View
152
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
Hierarki Belajar dari Gagne
Disusun oleh:
Asima Sidabutar (8136122006)Budiman (8136122009)
Dian Mulryani (8136122011)Etsas Brehma. S (8136122013)
Robert M, Gagne adalah salah seorang ahli teori
belajar (Learning Theorist) yang namanya dapat
disejajarkan dengan nama-nama besar dan terkenal
lain di zamannya seperti Jean Piaget, J.F. Guilford,
Zoltan P. Dienes, Richard R. Skemp, David P.
Ausubel, Jerome Bruner Burrhus F. Skinner
maupun Lev. S. Vygotsky. Para ahli tersebut, telah
mengkaji perkembangan intelektual dan
mempelajari hakikat belajar dari berbagai segi
sehingga mungkin saja terjadi kemiripan atau
kesamaan antara teori yang satu dengan teori yang
lainnya, saling melengkapi dan tidak menutup
kemungkinan akan ada dua teori yang sepertinya
saling bertentangan.
Karena tiap tiap teori memiliki keunggulan
dan kelemahan sendiri sendiri, maka hal paling
penting yang perlu diperhatikan para guru
adalah para guru hendaknya dapat
menggunakan dengan tepat keunggulan setiap
teori tersebut di kelasnya masing- masing.
Gagne memberikan pemecahan dan pengurutan
materi pembelajaran dengan selalu menanyakan
pertanyaan ini: “Pengetahuan apa yang lebih
dahulu harus dikuasai siswa agar ia berhasil
mempelajari suatu pengetahuan tertentu?”. Setelah
mendapat jawabannya, ia harus bertanya lagi
seperti pertanyaan yang di atas tadi untuk
mendapatkan prasyarat yang harus dikuasai dan
dipelajari siswa sebelum ia mempelajari
pengetahuan tersebut. Begitu seterusnya sampai
didapatkan urut-urutan pengetahuan dan yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks.
Gagne menekankan kajiannya pada aspek
penataan urutan dengan memunculkan
gagasan mengenai prasyarat belajar yang
dituangkan dalam suatu struktur yang
disebutnya hirarki belajar. Keterkaitan
diantara bagian-bagian yang dituangkan dalam
bentuk prasyarat belajar berarti bahwa
pengetahuan tertentu harus dikuasai lebih dulu
sebelum pengetahuan lainnya dapat dipelajari.
Hirarki belajar menurut Gagne harus disusun
dari atas ke bawah atau top down. Dimulai
dengan menempatkan kemampuan,
pengetahuan, ataupun keterampilan yang
menjadi salah satu tujuan dalam proses
pembelajaran di puncak dari hirarki belajar
diikuti kemampuan, ketrampilan, atau
pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai
lebih dahulu agar berhasil mempelajari
ketrampilan atau pengetahuan yang ada di
atasnya.
Setiap jenis belajar dari bagian yang berbeda dan
setiap individu dan berakhir dengan kemampuan
yang berbeda pula. Bagian yang paling penting dari
kondisi yang dapat dibedakan antara satu bentuk
belajar dengan yang lainnya adalah bagian awal
dari belajar atau dengan kata lain bagian ini
merupakan prasyarat. Secara umum, tipe 3 dan 4
membutuhkan tipe 2 sebagai prasyarat, tipe 5
membutuhkan tipe 2,3,4, tipe 6 membutuhkan tipe
5, tipe 7 membutuhkan tipe 6 dan tipe 8
membutuhkan tipe 7.
Hierarki Belajar Gagne terdiri atas:
• Belajar Signal
• Belajar Stimulus Respon
• Chaining
•Asosiasi Verbal
• Belajar Diskriminasi
• Belajar Konsep Konkret
• Belajar Konsep Terdefinisi dan Aturan
• Pemecahan Masalah
Tipe 1 secara otomatis merupakan bagian paling
penting. Konsep hirarki belajar menyatakan bahwa
semua jenis tipe belajar dapat mengurangi asosiasi
stimulus respon mekanis atau proses pengkondisian.
Secara setimpal Gagne menetapkan bahwa tipe
belajar I dan 2 merupakan conditioning classic dan
Conditioning operant.
1. Belajar Signal
Belajar signal merupakan teori respon kondisi
klasik Pavlov dan Watson, yaitu penggantian
stimulus seperti proses belajar alami pada individu
untuk membuat respon yang digeneralisasikan
terhadap signal atau stimulus. Suatu respon akan
muncul terhadap stimulus yang dikenal, yang
artinya proses belajar yang terjadi akibat
pengalaman
Belajar stimulus respon adalah kondisi
instrumental dari Thorndike, yaitu merupakan
proses modifikasi respon atau perubahan
dalam mendapatkan respon yang tepat untuk
membedakan stimulus. Belajar memang
merupakan perihal membedakan stimulasi
yang benar dan yang salah, membedakan
sekumpulan stimulus yang menghasilkan
ganjaran dan sekumpulan stimulus yang tidak
memperoleh penguatan.
2. Belajar Stimulus Respon
Defenisi Gagne tentang belajar instrumental
adalah sebagai sebuah proses asosiasi stimulus
respon yang berbeda dengan operant
conditioning Skinner dimana tidak ada proses
asosiasi stimulus respon tetapi
hanya penguatan stimulus dari respon respon.
Bagi Gagne, pembedaan stimulus leblh penting
daripala respon yang diperkuat.
Proses belajar ini merupakan koneksi antar
beberapa stimulus respon. Beberapa stimulus respon
yang telah dipelajari sebelumnya akan digunakan
untuk memecahkan masalah yang lebih konkret
dengan mencari kaitan antar stimulus respon
tersebut. Proses ini melibatkan terbentuknya
hubungan-hubungan tertentu antara satu seri
stimulus - stimulus dan respon
3. Chaining
4. Asosiasi Verbal
Gagne menekankan bahwa asosiasi verbal sebagai
suatu rantai tidak bisa dipelajari kecuali jika mampu
melaksanakan setiap sambungan. Ia juga mencatat
pengulangan merupakan suatu urutan untuk
memperlancar asosiasi verbal. Lebih lanjut dia
mengamati bahwa kejadian dari beberapa kepuasan
terminal menjadi penting untuk penetapan rantai-
rantai. Tetapi, dia melakukan sedikit pengembangan
kepentingan psikologi dan penelitian lainnya. Dalam
perlakuannya tentang rangkaian verbal,
Dia meringkas beberapa ide Ausubel sebagai bentuk
penghormatan kepada teori belajar kognitif tetapi
hanya sedikit ide-ide ini disertakan kedalam kondisi
belajarnya. Prasyarat utama untuk belajar
informasi verbal adalah bahwa siswa telah
memiliki cara-cara tertentu untuk mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang telah
dipelajari sebelumnya.
Belajar diskriminasi adalah proses dimana individu
yang dilibatkan belajar membuat beberapa respon
identifikasi berbeda kepada banyak stimulus yang
berbeda yang untuk beberapa tingkat dapat
disamakan satu dengan lainnya dalam penampilan
fisik. Dengan kata lain sekumpulan hubungan atau
rangkaian belajar dibedakan secara bertingkat
dalam pengertian bahwa stimulus dan respon
menjadi lebih dapat dibedakan antara satu dengan
lainya, individu menjadi mampu membuat respon
berbeda kepada stimulus yang sepertinya sama
tetapi tetap berbeda. Belajar diskriminasi sering
dikaitkan dengan karakteristik dari suatu objek.
5. Belajar Diskriminasi
6. Belajar Konsep Konkret
Gagne mengamati bahwa banyak mata pelajaran di
sekolah dikaitkan dengan belajar menggunakan
konsep, aturan dan pemecahan masalah. Gagne
mengemukakan bahwa be1ajar konsep adalah
membuat respon umum kepada kelas stimulus yang
secara umum bisa berbeda satu dengan lainnya
dalam penampilan fisik. Dalam proses ini, siswa
menjadi mampu merespon dengan satu cara untuk
sekumpulan objek, respon ini kemudian meluas
kepada respon siswa terhadap objek tertentu yang
muncul secara alami.
7. Belajar Konsep Terdefinisi dan Aturan
Menurut Gagne, Seseorang dikatakan telah belajar
suatu konsep terdefinisi apabila ia dapat
mendemonstrasikan arti bagian tertentu dari,
suatu objek, kejadian-kejadian atau hubungan-
hubungan. Banyak konsep-konsep yang hanya
dapat diperoleh sebagai konsep terdefinisi, dan
tidak ditentukan dengan “menunjuk” seperti pada
konsep konkret. Tetapi ada beberapa konsep
terdefinisi yang juga merupakan konsep konkret
yaitu mempunyai nama sama, dan memiliki sifat-
sifat tertentu yang sama.
Bagi Gagne, belajar aturan adalah rangkaian dari
dua atau lebih konsep yang dibangun dalam
kebiasan yang muncul sebagai respon dari kelas
situasi stimulus. Aturan harus menjadi bagian
internal dan individu, yang memimpin
kebiasaannya. Belajar aturan merupakan sebuah
kemampuan memprediksi yang memungkinkan
individu untuk merespon situasi kelas stimulus
kepada kelas penampilan. Seseorang yang telah
belajar suatu aturan tidak berarti dia dapat
menyatakan aturan tersebut secara verbal.
Demikian juga sebaliknya seseorang yang dapat
menyatakan suatu aturan secara verbal belum tentu
mampu menerapkan aturan tersebut pada suatu
masalah konkrit yang khusus.
Penyelesaian masálah Gagne merupakan perluasan
alami dari belajar aturan, yang merupakan bagian
paling penting dari proses yang ditempatkan dalam
belajar. Belajar penyelesaian masalah mengandung
penggunaan metode penemuan. Penyelesaian
masalah muncul ketika pembelajaran yang
disediakan bagi siswa tidak mengandung solusi
nyata secara verbal tetapi memerlukan solusi yang
dibangun oleh siswa sendiri.
8. Pemecahan Masalah
Simpulan
Gagne menekankan kajiannya pada aspek penataan
urutan dengan memunculkan gagasan mengenai
prasyarat belajar yang dituangkan dalam suatu
struktur isi yang disebutnya hirarki belajar.
Keterkaitan diantara bagian- bagian yang
dituangkan dalam bentuk prasyarat belajar berarti
bahwa pengetahuan tertentu harus dikuasai lebih
dulu sebelum pengetahuan lainnya dapat dipelajari.
Saran
Agar proses belajar siswa menjadi efisien dan
efektif seorang pendidik perlu memperhatikan
tingkatan belajar yang terjadi pada siswa,
sehingga siswa dengan mudah menyerap
informasi karena telah memiliki pengetahuan
sebelumnya.
Recommended