View
17
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN
PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED AND
ONLINE (PASSION)
DI PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PANGLEGUR
SUMENEP
Oleh:
REZA BASOFI
711.1.1.1653
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah berdirinya Pegadaian begitu panjang, bahkan sebelum Negara
ini lahir, pegadaian telah ada hingga kini tetap setia dalam memberikan layanan
gadai kepada masyarakat.Pegadaian merupakan sebuah lembaga BUMN yang
bergerak dibidang jasa perkreditan atas dasar hukum gadai. Menurut sejarah
berdirinya, Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda
(VOC) mendirikan Bank Van Leening, yaitu lembaga keuangan yang memberikan
kredit dengan sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada
tanggal 20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda
(1811), Bank Van Leening dibubarkan, dan kepada masyarakat diberi keleluasaan
untuk mendirikan usaha Pegadaian dengan mendapat lisensi dari pemerintah di
daerah setempat. Metode ini dikenal dengan liecentie stelsel. Dalam perjalanannya,
metode tersebut banyak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat.
Banyak pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang tidak
saja membebani masyarakat, tapi juga dipandang kurang menguntungkan bagi
pemerintah berkuasa. Sehingga akhirnya metode liecentie stelsel diubah menjadi
metode pacth stelsel, yaitu pendirian Pegadaian diberikan kepada umum yang
mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, metode pacth stelsel tetap
dipertahankan. Namun menimbulkan dampak yang sama, di mana pemegang hak
ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan metode baru yang disebut
dengan cultuur stelsel, di mana kegiatan Pegadaian ditangani sendiri oleh
pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda
mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur
bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901
didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat). Selanjutnya setiap
tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Pegadaian.
Pada periode 1945-1949 Diwarnai ketidak stabilan negara karena
Republik Indonesia yang masih bayi masih harus mempertahankan kemerdekaan,
maka Pegadaian terpaksa harus mengungsi dan meninggalkan kantornya yang
tinggal puing-puing. Pengungsian dilakukan dengan memindahkan kantornya di
Kebumen, Magelang dan Yogyakarta. Akibatnya, pengaruh budaya Jawa sangat
kental sekali, pakaian kerja pegawai saat itu berupa kain jarik, beskap dan
blangkon. Struktur organisasi pasca perang tidak ada perubahan.
Periode 1960-an Jawatan Pegadaian berubah statusnya menjadi
Perusahaan Negara (PN) Pegadaian, tepatnya pada tahun 1961. BUMN pada waktu
itu tidak ada yang berjalan baik, termasuk Pegadaian. Manajemen sangat Birokratis,
berbau Feodal dan kurang Modal kerja. Pemasukan minimum, modal menipis, Gaji
diangsur, budaya Jawa kuat terpelihara dan hubungan atasan dengan bawahan
sengaja dibatasi karena atasan hendak menanamkam wibawa dengan menjaga
jarak, kalau ada kesalahan bisa-bisa dimutasi ke cabang pembuangan, dan terjadi
penekanan untuk patuh pada atasan, karena itu mereka tidak perlu pintar, kalau
pintar nanti bisa menentang.
Pada awal pembangunan orde baru, Pegadaian berubah menjadi
Perusahaan Jawatan (Perjan) pada tahun 1969 hal ini berdasarkan PP No 7/1969
yang ditandai dengan suntikan modal baru oleh pemerintah dan pergantian
beberapa pejabat. Data nasabah masih sulit teridentifikasi, maka pada
kepemimpinan Sidi Pramono (1968-1974) sebagai kepala Perjan menerbitkan buku
nasabah agar memudahkan administrasi data nasabah. Pada masa Drs. Hardjojo
(1974-1980), Jawatan mulai merekrut 13 Sarjana Ekonomi dan Hukum atau
setingkat sarjana muda, yang selama ini belum pernah dimiliki Pegadaian, untuk
dididik menjadi Kepala Kantor Daerah Pemeriksaan (KDP). Mulai terjadi kemajuan,
seperti mendapat gaji yang semestinya. Pada masa J. Muljosedono (1982-1989)
sempat memodernisasi gedung dan terjadi pemekaran KDP, KDP merupakan
kelanjutan dari jabatan Kontrolir pada jaman Belanda yang sangat ditakuti dan
disegani.
Hingga berdasarkan PP No 10/1990 (yang diperbaharui dengan PP No
103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM). Perubahan status
Perjan menjadi Perum, karena dengan status lama tidak leluasa mengambil
kebijakan kredit, kepegawaian, gaji, investasi, dan lain-lain. Sebagai Perjan status
karyawan adalah PNS, meskipun gaji dan kesejahteraan tidak dibayar dari APBN.
Rekruitmen, jabatan, karir dan pensiun masih sangat kaku di undang-undang
Kepegawaian.
Sehingga pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2011 Tanggal 13 Desember 2011, bentuk
badan hukum Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) hingga
sekarang. Transformasi ini, dari yang semula berbentu Perusahaan Negara
menjadi jawatan menjadi perum hingga sekarang telah menjadi Persero, semua ini
dilakukan hanya untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan jasa keuangan.
Perubahan status ini juga sejalan dengan perluasan kantor-kator cabang
dan UPC hampir ke semua pelosok nusantara. Keberadaan PT Pegadaian sangat
dibutuhkan oleh masyarakat untuk membantu kesejahteraan mereka serta untuk
menghindari adanya praktek rentenir yang memanfaatkan kondisi mendesak
terhadap kebutuhan akan dana cepat. Sehingga PT Pegadaian (Persero) yang
merupakan BUMN yang bersinggungan langsung dengan masyarakat memiliki
tanggung jawab untuk mengatasi masalah tersebut. Tanggung jawab tersebut dapat
berupa pemberian pelayanan, yang optimal, cepat dan aman sehingga diharapkan
perekonomian akan tumbuh di masyarakat. Oleh sebab itu maka PT Pegadaian
(Persero) semakin memperbanyak cabang dan UPC yang ada di seluruh Nusantara.
Tidak hanya itu Pesatnya perkembangan teknologi informasi juga
dimanfaatkan oleh PT Pegadaian (Persero) guna meningkatkan pelayanan yang
ada. Dimana sebelumnya beberapa hal harus dilakukan secara manual dengan
pencatatan yang lebih rumit. Dengan teknologi ini menjadikan beberapa pekerjaan
tersebut menjadi jauh lebih rapi dan terpola sehingga meningkatkan efektivitas serta
efisiensi dari waktu, tenaga dan biaya. Peluang seperti ini dapat dimanfaatakan tiap
individu penggunanya baik dari skala individu hingga perusahaan sebagai peluang
untuk memperbesar usahanya dengan menerapakan teknologi sistem informasi
pada proses yang berlangsung pada perusahaannya.
Adanya perubahan maupun penambahan sistem informasi pada
pelayanan yang diberikan kepada nasabah dapat menambah nilai lebih pada
perusahaan tersebut. Semakin mudah dan prakstis pelayanan yang diberikan
kepada nasabah, semakin banyak nasabah yang tertarik untuk bekerja sama maka
semakin tinggi pendapatan yang diperoleh perusahaan. Hal ini menyebabkan
beberapa perusahaan fokus pada perkembangan sistem informasi dalam usahanya.
Kemudahan akses nasabah pada perusahaan menciptakan komunikasi
yang baik sehingga membangun kepercayaan nasabah terhadap perusahaan,
selain tentu saja mempermudah divisi marketing dalam pemasaran produknya dan
menurunkan cost pemasaran.
Peningkatan pelayanan terhadap nasabah ditingkatkan dengan
penggunaan teknologi yang terus berkembang dari tahun ke tahun hingga pada
tahun 2013 Pegadaian menggunakan teknologi informasi yang dikenal dengan
istilah Passion yang bertujuan untuk menganti sistem yang lama yaitu Siscadu.
Menurut Fahmi Ridho, General Manajer Pengembangan Teknologi Informasi selaku
pembicara dalam Seminar Bulanan PT Pegadaian (Persero) yang bertema
“Transformasi Pegadaian Demi Membangun Negeri”. Pada acara yang berlangsung
di gedung Langen Palikrama Rabu, 27 November 2013 menyatakan bahwa
Perubahan ini dilakukan karena Siscadu sudah dianggap habis masanya. Aplikasi
Siscadu yang merupakan aplikasi perangkat lunak offline dirasa belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pencatatan transaksi yang terjadi.
Perkembangan dan penyebaran informasi yang begitu cepat yang hampir
semuanya menggunakan jaringan online memang memungkinkan bahwa sistem
yang lama harus diganti dengan yang baru. Oleh karena itu Passion-lah yang
dianggap cocok saat ini.
Selain itu, hal ini dilakukan guna memberikan pelayanan yang sebaik
mungkin kepada para nasabah dan sentralisasi data sehingga mempermudah
manajemen dalam memonitoring dan mengevaluasi kerja yang terkait dengan
kegiatan operasional secara realtime. Pembuatan rencana kerjapun dapat dilakukan
dengan lebih tepat lantaran didukung oleh data yang akurat.
Lebih lanjut Fahmi menyatakan bahwa ada empat strategi yang
dilakukan terkait dengan peran teknologi informasi dalam menunjang proses
transformasi Pegadaian. Pertama, penguatan jaringan akses layanan yang meliputi
jaringan organik (kantor unit/cabang), unorganik (agen, mitra), dan chanel elektronik
(transaksi melalui ATM, SMS banking, EDC). Kedua, perubahan proses bisnis
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Ketiga, otomatisasi kantor
dengan penggunaan dokumen elektronik (e-document), dan keempat, perubahan
pengukuran kinerja kelompok maupun individu berbasis data.
Sistem yang baik adalah sistem yang lengkap namun sederhana.
Dengan perubahan tersebut tentu akan semakin banyak fitur pelayanan yang
diberikan oleh PT Pegadaian (Persero) kepada pelanggannya. akan tetapi dengan
adanya perubahan sistem informasi yang digunakan oleh PT Pegadaian (Persero)
selain menimbulkan dampak posistif seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
perubahan ini juga menimbulkan dampak lain yaitu bagi penggunanya dalam hal ini
adalah karyawan yang ada di dalamnya khususnya dalam masalah keperilakuan
terhadap penggunaan sistem tersebut. Sebaik apapapun sebuah sistem akan tetapi
jika penggunanya merasa bahwa sistem tersebut dirasa tidak membawa dampak
yang positif bagi dirinya maka pada akhirnya sistem tersebut akan mendapat
penolakan dari penggunanya
Menurut (Jogiyanto, 2007: 2) Sistem teknologi informasi yang dibangun
menjadi komponen dari organisasi bersama-sama dengan manusia. Manusia
berinteraksi menggunakan sistem teknologi informasi. Interaksi ini menimbulkan
masalah keperilakuan (behavioral). Sekarang masih banyak terdengar bahwa
sistem teknologi informasi gagal diterapkan karena manusianya menolak atau tidak
mau menggunakannya dengan banyak alasan.
Agar sistem teknologi informasi dapat diterima baik oleh pemakainya,
maka perilaku menolak perlu diubah atau sistem perlu dipersiapkan terlebih dahulu.
Mengubah suatu perilaku tidak dapat dilakukan secara langsung ke perilakunya,
tetapi harus dilakukan melalui penentu atau penyebab perilaku tersebut.
Pengidentifikasian faktor-faktor penentu penerimaan teknologi informasi menjadi hal
penting untuk pengembangan suatu sistem informasi sehingga investasi yang tinggi
terhadap teknologi informasi tersebut menjadi bermanfaat dan mampu menciptakan
nilai lebih bagi organisasi.
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memprediksi penerimaan
teknologi yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian, dengan menggunakan
pendekatan Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model atau
TAM). Judul dari penelitian ini adalah “PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP
PENGGUNAAN PEGADAIAN APPLICATION SYSTEM INTEGRATED AND
ONLINE (PASSION) DI PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PANGLEGUR
SUMENEP”. Metode TAM ini pertama kali dikenalkan oleh davis pada tahun 1989.
TAM adalah terori sistem informasi yang membuat model tentang bagaimana
pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini mengusulkan
bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem yang baru,
sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan
akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal usefulness (pengguna
yakin bahwa kinerjanya akan meningkat dengan menggunakan sistem ini), easy of
use (pengguna yakin bahwa penggunaan sistem ini akan membebaskan dari
kesulitan, dalam artian sistem ini mudah digunakan) (Eko Nugroho, 2008:188).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh
terhadap sikap terhadap menggunakan teknologi (Attitude Towards
Using Technology) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Panglegur Sumenep?
2. Apakah persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh
terhadap niat perilaku menggunakan teknologi (Behavioral Intention to
Use) yaitu aplikasi Passion pada pada PT Pegadaian (Persero) Cabang
Panglegur Sumenep?
3. Apakah persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) berpengaruh
terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual Technology Use)
yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian(Persero) Cabang Panglegur
Sumenep?
4. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use)
berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (Perceived Usefulness)
aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur
Sumenep?
5. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use)
berpengaruh terhadap sikap terhadap menggunakan teknologi (Attitude
toward Using Technology) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian
(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?
6. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use)
berpengaruh terhadap niat menggunakan teknologi (Behavioral Intenton
to Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian(Persero) Cabang
Panglegur Sumenep?
7. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use)
berpengaruh terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual
Technology Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Panglegur Sumenep?
8. Apakah Sikap terhadap menggunakan teknologi (Attitude toward Using
Technology) berpengaruh terhadap niat perilaku menggunakan teknologi
(Behavioral Intention to Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian
(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?
9. Apakah niat menggunakan teknologi (Behavioral Intention to Use)
berpengaruh terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual
Technology Use) aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Panglegur Sumenep?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kegunaan (Perceived Usefulness)
terhadap sikap terhadap menggunakan teknologi (Attitude Towards
Using Technology) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Panglegur Sumenep.
2. Untuk mengetahuipengaruh persepsi kegunaan (Perceived Usefulness)
terhadap niat perilaku menggunakan teknologi (Behavioral Intention to
Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero) Cabang
Panglegur Sumenep?
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kegunaan (Perceived Usefulness)
terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual Technology Use)
yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur
Sumenep?
4. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan
(Perceived Ease of Use) terhadap persepsi kegunaan (Perceived
Usefulness) aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero) Cabang
Panglegur Sumenep?
5. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan
(Perceived Ease of Use) terhadap sikap terhadap menggunakan
teknologi (Attitude toward Using Technology) yaitu aplikasi Passion pada
PT Pegadaian(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?
6. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan
(Perceived Ease of Use) terhadap niat menggunakan teknologi
(Behavioral Intenton to Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian
(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?
7. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan
(Perceived Ease of Use) terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya
(Actual Technology Use) yaitu aplikasi Passion pada PT Pegadaian
(Persero) Cabang Panglegur Sumenep?
8. Untuk mengetahui pengaruh Sikap terhadap menggunakan teknologi
(Attitude toward Using Technology) terhadap niat perilaku menggunakan
teknologi (Behavioral Intention to Use) yaitu aplikasi Passion pada PT
Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur Sumenep?
9. Untuk mengetahui pengaruh niat menggunakan teknologi (Behavioral
Intention to Use) terhadap penggunaan teknologi sesungguhnya (Actual
Technology Use) aplikasi Passion pada PT Pegadaian (Persero)
Cabang Panglegur Sumenep?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu
berupa kesempatan untuk menguji teori TAM.
2. Sedangkan bagi pihak terkait yaitu PT Pegadaian (Persero) cabang
Panglegur Sumenep yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam pengembangan sistem informasi yang dapat berdampak positif
pada peningkatan kinerja karyawan dan pelayanan.
Kegunaan Persepsian(Perceived Usefulness)
Kemudahan penggunaan Persepsian(Perceived Easy of Use)
Sikap terhadap Menggunakan Teknologi(Attitude towards Using Technology)
Minat Perilaku Menggunakan TeknologiBehavioral Intention to Use)
Penggunaan Teknologi Sesungguhnya(Actual Technology Use)
BAB II
KERANGKA DASAR TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM)
2.1.2 Pengertian Technology Acceptance Model (TAM)
Salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang
dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan
penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi adalah
model penerimaan teknologi (Technologi Acceptance Model atau TAM).Model
penerimaan teknologi (Technologi Acceptance Model atau TAM) merupakan suatu
model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai
(Jogiyanto, 2007:111). Model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance
Model (TAM) dikembangkan oleh Davis et al. (1989) berdasarkan model TRA.TRA
(Theory of reasoned action) dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (1980).
TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua
konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan
kemudahan penggunaan persepsian (perceived easy of use). TAM berargumentasi
bahwa penerimaan individu terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua
konstruk tersebut.
Di bawah ini merupakan gambar model dari TAM.
Sumber: Jogiyanto (2007: 113)
Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (TAM)
Berikut adalah uraian definisi variabel-variabel yang ada pada model
TAM.
1. Kegunaan Persepsian
Konstruk tambahan yang pertama di TAM adalah kegunaan persepsian
(perceived usefulness). Kegunaan persepsian didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan
kinerja pekerjaannya (“as the extent to which a person believes that using a
technology will enhance her or his performance.”)
Dari definisinya, diketahui bahwa kegunaan persepsian (perceived
usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan
keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan
menggunakannya.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk
kegunaan persepsian (perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan
signifikan terhadap penggunaan sistem informasi (misalnya Davis, 1989; Chau,
1996; Igbaria et al., 1997; Sun, 2003) penelitan-penelitian sebelumnya juga
menunjukkan bahwa kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan
konstruk yang paling banyak signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap
(attitude), niat (behavioral intention), dan perilaku (behavior) di dalam menggunakan
teknologi dibandingkan dengan konstruk lainnya.
2. Kemudahan Penggunaan Persepsian
Konstruk tambahan kedua di TAM adalah kemudahan penggunaan
persepsian (perceived easy of use). Kemudahan penggunaan persepsian
(perceived easy of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya
bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (“is the extent to which
a person believes thet using a technology will be free of effort.”)
Dari definisinya, diketahui bahwa konstruk kemudahan penggunaan
persepsian (perceived easy of use) ini juga merupakan suatu kepercayaan (belief)
tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa
sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya
jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan
maka dia tidak akan menggunakannya.
Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa konstruk
kemudahan penggunaan persepsian (perceived easy of use) mempengaruhi
kegunaan persepsian (perceived usefulness), sikap (attitude), niat (behavioral
intention), dan penggunaan sesungguhnya (behavior).
3. Sikap Terhadap Perilaku
Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh
Davis et al. (1989) sebagai perasaan-perasaan positif atau negatif dari seseorang
jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an individual’s positive or
negative feeeling about performing the target behavior.”) Sikap terhadap perilaku
(attitude toward behavior) juga didefinisikan oleh Mathieson (1991) sebagai evaluasi
pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem (“the user’s evaluation of the
desirability of his or her using the system”).
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sikap
(attitude) ini berpengaruh secara positif ke niat perilaku (behavioral intention).Akan
tetapi beberapa penelitian juga menujkkan bahwa siakp (attitude) ini tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan ke niat perilaku (behavioral intention).Oleh
karena itu beberapa penelitian yang menggunakan TAM tidak memasukkan
konstruk sikap (attitude) di dalam modelnya.
4. Niat Perilaku
Niat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan (niat)
seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan
melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau niat (behavioral
intention) untuk melakukannya.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa niat perilaku
(behavioral intention) merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh
pemakai sistem (misalnya penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Davis et al.,
1989; Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000).
5. Perilaku
Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang.
Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku (behavior) adalah
penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi.
Karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh peneliti
yang menggunakan daftar pertanyaan, maka penggunaan sesungguhnya ini banyak
diganti dengan nama pemakaian persepsian (perceived usage). Davis (1989)
menggunakan pengukuran pemakaian sesungguhnya (actual usage), dan Igbaria et
al. (1995) menggunakan pengukuran pemakaian persepsian (perceived usage)
yang diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu
teknologi dan frekuensi penggunanya. Szajna (1994) menyarankan menggunakan
penggunaan dilaporkan-sendiri (self-reported usage) sebagai pengganti
penggunaan sesungguhnya (actual usage).
2.1.3 Perbandingan TAM dengan model yang lain
Menurut Lee et al. (2003), sejak TAM dikembangkan sampai tahun 2000
saja, teori ini sudah dirujuk oleh 424 penelitian lainnya dan sampai dengan tahun
2003 sudah dirujuk oleh 698 penelitian seperti yang dilaporkan oleh Social Science
Citation Index (SSCI).
Davis et al. (1989) menemukan bahwa TAM lebih baik menjelaskan
keinginan untuk menerima teknologi dibandingkan dengan TRA.
Mathieson (1991) membandingkan Technology Acceptance Model
(TAM) dan Theory of Planned Behavior (TPB) dan menyimpulkan bahwa kedua
model menjelaskan niat perilaku dengan baik, tetapi TAM menjelaskan sikap
(attitude) lebih baik dari TPB. Model TAM lebih sederhana dibandingkan dengan
TPB.
Hubona dan Cheney (1994) membandingkan TAM dengan TPB dan
menemukan bahwa TAM lebih sederhana, mudah digunakan dan lebih baik untuk
menjelaskan penerimaan teknologi oleh pemakai dibandingkan dengan TPB.
2.2 Pegadaian Application System Integrated and Online (PASSION)
Pegadaian Application System Integrated and Online
(PASSION)merupakan nama dari sebuah aplikasi yang digunakan oleh PT
Pegadaian (Persero) sebagai sarana untuk mencatat seluruh kegiatan transaksi
Aplikasi ini merupakan aplikasi inti bisnis pegadaian.
Aplikasiini dibuat sebagai bentuk jawaban permintaan nasabah
pegadaian yang menginginkan agar aplikasi yang perusahaan gunakan merupakan
aplikasi online, sehingga nasabah dapat melakukan pembayaran dan kredit di
seluruh cabang dan UPC pegadaian.Selain itu PASSION dibuat dengan tujuan
menyajikan informasi ekonomi perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi
pihak-pihak di dalam organisasi itu sendiri (internal) maupun pihak-pihak di luar
organisasi (eksternal) secara Realtime.Pihak manajemen merupakan
contohpemakai informasi dari kalangan internal.Informasi akuntansi ini oleh
manajemen dimanfaatkan untuk Pembuatan rencana kerja dengan lebih tepat
lantaran didukung oleh data yang akurat.
Manfaat aplikasi PASSION, yaitu database terpusat, keamanan data
lebih kuat karena tiap karyawan memiliki password tersendiri, meningkatkan
layanan, mempercepat proses pengiriman data, mempercepat proses pelaporan
dari unit ke cabang. Pada aplikasi ini, terdapat istilah Proses Buka/Tutup Kantor,
dilakukan oleh user Pimpinan Cabang atau Pengelola Unit. Buka kantor dilakukan
sebelum transaksi operasional. Dan tutup kantor dilakukan sesudah transaksi
operasional.
Prosedur awal dengan melakukan LOGIN, halaman login merupakan
awal yang harus dilalui untuk mengetahui peran user yang akan melakukan
transaksi. Aktifitas yang dapat dilakukan oleh user pada halaman Login. Dengan
Kegunaan Persepsian(Perceived Usefulness)
Sikap terhadap Menggunakan Teknologi(Attitude towards Using Technology)
Minat Perilaku Menggunakan Teknologi(Behavioral Intention to Use)
Penggunaan Teknologi Sesungguhnya(Actual Technology Use)
H1H2 H3
H4H8 H9
memasukan User name sebanyak 6 digit, memasukan password, dan kode sesuai
jabatan.
2.3 Penelitian Terdahulu
Suryandini (2010) melakukan penelitian mengenai penerimaan teknologi
dalam penggunaan software audit oleh auditor. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara perceived usefulness (PU) dan attitude terhadap
penggunaan audit software (ATT), antara perceived usefulness (PU) dan actual use
(AU), experience (EXP) dan perceived usefulness (PU), dan computer-self eficiacy
(CSE) dan perceived ease of use (PEOU). Ada 2 faktor yang memiliki pengaruh
signifikan baik secara langsung dan tidak langsung pada penerimaan auditor dari
perangkat lunak audit.Perceived usefulnes mempunyai pengaruh positif secara
langsung terhadap actual use (AU).
Muhammad (2010) melakukan penelitian mengenai analisis penerimaan
komputer mikro dengan menggunakan TAM pada KAP di Jawa Tengah, hasil
penelitian yang didapat yaitu (1) persepsi pengguna terhadap kemudahan
berpengaruh signifikan terhadap persepsi pengguna terhadap kegunaan. (2)
persepsi pengguna terhadap kegunaan berpengaruh signifikan terhadap sikap
pengguna terhadap penggunaan. (3) persepsi pengguna terhadap kemudahan
berpengaruh signifikan terhadap sikap pengguna terhadap penggunaan. (4)
persepsi pengguna terhadap kemudahan berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pengguna. (5) sikap pengguna terhadap penggunaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pengguna.
Wibowo (2010) melakukan penelitian mengenai perilaku pengguna
sistem informasi dengan pendekatan TAM, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kegunaan persepsi terhadap niat perilaku
dalam menggunakan sistem informasi.
2.4 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yang menggambarkan
antarvariabel yang diuji. Dengan demikian, kerangka pemikiran dalam penelitian ini
dapatdigambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
2.5 Hipotesis
Beberapa hipotesis yang akan diuji pada peneltian dengan
menggunakan model ini adalah:
Hipotesis 1
H0 : Perceived Usefulness (PU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Attitude Towards Using PASSION (ATT).
H1 : Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap
Attitude Towards Using PASSION (ATT).
Hipotesis 2
H0 : Perceived Usefulness (PU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Behavioral Intention to Use PASSION (BI).
H1 : Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap
Behavioral Intention to Use PASSION (BI).
Hipotesis 3
H0 : Perceived Usefulness (PU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Actual Technology UsePASSION (ATT).
H1 : Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara signifikan terhadap Actual
Technology UsePASSION (ATT).
Hipotesis 4
H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Perceived Usefulness (PU).
H1 : Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap
Perceived Usefulness (PU).
Hipotesis 5
H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Attitude Towards Using PASSION (ATT).
H1 : Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap
Attitude Towards Using PASSION (ATT).
Hipotesis 6
H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Behavioral Intention to Use PASSION (BI).
H1 : Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap
Behavioral Intention to Use PASSION (BI).
Hipotesis 7
H0 : Perceived Ease of Use (PEOU) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Actual Technology UsePASSION (ATT).
H1 : Perceived Ease of Use (PEOU) berpengaruh secara signifikan terhadap
Actual Technology UsePASSION (ATT).
Hipotesis 8
H0 : Attitude Towards Using PASSION (ATT) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Behavioral Intention to Use PASSION (BI).
H1 : Attitude Towards Using PASSION (ATT) berpengaruh secara signifikan
terhadap Behavioral Intention to Use PASSION (BI).
Hipotesis 9
H0 : Behavioral Intention to Use PASSION (BI) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Actual Technology UsePASSION (ATT).
H1 : Behavioral Intention to Use PASSION(BI) berpengaruh secara signifikan
terhadap Actual Technology UsePASSION (ATT).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1 Kegunaan Persepsian
Konstruk yang pertama di TAM adalah persepsi kegunaan (perceived
uselfulness). Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya. Variabel ini dibentuk atau diukur dengan menggunakan enam
indikator. Masing-masing indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert
dengan lima pilihan jawaban. Jawaban yang disediakan mulai dari sangat tidak
setuju (diberi poin 1), Tidak setuju (diberi poin 2), Netral (diberi poin 3), Setuju
(diberi poin 4),sampai dengan sangat setuju (diberi poin 5). Semakin tinggi poin
angka tersebut menunjukkan semakin tinggi kegunaan penggunaan sistem yang
dirasakan pemakai.
3.1.2 Kemudahan penggunaan persepsian
Konstruk tambahan yang kedua di TAM adalah persepsi kemudahan
penggunaan, didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan mengurangi usaha. Variabel ini dibentuk atau
diukur dengan menggunakan enam indikator. Masing-masing indikator tersebut
diukur dengan menggunakan skala likert dengan lima pilihan jawaban. Jawaban
yang disediakan mulai dari sangat tidak setuju (diberi poin 1), tidak setuju (diberi
poin 2), netral (diberi poin 3), setuju (diberi poin 4), sampai dengan sangat setuju
(diberi poin 5).Semakin tinggi poin angka tersebut menunjukkan semakin tinggi
kemudahan penggunaan sistem yang dirasakan pemakai.
3.1.3 Sikap terhadap perilaku
Sikap terhadap perilaku merupakan sebagai perasaan-perasaan positif
atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan
Sikap terhadap perilaku juga didefinisikansebagai evaluasi pemakai tentang
ketertarikannya menggunakan sistem
3.1.4 Niat Perilaku
Niat perilaku menggunakan adalah suatu keinginan seseorang untuk
melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku
(behavior) jika mempunyai keinginan atau minat untuk melakukan. Variabel ini
dibentuk atau diukur dengan menggunakan lima indikator. Masing-masing indikator
tersebut diukur dengan menggunakan skala likert dengan lima pilihan jawaban.
Jawaban yang disediakan mulai dari sangat tidak setuju (diberi poin 1), tidak setuju
(diberi poin 2), netral (diberi poin 3), setuju (diberi poin 4), sampai dengan sangat
setuju (diberi poin 5).Semakin tinggi poin angka tersebut menunjukkan semakin
tinggi niat penggunaan sistem (aplikasi intans) tersebut.
3.1.5 Penggunaan
Variabel penggunaan sesungguhnya adalah kondisi nyata penggunaan
sistem.Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu
penggunaan teknologi. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka
meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan
produktifitas dalam pekerjaannya, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
Semua indikator dalam variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 1
sampai 5, dimana 1 berarti sangat tidak setuju, 2 berarti tidak setuju, 3 berarti netral,
4 berarti setuju dan 5 sangat setuju.
Nama Variabel Laten Simbol Indikator
1. Kegunaan Persepsian (Perceived Usefulness)
PU 1 PU 2 PU 3 PU 4 PU 5 PU 6
Pekerjaan lebih cepat Peningkatan kinerja Peningkatan produktivitas Peningkatan efektivitas Mempermudah pekerjaan Bermanfaat
2. Kemudahan Penggunaan Persepsi (Perceived easy of use)
PEOU 1 PEOU 2 PEOU 3 PEOU 4 PEOU 5 PEOU 6
Mudah dipelajari Kemudahan untuk berinteraksi Jelas dan dapat dimengerti Memperlancar pekerjaan Mudah menjadi terampil Mudah digunakan
3. Sikap Terhadap Perilaku (attitude towards Using)
ATU 1ATU 2ATU 3
Rasa senang dalam menggunaanMenimbulkan antusiasmeKeinginan untuk menggunakan secara mandiri
4. Niat Perilaku (Behavioral intention)
NM 1 NM 2 NM 3
Motivasi akan menggunakan Memotivasi orang lain untuk menggunakan Niat mendapatkan informasi perusahaan
5. Penggunaan (actual usage)
AU 1 AU 2 AU 3
Lama penggunaan Frekuansi penggunaan Kepuasaan penggunaan
Tabel 3.1 Indikator Variabel Laten
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat diadakan atau dilakukan penelitian.
Penentuan lokasi merupakan hal yang penting dan perlu dipertimbangkan secara
matang dari proses awal, hal ini berhubungan dengan peneliti dalam memperoleh
informasi atau data yang diperlukan. Alasan dalam penentuan lokasi juga harus
didasarkan pada latar belakang atau alasan pemilihan atau penentuan secara
ilmiah.
Adapun yang menjadi tempat penelitian ini adalah pada PT Pegadaian
(Persero) Cabang Panglegur Sumenep yakni sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa kredit gadai, yang berlokasi di Kabupaten Sumenep. Adapun yang
menjadi dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini, karena peneliti sendiri berada di
kabupaten Sumenep sehingga memudahkan bagi peneliti untuk berinteraksi dengan
para pegawai atau karyawan di Kantor PT Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur
Sumenep.
3.3 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah menyangkut sumber-sumber
informasi yang dapat menambah informasi menganai hall-hal yang menjadi pusat
penelitian. Berdasarkan sumbernya dapat dibedakan yaitu:
a. Data Primer: data yang diperoleh peneliti langsung dari sumbernya
yaitu para pegawai atau karyawan yang menggunakan aplikasi
PASSION di kantor PT Pegadaia (Persero) Cabang Panglegur
Sumenep dan kantor-kantor UPC-nya.
b. Data Sekunder: data-data yang mendukung data primer yang biasanya
berupa laporan-laporan atau sumber dokumentasi serta data lain yang
berhubungan dengan penelitian.
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiono (2014: 148) Karena pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran teradap fenomena sosial maupun alam, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur yang dalam penelitian biasanya dinamakan instrument
penelitian.Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yangdipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebutmenjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian
adalah alatbantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi
kuantitatif tentang variable yang sedang diteliti.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah angket
atau kuesioner yang disebarkan secara langsung di Kantor PT Pegadaian (Persero)
Cabang Panglegur Sumenep dan UPC-nya.
Observasi digunakan untuk mengamati keadaan responden yang tidak
secara mudah dapat ditangkap melalui metode wawancara atau angket. Instrumen
yang digunakan dalam kegiatan observasi yaitu panca indera dan video recorder
untuk mengamati keadaan responden.
Dokumentasi juga digunakan dalam penelitian ini dan instrumen yang
digunakan adalah kamera digital dan alat tulis untuk mencatat setiap bentuk
informasi yang dibuat secarar tertulis yang ada hubungannya dengan objek
penelitian.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1. Populasi
Arikunto (2010: 173) berpendapat bahwa populasi adalah
keseluruhansubyek penelitian.Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 119), populasi
dapatdidefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyekyang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitiuntuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Dari beberapa pendapat
di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan atau pegawai
PT Pegadaian (Persero) Cabang Panglegur Sumenep yang berjumlah…….orang.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014: 118).Sedangkan menurut pendapat lainnya,
yang dimaksud sampel atau contoh adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010: 174).
Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini didasarkan pada
pendapatArikunto berikut:
“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100,lebih baik semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi.Selanjutnya apabila subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”
Berdasarkan konsep yang disebutkan di atas, karena populasi
jumlahnyakurang dari 100 maka peneliti mengambil sampel seluruhnya
sejumlah.Dengan sampel sejumlah itu diharapkan sudah memenuhi persyaratan
dalampengambilan sampel.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Angket atau Kuesioner
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan
daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner diberikan secara
langsung kepada responden di Kantor PT Pegadaian (Persero)
Cabang Panglegur Sumenep dan Kantor UPC-nya.
b. Observasi
Suatu studi yang disengaja dan sitematis tentang
fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan. Metode ini digunakan untuk mengamati keadaan
responden yang tidak secara mudah dapat diungkap melalui metode
wawancara dan kuesioner. Dari sini dapat diketahui keadaan
sebenarnya dari kegiatan-kegiatan sehari-hari responden.
c. Dokumentasi
Yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data
atau keterangan-keterangan yang diperlukan dengan cara mempelajari
setiap bentuk informasi yang dibuat secara tertulis yang ada
hubungannya dengan objek penelitian.
3.7 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analisis
kantitatif yang pengolahan datanya menggunakan statistik. Dan Teknik analisis data
penelitiannya adalah Analisis Regresi Linier Berganda, di mana pengolahan data
menggunakan bantuan program SPSS for Windows. Sebelumnya dilakukan
intervalisasi data untuk mentransformasi data ordinal (skor kuesioner) menjadi
data interval untuk dapat diolah menjadi analisis regresi. Teknik transformasinya
menggunakan method of successive interval (MSI).
Recommended