View
27
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Simulated Client Visit untuk tugas swamedikasi
Citation preview
A. Deskripsi tentang simulasiPada tanggal 28 Maret 2014, pasien datang ke Apotek dengan gejala batuk yang terus menerus dan pilek. Pasien datang ke Apotek ingin membeli obat batuk sirup bermerk Decolsin karena pasien biasa menggunakan obat Decolsin, saat di Apotek, Apoteker penjaga memberikan pasien obat Decolsin tablet, karena pasien tidak terbiasa meminum obat batuk tablet, maka pasien meminta pilihan obat lain, Apoteker tersebut memberikan 2 macam pilihan obat yaitu Actifed dan Bantif Child. Pasien tidak diberikan penjelasan mengenai perbedaan antara 2 obat batuk tersebut. Sehingga pasien lebih memilih untuk membeli obat bermerk Actifed, karena pasien lebih mengenal merk obat tersebut dan dari tampilan kemasan obat tersebut pasien lebih tertarik pada kemasan Actifed, karena pada kemasan obat Bantif kemasannya kurang menarik.B. Penilaian dari hasil observasi
Berdasarkan simulasi yang dilakukan, dapat dilihat bahwa pelayanan konseling yang Apoteker tersebut lakukan belum sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di Apotek. Hal ini disebabkan karena Apoteker tidak memberikan informasi mengenai obat yang diminta pasien, tidak menanyakan keluhan pasien, Apoteker tidak memberi sapaan kepada pasien sehingga pasien tidak merasa nyaman di dalam Apotek dan menyebabkan pasien ingin cepat-cepat membeli obat, Apoteker tidak memberikan informasi mengenai cara penggunaan, cara penyimpanan obat tersebut, Apoteker juga tidak memberi pilihan sebelum pasien meminta, sehingga Apoteker cenderung pasif dan tidak meMbakngun suasana di dalam Apotek.C. Saran/yang seharusnya terjadi dalam simulasinya
Seharusnya Apoteker tersebut memberikan informasi lengkap mengenai obat yang dipilih pasien, supaya tidak salah penggunaannya, dan Apoteker tersebut seharusnya meMbakngun suasana yang menyenangkan di Apotek untuk melakukan konseling dengan pasien, supaya pasien dapat menerima informasi yang diberikan dengan baik. Berikut penjelasan yang harus dilakukan Apoteker adalaha. Menggali informasi lebih lanjut dari pasien (keluhan/riwayat penyakit) dengan memberikan kesempatan untuk identifikasi keluhan yang dirasakan dan masalah penggunaan obat yang dikonsumsi pasien.b. Nama obat, jumlah obat, jenis obat dan kegunaannya masing-masingc. Bagaimana cara menggunakan obat, kapan harus menggunakannya, seberapa banyak/dosis yang dikonsumsi, waktu mengkonsumsi (sewaktu, sesudah, atau sebelum makan), frekuensi penggunaan obat/rentang waktu penggunaan, durasi penggunaan, makanan/minuman yang perlu dihindari saat mengkonsumsi obat.d. Peringatan atau Efek Samping Obat (ESO)e. Cara mengatasi Efek Samping Obatf. Tata cara penyimpanan obat di rumahg. Kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obath. Memberikan penjelasan/saran yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya keparahan kondisi patologisi. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien
Contoh simulasi yang seharusnya dilakukan:Apoteker: Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu? (saat pasien datang ke dalam
Apotek)
Pasien : Pagi, saya mau beli obat flu
Apoteker: Untuk siapa Mbak?"
Pasien : Untuk saya sendiri"Apoteker:Flunya sudah berapa hari Mbak?
Pasien: Sudah 3 hari
Apoteker:Apa yang Mbak rasakan?
Pasien:Batuk terus menerus, pilek juga Mbak Apoteker:Sudah coba pengobatan tradisional Mbak? Atau minum air putih yang
banyak dan istirahat yang cukup?
Pasien:Saya sudah minum air putih yang banyak Mbak, tapi tidak begitu
mempengaruhi, saya juga Mahasiswa yang banyak kegiatan di kampus,
jadi saya merasakan gejalanya sangat mengganggu aktivitas saya, saya
minta obat merk Decolsin saja MbakApoteker: Oh iya baiklah, ini obatnya Mbak yang Decolsin hanya ada dalam
bentuk tablet
Pasien:Wah, saya tidak terbiasa mengkonsumsi obat flu dalam bentuk tablet,
apa ada obat lain dalam bentuk sirup untuk batuk berdahak dan pilek
Mbak?Apoteker: Oh ada Mbak ini (memberikan 2 contoh obat lain, yaitu Actifed dan
Siladex Mucolytic & Expectorant)
*dalam simulasi ke apotek, pasien diberikan Bantif Child, sedangkan
obat Bantif Child merupakan obat untuk anak-anak, sehingga dalam
simulasi di kelas, Apoteker memberikan Actifed dan Siladex Mucolytic
& ExpectorantPasien:Perbedaan dari kedua obat ini apa Mbak?
Apoteker:Sama-sama merupakan obat batuk berdahak Mbak, bedanya Actifed
dapat menyebabkan kantuk sedangkan Siladex tidak menyebabkan
kantukPasien: Tapi saya tidak pernah menggunakan Siladex Mbak, saya mau pilih
Actifed sajaApoteker: Baiklah Mbak, apa Mbak punya riwayat penyakit hipertensi?
(pertanyaan tertutup)
Pasien : Tidak ada Mbak "Apoteker: Apa Mbak ada mengkonsumsi obat lain?
Pasien: Tidak ada Mbak
Apoteker: Oke, baik Mbak. Sekarang saya jelaskan informasinya dulu ya Mbak,
jadi obatnya diminum 3 kali sehari sebanyak 5 mL, di dalam sini sudah
ada sendoknya, jadi gunakan sendok yang disediakan saja ya Mbak, dan
minumnya sesudah makan sekitar 1-2 jam setelah makan, dan
diminumnya setiap 8 jam sekali, dan bila 3 hari gejala batuknya tidak
berkurang Mbak dianjurkan untuk periksa ke dokter. Jika minum obat ini
bisa dibantu minum air putih, tetapi hindari minum obat dengan air teh,
jus buah atau sayuran, kopi, soda dan yang mengandung alkohol ya Mba.
Penggunaan yang bersamaan antara Actifed dengan obat-obat
simpatomimetik seperti dekongestan, antidepresan trisiklik, penekan
nafsu makan dan psikostimulan sejenis amfetamin, atau dengan
penghambat monoamine oksidase atau obat tidur juga dihindari ya Mba.Pasien : " Kenapa ya Mbak?"
Apoteker:"Karena Actifed mengandung pseudoephedrine, Actifed dapat
mengurangi sebagian daya kerja hipotensif dari obat yang mengganggu
aktivitas simpatetik, jadi efek dari obatnya tidak maksimal Mbak, selain
itu juga bisa menyebabkan hipertensi juga.
Pasien : "Oh iya, efek sampingnya Mbak?
Apoteker: "Obat ini juga menyebabkan kantuk dan gangguan pencernaan Mbak,
jadi sebaiknya diminum saat tidak berkendaraan dan juga bekerja atau
beraktivitas yang berat, serta penyimpanannya dibawah suhu 30 derajat
atau disuhu kamar saja dan terlindung dari cahaya serta jauhkan dari
jangkauan anak kecil ya Mbak. Oh iya sebaiknya diimbangi dengan
banyak minum air putih menjaga kebersihan, gunakan masker juga jika
bepergian.Pasien : Iya Mbak
Apoteker:Oh iya, apakah Mbak bisa menjelaskan ulang mengenai cara pemakaian
dan cara penyimpanannya? (verifikasi)
Pasien:Obatnya diminum 3 kali sehari sebanyak 5 ml, terus sendoknya sudah
ada di dalam kemasannya, terus diminumnya 1-2 jam setelah makan.
Penyimpanannya itu dibawah suhu 30 derajat atau disuhu kamar dan
terlindung dari cahaya serta jauhkan dari jangkauan anak kecil. Oh iya,
kalau minum obatnya lebih baik dengan air putih saja
Apoteker:Tepat sekali Mbak. Ada yang ingin Mbak tanyakan lagi
Pasien:Sudah Mbak, sepertinya sudah cukup. Terima kasih..
Apoteker:Iya Mbak sama-sama. Semoga lekas sembuh
D. Pembahasan
a. Keluhan atau gejala yang disimulasikanGejala yang dirasakan pasien adalah batuk berdahak disertai pilek. Rasa sakit sudah dirasakan selama 3 hari. Selama 3 hari pasien memilih tidak diberikan terapi obat karena keluhan yang diderita pasien merupakan self-limiting disease. Namun karena selama 3 hari gejala yang dirasakan tidak kunjung membaik, maka pasien memilih untuk membeli obat di apotek. Batuk sebenarnya adalah refleks normal tubuh kita akibat adanya rangsangan dari selaput lendir di daerah tenggorokan dan cabang tenggorokan, yang bertujuan untuk membersihkan saluran pernapasan dari zat asing yang mengganggu. Jadi, batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh. Batuk dibedakan menjadi batuk kering dan batuk berdahak. Batuk kering biasanya bukan merupakan mekanisme pengeluaran zat asing dan mungkin merupakan bagian dari penyakit lain. Batuk berdahak adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari saluran nafas, termasuk dahak. Batuk ini sebaiknya tidak ditekan, supaya zat-zat asing itu bisa dikeluarkan. Obat yang bisa membantu pengeluaran dahak disebut ekspektoran, obat tersebut juga merangsang batuk supaya terjadi pengeluaran dahak. Contoh obat ekspektoran adalah amonium klorida, gliseril guaiakolat ipekak. Selain ekspektoran, obat pengencer dahak lainnya adalah mukolitik. Contoh obat mukolitik adalah bromheksin, asetilsisitein, dan ambroksol.b. Pilihan ObatSebenarnya pasien memilih obat Decolsin syrup, karena dia sudah mengetahui indikasi dan efek samping obatnya dan obat itu yang dia konsumsi jika mengalami batuk dan pilek. Namun, di apotek tersebut tidak ada Decolsin syrup melainkan hanya Decolsin tablet dan pasien tidak membelinya. Akhirnya si Apoteker menawarkan 2 obat yaitu Bantif Child an Actifed, dari kedua obat tersebut Pasien memilih untuk membeli Actifed dengan pertimbangan karena kemasannya yang menarik, indikasi dan komposisi obat yang telah diketahuinya, serta obatnya lebih terkenal karena iklannya yang ada di televis. Sedangkan Bantif Child tidak dipilihnya karena kemasannya yang kurang menarik dan merknya kurang terkenal. Sehingga pasien lebih memilih untuk membeli Actifed.c. Informasi terkait tentang obat
1. ACTIFED
Komposisi:Per 5 mL : Pseuephedrine HCl 30 mg, Guaifenesin 100 mg, Triprolidine HCl 1.25 mg
Indikasi:Rinitis alergi, selesma, dan batuk yang disertai dahak
Dosis:Dewasa dan anak >12 tahun : 5 mL Anak 6-12 tahun : 2.5 mL Anak 2-6 tahun : 1.25 mL Anak
Recommended