View
93
Download
20
Category
Preview:
DESCRIPTION
ok
Citation preview
Praktek Kerja Profesi Apoteker Angkatan 100RSUD Dr. Soetomo , 2015
PRESENTASI KASUS TERPILIH
INSTALASI RAWAT INAP OBSGYN
GIIP1001 39/40 minggu THIU + Letkep + BSC +PEB + Secondary
Arrest e.c Power
Kelompok II Pembimbing : Irvina Harni, S.Si., Apt., Sp.FRS
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
RESUME PASIEN
No. RM : 123xx.xx.xxNama/Umur/Jenis Kelamin : Ny. W / 33 tahun / PBB/ TB/LPT : 70 Kg / 153 cm2 / - m2
Riwayat Alergi : Tidak diketahuiTanggal MRS/KRS : 27 FebruariKeterangan KRS : SembuhPindah Ruangan : 09 .45 WIB 27 Februari 2015 : IRD ROI15.00 WIB 27 Februari 2015 : ROI OBSGYNNama Dokter : dr. B.W. Sp. OG (K)Nama Apoteker : Riesa Uzvi Flowerini, S.Farm
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
RESUME PASIEN History Of Patient Illnes ( Alasan MRS)Rujukan dari Rumah Sakit Bangkalan dengan keluhan lendir dan darah (+) pada jam 11.00 WIB serta kencang-kencang mulai 23.00 WIB (26-02-2015)Past Medical HistoryPasien BSC 2 tahun yang lalu dengan Hipertensi Gestasional (+)Acute and Chronic Medical Problem (Diagnosis)GIIP1001 39/40 minggu THIU + Letkep + BSC +PEB + Secondary Arrest e.c Power.
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
RIWAYAT PENGOBATAN PASIEN
Pre medikasi :Ranitidin 50 mg (IV)Metoclorpramide 50 mg (IV)
Obat-Obatan Selama SC (Operasi Besar-Bersih ):
Petidine 50 mg (IV)Fentayl 175 mcgIsoflurane (General Anestesi)Propofol 70 mg
Propofol 40 mg + 40 mgKetorolac 30 mg (IV)Tramadol 30 mgPiton 10 mg + 10 mg (IV)Menengin 10 mg Lasix k/p
RS. Bangkalan :04.15 WIB : Nifedipin 10 P.O RD5 %04.45 WIB : SM 20% (4gr)05.00 WIB : SM 40 % (6 gr)
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
No. Nama obat dan dosis regimen 27/2ROI
27/2OBSGY
N
28/2 01/3 02/3
1. RD5 500 cc/24 jam IV Infus √ 500 mL
√ √ √
2. Oksitosin 2 amp dalam 500 mL RD5 sampai 12 jam post-op IV-Drip (08.15 WIB)
√ √ √ √ √
3. Ranitiidin 2x 1 amp (50 mg /mL) IV √
4. Ketorolac 3 x 1 amp ( 30 mg /mL) IV
√ √ √ √ √
5. Alinamin F 3 x 1 amp (25 mg/10 mL) IV
√ √
6. Vitamin C 3 x 1 amp (100 mg/mL) IV
√ √
7. MgSO4 40 % hingga 12 jam post op IV Drip (08.15 WIB ; 15.00 WIB
√ √
8. Nifedipine 3 x 1 tab (30 mg) P.O p.r.n TD ≥ 160 mmHg NO. X
√
9. Asam Mefenamat 3 x 1 tab (500 mg) P.O No. X
√
10. Vitamin B-Kompleks 1 x 1 tab P.O No. VI
11. Sulfas Ferrous 1 x 1 tab (300 mg)
12. Transfisu PRC p.r.n HB ≤ 8 g/dL
13. Balance cairan CM = CK + 500 mL, minum maks. 1000 mL/24 jam. Diet TKTPRG
PROFIL PENGOBATAN PASIEN
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
No. Data Klinik
27/2IRD
27/2ROI
27/2OBSGY
N
28/02 01/02 02/02 03/02
1. Suhu 36 36.2 36.5 36.3 36.7 36.7 36.7
2. Nadi 94x 114x 90x 84x 80x 82x 88x
3. RR ? 20x 20x 16x 18x 18x 18x
4. TD 140/90 148/98 160/100
150/90 130/90 130/90
120/90
5. HIS +
6. KU/GCS Lemah/-
Lemah/-
Baik/456
Baik/- Baik/- Baik/- Baik/-
7. Kejang/MS -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/-
8. Rh/Wh -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/-
9. Mual/Muntah/Diare
-/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/-
10. a/c/i/d -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/-
11. Flatus - - ? ? ? ? ?
12. Kontraksi uterus
+ + + + + + +
MONITORING DATA KLINIK
No Data Klinik
27/2 28/02 01/02 02/02
1. HB 9.6 12 - 9.09
2. Leukositt
23.57 - 13
3. Trombosit
393x103
- 412x103
4. LED -
5. Eosinofil
0.259 -
6. Basofil 0.107 -
7. Limfosit 2.48 -
8. Monosit 0.307 -
9. Neutrofil
9.80 -
10.
MCV 82.3 -
11. MCHC 32.9 -
12. SGOT 19 - 57
13.
SGPT 14 - 51
14.
Albumin
3.82 - 2.7
15 GDA 117 - 126
MONITORING DATA LABORATORIUM N
o.Data Klinik
27/2 28/02 01/02
1. K 4 4
2. Na 142 141
3. Cl 109 103
4. BUN 5 16
5. SCR 0.57 0.7
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
DRUG RELATED PROBLEMNo Hari
TanggalKode
MasalahUraian Masalah Rekomendasi
Apoteker Tindak Lanjut
1. 27 Feb (8) Interaksi Obat
Signifikan – FarmakodinamikMagnesium sulfat meingkatkan efek hipotesi dan blokade neuromuskular Nifedipine.
(DIH, 2008)
Monitoring tekanan darah pasien.
Tekanan darah target :
(JNC VIII, 2015)
Menginformasikan ke perawat untuk melakukan monitoring TD dan melaporkan jika terjadi gejala hipotensi.
2. 27 Feb (3b) Under dose Ranitidin sebagai profilaksis stress ulcer uderdose. Permintaan : 2 x 50 mg (IV)Literature : 50 mg q 6-8 jam
(DIH, 2008)
Memperpendek interval pemberian ranitidin iinj. Menjadi 50 mg q 8 jam ( 3 dd)
Menginformasikan kepada dokter penanggungjawab pasien/
3. 27 Feb (3b) Under dose Ketorolac sebagai terapi analgetik post-op underdose.Permintaan : 3 x 30 mg.Literature : 30 mg q 6 jam, maks. 120 mg/24 jam
T ½ : 2-6 jam.
(DIH,2008 ; A to Z, 2003; AHFS, 2011; Medscape, 2015)
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
DRUG RELATED PROBLEMNo Hari
TanggalKode
MasalahUraian Masalah Rekomendasi Apoteker Tindak Lanjut
4. 27 Feb - (15) Kegagalan Mendapatkan Obat
Injeksi Vitamin C tidak dijamin oleh BPJS.Restriksi Formularium Nasional :Asam askorbat (vitamin C)1. Tab 50 mg2. Tab 250 mg
Terapi dilanjutkan.Jika masih dibutuhkan segera switch ke vitamin C oral.
Menginformasikan kepada pasien/keluarga pasien bahwa vitamin c tidak dijamin oleh BPJS.
5. 27 Feb (15) Kegagalan Mendapatkan Obat
Tidak tersedia stok vitamin C inj. di UPF Ruang Merpati. Sehingga pasien harus membeli di apotik luar RSUD Dr. Soetomo.
Melaporkan kebagian pengadaan
Mengiformasikan kepada pasien/keluarga pasien untuk menebus resep vitamin C di apotik luar RSUD Dr. Soetomo.
Membuatkan kopi resep vitamin C.
6. 28 Feb – 3 Mar
(1a) Tidak ada indikasi
Pemberian SF tidak berdasarkan indikasi yang jelas. Tidak ditemukan data mengenai indikasi anemia defisiensi za besi.Data laboratorium (27 Feb; 28 Feb; 2 Mar):Hb : 9.6; 12; 9.09 g/dLMCV : 82.3 ųm3
MCHC : 32.9 g/dL
Terapi SF tidak diberikan. Advice : diberikan terapi suportif untuk membantu memperbaiki kondisi tubuh : Vitamin B- Kompleks (neurotropik) 1 x 1 tab 1 dd dan tingkatkan asupan protein & sayuran hijau ( ex : daging sapi, bayam)
Menginformasikan advice ke dokter.
Konseling terapi non-farmakologi ke pasien.
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
DRUG RELATED PROBLEMNo Hari
TanggalKode
MasalahUraian Masalah Rekomendasi Apoteker Tindak Lanjut
7. 28 Feb – 3 Mar
(10a) Tidak kesesuaian RM dengan Resep
(10b) Tidak sesuai RM dengan catatan pemberian obat perawat
Pemberian SF tidak di ACC oleh Apoteker di UPF Ruagan Merpati. Advice pemberian B-Kompleks diterima (Ada RPO Vitamin B-Kompleks No. VI pada 28/-2/2-15 oleh Dr. D).
Vitamin B-kompleks 1x 1 tab 1 dd telah diberikan oleh perawat ke pasien sejak 28 Feb- 3 Mar, tetapi di RM tidak tertulis plan terapi Vit. B-Kompleks melainkan tertulis plan terapi SF :28 Feb 1 x 1 Tab (300 mg)1 Maret 2 x 1 Tab (600 mg)
s.d.a Menginformasikan kepada dokter yang bertanggungjawab terhadap pasien.
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
DRUG RELATED PROBLEMNo Hari
TanggalKode
MasalahUraian Masalah Rekomendasi Apoteker Tindak Lanjut
8. 27 Feb (2) Efikasi pemilihan Nifedipine sebagai antihipertensi pada PEB (RS Bangkalan)
Antihipertensi lini pertama untuk acute severe hypertension pada PEB adalah Hidralazine 5 mg iV bolus, Kemudian 10 mg setiap 20–30 menit, maks. 25 mg,
Efikasi Nifedipine : kontroversial.
(JNC VIII, 2015)
Menginformasikan kepada dokter.
9. 28 Feb – 2 Mar
(1a) Tidak ada indikasi
(10b) Ketidaksesuaian RM dan catatan pemberian obat
(2) Pemilihan obat
Pemberian nifedipine 30 mg tanpa indikasi pada 28 Feb pukul 14.00 WIB dan 22.00 WiB oleh perawat .Dengan data TD : ≤ 150/90 mmHg.
01/02/2015Nifedipine diberikan pada pukul 06.00 WIB dengan TD ≤ 130/90 mmHg.
02/02/2015Nifedipine diberikan pada pukul 14.00 WIB dengan TD ≤ 130/90 mmHg.
Plan Terapi di RM : Nifedipine 3x30 mg p.r.n TD ≥ 160 mmHg.
Advice ke dokter :Untuk stage I hipertensi pada ibu menyusui hanya direkomendasikan perubahan gaya hidup : kontrol diet garam ≤ 2.4 g/hari.
Stage II –III : Pilihan utama adalah methyldopa 250 mg-1 g/day dibagi setiap 8-12 jam, maks. 3 g/day
Menginformasikan kepada perawat untuk memeriksa TD setiap shift dan menyesuaikan pemberikan obat dengan plan terapi.
Konseling pasien : terapi non farmakologi.
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
DRUG RELATED PROBLEMNo Hari
TanggalKode
MasalahUraian Masalah Rekomendasi Apoteker Tindak Lanjut
10. 28 Feb -10 Mar
(2) Pemilihan obat
Efikasi pemilihan Nifedipine sebagai antihipertensi pada ibu menyusui.
Advice ke dokter :Untuk stage I hipertensi pada ibu menyusui hanya direkomendasikan perubahan gaya hidup : kontrol diet garam ≤ 2.4 g/hari.
Stage II –III : Pilihan utama adalah methyldopa 250 mg-1 g/day dibagi setiap 8-12 jam, maks. 3 g/day
Menginformasikan kepada dokter.
Konseling pasien : terapi non farmakologi.
11. 28 Feb – 2 Mar
(1a) Tidak ada indikasi
(10b) Ketidaksesuaian RM dan catatan pemberian obat
Pemberian nifedipine 30 mg tanpa indikasi pada 28 Feb pukul 14.00 WIB dan 22.00 WiB oleh perawat .Dengan data TD : ≤ 150/90 mmHg.
01/02/2015Nifedipine diberikan pada pukul 06.00 WIB dengan TD ≤ 130/90 mmHg.
02/02/2015Nifedipine diberikan pada pukul 14.00 WIB dengan TD ≤ 130/90 mmHg.
Plan Terapi di RM : Nifedipine 3x30 mg p.r.n TD ≥ 160 mmHg.
s.d.a Menginformasikan kepada perawat untuk memeriksa TD setiap shift dan menyesuaikan pemberikan obat dengan plan terapi.
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
MONITORING EFEK SAMPING OBATVisite 28 & 02 Maret 2015:Pasien tidak mengeluhkan efek samping.
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
RENCANA KERJA FARMASIS DAN LEMBAR PEMANTAUAN
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
Tujuan terapi Rekomendasi Terapi
Parameter yang ditinjau
Hasil akhir yang
diinginkan
Frekwensi Pemantauan
Waktu
27/02 28/02 01/02 02/02 03/02
Mencegah Eklamsia MgSO4 40% 5 g sampai 12 jam post-op setiap 6 jam
Kejang Tidak ada kejang
Setiap shift - - - - -
Mengontrol Tekanan Darah
Methyldopa 250 mg 3dd
TD ≤ 130/90 mmHg Setiap shift 140/90 150/90 130/90 130/90 120/90
Menyembuhkan luka Sc
Inj. Vitamin C 100 mg one
Penampakan lukaLeukosit
Suhu
Luka kering
3.7-10.1 g/dL36.37.5
Setiap hari
Setiap 3 hari
Setiap shift
Kering23,57
36.5
Kering
36.3
Kering
36.7
Kering13
36.7
Kering
36.7
Mencegah Stress Ulcer
Injeksi Ranitidin 3 x 50 mg
Tanda-tanda stress ulcer
(-) Setiap hari - - - - -
Mencegah pendarahan post-op
Oksitosin 500 cc/12 jam post op
Pendarahan (-) Setiap shift - - - - -
Analgetik post-op Asam Mefenamat 3x500 mg
Nyeri Skala 0 Setiap shif 1 1 1 1 1
Menormalkan motilitas usus
Alinamin F 3x25 mg (IV)
Flatus (+) Setiap shift -
Roboransia B-Kompleks 1x1 tab
Kondisi tubuh Baik Setiap hari Baik Baik BAik Baik Baik
KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100
KONSELINGObat Pulang :Asam Mefenamat : Untuk mengurangi nyeriKonsumsi 3 x 1 tab (500 mg) sesudah makan.Efek samping : Gangguan GI, mual, muntah, diare, kontipasi.Jika terasa mual : dapat minum air hangat atau konsumsi permen.Obat Pulang :NifedipineUntuk mengontrol tekanan darahKonsumsi 3 x 1 tab (30 mg)Efek samping : Pusing, mual, waspada gejala-gejala hipotensi. Rutin ukur tekanan darah. Target ≤ 130 /90 mmHgNon Farmakologi-Tingkatkan konsumsi sayur dan buah-Diet tinggi kalori, tinggi protein-Batasi kegiatan (Bed rest terlebih dahulu)-Konsumsi air cukup ( maks. 1000 mL, sampai konsultasi berikutnya)- Batasi garam ≤ 2.4 g/day- Konsumsi daun katuk untuk memperlancar ASI Medscape, 2015
KASUS IRNA ANAK "CHOLESTASIS"
KELOMPOK IIPEMBIBING: Mariyatul Qibtiyah, Apt, Sp.FRS
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERRSUD DR. SOETOMO SURABAYA
2015
Data Pasien
• Nama : An. MI• No. RM : 1239XXXX• Umur : 1 bulan 11 hari• BB/TB/ : 2.8 kg/ 50 cm• Jenis kelamin : laki-laki • Riwayat alergi : tidak ada keterangan• Diagnosa : Kolestasis• Alasan MRS : Pasien terlihat kuning dan BAB pucat
akhir-akhir ini• Tgl MRS : 18 februari 2015
Histori of patients
ilness
• lahir prematur, kelainan integritas kulit, kholestasis, anemia hipokronik aniso poikilositosis
Past medical history
• pasien kuning sejak lahir, dilakukan penyinaran, lahir prematur, biopsi hati, transfusi PRC, USG 2 fase
Riwayat keluarga
• sebelum melahirkan ibu pilek dan batuk selama lebih dari satu bulan, tapi tidak pernah demam
Profil pengobatan No. Nama obat dan dosis regimen 18/2 19/2 20/2 21/2 22/2 23/2 24/2 25/2 26/2
1. Urdafalk 3 x 25 mg PO √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Fluimucil 3 x 1/5 sachet PO √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Sistenol 3 x 25 mg (KP)
4. Methyl Prednisolon 2,5 - 2,5 -0
√ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Transfusi PRC 25 cc √
6. Lasix 2 mg IV √
7. Ca Gluconas 0.2 IV √
8. Transfusi FFP 25 cc √
9. Vitamin K 1 x 1 mg IV √ √ √
10. D5 ¼ NS 230 cc/ 24 jam √ √ √ √
Data KlinikNo. Data klinik 18/2 19/2 20/2 21/2 22/2 23/2 24/2 25/2 26/2 Nilai
rujukan
1. Suhu (oC) 36.9 36.6 36 36.9
37.4 36.7 37
36.5 36.7 37
36.4 37 36.5-37.2
2. Nadi (kali/menit) 128 99 112 112 120
100 115 135 130 80 121-179
3. RR (kali/menit) 28 36 30 28 30 32 30 32 25-30
4. SPO2 (%) 99 99 98 70-100
5. Mual/muntah/diare - - - - - - - - - -
6. Kondisi umum cukup cukup cukup cukup cukup Lemah lemah Lemah cukup Baik
6. Ikterus + + + + + + + + + -
7. Asites + + + + + ± - -
8. Udem - - - - - - - - - -
9. Abdomen superektended + + + + + -
10. Vena prominen + + -
Pediatric dosage handbook, 2010
Pemeriksaan laboratorium• Darah lengkap
No.
Pemeriksaan 18/2/15 19/2/15 21/2/15 22/2/15 Nilai rujukan
1. Hb (mg/dl) - 8.5 12.8 12.84 10.0-13.0
2. Leukosit (x103 mg/dl)
9.28 9.79 4.65 10.14 6.0-17.5
3. Trombosit (x103 mg/dl)
493 563 504.9 504.9 300-700
4. HCT (%) 26.4 26.1 38.17 38.7 29-42
5. RBC 2.7 2.77 4.29 - 3.1-4.3
6. Gamma GT 94
Pediatric dosage handbook, 2010
• Elektrolit
• Fungsi hati
No. Pemeriksaan 18/2/2015 Nilai rujukan
1. Kalium (mEq/L) 4.4 4.0-6.2
2. Natrium 135 0-171
3. Clorida 115 95-105
4. Kalsium (mg/dL) 10.5 8.8-11.2
No. Pemeriksaan 18/2/2015 Nilai rujukan
1. SGOT (U/L) 212 18-74
2. SGPT (U/L) 174 8-78
3. Billirubin total (mg/dL) 10.01 0-1.5
4. Billirubin direk (mg/dL) 8.82 0-0.5
5. Albumin (g/dL) 3 2.0-4.0
6. Alkali phosphat (U/L) 696 40-115
Pediatric dosage handbook, 2010
Pemeriksaan imunologis (TORCH)• Ig G toxoplasma (+)• Ig M toxoplasma (–)• Ig G rubela (+)• Ig M rubela (–)• Ig G anti- CMV (+)• Ig M anti- CMV (–)• Ig G, ig M herpes (–)
DFP-2Lembar Pengkajian Obat
No Hari / Tanggal Kode Masalah Uraian Masalah Rekomendasi / Saran Tindak Lanjut
1 23 Februari 2015
9(Efek samping
Obat)
Penggunaan urdafalk dapat menyebabkan efek samping potensial, > 10% yaitu mual, muntah, diare pusing, dyspepsia, nyeri punggung, dan infeksi saluran nafas atas. (DIH ED 17th, 2007)
Monitoring efek yang potensial terjadi pada pasien, seoerti muntah, diare, konstipasi dan tanda SIRS
2. 23 Februari 2015
9 (Efek samping
Obat)
Penggunaan fluimucil dapat menyebabkan efek samping terjadinya rekasi anafilaksis, edema, urtikaria, pruritus, mual, faringitis (Medscape
Monitoring efek samping yang mungkin terjadi pasien
3 23 Februari 2015
11(kesalahan
penulisan resep)
Pasien diresepkan fluimucil yang merupakan merk dagang dari asetilsistein. Seharusnya menurut permenkes RI No. 068 th 2010, tentang kewajiban penggunaan obat generic di fasilitas pelayanan pemerintah, obat yang diresepkan di rumah sakit adalah obat generik
Sarankan dokter untuk menuliskan obat nama obat generik di resep
Konsultasikan ke dokter
4 23 Februari 2015
9(Efek samping
Obat)
Fluimucil dapat menyebabkan efek samping terjadinya rekasi anafilaksis, edema, urtikaria, pruritus, mual, faringitis (Medscape)
Monitoring efek samping yang mungkin terjadi pasien
5. 23 Februari
2015
9 (Efek samping
Obat)
Methylprednisolon dapat menyebabkan efek samping edema, eritema, retensi cairan, sakit kepala (Medscape)
Monitoring efek samping yang mungkin terjadi pasien
DFP-3MONITORING EFEK SAMPING
OBAT
No. DMK :12xxxxxxRuangan : Bona I (Hepatologi)
Dokter : Dr. BagusFarmasis :
No.
Hari / Tangg
al
Manifestasi ESO
Nama Obat
Regimen Dosis
Cara mengata
si ESO
Evaluasi
Tgl
Uraian
DFP-4FORM RENCANA KERJA FARMASIS
DAN LEMBAR PEMANTAUAN
Tujuan Farmakologi
Rekomendasi Terapi
Parameter yang
dipantau
Hasil Akhir yang
Diingin-kan
Freku-ensi
Pemantauan
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
18/2 19/2 20/2 21 /2 22/2 23/2 24/2 25/2
26/2
Memperbaiki fungsi hati
1. Urdafalk 2. Fluimucil 3. Methylpred
nisolone
Fungsi hatiSGOTSGPTBillirubin totalBillirubin direckIkterusAsites Udem
18-748-780-1.8
0-0.52-4---
1xseminggu
setiap hari
212174
10.01
8.82++
++
-
++
-
++
-
+ +±
+-
-
+
-
+
Menurunkan demam
Sistenol Suhu tubuh 36,5-37.2 Setiap hari
36.536.9
36.6 3636.9
36.137.4
36.737
3636.5
36.737
36.4 37
Mengobati anemia Transfusi 25 cc HbLeukositTrombositHCTRBC
10-136-17.5300-70029-423.1-4.3
Setiap hari 9.28
49326,42,76
8.5
9.7956326,12,77
12.84
4,65504
38,172,77
12.84
10,14504,938,17
DFP 4 – FORM RENCANA KERJA FARMASIS DAN LEMBAR PEMANTAUAN
Tujuan Farmakologi
Rekomendasi Terapi
Parameter yang
dipantau
Hasil Akhir yang
Diingin-kan
Freku-ensi
Pemantauan
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
18/2 19/2 20/2 21 /2 22/2 23/2 24/2 25/2
26/2
Mencegah terjadinya pendarahan pre, selama dan post biopsi
Inj vitamin K 1x1 mg
PPTAPPT
9-23 dtk23-33 dtk
Pre, selama, post operasi
13,148,1
13.839.7
13,834,7
Mencegah komplikasi kardiomiopati selama dan sesudah transfusi
Pre: LasixPost: Ca Glukonas
RRHR
25-30121-179
Selama dan setelah transfusi
3699
30112
28120
30100
DFP 4 – FORM RENCANA KERJA FARMASIS DAN LEMBAR PEMANTAUAN
DFP-5LEMBAR KONSELING
DFP 5NO URAIAN REKOMENDASI/SARAN EVALUASI
Konseling pada keluarga pasien
1 Methylprednisolon Methilprednisolon merupakan obat yang dapat melindungi hati. Obat diminum dua kali sehari pada pagi dan siang hari di jam yang sama tiap harinya, diminum bersamaan dengan susu, jangan menaikkan atau menurunkan dosis. jika terjadi efek samping seperti banyak berkeringat, susah bernafas, feses kehitaman dan gejala infeksi seperti demam, dingin, luka di mulut, dsb segera laporkan.(DIH ed 17th, 2007)
Orang tua pasien mengerti tentang informasi tersebut
2 Pasien diresepkan obat sistenol (parasetamol dan asetilsystein)
Sistenol merupakan obat penurun panas diminum kapan perlu, jika pasien demam (suhu tubuh > 37.2), diminum tiga kali sehari bersamaan dengan susu atau sesaat stelah meminum susu (DIH ed 17th, 2007)
Orang tua pasien mengerti tentang informasi tersebut
3 Urdafalk Urdafalk merupakan obat yang dapat melindungi hati, diminum tiga kali sehari pada jam yang sama tiap harinya bersamaan dengan susu. Laporkan jika terjadi muntah pada anak (DIH ed 17th, 2007)
Orang tua pasien mengerti tentang informasi tersebut
NO URAIAN REKOMENDASI/SARAN EVALUASI
Konseling pada keluarga pasien
4. Asetil systein Asetil sistein merupakan obat yang dapat melindungi hati, obat diminum tiga kali sehari di jam yang sama tiap harinya, laporkan jika terjadi demam atau dingin, perubahan pernapasan, dan mual muntah (DIH ed 17th, 2007)
Orang tua pasien mengerti tentang informasi tersebut
NO URAIAN REKOMENDASI/SARAN EVALUASI
Informasi Kepada Perawat
1 Methylprednisolon Monitor efektivitas terapi dan efek samping yang
dapat terjadi, seperti udem, keseimbangan
elektrolit, tekanan darah, gejala SIRS dsb. Ketika
akan dihentikan dosis harus di tapper atau
frequensi pemberian obat di kurangi (DIH ed 17th,
2007)
Informasikan kepada perawat
2 Urdafalk Lakukan Physical assessment/ monitoring hasil
laboratorium, efek terapi dan efek samping yang
mungkin terjadi. (DIH ed 17th, 2007)
Informasikan kepada perawat
3 Asetil sistein Lakukan physical assesment dan monitoring
fungsi paru pasien (DIH ed 17th, 2007)
Informasikan kepada perawat
4. Injeksi Vitamin K Vitamin K diberikan secara IV langsung dengan
kecepatan tidak lebih dari 1mg/menit (Lawrence,
2009)
Informasikan kepada perawat
NO URAIAN REKOMENDASI/SARAN EVALUASI
Informasi Kepada Dokter
1 Penulisan resep Berdasarkan permenkes No. 68 tahun 2010 tenyang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, obat yang diresepkan di rumah sakit adalah obat generik. Sebaiknya obat fluimucil yang diresepkan pada pasien di ganti dengan asetilsistein
Informasikan kepada dokter
PKPA RSUD dr. SOETOMOIRNA BEDAH – KELOMPOK II
MALFUNGSI SHUNT+INFECTED SHUNT +
VENTRIKULITIS
DATA PASIEN
Nama :M.H
Alamat :Kebomas
No.RM :1239xxxx
Umur :18 th
BB :55 kg
Status :Jamkesmas
Tgl.MRS :25/2/15
Tgl.KRS :-
• Alasan MRS : Keluar cairan bening dari kepala kanan 2 hari, Demam 2 hari.
• Riwayat penyakit : Kecelakaan motor pada 2006. Menjalani OF impresi dan Tracheotomy pada oktober 2006 dan pemasangan VP shunt pada november 2006.
No RM : 12.39.77.15Nama/Umur: M. Husain/ 18 tahun LBB / TB/ LPT: 55 kgAlamat: Sunan Prapen 3/9 KebomasRiwayat Alergi : -
Diagnosis: Malfungsi shunt (+), Infected shunt (+), Ventrikulitis
Alasan MRS: Pasien mengeluh keluar cairan putih bening dari kepala kanan sejak 2 hari dan demam 2 hari
Tgl MRS/KRS: 23/2/2015 (IRD)Keterangan KRS : Pindah Ruangan Tanggal : 24/2/2015 (ROI), 25/2/15 (Bedah G) MalamNama Dokter: Nama Apoteker : Lusi Wijaya KP,
S.Farm
No Nama Obat dan Dosis Regimen Tanggal Pemberian Obat
25/2
26/2
27/2
28/2
1/3 2/3 3/3 4/3 5/3 6/3 7/3
8/3
9/3
10/3
11/3
1 Infus D5:PZ 500:1000 cc/ 24 jam 2:1/24ja
m
√ 500:500
√
√
√
2 Ceftriaxon 2 x 1 g √
1x
√ √
1x
3 Ranitidine 2 x 50 mg IV √ 1x
√
√
√ √ 1x √ 1x
4 Ketorolac 3 x 30 mg IV √
2x
1x 3x 1x
5 Ondancentron 3 x 4 mg IV √ 2x
√ √
1x
6 Tramadol 3 x 100 mg IV √
7 Diet TKTP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 Asam mefenamat 3 x 500 mg PO √
9 Metamizol 3 x 1 g 2x √ √ 1x
10 Infus D5NS 1000 cc/24 jam √ √ 500cc
√ √ √ √
11 Injeksi Fosfomycin 2 x 2g IV 2x √ √ √ √ √ √ √
12 PCT PO 3x 1 tab (500mg) √ √ 1x
13 Injeksi amikacin IV 2 x 375 mg 1x √ 1x
14 Injeksi amikacin intratekal 2 x 35 mg √ √ √
IRNA/ Ruangan : Bedah / Bedah GDFP 1-LEMBAR PENGOBATAN
No Data Klinik Nilai NormalTanggal
26/2 27/2 28/2 1/3 2/3 3/3 4/3 5/3 6/3 7/3 8/3 9/3 10/3 11/3
1 Suhu 36,5-37,2 0C 37 37 35 36,6 37 37 37,2 36,8
2 Nadi 80-100 96 96 96
3 RR 16-20 18 18 18
4Tekanan darah
120/80 120/70 120/70
120/80
5 GCS 4-5-6 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456
6KU
Baik cukup cukup cukup cukup cukup cukupcukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup
7 Kejang/MS - - -
8 Rh/Wh -
10Mual/muntah/diare
- +/-/- -
11 EVD/24jam - 2000cc jernih
2500cc jernih
1000cc jernih
300cc jernih
200 cc 300 cc 300 cc 350 cc 500 cc 350 cc
12 Nyeri Kepala - Sore +
DATA KLINIK PASIEN
No Data Laboratorium
Nilai Normal
Tanggal
23/2 24/2 3/3 6/3 9/3 23/2 24/2 3/3 6/3 9/3
DARAH LENGKAP RFT
1 Hb 12,9-15,9 g/dL 13,6 BUN 9
2 Leukosit (3,7 - 10,1) x103/µL 9,86 Scr 0,77
3 Trombosit (150-400) x103/µL 283
SERUM ELEKTROLIT BGA 1 K 3,8-5 4,2 3,3 pH 7,38 2 Na 136-144 148 136 PCO2 36 3 Ca 97-103 109 101 PO2 121 HCO3 21,3 BE -3,8
DATA LABORATORIUM
No Data Laboratorium Nilai Normal
Tanggal
23/2 24/2 28/2 3/3 6/3 9/3
LIVER FUNCTION TEST
1 SGOT < 41 14
2 SGPT < 38 15
LAIN-LAIN
1 Albumin 4,54 2,1
2 GDA 113
3 CRP Kimia 1,18
4 HbsAg -
CAIRAN OTAK
1 Warna Tak berwarna
Tak berwarna kuning kuning kuning
2 Kejernihan Agak keruh
jernih jernih jernihAgak keruh
3 Jumlah sel H98 H78 H96 H63 H60
4 Glukosa 68 64 57 46 51
5 Protein total 18 45 72,2 66,7 138,2
6 Nonne - + - + +
7 Pandy - +1 +1 +1 +2
Laporan Operasi
Tanggal operasi : 24 Februari 2015Jam Operasi : 16.45 -20.45Jenis pembedahan: AFF Shunt + EVD Keen (D)Diagnosa pra bedah : Expose Shunt +
Diskoneksi ShuntJenis operasi : Bersih, khusus
DATA TERAPI
Penggunaan Antibiotik Terhadap Bakteri Patogen
(AACN, 2013)
Dosis Antibiotik
(AACN, 2013)
Golongan Spektrum BM Lipofilitas
Kemampuan
Menembus CSF
(AUCCSF/AUCS
Sifat Ikatan Protein(Albumi
n)
Dosis Durasi Terapi
StabilitasΒ-
Lactamase
Non Β-Lactamas
eOral IV IM
Ceftriaxone
Ѵ Gram (-) bacilli, sesitif
terhdap H. Influenza,
N. Gonorrheae dan beta-laktamase producing
strain.
554.58
g/mol
Hidrofilik
0.007 (Non-
inflamation
condition). 0.04-0.17
(Inflamation
condition)
Bakterisid
85-95% 1 g 30-menit sebelum op.
Larutan rekontitusi dengan Aqua pro injeksi dengan konsentrasi 100 mg/ml stabil pada suhu kamar (25C) selama 1 hari dan stabil selama 10 hari pada suhu refrigerator (4C)
ANTIBIOTIKA
Golongan Spektrum BM Lipofilitas
Kemampuan
Menembus CSF
(AUCCSF/AUC
S
Sifat Ikatan Protein
(Albumin)
Dosis Durasi Terapi
Stabilitas
Β-Lactamas
e
Non Β-Lactamas
e
Fosfomycin
Ѵ Gram (-) dan beberapa
strainStaphylococ
cus saphrophyti
cus, tidak sensitif
terhadap P. aeruginosa.
138.059
g/mol
Hidrofilik
0.18 baik pada
kondisi inflamasi maupun
tidak
Bakterisid
Tidak diikat
protein
Amikasin Ѵ Gram (-), sensitif
terhadap P. aeruginosa, Acinetobacter. Sensitif terhadap gram (-) resisten
aminoglikosida lain.
585.603
g/mol
Hidrofilik
0.24 pada kondisi non-inflamasi.
Bakterisid
0-11% 30 mg every 24
jam
Golongan Spektrum BM Lipofilitas
Kemampuan
Menembus CSF
(AUCCSF/AUC
S
Sifat Ikatan Protein
(Albumin)
Dosis Durasi Terapi
Stabilitas
Β-Lactama
se
Non Β-Lactamas
e
Amikasin Ѵ Gram (-), sensitif
terhadap P. aeruginosa,
Acinetobacter. Sensitif
terhadap gram (-) resisten
aminoglikosida lain.
585.603 g/mol
Hidrofilik 0.24 pada kondisi non-inflamasi. (DIH, 2008)
10-20%. Non inflamasi 15-
24%
Bakterisid
0-11% 30 mg every 24
jam
Vancomycin Ѵ Drug of choice for treatment of infections
caused byoxacillin-resistant
Staphylococcus aureus and epidermidis
1449.3 g.mol−1
lipofilik 0.14-0.18 pada kondisi
non-inflamasi dan 0.30 pada
kondisi inflamasi.
(DIH, 2008) inflamasi 20-
30%
Bakterisid
10-50%
Cefotaxim (rekomendasi first choice
dari hasil kultur)
Ѵ Gram + dan gram -
(lebih aktif melawan
strai kuman Bacilli
termasuk kuman yang
resisten beberapa
antibiotik)
455. 47g/m
ol
Hidrofilik
<40%
Golongan Spektrum BM Lipofilitas
Kemampuan
Menembus CSF
(AUCCSF/AUC
S
Sifat Ikatan Protein
(Albumin)
Dosis Durasi Terapi
Stabilitas
Β-Lactama
se
Non Β-Lactamas
e
Gentamycin Ѵ Efektif for therapy gram
(-)
477.596 g/mol
lipofilik >> 1 pada kondisi non-
inflamasi dan inflamasi.
(DIH, 2008) inflamasi 10-
30%
Bakterisid
<30%
Clindamycin Ѵ Gram (+) cocci dan anerobs
424.98 g/mol
lipofilik No significant level in CSF
(inflamasi/non inflamasi)
Bakterisid
Not defined clearly.
Cefazolin Ѵ Gram (+) cocci ( but not
enterococci or oxacillin
resistent S. Aureus), E.coli,
Klebsiella, P. mirabillis
454.51 g/mol
lipofilik 0.007-0.1 kondisi non
inflamasi dan 0.15 pada
kondisi inflamasi
Bakterisid
74-86%
Catatan : Semua AB diatas ditanggung oleh BPJS namun dengan restriksi (Baca :
restriksi Amikasin) Berdasarkan Handbook of Atimicrobial Therapy tahun 2005 :
• AB Profilaksis Untuk Bedah Kepala & Leher :
Clidamycin 600-900 mg IV + Gentamycin 1.5 mg/kgBB (IV)
OR
Cefazolin 1-2 g setiap 4-6 jam (IV)
• AB Profilaksis untuk Bedah Neurology :
Cefazolin 1-2 g setiap 4-6 jam (IV)
OR
Vancomycin 1 g (IV)
Pilihan Terapi untuk infeksi S. Epidermidis (Handbook Of Antimicrobila Therapy, 2005)
TERAPI ANALGESIK PASKA OPERASIAnalgesik Tanggal
Nama Dosis 25/2 26/2 27/2 28/2 1/3 2/3 3/3 4/3
Ketorolac 3x30 mg IV √ √ √ //
Tramadol 3x100 mg IV √ //
Asam mefenamat 3x500 mg PO √ //
Metamizol 3x1 g IV √ √ √ √ //
Skala nyeri TAD
Suhu (°C) 37 37 35
Tujuan mengurangi nyeri dengan meminimalkan efek samping akibat penggunan analgesik, mengembalikan pasien dapat beraktivitas normal lebih cepat, dan meminimalkan efek yang mengganggu dari nyeri yang tidak teratasi (Ramsay, 2000; Donnelly et al., 2013)
Pada pasien paska operasi bedah saraf (pemasangan/penggantian shunt, kraniotomi, operasi kraniofasial, aneurisme intrakranial, dkk,), pemberian opioid harus dengan bijak karena efek sedasi yang tinggi dapat menutupi tanda perubahan TIK akut atau mempengaruhi kemampuan pasien dalam penilaian neurologis. Jika terdapat risiko perdarahan, NSAID tidak digunakan dalam 24 jam pertama paska operasi (Association of Paediatric Anaesthetists of Great Britain and Ireland, 2012)
Pada tanggal 25/2 ketorolak 3x30 mg IV dan tramadol 3x100 mg IV (tidak ada data skala/keluhan nyeri pasien)
Analisis:Kombinasi analgesik dengan mekanisme kerja yang berbeda efektif untuk mengurangi nyeri paska operasi. Ketorolak digunakan bersamaan dengan analgesik opiod untuk nyeri sedang-berat paska operasi (McEvoy, 2011; Donnelly et al., 2013) kombinasi kedua analgesik tersebut sudah tepat-Ketorolak NSAID yang bekerja dengan menghambat COX-1 dan COX-2 Dosis (multiple) : 30 mg tiap 6 jam. Pasien mendapatkan ketorolak 3x30 mg, jika dosis kurang dapat menyebabkan efek analgesik tidak adekuat DRP regimen dosis (underdose dan frekuensi kurang)- Tramadol golongan opioid yang bekerja dengan menghambat reseptor µ (McEvoy, 2011)
Rekomendasi:Pemberian ketorolak disesuaikan kondisi pasien, jika dengan 3x30 mg dan tramadol nyeri pasien sudah berkurang maka dosis sudah tepat. Jika efek analgesik tidak adekuat, dosis ketorolak dapat dinaikkan menjadi 120 mg/hari (4x30 mg)
Pada tanggal 26/2 tramadol distop, ketorolak 3x30 mg tetap diberikan (tidak ada data skala/keluhan nyeri pasien)
Pada tanggal 27/2 ketorolak 3x30 mg IV + asam mefenamat 3x500 mg PO (tidak ada data skala/keluhan nyeri pasien)
Analisis: - Penggunaan dua atau lebih NSAID dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna DRP interaksi obat-obat- Mekanisme : NSAID nonspesifik yang menghambat COX-1 dan COX-2, hambatan COX-1 menyebabkan penurunan produksi PG di lambung yang berfungsi sebagai faktor protektif dan menghambat agregasi platelet iritasi/perdarahan saluran cerna. Penggunaan kombinasi 2 atau lebih NSAID dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna (Baxter, 2008; O’Connel and Vondracek, 2011)
Rekomendasi:Dilakukan penilaian skala/keluhan nyeri pasien untuk menentukan analgesik yang diperlukan. Kombinasi analgesik bisa dilakukan dengan menggunakan obat yang mempunyai mekanisme kerja berbeda.
Pada tanggal 28/2 – 3/3 metamizol 3x100 mg IV (tidak ada data skala/keluhan nyeri pasien)Metamizole (der. Pyrazole) -Efek analgesik poten, lebih besar daripada aspirin/PCT (2,5 g metamizol ekivalen dengan 50 mg petidin atau 10 mg morfin oral)- Mempunyai efek antipiretik melalui hambatan sintesis prostaglandin di hipotalamus, efek lebih besar dari PCT (Hernández-Cortez, 2006)
Analisis:-Metamizol tidak masuk dalam Formularium Nasional dan pada pasien tidak mendapat ACC KFT sehingga pasien membeli DRP kegagalan mendapatkan terapi- Suhu tubuh pasien normal sehingga tidak perlu diberikan analgesik/antipiretik DRP ada terapi tidak ada indikasi
Rekomendasi :-Dilakukan penilaian keluhan/skala nyeri pada pasien untuk menentukan indikasi pemberian analgesik. Jika memang diperlukan, metamizol dapat diganti dengan asam mefenamat seperti sebelumnya, tetapi jika asam mefenamat kurang adekuat dapat diberikan natrium diklofenak-Suhu pasien normal sehingga tidak perlu diberikan analgesik/antipiretik.
Terapi stress ulcer dan postoperative nausea vomiting
Nama obat dan regimen dosis
25/2/15
26/2/15
27/2/15
28/2/15
1/3/15
2/3/15
3/3/15
Ranitidin 2x50 mg (IV)
√ 22.00 09.0012.00
√ √ √ 09.00
Ondansetron 3x4mg (IV)
√ 13.0022.00
09.1522.00
√ // 09.00 //
Terapi stress ulcerNama Ranitidin
Mekanisme kerja Menghambat reseptor H₂ secara selektif dan reversible, sehingga sekresi asam lambung akan dihambat (Dewoto, 2009).
Indikasi Ulcer duodenum, ulcer gastrik (Dewoto, 2009)Postoperative ulcer (Lacy, et al., 2009)
Dosis IV : 50 mg tiap -8 jamOral : 150 mg tiap 12 jam (Lacy, et al., 2009)
Parameter monitoring Tidak ada keluhan mual, muntah, atau nyeri ulu hati
Uraian Rekomendasi/saran Tindak lanjut
Ranitidin IV menurut literatur diberikan tiap 6-8 jam (Lacy, et al., 2009). sedangkan dokter memberikan dua kali sehari. Bahkan pada tanggal 26 dan 3, pasien hanya diberikan sekali saja
Melakukan konfirmasi kepada dokter terkait dosis pemberian agar di dapatkan efek yang sesuai dengan yang diinginkan
Menyampaikan kepada dokter dengan komunikasi yang baik antar tenaga kesehatan.
Ranitidin dapat digunakan sebagai terapi post operatif terjadinya ulcer(Lacy et al., 2009) Tercatat pada tanggal 26 pasien mengeluh mual, namun pada pasien ini ranitidin diberikan hingga tanggal 3 maret 2015 tanpa adanya keluhan mual muntah atau nyeri ulu hati dari pasien,
Melakukan konfirmasi ulang kepada dokter terkait penggunaan ranitidin tanpa keluhan. Ranitidin postop cukup diberikan setelah operasi sampai sehari setelah operasi atau sampai keluhan mual, muntah, nyeri ulu hati hilang, jika tidak ada keluhan apapun sebaiknya penggunaan ranitiidin dapat dihentikan.
Menyampaikan kepada dokter dan menanyakan alasan penggunaan ranitidin tersebut, jika diperlukan bisa menanyakan langsung kepada pasien.
DRP
Terapi PONV
Drug Dose Timing
Ondansetron 4–8 mg IV At end of surgery
Metoclopramide 25 or 50 mg IV forprophylaxis
-
Dexamethasone 5–10 mg IV Before induction
Dimenhydrinate 1–2mg/kg IV
Beberapa terapi PONV :
(McCracken et al., 2008)
Terapi PONV Nama Ondansetron
Mekanisme kerja Antagonis reseptor 5-HT yang terdapat pada chemoreceptor trigger zone di area postrema otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran cerna (Dewoto and Louis, 2009).
Indikasi Ondansetron digunakan untuk pencegahan mual dan muntah yang berhubungan dengan operasi dan pengobatan kanker (Dewoto and Louis, 2009).
Dosis Untuk PONV : Oral: 16 mg diberikan satu jam sebelum induksi anastesi.IV: 4 mg single dose sebelum induksi anastesi atau 4-8 mg setelah operasi selesai (Dewoto and Louis, 2009; McCracken, et al., 2009)
Terapi PONVNama Ondansetron
Dosis IV : 0,1-0,2 mg/kg (Dewoto and Louis, 2009)IV : o,15mg/kg (dewasa: 4mg) (Drug dose)
ESO potensial > 10% : Nyeri kepala (9-27%), fatigue (9-13%), konstipasi (6-11%) (Lacy et al., 2009)
Parameter monitoring Tidak ada keluhan mual atau muntah
Uraian Rekomendasi/saran Tindak lanjut
Dosis ondansetron untuk PONV menurut literatur yaitu 4mg-11mg untuk IV, sedangkan pada tanggal 25 dan 28 februari pasien diberikan 12 mg IV
Menginformasikan kepada dokter terkait dosis, dosis yang berlebih dihindari untuk meminimalkan efek samping. Jika penggunaan ondansetron dosis 4mg-11mg dapat mengatasi keluhan tidak perlu ada penambahan dosis
Melakukan konfirmasi kepada dokter
Penggunaan ondansetron dapat terus digunakan setelah penggunaannya sebagai profilaksis apabila masih terdapat keluhan mual muntah pada pasien, namun berdasarkan data klinik keluhan mual hanya pada tanggal 26 februari, sedangkan selebihnya tidak ada keluhan mual atau muntah
Menginformasikan kepada dokter terkait penggunaan obat dengan keluhan pasien, jika pasien sudah tidak mengeluh mual muntah sehari setelah operasi sebaiknya penggunaan ondansetron dihentikan untuk mengurangi potensi terjadinya efek samping
Mengkonfirmasi dan melakukan komunikasi yang efektif antar tenaga kesehatan. Mengkonfirmasi kepada perawat terkait keluhan pasien dan jika diperlukan menanyakan langsung kepada pasien.
TERAPI NUTRISI DAN CAIRANPerhitungan Total Parenteral Nutrition (TPN) dan Evaluasi Jumlah Cairan
• Kandungan kalori D5 500 cc 200 kkal/L• Kandungan kalori D5NS 1000 cc 170 kkal/L• Diet TKTP 2100 kkal• 1 gram protein = 1 gram karbohidrat = 4 kkal• Kondisi pasien BB 55 kg• Kebutuhan karbohidrat pasien = 25 kkal x BB = 25 kkal x 55 kg = 1375 kkal• Kebutuhan protein pasien = 1 kkal x BB = 1 kkal x 55 kg = 55 kkal• Total kebutuhan energi pasien = 1375 kkal + 55 kkal = 1430 kkal
PERHITUNGAN KALORI
25 Februari 2015
Post OP Katabolisme meningkat • Kebutuhan kalori = 50% dari kalori total 50% x 1430 kkal = 687,5 kkal• Intake kalori
Infus D5 1000 cc/24 jam
Jumlah kalori dari D5= 190 kkal
Kekurangan kalori = 687,5 kkal – 190 kkal = 497,5 kkal DRP
Saran• Penambahan Infus D10• Jumlah kalori dari D10 = 380 kkal• Jumlah kalori D5 + D10 = 190 kkal + 380 kkal = 570 kkal lebih 72,5 kkal• Volume D10 yang diberikan harus mampu memenuhi kekurangan kebutuhan kalori
sebanyak = 497,5 kkal• Volume D10 = 500 cc
26 Februari 2015
Post op• Kebutuhan kalori = 75% dari kalori total 75% x 1430 kkal = 1072,5 kkal• Intake kalori
Infus D5 500 cc/24 jam
Jumlah kalori dari D5 = 190 kkal
Diet TKTP
Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal
Jumlah kalori D5 + TKTP = 190 kkal + 2100 kkal = 2290 kkal lebih 1217,5 kkal
27 Februari – 2 Maret 2015
Post op• Kebutuhan kalori = 100% dari kalori total 100% x 1430 kkal = 1430
kkal• Intake kalori
Infus D5 500 cc/24 jam
Jumlah kalori dari D5 = 190 kkal
Diet TKTP
Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal
Jumlah kalori D5 + TKTP = 190 kkal + 2100 kkal = 2290 kkal lebih 860 kkal
3-4 Maret 2015
Post op• Kebutuhan kalori = 100% dari kalori total 100% x 1430 kkal = 1430
kkal• Intake kalori
Infus D5NS 1000 cc/24 jam
Jumlah kalori dari D5NS = 170 kkal
Diet TKTP
Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal
Jumlah kalori D5NS + TKTP = 170 kkal + 2100 kkal = 2270 kkal lebih 840 kkal
5 Maret 2015
Post op• Kebutuhan kalori = 100% dari kalori total 100% x 1430 kkal = 1430
kkal• Intake kalori
Infus D5NS 500 cc/24 jam
Jumlah kalori dari D5NS = 170 kkal
Diet TKTP
Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal
Jumlah kalori D5NS + TKTP = 170 kkal + 2100 kkal = 2270 kkal lebih 840 kkal
6-10 Maret 2015
Post op• Kebutuhan kalori = 100% dari kalori total 100% x 1430 kkal = 1430
kkal• Intake kalori
Infus D5NS 1000 cc/24 jam
Jumlah kalori dari D5NS = 170 kkal
Diet TKTP
Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal
Jumlah kalori D5NS + TKTP = 170 kkal + 2100 kkal = 2270 kkal lebih 840 kkal
Informasi Obat
Kepada Perawat
Kepada Pasien
Informasi obat kepada perawatNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi
1. Ceftriaxon 2 x 1 g i.v Rekonstitusi:Ceftriaxon 1 g/vial direkonstitusi dengan 9,6 ml wfi terlebih dulu, kemudian diencerkan dengan 50-100 ml cairan infus yang kompatibel (PZ, D5)Administrasi:Ceftriaxon yang sudah direkonstitusi dapat diberikan selama 30 menit kepada pasienStabilitas:1. Ceftriaxon yang belum direkonsitusi disimpan di ruangan yang bersuhu kurang dari sama dengan 25⁰ C dan terlindung dari cahaya matahari langsung2. Ceftriaxon yang sudah direkonstitusi dapat stabil selama 2 hari jika disimpan pada 25⁰ C dan stabil 10 hari pada suhu 4⁰ C
Informasi obat kepada perawat.. contNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi
2. Ranitidin 2 x 50 mg i.v
Administrasi:Untuk injeksi intravena langsung (bolus(, 50 mg Ranitidin harus diencerkan dengan paling tidak 20 ml cairan infus dan diberikan selama 5 menit (4 ml/menit)
Stabilitas:Ranitidin harus disimpan pada rentang suhu 4-30⁰ C dan dijauhkan dari paparan cahaya matahari dan panas. Ranitidin memiliki warna sediaan yang jernih dan tidak berwarna. Pada suhu 40⁰ C dapat terjadi perubahan warna menjadi lebih gelap namun ini tidak berpengaruh pada efek ranitidin.
Informasi obat kepada perawat.. contNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi
3. Ketorolac 3 x 30 mg i.v
Administrasi:Ketorolac yang diberikan dengan intravena langsung (bolus) disuntikkan kepada pasien tidak lebih dari 15 detik
Stabilitas:Ketorolac memiliki warna sediaan jernih dan sedikit berwarna kuning. Penyimpanannya di ruangan yang suhunya terkontrol dan terlindung dari paparan cahaya matahari langsung. Paparan cahaya matahari dalam jangka waktu lama menyebabkan perubahan warna dan precipitasi yang dapat berakibat pada penurunan pH sediaan menjadi < 3
Informasi obat kepada perawat.. contNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi
4. Ondasetron 3 x 4 mg i.v
Administrasi:Ondasetron yang diberikan dengan intravena langsung (bolus) disuntikkan kepada pasien paling tidak selama 30 detik atau lebih disarankan selama 2-5 menit
Stabilitas:Ondasetron (4 mg/2 ml) memiliki warna sediaan jernih dan tidak berwana. Ondasetron harus disimpan dalam ruangan dengan suhu terkontrol, terlindung dari paparan cahaya, panas, dan kondisi beku.
Informasi obat kepada perawat.. cont
No. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi
5. Tramadol 3 x 100 mg i.v
Administrasi:Tramadol diberikan dengan intravena langsung (bolus) disuntikkan kepada pasien secara perlahan selama 2-3 menit
Stabilitas:Ketorolac memiliki warna sediaan jernih dan tidak berwarna. Suhu pada ruangan penyimpanan harus dibawah 30⁰ C
No. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi
6. Amikasin 2 x 375 mg i.v Administrasi:Sediaan amikacin yang tersedia di UPF adalah 500 mg/ 2ml, sedangkan dosis yang diinginkan adlah 375 mg. Volume yang diambil sesuai dosis adalah
Kemudian disuntikkan kepada pasien selama 2-3 menit secara perlahanStabilitas:Amikasin memiliki warna sediaan larutan yang sedikit kuning hingga kuning jelas yang dapat stabil hingga 2 tahun oada ruangan dengan suhu terkontrol. Pada suhu 25⁰ C sediaan ini dapat stabil selama 36 bulan, pada suhu 37⁰ C stabil selama 12 bulan dan suhu 56⁰ C stabil selama 3 bulan. Perubahan warna amikasin dapat terjadi akibat oksidasi udara namun perubahan tersebut tidak berpengaruh pada potensi efek obat
Informasi obat kepada perawat.. cont
Informasi obat kepada perawat.. contNo. Nama Obat dan
RegimenUraian Informasi
7. Amikasin 2 x 35 mg intratekal
Administrasi:Sediaan amikacin yang tersedia di UPF adalah 500 mg/ 2ml, sedangkan dosis yang diinginkan adlah 35 mg untuk rute intratekal. Oleh karena itu sediaan dapat diencerkan dengan 100 ml cairan infus kompatibel kemudian volume diambil sesua dosis yaitu
Kemudian disuntikkan kepada pasien selama 2-3 menitStabilitas:Amikasin memiliki warna sediaan larutan yang sedikit kuning hingga kuning jelas yang dapat stabil hingga 2 tahun oada ruangan dengan suhu terkontrol. Pada suhu 25⁰ C sediaan ini dapat stabil selama 36 bulan, pada suhu 37⁰ C stabil selama 12 bulan dan suhu 56⁰ C stabil selama 3 bulan. Perubahan warna amikasin dapat terjadi akibat oksidasi udara namun perubahan tersebut tidak berpengaruh pada potensi efek obat
Informasi obat kepada PasienNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi
1. Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Indikasi:Asam mefenamat diberikan untuk membantu mengatasi nyeri yang dirasakan pada bagian kepala pasien
Cara Minum:Asam mefemat 500 mg kaplet diminum 3 kali sehari segera setelah makan dengan segelas air putih (perut tidak boleh kosong saat minum obat). Cara ini untuk mencegah terjadinya ESO pada organ pencernaan yaitu mual, muntah dan nyeri perut
Efek Samping:Pada sebagian jika pasien mengalami keluhan setelah minum obat, segera beritahu perawat ataupun dokter
Informasi obat kepada PasienNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi
2. Paracetamol 3 x 500 mg Indikasi:Paracetamol diberikan untuk membantu mengatasi nyeri yang dirasakan pada bagian kepala pasien
Cara Minum:Paracetamol 500 mg kaplet diminum 3 kali sehari setelah makan dengan segelas air putih
Efek Samping:Pada sebagian kecil orang, paracetamol dapat menyebabkan kemerahan pada kulit. Jika Pasien mengalami keluhan setelah minum obat, segera beritahu perawat ataupun dokter
DAFTAR PUSTAKA
Alnimr, A., 2012. A Protocol for Diagnosis and Management of Cerebrspinal Shunt Infections and other Infectious Condition in Neurosurgical Practice. Basic and Clinical Neuroscience, vol 3, number 5.
Association of Paediatric Anaesthetists of Great Britain and Ireland, 2012. Good practice in postoperative and procedural pain management 2nd edition. Pediatric Anesthesia, Vol. 22., p. 54-55.
Baxter, Karen. 2008. Stockley’s Drug Interactions Eight Edition. Great Britain: Pharmaceutical Press. pp. 151-152.
Beer, R., Lackner, P., Pfausler, B., Schmutzhard, E., 2008. Nosocomial ventriculitis and meningitis in neurocritical care patients. Journal Neurology, Vol. 255, p. 1617-1624.
Darmadipura, M.S., Kasan, U., Bajamal, A.H., Turchan, A., Parenrengi, M.A., dan Wahyuhadi, J. 2008. Infeksi Pasca Pemasangan Shunt. In: Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Bedah Syaraf. Surabaya: Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya.
Dewoto, Hedi.R., Louisa, Melva. 2009. Serotonin, Obat Serotonergik dan Obat Antiserotonergik. In: Sulistia dan Gunawan., Farmakologi dan Terapi. 5thEd. Jakarta: Balai Penerbit FKUI., pp. 288-298.
Dewoto, Hedi.R. 2009. Histamin dan Antialergi. In: Sulistia dan Gunawan., Farmakologi dan Terapi. 5thEd. Jakarta: Balai Penerbit FKUI., pp. 273-287.
Donnelly, A.J., Golembiewski, J.A., Rakic, A.M., 2013. Perioperative care. In: Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A., Kradjan, W.A., Williams, B.R., (Eds.). Koda-Kimble & Young’s Applied Therapeutics The Clinical Use of Drugs Tenth Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. pp. 166-172.
Fujikawa, A., Tsuchiya, K., Honya, K., Nitatori, T., 2006. Comparison of MRI sequences to detect ventriculitis. AJR Amsterdam Journal Roentgenology, Vol. 187, p. 1048-1053.
Guanci, Mary McKenna. 2013. Ventriculitis of the Central Nervous System. Elsevier, Crit Care Nurs Clin N Am 25 (2013) 399-406.
Hernández-Cortez, Enrique. 2006. Non-steroidal anti-inflammatory analgesics in children. Anestesia en México, Vol. 18, No. 1, p. 162-164.
http://www.drugs.com/uk/amikin-injection-100mg-2ml-spc-9647.htmlLacy, C.F, Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2009. Drug Information Handbook.
Ohio: American Pharmacist Association.Lakshmi, V., and Sarguna, P. 2006. Ventriculoperitoneal Shunt Infections. Indian Journal of
Medical Microbiology. Vol 24, p. 52Li, X.Y., Wang, Z.C., Li, Y.P., Ma, Z.Y., Yang, J., and Cao, E.C. Study on Treatment Strategy for
Ventriculitis Associated With Ventriculoperitoneal Shunt For Hydrocephalus. Pubmed vol 17 No 9, p.558-560.
McCracken, Geoff., Houston, Patricia., Lefebvre, Gulaine. 2008. Guideline for the Management of Postoperative Nausea and Vomiting. SOGC clinical practice guideline, p. 600-607.
McEvoy, Gerald K., 2011. AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health-System Pharmacist.
O’Connel, M.B. and Vondracek, S.F., 2011.Osteoporosis and other metabolic bone disease. In: Dipiro, J.T. (Ed), Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 8th Edition. USA: The McGraw-Hills Companies.
Ramsay, Michael. 2000. Acute postoperative pain management. Baylor University Medical Center Proceedings, Vo. 3, No. 3, p. 244-247.
Sellner,J., Täuber, M.G., Leib, S.L., in Roos, K.L., and Tunkel, A.R., 2010. Handbook of Clinical Neurology Vol 9 3rd Series. Amsterdam: Elsevier. Page 1-16.
Treatment Guideline. 2005. Handbook of Antimicrobial Therapy. NewYork: The Medical Letter.
Trissels, LA. 2009. Handbook of Steril Injection 11th Edition. Bethesda: American Health-System Pharmacist.
Wells, D. L., Allen, J. M., 2013. Ventriculoperitoneal Shunt Infections in Adult Patients. AACN Advance Critical Care, vol 24, p 6-12.
Wheeler, D.S., Wong, H.R., and Shanley, T.P. 2009. The Central Nervous System in Pediatric Critical Illness and Injury. London: Springer Science & Bussiness Media.
Ziai, W.C., dan Lewin III, J.J., 2008. Update in diagnosis and management of central nervous system infections. Neurologic Clinics, Vol. 26, p. 427-468.
Zunt, J.R. In: Roos, K.L., and Tunkel, A.R. 2010. Handbook of Clinical Neurology (Vol 96): Bacterial Infections of The Central Nervous System. Amsterdam : Elsevier.
Recommended