View
157
Download
5
Category
Tags:
Preview:
DESCRIPTION
ini persentasi tentang pengolahan airdan peralatan yang digunakan dalam pengolahan air
Citation preview
Proses Pengolahan Air Industri
(2)
Impurities dimension and Treatment Processes
Ukuran partikel, m
Org. & anorg. terlarut
Suspensi koloid
Filtrasi/microstraining
Sedimentasi/flotasi
Padatan tersuspensi dan padatan mengambang
Koagulasi kimiawi
Screening
Biological oxidation
1.E-04 1.E-031.E-05 1.E+011.E-02 1.E-01 1.E+00 1.E+051.E+02 1.E+03 1.E+04
Presipitasi
Transfer gas
Ion exchange
Reverse osmosis
Elektrodialisis
Adsopsi
Ions
Geologic
Colloids FineDispersions
CoarseDispersions
10 010 -10
10 -9 10 -8 10 -7 10 -6 10 -5 10 -410 -3 10 -2 10 -1
Clays Silts Sands
Particles of Concern forPotable Water
Particle Sizes(meters)
Examples
Molecules
Biologic C&GVirus Bacteria Multicell Organisms
Sand Primary SedimentationSilt Flocculation / FiltrationClay Flocculation / FiltrationVirus DisinfectionBacteria DisinfectionProtozoans Flocculation / Filtration / CT
Turbidity
Streaming Current
Methodsof
MonitoringParticle
Counting
Organic Humus
Contoh KarakterBahan Baku Air (mis : Air Sungai)
• TDS (Total Dissolved Solid) < 500 mg/l
• Turbidity (Kekeruhan) < 150 NTU
• Zat Organic = trace (almost zero)
• pH 6 – 8,5
1 Liter Water
50 g of suspended soil separates{
Time: 0 Seconds
1 Liter Water
Silt and Clayin suspension{
Time: 40 Seconds
Sand has settledout of suspension
1 Liter Water
Clay in suspension {
Time: 2+ Hours
Silt has settledout of suspensionSand
1 Liter Water
Clay in suspension {
Time: 2+ Hours
Silt has settledout of suspensionSand
Flokulasi & koagulasifilter
Tangki air bersih
Cooling tower
Alat penukar panas
Boiler Alat penukar panas
Demineralizer
Praheater
Air pedingin
Air pembangkit steam
Air proses
Limbah cair
Air sanitasi
Cl2
Air baku
Tangki penampung
Blow down
sludge
Koagulan & flokulan
Bagan alir sistem pengolahan air industri
kondensatsteam
Main Settling Basin
Effluent Inlet
Bar Racks
Padatan > 100 mm Padatan > 8 mm
Bar Screen Pra Sedimentasi/ Ekualisasi
KoagulasiFlokulasi Sedimentasi
Effluent Outlet
Lumpur
Padatan lumpur < 8 mm
Filtrasi
Bar Racks
Mengambil Padatan >+ 100 mm
Bar Rack
Urutan Proses Pengolahan Air
Effluent Inlet
Bar Racks
Padatan > 100 mm Padatan > 8 mm
Bar Screen Pra Sedimentasi/ Ekualisasi
KoagulasiFlokulasi Sedimentasi Effluent
Outlet
Lumpur
Padatan lumpur < 8 mm
Filtrasi
Bar Screen
Mengambil Padatan >+ 8 mm
Bar Screen
BAR SCREEN
Effluent Inlet Bar Racks
Padatan > 100 mm Padatan > 8 mm
Bar Screen Pra Sedimentasi/ Ekualisasi
KoagulasiFlokulasi Sedimentasi
Effluent Outlet
Lumpur
Padatan lumpur < 8 mm
Filtrasi
KoagulasiProses Destabilisasi Koloid
FlocculasiProses Penggabungan koloid-koloid Destabil
(ukuran partikel membesar)
KoagulasiFlokulasi
Kekeruhan air disebabkan adanya padatan suspensi berupa koloid.Koloid-2 bermuatan (negatif/positif) sangat stabil, sulit digabung. Contoh, koloid air sungai bermuatan negatif. Karena muatan yang sama, partikel2 koloid saling menolak (repel) bergabung, namun karena masing2 partikel juga punya muatan berbeda, maka pada jarak tertentu terjadi tarik-menarik yang kuat (lihat skema dibawah).Penambahan ion yg sesuai, disertai pengadukan dapat menyebabkan muatan koloid dalam air menjadi tidak stabil (Koagulasi), dan Kemudian pada kondisi tertentu terjadi penggabungan partikel koloid2 tersebut (Flokulasi)
Zeta potensial Merupakan salah satu metode
untuk mengukur kecepatan pergerakan partikel koloid dalam membentuk gumpalan
Berikut persamaan zeta potensial :
EM
X
v 44
EM
X
v
Kecepatan partikel
Tetapan dielektrik media
Viskositas medium
Potensial per panjang unit cell
Pergerakan elektrophortik
Prosedur Kontrol Koagulasi
Electrochemical properties of a colloidal particle
PsiPotential
Koagulasi
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga zeta potensial, antara lain :
1. Perubahan konsentrasi ion dalam larutan.
2. Adanya penambahan ion dengan muatan yang tidak sama.
3. Adanya kontraksi pada sistem difusi dilapisan kedua akibat
penambahan konsentrasi ion-ion dalam larutan.
Mekanisme Koagulasi
Proses koagulasi bisa terjadi melalui dua mekanisme :
1. Perikinetik (Elektrokinetik),dimana zeta potensial
diturunkan dengan penambahan ion dengan mutan
berlawanan dengan koloid dalam larutan.
2. Orthokinetik,dimana pada proses ini ditambahkan partikel
dalam bentuk gumpalan dan gumpalan ini akan
menangkap partikel koloid didalamnya.
Coagulation
Diusahakan dengan :• motor driven impellers yang dipasang
pada kolam kecil dimana koagulan dimasukkan ke dalamnya
• Memberikan koagulan pada beberapa titik turbulensi
• in-line static mixers• Menggunakan baffled chambers atau
channels atau hydraulic jumps
Pengadukan yang cepat
diperlukan untuk
mendistribusikan koagulan
secara uniform dalam cairan
Inorganic Coagulants
Inorganic coagulants merupakan
water soluble inorganic compounds
Beberapa jenis koagulan anorganik yang dapat dipakai adalah :
1. Alum-aluminum sulfate- Al2(SO4)3
2. Ferric sulfate- Fe2(SO4)3
3. Ferric chloride- FeCl3
4. Sodium aluminate- Na2AI204
Koagulan
Inorganic coagulants merupakan water soluble
inorganic compounds
Beberapa jenis koagulan anorganik yang dapat dipakai adalah :
1. Alum-aluminum sulfate- Al2(SO4)3
2. Ferric sulfate- Fe2(SO4)3
3. Ferric chloride- FeCl3
4. Sodium aluminate- Na2AI204
ALUMINIUM SULFAT/ALUM Al2(SO4)3.18H2O
Pada suasana alkali :
Al2(SO4)3.18H2O + 3 Ca(OH)2 3 CaSO4 + 2 Al(OH)3 + 18 H2O
NORDEL E. : pH kerja optimum alum 5,5 – 6,8 Kadar Al2O3 dalam alum ± 17 % Kelarutan pada 0 oC : 86,9 bag per 100 bag air
Koagulan
Koagulan
FERRI SULFAT (FERRIFLOE), Fe2(SO4)3
pH kerja ferri sulfat : 3 – 13 (NORDEL E. )
pH kerja optimum pada 3,5 – 5,5 dan pH > 9
Korosif perlu peralatan yang tahan asam
Pada suasana alkalis :
Fe+3 + 3 OH- Fe(OH)3
dengan hasil kali kelarutan : K = 10-36
Koagulan
SODIUM ALUMINAT, NaAlO2
Koagulan ini baik dipakai bersama alum, dan dapat menurunkan pemakaian alum sehingga menghilangkan warna serta memberikan residual hardness yang lebih rendah
KAPUR (LIME), sebagai CaO, atau Ca(OH)2
Koagulan ini dapat bereaksi dalam air yang mengandung CO2 dan terbentuk endapat CaCO3
Tujuan penambahan koagulan ini untuk menghilangkan suspended matter dan untuk pengaturan pH (menaikan pH)
Koagulan
CHLORINATED COPPERAS, FeCl3.Fe(SO4)3
Dibuat dengan mengalirkan Cl2 kedalam larutan FeSO4 (Copperas) dengan perbandingan :
Cl2 : FeSO4 = 1 : 7,8
Koagulan ini lebih efektif dan lebih korosif dibanding copperas saja, serta tidak memerlukan alkalinitas yang tinggi
Koagulan
CHLORINATED COPPERAS, FeCl3.Fe(SO4)3
Keuntungan :
Menghasilkan flok yang kuat
Flok mengendap sangat baik, sehingga mengurangi beban filter
pH koagulasi yang bail pada pH 6 – 9 dan pada pH 3,5 juga terjadi flok yang kompak dari hidrat ferric oxide yang tidak larut dalam air yang alkalis
Efektif untuk menghilangkan warna
Koagulan Bantu (Coagulant Aid)
Untuk meningkatkan efisiensi proses koagulasi utama
Beberapa jenis bahan yang dapat digunakan sebagai koagulan bantu :
Lempung (clays bentonit)
Activated Silica
Polyelektrolit
Natrium Alginat
Etc..
Koagulan Bantu
Clay (Bentonit) Digunakan untuk pengolahan air yang berwarna
Activated Untuk pengolahan air yang keruh, berwarna, kandungan
zat organik >> & suspended matter >>
Digunakan bersama Alum atau garam ferri dengan kondisi operasi pH 9
Polyelektrolit Senyawa polymer yang mempunyai gugus karboksil,
amino atau sulfonat
Ada 3 tipe : Kationik, Anionik dan Non-Ionik
Koagulan Bantu
Polyelektrolit (lanjutan…) Polyelektrolit anionik dan non-ionik kurang efektif,
namun untuk anionik sangat efektif digunakan bersama alum dan garam ferri sebagai koagulan utama
a. Polyelektrolit Kationik
CH2
CH CH
+N
CH2CH2
CH3CH3
CH2
n+
Koagulan Bantu
b. Polyelektrolit non-ionik :
c. Polyelektrolit anionik :
CH2 OCH2n
n
CH2
O
CH2
CH2
NH2
n
CH2
O
CH2
CH2
O-
-n
Polyetilen OksidaPolyakrilamida (PAM)
Asam Polyakrilik (PAA)
Mekanisme koagulasi
1 – 3 menit
Koagulan Bantu
Faktor yang Berpengaruh pada Koagulasi - Flokulasi
Macam / jenis koloid dalam air pH larutan Jenis & dosis koagulan yang ditambahkan Penambahan koagulan bantu Waktu operasi, pengadukan pada bak koagulasi-
flokulasi
Data jenis & dosis koagulan yang diperlukan : JAR TEST
Data jenis muatan partikel koloid diperoleh dengan metode :
Pergerakan Bidang Batas Elektroforesis (MOVING BOUNDARY ELECTROPHORESIS METHOD) Pipa U-BURTON
• Memiliki fungsi yang sama dengan koagulan inorganik
• Namun koagulan ini lebih sederhana
• Penambahan koagulan tidak akan mempengaruhi nilai
pH atau alkalinitas larutan, sehingga tidak diperlukan
penambahan bahan kimia lain untuk mengontrol pH
larutan.
• Koagulan merupakan koagulan polimer (kisaran berat
molekul = 1000 sampai 5000000 atau lebih).
• Dikarenakan polymer ini bersifat viscous (kental),
maka perlu proses pengenceran dengan air.
Organic Coagulants - Polymers
Proses penggabungan partikel-partikel yang telah
terkoagulasi Pengadukan yang pelan diperlukan untuk
memungkinkan pertikel-partikel kecil tsb saling
berdekatan dan menyatu,
menghasilkan ukuran partikel yang lebih besar
ukurannya Pengadukan secara mekanik atau mixer umumnya dipilih
karena derajat turbulensi air aliran lebih mudah
disesuaikan
dengan karakter pembentukan flok System pengadukan dalam kolam flokulator dapat
dilakukan
dengan memodifikasi arah aliran arus sehingga tercipta
tingkat turbulensi air yang dikehendaki
Flocculation
Mekanisme Flokulasi
Flocculants Characteristics
Ø Bisa berupa kation,anion atau non ion.Ø Berupa bubuk,larutan atau latex.Ø Dengan berat molekul yang sangat
besarØ Dapat membawa sistem koloid dengan
beragam muatan ditiap rantai polymer.
• JAR TEST
Prosedur laboratorium untuk menentukan dosis coagulant dan flocculant aid yang ekonomis dan efektif pada contoh air baku, dalam rangka proses penjernihan air.
Faktor berpengaruh a.l. pH, suhu, intensitas dan durasi mixing
Prosedur Kontrol Koagulasi
Jar Test Coagulation Study
flokulator
• Bagian satu bak mencampur terdiri dari dua bagian
• Bagian satu bak pencampur dengan putaran pengaduk cepat agar campuran
Macam flokulator
• Tipe mekanis
• Pada tipe ini ada 2 bagian bak
Kriteria desain flokulator• Bak flokulasi hendaknya diletakkan berdekatan dengan baik pencampurannya
atau bak sedimentasi
• Struktur bak sedimentasi hendaknya memenuhi kriteria /kondisi proses antara lain:
• 1.bentuk standar bak persegi panjang yang dilengkapi dengan baffle untuk membentuk around load atau over end and under chanel
• 2.kecepatan putar pengaduk sebaiknya diatur pada range 15-80 cm/detik
• 3.kapasitas bak adalah 20-40 menit untuk dapat menampung aliran maksimum sehari-hari yang direncanakan ,maksudnya adalah 20-40 menit itu adalah lama tinggal (lama aliran melewati bak).
• 4.bak hendaknya dilengkapi dengan fasilitas penerangan
• 5.material bak beton,atau besi
• 6.perawatan hanya membersihkan pembersihan lumut atau kotoran
• 7.
Design Criteria for Flocculation
• Hidraulic Flocculation (Camp and Stein):
G=(Qρghl/μV)1/2 = (ρghl/μt)1/2
G=[P/(µV)]1/2
• Dimana: G = velocity gradient , 1/sec ρ = density of water , kg/m3
h = head loss, m μ = dynamic viscosity,kg/m. sec t = detention time , Q/V , sec Q = flow , m3/sec P = Power , Qρgh , watt, kg m2/sec3
V = Volume of unit , m3
g = gravitational constant, 9,81 m/sec 2
Effluent Inlet
Bar Racks
Padatan > 100 mm Padatan > 8 mm
Bar Screen Pra Sedimentasi/ Ekualisasi
KoagulasiFlokulasi
OksidasiReduksi
Sedimentasi
Effluent Outlet
Lumpur
Padatan lumpur < 8 mm
Filtrasi
Sedimentasi
Oksidasi ReduksiContoh : Larutan dengan impurities Cr+6
Cr+6 + e Cr+3
3 Fe+2 3 Fe+3 + e
Cr+6 + 3 Fe+2 Cr+3 + 3 Fe+3
Cr+3 + Fe+3 + 6 OH- Cr(OH)3 + Fe(OH)3
Produk air
Effluent Inlet
Bar Racks
Padatan > 100 mm Padatan > 8 mm
Bar Screen Pra Sedimentasi/ Ekualisasi
KoagulasiFlokulasi
Presipitasi
Sedimentasi
Effluent Outlet
Lumpur
Padatan lumpur < 8 mm
Filtrasi
Sedimentasi
PRESIPITASIContoh : Larutan dengan inpurities sbb : impurity Reagent Endapan By Product1. Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 CaCO3 + H2O2. Mg(HCO3)2 + 2Ca(OH) 2CaCO3 + 2H2O3. MgSO4+ CaSO4
MgCl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaClMg(NO3)2 Ca(NO3)2
4. CaSO4 Na2SO4
CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 + 2 NaClCa(NO3)2 2 NaNO3
Presipitasi
Effluent Inlet
Bar Racks
Padatan > 100 mm Padatan > 8 mm
Bar Screen Pra Sedimentasi/ Ekualisasi
Lumpur
Padatan lumpur < 8 mm
Sedimentasi
PROSES BIOLOGISLarutan air yang mengandung organik (C H O)
MikroorganismeC H O + N + P + O2 Cell baru + CO2 + H2O
ProsesBiologis
Effluen Outlet
CO2
H2O
Cell baru
Absorbsi
Adsorpsi
Organik terlarutO2
NutrientN, P
Koloid dan Suspended Solid
CELL
CatatanPada proses anaerobik yang keluar dari cellberupa CH4 , CO2
(untuk bakteri2 methan)
berupa CO2, H2, asam2 organik (untuk bakteri2 acetogenik)
Ion exchangerIon exchanger Poses untuk mPoses untuk menghilangkan ion-ion dalam air
(kation dan anion) melalui proses adsorbsi dengan melewatkan air melewati bed resin alam atau sintetis.
Resin adsorben sintetik mempunyai struktur kimiawi sebagai berikut
Base Polimer Ion Exchange Resin
H2O
Resin KationikBed
Resin AnionikBed
SEDIMENTASI
PENGENDAPAN - SEDIMENTASI
Pemisahan partikel padat dari larutan-suspensinya secara gravitasi
PERALATAN PENGENDAPANClarifier : effluentnya mengandung padatan suspensi yang rendah konsentrasinya
Thickener : effluentnya mengandung padatan suspensi yang masih tinggi konsentrasinya
KARAKTER PENGENDAPAN- sifat pengendapan
- Konsentrasi partikel padatan- kondisi peralatan pengendapan
PENGENDAPAN PARTIKEL TUNGGAL
FD FB
FG
Pada percepatan konstant :
dvdt = 0
FG = FB + FD
(P – ) g vP =CD . AP. vS
2
2Dimana : FG : gravity force FB : gaya apung
FD : gaya dragP, : density partikel, airg : gravitasi koeffisienCD : koeff. DragAP : Luas proyeksi partikelVs : kecepatan partikel (endap)
Clarification PERFORMANCE
NTU = Nephelometric Turbidity Unit
Diameter of Particle (in mm)
Types of Particles(by order ofParticle (mm)
magnitude) Time Required
to Settle One Foot
10.0 Gravel 0.3 seconds
1.0 Coarse sand 3.0 seconds
0.1 Fine sand 38.0 seconds
0.01 Silt 33.0 minutes
0.001 Bacteria 35.0 hours
0.0001 Clay particles 230.0 days
0.00001 Colloidal particles 63.0 years
Tabel 1. Laju pengendapan berdasarkan ukuran partikel padatan pd suhu 50 F (100C)
Clarification
Clarification : EQUIPMENT SYSTEM
• Sedimentation Basins
• Conventional Clarifiers
• Solids Contact Clarifiers
Instalasi sistem klarifikasi terdiri atas :
SEDIMENTATION BASIN
Definisi 4 Zona pada Proses Pengendapan :
• INLET ZONE – Untuk menyediakan smooth transition dari
influent flow menjadi uniform flow, dikarenakan arus
yang steady sangat dibutuhkan dalam settling zone
• SETTLING ZONE – Untuk memberikan tempat pengendapan
dalam tangki yang bebas dari pengaruh 3 zone lainnya
• SLUDGE ZONE – Untuk menampung material terendap,
mengumpulkan dan mencegah gangguan pengendapan
• OUTLET ZONE – Menyediakan smooth transition dari
settling zone ke effluent flow
SEDIMENTATION BASIN
SEDIMENTATION BASIN
• Effectif untuk penghilangan turbidity yang disebabkan
oleh suspended solids yang relatif besar atau ber-
density tinggi
• Tidak terlalu efektif untuk penghilangan partikel dengan
specific gravity rendah atau partikel yang lembut
• Umumnya, tidak ada kelebihan untuk penghilangan
solid, solid akan berada di bottom dari kolam atau
tangki
Conventional Clarifiers
• Tahap koagulasi dan
flokulasi diikuti
sedimentasi biasanya
dilakukan di bagian
terpisah
• Tahap pemisahan
memungkinkan flexibilitas
yang lebih dalam desain
dan operasi
• Kolam segi-empat
biasanya lebih effisien
Conventional Clarifiers
• Inlet air harus didistribusikan melewati keseluruhan
inlet kolam untuk meminimalkan turbulensi
• Pencuci digunakan di daerah akhir clarifier, namun
ada permasalahan dengan kenaikan kecepatan yang
dapat melarutkan lagi sebagian solid yang lebih
ringan yang menyebabkan carry-over
• Beberapa clarifier dilengkapi dengan pencucian
lateral
Solid Contact Clarifiers
• Dapat didefinisikan sebagai unit yang tersusun
sebagai struktur tunggal, proses koagulasi,
flokulasi sedimentasi dan solid removal
• Solid contact process adalah proses dimana reaksi
kimia dan fisik dilakukan dengan adanya solid
terendap sebelumnya
• Menggabungkan ketiga tahap dari proses
klarifikasi dalam satu unit sehingga menghasilkan
sebuah unit yang sederhana, menguarangi luasan
area yg diperlukan dan menghemat biaya instalasi
Wastewater Treatment Course, 27 – 30 Juni 2006
Wastewater Treatment Course, 27 – 30 Juni 2006
Clarification Variables
Variabel kimia yg diperhatikan dlm pengolahan air :
• Mineral and organic content• Temperature• Solids content and particle size distribution• Amount / type of pH adjustment chemical,
coagulant and flocculant added• Order of chemical addition• Presence or absence of previously formed floc• Mixing and settling procedures• Hydraulic loading (flow rates)
Clarification Variables
SOLIDS CONTENT AND PARTICLE SIZE
• Air yang memiliki kandungan partikel lembut dan kasar seimbang, paling mudah diendapkan
• Air dengan turbiditas tinggi, partikel dapat diendapkan dengan baik dengan koagulan dan flokulan organik polymer karena hanya netralisasi muatan saja yang diperlukan untuk koagulasi
• Air dengan turbiditas rendah, karena kandungan koloidnya yang rendah memerlukan treatment tambahan dengan tanah liat untuk menciptakan koagulasi
• Turbidity biasanya dihilangkan pd pH 6.5 - 7.5 dengan garam aluminium dan besi, disamping flokulan organik
• Kadang-2 air dapat diklarifikasi paling ekonomis pd pH di atas 8.5 dengan lime, dikarenakan pengendapan calcium carbonate dan magnesium hydroxide
Clarification Variables
DOSIS PENAMBAHAN CHEMICAL
• Penambahan Chemical harus sama dengan yang dilakukan di Clarifier jika telah diketahui
• Untuk ‘colour removal’, koagulan harus ditambah sebelum pemberian zat basa untuk merangsang pembentukan flok
• Untuk turbidity removal, penambahan pH biasanya dilakukan sebelum penambahan koagulan untuk mendapatkan hasil paling ekonomis
• Kadang, zat basa dapat ditambah bersamaan dengan koagulan
• Flokulan atau koagulan aid harus ditambah terakhir
Clarification Variables
PENDEKATAN CHEMICAL TREATMENT
• Kualitas air sangat bervariasi pada kandungan mineral,
organik dan suspended solid-nya, sehingga chemical
treatment untuk klarifikasi tidak dapat hanya berpedoman
pada hasil analisa air saja
• Jar testing harus dilakukan untuk menentukan treatment
paling baik dan paling ekonomis untuk proses klarifikasi
partikel-partikel air
Clarification Variables
CHEMICALS USED IN RAW WATER CLARIFICATION
• Aluminium Sulphate (Alum) • Ferrous Sulphate• Ferric Sulphate • Organic Polymers• Sodium Aluminate
TYPICAL DOSAGES OF CHEMICALS
Inorganic coagulants: 10.0 - 100 mg/lOrganic coagulants: 0.5 - 50 mg/lClays: 1.0 - 20 mg/lFlocculants: 0.1 - 1.0 mg/l
Note: Dosis sangat tergantung karakteristik partikel air yang di-treatment
Inorganic Coagulants Reactions
Al2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 = 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 6CO2
Al2(SO4)3 + 3Na2CO3 + 3H2O = 2AI(OH)3 + 3Na2SO4 + 3CO2
Al2(SO4)3 + 6NaOH = 2AI(OH)3 + 3Na2SO4
Al2(SO4)3 (NH4)2SO4 + 3Ca(HC03) = 2AI(OH)3 + (NH4)2SO4 + 3CaSO4 + 6CO2
Al2(SO4)3 K2SO4 + 3Ca(HCO3)2 = 2AI(OH)3 + K2SO4 + 3CaSO4 + 6CO2
Alum :
Na2AI204 + Ca(HCO3)2 + H20 = 2AI(OH)3 + CaCO3 + Na2CO2
Fe(SO4)3 + 3Ca(OH)2 = 2Fe(OH)3 + 3CaSO4
4Fe(OH)2 + O2 + 2H2O = 4Fe(OH)3
Fe2(SO4)3 + 3Ca(HCO3) = 2Fe(OH)3 + 3CaSO4 + 6CO2
Sodium Aluminate dan Ferric Sulfate :
Inorganic Coagulants Reactions
Clarification Monitoring & Control
Data dan tes-tes berikut biasa digunakan untuk memonitor performance dan mengontrol proses klarifikasi :
• Jar tests – utk menetukan jenis chemical yang sesuai, dosis, kecepatan aduk dan waktu flokulasi
• Sludge bed depths - menetukan solid inventory dan keperluan blowdown
• Influent dan effluent tubidity• pH• Penambahan koagulan dan rate pompa – menentukan
chemical feed yang sesuai• Settling tests - V/Vo untuk menentukan solid di zona
reaksi dan dasar reaktor untuk solids contact clarifier• Flow rates – utk menentukan rate hydraulic loading
Prosedur Kontrol Koagulasi
Merupakan salah satu metode untuk
mengukur kecepatan pergerakan partikel
koloid dalam membentuk gumpalan
EM
X
v
EM
X
v 44
Berikut persamaan zeta potensial :
Keterangan :
Kecepatan partikel
Tetapan dielektrik media
Viskositas medium
Potensial per panjang unit cell
Pergerakan elektrophortik
Zeta potensial
• The End
Recommended