View
3.837
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
Tulisan ini membahas dua bagian pokok, yakni Interpretasi Hasil dan interpretasi daya serap Ujian nasional. Diharapkan pemanfaatannya adalah dapat memudahkan bagi pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan perbaikan proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan di daerah dan sekolah. Interpretasi hasil dan daya serap ini disusun berdasarkan panduan kebijakan untuk perbaikan mutu pendidikan melalui gali informasi data yang termuat dalam CD yang merupakan analisis yang dibuat dan disusun secara kritis Oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penilaian Pendidikan, dan Pusat kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.
Citation preview
LAPORAN
INTERPRETASI HASIL
UJIAN NASIONAL 2008/2009 (JENJANG SMP/MTs SE-PROPINSI GORONTALO)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN GORONTALO
TAHUN 2009
sakura4oc@yahoo.com
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ujian nasional merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka memacu
peningkatan mutu pendidikan. Ujian nasional selain berfungsi untuk mengukur dan
menilai pencapaian kompetensi lulusan dalam mata pelajaran tertentu, serta
pemetaan mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, juga
berfungsi sebagai motivator bagi pihak-pihak terkait untuk bekerja lebih baik guna
untuk mencapai hasil tujuan yang diharapkan. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan adanya ujian nasional peserta didik terdorong untuk
belajar lebih baik dan guru terdorong untuk mengajar lebih baik pula. Untuk itu
sangat dibutuhkan Interpretasi ujian nasional sebagai bagian dari informasi untuk
dipublikasikan ke seluruh pengguna di daerah Propinsi Gorontalo.
Interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 dapat digunakan sebagai umpan
balik atau informasi bagi semua pihak terkait dalam rangka memperbaiki kinerja
pembelajaran bagi guru dan motivasi belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu,
Data hasil ujian nasional merupakan bahan informasi yang perlu dikaji secara
mendalam oleh semua pihak dalam rangka memperbaiki pembelajaran dan mutu
pendidikan secara berkelanjutan.
Interpretasi ini di dasarkan pada panduan dan hasil analisis data ujian nasional
oleh BSNP 2009. Selanjutnya data hasil Ujian Nasional baik yang tertuang dalam
panduan maupun CD (BSNP 2009) dimanfaatkan secara maksimal untuk
dikembangkan sesuai kebutuhan penjaminan mutu pendidikan kedepan didaerah
Propinsi Gorontalo, Dengan interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 diharapkan
dapat melakukan upaya-upaya perbaikan pendidikan, sesuai dengan tugas dan peran
Dinas Pendidikan Tingkat Propinsi, Dinas Pendidikan Tingkat Kabupaten/Kota,
Kanwil Departeman Agama serta sekolah sebagai penyelenggara ujian nasional.
Dalam menginterpretasikan data hasil ujian nasional disajikan dalam bentuk-
bentuk statistik deskriptif, grafik, peringkat, dan daya serap kemampuan peserta
didik pada jenjang SMP/MTs setiap kabupaten dan kota di Propinsi Gorontalo.
Selain statistik deskriptif, klasifikasi kemampuan berdasarkan propinsi, kab./kota,
sakura4oc@yahoo.com
3
sekolah, dan mata pelajaran dapat juga diketahui secara jelas. Klasifikasi
kemampuan sekolah dimaksud adalah klasifikasi sekolah:
a. Baik Sekali : A (rata-rata nilai UN > 7,50)
b. Baik : B (6,50 < rata-rata nilai UN < 7,50)
c. Sedang : C (5,50 < rata-rata nilai UN < 6,50)
d. Kurang : D (4,50 < rata-rata nilai UN < 5,50)
e. Kurang sekali : E (rata-rata nilai UN < 4,50)
Daya serap memuat informasi tentang proporsi atau persentase jawaban benar
sebagai gambaran tentang kemampuan peserta didik dalam penguasaan indikator
dari kompetensi/pokok bahasan mata pelajaran yang diujikan dalam masing-masing
nomor soal Ujian Nasional. Informasi daya serap yang disajikan meliputi daya
serap rayon atau kab/kota.
Ada dua pendekatan sebagai dasar pengkriteriaan Daya Serap, yakni
berdasarkan:
1. Tingkat kesukaran soal, untuk menginterpretasikan daya serap dilakukan
dengan pendekatan tingkat kesukaran soal. Indeks kesukaran ini pada umumnya
dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 s/d 1,00 (Aiken
1994 dalam Safari 2005:23). Tingkat kesukaran soal dirumuskan sebagai berikut:
TK = (Jumlah siswa yang menjawab Benar)/Jumlah seluruh siswa x 100%.
2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah patokan minimal atas satuan
kemampuan yang diujikan pada sebuah naskah soal. Secara praktis KKM 70% atau
75% diharapkan pencapaian idealnya 85% dari seluruh peserta ujian, pencapaian ini
disebut daya serap. Namun dalam menginterpretasikan daya serap pada ujian
nasional ini, penulis menggunakan daya serap 70% sebagai batasan yang menjadi
dasar pengecekan atau untuk menghitung jumlah satuan soal atau frekuensi yang
memiliki daya serap rendah-sedang atau tinggi. Sehingga kriteria yang ada hanya
dua, yakni:
0 % - 70 % adalah daya serap rendah – sedang
71 % - 100 % adalah daya serap tinggi.
sakura4oc@yahoo.com
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi fokus interpretasi
hasil ujian nasional 2009 adalah membahas tentang :
1. Data hasil ujian nasional 2008/2009 jenjang SMP/MTs pada mata uji di daerah
kabupaten /kota di Propinsi Gorontalo.
2. Data daya serap per mata uji di daerah kabupaten/kota Gorontalo.
C. Tujuan Interpretasi Ujian Nasional 2009
Tujuan interpretasi adalah menelaah hasil ujian nasional berdasarkan data hasil
analisis yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik). Tujuan
tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Memahami sejauh mana interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 jenjang
SMP/MTs pada mata uji – mata uji di daerah kabupaten /kota di Propinsi
Gorontalo.
2. Memahami sejauh mana interpretasi daya serap per mata uji di daerah
kabupaten/kota Gorontalo.
D. Manfaat Interpretasi Ujian Nasional 2009
Interpretasi ujian nasional dapat dimanfaatkan:
1. Bagi Sekolah dalam merefleksikan persiapan, proses pelaksaanan dan perbaikan
ujian nasional di tingkat sekolah penyelenggara.
2. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam memperbaiki persiapan, proses
pelaksaanan ujian nasional di tingkat kabupaten/kota.
3. Bagi Dinas Pendidikan Propinsi dalam rangka memperbaiki persiapan, proses
pelaksaanan ujian nasional di tingkat Propinsi Gorontalo.
4. Bagi Universitas Negeri Gorontalo dalam rangka mengevaluasi serta
memperbaiki persiapan, proses pelaksaanan ujian nasional di tingkat Propinsi
Gorontalo.
5. Bagi Masyarakat pendidikan dalam rangka mendorong peserta didik untuk
mempersiapkan ujian nasional di tingkat Propinsi Gorontalo.
sakura4oc@yahoo.com
5
BAB II
INTERPRETASI HASIL
DAN DAYA SERAP UJIAN NASIONAL 2008/2009 JENJANG SMP/MTs
I. Interpretasi Hasil Ujian Nasional 2008/2009
1. Deskripsi Jumlah Peserta Ujian Daerah Kabupaten dan Kota Se Propinsi
Gorontalo
Sekolah penyelenggara ujian nasional dan jumlah peserta ujian nasional
pada jenjang SMP/MTs di Propinsi Gorontalo masing-masing sebagai berikut.
Di kota Gorontalo dengan jumlah peserta ujian sebanyak 2637 dari 20 Sekolah
penyelenggara, Kabupaten Gorontalo dengan jumlah peserta ujian 3578 berasal
dari 58 sekolah penyelenggara, Kabupaten Boalemo dengan jumlah peserta ujian
nasional 1400 berasal dari 27 sekolah penyelenggara, Kabupaten Pohuwato
sekolah dengan jumlah peserta ujian nasional sebanyak 1390 berasal 25 sekolah
penyelenggara, Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah peserta ujian nasional
sebanyak 1506 berasal dari 23 sekolah penyelenggara, dan Kabupaten Gorontalo
Utara dengan jumlah peserta ujian nasional sebanyak 1157 berasal dari 27
sekolah penyelenggara. Sehingga total Propinsi Gorontalo sekolah
penyelenggara sejumlah 180 sekolah dengan jumlah peserta yang ikut dalam
ujian nasional sebanyak 11666. Hal ini sebagaimana digambarkan pada tabel 1.
Tabel 1. Keadaan Jumlah Sekolah/Jumlah Peserta Penyelenggara UN 2008/2009
NO Kab/Kota Jumlah Sekolah Jumlah Peserta
1 Kota Gorontalo 20 2637
2 Kab Gorontalo 58 3576
3 Kab Boalemo 27 1400
4 Kab Pohuwato 25 1390
5 Kab Bone Bolango 23 1506
6 Kab. Gorontalo Utara 27 1157
7 Prop Gorontalo 180 11666
8 NASIONAL 25888 2658216
Untuk memperjelas keadaan jumlah sekolah dan jumlah peserta ujian
nasional SMP/MTs se Propinsi Gorontalo divisualisasikan dengan diagram
sebagai berikut.
sakura4oc@yahoo.com
6
Diagram 1. Keadaan jumlah Sekolah Penyelenggara UN SMP/MTs 2008/2009
Melalui diagram di atas menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Gorontalo
adalah daerah yang memiliki jumlah sekolah penyelenggara ujian nasional
terbesar diantara kabupaten dan Kota di Propinsi Gorontalo.
Diagram 2. Keadaan jumlah Peserta UN SMP/MTs 2008/2009
Jumlah peserta ujian nasional jenjang SMP di daerah Kabupaten Gorontalo
merupakan jumlah terbesar dari ke enam daerah di Propinsi Gorontalo.
sakura4oc@yahoo.com
7
2. Keadaan Ketidaklulusan Peserta Ujian Nasional SMP/MTs 2008/2009
Keadaan ketidaklulusan peserta ujian di kabupaten dan kota Gorontalo
sebagaimana dijelaskan pada tabel 2.
NO Kab/Kota Jlh Peserta Jlh Peserta TL % Peserta TL
1 Kota Gorontalo 2637 73 2.77%
2 Kab Gorontalo 3576 7 0.20%
3 Kab Boalemo 1400 19 1.36%
4 Kab Pohuwato 1390 25 1.80%
5 Kab Bone Bolango 1506 175 11.62%
6 Kab. Gorontalo Utara 1157 64 5.53%
7 Prop Gorontalo 11666 363 3.11%
8 NASIONAL 2658216 127226 4.79%
Tabel 2, Keadaan Ketidaklulusan Peserta Ujian Nasional SMP/MTs 2008/2009
Memperhatikan tabel 2, Keadaan Ketidaklulusan Peserta Ujian Nasional
SMP/MTs 2008/2009 dapat diklasifikasikan atas dua kategori yakni Kategori
dengan persentase ketidaklulusan besar dan kategori persentase ketidaklulusan
kecil. Terdapat 3 daerah dengan kategori prosentase ketidaklulusan besar dan 3
daerah dengan kategori persentase ketidaklulusan kecil. Dasar penentuan kedua
Kategori tersebut adalah Persentase Ketidaklulusan peserta ujian. Identifikasi
daerah penyelenggara menurut kategori ketidaklulusan peserta ujian adalah
sebagai berikut.
Daerah kabupaten Bonebolango adalah daerah yang jumlah pesertanya
sebanyak 1506 dengan jumlah peserta ujian yang tidak lulus terbesar yakni
sebanyak 175 atau persentase ketidaklulusan 11,62%, diurutan berikutnya adalah
Kabupaten Gorontalo Utara yakni dengan jumlah peserta sebanyak 1157 dan
jumlah peserta tidak lulus sebesar 64 atau persentase ketidaklulusan 5,532%.
Menyusul Kota Gorontalo, jumlah peserta sebanyak 2637 dengan jumlah
peserta tidak lulus sebanyak 73 atau persentase ketidaklulusan 2,77%.
Kategori persentase ketidaklulusan kecil, yakni: daerah Kabupaten
Gorontalo jumlah peserta sebanyak 3576 dengan jumlah peserta tidak lulus
sebanyak 7 atau prosentase ketidaklulusan 0,20%, diurutan berikutnya adalah
Kabupaten Boalemo yakni dengan jumlah peserta sebanyak 1400 dan jumlah
peserta tidak lulus sebesar 19 atau persentase ketidaklulusan 1,36%, Kabupaten
Pohuwato adalah daerah yang jumlah pesertanya sebanyak 1390 dengan jumlah
peserta tidak lulus sebanyak 25 atau persentase ketidaklulusan 1,80%.
sakura4oc@yahoo.com
8
Dengan demikian Kabupaten Gorontalo menjadi daerah terbaik dengan
persentase ketidaklulusan terkecil pada ujian nasional jenjang SMP/MTs tahun
2008/2009.
Sebagai visualisasi persentase ketidaklulusan setiap daerah kabupaten/kota
dapat digrafiskan melalui diagram berikut.
Diagram 3, Persentase Ketidaklulusan
3. Nilai Rerata Mata Uji Setiap Daerah Penyelenggara UN 2008/2009
Rerata mata uji adalah akumulasi nilai yang diperoleh seluruh peserta ujian
yang dibagi sejumlah peserta ujian untuk mata pelajaran tertentu. Nilai rerata
tersebut menggambarkan nilai kompetensi peserta ujian pada mata uji tertentu
untuk setiap daerah kabupaten atau kota. Adapun nilai rerata untuk setiap
kabupaten/ Kota digambarkan menurut mata uji sebagaimana digambarkan pada
tabel 3.
Tabel 3, Nilai Mata Uji Setiap Daerah Penyelenggara UN 2008/2009
NO Kab/Kota Mata Uji Nilai Jumlah Nilai
1 Kota Gorontalo BIND 6.58 29.07
BING 6.53
MAT 8.28
IPA 7.68
2 Kab Gorontalo BIND 8.10 30.31
BING 6.54
sakura4oc@yahoo.com
9
MAT 7.82
IPA 7.85
3 Kab Boalemo BIND 6.44 28.05
BING 6.74
MAT 7.65
IPA 7.22
4 Kab Pohuwato BIND 6.50 28.55
BING 7.05
MAT 7.81
IPA 7.19
5 Kab Bone Bolango BIND 5.87 26.07
BING 6.32
MAT 7.36
IPA 6.52
6 Kab. Gorontalo Utara BIND 6.71 28.22
BING 6.66
MAT 7.64
IPA 7.21
7 Prop Gorontalo BIND 6.94 28.79
BING 6.61
MAT 7.82
IPA 7.42
8 NASIONAL BIND 7.38 29.44
BING 7.14
MAT 7.60
IPA 7.32
Menurut tabel 3, menjelaskan bahwa, nilai rerata perdaerah kabupaten kota,
secara umum bahwa perolehan nilai rerata berkisar antara 5,87 hingga 8,26. jika
dilihat dari kisaran jumlah empat mata uji disetiap daerah maka kisarannya
antara 26,07 hingga 30,31. Untuk lebih jelasnya dapat divisualisasikan melalui
diagram berikut:
Diagram 4. Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kota Gorontalo
sakura4oc@yahoo.com
10
Berdasarkan tabel 3 dan diagram 4 di atas, dijelaskan bahwa, kempat nilai
rerata mata uji, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA
melampaui batas nilai penentu kelulusan peserta ujian, yakni nilai standar
kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi terdapat pada mata uji matematika
dengan nilai perolehan 8,28, menyusul berturut turut nilai mata uji IPA nilai
perolehan 7,68, Bahasa Indonesia nilai perolehan 6,58, Bahasa Inggris nilai
perolehan 6,53. Total Perolehan nilai rerata untuk kota Gorontalo adalah 29,07
dengan kualifikasi Baik.
Diagram 5.Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Gorontalo
sakura4oc@yahoo.com
11
Berdasarkan tabel 3 dan diagram 5 diatas, dapat dijelaskan bahwa, kempat
nilai melampaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi terdapat
pada mata uji Bahasa Indonesia dengan nilai perolehan 8,10, menyusul berturut
turut nilai mata uji IPA nilai perolehan 7,85, matematika dengan nilai perolehan
7,82, Bahasa Inggris nilai perolehan 6,54. Total Perolehan nilai rerata untuk
Kabupaten Gorontalo adalah 30.31 dengan kualifikasi Baik.
Diagram 6, Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Boalemo
Berdasarkan tabel 3 dan diagram 6 diatas dapat dijelaskan bahwa, kempat
nilai melalpaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi terdapat
pada mata uji matematika dengan nilai perolehan 7.65, menyusul berturut turut
nilai mata uji IPA nilai perolehan 7,22, Bahasa Inggris dengan nilai perolehan
6,74 , Bahasa Indonesia nilai perolehan 6,44. Total Perolehan nilai rerata untuk
Kabupaten Boalemo adalah 28,05 dengan kualifikasi Baik.
sakura4oc@yahoo.com
12
Diagram 7. Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Pohuwato
Berdasarkan tabel 3 dan diagram 7 diatas, dapat dijelaskan bahwa, keempat
nilai melampaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi terdapat
pada mata uji matematika dengan nilai perolehan 7,81, menyusul berturut turut
nilai mata uji IPA nilai perolehan 7,19, Bahasa Inggris dengan nilai perolehan
7,05, Bahasa Indonesia nilai perolehan 6,50. Total Perolehan nilai rerata untuk
Kabupaten Pohuwato adalah 28,55 dengan kualifikasi Baik.
Diagram 8. Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Bone Bolango
Berdasarkan tabel 3 dan diagram 8 diatas, dapat menjelaskan bahwa,
keempat nilai melalpaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi
sakura4oc@yahoo.com
13
terdapat pada mata uji matematika dengan nilai perolehan 7,36, menyusul
berturut turut nilai mata uji IPA nilai perolehan 6,52, Bahasa Inggris dengan
nilai perolehan 6,32, Bahasa Indonesia nilai perolehan 5,87. Total Perolehan
nilai rerata untuk Kabupaten Bone Bolango adalah 26,07 dengan kualifikasi
Baik.
Diagram 9. Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Gorontalo Utara
Berdasarkan tabel 3 dan diagram 9 diatas dapat menjelaskan bahwa,
keempat nilai melampaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi
terdapat pada mata uji matematika dengan nilai perolehan 7,64, menyusul
berturut turut nilai mata uji IPA nilai perolehan 7,21, Bahasa Indonesia nilai
perolehan 6,71, Bahasa Inggris dengan nilai perolehan 6,66, Total Perolehan
nilai rerata untuk Kabupaten Gorontalo Utara adalah 28,22 dengan kualifikasi
Baik.
Untuk merangkum keseluruhan data di atas sebagaimana tabel 4, berikut ini:
Tabel 4. Jumlah Peserta Ujian Nasional, Kelulusan Rerata dan Klasifikasi Nilai Ujian SMP/MTs 2008/2009
NO Kab/Kota Jumlah Sekolah
Jumlah Peserta
Tidak Lulus
Mata Uji Rerata
Jumlah Peserta NU< 5,49
Klasifikasi
BIND 6.58 585 B
BING 6.53 406 B
MAT 8.28 58 A
1 Kota Gorontalo
20 2637 73 (2.768%)
IPA 7.68 60 A
sakura4oc@yahoo.com
14
Jlh Nilai 29.07 1109 B
BIND 8.10 51 A
BING 6.54 122 B
MAT 7.82 21 A
IPA 7.85 35 A
2 Kab Gorontalo 58 3576 7
(0.196%)
Jlh Nilai 30.31 229 A
BIND 6.44 308 C
BING 6.74 114 B
MAT 7.65 34 A
IPA 7.22 68 B
3 Kab Boalemo 27 1400 19
(1.357%)
Jlh Nilai 28.05 524 B
BIND 6.50 312 C
BING 7.05 75 B
MAT 7.81 38 A
IPA 7.19 45 B
4 Kab Pohuwato 25 1390 25
(1.799%)
Jlh Nilai 28.55 470 B
BIND 5.87 605 C
BING 6.32 335 C
MAT 7.36 128 B
IPA 6.52 202 B
5 Kab Bone Bolango
23 1506 175
(11.620%)
Jlh Nilai 26.07 1270 B
BIND 6.71 201 B
BING 6.66 156 B
MAT 7.64 94 A
IPA 7.21 95 B
6 Kab. Gorontalo Utara
27 1157 64
(5,532%)
Jlh Nilai 28.22 546 B
BIND 6.94 2062 B
BING 6.61 1208 B
MAT 7.82 373 A
IPA 7.42 505 B
7 Prop Gorontalo
180 11666 363
(3.112%)
Jlh Nilai 28.79 4148 B
BIND 7.38 143876 B
BING 7.14 359519 B
MAT 7.60 238479 A
IPA 7.32 197675 B
8 NASIONAL 25888 2658216 127226 (4.786%)
Jlh Nilai 29.44 939549 B
Secara umum perolehan total nilai rerata pada keempat mata uji disetiap
daerah kabupaten dan kota dapat divisualisasikan melalui diagram sebagai
berikut:
sakura4oc@yahoo.com
15
Diagram 10, Perolehan Jumlah Nilai Rerata daerah Kabupaten dan Kota
Gorontalo
Berdasarkan tabel 4 dan diagram 10 di atas, menggambarkan Perolehan
jumlah nilai rerata keempat mata uji di kabupaten dan kota se Propinsi
Gorontalo. Nampak bahwa prestasi Kabupaten Gorontalo adalah daerah yang
unggul dalam perolehan dengan jumlah nilai rerata keempat mata uji yakni
sebesar 30,31, jumlah nilai tersebut melampaui lima daerah kabupaten dan kota
di Propinsi Gorontalo bahkan melampaui jumlah rerata propinsi Gorontalo dan
Nasional.
4. Deskripsi Nilai Rerata Menurut Kelompok Mata Uji
4.1 Bahasa Indonesia
Diagram 11. Nilai Rerata Mata Uji Bahasa Indonesia Kabupaten / Kota
Se Propinsi Gorontalo
sakura4oc@yahoo.com
16
Berdasarkan tabel 4 dan Diagram 11 di atas , dapat dijelaskan bahwa
Kabupaten Gorontalo berada pada posisi teratas melampaui rerata Propinsi
Gorontalo bahkan Nasional dengan perolehan nilai rerata Bahasa Indonesia 8,10,
dan daerah yang terendah dalam perolehan nilai rerata mata uji bahasa Indonesia
adalah Kabupaten Bone Bolango yakni dengan nilai 5,87.
4.2 Bahasa Inggris
Diagram 12. Nilai Rerata Mata Uji Bahasa Inggris Kabupaten / Kota Se
Propinsi Gorontalo
Berdasarkan tabel 4 dan diagram 12 di atas, dapat dijelaskan bahwa
Kabupaten Pohuwato berada pada posisi teratas melampaui rerata Propinsi
Gorontalo dengan perolehan nilai rerata bahasa Inggris 7,05 dan daerah yang
sakura4oc@yahoo.com
17
terendah dalam perolehan nilai rerata mata uji bahasa Inggris adalah Kabupaten
Bone Bolango yakni dengan nilai 6,32
4.3 Matematika
Diagram 13. Nilai Rerata Mata Uji Matematika Kabupaten / Kota Se
Propinsi Gorontalo
Berdasarkan tabel 4 dan diagram 13 di atas, dapat dijelaskan bahwa Kota
Gorontalo berada pada posisi teratas melampaui rerata Propinsi Gorontalo
bahkan Nasional dengan perolehan nilai rerata Matematika 8,28 dan daerah yang
terendah dalam perolehan nilai rerata mata uji Matematika adalah Kabupaten
Bone Bolango yakni dengan nilai 7,36
4.4 IPA
Diagram 14. Nilai Rerata Mata Uji IPA Kabupaten / Kota Se Propinsi
Gorontalo
sakura4oc@yahoo.com
18
Berdasarkan tabel 4 dan diagram di atas, dapat dijelaskan bahwa Kabupaten
Gorontalo berada pada posisi teratas melampaui rerata Propinsi Gorontalo
bahkan Nasional dengan perolehan nilai rerata IPA 7,85 dan daerah yang
terendah dalam perolehan nilai rerata mata uji IPA adalah Kabupaten Bone
Bolango yakni dengan nilai 6,52
II. Daya Serap Ujian Nasional 2008/2009
Daya serap memuat informasi tentang proporsi atau persentase jawaban benar
sebagai gambaran tentang kemampuan peserta ujian dalam penguasaan indikator dari
kompetensi/pokok bahasan mata pelajaran yang diujikan dalam masing-masing
nomor soal ujian nasional. Dengan demikian daya serap menjelaskan tingkat
penguasaan peserta ujian terhadap materi soal tertentu pada mata uji tertentu.
Daya serap yang disajikan adalah daya serap untuk setiap mata uji pada jenjang
satuan pendidikan SMP/MTs di setiap rayon atau daerah kabupaten dan kota
Gorontalo.
Ada dua pendekatan sebagai dasar pengkriteriaan Daya Serap, yakni
berdasarkan:
1. Tingkat kesukaran soal, untuk menginterpretasikan daya serap dilakukan
dengan pendekatan tingkat kesukaran soal. Tingkat kesukaran soal adalah
peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu
(kemampuan yang diuji) yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks
kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya
berkisar 0,00 s/d 1,00 (Aiken 1994 dalam Safari 2005:23). Semakin besar indeks
tingkat kesukaran yang diperoleh berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal
memiliki TK = 0,00 artinya tidak ada peserta ujian yang menjawab benar soal
itu dan bila memiliki TK = 1,00 artinya bahwa seluruh peserta ujian menjawab
benar soal tersebut. Perhitungan untuk indeks tingkat kesukaran ini dilakukan
untuk setiap nomor. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta ujian
pada butir soal dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu.
Tingkat kesukaran, untuk soal objektif dirumuskan oleh (Nitko, 1996 dalam
Safari 2005: 24) adalah sebagai berikut:
TK = Jumlah Peserta Ujian menjawab benar pada soal tertentu dibagi dengan
Jumlah Seluruh Peserta tes.
sakura4oc@yahoo.com
19
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat
kesukaran (TK) soal itu. Sebagai pedoman umum, klasifikasi TK dapat
dicontohkan seperti berikut ini:
0,00 – 0,30 soal tergolong sukar
0,31 – 0,70 soal tergolong sedang
0,71 – 1,00 soal tergolong mudah
Tingkat kesukaran di atas bersifat linier dengan Daya Serap, artinya jika soal
pada kemampuan yang diuji tergolong sukar atau tingkat kesukaran semakin
sukar atau mendekati 0,00 maka semakin kecil daya serap atau 0,00% peluang
peserta ujian menjawab benar, sebaliknya jika tingkat kesukaran semakin
mudah atau mendekati 1,00 maka semakin besar daya serap atau 0,00% peluang
peserta ujian menjawab benar.
2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah patokan minimal atas satuan
kemampuan yang diujikan pada sebuah naskah soal. Dewasa ini sekolah dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap meningkatkan KKM
dengan persentase KKM antara 70% hingga 75%. Dan secara praktis KKM
70% atau 75% diharapkan pencapaian idealnya 85% dari seluruh peserta ujian,
pencapaian ini disebut daya serap.
Namun dalam menginterpretasikan daya serap pada ujian nasional ini, penulis
menggunakan daya serap 70% sebagai batasan yang menjadi dasar pengecekan
atau untuk menghitung jumlah satuan soal atau frekuensi yang memiliki daya
serap rendah-sedang atau tinggi. Sehingga kriteria yang ada hanya dua, yakni:
0% - 70% adalah daya serap rendah – sedang
71% - 100% adalah daya serap tinggi
Artinya, daya serap rendah – sedang dapat disimpulkan bahwa soal tersebut
dirasakan sangat sulit hingga sulit, sehingga persentase peserta didik yang
menjawab benar kecil dari 70%. Sebaliknya daya serap tinggi dapat disimpulkan
bahwa soal dirasakan mudah hingga sangat mudah, sehingga persentase peserta
didik yang menjawab benar besar dari 70%.
Selanjutnya, hasil hitungan seberapa jumlah satuan soal dalam satuan naskah
soal tertentu dibagi total soal dalam satuan naskah soal tertentu dan dikalikan
100 %, akan menghasilkan Daya Serap Total Soal.
sakura4oc@yahoo.com
20
Jadi daya serap total dirumuskan sebagai berikut:
Ds total = (Jumlah Soal < 70 %)/Jumlah Soal x 100 %.
Ds total dengan menggunakan kriteria yang sama, yakni:
0% - 70% adalah daya serap rendah – sedang
71% - 100% adalah daya serap tinggi.
Daya Serap per mata uji, masing-masing ditampilkan sebagai berikut:
1. Bahasa Indonesia
No Kabupaten / Kota Kode Jumlah Soal
Frekuensi Penguasaan
Materi < 70.00%
Frekuensi Penguasaan
Materi > 70.00 %
Ds Total Soal
1 Kota Gorontalo A 50 26 24 48
2 Kab. Gorontalo B 50 7 43 86
3 Kab. Boalemo C 50 28 22 44
4 Kab. Pohuwato D 50 28 22 44
5 Kab. Bone Bolango
E 50 33 17 34
6 Kab. Gorontalo Utara
F 50 21 29 58
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Penguasaan Materi >
70.00% bervariasi diantara ke 6 daerah kabupaten dan kota. Nampak penonjolan
kabupaten Gorontalo dengan daya serap bahasa Indonesia 86%. Rerata daya serap pada
mata uji Bahasa Indonesia pada jenjang SMP sebesar 52,33% . Jadi berdasarkan kriteria
klasifikasi kecil dari 70% sehingga daya serap mata uji bahasa Indonesia diklasifikan
sedang.
2. Bahasa Inggris
No Kabupaten / Kota Kode Jumlah Soal
Frekuensi Pengusasaan
Materi < 70.00 %
Frekuensi Penguasaan
Materi > 70.00 %
Ds Total Soal
1 Kota Gorontalo A 50 28 22 44
2 Kab. Gorontalo B 50 18 32 64
3 Kab. Boalemo C 50 24 26 52
4 Kab. Pohuwato D 50 20 30 60
5 Kab. Bone Bolango
E 50 27 23 46
6 Kab. Gorontalo Utara
F 50 20 30 60
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Penguasaan Materi >
70.00% bervariasi diantara ke 6 daerah kabupaten dan kota. Nampak penonjolan
sakura4oc@yahoo.com
21
kabupaten Gorontalo dengan daya serap bahasa Inggris 64%. Rerata daya serap pada
mata uji Bahasa Inggris pada jenjang SMP sebesar 54,33%. Jadi berdasarkan kriteria
klasifikasi kecil dari 70% sehingga daya serap mata uji bahasa Inggris diklasifikan
sedang.
3. Matematika
No Kabupaten / Kota Kode Jumlah Soal
Frequensi Pengusasaan
Materi < 70.00 %
Frequensi Penguasaan
Materi > 70.00 %
Ds Total Soal
1 Kota Gorontalo A 40 11 29 72.5
2 Kab. Gorontalo B 40 7 33 82.5
3 Kab. Boalemo C 40 10 30 75
4 Kab. Pohuwato D 40 9 31 77.5
5 Kab. Bone Bolango
E 40 *
6 Kab. Gorontalo Utara
F 40 8 32 80
*Tidak ada Data
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Penguasaan Materi >
70.00% bervariasi diantara ke 6 daerah kabupaten dan kota. Nampak penonjolan
kabupaten Gorontalo dengan daya serap Matematika 82,5%. Rerata daya serap pada
mata uji Matematika pada jenjang SMP sebesar 77,50%. Jadi berdasarkan kriteria
klasifikasi kecil dari 70% sehingga daya serap mata uji Matematika diklasifikan tinggi.
4. IPA
No Kabupaten / Kota Kode Jumlah Soal
Frequensi Pengusasaan
Materi < 70.00 %
Frequensi Penguasaan
Materi > 70.00 %
Ds Total Soal
1 Kota Gorontalo A 40 *
2 Kab. Gorontalo B 40 6 34 85
3 Kab. Boalemo C 40 *
4 Kab. Pohuwato D 40 15 25 62.5
5 Kab. Bone Bolango
E 40 *
6 Kab. Gorontalo Utara
F 40 *
*Tidak ada Data
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Penguasaan Materi >
70.00% bervariasi diantara ke 6 daerah kabupaten dan kota. Nampak penonjolan
kabupaten Gorontalo dengan daya serap IPA 85%. Rerata daya serap pada mata uji IPA
sakura4oc@yahoo.com
22
pada jenjang SMP/MTs berdasarkan data yang ada sebesar 73,75% . Jadi berdasarkan
kriteria klasifikasi kecil dari 70% sehingga daya serap mata uji IPA diklasifikan tinggi
di kabupaten Gorontalo dan kabupaten Pohuwato.
sakura4oc@yahoo.com
23
BAB III
PEMBAHASAN
1. Hasil Interpretasi UN SMP 2008/2009
Jumlah Peserta Ujian pada jenjang SMP sebesar 11.666 berasal dari 180 sekolah
yang tersebar di Daerah Kabupaten dan Kota se-Propinsi Gorontalo. Ketidaklulusan
Peserta Ujian Nasional SMP/MTs 2008/2009 sebesar 3,11%, dengan jumlah keempat
nilai rerata untuk mata uji setiap daerah penyelenggara UN 2008/2009 berkisar
antara 26,07 hingga 30,31 atau nilai rerata 6,52 hingga 7,58. Jika nilai rerata dilihat
menurut mata uji, Bahasa Indonesia dengan nilai rerata berada antara 5,87 hingga
8,10, nilai rerata tertinggi adalah rayon Kabupaten Gorontalo dan terendah adalah
rayon Kabupaten Bone Bolango. Bahasa Inggris dengan nilai rerata berada antara
6,32 hingga 7.05, nilai rerata tertinggi adalah rayon Kabupaten Pohuwato dan
terendah adalah rayon Kabupaten Bone Bolango. Matematika dengan nilai rerata
berada antara 7,36 hingga 8,28, nilai rerata tertinggi adalah rayon Kota Gorontalo
dan terendah adalah rayon Kabupaten Bone Bolango. IPA nilai rerata berada antara
6,52 hingga 7,85, nilai rerata tertinggi adalah rayon Kabupaten Gorontalo dan
terendah adalah rayon Kabupaten Bone Bolango. Nilai rerata untuk mata uji Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA melampaui nilai standar kelulusan
yakni 5,50. Namun hal ini perlu terus ditingkatkan mengingat secara kualitatif masih
terdapat nilai rerata yang berkualifikasi C atau sedang (5,50 < rata-rata nilai UN <
6,50).
2. Daya Serap Per Mata Uji
a. Bahasa Indonesia, soal sejumlah 50 butir, daya serap di setiap rayon berkisar
antara 34% hingga 86%, artinya soal tingkat kemampuan yang dimiliki oleh
peserta ujian antara rendah hingga sedang. Sehingga tingkat kesulitan soal
bahasa Indonesia dirasakan ”sukar” didaerah / rayon Kabupaten Bone Bolango
dan dirasakan ”sedang” didaerah / rayon kabupaten Gorontalo.
b. Bahasa Inggris, soal sejumlah 50 butir, daya serap di setiap rayon berkisar
antara 44% hingga 64%, artinya soal tingkat kemampuan yang dimiliki oleh
peserta ujian antara rendah hingga sedang. Sehingga tingkat kesulitan soal
sakura4oc@yahoo.com
24
bahasa inggris dirasakan ”sukar” didaerah / rayon Kota Gorontalo dan dirasakan
”sedang” didaerah / rayon kabupaten Gorontalo.
c. Matematika, soal sejumlah 40 butir, daya serap di setiap rayon berkisar antara
72,5% hingga 82,5%, artinya soal tingkat kemampuan yang dimiliki oleh peserta
ujian adalah ”tinggi”. Sehingga tingkat kesulitan soal matematika dirasakan
”mudah” di seluruh daerah / rayon penyelenggara UN. Kecuali untuk daerah /
rayon kabupaten Bone Bolango karena tidak ada data.
d. IPA, soal sejumlah 40 butir, daya serap di setiap rayon berkisar antara 62,5%
hingga 85%, artinya soal tingkat kemampuan yang dimiliki oleh peserta ujian
antara sedang hingga tinggi. Sehingga tingkat kesulitan soal IPA dirasakan
”relatif mudah” di daerah / rayon kabupaten Gorontalo dan kabupaten Pohuwato.
Sedangkan untuk daerah / rayon penyelenggara UN yang lain belum dapat
disimpulkan karena tidak ada data.
sakura4oc@yahoo.com
25
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 pada mata uji di daerah kabupaten
/kota di Propinsi Gorontalo, pada umumnya untuk setiap mata uji pada jenjang
SMP/MTs telah melampaui standar kelulusan 5,50, bahkan dengan kualifikasi
keberhasilan C atau sedang, B atau baik hingga A atau sangat Baik.
2. Keunggulan prestasi pada setiap mata uji pada jenjang SMP/MTs cenderung
bervariasi, artinya keunggulan prestasi UN pada mata uji oleh peserta UN di
daerah / rayon tidak menetap pada daerah tertentu. Namun keunggulan secara
relatif lebih baik adalah rayon Kabupaten Gorontalo.
3. Interpretasi Daya serap ujian nasional 2008/2009 per mata uji di daerah
kabupaten/kota Gorontalo, secara umum daya serap per mata uji berada pada
daya serap kecil dari 70% atau kategori kurang hingga sedang (idealnya 85%).
Namun demikian masih terdapat Daya serap yang melebihi 70% pada mata
pelajaran tertentu.
4. Keunggulan prestasi Daya serap pada setiap mata uji pada jenjang SMP/MTs
cenderung bervariasi, artinya keunggulan prestasi UN pada mata uji oleh peserta
UN di daerah / rayon tidak menetap pada daerah tertentu. Namun keunggulan
Daya Serap secara relatif lebih baik adalah rayon Kabupaten Gorontalo.
B. REKOMENDASI
1. Diharapkan hasil interpretasi Ujian Nasional 2008/2009 jenjang SMP/MTs ini
menjadi referensi yang dapat digunakan untuk memacu penyelenggaraan
pendidikan di daerah dan lebih meningkatkan penjaminan mutu sekolah dalam
mencapai prestasi kompetensi output.
2. Diharapkan hasil interpretasi Ujian Nasional 2008/2009 jenjang SMP/MTs ini
dijadikan bahan refleksi atau perbaikan mutu proses dan hasil belajar pada
tingkat satuan pendidikan, pada tingkat dinas pendidikan kabupaten dan kota.
Serta pada tingkat Dinas Pendidikan Nasional di propinsi Gorontalo.
sakura4oc@yahoo.com
26
3. Diharapkan hasil interpretasi Ujian Nasional 2008/2009 dijadikan bahan refleksi
atau perbaikan mutu proses pengawasan Ujian Nasional pada tingkat satuan
pendidikan, pada tingkat dinas pendidikan kabupaten dan kota. Serta pada
tingkat Dinas Pendidikan Nasional di propinsi Gorontalo untuk memperbaiki
dan menjaga reputasi pendidikan daerah.
4. Diharapkan adanya workshop persiapan UN ke depan oleh lembaga diklat di
daerah maupun pusat dengan bentuk Klinik pada mata pelajaran UN dengan
memperhatikan kemampuan uji yang berdaya serap rendah atau kurang.
C. REFERENSI
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat penilaian Pendidikan, 2008, Panduan
Kebijakan Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional untuk Perbaikan Mutu Pendidikan
UN 2008/2009, Jakarta, Depdiknas.
2. LPMP Gorontalo, 2008, Interpretasi UN 2007/2008.
3. LPMP Gorontalo, 2007, Interpretasi UN 2006/2007.
sakura4oc@yahoo.com
27
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt karena atas rahmat-Nya
sehingga penulisan Interpretasi hasil dan daya serap Ujian nasional 2008/2009 dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar sekalipun masih mengharapkan koreksi yang
konstruktif dari para pengguna.
Tulisan ini membahas dua bagian pokok, yakni Interpretasi Hasil dan
interpretasi daya serap Ujian nasional. Diharapkan pemanfaatannya adalah dapat
memudahkan bagi pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan perbaikan proses
pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan di daerah dan sekolah.
Interpretasi hasil dan daya serap ini disusun berdasarkan panduan kebijakan
untuk perbaikan mutu pendidikan melalui gali informasi data yang termuat dalam CD
yang merupakan analisis yang dibuat dan disusun secara kritis Oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penilaian Pendidikan,
dan Pusat kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.
Hal di atas dilakukan berdasarkan pasal 68 Peraturan Pemerintah No 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,hasil ujian nasional antara sebagai salah satu
bahan pertimbangan untuk pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan
pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Melalui interpretasi hasil ujian
nasional 2008/2009 diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang bagaimana
interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 pada mata di daerah kabupaten/kota di
Propinsi Gorontalo, dan bagaimana Interpretasi Daya serap per mata uji di daerah
kabupaten/kota Gorontalo.
Dengan demikian, interpretasi hasil ujian nasional ini adalah agar dapat
digunakan oleh para pengambil keputusan pada Diknas tingkat Pusat, Diknas Propinsi,
Diknas Kabupaten/Kota hingga pada tingkat satuan pendidikan sebagai salah satu
masukan atau feed back untuk perbaikan mutu pendidikan.
Semoga interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 akan bermanfaat. Kritik dan
saran dari berbagai pihak bagi penyempurnaan tulisan ini sangat diharapkan.
Atas segala kritik dan saran yang konstruktif tersebut disampaikan terima kasih.
sakura4oc@yahoo.com
28
Gorontalo, 25 November 2009
Firna Sari, S.Si
Nip. 19820207 200801 2 008
sakura4oc@yahoo.com
29
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………....i
DAFTAR ISI……………………………………………………………....iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 3
C. Tujuan....................................................................................... 3
D. Manfaat..................................................................................... 3
BAB II. INTERPRETASI HASIL DAN DAYA SERAP
A. Interpretasi hasil……………………………………………... 4
B. Daya serap…………………………………………………… 17
BAB III. PEMBAHASAN
A. Hasil Interpretasi……………………………………………....22
B. Daya Serap Per Mata Uji………………………………………22
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….24
B. Rekomendasi…………………………………………………..24
C. Referensi……………………………………………………….25
Recommended