berapa bagian selisih roti yang dimakan Danu dengan roti yang dimakan
Bayu?
e. Berapa selisih roti yang dimakan Bayu dan Caca dengan roti yang
dimakan Andi?
f. Berapa selisih roti yang dimakan Danu dengan roti yang dimakan Caca?
g. Berapa selisih roti yang dimakan Danu dengan roti yang dimakan Andi?
B. Kunci Jawaban Soal Tes
Pertemuan 1
1. 0,15
2. 0,285
3. 0,606
4. 7,825
5. 0,085
6. 7,75 kg
7. 5,75 m
Pertemuan 2
1. 25
100 (0,25)
2. 22
40
44
80
3. 3
4. 1,700 1700
1000
5. 0,095
6. 7,900
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pertemuan 3
a. 0,05 bagian
b. 0,40 bagian
c. 0,15 bagian
d. 0,30 bagian
e. 0,35 bagian
C. Kriteria Penilaian
Pertemuan Nomor Soal Skor Skor Maksimal
I 1 - 5
6 - 7
Betul = 1 Salah = 0
Betul = 2,5 Salah = 0
II 1 - 4
5 - 6
Betul = 1 Salah = 0
Betul = 2,5 Salah = 0
III 1 - 5 Betul = 1 Salah = 0
Betul = 2,5 Salah = 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
LEMBAR TUGAS
Pertemuan 1 :
1. Pak Atmo mempunyai sepetak kebun, 0,4 dari kebun tersebut ditanami sayuran
dan 1
5 dari kebun tersebut ditanami singkong. Sisanya ditanami tanaman obat.
Berapa bagian dari kebun Pak Atmo yang ditanami tanaman obat?
2. Tentukan tiga pecahan yang senilai dengan 12
36 !
Pertemuan 2 :
1. Ibu mempunyai tepung 2
3 kg, yang
1
2 telah digunakan. Ibu membeli lagi
3
4 kg
tepung. Berapa kilogram tepung yang dimiliki ibu sekarang?
2. Pecahan 5 1
4 jika diubah menjadi bentuk pecahan desimal adalah ….
Pertemuan 3 :
Pak Iwan sedang mengecat pagar kebunnya dengan warna merah, kuning, hijau dan
biru, 2
6 bagian pagar dicat warna merah,
1
4 bagian dicat warna kuning,
1
3 bagian dicat
hijau dan 3
12 bagian dicat biru.
1. Berapa bagian pagar yang dicat warna merah dan kuning?
2. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau?
3. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau?
4. Berapa bagian pagar yang dicat warna hijau dan biru?
5. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuing dan biru?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Selesaikan soal bersama dengan kelompokmu!
A. Soal Pertemuan I
Pak Iwan sedang mengecat pagar kebunnya dengan warna merah, kuning, hijau
dan biru, 2
6 bagian pagar dicat warna merah,
1
4 bagian dicat warna kuning,
1
3
bagian dicat hijau dan 3
12 bagian dicat biru.
1. Berapa bagian pagar yang dicat warna merah dan kuning?
2. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau?
3. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau?
4. Berapa bagian pagar yang dicat warna hijau dan biru?
5. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuing dan biru?
B. Soal Pertemuan II
Pak Surip mempunyai kebun 2
5 bagian ditanami jagung,
1
10 bagian ditanami
kacang, 5
15 bagian ditanami singkong dan
1
4 bagian ditanami kedelai.
1. Berapa bagian kebun yang ditanami jagung dan singkong?
2. Berapa bagian kebun yang ditanami jagung dan kedelai?
3. Berapa bagian kebun yang ditanami kedelai dan singkong?
4. Berapa bagian kebun yang ditanami kacang dan singkong?
5. Berapa bagian kebun yang ditanami jagung dan kedelai?
C. Soal Pertemuan III
Ibu Mempunyai sebuah roti, Andi memakan roti itu 1
4 bagian, Bayu memakan
2
6
bagian roti, Caca memakan 1
8 bagian roti dan Danu memakan
1
2 bagian roti
1. Berapa bagian roti yang dimakan Andi dan Bayu?
2. Berapa bagian roti yang dimakan Andi dan Caca?
3. Berapa bagian roti yang dimakan Bayu dan Caca?
4. Berapa bagian roti yang dimakan Caca dan Danu?
5. Berapa bagian roti yang dimakan Bayu dan Danu?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
5. Lampiran-lampiran
HASIL PENILAIAN
KKM : 60
NOMOR
NAMA L/P
N I L A I
URUT INDUK Kondisi
Awal
Pasca Tindakan
I II
1. 2810 ADI PRASETYO L 50 50 50
2. 2826 FEBRIANAN D.S. P 70 80 70
3. 2827 ADI NUR PRIHATIN L 40 50 60
4. 2843 YULI PURWANTO L 60 70 70
5. 2845 SUKMA PUTRI AYU P 50 60 70
6. 2846 SEPTIANA FERAWATI P 70 70 70
Rerata 57 63 65
Nilai Antara 80 - 100 - 1 -
Nilai Antara 60 - 79 3 3 5
Nilai Antara 0 - 59 3 2 1
Prosentase Tuntas 50% 66 2
3 % 83
1
3 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
CURRICULUM VITAE
1. Nama : BUDI MUSTOFA
2. NIM : X 1808092
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Boyolali, 24 Pebruari 1961
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Tempat Tugas : SD Negeri 1 Jambeyan
UPTD Pendidikan Kecamatan Karanganom
Kabupaten Klaten
6. Alamat Rumah : Madu Mulyo RT 06 RW 01, Pulisen, Boyolali
Nomor Telepon : 085647180310
7. Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 6 Boyolali lulus tahun 1973
- SMP K Slamet Riyadi Boyolali lulus tahun 1976
- SPG Negeri Boyolali lulus tahun 1980
- D II PGSD UT lulus tahun 1998
Recommended