View
545
Download
15
Category
Preview:
Citation preview
Metode – Metode Pengolahan Bahan Galian
A. Konsentrasi Gravitasi
Konsentrasi Gravitasi adalah proses pemisahan material-material yang
berharga dan tidak berharga dalam suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam
fluida berdasarkan / tergantung pada perbedaan density, bentuk dan ukuran.
Peralatan yang digunakan pada proses ini, antara lain :
a. Shaking Table
b. Jig
c. Panning
d. Sluice Box
e. Humprey Spiral
f. Hydrocyclone
a). Shaking Table
Salah satu metode Konsentrasi Gravitasi adalah Tabling. Tabling
merupakan pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada
suatu meja bergoyang, dengan menggunakan media aliran tipis dari air
(Flowing Film Concentration). Alat yang digunakan disebut “Shaking Table”
atau “Meja Goyang”.
1. Prinsip Kerja Alat Shaking Table
‘Prinsip Kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan berat dan
ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan
diameter yang sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar.
Sedangkan apabila specific Gravitynya berbeda maka gaya gesek pada
partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan. Karena pengaruh
gaya dari aliran, maka partikel ringan akan terdorong / terbawa lebih cepat
dari partikel berat searah aliran.
Karena gerakan relative Horizontal dari motor maka partikel berat
akan bergerak lebih cepat dari pada material ringan dengan arah horizontal.
Untuk itu perlu dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi
dalam aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan
partikel berat relative dibawah.
Pada prinsipnya, ada tiga macam gaya yang bekerja pada Shaking
Table, yaitu:
Gaya Dorong Alir
Gaya dorong alir merupakan fungsi kecepatan relative aliran
air dan partikel. Dalam prosesnya, partikel bergerak dengan
kecepatan yang dipengaruhi oleh kedalaman air.
Gaya Gesek
Gaya gesek ini terjadi antara partikel dengan dasar deck (alas
alat).
Gaya Gravitasi
Faktor yang mempengaruhi Shaking Table :
1. Ukuran dari feed
2. Operasi (roughing/cleaning)
3. Perbedaan SG mineral-mineralnya
4. SG rata-rata mineralnya
2. Mekanisme Kerja Alat
Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan mineral
terjadi karene adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh headmotion
dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water. Mineral berat karena
mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar kesamping
(searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran halus akan
terlempar kesamping lebih jauh disbanding dengan mineral yang berukuran
kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih
jauh dari pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya riffle, di
atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk
perlapisan/susunan mineral berat dan ringan.
Distribusi partikel dipengaruhi oleh :
a. Sifat-sifat riffle
b. Permukaan deck
c. Water supply
d. Perbedaan bentuk dan ukuran partikel
e. Ada tidaknya material yang termasuk middling atau material interlog
yaitu partikel dengan sebagian material berat dan sebagian material
ringan.
Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran pada dasar :
a. Slope deck
b. Tebal / Kecepatan air
c. Viscositas fluid
d. Bentuk partikel
e. Kekerasan deck
f. Koeifisien gesekan Partikel
3. Macam Alat Shaking Table
Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan maka
dapat dibedakan menjadi “Sand Table” dan “Slime Table”. Perbedaan pada
kedua alat ini terletak pada :
1. Jumlah dan Jarak antar Riffle
- Jumlah riffle pada Sand Table tinggi
Jumlah riffle pada Slime Table sedang
- Jarak antar riffle
> Sand Table : ¼ - 1 ¼ inch
> Slime Table : Lebih besar dari Sand Table, untuk mengendapkan
padat padatan.
2. Riffle
- Pada Sand Table, bagian yang tidak diberi riffle digunakan untuk
slime
- Pada Slime Table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle
Sedangkan beberapa macam Shaking Table yang lain adalah :
1. Willey Table
Terdiri dari deck berbentuk segiempat dan “Headmotion”
sebagai penggeraknya. Penggunaan riffle yaitu dengan tinggi
minimal ½ feed dan lebar ¼ feed. Kapasitas alat tergantung pada :
- Panjang Strore - Jumlah air
- Jumlah Strore - Sifat bijih
- Slope dan Meja - Ukuran Feed
2. Butcher Table
Bentuknya hamper sama dengan Willey, tapi memiliki watch
plinger untuk mencuci. Posisi dari riffle terbagi menjadi 3 zone :
a. Zone Stratifikasi
b. Cleaning Zone
c. Dischange Zone
Mekanisme kerjanya yaitu material bergerak kekiri dan air
bergerak kekanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air
sedang material berat akan berjalan terus.
3. Card Table
Riffle dibuat dengan mengerat deck bentuk segitiga dan
headmotion.
4. Dister Diagonal Overslorm Table
Bentuk Deck Rombahedral. Pemisahan antara konsentrat,
middling dan tailing tidak jelas / berdekatan sekali akibatnya
kecilnya middling.
5. Card Field Table
Bentuk Wafley Table yang ditutupi seluruhnya oleh riffle.
6. Plat of Table
Ciri utamanya yaitu diatas deck ada 3 macam riffle dan
terdapat 3 zona dari riffle yaitu:
a. Zone Stratifikasi
b. Zone Intermediate Plan
c. Zone Lipper piatau
Faktor yang mempengaruhi alat ini :
a. Jumlah air yang masuk
b. Kemiringan desk
c. Kecepatan feed
d. Jumlah dan panjang feed
Penyesuaian dalam praktek :
a. Untuk roughing : banyak air, banyak bijih, kemiringan desk, panjang
stroke besar dan shaking lambat.
b. Untuk cleaning operation : jumlah air yang sedikit, bijih sedikit, jumlah
stroke banyak, kemiringan kecil.
c. Untuk slime operation : sedikit air, sedikit feed, jumlah stroke banyak,
dan panjang stroke kecil.
b). Jig
Jigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam medium liquid berat
yang tergantung daripada kesanggupan penetrasi suatu bed yang semi stationary
yang disebabkan karena perbedaan Specific Gravity.
1. Prinsip Kerja Alat
Semakin besar perbedaan Specific Gravitasi, semakin baik jalan
mineral-mineral yang mengalami proses tersebut. Bila dalam bijih
menpunyai Specific Gravity yang berbeda-beda maka untuk meramalkan
pemisahan baik dengan bantuan CC (Concentration Criteria). CC lebih
besar dari 2,s pemisahan makin baik.
Tiga gaya yang bekerja pada proses jigging adalah :
a. Hindred Setting Classifier, formasi jatuh atau pengendapan dari
material yang Specific Gravitasinya besar dengan ukuran kecil akan
sama dengan material dengan SG kecil tapi ukuranyya besar.
b. Differential Trickling : Partikel berat atau SG tinggi akan mempunyai
kecepatan jatuh lebih tinggi, maka partikel berat akan lebih cepat
mengendap daripada material ringan.
c. Consolidation Trackling adalahsuatu proses dimana partikel halus
menerobos melalui bed pada waktu akhir portion.
2. Mekanisme Kerja Alat
Dalam proses Jigging terdapat 2 proses,yaitu :
a. Pultion
Cara kerjanya, torak mendorong air dimana ada pegendapan
atau bed, sehingga terjadi Pultion atau dorongan, sehingga partikel
diatas saringan lebih kecil dari ukuran bed, tetapi lebih besar ukuran
partikel yang disaring dan suction. Bed adalah partikel degan ukuran
diatara partikel berat dan ukuran partikel ringan.
b. Suction
Bila terjadi suction maka didalam baki, akan terjadi penyedotan
terhadap partikel-partikel di atas saringan, bila penyedotan ini besar
maka partikel ringan akan ikut tertarik, untuk memperkecil penyedotan
ini diberikan air tambahan atau under water agar air didalam batch
tenang sehingga akan terjadi pemisahan. Pada waktu Pultion Bed akan
merenggang, maka material berat akan menerobos batch sebagai
produk dan pada waktu Suction bed akan menutup.
Terdapat 3 kecepatan pada saat terjadi Pultion, yaitu : Kecepatan
keatas (V), Kecepatan turun partikel ringan (V1) dan kecepatan
partikel berat (v2)
a. Jika V = V1 , maka partikel ringan akan diam dan partikel berat
akan turun.
b. Jika V besarnya diantara V1 dan V2 maka partikel ringan akan
terangkat sedagkan partikel berat akan menerobos bed kebawah
sebagai produknya.
Ukuran lubang saringan lebih kecil dari partikel tetapi lebih besar
dari ukuran bed.
3. Tipe-tipe Jig
a. Plunger Jig
Mekanisme kerjanya adalah :
- Bila ada partikel lebih tinggi/berat dan ringan akan terjadi
stratifikasi
- Partikel tinggi akan mengendap sebagai konsentrat sedangkan
yang ringan akan keluar melalui gate sebagai tailing
- Untuk mineral pemisah bed digunakan mineral itu sendiri dengan
ukuran yang lebih besar
- Untuk meninggikan Recovery sebelum masuk Jig diadakan
Sieving
- Ukuran pada Feed antara ½ inch – 3 msh
- Ukuran pada Screen 5 -4 #, P stroke = 1 – 5,8 inch
b. Diafragma Jig
Terdiri dari tipe : Bendelary Jig, Pan American Jig, Denver
Mineral Jig, dan House Jig, kapasitas Jig dinyatakan dalam ton/luas
saringan tiap hari.
Faktor yang menentukan antara lain :
1. Sifat-sifat bijih
2. Ukuran material
3. Kekayaan bijih
4. Mudah/sukarnya pemisahan
5. Feed rata yang konstan
6. Kesempurnaan bijih
Power Recoment dipengaruhi oleh berat material, ukuran dan
berat plunger, gesekan pada waktu stroke, jumlah stroke tiap menit
dan panjang stroke
Dalam Jigging terdapat clean (keluarnya air lewat sisi plunger)
dank arena adanya gesekan maka sebagian tenaga akan hilang, jadi
stroke akan berkurang, harus diperhirungkan pula dengan luas screen
dan luas Plunger.
c) Panning
Panning merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memisahkan
dua bahan galian. Alat yang digunakan adalah “pan” yaitu sejenis piring besar
Tang terbuat dari kayu yang berbentuk bundar dan cekung. Pan atau dulang
ini banyak terdapat di Amerika Tengah dan Asia yang digunakan untuk
pendulangan emas, Intan, Timah dan Lain-lain.
1. Prinsip Kerja Alat
Pada proses pemisahan cara Panning, digunakan air sebagai
medianya didalam pan, gerakan yang dilakukan pada saat mendulang
adalah gerakan elips atau melingkar.
Pada saat material dan air berputar, maka terjadi dua gaya yaitu :
gaya sentrifugal dan Sentripetal, gaya-gaya ini akan terjadi pada setiap
benda yang bergerak melingkar. Gaya sentripetal akan menyebabkan
mineral ringan akan keluar dari lingkaran semula dan mineral yang berat
akan terakumulasi ditengah pan atau dulang.
Pada prinsipnya , kerja alat ini berdasarkan perbedaan berat jenis
dari mineralnya.
2. Mekanisme kerja Alat
Adapun cara pendulangan adalah :
a. Feed diambil, dimasukkan dalam pan dan diberi air
b. Lakukan gerakan memutar/grakan elips secara horizontal terhadap pan
yang berisi sample/bahan dulang
c. Gerakan memutar dilakukan terus-menrus sehingga partikel naik
keatas dan membentuk lapisan, sedikit demio sedikit alat pan kita
miringkan kearah penampung tailing dimana partikel-partikel yang
ringan akan akan masukkedalam alat penampung.
Mineral terpisah berdasarkan perbedaan berat jenis, mineral berat akan
mengendap dahulu sedangkan mineral ringan akan mengendap
kemudian karena adnya aliran air dan pada dulang sehingga material
yang ringan akan terpisah keluar dari pan.
3. Deskripsi Alat
Pan atau dulang terbuat dari kayu dan batok kelapa yang berukuran
kurang lebih 15 – 20 inch dan bersudut kurang lebih 1500 dan di
dalamnya kira-kira 15/8 – 21/2 inchi
d). Sluice Box
Sluice box merupakan suatu alat kosentrat mineral bijih berdasarkan
atas perbedaan “specific Gravity”. diharapkan dalam proses ini mineral
yang mempunyai SG tinggi akan mengendap yang nantinya kan diambil
sebagai konsentrat, sedang minera yang ringan akan ikut terbawa aliran air
sebagai tailing.
1. prinsip Kerja Sluice Box
Pada dasarnya, operasi mineral-mineral dengan menggunakan
sluice box dipegaruhi oleh factor-faktor sebagi berikut :
a. Kecepatan aliran
Pada dasar aliran, kecepatannya nol, semakin mendekati
permukaan maka kecepatan aliran akan bertambah. Kecepatan
maksimum akan terjadi di bawah permukaan aliran, sebab pada
permukaan aliran kecepatannya di pengaruhi oleh gaya gaya gesek
antara fluida dengan udara. Dengan prinsip kecepatan aliran inilah
maka mineral yang mempunayi spesifik gravity yang berlainan akan
di pisahkan
b. Kemiringan dari Lounder
Kemiringan semakin besar, kosentrat yang dihasilkan semakin bersih
c. Lebar dan panjang Lounder
Semakin sempit Lounder maka konsentrat makin bersih , semakin
panjang lounder maka recovery makin tinggi tetapi kadanya akan
rendah.
d. Perbedaan Density Mineral
Perbedaan density yang besar, maka operasi pemisahan akan
semakin mudah dan mengakibatykan kadar konsentrat semakin tinggi
e. Kekentalan
Semakin kental fluida, maka kadar konsentrat yang dihasilkan
semakin renda, tetapi jumlah konsentrat semakin tinggi
f. Tinggi Riffle
Riffle yang rendah akan menghasilkan konsentrat yang berkadar
tinggi
g. Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck
Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga
partikel berat akan tertahan, untuk feed yang kasar atau berdiameter
besar maka akan digunakan air yang cukup banyak, kemiringan deck
juga cukup besar, bila feednya halus untuk mengatur tebal aliran
harus diperhatikan ukuran besar butirnya dan harus seragam.
2. Mekanisme kerja alat
Operasi yang terjadi dalam Sluice Box adalah :
a. Feeding
Feed dimasukkan ke dalam Sluice Box, yakni feed yang telah
terliberasi seperti timah, emas, pasir besi. Kapasitas tergantung dari
perbedaan SG. Pada Sluice Box terdapat penghalang (riffle) yang
berfungsi sebagai alat stratifikasi. Untuk operasi ini sebaiknya
partikel-partikel yang berukuran besar disingkirkan terlebih dahulu.
Riffle membantu terjadinya turbulensi. Bila partike terlalu
banyak, maka stratifikasi akan terganggu dan pengendapan tidak
akan terjadi. Akibatnya sebagian mineral berharga terbuang menjadi
tailing. Hal in harus dibantu dengan cara mengaduk-aduk agar
partikel ringan keluar.
b. Cleaning
Bila partikel berat sudah penuh, wash water dialirkan dan akan
terjadi pemisahan partikel berat dari partikel ringan, sehingga yang
tertinggal hanya konsentrat.
Kecepatan fluida dalam suatu aliran yang laminar pada tiap-tiap
lapisan adalah tidak sama. Makin keatas, kecepatannya akan makin
bertambah. Akibatnya mineral-mineral dengan specific gravity yang
berbeda akan dipisahkan, dimana gaya yang bekerja yaitu : gaya
dorong air, gaya geser, dan gravitasi.
3. Bagian-bagian dari Sluice Box
Bagian yang penting dari Sluice Box adalah sebagai berikut :
a. Lounder : berbentuk seperti talang yang terbuat dari kayu atau dari
susunan batubata. Lounder ini dibuat miring agar pulp bisa
mengalir.
b. Feed Hopper : diletakkan paa bagian atas dari lounder yang berguna
untuk tempat masuknya feed.
c. Gate : merupakan pintu yang bisa dinaik-turunkan yang berguna
untuk mengatur pulp yang keluar dari feed hopper, mengatur aliran
air agar tetap laminar, dan mengatur tebal aliran air.
d. Riffle : ada yang letaknya memanjang (longitudinal) dan ada yang
melintang (transverse). Riffle berguna untuk menahan mineral berat
agar mengendap sebagai konsentrat, sehingga mineral-mineral
ringan terangkat dan terbuang sebagai tailing.
e) Humprey Spiral
1. Prinsip Kerja Alat Humprey Spiral
Gaya sentrifugal, Gaya ini arahnya kebagian luar dari area yang
berputar, sehingga akan memberikan pengaruh kepada mineral-mineral
ringan untuk terlempar keluar dan terkumpul sebagai tailing.
2. Mekanisme kerja alat
Feed dimasukkan ke dalam tnk, dengan adanya pompa maka
feed dihisap masuk ke dalam cyclone. Di dalam cyclone ini aliran
dipisahkan dengan yang kental, yang encer dinaikkan ke atas sebagai
wash water, sedangkan pilp yang kental dinaikkan ke atas menuju feed
box sebagai umpan. Pulp yang kental dialirkan melalui lounder,
demikian juga wash waternya dialirkan ke dalam lounder. Di dalam
lounder ini aliran pulp maupun wash water diusahakan agar laminar.
Karena bentuk lounder ini melingkar seperti spiral dari atas ke
bawah, maka terjadi gerak arus sentrifugal, sehingga material yang
ringan yang terletak di bagian luar sedangkan yang berat ada di dalm.
Adanya wash water akan membantu dalam proses pemisahan, aliran
wash water melalui saluran kemudian melewati water channel kasuk ke
aliran pulp yang mengakibatkan mineral ringan semakin ke pinggir,
sedangkan yang di tengah adalah mineral-mineral berat yang nantinya
dipakai sebagai konsentrat.
f) Hydrocyclone Clacifier
Hydrocyclone merupakan salah satu alat yang digunakan untuk proses
klasifikasi. Hydrocyclone ini berbentuk spiral.
1. Prinsip kerja hydrocyclone
Proses klasifikasi yang terjadi di dalam hydrocyclone diakibatkan
oleh berbagai pola aliran. Adapun pada aliran hydrocyclone berupa :
a. Aliran spiral dalam spiral
Spiral luar mengarah ke bawah dan spiral dalam mengarah ke atas.
Kondisi ini terjadi karena umpan masuk secara tangensial.
b. Aliran hubungan pendek dibagian teratas cyclone
Aliran in karena terganggu oleh kecepatan tangensial.
c. Aliran Eddy
Aliran ini juga terdapat di bagian atas, disebabkan bukaan overflow
tidak dapat mengendalikan aliran ke atas (spiral).
d. Locus
Daerah ini mempunyai kecepatan vertical nol.
e. Inti udara
Aliran ini mulai dari apex terus ke vortex finder.
2. Mekanisme kerja Hydrocyclone
Feed yang dimasukkan ke hydrocyclone akan mengalami tiga
gaya yaitu :
a. Gaya Radial
Merupakan gaya yang memiliki arah ke dalam yang merupakan
fungsi dari kecepatan radial (Pr = P(Vr)). Semua partikel yang akan
keluar melalui apex (underflow) harus dapat membawa kecepatan
radial ini sehingga dapat turun ke bawah. Kecepatan radial terbesar
terjadi pada dinding cone dan mengecil kearah pusat cyclone dan
nol pada inti udara.
b. Gaya Sentrifugal
Gaya yang arahnya ke luar yang merupakan fungsi dari kuadrat
kecepatan tangensial terhadap jari-jari putaran. Gaya sentrifugal
membesar menuju tengah cone dan maksimum pada 1/6 rc (rc =
radius silinder) kemudian mengecil dan nol pada inti udara.
c. Gaya Drag
Gaya ini memiliki arah ke dalam yangmerupakan fungsi dari
percepatan sentrifugal.
Partikel di dalam hydrocyclone akan keluar sebagai overflow apabila
gaya sentrifugal lebih besar daripada jumlah antara gaya drag dan gaya
radial. Hal sebaliknya akan terjadi, partikel akan keluar sebagai
underflow jika gaya sentrifugal lebih kecil daripada jumlah gaya radial
dan gaya drag.
B. Magnetik Separator
Magnetik separator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan mineral
berdasarkan sifat kemagnetannya. Disini akan dibahas salah satu jenis magnetic
separator yaitu Lift Magnetic Separator.
1. Variabel-variabel alat pada lift magnetic separator
Variabel-variabel alat yang terdapat pada lift magnetic separator adalah:
a. Putaran roll
Putaran roll menimbulkan gaya sentrifugal pada mineral magnetic.
Karena bentuk roll yang berlekuk dan runcing, pada bagian yang runcing
terjadi medan magnetic yang lebih kuat. Oleh karena itu apabila terdapat
mineral yang bebas medan magnet, mineral tersebut akan terlempar
karena gaya sentrifugal.
b. Amperase
Fungsi dari ampere adalah menimbulkan medan magnet yang
diperlukan untuk pemisahan. Kenaikan ampere mengakibatkan
menammbahnya kekuatan medan magnet.
c. Intensitas Vibrator.
Vibrator fungsinya menimbulkan getaran pada pan (piring) yang
dilewati feed.
Dengan adanya getaran maka material-material yang akan dipisahkan
tersusun secara baik menurut berat jenisnya.
d. Pengaruh gap
Kedudukan gap sebenarnya hanya mempengaruhi kekuatan medan
magnet saja. Dengan gap yang jauh untuk mendapatkan kuat medan
magnet yang sama diperlukan kenaikan ampere yang tinggi.
e. Splitter
Fungsi splitter adalah memisahkan bagian mineral magnetic dan non
magnetic. Dengan kedudukan splitter yang menjauhi ujung pan, kadar dari
magnetic produk akan naik, begitu juga sebaliknya.
2. Cara Kerja Alat
Medan magnet timbul di antara dua pole yaitu magnet atas dan magnet
bawah yang keduanya dipasang merupakan satu garis lurus. Diantara kedua
pole magnet ini dipasang rotor. Rotor berputar dengan arah yang berlawanan
dengan jarum jam. Dibawah rotor dipasang pan yang bergetar dan merupakan
bagian dari vibrating feeder. Mineral-mineral masuk melalui feed hopper (bak
penampung feed). Kemudian material-material yang akan dipisahkan berjalan
di atas pan yang bergetar. Di atas pan bergetar ini terjadi proses pemisahan
berdasarkan berat jenis, dimana mineral yang mempunyai berat jenis besar
akan berada dilapisan bawah dan mineral-mineral yang mempunyai berat jenis
lebih ringan akan berada di lapisan atas. Setelah sampai di atas rotor dimana
di atasnya terdapat magnetic pole yang terletak di atas dan di bawah. Bila
suatu mineral melewati magnetic pole ini terjadi lifting action (aksi
pengangkatan), sehingga butiran-butiran mineral yang bermagnetik lemah
dapat membentuk garis gaya magnet yang terkumpul di ujung yang runcing.
Butiran-butiran mineral yang mempunyai kemagnetan lemah akan
tertarik oleh magnetic pole dan lengket di atas magnetic pole tersebut. Dengan
dipasangnya sikat maka mineral-mineral tersebut akan jatuh ke bagian
magnetic. Dan bagi mineral yang mempunyai kemagnetan kurang atau tidak
mengandung magnet tidak terangkat oleh magnetic pole dan kemudian dibawa
oleh belt conveyor kebagian non magnetic sehingga terpisah antara mineral
magnetic dan mineral non magnetic.
3. Pemisahan dengan Lift Magnetik Separator
Proses pemisahannya dimulai dari hopper langsung jatuh ke
permukaan roll yang berp[utar searah putara jarum jam. Pengatur posisi
splitter sangat sulit dilakukan untuk memisahkan hasil menjadi bagian
magnetic dan non magnetic.
Medan magnet terjadi antara kedua pole magnet yang dipasang
membentuk garis lurus dan diantaranya dipasang rotor pemisah. “Feed
opening” diatur sedemikian rupa sehingga dapat menyebarkan material
keseluruh permukaan rotor. “Feed rate” yang tipis memberikan hasil
pemisahan yang baik, tetapi secara ekonomis tidak menguntungkan karena
feed rate yang tipis akan mendapatkan konsentrat yang sedikit sekali. Feed
rate yang tinggi akan menyebabkan material yang tebal di atas rotor, dimana
terjadi suatu bagian yang tidak sempurna dipengaruhi medan magnet,
sehingga terlempar ke daerah non magnetic dan yang hlaus lari kebagian
magnetic.
Adanya vibrating feeder membantu pemisahan lebih dulu sehingga
diatas pan terjadi segregation mineral-mineral dimana mineral yang berat
jenisnya lebih kecil dan bersifat magnetic kuat akan tertarik oleh rotor,
sedangkan mineral yang lainyang akan jatuh pada ujung pan sebagai hasil non
magnetic.
Pengaruh dari tiap variabel terhadap pemisahan
a. Pengaruh putaran roll
Putaran roll menimbulkan gaya sentrifugal pada mineral yang
magnetic. Jauhnya lintasan yang dilewati sangat dipengaruhi oleh berat
butiran dan kecepatan putaran roll serta kuatnya medan magnet. Pada
kecepatan putaran yang rendah mineral magnetic dapat terangkat. Jika
sedikit demi sedikit diperbesar akan tertangkap mineral magnetic kuat.
Jadi fungsi putaran roll akan menaikkan recovery dan kadarnya.
Melewati batas kecepatan tertentu maka kadar konsentrat turun disebabkan
adanya mineral lain yang ikut terambil.
b. Pengaruh Amperase
Fungsi daripada ampere adalah menimbulkan medan magnet yan
gdiperlukan untuk pemisahan. Jika variabel lainnya tetap, kenaikan
amperase akan menambah kekuatan medan magnet.
c.. Pengaruh intensitas vibrator
Vibrator fungsi pertamanya mengadakan getaran pada pan yang
dilewati feed. Lapisan feed tersusun menjadi yan ghalus dan ringan di atas
sedangkan bagian yang kasar dan berat di bawah. Penambahan intensitas
vibrator pada umumnya adlah baik, tetapi jika intensitas vibrator terlalu
kuat, material akan lari dengan sangat cepat di atas piring dan terlempar ke
magnetic product.
d. Pengaruh gap
Kedudukan gap sebenarnya hanya mempengaruhi kekuatan medan
magnet saja. Jadi dengan gap yang jauh untuk mendapatkan kuat magnet
yang sama diperlukan kenaikan amperase yang tinggi. Yang penting adalah
gap bawah, jaraknya antara magnet bawah dengan pan tidak kurang dari
1,0 mm. kedudukan magnet bawah terlalu dekat dari piring mengakibatkan
pan tidak dapat bergetar. Secara teoritis di dalam bagian non konduktor
tidak terdapat ferro magnetic mineral. Sedangkan pada kenyataannya selalu
terdapat ferro magnetic mineral terutama melekat pada kutub magnetnya.
Ferro magnet yang ada di kutub magnet bawah lama kelamaan akan
menghalangi jarak magnet dengan pan, sehingga dapat menyumbat piring
dengan demikian piring tidak dapat bergetar dan materialnya tidak dapat
terpisah dengan baik.
e. Pengaruh Splitter
Fungsi splitter adalah memisahkan antara mineral magnetic dengan
non magnetic. Bila kedudukan splitter jauh dari ujung pan maka kadar
magnetic akan naik, begitu juga sebaliknya.
Pengaruh yang disebabkan oleh karena keadaan feed
a. Pengaruh rata-rata feed
Rata-rata feed yang tinggi menyebabkan dalam pan terjadi lapisan
yang tebal. Hal ini kurang baik karena akan menurunkan kadar hasil
maupun recoverynya. Jadi diperlukan rata-rata feed yang tidak terlalu
besar agar diperoleh recovery yang tinggi dengan kadar cukup baik.
b. Pengaruh ukuran butir
Ukuran butir ini mempengeruhi lintasan material magentik yang jatuh.
Untuk mengangkat butiran yang kasar diperlukan putaran roll tinggi.
Tetapi akibat lain yaitu butiran mineral halus yang seharusnya bagian non
magnetic ikut tertangkap sebagai hasil magnetic.
c. Pengaruh kadar umpan.
Pada umumnya dari feed dengan kadar yang sudah tinggi mudah
diperoleh hasil dengan recovery dan kadar yang tinggi pula.
C. Flotasi
Flotasi merupapakan salah satu dari banyak metode separasi. Mekanisme
flotasi didasarkan pada gejala bahwa beberapa partikel mudah dibasahi
(hidropilik) dan lainnya sulit dibasahi (hidropobik).Partikel – partikel yang basah
tidak mengapung dan cenderung tetap berada dalam fase air.Dipihak lain partikel
– partikel hidropobik (tidak dibasahi) menempel pada gelembung, naik ke
permukaan membentuk bih yang mengandung partikel dan dipisahkan.
Mekanisme dari pengumpulan mineral adalah problem utama pada teori
flotasi.Langkah pertama dalam memecah kan problem adalah bagaimana untuk
merubah sebagian dari antar fase padat – cair oleh antar fase padat – gas dengan
menggunakan reagen flotasi.
Gambar 1
Flotasi
water
hydrophilic particle
gas bubble
intergrowths
hydrophobic particle
woda
pęcherzyk
ziarno
karakter material Yang hydrophilic-hydrophobic diakibatkan oleh
kekayaan physicochemical mereka atau tepatnya dari suatu keseimbangan
kekuatan yang beroperasi di ke tiga alat penghubung solid-water, water-gas dan
solid-gas. Gaya ini membuat gelembung dan membentuk sudut dengan
permukaan yang padat . Sudut itu disebut sudut kontak.
Gambar 2
Sudut kontak
sg = sl + lg cos
Dimana,
sg - solid – gas interfacial tension (in mN/m or mJ/m2)
sl - solid – liquid interfacial tension
lg - liquid – gas interfacial tension
- contact angle (in degrees).
Analisa thermodynamic pada sistem flotasi menunjukkan bahwa parameter flotasi
yang utama adalah kombinasi sudut-kontak dan tegangan muka
Proses konsentrasi mineral berharga berdasarkan tegangan permukaan dg cara
mengapungkan mineral ke permukaan..
Pemisahan mineral secara flotasi dilakukan dg 2 cara tahap conditioning dan
tahap pengapungan mineral (flotasi). Pada tahap conditioning bertujuan untuk
membuat suatu mineral tertentu bersifat hidropobik dan mempertahankan mineral lain
bersifat hidropilik.
Pada tahap conditioning ini ke dalam pulp dimasukkan beberapa reagen
flotasi. Dengan adanya conditioning ini maka :
1. tercipta lingkungan pada PH tertentu, yaitu dg menggunakan pH regulator
2. slime coating dapat dilepaskan dengan menggunakan dispersan.
3. mengendapkan ion-ion pengganggu
4. menusahakan mineral-mineral yang tidak diinginkan tetap dibasahi dengan
menambahkan depresan.
5. mengusahakan agar kolektor itu bekerja lebih efektif dan efisien dengan
menambahkan activator.
6. menusahakan lingkungan yang dapat menghasilkan gelembung yang stabil,
dengan menambahkann frother.
Mekanisme flotasi
Keberhasilana flotasi akan banyak ditentukan oleh ketetapan dan kecermatan
dalam penambahan reagen flotasi. Sedangkan pada tahap flotasi atau tahap aerasi
adalah tahap pengaliran udara ke dalam pulp secara mekanis baik melului agitasi
maupun injeksi udara. Gelembung udara dapat timgul karena adanya putaran
impeller dari sell flotasi di dalam pulp. Akibat putaran impeller maka tekanan
udara didalam pulp disekitar impeller menjadi rendah. Pada saat aerasi , alir udara
yg mempunyai tekanan lebih besar akan mengalir kedalam pulp karena tekanan
udara di dalam pulp lebih rendah sbg akibat putaran impeller. Akibat adanya sifat
permukaan, maka mineral hidropobik akan menempel pada gelembung udara.
Gelembung udara yg telah tertemptli oleh mineral hidropobik akan terapung di
atas permukaan udara dan pulp. Partikel tsb dapat diapungkan walaupun berat
jenis partikel lebih besar dari pda berat jenis air dg adanya bantuan udara.
D. Humprey Spiral
Dasar utamanya adalah dari aliran fluida yg horizontal. Disamping ituSG
dari mineral yg sangat menentukan akan keberhasilan dari operasi tersebut.
Gaya-gaya yg berpengaruh dalam proses ini adalah gaya dorong air, gaya gesek,
gaya grafitasi dan gaya sentrifugal.
Mekanisme kerja Humprey spiral
Fed dimasukkan ke dalam feed tank, dg adanya pompa maka feed dihisap
masuk kedalam cyclone. Di dalam cyclone ini cairan dipisahkan dg yg kental, yg
encer dinaikkan ke atas sebagai wash water, sedang pulp yg kental dinaikkan ke
atas menuju feed box sebagai umpan. Pulp yg kental di alirkan melalui lounder,
demikian juga wash waternya di alirkan ke dalam lounder. Di dalam lounder ini
aliran pulp maupun wash diusahakan agar laminer. Karen bentuk lounder ini
melingkar seperti spiral dari atas ke bawah, maka terjadi gerak arus setrifugal,
sehingga material yang ringan akan terletak di bagian luar sedangkan yg berat
ada di dalam. Adanya wash water akan membantu dalam proses pemisahan.
Aliran wash water melalui saluran kemudian lewat water cahnnel masuk
kedalam pulp yg mengakibatkan mineral ringan (tailing) semakin kepinggir,
sedang yg ada di tengah tinggal mineral-mineral berat yg nantinya sbg
konsentrat.
E. Heavy liquid separation (H.L.S)
Pemisahan ini disebut fload dan sink proses. Sedangkan cara pemisahan
hanya dg menambahkan mengurangi besarnya SG liquid tetapi biayanya mahal
terutama untuk mendapatkan liquid tesb.
Keuntungannya :
1. cairan lebih mudah diperlakukan
2. hanya diperlukan alat-alat yg kecil
3. Sg dapat diperhitungkan dg tepat
4. SG antara 1,2 – 2,95 dapat dicapai dg segera
5. cairan dg menggunakan cairan berat akan menghasilkan hasil yg
ekstrem.
F. Heavy media separator
Media ini bercampur dg air untuk membentuk media ini digunakan
magnetit dan ferro silicon. H.M.S ini digunakan utk pemisahan batubara,
disaratkan tdk boleh ada material halus : karena material ini dg air akan
membentuk density yg tinggi dan lebih kental. Untuk ini digunakan separating
cone.
Recommended