View
516
Download
20
Category
Preview:
Citation preview
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
PERCOBAAN II
Judul : Pemisahan Senyawa Organik (Ekstraksi Pelarut) Isolasi Trismiristin Dan Asam Miristat Dari Biji Pala
Tujuan : - mengisolasi trismiristin dari biji pala dengan metode ekstraksi
kontinu.
- Melakukan reaksi penyabunan dan hidrolisis trismiristin
untukmendapatkan asam miristat.
Hari/tanggal : Jum’at / 14 Maret 2008 dan 15 maret 2008
Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin
I. TEORI DASAR
Tanaman pala atau Myristica Fragan Houtt termasuk familia myristicaceae,
yang tumbuh di Indonesia, terutama di Maluku. Pohon pala merupakan tanaman yang
tingginya sekitar 10 meter. Bauahnya yang masak berwarna kuning di bagian
tengahnya alur, garis tengah buah ini sekitar 5 cm.
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
Biji pala yang banyak diperlukan sebagai bahan obat berkadar minyak atsiri yang
tidak kurang dari 5% volume berat, sedangkan kadar minyak atsiri serbuk tidak
kurang dari 4%. Uraian makroskopik bijinya adalah sebagai berikut:
a. Berbentuk bulat telur, panjangnya sekitar 2 cm sampai 3 cm, sedangkan
lebarnya sekitar 1,5 cm sampai 2 cm.
b. Warna permukaan biji coklat muda, beralur dangkal, banyak bertitik-titik dan
bergaris-garis kecil yang juga berwarna coklat muda.
Kandungan-kandungan zat pada biji pala:
1. Minyak atsiri sampai 10% berisi miristin (yang bersifat membius) sekitar 4%,
pinen 80%, kamfer 8%, dipentesafrol 0,6%, egenol, ko-egenol dan alkohol 6%.
2. Minyak lemak sekitar 40% berupa gliserida dari asam miristat, asam oleat dan
asam linoleat
3. Abu 4%, zat putih telur 25% sampai 40% pati dan gula
Demikian banyak kandungan zatnya, sehingga banyak diperlukan bagi obat
pembius, menyebabkan rasa ngantuk dan memperlambat pernafasan. Selain sebagai
bahan obat sering pula dijadikan bahan pewangi.
Manfaat Tanaman Pala
Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil
minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan
kosmetik.
1) Kulit batang dan dausn
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai
kayu bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri
2) Fuli
Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti
anyaman pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak
dijual didalam negeri.
3) Biji pala
Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempah-
rempah. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa
nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan
usus. Biji pala sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntah-
muntah dan lain-lainya.
4) Daging buah pala
Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah
diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala,
marmelade, selai pala.
Hampir semua orang mengenal buah pala (Myristica Fragrans Houtt). Kita
biasa menggunakan bijinya sebagai bumbu masakan. Olahan daging maupun
masakan bersantan terasa lebih harum dan lezat dengan menambahkan sedikit pala
halus. Daging buahnya lain lagi, aromanya yang harum dengan rasa sedikit asam
menjadikan daging buah pala cocok untuk bahan baku sirup maupun manisan.
Kebiasaan menggunakan pala sebagai bumbu masakan atau mengkonsumsi dalam
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
bentuk sirup dan manisan perlu digalakkan, mengingat buah dengan keharuman
semerbak ini ternyata mempunyai banyak khasiat bagi kesehatan. Kandungan kimia
terkandung dapat mengatasi insomania, batuk berlendir, membantu pencernaan,
penghilang kejang otot dll.
ISOLASI TRIMISTIN DARI BIJI PALA
Ekstraksi merupakan metoda, pemisahan komponen dari suatu campuran
dengan menggunakan suatu pelarut. Teknik ekstraksi yang paling sederhana adalah
dengan menggunakan corong pisah. Untuk solut yang berupa emulsi misalnya susu
atau yang lebih mudah larut dalam air menggunakan metode ekstraksi kontinu.
Bila sampel berupa padatan maka ekstraktor yang paling populer adalah
soxhlet. Pelarut yang ada dalam labu didih dipanaskan kemudian mengembun. Bila
volumenya mencukupi, pelarut yang telah membawa solut akan keluar melalui pipa
kecil ke dalam labu. Proses ini akan berlangsung terus menerus.
Ekstraksi padat-cair atau lazim disebut ekstraksi pelarut, dimana zat yang
akan di ekstraksi terdapat dalam fase padat. Cara ini banyak digunakan dalam isolasi
senyawa organik (padat) dari bahan Alam. Senyawa akan larut dalam pelarut jika
kekuatan atraktif antara kedua molekul (zat terlarut dan pelarut) adalah sesuai. Yang
polar larut dalam senyawa polar dan sebaliknya.jika sifat kepolaran suatu senyawa,
zat terlarut maupun pelarut, merupakan dasar paling penting dalam proses ekstraksi.
Efisiensi ekstraksi padat cair ini di tentukan oleh besarnya ukuran partikel zat padat
yang mengandung zat organik, dan banyaknya kontak dengan pelarut.Oleh karena itu,
dalam percobaan untuk mengisolasi kandungan trimiristin dalam biji pala akan
dilakukan dengan metoda ekstraksi kontinu dengan menggunakan soxhlet.
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
Trimiristin merupakan suatu gliserida (ester lemak) yang terbentuk dari
gliserol dan asam miristat. Gliserida ini terkandung dalam buah pala (Myrictica
fragrans) yang bersifat non polar dengan kadar yang tinggi tanpa banyak bercampur
dengan ester-ester yang lain, maka dapat diekstraksi dengan menggunakan pelarut
non polar, misalnya heksana atau dietil eter dengan soxlhet (karena sampel biji pala
berupa padatan). Pelarut yang ada dalam labu didih dipanaskan kemudian
mengembun. Bila volumenya mencukupi pelarut yang telah membawa solut akan
keluar melalui pipa kecil kedalam labu. Proses ini berlangsung terus-menerus
(kontinu) menggunakan sokhlet dan metode perkolasi. Asam miristat juga dapat
diperoleh dari trimiristin dengan reaksi penyabunan dan hidrolisis dan dimurnikan
dengan rekristalisasi menggunakan aseton.
REAKSI PENYABUNAN TRIMISTIN MENJADI ASAM MIRISTAT
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam
lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18. Namun dapat juga juga
mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah.
Sebagaimana telah kita ketahui, buah pala (myrictica fragrans) memiliki
komposisi kimia seperti minyak atsiri (berisi miristin), minyak lemak (berupa
gliserida dari asam miristat, asam oleat dan asam linoleat, serta abu, zat putih telur,
pati dan gula.
Trimiristin adalah suatu gliserida (ester lemak) yang terbentuk dari gliserol
dan asam miristat. Gliserida ini terkandung dalam buah pala yang bersifat non-polar.
Karena kadar trimiristin yang tinggi dalam biji pala maka dapat diekstraksi dengan
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
menggunakan pelarut non-polar misalnya heksana atau dietil eter dengan soxhlet dan
dimurnikan dengan cara kristalisasi menggunakan aseton.
Penyabunan trimiristin menggunakan NaOH menghasilkan gliserol dan garam
natrium dari asam miristat. Bila larutan ini diasamkan akan menghasilkan asam
miristat yang dapat dikumpulkan dengan pengeringan vacum.
Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada
zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi
(natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium
dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu ( yang mengandung basa seperti kalium
karbonat) sebagai ganti lindi (lye = larutan alkali).
Reaksi penyabunan :
Kegunaan sabun adalah kemampuaanya mengemulsi kotoran berminyak
sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua
sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat-non
polar, seperti tetesan-tetesan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun yang tertarik
pada air ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari
tetesan minyak minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetesan sabun-minyak,
maka itu tidak dapat saling bergabung, tetapi tetap tersuspensi.
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
II. ALAT DAN BAHAN
Alat – alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Seperangkat alat Sokhlet
2. Corong Buchner
3. corong biasa
4. erlenmeyer
5. baskom
6. alat penentu titik leleh
7. statif + klem
8. labu bundar
9. penangas air
10. Evaporator
11. Gelas Kimia 250 mL
12. Gelas Ukur 10 mL dan 200 mL
13. Kertas Saring Whatman
14. Pipet tetes
15. Batang Pengaduk
16. Kaca arloji
17. Neraca analitik
18. Termolyn
19. Kertas indicator
20. Seperangkat alat refluks
21. stopwatch
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
Bahan yang digunakan
1. Serbuk Biji Pala
2. Aquadest
3. Aseton
4. Batu Didih
5. n-heksana
6. NaOH 6 M
7. Etanol
8. Es Batu
9. HCl Pekat
III. PROSEDUR KERJA
A. Isolasi Trimistin
- Membungkus dengan kertas saring 80 gram serbuk biji pala kemudian
memasukkan ke dalam alat soxhlet.
- Memasukkan 250 mL n-heksana dan batu didih ke dalam labu soxhlet.
Kemudian merangkai alat soxhlet.
- Melakukan soxhletasi selama 3 jam menggunakan penangas air
- Mengevaporasi ekstrak untuk mengeluarkan pelarutnya sehingga mendapatkan
minyak dan memindahkan ke dalam erlenmeyer 50 mL.
- Menambahkan 45 mL aseton ke dalam minyak untuk melarutkan zat hasil
ekstraksi di atas penangas air.
- Menyaring panas-panas larutan diatas dengan menggunakan kertas saring
(corong biasa).
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
- Mendinginkan filtrat yang diperoleh dalam wadah yang mengandung es.
- Mengumpulkan endapan atau kristal putih trimiristin yang terbentuk.
- Memisahkan endapan dengan penyaringan Buchner yang dilengkapi
pengisapan.
- Mencuci kristal sebanyak 2 kali dengan sejumlah kecil aseton dan membiarkan
hingga kristal kering.
- Menimbang kristal yang diperoleh, menghitung rendemennya dan menentukan
titik lelehnya (titik leleh trimiristin 56-570C)
B. Reaksi Penyabunan Trimiristin menjadi Asam Miristat
- Memasukkan sebanyak 0,80 g (0,001 mol) trimiristin, 12 mLNaOH 6 M dan 12
mL etanol kedalam labu dasar bundar ukuran 250 mL.
- Menambahkan batu didih kedalam labu tersebut dan menghubungkan
kekondensor refluks, lalu merefluks campuran selama 1 jam.
- Menuangkan larutan yang diperoleh kedalam gelas kimia 250 mL dan
memasukkan kedalam wadah yang berisi air es
- Sambil mengaduk dengan hati-hati. Menambahkan HCl pekat sebanyak 12 mL
sedikit demi sedikit hingga larutan menjadi asam (mengetes dengan kertas
lakmus) sampai terbentuk endapan asam miristat dan mendinginkan gelas kimia
tersebut dalam wadah yang mengandung air es.
- Mengumpulkan kristal yang terbentu menggunakan corong Buchner, lalu
mencuci kristal dengan 10 mL air dingin dan membiarkan kristal menjadi
kering dalam Buchner.
- Menimbang kristal yang diperoleh, menentukan persentase rendemen hasil dan
membandingkan dengan perhitungan teoritis (1 mol trimistin = 3 mol asam
miristat)
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
- Menentukan titik lelehnya dengan metode pipa kapiler (membandingkan dengan
liter
IV. HASIL PENGAMATAN
No Variabel yang diamati Hasil pengamatan
1 Menimbang serbuk pala 80 gram
2 Menimbang glass wol 0,1768 gram
3 Membungkus serbuk pala dengan kertas
saring
Pala terbungkus kertas saring
4 Melakukan soxhletasi
- suhu didih n-heksana (secara teoritis)
- siklus menyoxhlet
a. n-heksana mendidih
b. tetesan pertama
- siklus pertama
- siklus kedua
- siklus ketiga
- siklus keempat
- siklus kelima
69,850C
Waktu : 13 menit
Suhu : 69oC
t = 13 menit, berwarna kuning
bening.
5 jam 4 menit 80oC
16 menit, 13 detik t = 800C
34 menit, 3 detik t = 800C
13 menit, 8 detik t = 770C
13 menit, 57 detik t = 770C
5 Mengevaporasi ekstrak ± 17 menit 16
detik
Pelarut terpisah dengan
minyak, minyak berwarna
coklat bening, tetesan pertama
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
Suhu evaporasi awal
Massa minyak pala
saat 5 menit
± 700C
= 19,27 gram
6 Minyak pala + + 45 mL aseton Larutan bening berwarna
kekuningan, terdapat endapan
putih
7 Memanaskan di atas penangas air
- waktu minyak mendidih
- keadaan larutan
- 8 menit,22 detik t = 600C
- Bening kekuningan, endapan
menghilang
8 Menyaring endapan Larutan bening kekuningan
9 Mendinginkan filtrat dalam es Terdapat endapan putih
10 Menyaring dengan corong buchner Endapan terpisah dengan filtrat
11 Mencuci dengan aseton Endapan putih
12 Menimbang
- kertas saring
- massa arloji
- massa arloji + endapan + kertas
saring
- massa kristal
- massa serbuk pala
- massa rendemen
- titik leleh trimistin
0,49 gram
46,4 gram
61,35 gram
14,46 gram
160 gram
570C
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
B Reaksi Penyabunan Trimistin menjadi
Asam Miristat
1 Menimbang trimistin 0,8 gram
2. Trimistin + NaOH + etanol Kristal tidak larut, larutan
keruh
3. Merefluks ± 1 jam Larutan bening homogen
4. Larutan + 1 mL HCl
Larutan + 2 mL HCl
Larutan + 3 mL HCl
Larutan + 4 mL HCl
Larutan + 5 mL HCl
Larutan + 6 mL HCl
Larutan + 7 mL HCl
pH = 12,69
pH = 12,72
pH = 12,67
pH = 12,64
pH = 12,58
pH = 12, 32
pH = 2,46 (terbentuk kristal)
5 Menimbang kertas saring 0,5160 gram
6 Menyaring dengan corong buchner Filtrat terpisah dari kristal
7 Massa Kristal 8,193 gram
V. ANALISIS DATA
1. ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI PALA
Pada percobaan isolasi trimiristin dari biji pala, terlebih dahulu biji pala
dijadikan serbuk agar zat-zat yang terkandung dalam biji pala mudah melarut dalam
pelarut. Dalam percobaan ini digunakan n-heksana sebagai pelarut karena trimiristin
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
adalah gliseraldehid yang bersifat non polar sehingga mudah larut dalam pelarut non
polar juga seperti n-heksana.
Sampel dalam percobaan ini berbentuk padatan oleh sebab itu ekstraktor yang
digunakan adalah soxhlet. Pada proses soxhletasi serbuk biji pala dibungkus dengan
kertas saring berbentuk lonjong dan diikat dengan benang gandir agar sampel tidak
keluar dari kertas saring pada saat proses ektraksi berlangsung. Penggunaan kertas
saring sebagai pembungkus karena mempunyai dinding yang tipis dan berpori yang
dapat mempermudah pelarut untuk menyerap lemak yang terkandung di dalam
sampel. Setelah kertas saring yang berisi sampel dimasukkan ke dalam soxhlet dan
pelarut n-heksana serta batu didih pada labu (penambahan batu didih berfungsi
menjaga tekanan dan suhu larutan agar tetap stabil) maka dilakukan proses ekstraksi
dalam percobaan ini.
Proses ekstraksi berlangsung selama ± 6 jam dengan 5 kali siklus agar jumlah
minyak yang dapat terekstrak lebih banyak dengan semakin banyak siklus, dan
tetesan pertama terjadi setelah 5 jam 4 menit dan proses ekstraksi pada suhu 80oC.
Dari 5 kali siklus tersebut diperoleh larutan yang bening. Siklus yang terjadi yaitu
pelarut yang ada dalam labu menguap karena pemanasan kemudian masuk ke
kondensor setelah itu terjadi pengembunan ditandai dengan tetesan-tetesan pelarut ke
tempat sampel, jika volume tempat sampel penuh maka pelarut yang telah membawa
solut akan keluar melalui pipa kecil ke dalam labu. Hasil ekstraksi tersebut, terdiri
dari pelarut ( n-heksana) dengan minyak pala untuk memisahkan n- heksana dari
minyak pala digunakan metode evaporasi dimana pada proses ini pemisahan
didasarkan pada perbedaan titik didih dimana zat yang mempunyai titik didih rendah
akan menguap terlebih dulu. Pada proses ini n-heksana titik didihnya lebih rendah
dari titik didih minyak sehingga n-heksana menguap terlebih dahulu sehingga n-
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
heksana terpisah dari minyak. Dari proses evaporasi ini diperoleh minyak pala
sebesar 19,27 gram.
Minyak yang diperoleh dari hasil evaporasi ditambahkan dengan aseton
dengan tujuan melarutkan zat yang masih terkandung dalam trimiristin, digunakan
aseton karena aseton mampu memisahkan zat pengotor dari zat murni dalam keadaan
panas. Pada saat penambahan aseton timbul endapan berwarna putih. Kemudian
dilakukan pemanasan agar sebagian pelarut menguap dan menyaring larutan dalam
keadaan panas agar larutan tidak sempat membeku agar terbentuk kristal maka filtrat
hasil penyaringan didinginkan dengan es untuk mempercepat pembentukan kristal.
Kristal yang terbentuk dikumpulkan dan dikeringkan dengan penyaringan vakum
menggunakan corong Buchner sambil dicuci dengan aseton agar kristal yang
dihasilkan bener-benar murni dan dari percobaaan diperoleh kristal trimiristin
sebanyak 14,46 gram atau 9,0375 %.
Berdasarkan hasil percobaan kristal trimiristin yang dihasilkan dari 160 gram
serbuk pala cukup sedikit, hal ini mungkin disebabkan karena 80 gram serbuk pala
berasal dari pabrik yang kemungkinan banyak komponen-komponen yang terkandung
dalam serbuk pala hilang, dan 80 gram serbuk pala hasil buatan non pabrik. Dimana
besar kecilnya ukuran partikel mempengaruhi koefesien ekstraksi, semakin halus
serbuk semakin efisien karena semakin halus serbuk semakin banyak kontak dengan
pelarut maka semakin efisien ekstraksi dan hasilnya lebih optimal.
Pada percobaan ini serbuknya kurang halus sehingga hasilnya sedikit. Titik
leleh kristal pada percobaan adalah 57oC dan ini sesuai dengan teori atau literatur.
2. REAKSI PENYABUNAN TRIMIRISTIN MENJADI ASAM MIRISTAT
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
Pada percobaan penyabunan trimiristin menjadi asam miristat, sebanyak 0,8
gram trimiristin dicampur dengan NaOH dan etanol. Penggunaan NaOH bertujuan
agar dalam reaksi ini dihasilkan sabun. Dalam percobaan ini dengan direaksikannya
trimiristin dengan NaOH akan menghasilkan sabun yaitu natrium miristin atau garam
natrium dari asam miristat dan gliserol. Agar jumlah produk meningkat dilakukan
pemanasan sehingga interaksi antara NaOH dengan minyak pala meningkat dilakukan
proses refluks. Dalam alat refluks, uap yang terbentuk akan didinginkan sehingga
akan mengembun ( terkondensasi) dan jatuh kembali ke dalam campuran yang
bereaksi. Penambahan batu didih bertujuan agar suhu dan tekanan stabil sehingga
tidak terjadi letupan ketika merefluks.
Reaksi penyabunan trimiristin adalah
Hasil reaksi berupa campuran antara sabun dan gliserol ini mudah larut dalam
air dan etanol. Dalam reaksi ini digunakan pelarut etanol. Campuran homogen yang
diperoleh dari proses refluks ditambahkan dengan HCl pekat agar terbentuk asam
miristat dengan cara mengikat Na+ dari sabun miristat menjadi garam NaCl yang
bersifat netral, oleh karena itu larutan yan dihasilkan akan bersifat asam oleh
penambahan HCl yang berlebih. .Proses penambahan HCl ini berlangsung dalam
wadah berisi es batu agar mudah membentuk kristal. Penambahan HCl dilakukan
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
dengan hati-hati, sedikit demi sedikit dengan pengadukan agar larutan bercampur
dengan sempurna.
Berdasarkan data pengamatan penambahan HCl 1 sampai 6 mL larutan masih
bersifat basa dan belum terbentuk kristal dan ketika penambahan 7 mL larutan
bersifat asam dengan pH 2,46 dan terbenuk kristal, ini menandakan bahwa asam
miristat sudah terbentuk. Persamaan reaksi:
3 Na+-O – CO – (CH2)12 CH3 + 3 HCL 3 HO – CO – (CH2)12 CH3 + 3 NaCl
Asam miristat
Gambar struktur asam miristat
Kristal yang terbentuk pada larutan disaring dengan corong Buchner dan
mencucinya dengan air dingin agar garam NaCl dan gliserol sebagai hasil samping
terpisah dan kristal asam miristat. Kemudian kristal yang terbentuk dikeringkan.
Dari 0,8 gram trimiristin diperoleh kristal asam miristat sebanyak 8,193 gram.
Jumlah yang didapat ini tidak sesuai karena terlalu banyak sehingga rendemen di atas
1000% yaitu 1024,125 %. Hal ini memungkinkan disebabkan masih banyaknya
kandungan air dalam kristal karena belum benar-benar kering sehingga menambah
massa kristal dari percobaan diperoleh titik leleh kristal yaitu 83 oC.
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan metode ekstraksi kontinu dapat diperoleh trimiristin dari biji pala.
2. Dari 160 gram serbuk pala diperolah trimiristin 14,46 gram atau 9,0375 %
dengan titik leleh 57 oC
3. Reaksi penyabunan trimiristin diperoleh garam natrium dari asam miristat
dan gliserol. Hasil akhir penyabunan adalah asam miristat dengan titik leleh
83oC.
4. Massa asam miristat yang diperoleh 8,193 gram dengan persentase
rendemen 1024,125 % , sedangkan secara teoritis sebanyak 0,69 gram atau
86,25%.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil. 1996. Pengantar Praktikum Kimia. Yogyakarta: UGM.
Fessenden and Fessenden. 1999. Kimia Orgakin Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kusuma, Hembing Wijaya. 1997. Hidup Sehat Cara Hembing Buku 2. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Slamet, Sudarmadji. 1989. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Sutomo, Budi. 2006. Buah Pala, Mengobati Ganguan Insomnia, Mual Dan Masuk angin.http://budiboga.blogspot.com/2006/05/buah-pala-mengobati-ganguan-insomnia.html
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
Tim Dosen Praktikum Kimia Organik 2. 2008. Petunjuk Praktikum Kimia Organik 2. Banjarmasin: FKIP UNLAM
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1. Diketahui : massa serbuk biji pala = 160 gram
Massa kristal = 14,46 gram
Ditanya : % rendemen ......?
Jawaban:
=
= 9,0375 %
Jadi % rendemen trimistin adalah 9,0375 %
2. Diketahui : massa trimistin = 0,8 gram
Massa kristal = 8,193 gram
Ditanya: % rendemen....?
Jawaban
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
= 1024,125 %
Secara teoritis perhitungan % rendemen secara teoritis
1 mol trimistin ~ 3 mol asam miristat
0,001 mol trimistin ~ 0,003 mol asam miristat
Massa asam miristat = 0,003 mol x 228 g/mol
= 0,69 gram
% rendemen =
= 86,25 %
Created By Kelompok 1
66
Laporan Akhir
Praktikum Kimia Organik 2
JAWABAN PERTANYAAN
1. Untuk mengisolasi trimistin, diekstraksi menggunakan pelarut n-heksana,
karena pelarut n-heksana bersifat non polar yang nantinya bias melarutkan
senyawa trimistin yang juga bersifat non polar. Disini kita berpegang pada
prinsip like dissolve like. Meskipun air merupakan suatu pelarut universal
tetapi bersifat polar dan titik didihnya pun juga terlalu tinggi.
2. Aseton dipakai untuk terkristalisasi trimistin adalah karena aseton dapat
melarutkan zat yang masih terkandung dalam residu (trimistin) dan juga
mampu memisahkan zat-zat pengotor dari zat murni dalam keadaan panas.
3. cara yang lebih baik untuk mendapatkan asam miristat dari trimistin adalah
dilakukan penyabunan lebih dahulu karena dari reaksi ini akan menghasilkan
natrium miristat yang nantinya akan diikat oleh HCl.
Created By Kelompok 1
Recommended